#titiktitikdiwajahmu

[aisyaharminia]

Titik-titik di Wajahmu

Guruku menggambar cartesius jam satu siang. Ditambahkannya titik-titik yang diberi label. Suara lembut seperti seorang ibu yang sedang menina bobokan anaknya. "Waktunya tidur siang," batinku. Dia masih melanjutkan melukis titik-titik itu. Semakin banyak maka semakin memusingkan. Aku lamunkan saja mataku. Tapi sayu mataku tiba-tiba melebar. Dari cartesius itu aku melihat sesosok wajah. Titik-titik itu seolah melukiskan pipinya yang tirus dan kantung mata yang menghitam. Guruku semakin menjadi menambahkan titik-titik di cartesius. Oh... Titik-titik itu sama persis yang ada di wajah seorang. Titiknya terlihat tajam, hitam, dan seolah membawa aroma maskulin sekaligus feminin. Setelah hari itu aku jadi suka memandangi titik-titik. Titik-titik itu mengingatkanku pada seorang, lagi-lagi. Semakin hari semakin aku terobsesi. Aku jadi ingin punya titik-titik sendiri di wajah. Biar tidak perlu menunggu guruku menggambar titik-titik di papan tulis. Aku coba menggambar titik-titik di wajah memakai spidol. Teman-teman malah menertawakanku. Aku melaporkannya pada guru. Malahan, guru ikut tertawa meskipun tidak serampangan. "Cuci muka sana, biar ndak ada yang menertawakanmu," kata guruku begitu. Tidak ada satu pun yang mengerti. Kalau titik-titik itu sangat berarti bagiku. Aku pun mencari di mesin pencari. "Cara membuat titik-titik di wajah," begitu. Yang muncul malahan artis luar negeri dengan titik-titik di wajahnya. Aku ingin yang seperti itu. Ternyata ada caranya! Aku girang bukan main. Di gawai menyebutnya fake freckles. Ya aku mau yang seperti ini. Beberapa minggu aku paparkan wajahku ke matahari. Pun aku tidak pernah memakai tabir surya. Berhasil. Ada fake freckles di wajahku. Kini aku tidak perlu lagi membayangkan wajah seorang itu di papan tulis. Kalau aku rindu tinggal menatap saja ke cermin. Persis. Mukaku yang bertitik-titik hitam mirip ibuku. #30haribercerita #30hbc1830 #titik