#quraish shihab
Explore tagged Tumblr posts
Text
Haji Bersama Ustadz Quraish Shihab
Beberapa tahun lalu saya menunaikan ibadah haji dan sebagai pembimbing saat pergi haji bersama rombongan adalah Ustadz Quraish Shihab. Ada banyak nasihat agama yang saya ingat, terutama saat wuquf di arafah, kami disarankan untuk khusu’ berzhikir. Ustadz Quraish Shihab memberi perumpaan, zhikir itu seperti frequensi carilah frequensi yang pas, dan pada saat menemukannya Anda semua akan menikmati…
View On WordPress
0 notes
Text
Surah Al-Fatihah, Keistimewaannya Menurut Prof Quraish Shihab
tebuireng.co- Surah Al-Fatihah merupakan surah yang menarik untuk dikaji karena menjadi salah satu rukun dalam salat yang wajib dibaca ketika sedang melaksanakannya. Menurut Prof Quraish Shihab, surah ini memiliki keistimewaan tersendiri. Di antaranya adalah karena surah Al-Fatihah bisa menjadi rujukan dari setiap ayat Al-Quran sehingga bisa dikatakan bahwa surah Al-Fatihah merupakan rangkuman…
View On WordPress
0 notes
Text
Jangan larut dengan kesedihan, ya.
Ayo! semangat lagi.
Barangkali... itulah kalimat yang selalu aku lontarkan kepada sahabat, maupun teman-temanku ketika ia mengaduh sedang dalam duka lara yang sendu. Ayo semangat lagi! Jangan larut dengan kesedihan, ya.
Kadang, aku ngerasa ga pantes buat ngasih Vibes Positif tersebut, iya, ngerasa ga pantes banget (serius deh, huhu) sebab pada nyatanya aku juga masih sering larut dengan sedih dan luka yang ku rasa. :(
Tapi, begitulah... jika kita tak saling merangkul dan mengingatkan, bukankah kita akan semakin jauh dan terpuruk? Malam ini diingatkan kembali oleh kutipan Prof. Dr. M. Quraish Shihab, begini kutipannya:
Hidup terus berlanjut, baik itu kau tertawa atau menangis, jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat
—Prof. Dr. M. Quraish Shihab
Benar, ya? Ketika kita larut dengan kesedihan dan luka yang kita derita, hari-hari yang kita rasa tak akan menjadi bahagia, tak akan menjadi berwarna, hari-hari itu akan senantiasa kelabu sebagaimana nastapa yang kita rengkuh.
Kalau sudah begini, kapan kita akan bergegas dari rasa sakit yang kita rasa?
Apakah kita enggan untuk menjemput bahagia, dan menjadikan hari-hari menjadi lebih bermanfaat dan berwarna? :(
Tulisan kali ini selaras pula dengan seminar yang Vidya ikuti kemarin, bersama Ustadz Arafat (Beliau merupakan Alumni Universitas di Yaman) dengan tema "Menjemput Pertolongan Allah"
Kurang lebih begini, kadangkala kita kita itu aneh, ya? mengaku mempunyai sebuah masalah, tapi herannya, justru seluruh hidup kita jadi tak berwarna, bukankah tadi diawal mengatakan hanya sebuah masalah? :( sebuah, kan? Bukan seluruhnya.
Kita sibuk mencintai masalah kita,
Hingga kita melupakan bagaimana proses penyelesaiaan masalahnya
:(
Ya Rabbi...
Jika sudah begini, kapan kita akan terlepas dari nastapa dan duka yang kita rasa?
Vidya jadi keinget Tulisan Arab ini,
Entahlah... Vidya suka sekali...
مع الله يصبح كل شيء جميلًا
Bersama Allah, semuanya akan menjelma menjadi sesuatu yang indah
Ya Allah, jadikan hati kami senantiasa tertaut padamu, sebagaimana hati yang rapuh ini, ia akan menjadi kuat dan tangguh jika bersamamu. (Aamiin ya Rabb)
Catatan Vidya, 22 Mei 2023 // 22.24 WIB
—insta @vidya.umayza_
4 notes
·
View notes
Text
Ambil hikmahnya
Ingat kata Prof Dr. Muhammad Quraish Shihab,
“Boleh jadi keterlambatanmu dari suatu perjalanan adalah suatu keselamatanmu.”
5 notes
·
View notes
Text
Arti Islam
Islam adalah nama sebuah agama, sebagaimana agama lain juga memiliki nama. Misalnya, Hindu. Itu adalah sebuah nama yang berasal dari kata "sindhu" yang dalam bahasa Sansekerta berarti "sungai". Ada sebuah sungai yang bernama Indus yang mengalir di daerah sekitar India dan Pakistan saat ini. Kata Indus berasal dari kata "sindhu" tersebut. Adapun Hindu adalah nama yang masyarakat yang menetap di sepanjang lembah Sungai Indus itu. Jadi, nama "Hindu" berasal dari nama sebuah masyarakat yang berasal dari nama tempat yang berawal dari nama sungai (Martin Palmer, World Religions, London: Times Books, 2004, 144)
Agama Hindu tidak berasal dari individu tertentu bahkan tidak bisa dikatakan berasal dari periode sejarah tertentu. Hindu adalah cara berbagai hidup yang mengkristal menjadi sebuah agama. Hal ini berbeda dengan biasanya agama-agama lain. (Martin Palmer, World Religions, London: Times Books, 2004, 144)
Nama agama Kristen berasal dari kata Yunani "Kristianos" yang berhubungan dengan kata "Kristus" yang berarti "Dia yang diurapi" atau "Dia yang dipilih Tuhan" atau "Al-Masih" atau bisa juga berarti "Al-Musthafa". Jadi, nama "Kristen" berasal dari nama gelar untuk orang, yang dalam hal ini adalah Yesus atau Nabi Isa as. Jadi, nama "Kristen" sangat bergantung kepada seorang Yesus atau Nabi Isa as dalam hal kelahirannya, kehidupannya, dan kebangkitannya. (Martin Palmer, World Religions, London: Times Books, 2004, 112)
Nama agama Yahudi mulanya adalah nama bagi keturunan Nabi Ibrahim as lewat putranya yang bernama Nabi Ishak as yang memiliki putra yang bernama Nabi Yaqub as. Keturunan Nabi Yaqub as inilah yang belakangan disebut Yahudi atau Bani Israil karena Nabi Yaqub as juga kadang disebut Israil. Nama Yahudi adalah pemberian dalam kitab-kitab Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama yang mendapatkan Ten Commandments pada masa Nabi Musa as. Lalu, Yahudi dipimpin oleh Nabi Daud as dan kemudian Nabi Sulaiman as. Jadi, nama Yahudi mulanya adalah nama keturunan Nabi Ibrahim as yang kemudian menjadi nama agama. (Martin Palmer, World Religions, London: Times Books, 2004, 174-175)
Berbeda dengan agama-agama pada umumnya, Islam tidak diambil dari nama tempat, nama individu, atau nama keturunan dari seseorang. Islam adalah bahasa Arab yang bisa berarti ketergantungan kepada atau kesediaan untuk tunduk kepada supremasi Ilahi, Tuhan, Allah SWT. Bahkan seorang Kristiani yang tunduk dan tulus kepada Tuhan bisa disebut tergolong Islam. Memang ada beda Islam dengan huruf I besar dengan islam dengan huruf i kecil. Dengan huruf i kecil, siapapun yang tunduk dan tulus kepada Tuhan disebut Islam. Tetapi Islam dengan I besar hanya mereka yang menyatakan syahadatain. (Martin Palmer, World Religions, London: Times Books, 2004, 156) .
Karena itu, Islam tidak bisa disebut ajaran Muhammad atau Muhammadanisme. (M. Quraish Shihab, Kumpulan 101 Kutum tentang Islam, Tangerang: Lentera Hati, 2016, 8). Islam bahkan lebih tepat (walaupun masih keliru) disebut sebagai Damaiisme atau ajaran damai daripada Muhammadanisme karena fokus Islam adalah pada inti ajarannya sendiri, bukan pada pembawanya.
Mengapa mereka yang tunduk dan tulus kepada Tuhan bisa tergolong Islam dengan i kecil? Seluruh manusia (juga seluruh makhluk) pada dasarnya memang tunduk kepada Tuhan, baik mereka menyadari atau tidak atau mereka mengakui atau tidak. Adakah manusia yang mampu menolak untuk menjadi manusia dan tiba-tiba terlahir sebagai manusia, sebagai laki-laki, sebagai perempuan, dan seterusnya? Tentu saja tidak ada. Jadi, pada dasarnya, semua makhluk tunduk dan itu berarti semua makhluk adalah Islam dengan i kecil.
Ketika seorang manusia menyadari dan mengakui bahwa dia memang tunduk dan tulus kepada Tuhan, maka dia mulai memasuki Islam dengan I besar. Ketika dia bersyahadat, maka benar-benar dia memasuki Islam dengan I besar. Namun, jika seorang manusia bersyahadat, tetapi tidak ada kesadaran dalam dirinya bahwa dia tunduk dan tulus kepada Tuhan, maka sesungguhnya dia masih dalam Islam dengan i kecil, walaupun secara lahiriah dia masuk Islam dengan I besar.
Sebagai perwujudan dari misi Islam untuk kedamaian manusia, maka Islam menegaskan dirinya berasal dari Allah SWT. Ini penting karena jika berasal dari manusia, maka yang menjadi sentral bukan hanya ajarannya, tetapi juga pembawanya. Jika itu yang terjadi, maka bisa saja akan muncul sosok sebagai tirani pembawa yang menahbiskan dirinya sebagai faktor paling penting dari ajaran Islam itu sendiri. Tirani pasti tidak akan pernah membawa kepada kedamaian.
Meski berasal dari Allah SWT, Islam adalah agama kemanusiaan, bukan agama Ketuhanan karena ajaran Islam adalah untuk kepentingan manusia, bukan kepentingan Tuhan. Posisi sentral Tuhan dalam Islam bukan sebagai tanda bahwa Islam untuk Tuhan, tetapi untuk menutup kemungkinan ada sosok-sosok makhluk yang menitipkan kepentingan sosial, ekonomi, politik, dan budayanya dalam ajaran Islam atas nama ajaran Islam. Dampaknya akan sangat buruk karena mengatasnamakan agama untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Karena Islam adalah untuk kemanusiaan, maka Islam sangat memaklumi realitas kemanusiaan itu sendiri. Manusia yang berdosa sebesar apapun tetap terbuka pintu taubat baginya karena Islam memaklumi kealpaan manusia. Bahkan bagi Islam, apapun dalam kehidupan manusia bisa menjadi ibadah. Jika itu ibadah seperti shalat, puasa, atau zakat, maka itu memang ibadah. Tetapi jika itu bekerja, berkarya, mencari nafkah, bergaul sesama manusia, yang tampaknya adalah urusan sehari-hari atau tampak sepele, tetapi dalam Islam semua itu adalah ibadah karena dengan itu, manusia bisa bermanfaat bagi sesamanya manusia.
#tuhan#agama#allah swt#manusia#nabi muhammad saw#nabi isa as#nabi musa as#yahudi#kristen#hindu#budha#sosial#ekonomi#politik#kemanusiaan#zakat#shalat#puasa#Ketuhanan#islam#nabi yaqub as#nabi ibrahim as#bani israil
0 notes
Text
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al-Baqoroh:186)
Dikutip dari Tafsir Quraish Shihab: Kami benar-benar mengamati segala yang dilakukan dan ditinggalkan manusia. Apabila hamba-Ku bertanya kepadamu, Muhammad, "Apakah Allah itu dekat dengan kami, dan tahu apa yang kami rahasiakan, kami tampakkan dan yang kami tinggalkan?" jawablah, "Sesungguhnya Kami dekat dengan hamba-hamba Kami, lebih dekat dari yang mereka sangka." Buktinya bahwa doa seseorang akan sampai pada Allah dan dikabulkan pada saat ia berdoa. Maka jika Allah telah memperkenankan dan mengabulkan doa mereka, hendaknya mereka itu membalasnya dengan iman dan ketaatan karena hal itu akan menjadi jalan kebenaran dan kebaikan mereka.
***
jangan lelah berdoa,
jika doamu memang belum terijabah di dunia
maka ia akan menjadi barisan amal yang menantimu kelak.
semoga kebenaran selalu menjadi prioritas untuk kita menuai kebaikan-kebaikan.
0 notes
Text
Perginya seseorang dalam hidupmu itu terkadang sebuah anugerah dari Tuhanmu yang akan kau rasakan dengan berlalunya waktu.
(Habib Abdul Qodir bin Zaid Ba'abud)
Sekalipun kau tidak disukai, kau hanya tidak disukai manusia, lantas kenapa kau menderita?
Sekalipun engkau dicintai, kau hanya dicintai manusia, lantas mengapa kau sangat bangga?
(Syekh Said Ramadhan al-Buthi)
Apabila Allah telah membuatmu jemu dengan makhluk, maka ketahuilah bahwa Dia hendak membukakan pintu kemesraan dengan-Nya.
(Syekh Ibnu Atha'illah)
Kita hidup pada zaman di mana orang lain menilai kita tanpa tahu kita yang sebenarnya, maka belajarlah menjadi pemaaf, berhentilah menjadi pembenci dan teruslah belajar memperbaiki diri".
-Sayyidil Walid al Habib Hasan bin Ja'far Assegaf
Barangsiapa yang tidak mengetahui nilai sebuah kenikmatan ketika ada, maka ia akan mengetahuinya ketika sudah tidak ada (lenyap).
(Syekh Ibnu Atha'illah as-Sakandari)
Kalau kamu sudah menemukan yang tepat, matikan akalmu gunakanlah hatimu untuk mencintainya.
(Prof. Quraish Shihab)
Orang yang dibenci tidak akan merasakan kesedihan yang dalam, sedangkan orang yang membenci akan kehilangan banyak kebahagiaan.
(Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf)
Jika kamu merasa kerasnya hatimu, lemahnya tubuhmu, dan kekurangan dalam rezekimu, maka ketahuilah bahwa kamu telah banyak berbicara tentang apa yang bukan urusanmu.
(Malik bin Dinar)
Andai katamu orang-orang fakir itu rakus dan jahat, coba kau cari pemilik hati yang tulus di antara orang-orang yang kenyang.
(Maulana Jalaluddin Rumi)
Engkau belajar seribu cara untuk menafkahi tubuhmu. Sudahkah engkau belajar untuk menafkahi ruhmu?
Engkau mengenakan baju-baju yang indah, tapi tahukah kau bagaimana cara memberi baju untuk jiwamu?
(Maulana Jalaluddin Rumi)
Kelak dirimu akan mengerti bahwa memilih pasangan itu tidak hanya karena cinta. Tapi juga tentang siapa yang akan menemani ibadahmu hingga menutup mata.
(Sayyidina Umar bin Khattab)
Jika bertemu dengan seseorang yang lebih khawatir akan kematian hatinya dibanding kematian jasadnya, maka jadilah teman terbaiknya.
(Ibnu Qayyim)
Nikmati seadanya jangan meniru mereka yang punya segalanya.
(Gus Baha')
Jika dua orang ditakdirkan bersama, maka dari sudut bumi manapun mereka berasal, mereka pasti bertemu.
(KH. Maimoen Zubair)
Dudukkanlah dirimu bersama kehidupan duniawi, sedangkan qalbumu bersama kehidupan akhirat, dan rasamu bersama Rabbmu.
(Syekh Abdul Qadir al-Jailani)
Yang serius akan berjuang, yang bercanda akan hilang, yang yakin akan bergegas, yang main-main akan terlepas. Cinta itu tidak dapat dinanti, ambil dia dengan penuh keberanian atau lepas dia dengan penuh keredaan.
(Sayyidina Ali bin Abi Thalib)
Hanya hati yang telah terluka yang dapat mengetahui rahasia jiwa.
(Maulana Jalaluddin Rumi)
Setiap orang dikalahkan oleh fikiran, itulah mengapa mereka memiliki begitu banyak sakit hati dan kesedihan.
(Maulana Jalaluddin Rumi)
Menyembunyikan apa yang engkau ketahui itu lebih mulia daripada mengumbar apa yang hanya engkau duga.
(Ali bin Abi Thalib)
0 notes
Text
Menhan Prabowo Menyambut Grand Syekh Al Azhar Prof. Ahmed di Kemhan
Jakarta – Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyambut kunjungan Grand Syekh Al Azhar, Prof. Ahmed Mohammed Ahmed Al-Thayeb, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Rabu (10/7/2024). Pejabat yang turut mendampingi Menhan Prabowo dalam pertemuan kedua negara tersebut yaitu Prof. Dr. AG. K.H. Al-Habib Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. yang juga merupakan alumnus Universitas Al – Azhar,…
0 notes
Text
Menhan Prabowo Menyambut Grand Syekh Al Azhar Prof. Ahmed di Kemhan
Menhan Prabowo Menyambut Grand Syekh Al Azhar Prof. Ahmed di Kemhan
Jakarta – Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menyambut kunjungan Grand Syekh Al Azhar, Prof. Ahmed Mohammed Ahmed Al-Thayeb, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (10/7/2024). Pejabat yang turut mendampingi Menhan Prabowo dalam pertemuan kedua negara tersebut yaitu Prof. Dr. AG. K.H. Al-Habib Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. yang juga merupakan alumnus Universitas Al – Azhar,…
0 notes
Text
Satu Hari Satu Cerita #CeritaRamadhan25
LAILATUL QADR. Adalah malam kemuliaan. Malam yang penuh berkah. Malam yang begitu dicintai Rasulullah ﷺ. Malam yang sangat dinanti-nanti oleh umat muslim di seluruh penjuru dunia. Malam yang dipercayai sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam ini diperingati pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan, berada di antara malam-malam ganjil. Nama Qadr ini juga diabadikan di Al-Qur`an dengan nama surah yang sama.
Kata Qadr memiliki beberapa makna, seperti yang dijelaskan oleh Prof. M. Quraish Shihab dalam buku beliau berjudul “Membumikan Al-Qur`an” (baznas.go.id), di antaranya; Pertama, qadr berarti penetapan atau pengaturan. Lailatul qadr dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Kedua, qadr berarti kemuliaan. Malam itu ialah malam mulia yang tiada bandingnya, sebagai titik tolak dari segala kemuliaan. Ketiga, qadr berarti sempit, dikarenakan banyaknya malaikat yang turun ke bumi hingga mereka berhimpitan.
Kapan malam Lailatul Qadr itu hadir, sesungguhnya hanya Allah SWT yang Maha Tahu. Ini agar umat muslim berupaya beribadah di seluruh malam bulan Ramadhan. Namun, kita dapat mengetahui tanda-tandanya, yaitu udara sejuk dan tenang, tidak panas dan tidak dingin; matahari cerah pagi harinya, cahaya matahari lemah kemerah-merahan, sinarnya tidak menyengat; malam terang, tidak hujan, tidak mendung; perasaan bahagia, bagi yang mendapatkan Lailatul Qadr akan merasakan ketenangan dan kelapangan. Hal ini juga banyak sekali versi penjelasannya dari para ulama.
Ini menandakan bahwa malam Lailatul Qadr itu sangat rahasia waktu dan keberadaannya. Kita mungkin hanya dimampukan untuk memahami arti, makna dan tanda-tandanya, sehingga malam ini akan selalu kita rindukan kehadirannya. Dan hanya Allah SWT Yang Maha Menghendaki siapapun umatNya yang mendapatkan kemuliaan dari malam ini.
0 notes
Text
“Waktu Lailatul Qadar itu berlaku, banyak sekali malaikat turun. Bumi menjadi sempit kerana banyaknya malaikat,” — Quraish Shihab.
0 notes
Text
Sekian banyak kata yang telah diketahui manusia, sekian banyak kalimat yang telah disusunnya, sekian banyak bahasa dan peribahasa yang pernah diucapkan. Namun, tetap saja itu semua belum cukup untuk menggambarkan bagaimana kasih sayang, pembelaan, dan pengorbanan ibu bagi anak-anaknya. Dapatkah persembahan ibu kepada anaknya dinamai cinta? Kalau menanyakan kepada “rasa”, maka jawabannya: Tidak. Karena persembahan ibu lebih daripada cinta. Bukankah cinta dapat layu? Bukan juga sekadar dorongan karena ia pasti mewujud walau tanpa dorongan. Dapatkah ia dinamai kasih sayang? Ini pun belum cukup karena persembahannya melampaui batas kasih. Dapatkah itu dinamai pengorbanan? Tidak juga karena dalam pengorbanan ada sedikit kepahitan, sedang pengorbanan ibu terasa manis olehnya, manis begitu melihat mata anaknya disentuh oleh sikap ibunya yang dinamai “pengorbanan” itu.
–Quraish Shihab, Ibu
0 notes
Text
Bagaimana Hukum Menikahi Perempuan Penyembah Berhala?
loading… Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha’uddin Al-Qalmuni Al-Husaini dikenal sebagai Rasyid Ridha (1865- 1935) adalah intelektual muslim yang mengembangkan gagasan modernisme Islam yang awalnya digagas oleh Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh. Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya berjudul “Wawasan al-Quran, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat” (Mizan, 2007)…
View On WordPress
0 notes