Tumgik
#relawan Emak-emak
kbanews · 1 year
Text
SKI Manies Ayu Brebes Semarakkan Jalan Sehat Muhammadiyah
JATENG | KBA – Militan emak-emak Sekretariat Konsolidasi Indonesia (SKI) Bumiayu (SKI Manies Ayu) ikut menyemarakkan kegiatan jalan sehat pada Minggu, 23 Juli 2023 di Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Pengurus SKI Manies Ayu, Wasilah menjelaskan, kegiatan jalan sehat diadakan oleh Pimpinan Cabang (PC) Muhammadiyah Bumiayu. Di mana, kegiatan tersebut diikuti warga Muhammadiyah dan masyarakat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rumahzakat-cilegon · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
"Infak.Id dan Rumah Zakat Salurkan Bantuan Beras untuk Warga Pandeglang: Sentuhan Kemanusiaan di Desa Ciinjuk"
Infak.Id Rumah Zakat Salurkan Beras Untuk Warga Pandeglang kepada 20 warga yang berada di Desa Ciinjuk Kabupaten Pandeglang Banten. Terdapat bebera titik penyaluran yaitu Kp. Pasir bengkok, Kp. Ciinjuk, Kp. Nyoreang dan Baturjaya. Tempat tersebut masih terdapat rumah panggung dari kayu dan bambu dan berada di ujung perkampungan. Masyoritas penerima manfaat adalah janda, buruh
Alhamdulillah senyum bahagia dan sukur terima kasih disampaikan oleh para penerima manfaat. Paket beras 5 Kg dan Kornet Super Kurban ini sangat bermanfaat untuk kebutuhan makan sehari-hari. "Terima Kasih Infak.Id dan Rumah Zakat ema ada bantuan beras dan kornet, semoga tambah berkah" kata Emak Kuwini kepada Agus Wardani Relawan Inspirasi.
0 notes
bentengsumbar · 1 year
Text
HOT! Presiden Jokowi Dilempari Sandal di Medan, Diduga Pelaku Emak-emak Relawan Bobby Nasution | BentengSumbar.com
0 notes
goriaucom · 1 year
Text
Emak-Emak Jakarta Timur Deklarasikan Dukungan Total untuk Prabowo Subianto Capres 2024, Yakin Indonesia Akan Mandiri dan Berkemajuan
JAKARTA – Relawan Emak-emak Jakarta Timur dengan semangat membara memberikan dukungan penuh kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, untuk maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024. http://dlvr.it/Sn4DGq
0 notes
halidew · 3 years
Text
Pendidikan untuk Semua Kalangan
Menurutmu, apa pentingnya pendidikan?
Aku pernah bertekad menempuh pendidikan setinggi mungkin lantaran kesal saat tidak nyambung bicara pada orang lain. Padahal, saat itu aku merasa sudah menggunakan bahasa sesederhana mungkin. Aku tidak ingin menjadi penyebab seorang profesor kesal saat bicara padaku lantaran aku yang tak kunjung mengerti. Namun, apakah itu tujuan dari pendidikan? 
Konferensi Ibu Pembaharu sebagai gelaran acara peringatan 1 dekade Ibu Profesional membawaku berkenalan dengan sosok Heni Sri Sundani. Perempuan ini mencitrakan dirinya sederhana. Akan tetapi, pesonanya begitu melekat dalam jiwa. Tak heran, beberapa tahun silam ia berhasil meraih penghargaan Forbes 30 under 30 Asia dan disusul Women Empowerment Awards dua tahun setelahnya.
Tumblr media
Melihat gambar dirinya di flyer Konferensi Ibu Pembaharu, aku langsung menduga ada “sesuatu” dengan ibu dua balita ini. Namun, aku tidak menyangka bahwa ia akan mengawali sesi malam itu dengan membagikan cerita kelam dalam pengalaman hidupnya. Menyaksikan ketenangannya berbicara, tampak bahwa sosok ibu pembaharu ini telah berdamai dengan getirnya kepahitan masa lampau dan dengan tegar menggenggamnya sebagai pengobar semangat perubahan.
Perempuan asal Ciamis ini lahir di tengah kondisi keluarga yang memberi banyak alasan untuk ia gagal. Kedua orang tuanya bercerai sejak ia bayi sehingga Heni tumbuh dalam asuhan sang nenek. Selain tidak mampu baca-tulis, sosok yang ia panggil emak itu juga difabel; tak punya jari tangan dan jari kaki. Kondisi yang ia alami sangat-sangat terbatas, tapi mimpinya menjadi guru terus mendorongnya pantang lelah berjuang.
Untuk bersekolah, Heni perlu menempuh jarak 2 jam pulang-pergi saat SD dan dua kali lipatnya saat SMP. Sudah begitu, terkadang gurunya tidak masuk. Itulah sebabnya ia bertekad kelak akan menjadi guru yang tidak menyia-nyiakan semangat muridnya untuk belajar.
Selepas lulus SMK Heni berangkat ke Hongkong sebagai TKI. Namun, diam-diam ia telah menargetkan agar pulang sebagai sarjana. Benar saja, ia pun kembali sebagai sarjana pertama di kampung halamannya. Membaca kutipan dari Bung Hatta, Heni tergerak untuk memperbaiki sesuatu. Ia tidak mempermasalahkan nikah-muda-banyak-anak yang masih saja terjadi di kampungnya, tetapi ia tidak bisa diam menyaksikan rantai kemiskinan kian memanjang dan berulang.
Tumblr media
Heni memulai gerakan #anakpetanicerdas di 2011. Langkahnya yang bermodal 3.000 buku yang ia bawa dari Hongkong, membawanya bertemu dengan sosok-sosok kecil dengan kondisi tak jauh berbeda dari masa lalunya, bahkan lebih berat. Ia bertemu dengan sosok Ayu yang saat itu masih kelas 3 SD, tapi sudah harus pontang-panting mengumpulkan biaya. Pernah tujuh hari lamanya Ayu dan adiknya memulung sampah bekas agar dapat membayar biaya LKS. Satu karung penuh dihargai seribu rupiah. Sementara Ayu baru sanggup memenuhi karungnya setelah bekerja seharian sehingga terpaksa bolos sekolah.
Ayu hanyalah satu di antara lebih dari sembilan ribu anak yang memiliki kisah dan mimpinya sendiri yang kemudian tergabung dalam program yang Heni besarkan. Tentunya Heni tidak melakukan semuanya sendiri. Dengan dukungan suami dan juga para relawan dan donatur, kelas yang mulanya diselenggarakan dengan spidol dan kardus bekas sebagai pengganti papan tulis lantaran keterbatasan biaya, bisa diduplikasi di berbagai pelosok Indonesia.
“Kami punya gerakan #sarjanapulangkampung dan #bangunIndonesiadarikampung,” tutur Heni. Para penerima beasiswa yang sudah lulus sarjanalah yang kemudian menjadi penggerak kelas-kelas anak petani cerdas diadakan di kabupaten Bogor, Banjar, Ciamis, Jawa Tengah, Pulau Lombok, dan juga Sumbawa.
Heni percaya dan telah membuktikan sendiri bahwa pendidikan dapat membantu seseorang menjadi mandiri dan mampu meraih impiannya. Bantuan beasiswa yang disalurkan pada para anak didik membantu mereka mengakses pendidikan dengan meringankan ongkos transportasi ke sekolah, misalnya, sehingga mereka bisa belajar dengan sungguh-sungguh. Namun demikian, sekolah tetap perlu disokong dengan keluarga dan masyarakat yang saling bersinergi menciptakan ekosistem yang mendukung.
Anak-anak butuh teladan. Mereka butuh pendampingan belajar, mereka perlu penanaman karakter, serta pengasahan keterampilan sesuai potensi dan minat yang mereka miliki. Di sanalah kemudian #anakpetanicerdas mengambil peran sebagai komunitas, karena sadar tidak semua keluarga memiliki privilege untuk menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Mau tidak mau Heni dan tim harus mengakui, untuk memutus rantai kemiskinan, pendidikan anak saja tidak cukup. Gerakan anak petani cerdas pun merambah pada pemberdayaan masyarakat, didukung dengan program bantuan kesehatan dan social emergency. Contoh kegiatannya adalah mengadakan kelas-kelas juga untuk para orang tua, baik dalam rangka memberantas buta huruf maupun menyelaraskan frekuensi pembelajaran.
Salah satu tantangan yang berat adalah ketika ada orang tua yang skeptis terhadap proses pendidikan. Tak jarang orang tua lebih menginginkan anaknya ikut membantu bekerja cari uang daripada menghabiskan waktu belajar. Untuk ini, pendidik memang membutuhkan kesabaran. “Pendidikan itu kan seperti menanam, kita tidak bisa memanen di hari yang sama,” ungkap Heni.
Heni dan tim memetik buah manisnya setelah orang tua percaya melihat perubahan perilaku putra-putrinya yang ikut belajar di kelas-kelas anak petani cerdas. Sekalipun tidak selalu memiliki bangunan khusus untuk proses belajar, kakak-kakak relawan tidak lupa menyelipkan PR yang membuat anak-anak tergerak membantu orang tua di rumah dan bercerita mengenai apa yang mereka peroleh hari itu. Alhasil, para orang tua yang anaknya belum bergabung di kelas pun ikut tertarik dengan gerakan tersebut.
Lagi-lagi terbukti, kebaikan akan menarik kebaikan-kebaikan lainnya. Kini Heni melangkah bersama lembaga-lembaga lain yang sevisi, ribuan donatur, juga relawan dan tenaga profesional dari dalam dan luar negeri. Memang menjadi tantangan tersendiri menyalurkan bantuan agar tepat sasaran. Namun, ketika hal itu terwujud, bukan mustahil tidak hanya satu orang saja yang terbantu, tetapi satu keluarga, atau malah satu generasi.
Tumblr media
Jika Heni memiliki moto, “Memberi bukan karena kelebihan, tapi karena tahu rasanya tidak punya apa-apa,” menurutku kita tidak perlu menunggu keduanya untuk mulai berbagi dan melakukan kebaikan. Tak perlu menunggu berlebih, ataupun menunggu tahu rasanya tidak punya. Ialah wujud dari rasa syukur kita akan segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Seperti frasa “terima kasih”, kata terima selalu beriringan dengan kasih. Atas limpahan ilmu yang kita kenyam, atas lingkungan yang menjadikan kita hari ini, atas izin merasai segala nikmat yang dikaruniakan oleh Sang Maha.
Mulailah mendidik. Sekalipun dengan gerakan kecil. Sekalipun dari diri kita sendiri.
Terima kasih suguhannya, ibu profesional!
4 notes · View notes
limadetikcom · 6 years
Text
Relawan Emak-emak di Sumenep Bertekad Menangkan Prabowo-Sandi
Relawan Emak-emak di Sumenep Bertekad Menangkan Prabowo-Sandi
SUMENEP, limadetik.com – Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi terus mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Termasuk dari relawan Emak-emak Sahabat Prabowo-Sandi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Koordinator Relawan Emak-emak Sahabat Prabowo-Sandi, Sumenep, Yuli Handayani dengan tegas mengatakan siap mengantarkan paslon nomor urut 02 ini menjadi Presiden dan Wakil…
View On WordPress
0 notes
lampung7com · 2 years
Text
Emak-emak Pasar Kota Agung Antusias Berharap H. Moh. Saleh Asnawi Jadi Pemimpin Tanggamus
Emak-emak Pasar Kota Agung Antusias Berharap H. Moh. Saleh Asnawi Jadi Pemimpin Tanggamus
LAMPUNG7COM – Tanggamus | Tim relawan Wanita tangguh Memperkenalkan sekaligus sosialisasi kepada, Emak-emak di pasar Kota Agung, Kecamatan Kota Agung Pusat, Kabupaten Tanggamus sangat antusias menerima dan berharap siap mendukung untuk mencalonkan H. Moh. Saleh Asnawi, MA., MH., sebagai Pemimpin NKabupaten Tanggamus, Minggu,”(7/8/22). Emak-emak menyampaikan kepada awak media berharap kesiapan H.…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dulurganjar · 2 years
Text
GERAKAN CANVASING 6 JUTA PETISI NASIONAL OLEH DPD DGP KOTA SALATIGA PROVINSI JAWA TENGAH
Aksi gerakan canvasing Petisi DPD DGP Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, melalui program jual telur harga ekonomis hari ini yang digelar di 3 kecamatan sekaligus.
Rabu 20-07-2022 di beberapa titik kumpul militan tiap POSKO DGP.
Gerakan petisi di serbu barisan emak-emak.
"Dengan harga telur yang lebih terjangkau, Relawan DGP Kota Salatiga hadir menjadi solusi bagi barisan emak emak yang saat ini mengeluh kenaikan harga telur", Supriyadi, Ketua DPD DGP Kota Salatiga
Dalam Agenda tersebut Raden Zieo Suroto, Ketua Umum DPP DGP turut serta menyaksikan acara tersebut.
Saya berharap Aksi serupa bisa di tiru oleh tiap kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Aksi Gerakan Petisi 6 jutaan untuk tingkat Nasional ini sangat penting untuk DGP, sebagai bukti nyata bahwa Ganjar Pranowo benar-benar didukung oleh rakyat banyak sebagai Capres 2024
DGP Aksi Gerakan 6 Juta Petisi Nasional
Dulur Ganjar Pranowo
1 note · View note
fathanabdillah · 6 years
Text
Cerita Pertama
Saya ingin bercerita,
saya pernah bilang pada seorang teman bahwa saya tidak punya sahabat, yang saya punya hanya teman dekat
mungkin belum punya
Karena selama ini pun teman dekat sifatnya hanya temporer bahkan saya punya teman rumah yang dari kecil kami bersama-sama sampai mau jumatan saja perlu janjian,namun ketika kami berbeda SMA, intensitasnya semakin lama semakin hilang dan bahkan jika bertemu selalu diawali dengan awkrward moment, dan banyak contoh-contoh circle pertemanan saya yang temporer, dari SD, SMP dan SMA, dan teman kuliah pun mungkin akan seperti itu. Jika definisi sahabat pada umumnya adalah yang selalu ada disaat dibutuhkan, teman curhat sampe mewek, udah dianggep keluarga sendiri sama satu dan lainnya, intensitas pertemuan super tinggi meskipun dipisahkan jarak dan waktu minimal suka saling menhubungi, ya memang benar saya tidak punya teman yang seperti itu.
mungkin belum punya,
entah apakah ini salah apa tidak, atau saya yang memang tidak peka, atau entah. Namun saya bisa berasumsi bahwa saya mungkin adalah orang yang senang bergaul namun saya juga senang menyendiri. teman saya (bisa dikatakan) banyak, namun saya menganggap semuanya sama, teman dekat, dan mungkin teman super dekat, bukan sahabat (sejauh ini), tapi saya berusaha menjadi orang yang siap membantu kapan saja, mendengarkan curhat apa saja, saya janji, dengan catatan kebutuhan saya untuk menyendiri sudah terpenuhi, tergantung urgensinya, misalnya aduh bingung misalnya apa ya, ya gitulah kebayang ya, intinya mana yang lebih penting misalnya dibandingin nongkrong-nongkrong doang sama dirumah baca, bantuin emak beresin rumah, atau bahkan tidur itu lebih penting menurut saya, entah kenapa, nah tapi bukan berarti saya orang yang anti nongkrong, saya senang juga kok nongkrong tapi akhirnya kadang saya milih mana yang kebanyakan ngobrolin becandaan sama yang seimbang antara becandaan sama ngomongin hal-hal yang serius, dan bukan yang suka nongkrong tiap hari dari malem ampe pagi.
Tapi,
pada perjalanannya, sejujurnya saya memang butuh tapi mungkin belum punya, atau belum dicari, apakah perlu dicari? atau harusnya datang sendiri? kaya nyari pacar, jir, atau justru saya yang harusnya mengubah konsep pertemanan saya? yang tadinya hanya saya anggap sebagai teman tapi saya anggap semuanya sahabat, dan ya persahabatan tuh tidak memiliki tembok virtual diantaranya, bisa curhat sama siapa aja, bisa dengan seenaknya nelepon tengah malem kalo butuh bantuan, tolol-tololan, saling ngingetin kalo terlalu salah dan terlalu baik. Mungkin alasan lain mengapa saya masih bingung dengan konsep sahabat adalah saya terlalu takut atau tidak enak jika ada teman diantara teman-teman dekat ada yang saya spesialkan, saya tau itu pemikiran yang aneh dan terdengar berlebihan tapi jujur itu adalah salah satu alasannya, sehingga saya memukul rata perlakuan saya terhadap semua teman, namun dampaknya saya hanya mengenal mereka dipermukaannya saja dan saya tidak bisa memilih nama-nama orang yang harus dimasukan ke dalam ucapan terimakasih di halaman kata pengantar laporan tugas akhir saya, yang pada akhirnya saya tulis semua, ya semua, karena saya takut mereka kecewa ketika baca dan nama mereka tidak ada disitu, aneh kan? ya memang. dan masih banyak faktor lainnya yang saya lupa, tapi saya yakin ada faktor lain.
Tapi,
ada yang harus saya lakukan jika saya ingin mengubah konsep pertemanan saya menjadi persahabatan saya harus mengesampingkan ego saya yang lebih banyak menyendirinya daripada bersosialisasinya dan jangan banyak takut, lebih cair lagi dalam bergaul, perbanyak lagi wawasan, jangan banyak membandingkan circle perteman yang satu dan lainnya, dan lain-lain. 
Mengapa saya berpikiran seperti ini?
Saya mulai agak resah ketika saya mengerjakan tugas akhir saya, saya cukup bingung ketika ingin meminta bantuan teman, walaupun mereka bilang siap  membantu apapun, tapi apakah saya cukup membantu ketika dulu mereka mengerjakan tugas akhir, saya rasa tidak, walaupun akhirnya saya meminta bantuan tapi diakhir-akhir deadline, saya cukup menyesal. Lalu, ketika tugas akhir beres, selanjutnya masuk masa transisi kuliah-karir, yang sampai saat ini saya masih rasakan, kurang lebih sudah hampir mau 6 bulan, meskipun saya mengerjakan beberapa proyek, ikut komunitas, menjadi relawan, tapi saya cukup merasa sendiri, entah kenapa, sehingga saya berpikir sepertinya ada yang harus saya perbaiki dari cara saya berteman.
Berhubung sudah mendekati tahun baru, mungkin tulisan ini menjadi resolusi saya untuk tahun 2019. sudah tidak perlu banyak resolusi nanti kalo ga kesampean malah sakit hati, biarkan setiap bulan, minggu, hari, jam, menit, detiknya menjadi kejutan.
Cimahi, 27 Desember 2018
1 note · View note
kbanews · 1 year
Text
Emak-emak Relawan Dewi Sri Sosialisasi bersama Kader PKS
JATENG | KBA – Semangat tinggi ditunjukkan relawan emak-emak Dewi Sri Solo Raya. Kali ini, relawan emak-emak tersebut menggandeng kader PKS untuk terjun ke masyarakat mengenalkan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan. Salah seorang relawan emak-emak Dewi Sri, Bunda Mawar menuturkan, segenap pengurus dan anggota relawan Dewi Sri Solo Raya terus menggiatkan sosialisasi ke masyarakat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
newscakra · 3 years
Text
Relawan Team Cukir Kangean Achmad Fauzi, Rapatkan Barisan Untuk Tahun 2024
Relawan Team Cukir Kangean Achmad Fauzi, Rapatkan Barisan Untuk Tahun 2024
Sumenep, detik1.com – Ketua Relawan Team Cukir Kangean Muchlis Fajar dan Verri Iswahyudi selalu Sekjen pemenangan mengadakan acara makan santai bersama seluruh pendukung dan simpatisan dipesisir pantai utara Pabian, Kangean, Sumenep Madura Jawa Timur, minggu (06/03/2022) Para pendukung yang turut hadir diantaranya emak emak, Mama Muda ( Mamud ), para pemuda dan seluruh lapisan Masyarakat semangat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
goriaucom · 2 years
Text
Gelar Zikir Bersama, 2 Ribu Emak-emak Sulsel Doakan Ganjar Terpilih jadi Presiden
MAKASSAR - Sebanyak dua ribuan emak-emak yang tergabung dalam relawan Mak Ganjar mengelar zikir bersama untuk mendoakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon untuk dapat lolos sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024. http://dlvr.it/SSsrmV
0 notes
besokujian · 7 years
Text
Selamat bergabung dengan Pencerah Nusantara, Iman!
Bismillahimajreha...
Menjadi doa yang Saya ucapkan berkali-kali, menyebut nama Allah saat berlayar dan berlabuh.
Inilah ini, 31 Januari 2018, Direct Assessment sebagai ujian tahap II rekrutmen Pencerah Nusantara dimulai. Ujian dimulai pukul 8 pagi, dan Saya sudah beres sejak pukul 6 pagi. Sebagai manusia dengan tingkat kecerobohan dan kelupaan maksimal, Saya sudah memeriksa tas berulang kali. Pensil 2B yang biasa dan mekanik (y), penghapus (y), berkas yang diminta panitia (y), agenda berisikan ringkasan Saya seputar PN dan CISDI (y), semuanya lengkap.
Singkat cerita, semua peserta dikumpulkan dalam sebuah ruangan. Acara dimulai dengan kata sambutan singkat dari Mba Nindi selaku perwakilan CISDI. Mba Nindi menyampaikan selamat datang juga memotivasi kami yang dengan kecenya telah lulus seleksi tahap I mengalahkan lebih 5000 pendaftar lainnya (pendaftar 5000++ dan yang lulus ujian tahap I hanya 67 orang). Kata-kata yang paling Saya ingat kira-kira begini ‘Selamat datang di Jakarta, selamat menempuh perjuangan menuju Indonesia yang lebih baik. Dalam ujian ini, kami tidak membutuhkan orang-orang yang humble, tidak membutuhkan orang-orang yang malu-malu, rendah hati. Tidak. Kami butuh diyakinkan, kami butuh tahu kalian pantas menjadi tim kami atau tidak. Saya sangat bangga dengan pencapaian 5 angkatan PN sebelumnya, dan Saya ingin menemukan orang-orang yang juga membanggakan Saya karna terbagung di PN angkatan 6. Jika kalian kemari hanya untuk mencari kerja, silakan keluar lewat pintu-pintu yang tersedia, karena kami tidak mencari yang seperti itu. Jadi selamat berjuang dan meyakinkan kami’. Kemudian ruangan mendadak horor :)))
Ujian pertama berupa tes psikotes yang diawasi oleh tiga orang psikolog UI. Sebagai awal kami diharuskan mengerjakan soal kecocokan gambar dalam waktu yang sangat singkat, dilanjutkan pendalaman karakter pribadi, kertas koran, menggambar, dan dilanjutkan dengan FGD, dan wawancara.
-
Satu hari sebelum pengumuman, salah seorang panitia mengabarkan peserta yang lulus tidak sampai 30 orang. Ya, jumlah ini mengalami pengurangan dari angkatan-angkatan sebelumnya yang berjumlah 45-54 orang. Itu hari, Saya lagi jaga klinik di daerah Mabar. Lemes cuy, lemes selemes-lemesnya. Semua ketidaksempurnaan Saya saat menjalani ujian langsung tumpang tindih muncul. Beneran yang lemes, hopeless, dan aduh... aaaaaaaakkkk.
Saya mulai menyampah di grup tentang kabar reduksi penerimaan PN ini, yang ditanggapi secara positif oleh anak grup.
Tumblr media
Atau tanggapan Ora dan Geb...
Tumblr media
Duh, Seumur hidup rasanya ndak pantas disandingkan dengan kalimat Ora yang ‘kualitas Iman tu lah’, ndak pantas nian. Emang beneran ga pantas, kalo kualitas nakal-nakal sih masih bisa :))) Tapi untuk yang begini-begini, alamakjang. Kubukan mereka-mereka yang sering dapat A, yang nilai UKDI tinggi bener, yang cerdas cermat menang, yang KTI langganan, ku bukan. Kemaren ikut lomba esai dua kali aja langsung kalah. Ini emang pesimis bener. Apalagi jika mengingat ujian kemaren yang...
Ujian psikotes yang tadinya dikira bakal berisi berbagai pertanyaan seputar TPA kayak di dua buku psikotes yang sempat dibeli, ternyata meleset 100%. Ujian kali ini emang menggali kepribadian melalui pernyataan diri. Saya bener-bener menjawab yang ‘Manda banget’ walaupun ga oke. Misal ada pilihan (1) Saya adalah orang yang terstruktur, menyukai kerapihan dan teliti, dan (2) Saya tidak mengembalikan barang pada tempatnya’. Saya memilih jawaban kedua, meskipun tidak ideal. Saya mencari jawaban yang menggambarkan diri Saya, meskipun itu tadi, tidak ideal.
Pada tes kertas koran, aaaaaaaaakkkkk. Kesel bener di tengah tes. Waktu itu Saya menggunakan pensil mekanik (yang cetek-cetek itu loh, kayak pulpen) dan di tengah ujian yang membutuhkan kesigapan bin kecepatan, pensil Saya pake acara patah dan beneran mengurangi performa, hadeh...
Ujian dilanjutkan dengan FGD. Sebelum melakukan FGD, setiap peserta diberi dua buah skenario berkaitan dengan masalah kesehatan. Masalah pertama adalah apa yang akan dilakukan di daerah penempatan nanti dan bagaimana menghadapi isu kesehatan di daerah sub-urban seperti Cirebon? Analisis jawaban ditulis di selembar kertas yang nantinya akan disampaikan saat FGD. Anggota FGD berjumlah enam orang, dua diantaranya dokter (termasuk Saya), dua orang bidan, satu orang perawat, dan satu orang public health.
FGD adalah momok bagi Saya, tentu saja. Saya beneran resah dengan ujian yang satu ini. Sambil mengingat-ngingat petuah dan tips menghadapi FGD yang Saya pelajari semalam, Saya mencoba merasakan kembali perasaan melakukan FGD dengan orang-orang hayeu seperti cerita Saya sebelumnya dan perasaan menjalani tutorial selama perkuliahan.Saya, tentu saja seperti yang lainnya pernah menjadi anggota kelompok, sekretaris, maupun moderator. Saya tahu persis rasanya menjadi moderator yang tim diskusinya super pasif, atau sekretaris yang kelimpungan karena diskusi luar biasa aktif tetapi hasil akhir berupa ketikan untuk makalah tak juga rampung karena tidak ada yang mengirim, atau menjadi anggota yang tidak bisa menyampaikan ide karena kalah menarik atau diserobot orang atau tidak paham sama sekali kasus yang dibicarakan, atau malas terlibat, dan sebagainya. Tiga setengah tahun itu memberikan kesempatan untuk merasakan hal demikian maupun merasakan bagaimana rasanya memiliki tim menyenangkan, yang mengangkat tangan ketika ingin berpendapat, yang berbicara ketika dipersilahkan, yang menampung semua ide di papan tulis sebelum dirangkum menjadi hasil akhir diskusi kelompok. Dan Saya menginginkan hal tersebut dalam FGD ini.
Seorang teman dokter dari Brawijaya mengajukan diri menjadi moderator (dalam hati: yah makin kecolongan poin FGD) dan membuka sesi diskusi. Saya dan beberapa teman lainnya mengangkat tangan untuk berpendapat, dan Saya dipersilahkan berpendapat pertama (senang, karena mengikuti tips yang dipelajari semalam). Dan seperti tips yang Saya tulis sebelumnya, Saya mencoba mengajukan pendapat dalam bentuk pertanyaan agar memancing teman yang lain memberikan pendapat mereka (double senang cuy, berhasil mempraktikkan tips FGD kembali!). Sepanjang FGD, Saya hanya berpendapat dua kali, dikiiiiiit bener dibandingkan yang lain dan rasanya ga maksimal, tapi ya gimana, waktu terbatas bener (mulai sedih, karena harusnya sesuai tips bisa memberikan pendapat ketika timing dirasa tepat). Tapi kabar baiknya, semua orang mengajukan pendapat, mengangkat tangan, berbicara ketika dipersilahkan, tidak sambar menyambar yang menyebabkan beberapa terlihat superior dan lainnya inferior.
Kemudian dilanjutkan dengan ujian gambar yang terdiri dari dua macam (1) Melanjutkan gambar dari beberapa potongan yang disediakan, dan (2) Menggambar orang. Pada tes menggambar orang, kami diminta menggambar seseorang yang sedang beraktivitas dan beri judul gambar. Ga mesti mencantumkan nama, bisa diwakili dengan ‘Seorang wanita yang sedang mengajar di kelas’ begitu. Saya menggambar seorang dokter berambut pendek memegang stetoskop ingin memeriksa pasien. Judul gambar Saya: Cindy Kesti (teman saya), seorang dokter yang ingin memeriksa pasien. Huahahahahahaha. Kenapa Cindy Kesti? Ntahlah. dari sekian banyak manusia, saya ingatnya Ciket (panggilan Cindy Kesti). Tidak, kami bukan sahabat karib fyi :))) Mungkin karena rambut Ciket pendek, atau karena Ciket salah seorang contoh dokter super hayeu: Pintar, Mahasiswa berprestasi, KTI lancar, Presentasi bagus, beberapa kali Saya PM seputar soal UKDI yang Saya gapaham dijelasin, Saya PM soal rencana post isip diceritain, Saya minta referensi esai dikirimin, Saya begini-begitu dijabanin, meskipun kami tidak karib. Jadi, saya menggambar seorang dokter perempuan yang Saya beri nama Cindy Kesti (PS: Ciket cantik bener, dan gambaran Saya jelek bener, maaf ya Ciket, kemampuan Manda gambar parah bener, sedikitpun ga merepresentasikan Ciket, huhu). Setelah selesai, Saya langsung mengumpul kertas gambar, dan melihat beberapa teman yang sedang menggambar. tuhanku, dalam termangu aku masih menyebut namamu. Seorang cowok dari UI menggambar seseorang yang sedang mendribel bola basket, persisi cover komik Slam Dunk yang ada di lemari. K.E.C.E.P.A.R.A.H. Dan hati ini semakin deg deg serrr jadinya, hmmm.
Kemudian Saya dipanggil sebagai urutan pertama mengikuti tes wawancara. Setelah Bismillahimajreha, Saya memasuki ruangan dan bersalaman dengan ke-empat panelis yang ada. Tanya jawab dimulai, dan tentu saja, ada jawaban Saya yang kelewat jujur dan sepertinya mengecewakan.
Panelis 1: Imanda, kamu dalam dua bulan sebelum PN dimulai nanti rencana mau ngapain? diisi aktivitas atau kerja atau ngapain?
Me: Sebelumnya, Saya sudah lulus oprec Relawan Nusantara Medan, namun karena saya di Medan hanya sementara dan Saya aslinya berdomisili di Aceh, Saya dikeluarkan dari grup Relawan Nusantara ini. Jadi belum ada pekerjaan tetap.
Panelis 1: Jadi rencananya?
Me: Saya mau pulang kampung, membantu Ibu Saya jualan.
Panelis 1: Hanya itu? ga ada rencana ambil S2
Me; Tidak (tentu saja tidak! ga didukung Emak cuy lol)
Panelis 1: Beasiswa?
Me: Tidak.
*kemudian teringat kalimat Mba Nindi, kalo mau cari kerja kemari, mending keluar aja, hiks*
Panelis 2: Kalo dokter di wilayah penempatan nanti gamau turun lapangan karna udah ada kamu, gimana? apa yang kamu lakukan?
Me: Saya lihat situasi dulu, dokternya seusia Saya atau lebih tua. Jika seusia maka akan lebih mudah untuk mengajak turun lapangan dan mengisi poliklinik bergantian. Namun, jika lebih tua, saya akan memosisikan diri Saya sebagai dokter yang tidak berpengalaman dan butuh dibimbing agar dokter tersebut juga turun lapangan dan tidak melepaskan tanggungjawabnya secara penuh pada Saya.
Panelis 2: Waktu internsip pernah ga kamu melakukan seperti itu?
Me: Belum, Buk
Panelis 2: Kenapa? Padahal saran kamu bagus banget loh, dan itu kesempatan kamu mengubah sistem
Me: .........
*Tuhanku, dalam termangu aku masih menyebut namamu*
Panelis 3: Menurut kamu, kelemahan kamu apa, sih?
Me: Saya terlalu spontan, sehingga kadang suka nyesal atas kespontanan yang Saya lakukan
Panelis 3: Apalagi?
Me: Pendiam
Panelis 3: Kamu spontan tapi pendiam? Wah, itu kontradiksi loh, menarik sekali berarti.
Me: .......
*Idk, Ku selalu merasa pendiam, meskipun orang lain menganggap tidak. Entah sebenernya kurang jago komunikasi atau bagaimana, tapi ku selalu merasa tidak cukup bersuara padahal di mata orang lain sangat bawel. i.d.k (ps: Kalo menurut Bunda sih pendiam karena anak kedua Bunda, si Kimbon luar biasa talkative)*
Dan berbagai pertanyaan silih berganti. Oiya, satu lagi yang sangat-sangat disesali. Ku salah mendefinisikan PN! Jadi ada pertanyaan ‘Imanda menurut kamu PN itu apa?’ yang ingin saya jawab dengan definisi, tapi malah yang saya utarakan definisi CISDI. Tuhanku, dalam termangu aku masih menyebut nama Mu.
Ujian selesai setelahnya.
Dan mengingat-ngingat berbagai ketidaksempurnaan yang terjadi, beneran pesimis bisa lulus. Tapi selalu doa, selalu minta dilulusin (Manda ga berdoa semoga diberikan yang terbaik, Manda doa semoga lulus PN angk. VI), selalu mohon doa orang-orang. Dan, waktu diumumin yang lulus ga nyampe 30 orang, haduh, lemes, tapi tetap doa.Pesimis, tapi tetap doa, hopeless, tapi tetap doa. Ku bisa mengusahakan apalagi selain Doa, kan?
Dan tibalah hari itu, 22 Februari 2018, dengan deg deg serrrr yang makin menjadi-jadi, dan website PN yang masih menampilkan pengumuman kelulusan tahap 1, grup line internsip menampilkan pesan...
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Dan, your baby Iman pun bergesit menuju instagram...
Tumblr media
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?
:”>
2 notes · View notes
rmolid · 4 years
Text
0 notes
ayualiviaas · 4 years
Text
Memaknai Pemasaran Politik pada Tiga Program Di dalam Strategi Komunikasi Dan Distribusi
Arti penting dari kampanye tiada lain merupakan kegiatan peserta pemilu untuk menarik dan meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program-programnya yang secara langsung maupun tidak langsung merupakan alat pendidikan politik partai kepada masyarakat sesuai dengan ideologi atau faham yang diusung partai tersebut. Bila dilihat secara pragmatis maka kampanye merupakan alat untuk mempersuai para calon pemilih untuk mau memilih dan mendukung partai serta para calegnya agar menduduki ruang kekuasaan yang lebih besar daripada partai lain. Karenanya maka kampanye semakin simetris dengan kegiatan iklan politik. Kesemitrisan tersebut terjadi karena iklan politik merupakan esensi dari strategi kampanye dan merupakan penentu terhadap image citra diri sang kandidat.
1. Program iklan Berbayar
Iklan merupakan salah satu alat dalam bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari lima alat (Kotler, 2000). Meskipun tidak secara langsung berakibat terhadap kemenangan dalam sebuah pemilihan, iklan merupakan sarana untuk membantu pemasaran yang efektif untuk menjalin komunikasi antara kandidat dengan masyarakat dalam usahanya untuk menghadapi pesaing.
Iklan politik sendiri secara pragmatis adalah merupakan bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang pemilih potensial dan mempromosikan partai atau caleg, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan partai dan para caleg pemasang iklan politik. Artinya secara hakiki iklan politik tidaklah berbeda jauh dengan iklan komersial biasa, yang berbeda justru pada “produk” yang ditawarkan. Iklan politik menyebarkan informasi tentang sesuatu yang belum ada produknya atau layanannya. Jika diibaratkan produk barang, iklan politik seperti menjual barang yang mau diproduksi dan baru direncanakan. 
Dengan Iklan berbayar, kandidat akan mengelurkan uang kampanye nya untuk beriklan di televisi. Contoh: Iklan Partai Demokrat di Televisi dengan menggaungkan anti korupsi.
Tumblr media
2. Program penampilan pribadi
Progrram penampilan pribadi yaitu pengenalan calon atau partai melalui rapat umum, maupun acara-acara keagamaan atau ketokohan. Seorang kandidat, partai politik dan ideologi partai adalah identitas sebuah institusi politik yang ditawarkan ke pemilih. Para pemilih akan mempertimbangkan mana yang mewakili suara mereka. Loyalitas pemilih adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh sebuah institusi politik. Kandidat perlu menjaga kepercayaan pemilih agar pemilih tetap memberikan suaranya. Contohnya Sandiaga Uno langsung terjun ke kelompok yang disebutnya sebagai 'Emak-Emak' untuk mengenalkan pribadinya.
Tumblr media
3. Program sukarelawan
Tidak semua pemilih mau dekat dengan partai politik. Karena itu, butuh tangan lain untuk mendekati mereka, terutama ketika agenda politik semakin padat. Tangan lain itu, antara lain diperankan oleh kelompok relawan politik. Contohnya Teman Ahok
Tumblr media
0 notes
kbanews · 1 year
Text
Emak-Emak Relawan Anies Agendakan Pertemuan dengan Bacaleg PKS
SOLO RAYA | KBA – Pendukung Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan dari kalangan perempuan semakin aktif melakukan pergerakan. Seperti dilakukan emak-emak relawan Anies Baswedan Solo Raya. Dituturkan Bunda Mawar, salah seorang relawan Anies Baswedan Sukoharjo, belum lama ini telah diselenggarakan deklarasi Emak-Emak Relawan Dewi Sri Solo Raya. Ini menjadi wadah baru relawan dari kalangan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes