#tentangayah
Explore tagged Tumblr posts
myordinarydailylife · 4 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
I know that no matter what You will always be with me. When life separates us I’ll know it is only your soul Saying goodbye to your body But your spirit will be with me always. When I see a bird chirping on a nearby branch I will know it is you singing to me. When a butterfly brushes gently by me so care freely I will know it is you assuring me you are free from pain. When the gentle fragrance of a flower catches my attention I will know it is you reminding me To appreciate the simple things in life. No matter where I am Your spirit will be beside me For I know that no matter what You will always be with me.
Papa aku pernah berpikir, mungkin kalau papa datang lagi hari ini. Aku akan tanya ke papa : Gimana surga Pap? Gimana alam kekal itu? sehat kah papa? Bagaimana papa bisa dateng? Apa papa sudah izin Allah?  apa Allah memberikan papa sedikit waktu untuk datang hari ini? di bulan ramadhan ini. Hanya untuk berbuka bersama?  Aku tahu pap..  aku tahu ini adalah pikiran kekanak-kanakan dari anak perempuanmu.  but...  i miss you so bad  i miss you deeply I’m so sorry for what i’ve done to you  for all time that i have miss about you Pap...  pernah kuberpikir seandainya aku bisa mengulang masa lalu  aku akan bertemu dengan papa dan memeluk papa. Sambil bilang : Pap, ini aku anakmu dari masa depan. 
Tapi waktu adalah air. Dia bukan besi yang bisa bengkok, dia terus mengalir mengarungi sungai-sungai kehidupan. 
Membuatku tersadar hidup adalah tentang memaknai  memaknai kehadiran  memaknai kepergian  hingga memaknai kehilangan untuk selama-lamanya  hidup adalah tentang terus bertahan walau langkah harus berhenti  walau kehilangan akan terus merengut senyum kemudian mengembalikannya  perlahan demi perlahan.  Pap...  aku masih saja melihat awan-awan itu  sambil lirih kupanggil “papa”  otakku ini berpikir, Allah, apa papa ada di sana?  apa papa melihatku dari atas sana?  apa papa tahu aku merindukan papa?  Pap... mungkin selama beberapa tahun kedepan aku akan terus merindukanmu seperti hari ini dan hari-hari kemarin  tapi, aku akan memaknai hidupku dengan baik  aku akan berjuang dengan keras aku akan menjadi orang baik  aku akan menjadi seperti yang papa inginkan  hingga saat itu tiba, saat dimana aku bisa memaknai kehilangan ini dengan senyum aku akan berproses menjadi gadis kebanggaan papa  gadis papa yang kuat, tangguh dan pemberani  gadis papa yang pantang menyerah.... Gadis hebat  seperti yang papa selalu papa banggakan  tapi aku lupa  aku bukan gadis lagi  aku kini adalah seorang ibu dari putri kecil  Yang selalu papa ingatkan padaku bagaimana aku harus mendidiknya  bagaimana aku harus mengingatkan putri kecil itu tentang aurat  bagaimana putriku adalah jalan surgaku...
10 notes · View notes
titikkoma · 4 years ago
Text
Ayah, atau kita yang berubah?
Tumblr media
Apa yang terlintas dari pikiran kamu saat mendengar kata "ayah" saat ini?
Ayah adalah pahlawan. Ayah adalah bodyguard kesayangan. Ayah egois. Ayah pikirannya kuno. Dan pasti masih banyak lagi pendapat mengenai sosok ayah bagi masing-masing individu. Mungkin jika kamu membaca artikel ini di usia 20 tahun keatas, sosok ayah bisa saja merubah mood mu menjadi jengkel dalam sekejap.
Pernahkah kamu memiliki sebuah keputusan besar dalam hidup mu, dan ayah tidak menyetujuinya?
Atau pernahkan saat kamu harus berdebat dengan ayah hanya karena pasangan yang kamu kenalkan tidak mendapat respon baik darinya (ayah)?
Dan setelah semua itu, pernahkah kamu berpikir sejenak, ayah, atau kita yang berubah?
Kemana ayah yang selalu memberikan ijin disaat ibu melarang? Kemana ayah yang selalu membela saat ibu menyalahkan? Kemana ayah yang selalu mengajarkan keterbukaan dulu? Mengapa kini dia pun menjadi tertutup dan sangat kaku dengan pendapatnya?
Percayalah, ayah adalah pahlawan. Dia tidak berubah, kitalah yang berubah. Kita yang bertambah dewasa dengan keputusan kita sendiri, kita yang bertambah kaku dengan pendapat kita sendiri, kita yang merasa angkuh dengan ego kita sendiri pula.
Tidak ada yang berubah dari ayah, kitalah yang membuatnya "terlihat" berubah.
Apapun masalah kita dengan ayah saat ini, sendirilah, biarkan jarak antara ayah dan kita bertumbuh menjadi rindu. Rindu akan pelukan hangatnya, rindu akan nasihat kerasnya. Dan saat rindu itu semakin nyata, datangi dia dengan segelas teh hangat, dan katakan...
"Ayah, maafin aku ya?"
3 notes · View notes
tarawidiyan · 6 years ago
Text
Momentum.
Mungkin aku sudah tidak dapat lagi digendong di pundak ayah tapi meskipun demikian ayah masih memikul beban yaitu ‘aku’. Aku akan berpergian kemanapun aku suka tapi ayah harus mengerti bahwa jiwaku masih bersamamu, aku akan datang kepadamu kapanpun. Karena kau bukan rumah yang hanya ku datangi saat aku ingin pulang saja, tapi karena disana ada jiwaku yang melekat padamu. Meskipun kaki ini melangkah, tapi pikiran ini gusar. Ingin kembali pada jiwanya.
1 note · View note
rindalolita · 6 years ago
Text
Hormati dia, muliakanlah juga kedudukannya, karena dia adalah Ayahmu dan di dalam tubuhmu mengalir darahnya. Rindu Ayah
Rinda Lolita
5 notes · View notes
dannydzulfikri · 7 years ago
Text
Kupanggil Bapak, Dulu
Dulu, sosoknya selalu ada, bagaimanapun payahnya keadaanku, meskipun lebih letih badannya kala itu. Saat salahku, dia sambut dengan nasehat yang tegas dan lembut. Dan saat datang takutku, selalu bisa ia redam dengan peluk hangat.
Dulu, mungkin hati ini masih terlalu kaku. Tidak pernah mencoba peka untuk sedikit merasa, bahwa di setiap langkahku, pencapaianku, dan segala apa yang sudah aku raih, sudah dia topang lebih dahulu dengan doa dan sujudnya disetiap akhir malam.
Dulu, ia begitu sering ia membohongiku. Selalu berkata tidak apa-apa saat sakitnya. Merasa kuat saat aku melihatnya lelah. Saat kurangnya pun, dia tutup dengan berkata cukup.
Dulu, aku masih bisa memanggilnya bapak. Dan sekarang, hanya menyisakan berbagai alasan yang tidak bisa berhenti aku sesali. Karena saat ini, tidak ada yang bisa aku panggil dengan sebutan yang sama lagi.
(c) Dannny Dzul Fikri - Desember 2017
130 notes · View notes
tuanputri8 · 5 years ago
Text
Tentang Ayah
Meski ia tak mengandung dan melahirkan
Tapi sepanjang fase, ia turut berperan
Meski ia tak menyusui
Tapi ia selalu siaga di segala sisi
Meski kadang jadi yang kedua
Tapi pengorbanannya luar biasa
1 note · View note
nonanano · 6 years ago
Text
Tentang Ayah.
Banyak yang bertanya, siapa Ayah saya. Banyak juga yang sudah tahu, siapa Ayah saya.
Namanya Asep Hilman. Ayah adalah seorang guru PKn di SMA Negeri 14 Bandung. Ketika Ayah sedang kuliah Magister di UPI, Ayah bertemu dengan seseorang dari Dinas Pendidikan Jawa Barat, yang melihat potensi diri Ayah, sehingga Ayah pindah dari guru menjadi staf Dinas Pendidikan Jawa Barat.
Dimulai dari staf, Ayah kemudian naik menjadi Kepala Seksi, lalu Kepala Bidang, hingga akhirnya setelah melalui jalan yang panjang, terpilih sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Bukan jalan yang mudah bagi seorang Asep Hilman meraih posisi Kadisdik. Banyak yang meragukan, skeptis ketika melihat Ayah hanya memiliki satu tangan. Ya, tangan kanan Ayah diamputasi karena kecelakaan bus, ketika aku kecil. Mereka menganggap sebelah mata akan kondisi fisik Ayah. Namun, sedikit demi sedikit, setelah mengepalai berbagai Seksi dan Bidang di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Ayah berhasil meraih kursi panas tersebut. Murni karena kemampuannya.
Sayang, ada beberapa oknum yang benci melihat Ayah terus maju. Sedikit demi sedikit mereka menerjang jalan yang Ayah lalui, membuat Ayah terhambat bahkan mundur.
Entah siapa mereka itu. Mereka yang punya pikiran jahat. Hingga demikian tega menjatuhkan seseorang hanya untuk memuaskan ambisinya. Mereka yang lupa, bahwa setelah hari ini, akan ada hari dimana mereka akan mendapatkan jera. Mereka yang kini sedang tertawa melihat Ayah terjatuh sangat dalam.
0 notes
ruangheningg · 8 years ago
Text
Karena Aku Telah Dewasa
Karena aku telah dewasa. Karena mereka telah semakin tua. Jadi, sudah bukan saatnya berpangku tangan bergantung pada mereka. Karena aku telah dewasa. Karena mereka telah semakin tua. Tidak seharusnya aku selalu menyusahkan mereka. Tidak seharusnya aku membebani mereka dengan keluhanku adanya. Tidak seharusnya semua hal-hal pait yang ku lewati ku ceritakan pada mereka. Karena aku telah dewasa. Karena mereka telah semakin tua. Sudah seharusnya kini bahagia mereka menjadi tanggung jawabku sepenuhnya. Sudah seharusnya tawa mereka menjadi prioritasku adanya. Karena aku telah dewasa. Karena mereka telah semakin tua. Lalu, sejenak hati bertanya ; “Apa yang telah kau lakukan untuk mereka?” “Apa yang telah kau usahakan untuk kebahagiaan mereka?” “Apa yang telah kau perjuangkan agar mereka merasa bangga?” “Sudahkah? Barang satu hal yang telah kau lakukan untuk mereka, Atau kau hanya memikirkan bahagiamu saja? ” Ayah, maafkan anakmu. Yang mungkin hingga telah tumbuh ubanmu kini, aku masihlah belum bisa membuatmu bangga. Ibu, maafkan anakmu. Yang mungkin hingga keriput telah terlihat ditiap inci wajahmu, aku masihlah belum bisa membuatmu bangga. Maafkan aku, yang mungkin hingga aku telah sedewasa kini belum mampu membiat kalian berdua bahagia yang dengan seutuhnya. . . #ditaKD
10 notes · View notes
tikaaevol-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Bukan, ini bukan pekerjaan. Ini hanya hobi yang begitu saya gemari. Dan, alhamdulillah jika memang ada manfaatnya. #poetry #puisi #tentangayah #5puisi #sastra #dinamikanews #lampung #romantika #rubik #redaksi #pena #sidoarjo #kotadelta #arekdarjo #mahasiswa #uinsa #romantika #tikaa #evol #tikaaevol #tika #lestari #tikalestari (di Bandar Lampung)
0 notes
rlfbrn · 8 years ago
Text
Tentang Ayah
Ayah.  Lelaki yang kini sudah senja. Umurnya tak lagi muda. Tenaganya tak sekuat dulu. Ayah kini mulai lemah. Sakit membuatnya lemah. Terkadang aku rindu melihat ayah yang dulu. Ayah yang sehat. Ayah yang kuat. Ayah yang badannya lebih berisi. Bukannya aku tak bersyukur dengan keadaan ayah yang sekarang ini. Alhamdulillah ayah sudah sehat. Walau badannya tak se-gemuk dulu lagi, seperti tiga tahun silam. Alhamdulillah kondisi ayah sudah baikan. Ayah kini sudah cerah lagi. Senyum dan tawa nya membuat hati senang.
#TentangAyah. 
Beliau bernama Zulfitri. Saat dirawat di rumah sakit, perawat dan dokter seringkali salah menyebut nama beliau. Beliau sering dipanggil bapak Zulkifli. Aku bahkan harus memastikan ulang bahwa yang dipanggil adalah Ayah ku atau pasien lain yang namanya Zulkifli.
“Bapak Zulkifli? tanya perawat sembari menghampiri Ayah. “Maaf suster, ini obat untuk bapak Zulfitri kan?” Tanyaku saat perawat memberikan obat untuk Ayah. Mereka biasanya mengecek lagi label pada obat. “Oh iya maaf, bapak Zulfitri” mereka tersenyum malu.
Pernah juga suatu hari Ayah datang ke RS untuk kontrol. Di ruang tunggu yang penuh orang, Ayah dipanggil saat antrian namanya tiba. “Ibu Zulfitri” panggil perawat. Mendengar nama Zulfitri aku langsung mencari Ayah. “Ibu Zulfitri” panggil perawat sekali lagi. Ayah ternyata sudah berjalan mendekati panggilan si perawat. “Ohh Bapak Zulfitri ternyata. Saya kira Ibu, habis namanya mirip perempuan” ucap perawat sambil tersenyum. Orang-orang di ruang tunggu juga ikut tertawa kecil mendengar ucapan si perawat. Begitu pula dengan Ayah, sepertinya sudah biasa mengalami hal tersebut :D Sejak saat itu aku mulai paham kenapa orang-orang sering memanggil Ayah “Bapak Zulkifli”. Mungkin mereka juga berpikir “Zulfitri” adalah nama untuk perempuan. 
#TentangAyah
Ayahku mulai sakit kurang lebih 3 tahun silam. Kata Ayah, saat pertama kali sakit beliau merasa lemas dan tak berdaya. Sejak saat itu Ayah mulai kehilangan nafsu makannya. Dalam beberapa bulan beliau menjadi sangat kurus. Aku baru dikabari Amak kalo Ayah lagi sakit setelah beberapa bulan beliau sakit. Aku marah waktu itu. Kenapa aku baru diberitahu. Aku nangis saat tahu ternyata Ayah sakit. Tak pernah menyangka beliau tiba-tiba sakit. Liburan semester genap tahun 2014 aku pulang ke rumah. Ayah sudah hampir lima bulan sakit. Menjelang magrib saat tiba di halaman rumah, aku melihat Ayah. Beliau sangat kurus sekali. Hanya kulit yang membungkus tulangnya. Tak pernah membayangkan kondisi Ayah akan seperti itu. 
Aku menghampiri Ayah, menyalami beliau. Beliau memelukku. Dalam pelukannya aku menangis. Dalam pelukannya seolah beliau menyampaikan semua sedih dan derita nya. Aku merasakan itu. Momen itu adalah momen yang berkesan bagiku.
Sejak mulai sakit, kondisi ayah selalu seperti itu. Berat badannya sangat sulit untuk bertambah. Ayah sudah berobat kemana-mana, mencari tahu apa penyakitnya. Dokter pernah memvonis beliau sakit jantung. Tapi aku tak pernah tahu kelainan jantung apa yang diderita ayah karena Ayah juga tak tahu tentang itu. Setahun lebih Ayah menjalani pengobatan jantung dan alhamdulillah kondisinya sudah membaik. Akan tetapi kondisi badannya tetap seperti itu, kurus tak berdaging. Ayah juga cek DM untuk mengetahui kondisi badannya. Hasilnya, Ayah negatif DM. Hingga kini badan Ayah tetap seperti itu.
Tanggal 31 Desember 2016, Ayah masuk rumah sakit. Kondisinya lemah. Beliau tak mau makan. Beliau mengalami gangguan pencernaan pada lambungnya akibat sering telat makan. Beliau dirawat selama lima hari dan akhirnya boleh pulang.
Kata Amak, sejak pulang dari rumah sakit Ayah susah mau makan. Hingga akhirnya kondisi beliau kembali lemah. Semua orang panik, ayah tak mau dibawa ke rumah sakit lagi. Saudara-saudara ayah datang, membujuk beliau untuk dibawa ke rumah sakit. Akhirnya beliau mau. Tanggal 9 Januari beliau kembali di rawat di rumah sakit. 
Amak mengabari kalo Ayah masuk rumah sakit lagi. Semua saudaraku juga panik. Ayah sakit lagi. Akhirnya tanggal 11 Januari, aku bersama dua kakakku dan anak-anaknya pulang ke rumah. Menemani Ayah dan gantian berjaga dengan Amak.
#TentangAyah
Kedekatan bersama Ayah adalah hikmah yang aku dapatkan selama merawat ayah yang sedang sakit. Selama ini aku tak terlalu dekat dengan Ayahku. Sepertinya begitu juga dengan saudara-saudaraku yang lain. Entahlah kenapa bisa begitu. Kami lebih sering bercerita dan menghabiskan waktu bersama Amak. Ayah adalah sosok yang tegas. Beliau marah saat kami berbuat kesalahan. Dan marah-nya beliau membuat aku takut. Mungkin karena itulah aku dan saudara-saudaraku takut dan tak terlalu dekat dengan beliau.
Selama merawat beliau, aku mulai memahami Ayah. Selama Ayah sakit, aku menjadi perawat utama di rumah. Mengatur jadwal minum obat Ayah. Melihat kondisinya. Menemaninya. Menyuapinya. 
Saat-saat yang membahagiakan adalah saat Ayah mulai makan banyak. Mau makan ini dan itu. Minta beli makanan tertentu karena lagi pengen. Aku senang. Kami sekeluarga senang karena kondisi ayah mulai membaik. Alhamdulillah aku balik ke Depok dengan perasaan lega.
#TentangAyah
Beberapa waktu yang lalu aku menelpon Amak. Menanyakan kabar beliau, Ayah, Akak, Uni, Ara, Akbar, dan juga para ponakan ku. Aku bahagia karena mereka semua bahagia. Suara bahagia mereka membuatku bahagia. 
Aku juga berbicara dengan Ayah. Suara Ayah terdengar tegas. Aku senang. Beliau sudah baikan.  Aku berbicara dengan Ayah cukup lama. Aku senang karena bicara dengan Ayah selama 15 menit lebih. Kami bicara cukup banyak hal. Biasanya berbicara dengan Ayah terasa canggung dan kaku. Biasanya percakapan kami hanya berlangsung beberapa menit di telpon. Biasanya kami banyak terdiam, bingung mau membicarakan apa. Biasanya seperti itulah aku dan Ayahku.
Satu bulan merawat Ayah membuat kami setidaknya lebih dekat. Kami mulai saling memahami.
Salam rindu untuk Ayah.  Salam rindu juga untuk Amak. Semoga Ayah dan Amak sehat selalu. Semoga Ayah dan Amak selalu diberkahi Allah swt. Semoga Allah mengizinkan Rela untuk membahagiakan Ayah dan Amak. I love you to the jannah :) Depok, 03 Maret 2017 pukul 8.09 PM Asrama Putri Aceh (besok sudah pindah dari sini :’( 
0 notes
myordinarydailylife · 4 years ago
Text
Papa selalu bersamaku....
Tumblr media
Pap... beberapa malam yang lalu aku bermimpi naik mobil sendiri, rencana mau ke surabaya lewat jalan tol. Tapi aku nyasar sampai hutan pinus aku muter di sana terus pap... Muter tapi gak ketemu jalannya. Sampai aku dengar papa panggil namaku : "Za, Faizah! Za ....
Aku berhenti dan melihat papa naik mobil putih dan aku melihat lagi wajah papa yang teduh itu, teduh dan bersih sepertinya papa sangat sehat... terus papa bilang : "Za, kalau mau surabaya ayo papa antar." dan benar papa bimbing aku dan mobilku sampai jalan tol surabaya dan papa bilang lagi : "kalau jalan di jalan tol, jangan belok-belok. jalan aja lurus biar ndak kesasar lagi, berangkato, papa lihat dari sini. Papa ikuti dari sini"
setelah itu aku kebangun pap ternyata semua itu mimpi di antara mimpi-mimpi lain tentang papa
dan jujur membuat rindu ini semakin kuat pap... tapi membuat langkahku semakin tegar aku selalu berdoa, setengah memaksa pada Allah aku ingin Allah mengizinkan papa bertemu denganku di dalam mimpi untukku melepas kangen untukku sekedar melepas penat karena ternyata begitu banyak pesan yang aku ingin dengar begitu banyak nasihat papa yang kuabaikan tentang hidup ini. Allah berfirman dalam Qur'an Pap... “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) ruh (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah ruh (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan ruh yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Az-Zumar : 42) Setiap malam, sebelum tidur. Aku membaca sambil meresapi. dan menguatkan doa-doaku untuk bertemu dengan papa walau cuma sebentar dan ayat Qur'an ini meyakinkanku, papa akan hadir dalam mimpiku. Ayat ini juga menenangkanku dan memberiku kekuatan. Papa dan aku jaraknya tidak terlalu jauh kita masih bisa bertemu walau dalam mimpi kita masih bisa berkomunikasi walau satu arah lewat doa dan Pap.... papa masih bersamaku walaupun tak tersentuh, papa selalu ada di setiap langkahku. selalu ada di hatiku yang terdalam...
terima kasih sudah hadir dalam hidupku terima kasih telah menjadi papa yang hebat cinta pertama sekailgus pahlawan terhebat dalam hidup putrimu ini...
dan janjiku pada papa untuk tetap tegar, kuat dalam melangkah dengan pesan dan nasihat penuh kebaikan dari papa....
Always you will be part of me And I will forever feel your strength When I need it most You're gone now, gone but not forgotten
I can't say this to your face But I know you hear I'll see you again
You never really left I feel you walk beside me I know I'll see you again
When I'm lost, I'm missing you like crazy And I tell myself I'm so blessed To have had you in my life... Westlife -- I'll see you again
0 notes
dannydzulfikri · 7 years ago
Text
Sedikit Tentang Ayah
Ada masa-masa dimana ayah tidak mengerti apa yang terjadi dengan anak perempuannya, seperti ketika aku kesepian, saat aku tengah patah semangatnya, juga saat anak perempuannya mungkin sedang kebingungan karena jatuh cinta.
Tapi saat melihat ayah duduk sendiri di teras depan rumah, memerhatikan bahunya yang masih bidang, dan punggungnya tampak tegak,  membuatku sedikit tenang. Ayah seperti sedang memahamkanku dari kejauhan, kalau yang sedang terjadi padaku saat ini adalah tidak seberapa. Hanya hal biasa yang pasti juga  akan terlewati.
Hebatnya ayah, ditengah ketidakmengertiannya
202 notes · View notes
nonanano · 6 years ago
Text
Masih ingatkah dengan tagar #SaveAsepHilman yang pernah kutulis di page ini? Akhirnya, doa kami dikabulkan. Ayah PERNAH divonis bebas murni, dibebaskan dari segala tuntutan hukum.
Tapi manusia tak pernah puas. Ada yang juga ikut naik banding. Yang menghasilkan keputusan yang sangat berat kuterima.
0 notes
majlis-adana-blog · 9 years ago
Text
Isi Hati Seorang Ayah
Pada suatu hari, seorang pemuda masuk ke majelis Baginda Muhammad Rasulullah SAW untuk mengadukan tindakan ayahnya. Menurut si pemuda, tindakan ayahnya sungguh keterlaluan, karena selalu meminta uang dan mengambil hartanya. Rasul SAW hanya diam mendengar pengaduan si pemuda tanpa memberi komentar apapun. Beliau memerintahkan pemuda tersebut untuk memanggil ayahnya. Tak lama berselang, dia kembali bersama seorang bapak yang sudah lanjut usia. Lalu Rasul SAW bertanya kepada bapak tersebut, "Benarkah ini anakmu?" Setelah dibenarkan, Rasul SAW melanjutkan pertanyaannya, "Benarkah apa yang dia adukan? Menurutnya, engkau selalu meminta uang dan ingin mengambil hartanya?" Dengan suara tertahan sang ayah menjawab, "Ya Rasulullah, dia adalah anakku. Aku telah membesarkannya. Aku pertaruhkan apa pun untuk membesarkannya. . ." Baginda Rasul SAW menghentikan ucapan sang ayah. Selain ucapannya tak menjawab apa yang ditanyakan, Beliau SAW mengetahui bahwa sang ayah menyembunyikan "sesuatu" di hatinya. "Keluarkan semua apa isi hatimu," perintah Baginda Rasulullah SAW. Lalu lelaki tua itu menggubah syair yang langsung dia sampaikan di hadapan Baginda Rasul; "Telah kucari nafkah dan kuberi makan dirimu sejak kecil hingga dewasa, Kamu minum dari apa yang telah aku usahakan untuk kamu minum, Dahulu, jika kamu menderita sakit di malam hari, semalam suntuk aku terjaga dan berusaha mengobatimu. . . Maka tumbuhlah kamu merangkah dewasa, Dan sampailah pada apa yang kucita dan dambakan, Akan tetapi kenyataannya, kamu balas jerih payahku dengan kekasaran, Seolah kamulah yang memberi makan dan mencarikan nafkah untukku. . ." Baginda Al Mushtafa SAW terharu mendengar tumpahan isi hati sang ayah, bahkan sebagian riwayat menyebutkan Beliau SAW sampai menitikan air mata. Kepada si anak Beliau SAW bersabda: "Kamu dan hartamu milik ayahmu." Sabda Baginda Rasul SAW di atas bagai mengunci rapat mulut si pemuda. Beliau SAW tak memvonis siapa yang salah, atau mengatakan "berikan apa yang ayahmu minta. . ." atau respon lainnya, Beliau hanya merespon dengan "kamu dan hartamu milik ayahmu," jangankan harta, dirinya pun milik ayahnya. ==================================== وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Surah Al-Isra' (17:23) Wallahu'alam bissawwab Semoga dapat dipetik ibrah dari kisah ini Sumber: Habib Muhsin Al Jufri (Fosmil)
0 notes
flavorofit · 10 years ago
Text
Kenapa Ayah Adalah Ayah yang Keren
12:51
[Dialog Dini Hari-Beranda Taman Hati]
.
Dari kecil ayah hampir selalu bisa jawab pertanyaan aku yang hampir selalu aneh-aneh. Jawaban ayah tuh berupa penjelasan yang rasional, ilmiah, meyakinkan, dan kadang bikin aku sendiri bingung sama kapasitas otak ayah yang bisa nyimpen berbagai macam informasi dan ilmu pengetahuan. Tentang tanaman, astronomi, politik, hukum, sastra, agama, kopi, musik, teknologi, fisika, fotografi, editing, manajemen, dan lainnyaaaaa. Such things that can make sooooo proud to be his daughter! Ayah, buatku benar-benar cowok keren, yang pintar dan ngga sombong. (ayah kalo suatu saat ayah baca ini, aku mohon ayah pura-pura ngga tau aja ya, geernya simpen sendiri aja :p).
Walaupun ngga semua pertanyaan bisa ayah jawab, tapi biasanya habis itu ayah bakal googling, atau nyuruh aku yang googling.
Kaya tadi malem contohnya. Habis makan malam, terjadi sebuah dialog panjang dengan berbagai topik antara aku, ayah sama mama (walaupun doi lebih banyak nyender-nyender manja ke ayah dibandingin ikutan kita ngobrol).
Daaaaan inilah hal-hal yang kita obrolin:
Pentingnya branding buat sebuah perusahaan
Pengadaan Konferensi Asia Afrika, yang ngga membuat benua Asia dan Afrika menjadi terlihat lemah di mata dunia
Cerita tentang Presiden Soekarno dan kenapa sosoknya bisa bikin bangsa Indonesia (pada saat itu) begitu dihormati oleh dunia
Peristiwa Supersemar
Pasca perang dunia kedua, terbentuknya dua kubu di dunia: Blok Timur dan Blok Barat
Kenapa kenaikan harga BBM di Indonesia adalah sesuatu hal yang baik
Kenapa hampir semua negara di dunia, pemerintahnya ngga ngasih subsidi BBM
Hal-hal yang bikin Norwegia saat ini bisa jadi negara maju, padahal di tahun 70-an kondisi ekonomi negaranya sama dengan kondisi Indonesia
.
Hampir dua jam kami ngobrol, dengan topik yang variatif kaya gitu. Ayah berhasil bikin aku paham segala pembahasan tersebut dengan penyampaiannya yang fun dan bisa dengan mudah untuk dicerna oleh otak aku:”)
Open up your mind, as always. Itu yang selalu aku rasaian tiap lagi ngobrol sama Ayah.
Ayah’s absolutely my role mode to find someone that can give me a discussion satisfaction, have an intelligence, insights but in other way he also a funny, caring, and lovely person.
Itu belom termasuk sama hal lain yang ada di ayah, as like kalo masak enak-enak, ngga segan buat bantuin urusan RT, ngga gaptek, sayang banget sama istrinya, ngasih contoh dan bukan hanya ‘talk more no action’, selera musiknya yang oke banget, dan lain lainnya.
Bukan berarti beliau ngga punya kekurangan. Dan bukan berarti juga aku ngga pernah bertengkar, ngerasa sebel, bete, kesel, marah, ataupun kecewa sama ayah.  Di luar semua kekurangannya dan ketidakcocokan aku dan ayah pada beberapa hal, ayah tetep ayahku. Biarlah kekurangan-kekurangannya, menjadi hal-hal yang ‘memanusiakan’ ayah. Dan selisih paham yang kadang terjadi antara aku dan ayah, bisa bikin kami lebih saling memahami satu sama lain.
.
Ay, love you!<3
0 notes
anggitmahanani · 10 years ago
Text
Pahlawan, di akhir desember 2014
Ah, kenapa tiba-tiba teringat lagi? Ingatan tentang seorang sosok yang sangat ku sayangi. Tentang seorang yang ada di rumah Kediri membersamai ibu. Ya, sosok yang tak pandai mengungkapkan rasa, entah padaku, maupun pada ibuku, atau mungkin juga pada kakakku. Sesuatu sekali kan? Teringat satu bulan yang lalu, ketika beliau begitu riuh, repot sendiri mengurusi diriku yang sedang sakit ini. 
Tepat jam 00.30 aku terjaga, sakit tiada terkira pada bagian perut, aku diam saja, aku hanya menahan sakit yang tiada biasa. Mengubah posisi tidur pun tak mengurangi rasa sakit ini. Bukan, ini bukan penyakit bulanan yang biasa dirasakan anak perempuan, karena memang bukan ini waktunya, ini sakit perut yang berbeda. Ketika aku memutuskan untuk duduk bersandar diatas kasur, tak disangka engkau melihatku dari pantulan sudut kaca yang ada di depan pintu kamarku yang memang terbiasa terbuka. 
"Kamu kenapa?", dengan nada khawatir.
"Sakit perut." jawabku lirih sambil menahan sakitnya.
"Gimana rasanya? Serasa dikruwes-kruwes atau Slemet-slemet?"
"Kruwes-kruwes", jawabku sekenanya, karena jujur aku gak paham arti kedua istilah itu.
"Itu masuk angin itu". Jawab ayahku sambil membawa minyak sambil memulai Penanganan pertama.
Ah, waktu itu, aku mengingat jelas, ayah pontang panting, sempat membangunkan ibu, tapi ibu tidak bangun-bangun. Ayah juga yang keluar malam-malam jam 1.30 untuk membeli jamu untukku, entahlah apa nama jamunya yang pasti warnanya coklat pekat. Malam yang sesuatu buatku, dan malam itu juga ayah benar-benar pahlawan buatku. 
Pukul 2.30 aku baru bisa tenang memejamkan mata, sebelumnya sempat  aku muntah, dan ketika muntah itu barulah ibuku bisa bangun. Ibu yang kemudian menemani aku tidur. Disaat itu, detik-detik ketika aku mulai tenang ditemani kehangatan ibu di kamar, sempat kudengar lirih suara ayah, " Wis turu bocahe?"
Ah ayaah,,, terima kasih banyak.  Akhir desember 2014. 
0 notes