Tumgik
#reviewayas hyukoh kpop music
karayoun · 6 years
Text
hyukoh: 24
Tumblr media
Hai, 
sekedar memberitahu lagi, kalau misalnya aku unggah tulisan ini karena memang ini tulisan lama yang beberapa kali belum diterima sama portal tulisan, tp gapapa sih, aku seneng nulis review album kpop. okedeh, selamat menikmati aja <3. Disini aku nulis tentang album nya si kakak aka hyukoh cintaku selamanya yang enggak konser2 ke jakarta :(. iya, bahasanya habis km keep reading emang bakalan beda. 
 Berbeda terbalik dengan EP sebelumnya—dengan tajuk 23—dimana kita bisa melihat Hyukoh dengan formula; rasa naif anak muda, kebingungan, dan masa pencarian. Di album anyar mereka, Hyukoh mengajak kita untuk mengenal Hyukoh versi cah cinta. Cinta memanglah sesuatu yang tidak akan habis untuk dibicarakan, hal tersebut mendasari terciptanya album teranyar Hyukoh yang bertajuk 24: How To Find True Love and Happiness pada bulan Mei 2018 kemarin. Judul yang sederhana namun ternyata sedemikian nylekit ketika saya pahami secara mendalam. Ya, sebenarnya bagaimana cara menemukan cinta dan kebahagiaan? Bukankah kedua hal tersebut yang selalu dicari oleh manusia?
 Dengan lagu yang 95%  berbahasa Inggris, minim bahasa ibu para personilnya berbeda dari album sebelumnya yang lebih sering menggunakan percampuran antara bahasa Korea dengan bahasa Inggris. Hal ini menurut saya makin menjembatani interaksi Hyukoh dengan para penggemarnya yang notabene berasal dari berbagai belahan dunia lain.
 Cinta yang berusaha Hyukoh definisikan kepada para pendengarnya tak melulu tentang cinta yang sedih, bagaimana ditolak atau disakiti lalu bagaimana mereka mendeskripsikan cinta? Hal tersebut langsung dijawab pada lagu pertama yang merupakan judul utama dari album ini adalah, LOVE YA! Dengan pangsa lebih kepada masyarakat internasional judul-pun dibikin dengan bahasa prokem.
 Yang saya sukai dari lagu ini selain music video dengan sutradara Frank Lebon menggambarkan dengan apik lirik yang dinyanyikan, bahwa cinta adalah suatu hal yang dapat dinikmati oleh semua orang, tak peduli siapa kamu dan darimana asalmu adalah bagaimana Hyukoh mencoba menafsirkan cinta secara general dengan musik yang Hyukoh banget; perkawinan antara gitar elektrik dengan blues. Cinta ya hanya cinta. Tidak ada batas yang lain didalamnya. Lirik yang tumben benar benar terasa romantis untuk ukuran Hyukoh, terutama lirik pada bagian-
 Let’s put a name On each of your Every single hairs Love this quiet moment
-coba sekarang bayangkan saja pasangan mana yang mau repot repot memandangi sela rambut kita kemudian menamainya satu persatu sembari menatap dalam kedua bola mata tanpa suara ditengah anda dan si pasangan. Waduh, saya sih ga kuat. Kemudian, lengkingan gitar elektrik, drum yang menggebu gebu, ditambah suara serak serak tak sampai ala si vokalis Oh Hyuk. 
Walah, gimana saya enggak tambah jatuh cinta. 
Total lagu yang berada di EP ini berjumlah enam lagu termasuk main track, LOVE YA! Membuat saya makin yakin bahwa musikalitas Hyukoh tidak perlu diragukan lagi. Sebelum merilis music video LOVE YA! Hyukoh sudah lebih dulu mengocok perut lewat music video Skyworld atau yang bisa disebut dengan bumi manusia ala Korea Selatan.
 Bayangkan saja manusia gundul mempunyai bukit diatas kepalanya dengan kemunculan satu persatu personil Hyukoh berdiri disana, sementara lagu yang dinyanyikan sangat layak dgunakan sebagai lagu pengantar tidur. Skyworld langsung membanting ‘kebrangasan’ Hyukoh dengan suara nan lembut dari lagi Skyworld. Tetap aestetik dengan caranya adalah Hyukoh in a nutshell.
 Di trek selanjutnya, Graduation yang membuat gebrakan karena kalau bicara tentang musiknya, lagu ini kehilangan citarasa Hyukoh yang saya sukai. Gebrakan drum Lee Inwoo memiliki andil yang cukup besar untuk menyelamatkan lagu ini. Sementara suara suara kecil—yang saya harapkan dapat mengembalikan identitas Hyukoh di lagunya—seperti gelas pecah, bunyi synthesizer yang makin mirip dengan mobil balapan karena berdengung dengung di sepanjang lagu, dan perubahan kentara yang terjadi pada lagu ini selalu ditandai oleh nada elektrik melengking membuat saya tidak mengenali lagi kepemilikan Hyukoh di lagu yang satu ini.
 Beruntung trek yang merupakan kesukaan saya ini (Yay!) dapat menyelamatkan Hyukoh yang sempat kehilangan identitasnya di lagu Graduation. Citizen Kane. Tempo yang super cepat di bagian intro makin membuat saya berterimakasih kepada Im Donggeon karena permainan bas betotnya dapat membuat lagu Citizen Kane se-adiktif itu. Seperti lagu Tomboy di EP sebelumnya, Citizen Kane membiarkan kita ikut ber-ooh ria bersama Hyukoh disepanjang verse lagu ini.
 Hyukoh bermain adil dengan menonjolkan para personilnya dalam EP tersebut, kita tak hanya dibiarkan mengenal Hyukoh hanya dengan kebolehan suaranya namun bagaimana tiap personil dengan kemampuannya bermusiknya dalam ter-eksplorasi dengan baik dalam porsi yang cukup.
Lim Hyunjae—si gitaris—menunjukkan kebolehannya dalam trek Gang Gang Schiele (sekedar fakta saja, ternyata dia ikut untuk memproduseri lagu ini), musik yang lembut beriringan dengan tambuhan tamborin memperkuat lirik yang menceritakan tentang nostalgia semasa kecil. Lagu nostalgia semacam ini melempar saya kepada salah satu lagu Epik High yang juga bertutur demikian, Us Against The World.
 Pada penghujung EP How To Find True Love and Happiness, Goodbye Seoul memaksa kita harus berpisah dari album anyar Hyukoh. Tempo lagu yang tidak terlalu menghentak, sangat terasa layaknya lagu lawas yang terdengar di tahun 90’an, Goodbye Seoul seperti sebuah kereta yang membawa kita menuju penghujung dari suguhan nan apik album Hyukoh.
 Secara keseluruhan, album 24 ini memang tidak ‘se-emo’ album album Hyukoh yang sebelumnya, namun tetap terasa unik dan membuat kita terkesan dengan lirik sederhana kemudian nada nada musiknya. Urutan teratas menurut saya di album ini tetap Citizen Kane, LOVE YA!, Goodbye Seoul kemudian baru seterusnya. Jika kalian yang ingin mengenal Korea Selatan tak hanya soal Kpop-nya, saya sarankan silahkan berkenalan dengan Hyukoh. Akhir kalimat, ada sebuah wawancara dimana jawaban Hyukoh seharusnya menohok siapapun yang membacanya:
“We weren’t made by a company. We’ll keep doing what we’ve doing so far. We’ll do what we like, do what we to do, and we’ll work very hard on it”
habis ini aku nge unggah tulisan tulisan lain deh yang bukan tulisan lama, hehe. makasih semwa.
x, ayas. 
2 notes · View notes