#wr raisa
Explore tagged Tumblr posts
Text
Talk about a red flag... a marinara flag? My advice is always don't go investigating the weird shit in the woods. 0/10 would recommend. That's my official advice. My unofficial advice is that if you do... bring parm.
[User thought she was responding to a dm from a work friend. She's a little hungover and not in the mood to check things like privacy settings.]
Yes, I heard it smells like marinara. That doesn't mean I want to go trapsing through the woods to test that for myself.
59 notes
·
View notes
Text
Telinga
Aku : "Bu, ternyata ribet ngurusnya. Harus ke WR 2 segala. Ini udah di ruangannya, ketemu sekretarisnya disuruh nunggu. Tapi ga dijelasin apa-apa, nunggunya sampe berapa lama maksudnya nggak tau"
Ibu : "Ya coba kamu tanya minta penjelasan, Don"
Aku : "Udah Bu tanya baik-baik, malah diseneni sama mbak sekretarisnya. Dibilang "Mbak, urusan WR 2 itu banyak, ini juga banyak yang minta ttd, gaji, bukan cuma ngurus kamu aja" gitu Bu."
Ibu : "Ya udah kalo emang ribet, nggak usah diurus ndak papa udah besok sesuai ketentuan tanggalnya aja"
Mamas : "Coba ditunggu sampe jam kerja hari ini, dem"
Ibu : "Iya kalo nggak dicoba sampe jam kerja hari ini selesai, sabar ya Don, berjuang"
Ternyata sakit hati(ku) itu seringkali disebabkan karena sudut pandang dan pemikiran yang kurang baik. Suudzon. Dipikir-pikir, omongan sekretaris pak WR 2 kan emang bener. Wakil Rektor kan emang banyak urusannya, banyak yang perlu sama Beliau. Dan lagipula, kita tu kan gak bisa tahu karakter orang hanya dengan sepersekian detik percakapan. Maksudnya, aku kan belum kenal sama sekretaris Bapak WR 2. Barangkali nada bicaranya memang seperti memarahi orang, tapi gara-gara aku yang nggak tahu, kesannya mbak Sekretaris itu marah. Belum tahu, tapi seolah-olah tahu.
Jadi inget lagunya Raisa, "Tentramnya telinga yang mendengar tanpa menghakimi"
Emang bener, ya. Kalau telinga kita nggak melulu menghakimi suara orang yang kita denger; rasanya tentram. Karena ketika pertama suara didengar oleh telinga dibarengi dengan sikap menerima yang bijak, pikiran pasti lebih mengarah kepada kebaikan; khusnudzon. Kalau pikirannya selalu baik, alhasil jadi lebih bisa memaknai sabar yang sesungguhnya. Bismillah.
Semoga siapapun yang sedang berjuang (termasuk aku), tidak pernah lupa untuk menyertakan Allah disetiap apapun, tidak perlu khawatir terhadap apapun hasil pada sesuatu yang sedang diperjuangkan. Serahkan, pasrahkan, dan biarkan Allah yang menentukan.
1 note
·
View note