#toasebio
Explore tagged Tumblr posts
Text
Vihara Dharmakaya - Bogor, Indonesia
#vihara#bio#toasebio#toa se bio#kelenteng#shrines#shrine#temples#temple#buddha#buddhism#buddhists#buddhist#confucianism#confucius#buddhism temple#buddha temple#buddhist temple
8 notes
·
View notes
Text
Pecinan - Lantun Orchestra | Official Music Video
Pecinan – Lantun Orchestra | Official Music Video
Executive Producer: Sarah Isya
Model: Achi Hardjakusumah
DOP :Okky Prasetyo
Videographer: Samuel Seleky
Director: Florica Soemantri
Video klip ini mengambil latardi beberapa spot yang identik dengan sebutan pecinan di Jakarta. Lokasi pertama bertempat di Chandranaya, Gajah Mada. Di sebuah rumah bekas gubernur Batavia, biasa juga…
View On WordPress
#candranaya#es kopi#gajah mada#glodok#jakarta#klenteng#lantun#music#official#Orchestra#pecinan#Recording#tak kie#toasebio#Video
0 notes
Text
TURISIAN.com – Semua orang pasti mengenal Kota Tua Jakarta. Tetapi seberapa banyak nilai sejarah yang terkandung didalamnya, mungkin sedikit yang memahami. Wisata Kota Tua Jakarta sendiri merupakan salah satu tujuan utama bagi wisatawan saat berkunjung ke Jakarta. Tidak hanya datang dari dalam negeri, kawasan ini juga sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Memang, bagi orang-orang yang tinggal di Jakarta, tentu sudah tidak asing lagi dengan ramainya tempat ini di hari libur. Kota Tua Jakarta menyuguhkan berbagai arsitektur bersejarah yang merupakan peninggalan masa penjajahan Belanda. BACA JUGA: Ayo Ikuti Jakarta Heritage Trails, Wisata Kota Tua! Luas Area Kota Tua Jakarta [caption id="attachment_6118" align="alignnone" width="800"] Foto: Djati N[/caption] Sebagai kawasan dengan bangunan-bangunan tua, maka terdapat begitu banyak spot menarik untuk berfoto bagi semua kalangan. “Sekarang luas area Wisata Kota Tua ini 334 hektar. Dulu, awal-awal diresmikan Kota Tua Jakarta luasnya 846 hektar,” ungkap Asep Hambali, Komunitas Historia Indonesia (KHI), saat memandu rombongan Jakarta Heritage Trails, Sabtu pagi 25 Juni 2022 Saat menjelaskan Kota Tua pada zona inti atau centrumnya dari Kota Tua, Asep mengemukakan, selama ini orang mengira Kota Tua itu hanya taman Fatahillah. “Nah, kita hari ini akan membuktikan Kota Tua itu luas, gede banget. Banyak hidden gem,” katanya. Selama ini, banyak yang menyangka rute Kota Tua itu hanya dari Stasiun Kota (Jakarta)-Taman Fatahillah, kemudian kembali pulang. BACA JUGA: 5 Spot Bersepeda di Jakarta, Buat Aktivitas Akhir Pekan Bersama Keluarga “Padahal Kota Tua itu sendiri buka 24 jam, karena memang berada di kawasan terbuka. Dan tidak dipungut biaya masuk alias gratis. Yang berbayar itu saat hendak masuk museum,” ujar Asep. Ada berbagai pihak yang mengelola destinasi Kota Tua ini. Salah satunya adalah Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. [caption id="attachment_6119" align="alignnone" width="599"] Asep Hambali, Komunitas Historia Indonesia (KHI) saat memberikan penjelasa Kota Tua Jakarta pada rombongan Jakarta Heritage Trails Walking Tour. Foto: Djati N[/caption] Turisian.com, yang ikut pada kegiatan dalam rangka Jakarta Heritage Trails Walking Tour menelusuri antara lain: Menelusuri Kerkstrat Mengunjungi The Groote Kanaal Mengunjungi “Pintu Kecil” Gerbang Benteng Kota Batavia Menjelajahi Pasar Pagi Lama Asemka Melewati jalan bersejarah “Patekoan” Mengunjungi sekolah pertama Tionghoa di Indonesia Melewati rumah Keluarga Souw, orang Tionghoa Terkaya di Batavia Menjelajahi Jalan Toko Tiga Mengunjungi Kelenteng Toasebio, kelenteng Tertua di Jakarta Mengunjungi Gereja Santa Maria de Fatima Mengunjungi Kelenteng Jin de Juan Wisata Belanja di Pasar Pancoran (free program) Menuju ke destinasi terakhir, Museum Bank Mandiri. Museum Fatahillah [caption id="attachment_6120" align="alignnone" width="800"] Foto: Djati N[/caption] Saat menjelajahi pusat hitorikal Jakarta ini, yang paling utama tentunya adalah Museum Fatahillah. Museum ini merupakan ikon utama dari wisata kota tua Jakarta. Pada kawasan ini, pengunjung bisa leluasa berswafoto. Menjadi momen yang sayang terlewatkan. Apalagi museum Fatahillah merupakan saksi bisu perjuangan masyarakat Indonesia dalam menncapai kemerdekaan. Museum ini dulunya merupakan gedung balai kota yang juga sekaligus sebagai ruang pengadilan. Bahkan ada juga penjara bawah tanah. BACA JUGA: Pilihan Libur Akhir Pekan di DKI Jakarta, 5 Destinasi Ini Ramah Kantong Hal ini menyebabkan masih banyak barang-barang peninggalan dari zaman Belanda yang terdapat di dalam Museum Fatahillah. Dulunya museum Fatahillah lebih terkenal disebut dengan Museum Batavia pada zaman penjajahan VOC. Tentu, masih banyak lagi yang bisa di eksplore. Nah, bagi kalian yang baru sebatas mendengar dan membaca, ada baiknya berkunjung ke kawasan ini. Untuk melihat langsung, betapa eksotiknya peninggalan bersejarah ini. ***
0 notes
Photo
at Santa Maria de Fatima-Toasebio https://www.instagram.com/p/B9CF_onDjJT9dW_5IK_f8USkThy1MImne5c-Bg0/?igshid=1u3agck44ih3k
0 notes
Photo
Budhist temple in China town 🏮🏯 • #jakarta #indonesia #chinatown #budhism #temple #trip (en Wihara Dharma Jaya Toasebio)
1 note
·
View note
Photo
Glimpse of lunar new year tradition (at Vihara Dharma Jaya Toasebio)
1 note
·
View note
Video
youtube
FOTOGRAFI GEREJA KATOLIK INDONESIA DI KALIMANTAN DIIRINGI LAGU ROHANI KATOLIK TERPOPULER - Fotografi.
Daftar Fotografi Gereja Katolik dalam video ini:
00:09 Gereja Katolik St. Yoseph, Matraman, Jakarta 00:40 Gereja Katolik St. Theresia, Menteng, Jakarta 01:11 Gereja Katolik St. Yakobus, Kelapa Gading, Jakarta 01:51 Gereja Katolik St. Yohanes Maria Vianney, Cilangkap, Jakarta Timur 02:22 Gereja Katolik St. Andreas Kim Tae Gon, Kelapa Gading, Jakarta Utara 03:01 Kapel St. Ursula, Jalan Pos, Jakarta 03:32 Gereja Katolik Keluarga Kudus, Pasar Minggu, Jakarta 04:03 Gereja Katolik St. Filipus Rasul, Teluk Gong, Jakarta 04:34 Gereja Katolik St. Antonius Padua, Bidaracina, Jakarta 05:05 Gereja Katolik St. Maria Imakulata, Citra Garden, Jakarta 05:45 Gereja Katolik Stella Maris, Pluit, Jakarta 06:16 Gereja Katolik St. Maria Bunda Pengantara, Cideng, Jakarta 06:47 Gereja Katolik Kristus Raja, Pejompongan, Jakarta 07:18 Gereja Katolik Bunda Hati Kudus, Kemakmuran, Jakarta 07:49 Gereja Katolik St. Lukas, Sunter, Jakarta 08:20 Gereja Katolik St. Yohanes Bosco, Danau Sunter, Jakarta 08:51 Gereja Katolik St. Paskalis, Cempaka Putih, Jakarta 09:22 Kapel Biara Ursulin St. Maria, Juanda, Jakarta 09:53 Kapel Desa Putra, Lenteng Agung, Jakarta 10:24 Gereja Katolik St. Matias Rasul, Kosambi, Jakarta 11:03 Gereja Katolik Trinitas, Cengkareng, Jakarta 11:34 Gereja Katolik St. Thomas Rasul, Bojong, Jakarta 12:05 Gereja Katolik St. Yohanes Penginjil, Blok B, Jakarta 12:36 Gereja Katolik St. Stefanus, Cilandak, Jakarta 13:07 Gereja Katolik Regina Caeli, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 13:38 Gereja Katolik St. Kristoforus, Jelambar, Jakarta 14:09 Gereja Katolik St. Polikarpus, Grogol, Jakarta 14:40 Gereja Katolik St. Andreas, Kedoya, Jakarta 15:11 Gereja Katolik St. Robertus Bellarminus, Cililitan, Jakarta 15:51 Gereja Katolik St. Yoakhim, Perumnas Klender, Jakarta 16:22 Gereja Katolik St. Anna, Duren Sawit, Jakarta 16:53 Gereja Katolik St. Agustinus, Halim Perdana Kusuma, Jakarta 17:24 Gereja Katolik St. Valentino, Cijantung, Jakarta 17:55 Gereja Katolik St. Katarina Sienna, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta 18:26 Gereja Katolik St. Aloysius Gonzaga, Cijantung, Jakarta 18:57 Kapel Gembala Baik, Jatinegara, Jakarta 19:28 Gereja Katolik St. Fransiskus Assisi, Tebet, Jakarta 19:59 Gereja Katolik Salib Suci, Cilincing, Jakarta 20:30 Gereja Katolik St. Fransiskus Xaverius, Tanjung Priuk, Jakarta 21:01 Gereja Katolik St. Maria Fatima, Toasebio, Jakarta 21:32 Gereja Katolik St. Petrus & Paulus, Mangga Besar, Jakarta 22:03 Gereja Katolik Maria Kusuma Karmel, Meruya, Jakarta 22:34 Gereja Katolik Maria Bunda Karmel, Tomang, Jakarta 23:05 Gereja Katolik Keluarga Kudus, Rawamangun, Jakarta 23:36 Gereja Katedral St. Perawan Maria Diangkat Ke Surga, Jakarta 24:15 Kapel St. Carolus Borromeus, RS. St. Carolus, Jakarta
...dst (kolomnya tidak cukup, untuk lebih lengkapnya silahkan kunjungi link berikut ini: https://goo.gl/W814Hy )
Iringan Lagu Rohani Katolik:
00:09 SabdaMu Bapa Bagai Air Segar - Versi 1 02:17 SabdaMu Bapa Bagai Air Segar - Versi 2 06:22 Karena Aku Kau Cinta - Versi 1 10:10 Karena Aku Kau Cinta - Versi 2 14:45 Doa Bapa Kami - Versi 1 18:43 Doa Bapa Kami - Versi 2 22:23 Doa Salam Maria - Koor Suster 25:44 Tuhan Kasihanilah Kami - Koor 29:43 Jadikan Aku Istana HatiMu - Romo 34:10 Betapa Indahnya - Romo 37:30 Kemuliaan 41:02 Syukur KepadaMu Tuhan
Download aplikasi Androidnya di Google Play - Nonton Video Tanpa Iklan: https://goo.gl/bgV2tA
#lagurohanikatolik #garamdanterang
---------------------------------------------------------------------
Kebijakan Komentar: Kami membaca semua komentar Anda dan akan memberikan tanda like+love sebagai standard jawaban dan rasa terima kasih kami. Kritik yang bersifat membangun selalu diterima. Namun kami tidak mentolerir komentar yang tidak senonoh, adu domba dan semua bentuk komentar negatif sesuai standard kami.
*Sebagian foto/musik yang terdapat dalam video ini adalah hak cipta pemilik masing-masing. Kami menggunakan foto dan musik ini hanya semata-mata karena kami mencintai Katolik sebagai bagian hidup kami.
Salam Damai.
0 notes
Photo
Ini background nya di toasebio bukan sih? Hahaha with Robin, Imel, Mels, and Benardo – View on Path.
0 notes
Text
Vihara Dharmayana Kuta - Kuta Bali, Indonesia
5 notes
·
View notes
Photo
My life My looks You are my future with lim at Vihara Dharma Jaya Toasebio – View on Path.
0 notes
Photo
The 3 little red girls... Saya tertarik untuk memfoto 3gadis cilik ini karena ketiganya dengan ekpresi polos berbaju & berpayung merah di seberang jalan klenteng ini. Memakai baju berwarna merah (hong) dihari imlek dimaknai sebagai pembawa keberuntungan dan kebahagiaan.. #ViharaDharmaJaya #redgirls #KlentengToaSeBio #imlek2017 #cny2017🐔 #tahunbarucina2017 #TahunAyamApi #yearoftherooster🐓 #imlekjakarta #chinesenewyear #latepost #28012017 #TravellingJalarta #KlentengJakarta #IndonesiaBhinneka #IndonesiaDamai (at Kelenteng Toasebio)
#klentengjakarta#tahunayamapi#klentengtoasebio#yearoftherooster🐓#imlekjakarta#latepost#viharadharmajaya#chinesenewyear#28012017#tahunbarucina2017#travellingjalarta#redgirls#indonesiabhinneka#cny2017🐔#indonesiadamai#imlek2017
0 notes
Text
65 personel gabungan jaga vihara Toasebio
http://dlvr.it/NDKpDC
0 notes
Photo
Prayers . . #latepost (at Vihara Dharma Jaya Toasebio)
0 notes
Photo
#blood4life with Shinta and Benardo at Vihara Dharma Jaya Toasebio – View on Path.
0 notes
Text
Visited a Chinese shrine in Banten, Indonesia 🇮🇩
#shrine#shrines#Vihara#Chinese shrine#Confucius#Tao#Taoism#Chinese Vihara#Chinese shrines#temple#temples#Chinese temple#Chinese temples#toasebio#toa se bio#toapekong#Buddha#Buddhist#Buddhism
3 notes
·
View notes
Photo
Hari Raya Imlek 2014 Tahun baru Cina atau Imlek diperingati sebagai hari libur pada saat Ibu Megawati Soekarnoputri menjabat. Sajak saat itu, imlek diakui sebagai hari libur nasional yang dituangkan kedalam Keppres No. 19/2002. Kebijakan Presiden RI ketiga kita Bapak Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengenai kebebasan beribadah untuk keturunan Cina tanpa harus minta ijin ini dilanjutkan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dengan liburnya hari imlek. Tentunya moment ini membawa perubahan pada Negara Republik Indonesia, di mana Bhinneka Tunggal Ika semakin terasa. Berkat Ibu Megawati, bertambah lagi hari libur nasional kita, terima kasih Ibu Mega :) Karena libur, ya pasti dong yah pengen jalan jalan, masak diem di kamar aja. Kemarin Kapan Libur enggak mau melewatkan moment ini, karenanya kita iseng mencoba berkunjung ke salah satu kelenteng tertua di Jakarta.
Yang namanya hari libur ya, mana mau dong bangun pagi. Rencana cuman tinggal wacana pas hari H. Plan jalan ke Petak Sembilan jam 8, baru berangkat jam 11. Semuanya karena the art of liburan, matiin alarm terus tidur lagi :))
Kelenteng Dharma Bhakti (Jin De Yuan)
Ternyata jam 11pun, kelenteng masih ramai dengan umat yang sembahyang. Kelenteng pertama yang kita datangi adalah kelenteng Dharma Bhakti atau lebih dikenal dengan Jin De Yuan. Kata Google, kelenteng ini adalah salah satu kelenteng tertua di Jakarta. Jin de Yuan berarti "Klenteng Nasib Baik".
Sepanjang jalan menuju Jin De Yuan tampak padat dengan mobil umat beribadah yang diparkir di sisi kiri atau kanan. Sebaiknya datang dengan motor saja, supaya enak berpindah tempatnya, karena jalanan cukup sempit. Setelah motor diparkir, kami mulai berjalan memasuki pelataran kelenteng. Penjual burung gereja dan bunga pun semarak di sisi kiri.
Pintu gerbang masuk ke kelenteng sangatlah kecil, pas untuk 1 orang. Begitu masuk, saya melihat banyak sekali orang yang duduk di dalam garis polisi kuning. Mereka adalah kaum papa yang menunggu angpau rejeki dibagikan.
Kami pun belok ke kanan dan melihat ada tempat lilin di kiri dan kanan. Umat yang sudah membeli lilin dapat menyalakan lilin di sini lalu bersembahyang.
Kami pun memasuki kelenteng. Di depan pintu, Ju Lay Hut langsung tersenyum menyambut kami dengan perutnya yang besar. Di dalam kelenteng terdapat banyak sekali lilin merah yang tingginya mencapai 2 meter. Beberapa umat menyalakan api langsung dari lilin tinggi ini dengan naik ke atas bangku.
Kami sempat melihat pelepasan burung gereja, di depan alter dupa.
Kelenteng Dharma Jaya (Toa Se Bio)
Kelenteng kedua yang kami datangi adalah kelenteng Toa Se Bio. Kelenteng ini adalah kelenteng bersejarah yang terbakar pada peristiwa Angke di tahun 1740. Saat peristiwa terjadi, hampir semua terbakar, tetapi hiolo tidak terbakar. Hiolo adalah tempat menaruh dupa saat sembahyang yang terbuat dari kayu.
Kami datang ketika hari sudah malam. Kelenteng Toa Se Bio berada tidak jauh dari Kelenteng Jin De Yuan, tapi kalau jalan sepertinya akan capek.
Di kelenteng Toa Se Bio, banyak sekali lampion yang berjejer rapi di pelataran. Lampion yang ada di foto ini adalah lampion di Toa Se Bio.
Yang Perlu Dibawa:
1) Bawa barang yang dibutuhkan saja, yaitu kamera. Kalau bawa tas besar agak ribet karena suasana di dalam kelenteng cukup padat dan penuh dengan umat.
2) Bawa masker. Semakin siang, asap hio semakin menyebar ke mana mana.
3) Bawa goggles. Ada beberapa pengunjung yang memakai goggles, terutama beberapa penjaga kelenteng. Asap hio akan membuat mata pedih dan berair. Kami hanya kuat setengah jam di dalam, lalu bergegas keluar untuk mengambil udara segar.
Nah, taun depan, mau hunting bareng nggak kita?
0 notes