Tumgik
#ungkapankecil
sibintangkecil · 4 years
Text
Tumblr media
yang tersayang, yang kusayangi...
Day 2 : yang tersayang
Parents
Pa, Ma...Kalian dekapan hatiku yang tersayang; inilah anakmu yang kaucintai sedang menganyam bulir-bulir puisi tak akan hangus dilahap api oleh ikatan satu darah.
.
Ayunan saling memijak suka-duka, sedekat buluku merangkai sejumput kalimat yang mudah basah seperti embun pagi jatuh dari cakrawala langit.
.
Rasaku mengeja ketulusan nurani menyekat bentuk sabit yang lengkungnya tiada terselami sampai kapan pun.
.
Esa: Tuhan, Sang Keagungan... kumohon syukur dan doa tak jemu-jemu agar panjang umur dan sejahtera terus dilimpahkan kepadamu, Ma...Pa...
.
Naungan hidupmu melingkupi seluruh pengabdian telah dikobarkan tanpa kenal lelah.
.
Terhempas takut kehilanganmu menjelang pohon usiamu mulai rentan nanti, oh Ma...Pa, terlebih segalanya kusayangi...
.
Selamanya, Kau tetaplah harta berharga yang terindah di hidupku. Terima kasihku berjuta kali yang tiada taranya.
(Akrostik; 7)
- Si Bintang Kecil, 02-03.10.2020☆
@gramedia
0 notes
sibintangkecil · 4 years
Text
Tumblr media
Welcome October (New challenge for me from twitter @gramedia #MulaiMenulis untuk menyambut Bulan Bahasa. Semoga bisa konsisten/lancar sampai akhir🙏
Day 1 : Buku
CELAKA
(aku, kau, dia)
Cermatilah buku yang tak mudah membuat kau celaka itu. Rupanya dia bukan makhluk hidup tetapi mencerahkan alam sadarmu.
Elastisnya umpama lentera menghidupkan bara membaca di tengah pandemi yang masih kaulewati.
Lembayung tulisan tidaklah padam oleh lekang usia: Abadi seumur hidup.
Aksi nyatanya terangkum di satu judul yang mana ingin kaugenggam dulu. Silakan pilih, aku!
Konsentrasinya; janganlah mudah koyak karena tumpukan koleksi di rakmu sudah penuh.
Acap kali, di manapun dan kapan pun itu boleh dibawa karena satu hal kusebut kesukaanmu.
(Akrostik ; 6)
- Si Bintang Kecil, 01.10.2020☆
Tumblr media
0 notes
sibintangkecil · 5 years
Audio
Kepada Perihal Nanti, untuk sediakala yang pernah mengatakan :
***
wahai kenali kami,
seperti masa depan tak bernyali,
Buat apa sekedar mengucap bila tidak ada hal pasti,
Buat apa sepintar mencari alasan jika kau tak niat kembali,
Buat apa semahir kata kalau orang tak ikhlas menjawab dengan segenap hati,
Buat apa orang mengelak dari kenyataan luar yang menyimpang dari akal budi,
Buat apa berkata, “Nanti” jikalau hanya membuat tunggu dan menanti, 
menanti kapan? Ingat satu hal ini; aku bukan patung yang kau buang di selokan kali;
aku bukan orang sempurna yang kau harap bisa menjadi apa yang diingini;
aku hanyalah sosok jiwa lemah dan tak berdaya ini,
Jangan coba mempermainkan pisau dalam setiap lontaran kata yang keluar dari pikiranku ini;
ada pedang di balik itu semuanya, Bisakah kau memahami? 
Sudahlah, aku lebih baik diam dan menghilang untuk sekian kalinya, tak perlu kau hampiri,
Cukup resapi,
Inilah aku yang berendah diri!
_Si Bintang Kecil_ 10 Juni 2019
(Di tengah malam menjelang mata terlelap)
0 notes