#sadals

[kimludcom]

Lace Up Cross Straps Bow Lolita Shoes Women Platform Satin Sandals Sweet... 💖 Step into sweet elegance! 🦄 These Lace Up Cross Straps Bow Lolita Shoes are the ultimate blend of charm and comfort. Featuring a luxurious satin finish and a bold square toe, they elevate any outfit with a delightful touch. Whether you're dressing up for a special occasion or adding flair to your everyday style, these high block heels are the perfect choice. 💫✨ Get ready to twirl with confidence and make heads turn! #ShoeGoals #LolitaFashion #StatementHeels #FashionInspo #ChicAndCute #BlockHeels #SatinSandals #StyleEssentials #FashionAddict #InstaStyle Shop Now https://www.kimlud.com/products/lace-up-cross-straps-bow-lolita-shoes-women-platform-satin-sandals-sweet-high-block-heels-square-toe-thick-bottom-women-pumps

[art-of-bygost]

Stuff from my first animation project. Looking back at it, it was a little ambitious for my skill level. But i still like it nevertheless :3

[gumidonut]

Sacred beast demo taly hall

[overcaffeinatedsoul]

Salamat. Palagi.

Habang pinagmamasdan ninyo ang paglubog ng araw, marahan niyang isinandal ang kanyang ulo sa iyong balikat.

“Salamat,” bakas ang lubos na saya sa kanyang boses.

Binalot ka ng init ng kanyang presenya na parang isang kumot na pumapawi ng lamig sa tuwing ikaw ay giniginaw.

Palihim kang sumulyap sa kanyang mukha, at nang makita mo ang ningning sa kanyang mata, tila ang lahat ng nasa paligid ay naglaho, at kayo’y nakakubli sa sarili ninyong mundo.

Ikaw ang pinakamatalik niyang kaibigan, ang kasama n’ya sa luha at tawanan, sa oras ng kasiyahan at oras ng kabiguan. Maraming alaala kayong pinagsaluhan na naging pundasyon ng inyong pagkakaibigan. Kapag ikaw ang kanyang kasama, wala siyang pangamba. Ikaw ang kanyang pahinga sa malupit na mundo, at para sa’yo, iyon ang pinakamahalaga.

“Palagi,” pabulong mong sagot sa pasasalamat niya.

Isang tugon na binabalot ng mga hindi masabing pangako at pangarap na hindi pa nabubuo. Para sa’yo, isa itong sinumpaang tungkulin ng iyong puso, na mananatili ka sa kanyang tabi ano man ang mangyari. Nais mong maging sandalan niya, ang sasalo sa kanya kapag siya ay nadapa, at susuporta sa kanyang pagtindig.

Siya lang ang tanging ninanais ng iyong puso. Siya ang nagbibigay sa iyo ng liwanag sa oras ng dilim, ang tawa na bumabasag sa iyong katahimikan.

Nasaksihan mo na ang lahat ng tungkol sa kanya, hinangaan sa kanyang pagiging matapang, at minahal sa kanyang kahinaan.

Pero hindi ka nagkaroon ng lakas ng loob upang ilahad ang iyong tunay na nararamdaman. Naging kuntento ka na sa inyong pagkakaibgan.

Habang tuluyan nang lumubog ang araw at ang mga bituwin ay isa-isa nang kuminang, nakaramdam ka ng matinding bugso ng emosyon — tuwa, lungkot, pag-ibig, at takot. Hanggang dito lang ba? Paano kung hindi ka nya gusto higit pa sa isang kaibigan? Paano kung may iba s’ya magustuhan at mahalin? Paano kung mawala siya sayo?

Maraming gumugulo sa iyong isip pero isinantabi mo ang mga ito at itinuon ang atensyon sa kasalukuyan, kung saan siya ay nasa tabi mo habang inyong pinagmamasdan ang mga tala at ang buwan. Nais mong namnamin ang mga sadaling kasama mo siya, panghawakan, tulad ng isang kayamanan na iyong iingatan sa iyong puso’t isipan.

Habang pinapanood ninyo ang pagkutitap ng mga bituwin sa kalangitan ay isang bulalakaw ang mabilis na dumaan, dahilan upang kayo ay magkatinginan. At sa sandaling iyon, tila nakita mo sa kanyang mga mata ang isang hindi maipaliwanag na nadarama ng kanyang puso. Iyon ba ay pag-asa? O pag-ibig na rin kaya? Hindi ka sigurado, pero nagbigay ito sayo ng sapat na lakas ng loob. Baka, parehas kayo ng nararamdaman. Baka, pwede kayo maging higit pa sa magkaibigan.

[jihsjourney]

To celebrate the release of Jih's Journey that is now one year old, please enjoy these new renders of Jih and Sadal! Made by Ana Bea as always!

[unhonestlymirror]

Ukraine 🤝 Latvia

Storks Livestream

[parental-figure]

hi papaa,, mm rally sadall of a sudn an don't know why,, i have my blanki and my stufies but m still sad nd i don know what to doo,, mm sorry for bothrn you, -🪶

hey kiddo, it doesn't bother me at all! im sorry that you're sad :( Emotions can be funky sometimes and make you sad for random little reasons. Just know it's okay to be sad. It's the human experience! how about you have a little nap, or treat yourself to something, or a shower? in my experience, whenever i get upset without rhyme or reason, one of those usually helps!

[nuritawa]

Anak Koin (Episode 1)

Matahari mulai berada di ketinggian ujung kepala, tapi kenyataannya tak ada satu orang pun yang mau menyerah pada pertandingan ini. Semua melangkah tanpa ragu, berlinang keringat sampai didada pun tidak pernah dirasa walau harus berpeluh berkali-kali.

Diujung dermaga anak-anak berseragam menggelatakkan tas, sepatu, dan seragam ditempat biasa. Bukan ditempat nyaman dan bersih, melainkan diujung aspal yang mereka anggap aman. Lagi pula siapa juga yang mau mengambil baju lusuh itu. Yang ada orang-orang akan berinisiatif memindahkan ke tong sampah. Karena pemandangan ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu, tentu saja tindakan itu tidak yang pernah dilakukan siapapun—sekalipun itu petugas pelabuhan.

Serentak mereka hanya menggunakan celana kolor menenggelamkan diri menuju badan kapal. Tidak ada srmburat lelah ataupun kepedihan, mereka tertawa begitu riang seolah dunia sedang mengajak mereka bermain dalam nasib yang tidak pernah mereka pinta.

Satu, dua, mungkin sampai lima mereka berhambur menyebarkan diri. Berenang tanpa pelampung mereka saling menenggelamkan kepala masing-masing sambil terkekeh bahagia. Oh, dunia ini indah bagi mereka yang menikmati penuh dengan rasa syukur.

Sedang satu anak diujung warung beratap payung pelangi itu masih berdiri tak bergeming menghabiskan es teh dalam kantong plastik. Dia menikmati kesejukan air es sebelum akhirnya memilih berlari dengan tangan masih pontang panting menghabiskan isinya.

"Amaaaarrr.. Ganti dulu bajumu!" seorang ibu paruh baya berdiri melihat anak lelakinya menghamburkan diri menuju dermaga.

"Nanti saja bu, besok sudah ganti seragam," amar setengah teriak tapi memilih tetap berlari.

Isi air esnya sudah habis menyisakan bongkahan kecil es batu. Kemudian pandangan Amar beralih ke ujung kakinya yang masih terbungkus sepatu, kemudian menyadari kalau ia salah mengambil keputusan. Lari kembali ia menuju warung payung pelangi.

"Ibu bawa sandal?" Amar terengah-engah.

"Sopo hang ngongkon sandale ditingal?" (re:bahasa using, siapa yang nyuruh sandalnya ditinggal?)

"Aku pikir pasti ibu bawain." Amar terlalu bahagia dengan sepatu barunya, ia melupakan sadal jepit yang biasa ia kantongi didalam tas.

Tanpa mengatakan apapun, Amar melepas sepatu dan menggulung kaos kaki dibawa meja jualan Ibunya. Ia sadar sepatu itu harus tetap utuh sampai lulus sekolah. Sampai dua atau tiga tahun mendatang. Itu kenapa ia meminta ukuran yang lebih besar, antisipasi jika kakinya akan bertumbuh lebih cepat sedang ibunya belum tentu bisa membelikan sepatu baru.

"Bu, ini nanti dibawa pulang, ya, kalau Amar pulang sore." Ia menutup sepatu itu dengan kantong kresek bersih, mengingat bagaimana Bu Laila memanggilnya sewaktu upacara seminggu yang lalu. Ujung bibir Amar membentuk sudut begitu tipis, rasa bahagianya masih lekat didalam dada.

Tanpa berpamitan, Amar berlari menenggelamkan diri. Berseru riang dengan kawan lainnya. Ia tidak bisa mengingat dengan pasti kapan ia memulai aktivitas ini. Mengejar uang lima ratus perak sambil berebut ditengah laut. Satu sama lain akan saling berkejaran didalam air. Menenggelamkan kepala dengan menggerakan kaki sekuat tenaga. Satu persatu saat koin itu melayang, dan mereka selalu mendapatkan cerita untuk dibawa pulang. Sedang orang-orang diatas kapal akan mendapatkan kepuasaan karena memberikan kebahagian. Setelah mendapatkan koin mereka akan tertawa karena berhasil memenangkan pertandingan. Meskipun antar satu sama lain saling bersaing, semua itu tidak pernah merusak persahabatan anak koin ini. Yang ada pertengkaran mereka hanya disebabkan karena merasa kalah jika berenang kurang lama.

Tangan kecil itu tidak pernah menengadah, mereka berdiri karena kebahagiaan. Kalau dikira-kira apa yang dilakukan Amar, Anin, Tain, Dito, Rahman, dan yang lain pula tidak jauh seperti menunjukan seni pertunjukan macam mengamen, atau mungkin menari dengan pakaian badut.

Satu-satu kapal melintasi selat bali, pergi dari ujung pulau Jawa kemudian datang kembali dari Bali. Entah dari kedatangan ataupun keberangkatan, rata-rata atraksi anak koin adalah cerita yang menyenangkan.

Berjam-jam berenang saku amar sudah terasa berat, itu artinya koin yang ia dapatkan hari ini sudah cukup untuk membeli apapun yang ia inginkan. Semua yang beredam segera mengayuhkan kaki menuju tepi dermaga. Mereka masih tertawa menceritakan ekspresi orang-orang yang memberikan koin diatas kapal. Anak-anak ini hanya merasa terheran bagaimana orang dewasa begitu antusias dengan aktivitas yang mereka lakukan. Padahal apa yang mereka kerjakan tidak berarti apa-apa untuk membuat kehidupan orang berubah.

Tetapi disisi lain, para pengguna kapal sedang beradu banyak cerita didalam kepala. Sedang saat itu ketika melihat anak koin berenang membuat bayangan yang ada didalam kepalanya teralih dalam beberapa menit.

"Sesuk aku nak tuku es krim aice sing ndek warung ngarep sekolahan." Seru Anin, satu-satunya anak perempuan berdarah Jawa yang tersesat dalam pertemanan ini. (Re: jawa, besok aku mau beli es krim Aice di warung depan sekolah.)

"Tiap hari es krim terus, Nin!" Rahman menjawab kesal.

"Yang beda rasanya, lah. Tadi kan sudah rasa melok, besok pengen nyoba rasa mangga." Serga Anin penuh antusias.

Suara mereka terdengar samar, selagi mereka berdebat, Amar sedang tenggelam dengan pikirannya sendiri. Selama menjadi anak koin ia tidak pernah menggunakan uangnya buat jajan berlebihan. Ia tidak tahu untuk apa uang itu saat ia berusaha dengan tertib memasukan didalam leher ayam tanah liat

Kata Bu Laila jika hemat bisa jadi pangkal kaya, mungkin Amar ingin menjadi kaya saja. Tapi ia tidak tahu kapan menjadi kaya itu akan terjadi dalam hidupnya.

Matahari hampir kembali kebatas cakrawala, Amar makin bergegas pulang. Payung pelangi milik ibunya sudah tergulung rapi, itu tandanya semua orang sudah bergegas pulang.

Suara tahrim berkumandang lebih cepat membuat amar semakin was-was. Kenyataan pertama yang akan ia hadapi adalam mendapat dampratan sapu lidi di depan pintu, kedua dia harus segera berlari ke sungai agar bisa datang tepat waktu ke surau Pak Haji Gus Ali.

Setalah berjalan hampir sepuluh menit, mereka berhasil memasuki gang rumah masing-masing. Anak kecil itu berlarian tanpa di instruksi menyadari kepulangan yang terlalu sore ini bisa membawa huru-hara disetiap rumah.

"Habis isya aku kerumah mu!" Seru Tain melambaikan tangan kepada Dito sebelum belok kanan. Satu persatu saling menyahut ingin ikut pula ke rumah Dito. Selain untuk melihat kucing kakak Dito yang puluhan ekor itu, ini juga modus agar mereka mendapatkan jawaban PR tanpa perlu berpikir lebih keras. Maklum diantara kelima anak koin ini cuma Dito yang bisa diandalkan soal mengerjakan tugas.

Tapi tidak dengan Amar, ia hanya terdiam tidak mengatakan apapun dan lari begitu cepat.

Setiba didepan pintu Amar tidak menemukan siapapun, ia sudah mengira jika Ibunya sedang berdiri bak pasukan TNI sambil membawa senjata. Karena merasa takut terlambat ke surau, ia bergegas mengambil timba sabun dan handuk. Bukan menuju kali, tapi ia memilih berbelok ke sumur tetangga. Ini bukan waktunya untuk berenang lagi.

"Budhe, ikut mandi ya!" Amar menarik tali penimba air. Badan sekecil itu harus berkutat dengan cerita hidup yang keras. Meskipun tubunya tidak terlalu besar, beruntungnya timba berisi air itu tidak menarik tubuhnya yang kurus.

Sambil menyiramkan air diseluruh tubuh, Amar berpikir kemana orang-orang pergi. Apakah Ibu juga pergi ke surau? Ah, mana mungkin. Ibu senangnya sholat dirumah. Bagaimana dengan Mba Indah? Masa iya Mba Indah belum juga pulang sekolah? aku termenung tetapi terus melakukan aktivitas ku.

[adhdo5]

Now I want to cover mi ken ala moli e pipi rlly bad while seriously minding my pronunciation. I think Sadale's pronunciation is better but their enunciation being what it is it's harder to tell

[cjas625]

Dragon Ball Super idea involving Universe 6

.Frieza is starting to build his empire again conquering different planets, one of his Frieza force member lands on Namek not knowing the history of what happened there before. Grand Elder Moori contacts earth since they've helped with frieza before and they go to New Namek. They beat Frieza's minion and Vegeta notices the armor he is wearing and asks what he was doing, out of fear he tells them that he was out looking for a new planet for Frieza to conquer. Frieza hears on the scouter what has happened and he had no intention to go to new Namek just yet. Angry at that minion he gets an interdimensional call from Frost who was able to contact him through universe 6 Dragon Balls and offers a proposal. He says "during the tournament of power you said never trust anyone, but I have something you might find interesting" as he maniacally laughs. Intrigued by this Frieza gives in to the ruise and gives frost a listen, he claims that ever since the tournament of power he has been given freedom in his universe and has been slowly growing his empire, he claims that he has been training and gotten stronger and that he plans on destroying Plant Sadal home of the Sayins. Knowing how much Frieza despises the Sayins based off his claims during the tournament he offers Frieza a partnership where they team up and conquer universe 6 and 7. Frieza of course agrees to this but has an alternative idea in mind, he plays along with Frost like he did in the tournament of power and teams up with him for the time being. Goku hearing what Frieza minion said tries locking onto Frieza ki signiture to instant transmission to him, he found it and as he was about to go to him, Frieza's energy signal disappears. Using universe 6 dragon balls frosts brings over Frieza. Goku is confused and thinks nothing of it and tells them that he's lost Frieza's energy, Vegeta angry at Kakarot decides to look for it himself but couldn't find it either. They figured he suppressed his energy. They go back to planet Earth and tell the gang what has happened. Time passes by and whis and beerus arrives to planet Earth telling Goku and Vegeta that Champa and Vados has a message for them. Vados says "Champa is greatful to universe 7 for bringing our universe back from being erased and because of that he wishes to relay a piece of information to universe 7 warriors, notibaly the Sayins" Champa is mad at Vados for saying what she says but brushes it off and exclaims "Ahem, we don't care for mortal affairs but it has come to my attention that your universe's counterpart to frost has made his way here and they're currently working together to look for the Super Dragon Balls, not only that but they are planning an all out attack on Planet Sadal while conquering other planets as well" Destrot by the information Vegeta asks whis if he can help them go to Universe 6 and whis kindly helps. Figuring that they'll be dealing with a army bigger than ever and not knowing what they'll face Bulma suggests taking some of earths warriors and that she is joining as well as she can help locate the super dragon balls. Whis agrees and they head to Universe 6 and meets up with Champa, Earth warriors aren't familiar with universe 6 so they must travel to Planet Sadal on a spaceship. Bulma asks whis "Hey aren't you guys coming" and whis claims "this is a mortal affair after all we brought you here out of kindness but by no means do we plan on helping you guys, y'all are on your own with this one" Beerus and Whis stays on Champa's planet while earths warriors travel to Planet Sadal. On their way they see a planet up in flames and see many of Frieza's and Frost's army in space ships landing on different planets, as earths warriors look outside the window of their spaceship they see one planet destroyed right in front of their faces. The race is on to find the super dragon balls and save planet sadal, and thus starts the Universe Destruction Saga.

[robertsbarbie]

i’m hyperventilating…. pacing…. im losing my patience…. feeling bad about shit i didn’t do. so dramatic panickedive got pretraumaticstress cause nothing happenedye tbutitdidinmyhead idrivemEMAD i drive me absolutely CRAZY I FEEL BAD for you cause i’m so fucking PARANOID AND SADall the time, you could blame it on my mind (and now i’m mad) I DRIVE ME MAD

[uupiic]

Nodokļu reforma un minimālās algas celšana: "Tagad cilvēkiem būs vairāk naudas!"

'Sadales Tīkls' un pārtikas preču tirgotāju kartelis:

[art-of-bygost]

they fucking took him

[fairy-pages]

Si Putih Emeshh 🐾

Aku, seekol meoww ฅ^•ﻌ•^ฅ yumahan belbuyu putih bak calju hoho, hidup dengan penuh cinta di lumah iank hangat miyik babukuu telcayang telcintaa, duniakuu alam cemetakuuu hehue. Katana aku cantik banget lohhh, gemas banget bangeeet, pokokna kayak plincess (>‿<✿). Keljaanku tiap hayi ya bobo-boboann, mo ikut ndaa? Cini sebelahna akuu boboo *pukpuk lanjangg cebelahku* , cuka mamamm calmonn 🍣🍣, dan minta dieyus-eyus. Aku nda suka panas ughhh shireoo, duh nda banget deh—panas itu musuh utamaku eungg (ง'̀-'́)ง! 

Tapi hali ntuuu, hidupku iank damai banget telusik oleh seekol kucing tetangga belnama Winteo ckck. Dia ntu yincah banet, beda jauh sama aku yang magelan huehehe no bully akuu okk?!. "Ayo, naik ke genteng sama aku, dong!" katana sambiy ngeong-ngeong memeyaas. Aku yangsung geyeng-geyeng kepaya, bukan dugem iaa, tapi menoyak mentahh mentah "iuwwhhh ogah, cape ahh...panas juga pasti huftt (⊃｡•́‿•̀｡)⊃!" 💤  

Tapi si Winteo ini nda nyelah guysss. Dia telus ngeong-ngeong sampai majikanku mulai culiga ughh cebeeel kali aku dibuatna. Aku yang nda mau diculigai akhilna paslah, "Oke deh, Winteo, sekali ini aja yaa!"  Sambil menekuk wajah cebeeel tapi masih keliatan cantik dongg, Aku melangkah belat ke genteng, deg-degan setengah mati kalena gentengna licin abis ujannn. Pas hampil sampai atas, aku telpeyeset dong! 😾💢 Aku langsung ngomel, "Winteo, ini cemua calah kamu!" Tapi Winteo malah ketawa, "Kurang pro nih kayaknya!"  

Setelah sampai, kami duduk di tepi genteng, nunggu clush-na ci Winteo iank katana cakep banget ntu. Tapi ya ampun, lama banget dia nda nongol-nongol! Aku udah hampil bocen banget sampai tiba-tiba mataku menangkap sosok kucing hitam keren di bawah sana. Tatapanna tajam, gayanya cool banget, duh aku langsung kyepek-kyepek hehe (｢๑•₃•).  

Caat itu aku balu sadal, mungkin pelgi kelual lumah baleng Winteo nda telalu buyuk... asal ada si kucing hitam itu di sekitalku ヽ(๑◠ܫ◠๑)ﾉ. Tapi tetep ia, aku nda akan kelual kalau lagi panac. Aku kan plincess, hayus tetap cantik dan nyaman! (𑁍❛ ֊ ❛„)

[handwashonlyco]

Check out this listing I just added to my Poshmark closet: b.o.c | Black Leather Suede Gladiator Sadals Size 8M.

[jihsjourney]

Jih. Sadal. Narro. Trekkal. Four names that would be impacted forever after one fateful event, 120,000 years ago. Set in a long forgotten time, Jih's Journey brings to light a cross-continental epic across an expansive and rich world in prehistory. One fated night, there is a meteor shower that occurs over a series of days and fills the sky with light, capturing the awe of all who see it. One massive meteor lands in the North Pole and a man named Jih vows to go and see what power it truly holds! Jih sees the problems of his community and hopes that the meteor's gift can bring much needed balance to the land or die trying. Along the way, he finds the world has changed much from what he's expected. Experience prehistoric perils, found family, and a fresh take on peoples of the past!

Closed Captioning provided!