#ya terus ngapain debat
Explore tagged Tumblr posts
Text
Debating on which hotel to booked only ended up booking the one we usually booked whenever we go to Semarang is 🤡🤡🤡🤡🤡🤡
0 notes
Text
Minggu terakhirku di bulan Oktober diwarnai dengan perjalanan ke Surabaya. Menjiwai lagu “Naik Kereta Api” yang literally Bandung-Surabaya-Bandung dengan percuma 😆 (mau sombong). Kurang lebih 11 jam perjalanan di kereta, kupikir bakalan bosen ya. Mau denger musik, paling sejam juga udah pegel telinga sahut-sahutan sama suara gujes-gujes. Drakoran pun jaringan internet timbul-tenggelam, not enjoying it. Buka laptop, ngapain? Hahaha bergoyang gitu buka laptop di kereta. Temenku memberi saran, main ke resto kereta aja makan cuanki atau Popso, tapi kok engga selera yaaa? Wkwkwkw. Aku lebih tertarik liat jendela aja, pemandangan sawah dan langit. Hamparan sawah di Jabar, sawah di Jateng, hingga di Jatim. Sama komposisinya 😂 beda dikit lah paling. Merhatiin itu semua tanpa banyak mikir sangat refreshing 🤣 gak kerasa 11 jam sudah, tiba di Surabaya magrib.
Jadi ceritanya, aku ini diundang buat isi workshop Pop-up di salah satu kampus kece di Surabaya. WOW! Sebuah pengalaman baru, semesta tiba-tiba menghubungkan aku dengan orang-orang baru yang punya spirit serupa. Berhubungan sama semesta lagi, aku jauh sebelumnya sempet ngeceng penerbit jurnal kampus ini. Cuma enggak punya kenalan ordal-nya hahaha. Akhirnya aku dapet, alhamdulillah sekali! Pertanda kudu beresin artikelku ini mah, yang udah mangkrak berbulan-bulan hiks. Kegiatan ini bikin aku inget untuk terus belajar lagi, observe lagi, dapet inspirasi lagi. Sungguh me-nye-nang-kan! Sebuah berkah. Lalu biasanya kan kalau aku buka workshop paling cuma 20-an peserta, ini ada 70 peserta. Aaaa, antusias banget mereka! Boleh ya aku ge-er dikit.
Main ke kampus kece itu pun memberi aku banyak visi tentang pengembangan sarpras studio. Memberikan aku insight tentang mahasiswa disana. Refleksi kembali dengan situasi kampusku. Bagian mana yang relate, bagian mana bagian mana… blablabla. Walau kumerasa kampusku terlalu membumi 🤣🤣🤣 meanwhile kampus kece ini sangat terasa atmosfir “the future is near”. Dari sini aku belajar. Asik deh pokonya, emang sebaiknya kalau bisa sering liat-liat ke luar jadi tau kondisi di kampus untuk pengembangan sarpras tuh perlu apa aja? Ciee gitu hahaha. Soalnya aku suka kampus kece tersebut. Pada tahun 2021, aku ada beberapa ide yang udah diajukan untuk sarpras, cuma entah kenapa diulur-ulur, ga terealisasi, malah jadi perencanaan lain. Jadi pas main ke kampus kece ini, dalam hatiku “Maksud aing teh nu jiga kieu taaah!” Hahaha. Namun sadar juga kalau kampusku beda elemen. Avatar kale ah!
Makasih Surabaya, makasih kampus yang kece ini ✨ kalian keren no debat. Mengiriii sedikit boleh ya? Tapi iri ini adalah iri yang positif. Bikin bahagia!
1 note
·
View note
Text
kue pancong dan gorengan
Langitnya nyaris gelap ketika Gaitsa dan Shufi menjauhi rumah. Sederhana saja, dibalut kaus lengan pendek yang sudah ratusan kali dipakai tidur, celana pendek tak senada, dan tanpa helm pelindung kepala yang ditinggalkan di teras rumah.
Pakai helm, kata Shufi sebelum si surai legam tancap gas. Lalu dengan enteng dijawab sambil terkekeh: cuma ke depan situ kok, nggak papa.
Maka di sini lah mereka sekarang. Keduanya duduk manis di bangku plastik berwarna merah, menunggu dua pesanan kue pancong matang sempurna, mengisi hening yang menyelip dengan bincang-bincang ringan perkara gorengan yang berada di ujung jalan, memanggil-manggil minta dihampiri, menggoda dengan aromanya yang mengeruak tanpa ampun.
“Mau risol?”
Yang ditanya mengangguk heboh. “Tadi Bang Genta nitip sprite, buat ntar malem katanya.” Shufi melanjutkan. “Emang mau ngapain ntar malem?”
“Loh?”
“Loh, emang ada agenda ya kita?”
“Main PS?”
Shufi menepuk dahinya. Terkekeh ia atas jawaban yang sebetulnya sudah dapat ditebak. Bahunya naik turun oleh tawa yang lolos, buat Gaitsa Arriefqi turut tertawa sambil jemarinya sibuk daratkan tepukan ringan pada punggung si surai cokelat.
“Kalian nggak ada mainan lain apa?”
“Ada,” kata Gaitsa di sela tawanya. “Kalo Bang Genta sih biasanya mainin perasaan orang.”
“Eh iya…” si surai legam menegakkan bahunya. “Itu yang cewenya Bang Genta gimana jadinya?”
“Kak Naya?”
Shufi mengangguk. “Katanya putus?”
“Putus apaan.” Gaitsa terkekeh sebelum akhirnya ia berdiri, mengambil kantung plastik pesanannya dari penjual kue pancong. “Makasih ya, Mas,” katanya. “Nggak putus, orang nggak pacaran.”
Kemudian seolah otomatis, Shufi mengikuti jejak langkah Gaitsa yang mundur dengan motornya. Ia melompat naik, kepalanya didekatkan kepada si surai legam untuk dapat dengar lebih banyak perkara Genta-dan-mantannya-yang-ternyata-bukan-mantannya.
“Bang Gentanya males, katanya, Kak Naya juga udah males kayaknya.” Kata Isa, suaranya lebih kencang dari biasa sebab menembus angin sore. “Bang Genta ya deketin cewek baru, Kak Naya juga deket sama adek tingkat. Aneh hubungannya.”
“Terus, kalau nggak pacaran gitu bilang udahannya gimana, deh?”
“Bukannya lo pengalaman, ya?”
Shufi memukul bahu si surai legam, buat yang dipukul mengaduh pelan di sela kekehannya, lantas pada hening yang menyelip sejenak, Gaitsa Arriefqi menurunkan standar motornya. Perbincangan tak begitu penting perkara jenis-jenis gorengan yang dibeli tak ditangkap baik oleh rungu Shufi Rachmad, hanya saja ia mendengar beberapa kata yang menarik seperti: risolnya aja banyakin ya bang, kemudian terkekeh.
“Lo emang gimana udahannya sama yang dulu, Fi?”
Shufi meringis, “kok jadi bahas gue, dah?”
“Ya nggak papa ... kepo aja.”
“Gitu aja, nggak bilang kayak lo-gue end, gitu enggak.”
“Nggak ada closure dong?”
“Him being a jerk is enough closure for me.” Katanya. “Kalau nggak ada closure mah gue nggak bisa sama lo sekarang, Sa.”
Gaitsa terkekeh. Kalau bisa ia larutkan wajahnya yang memerah ke minyak panas penggorengan, rasa-rasanya Gaitsa akan lakukan hal serupa.
“Kalau Garda,” Shufi bergumam pada selanya. “Pacaran, ya?”
“Mana ada” Gaitsa menjawab. “Masih kecil gak boleh pacaran dulu.”
“Bukannya lo dulu SMA udah punya HTS, Sa?”
“Kata siapa, coba?”
“Yang katanya HTS dua tahun, tuh.”
“Temen doang itu, mah” Gaitsa melanjutkan. “Bukan HTS.”
Si surai cokelat mengangguk-angguk, tak ingin lanjutkan debat mereka di hadapan tukang gorengan sore ini. Napas panjang ditarik olehnya, lantas netranya berlari memutus tautan dengan milik Gaitsa. “Kalau lo?” Ia melempar tanya. “Kalau kita?”
Gaitsa mengulurkan kuasanya seraya ia mengulas senyum. Jemarinya singgah tuk rapikan helai surai sang kasih yang jatuh membingkai wajah rupawannya. “Sekarang juga bisa.” Katanya. “Kalau ditanya jadian di mana, nanti dijawabnya di depan tukang gorengan.”
Tawa lepas memenuhi ruang kosong yang meriuh. Shufi mengenggam jemari Gaitsa yang bersarang pada surainya. “Yaudah atuh.”
“Yaudah apa?”
“Yaudah pacaran aja kita sekarang.”
Gaitsa terkekeh. “Kamu udah siap emang?”
Kamu.
“Nanti aja deh, Sa.”
Si surai legam lepaskan kekehannya begitu bebas. Ia mengangguk, menyanggupi pinta Shufi yang kini meringis, menggaruk tengkuknya kikuk.
“Iya, nanti aja.” Kata Isa. “Gini aja dulu, nggak perlu buru-buru.”
“Tapi lo mau nunggu kan, Sa?”
“Lo suruh nunggu sampe lo jadi presiden juga gue mau kok, Fi.”
“Itu emang udah planning lo kan, pacaran sama presiden?”
“Planning gue mah pacaran sama lo, Shufi, bukan sama presidennya.”
Merah merona merambat pada pipi Shufi yang naik oleh senyumnya. Ia menunduk, melarikan diri dari manis kata demi kata yang lolos dari si surai legam. Napasnya terasa ringan, sebuah kotak telah dipenuhi bunga-bunga dalam batinnya. Perasaan yang tak hanya didominasi kasih sayang, tetapi juga rasa aman yang menyelimuti.
“Makan gorengan sama main PS dulu hari ini,” kata Shufi. “Pacarannya kita tunggu sampai gue jadi presiden.”
0 notes
Text
Aku dan Dua Orang Personil Teh Tarik Cantik 🫖🧋
Gak terasa ya, tiga tahun lewat udah dijalani masa perkuliahan dengan dipenuhi waktu-waktu ga jelas mau ngapain kecuali revisian dan nungguin konsultasi sama dosbing. wk. Kadang suka geleng-geleng kepala aja, kalau ternyata dulu sebegitu aneh dan uniknya kita. Masa-masa kenal dan dekat juga pas awal semester 4. Itu pun kebetulan banyak satu frekuensi karena pernah satu kelompok, terus mulai deh mendekat, merapat, cerita ngalor ngidul, sering main ke kos, minum BAM dan sebagainya (udah macam pacaran aja dah). Intinya bener-bener random. Hal lain yang bikin kita deket yaitu pas mau ikutan lomba di Bandung.
Kebetulan sama-sama pengen nyari sertifikat (yang mana katanya kalau buat daftar kerja itu penting) serta jalan-jalan juga nyari pengalaman sebelum lulus. Sempat dihujani ketidakpastian dan juga down sih gara-gara tabrakan sama jadwal himpunan. Kalau diinget2 lucu banget, Dulu itu gak saling kenal, bahkan benar-benar gak terpikirkan kalau sering kemana-mana bareng. Suka sama teh tarik tante kantin sampe tante kantin dan pegawainya udah hafal dengan kita.
Lucky me to have you are. Even though sering beda pandangan bahkan gak jarang debat terus sedieman (eh tapi emang beneran pernah lho). Sayangnya itu semua hampir tiap hari hahahaha.
But, I like to debate with u both! Udah kayak mau wisuda aja besok, padahal masih harus seminar hasil dulu. It's okay gapapa.
Semangat ya kita buat wisuda, geser tali toga menuju masa depan cerah insyaAllah. Aamiin.
See ya, my sweety milk tea ❤
0 notes
Text
Interview w/ My Soulmates!
Wawancara adalah percakapan terstruktur dimana salah satu partisipan mengajukan pertanyaan dan partisipan lainnya memberikan jawaban. Dalam bahasa umum, kata "wawancara" mengacu pada percakapan empat mata antara pewawancara dan orang yang diwawancarai.
Tapi, wawancara di sini adalah wawancara untuk saling mengenal Soulmates satu sama lain. Aku udah menyiapkan beberapa pertanyaan untuk Soulmates dan juga jawaban dari mereka. Berikut adalah hasil dari wawancara tersebut. 📃
A. Akhir-akhir ini, kamu lagi suka ngapain aja kalau lagi ada waktu senggang?
B. Kamu punya nicknames dari member / fans nggak? Kalau punya, sebutin dong apa itu nicknamesnya.
C. Makanan kesukaan yang sampai kapanpun itu kamu nggak akan bosan makannya meskipun dalam porsi yang banyak.
D. Lagu yang akhir-akhir ini kamu suka dengerin apa? Soalnya, mau aku masukin ke dalam playlist aku, nih. (Boleh sebutin lebih dari satu, ya.)
E. Selama sebulan menjadi Soulmates, ada kegiatan/misi yang udah pernah kita jalani di retainyouth yang paling kamu sukai dengan misi itu nggak?
1. @MlNJIQIM ( Amora J. C. )
JAWABAN DARI SOULMATES
A. Akhir-akhir ini aku lagi mood banget baca buku, udah khatam dua buku loh sehariian ini. 😎 #maafpamer
B. Ada! Hyein-ie bilang aku itu NewJeans’s official goddess. :3 aku juga dijuluki cleaning queen karena suka bersih-bersih. >__<
C. Bakso sama mie. LUV BANGETTTTTT APALAGI BAKSO URAT. T____T
D. Aku lagi dengerin lagunya BTS sunbaenim yang judulnya house of cards, hold me tight sama autumn leaves. :3
E. Misi yang sekarang aku suka soalnya bikin tau tmi dari setiap soulmates! >__0
2. @hdnyujin ( Achielle )
A. Aku sekarang kalau senggang itu suka memanfaatkan waktuku dengan tiduur, kalau engga biasanya aku suka cover-cover lagu yang lagi hits sih, noonaaaa.
B. Aku biasanya dipanggil sama ZEROSE itu Yucil, bunny sama peach!
C. MALAAAATANG, tapi itu makanannya harus dibantu abangku... soalnya porsinya besar... aku gak bakal habis makan sendiri....
D. Laguku yang judulnya Sunday Ride, noona harus denger kalau misalnya noona suka yang cheerful-cheerful gitu!
E. Ini sih noonaa, aku jadi bisa ngobrol banyak sama soulmates.
3. @hanznni ( Sachi Eleonora Dominique )
A. kalau lagi liburan atau waktu luang aku suka street feeding, jogging, nonton youtube seharian, explore film & lagu bagus, coba resep masakan baru di dapur !
B. achi...? sachi aja udah suka sih. achi kayanya lebih effort. ; ] oh, bunny juga bisa, soalnya aku suka dipanggil gitu !
C. martabak telor yang ada ayam suwirnya ! enak banget demi apa. asin manis asam-nya tuh perfect sekali. ❤️
D. lagunya charli xcx ini nggak pernah aku skip dari daily listening ! 🥺 https://t.co/CgikZ75h2l
E. pas ts jadi companions ! asli seru banget jadi kak cakra. mana lucu banget samaan typing & emot sama cakra lain. 😭
4. @feonghyeon ( Arjuna Nanindra )
A. Akhir akhir ini saya lebih suka jalan jalan terus ngefoto langit cerah.
B. nicknamesnya sih gak jauh dari jeonghyeon, leejeong atau wolfpuppy.
C. Matcha! Saya suka sekali sama matcha
D. Saya dengerin lagu lagunya colde sunbaenim, salah satunya wa-r-r
E. Waktu misi cari identity saya rasa itu yang paling seru, sama gamenya winter nuna yang monopoli kalau gak salah
5. @Seongmhwa ( Nalesha Dirandra K. )
A. main RP pastinya, kebetulan lagi banyak waktu luang jadi dipake buat istirahat sama main idol-idolan. 😆
B. ddeonghwa = itu kayak versi lucunya nama aku ajaa, bunny = soalnya katanya aku mirip kelinci, mom = karena aku kayak mamanya memberku yang lain! > __ <
C. indomie no debat, rela usus buntu demi indomie. 🥺
D. aku lagi suka banget dengerin lagunya aespa yang supernova sama armageddon, terus mcr yang the world is ugly, dan engga ketinggalan laguku yang baru judulnya work!
E. aku paling suka misi yang dm-dman kayak gini sama yang mintain nama contact kemarin soalnya bisa sekalian bonding sama BFFs. > __ <
6. @Jeehyuk ( Davian Mahendra L. )
A. Akhir akhir ini, abang kalo senggang lagi suka tidur dan nonton film sama temen abang! Kamu udah nonton yang Hierarki itu belum, Laoi? Abang lagi on going nonton itu sama temen abang. Ceritanya lumayan seru!
B. Banyaaak! Jaejae, Jjack Jjack, Jack and Jack.
C. Chocolate! Kayaknya abang gak bakal bosen kalo makan chocolate terus 😭😭😭
D. Glad You Exist nya Dan+Shay! Abang udah dengerin ini dari lama dan gapernah bosen. Kalo mau versi accoustic nya juga adaa! Kalo galau gitu abang suka dengerin Thank You nya Asahi x Haruto unit sama Hold It In.
E. Sebenernya abang suka misi ini, soalnya jadi makin banyak ngobrol! Tapi durasi nya kurang lama (kode biar extend) 😭😭😭
7. @Wonyuoung ( Steffi )
A. aku lagi suka nonton drakor aja sihh sama ngobrol! ngobrol me time sama pacarku soalnyaa lagi drained bangettt akhir-akhir ini jadinya gak mood buat ngapa-ngapain!
B. princess bunny! hehehe dari mu beloved dive!
C. spicy beef?! sushis!! pokoknya semua makanan pedas sih aku gak akan bosen!!
D. aku lagi suka OTT by IVE, so let's go see the stars by BOYNEXTDOOR, cinta pertama di jam 7 lewat 12 by JKT48
E. aku paling suka pas tukeran kontak nickname!! lucu lucuu bangett
8. @wiunter ( Gracelle J. )
A. aku biasanya nonton atau tidur buat istirahat gitu:"
B. adaaaa. tongtong atau nongnao. sebenernya banyak sihh..
C. KWETIAU 😭😭😭. enak sekali kwetiau
D. aku lagi suka dengerin bahama aespa, sama it's you nya dew jirawat. tapi it's you belum ada di spotify dehhh
E. aku paling suka yang dibuatin nickname 🥺.. soalnya lucu² bangett
9. @younjungl ( Neena Evanthe )
A. aku suka tidur wkwk suka rebahan, nonton film jugaa. kalo produktif aku suka bikin kue, latihan gambar, terus jalan-jalan ke art exhibition
B. temen-temen deketku sering panggil aku pake Ggonjung, itu Go-Younjung disingkat atauu Go! doang saking magernya mereka manggil nama Younjung ㅠㅠ. nah kalo as writer aku dipanggilnya Nina gitu sih biasanya, itu dari nama OCku Neena Evanthe
C. WOW, kebetulan ada makanan yang aku makanin terus. aku sukaaa banget sama Jelly. bener, jelly tuh bisa aku makanin terus dalam porsi yang banyak. hotteok sama bungeoppang juga!
D. ini bukan pamer karena yang nanyain Rei ya kkk ini beneran aku suka lagunya Heya dari IVE 🤍 lagunya aespa yang Live My Life aku juga suka. kalo lagu Heya itu berasa masuk ke dunia lain, kalo lagu Live My Life itu berasa sejuk aja gitu dengernya
E. semua mission aku sukaa. paling suka dan berkesan itu pas manito. Cakra baik banget sampe ngebantu aku yang clueless pas itu. di hari itu Cakra really made my day pokoknya! 🥺
10. @Pailiiu ( Leora )
A. Aku lagi suka nulis diary akhir-akhir ini hehe menyenangkan.
B. Punyaaa! Paipai, bamboo, apalagi yaaa. 🤔
C. Eumm... cookies? Cake? Kalo porsinya banyak dan terus menerus aku tetep bakalan bosen sih. 😣
D. Lagi suka dengerin Armageddon! Semua orang juga gitu gak sih? >__<
E. Aku paling sukaa waktu jadi manitomuuu hehe ;p
0 notes
Text
Hellooooo!!
Gila juga udah berapa lama ini kita tidak menulis di tumblr ini…
Biasanya gw nulis nulis gini pas patah hati, tapi kali ini beda kali ini tangan.. Alhamdulillah gak patah tapi geser aja ni sikut membuat pemulihan jadi luar biasa berkala dan butuh waktu.
Tapi ternyata luar biasa rasanya coyyyy!!!!
Ok, berhubung gw gak berkegiatan apapun jd gw mau bercerita… wkwk!! GILAAA UDAH LAMA BGT INIII GAK BIKIN GINI!!! ahahahaa
Jadi berawal di 3 minggu lalu, gw lagi mau jd pembicara di Acara Kantor gw. Gila bgt coy, seorang gw, disuru jd pembicara… Jujur kehormatan dan thank you bgt panitia!
Tapi yhaaaaaa ketika 2 jam niii sebelum Acara…. Bisaaaa bisaaaanyaaaaa gw mengisi waktu luang dengan main alat keseimbangan, YANG MANAAAAAAA GW NYA PUN BOROOO IMBAAANGGGGG….
Waaaaaaaaaahhhh itungan detik, “BROOOKKKKKKK!!” gw jatoh dan gw liat sikut gw LOOOSSSSS BROHHHHH!!!! GAK PADA TEMPATNYA LAGIIIIIIII ANJIIIIRRRRRRR!!!!
Sumpaaahhh sakitttt bangetttf IYAAAAAAA!! tapi hati gw kayak hancuuurrrrrr bangettttttt… SUPER SHOCK!!! dan si Kania overthinking iniii wah gilaaaaaaa pikiran gw udah… “anjir hidup gw berubah”, “anjir gw meninggal gak kuat sakitnya”, “anjirrr klw pun idup pasti gw ngerepotin org lain dan akan didoain better mati”,, ANJIR SUPER SHOCK!!!!!
Asli itu rasanya yaaaa semua orang ngomong, semua orang tanya keadaan gw, tapi gilaaa… GAK BISA DAN GAK SANGGUPPP APA APAAAA!!!
Gw bener bener mau marah tp ada satu orang yang bilang, “Mbak Kania sabar, ini cobaan, ini dosa dosa Mbak Kania juga lg ikut diambil, Mbak Kania sabar..” Sumpah gw asli dimana gw cuma bisa nangis dan menata hati gw. Apa yg setelah ini bisa gw lakukan?! Tenang. TAPI ASLI!!!! se-sulitttt ituuuuuuuu…. Tapi gw pikir pikir, bener juga ni anak.. Ini pasti teguran 🥲
TAPI GILA SAKITTT BANGETTTTT!!!
Sampek gw mikir, anjir patah hati gak ada apa apanya COY!!!!! INI SAKIT BGT BANGSAT!!! Astagfirullaaaaahhh…
Trus terdengar lahhh, ini menurut gw hal lucu… Jadi, ada perdebatan antara Boomer dan Gen Z!!
Boomer: JANGAN NANGIS MBAK KANIA!!! JANGAN NANGIS!! IYA TAU SAKIT!! SABAR JANGAN NANGISSS!!!! Semua orang juga pernaaahh!!
Gen Z: Gak papa Mbak, nangissss ajaaaaa.. Jangan ditahan, namanya juga sakit! Nangis wajar Mbak Kania!!
Boomer: Ya masa dibiarin nangis terus sih, kan diliatin orang orang!
Gen Z: Ya gapapa dooong!! Masa harus dipendem pendem orang sakitt kokk..
dalem hati gw si ngikikk sembari mikir klw gw sehat gw terkam ni orang2, JAN BACOT LAUUUUUU!!! wkwk
Tapiii yaaa saat itu gw, cuma bisa mikirin diri gw sendiri… SORRY!! Gw benar benar melakukan hal yg senyamannya guwaaaahhh… Jd percuma lw pada debat. 😏
Tapi melihat temen temen gw gercep, trus pada nemenin gw ke RSUD Pasar Minggu yg kayak Palestina ituuu trus mindahin ke RS Siaga trus bawa ke Rumah trus di Rumah jg langsung ada yg bawa ke Tukang urut… ANJIRLAAAHH speechlesss bangettt gw!!!
Yang tadinya gw mikir, dosa apaaaaaaaaaa gw sampek jatohhhh… Justru jadiii, pahala apaaaa yang udah pernah gw lakuin smp pas gw sakittt giniii semuaaaa orang peduliiii gini gilaaaaaaa!! Gila yaaa seberuntung itu gw, dari jatoh smp masa penyembuhan ini bisa dibilaang lancar ya walau lama siiihh.. *tetep ngeluh
Tapi tetep, sedihnyaaaaa…. Harusnyaaaa temen temen keluarga semuanya kumpul tuh pas gw sehaaatttt bukan pas gw sakitttt 😭 *tetep sedihhhh!! Tapi Ya Allah semoga semuaaa dipertemukan lagiii ketika Kania sehat wal afiat dan bahagia ya Allah. *hhmm mellow 🥲
Kadang gw ngerasa, mereka tu sabar banget yaaaaa temenan sama gw yg adaaaaaa ajaaa nii kisahnyaaaaaaaa!! Semoga mereka selalu sehat dan bahagiaaaa kayak gw ❤️
Btw masa gw baru tau, di sisi lain, pas gw jatoh, ada yg ngomong, “Lagian udah tua gak sadar diri… Ngapain naik gituan!” IIIIHHHHHHHHHHH *busuk ya hatinya pasti dia mati lebih dulu dari gw 😌😌😌
trus gw diceritain, pas gw jatoh org org yg ngambil foto harus ngapus semua krn takut tersebarr dan merusak acara… Ya gak tau bener apa gak tapi yhaaaaa Tuhan mah Maha Tahu! dan gw yakin Allah mah sayang sama gw 😌
Sebar gak kesebar, yang penting kenyataanya gw jatoh, sakit, dan masa penyembuhan ini harus gw tetap jalani dan bersemangatttt!! Bismillah gaes, gw pasti bisaaaaaaaa!!!!
0 notes
Text
Rafflesia
Kemarin udah ngetik dua baris di laptop mau ngepos ini. Kemudian, karena satu dan lain hal, tidak jadi selesai dan pulang. Sekarang ini posisi di Gladstone Link lantai bawah dan akhirnya bisa juga memulai ngetik lagi.
Duh banyak banget lagi yang mau diceritain.
Mulai dari mana yah.
Ok. Recap week dulu Kali yah. When was my last post? (Brb checking). Oh, yang googling.
Baiklah. Mungkin lebih ke how my February is so far aja yah. Sejauh ini OK sih. Weekend kemarin Sabtu ke ulang tahunnya Najlaa yang ke-5. Sangat seru dan... unusual. Tapi, berhubung itu bukan kali pertama ku ke acara ulang tahun bocil, ku tidak kaget lagi. Ku kemarin beliin DIY painting tea-cup set gitu nyari di Amazon for £11(?) buat hadiah ulang tahun. Pas lagi acara, ku merasa a bit overwhelmed dan kepanasan, dan untungnya di belakang community hall ada cafe! Jadinya ngopilah saya sambil vidcall sama Mita. Setelah acara selesai, bantuin beres-beres terus main di playground sama Rashid. Balik dari situ masih jam 17-an, akhirnya ke Joe & Juice di Westgate ngelanjutin baca Americanah (ku sekarang sudah halfway the book! Lagi bagian Obinze pertama kali sampe London).
Gara-gara baca, ku jadi pengen nulis deh, fiksi. Tapi masih pikir-pikir tentang apa. Kayanya dulu di tumblr lama masih suka nulis very short cafe dialogue between couples gitu, yang ku-bayangin kalau aku in a relationship, very cliche bits. Tapi, yaudah cuma sekali-dua kali aja, terus berhenti. Hmm nanti deh dipikirin. Premise yang kebayang pertama kali: “perempuan Indonesia (negara dunia ke-3) datang ke Oxford (kampus yang dianggap super elite, bahkan di negerinya sendiri), dan discovering hal-hal yang ‘tidak biasa’”. Tapi inimah malah jadi auto-biografi nanti HAHA. Dan daripada membuat diriku sebagai protagonis suatu cerita, lebih baik ku menulis dengan suaraku sendiri, jauh lebih bebas.
Anyway, terus habis dari baca beberapa chapter Americanah itu aku pulang. Hari Minggu-nya ngapain yah. Oh, nonton debat. Sampai setengah jalan bosan dan cabs ke bioskop nonton Poor Things-nya Emma Stone. Sangat... intriguing, walaupun not really my cup of tea. Literally Barbie tapi versi adult. Terus dilanjut makan sama Deva. Terus pulang.
Ku juga habis nyelesein series Mr. And Mrs. Smith-nya Donald Glover dan Maya Erskine di Prime. Bagus menurutku. Ku suka banget rumah mereka yang di New York sih. Dan the Dolomites? Lake Como? Chef’s Kiss. Akhirnya ngegantung tapi gapapa, membuka posibilitas untuk season ke-2.
Sekarang lagi nonton Expats-nya Nicole Kidman. Ku suka karena backgroundnya adalah elite expats yang tinggal di The Peak Hongkong. Mereka dan supir serta ART-nya. Sangat familiar, yet also weird, karena aneh aja gitu ngelihat orang putih punya mbak… Acting-nya yang stellar cuma si Nicole Kidmannya aja. Yang lainnya super meh. Gatau sih tapi suka apa nggak, karena masih on-going dan episode baru akan keluar tiap Jumat.
Kemarin ku sudah sempat bilang di insta-story tapi belakangan ini Prime lumayan OK kontennya. Sejak Saltburn keluar di situ, terus ku juga lagi nonton dari awal Modern Family di situ. Kayanya ada serial Korea juga deh yang ada di situ. Marry My Husband. Katanya bagus juga itu.
Minggu ini super meh udah Rabu dan betulan kerjaan males banget ngerjainnya HAAAA. Doakan aku besok bisa mulai ngelab dari pagi ya wankawan.
Anyway, balik ke judul: Rafflesia.
Jadi, ceritanya kemarin ku lagi makan sama Hanif di Linacre, bahas “weekend kemarin ngapain aja? Gimana jadinya? Pilih siapa nanti pemilu?”, sampai tiba-tiba disapa mas-mas “Sorry. Are you from Linacre?”. Kebetulan Hanif dan aku bukan anak Linacre, terus ngobrol sampai kami tahu bahwa dia adalah fellow di Linacre. Terus dia nanya “where are you from originally?” “Indonesia”, terus dia yang frantic heri gitu (ps. Heri stands for heran sendiri, it’s a new lingo I learned recently and now that I found a moment to try it, I did).
Intinya kemudian dilanjut dia cerita kalau dia akan ke Indonesia in 2 weeks to see Rafflesia. Dia biologist looking at parasitic plants. Terus pokoknya sampai dia nunjukkin foto-foto dia pas di Indo, foto sama rektor Universitas Bengkulu, foto sama Bapak-bapak di Embassy RI di London, foto Pak Joko dari BRIN, Mas Deki, Dang Zul. Pokoknya name dropping (yang mana ku ingat semua karena sangat charming masnya ini) dan nunjukkin foto-foto dia makan di rumah warga (yang mana makanannya sangat enak). Terus dia juga managed to show off his art??? Dia ternyata selain saintis, yang mana officenya berada di botanic garden oxford, juga adalah artist, pake pensil dan oil colour/watercolour. It just so happened that dia lagi ada exhibition di Divinity School???
Terus juga gak sengaja muncul foto dia dan kue dengan gambar Rafflesia gitu, dia bilang “oops that’s cake from my publisher” “oh you are writing a book?” “yes it’s coming out soon!”.
Terus dia angkat telp. Dia sempat nanya researchku dan hanif apa juga sih. Terus “how do you find Oxford so far?” terus kutanya balik “how did you find Indonesia?”. Dia juga ngebikin aku dan Hanif ngirim voicenote ke Mas Deki ngomong pake Bahasa Indonesia. Ku cuma bilang “semangat bekerjanya!” Kami tuker-tukeran akun insta juga. Dia follow aku balik. Lalu, dia pergi setelah ngobrol panjang lebar.
Habis dia pergi, ku bilang ke Hanif “I don’t think I will talk to random people the way he did. He’s so… charming… and friendly…”. Hanif bilang “itu orang yang confident levelnya tinggi banget aja gaksih”.
TERUS BENER DONG.
Intinya, sampai office, ku googling dia siapa, dan emang udah top researcher banget. Dia deputy director di Oxford Botanical Garden dan Arboretum. Bukunya dah banyak. Terus sebagai artist juga karya dia bagus-bagus banget. Ku-kasih link di sini aja ya: https://www.obga.ox.ac.uk/people/chris-thorogood PUSING GAKSIH LO...
Anyway, tapi iya… di Oxford tuh se… unreal itu akses ke orang dan fasilitasnya. Belum lama ini juga di departemen-ku ada seminar speaker si Mike Clare. Ku kabarin Arif kan, karena belakangan ini dia habis ngerjain proyekan Menkominfo mengidentifikasi hazard buat kabel optik gitu. Terus Arif yang “Wah, Bu. Itu paper dia kami sering pake buat referensi, terus Ibu bisa ketemu langsung sama dia... what a privilege...”.
Kemarin juga ku menyadari episode privilese akses berada di Oxford lain terkait buku, yang aku tweet di: https://x.com/nonioktvn/status/1755176887863693321?s=46&t=ncNdXryFNbjPWAwqvBSH-w
Betulan setiap hari rasanya hanya ingin bersukur aja. Yaudah seperti itu dulu tulisan keajaiban hidup Asri di Oxford. Terima kasih YaAllah udah dikasih experience seperti inii. Semoga ku bisa memanfaatkannya dengan baik Aamiin.
Gladstone Link, 16:10 07/02/2024
0 notes
Text
JIKA KOMA MASIH MENDAHULUI TITIK (3)
JIKA KOMA MASIH MENDAHULUI TITIK (3)
“Do, lu serius mundur jadi ketua sie acara?”
“iya Man, serius.”
“Kasih gue alasan yang jelas lah kalo lu mundur. Gue jelasin apa ke anak-anak.”
“Gue gak mau ribut sama pacar gue. Kan uda gue jelasin.”
“Gila ya. Makin gak jelas deh pacar lu. Ah, heran gue.”
“sorry, Man.”
“Beneran dia cemburu sama Alea? Yang bener aja dong. Seantero gedung fakultas juga tau kalo alea tuh engga ganjen ya. Dia tuh professional. Engga kaya pacar lu yang cuma bisa ngereog.”
“Udah dong Man. Gue tau lu kesel banget. Tapi plis, maklumi keputusan gue lah.”
“maklumi gimana woy. Ini namanya engga professional. Gila aja ya. Terus siapa yang bakal gantiin lu. Udah mepet nih tanggalnya. Main cabut aja lu.”
“Zafri bisa kok gantiin gue. Dia aktif. Dia juga bisa koordinasi sama Alea.”
“Lagian dari mana sih info yang pacar lu dapet. Kan Alea juga ngubungin lu seperlu dia aja. Mana ada dia genit sama lu. Gak percaya gue.”
“bukan masalah alea genit apa engga sama gue, tapi pacar gue ngeliat gue beda aja kalo sama Alea. Gue juga gak paham beda gimana. Tapi beneran deh. Gue males debat sama dia.”
“ Yaudah, panggil semua sie acara deh nanti sore. Gue kasih tau Lea buat ke sekre nt sore jam setengah empat ya.”
***
“Zaf, elu tau kan. Kalo Edo bakal ngundurin diri dari ketua sie acara. Lu siap ga?”
“Iya, Kak Manda, aku siap.”
“Oke. Nanti kamu bakal sering koordinasi sama Alea. Jadi yang aktif ya. Soalnya sie acara paling krusial”
“iya kak. Nanti aku bakal hubungi Kak Alea.”
“Halo guys. Ada apa nih? Kok tiba-tiba ngumpul?”
“Le, cepetan sini masuk.”
“iya Kak Manda.”
“Lu aja Do, yang jelasin ke Alea. Masih sebel gue”
“mmm.. ada apa sih kak Manda, kok mukannya kesel gitu”
“Tau nih Edo bikin orang pusing aja”, Manda sedikit berteriak.
“Uda dong Man. Jangan kesel gitu. Gak enak diliat anak-anak.” Edo berbicara lirih.
“Jadi gini Le, gue mundur dari ketua sie acara, yang gantiin gue Zafri ya.”
“ Oh.Iya kak. Nanti aku obrolin progres acara sama Zafri.”
Tanpa bertanya alasan mengapa Edo mundur, Alea sudah sangat memahami apa yang terjadi. Dia mendengar berita kecemburuan pacar Edo dari Rara.
“Oke Ra. Makasih ya. Sorry kalo dadakan.Semangat ya Ra.”
“Iya Kak. Pasti. Makasih ya.”
“Gue pamit dulu ya. Gue rasa Alea dan Zafri udah paham harus ngapain.”
Setelah Edo keluar ruangan, Manda pun menyusul pergi. Tertinggal Alea, Zafri dan dua anggota tim acara di ruangan itu.Dan, perkenalan resmi antara Alea dan Zafri pun terjadi.
“Halo, Kak Alea. Aku Zafri. Baru sebulan jadi mahasiswa di sini.”
“Iya Zaf. Gue Alea. Makasih ya da mau gantiin posisi Edo.”
“Jadi progres acara baru sampe bagian latar belakang acara sih kak. Buat tempat dan pembimbing kegiatan ini uda fix.”
“Oh, iya. Berarti kurang susunan acara dan susunan kepanitiaan ya?”
“ Iya kak. Kita bertiga uda ada draftnya sih. Tapi masih ragu gitu”
“ Oiya, nanti gue coba liat ya”
Setelah sampai kos, ponsel Alea berbunyi. Tak lain itu adalah telfon masuk dari Rara. Dan pastinya, Rara ingin memeriksa keadaan Alea.
“Eh, serius Kak Edo beneran mundur?”
“iya. Tapi gue gak tanya, kenapa dia mundur. Gue gak mau basa basi tadi. Soalnya Kak Manda keliatan marah banget tadi sama Kak Edo.”
“Ya, jelas lah. Gila tuh emang pacarnya Kak Edo. Masak nyuruh mundur dari kepanitiaan di H-7 hari mana progres acara baru 30% kan.Terus alay banget tau pake ngancem bakal ngelaporin Kak Edo ke orang tua dia kalo ga keluar dari kepanitiaan. Pusing gak tuh Kak Edo. Kalo jadi gue uda pasti gue maki-maki deh.”
“Eh parah banget. Ga paham lagi deh gue. Bisa ya, orang cinta tapi se toxic itu.”
“Eh, Le, terus yang gantiin Kak Edo jadi siapa? Zafri kan?”
“Iya, si Zafri.” Jawab Alea singkat.
“Wah.Uda kenalan dong lu sama dedek cakep.”
“Ih. Apaan sih Ra. Jijik gue denger lu manggil Zafri kaya gitu.”
“Haha. Gimana-gimana? Oke kan dia?
“Iya buat kesan pertama sih dia biasa aja. Sopan kok anaknya. Keliatan kalo aktif dan tanggung jawab. Tadi dia pake kacamata”
“Uda gitu doang? Kapan jalan barengnya?”
“Ha? Mana ada? ya engga mungkin lah. Tadi Cuma bahasa progress proposalacara bentar terus pulang. Uda mau magrib juga.”
“dia uda ngubungi kamu belum?” tanya Rara penasaran.
“Belum kayaknya. Udah ah. Mau mandi aku.”
“ Le, plis banget jangan kaku-kaku kaya kabnebo kering ya sist.Lebih luwes gitu kalo ngobrol sama adek cakep. Ngobrol nya sambil makan siomay atau bakso kesukaan lu gak apa-apa banget.” Rara begitu girang.
“Ih apaan. Nanti ngobrolnya di kampus aja lah. Biar orang-orang tau kalo lagi bahas kerjaan bukan kencan.”
“Ih. Kaku banget sih jadi manusia”
“udah ah. Bye Rara. Gudnite ya”
Tak lama dari telfon Rara yang berakhir. Ada satu pesan masuk dari nomor asing.
“halo kak, ini Zafri, besok kakak ada acara gak setengah empat? Aku sama teman-teman acara mau ngobrol buat diskusiin susunan acara sama kepanitiaannya.”
Tak disangka. Pesan ini merupakan pesan pertama menuju pesan-pesan berikutinya antara Alea dan Zafri. Tidak satupun dari mereka membayangkan betapa riuhnya cerita mereka. Tidak pernah terbayang dibenak Lea bahwa akan ada fase dalam hidupnya begitu sulit menerjemahkan apa yang ada di hati dan pikiran dia. Suatu rasa yang baru pertama muncul dari sosok yang tidak pernah terbayang sebelumnya.
Bersambung.
#5CC#5CC18#bentangpustaka#writingcareerclass#cerpencareerclass
1 note
·
View note
Text
:)
Akhir tahun ini seperti awal baru buat hidup saya. Usaha kontruksi gue diambang kebangkrutan karna ulah orang yang tidak bertangung jawab, membawa kabur uang perushaan and ada beberapa project gue diyogyakarta rugi ratusan juta, and ditambah Tabungan makin menipis, Yang bisa saya syukuri adalah, saya sudah tidak rutin konsultasi ke psikolog karena kondisi mental yang jauh lebih sehat. Di sisi lain, saya harus merawat dan membesarkan perusahan konstruksi yang memang sudah saya rintis selama 7 tahun yang lalu, seperti memulai hidup dari nol lagi.
Pas gue silahtuhrami dengan rekan gue disalah satu kota, saya ngobrol sama temen saya. Sama-sama cowok dan berlatar sebagai pengusaha, Sama-sama di atas dua puluh lima tahun. dan sama-sama mengalami fase sulit dalam bisnis nya yang dihantam pandemi tahun lalu. Cuman beliau saat ini mendapatkan modal dari ayah mandiri dan ayah Bri hehe, gue seneng banget sama pencapaian beliau.
Tiap ngobrol soal ini sama temen-temen gue, kami jadi bicara soal titik start yang beda banget. Bukan buat bandingin sih. Tapi namanya anak, kadang kalo dibantu orang tua buat modal usha, tetep masih ada kepikiran:
Syukurin aja. That's your privilege. Tidak semua orang dikasih rezeki kayak gitu. Orang dewasa perlu ninggalin rasa gengsi. Kita perlu punya awareness tentang apa aja yang bisa kita manfaatin untuk hidup dengan baik. Selebihnya, kalau kita punya kelebihan, kita bisa bantu lingkungan"
"Kamu habis ini ngapain? Mikir pinjaman ke bank juga?"
"Aku mikir escape plan biar ga hidup dalam survival mode terus"
"Ngapain?"
"Coming soon..."
Perjalanan hidup itu sangat personal. Kita tidak bisa membanding-bandingkan diri kita dengan teman kita. Gue keinget dulu pas kuliah, gue sering banget diskusi perihal dana APBD dan APBN akhirnya gue belajar tentang Dana APBD. Sampe sekarang kerjapun dibidang kontruksi, dan akhirnya juga dapat project sebagai konsultan pengwas ditangerang selatan pada tahun 2015 project awal gue.
Dulu, saya punya maindset yang sangat ambisius dibidang bisnis. Tapi since kondisi keuangan itu personal, profil resiko juga sangat personal. Temen-temen saya sering mengkritik saya karena saya tidak mau memgambi modal dari bank. Dan biasa gue sebut papah BRI dan mandiri , Saya males debat dalam hal ini. Akan tetapi, saya ngerasa perlu menulis ini juga agar kalau kita nanti berbisnis, kita bukan cuman ikut-ikutan aja tanpa mikir untung rugi seperti yang saya alamai diakhir tahun ini.
Ada orang-orang yang lahir dalam kondisi seperti punya asuransi. Kalo mereka gagal, akan ada backupnya. Tapi ada juga orang yang lahir tanpa backup dan harus berusaha keras untuk hidup mandiri. Gue ada di golongan kedua. Maka dulu gue berfikir bahwa kalau saya investasi ke reksadana/deposito saya hanya menjaga uang saya dari inflasi. Enggak lebih. Investasi yang sebenernya ya ada di skill. Gimana caranya, agar dalam kondisi apapun, gue tetep bisa punya duit dengan cara yang halal.
Ini jangan dianggap sebagai keluhan ya. Cuman apa ya.
Dalam unggahan instagram, twitter, tiktok dan media sosial lain, kita tuh sering ngelihat sesuatu yang indah dan bersinar terang. Kita lantas terbebani banget buat punya achievement yang sama.
Padahal hidup tuh tidak bekerja dengan cara seperti itu. Kita terbiasa dibesarkan di sekolah yang "sangat teratur". Kalau kita belajar rajin, kita bakal dapet nilai bagus. Entah karena kita beneran bisa atau karena gurunya nggak tega ngasih nilai jelek. Di dunia nyata tidak selalu berlaku seperti itu. Kita perlu belajar menjadi realistis dan tetap menikmati hidup. Tetep berusaha keras. Tidak judgemental ke orang lain, entah itu di atas kita atau di bawah kita. Tetep berusaha waras meskipun dalam fase survival mode.
Sejak dulu, saya berusaha banget untuk melihat kondisi saya dan hal-hal yang ada di sekitar gue tanpa penghakiman sama sekali. Karena hakim yang paling jahat adalah pikiran kita sendiri. Meskipun sempet ada pikiran:
Apa gue yang nggak bisa mengelola duit ya?
Nggak juga sebenernya wkwk. Emang selama ini bisanya sebatas itu tapi toh ya, selama hidup happy-happy aja.
Pertanyaan yang paling sering ditanyain orang lain ke saya adalah:
Kenapa kamu bisa sekuat ini?
Saya pernah merasakan insecure dan hopeless. Setelah itu, nggak pernah lagi. Tubuh, bagi saya tuh kendaraan. Dikasih kondisi seperti apapun, akan saya rawat dengan baik. Manusia itu makhluk fisik, rasional dan spiritual. Fisik memudahkan kita untuk beramal, rasio membantu kita memperbaiki kualitas amal dan spiritual membantu kita berkomunikasi dengan Allah sehingga kita bisa berdiri tegak.
So, saya nggak pernah berpikir untuk membenci titik nol gue,
Akan tetapi.
Kalau kita bicara lebih jauh lagi, ada banyak sekali orang yang tidak mampu mengakses saran pendidikan dan kesehatan karena keadaan, karena kemiskinan struktural dan seterusnya. Saya sendiri sampai sekarang nggak terlalu percaya sama sistem meritokrasi karena bagaimanapun kita tidak bisa menerapkan tolak ukur yang sama untuk orang-orang yang punya titik start dan tumbuh di lingkungan yang berbeda. Kesadaran ini yang kadang bikin mikir, gimana seharusnya orang-orang di sekitar kita dan generasi anak cucu kita kelak bisa mulai di titik start yang mungkin nggak bakal bisa sama, tapi setidaknya, kebutuhan dasar mereka sebagai manusia tercukupi dulu. Agar waktu mereka tidak habis untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Iya, kerja tuh berpahala. Menahan lapar tuh berpahala. Menahan sakit juga berpahala. Tapi alangkah baiknya jika kita kelak bisa membantu orang lain mencari ladang pahala yang lebih menyenangkan bagi mereka.
Sudah waktunya kita perlu mengoreksi sudut pandang kita yang membandingkan diri kita dengan pencapaian orang lain. Tentunya tidak mudah untuk berusaha bahagia kalau kita sudah terlanjur punya tolak ukur. Tapi belajarlah punya awareness yang baik tentang kekurangan dan kelebihan diri, lalu berusahalah hidup sebagai manusia. Cari uang sampai hidup mandiri. Setelahnya, mari merawat "kebun-kebun kebaikan" kita pelan-pelan. Agar hidup kita lebih damai dan hasilnya, meskipun tidak banyak, masih bisa dinikmati orang-orang di sekitar kita.
Terimakasih untuk diriku yang sudah kuat sejauh ini.
1 note
·
View note
Text
Starting Point
Awal tahun ini seperti awal baru buat hidup saya. Tabungan tetep tipis banget. Yang bisa saya syukuri adalah, saya sudah tidak rutin konsultasi ke psikolog karena kondisi mental yang jauh lebih sehat. Di sisi lain, hutang yang saya cicil sejak empat tahun lalu sudah selesai. Benar-benar seperti memulai hidup lagi dari nol.
Pas makan di kafe ini, saya ngobrol sama temen saya. Sama-sama cewek. Sama-sama di atas tiga puluh tahun dan sama-sama belum menikah juga. Cuman beliau sudah bisa beli rumah tahun ini. Saya seneng banget sama pencapaian beliau.
Tiap ngobrol soal ini sama temen-temen saya, kami jadi bicara soal titik start yang beda banget. Bukan buat bandingin sih. Tapi namanya anak, kadang kalo dibantu orang tua buat beli rumah, tetep masih ada kepikiran:
"Udah gedhe gini masih dibantu ortu"
"Syukurin aja. That's your privilege. Tidak semua orang dikasih rezeki kayak gitu. Orang dewasa tuh perlu ninggalin rasa gengsi. Kita perlu punya awareness tentang apa aja yang bisa kita manfaatin untuk hidup dengan baik. Selebihnya, kalau kita punya kelebihan, kita bisa bantu lingkungan"
"Kamu habis ini ngapain? Mikir rumah juga?"
"Aku mikir escape plan biar ga hidup dalam survival mode terus"
"Ngapain?"
"Coming soon..."
Perjalanan hidup itu sangat personal. Kita tidak bisa membanding-bandingkan diri kita dengan teman kita. Saya keinget dulu pas kuliah, saya tuh sering banget bantuin temen ngitung RAB untuk bisnis plan. Sampe sekarang kerjapun akhirnya juga bikin RAB untuk penelitian. Tahun ini pengen ikut pelatihan untuk nyusun RAB juga biar bisa nurunin visi dan misi prodi atau lab jadi list barang belanjaan. Sering banget ada orang nanya:
"Kamu kenapa nggak bikin usaha sendiri sih? Aku rasa kamu bisa lho kalo mau bisnis. Itungan kamu soal resiko biasanya matang"
Dulu, saya mikir mau berbisnis juga. Tapi since kondisi keuangan itu personal, profil resiko juga sangat personal. Temen-temen saya sering mengkritik saya karena saya tidak mau mengambil resiko besar. Saya males debat dalam hal ini. Akan tetapi, saya ngerasa perlu menulis ini juga agar kalau kita nanti berbisnis, kita bukan cuman ikut-ikutan aja tanpa mikir untung rugi.
Ada orang-orang yang lahir dalam kondisi seperti punya asuransi. Kalo mereka gagal, akan ada backupnya. Tapi ada juga orang yang lahir tanpa backup dan harus berusaha keras untuk hidup mandiri. Saya ada di golongan kedua. Maka dulu saya berpikir bahwa kalau saya investasi ke reksadana, saya hanya menjaga uang saya dari inflasi. Enggak lebih. Investasi yang sebenernya ya ada di skill. Gimana caranya, agar dalam kondisi apapun, saya tetep bisa punya duit dengan cara yang halal. Jadilah saya beberapa tahun freelance serabutan. Pekerjaan resmi jadi dosen. Tapi gajinya dipotong untuk bayar hutang. Sementara buat makan, kadang-kadang harus kerja jadi programmer freelance atau freelance writer. Survival modenya begitu.
Ini jangan dianggap sebagai keluhan ya. Cuman apa ya.....
Dalam unggahan instagram, twitter, tiktok dan media sosial lain, kita tuh sering ngelihat sesuatu yang indah dan bersinar terang. Kita lantas terbebani banget buat punya achievement yang sama.
Padahal hidup tuh tidak bekerja dengan cara seperti itu. Kita terbiasa dibesarkan di sekolah yang "sangat teratur". Kalau kita belajar rajin, kita bakal dapet nilai bagus. Entah karena kita beneran bisa atau karena gurunya nggak tega ngasih nilai jelek. Di dunia nyata tidak selalu berlaku seperti itu. Kita perlu belajar menjadi realistis dan tetap menikmati hidup. Tetep berusaha keras. Tidak judgemental ke orang lain, entah itu di atas kita atau di bawah kita. Tetep berusaha waras meskipun dalam fase survival mode.
Sejak dulu, saya berusaha banget untuk melihat kondisi saya dan hal-hal yang ada di sekitar saya tanpa penghakiman sama sekali. Karena hakim yang paling jahat adalah pikiran kita sendiri. Meskipun sempet ada pikiran:
"Apa aku yang nggak bisa mengelola duit ya?"
Nggak juga sebenernya wkwk. Emang selama ini bisanya sebatas itu tapi toh ya, selama hidup happy-happy aja.
Pertanyaan yang paling sering ditanyain orang lain ke saya adalah:
"Bagaimana kamu bisa tetep berpikir positif ke badan kamu meskipun terlahir berbeda?"
Saya pernah merasakan insecure karena fisik. Tapi itu di masa puber. Setelah itu, nggak pernah lagi. Tubuh, bagi saya tuh kendaraan. Dikasih kondisi seperti apapun, akan saya rawat dengan baik. Manusia itu makhluk fisik, rasional dan spiritual. Fisik memudahkan kita untuk beramal, rasio membantu kita memperbaiki kualitas amal dan spiritual membantu kita berkomunikasi dengan Allah sehingga kita bisa berdiri tegak.
So, saya nggak pernah berpikir untuk membenci titik nol saya.
Akan tetapi....
Kalau kita bicara lebih jauh lagi, ada banyak sekali orang yang tidak mampu mengakses saran pendidikan dan kesehatan karena keadaan, karena kemiskinan struktural dan seterusnya. Saya sendiri sampai sekarang nggak terlalu percaya sama sistem meritokrasi karena bagaimanapun kita tidak bisa menerapkan tolak ukur yang sama untuk orang-orang yang punya titik start dan tumbuh di lingkungan yang berbeda. Kesadaran ini yang kadang bikin mikir, gimana seharusnya orang-orang di sekitar kita dan generasi anak cucu kita kelak bisa mulai di titik start yang mungkin nggak bakal bisa sama, tapi setidaknya .... kebutuhan dasar mereka sebagai manusia tercukupi dulu. Agar waktu mereka tidak habis untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Iya, kerja tuh berpahala. Menahan lapar tuh berpahala. Menahan sakit juga berpahala. Tapi alangkah baiknya jika kita kelak bisa membantu orang lain mencari ladang pahala yang lebih menyenangkan bagi mereka.
Penderita kanker di bangsal RSUD Dr Soetomo dan di kamar VIP graha amerta tuh sama-sama sakit. Akan tetapi, kalau generasi kita dan sesudah kita bisa menyediakan perawatan kesehatan yang lebih baik tentunya dunia juga bakal lebih indah.
Sudah waktunya kita perlu mengoreksi sudut pandang kita yang membandingkan diri kita dengan pencapaian orang lain. Tentunya tidak mudah untuk berusaha bahagia kalau kita sudah terlanjur punya tolak ukur. Tapi belajarlah punya awareness yang baik tentang kekurangan dan kelebihan diri, lalu berusahalah hidup sebagai manusia. Cari uang sampai hidup mandiri. Setelahnya, mari merawat "kebun-kebun kebaikan" kita pelan-pelan. Agar hidup kita lebih damai dan hasilnya, meskipun tidak banyak, masih bisa dinikmati orang-orang di sekitar kita.
203 notes
·
View notes
Text
nganggurnya selesai :”
HAI!!!!! BEEN SO LONG!!! HAHAHAHAHA 2 bulan ini jadi zombie, mulai dari ngerasa ini semua berasa cepet banget bisa living life di tempat sini, karena ini cita-cita yang pernah aku nyeletuk waktu kuliah, pernah aku halu-in (wkwkwkwkwk) waktu kuliah: TIBA TIBA JADI NYATA! ini bukan semata-mata karena aku mampu bisa disini. bukan itu. ini karena Allah baik banget :””” titik. no debate.
2 bulan adaptasi, masih ngerasa kaku, komunikasi masih suka zonk bgt, masih suka teledor dan gak teliti tapi disini harus tegas, komunikasi harus ok, jangan teledor soalnya bisa fatal bgt! harus teliti bangeeeeeeeet! syukurnya! syukurnya aku seneng belajar buat kearah spesifik, detail. karena sebenernya aku tuh anaknya detail dan mikir bgt! cuman emang gitu akuteh, sok panik wkwkwkwkwk.
selain 2 bulan adaptasi, 2 bulan ini ngebaca ritme kerjanya SEKALIGUS NGERJAIN KERJAANNYA YANG BIKIN AGAK GILA WKWKWKWKWK sumpah sih jadi zombie. berasa kerja terus nostop like i have no life, cuman ya emang hidup elu ngapain sok den? gawe, bantu rumah, jaga orang-orang rumah, dan orang-orang di sekitar hidup elu den. udeeeeeh wkwkwkwkwkwk.
meskipun disini aku jadi minoritas, tapi Allah emang gak pernah salah nemaptin hambanya, Allah emang punya rencana yang luar biasa bgt:” aku disini dihargain bgt buat ibadah, disini juga bisa bgt solat tepat waktu... meskipun agak susah buat dhuha di jam 8 atau 9, ya... yaudah pas terbit matahari aja sebelum berangkat atau mulai kerja, dhuha dulu.
kerjaannya gitudeeeeh wkwkwkwkwkwwk banyak bgt:” numpuk terus gitu:” ya, tetep aku beresin, tapi ya namanya juga kerja, beres satu kerjaan, dateng kerjaan lain. ya kalo gaada kerjaan, ya ngapain kerja? ya berarti gak dibutuhin dong sama perusahaan? wkwkwkwkwwkkwk
aku ngobrol sama 2 temanku, inituh satu langkah lebih dekat buat living long life di dunia akademik. dikit lagiiii, aku kuliah lagi, ikatan dinas, jadi dosen:” ya Allah dengan pengen, kalo dena bisa dan dena mampu, dan Allah ngebantuin:” dan ada rezekinya:” karena kalo sekolah lagi, gamungkin dari uang sendiri. 1. aku gak mau, gak akan, gak bisa nerima kalo orang tua yang sekolahin lagi... wkwk karena kasian:( masa iya, harus makin banting tulang buat sekolah lagi ah:( udah pada menua juga:( 2. semoga ada rezekinya, semoga beneran pas interview itu, penawaran ikatan dinas, aku dapet rezekinya disini ya Allah:”
awalnya aku udah males kalo mislanya kuliah lagi, terus tar jadi dosen gitu.... aku udah ngerasa disini udah cukup kok. tapi bapak bilang kalau aku “bisa, bisa gera sok” akupun jadinya mau untuk bisa kesana:”
semoga aja.... dan semoga disini semakin ditolong sama Allah disetiap langkah dan kerjaan yang aku kerjain, semakin dimudahkan, hati aku semakin lapang juga sabar dan ikhlasnya, ngutruknya juga kurang, dan semoga semakin luas dan semakin banyak ibadahku. Aamiin
2 notes
·
View notes
Text
Reasons Why You Shouldn’t Date Me
Berawal dari “Cit kamu tuh terlalu merasa bisa hidup sendiri, terlalu tertutup jadi orang. Coba buka hati ya. Pada umur sekarang mungkin kamu gak akan sadar, kalau udah umur 27 kayak aku baru kamu sadar kalau kamu ga punya siapa-siapa.”
All I can do is acting like I agree (padahal di dalam hati ketawa) maksudnya emang baik tapi kalau diulang-ulang terus ya jadi cringeyy. Maybe someday I’ll deserve an award karena terlalu sering akting supaya tidak melukai lawan bicara. padahal kata-katanya berpotensi melukai gue
...but thank you for your speech, it means you care about me.
Sama halnya ketika ada satu Ibu-ibu yang tanya rencana 10 tahun kedepan gue punya rencana hidup apa. Saat itu umur gue baru menginjak 20 tahun yes, dan cuma mau lulus kuliah aja supaya gak ngebebanin orang tua lagi, tapi supaya gak terlalu serius gue cuma bisa jawab dengan impian gue yang paling tidak realistis alias mau buat peternakan sapi!
... jelas kemudian dimulai ceramah Kapten Amerika karena si ibuk merasa gue salah karena gak ada visi untuk menikah suatu hari nanti. Si Ibuk bilang yang intinya hidup tuh terlalu berat untuk dijalani sendirian kamu harus punya tempat bersandar, gak usah sombong. Even she asked me to marry my best friend that time, and I used to act like I care about her advice, as always; I hate debating especially with ibuk-ibuk
I didn’t say I don’t wanna marry someone someday, cuma belum kepikiran aja punya tanggung jawab atas hidup orang lain juga meski judulnya “berjuang bersama-sama.” Apalagi menikah itu bukan cuma urusan 2 orang tapi ada keluarga dan pihak-pihak lain... guenya merasa belum siap aja, singkatnya gitu, but all I can get is “judgement” if someday I end up being single and unhappy, it because my decision to stay single. Padahal pernikahan juga bukan berarti bahagia, tapi beberapa orang berfikiran lebih baik tidak bahagia tapi sudah menikah daripada belum.
Disclaimer~ tulisan ini dibuat pada hari-hari terakhir di umur 24 dan tidak bermaksud untuk menyinggung pilihan hidup siapapun, tulisan ini dibuat karena gue sudah merasa butuh speak up aja daripada ngedumel di dalam pikiran mulu karena “perhatian” orang-orang yang merasa udah tau banget diri ini, bukan untuk mengatakan bahwa being single is better than having a relationship. Bisa aja di masa depan guenya lagi ketawa-tawa baca tulisan ini sambil gendong anak.
Anak kucing.
This could be “red flags” too for anyone who wanna date me. People may talk about their opinions about me and I’ll make it fair to talk about my side too, and still people’s opinion are not the facts, sometimes mine too.
SATU : Tinggal di 1 rumah yang berisi bukan hanya keluarga inti membuat gue merasa cukup, segalanya ada, minim konflik yang bikin gak betah di rumah, gue tidak sedikitpun kekurangan afeksi. Hubungan dengan orangtua lancar-lancar aja dan selalu punya adik yang bisa diandalkan. Jadiii kalau gue punya pasangan, gue mungkin akan bersikap cuek karena gak terlalu butuh perhatian dari pasangan. Mungkin orang kawatir kalau guenya nanti kaget suatu saat mama nyusul papa dan adik menikah, gue bakal ngebebanin adik di masa tua karena manusia ga bisa terus-terusan hidup sendiri. I’ve been thinking about it too dan lagi cari jalan keluarnya, panjang kalau dijelasin sih. Tapi yang paling berat menurut gue adalah mikirin perasaan mama yang jadi ga tenang karena ga tau kedepannya gue bakal “dijaga siapa” hehe, sudah cukup berat di poin 1? Tenang poin ke 2 akan membuat anda tercengang!
Masyarakat penyembah belalang sawah pernah bilang kalau ketemu orang yang gak mau kawin atau gak kawin kawin itu pasti orangnya diikutin setan sehingga energinya udah gak menarik untuk lawan jenisnya karena udah kawin sama setan dan seterusnya dan seterusnya. Sebagai orang aneh yang temenan sama mahluk tak kasat mata sejak kelas 6 SD gue cuma bisa ketawa lagi dan lagi, dan lagi-lagi terlalu males ngejelasin. Memang “mereka” terkadang mempengaruhi energi orang, tapi... YA GA GITU JUGA KALI, penghinaan banget. Teori masyarakat ini gak bisa dipercaya mentah-mentah ya, secara masyarakat ini aja masih percaya sama babi ngepet dan kata-kata “aku akan ninggalin dia demi kamu.” Memang susah jadi masyarakat penyembah belalang sawah dengan dualitasnya.
DUA : Oke, di sisi gue hampir selalu ada 2 mahluk yang siap-siaga-mantap-pokoknya kecuali saat diminta ambilin minum namanya Alex dan Eza, mereka terus berada di sekeliling gue kecuali kalau gue ke toilet dan protokol-protokol lain yang panjang kalau dijelasin. Mungkin gue jadi merasa belum perlu-perlu amat cari seseorang untuk sekadar jadi tempat curhat pribadi, atau seseorang yang bisa diandalkan 24 jam untuk ngobrol bodo bodo gitu, karena yaiyalah mana ada yang ngalahin 24 jam nya Alex dan Eza yang gak pernah tidur! gak perlu ditanyain “lagi ngapain?” tiap jam, laporan lagi di mana, sama siapa, dan “how was your day?” in the end of the day. Tapi gue juga pernah sih menghindari mereka selama 2 tahun, gak interaksi apa-apa tapi mereka tetap di sekeliling gue, dan selama waktu itu gue jadi kebiasaan apa-apa sendiri, soal kebutuhan manusia untuk curhat udah ada Tumblr dan beberapa teman yang gue rasa udah cukup membantu kalau mau cerita apa-apa. Jadi balik lagi gue merasa belum butuh seseorang apalagi guenya harus ngurusin diri dan perasaannya juga, menampung segala cerita di kehidupannya, belum lagi gue jadi kepikiran kalau sesuatu terjadi sama orang itu.
Karena 2 mahluk ini yang sepertinya akan tinggal di sekitar gue untuk waktu yang gak bisa ditentukan sampai kapan, agak susah untuk cari orang yang cocok dan juga bisa nerima gue beserta bonusnya, mana laki-laki. Siapa juga yang mau macarin cewek berhantu? Gue dan mereka udah kayak paket Happy Meal dan mainannya. Beli satu dapet tiga, dan gak semua orang suka happy meal.
TIGA : Gue masih mikir kalau pacaran itu ngerepotin, kalau putus gak kalah ribetnya. Kemungkinan jelek-jelekin, banding-bandingin, ngungkit-ungkit kesalahan, dan HARUS DEBAT. Males. Mungkin orang mikirnya gue kebanyakan nonton film yang menampilkan perpisahan dan itu gak sama kayak realitanya kali, gak semua hubungan berakhir gak enak 💁🏽♀️ ya iya emang tapi gak sedikit juga yang berakhir gak enak. Kesehatan mental yang stabil saat ini adalah prioritas gue, dan gue gak mau mengambil resiko apapun yang berpotensi menganggu kestabilan itu. Gue gak takut perpisahan, hanya malas sama proses perpisahannya yang seringnya ribet, temenan aja ribet kalau misah, menguras energi dan waktu, berantem di chat, diem-dieman, hal ini seharusnya bisa gue hindari sebagai masalah yang gak perlu gue ambil. Dari menyelesaikan masalah diri ini berkembang, tapi supaya berkembang bukan berarti nyari-nyari masalah. Dah, intinya gue males berkonflik.
EMPAT : RADAR GUE SENSITIP. Alias manusia itu pasti punya sixth sense, bedanya ya sensitif atau engga, terus cakupannya tuh bisa seluas apa. Singkatnya ketika gue mengambil suatu keputusan seringnya gue sudah tau akan berakhir seperti apa, atau akan tau saat lagi seneng-senengnya ngejalanin. Bayangin kalau lagi pacaran lagi anget angetnya terus dapet visi kalau kebahagiaan yang dirasain saat itu udah untuk yang terakhir kali dan gue harus tetap bersikap seolah gak akan ada apa-apa. Orang lain mungkin menganggap itu cuma pikiran lewat, pikiran yang muncul karena rasa kawatir, atau hanya sekedar warning sign dari amygdala yang salah pengertian. Gue bisa bedain kok, karena udah lama terbiasa dengan fragmen-fragmen tipis yang gue terima yang akhirnya kejadian (ya kalau gue tau semuanya gue nyamain Tuhan dong). Meski ada kemungkinan kecil apa yang gue liat tidak akan terjadi atau sebenarnya tidak akan terjadi seburuk itu tapi mungkin gue terlalu malas (lagi-lagi) untuk drama yang gak perlu.
LIMA : Mungkin gue aseksual? Pikiran ini terbersit karena gue sungguh bosenan orangnya, dan susah untuk suka (romantically) sama seseorang. Gue pun lebih suka untuk mencintai daripada dicintai. It doesn’t mean I don’t have crush ya, ada, tapi kalaupun dia suka sama gue, guenya gamau kalau diajak pacaran, padahal suka, gimana tuh. 👌 seorang dokter pun pernah bilang kalau gue terus-terusan begini sampai umur 21 gue harus memeriksakan diri kepada profesional. I don’t like physical touch too, gak nyaman aja dirangkul, dipeluk, and things, and I think that sex is gross, kissing too, bertukar saliva dan sejumlah bakteri sama orang yang gue ga bisa cinta-cinta amat. Mungkin gue kayak Aza di Turtles All The Way Down, meski gak separah itu.
Sudah cukup pusing? Ya saya juga capek milih kata-katanya supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman bahwa tulisan ini lahir atas dasar arogansi bisa hidup sendiri dan kebanyakan alasan “halah bilang aja cewek gak laku” gimana mau laku wong tidak dijual 💁🏽♀️
Intinya kalau ada yang mau pacaran sama gue jelas harus buang jauh-jauh pikiran akan seperti pacaran pada umumnya, karena gue akan cuek banget. Temenan dan pacaran gak akan ada bedanya, mending kalian cari yang lain. Hehe terapisku paling hanya tertawa kalau membaca postingan bodoh ini
Yea but I can’t please everyone, cuma bisa mengutip kata-kata dokter Jiemi:
Pacaran sampai saat ini buat gue itu self harm, tapi Alex, sebagai yang paling berpengalaman di antara kita bertiga bilang: carilah self harm yang worth it. Gimana (?)
Sejatinya tiap orang boleh kan punya rules, prinsip, dan batas-batas untuk menjadikan hidupnya senyaman mungkin dan sampai saat ini belum ada aja orang/ kejadian yang membuat gue berani mematahkan prinsip gue ini atau membuat gue keluar dari zona nyaman sendirian ini. Orang-orang selalu bebas mau berfikiran apapun, termasuk orang-orang yang berasumsi kalau gue butuh ke profesional karena punya trauma yang belum gue akui.
...karena untuk mengerti benar-benar apa yang menjadikan manusia itu begini begitu di hari ini berarti harus mengalami seluruh proses hidupnya dari ... simpelnya dari dia mulai bernafas di bumi, which is gak mungkin lo memahami keseluruhan tentang seseorang. Gue pun masih belum paham sama diri sendiri di beberapa hal. Oiya dirinya yang kamu kenal di hari ini juga pasti berbeda dengan dirinya di hari esok.
Tulisan ini jadi lebih cocok dengan judul Why I Still Stay Single ya, LOL. Poin-poin di atas akan bertambah atau berkurang seiring dengan berjalannya waktu, dan mungkin suatu saat tulisan ini akan jadi konsumsi pribadi saja. Tetapi saat ini sudah kucukupkan saja karena kapasitas otak untuk berfikir di jam segini terbatas, alias ngantuk wey.
Terima kasih untuk kalian yang telah membuang-buang waktu membaca keluh kesah diriku, tulisan yang kebanyakan kata sambung dan acak-acakan seperti biasa. Semoga suatu saat gue juga bisa membaca keluh kesah kalian. Hmmm yang penting udah jujur sama diri sendiri :)
9 notes
·
View notes
Text
- Manajemen Medsos -
Semenjak kerja, rasanya jadi mikir banget tentang apa-apa yg dipost di medsos. Takut kalo story model begini diliat atasan di kantor gimana, resah story model begitu baiknya dipost engga ya wkwkwkw. Akhirnya memutuskan untuk memilah dan memilih medsos sesuai dengan sasaran viewernya wkwkw.
Ada yang nanya kenapa aku jarang nyetory di WA biasanya dah rutin macem belanja bulanan wkwkwk (keliatan sering nyepamnya), terus kujawab karna gaenak aja kalo diliat rekan2 kantor. Masalahnya itu story selalu gapenting dan gajelas serta receh tidak ketinggalan. Terus lagi doi ngegas "lah kan ada fitur hide from, ya dihide aja laaa. Gitu kok repot" WKWKKW
Ya gimana ya bund, aku merasa dengan menghide orang di WA Itu ga praktis dan ekonomis sama sekali. Takutnya aku kelewat ngehide orang jadinya orang-orang kantor ada yg liat ada yg engga. Terus lagi ga semua nomer orang kantor ga aku simpen, kalo aku/ybs chat baru aku simpen wkwk. Sistem kek gini yang bikin fitur hide from sangat amat tida praktis dan ekonomis karna tiap nambahin kontak harus manual ngehide nya wkwkwkkww.
Itulah awal mula aku bikin Manajemen Medsos biar ga ribet aja intinya mengingat aku gasuka suatu kegiatan yg butuh rutinitas wkwkwk. Akhirnya aku pilah pilahin aja medsosnya sesuai pangsa pasar.
- Kalo mau sampis semi curhat yg lebih ke tekstual, Twitter jawabannya. Valid no debat. Makanya ni twitter kalo bisa Jan sampe ketauan orang2 kantor walau itu temen angkatan sendiri wkwk. Ga nyaman bund cz kadang aku ghibahin urusan kantor di Twitter 🤣🤣🤣
- Kalo mau sampis semi curhat yg lebih ke visual, IG story jawabannya wkwkwk. Ini juga yg bikin w akhir2 ini sering aktif di ig wkwkw. Sekalian silaturahim ma temen2 karna kebanyakan temen2 aku di ig. Dan lagi ena banget di IGS dah ada fitur IG Music, jadi gaperlu ngoyo buat edit video wkwk. Mana lagi di IGS ada fitur Memories yg bisa direstory lagi. Jadinya kek lucu ga sih kalo kita bikin IGS hari pertama kerja, terus pas setahun kemurian direstory. Berasa nostalgia.
- Kalo mau curhat agak panjangan yg lebih ke tekstual dan sangat rahasia sekali, Tumblr jawabannya wkwkw. Ini sih fix no debat wkwk
- Terus WA buat apa bund? Tentu buat story2 yang lebih ke pencitraan wkwkwk. Lebih serius, lebih bijak, dan lebih akademis biar keliatan agak pinteran wkwk. Semisal kek lemburan di kantor ngapain aja, terus latsarnya ngapain aja, terus pas ada acara di kantor pusat ngapain aja wkwkw. Gitu dah. Palsu banget dah pokona kalo di WA mah.
Terus lagi ternyata akhir2 ini aku suka banget scroll tiktok wkwkwkwkkw. Nguwakak Alhamdulillah yg lewat di fyp kocak banget, relate ma idupku, Dan lucu pokoknya. Wkwk2k. Ini hobby baru sih kek nyimpen video tiktok terus dishare di Twitter or Instagram. Wkwk iya w cuma kontribusi di bagian viewer tanpa ada niatan buat bikin acc di tiktok wkwkw.
4 notes
·
View notes
Text
Story
Lagi capek aja kerja, makanya buka blank page di word buat nulis. Sebetulnya belum ngapa-ngapain yang bermakna banget juga sih seharian. Baru nyelesein nge-reply semua komen reviewer 2, terus mau lanjutin ke reviewer 3 tapi males. Nanti deh jam 3 mulai. Besok balikin lagi ngulang dari awal sambil masuk-masukin revisi di manuscript. Tadi makan siang di Linacre kenyang banget Alhamdulillah. Ada gnocchi ikan gitu sama carrot dan kentang(?), terus makan red velvet cake juga gede banget jadi ga habis. Ketemu sama Oliv dan temannya, dia nanya how’s writing, kujawab panjang lebar (ada apasih Non dengan tidak menceritakan segala keluh kesah ke orang lain?? Tapi ya emang just me being myself aja I guess). Dari situ, si temannya Oliv ini cerita tentang dia ambil geografi pas dulu undergrad dan intrigued dengan snowball earth. Terus dari situ ku jadi mengeluh gimana most of what we are doing in earth sciences is reconstructing earth history without no one actually being able to confirm the truth? Dan itu capek banget. Debat-debat yang ujung-ujungnya jawaban akhirnya adalah: “ya gatau juga ya ini bener apa nggak”. Tapi penting. Ini bukan ku lagi bilang apa yang selama ini ku pelajari ga berguna. Berguna banget. Kalau ga berguna u semua ni gaakan bakal bisa baca teks yang w tulis ini karena hp butuh listrik buat baterenya. Listrik dari mana? Di Indo, masih dari PLTU dominasinya (unless u pake solar panel dipasang di atap rumah). PLTU jalan karena batubara. Batubara itu apa? Literally swamp sediments yang kekubur dan kekompres. Kalo ga belajar histori bumi, tahu dari mana kita nyari batubara itu di mana? Iya intinya kalau mau dicari ujungya, gaada field ilmu yang ga berguna di dunia ini.
OOT iklan sebentar, tapi tadi pas makan sambil scrolling twitter (I will forever call it twitter, not sorry), ketemu tweet bagus banget bilang: “how beautiful the concept of rizq is, how the fruit that we are eating right now, has been destined to reach us since they are in seeds”. Intinya kalau rejeki gaakan ke mana. Ku jadi keingetan tweet ini karena ku barusan bilang di atas tentang gimana kalian bisa baca tulisanku ini, buat klen bisa sampe sini dan baca tulisan ini aja tu udah ditakdirkan sama Allah. HUHU. Merinding.
Anyway, balik lagi ke atas. Jadi intinya kan ilmu w ini adalah “mengarang cerita” yah, tentu saja berdasarkan bukti-bukti dan data-data saintifik. Dari mana kita tahu ada 5 big mass extinctions, kalau bulan itu pecahannya bumi, gempa bumi itu karena tectonic fault di batas lempeng (gaada orang yang beneran pernah ngeliat dengan mata kepala langsung kalau subduksi beneran terjadi), kalau kita lagi global warming, kalau bumi itu ada inti luar cair dan inti dalam padat, kalau dulu ada hewan yang namanya dinosaurus menguasai bumi (gaada yang pernah beneran lihat dinosaurus hidup), kalau ada gangguan sirkulasi udara di pasifik ekuatorial yang kemudian dikasih nama El-Nino dan La-Nina. Pokonya beneran semua yang kusebut barusan itu mengarang bebas aja kan ya. Hasil karangan dari berbagai recorded data, terus di-buat trend-nya, modelnya, terus di-publish as “truth for now”. Nanti akan ada orang lain yang menyanggah, kemudian “truth” ini di-revisi, dikoreksi, di-update/perbarui. Gitu aja terus.
Nah dari aku ngobrol itu ku jadi sadar, susah juga ye berarti jadi saintis kalau gabisa “mengarang cerita”, terutama buat orang basic science seperti aku yah, atau kupersempit lagi, terutama kalau kerjanya di earth science seperti aku. Terus ku jadi paham kenapa buat jadi saintis butuh high level of creativity juga. Pas nulis beneran bisa flowing kalau emang jago cerita. Pas baca paper juga bisa kita bedain mana orang yang nulisnya bagus mudah dimengerti, mana yang njelimet.
(Btw ku pas lagi nulis ini barusan di atas kedistrak baca e-book??? Lagi baca Daniel Levitin’s This is your brain on music: understanding a human obsession karena kepo aja sama kerja otak sendiri karena ku merasa music has a very important role indeed in my life. Ku nyelesein half chapter yang kemarin di rumah belum selesai kubaca karena perih banget mata baca font-font sekecil itu, baca di screen jauh lebih enak, bisa di-zoom pulak).
Anyway, iya sebetulnya gatau initeh awal mula mau nulis mau ngomongin apa. Cuma mau bilang aja: a great scientist is a good story-teller. Plus oot juga tapi semalam sama Listi di-suggest buat nonton Saskia Putri dan beneran 5 menit into the vid komenku langsung “buset ni orang ngomong rapi bener ye, artikulasinya bagus, susunan kalimatnya teratur, dengerinnya juga jadi enak”.
Berhubungan sama ini, sebetulnya ku juga mau ngasih commentary sih tentang moral etika dari menulis karena ku lagi baca Yellowface juga kan halfway. Yang menurutku sangat menarik konsepnya: a chinese-descendant (Kuang) writing a novel as a white woman stealing her chinese friend’s manuscript. What a good satire. Tapi sepertinya ku akan ngomongin ini semua nanti aja sambil ngereview bukunya.
Baiklah. Kembali ke R2R aka Response to Reviewer! Semoga the rest of the week goes well for all of you guys! Tinggal Jumat besok minggu ini!!! Hwaiting!
30.18 15:28 07/12/2023
1 note
·
View note
Text
again, im so proud of you, dear
emang ya ni orang gak henti-hentinya bikin saya jadi gemes sendiri pengen tak remet-remet, hahaha
“ada yang bulat, tapi bukan tekad” haha, Doi dah makin gemay aja yaa
Kenalin ini Pranowo Ibnu Khakim, manusia yang sudah 4 tahun ini masuk dalam perangkap maut saya, haha. memilih untuk menjadi pendamping saya di suka dan duka (halah, bucin)
foto ini saya ambil baru beberapa hari yang lalu, saat kami memutuskan untuk rekaman podcast lagi sejak wabah covid-19 masuk ke Indonesia, setelah rekaman ini, tepatnya di perjalanan pulang Doi ngomong gini
“dek, liat deh yutubku udah masuk 1K, hihi”
tak jawab “belum mas, turun meneh semalam tak cek”
“aku mau buat perayaan untuk 1 K subcriberku dek, mau bagi-bagi drumkit gratis, spesial dari aku”
dihatiku “pantes kemaren ngomong soal kyle beats (ini orang salah satu inspirasinya sampai bisa seperti sekarang) ternyata Doi kepikiran untuk buat gitu juga”
ketika saya ngetik ini, yutub Doi udah 1K atau mungkin sudah lebih?? hehe, dan juga akhirnya Doi lauching drumkit buat dibagi-bagi ke fansnya, Doi udah punya fans gaes, gaya dia mah, dan benar loh ada yang nge-story buat Doi, dimana yang story itu lagi download drumkitnya.
kalo ngecek ke belakang, perjuangan Doi sudah 2 tahun belakangan ini berbuah hasil dan itu gak gampang. Mulai dari nabungnya untuk nyicil midi piano, mic, headphone, bahkan speaker harga 3 juta (yang ini saya sampe debat alot masalah deal untuk boleh dibelinya), saya salut sama Doi yang ngeluarin effort gak tanggung-tanggung untuk hal ini, sampai ada masa dimana beat yang Doi buat akhirnya laku alias ada yang beli (ternyata fenomena masuk ke Blue Ocean yang dimaksud bang Pandji itu ada, Nih buktinya), saya masih ingat betapa senangnya Doi kala itu dan membuatnya makin gila membuat beat terus menerus, tiap hari saya dipamerin beat-beat buatannya dan memang makin lama beatnya makin complicated
BUT......
Doi pernah kecewa juga karena udah capek-capek ngedit eh kliennya ngacir (emang sempak tuh orang yaa, ga tau apa dibuatnya make tenaga dan otak) ,
pernah juga saya ngomel-ngomel karena harga yang Doi kasih terlalu murah, bahkan terima orderan tanpa DP, kata Doi “biar nyari pelanggan dulu dek” emang kelewat baik ini manusia yang saya cintai hahahah
Doi pernah berhenti produksi karena harus ngutamain skripsi, wisuda, dan ego orang tua (Doi kalo udah ngerasa adiktif bahayaa coy) hahaha
karena hal ini semua, saya jadi banyak belajar dari Doi, mulai dari semangat mencari kelebihan diri, beli barang itu yang ngasih feedback jangan asal suka terus beli, hari-hari saya lebih produktif. yang paling saya garis bawahi semangat Doi sih,
terus ada yang nanya “Doi ga pernah jenuh?” manusiawi mah pastinya pernah dong, Doi pernah ada di situasi yang bener-bener gak tau mau ngapain, insomnia yang berkepanjang, pikirannya dihantui soal kerjaan, pelarian ke produksi tapi sama aja, insom lagi insom lagi....
BUT...................
Ngelihat apa sekarang yang udah Doi capai atas hobinya, membuat saya berkali-kali bangga bisa menjebaknya masuk dalam hati saya, hahahaha, kalo Doi banyak duit dari segala arah, kan saya juga kena “i love your money, bee” hahahahaha
Becanda dear, saya mencintai segala apa yang ada dalam dirimu dan itulah betapa bangganya saya punya kamu, hehehe. Kalau tulisan ini mas baca, adek mau sampaikan bahwa...........
“jangan pernah berhenti berkarya dan semangatlah untuk mencapai segala hak yang mau mas capai, mas punya banyak kelebihan dan gak semua orang punya itu, termasuk baiknya ngasih harga murah dan NO DP pada klien (kalo ini jangan dipelihara, kemarin dah belajar soal penentuan harga kan), im so sorry kalo suka ngomel dan suka ngomong “tuhkan makanya...” saya ubah deh kalimatnya, meskipun masudnya sama, oke?? deal??
tulisan ini memang bertujuan mau muji ini orang sih, tapi kalian tau sekeren-kerennya Doi di sosial media, Doi agak gesrek otaknya, gak percaya? nih yaaaa
gak saya sensor yaa, toh ini tumblr privasi yang tau hanya saya dan Doi,
tapi bentar, ada foto yang untuk pertama kali saya suka dan foto ini juga yang buat saya jadi mesem-mesem dan jatuh cinta sendiri hahaha, nih yaaa
Rambut dah kek sarang tawon aja, Bosss, hahahaha
gak ada habisnya kalo mau bercerita soal Doi, terlalu banyaaak
Tiap kami bertemu selalu ada tulisan kecil yang nyempil di diary saya,
Ohya.. mas jangan cepet-cepet sadar yaa kalo dirimu ini terjebak oleh saya, kalo bisa sadarnya nanti-nanti aja ato gak usah sadar deh hahahhaa, (gimana deal??))
nanti saya cerita lagi tentang kamu ya :)
2 notes
·
View notes
Text
Saya INTP Lagi
Disclaimer (?): pardon my weird occasional bilingualness… happens when I’m under tremendous stress LOL
Saya baru-baru ini ngambil tes MBTI (demen banget sih situ tor…) lagi. Hasilnya masih sama seperti sebelum-sebelumnya, INTP. Cuman kali ini N dan P saya mendekati angka 70% sedangkan sebelumnya N, T, dan P saya di angka 50an, yang saya artikan sebagai “being a more well-rounded person”. Kesimpulan ini hanya karangan saya sebagai perwujudan wishful thinking :p
Gimana dengan I-nya? Ngg… baiknya ndak dibahas #tutupWajah
Tes di 16personalities.com
Selama beberapa tahun hasil tes MBTI saya berubah-ubah terus bagian N/S, T/F, dan P/J-nya. Saya pernah dapat INFJ lho!!! Ada F-nya lho!!! As strange as it might seem…
Waktu itu (kalau dilihat dari perspektif sekarang) adalah masa saya lebih fokus dalam hal pengembangan diri secara utuh, masanya mencari kestabilan hidup, berusaha make the most of what I had that day, not seeking for more or other possible path.
Berkaitan dengan kegiatan selama ~2 tahun terakhir, saya itu bak pole yang nongkrong di unity circle. Mungkin hasil tes ini salah satu indikasi bahwa saya tidak lagi manusia yang imbang proses berpikirnya (lagi-lagi… ini hanya kesimpulan saya). Dengan kondisi “baru” ini, saya pun membaca kembali penjelasan tentang tipe saya, trying to find some insights into how I can better myself in pursuit of becoming more comfortable in my own skin.
Mencengangkan lho ternyata… not that I found something new, but more, like, being reminded of some things that REALLY happen that are put into words and it’s just so mind-boggling!
They love patterns, and spotting discrepancies between statements could almost be described as a hobby, making it a bad idea to lie to a Logician.
Yea... paling seneng bagian nerusin series kalau di psikotes/TPA. And sometimes I wonder how people can recite dialogues with their own wordings that don’t even reflect the true dialogues that happened. Bukannya saya punya photographic memory dan bisa mengulang omongan orang verbatim, tapi paling enggak jangan bikin implied meaning-nya berubah dong!
People with the Logician personality type tend to share thoughts that are not fully developed, using others as a sounding board for ideas and theories in a debate against themselves rather than as actual conversation partners.
Haha maap yah...
People with the Logician personality type can get frustrated in trying to explain how they got from A to B to Z, sometimes they give up with a dismissive “never mind”.
Pernah ada teman yang somehow bawa-bawa almamater ketika dia tidak mengerti apa yang saya jelaskan. “Jangan samain kita sama alumni SMA X dong!” katanya. I remember being extremely annoyed hearing that. Saya sendiri merasa bahwa saya produk low-end dari SMA X (angka asli disamarkan) tersebut, dan langsung berasumsi bahwa ni orang cuma menyalahkan kondisi tanpa berusaha mencerna apa yang saya omongin. Atau mungkin sayanya yang emang ngomongnya ga jelas hahahaha... yasudahlah...
Logician personalities know that as they practice, they improve, and any work they do is second-best to what they could do.
Yea, I often feel like I submit a subpar work each time...
Many of the usual motivations for making friends – emotional support, social validation, shared routine – simply don’t apply to Logicians. More likely, these concepts are met with disdain, as people with the Logician personality type prize intellectual depth above all else.
So there’s actually explanation on why I have very few friends, and that my relationships with them are more knowledge-based than personal. Misalnya, kalau ngobrolin anime sama si A. Ngobrolin elektro sama si B. Minta insight masalah sehari-hari ke si C. Dan biasanya saya nggak ngobrolin anime dengan B dan C, nggak ngomongin elektro dengan A dan C, dan tidak curhat masalah pribadi ke A dan B. Bahkan ketika saya ngomongin pengalaman pribadi ke A, itu tuh (biasanya) konteksnya membicarakan plot anime atau sejenisnya. Dan kalaupun saya ngobrolin anime ke C, itu karena saya ingin menceritakan mengapa suatu anime relevan dengan apa yang saya curhatin. Sometimes I feel like I’m using them, but probably it’s just my naturally knowledge-seeking mind at work?
Though it’s a challenge for people with the Logician personality type to teach empathy alongside rationality, if they are able to pull it off, their children will grow into confident adults who know how to ask questions, use their minds, and take care of themselves no matter what comes their way.
If they are able to pull it off... what a way to be discouraging... Tapi mungkin pas saya punya anak entar, saya udah bukan INTP lagi. Who knows XD
Logicians have little interest in social distractions like chitchat and motivational speeches. For this reason, the flatter the workplace hierarchy, the better, making small, technical workplaces and fields such as law, forensics, and laboratory research very desirable for Logicians. They can also move things forward as data analysts, mechanical, electrical and software engineers, and even as technical writers and journalists, provided the field is interesting enough.
LAB RESEARCH! ELECTRICAL ENGINEER! (technical) WRITER!
This is something I need to hear ;;_;; Tapi apa saya ga bisa jadi novelis?
If they can smile and shake hands just long enough to establish themselves as the brilliant innovators that they are, people with the Logician personality type will find that whatever the expectations for social conduct, it is the qualities unique to them that are truly in demand.
Haha... at the end of the day, ga bisa 24/7 ngansos ya... :’D
Trus… ngapain ngeshare tulisan ini? Berharap orang lain maklum kalau situ nyerocos ga jelas, kerjaan ga kelar-kelar atas nama perfeksionisme, dan having zero people skills and zero empathy? Hem… yah, agak wkwkwk… but seriously though, the biggest achievement out of this exercise is that I know that some things about myself have theories backing them up,
that I’m not a complete failure just because I obsess over the small, unimportant details that don’t seem fit in the bigger scheme of things and spend a lot of time mulling over it,
that my lack of enthusiasm in participating in mundane conversations about daily lives or what other people are wearing is just a normal trait and not signs of antisocialness (atau mungkin memang ini tanda-tanda keansosan),
that my inability to form coherent thoughts the first time and need to, like, practice in front of the mirror before a simple presentation do not mean I have a terrible communication problem (well… they are communication problem, but now I’m seeing it not in the worst destructive way).
All in all, I feel pretty good knowing more about myself. Lumayan lah untuk ningkatin mood di tengah-tengah keserabutan kerjaan yang beberapa waktu belakangan ini bikin pengen nangis frustrasi.
2 notes
·
View notes