#ria ku
Explore tagged Tumblr posts
Text
I don’t know what Ria is up to but it probably involves setting something on fire
48 notes
·
View notes
Text
Yessss there she is!
This is Ria. She is a smug fonx.
She is @nephrited's character
2K notes
·
View notes
Text
Perjalanan Satu Tahun Ini
"Karena satu tahun bukan waktu yang singkat pasti akan ada banyak cerita di setiap perjalanannya"
___
Seringkali teringat tentang perjalanan yang telah lama asing, juga rindu-rindu yang semakin bising, ataupun kita yang memilih berlalu masing-masing.
Entahlah..
Aku hanya bisa berharap yang baik-baik saja, perihal mu ataupun perihal ku.
Karena bagiku, tidak ada yang namanya tahun baru, karena semenjak pergi mu, aku hanya menjadi manusia dengan luka lalu yang semakin pilu.
Pun pada setiap hari yang kutempuh, melupakanmu juga adalah inginku, di setiap hari yang berlalu yang kuharapkan cuma satu, semoga perasaan di hari lalu tidak turut serta ke tahun yang baru.
@by-u
___
Meskipun berbagai kejadian terjadi, kita tetap berdiri dan berlari. Belajar dari banyak kesalahan dan kebenaran, memupuki diri agar menjadi lebih kuat dan hebat. Dengan susah payah dihadapi, diyakini akan menjadi modal untuk lebih baik lagi. Terlalu banyak kesedihan terjadi, tapi tak menampik terselip senang dan bahagia. Lelah sudah pasti, penat selalu terjadi, terkadang disisipi hujan lokal di mata dan hati. Apapun itu, semuanya dihadiri dan diresapi. Tangis, tawa, canda, marah dan berbagai cerita kehidupan lain sudah tertutup rapi di masa lalu. Tutuplah satu tahun ini dengan rasa syukur kepada Tuhan dan diri. Masih akan ada petualangan yang dinanti dan dijalani.
@rezticia
___
satu lara, dua lara, tiga bahagia, empat lima harapan-harapan yang patah, enam senyum penutup luka-luka, tujuh keceriaan palsu, delapan sembilan dan sepuluh adalah tiga emosi terakhir yang tidak bisa aku uraikan dengan baik dan menjadi makamku sendiri. satu tahun ini penuh arti dan sekali lagi pencapaian terbaikku masih sebagai pejuang haha-hihi. dihantam demampun aku tetap tahan. giliran dihatam cicilan aku kelabakan. kini bekerja siang malam bukan lagi untuk bahagia namun sekedar bertahan menghidupi diri. jika mati tanpa usaha tangan sendiri adalah surga kemenanganku maka dunia yang penuh kemewahan ini adalah nerakaku. patah hati bukan lagi satu-satunya yang mengitari kewarasanku untuk mundur melainkan bagaimana menghasilkan saldo rekening sebagai uang saku. aku bukan tulang punggung tapi aku satu-satunya yang bertanggungjawab untuk menanggung sebagai anak sulung. babak belurku sudah lama terjadi namun setiap kali dihancurkan tetap saja aku merasa sakit. tahun ini masih belum menjadi bahagiaku namun aku akan selalu bangkit. tetaplah hidup sekalipun itu sulit.
@tuanpoetry
___
Menilik waktu telah berlalu, aku di bawa bertamasya ria pada masa yang membuat hati begitu sepi dan nyaris mati. Tapi hidup masih tak kunjung mau menyerah, dengan alasan yang begitu banyak berkeliaran dalam kepala bertahan hingga sekarang menjadi piala kemenangan.
Baik buruk dari hari-hari yang dilewati dengan suka maupun duka, kini telah terangkum dalam ucapan, terima kasih Tuhan masih memberikanku nyawa di hidupku untuk terus bertahan dan tertawa.
@nonaabuabu
___
Ah, buku lain yang telah mencapai halaman terakhir lagi. Ada banyak halaman yang berisi lika-liku dalam menempuh perjalanan. Harapan-harapan baik yang patah, nyatanya tidak membuat diri ini mengangkat tangan lalu berkata menyerah.
Ada buku baru dengan halaman kosong di dalamnya yang harus ditulis dengan berbagai harapan baru lagi. Aku tak boleh kalah menghadapi ketidakpastian akan hari esok, karena pastilah ada hal indah di balik setiap hal yang menjegal langkah.
@hardkryptoniteheart
___
Dalam jejak yang panjang ini, aku hadirkan ia sebagai pelengkap kisah, bagian yang paling indah sebagai awal dimana semua bermulai.
Dirimu tetap indah walau terkadang semua cerita tak bermuara dengan indahnya , selalu ada tangis sedih dan kekecewaan yang turut menghiasi di tiap kisahnya.
Terima kasih sudah menjadi penutup yang indah di dalam desember terakhirku. Semoga di awal ini kita benar di hadiahkan kebahagian untuk bisa selalu bersama dalam setiap tawa.
Kevinsetyawan
___
Sambil takut-takut, aku berusaha membuka halaman berikutnya. Bukan, bukan karena halaman yang sebelumnya adalah yang paling menyenangkan, justru karena disana banyak plot twistnya. Sampai yang kali ini, membuka lembar kosong untuk kurangkai sendiri saja aku ketakutan setengah mati.
Seperti dikejar-kejar waktu. Seperti sedang berlomba lari dengan masa depan.
Semakin tahun berganti, semakin aku ingin berhenti. Apa yang diusahakan anak-anak manusia ini? Padahal seiring hari, kita kehabisan waktu bahkan untuk diri sendiri.
Dan aku, masih takut membuka lembar selanjutnya, lagi.
@ceritadear
#jejaringbiru#puanberaksara#tadikamesra#sajak#romance#sajakindonesia#poems on tumblr#senjabercerita#hujan#perjalanansatutahunini#kolaborasimenulis
76 notes
·
View notes
Text
Sejak Pertemuan Terakhir
Sejak hari itu, Kuingat hingar kedai sederhana pinggir kota Dalam temu yang kau cederai dengan sengaja Ada patah serupa kecewa dan amarah
Bebaslah, Duniamu memang tak hanya aku Tak pernah kucacati tautmu pada banyak jemala Yakinku kau sangat mengenal, Aku yang acuh pada ria-riuh siapapun Pun pada kebiasaanmu mendekap banyak jiwa
Tapi sedang bersamaku, Lebih lagi dalam sua yang telah kita kira Jangan sesekali kau selingkuhi. Waktu yang kusuguhkan, Lagu yang telah kuramu, Demi menghibur jiwamu yang semalam terdengar rapuh
Tepat di hadap sorot loka-ku Kau beradu dengan seru, Asyik menghamba pada duniamu yang jauh Rasanya seperti mengolok diamku Aku seperti dirayu untuk hadir lalu ditiadakan Rasanya seperti ditikam tepat setelah sanjungan
Sejak hari itu, Telah penuh ruang kalahku Kutanggalkan namamu dari pulangku
S.
#tulisan#sajak#catatan#prosa#puisi#quotes#quoteoftheday#relationship#puisiindonesia#puisi cinta#sajak patah#sajak puisi#puisipendek
8 notes
·
View notes
Text
Bahasa Cinta
Yang aku tahu, ayah bukan perakit kata yang handal. Mungkin karenanya pula aku jengah dengan ucapan kosong langkah.
Lebih daripada itu, caranya peduli sering membingungkan. Pulang dari hangout bersama teman, ayah akan menginterogasi sedemikian rupa, 'berhasil dapat apa pada terbuangnya waktu hari ini'.
Mengantongi prestasi itu dan ini, ucapan selamat akan tergulir hanya dua kali-sekali, sisanya yang berulang kali, ialah pertanyaan tentang detail-detail perjuangan. Tanpa selamat, namun semburat bahagia tampak jelas di wajahnya.
Aku hanya tau, ia memang tak pandai merangkai kata.
Caranya perhatian juga kerap membingungkan, ia gemar membercandai kita. Bila lama tak bertemu muka, bukan tanya kabar yang dilempar, melainkan mengingatkanmu tentang kekonyolan masa lalu.
Tak heran, aku yang dulu banyak menangis diam-diam pada bahasa cinta ayah. Aku yang masih bingung pada diri sendiri, semakin bingung tak bisa memahami. Nyatanya lagi ayah tak terima kita menangis, sebentar boleh saja katanya, tapi siapa yang bisa mencegah deraian air mata?
Oh, merajuk saja katamu? Itu upaya paling mudah memantik bahasa cinta ayah yang baru. Jangan harap akan dibujuk atau dihangati kalimat-kalimat indah, tak akan. Bahasa cinta ayah pada orang merajuk, lebih membingungkan. Mungkin itu cara dia memberantas naluriah kami yang mengharuskan ia menebak banyak rasa. Daripada nantinya salah bersikap, ayah cenderung memaksa untuk, 'sampaikan saja, jangan lari dari masalah, yang merajuk itu, bukan anak ayah'.
Bahasa cinta ayah, memang membingungkan.
Namun ada satu bahasanya yang lekat di kepalaku, ayah dan kemampuannya merakit semua benda. Ia tak senang berantakan, ia juga tak senang sesuatu tercerai berai, ia pula benci membuang barang. Maka akan kau temukan di berbagai sudut rumahku, perabot-perabot lama dengan polesan ribuan kalinya. Termasuk mesin cuci di belakang yang tiap tahun ada saja ceritanya, lalu ayah akan menghadapinya di sore hari sambil 'mencari-cari keringat'.
Atau juga, casing gadget ku yang lepas, tas yang terurai talinya, cassan yang gompel-gompel, ketika pulang tahunan ke rumah, semua itu jadi baru lagi. Tanpa perlu berkata, ia tiba-tiba sudah meletakkannya di atas meja dengan sedikit bahasa cinta tambahan, 'kamu tuh ya, adaaaaaa aja barangnya'
Menapaki hari ini, aku sudah mulai tak bingung. Menerjemahkan bahasa cintanya menjadi ketawa di penghujung hari atau renungan di suatu malam. Aku dan kakaku kini jadi sering membahas, betapa penuh 'teka-teki' nya bahasa cinta ayah. Kadang pun satu-dua seakan memancing untuk menangis lagi, tapi satu sama lain, kami, sudah bisa saling menerima.
Ayah adalah sebenar-benar representasi lelaki tak manis kata pada rasa wanita. Atau agaknya ia ingin bermanis ria, namun ia memilih menerabasnya dan melatih kami pula bisa memegang kendali atas gelora rasa 'berlebihan' itu.
Namun jangan dilawan, ayah tetap pemegang medali emas 'talk less, do more'. Manusia yang harum semua effortnya tanpa perlu keluar dari ucapnya. Aih, semoga aku bisa begitu juga!
9 notes
·
View notes
Text
Pernikahan
Aku mau cerita. Hari ini beranda tiktok ku dipenuhi dengan berita perceraian ria ricis. Akhir tahun kemarin jujur aku cukup mengikuti, tapi masuk tahun ini jadi males, kayak yaudah lah males berpihak atau bertanya tanya siapa salah siapa benar. Tapi hari ini, aku jadi salah satu orang yang sibuk meratapi perasaan seorang wanita ini. Ah, aku tau mungkin ya rasanya seperti membuang waktu, menghabiskan hal tidak penting atau semacamnya, tapi hanya karena satu. Entah aku seperti ikut merasakan perasaannya, karena aku juga seorang perempuan.
Kalau kita bahas siapa salah siapa benar mungkin tidak ada habisnya. Aku pernah dengar perkataan kalau "perceraian itu bukan kesalahan satu pihak, tapi ada kesalahan di kedua belah pihak"
Kalian tau? putusan sidang perceraian mereka yang berjumlah 87 halaman, yang ternyata berhasil membuatku ikut tersayat, ikut terluka. sepertinya kalau aku jadi ria ricis belum tentu sekuat itu. Yang awalnya berawal dari masalah mertua, sampai merambat masalah nafkah batin, dan merambat lah ke masalah sepele yang akhirnya jadi besar. Beberapa lart cukup membuat aku menangis, termasuk sesederhana soal cerita. Apalagi aku suka banget cerita. Ya allah memang manusia ga ada yang sempurna, tapi tolong jauhkan hamba dan orang orang yang hamba sayang dari sifat pasangan yang melukai kami..
Takut nikah
Dan pada akhirnya kalimat kalimat inilah yang muncul dibenak banyak perempuan. Bagaimana kalau kita dapat suami yang tidak support kita? yang merendahkan bentuk tubuh kita? atau dapat mertua yang jahat dengan kita? bagaimana kalau ternyata tidak cocok? dan banyak pertanyaan lainnya.
Aku jadi takut mendefinisikan pernikahan
Sepertinya aku pernah bahas tentang pernikahan beberapa kali, dan selalu berusaha mendefinisikan pernikahan dengan baik. Entah aku lelah sendiri mendefinisikan pernikahan baiknya begini begitu dan sebagainya, saat ini doaku, harapan ku
aku menikah di waktu yang tepat, dengan mental yang cukup kuat, agama yang baik dan segala kepantasan yang tepat sehingga apapun ujian yang nanti dihadapi semua dipercayakan pada Allah dengan ikhtiar yang kita punya. Suami yang selalu memegang taqwanya, imannya, pokonya Allah itu udah finalnya apapun yang terjadi.
untuk ria ricis, dan selalu wanita kuat diluar sana yang mungkin punya nasib yang sama
terima kasih sudah bertahan untuk diri sendiri, semoga Allah selalu bersama kita..
7 notes
·
View notes
Text
Dear manusia favorite ku
Setelah sekian lama tak pernah mendengar kabar ataupun secara sengaja mencari namamu dalam jelajah dunia maya, tiba-tiba rindu menyerang begitu hebat dalam satu minggu berkala.
Setelah kamu berlalu, aku pikir bahwa hidupku akan kembali ke sedia kala sebelum kamu tiba. Bekerja, berlari, pergi ke luar kota atau sekedar berdiam diri saja seperti dulu.
Tapi tadi malam banyak sekali rindu mampir dan kembali terputar rintik-rintik suka tentang bahagia di masa lampau bahwa ternyata saat kamu melangkah menjauh, aku kehilangan separuh.
Aku akhirnya sadar saat aku melanjutkan hidup seperti yang sudah kusebut diatas, kemana pun, dimana pun, kapan pun, semuanya membawaku titik kembali; ke kamu. Rasanya ingin sekali egois meminta kembali, merebut dari laki-laki yang sekarang menjadi alasanmu tersenyum setiap pagi.
Tapi aku tau sebagaimana luka yang pernah aku beri, aku pantas untuk kamu maki. Aku sadar untuk tidak layak disuguhi maaf, tak pantas untuk duduk di sebelahmu lagi walau sebetulnya aku ingin sekali.
A, kamu itu seperti lautan di dunia ini, kamu terlalu sulit aku benami. Seperti cakrawala di atas horizon semesta, kamu terlalu jauh untuk aku gapai. Seperti banyaknya teori metafisika, isi kepalamu terlalu susah diuntuk dipecah.
Kamu tetap menjadi misteri terbesar di dalam perjalanan 29 tahun hidup dimana aku si penakut dan terlalu banyak pertimbangan ini, beberapa tahun lalu berani melangkah jauh untuk memilih hidup berdua. Memilih kamu untuk berhenti menjadi labuhan terakhir sampai nanti dipisahkan oleh batas ambang kehidupan.
Tapi karena kegegabahanku sendiri, kamu akhirnya pergi. Dan sudah cukup lama kamu menutup pintu. Memendam semua amarah, dendam, benci atau apapun itu yang pantas kamu sematkan. Aku tau aku sangat pantas.
Tapi mungkin kamu juga nggak sadar, aku selalu berdiri di depan pintu itu. Nggak kemana-mana, menunggu untuk dibukakan walau tak pernah ada lagi kesempatan.
A, rasanya baru seperti kemarin di kepalaku terbesit tentang bagaimana bahagia sesederhana membuka tirai jendela saat pagi tiba dan cahayanya memaksa masuk untuk melihat rupamu saat dalam masih di dalam batas sadar mimpi dan realita.
Atau sekedar memastikan helm yang melindungi kepalamu itu sudah terkunci aman sesaat sebelum kita membunuh jalanan Jakarta.
Atau mungkin sekedar menghabiskan siang dengan menontonmu memainkan tuts-tuts piano di rumah kita nanti sambil mengelus kucing-kucing nakal di taman rumah?
Semua itu terjadi ternyata, tapi bukan denganku disebelahnya.
Sialan. Menyebalkan.
Aku terlambat ya? Terlalu lambat untuk kapasitas inci memori kepalaku kalau ternyata aku mau menghabiskan sisa usia cuma denganmu saja. Melihatmu tertawa, menyaksikan banyak suka-duka berdua, menggenggam jemari menjagamu dalam dekap ketika sedang berlibur di Eropa. Atau mungkin sekecil membantumu menghapus rias wajah setelah menghadiri pesta teman kecil kita?
Yang pasti sih semuanya ada tapi dalam angan saja. Berhenti dalam batas harap, tak pernah terserap menjadi nyata.
Kamu pergi. Aku disini.
Aku sedih sedikit sih. Tapi aku pun juga bahagia karena kamu akhirnya mempunyai dia yang selalu ada.
Maaf ya A. Aku menulis ini karena memang tak ada medium lagi yang menghubungkan kita kembali.
Aku hanya ingin minta maaf dan mengucap selamat.
Semoga rencanamu di tahun selanjutnya menemukan muara.
Aku turut berbahagia. Benar, tak ada dengki, iri ataupun niat untuk mencuri.
Entah sampai kapan kamu membatasi, tapi yang perlu kamu ketahui, puisi dan doa akan selalu tertulis disini (walau aku tau kamu tak akan sudi untuk mampir).
2 notes
·
View notes
Text
Oktober 09 2K22 Bahkan bila....
Waktu memang telah sanggup mengeringkan luka
Lantas kenapa?
Apakah kau kira semua-nya akan dapat kembali seperti dahulu
Kemudian saling Ikhlas dan melupakan....
Mengering bukan berarti sembuh!
Mengering bukan berarti tak meninggalkan bekas luka!
Baiklah ....
Aku tahu,
Bahwa yang terjadi bukan semata karena ingin-mu
Apalagi ingin-ku
Meski tentu saja semua tikaman itu kau tancapkan dengan kesadaran yang penuh
Semua telah terjadi, apalah yang hendak dikata....
Dendam itu tentu akan selalu ada, bahkan selaksa siraman air bunga
Tak mungkin sanggup menghapus busuknya sebuah pengkhianatan
Aku-pun terkadang masih sulit memahami kenyataan....
Apakah seluruh dunia memang sudah sedemikian berubah?
Kakek-ku....
Ayah-ku.....
Dan kini Aku
Masih saja sama, menganggap bahwa mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan keutuhan dan kejayaan negeri termasuk bagian dari suatu Jihad
Tapi kini, justru Kau yang dielu-elukan sebab terbiasa berakrab-ria dengan para penjahat dalam setiap perjamuan
2 notes
·
View notes
Text
Ba Baa Baas Bae Baes Bais Bam Ban Bao Baos Bau Baus Be Bees Bei Beis Bem Ben Beo Beos Beu Beus Bi Bias Bie Bies Bii Biis Bim Bin Bio Bios Biu Bius Bo Boes Bom Bon Boo Boos Bou Bous Bu Bua Bues Bui Buis Bum Bun Buo Buu Buus Chi Chia Chias Chie Chies Chii Chiis Chim Chin Chio Chios Chiu Chius Chu Chua Chuas Chue Chues Chui Chuis Chum Chun Chuo Chuos Chuu Chuus Da Daas Dae Daes Dais Dam Dan Dao Daos Daus De Dea Deas Dee Dei Deis Dem Den Deo Deu Deus Dha Dhaa Dhaas Dhaes Dhai Dhais Dham Dhan Dhaus Dhe Dhea Dheas Dhee Dhees Dheis Dhem Dhen Dheo Dheu Dhi Dhia Dhies Dhiis Dhim Dhin Dhio Dhios Dhiu Dhius Dho Dhoa Dhoas Dhoes Dhois Dhom Dhon Dhoo Dhoos Dhou Dhous Dhu Dhua Dhue Dhues Dhum Dhun Dhuo Dhuu Dhuus Di Die Dies Dii Diis Dim Din Dio Diu Dius Do Doa Doas Doi Dom Don Doo Doos Dous Du Duas Due Dues Dui Duis Dum Dun Duu Fa Faa Faas Fae Faes Fai Fais Fam Fan Fao Faos Fau Faus Fe Fea Feas Fee Fees Fei Feis Fem Fen Feo Feus Fi Fia Fias Fiis Fim Fin Fios Fius Fo Foa Foe Foi Fois Fom Fon Foos Fous Fu Fua Fuas Fue Fues Fui Fuis Fum Fun Fuos Fuus Ga Gaa Gaas Gae Gaes Gam Gan Gaos Gau Ge Gea Geas Gee Gei Geis Gem Gen Geo Geu Geus Gi Gia Gias Gie Gies Gii Giis Gim Gin Gios Giu Gius Go Goe Gom Gon Goo Goos Gous Gu Guas Gue Gui Guis Gum Gun Guo Guos Guu Guus Ha Haa Haas Hae Haes Hai Hais Ham Han Haos Hau He Hea Heas Hee Hees Hei Heis Hem Hen Heo Heu Heus Hi Hie Hies Hii Hiis Him Hin Hio Hios Hius Ho Hoe Hom Hon Hous Hu Huas Hui Huis Hum Hun Huo Huu Huus
Ja Jaa Jae Jaes Jai Jais Jam Jan Jaos Jau Jaus Je Jea Jeas Jee Jem Jen Jeo Jeos Jeu Jeus Ji Jia Jias Jie Jies Jii Jiis Jim Jin Jio Jios Jiu Jo Joa Joas Joe Joes Jois Jom Jon Joos Jou Jous Ju Jua Juas Jue Juis Jum Jun Juo Juos Juu Juus Ka Kaas Kae Kai Kais Kam Kan Kao Kaos Kau Kaus Ke Kea Keas Kee Kei Keis Kem Ken Keo Keos Keu Keus Ki Kia Kie Kies Kim Kin Kio Kios Kiu Kius Ko Koe Koes Koi Kois Kom Kon Koo Koos Kou Kous Ku Kua Kue Kues Kum Kun Kuos Kuu Kuus La Laa Laas Laes Lais Lam Lan Laos Lau Laus Le Lea Leas Lee Lees Lei Lem Len Leo Leos Leu Leus Li Lia Lie Liis Lim Lin Lio Lios Liu Lo Loa Loas Loe Loes Lom Lon Loo Loos Lou Lu Lua Lue Lui Luis Lum Lun Luo Luos Luus Ma Maa Mae Maes Mai Mam Man Mao Maos Mau Maus Me Mea Mee Mei Meis Mem Men Meo Meu Mi Mias Mie Mies Mii Miis Mim Min Mios Miu Mius Mo Moa Moas Moe Mois Mom Mon Moo Mous Mu Mua Muas Mues Mui Mum Mun Muo Muu Muus Na Naa Naas Nae Naes Nai Nais Nam Nan Nao Naos Naus Ne Nea Neas Nee Nees Neis Nem Nen Neo Neos Neu Neus Ni Nii Niis Nim Nin Nio Nios Niu No Noa Noas Noe Noes Noi Nom Non Noo Nou Nous Nu Nua Nuas Nues Nui Nuis Num Nun Nuo Nuos Nuu Pa Paa Pae Paes Pai Pam Pan Pao Pau Paus Pe Pea Peas Pee Pees Pei Peis Pem Pen Peo Peos Peu Pi Pias Pie Pii Piis Pim Pin Pio Pios Piu Po Poas Poe Poes Pois Pom Pon Poo Poos Pou Pous Pu Puas Pue Pues Pui Puis Pum Pun Puo Puu Puus Ra Raa Raas Rae Rai Rais Ram Ran Raos Rau Raus Re Reas Ree Rees Rei Reis Rem Ren Reo Reos Reu Reus Ri Ria Rii Rim Rin Rio Rios Riu Rius Ro Roa Roas Roe Roes Roi Rois Rom Ron Roo Roos Rou Rous Ru Rua Rues Rui Ruis Rum Run Ruo Ruos Ruu Ruus Sa Sae Saes Sais Sam San Sau Se Sea Seas Sees Sei Seis Sem Sen Seos Shi Shia Shias Shie Shies Shii Shiis Shim Shin Shio Shios Shiu Shius Shu Shua Shuas Shue Shues Shui Shuis Shum Shun Shuo Shuos Shuu Shuus Si Sia Sii Siis Sim Sin Sio Sios Sius So Soe Soes Sois Som Son Soos Sous Su Suas Sui Suis Sum Sun Suo Suu Suus Ta Taa Taas Taes Tai Tais Tam Tan Tao Taos Tau Taus Te Tea Teas Tees Tei Tem Ten Teo Teu Thi Thia Thias Thie Thies Thii Thiis Thim Thin Thio Thios Thiu Thius Thu Thua Thuas Thue Thues Thui Thuis Thum Thun Thuo Thuos Thuu Thuus Ti Tias Tie Tiis Tim Tin Tio Tios Tiu Tius To Toas Toe Toes Toi Tom Ton Toos Tou Tous Tu Tua Tuas Tue Tues Tui Tuis Tum Tun Tuo Tuu Tuus Va Vaa Vaas Vae Vaes Vai Vam Van Vaos Vau Vaus Ve Vea Veas Vee Vees Vei Vem Ven Veo Veos Veu Veus Vi Vie Vii Viis Vim Vin Vio Viu Vo Voa Voe Voes Voi Vois Vom Von Voo Voos Vou Vous Vu Vue Vues Vui Vuis Vum Vun Vuo Vuus Wa Waas Wae Wai Wam Wan Wao Waos Wau Waus We Wea Wees Wei Weis Wem Wen Weos Weus Wi Wia Wias Wie Wies Wii Wim Win Wio Wiu Wo Woa Woe Woes Woi Wois Wom Won Woos Wou Wu Wua Wuas Wue Wui Wum Wun Wuo Wuos Wuu Wuus Za Zaa Zaas Zae Zaes Zai Zais Zam Zan Zaos Zau Zaus Ze Zea Zeas Zee Zees Zei Zeis Zem Zen Zeo Zeos Zeu Zeus Zha Zhaa Zhae Zhaes Zhai Zhais Zham Zhan Zhao Zhaos Zhau Zhaus Zhe Zhea Zhee Zhees Zhei Zheis Zhem Zhen Zheo Zheos Zheu Zheus Zhi Zhia Zhie Zhies Zhii Zhim Zhin Zhio Zhios Zhiu Zhius Zho Zhoa Zhoas Zhoe Zhoes Zhoi Zhom Zhon Zhou Zhous Zhu Zhuas Zhuis Zhum Zhun Zhuos Zhuu Zhuus Zi Zia Zias Zim Zin Zio Ziu Zius Zo Zoe Zoes Zois Zom Zon Zoo Zoos Zou Zous Zu Zuas Zue Zues Zuis Zum Zun Zuos Zuu
3 notes
·
View notes
Text
Kurang lebih dua tahun lalu saat awal awal menikah, aku dan suami pernah ngobrol soal prinsip. aku sering banget lihat status orang-orang yang merasa nggak dihargai karena merasa bukan dari kalangan berada seperti "namanya juga orang miskin wajar aja kalo aku enggak dihargai" "kita mah emang nggak punya apa-apa makanya dia seenaknya".
Dulu, aku sempet denial soal ini. Aku menganggap kalo sebenernya nggak ada orang yang punya pandangan kayak gitu, maksudnya aku menganggap kalo seseorang berbuat baik atau jahat itu bukan karena yang diperlakukan itu miskin atau kaya.
Pikirku, pernyataan seperti itu muncul karena tidak adanya prinsip dalam hidup—tidak memilikinya. Jadinya ketika ngedapetin perlakuan yang enggak enak dari orang lain, mereka menjudge diri sendiri, berfikir mentah bahwa mereka diperlakukan buruk karena bukan seseorang dari kalangan yang kaya.
Kalo seandainya seseorang memiliki prinsip, seseorang enggak mudah merasa bawa perasaan saat dihadapkan perlakuan enggak enak itu. Toh, itu bukan prinsipnya. Dirinya merasa nggak masalah bukan seseorang yang kaya dan dianggap juga diperlakukan sebagai bukan seseorang yang kaya oleh orang lain.
Hari ini aku menyaksikan itu kepada diri dan keluarga kecilku sendiri. Dalam ketidakstabilan finansial kami yang akhirnya memutuskan pulang ke kampung suami, aku melihat itu. Aku melihat bahwa ada, loh, orang-orang yang memperlakukan orang lain karena uang. yang awalnya suka bermanis-manis ria kini jadi semena-mena. Menyuruh seenaknya melupakan kata maaf, tolong, dan terimakasih.
Tapi, ya, aku tetap merasa memiliki nilai karena aku muslim dan value ku enggak dilihat dari harta. Walau aku dianggap nggak berdaya karena mempertahankan peran besar ibu rumah tangga dan nggak nyambi mencari uang, aku akan tetap kokoh dengan value yang kupegang.
9 notes
·
View notes
Text
Sapa
Pertemuan kita cukup singkat. Sesingkat kamu yang tiba-tiba menyapaku di tengah persiapan takbiratul ihram shalat isya' di bulan Ramadhan kala itu,
"Mbak, nanti pulangnya aku bareng, ya"
Cukup kaget, tapi ku iyakan saja karena ingin segera sholat. Selepas sholat, kita baru berkenalan dengan lebih proper. Termasuk pada alasan-alasan kenapa kamu mau pulang bareng.
Aku ga nyangka, Allah mengizinkan aku untuk punya tetangga sebaya yang tinggalnya hanya '5 langkah dari rumah'. Setelah selama kurang lebih 7 tahun, aku hanya 'berteman dan bertetangga' dengan penjaga tower, tukang bakso, pak galon, atau bapak ibu pensiunan di sekitar rumah.
Kita memang belum pergi jauh kemana-mana. Tapi, terima kasih untuk obrolan-obrolan singkat di atas motor atau selepas tarawih. Terima kasih untuk i'tikaf kita di Ulul Azmi, bergerimis ria, dan momen sahur bersama di Lawson. Terima kasih untuk 'netflix n chill' dan girls talk hingga larut malam.
Maaf, kita belum sempat kemana-mana. Tapi, dimanapun nanti aku berada, akan kuajari diriku untuk menjadi berani seperti dirimu. Agar saat merasa sepi dan sendiri, aku dapat menemukan kehangatan semacam ini pada siapapun yang ku temui.
Sekali lagi, makasih ya, Dina. Baik-baik sama Chopii. Cry bgt nih aku ngetiknya hahaha
2 notes
·
View notes
Text
Teruntuk Seorang Tuan #18: Kita Usahakan Rumah Itu!
Pengen punya rumah sendiri, ada kitchen setnya, peralatannya lengkap: Oven, Microwave, Mixer, dannn segala macam bentuk lainnya. Jadi, aku bisa masak seharian tanpa bingung ah gapunya a b c. Oiya, ada coffee maker juga ya, agar nanti kamu bisa meracik kopi kesukaanmu sendiri dan bereksperimen dengannya.
Nanti, dari depan rumah kita akan nampak sederhana. Gaperlu pager. Kan, tinggalnya di kompleks yang ada satpamnya hehe. Ada garasi kecil buat mobil, disebelahnya ada taman bunga, ada bunga matahari dan beberapa bunga yang lain.
Ruang tamunya ada coffe table eh table coffee eh apa namanya? Itulah, kecil warna putih. Ada karpet kecil juga, warna putih (aduh tapi pasti cepet kotor). Lalu, di ruang tamu juga ada rak buku warna putih berpenutup kaca agar bukunya tidak berdebu. Di sebelahnya, ada lemari kaca. Isinya adalah souvenir yang kita beli selama berkeliling dunia! Yaaa, setidaknya souvenir saat aku sekolah di Inggris lah. Tapi semoga nanti kita diberi banyak kesempatan untuk mengunjungi banyak tempat lain ya, Mas! Masih di ruang tamu. Perlu sofa tidak ya? Ah nanti saja. Tapi kalaupun iya, nanti warnanya putih ya!
Di ruang keluarga, nanti akan ada TV set, biar kalau pagi-pagi kamu nonton Cococmelon sama anak-anak. Eh, nanti kita tim TV atau ga? Tapi, semisalpun tim TV, boleh ya tontonan anak-anak harus berbahasa Inggris? Aku ingin mereka bisa bahasa Inggris sejak kecil. Nanti, di ruang keluarga juga akan ada set sofa untuk kita menonton TV, set box mainan anak-anak, dan karpet yang besar. Hemm.. ada bean bag juga seru kayaknya yaa.
Di depan ruang keluarga ada taman kecil yang ditutup dengan pintu geser kaca. Di tamannya, ada bunga mataharinya tentu saja. Ada kursi taman dan lampu redup. Tanahnya, diberi rumput jempang dan beberapa batu-batuan. Wah, tapi harus extra merawat ya?
Oiya, ruang, lalu, kamar tidurnya ada tiga, eh atau empat. Untuk anak-anak HAHA. Di kamar tidur utama, akan ada wardrobe besar sekali! Untuk meletakkan bajumu yang ga seberapa itu dan baju-bajuku yang sebenarnya banyak tapi masih sering mengeluh "duh aku gapunya baju". Sebenarnya, aku ingin ada kamar mandi di kamar sih, ah tapi ini bisa kita bicarakan. Yang jelas, ukuran tempat tidurnya harus king size, queen juga gapapa. Lalu diposisikan di tengah, kanan kirinya ada cuppoard kecil untuk menyimpan lampu tidur dan beberapa buku yang kita baca sebelum tidur. Tidak perlu TV di kamar ya! Aku ingin kita mengobrol saja tanpa bantuan TV! Tapi, kalau boleh, aku ingin cermin yang besaaaaar sekali di kamar utama kita. Oiya, boleh ada meja rias? Boleh ya? Ternyata skincare dan alat make up ku banyak!
Di kamar anak-anak, nanti masing-masingnya akan disesuaikan dengan teman yang dia mau. Aku ingin mereka punya tema kamar seperti tata surya, sains, dan robotik, walaupun mereka perempuan! Aku ingin mereka mengetahui seberapa cintanya orang tua mereka dengan ilmu! Hehehe
Lalu, di toiletnya, nanti sebenarnya aku ingin toilet dan bathroomnya terpisah. Tapi, nanti bagaimana baiknya saja yaa. Aku tidak meminta bathub, tapi boleh ya punya shower dan water heater? Oiya, di dekat bathroom nanti, aku ingin punya satu lemari kaca lagi untuk menyimpan tas dan sepatuku. Sungguh, Mas, aku tidak berniat menumpuk benda-benda itu, tapi entah kenapa stoknya banyak -_-". Aku harus menyesuaikan dengan acara kan? Tidak mungkin aku pakai sepatu kets ke kondangan! Tidak mungkin juga aku pakai heels formal saat bermain cantik ke mall denganmu kan?
Oiya, Mas. Hampir kelupaan! Yang tidak kalah penting! Ruang kerja! Nanti, akan ada 2 meja dan 2 kursi. Jadi, aku tidak berebut meja denganmu sata kita harus bersama-sama bekerja atau belajar. Tapi kalau bisa ruang kerjanya akan menghadap ke taman belakang rumah kita ya? Sebagaimana ruang kerja pada umumnya, akan banyak tumpukan buku, file, kertas, dan banyak lainnya. Dannn.. nanti, boleh ya Mas aku beli iMac? Sungguh Mas, mengajar online seharian pakai MacBook melelahkan! Tenang! Aku sudah mengumpulkan uang untuk membeli iMac kok!
Ini opsional sih, boleh ada boleh tidak. Aku ingin punya kebun kecil di belakang untuk menanam cabe, tomat, sayur, ehhehe tapi kayaknya maintenancenya akan susah dan kita tidak akan punya waktu untuk ini. jadi, yaudah bunga matahari aja! Oiya, di lantai 2 nanti tolong sisakan space untukku mencuci dan menjemur baju ya? Jangan lupa juga mushollah kecil ya! HEHEHEH
Yaampun! Apalagi yaaa. Banyak ya sepertinya? Tapi tenang kok, tidak akan kubebankan banyak inginku padamu. Kita sama sama mengusahakan ya! Kan aku juga kerja dan sudah mulai mencicil menabung :) Nanti, kita usahakan rumah itu!
Jember, saat kok tiba-tiba kepikiran sangat halu, 26 April 2023
30 notes
·
View notes
Text
23
Akhir-akhir ini banyak hal yang tidak biasa akhirnya bisa ku benci. Seperti melihat bayangan diri sendiri di cermin, rambut yang rontok di lantai kamar, lembaran uang yang tidak rapi di dalam dompet, atau pulpen yang tidak dikembalikan ke tempat semula.
Aku mulai membenci, dengan baju yang tergantung di belakang pintu, atau peniti yang berserak di atas meja rias. Aku mulai membenci, kacamata yang tidak dalam tempatnya, atau jam tangan yang tergeletak di atas buku. Aku mulai membenci, jaket yang diletakkan di atas kendaraan, atau helm yang berdebu.
Aku mulai membenci, banyak hal yang tidak biasanya ku permasalahkan. Menjadi lebih rigid dari sebelumnya. Mungkin juga tentang manusia, entah yang mengetuk pintu dengan santun, atau mendobrak hingga rusak kuncinya, siapapun, akan bisa saja mulai ku benci. Aku sedang mencoba menyayangi diriku dengan lembut dan banyak mendengarkan. Aku, sedang tidak ingin diganggu~
Bumantara Nestapa, Oktober ditanggal 19
7 notes
·
View notes
Text
Patah Hati dengan Gaya dalam Karya
"Kamu terlalu rugi, kalau patah hati yang gitu-gitu. Kamu terlalu rugi, kalau tak menghasilkan karya, walau cuma video galau, tulisan mematikan"
Kalau diingat-ingat, semakin bertambah usia begini, sudah berapa kali kita patah hati?
Sudah berapa kali juga kita tumbuh menjadi manusia yang merasa tersakiti?
Sudah bagaimana kita menanggapi semua hal buruk terjadi di diri kita ini?
Aku ingat betul, temanku menangis nangis di depan ku ketika dia tau, kalau lelaki yang dia maksud bermain dua di belakang. Aku ingat betul, temanku pernah bilang mau bunuh diri, ketika lelaki yang dia maksud membatalkan pernikahan. Aku ingat betul, teman-teman ku bercerita dengan nada emosi, tangis yang tak henti, dan seakan menganggap diri adalah manusia paling gagal di dunia.
Terlalu rugi, kita patah hati hanya begitu-begitu saja. Terlalu rugi, kalau kita khusuk solat, rajin ibadah, ketika kita patah sepatah patahnya. Terlalu rugi juga, kalau kita menggunakan medsos untuk menggalaukan ria, dan menunjukkan pada dunia kalau kita manusia paling sakit, tersakiti, dan layak patah hati.
Lain kali, kau boleh langsung meluapkan emosinya di dalam sebuah karya. Kau bisa membuat cerita apa saja di dalam, sumpah serapah, kutukan, jalan cerita yang indah, segalanya, bisa kau luapkan dengan gaya.
Kau suka menyanyi, buatkan berbaris lirik lagu tentang patah hati. Urusan nada dan irama nya, nantilah itu
Kau suka buat content, buatkan semacam konten tentang bagaimana tumbuh dan bangkit dari patah hati yang berlarut. Bagikan pelajaran untuk orang di luar sana agar tak sama nasibnya denganmu
Kau suka menulis, tuliskan. Masukkan tokoh dia, tokohmu, buat kau bahagia tanpa dia, buat dia se sengsara mungkin
Kau suka bermain musik, cover dan jadikan video dengan keyword Cover Lagu Tergalau yang bisa dicari di youtube
Kau suka membaca quote, kau buat saja quote tentang patah hati. Tapi bukan seakan kau curhat
Mudah ya aku merekomendasikan?
Mudah saja, kau juga terlihat mudah menuruti patah hati mu dengan aktivitas yang gak penting wkwk.
Aku bicara fakta, ayo kita buat karya, ini cara pembelajar seperti kita menanggapi patah hati dengan gaya.
#tautannarablog7
#day23
2 notes
·
View notes
Text
Diam tanpa daya
Aku berdiri hampa
Meski dunia bergerak
Aku diam layaknya petapa
Seperti kendaraan yang tengah mogok
Kupandang dunia
Mereka tampak bersuka ria
Karena keberhasilan
Karena kesuksesan
Lagi-lagi aku hanya diam
Ku ingin bergerak
Tapi seperti ruh tak bersemayam
Bahkan tak dapat untuk berdiri tegak
Pedati, 30 Januari 2024
3 notes
·
View notes