#spion motor bawah
Explore tagged Tumblr posts
sikemiri · 6 months ago
Text
SISI LAIN ASAN
Tumblr media
Isan melirik jam analog pada ponselnya terus menerus. Kini sudah pukul 15 lebih 55 menit dan kerja kelompoknya masih belum selesai juga. Dia cukup gelisah, karena katanya, Asan sudah tiba di parkiran perpustakaan kampus.
“Udah ini, apa lagi yang harus ditambahin?” Tanya Isan sembari melihat rincian apa yang harus dikerjakan. “Udah, segini aja. Kayaknya udah cukup sih menurut gua. Menurut yang lain gimana?” Tanya rekannya sembari melirik ke teman-teman yang lain.
“Udah aja. Kalau kebanyakan, nanti malah melenceng.” Jawab rekannya yang lain.
“Setuju. Jangan lupa daftar pustakanya diurutin yang bener. Biar gak usah nyusun-nyusun lagi.” Titah salah seorang yang diangguki oleh seluruh kepala yang ada di sana.
“Yaudah, ayo balik,”
Akhirnya, batin Isan lega berbicara. “Yes, balik.” Seru si lanang sembari menutup buku catatannya dan memasukannya ke dalam tas.
“Dari tadi liatin jam mulu, San. Lagi dikejar waktu, ya?” Tanya kawan perempuannya yang membuat Isan tampilkan cengirannya, “enggak, kok. Aku pulang duluan, ya, guys. Udah ditungguin temen. Kalian hati-hati pulangnya!”
Isan angkat kaki dari dalam perpustakaan dan berjalan dengan terburu-buru menuju parkiran kampus. Tidak enak, takut Asan menunggu lama.
Begitu tiba di sana, Isan celingak-celinguk mencari keberadaan Asan. Baru saja ponsel dikeluarkan untuk menghubungi kawan kostnya itu, keburu urung dilakukan sebab Isan sudah bertemu dengan Asan.
Asan ada di sana. Berjongkok di bawah pohon rindang dengan tangan yang mengelus bulu kucing dan mulut yang sibuk berbicara pada hewan mamalia itu. Entah apa yang dibicarakan, Isan tidak terlalu bisa mendengarnya. Di dekatnya pula, ada sebotol makanan kucing yang sudah tinggal setengah.
Langkah Isan mendadak terhenti. Baru kali ini Isan menyaksi kegiatan Asan yang seperti ini. Di matanya, Asan selalu bernilai negatif. Entah karena kelakuan grasak-grusuknya, atau karena tingkah iseng dan menyebalkan yang kerap membuat Isan naik pitam.
Tetapi hari ini, Isan seperti melihat sisi lain dari seorang Asan. Matanya begitu teduh tatkala berinteraksi dengan seekor kucing. Bahkan kucing tersebut acuh pada apa yang Asan ucapkan. Hewan itu terlalu sibuk mengunyah makanannya.
Hingga tanpa sadar, sudut bibir Isan terangkat begitu saja.
Namun sejemang kemudian, Isan menggelengkan kepalanya kuat-kuat, “Ih, Isan. Sadar! Itu Asan! Tetangga kamu yang super nyebelin itu. Ngapain kamu senyum-senyum liatin dia sama kucing?” Monolog Isan sembari mencubit punggung tangannya.
Dan ternyata, dari jauh Asan sudah lebih dulu menangkap presensi Isan yang tengah berbicara seorang diri. “Eh, Isan? Udah kelar kerkomnya?”
Nyaris saja jantungnya turun ke perut lantaran terkejut oleh suara baritone Asan. “Udah, hehe,” Isan berjalan ke arah Asan dan kucing liar itu, “Kamu lagi ngapain di sini?”
“Lagi ngasih makan Suparjo.”
“Suparjo?” Repetisi Isan.
“Iya, kucingnya namanya Suparjo.”
“Kok kamu tau dia namanya Suparjo? Kan gak ada kalung namanya.”
“Tau. Soalnya gue yang namain sendiri. Hehe.”
“Aneh banget, kenapa Suparjo? Kayak nama bapak-bapak.”
Asan meraih botol tempat makanan kucingnya dan beranjak dari posisi jongkoknya, “tadinya mau gue namanin Isan. Tapi udah ada tuh yang punya nama itu.”
Kan. Baru juga Isan terpana akan sosok baru Asan, eh sudah kembali tengil lagi dia.
“Ngeselin banget!” Isan meninju lengan Asan, sedang yang menjadi samsak hanya tergelak saja.
“Ayo, berangkat.”
“Oh, ngomong-ngomong, kita mau ke mana?” Tanya Isan begitu tiba di samping motor Asan.
“Beli helm.”
“Beli helm? Kan kamu udah punya ini?” Dia menunjuk pelindung kepala yang tersemat di kaca spion Asan.
“Bukan buat gue,” Jawab Asan dan Isan menautkan alisnya. Agaknya Asan membaca kebingungan yang ada pada wajah Isan, “tapi buat Isan.”
Isan melongo, “Eh, kok buat aku? Ngapain?”
“Ke depannya, kalo ke kampus, bareng aja sama gue. Atau kalo mau ke mana-mana juga jangan ragu buat minta anterin gue. Itung-itung hemat energi dan pengeluaran.”
“Ih, tapi nanti ngerepotin kamu. Gak usah.”
Cukup gemas Asan mendengar penolakan yang dilontar oleh Isan. Isan begitu tidak enakan padanya. Padahal Isan sudah banyak menolong Asan.
Asan menatap netra Isan. Baru kali ini Isan ditatap oleh Asan dengan pandangan yang cukup serius. Alhasil, Isan jadi gugup sendiri.
“Isan, ini gue kok yang mau. Gak usah merasa gak enak, asli deh. Gue bahkan udah bayak ngerepotin Isan, sampe kemaren sempet ngerjain Isan. Ini sebuah bentuk maaf sekaligus terima kasih dari gue. Kalau masih gak enak juga, Isan patungan bensin aja, gimana? Jadi, gue juga bakal dapet untung dari Isan.” Asan menampilkan senyum andalannya sebelum naik ke atas motor. Menyalakan kuda besinya dan menurunkan pijakan kaki untuk Isan. “Yuk? Keburu sore, nanti macet.”
Dan mau tidak mau, Isan hanya bisa menuruti apa yang Asan lakukan. Isan memang merasa tidak enak. Akan tetapi, kalau boleh jujur, Isan tidak bisa pungkiri bahwa dirinya senang bila ada yang menaruh perhatian padanya. Persis seperti apa yang Asan lakukan sekarang.
Bersambung
1 note · View note
thedarkonesknowledge · 8 months ago
Text
MOTORCYCLE MAINTENANCE CHECKLIST (ID Ver.)
DAFTAR :
Ganti oli mesin
Cek ban
Ganti minyak rem
Cek aki
Filter udara
Filter bensin
Penggerak akhir
--
✅ Ganti oli mesin
➡️ Ciri-ciri : Gesekan/suara mesin kasar Penurunan tenaga/kinerja mesin Peningkatan konsumsi bahan bakar Maks 3000km di odometer
➡️ Akibat : Kerusakan mesin secara penuh
➡️ Lokasi : Karter oli. Di bawah mesin/di dekat crankcase.
➡️ Produk : Tergantung spesifikasi motor, lihat manual pemilik motor. Lihat kode yang mengandung SAE (Society of Automotive Engineer).
Angka yang diikuti W : tingkat kekentalan oli pada suhu DINGIN
Angka paling belakang : tingkat kekentalan oli pada suhu PANAS
Oli encer : motor cc rendah Oli kental : motor cc tinggi
Kode API service, penentu spesifikasi oli. Selalu dimulai huruf S, huruf kedua menunjukkan tingkat mutu oli, semakin tinggi semakin tinggi peringkatnya.
Sesuai jenis kopling : Kode JASO (Japanese Automotive Standard Organisation)
JASO MA (kopling basah) : Motor bebek & sport
JASO MB (kopling kering) : Motor skutik
➡️ Penggantian : Perhatinkan baut agar tidak slek dan oli tumpah. Lebih baik menggunakan Oil Extractor (berfungsi untuk menyedot oli di karter ke pompa tabung) Oil Extractor membuat kondisi baut lebih aman, penggantian oli lebih cepat, seluruh sisa oli lama terkuras sehingga lebih bersih.
--
✅ Cek ban
➡️ Ciri-ciri :
Tekanan rendah : Tidak stabil Handling buruk Tidak responsif kepada steer Suara gesekan Kenaikan konsumsi bahan bakar
Tekanan tinggi : Hasil rem terlalu cepat Aus di luar ban tidak rata
Cek aus, lubang, goresan, dll : Jika tidak bisa dibenarkan harus ganti ban.
➡️ Akibat : Kecelakaan Tidak stabil pengendaraan Pengereman terlalu cepat atau lambat
➡️ Produk : Nitrogen + tekanan standar. Nitrogen dapat menjaga ketahanan ban tidak seperti angin/oksigen yang lembab.
Daftar tekanan standar sesuai jenis motor :
Sepeda motor sport : 32-36 psi (2.2-2.5 bar) untuk ban depan dan 36-42 psi (2.5-2.9 bar) untuk ban belakang.
Sepeda motor matic : 26-29 psi (1.8-2.0 bar) untuk ban depan dan belakang.
Sepeda motor bebek : 26-29 psi (1.8-2.0 bar) untuk ban depan dan belakang.
Sepeda motor trail : 22-25 psi (1.5-1.7 bar) untuk ban depan dan belakang.
Tubeless vs Tube :
Tubeless : tanpa ban dalam. Tidak mudah bocor. Hanya bisa digunakan di velg casting. Tube : dengan ban dalam. Bisa digunakan di semua velg.
Radial vs Bias :
Radial : menggunakan lapisan polyester. Kuat untuk grip, bobot lebih ringan, umur ban lebih panjang. Bias : menggunakan lapisan nilon. Kuat untuk bobot berat, dinding ban lebih kuat.
Kode Ban : Contoh : (150 / 70 R 17 M/C 69 V)
150 : lebar ban 70 : tinggi ban R : jenis ban yaitu radial 17 : diameter velg ban M/C : Motor Cycle diperuntukkan untuk sepeda motor 69 : load index. Batas maksimum muatan. V : speed rating. Batas kecapatan maksimum.
Tabel Load Index dan Speed Rating :
Tumblr media Tumblr media
--
✅ Ganti minyak rem
➡️ Ciri-ciri : Bunyi saat rem Rem tidak pakem Warna minyak coklat tua/hitam Ganti sekali setahun
➡️ Akibat : Rem blong Kerusakan pada sistem rem; korosi, kebocoran, aus
➡️ Lokasi : Kotak kecil sebelah spion.
➡️ Produk : Perhatikan DOT (Department of Transportation)
Rata rata motor menggunakan DOT 3 (titik didih 205 derajat)
Gunakan DOT 4-5 untuk motor dengan berat atau power lebih tinggi.
DOT lebih tinggi : tidak pengaruh ke kepakeman rem.
DOT lebih rendah : mudah mendidih karena gesekan kampas rem dan disc brake. Menimbulkan uap air dan terjadi rem blong.
--
✅ Cek aki
➡️ Ciri-ciri : Mesin tidak bertenaga/lemah Starter sulit menyala Lampu mati/redup
➡️ Cara cek : Cek indikator kondisi air aki, bandingkan dengan level di boks aki. Cek ketegangan listrik menggunakan voltmeter.
➡️ Lokasi : Tergantung motor. Ada yang di bawah jok/kap mesin/samping mesin.
➡️ Produk : Spesifikasi, kapasitas, dimensi aki harus sama dengan aki bawaan.
Aki kering : maintenance free Aki basah : gampang tumpah/berkurang.
--
✅ Filter udara
➡️ Ciri-ciri : Tarikan mesin berat Boros bensin Cek 3 bulan sekali. Bersihkan atau ganti jika parah
➡️ Lokasi : Bagin paling atas mesin.
--
✅ Filter bensin
➡️ Ciri-ciri : Terhambatnya aliran bensin Mogok Kotoran dapat membuat tangki karatan
➡️ Lokasi : Antara tangki bensin dan mesin.
➡️ Cara membersihkan : Jika berwarna kecoklatan semprot dengan carburetor cleaner
Merendam dengan bensin baru
--
✅ Penggerak akhir (rantai/belt/shaft)
➡️ Ciri-ciri : Suara berisik Laju sulit diatur Perpindahan gigi kasar Permukaan penggerak akhir aus 15.000 km Berkarat Perputaran tersendat
➡️ Lokasi : Antara transmisi dan roda
➡️ Cara merawat : Gunakan pelumas/oli rantai Perhatikan posisi (selalu setel tengah, ada baut untuk mengencangkan/merenggangkan) Gunakan gear berkualitas dan orisinil (sesuai driving style) Mencuci setelah hujan Jangan gunakan pelumas/oli bekas
0 notes
ruangdwi · 9 months ago
Text
Hilang Arah
Entah apa yang kupikirkan siang tadi saat pulang kerja menuju lorong jalan keluar menemui jalan utama.
Dipertigaan jalan utama itu, seharusnya aku belok ke kanan. Arah jalan menuju rumahku, tapi setirku malah berbelok ke kiri. Hingga hampir belokan jalan menuju arah ke kota, aku baru sadar kalau salah arah. Sungguh aku menertawakan diri sendiri di bawah teriknya matahari pukul 14. 20 wita.
Setelah tersadar, kulihat kaca spion kiriku lalu menyetop motor ke pinggir jalan dan berbelok 180 derajat ke arah kanan. Menerjang matahari. Kembali ke arah yang benar 🤣. HOME
1 note · View note
marlina-bai · 1 year ago
Text
Stand Holder Handphone Hp Smartphone Spion Motor Dudukan Full Aluminium
Tokopedia link : https://tokopedia.link/OzivTXu6eDb
Deskripsi - holder untuk spion motor - material : Aluminium - warna : Hitam - Berat : 90 gr - penjepit hp bisa dilebarkan hingga 9.5cm - bisa digunakan untuk semua tipe handphone - rotasi 360 dejarat dan rotasi atas bawah 45 derajat
Tumblr media
0 notes
aursaeminoris · 1 year ago
Text
Jalan lurus ke depan, bukan putar balik.
Beberapa waktu belakangan, aku sering kepikiran. kenapa ya ? kok aku selalu membandingkan sesuatu yang ada di masa sekarang, sama di masa lalu? Rasanya aku terus-terusan pengen nengok dan bilang “kayanya, dulu lebih menyenangkan deh”. Padahal, bisa jadi semua itu cuma persepsi yang aku bangun sendiri dalam mindest dan alam bawah sadarku.
Siapa yang tau , mungkin beberapa tahun ke depan aku juga justru bakal melakukan hal yang sama dan pengen balik lagi ke masa yang sekarang aku anggap ngga lebih menyenangkan dari apa yang ada di masa lalu. Karna pada intinya, manusia itu emang cenderung ga pernah merasa cukup sama apa yang dia punya saat ini. Selalu menginginkan hal yang lebih, tapi ngga pernah berusaha untuk lebih (menyindir diri sendiri).
Kenapa ngga begini, dibanding berandai-andai bisa kembali ke masa lalu yang dianggap lebih menyenangkan, kenapa ngga coba untuk memaksimalkan masa sekarang supaya jadi menyenangkan juga ? maka ngga perlu lagi deh tuh, berandai-andai punya mesin waktu untuk bisa kembali ke masa yang sudah lalu.
Jalan lurus perhatikan apa yang ada di depan, biar ga bingung kalau misalnya nanti ketemu persimpangan, dan akhirnya ngga akan merasa menyesal di hari kemudian. Ibarat kata orang, kalau kita naik motor tapi liatnya ke spion terus, merhatiin jalan belakang terus, yang ada nanti lama-lama nabrak karna ngga ngeliat ke depan.
Hal yang sama berlaku buat kamu, Na. Hal yang harus selalu kamu ingat dan sadari, mengenang yang lalu itu ga salah. Tapi jangan jadikan dia sebagai panduan untuk kamu jalan, karna yang lalu tempatnya udah di masa lalu, ngga bisa dibawa ke masa depan. Jadi, jangan terus-terusan nengok kesana, mending jalan lurus ke depan, gaperlu puter balik.
Bisa kan? Harus bisa lah.
0 notes
hellopersimmonpie · 3 years ago
Text
medioker
Ada kenalan yang tiap ketemu saya, obrolannya tetep sama. 
“Kenapa kamu nggak kerja di perusahaan xyz sih?“
Karena saya bosan dengan bahan obrolan tersebut, saya bilang ke dia:
“Aku harus terapi depresi pasca trauma yang butuh waktu panjang banget“
Perjalanan saya melawan depresi pasca trauma cukup panjang. Saya mulai terapi di awal kuliah dan baru selesai tahun lalu. Cuman saya nggak bisa menceritakan dengan detail karena ini sangat personal. Temen saya langsung diem dan minta maaf.
“Saya nggak butuh simpati, toh semua sudah lewat. Tiap kamu nanya tentang ini, saya selalu ngasih kamu petunjuk untuk mengalihkan pembicaraan. Tapi karena kamu tetep nanya berkali-kali, saya pengen kamu nyari bahan pembicaraan lain“
Sejak itu, topik obrolan kami udah keluar dari topik kenapa saya nggak kerja di xyz. Cerita tentang ini jarang banget saya angkat karena saya merasa malu wkwk. Malu kalo dianggep pinter padahal yang lebih pinter dari saya tuh banyak. Tapi saya merasa perlu cerita aja mengingat manusia zaman sekarang banyak juga yang takut menjadi medioker.
Saya merasakan tumbuh dengan fisik yang berbeda. Orang di sekitar saya sangat underestimate ke saya. Saking underestimatenya, mereka bisa tega bilang ke orang tua saya bahwa mata saya harus dioperasi karena kalau tidak, saya akan susah dapat jodoh pas dewasa.
Selain itu, saya juga pernah merasakan tumbuh sebagai orang yang dianggep pinter banget. Orang-orang sangat overestimate ke saya. Saking overestimate-nya, sampai orang di sekitar saya sangat menyayangkan kenapa saya menjadi seorang medioker aja.
Gara-gara itu, saya nggak begitu percaya sama ekspektasi orang. 
Apakah saya takut menjadi medioker? Saya udah ngerasain jadi medioker selama bertahun-tahun kok. Apa yang harus ditakutkan sih? Saya tidak takut menjadi penghuni papan tengah ataupun papan bawah.
Saya justeru takut dengan penghuni papan atas yang selalu merasa harus memenuhi ekspektasi orang lain, tidak punya pendirian dan tidak bisa menimbang sesuatu dengan adil. Kenapa? Karena penghuni papan atas biasanya mendapatkan amanah untuk mengelola banyak hal. Nah, dengan pola pikir seperti itu, mereka akan kesulitan sekali menjadi adil. Bahkan pola pikir semacam ini seringkali membuat orang tersebut tanpa segan berbuat dzolim kepada orang lain demi mendapatkan pujian. Saya takut dengan itu dan saya lebih takut tumbuh menjadi manusia semacam itu.
Petualangan yang saya jalani beberapa tahun ini membuat saya bisa mencoba banyak hal sampai makin kesini saya berpikir bahwa:
Harga tentunya berbanding lurus dengan kualitas. Barang mahal sudah tentu kualitasnya baik. Tapi apakah manusia seperti kita selalu pantas mengenakan benda-benda mahal?
Tentunya, parfum seharga 70 ribu baunya sangat berbeda dengan parfum seharga 2.5 juta. Tapi apakah hanya karena seseorang mampu membeli parfum tersebut, lantas dia menjadi pantas menggunakan parfum seharga 2,5 juta? Kalau pola pikir kita demikian, sampai kapanpun kita hanya akan bekerja hanya untuk memenuhi gaya hidup.
Pun sama halnya dengan achievement. Mendapatkan nilai 100 adalah sesuatu yang sangat sophisticated dan menyenangkan. Tapi apakah kesempurnaan harus selalu kita kejar? Kalau pola pikir kita hanya tentang mengejar nilai sempurna tanpa alasan yang jelas, maka sampai kapanpun kita hanya akan belajar demi mengejar sesuatu yang tidak kita pahami maknanya. Tidak akan ada proses pembelajaran yang kita lakukan dengan tulus.
Kapan terakhir kali saya memacu diri saya sampai mendapatkan hasil sempurna? Semasa SMA.
Sewaktu SD, ada satu momen yang saya ingat. Kakak saya nggak lolos seleksi olimpiade Fisika. Saat itu, beliau tidak sedih tapi obrolan kami berdua saya ingat sampai sekarang.
Kakak saya sebenarnya pinter banget. Selama sekolah, beliau selalu mencatat dengan rapi. Nilai beliau selalu bagus. Suatu hari, beliau mengikuti olimpiade Fisika dan tidak menang. Saya lalu nanya ke beliau:
“Mas kok bisa nggak menang sih? Mas kan pinter banget“
“Yang jadi soal di olim itu nggak diajarin di sekolah dek. Jadi aku harus latihan lebih lama lagi buat paham. Waktunya nggak cukup“
“Kok bisa nggak diajarin sih?”
Kakak saya lantas mengeluarkan buku fisika beliau dan mengeluarkan soal olimpiade fisika. Beliau lalu menjelaskan langkah-langkah untuk menyelesaikan soal yang butuh waktu berpikir lebih lama. Alih-alih tertantang dengan soal olimpiade, saya malah mempertanyakan:
Soal ujian akhir sama kayak yang diajarin di sekolah nggak ya?
Habis itu saya langsung minta ke Bapak biar beli buku-buku ujian akhir. Ternyata beda jauh banget. Sejak itu, saya minta izin ke orang tua untuk tidak terlalu memprioritaskan nilai rapor. Yang penting naik kelas aja. Soalnya saya punya target belajar sendiri yaitu nilai dengan rata-rata di atas 9 untuk Unas SMP dan nilai sempurna untuk ujian masuk universitas (dulu disebut SNMPTN, setara dengan UTBK meskipun mekanismenya sedikit berbeda).
SMP saya dulu medioker tapi saya bersyukur di sana ada guru-guru matematika yang mengajari saya dengan sangat baik dan sabar. Meskipun muridnya banyak yang suka bully.
Begitupun dengan SMA, SMA saya medioker juga. Tapi di sana ada guru-guru yang tidak begitu sibuk dan bisa saya tanya-tanya saat di luar jam pelajaran.
Orang tua saya dulu hampir tidak pernah mendikte saya bahwa saya harus begini atau saya harus begitu. Beliau cuma bilang:
Dek, kondisinya bapak dan ibu seperti ini. Kalau kamu bisa kayak gini, maka kamu akan begini. Tapi kalau nggak bisa ya nggak apa-apa. Masih ada opsi lain cuman jadinya agak susah karena harus begini-begini.
Sejak kecil selalu demikian sehingga saya sendiri pada akhirnya ikut merasa bertanggung jawab dengan keputusan saya.
Memang Bapak saya kadang maksa saya banget untuk belajar satu hal demi skill hidup. Belajar nyetir motor misalnya. Itu dulu belajarnya sambil nangis karena takut jatuh. Bapak saya bilang:
Kamu milih sakit karena jatuh apa sakit karena dimarahi bapak terus-terusan?
Akhirnya saya belajar dan bisa. Dulu saya nggak mau belajar karena takut. Tapi, saya bilang ke bapak saya bahwa mata kiri saya nggak bisa ngelihat spion. Lalu bapak saya nyoba menutup mata kirinya dan ternyata beliau tetap bisa melihat spion. Saya tambah diomeli habis-habisan wkwk.
....
Sebenernya nggak salah kalau kamu punya prinsip:
If better were possible, good is not enough
Tapi tentukan dulu kamu mau jalan ke arah mana. Kemampuan manusia itu sangat terbatas. Kita nggak bisa mendapatkan semua hal. Kalo fokus kamu cuma achievement tapi tujuannya nggak jelas kemana, kamu bakal menderita sendiri tanpa alasan yang jelas wkwk.
Kalau memang kamu masih belum punya tujuan dan masih pengen eksplorasi, jangan sedih jika ada satu bidang yang nilainya tidak sempurna. Nilai itu mengandung makna. Entah skill kamu yang belum bagus di situ atau memang kamu nggak cocok mengambil bidang tersebut.
Dulu, pas kuliah, nilai saya di mata kuliah bidang jaringan selalu jelek. Semester akhir, saya akhirnya fokus ke kecerdasan buatan dan membiarkan nilai jaringan saya tetap C. Pas SMA, saya lemah banget di kimia. Tapi karena saya harus mendapatkan nilai bagus saat SNMPTN di semua bidang, akhirnya saya belajar lebih keras untu kimia. Kalau kamu cuma fokus ke achievement, kamu nggak akan bisa melihat makna di balik nilai. Karena kamu keburu sedih dengan target yang tidak tercapai.
...
Jadi medioker itu nggak dosa dan nggak selamanya buruk. Kamu nggak harus ada di tempat tinggi untuk memberi kontribusi. Tapi kalau kamu memang mampu mengejar tempat tertinggi di satu bidang, kejar. Asal jangan terjebak dengan treadmill gaya hidup. 
Kamu harus bisa belajar tentang makna cukup sehingga kamu nggak perlu repot-repot terjebak ekspektasi yang nggak jelas tujuannya.
Yang bikin hati kita terluka itu bukan ekspektasi yang tidak tercapai. Tapi pikiran kita yang menganggap bahwa ekspektasi tersebut mendefinisikan diri kita.
“Kamu bukan manusia kalo nggak mampu punya duit 100 juta di usia 25“
“Kamu bukan manusia kalo nggak mampu doktoral sebelum usia 30″
..dst.
Saya mungkin sering banget bercanda bahwa saya butuh duit. Tapi in real life, hidup seperti hari ini aja udah cukup nyaman buat saya. Dan saya berharap lifestyle saya tidak naik lagi. Cukup kantongnya aja yang lebih tebel ~XD
Cita-cita untuk punya duit sekian M di usia sekian itu kadang-kadang irrelevan. Pegang duit banyak kalo ga punya tujuan hidup ya bakal habis juga. Apalagi kalo tolak ukurnya gaya hidup influencer.
Tulisan ini sebenernya masih lanjutan dari omelan saya sih wkwk.
Manusia zaman sekarang tuh entah kenapa banyak banget yang merasa apa-apa yang dia lihat di depan mata berarti ada untuk dirinya dan harus digapai. Ada influencer nyobain restoran seharga sejuta perporsi langsung ngerasa perlu nyoba. Padahal buat apaaa? Duit segitu bisa buat makan 10x dan itu udah enak banget.
Ada yang bilang ke saya:
Ya siapa tau yang makan segitu duitnya udah trilyunan jadi sejuta itu murah.
Iya murah kalo dibandingin harta yang dia punya. Tapi bagi dia sebagai manusia, segitu itu mahal. Seharga 10x makanan manusia kelas menengah ngehe yang doyan ngemall dan 50x - 100x dari makanan manusia normal. Kalau hidupnya dia nggak ngebawa manfaat bagi sekitar, artinya dia menghabiskan jatah oksigen aja.
Saya nggak benci orang kaya wkwk. Saya nggak sreg dengan orang yang meremehkan nilai uang dan bilang:
“Benda ini murah“
“Benda itu murah”
Nooo....
Kamu harus sadar kalo benda tersebut mahal, seharga makanan ratusan atau bahkan ribuan orang. Kalau nilai manfaatnya nggak tinggi, bakal memperberat hisab kamu di akhirat kelak.
Membiasakan diri dengan gaya hidup yang too much akan membuat kita takut kehilangan rasa nyaman dan tetep menginginkan banyak hal meskipun kita sudah punya banyak. Karena kita akan selamanya melihat tempat yang lebih tinggi.
Menjadi medioker itu bukan hal yang buruk. Kalau kamu menjadi medioker, jadilah medioker yang baik. Kenali hal-hal yang kamu genggam dengan baik. Lalu izinkan akal kamu memberinya nilai manfaat. Jadilah bermanfaat bagi alam dan sesama manusia.
77 notes · View notes
ddpramita · 2 years ago
Text
Tadi malam aku berkhayal andai masa bisa membawaku ke masa lampau, tidak perlu jauh-jauh cukup ke waktu selepas magrib di pertengahan tahun 2014
Dijemput olehnya naik motor dengan penginjak kaki yang sudah dia turunkan untukku, mengelus hangat dengkulku dan bertanya bagiamana keadaanku setelah tadi siang ulangan fisika. Dia tau betul kesulitannya aku dengan pelajaran itu jadi dia khawatir bagaimana aku menyelesaikannya atau hanya penasaran agar dia bisa tertawa mengejekku.
Malam itu angin berhembus irit sekali hampir gerah rasanya, aku tidak suka. Aku jadi tidak bisa beralasan dingin untuk dapat pelukan darinya tapi karena dia kekasihku jadi kurasa tidak salah jika aku saja yang memeluknya lebih dulu dan tentu saja seperti biasa aku bisa melihat senyumnya tipis-tipis dari kaca spion yang ku intip. Dia selalu begitu membuatku gemas setengah mati.
Kami berkeliling dengan pelan tanpa tujuan berhenti yang jelas. Tapi tiba-tiba rasanya tidak gerah lagi, seolah angin bertiup lembut turun dari awan seiring dengan makin sering tangannya berada pada tanganku yang melingkar di pinggangnya. Puja dan puji saling kami sahutkan lalu tertawa tanpa tekanan seperti anak-anak yang bermain lompat tali di bawah terik setiap libur semester.
Daguku ku tempelkan pada bahunya agar aku jelas mendengar ceritanya tentang inginnya berkuliah di fakultas hukum setelah gagal jadi polisi, tentang gunung yang sebentar lagi dia tanjaki dan tentang temannya yg malang karena harus berurusan dengan kerangkeng besi. Aku mendengarkannya, menyimaknya persis seperti yang dia lakukan ketika aku juga bercerita tentang banyak hal random. Tentang nasi kuning mbahku yang enak sekali, tentang liptint baru yang kebeli tapi warnya tidak cocok di bibirku dan tentang teman kelasku yang diam-diam tidak suka dengan hubungan kami.
Malam itu kami mengerti, lampu kota mengerti, peri-peri yang berterbangan menuju hati yang percaya keajaiban mengerti, motornya mengerti, dengkulku mengerti, wangi parfum miliknya mengerti, sebungkus rokok di saku kirinya mengerti dan rambutku yang ditiup angin tipis-tipis mengerti kalau
Aku dan dia sedang berada di puncak saling mencintai.
Jadi bagaimana masa, manis sekali bukan?? bisa bawa aku kembali kesana karena untuk mengulangnya pada masa sekarang rasanya sulit sekali. Selain karena dia sudah punya kekasih lain aku juga jadi mudah masuk angin sekarang.
Tapi asalkan itu sama dia rasanya tidak apa-apa aku bisa pakai koyo dan jacket sebelum di jemput olehnya. Tapi, bagaimana dengan kekasihnya?? Tuhkan aku bilang apa pasti susah sekali, sudah lupakan saja.
Tumblr media
2 notes · View notes
ginanjar2010 · 4 years ago
Text
Pesona Kadal Untuk Diriku #2
lanjutan pesona kadal untuk diriku #2
Zaman purbakala
Saat aku berusaha keras menjadi sosok lelaki yang dilirik olehnya, membuat aku mengerahkan segala cara agar dapat perhatiannya. Aku mengikuti osis, pramuka, marching band bahkan paskibra, bersyukur karena itulah kita akhirnya saling mengenal. Bibit cinta masa purbakala pun tersemai sangat indah. Kita lewati waktu bersama, dan mimpi-mimpi indah berdua, bahkan karena itulah keinginan ku untuk menggapai lebih jauh lagi dari yang sekarang.
Pendidikan di daerah ku menjadi hal yang sangat mahal bahkan banyak orang tua yang menginvestasikan uangnya untuk kebun dan sawah daripada untuk pendidikan, hal ini wajar karena kebanyakan penduduk di desa kami sangat kurang. Aku termasuk anak yang beruntung, memiliki sosok ibu dan ayah yang support untuk pendidikan. Ayahku hanya PNS dan kerja bertani sedangkan mamah bertani dan jual barang hasil pertaniannya. Namun tekad ayah pada saat itu yang masih membekas di diri kami semua sebagai anak-anakya adalah kita harus sekolah sampai jadi serjana.
Dua kakak ku sekarang sudah menjadi serjana dan aku sekarang masih kuliah tahap akhir sedangakan adik ku saat ini sedang fokus mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi.
Lama jua hubungan kita bina, hingga akhirnya pertemuan akan berakhir dengan perpisahan.
Kita berucap janji untuk bisa saling bertemu dan setia agar suatu saat nanti kita bisa membina hal yang luar biasa. Akan tetapi takdir berkata lain, sebuah alasan klasik yang timbul di norma kegiatan sosial mulai bermunculan.
“kenapa belum menikah ?” tidak laku yah “
Membuatnya gusar dan memaksaku untuk segera menikahinya
Aku enggan karena posisiku saat itu masih dalam tahap sekolah lanjutan.
Hari telah berlalu namun suatu hal yang tidak pernah terduga terjadi pada malam itu.
 “a hapunten anu kasuhun, sanes bade motongkeun kembang nu keur mekar, sanes bade teu tumarima kana kembang nu tos aya, anggang urang patepang, anggang oge urang kana pidoaeun, neng teu tiasa nolak, neng teu tiasa ngalawan kana takdir nu tos di ukir dina seratana, ayeuna neng nyuhunkeun pidoa ti aa sinareng nyuhunkeun pihampura ti aa, neng hoyong pepegatan sareng aa, sanes goreng ku pihade sanes goreng ku nu sanes, ieu mah murni kahayang neng, neng atos mendakan anu tiasa ngertos ka neng, nu tiasa aya dina neng di pika butuh nu aya waktos neng sono, hapunten nya a neng inysa Allah bade ngalajengkeun kan nikahan dina dinten rebo kaping 22,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,…………..”
Dalam bahasa sunda yang sedikit alus yang artinya “kita putus, aku mau menikah dengan orang baru”
Kemudian aku mengambil segelas air minum lalu ku coba merenungi atas apa yang telah terjadi.
 “APAKAH AKU HARUS MEMBELI BALON WARNA HIJAU AGAR SEMESTA TAHU KALAU HATIKU SANGAT KACAU”
 Teman
Keluar gerbang sekolah terasa sangat hampa, aku memilih untuk naik angkot warna putih yang kebetulan supirnya sangat aku kenal, ku duduk di kursi paling depan sambil menyapa
“bang keliling sukanagara ciharum ya”
Sembari menyeruput kopi di gelas plastiknya, dia mengiyakan dan tidak terasa angkotnya sudah penuh.
Pada hari itu aku melihat banyak orang lalu lalang di sebuah kota kecil yang bahkan aku sendiri tidak tahu persis nama-namanya namun aku jamin aku pernah menjama semua wilayah kecil ini, perjalanan di awali dari gerbang sekolah menuju pasar dan terminal kemudian dilanjutkan kembali ke arah sekolah sampai ciharum dan kembali lagi ke posisi awal, dengan rute yang sangat pendek bagiku, aku menumpang diangkot ini sampai 3 kali keliling, dan aku memutuskan turun di dekat pom bensin.
“lesu pisan maneh kunaon njim “
“uts nilaina gobet bang euy “
Masuk ke kost dengan muka kusut bak orang yang terkena tagihan hutang dan harus menjual seluruh ginjalnya.
“bang lihat ini, dia post pernikahan, maneh di undang”?
“teu “
“eh tapikan eta teh masih kabogoh maneh lin?” … nikahna ge jeung si A njirrrrrr, naha bisa sih?”
Sungguh teman yang membagongkan sekali, pusing rasanya ketika dia menceritakan sosok lelaki yang akan menikahinya, memang teman ku ini ga tahu waktu kalau bercerita.
Bagaimanapun, dia adalah teman sekaligus saudara, susah senang kita hadapi, andai kau seorang wanita sudah ku jadikan pacar.
Hushhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Aku masih normal
Dia menyodorkan segelas teh manis dan batagor yang dipesan sebelum kedatangan ku.
Sudah menjadi biasanya kita mendapatkan porsi batagor setengah harga dari si abangnya karena kost kita bersebelahan, apalagi kalau tidak laku, semua sisanya kita yang makan. Kadang kami berdoa agar tidak laku saja dagangannya, tapi bagaimanpun abangnya harus mendapatkan uang untuk anak dan istrinya. Terima kasih bang.
KADALKU MANA?
Setiap pandangan akan tertuju pada satu titik yang dianggap menarik oleh sudut mata sehingga bayangannya masuk melalui pupil lalu ke retina dan kemudian diproses ke otak melalui saraf yang begitu rumit menurutku namun begitu indah dan bekerja atas ciptaan-Nya. Bayangan mu selalu membuatku ingin selalu menatap kearah mu tanpa berpaling sedetikpun, kamu mahakarya Tuhan yang begitu hebatnya sehingga mampu memalingkan ku dari keindahan lain yang Tuhan ciptakan. Sudut matamu memaksaku untuk terus bermimpi bisa menjadi bagian dari kehidupan mu, kamu bagaikan mata air di tengah perjalanan yang melelahkan ku, kamu membuat ku terus bergerak mengikuti arah yang tak pasti ini namun setelah aku melihatmu semakin jelas sudah tujuan hidupku kini, yakni ingin hidup bersamamu.
Bukankah kita diciptakan dengan dengan satu tujuan? Apakah aku salah bila salah satu tujuan aku untuk bisa bersama-sama hidup denganmu? Lantas apakah aku berdosa apabila mencintaimu yang aku sendiri tidak memahaminya kenapa aku mencintaimu? Aku sungguh amat menginginkanmu, aku sungguh akan membahagianmu seumur hidupku.
Aku akan melihat kadal ku lagi
 Malam ini aku melamunkan seseorang yang jauh disana. Bandung, sejuta makna dalam ingatan, sejuta kerinduan dalam angan, bersamamu aku melalui kota bandung dan dengan mu pula lah aku menemukan keindahan kota. Banyak angan yang kau sampaikan sepanjang jalan menuju alun-alun sambil berbisik seolah olah tidak ingin terdengar oleh sekiling, “aku ingin menikah dan kita jangan dulu punya anak yah, aku ingin keliling dan menikmati pacaran dulu sama kamu”, aku yang pura pura tidak mendengar mengalihkan pembicaraan kepada abang tukang bakso di pinggiran jalan “bee” panggilan ku kepadanya. Dia menyaut sambil memeluku, di bawah lampu taman kota aku merasakan bahwa aku benar-benar tidak ingin kehilangannya.
Aku masukan ke basement dibawah kemudian aku ambil karcis dan memilih tempat menyimpan motor, dan pilihanku di blok 25 dekat sebuah warung gorengan, ku standarkan motor lalu dia turun sambil mengangkat tas yang entah apa isinya aku tidak peduli, kemudian aku buka helm lalu ku simpan di kaca spion, “bee” ahhh aku tahu, tanpa disuruh aku melepas helm miliknya juga, dia tampak cengengesan sambil menggandeng tangan ku untuk segera naik ke atas, tapi aku ajak dia ke warung untuk membeli sedikit gorengan “biar nanti gak kelaparan di atas” ucapku, “tapi kan disana ada yang jualan”, timpalnya. “mau makan mainan panah panahan hah?” . terakhir aku alun alun kota bandung bersama dengan teman-temanku dan disana hanya ada yang jualan mainan anak-anak yang seperti panah tapi bukan panah dan itu memiliki warna menarik sehingga ketika di arahkan keatas seperti petasan atau kembang api.
Dia memilih gorengan yang akan kami makan, dan aku memilih minumannya, entahlah aku ragu membelinya karena harganya mahal sekali namun kita tidak mungkin berdiam diri tanpa minum setelah makan gorengan kan? Pada saat itu adalah akhir bulan dan aku belum memiliki uang cadangan untuk bulan berikutnya, aku paksakan untuk mengikuti keinginannya main keliling kota bandung walaupun persedian keuangan menipis, mungkin ini bentuk pengorbanan gumamku selama perjalanan menuju mes tempat dia tinggal. Oh iya dia seorang pegawai kantoran dan aku hanyalan seoongok manusia yang sedang berkuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di daerah sumedang.
Melihat dua menara besar berdiri megah di depan alun-alun kota bandung merupakan hal yang luar biasa, aku selalu tertarik dengan berbagai arsitektur yang tercipta disana, entah bagaimana semenjak aku menginjakan kaki ku di kota ini aku sudah jatuh cinta.
Dibawah rembulan yang belum bulat sempurna ku pusatkan pandanganku kepada tempat yang akan kita pilih nantinya, akhirnya aku menemukan tempat yang sangat cocok yaitu di bagian tengah, ternyata sebagian pengunjung memilih berada di pinggiran karena mereka tidak rela meninggalkan sepatu atau sandalnya, memang ada peraturannya bahwa kita tidak boleh menggunakan alas kaki ke area lapang yang terbuat dari rumput sintetis.
Kita duduk berhadap-hadapan dan diantara keduanya adalah gorengan dan minuman yang sempat kita beli, ahhhh bagaimana bisa aku membiarkan gorengan ini sedangkan perut sudah keronconga, maka aku ambil satu dan dia juga ambil satu,
“siapa yang makan cabe lebih banyak daripada gorengannya dia menang dan harus nurut”
Kita semua tahu bahwa wanita si raja pedas, bahkan dia memilih seblak saja level dewa, aku? Jangan tanya aku level berapa, karena aku hidup tanpa kelas.
Aku ambil tiga cabai dan satu gorengan sedangkan dia mengambil sepuluh cabai dan satu gorengan, sudah tertebak siapa yang menang bukan? Aku kalah, maka aku harus menuruti segala perintahnya.
3 notes · View notes
roejant · 5 years ago
Text
1
Detak detik jarum jam berganti, tak jemu-jemu kupandangi ia, kulihat kurayu agar lebih cepat bergerak. Kala itu sungguh dua jam yang terasa seperti dua hari didalam lab geomorfologi, praktikum yang membosankan untuk awal di semester tiga. Waktu berlalu seketika kemudian asisten dosen itu menyudahi kegiatan praktikum kita.
“yak terimakasih, kita akhiri praktikum kali ini, sampai jumpa pada pertemuan selanjutnya”
Serentak para praktikan termasuk aku pun menjawab
“Terimakasih mbaaaaa”
Sedikit gugup aku dipenghujung sore pekan ini, waktu tepat jam lima sore buru buru aku merapikan barangku kedalam tas, buku penggaris pulpen laptop semuanya. Setengah berlari aku keluar ruangan. Kutinggali teman-teman yang masih didalam sambil sedikit bercengkrama, kulewati lorong pendek yang terasa panjang diantara lab-lab itu. Pergi turun memijak anak tangga sampai aku ke tempat parkiran motor, jarak yang sependek itu terasa panjang seperti perjalanan ekspedisi rally. Kudapati temanku diparkiran motor sambil terlibat sedikit dialog.
“eh yan mau kemana? Buru buru amat” Tanya andra kepadaku
“eh iya nih, mau ngidul bentar ada perlu. Mau rapat ya?” jawabku
“iya nih biasa, ati ati yan”
“sip sip ku duluan dra”
           Sedikit tenang banyak gagapnya kelakuanku sore itu mencari-cari kunci motor didalam tas. “NAH KETEMU!” gumamku dalam hati, langsung segara kunci aku masukan ke lubang motor, kuhidupkan motor sembari mencoba menenangkan pikiran sambil mengatur nafas. Tidak lupa memakai helm aku terus memandangi kaca spion, mengatur rambut yang berantakan. Berjalan aku dengan motorku, sedikit bergegas dengan tenang mendengar deru meongan mesin motorku yang lupa kucuci minggu lalu. Degup jantung makin tidak karuan hingga sampai aku di departemen teknik sipil. Kukeluarkan ponselku untuk mengabarinya bahwa aku sudah sampai di titik janji. Kutunggu sampai sekitar tiga menit lamanya sampai seseorang menepuk pundakku dari belakang.
“hei, yuk, lama nggak nunggu?” tanyanya kepadaku
“eh kaget aku, engga kok baru aja sampe, yuklah keburu hujan” kujawab ia sambil memasang helm dikepalanya diantara kerudung krem itu.
Perempuan itu kemudian langsung menaiki motorku untuk membonceng tanpa terlalu banyak babibu, memintaku untuk segera menjalankan motor. Ia terlihat kerepotan membawa dua tas, satu tas biasa untuk kuliah dan satu tas lagi berbentuk tabung untuk membawa kertas hasil praktikumnya. Aku membawanya begitu jauh dari kampus kami karena aku berjanji mengajaknya ke warung seblak di condong catur. Aku yakin jika semua perempuan menyukai seblak maka itu aku mengajaknya kesana.
Mendung datang, satu persatu rintik gerimispun turun, NESTAPA, langsung aku pacu motorku ditengah ring road setelah lampu merah gejayan. Obrolan yang semula menyenangkan diatas motor sekelebat berhenti karena serangan panik yang datang kepadaku sore itu. Tetiba ia berbicara tepat disamping kepalaku
“udah pelan pelan aja, kan tinggal deket lagi” jelasnya kepadaku.
“barangkali ujan, kamu juga nggak bawa jaket” balasku,
“dih anak teknik kok takut hujan” candanya
“yee mau anak teknik mau anak sastra kena ujan ya basahlah kamu punya baju” balasku dengan sedikit bercanda,
“ya biarin, yang penting di traktir seblak” balas ia kembali,
“siapa bilang aku mau nraktir kamu?” balasku kembali,
“siapa juga yang bilang kalo kamu yang bakal nraktir aku, kan aku bakal ditraktir diriku sendiri wlee” katanya,
“nah gitu dooong” balasku yang setengah kaku karena salah tingkah.
Ya salah tingkah aku bercanda dengannya diatas motor, ditengah aspal ring road utara jogja, disetiap ada kesempatan aku mencuri curi pandang dengannya lewat kaca spion motorku. Meski sebenarnya ia tahu, ia tak pernah menggodaku dan hanya melemparkan senyum yang jelas-jelas seharusnya sangat mudah untuk kutangkap namun selalu gagal untuk di dekap. Selang beberapa menit kita sampai di warung seblak yang aku janjikan, motor aku parkirkan sambil kemudian aku membantunya menaruh helm di motorku. Tanpa babibu kembali ia memberikan aku ultimatum
“Awas lho kalo nggak pedes” ancamnya kepadaku,
“tenang aja, sama omongan asisten praktikum masih pedesan seblak di warung ini kok” balasku,
“kalo ga pedes kamu yang bayar lho ya” kembali ia mengancam,
“lhah katanya bakal bayarin diri sendiri” kembali aku membalas,
“berubah pikiran aku hehe” kata ia,
“dasar” kataku,
Berjalan kita dari parkiran menuju warung itu, diambilnya menu makanan yang, dia menanyakan apa yang akan kupesan, kujawab aku memesan apa yang dia pesan tapi dengan tingkat kepedasan paling bawah, ia mencibirku
“ih lemah” ledeknya kepadaku
“perutku sensitif” kataku membela diri.
Kita mengobrol banyak hal sembari menunggu pesanan kami datang. Aku menanyakan kabarnya tujuh tahun kebelakang. Bagaimana kehidupan SMA nya, bagaimana kehidupam SMPnya. Bahkan sambil makanpun kami mengobrol, saling tanya, saling cerita. Kami yang dulu pernah satu sekolah ketika SMP mulai membicarakan perihal tujuh tahun silam di sore itu. Hujan pun turun, dari rintik-rintik hingga menjadi deras, aku bingung harus senang atau tidak karena hujan ini, disisi lain aku senang bisa lebih lama, disisi lain aku bingung bagaimana mengantarnya pulang ditengah jatuhan air yang deras ini. Ia terus mengajaku berbincang seolah tanpa peduli tentang hujan.
“ini enak sih, tapi kurang pedes” gumamnya,
“kenapa ngga pesen yang level paling tinggi aja tadi?” komentarku,
“ngga ah nanti malah kepedesan” ocehnya,
“payah ih” balasku,
“Aku nggak suka sama cowok yang ngerokok”
“UHUK!” aku yang kaget hampir tersedak dan buru buru meminum susu hangat yang kupesan.
“apa tadi?!” kembali aku bertanya kepada ia
“nggak papa” balasnya kecut,
“aku nggak ngerokok tuh” balasku setengah kikuk,
“ih orang nggak ada hubungannya sama kamu ge’er amat” katanya sedikit menggodaku,
“ya aku juga ngasih tau, dan nggak ada hubungannya sama dirimu juga” balasku yang tak mau kalah,
“halah alesan aja” balasnya sambil tertawa kecil.
Aku menyukainya, menyukai tertawanya, menyukai tertawanya hingga membuat matanya berkerut menjadi sipit. Kami terus berbincang bercanda hingga hujan reda melewati magrib hingga hampir waktu ibadah malam. Aku mengajaknya pulang dan ia mengiyakan untuk bergegas. aku begitu menikmati perjalanan pulang bersamanya, menghitung setiap kali roda berputar, berharap waktu bisa berjalan lebih lambat. Sesampainya di kos ia turun dari motorku, berterimakasih dan meminta untuk mengajaknya kembali jikalau kami sama sama senggang. Aku mengiyakan sambil mengamati matanya yang berbinar dibawah lampu karangmalang yang remang-remang. Bergegas aku pulang kembali ke kosku dengan membawa sekarung perasaan senang dipunggung.
1 note · View note
jualbibitanggurdimagelang · 3 years ago
Video
tumblr
Spion Motor Custom
Link Pembelian Klik Pasangkan Kaca Spion Belakang Sepeda Motor Untuk Honda CBR600 F4 F4I 1999-2006 CBR900
Deskripsi: Kondisi kerja yang baik dan mudah dipasang Batang logam hitam, cangkang ABS berdampak tinggi, dan cermin kaca Desainnya yang stylish sangat cocok untuk menghiasi sepeda motor Anda
Spesifikasi: Warna: Hitam Cermin Shell Bahan: KacaABS berdampak tinggiBahan: Kaca Warna: Hitam Handle Bar, Tuas & Cermin Tipe Bagian: Cermin Posisi: Kiri & Kanan Ukuran Cermin: L 6 3/4" W 3 3/4" Panjang Batang: 3 1/2"
Perlengkapan: (Untuk referensi) HONDA CBR600 F4 F4I 1999 -2006 HYOSUNG GT125R / GT250R / GT650R / GT650S HONDA CBR900 CBR919 CBR929 CBR954 1998-2003
Paket Termasuk: 1 X Sepasang Kaca Spion
#spionmotorantisilau, #spionmotorantik, #spionmotorbawah, #spionmotorbarend, #spionmotorbesar, #spionmotorcbr, #spionmotorcarbon,
spion motor anti silau, spion motor antik, spion motor bawah, spion motor bar end, spion motor besar, spion motor cbr, spion motor carbon,
0 notes
bapakharyoso · 6 years ago
Link
MOTOR
MOTOR[1] Plus-online.com - Untuk menekan angka kecelakaan dan pelanggaran, polisi[2] kerap menggelar razia[3] rutin.
Sasarannya jelas, surat kendaraan dan kelengkapan berkendara.
Tapi belakangan, pemotor[4] melawan polisi[5] seolah menjadi tren baru.
Ujung-ujungnya biar diloloskan polisi[6] karena perlawanan.
Baca Juga: Ramai Video Geng Motor Ciut Dikeroyok Komunitas Motor, Ternyata Imbauannya Sudah Tersebar di Whatsapp[7]
Insiden pemotor ngamuk kembali terjadi di daerah Sulawesi Barat.
Seorang pengendara Yamaha X-Ride terjaring razia polisi.
Tapi bukannya bertindak kooperatif, pemotor ini malah ngamuk.
Helm yang dipakai langsung dibuka dan dipukulkan ke jok motor.
Baca Juga: Begal Makin Nekat dan Merajalela, Pakar Safety Riding Sebut Pemasangan Action Camera Saat Berkendara Diperlukan[8]
Karuan saja insiden pemotor ngamuk ini jadi perhatian pemotor lain yang juga terjaring razia.
"Tembak saja....tembak saja," ujar si pemotor sambil menunjuk bagian perutnya.
Tapi polisi masih tetap bersabar sambil meminta surat-surat kendaraan (STNK dan SIM C).
Ocehan terus dilontarkan sambil membuka jaket dan melilitkan di motornya.
Baca Juga: Video Detik-detik Balap Liar Tegang, Pemotor Keluarkan Celurit Tantang Carok Gara-gara Ditegur[9]
Polisi nampak enggan melayani dan membiarkan pemotor itu pergi.
Rupanya kunci motornya belum diberikan dan pemotor itu semakin marah.
Helm dibanting ke aspal dan baju dibuka sambil meminta ke polisi untuk mengembalikan kunci motornya.
Motor Yamaha X-Ride berpelat nomor DC 3219 PA itu diberhentikan karena enggak memasang kaca spion.
Baca Juga: Sebelum Mudik Lebaran, Simak 10 Tips Terhindar dari Kecelakaan Fatal di Jalan Raya[10]
Akhirnya pemotor lolos dari razia karena mengamuk dan melawan polisi.
Pemotor atau pengendara monbil yang sengaja melawan polisi terancam dikenai pasal 211 dan 212 KUHP mengenai perlindungan aparat negara.
Dalam kedua pasal tersebut disebutkan bahwa barangsiapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seorang pejabat untuk melakukan perbuatan jabatan atau untuk tidak melakukan perbuatan jabatan yang sah, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Klik link videonya di bawah ini:
https://www.facebook.com/KaroNews/videos/302437337312177/[11]
  References
^MOTOR (http://bit.ly/1pqgDTh)
^polisi (http://bit.ly/1pqgDTh)
^razia (http://bit.ly/1pqgDTh)
^pemotor (http://bit.ly/1pqgDTh)
^polisi (http://bit.ly/1pqgDTh)
^polisi (http://bit.ly/1pqgDTh)
^Ramai Video Geng Motor Ciut Dikeroyok Komunitas Motor, Ternyata Imbauannya Sudah Tersebar di Whatsapp (http://bit.ly/1pqgDTh)
^Begal Makin Nekat dan Merajalela, Pakar Safety Riding Sebut Pemasangan Action Camera Saat Berkendara Diperlukan (http://bit.ly/1pqgDTh)
^Video Detik-detik Balap Liar Tegang, Pemotor Keluarkan Celurit Tantang Carok Gara-gara Ditegur (http://bit.ly/1pqgDTh)
^Sebelum Mudik Lebaran, Simak 10 Tips Terhindar dari Kecelakaan Fatal di Jalan Raya (http://bit.ly/1pqgDTh)
^https://www.facebook.com/KaroNews/videos/302437337312177/ (www.facebook.com)
Halaman Selanjutnya
1 note · View note
hnstn · 2 years ago
Text
setiap hari dipenuhi dengan rasa khawatir ini menyulitkan sekali
setiap pagi saat mengendarai kendaraan roda dua menuju kantor, aku khawatir
aku khawatir apakah aku sudah memakai celana atau belum
refleks aku melihat ke arah bawah dan aku sudah bercelana ternyata
selesai satu khawatir, khawatir lainnya muncul
aku khawatir apakah sudah memakai kerudung atau belum
refleks aku melihat ke kaca spion dan aku sudah berkerudung ternyata
khawatir lainnya apakah resleting tas ranselku terbuka
refleks akupun memeriksa lewat kaca spion dan bahkan tak jarang aku berhenti sebentar untuk memeriksanya dan sudah tertutup dengan sempurna ternyata
sampai di parkiran kantor saat akan meninggalkan kendaraan, aku khawatir
aku khawatir apakah motor sudah terkunci dan kuncinya sudah kucabut
aku periksa dengan seksama dan sudah ternyata
rasa khawatir ini berlanjut ketika di rumah seperti, apakah aku sudah mematikan kompor sehabis masak, apakah aku sudah menutup kran air sehabis cuci tangan, apakah aku sudah mengunci pintu saat akan tidur
lama-lama aku merasa sangat lelah dengan perasaan khawatir ini
tetapi anehnya setelah melakukan pemeriksaan ulang untuk memenuhi rasa kekhawatiranku ini ada rasa lega setelahnya
tapi apakah ini semua wajar? apakah aku terlalu tidak percaya diri sampai sampai harus terus merasa khawatir seperti ini
0 notes
biliksunyi · 3 years ago
Text
Sepenggal yang Tertinggal #5
Kita sama-sama tidak tahu, di mana Tebing Breksi berada. Mencari alamat dulu tidak semudah sekarang, yang tinggal mengetikkan nama tempat di layar gawai, dan kita akan dituntun ke lokasi yang kita tuju. Tapi dulu hp kita sama-sama masih jadul, tentunya untuk saat ini.
Kamu hanya tahu, Tebing Breksi ada di dekat Candi Prambanan. Dan tanpa pikir panjang, kita melaju ke arah Candi Prambanan. Dengan kamu yang masih sibuk menghubungi temanmu, di mana Tebing Breksi berada.
Tapi sampai di Candi Prambanan, jawaban tak kunjung datang. Kita berkeliling,mengitari daerah di sekitar candi.
Di tepi jalan, terpampang foto Rama dan Sinta. Sebuah media promosi pertunjukan Sendratari Ramayana.
“Koe ngerti opo sing njijiki cuk?” tanyamu sembari mendekatkan wajahmu ke telinga saya yang tertutup helem. Dekat sekali.
“Opo?” jawabku berbalik bertanya, karena saat itu gambar Rama dan Sinta sama sekali tidak menarik untuk saya.
“Masa Rama nganggo lipstik,” balasmu diikuti tertawa, renyah sekali.
Aku mengintipmu dari kaca spion. Kamu tampak lebih ceria, wajahmu tidak terlalu pucat lagi. Saya senang.
Hingga akhirnya, sebuah pesan pendek masuk ke ponselmu. Pesan dari temanmu, berisi petunjuk arah untuk menuju Tebing Breksi. Akhirnya.
Saya memacu motor, mengikuti arahanmu dari belakang. Jalan menuju Tebing Breksi ternyata menanjak, berliku, dan berlubang. Tidak sampai setengah jam kita sampai di tujuan.
Tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya ada beberapa penambang batu kapur. Tidak ada wisatawan, tidak ada penjaga parkir, tidak ada penjual tiket. Kita masuk begitu saja.
Siang itu, matahari sangat terik. Saya khawatir, kamu makin tidak enak badan. Tapi tampaknya, kamu sangat menikmati.
Kamu mengajari saya bagaimana caranya memotret, sialnya sampai sekarang saya masih payah mengoperasikan kamera. Saya juga tidak pernah punya ketertarikan untuk mendalami bidang itu. Tapi siang itu, entah apa yang membuat saya begitu antusias membidik obyek demi obyek.
Kamu sabar, sangat sabar mengajari saya menggunakan berbagai jenis tombol jika hasil jepretan saya ngeblur, terlalu gelap, atau terlalu terang.
Siang itu, medio 2015, tepat lima tahun silam, hanya ada kamu dan saya, orang asing di Tebing Breksi. Sisanya hanya ada beberapa tukang batu di bawah terik yang jahanam.
Kemudian seorang ibu tua lewat, menggendong kayu bakar dalam ikatan yang besar. Dia menaiki tebing, dan hilang di balik semak-semak. Sejumlah anak SMP cewek-cowok dengan seragam lengkap datang.
“Cie, pacaran ya,” katamu menggoda mereka. Bocah-bocah itu hanya diam.
“Bolos ya? Tak bilangin gurumu lho,” lanjutmu.
Muka bocah-bocah itu mulai panik. Kamu dan saya tertawa. Lalu kembali tenggelam, melihat ibu bumi terus dilukai.
0 notes
haninanp · 7 years ago
Text
Cerita pejalan
Pagi ini gue sempat keki, karena mamine mandi duluan. So, imbas ke gue nya jadi kesiangan. Huwh (kamar mandi ada 2, tapi yang satu sempit dan gue ga mau disitu jadi kudu gantian kalo mau di kamar mandi yang legaan)
Gara-gara guenya juga si. Padahal gue ude bangun jam 03.30 kebelet pipis tapi karena ngantuk sangat gue kembali ke peraduan mimpi. Zzztt....zzzZzt al hasil gue bangun jam 05.10 (ga denger alarm saking lelapnya) dan rapih2 jam 05.50 oemji alamat telat kan? _-_
Diperjalanan diotak gue cuma..
"please ya Allah lancarkan perjalanan hamba.. please jangan telat"
-Doa gue dalam hati.-
Jam 06.20 di cawang uki lewat terowongan bawah pas sampai di pembangunan tol becakayu gue dikejutkan dengan seseorang tak dikenal yang memepet motor gue. Mas Mas asing! Yang bikin gue deg-degan karena takut tjuyyyyy... ngerih. Jakarta keraz gaiz!!!
Tadinya gue fikir dia hanya sekedar tak sengaja memepet, namun ternyata dia mengajak komunikasi dengan gue. Sontak kaget dong gue?!
Dia : bu bu.. bisa ke pinggir sebentar ga bu?
(Samar-samar namun kurang lebih seperti itu yang dia katakan. Awalnya gue fikir dia mau nanya alamat ke gue. Tapi setelah gue cerna lagi ternyata BUKAN!. Ohya btw dia panggil gue ibuk karena hari ini gue pake rok hitam panjang atasan baju putih sampai lutut.. uda kaya ibuk2 pengajian kan? hehe maklum jumat barokah seragam muslim biar shalehah. *ehh* apasi gue? lanjut ya serius nih!)
Gue : *melirik dan ketakutan.. gemeteran...ngerih diapa2in. Gue laju motor gue terus dikeramaian kendaraan lain*
Dia : *menepi* meminta gue untuk menepi juga
Gue : *melaju terus*
Dia : *menahan gue*
Gue : *akhirnya gue menepi* ah gileeeee entah apa yang gue lakukan saat itu? Kenapa gue malah berenti? BODOH! *plaaaakkk*
Dia : mba mba sebentar mba. Saya minta tolong mba.
Gue : *berbalik ke belakang karena posisi tuh orang ada di belakang motor gue* kenapa mas? *siap2 tancap gas kalo dia berani2 ngapain gue*
Dia : ini mba saya minta tolong.. tadi saya pulang kerja, dompet saya jatuh dan sekarang saya mau pulang bensin saya habis mba. Sekarang saya minta tolong sama mba seadanya aja deh mba buat saya. *mukamelas*
Gue : *makin takut. Gile aje di tengah jalan mepet orang, perempuan pula, nyuruh nepi dan ternyata minta uang. AlamakJaan pasti pikiran lo negatif kan? Di jalanan tjuy? Laki2? Ga dikenal! Minta duit? Hieeehh kudu wajib waspada!. Udah gitu logika aje ye? Masa dia minta tolong ama orang di tengah jalan disuruh minggir? Bukannya orang yang ada dipinggir jalan dia mintain tolong, satpam misalnya atau siapa kek gitu!*
MAAF mas saya buru-buru nih saya udah kesiangan *bersiap tancap gas*
Dia : berapa aja deh mba *maksa*
Gue : *makincuriga* Duh maaf mas saya ga ada uang (receh) dan saya buru-buru. Tuh mas sama pak satpam disana aja tuh. (Kebetulan emang ada satpam disitu lagi jaga pintu masuk gedung apa ya? Lupa). Maaf ya Saya buru2.
Dia : *mencoba terus untuk meminta tolong ke gue*
Gue : maaf ya mas *langsung tancap gassssssssss*
Gue lihat beberapa kali ke kaca spion takut tuh orang ngejar gue.
Dalam fikiran gue "astaghfirullah.. ya Allah lemes banget ini kaki tangan gemeteran. Pagi-pagi ketemu beginian. Eh tadi tuh orang ada di belakang gue, jangan-jangan tas gue? Gue langsung periksa tas gue. Alhamdulillah gue cek-cek hp ada uang ada. Bukannya gue suudzhon, tapi modus-modus kejahatan kaya gitu uda sering.. makanya gue patut curiga dong?!"
Gue pastikan tuh orang ga ngejar gue. Gue pacu motor gue dengan lebih cepat dari sebelumnya. Sampai di sekolah, gue absen ternyata gue tiba jam 06.44 beuhhhh kurang 1 menit lagi gue telat :'( alhamdulillah terkabul ga telat meski ada kejadian tadi yang membuang waktu perjalanan gue.
Masuk ke dalam kelas, gue seperti biasa sapa pagi ke cimi2 gue yang masih wangi kalo pagi, hihi
Sambil pake sepatu (gue tadi pake sendal) gue cerita sama cimi2 tentang kejadian yang barusan gue alami, ketemu orang asing di jalan.
Gue kasih pembelajaran disitu bahwa "jangan pernah mau diajak/dikasih sesuatu sama orang gak dikenal!!"
Oke segitu aja ceritanya hari ini tumblr. Ku uda ngantuk.
Btw, besok sabtu.. happy weekend ^^
22:55
2/03/2018
2 notes · View notes
sumantri · 4 years ago
Text
Lampu Tembak Sorot LED
Tumblr media Tumblr media
Lampu Tembak Sorot LED Spion Motor Lemari Etalase 4 Mata 12V 2W Murah
Rp 9.405,00
Catatan : Harga bisa berubah sesuai ketentuan penjual Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan transaksi Melalui Lazada Klik Link Penjualan & Rincian Produk di bawah ini ⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
Link: Belanja di sini
View On WordPress
0 notes
herdeepestthoughts · 4 years ago
Text
Langit malam sudah terbentang cantik dengan bintang-bintangnya di atas sana, diiringi udara kota ini yang selalu semakin sejuk dan dingin ketika matahari tenggelam.
Kamu duduk didepanku, menyetir motor sambil sesekali melirik ke kaca spion, kemudian tersenyum jahil kepadaku dan selalu ku balas dengan tawa.
“Mau pulang?” tanyamu seiring jarum jam menunjukkan angka sembilan malam.
“Nggak mau,” jawabku sambil melingkari tubuhmu dengan kedua tanganku dari belakang. Hangat. Kamu mengusap tanganku pelan dengan sebelah tanganmu. Semakin hangat.
“Terus mau kemana?”
“Muter-muter aja, yuk.”
“Muterin taman ini yuk?” ujarmu bersemangat, tak peduli hawa dingin yang kian merasuk ke dalam tubuh.
Taman besar di kota ini sungguh indah ketika malam hari, pagar kokoh yang melingkari taman di balut dengan lampu-lampu kecil yang semakin cantik saat dipadukan dengan cahaya bulan, atau mungkin karena ada kamu di sini.
“Yuk! 100 kali yaaa!”
Kamu tertawa sembari melirikku melalui kaca spion dan mengusap tanganku dengan lembut.
“Sama kamu berapa kali pun aku nggak masalah, asal jangan pergi yaaa,” ucapmu sembari menambah kecepatan, dan kita pun melaju lebih kencang seakan tak akan ada yang bisa menghentikan kita, menghentikan perasaan indah pada malam itu.
Kini aku menyetir mobil sendiri, memutari taman besar yang masih indah dengan lampu-lampunya seperti dulu, teringat percakapan singkat dan bodoh kita yang seakan-akan tak mau hilang dari kepalaku.
Setelah bertahun-tahun berlalu, udara malam di kota ini tetap dingin seperti dulu walau di dalam mobil tetap terasa hangat, namun entah kenapa rasanya lebih baik diselimuti hawa dingin di motor bersamamu, memeluk tubuhmu erat dari belakang, memutari taman ini 100 kali, di bawah langit cantik berbintang, seperti pada malam itu.
Seperti saat masih ada kamu.
1 note · View note