#sepatu main cowok
Explore tagged Tumblr posts
Text
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu model sekarang,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) NGUSMAN SPORT
sepatu model sekarang,sepatu main cowok,sepatu meja seragam sekolah dan kursi merupakan produk kerajinan dengan fungsi benda,sepatu murah,sepatu mobil tas sinar matahari dan udara adalah pembagian kebutuhan atas dasar,sepatu m,sepatu m gee,sepatu m gee,kami adalah toko sepatu yang sangat terpercaya jujur dan amanah minat silahkan order di toko kami harga terjangkau keren dan murah sepatu olahraga dan ranning wa 0812-9838-0434 dengan BAPAK NGUSMAN
#sepatu model sekarang#sepatu main cowok#sepatu meja seragam sekolah dan kursi merupakan produk kerajinan dengan fungsi benda#sepatu murah#sepatu mobil tas sinar matahari dan udara adalah pembagian kebutuhan atas dasar#sepatu m#sepatu m gee
0 notes
Text
27 Juni 2024
Kalo dipikir-pikir, aku beruntung banget saat ini bisa ngantor di kantorku yang sekarang. Temen kantornya hampir semuanya seangkatan, GenZ, yang mana juga ga ada yang begitu ambis nyampe sikut-sikutan gila jabatan atau saling jilat satu sama lain. Ibaratnya kalo emang mau naik ke atas dan kerjaannya tambah banyak ya monggo. Kita sih lebih milih buat kerja sewajarnya aja tapi tubuh tetep sehat dan yang penting dapet uang gaji tepat waktu aja setiap bulannya. Terus juga sering jalan bareng, main, curhat seputar cowok, dan saling menghargai sama tau waktu satu sama lain. Dengan semua keberkahan ini, keluhan gue belakangan ini juga palingan seputar cowok doang yang sebenernya kalopun ga punya cowok juga gapapa, karena berarti gue bisa fokus ke hobi dan join komunitas, atau mungkin bikin konten kayak yang emang selama ini selalu gue pengen lakuin dari lama. Belum lagi juga dengan karena gue kerja gue bisa ngasih mamah jajan, transferin adek walau jumlahnya gak seberapa, dan ngajak main ponakan. Gue juga bisa beli parfum yang agak mahalan, beli sepatu, makanan enak, ngafe, nonton tanpa merasa bersalah karena udah foya-foya soalnya gue udah budgeting dan yang usaha nyari duitnya juga gue. Bokap gue juga udah gak bisa sembarang ngancem dan ngatur karena dengan kemampuan gue yang saat ini udah mampu ngasilin uang sendiri, bisa aja kalo gue sakit hati gue mengajukan keluar dari kartu keluarga dan bikin kartu keluarga sendiri yang isinya cuma gue doang. Gue juga bisa banget kalo suatu hari random memutuskan buat tinggal dan kerja di luar negeri untuk ningkatin kualitas hidup dan lebih less stress daripada kehidupan yang gue jalanin saat ini.
Emang kadang hiduptuh gitu. Ada waktunya bersyukur, meskipun hampir setiap waktu didominasi sama ngeluh mulu.
3 notes
·
View notes
Text
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu l,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) NGUSMAN SPORT
merk sepatu l,harga sepatu l a,sepatu main,sepatu mizuno,sepatu main wanita,sepatu model sekarang,sepatu main cowok,sepatu meja seragam sekolah dan kursi merupakan produk kerajinan dengan fungsi benda,kami adalah toko sepatu yang sangat terpercaya jujur dan amanah minat silahkan order di toko kami harga terjangkau keren dan murah sepatu olahraga dan ranning wa 0812-9838-0434 dengan BAPAK NGUSMAN
#sepatu laki#sepatu lari pria#sepatu league#sepatu lokal terbaik#sepatu l lopez#kunci l sepatu roda#beli lem sepatu#jual l sepatu
0 notes
Text
Tergantung Situasi dan Kondisi
JANUARI 2011
Penampilan adalah segalanya. Eits, bener nggak tuh? Apakah Sob-X setuju dengan pernyataan ini? Kayaknya, nggak juga deh. Tapi, zaman sekarang gitu. Keadaan fisik yang prima dan sempurna emang jadi tuntutan di segala aspek kehidupan. Sekarang kan apa-apa liat luarnya dulu. Kalau luarnya bagus, dijamin dalemya juga bagus deh, hehehe.
Tapi, apakah Sob-X termasuk orang yang selalu mementingkan penampilan? Kalau nggak keren, nggak PD. Kalau belum dandan abis, nggak mau tampil. Seolah penampilan emang sebuah keharusan dalam hidup. Terus, selalu memperhatikan penampilan emang wajib. Ini berarti Sob-X termasuk fashionista alias orang yang selalu menomorsatukan penampilan yang sempurna dan tanpa ada sesuatu yang kurang. Ditambah dengan selalu up to date dengan perkembangan style yang sedang in.
Simak komentar Hernu. Cowok penggemar klub bola Chelsea ini mengungkapkan, penampilan itu emang penting banget. “Kalau penampilannya kurang pas, jadi kurang percaya diri,” ujar remaja yang hobi main bola ini. Ups, bener nggak tuh? Pastinya, Hernu ini sylist abis orangnya. Nggak mau ketinggalan deh gaya yang lagi ngetren
Namun, jangan senang dulu. Kata siapa penampilan adalah segalanya? Buktinya, banyak juga kok orang yang nggak peduli dan tampil apa adanya aja. Yang penting dalemnya, Cuy! Begitu kata kubu anti fashionista yang kadang emang nggak peduli banget tuh sama penampilan luar.
Iwan Iwing bilang begitu. Nggak peduli tuh sama penampilan. Nggak adil banget selalu menilai orang dari penampilannya melulu. “Kalau menilai orang jangan dari penampilan. Tapi, dari sikapnya karena dari situ, kita bisa menentukan baik dan buruknya seseorang,” begitu pendapat Iwan.
By the way, kalau dipikir-pikir lagi kayaknya penampilan penting juga tau. Coba deh Sob-X pikir, kalau nanti sudah besar dan mau ketemu orangtua si pacar. Nggak banget kan kalau penampilan Sob-X acak kadut nggak karuan. Ditambah nggak ngejaga penampilan juga. Pakai baju asal dan dengan fashion yang aneh banget. Bisa-bisa calon mertua il-feel alias ilang feeling sama Sob-X. Ish, jangan sampai gitu deh.
Mungkin, ini yang disebut kita harus tau segala hal sesuai situasi dan kondisinya. Kalau dalam suasan formal dan resmi kayak kondangan, nggak mungkin kan kita dateng dengan t-shirt distro dan celana ala Changcuters? Bisa nggak dapat makanan loh di kondangan, hehehe. Begitu juga kalau kondisisnya mengharuskan kita memakai kemeja dan sepatu pantofel saat melamar kerja, nggak mungkin juga kan kita ujug-ujug datang pakai style kasual ala mau gaul di mal. Bisa nggak jadi dapat kerja nanti.
Atri Apriyani. Cewek berjilbab ini mengatakan, kadang-kadang aja sih peduli penampilannya. “Gimana mood kali ya. Karena aku bukan tipe cewek yang ribet. Aku suka simple dan apa adanya aja. Dan yang penting kita nyaman dengan apa yang kita pakai,” tutur alumni SMAN 1 Jayanti Kabupaten Tangerang. (naufal-xpresi)
0 notes
Text
Suara Hati: Insecure (Babak 1)
Tulisan ini akan terdengar konyol sekali. Aku juga bahkan tidak tahu kenapa ingin menulis topik ini dalam dua babak. Ini adalah topik yang cukup itching buatku. Kalau mengatakannya secara langsung, aku terdengar seperti orang yang menutupinya dengan jokes. Kalau menuliskannya, tulisannya akan terasa depressed. Kalau tidak dikatakan, rasanya ada yang menelanku bulat-bulat.
Let's say, aku sebenarnya benci menceritakan sisi rapuhku.
Namun, Mr. Izz selalu bilang bahwa mengakui aku lemah dan rapuh adalah bagian penerimaan diri yang sebenarnya. Karena sebagai hamba Tuhan, aku tidak akan selalu lurus. Sebagai manusia, aku tidak akan selalu sunshine and rainbow seperti yang dibilang kebanyakan orang.
Well, here it goes.
First thing first, there is this feeling where I always feel that I am not beautiful. At all.
Hari terakhirku di Medan, aku memperkenalkan penggantiku di kantor. Tak lain dan tak bukan adalah adikku sendiri. Aku tahu semua orang sudah memperhatikannya sejak masuk ke kantor (dalam hal ini, aku tahu arti tatapan orang-orang itu). Namun, aku berusaha tidak terlalu memikirkannya.
Sampai akhirnya ada yang bilang, "Kalian kelihatan...beda,".
Terus sampai kemudian setelah aku pulang, aku mendengar bahwa kolegaku, terutama yang laki-laki, terlalu "ramah" kepadanya. Saking "ramah"nya, dia sampai kesal banyak laki-laki beristri yang "menawarkannya bantuan".
Don't get me wrong. I am upset hearing that my sister is being harassed. It's just that it keeps reminding me that she's that pretty. Far prettier than I am.
And it hits my vulnerability.
...
Waktu SD dan SMP, hal-hal semacam ini nggak pernah jadi masalah buatku.
Waktu usiaku sekitar 12-15 tahun, aku tomboy banget. Mungkin sebenarnya aku lebih dekat ke tomboy ketimbang feminin. Aku nggak terlalu betah pakai kosmetik. Aku main-main di pematang sawah dan lempar-lemparan sepatu di sungai dengan teman-temanku. Game yang aku mainkan juga kebanyakan game cowok. Aku jarang betah main sama sesama anak perempuan, kecuali dia tomboy juga.
Aku tahu adikku dari dulu selalu lebih cantik dariku. But hey, aku lebih pintar. Aku dapat pacar yang pintar, karena aku juga pintar. Laki-laki yang confess setidaknya pintar-pintar.
Bisa dibilang, kata 'cantik' nggak pernah menggangguku dalam usia-usia segitu.
'Cantik' mulai menggangguku ketika usiaku 15 tahun. Aku menyukai seseorang saat itu. Dia laki-laki teramah yang pernah kutemui waktu itu. Oh, wajahnya menarik juga. Dia punya semacam smiling face, rasanya adem banget kalau memandangnya lama-lama. Rambutnya seperti Harry Potter; mau diapa-apain, bakalan tetap berdiri. Namun, itu tidak mengganggu wajahnya karena pendek rambutnya begitu teratur. Dia nggak tinggi. Tinggi badannya hampir sama denganku, mungkin karena posturnya agak bungkuk.
Karena aku selalu salah tingkah saat suka sama seseorang, perasaanku cepat ketahuan. Semua perempuan menggodaku saat itu, tetapi ada satu yang memberitahuku, "Eh, tapi dia tuh ada yang suka juga selain kamu,".
"Siapa?" tanyaku.
"Namanya H," jawabnya.
"Oh iya, aku baru inget, Nis. Dia cantik sih, anak asrama sebelah," kata temanku yang lain.
Aku bertemu H pertama kali di hari terakhir orientasi sekolah. Obvious sekali dia menyukainya, batinku. Dia salah tingkah banget waktu cowok itu tampil di drama sekolah.
Ya udahlah, mau gimana, batinku lagi. Paling anak ini yang akan disukai balik, toh dia lebih cantik.
Move on saat itu segampang itu. Kupikir akan ada cowok lain yang menyukaiku karena aku pintar, sama seperti dulu-dulu. Kamu tidak menyukaiku? Ya sudah, bye.
Kali kedua aku menyukai seseorang, orangnya tak terduga. Cowok berikutnya adalah sahabatku sendiri. That guy dia tuh sebenarnya nggak ada menarik-menariknya (inget ya, ini pikiranku pada saat itu). Dia culun banget. Dia adalah epitome dari definisi malas dan tidak ada masa depan (ini juga pikiranku pada saat itu). Aku bahkan sering memukuli kepalaku saking merasa nggak logis.
How could I, this effing smart girl, like this guy?
Tapi, cinta tuh kapan sih logis?
This time, cowok ini juga menyukai orang lain. Sebut saja namanya P. P adalah perempuan paling cantik di angkatanku. Dan pintar. Double combo. Aku jelas kalah.
Aku kesal sekali waktu mendengar dia berniat nembak P di depan sekolah dengan sebatang cokelat. Mana dia sempat memaksaku untuk bantu minta nomor HP nya. Namun, begitu P ternyata menolak mentah-mentah, aku diam-diam tertawa senang. Oh yeah, aku masih ada kesempatan. So far, hanya aku yang paling dekat dengannya.
Seperti dulu-dulu, kali ini perasaanku juga cepat ketahuannya. Selain karena alasan yang kuceritakan sebelumnya, kalimat "Jangan bilang siapa-siapa," ternyata nggak efektif di sekolah. Teman-teman mulai menggodaku lagi, tetapi kali ini lebih parah, karena cowok tadi ditolak P mentah-mentah.
Suatu hari saat pulang sekolah, aku mendengar teman-temanku menggoda cowok itu dengan hinting bahwa aku menyukainya. Entah apa yang dibilang oleh mereka saat itu, tetapi akhirannya sangat buruk. Cowok itu kesal, kemudian bilang.
"Lihat aja ya! Nisa bakalan cantik tiga tahun lagi!".
Unfortunately, sejak saat itulah 'cantik' mulai menggangguku.
0 notes
Text
Somify — One.
Livya baru aja duduk di sofa ruang tamu rumah Shafa, harus buru-buru cabut lagi buat ketemuan sama Sam buat ngambil dompetnya yang jatoh di cafe tadi. Shafa belum sempet balik dari kamar mandi, tapi Livya udah mau pamit lagi.
"Eh, mau ke mana kok udah mau pergi lagi? Jangan pulang dulu dong," kata Shafa pas balik ke ruang tamu lagi dan nemuin Livya udah siap siap pake sepatu, gendong tasnya lagi dan megang kunci motornya.
"Sori Fa, gue mau balik ke cafe soalnya dompet gue jatoh," jawab Livya sambil iket tali sepatunya.
Shafa ngusap tangannya yang basah pake tisu, "Lah kok bisa? Untung sadarnya sekarang lo, pas belom balik. Yaudah sana ambil!"
Tanpa basa-basi lagi, setengah buru-buru, Livya jalanin motornya menuju cafe tadi. Dia buru-buru masuk, sebelum akhirnya menyapu pandangan ke seluruh cafe.
Mati lah gue, lupa nanya lagi dia yang mana orangnya. Terus gue taunya dia yang mana gimana dong?
Livya merutuk dalam hatinya, bisa-bisanya dia lupa akibat panik. Ya siapa yang ngga panik, kartu ATM, KTM, sama surat-surat berkendara ada di dompet semua. Kalau seandainya Sam-Sam itu sembrono, terus bawa kabur dompetnya gimana?
Baru aja dia keluarin hape mau chat Sam lagi, ada telepon masuk dari nomor Sam tadi.
"Halo, Mba?" Sapa Sam dari ujung telepon.
Berasa bisa nangkep suara asli Sam dari dalem cafe karena cafe itu nggak terlalu luas sehingga suaranya nggak susah dicari, Livya auto nengok ke sumber suara dan nemuin sosok laki-laki yang pegang hapenya dan diimpit ke telinga. Tapi, bentar, kok itu ada Hanif? Lah Sam temennya Hanif?
Pas nengok ke arah Sam, ternyata Sam juga lagi nengok ke Livya, sosok yang bagi Sam nggak terlalu asing karena pernah lihat sekali dua kali pas ketemuan sama Hanif buat nongkrong di cafe ini dan kebetulan Livya juga lagi main ke sini.
Lah, dia tau gue yang mana dong?
Setelah itu, Livya nyamperin Sam yang juga lagi mandang ke arah dia.
"Kamu yang namanya Sam?" Tanya Livya pas udah sampe di meja Sam.
"Iya, saya Sam. Kamu Livya, kan?"
Hanif, yang di sebelah Sam tadinya lagi fokus ngetik sesuatu entah apa di laptopnya, denger sesuatu langsung nengok ke arah Sam dan Livya bergantian.
"Lah, orangnya tuh dia?" Hanif kaget, sambil nunjuk ke arah Livya. Sam ngangguk. "Ceilaaah kalo dia mah gue kenal, Ivy anak TI kan?"
Livya masih belum bisa cerna ini semua. Jadi bener, Sam temennya Hanif anak SI? Hanif si ketua angkatan?
Livya ngangguk ragu, "Kalian... Kenal?"
"Iya anjir dia temen SMA gue! Kalo tau dompet dia yang ditemuin itu punya lo, mending gue titip ke anak TI aja, Vy," tutur Hanif.
Sam menyanggah, "Mending juga dikasih langsung anjir. Lagian ada nomornya juga." Sam ngerogoh sakunya bentar untuk ngeluarin dompet imut punya Livya tadi. "Nih, dompet kamu. Lain kali hati-hati ya, kok bisa jatoh sih?" Sam ngakhirin kalimatnya dengan tawa.
"Ya namanya juga gak nyadar, Sam. Makasih ya! Ternyata kamu temen Hanif, baru tau. Aku Ivy, panggil Ivy aja." Livya mengenalkan diri, dia ubah sapaannya jadi 'aku-kamu' juga biar ga terlalu formal.
"Sama-sama. Aku Samuel, biasanya pada manggil Sam. Salam kenal ya."
Hanif udah nggak heran dengan cara interaksi Sam ke orang lain. Sam emang pribadi yang sopan, ramah, dan baik. Tapi juga asik. Solid banget kalo jadi temen. Sohib lah sama Hanif.
"Yaudah, aku balik ke temenku ya, kita mau janjian ngerjain tugas. Han, duluan ya!" Pamit Livya sebelum dia keluar cafe dan balik ke rumah Shafa.
Selama di perjalanan, dia kepikiran sama Sam tadi. Selama ini, dia belum pernah nemuin cowok yang perlakuan dan tuturannya lembut kayak Sam tadi ke dia. Setidaknya, dia belum pernah nemu cowok yang kayak gitu ke dia pas awal kenal. Mana ternyata temennya Hanif? Kan, Hanif juga bukan ala ala cowok yang softboy? Keliatannya aja kalem tapi aslinya, wah ngeselin men. Tapi ya, untungnya, setidaknya masih ada lah cowo baik kaya Sam gitu. Andai kalau semua orang tuh bertingkah laku sopan kaya Sam tadi...
5 notes
·
View notes
Text
Kalau loe dan pasangan loe sudah sama-sama healing, saat menikah, kalian bakalan sama-sama memberi kado apapun yang sangat kalian inginkan, tapi dulu, orangtua kalian melarang untuk memilikinya.
Misal, kalau loe cowok, loe pengen mobil-mobilan. Tapi, nyokap loe melarang loe main mobil-mobilan itu (yang bisa jadi merupakan kado dari om loe) karena loe jadi susah makan dan waktu loe habis buat main mobil-mobilan itu. Nyokap loe ngumpetin mainan itu sampai akhirnya loe lupa sama sekali.
Ketika loe menikah sama pasangan yang sudah healing, loe boleh mainin mobil-mobilan itu bareng dia.
Begitu pula dengan kalau loe cewek. Loe pengen boneka beruang guedheee banget waktu kecil. Tapi bokap loe bilang nggak ada uang untuk ngebeliin buat loe. Anehnya, bokap loe malah beli sepatu baru yang mahal buat dirinya sendiri, saat itu, padahal sepatunya sudah ada selemari, misalnya.
Ketika menikah sama pasangan loe yang sudah healing, si pasangan akan kasih kado secara tiba-tiba ke loe. Bahkan tanpa loe pernah bilang ataupun minta soal itu ke dia.
Hubungannya jadi sehat karena akan terasa seperti kembali ke masa kanak-kanak yang sama-sama tidak bisa kalian miliki.
Prinsipnya, semua hal baik yang dilarang oleh orangtua loe, akan diwujudkan sama pasangan loe, ketika loe berdua sudah healing. Sebab, pemrograman yang salah dulu itu tidak lagi berlaku di hubungan loe dan dia. Karena kalian berdua tidak mengizinkan hal itu terulang lagi. Saking sehatnya pemrograman alam bawah sadar yang baru milik kalian.
Tapi, tidak perlu menunggu sampai menikah pun loe bisa kasih kado itu ke diri sendiri.
🐣🤸🧘✌️
2 notes
·
View notes
Text
Di Kala Senja Itu
Tentang dia
Senja itu, tepat dibawah pohon samping rumahku. Saat yang paling aku sukai, waktu yang sangat pas untuk menikmati lukisan Tuhan.
Mengapa aku selalu menyukai senja? Perpaduan keindahan dan waktu yang tepat ketika dunia membuka celah akan keelokan surga dan pada senja aku tau apa arti bebas. Pertama kali aku melihat Dira, wanita bodoh, kikuk dalam segala hal. Dialah yang ku sebut sebagai objek first love.
Tepat setelah senja hilang, aku melihat seorang perempuan yang sepertinya sedang kebingungan berdiri tepat di hadapanku. Aku menghampiri lalu bertanya apa yang sedang dilakukannya, ternyata dia sedang mencari alamat untuk memberikan sebuah bingkisan yang dititipkan oleh orangtuanya. Setelah melihat kertas yang di ia pegang, dapat aku ketahui bahwa yang dia cari adalah alamat rumahku. Memang rumahku agak terpelosok serta nomer rumah yang tidak urut membuat orang yang baru berkunjung susah untuk menemukannya.
Aku pikir ini kesempatan baik untuk berkenalan dengannya. Aku memintanya untuk ikut dengan ku. Awalnya ia ragu, tapi akhirnya ia pun mau mengikutiku. Aku sengaja memilih jalan yang jauh agar bisa berbincang dengannya, sesekali kami juga bercanda, aku senang melihat wajahnya ketika tersenyum bahkan tertawa. Sepertinya ia sadar kalau aku telah meyesatkan jalannya, hingga ia pun marah dan kesal, akhirnya aku memutuskan untuk menunjukan alamat yang sesuai. Rumahku sebenarnya berada tepat satu rumah disamping tempat kita bertemu. Wajahnya terlihat kesal dan cemberut. Aku suka raut itu, serius.
Dari situ kami berteman akrab dan mungkin aku sudah menemukan senja ku selain alam.
Jujur, sebut saja aku lelaki cupu, I'm a numb, sulit untuk mengungkapkan namun mudah untuk jatuh cinta sebenarnya. Lucu? Iya, sangat. Namun satu hal yang pasti, aku tidak bisa menyamakan rasa nyaman saat bersama Dira dengan wanita lain. Aku juga bingung mana cinta yang sebenarnya cinta. Apakah dengan Dira, atau dengan wanita-wanita yang sering mendekati ku? Masa bodo, yang aku tau asal ada bahagia, itu namanya cinta. Sejak itu aku dan Dira menjadi sepasang sahabat, lebih seringnya Dira menganggap ku musuh karena first impression-nya waktu itu.
Orang tua kami tenyata teman satu kantor dan saling mengenal, jadi wajar kalau kami sering bertemu. Sebetulnya aku merasa senang tiap kali bertemu Dira, tapi tidak dengan Dira yang selalu kesal setiap bertemu denganku, “jangan berubah deh, Dir. Gua suka lo yang tukang cemberut” itulah perkataanku yang kerap kali ku ucap saat bertemu Dira.
Tidak jarang setiap aku memiliki masalah baik itu tentang pertemanan, lawan jenis, pelajaran, atau hal lainnya, Dira lah orang pertama yang berperan penting untuk mengingkatkan. Sungguh, pertemanan yang aneh.
Kadang rasa cinta datang secara mendadak dan tiba-tiba, tanpa permisi dan tanpa rencana.
Hari itu, aku menyuruh Dira untuk datang ke tempat favorit ku, tempat dimana aku bisa menikmati senja. Aku mengatakan kepada Dira, bahwa dia lah wanita pertama yang aku ajak ke tempat ini. Mendengar pernyataanku, Dira tidak percaya lalu refleks memukul ku sembari mengoceh. Semakin ia bawel, semakin sering pula aku mencubit pipinya, Dira yang menggemaskan, dan aku menyukainya.
Matahari mulai turun, aku mencoba menatap ke arah Dira, mata nya mulai bersinar dengan senyuman manis yang jarang ku lihat, mungkin karena Dira terbiasa jutek saat berada didekatku. Rasanya ingin sekali mengucapkan rasa sayang dari bibir ini. Rasa ini, perasaan ini... apa ini yang disebut cinta? Aku masi belum bisa mengartikannya, yang terpenting adalah aku bahagia untuk saat ini.
Waktu berlalu, kini kami masuk di SMA yang sama. Walaupun aku dan Dira berada di kelas yang sama, tetap saja bukan berarti aku bisa duduk dengan nya, Dira bilang, ia tidak sudi duduk denganku. Aku sangat suka menjahilinya setiap waktu dan setiap saat, hingga hal ini membuat siapapun wanita yang menjadi pacarku dibuatnya cemburu oleh Dira. Tapi tenang, aku juga tetap tau letak batasanku dengan Dira. Berbeda dengan Dira, tidak ada satu pun pria yang berhasil mendekati Dira, kadang hal ini membuat ku heran. Namun disatu sisi, hal ini lah yang aku harapkan, jadi Dira bisa selalu bersamaku.
Harapan itu berakhir, setelah aku mengetahui bahwa Dira sedang mengagumi salah seorang laki-laki dari kelas sebelah yang bernama Aditya. Aku tau, pasti Adit tidak akan melirik Dira, selera Adit tinggi, tidak seperti Dira yang seperti Dugong Ancol, Dira memang manis, tapi tidak populer seperti para jajaran mantan Adit. Apalagi Adit masuk jajaran cowok cowok terbangsat– salah, terpopular maksudku, di sekolah. Disinilah muncul kedilemaanku untuk membuat Dira dekat dengan Adit, jika aku melarangnya, bisa saja aku akan menyakiti hatinya, dan jika aku membantunya, tentu saja akan membuat Dira bahagia walaupun aku tidak setuju. Selain Adit berengsek, aku juga akan kehilangan sosok Dira yang selalu ada untukku.
Sangat tidak terduga aku dan Adit menjadi akrab karena kebetulan kami berada di club yang sama, yaitu club olahraga. Bagus lah, ini satu cara untuk mendekatkan Dira dengan Adit.
Aku mencoba mendekatkan diri dengan Adit dan berpura-pura terlihat akrab, padahal tidak ingin sama sekali. Aku tau Adit sejujurnya pun tidak suka kepadaku, terlebih aku pernah tidak sengaja merebut gebetan yang di incarnya.
Aku mencoba pendekatan awal dengan mengajak Dira membantu tugas club, ya sebenarnya itu hanya alasan saja. Aku melihat kedekatan mereka. Senyum malu-malu mulai muncul di bibir Dira ketika dirinya bercanda dengan Adit, aku berharap ada di posisi Adit untuk saat ini.
Aku meninggalkan mereka sebentar untuk ke toilet dan mencoba memarahi keadaan. Setelah ku rasa cukup, aku pun kembali.
Selesai pertemuan sialan itu, Adit bercerita tentang Dira, hal yang membuat ku tidak suka adalah ia tahu bahwa Dira menyukainya dan Adit pun memutuskan untuk membalas perasaan Dira, sudah kutebak pasti akan begini. Aku mencoba menahan emosi dan menghilangkan kepalan untuk ku daratkan ke muka bajingan itu. Aku coba untuk tetap tenang, di akhir percakapan, tak lupa aku memberi peringatan kepada keparat itu agar tidak menyakiti Dira. Lekas itu yang ku pikirkan hanya pergi ke tempat favorite ku dengan sebatang signature ditangan untuk menenangkan dan menjernihkan pikiran.
Suatu hari, aku melihat sebuah kotak dimeja Dira. Satu hal yang pasti, ini kado.
“Untuk siapa, Ra? Buat gua ya? Ah, jadi ga enak nih” tanyaku disertai tertawa.
“Bukan lah. Gausah kpedean deh lo!” jawabnya galak seperti biasanya, “ini sepatu futsal, buat... Adit” lanjutnya excited.
Keparat, sialan. Aku menegur Dira bahwa tidak seharusnya dia seperti ini, mungkin bisa jadi Adit bukan orang yang tepat untuknya? Atau bisa jadi Adit hanya ingin bermain-main dengan Dira, seerti yang dilakukan kepada mantan-mantan sebelumnya. Dengan kasarnya Dira menyuruh ku untuk tidak ikut campur. Baru kali ini aku berantem hebat dengan Dira, kami menjadi sorotan anak kelas. Aku menyesal karena telah mendekatkannya dengan Adit, si makhluk sialan itu. Aku pergi meninggalkan kelas dengan kemarahan membara, hari itu adalah terkahir kali nya aku bicara dengan Dira. Ya Tuhan, aku kehilangan sesorang yang berharga, lagi.
Hari-hari ku sendu, hambar. Dira berbeda, sangat berbeda. Yang biasanya menanggapi candaanku, kali ini Dira hanya diam, wajah kesal menggemaskan milik Dira yang sering ku dapat sirna, hilang sudah. Kehilangan seorang sahabat yang selalu ada memang benar lebih menyakitkan ketimbang putus dengan pacar.
Suatu malam ayah ku masuk ke kamar, beliau sedikit heran melihat ku melamun.
“Kenapa, mas? Bengong gitu” Tanya ayah, aku hanya menggeleng, “gimana tawaran yang kemarin? Biar ayah bisa konfirmasi ke kantor”
Satu hal yang membuatku menolak tawaran itu, Adira. Sekarang aku sudah tak punya alasan tersebut. Aku coba berpikir sejenak.
“Gimana?” Tanya ayah lagi.
“Sure” jawabku singkat.
Apa boleh buat lagipula ini yang dari dulu diingkan Dira, aku pergi jauh dari kehidupan nya. Berat hati ini meninggalkannya dengan si keparat itu. Aku hanya berdoa agar Tuhan membuka mata hati Dira, biar sadar. Sebagai teman yang baik, rasanya kurang lengkap kalau belum berpamitan, aku mengirim pesan ke Dira untuk bertemu besok sore ditempat biasa. Aku berencana untuk jujur dan menceritakan semua dari awal, tak akan yang ku tutupi lagi. Malam ditemani sepi, ku tulis secarik kertas berisi nyawa sebuah perasaan.
Aku mempersiapkan mental untuk bertemu Dira, tidak peduli dia akan datang atau tidak. Pokoknya akan aku tunggu sampai senja hilang. Sudah aku siapkan secarik kertas yang aku tulis tadi malam dan bunga, serta tidak lupa isi pikiran salam perpisahan. Teringat semua kenangan bersama Dira. Masih jelas teringat ketika aku menarik tas nya lalu ku ambil hingga akhirnya saling mengejar satu sama lain.
Seiring menit berlalu. Aku terus mnenunggunya hingga senja datang menemaniku. Dia pun muncul seperti orang kebingungan. Hati ku bahagia, dia masih mau menemuiku ternyata.
Baru saja ingin menyapa, Dira sudah bertanya lebih dulu, “Liat Adit ga?”
“Ohhh... Dia, gue liat disana tuh, bawah pohon” Aku mencoba untuk tersenyum seperti biasa.
Rasanya aku ingin cepat pergi, aku ingin menghilang saja. Aku ingin marah, tapi pada siapa? Pertama kali nya dalam hidup ku, aku benci senja.
Perlahan aku berjalan meninggalkan mereka, baru jalan beberapa langkah, aku mendengar Dira memanggil namaku, refleks aku melihat kearahnya.
“GUE JADIAN DONG SAMA ADIT!” Seru Dira gembira.
Ya, Adit nembak Dira. Perih. Lagi lagi rasa sakit yang belum pernah kurasakan. Patah hati terbaik oleh sahabat ku sendiri.
Aku tersenyum sambil mengacungkan jempol lalu berjalan menghampiri mereka.
“Awet-awet ya. Oh iya, ini Dir, buat lo” aku memberikan sebuah amplop berisi secarik kertas serta bunga yang berada di tanganku.
Dia melihat kearah Adit, meminta izin untuk menerima pemberianku.
“Terima aja, orang dari sahabat” aku memberikan langsung ke tangan Dira, “gapapa kan, Dit?”
“Yoo, santai aja” jawab Adit.
“Apaan nih? Uang ya?” Dira menerawang isi amplop itu.
“Gausah sekarang, nanti aja di rumah” aku menurunkan tangannya yang sedang mengangkat amplop untuk menerawangnya. Aku memeluk Dira erat, dia sedikit kaget, “makasih Dir, udah mau jadi sahabat gua, maaf, gua belum bisa jadi temen yang baik buat lo, gua sayang lo”
“Dih, apaan sih Ray! Udah kaya mau pergi kemana tau aja” Dira melepaskan pelukanku.
“Ampe nyakitin Adira, awas lo!” Aku mengepalkan tangan di depan wajah Adit, “jagain!”
“Tuh kan, suka aneh” ejek Dira, aku hanya terkekeh.
“Gua pamit, Dir” aku pun melambaikan tangan lalu berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor.
Ambil sisi positif Ray, Dira udah dapat kebahagiannya, sekarang tinggal diri lo sendiri yang cari kebahagian.
Tuhan, tolong jaga Adira.
--- Disisi lain ---
Surat dan setangkai mawar.
Adira membaca surat yang baru saja diterimanya tadi, tanpa sadar air mata nya mengalir.
Bingung gua mau nulis apaan disini. jujur udah susah mendem hal ini lagi. Makin hari semuanya makin berat, belum lagi bayangan lo tiap malam selalu dateng ke otak gua. Ditambah sekarang nunggu kepastian pesan lo, gua ampe gila sendiri. Haha. Gua tau semua udah gak sama kek dulu lagi, kita janji ga bakal suka-sukaan tapi kenyataannya semua ini dateng secara tiba tiba dan sekarang gua yakin gak lama lagi hilang kok. Tapi tenang aja, seiring jalannya waktu pasti gua bakal terbiasa lagi dengan ataupun tanpa lo, Dir. Gua tau lo suka Adit makanya gua jadiin dia temen deket gua dan mutusin buat bantuin lo dapetin dia, sejujurnya ga rela soalnya buat gua sakit hati doang, tapi gua tau hal itu justru buat lo bahagia, yakan lo seneng? Bodoh ya gua mendem kek gini dan kayaknga ga guna juga kasih tau lo, terkesan egois iya, tapi gua pengen lo bahagia itu aja. Gua tau dari dulu track record Adit kayak gimana, makanya gua udah sering kasih tau lo ampe mulut berbusa tapi gua tau lo ga bakal percaya, semoga ketika dia sama lo dia akan berubah, dan inget Dkr, gua juga udah ingetin disaat lo cari yang sempurna lo bakal kehilangan yang terbaik bagi lo. Ada yang gua pengen tanyain ke lo, gua ni apa sih di hidup lo, Dir? Hahaha jangan dipikir berat, gua cuma mau ngucapin selamat kalo suatu saat lo akhirnya dapetin Adit, gua ga bakal ganggu lo ama Adit lagi. Semoga aja Adit bersikap baik ke lo. Gua mau pergi terbang ke surga eh engga haha, gua mau pindah sekolah, bokap gue pindah kerja di Jepang. Lo baik baik ya disini, gua pergi dulu. Udah, gua tau lo seneng gua pindah, ye ga? Kan keinginan lo pengen gua hilang, jadi ga ada yang buat lo kesel lagi.
Adira mengecek hp nya, ternyata ada pesan masuk kemarin dari Ray yang belum dia lihat.
Dir nanti ketemu yuk? Ada yg pengen gua kasi tau ke lo.
“Si bego, Ray!” Rutuk Adira.
Fin.
5 notes
·
View notes
Text
#21 Your zodiac/horoscope and whether you think it fits you
dua minggu lalu aku birthday, ucapin dong?! maksa nih ehehe yashh i'm virgo. virgo si perfeksionis, ceunah.
1. Graceful
Are u kidding me? wkwk lemah gemulai? anggun?aduh. Bahkan ayahku pernah bilang, "kak pakai rok sekali-kali biar anggun." sangkin gak punya roknya dulu. jalan agak ngangkang, kalau di kelas suka naikin kaki. Waktu kecil sering main bola, senang temenan sama cowok karena mereka gak baper dan ember. tapi selalu ada di fase "friendzone" lol. Mungkin kalau orang yang kenal aku tuh suka ngira aku lemah lembut, aku juga gak bisa marah. tapi sekali marah ya gak ngerti lah.. eng bisa sampe nangis hahaha. memang sih kalau marah gak yang cakap kotor gitu karena gak pernah diajarin, juga jarang main kau kalau gak maki orang dijalan apalagi wak angkot ehehe. enggak deng, aku emang anggun:)) percaya, plis.
2. Organized
yes, so damn true. aku orangnya teratur. virgo yang maunya perfect, terus kalau ada yang gagal kecewanya berhari-hari. contohnya waktu camp sih, ingat banget itu 13 hari bingung mikirin bawa baju lebih atau enggak karena otomatis disana jarang nyuci. belum lagi 5 hari extend buat jalan-jalan, tentu harus menyiapkan baju a-b-c sampe sepatu tas dan kosmetik. semuanya mesti di planningkan. juga udah mikir 5 hari itu mau kemana aja nanti.. padahal kan ya camp aja belum kelar tapi udah mikir harus kesini kesitu wkwkwk memang otaknya pengen jalan aja sih:))) kayak burung yang baru dilepas dari kandang lol. intinya, virgo memang sebagian teratur dan mengharapkan kesempurnaan.
dan jujur paling benci sama orang yang batalin janjinya tiba-tiba. paling benci nunggu. akutuh gak bakal buat kalian kecewa, tapi jangan kecewain aku plis. aku juga bakal berusaha empati dengan memposisikan diriku sebagai korban.
"gimana ya kalau aku jadi dia? di bully atau dikatain mulu dan buat insecure pasti cape. jadi plis diam aja."
begitulah kira-kira. mulut ini tajam banget bisa menusuk hati orang berkali-kali lipat.
3. Kind
hah! bingung mau menjelaskan diri sendiri gimana. mau bilang baik juga gak terlalu, mungkin di mata orang baik tapi bisa jadi Allah sedang menutupi semua aibku. mungkin ini orang lain aja deh ya yang kasih pendapat?
manusia tuh gak pandai menilai diri sendiri apalagi yang baik-baik. coba disuruh ngelist kekurangan, waw you'll be surprised. pasti banyak banget. karena manusia selalu bisa mencari-cari kesalahan orang lain, apalagi diri sendiri.
Motto virgo si perfeksionis:
apa karena pengen yang sempurna makanya aku jomblo terus? plis atulah,
aku... tolong nyadar diri ya:)
1 note
·
View note
Text
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu main wanita,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) NGUSMAN SPORT
sepatu main wanita,sepatu model sekarang,sepatu main cowok,sepatu meja seragam sekolah dan kursi merupakan produk kerajinan dengan fungsi benda,sepatu murah,sepatu mobil tas sinar matahari dan udara adalah pembagian kebutuhan atas dasar,sepatu m,sepatu m gee,kami adalah toko sepatu yang sangat terpercaya jujur dan amanah minat silahkan order di toko kami harga terjangkau keren dan murah sepatu olahraga dan ranning wa 0812-9838-0434 dengan BAPAK NGUSMAN
#sepatu main wanita#sepatu model sekarang#sepatu main cowok#sepatu meja seragam sekolah dan kursi merupakan produk kerajinan dengan fungsi benda#sepatu murah#sepatu mobil tas sinar matahari dan udara adalah pembagian kebutuhan atas dasar#sepatu m#sepatu m gee
0 notes
Text
Kenapa gue?
Okay. Ini post cerita kedua gue. Sebelumnya gue udah ceritain tentang gue di bully oleh sekelompok anak komplek rumah gue sendiri. Dan sekarang gue mau ceritain tentang bullyan temen SD gue dan temen-temen komplek rumah gue yang lain. Ceritanya agak-agak loncat ya karena ini seingat gue aja atau sebagian aja karena sisanya antara ingat ga ingat.
Jadi gue itu sekolah di SD negeri daerah Jakarta Timur. Gue punya temen 3 orang segeng, namanya kita samarin jadi Dinda, Emma, dan Purwa. Kita berempat emang suka main bareng. Tapi di antara kita berempat, Purwa lah yang maling dominan. Dia lebih tua setahun, pintar, dan lebih berani orangnya. Dinda orangnya cerewet. Bawel, centil juga dan agak lemot kaya gue. Emma sebenernya hampir mirip-mirip sama Purwa tapi Emma ga mendominasi orangnya. Dia agak dewasa dan agak males untuk melakukan hal-hal bodoh kaya gue sama dinda. Gue sama Dinda suka absurd. Haha. Jujur, di antara kita berempat gue lah yang bisa di katakan masuk dalam golongan orang mampu. Yang mampu ya di antara 3 orang ya, bukan kaya raya. hahaha Purwa, rumah dia sangat memprihatinkan. Rumahnya dari papan triplek, hampir kaya gubuk, yang di bangun tanah kosong sebelah SD gue. Kalo gue ga salah inget keluarganya itu pemulung yang mungutiin gelas-gelas A*qua. Emma, yang gue inget itu ibunya guru ngaji. Bokapnya punya motor vespa. Rumahnya di dalam gang sempit yang Cuma bisa di laluin 1 motor, dan depan rumahnya itu tempat pengajian. Dinda, rumahnya sama kaya gue di komplek. Kita Cuma beda RT dan RW tapi sebenernya deket. Gue sering kerumah dia pakai sepeda. Gue gak tau bokap dinda kerja dimana. Yang pasti nyokapnya ibu rumah tangga. Dinda anak ke 5 dari 8 bersaudara. Dia punya kakak perempuan yang 1 SMP sama Kakak cewek gue, dan kakak laki-laki pertama dia punya kelainan, gak bisa ngomong, dan kelainan fisik juga, dan kelainan mentall juga.
Gue, bokap kerja sebagai Pimpinan proyek. Bokap gue itu PNS, nyokap gue juga PNS di salah satu kementerian sebagai bendahara di salah satu direktorat kantornya. Mereka sibuk banget. Dalam sebulan bokap nyokap jarang yang bener2 ada dirumah. Nyokap dalam setahun bisa 10-12 kali keluar daerah. Beliau ke Aceh, ke jawa timur, ke kalimantan, ke Sulawesi, Ke Bali, Ke NTT, wah kemana-mana deh dinas nya. Bokap, juga gitu. Kadang ke bandung ngurusin proyek-proyek kantor. Buat gue, hal yang paling berharga adalah ketika menjelang weekend, bokap nyokap dirumah. Gue pernah nangis liat bokap nyokap gue berangkat kerja dan minta mereka untuk jangan pergi. Dirumah aja. Gue sekolah, kakak-kakak gue sekolah, sepupu guelah yang di minta nyokap untuk jagain gue dirumah sama 1 pembantu gue, mba rum namanya. Hari Sabtu jadi hari yang paling gue tunggu-tunggu di setiap minggu. Kenapa? Karna cuma hari sabtu doang gue bisa minta antar jemput sekolah sama bokap. Tapi shit thing always happen. Bokap jarang banget bisa jemput gue. Paling anter doang. Karena siang, bokap pergi ke bandung. Bokap selalu pergi ke bandung di weekend. Karna disana katanya ada proyek. Pernah suatu hari gue ga mau dianter pulang sama jemputan sekolah gue karna gue udah bilang sama bokap pagi sebelumnya untuk minta jemput. Dan bokap bohong. Bokap ga jemput gue. Gue nunggu depan gerbang sambil marut-marutin krayon gue. Mainin krayon sampe patah. Gue inget banget supir jemputan sekolah gue bilang “put ayo saya antar. Udah jam 2 loh” gue ga mau. Gue kekeuh nunggu bokap. Sampe akhirnya nyokap mungkin nelpon ke supir jemputan sekolah dan bilang kalo bokap gue ga bisa jemput. Akhirnya gue dianter pulang sama supir jemputan sekolah. Sampai rumah gue liat mobil ga ada. Iya, bokap pergi. Gue nangis kenapa bokap ga jemput. Nyokap bilang, “ ayah ke bandung. Gapapa besok pulang.” Gue sedih banget. Jujur, hal itu ga terjadi sekali dua kali. Tapi hampir tiap weekend. Walau kadang ada dimana bokap beneran jemput, tapi bisa di itung jari.
Gue bukan lahir dari keluarga yang harmonis baik-baik aja bahagia gitu. Enggak. Bokap nyokap gue sering berantem depan gue. Bokap gue suka bohong, bokap gue suka gak pulang kantor. Nyokap pun suka dinas ke luar kota. Gue selalu denger cerita nyokap gue, kalo bokap gue itu cheating. Di Bandung. Ya. Gue jadi mikir waktu itu kenapa bokap jarang ada dirumah kalau weekend. Apa bener? Apa iya bokap ga sayang nyokap? Guys, I was under 10 years old. Tapi gue sudah di sajikan drama model beginian. Nyokap selalu marah-marah. Berantem sama bokap depan gue. Kadang gue liat nyokap nangis. Kadang gue denger nyokap swearing ke bokap. Bokap juga begitu. Gue sedih banget. Tapi gue masih kecil dan gak tau harus gimana. Di luar gue jadi korban bully. Di dalem hal serumit itu yang jadi sajian gue tiap hari. Kakak-kakak gue enak mereka udah pada gede. Gue? Masih aja jadi korban olok-olokan anak komplek sama anak sekolahan. Di sekolah, gue di bully karna di bilang sombong, belagu, di bilang bego karna uang jajan gue gede, di bilang pamer karna gue selalu pakai sepatu yang bagus, padahal asli, gue cuma make apa yang di beli nyokap buat gue. Gue emang milih sepatu yang gue mau. Tapi gue ga ada niatan sedikitpun pamer ke siapa-siapa. Gue aja kesulitan punya temen. Di antara temen gue, dinda, emma dan purwa, walau kita deket, tapi Purwa yang paling dominan suka nyuruh anak sekelas untu musuhin gue yang gue gak tau alasannya apa. Kadang gue di biarin duduk sendirian di meja yang untuk berdua. Dinda temen seperkonyolan gue pun kadang nurut sama purwa untuk musuhi gue. Alhasil gue sendirian lagi di sekolah. Kadang temen sekelas suka narik-narik rambut panjang gue, ngata-ngatain gue. Walau kadang mereka baik sama gue. Walau ada beberapa anak yang baik sama gue, contohnya (anggap aja namanya) Nita, dia suka ngajak gue ngaji bareng di tempat dia ngaji. Ngajak makan dirumahnya. Tapi pas gue kerumahnya Nita, makan dirumahnya, nyokapnya Nita bilang ke Nita “Nit, temen kamu itu orang kaya. Jangan di suruh makan disini!!! Kita makan pas-pasan kamu nyuruh dia makan!!” trus gue baru aja ngambil makanan, langsung di ambil sama nyokapnya Nita dan dia bilang “besok makannya dirumah aja ya jangan disini. Ibunya Nita ga kerja ga kaya ibu kamu.” Semenjak itu gue gak pernah ke rumah nita lagi. Paling ke rumah dia buat ngajak ngaji aja. Gue gak tau salah gue apa. Gue cuma pengen main, punya temen. Di tempat ngajipun, cowok-cowoknya ngebully gue juga. Yang kerudung gue lah di umpetin, yang klakson sepeda guelah di mainin sampe baterai nya abis. Yang tas gue lah di sangkutin di tempat tinggi. Gue sampe sekarang gak paham kenapa gue gituin terus ga dimana-mana. Padahal seinget gue, gue itu gapernah jahatin orang. Gue selalu main sama siapa aja. Gue sedih banget ketika gue dirumah ga ada yang bisa gue aja main, di luar pun mereka jahat sama gue. Gue bener-bener sendirian. Tapi gak tau kenapa, gue ga pernah nangis. Gue selalu “yaudahlah” aja gitu di gituin orang. Gue ga pernah nangis yang sampe sesegukan, sampe ngadu gitu ke orang rumah, itu ga pernah. Ya gimana mau ngadu orang rumah gue sepi mulu -.- mau ngadu sama siapa.
Kadang gue ngerasa bersyukur sama masa lalu gue itu ya. Karena hal itu bikin gue jadi strong sendiri aja gitu. Bikin gue ga bergantung sama orang. Sedih sih. Tapi ya itulah plus minusnya.
Gue rasa cukup sampe situ dulu untuk cerita kali ini. Nanti gue ceritain lagi di post selanjutnya. Sekali lagi gue tegasin. Gue disini cuma mau cerita. Ga ada tujuan lain apalagi untuk caper. Kalo lo mau baca, silahkan kalo ga ya gapapa. Read it, or leave it. Besok di sambung lagi guys. bye
4 notes
·
View notes
Text
Gapapa sih disumpahin orang. Dah biasa dah kebal juga wkwk. Gw emang bodo amat karna emang gak niat.
Jahat ya? Ya gimana emang dah males.
Gw ngerasa capek kalo jalanin hubungan yang terlalu banyak drama. Gw dah terlalu tua buat jalanin pacaran gaya bocah. Cielah bahasa gw wkwk i’m sorry goodbyeeeeee~ sama yang begituan.
Kemarin ngomong santai sama temen.
“𝑎𝑝𝑎 𝑖𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑤 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑛𝑔𝑒𝑗𝑜𝑚𝑏𝑙𝑜 𝑘𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ? 𝐴𝑝𝑎 𝑖𝑦𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑙𝑜𝑚 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑦𝑔 𝑐𝑜𝑐𝑜𝑘?"
Dia ketawa ngakak. “𝑔𝑎𝑘 𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑢, 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔-𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔. 𝐾𝑖𝑡𝑎 𝑔𝑎𝑘 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑖𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑐𝑢𝑚𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑦𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎, 𝑔𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑟𝑢-𝑏𝑢𝑟𝑢".
Eh bener juga. Milih baju aja berjam-jam, nyari sepatu juga gitu, muter-muter ke beberapa toko baru dapat yang srek.
Masa nyari cowok sembarang? Yaa gak boleh gitu.
Eh maksud standar disini bukan nyari cowok yang berduit mapan atau segala macem ya.
Maksudnya tuh nyari yang cocok dihati, yang bikin nyaman, dan sepemikiran gitu, yang satu visi dan misi. Bukan nyari buat happy-happyan doang.
Semakin dewasa harus semakin selektif. Gw dah capek kalo sekedar main-main dong. Karna buang-buang waktu dan terlalu nguras pikiran, hati dan tenaga.
1 note
·
View note
Text
Semua Harus Bahagia
Minggu pagi yang menjelang siang ini aku ada janji bersama teman cowokku (panggil saja mas maikel) yang sangat baik. Dia mengajak aku untuk berbelanja bersama adik adik yatim yang kami pegang entah sejak tahun berapa aku lupa.
Jadi ceritanya ada satu komunitas yang komunitas itu mempunyai adik asuh di suatu panti. Sebagai kakak asuh, bukan menyantuni anak anak itu, tapi kami juga harus bisa dekat dengan adek kita agar ada keterikatan batin.
Aku pergi bersama dua teman lainnya memakai mobil menjemput adek adek kecil itu. setelah sampai depan rumahnya ternyata mereka sudah menunggu di depan gang sambil main entah main apa pokonya menghilangkan kegabutan mereka karena telah menunggu lama. Ada empat anak, 2 laki laki 2 perempuan. Satu laki laki sudah menginjak SMP. Baik, mari kita mulai petualangan ini.
Selama diperjalanan, si adek selalu ditanya "mabuk atau tidak?" jawabnya tidak tapi dengan syarat jendela harus dibuka. Sampai di tempat perbelanjaan yang sering disebut sebagai mall padahal hanya swalayan, kami menawari si adek mau apa. Si adekku satu ini selalu membisu tiap ditanya hanya senyum, mengangguk, dan menggeleng. Baiklah, aku dulu juga pemalu seperti itu jadi bisa kumaklumi saja. Pada akhirnya kami berjalan menuju sepatu sepatuan, layaknya anak kecil pasti akan bingung kalau disuruh memilih. Lalu bagaimama caranya? Kita ambilkan barang lalu tanya "suka ga?" kalau menggeleng berarti ga suka kalau diam dia suka. Mengangguk adalah pilihan terakhir kalau dia bosan diam, bener kan? Bener dong?
Okeoke, di sini jiwa keibuanku diuji. Aku harus mencarikan si adek ini sandal atau sepatu yang dia incar. Dengan menggunakan ilmu yang kudapat dari teoriku sendiri, anak kecil yang pendiam akan memilih kalau dia sudah memegang benda yang dia inginkan. Ketika kutanya, dia lebih memilih sandal daripada sepatu sekolah. Wajar sih dia milih sandal, ketika kubantu pakaikan sandal yang njelimet itu aku melihat sandal yang dipakainya sudah agak rusak dan mungkin sepatunya masih bisa dipakai. Aku membisikkan kalimat ke dia
"kalo gaada yang cocok, mau baju aja ga buat lebaran?"
"Engga. Di rumah udah ada o" jawabnya dengan suara yang volumenya hampir mute.
Bagus sekali sifatnya, kalau aku ditawari baju walaupun sudah punya pasti akan ku ambil juga. Akhirnya dapatlah sandal yang menurut dia cocok.
Gantian aku menengok ke adek lainnya yang masih bingung memilih sepatu. Adek yang lain ini friendly, berani menyuarakan pendapatnya. Tapi karna yang pegang mas maikel, mungkin dia agak kurang ahli memilihkan atau mengepaskan sepatu si adek ini. Saat dicoba, si adek ini bilang iya iya aja entah lelah memilih atau sungkan dengan kami atau bagaimana aku tak paham. Saat mas maikel membantu memakaikan sepatu, ia lupa cara menali sepatu bagaimana dan akhirnya turun tanganlah aku
Lucu juga ya kiat fotonya. Xixixix.
Nexttt, kami sudah selesai membeli sepatu. Lanjutlah main kita di temzon yang merknya bukan temzon. Aku tanya sama adikku,
"Pernah kesini?"
Jawabannya cuma menggeleng. Hyaaa, mutia sabar kok. Kadang aku juga gitu kalau ditanya cowo WKWKWKWKWK. Sudah bisa diperkirakan, dua adik cewek ini bingung mau main apa. Sedangkan dua adik cowok langsung nyamber koin dan lari ke arah mobil mobilan.
Setelah towaf mencari mainan yang tepat untuk dua cewek ini, mereka menemukan boneka yang dipancing itu (entah apa aku tidak paham namanya). Dasarnya cewek, pasti suka dong sama boneka. Aku juga suka, kecuali boneka chucky sama Annabel :(
Melihat ada yang mandi bola, salah satu adek cowok request untuk masuk ke sana. Dikabulkanlah permintaan itu oleh mas maikel. Kami bertiga sebagai orang tua pura puranya mereka merasa seperti orang tua sungguhan saat duduk di luar arena mandi bola yang sedang menunggu anaknya puas bermain. Kami duduk berjejer dengan orang tua muda lainnya.
"Anak kecil gaada capeknya ya?" kata mas maikel
"Ga kaya kita yang jalan aja udah capek" kataku sambil lemas.
Sudah setengah satu siang, kita harus cabs. Sudah terlalu lama kita bermain. Membahagiakan anak orang juga harus tau waktu. Saat perjalanan pulang, jiwa keibuanku diuji kembali. Tiba tiba aku dipanggil dari jok belakang mobil, karna aku duduk di tengah.
"Mbak mutia"
"Iya?" aku menengok kebelakang dan langsung panik.
"Mas mas. Berhenti mas. Ini muntah" mintaku pada mas maikel.
Adek cewek ini muntah karna mabuk naik mobil. Lantas aku turun dan mengambil tisu, mengelap bagian bagian yang terkenah muntahan si adek. Wajahnya terlihat menangis, wajar. Muntah memang begitu. Adek ini bertubuh mungil, jadi aku sangat berasa mengurus anakku sendiri saat aku membersihkan muntahannya itu. Si mas maikel mengelus kepala si adek sambil bilang
"Anak pinter kok mabuk? Pindah depan ya?"
Jarang sekali aku melihat laki laki yang begitu sayangnya sama anak kecil.
Akhirnya semua adek duduk di tengah kecuali yang muntah tadi, duduk di depan bersama mbak mbak temannya mas maikel.
Sampai di rumah, keluarga dari si adek mengucapkan terimakasih kepada kami dan bilang ke si adek
"Harusnya tadi kamu gausah minta apa apa"
lantas kami pamit
Mereka anak anak yang sopan, membalas pertanyaan dengan "boso". Kalau di jawa itu bahasa kerama alus yang sopan.
Saat lebaran, semua harus bahagia. Begitupun mereka.
Ps : kenapa itu di rumah, bukan di panti? Karena panti adalah sebutan struktural saja, mereka tetap tinggal di rumah masing masing.
4 notes
·
View notes
Text
Gue sudah siap untuk berangkat ke kampus sebenarnya. Saat ini, detik ketika gue mengetikkan tulisan ini gue sudah dalam keadaan kerudungan, pake kaos kaki, dan tinggal ambil tas pake sepatu kemudian pergi.
Tapi karena kelas baru dimulai setengah 2, gue memutuskan buat nulis dulu. Udah lama juga gue nggak mampir kesini. Udah lama nggak ngabarin.
Ehe,
Paling bakalan jadi life update kali ya.
Sepanjang gue meninggalkan tumblr, gue mengalami lumayan banyak hal.
Kemarin ini gue sempet merasakan kesepian yang amat parah. Kebutuhan emosional gue tidak terpenuhi. Gue nyaris seminggu meskipun ketemu orang, tapi gak berkomunikasi. Akhirnya semuanya ada di titik puncak ketika gue pertama kalinya curhat ke mbak nunil @sheisunique
Kemudian entah besoknya entah dua hari setelahnya, gue pergi ke mekdi sama temen. Sekalian diskusi sambil nongkrong buat bahan kuliah pertemuan selanjutnya biar ada hal yang bisa didebatkan di kelas.
Di mekdi gue dari ashar dan baru balik sekitar jam 10 maleman. Gue sholat, makan, ngemil, nonton youtube, ngobrol, bahas infrastruktur negara, ngitung kacang ijo, dan melakukan banyak banget hal selama disana. Pokoknya emang mekdituh udah kayak rumah kedua lah. Mbaknya udah ampe senyum ngeliat gue bolak-balik pesen makanan.
Menjelang balik, gue akhirnya memberanikan diri buat curhat ke temen gue ini. Temen gue ini posisinya gak terlalu deket, tapi gak jauh juga. Dan belum pernah ada kejadian yang membuat gue gak percaya sama dia atau hal yang mengecewakan gue, akhirnya gue nyoba cerita.
Gue bilang gue gak siap buat punya pacar. Gue masih males berkomitmen, tapi gue ngerasa kesepian banget akhir-akhir ini. Bahkan nyampe di level ada orang yang bahagia ngajak ngobrol aja langsung nangis saking ngerasa ‘akhirnya’ gitu.
Dia ngedengerin dengan seksama. Gue agak ngerasa lega selesai cerita. Kemudian dia nawarin gue buat main rp aja.
Rp itu singkatan dari Roleplayer. Sebuah dunia di internet yang aturan mainnya kita berpura-pura jadi artis atau aktor. Gimana ya jelasin secara harfiahnya, gue bingung.
Dia ngejelasin panjang lebar tentang Rp. Intinya di Rp itu gue bisa punya keluarga baru, bisa punya couple, bisa punya anak juga bahkan, bisa punya kakak, bisa punya squad, dan istimewanya, mereka semua gak peduli muka lu gimana, backround lu apa dan gimana, selama typing lu asik, selama lu gak nyakitin oranglain, lo akan diperlakukan baik.
Singkat cerita karena sekarang gue harus segera berangkat kuliah, gue saat ini udah menuju 2 minggu main rp. Chara yang gue mainin itu Suga BTS. Temen gue yang awalnya pilihin. Dia bilang karakternya mirip sama gue. Gue emang request jadi cowok, cuma gue pasang non dating alias cuma nyari adek atau keluarga aja, bukan cp.
Lama-lama gue jadi sering denger lagu BTS. Jadi makin tau juga tentang Suga a.k.a Yoongi BTS ini orangnya kayak apa. Dan yah, nyaris 90% mirip sama gue. Mungkin kalo gue dijadiin cowok, karakternya dan segala halnya akan sama kayak dia.
Di lain kesempatan gue akan ceritain lebih detail. Gue mau ngampus dulu.
6 notes
·
View notes
Text
Finding her “closure”
Selamat siang. Hari ini tanggal 13 Januari 2019, umur saya bertambah lagi satu tahun dari kemarin. Pada ulang tahun kali ini, saya mempunyai misi untuk melepas rasa takut saya akan kehilangan seseorang. Selain orang ini memang sudah memutuskan untuk tidak lagi ada dalam hidup saya, saya ingin segala tentangnya menjadi tidak menakutkan. Singkat cerita, mas selalu mengajak saya ke suatu tempat di Surabaya untuk ngedate. Tempat itu adalah Mall Tunjungan Plaza! Hahaha receh ya tempat jalannya, tapi tempat yang receh ini sempat saya takuti dan enggan datangi karena seakan setiap sudutnya selalu ada bayangan mas. Bayangannya sedang tersenyum kepada saya, melihat mata saya, menggenggam tangan saya, ah banyak deh. Jadi saya mau berbagi tentang tempat ini dan sedikit tentangnya.
Awalnya memang saya berniat beli kado wisuda utk teman saya yang ternyata hanya tersedia di TP. I was hesitant to go there but thought maybe it’s time, it’s my birthday anyway. It’s gonna be my January 1st. Gitu. Beneran gemeter tanganku pas pesen Gojek.
Biasanya gak turun di lobby ini sih tapi karena saya naik Gojek wkwk. Ambil napas panjang, pake headset lagunya Pamungkas – I Love You But I’m Letting Go.
Dari lobby naik ke lantai atas, waktu itu kamu ngotot ngisiin aku Gopay jadinya kita bolak balik keluar masuk naik turun eskalator yang di depan Payless. Terus saya jalan ke tempat sepatu. Favoritmu! Nike, Adidas, Puma, and everything. Bisa 2 jam sendiri keluar masuk toko. Kamu ngeledek aku gak sabaran tapi sebenernya aku sangat bersemangat ngeliat kamu lincah kecuali kalo pilihan sepatumu jelek. Waktu itu kamu minta aku liat sepatu di Asia Golf karena kamu lagi di Malang, tiba-tiba ada yang muncul dari arah kanan surprise-in aku ceritanya.
Dari toko sepatu saya putar balik ke daerah TP yang ada Panties Pizza. Lah eskalatornya masih mati, mas! Waktu itu kita racing siapa yang lebih cepet sampe ujung eskalator. Kalo kamu lebih cepet aku gak akan balikin barang pembelian kamu. Kamu menang, tapi aku tetep kekeuh harus balikin! JM Optical inget gak? Bujuk aku seharian suntuk akhirnya kacamataku layak pakai. Bonnya kan a.n. kamu dan masih aku simpan di dompet, barangkali aku males belajar, jadi penyemangat deh.
Waktu itu hari ulang tahun kamu, jadi sambil nunggu kacamata kita beli KOI. Ngantre KOI tadi gak selama dulu. Ada menu baru yang enak. Yang dulu kita beli juga enak kok. Selamat ulang tahun! Hadiahku receh ya cuma KOI dan satu slice kue Almondtree. Masih ingat air mukamu saat aku nyanyi happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday, happy birthday to you. Later you said you forgot when was the last time you felt that happy.
Karena di TP 6 aku sekalian aja ke tempat makan pertama kita, Hacienda. Katamu alpukat buat orang Mexico udah kayak nasinya kita. Pas nunggu makanan keluar kita main game di hp kamu. Seperti biasa aku kalah.
Thai Street dan Ezo! Hari itu hari terakhir aku ketemu kamu. Seharian dari sarapan sampe dinner di TP. Ezo gak gitu enak ya? Padahal kamu sok-sokan bilang enak banget. Terus aku bilang, biasa aja ah. Lalu kamu nyaut, hehe iya biasa aja deng. Ada Planet Sports ya? Iya aku keliru nginget sepatu mana yang aku bilang bagus. Maklum otak udang
Capek ya jalan? Ini tempat kita diri aja gitu, haha hihi berantem karena aku bersikeras akan balikin pemberianmu tapi karena sebelumnya kita taruhan sepatu (yang aku salah ituu), jadi kamu juga punya alasan kuat aku gak boleh balikin. Tapi aku kan bandel.
Jalan keluar TP 6 ada toko Samsung. Yang kamu malu sama mbak-mbak SPGnya itu lho, akhirnya gak pernah masuk toko itu lagi. Iya mas benar, aku suka foto-foto. Walaupun fotonya gak estetik dan gak berteknik, tapi aku suka mengabadikan momen. Seperti ini. Sekalian mirror selfie. Belum ada gandengan sih, gapapa. Emang kamu, tukang pamer! Hahaha.
Duh Havaianas nih juga deh bikin mataku berkaca-kaca. Someday aku yang akan beli sandal kembaran. Someday aku yang akan difotoin candid. Someday all the love I’ve given away will find its way back to me and it will finally stay.
Tapi namanya aku iseng, aku sering minta beliin make up. Dan gak dibolehin dong jelas, karena katamu aku gak butuh make up. Hari itu, hari terakhir kita ketemu, kamu yang ngajak aku ke Sephora. Sepanjang hari jariku gak kamu lepas, padahal kamu gak suka gandengan yang gitu kan, “kayak mau kemana aja” . Tapi aku suka hahaha. Bingung ya di tempat make up sampe gak berhenti liatin hp? Eh itu kamu ngurusin travel ke Malang deng.
Di hari yang sama kita nonton Bohemian Rhapsody. Kamu beli popcorn sweet ukuran large dan cuma makan seperempat dan kamu tinggal aja di bioskop! Dasar tukang buang-buang makanan. Anyway, it was amazing. The film and you. We kinda sang along and you holding my left hand was.. <3 selamat aku gak nangis di depan XXI.
By the end of the date kita dinner di Sushi Tei. Hampir aja kamu harus pesan makananmu sendiri hahaha. Kekenyangan ya kita. Oiya fotomu di name tag kayak cowok umur 21 banget., walopun udah agak pudar fotonya.
Saatnya pulang tapi aku ke Almondtree lagi. Aku berdiri ngeliat tempat kita dulu duduk. Di balkon. Mengingat matamu. Mengingat hangatnya sore itu. Tidak akan pernah lagi kembali. Mengingat manisnya kue Almondtree, tapi enak banget memang ya.
Yay abang Gojek datang. Gagal kuat, air mata saya kayak kepeleset dari kelopak. Entah rindu akan kehadiranmu atau bahagia karena berhasil melawan ketakutanku. Selamat ulang tahun, katamu. Hari ini dan hari ke depan akan aku coba sambut dengan suka cita. Terima kasih sudah membawa saya sejauh ini. Semoga hati kita masing-masing selalu diberikan kekuatan dan keberanian.
Tertanda,
Dinda
1 note
·
View note
Text
Berkelana Bertemu NCT Dream.
Written in Bahasa Indonesia, cerita yang panjang banget kaya cerpen/au one shot.
20 Mei 2022 gua bertemu NCT Dream. In case kalian nggak tahu NCT Dream, mereka itu boyband dari Korea Selatan dan beranggotakan 7 orang: Mark Lee, Huang Renjun, Lee Jeno, Lee Haechan, Na Jaemin, Zhong Chenle dan Jisung. Tapi waktu itu yang dateng cuma 5 orang karena 2 lainnya lagi ada schedule yang nggak bisa ditunda alias konser sama unit mereka yang lain.
Gua kesana sama dua temen gua, Getri dan Devi. Sumpah ya, kita kesana awal niatnya ya berburu freebies dari orang baik yang mau bagi-bagiin merchandise lucu buatan mereka/official merchandise mereka punya ke kita-kita (NCTzens) dan nonton bareng NCT Dream di layar gede yang udah disediain sama pihak penyelenggara. Kita bertiga awalnya nggak dapet tiket, kalah duluan di war makanya kita rasanya udah pupus aja gitu nggak bakal ketemu NCT Dream padahal jaraknya udah tinggal se-jengkal aja dari mata (hiperbola banget haha). Selama disana kita keliling-keliling ngeliat booth jualan, nontonin Kunto Aji yang ada di stage luar. Eh tapi pas lagi enak-enaknya dengerin Kunto Aji bawain lagu andalannya, malah ujan. Untung sih kita pada bawa payung sama kain yang panjang jaga-jaga kalo ujan. Berguna juga sih.
Tapi nggak sampe disitu. Akhirnya hujan makin gede, penonton disana langsung pada lari nyari tempat berteduh. Begitupula kita bertiga. Payung sama kain yang kita pake nggak bisa cegah kita kena cipratan air hujan yang deras dan jadilah kita bertiga lari dan sempet mencar nyari tempat berteduh sampai sepatu gue udah basah kuyup kena genangan air hahaha. Kita bertiga akhirnya neduh di gedung khusus booth yang ada di seberang gedung stage utama. Kita semua basah kuyup dan gue pasrah kaki gue entah bakal gimana nantinya karena susah banget buat copot apalagi jemur sepatu disini. Gila aja.
Hujan ternyata tidak membuat temen-temen yang lagi nungguin gate seat mereka dibuka dan temen-temen yang lagi nungguin hujan reda menghentikan aktivitas kita. Gua nggak tau siapa atau booth mana yang ada di atas gedung seberang puter mix song NCT Dream. Kita nyanyi bareng-bareng ditengah hujan, ada yang nyanyi sambil teriak, ada yang sambil joget-joget dan ada juga yang nyanyi sambil berdiri dibawah hujan di gedung seberang mungkin dia udah basah kuyup. Beneran. Nggak boong.
Yaudah deh, karena hujan belum reda sepenuhnya kita bertiga keliling booth yang ada di dalam gedung yang kita jadiin tempat neduh. Kita terus jalan keliling liat-liat barang lucu sambil mencium aroma makanan-makanan yang sedang dimasak di booth. Wangi banget. Jadi laper. Tapi kita bertiga nggak ada yang makan, alasannya gua lupa kenapa tapi kita nggak jadi makan aja padahal tadinya ada yang mau makan. Kita akhirnya stop acara ‘Keliling Booth’ saat kita sampai di ujung alias gate warna biru kalo nggak salah Festival. Kita disitu cuman duduk-duduk deket jalan toilet, sampingan gate Festival aja sambil mikirin nasib nggak ketemu NCT Dream padahal jaraknya udah deket banget. Galau banget deh kita bertiga, mana lagi hujan. Mendukung banget suasananya.
Hujan udah reda, semua aktivitas di stage luar udah dimulai lagi. Di tempat deket kita duduk-duduk ada stage kecil juga, tapi fungsinya untuk konten televisi sih sepertinya. Soalnya di stage kecil itu, ada Lapor Pak dilanjut sama Lucinta Luna yang lagi diwawancara sama MC nya. Ini pertama kalinya gua liat Ka Lucinta Luna secara langsung. Ternyata cantik dan kocak juga Hahahaha. Terus yaudah deh, kita jalan-jalan lagi sembari nunggu temen gue si Devi ke toilet. Soalnya di deket kita tadi ternyata toilet cowok, bukan cewek hehe. Gue sama Getri jadi nontonin Lucinta Luna lagi disuruh milih-milih orang buat diajak main games bareng Hahaha disini lucu banget sih. Panjang banget kalo diceritain.
Singkat cerita, akhirnya kita bertiga setelah berkelana kesana kemari we got a miracle, kita bertiga akhirnya dapat tiket buat masuk ke venue. Gimana nggak seneng, lo tadi pagi udah nggak berharap apa-apa karena rasanya nggaka ada harapan buat ngeliat muka shining, shimmering, splendid mereka berlima tanpa ada boundaries layar kaca; eh ternyata ada plot twist di cerita hari Jumat, 22 Mei 2022. Salah satu plot twist paling gua suka disepanjang cerita kehidupan gua selain menang give away ketemu NCT 127 di bulan September 2019. Getri langsung gandeng tangan gua dan Devi buat lari masuk ke gate venue yang sudah dibuka lebar sama penjaganya. Gue nggak bisa berhenti lari padahal gue takut jatoh karena itu abis ujan dan lantai pasti licin. Tapi semua pikiran itu hilang saat kita bertiga udah masuk venue dan kita syok liat posisi kita yang bisa dibilang ‘dekat’ dengan NCT Dream. Walaupun mungkin saat NCT Dream tampil nggak tahu posisi kita akan seperti ini atau udah amburadul dan mencar kesana-kemari. Kita juga ketemu temen-temen baru NCTzen yang super duper baik.
[Main Story]
Kita bertiga senengnya bukan main. Kita sampe venue langsung doa bareng-bareng we say thanks to God, because of His kidness and His blessings kita bisa ada di dalam venue tentu sesi ‘doa bersama’ ini dipimpin oleh Getri Hahaha. Walaupun setelah sesi itu, kita ada drama sedikit di tangan Hahahaha lucu banget sih ini. Selang beberapa lama, MV NCT Dream diputar mulai dari Hello Future dan Hot Sauce. Itu-itu aja sih diulang sampai 3x mungkin. Sepertinya operatornya belum download MV yang lainnya? Hehehe bercanda kok. Kita semua nyanyi bareng, bisa dibilang test suara dulu lah ya sebelum nyanyi bareng NCT Dream nanti Hahahaha.
Yang ditunggu-tunggu datang. NCT Dream tampil di urutan pertama acara membawakan lagu “Hot Sauce” dengan outfit legend Lee Jeno, suit hitam dengan bagian chest yang agak terbuka (Untung Devi ingetin gua soal outfit ini yang dibawain waktu di acara mushow Korea). Mereka lanjut tampil dengan lagu kedua, “Ridin” yang nggak kalah keren. Gimana nggak keren, mereka nyanyi sambil dance powerful banget! Di depan gue, gue liat Chenle ultimate bias gua di NCT Dream. Abis itu gue liat side profile Jeno sama Jaemin yang bikin gua nggak bisa nutup mulut. Untung pake masker, penyelamat komuk gua. Udah gua duga, kita bakal agak mencar pas Dream tampil. Walaupun nggak jauh-jauh banget sih.. tapi yaudah deh. Kita nunggu lagi penampilan NCT Dream selanjutnya sembari nikmatin lagu-lagu Raisa, Rizky Febian, Kahitna dan Dewi Perssik yang keren banget banget banget.
Ternyata ada sesi games NCT Dream. Tapi kita bertiga nggak bisa lihat full member karena posisi seat kita ada di sebelah kanan bawah. Jadi kita cuma bisa liat side profile mereka aja, even Chenle ada di depan gua, tapi tetep aja nggak bisa liat dia secara full face huhu. Singkat cerita, penampilan NCT Dream dimulai lagi dengan outfit yang lebih menambah kesan youth dan santai. Mereka bawain lagu “Hello Future” dan “Glitch Mode”. Sesi kedua mereka tampil, gua dapet video performance mereka full bukan side profile. Karena mereka tampil di stage agak belakang jadi bisa kelihatan. Gua turunin handphone setelah berhasil rekam performance mereka beberapa detik dan memandangi muka mereka satu-satu buat gua simpen di memori otak gua gimana rupa mereka aslinya. Renjun yang mukanya small dan bening banget, Jisung ternyata beneran tinggi banget dan manis pas lagi senyum, Chenle yang cute abis dengan style rambutnya dan his skin color yang beneran bikin gue iri. Na Jaemin dan Lee Jeno lo berdua nggak bakal gua lupain. Visualisasi mereka berdua di ingatan gue yang paling membekas..
Setelah acara selesai, kita bertiga- nggak, sekarang jadi berempat karena ada temen Devi yang ngikut juga berencana buat makan bareng sebelum pulang. Akhirnya kita berempat makan bareng dengan harga makanan Devi yang bikin agak syok, foto pake kamera analog yang gua bawa, cerita-cerita dari kita semua tentang hari ini dan tentang hal lainnya sambil nonton live Instagram Jaemin yang udah sampai di kamar hotelnya. Berakhirlah kita pulang bertiga, temen Devi balik bareng temennya. Tapi ada temen Getri juga yang baik jemput kita bertiga di daerah Istora dan akhirnya kita bisa pulang ke rumah Getri dan nginep disana semalam.
So, itu akhir dari cerita ‘Berkelana bertemu NCT Dream’ versi gua. Cerita ini bakal gua kenang banget, karena hari itu berkesan banget banget banget. Big Thanks to God, NCT Dream, Devi, Getri, Cici (temen Devi) dan Temen Getri. Next event, kajja! Hahahaha.
0 notes