#udahlah itu nikmat banget
Explore tagged Tumblr posts
Note
Random question: top 3 gorengan/jajanan indo yg kamu suka?
Halo anonn! Oke ni ya
1. Martabak manis
2. Siomay
3. Tempe sama pisang goreng
Jadi laper 🤤
#minumannya es doger ato ngga teh botol sosro#BEDEEEEUHHHHHH#udahlah itu nikmat banget#sleepy answers#indo post
13 notes
·
View notes
Text
Alhamdulillah.
Allah baik banget, sumpah ga boong. Gue ini brengsek, gausah ditutupin. Yang mungkin tampak baik, itulah Allah yg tutupin aib gue (dan semoga Allah selalu menutupnya aamiin). Dengan dosa gue yang bejubel, masih aja Allah ngasih rejeki yang bertubi-tubi.
Gue rasa udahlah cukup jadi pemaksiat kronis begini. Gue tau gue akan selalu punya dosa, gue cuman manusia cuy. Tapi gue mau ngurang-ngurangi kebiasaan yg sebenernya secara sadar bisa gue hindari. Oleh karena itu, cukup. Cukup dengan kesadaran akan nikmat, karunia dan kebaikanNya yang membuat gue sadar. Gue gak mau sadarnya pas ada musibah :(( beneran..
0 notes
Text
Tensi Tinggi
Beberapa waktu lalu ketika membantu screening vaksin untuk lansia, ada beberapa dari mereka yang pas dicek tensinya tinggi. Saat itulah kami kemudian bertanya kepada beliau, "mbah niki tensine inggil, nopo mboten nate kontrol?" (Mbah ini tensinya tinggi, apa nggak pernah kontrol?)
"Dulu kontrol dok. Tapi ya habis itu udah lama nggak kontrol. Soalnya udah ga ada gejala lagi. Udah ga pernah pusing. Jadi ya udah ga kontrol lagi", jawab beliau sambil tersenyum.
"Hloo ya jangan gitu mbah. Justru kalau tensi tinggi tapi gak ada gejala tu malah harus hati-hati mbah. Soalnya pusing itu kayak alarm dari tubuh kalau tensinya tinggi, makanya dibuat pusing biar simbah istirahat, biar nggak usah mikir aneh-aneh, biar makannya cukup, aktivitas fisiknya juga cukup. Jadi ya kalaupun nggak ada keluhan ya tetep kontrol ya mbah, soalnya kalau tiba-tiba tinggi banget malah bisa bahaya. Bisa stroke lo mbah", tutur kami kemudian.
"hoo nggih dok. Pake KIS bisa dok?". "Bisa mbah, nggih yang semangat ya", kami kemudian tersenyum sumringah seraya mempersilahkan beliau menuju ke bilik selanjutnya.
Di tempat lain, aku juga pernah mendapati kasus yang mirip dan cukup pilu. Saat itu ada segerombolan ibu-ibu yang sedang bercanda tawa bercerita dari z ke a. Pas topiknya tensi tinggi, kemudian ada seorang ibu yang berceletuk, "aku dong, tensiku tinggi 160 tapi ga pernah pusing. Gula darahku juga 300 tapi aku nggak ada keluhan", dan aku yang mendengarkan cuma bisa istighfar. Duh ibu gemash
Tak beda jauh, peristiwa sombong yang salah ini juga pernah kutemukan di linimasa twitter. Ketika ada orang-orang yang dengan bangganya mengumbar dosa, ketika ada mereka yang bercerita pernah melakukan dosa ini dan itu, lalu ditutup dengan kesombongan, "buktinya urusanku masih mudah, udahlah gausah mabok agama gitu, gausah merasa memiliki kapling surga, mending kayak aku, mabuk dan makan babi, tapi mau bekerja keras dan rajin membantu sesama". Duh.
Maka dulu aku sempat heran, apaan sih imam Syafii tuh, masak lihat betis cewek aja langsung hafalannya hilang. Ternyata bukan imam syafii yang salah, tapi akunya kali yang justru resisten sama dosa. Jadinya ketika melakukan dosa a b c, udah ga ada lagi alarm dari Allah, ga diingatkan sama Allah, terus dibiarkan aja dalam kesesatan, terus dibiarkan istidraj, terus dibiarkan aja terlena dalam dosa. Astaghfirullah.
Maka alih-alih sombong dengan pencapaian dosa, selayaknya bagi kita untuk berinstropeksi ketika urusan kita dipermudah padahal kita jauh dari ibadah, jangan-jangan ini bentuk istidraj dariNya. Benarlah kemudian kata seorang ulama, bahwa bentuk nikmat yang hilang itu, bisa jadi bukan nikmat dunia, tapi kepekaan untuk merasakan manisnya ibadah.
Mari kembali kepadaNya, mari menjauhi keburukan, semaksimal yang kita bisa.
44 notes
·
View notes
Text
Stop Menuntut, Maaafkan Orang Tua Kita!
Kalo seorang suami atau istri bisa mendapatkan surga dari rumahnya. Seorang anak pun juga punya kunci surga dari rumahnya sendiri. Yap, betul banget caranya dengan berbakti dengan mereka, kedua orang tuanya. Walaupun hubungan kita sebagai keluarga. Antara orang tua dan anak pasti ada aja ketidak cocokan dan berselisih pandangan. Belum lagi yang merasa "kok orang tua aku gini ya, kok gitu ya?" walaupun perangai, sifat dan sikapnya mungkin menyebalkan bagi kita. Ada yang musti kita ingat bahwa "semenyebalkan bagaimanapun perangai orang tua kita terhadap anaknya. Mereka tetaplah amanah yang Allah takdirkan dalam hidup kita, yang wajib kita taati dan berbakti kepada keduanya". Maklumi aja atas setiap ketidak asikkan orang tua kita. Kok di maklumi sik? Ya karna emang gak ada manusia yang sempurna termasuk teladan kehidupan kita sendiri. Memang seperti itulah manusia, selagi masih tinggal di bumi dan masih berlabel sebagai makhluk Allah yang berwujudkan 'manusia' pasti ada aja ketidak sempurnaannya. Kita sebagai anak juga gak sempurna kan? Dengan sabar dan tetap berbakti terhadap keduanya. Sebenarnya itulah salah satu ladang pahala bagi diri kita untuk meraih surga-Nya. Walupun orang tua kita belum tersentuh atau peka atas kesabaran dan bakti kita terhadapnya agar mereka berperilaku baik terhadap kita. Jangan sedih! Tenang aja. Ingat Allah Maha Melihat dan Menyaksikan apa yang kita perbuat. Orang tua kita sepenuhnya milik Allah. Maka, serahkan aja urusan ini pada Allah. Teruslah bersabar, berbakti dan berdo'a agar Allah Sang Pembolak-balik hati manusia dapat melembutkan hati orang tua kita. Seperti itulah tarbiyah hidup. Islam mengajarkan kita untuk tidak banyak menuntut tapi mengajarkan kita untuk berlomba-lomba dalam memberi dan berbuat baik. Imam Al Ghazali, menyebutkan sejumlah hal yang termasuk adab anak kepada orang tuanya adalah mendengarkan perkataannya, mentaati perintahknya, tidak berjalan di depannya, tidak meninggikan suara di hadapannya, serta berusaha untuk mendapatkan keridhoannya. Mungkin selama ini kita merasa terzholimi atas perangai orang tua kita. Yang akhirnya membuat hidup kita menjadi berantakan dan tidak karuan. Sebelum kita menyalahkan Allah atas skenario yang telah Allah gariskan untuk kita, diberikannya kita orang tua yang seperti itu. Sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah "Sudahkah kita memafkan mereka dan mendo'akan mereka?" Jangan-jangan selama ini kita hanya larut dalam kekesalan dan lupa untuk mengadukan semua keluh kesah kita pada Allah. Mungkin itulah letak kesalahan kita sebagi anak, lupa mendo'akan yang terbaik untuk kedua orang tua kita. Padahal Allah sudah berjanji "Siapa yang minta dan berdo'a, pasti akan dikabulkan!" Pasti udah familiar banget dong sama kutipan hadits ini, “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (Riwayat Ath Thabarani, dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi). Ridha Allah terletak kepada ridha kedua orang tua, karena Allah memerintahkan untuk mentaati orang tua. Barangsiapa yang mentaati perintah Allah ini, maka Allah akan meridhoinya dan barang siapa menolak taat kepada-Nya maka Ia pun murka. Maka, yang harus kita upayakan dalam menghadapi apapun ketidak asikkan orang tua kita adalah dengan cara meraih keridhoan dan berkah-Nya. Jangan sampe karna kita kesel dan akhirnya balas dendam dengan bersikap yang juga nggak mengenakan hati orang tua kita itu dapat menghilangkan dan tercabutnya barokah dan ramhat Allah terhadap diri kita. Dan jangan sampe ketika kelak kita diamanahkan menjadi orang tua, anak kita pun berperangai yang sama seperti kita saat ini, tidak hormat dan berbakti kepada kita. Sebab, apa yang kita lakukan sekarang akan berdampak dan terduplikasi kepada anak-anak kita nantinya. Na'udzubillah min dzalik! Sehati-hati itu menjadi seorang jomblo, eh anak maksudnya :D Inilah yang harus kita muhasabah atas kegagalan meraih segala cita dan impian kita. Sudahkan Allah dan orang tua ridho terhadap diri kita?
Bersikap dan berbuat baiklah pada orang tua kita. Sebab, inilah ikhtiar kita dalam meraih pertolongan, barokah dan ridho Allah dalam hidup kita. Rumus kesuksesan seorang anak itu sebetulnya mudah. Tinggal kita dapati aja ridho Allah juga Orang tuanya insya Allah segala harap kita akan terwujud. Buktikan aja! Terus gimana kalo kita pernah khilaf bersikap yang gak baik ke orang tua? Taubat. Segala persoalan hidup di dunia ini emang solusinya adalah tobat! Kadang bisa jadi ujian dan kesedihan itu menjadi harta yang paling berharga, mungkin bukan untuk saat ini tapi untuk masa depan kelak, insya Allah. Allah tau yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. Masya Allâh ya, tarbiyah dan pengaturan skenario qodho dan qodar-Nya yang Allah tetapkan untuk diri kita. Duh, jadi makin zheyeeeeeeeeeeng. Hehe INGET! Seburuk apa pun perangai orang tua kita, selama mereka masih mengimani Allah dan Rasul-Nya, gak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Bagaimanapun mereka adalah tetap orang tua kita. Jangan membencinya dan jangan ingkari bahwa kita adalah anaknya. Jadi.. Stop Menuntut, Maaafkan Orang Tua Kita! Berdamailah dengan kesalahan pola pengasuhan orang tua kita. Udahlah ya jangan baper lagi. Nikmat yang Allah berikan lebih besar dari pada duka kita. Semoga Allah mengarunia kita kesabaran yang indah. Menjadikan hati kita semakin merona karena kesabaran. Allahumma aamiin :')
15 notes
·
View notes
Text
Dua Ribu Dua Puluh dan Segala Isinya
Bismillahi masyaallah, hari ini udah tiba aja di penghujung tahun. Huahh, tahun yang masyaallah. Banyak banget hal yang berubah. Sampe Al Azhar yang dari dulu saklek banget sama peraturannya pun ikut berubah. Yang belum berubah sih, antrian khozinah yang masih tetep aja kena 'bukroh' (dibesokkan) padahal udah H-2 Minggu ujian.
Gimana 2020 mu?
Sebenernya ga ada yang buruk juga. Alhamdulillah masih dikasih nikmat sehat sampe detik ini. Keluarga di Indonesia juga sehat-sehat. Semoga keluargaku, keluargamu, nanti jadi satu keluarga ya... Haha. Eh, maksudnya semoga sehat selalu. Kamu juga, jaga kesehatan, ya!
Mau muter kenangan setahun kebelakang, ah.
Januari, kehidupan masih normal. Ujian dan ujian. Sempat ziarah juga ke Alexandria. Walaupun ga ke pantai karena mikir akan balik lagi pas liburan. Dapet jatah nginep gratis di hotel juga. Salah satu list tercoretlah. Cupu banget ya list gue? Gapapa.
Februari, ngetrip Alexandria. Berhubung budget terbatas tapi pengen jalan-jalan. Tapi liburan kali itu beda. Biasanya cuma mantai, sepedaan di tepi pantai, kali itu kami ganti dengan jelajah Alexandria dengan nyobain semua rute tramnya. Seru juga. Pengen sih sekali lagi naik tram ga ada tujuan gitu sebelum pulang ke Indonesia. Yuk, mas?! Huhu
Februari ini agak 'spesial' nih. Awal tahun yang bikin spot jantung. Ya gimana engga?! Baru tanggal 9 udah dikejutkan dengan undangan dari orang nun jauh di sana. Ulalala.... Kirain aku dan kamu bakal jadi kita, kan(?) Ternyata tidak. Kamu dan dia sudah menjadi kalian. Gapapa. Masa-masa galaunya udah lewat. Ko cepet??? Ga tau. Udah pasrah aja sama rencana Allah. Tapi abis itu Allah langsung kasih hiburan yang ga disangka-sangka. Diajak join program Al Qur'an. Wah, ini sih keren banget. Keren pengalaman dan keren gajinya. Haha. Tapi asli, ya, saat itu benar-benar Allah lapangkan hati gue yang lagi hancur-hancurnya. Ketemu anak-anak yang semangat ngafal, dapet miliu yang setiap hari selalu terikat dengan Al Qur'an. Masyaallah. Asli, ga tau lagi gimana caranya bersyukur.
Maret, April, Mei, kegiatan masih sama. Hidup serumah bareng anak-anak yang ga pernah patah semangat ngafal. Lagipula, saat itu juga kondisi melarang untuk aktivitas di luar rumah. Ada tamu ga diundang lagi berkunjung. Sampe sekarang ga juga pulang tuh si bang Covid. Ko betah ya?
Bosan ga berbulan-bulan di rumah aja?? Bosan lah!!! Gue emang udah jadi kaum mageran buat jalan-jalan, tapi berbulan-bulan kayak gitu sih bikin suntuk juga. Minimal keluar buat ngafe malem deh. Itu pun ga bisa.
Juni mulai longgar. Mulai bisa keluar rumah meskipun khawatir tingkat tinggi.
Tapi asli ya, dengan adanya bang cov ini bikin kita jadi lebih peduli dengan kebersihan. Sebelumnya gue ga jorok juga sih. Cuma jadi rajin cuci tangan, kebersihan rumah dan diri jadi perhatian banget. Ya, selalu ada hikmah kan? Ujian aja jadi diganti paper. Wah, ga kebayang sih kalo ujian normal kayak biasa. Remed gue kemarin banyak banget. Ga yakin juga bakal ada di posisi sekarang.
Setahun lalu pas nilai turun dan gue frustasi parah, gue sempet berdoa semoga bisa ada di tahun akhir tanpa ujian. Qodarullah, Allah kabulkan. Duh, jangan sembarang ya kalo ngomong. Ga tau aja mana yang akan terkabul. Ngomong dan doa yang baik-baik. Misal, aku dan kamu jadi kita. Bukan kamu dan dia jadi kalian lagi. Udah ah, capek gue ditinggal nikah mulu. Lah, jadi curhat, Bu? Wkwk.
Agustus, wah ini sih spesial banget. Pokoknya spesial. Rahasia.
September apalagi. Spesial banget. November juga. Desember juga. Haha. Gue udah pegel ngetiknya.
Intinya, gue bersyukur banget untuk nikmat yang Allah kasih. Termasuk nikmat Allah kasih teman-teman terbaik yang membersamai gue melalui masa-masa terberat gue. Setahun lalu, pas gue ditinggal Bella pulang ke Indonesia, gue ga tau bakal bisa ngelalui hidup di Mesir kayak gimana. Gue ga tau akan kuat atau engga. Tapi Allah kirim teman yang masyaallah gue ga tau cara berterima kasih ke dia kayak gimana, sampe sekarang (dan semoga seterusnya) dia selalu ada buat gue. Semoga ga bosen ngadepin gue yang moody-an ini ya, Juk. Juga teman-teman lain yang aduh, gue doain aja lah semoga Allah selalu limpahkan kebaikan untuk kalian.
Asli ya, temen itu berarti banget buat gue. Tanpa kalian, gue ga akan bisa bertahan. Makasih banyak yaa...
Semoga Allah kuatkan kita untuk berjuang menyelesaikan amanah kita masing-masing.
Aih, tulisan gue jadi kemana-mana. Wkwk. Udahlah, makasih 2020. Semoga 2021 lebih baik. Tanpa atau dengan resolusi baru. Semoga kita jadi hamba yang makin taat beribadah.
Semoga......
Amiin
Aroby, 2020
1 note
·
View note
Text
Pra-sidang
Ijinkan aku bercerita sedikit tentang hadiah lebaranku kemarin. Tepat sore menjelang malam di hari lebaran, dosen pengujiku mengirimiku sebuah chat. Iya, chat di atas adalah hadiah lebaranku.
Bersyukur tiada henti karena mendadak teringat bagaimana sebelumnya aku mendaftar prasidang H-2 jam batas waktunya. Iya, sekitar pukul sepuluh malam, usai berhasil mendapat persetujuan dosbing.
"Tolong spam saya kalau chatmu nggak dibalas. Yang chat saya ratusan, mungkin chatmu tenggelam." Kata beliau.
Dasar aku, anaknya nggak enakan, meskipun beliau menyuruh spam, tetap aku memilih untuk menunggu saja. Hiks.
Untungnya malam itu sekitar pukul sebelas, Pak Kajur masih online. Wah, sepertinya dampak corona ini sangat dahsyat, membuat hampir semua pekerjaan instansi jadi tak mengenal waktu karena serba bisa via online. Ya ampun beliau kayaknya lembur hari itu. Alhamdulillah akhirnya bisa daftar prasidang.
Surat Undangan Prasidang yang Tak Kunjung Terbit
"Memang begitu Nin, kalau mau sidang banyak ujiannya." Kata Lifah setelah aku menceritakan perihal surat undangan prasidang yang tak kunjung terbit dari pihak TU, sementara itu teman-teman yang lain sudah terbit.
Hari itu sedih dan sebal bercampur jadi satu, pokoknya nggak mau buka HP ah. Bodo amat. Padahal hari itu aku sedang chattingan sama banyak orang, ada kali sepuluh orang, karena mendadak ada banyak urusan (tumben banget banyak urusan).
Usai tidur siang hujan deras, terbangun dan kayak yang pengen tidur lagi. Selesai jawab adzan Ashar seraya berdoa karena di luar hujan deras, kan katanya kalau hujan deras lalu berdoa, doa kita ada kemungkinan besar diijabah. Usai berdoa lanjut peluk bantal dan tarik selimut, hendak memejamkan mata lagi lalu tiba-tiba hatiku bergumam sendiri seolah ada malaikat yang membisiki, 'lha gimana mau diijabah doanya kalau ketika Allah memanggil untuk shalat aja kamu tidur lagi' benar juga apa yang dibilang sama hati sendiri. Ya udah, aku berusaha bangun sambil bengong-bengong dulu, sih. Ngumpulin nyawa dulu kalau kata orang-orang. Eh, aku mau ngecek HP sudah jam berapa ternyata data cell-nya nyala otomatis chat yang masuk kelihatan dan nggak ada pemberitahuan baik yang aku harapkan. Jadinya sedih lagi deh.
Akhirnya shalat Ashar, abis itu dzikir. Ibuku selalu nyuruh untuk istighfar seratus kali perhari. Kalau dipikir tuh susah banget melakukannya. Tahu nggak? Hari itu adalah percobaan pertamaku melakukannya, dan berhasil. Ternyata gampang banget lho untuk istighfar seratus kali perhari; 33x habis subuh, 33x habis dhuha, sisanya ketika sore selesai shalat Ashar karena takut malamnya ngantuk, hehe. Boleh lho dicoba, gampang banget ternyata, cuma istighfar aja kok. Katanya kalau banyak istighfar, selain berharap dosa kita diampuni, urusan kita juga akan dipermudah.
Sore itu aku masih galau. Lagi-lagi seperti ada yang bisikin, 'yang punya hati dan raganya dosen dan pegawai TU siapa? Allah kan. Yang bisa menggerakkan hati dan raganya untuk bantu kamu siapa? Allah kan, ya udah fokus beribadah aja dulu.' Karena waktu itu juga kebetulan sedang pertengahan Ramadan jadi kayak yang ya udahlah yah untuk urusan dunia. Sayang banget Ramadan kan cuma satu bulan aja.
"Modal kita cuma do'a. Banyak keajaiban dalam hidup saya terjadi karena do'a." - Ust. Hanan Attaki
Beliau melanjutkan..
"Buat saya modal hidup saya bukan duit, bukan harta, walau itu semua penting, tapi do'a. Makanya saya nggak mau menggadaikan do'a saya dengan makanan yang syubhat dan haram karena apabila makanan seperti ini sudah masuk ke dalam tubuh, 40 hari do'a kita nggak diterima. Do'a itu adalah modal utama banget dalam hidup kita. Saya banyak merasakan keajaiban dalam hidup saya karena berdo'a."
Bingung Memutuskan
Akhirnya tiba di kebingungan yang lain. Bingung memutuskan untuk via live instagram atau vidcall?
Sampai kebawa mimpi untuk dibantu memilih via live instagram atau vidcall. Bahkan ketika dibangunkan buat shalat Ashar sampai bingung terus aku bilang, "ntar dulu lagi voting, nih."
Mimpi juga mau cek videocall tapi ternyata sudah keduluan sama semua reviewers dan dosbing. Sampai yang kayak takjub karena semuanya sudah bersiap.
Yaaaaa saking deg-degannya sampai kebawa mimpi. Hadeuh.
Akhirnya Sidang
Jadi, H-1 sidang, aku main game online dan menang berturut-turut sampai 20x. Aku share di story WhatsApp. Beberapa menit kemudian aku kaget, rupanya story-ku itu dilihat sama semua dosen penguji. MALU BANGET, JAJAJAJA.
Lagian bingung banget mau belajar apa, mayoritas yang sudah sidang cerita bahwa apa-apa yang kamu siapkan untuk sidang kebanyakan malah nggak terpakai karena nyatanya nanti pertanyaan dosen penguji ngalir aja. Ya bukan berarti aku sama sekali nggak belajar~ tetap belajar kok malamnya.
Beberapa kalimat yang masih aku ingat sampai sekarang dari dosbingku usai aku sidang ialah..
"Saya tidak menyetel mahasiswa untuk segera lulus, tapi mahasiswa itu sendirilah yang perlu menyetel dirinya sendiri untuk segera mencapai target yang dimilikinya."
Lalu..
"Enam hari lagi kamu hubungi saya untuk penyelesaian revisi."
Dari dosen penguji juga..
"Kalau kamu berhasil membuat kalimat formulasi inti dari analisisnya, saya langsung kasih A."
Dari awal memang sudah merasa ada yang mengganjal, ada yang kurang dari intinya, akhirnya benar waktu sidang dosen penguji sedikit bingung tapi keduanya menuntunku untuk menambahkan formulasi sederhana kesimpulan dari seluruh analisisnya.
Sedikit sedih tapi tiba-tiba hatiku ngomong lagi, 'nggak apa-apa kerjakan revisiannya, revisi karena berniat menuntut ilmu untuk mencari ridho Allah dan revisi agar segera lulus untuk membahagiakan orangtua insyaaAllah itu juga termasuk ibadah, nggak apa-apa.. jenis ibadah itu banyak, kok.'
Btw, salah satu reviewer memberi review yang sangat menyentuh. Hiks. Thank you so much!
Kadang nggak percaya kalau sudah berjalan sejauh ini, tapi pikiranku memang bawel dan sering bilang, 'ah pasti bisalah, nanti juga selesai. Pasti bisalah, banyak kok orang-orang baik di sekitar kamu yang bakal bantu dan support.'
Ini yang bikin aku selalu meleleh karena nikmat yang Allah kasih itu banyak banget, salah satunya dikelilingi orang-orang yang dengan tulus mau bantu aku. Yaa Allah yang awalnya aku takut untuk menghubungi mereka tapi aku bingung mau nanya ke siapa lagi, dan ternyata orang-orang yang kubutuhkan itu orang-orang baik yang ramah luarbiasa. Karena memiliki teman-teman yang baik adalah rejeki yang tak ternilai juga dari Allah! :)
Bandung, 25 Juni 2020
Tiga hari lagi genap sebulan usai sidang.
4 notes
·
View notes
Text
Pernah juga tiba² nangis sendiri, pas pagi ngafal atau ndaras Al Qur'am di juz² tertentu. Ga tahu gue yg gampang emosional apa emang cengeng, masalahnya dlu selalu bangun malam dilanjut ngafalin qur'an buat persiapan setoran minimal satu kaca. Huh mata gue pedes banget kalo inget itu, baru tahu nikmat itu tiada duanya. Duduk dipojokan kamar, keluarin suara, capek kejar target, dll. Terimakasih ya Allah atas nikmatMu jadi santri yg pernah merasakan indah banget ngafal qur'an, bisa ikut simakan dll. InsyaAllah tahun 2021 harus ke Jogja apapun keadaannya, sebab mau bayar hutang simakan 5 juz.
Juz 21 (alhamdulillah walopun ngafalnya setahun wk), juz 22 on going baru ¼. Hemm masih kurang juz 22,23,24, dan juz 5. Ingat² hutang itu vah. Semoga pandemi korona segera berakhir, dan semoga Allah cukukpkan rahmat, taufikNya, diberikan ampunan, khusnul khatimah, dan dikehendaki kebaikan kehidupan baik didunia maupun di akhirat. Aamiin
Terlebih diizinkan bisa kehafal satu al quran sebelum masuk liang kubur. Aamiin aamiin ya Allah ya Rabbal alamin.
Kalo dipikir² dunia dan hasrat dunia itu ga ada apa²nya ya, beneran deh. Kalo lagi inget ambisi dan cita² terus lagi stag disitu² aja, ngerasa ga berguna, ngerasa useless dll, tapi kok pas buka Al Quran kek "Come on ovah, lu kemana aja sih baru buka gue, sok²an sibuk padahal ga sibuk² bgt, apasih persetan bgt ama ambisi lu, ini gue mau lu kemanain? Mau lu lupain bgtu aja stelah rentetan perjuangan lu sampe keseok² buat ngeraihnya"
Deg aja rasanya, "iya ya kemana aja sih gue, apasih sbnrnya tujuan gue, ayo vah sesekali mencla mencle gpp, tapi harus diluruskan lagi. Kalo dipikir² lagi, lu itu ngajar di MAN 2 suruh jadi apa? GURU TAHFIDZ. Keterima di SMP Al Azhar suruh jadi apa? GURU TAHFIDZ, terus les di rumah Nasywa, lesin apa? Les NGAJI DAN BIMBING TAHFIDZ. Terus apa lagi yg mau lu cari? Come on vah wake up, udahlah lu tuh ga disuruh jadi apa² dulu (a.k.a mengejar ambisi) melainkan lu tuh suruh dandanin atau benerin hafalan, lu tuh mau apa vah? Udah benerin hafalan, siapin hafalan 5 juz buat nanti simakan bayar hutang ujian. Jangan mikir kemana² kalo ada pahit²nya atau kejadian yg tdk mengenakan di th 2020 ini anggap aja ombak dan duri buat pemanis. YOK KEMBALI LAGI YOK, SEMANGAY VAH, JANGAN MIKIRIN MACEM2 LAGI, UDAH BENERIN QUR'AN LAGI, BAYAR HUTANG 5 JUZ. BERAT LOH ITU.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allâh kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (urusan) dunia [Al-Qashash/28:77]
6 Ramadhan 1441 H
4 notes
·
View notes
Text
pengalaman biopsi
akhir september di tahun 2019 aku mengalami flu, seperti biasanya kalo lagi flu.. tenggorokan sakit tp membatin gpp krn biasanya awal flu tenggorokan itu emg agak sakit... eh ternyata sakitnya sampe flunya mau selesai, trs iseng buka muluuut dan taraaa ada benjolan di antara amandelku.. (tp sakitnya gak trs menerus sakit, kdg malem doang atau pagi..) ehe, ditengah flu ini aku suka minum minuman yg agak dingin dan jajanan berminyak 3 hari berturut2 hehe... cilok, kentang goreng, dll........ mungkin qodarullah ini jg salah satu penyebabnya(?)
tp aku santai aja, mungkin cuma kurang minum🙈 dan aku menambah minum kuu
sampai suatu ketikaaa (lupa hari apa dan kapannya) aku makan ciki enak, hehe, kesukaanku.. (hadu saya, udah tau lagiy sakit, malah makan ciki..)
abis makan ciki itu, sakiit bgt...... akhirnya aku memutuskan ke dokter umum assalam, dikasih obat flu, radang tenggorokan dan pastinya antibiotik, "kalo masih ada benjolannya, ke dokter tht yaa.. di assalam ada jg praktek dokter tht hari rabu dan jumat mulai dr jam 1...." kata dokternya begitu
stlh obat abis... qodarullah benjolannya blm ilang, oke, daftar dokter tht.. (dahal ibu pun dari awal dah nyaranin ke tht, maaf Ibu, hiks) dapet antrian pertama, daftar lewat telpon dari jam 10, sama dokternya dikasih obat gatau apa.. ada obat 3 macam+obat kumur.. ditanya ada maag nggak? aku jawab enggak.. tp ditanya lg di kosan ada obat maag apa? trs jg disuruh jgn makan makanan yg digoreng samsek.. kalo blm ilang, nti dibiopsi trs dokternya jelasin benjolan itu byk kemungkinan jadinya dibiopsi ya kalo blm hilang... temui saya di rs yarsis ya, saya ada senin sampe kamis praktek mulai jam 3.. hehe disini aku mulai deg2, apalagi liat nota harga obatnya hhhehhee alhamdulillah 'ala kulli hal
mulai drama bingung makan apa......
beli bubur bayi hehhe, berjuang minum obat tp alhamdulillah obatnya gak berbau...
obat abis qodarullah blm ilang lagi, trs ke yarsis, udah mau ditentuin jadwal biopsi, kirain aku biopsi itu cuma kita duduk, mangap, dicongkel dikit benjolannya, selesai:D kata dokternya dipersiapkan dulu, harus ada orang tua.. dll... trs aku tanya "yg dipersiapkan apa dok?" hehehe kata beliau mentalnya, kesiapan.. trs perawatnya bilang dananya jg dipersiapkan.. kan rawat inap jg.. baru deeeh paham kalo biopsi tu jg operasi hehehhe ternyata biopsi udah masuk operasi sedang sampai besar.. aku dikasi obat lg sama dokter niken, obatnya sama kyk kmren, harganya jg sama🤣
disini ukhti hilma mulai tanya2 biayanya, yarsis blm bisa bpjs, dan aku nungguin sambil nangis sambil liat megang nota obanya hehe...
trs aku chat ibu, ibu maafin lia, kata ibu gpp lia gak salah, yg penting lia semangat berjuang sembuh, semua org dikasih ujian sama Allah, lia lg diuji lia sabar ya, insyaAllah menggugurkan dosa2 lia
obat abiiis alhamdulillah qodarullah blm ilang lg, tapi udah nyerah berobat pke biaya mandiri, akhirnya kita minta ibu tlg kirimin kartu bpjsnya... trs cari rujukan... daftar klinik....... daftar klinik Iis medika... (jazakillahu khairan khonsaa atas saran kliniknyaa) dirujuk ke rs uns. (jazakunnallahu khairan teman2 semuaa terkhusus mbak lail dan mbak aim dan khonsa jg udah selalu nyemangatin.. udah susah ngomong sakit tenggorokan hehheeh, sempet lepas dr obat krn nunggu BPJS cari rujukan dulu dll)
dirujuk ke rs uns.. pertama daftar (hari Jumat) katanya udah penuh poli THT nyaaa daftar lg (hari Senin 28 okt) naro berkas.. masyaAllah ini jg penuh drama mulai antri mulai jam 5, dapet nomer d14 dan ituu dipanggilnya a1 b1 c1 d1 ya Rabb ini kapaaan sampe d14🤣 (ini hari sekulaaa)
nyerah nunggu, pulang ke kosan sempet ke wc, jemur baju dll... trs ukhti hilma punya ide balik lagi yuk siapa tau blm dipanggil....
ternyata dateng baru 1 langkah masuk rsnyaa... nomer kita dipanggil masyaAllah alhamdulillah luar biasa hehe.. masuk ruang dokter jam stgh 11 padahal dars blm selesai, aku ijin... temu dokter niken lagii alhamdulillah, dikasih antibiotik lagiiiii... obatnya kyknya sama tp bau, ga 'se enak' yg kmren hehe, soalnya ini geretoong alhamdulillah.. nentuin masuk kamar rawat inap, biopsi, cek darah... lemes bgt selesai ambil darah, byk diambilnya, pandangan kabur, telinga kyk kedap suara, rasanya mau pingsan hehe, mbhlma beliin teh dan yg manis2, plg naik grab gakuat naik motor hehe
kalo inget2 kejadian ini, aaah mba hilma sayang aku😁🤣 jazahallahu khairan
tgl 2 nov ibu dateng❤️ ibu seneng bgt ke pasar, beli sop matahari, pernah jg sendirian pergi ke pasar, tp pulangnya gbisa dan nyasar🤣 trs nanya ibu2 eh malah dianterin alhamdulillah
temu dokter, ronsen....4 nov, kata dokter kalsium ionnya kurang, nti dibantu lewat infus
masuk kamar sore abis asar kyknya, tp udah dipakein gelang dari setelah dhuhur, mau pulang dulu makan siang, tp gaboleh sama mbak2nya krn udah pake gelang, tau gtu gamau dipakein gelang pasien dulu hehe... mbhilma bawain makan siang dan segalagalaa peralatan menginap rs hehe, jazahallahu khaira....... aku ribet bgt pula gamau pke selimut rs sarung bantal rs trs mau guling jg hehehhe...
malemnya... aku rutin di tensi 3 jam sekali kira2 kyknya.... dr anastesi dateng diliat yg mana yg mau dioperasi, dijelasin biusnya bius total, puasa dr jam 1 malem, dll.. dokter jaga jg dteng... dokternya khawatir krn hasil ronsen paru aku kyk ada yg aneh... ditanya ada keluhan ngga, sering berdebar ngga, ada riwayat asma ngga, sebelumnya pernah rawat inap nggak, apa aja riwayat penyakitnya, keluarga atau sodara ada yg punya tbc nggak... disini aku mulai deg2 hehe, abang izzul pernah tbc, ditanya sering kontakan lgsg sama kknya atau bareng trs pokoknyaaa ditanyaaaa bykkk... dicek dipencet2 leher, dlll... dokter jaganya masih muda dan laki2 pula-_- trs dokter jaganya menyampaikan pesan dokter paru kalau perlu di ambil darah di arteri, ehhe, sakit rasanya... 2x perocabaan subhanallah mantap ambil darah di arteri... arteri nadi detak jantung kita..
dari pergi nya dokter jaga itu aku ngeliat ibu yg khawatir, ibu cerita kalo ibu sampe mikir udahlah lia dibawa ke lampung aja kalo ada apa2 pengobatan lebih lanjut nya ehehe...
alhamdulilah... paginya setengah 9 kira2 dokter paru dateeeng.... ditanya banyak jg dan diperiksa sana sini jg, tp kata beliau gpp, selama gada keluhan dan baik2 aja, hasil cek darah kmrennya jg bagus.... bisa ini dioperasi siap insyaAllah
heheeee... sebelum op aku ngobrol2 samaa desi, udah lama ngga ngobrol lama sama desii... ngobrol ttg skincare hahaaha.. desi ijin sekolahnya nemenin ibu dan aku... mbhilma ttep sekolah krn dikelas kita cuma ber5 kalo 2 org gada sepi bgt kelasnya....... desiii jazakillahu khairan ya cinta, melepas sedikit ketegangan alhamdulillah
gatau masuk ruang operasi jam brp dan keluar jam berapa... dari masuk ruang operasi, aku ditanya trs sekolah dmna kuliah dmana, dioper2 ranjang tidurku, mungkin 4x tu aku ditanya kuliah dmana, hehe... manusianya semua berbaju hijau,.... dibius lewat infus, dan disuruh hirup udara yg dikasi lewat oksigen hirup hirup pusing aku baca لا إله إلا الله trss... takut di bius ga bangun lagi
sebelumnya cuma bisa ngulang istighfar dan اللهم لا سهل إلا ما جعلته سهلا وأنت تجعل الحزن إذا شئت سهلا...
-bangun diruang pulih sadar- diingiiiiiiin banget, pengen ngeluarin suara,tp tenggorokan kyk ada durinya, sakit..... berusaha gerakin tangan, gerakin kaki, gbisa.....padahal udah berusaha bgtt...emg kita tu gada kuasa atas diri kita tanpa pertolonganNya....
لا حول ولا قوه الا بالله
kaki ku ga kena selimut dingiiiiiin....... cuma bisa berdoa, yaAllah dingin, tlg gerakkan mbak2 perawat tuk nutupin selimutku... dan inginku genggam tangannya, alhamdulillah...... kemudian ada yg dteng tapi bukan mbak2.....
lama rasanya aku di ruang itu, trs keluar ruang pulih sadar tp masih didalem dicopot selang oksigen, diganti ranjang rawat inap lagi,... akhirnya keluar dan ketemu ibu, ehee..
dikamar aku tdur lagi, bangun nyalain murottal, blm bisa ngomong, sholat dijama' waktu asharnya... malem udah boleh minum, minum es dan makan es krim, kompres es batu, pipis dlll diranjang, blm kuat ke WC pake oksigen jg krn sesak dan berdebar....... hehe, tp malemnya udah main hp chattingan bahkan vn sama mba ipar tersayang mbakro🤣 bisik2 gitu, sekali doang si hehehehe
bsoknya dokter niken kunjungan dan boleh pulaaang alhamdulillah.........
badan fit pulih 100% dihari 12 stlh operasi, sebelumnya kalau gerak kayak ada loadingnya, pusing....kalau suaranya... berminggu2 hhee, alhamdulillah 'ala kulli hal
jazakunnallahu khairan temen2... semuaaanya.. yg ikut doain, nyemangatin, jenguk di RS ato dikosan, bawain makanan yg bisa ku makan, eskrim, mba nurfaaa zulniaar nabila fikaa dan semuanya...❤️ semua ustadzah yg khawatir sampe wa mba hilma juga....hiks jazahunnallahu khairan
Alhamdulillah... sehat itu nikmat sekali, kangen ayam goreng, kangen krupuk... Allah negur aku yg suka tertipu sama nikmat sehat, waktu lg sakit berat rasanya buat ngomong, buat hafalan hadits, matan, apalagi buat ngaji yg perlu nafas juga, alhamdulillah ala kulli hal... semangaaat sehat yaa teman2kuuu nikmat bgt bisa ngaji, hafalan, bisa belajar dengan bersuara.belajar tanpa mikirin nnti makan pke apa ya ngerebus apa lagi ya kukus apa lagi ya hrhehehee... semoga nikmat ini bisa kita syukuri dgn mengakui bahwa nikmat ini dari Allah berucap alhamdulillah dengan lisan kita, menggunakannya dlm ketaatan padaNya dan dengan attahadduts bihaa❤️
diriku sebenarnya menyadari, kayaknya sebabnya qodarullah karena abses di gigiku yg pada bulan agustus yg nggak segera ditangani... karena saat itu lagi disukoharjo! liburan+bantu jadi guru dan musyrifah di pondok Bu Endang:) Eldzikr..
eh.... di riwayat assalam pun ada... aku abis abses, dokter Nikennya gak lihat mungkin ya?
2 notes
·
View notes
Text
Sore tadi ngopi, dan sekarang pukul 05.00 belum tidur.
Scroll tiktok, banyak yg share tentang cpns.
Hm, aku jadi mengenang detik2 aku tes cpns 2018.
Ada kejadian yang membuat aku 'sangat bersyukur' pagi ini.
Jd hari itu tesnya di pekanbaru, di salah satu hotel di PKU.
Aku sebagai anak Riau kabupaten dan bukan anak orkay, main ke Pekanbaru itu kek main ke eropa bagi orang kaya. Perlu nabung dulu kalo mau kesana, perlu urusan penting dulu.
Apalagi ke hotel, wak. Mana pernah.
Aku kesana motoran di bonceng ayah. Bermodalkan gmap, kami kesana dan bakalan jumpa sama adek aku (yg kuliah di PKU).
Aku dapat jadwal ujian jam 13.30. Jd sebelum jam 12 udah beresin administrasi dan segala macem. Trus inisiatif buat makan. Saat itu udah jam 12.00.
FYI, hotel ini kek di pinggir kota banget, kesananya udah hutan lebat. Heran ngapain bangun hotel jauh banget.
Aku udah lapar banget dan nyari makan cukup jauh. Aku tanya temen2 disana, di hotel ini ada nasgor seharga 30k. Bagi aku anak kampung yg nasgor itu biasanya 6k doang, kaget.
'Mahal kali, udahlah cari yg di luar aja. Cari yg 10k aja, duit tipis ini'
Akhirnya nyari makan berkilo kilo meter keluar jalan dan akhirnya nemu. Aku bungkus aja deh, rencananya mau makan berdua sama adek.
Nasi udah dapat, langsung otw mesjid buat sholat. Yakali tes cpns, ninggalin solat, ye kan?
Setelah solat zuhur, udah jam 12.50. Gak kerasa sebentar lg tes dan aku belum makan.
Yaudah aku makan di mesjid itu, biarlah orang berkata apaaa wwkwk. Menggelar nasi bungkus dalam mesjid. Tapi yah namanya lagi diburu waktu, aku gak berselera. Makan seperempat aja udah kenyang.
Dipertengahan waktu makan, hujan dereees banget.
Ya Allaaah, anugerah turun dari langit dan aku harus menuju hotel dengan motor.
Akhirnya terjang aja itu badai. Untungnya ada jas hujan setipis kresek warna warni yang bisa nutupin badan tapi tidak nutupin kaki.
Alhasil rok basah, sepatu basah, kaus kaki basah.
Singkat cerita, aku tes di ruangan aula full AC dengan kondisi basaaaaaah :'X
Aku yang gasuka dingin, menggigil sambil baca soal. Tapi harus tetap fokus nih, walaupun enggak.
Alhasil, passing grade masih 7 poin lagi untuk aku lulus. Artinya aku gak lulus disana .
Perkara nasi goreng 30k, aku harus jalan jauh, makan di mesjid, basah kehujanan.
Andai aja saat itu aku punya uang lebih, aku makan aja yang ada di hotel itu.
Huh, perkara nasgor mahal ini.
Alhamdulillah makan nasi goreng sekarang udah bisa bayar yang 30k.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
0 notes
Text
Kamu udah fair belom?
Suatu hari seorang pemuda sedang biru hatinya. Betapa ia merasa dihadapkan dengan ketidakberuntungan yang terus menerus. Ia menangisi nasabnya, mengutuk fisiknya dan membiarkan syaitan berkuasa atasnya.
Batinnya dipenuhi oleh pertanyaan. “mengapa?”
“mengapa hidupku begini amaaat?”
“mengapa harus aku yang di posisi ini?”
“mengapa harus aku yang mengalah?” “ya Allah mengapa?”
Khayalnya juga dipenuhi oleh kalimat. “Seandainya”
“seandainya aku punya wajah seperti dia”
“seandainya aku kaya dari lahir”
“Seandainya aku terlahir jenius”
“seandainya ya Allah”
Lantas hatinya menjadi lemah, penuh rasa minder. Semua yang dimilikinya belum cukup. Semua yang dikaruniakan kepadanya masih kurang. Jika rasa hausnya mengarahkannya untuk berbuat lebih, bekerja lebih dan berikhtiar lebih maka itu jauh lebih baik.
Kemudian adzan maghrib berkumandang.
Pemuda itu masih asyik mengusap-usap layar hapenya, menelusuri quotes-quotes putus asa yang dirasa mewakili kisahnya. Semakin asyik, pemuda itu lupa 20 menit telah berlalu semenjak adzan tadi. Oh dia bukan lupa. Dia sadar betul waktu terus berjalan. Sambil melirik jam pada layar hapenya ia menggumam “dikit lagi” “nanggung” “bentaran”
30 menit
35 menit
40 menit.
Akhirnya pemuda itu bangkit dan berwudhu.
Usai menjalankan shalatnya, ia berdoa. Masih dipenuhi dengan kata “mengapa” dan “seandainya”
Pernah ga sih kita merasa seperti pemuda ini. Kurang bersyukur. Kuffur sama nikmat Allah Ta’ala padahal yang namanya beribadah masih itung-itungan waktu, masih lalai dan jauh dari sempurna.
Astaghfirullah
Alhamdulillah saya pernah gaya gayaan dengerin ceramah ust.Hanan di Youtube. Ada satu kalimatnya yang bener-bener ngejleb gitu di hati ini, kurang lebih begini isi kalimatnya
“kalo kamu lagi berdoa terus Allah ngabulinnya entar entar aja fair gak sih? Fair-fair aja kan kalo Allah menunda do’a kamu. Kan kamu juga sholatnya ditunda-tunda”
Nah loh.
ada lagi nih di Al-Qur’an
“Maka celakalah orang yang solat” “(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya” Al-Maaun 4-5
Padahal banyak banget ayat maupun hadits yang menceritakan ngeri-nya balasan akibat nunda nunda shalat, salah satunya :
“Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu”. (Riwayat Tabrani).
Padahal sholat itu amalan yang pertama kali dihisab, udah gitu termasuk juga kedalam amalan yang paling dicintai Allah Ta’ala.
Untuk kamu, pemuda-pemuda yang masih bertanya-tanya kenapasih hidupmu begitu gitu aja. Kenapasi hidupmu gapernah seindah seleb-seleb yang suka vlog, yang udahlah cantik, ganteng, jago nyanyi, pinter, tajir wih dan seterusnya dan seterusnya deh.
Pertama sih ya bersyukurlah, kita kan gapernah tau apa yang udah dan mungkin akan mereka hadapi. Terus intropeksi, memangnya kita pantes ya menuntut keadilan? Memangnya kamu, aku, kita. udah fair?
Karena jawabannya pasti belom, yuk sama-sama perbaiki diri. Pelan-pelan aja asal berprogress. Gamasalah stuck asal jangan mundur!
Kalau kata drama korea “miracles is another name for hardwork”
Kalau versi firman Allah Ta’ala ada di Surat Ar-Rad ayat 11.
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”
Sekalian luangin waktu bukan untuk meminta dan curhat ke Allah Ta’ala aja. Tapi juga untuk bersyukur, berterimakasih sembari memujiNya.
Karena kalo kata ust. Hanan “ternyata Allah itu kangen loh sama hambaNya. Kangen pengin ngasih sesuatu, kangen pengin memberi rezki. Kalau seorang ibu aja bisa memberi anaknya tanpa berharap imbalan apapun, setulus itu. Apalagi Allah?”
Semoga bermanfaat, Mimah Seorang yang juga pemuda.
11 notes
·
View notes
Text
Sesekali aku menengok seberapa besar pertumbuhanku. Sesekali aku melihat apakah aku sudah berjalan menuju kepada kebaikan. Sesekali aku melihat,iya mungkin banyak hal yang sudah tidak sejalan, dari sepanjang jalan ini aku melihat banyak sekali pelajaran kehidupan. Aku melihat orang datang dan pergi silih berganti memberikan pelajaran berharga bagiku.
Ah aku masih punya sekumpulan orang2 yang mendekapku erat di jalan kebaikan itu. Orang2 yang Allah hadirkan untuk ku menemani kehidupan di Jakarta, orang yang mengingatkan ku pada Allah. Bahkan sahabat baik yang Allah hadirkan kembali yang dahulu pernah satu forum.
Terkadang aku kagum padamu, terlahir dalam keluarga dengan keadaan agama yang baik, abi dan umi mu baik,memiliki umi seorang pendakwah yang senantiasa ada kajian setiap ahad pagi dirumahmu. Memiliki kakak kakak yang bergerak dalam dakwah juga. Ah, kadang aku bertanya kenapa tampilan luaranmu berubah, tak apa Allah melihat seberapa lurus akhlakmu, seberapa kuat tauhidmu,seberapa kuat akidahmu, banyaknya hafalanmu. Ah, mungkin memang kita dipertemukan kembali untuk saling menguatkan,
Dear sahabat shalihaku,
Terima kasih sudah menemaniku hijrah, terima kasih telah banyak menginspirasiku.
Rasanya bahagia saat Allah menghadirkan kamu, lalu sahabatku lainnya yang samasama bisa diajak diskusi panjang lebar tentang berbagaimacam kehidupan dari agama cita cinta dan proses lainnya.
Dari sekian banyak sahabatku kupikir kenapa rata2 mereka tinggal di sekitaran jaksel-bogor yang masih sejalur itu, sahabat2 yang mengingatkan saat aku salah tanpa pernah memojokkan mendiamkan ku sampai membuatku sadar saat aku salah,menasihati dalam kebaikan,
Sungguh nikmat mana lagi yang kamu dustakan ma.
Sungguh aku kangen sekali naik krl ini, jalan 5 menit sampai cawang abis subuh lalu tidur di kereta sejam sampai bogor menyepi di kebun raya saat buka pertama di pagi hari lalu jogging sendirian sambil refleksi, siangnya jam 10 sudah di klinik. Iya aku kangen saat seperti itu.
26. Nourma. Jkt dari jaksel ke jaktim, ada banyak perbedaan dari kultur sosial sampai tingkat ekonomi.
Salah satu yang aku syukuri sekarang bisa tinggal dirumah kos yang serasa rumah sendiri punya ibuk kos yang disiplin seperti ibu sendiri,semenjak covid berhasil merubahku jadi anak rumahan, hanya kos-klinik setiap hari pulang tidak pernah lebih dari jam 9 malam, hanya sedikit kawan yang tau kosan ini, mengelola klinik dengan sistem bagi hasil itu semakin membuat percaya dengan rumus rezeki Allah, semakin bersyukur semakin ditambah, rezeki Allah sudah tetapkan, tinggal kita mengusahakan. Allah baik banget. Seorang kawan berkata,untuk urusan rezeki kita harus qonaah.
Refleksi 26 agustus pagi 4.00
Udahlah tidak usah galau kalau sudah 26 belum nikah. Beribadah aja yang bener. Luruskan hidupmu hanya untuk Allah. Nant juga datang sendiri kalau Allah bilang sudah datang. Jangan overthinking. Santai saja.
0 notes
Text
Chapter 2
Now Playing - Rindu (Musikalisasi Puisi) Banda Neira
Rumah kosong Sudah lama ingin dihuni Adalah teman bicara
“Aduh aduh gimana nih?? Tetehh Tetehh!! Ka Inoooo!! Ka Suryaa!! Tolonginn!!”
Si mbaknya juga ikutan teriak histeris. Bedanya ama cowo tadi, dia gak lari. Tapi manggilin temen-temennya. Dalam sekejab gw ama si mbaknya tadi udah dikelilingin sama temen-temennya. “Waduh kenapa ini? Mas gapapa mas, adudu itu darah kemana2 gitu. Cepet cepet panggil ambulan.” “ e eh gapapa mas gausah, ini Cuma luka gini doing kok.” “ emang ga sakit apa itu?” Tanya si mbak yang gw tolongin “ ya sakit. Tapi ga perlu sampe ambulan laah.. ada aqua sama kain yang agak panjang ga?” “oh ada ada bentar” kata si mbaknya tadi “buat apaan mas?” kata mbak yang dipangil teteh “buat ngasih pertolongan pertama lah. Si mas saya bantuin.” Kata si mas mas yang agak tinggi. Dari penglihatan gw ini yang dipanggil dengan nama Ino. “Sipp mas makasih ya” Kata gw Kemudian si mbakya udah siap aqua satu liter sama kain. Jangan tanya gw itu kain apa bahannya karena gw ga paham bahan bahan kain.
Siapa saja atau apa Siapa saja atau apa Siapa saja atau apa
Gw mulai ngebersihin luka gw dikit dikit, dibantuin mas ino dengan ngeguyur pelan pelan. Perih mah perih. Tapi kayaknya kalau dibandingin pengalaman hidup gw, luka badan mah ga ada apa apanya sama luka hati. Apalagi luka didalam jiwa. Nah udah pernah belum kalian semua luka, tapi jiwanya yang terluka. Bingung kan, hahaha, gimana coba jiwa yang terluka itu. Ya pokoknya gitu. Nanti pelan pelan gw ceritain kisah gw. Pelan pelan
Jendela, kursi Atau bunga di meja Jendela, kursi Atau bunga di meja
Setelah kering, si mbaknya menawarkan tisu buat ngeringin luka dan area sekitarnya. Harus gw akui lukanya dalem, dan betadine ga mampu buat menolong luka macem gini.. “iihh astagfirullah astagfirullah dalem lukanyaa.. mas ke rumah sakit aja yaa. Saya anterin ya.” “gw temenin nan.” “gapapa Ka Ino, nanti bini lw bingung lagi lw ga pulang2.” “Tadi gw udah nelpon orang rumah. Udah tenang, gw temenin.” “Yaudah yaudah.” “Oke Mas Ino, sekarang tolongin saya ngiket lukanya ya, kalau ga diiket bakal ngocor terus ini darahnya.” Kata gw dengan satu tangan udah megang ujung kain. “Sipp.” Dengan sigap kami berdua berdua mengikat luka gw
Sunyi Menyayat seperti belati
Sementara dibelakang. Mbak “Nanda”, perempuan yang di gangguin om om mabok tadi, berdiskusi sama Teh Ina dan Mas Surya. Curi curi dengar kayaknya mereka sedang ngomongin biaya rumah sakit gw dan niat mereka bakal nyari itu om om mabok. “ya kalau udah malem gini mah tingkat rawan kejahatan makin meningkat. Plus tempatnya begini lagi. Yang ga niat jahat aja bisa jadi jahat.” Celetuk gw tiba-tiba. Setiba-tiba itu. Sampe gw sendiri kaget kenapa gw ngomog begitu, dan yang pada denger pun juga jadi bengong. “e eh maap maap, bukannya menghakimi ato sok asik yak, Cuma kepikiran aja ini mah. Saya orangnya emang suka nyeletuk tiba-tiba.” Terus semua orang masih hening. . . . Apakah gw salah omong. Insecure tiba tiba sodarah sodarah.. “Tapi asli lw bener mas. Kita tadi emang udah mau pulang cepet cepet. Cuma karena home bandnya lagi bagus banget banget kitanya juga jadi nahan nahan.” Kata teh Ina “Berarti yang salah saya dong hahahha” timpal gw langsung. “Lah mas nya yang main band tadi.” Kata Mbak Nanda “Iya. Kebetulan diajak temen. Wadaw!” tiba-tiba iketan luka gw dikencengin Mas Ino. Kemudian badan gw ditarik berdiri sama dia. “udah yang udah kejadian udahlah, yang penting sekarang kita ke rumah sakit dulu.” Kata mas Ino Gw harus akui mereka semua ini emang deket satu sama lain. Tadinya gw pikir rerata artis itu ddepan kamera dan dibelakang kamera itu jauh banget. Ada yang didepan kameranya friendly satu sama lain, ternyata kelar kamera ngerekam mereka pada diem dieman, punya ruang make up sendiri-sendiri. Tapi ya mereka beda, ada ga ada kamera mereka emang asik satu sama lain. Sohib. “gapapa mas mas mbak teh, saya sendiri aja kerumah sakitnya.” “duh lw udah ga usah sok ga enak atau gimana deh. Pokoknya masnya kita anter ke rumah sakit ya.” Paksa mas Putra. “Na Put, lw pulang aja, biar gw sama nanda yang nganter mas ini ke rumah sakit. “Gapapa no? yaudah gw ama Putra balik ya..” “kontak-kontakan aja nanti.” “Sipp santai” “makasih ya mas udah bantuin adek kita ini.” “Oh iyaa gpp kok, seneng udah bisa bantu kata gw” yang lagi bengong tiba-tiba diajak ngobrol. Bengong karena ngeliat udah jam 1 pagi. Masih berpikir nanti pagi gw harus bekerja. Kemudian mereka berdua pamit ke mobil mereka masing-masing. Ino dan Nanda bergerak kemobilnya nanda “gw aja yang nyetir Nan” “Mas duduk didepan aja. Gw duduk dibelakang.” “Eh oke.” Bingung. Kenapa ga dia aja yang duduk didepan yak. Pertanyaan ga penting.
Kemudian kami pun bergerak ke salah satu rumah sakit di bilangan pondok indah. “ha ke RSPI mas?” kata gw? “Iya gpp udah tenang, biaya gw yang tanggung.” “lah ga usah gpp mas. Gw dicover asuransi kok.” “Serius mas? Ga sayang ama asuransinya, bisa dipake buat urgent urgent yang lain kan” kata mbak Nanda “iya mbak gapapa, ga pernah dipake juga itu asuransi.” Kata gw. “Eh iya kita belum kenalan, gw Nanda.” Mbak nanda menjulurkan tangan kanannya dari sela sela bangku tempat duduk dan Mas Ino. Yang mana akward sodarah-sodarah. Tangan gw yang kiri lagi dibebet kedepan dada, trus susah kan ya muternya. “Nan lw gimana sih, ini orang tangannya lagi dibebet, susah dong bergeraknya. Kagak sabaran banget sih. Hahaha” “yee ga gitu maksudnyaaaa yaaa.. kan gw juga mau kenalan ama orang yang udah nolongin gw. Pikiran lw tuh ya” sigap mbak Nanda membela diri. Kita pun semobil ketawa. Kayak abis ga kejadian apa-apa. Kayak udah lama kenal. Yang mana jarang atau bisa dibilang hampir ga pernah gw alamin. Berbincang dan tertawa dan klop dengan orang-orang “asing” itu sungguh nikmat. Gw ga tau gimana ngejelasinnya tapi ya enak, nikmat. Pelan-pelan tawa kami reda. “Ronindra mbak, nama saya Ronindra.”
0 notes
Text
kkn lyfeee #1
Terhitung udah hampir dua minggu, aku ikut kegiatan KKN di salah satu desa di kabupaten Ciamis Jawa Barat. Emang sih awal-awal ikut, masih ada aja perasaan bingung gak jelas karena emang belum terbiasa aja sama lingkungan disini. Ya mulai dari lingkungan eksternal kaya suasana di desa, sampe lingkungan internalnya, termasuk kebiasaan temen-temen satu kelompok. Masih rada risih, bingung, tapi ya mau gak mau, harus dijalanin. Toh cuma sebulan ini ya kan. – sebulan –
Kegiatan selama KKN di desa ini macem macem. Kita ikut beberapa kegiatan, kaya pengajian, posyandu, sampe ikut ngajar di sekolah dll. Lumayan seru sih, bisa kenal sama orang-orang yang masih pada ramah dan untungnya sangat welcome sama kehadiran kita disini. Dan selain ikut belajar bareng masyarakat, salah satu tujuan buat ikut KKN ini tak lain dan tak bukan adalah LIBURAN!
Kaya waktu hari minggu kemarin, untuk pertama kalinya, kita ngeagendain buat bikin kegiatan liburan ke salah satu Curug di ujung desa. Curug yang orang-orang lokal sendiri gak berani buat datengin *saking jauhnya*. Curug ini ada di paling ujuuuuuung banget desa, dan udah hampir masuk ke perbatasan kabupaten Pangandaran *buat yang ngerti dan tau wilayah, pasti paham banget gimana jauhnya jarak antara desa sama lokasi tujuan*. Niatnya kita start jalan jam setengah 7 pagi, tapi emang dasar orang Indonesia pasti selalu ngaret, alhasil kita baru jalan sekitar jam setengah 8 pagi. He he he. Btw, dari 25 orang anggota KKN, yang ikut liburan cuma 21 orang.
Nah, selain jauh, trek yang kita lewatin ternyata sangat sangat bahaya, karena emang selalu kejadian bencana longsor dan jalannya yang wow banget. Naik turun gunung, nemuin anjing hutan, binatang-binatang aneh, udah jadi santapan selama di perjalanan. Disana sangat jarang banget rumah penduduk. Bahkan ada satu sekolah dasar, yang saking terpencilnya, ternyata mereka cuma punya murid 20 orang aja. Miris banget. Karena ya emang akses yang dilaluin buat nyampe ke sekolah itu, sangat bahaya. Jadi mungkin warga juga mikir seribu kali buat nyekolahin anaknya disitu. Yaiyalah. Tapi salut sih buat ke 20 orang yang masih punya niat tinggi buat ngelanjutin pendidikan di sekolah itu. Semangat adik-adik!
Setelah mendaki gunung lewati lembah, akhirnya sekitar jam 12an kita nyampe juga ke rumah warga yang ada di ujung desa itu. Sumpah, gak ngerti lagi sama warga yang tinggal disana. Sinyal sih masih oke, tapi rute jalan yang harus dilewatinnya itu. Gak banget. Aku jadi mikir, kalo misalnya mereka harus pergi ke pasar, harus ke dokter, gimana caranya cobaL karena ya satu satunya kendaraan yang bisa tembus lewat ke jalan itu ya cuma motor. Itupun gak semuanya bisa.
Tapi yang bikin nyeseknya sih, kita gak bisa main di curugnya karena, beberapa hari yang lalu ada yang meninggal karena jatuh kepeleset di batu batuan curugnya. Dan akhirnya kita cuma mampir ke rumah warga dan eng eng eng makan mie rebus. Sempet mikir juga sih, jauh jauh naik turun gunung tapi yang ditemuin Cuma mie rebus doang ya…. udahlah ya. nikmat kok nikmat. Wkwkwk.
Sekitar jam 3an, kita bingung tuh mau pulang atau nginep di rumah kepala golongan *kepala dusun* karena emang hari itu hujan juga mulai turun dan kabut juga turun. Ibu warga disana sebenernya rada setengah hati buat ijinin kita turun lagi, katanya mendingan nginep di rumah pak golongan aja. Tapi setelah kita minta izin ke pak golongan, beliau akhirnya ngizinin kita buat turun, dengan satu syarat, kita harus cepet cepet di perjalanan, sampe cek point di SD yang terpencil itu, selebihnya jalan santai juga boleh. Karena emang rute yang bahayanya ya sepanjang jalan dari curug sampe SD. Okelah. Ini sih sebenernya yang bikin lumayan tegang.
Setelah pamit dan bagi bagi posisi biar aman, jam setengah 4 akhirnya kita mulai jalan. Ya hujan, becek, licin, selebihnya kita banyakin doa, dan percepet jalan, karena emang takut keburu malem dan keburu kabutnya makin turun. Aku jalan bareng Upeh sama Reyhan. Dan dipertengahan jalan, sempet ada beberapa orang yang kepeleset, sandalnya copot, dll. Tegang sih, tapi ini yang bikin seru. Kebersamaan kita jadi semakin dapet, kompak, saling bantu, sebenernya selain tujuan awal buat liburan, kegiatan kaya gini yang sebenernya harus sering sering dilakuin. Biar hubungan internal antar anggotanya juga semakin solid. Tapi gak sampe ngunjungn desa paling ujung juga sih wkwkwkwk.
But overalllll, beruntung juga sih ikut liburan kali ini wkwk, meskipun curugnya gak dapet, tapi seenggaknya ada ‘picaritaeun’ buat orang orang dirumah. Semangat, sebulan lagi!
0 notes
Text
O ternyata, begini.
Dulu, sempat heran kalau ada mbak-mas yang ngeluh-ngeluh tentang skripsinya. Sempat merasa, ‘kan tinggal dikerjain apa susahnya sih’.
Sempat heran juga sama yang kuliahnya bisa sampai bertahun-tahun dalam 1 level. Mmm.. kayak, ogini. Skripsi tapi ngga kelar-kelar. Normalnya kan, 4 tahun ya. Nah, dulu tu heran gitu sama yang kuliahnya 5 tahun, atau 6 tahun. Kan nggak bisa lebih dari 12 semester ya sarjana tu, kalo lebih kan DO ya hehe, jadi ya perumpamaannya cukup sampai sana aja ehehe
Ternyata, setelah nyemplung dan ngejalani sendiri, ‘oh, kaya gini’. Dalam hati selalu nangis, karena memang ternyata berat. Sok idealis itu berkurang kadarnya, karena ternyata realita tak semudah seperti angan dalam pikiran~
Kadang, kalau sampai saking stuck banget, udahlah sehari-dua hari engga nyentuh skripsi. Capek gitu, suntuk karena berkutat pada rutinitas yang sama melulu. Rasa-rasanya... pengen teriak, “engga tau lagi kudu meneliti dari sisi mananyaaa!”, saking lelahnya.
Padahal kalau dipikir lagi, kayaknya bisa, tapi kurang minta ke Allah aja, supaya dijauhkan dari capek, dari kesal, dari marah, dari suntuk. Kurang minta ke Allah untuk dikuatkan, kebanyakan sedihnya magernya marahnya gabutnya, makanya Allah cabut nikmat senengnya.
Ya Allah, jangan tinggalin saya, ya? Tolong jaga, diri jiwa raga ini. Agar tetap ingat, bahwa ini semua tujuannya untuk membuat Bapak dan Ibu seneng serta bangga. Bismillaah (:
0 notes
Text
Persimpangan 20-an Part #10: Hidup Selow.
Barusan denger podcast Baper yang bahas tentang hidup selow adalah kunci kebahagiaan. Diriku dengan sekelumit pikiran didalamnya langsung berkata "wow, this is it!"
Jadi ingin berbagi perspektif. Bicara tentang hidup selow... Rasanya selama kuliah jarang banget kelihatan selow wkwk bawaannya kayak dikejar target terus. Apalagi aku orangnya ambisius. Tapi semua masih bisa dilalui dengan santainya karena yang beginian mah apanya yang prestisius, hehehe.
Bahkan beberapa orang sampai bilang, "Apasih udah zaman segini kok masih aja idealis-realistis, udahlah realistis aja". Hehehehe yha gimana dong kalau hanya realistis nanti cita-cita tidak akan setinggi langit karena tahu kehidupan yang keras ini terkadang tidak mampu menopang diri, justru karena ada prinsip-prinsip yang dipertahankan sampe sekarang jd setidaknya...punten ya Allah mohon pertolongan-Mu dengan segala kerendahan hati yang hina ini :” ya meskipun mulai bisa mencerna juga bahwa prinsipnya nggak selalu sejalan dengan orang lain jadi mencoba fleksibel dan ngga gampang kaget juga. Hmmm rentetan kejadian ini selalu dan pasti bisa diambil value-nya, terserah mau disimpan atau dibuang, yang penting diambil aja dulu. Toh nggak ada ruginya juga.
Benar sekali yang dikatakan, hidup selow itu nggak berarti malas. Ada kalanya, aku perlu jeda untuk sekedar menikmati bernapas, untuk sekedar mengingat bahwa bernapas itu salah satu bentuk nikmat.
Seringkali, mengatur helaan napas jadi salah satu terapi efektif dalam kontrol emosi diri yang meledak-ledak di depan orang yang memicu emosi tersebut. Lalu, jadi ingat, "Ya Allah namanya juga manusia, nggak sempurna pasti ada salahnya" atau "Yaudahlah ya mungkin dia lagi sensi, tenang aja jangan ditanggapi berlebihan", dan sebagainya. Intinya, hal-hal sepele kayak gini ternyata bisa loh meredam banyak konflik yang mungkin akan muncul dan berkepanjangan. Take it easy.
Hidup selow selama kuliah itu menjadi seni yang harus terus diasah. Seni hidup paling indah, menurutku. Sederhananya, kita percaya bahwa hidup ini sudah dijamin selama kita menjaga nilai-nilai baik dan positif, nanti Tuhan arahkan pada jalan-jalan yang baik. Soal persimpangan jalan pun akan dibantu untuk memilih mana yang terbaik.
Menurutku, proses pemilihan keputusan ini butuh waktu dan nggak bisa tergesa-gesa. Tapi nggak berarti santai hanya menunggu wangsit aja. Ya usahanya sambil dilanjutin, berdoa lagi, dan tawakkal terus. Sebab, hidup itu nggak cuma sekedar mengikuti arus, ada masanya harus melawan arus.
Mungkin akan terasa absurd dan sangat selow... "Kok aku jadi melambat ya?", hehe it's okay. Justru di waktu seperti ini biasanya lebih mawas diri: lihat lagi kemampuannya seberapa dan bisa dikembangkan sampai sejauh mana, lihat lagi niatnya sudah berada di jalur yang seharusnya atau ngga, lihat lagi hubungan kita sama Yang Mahatau sudah dimana. Lagi-lagi, semua ini butuh waktu yang nggak sedikit. Bahkan, kadang menyita pikiran juga.
Aku pernah ada di beberapa titik di mana rasanya semua sudah dipertimbangkan dengan matang, tapi hasilnya tetap tidak berada dalam rentang ekspektasi. Setelah aku coba gali lagi... Oh, ternyata ada yang salah dengan pikiranku. Pikiran yang menyita banyak waktu dan tenaga itu adalah pikiran berlebihan yang terlampau takut akan masa depan. Lalu aku berpikir lagi, "Hey, hari ini aja belum habis kamu jalani, belum selesai kamu pastikan dapat dilalui dengan segala kebaikan. Masa kamu mau khawatir sama besok? Apakah besok masih ada buat kamu?"
Serius deh, terlalu khawatir dengan hari esok tuh toxic banget. Nggak perlu jauh-jauh ya, ternyata kita bisa jadi racun untuk diri kita sendiri. Iya, mungkin perlu ya membuat rentang ekspektasi, dimulai dari yang paling baik sampai yang paling buruk yang bisa terjadi. Kembali lagi, masa depan hanya Allah yang tau. Hanya Allah yang berhak menentukan akhirnya. Kewajiban kita hanya berusaha dan berdoa.
Ekspektasi yang tadi sudah disebutkan itu kan berupa rentang, ya ngapain membuang energi untuk hal yang nggak pasti?! Lebih baik melanjutkan hari, menyelesaikan apa yang harusnya segera diselesaikan.
Yakinkan Allah bahwa hari ini sudah berhasil kita lalui dengan nilai-nilai yang baik dan positif. Semoga dengan ini, mau hari esok masih diadakan atau tidak untuk kita, nggak akan ada penyesalan karena yang kita lakukan saat ini adalah upaya yang maksimal.
Aku sadar bahwa aku belum bisa semaksimal itu dalam segala amanah yang aku punya, but at least I tried. Meskipun mungkin nggak semua orang akan mengerti dan menangkap hasil dari semua tenaga yang sudah dikerahkan... Tenang, yang paling tau mengenai apa yang sudah kita lakukan hanyalah Allah.
Jadi, kalau ada manusia yang banyak komentar, ya ditangkap aja dulu. Kalau dia bicaranya nyeleneh, nggak perlu ditanggapi. Nyeleneh atau nggaknya, ya kita yang tau dan paham.
Kembali lagi pada keyakinan bersama Allah, semakin mendekat akan semakin erat dan terasa. Hati itu jadi sensitif, tapi nggak berlebihan. Kalau kita mengerjakan sesuatu sepenuh hati dengan segenap kemampuan yang ada, dan dilanjutkan dengan tawakkal, nanti Allah bantu sampaikan hasilnya dari hati ke hati. Kalau memang dirasanya sudah berupaya sekuat itu namun hasilnya tak sampai, yasudah. Allah kan nggak tidur :) semoga bisa memberatkan timbangan amal baik di hari akhir, semoga... aamiin~
Hehehe kelihatannya nggak selow ya, banyak banget pertimbangannya?!
Ini selow loh, serius. Mungkin kalau sekedar dibaca, yah apaan banget. Sungguh, aku berani nulis gini karena pola hidupku yang seperti ini yang menyelamatkan jiwa sampai sekarang :)
Dunia bergerak sangat cepat. Manusia memang diberi banyak sendi karena sejatinya kita ini dinamis. Kadang suka nggak sadar ya, masih siap-siap di garis start bareng sejuta manusia lainnya... Eh tiba-tiba sebelum pistol berbunyi, sudah ada yang berlari, sudah ada yang melangkahkan kakinya meskipun cuma selangkah untuk mencapai garis finish yang sama. Tapi, aku malah bengong terheran-heran melihat semua ini...
It's okay. Kita perlu melambat, bahkan harus istirahat.
Waktu terasa sangat cepat berputar, padahal aku merasanya gini-gini aja. Loh, kamu tuh sudah berusaha lho meskipun sangat kecil langkahmu memulai. Setidaknya kamu sudah mulai.
Waktu juga kadang terasa sangat lambat. Aktivitas ini terasa membosankan. Loh, kamu tuh serba salah ya: dikasih waktu melambat, malah ngeluh; dikasih waktu kilat juga ngeluh, maunya tuh apasih?!
Namanya juga manusia, berisik banget banyak maunya. Oiya, ada satu lagi yang penting. Bagaimanapun waktu terasa, yang penting nikmat. Perasaan bisa menikmati itu nggak tergantikan; rasa syukur yang tidak bisa diutarakan karena hanya yang mengerjakan yang tau rasanya.
Kalau yang aku rasakan, perasaan nikmat ini memudahkan diri dalam mengatur ritme kehidupan. Jadinya ngapain aja terasa nyaman. Berjuang sampai berdarah-darah, menghadapi banyak hal yang berlawanan dengan nilai-nilai yang kita genggam erat, berlari seorang diri sambil tetap menikmati pemandangan sekitar; semua terasa menyenangkan. Pokoknya positif banget!
Bagiku, mungkin ini yang disebut hidup selow = kunci kebahagiaan, hehehe sebenarnya nggak jago soal work life balance. Setelah dilihat-lihat, setiap orang punya definisinya masing-masing karena titik kesetimbangannya pun berbeda.
Terima kasih sudah bersedia menyimak.
Sesungguhnya, kata kita adalah suatu pergulatan terhadap diri sendiri. Kalau aja aku lupa pernah punya insight sebulad ini, ingatlah diriku. Ingatlah.
Selamat hidup selow!~
0 notes
Text
No 6 : Pintu Allah masih banyak
Challenge nya hari ini (mmmm minggu lalu deng) berupa pertanyaan. Gini pertanyaannya : ‘Pernah mengalami kegagalan besar? Ada hikmah apa yang bisa dibagi?’
Hmm apa ya. Pernah sih, yang paling keinget ya tentang yang satu ini.
Jadi, saya dari SMP emang udah pengeeen banget ke Jepang. Obsesi gitu. Awalnya dari suka sama mangaka jepang, tapi makin lama makin berkembang ke aspek lainnya. Trus dulu pas smp sampe cari info beasiswa jepang sendiri, otodidak aksara jepang sendiri… Gitu lah. Pas sma juga keinginan itu makin kuat, sampe les bahasa jepang, ikut noryoku shiken, kalo ada acara jepang2 beasiswa gitu ikutan (pengen tau aja sih), sampe ngecek webnya monbukagakusho secara berkala. Saya berencana apply monbu begitu lulus SMA.
Tapi Allah menuliskan hal lain. Ternyata umur dan salah satu nilai mata pelajaran UN saya saat itu ngga memenuhi syarat monbu. Saya patah hati, sangat. Sedih. Yaudah gapapa, bisa berusaha pas kuliah nanti.
Tapi pas tahun pertama kuliah, karena fakultasnya baru, jadi fakultas dan univnya belum punya kerjasama dan prospek beasiswa ke Jepang. Yaudah gapapa, tahun depan juga mau ikut SNMPTN lagi. Cari univ yang punya koneksi ke Jepang lah ya.
Dan ternyata, saya pindah sih ke univ yang punya koneksi ke Jepang, tapi dengan tantangan : di Jurusan yang ngga disukai. Gapapa lah ya, masih bisa diusahain belajar dan dapet IPK yang memenuhi syarat.
Lagi, Allah emang menulis jalan yang berbeda dari yang saya rencanakan. Hidup di jurusan yang ngga disuka emang ngga gampang, ipk ngga pernah nyampe standar beasiswa jepang-jepangan dari semester ke semester meskipun cara belajarnya udah diganti gini-gitu dan lama-lama saya putuskan untuk mengusir mimpi ke jepang jauh-jauh. Udahlah.
Jangan bayangin bilang ‘udahlah’ ini gampang. So much hurt.
Tapi makin lama, makin ngerti kalau Allah ngasih banyak nikmat selain yang kita rencanakan. Nikmat Allah kan ngga cuman ke Jepang doang. Jadi ngerti kalau Allah ngasih kesempatan-kesempatan yang lain yang bisa mengganti kegagalan yang kita alami. Kalo bahasanya temen, pintu yang ketutup cuman satu Mis, pintu nya Allah yang lain masih banyak yang kebuka.
Jadi, jangan menyerah sama hari ini, besok bisa jadi ada hal baik yang terjadi. Percaya aja sama Allah lah :D *note buat diri sendiri juga buat mengahadapi hari esok. Se-march-ngat!
5 notes
·
View notes