Tumgik
#quotezie_
azurazie · 4 years
Text
Jum'at berkah.
Mari perbanyak doa-doa yang baik.
Melihat pedagang asongan di pinggir jalan. Doakan semoga dagangannya laris.
Melihat tukang siomay yang mendorong gerobagnya di panas terik. Doakan banyak yang akan beli.
Melihat ibu-ibu yang menenteng belanjaan sayur baru turun dari angkot. Mungkin dari pasar. Doakan semoga selalu diberi kesehatan dan rezeki yang cukup.
Mari perbanyak doa-doa yang baik. Untuk siapa pun itu. Baik yang kita kenal maupun selintasan yang kita lihat. Yang kita pikirkan. Doakan mereka dengan tulus diam-diam. Siapa tahu mereka-mereka itu dapat 'jackpot' dari Allah. Apa yang barusan kita doakan, ternyata jauh dalam lubuk hatinya pun sedang mengharapkan hal yang sama.
Sehingga harapan itu lebih terdorong karena dibantu doa kita.
Dan percaya diri saja, mudah-mudahan orang lain di luaran sana pun, ketika mengingat kita. Lidahnya mudah untuk mendoakan kebaikan-kebaikan kita. Hingga jalan kita terasa lebih mudah. Tujuan kita terasa tidak lagi terlalu jauh.
Ya, minimal malaikat-malaikat Allah sudah tentu ikut meng-aamiin-kan doa-doa diam-diam kita barusan.
Jadi, coba tengok kiri kanan kita saat ini. Sejauh mata memandang apa yang kita lihat? Apa yang mata kita temukan? Mari doakan diam-diam sembari tersenyum.
Jangan lupa, ya.
@azurazie
155 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Mudah bagi Allah untuk menampakkan aib-aib kita di dunia. Tapi, seringnya kita menampikkan perkara itu. Dengan senang menumpuk postingan kurang manfaat di social media (foto selfie: Red). Padahal kelak semua itu bisa saja 'menimpuk' kita sebagai jariahnya dosa.
@azurazie
81 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Boleh kecewa, tapi jangan terlalu mengeluh. Apalagi sampai seolah-olah menyalahkan Allah. Siapa kita yang bisa-bisanya mengatur-atur Allah sesuai keinginan kita? Kehendak-Nya mutlak. Kita harus selalu menerima dengan hati yang bijak. Dan yakinilah itu yang terbaik.
Boleh tidak terima, tapi jangan juga jadi mudah mengalah. Apalagi sampai berputus asa dengan rahmat Allah. Ambil hikmah pada setiap kejadian. Pasti ada pelajaran yang melatarbelakangi terjadinya ketetapan. Bukankah karena sebab-sebab yang baiklah, akan ada akibat-akibat yang lebih baik.
Ketetapan-Nya ada dalam ketepatan waktu. Kita harus sabar dalam menunggu sesuatu. Dan yakinlah apa yang memang milikmu, cepat atau lambat pasti juga akan bertemu.
Boleh gembira, tapi jangan terlalu ber-uforia. Apalagi sampai jumawa. Siapalah kita, tanpa kuasa-Nya tidak lah punya daya dan upaya. Kita harus selalu tahu diri. Semua yang kita miliki hanyalah titipan ilahi Rabbi.
Yang hilang akan berganti
Dengan datang pengganti yang lebih baik lagi.
@azurazie
87 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Penuh respect kepada siapa-siapa yang selalu gesit untuk mengupayakan sesuatu yang memang untuk kepentingannya sendiri. Mengerjakan ini itu yang memang dampak kedepannya akan ia butuhkan sendiri. Yang ketika kurang maksimal, ia juga yang sendirinya akan kelimpungan. Akan banyak kecewa karena jauh dari harapan.
Penuh respect kepada siapa-siapa yang punya komitment : bila masih bisa di handle sendiri, kenapa harus menunggu orang lain yang berbuat. Kenapa harus selalu diingatkan terus-terusan. Tidak selalu mengandalkan. Hingga menjadi sosok yang handal untuk tiap-tiap urusan.
Kepada siapa-siapa yang selalu tepat waktu, merasa tidak enakan kalau sedikit saja terlambat. Karena memang hasil akhirnya ia juga yang paling menikmati.
Karena, adakalanya tidak semua orang mau memahami keterlambatan kita. Karena orang lain punya kepentingan lain yang perlu diupayakan juga.
Maka, untuk siapa-siapa yang sudah terbiasa seperti itu. Terimakasih. Dengan perannya itu, dengan sendirinya sudah meringankan kerjaan orang lain. Yang mungkin saja sudah begitu gemas kepada satu dua orang yang harus selalu diingatkan. Padahal mereka sendiri yang sejatinya memiliki kepentingan.
Bravo!
@azurazie
52 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Karena Allah yang memampukan
Allah pula yang memudahkan
Kemudian Allah juga yang mencukupkan.
Tugas kita hanya perlu berusaha.
Terus berusaha.
Selalu berusaha.
Tetap berusaha.
Kemudian ikhlas akan ketetapan-Nya.
Ikhlas atas pilihan-pilihan-Nya.
Ikhlas atas pemberian-Nya.
Atas takdir terbaik-Nya.
Pun ikhlas atas apa yang diambil kembali oleh-Nya.
Semoga Allah terus memampukan.
Allah terus memudahkan.
Kemudian Allah juga terus mencukupkan.
Tugas kita juga perlu berdoa.
Terus berdoa.
Selalu berdoa.
Tetap berdoa.
Kemudian berserah akan ketetapan-Nya.
Berserah akan pilihan-pilihan-Nya.
Berserah akan karunia-Nya.
Atas balasan terbaik-Nya.
Pun berserah akan apa yang kelak dipinta kembali oleh-Nya.
@azurazie
39 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Tak Ada Salahnya Berdoa
Sebelum terlelap, bolehlah selipkan beberapa doa di antara doa-doa yang biasa dirimu baca sebelum tidur.
Selipkan doa, untuk siapa-siapa yang dirimu tahu, mereka sedang berjuang untuk memenuhi peruntungannya.
Entah itu doa untuk yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Yang sepanjang hari resah menunggu ponsel berdering, berharap ada panggilan interview dari perusahaan yang beberapa hari yang lalu ia tinggalkan surat lamaran. Doakan semoga esok ada kabar baik untuknya.
Entah itu doa untuk yang sedang sedikit gundah hatinya karena omongan tetangga hari ini. Tersebab, belum adanya momongan. Padahal sejauh ini sudah belajar untuk selalu percaya terhadap ketetapan-ketetapan-Nya. Bahwa hal-hal yang baik ada pada waktu-waktu terbaiknya. Doakan semoga hatinya bisa lebih sabar untuk bekal ketika suatu saat Allah takdirkan seorang anak untuknya.
Entah itu doa untuk teman-temanmu, saudara-saudaramu yang sejauh ini masih belum terlihat tanda-tanda kedatangan jodohnya. Yang setiap harinya memantaskan diri sebagai salah satu upaya agar dapat jodoh yang bisa dikatakan cerminan diri. Doakan semoga mereka segera dipertemukan dalam sebuah ikatan.
Atau sebait dua bait doa untuk orang-orang yang hari ini kebetulan bersinggungan dengan keseharianmu. Tukang sol sepatu yang lewat di samping rumah. Tukang tahu keliling. Tukang remote tv. Atau supir angkot yang mengantarmu. Atau marbot masjid tempat dirimu menumpang shalat. Dan siapapun itu. Baik yang dikenal ataupun tidak tahu sama sekali walaupun untuk sekadar nama. Doakan, mereka selalu dimudahkan dalam tiap-tiap urusannya. Dalam kegiatan yang terbaiknya.
Sebelum terlelap, bolehlah selipkan beberapa doa di antara doa-doa yang biasa dirimu baca sebelum tidur. Mungkin memang butuh waktu lebih lama dari biasanya. Tapi, doa-doa itu bisa jadi tolak ukur seberapa bersyukurnya dirimu hari ini. Yang mungkin dari segi roda hidup, dirimu selangkah lebih maju dari mereka-mereka yang dirimu doakan.
Doa-doa itu pula bisa jadi refleksi diri untuk seberapa sabarnya dirimu hari ini. Yang mungkin dari segi masalah, dirimu tidak lebih krusial dari mereka-mereka yang dirimu doakan.
Ingatlah, boleh jadi kemudahan-kemudahan yang kita lalui hari ini, banyak andil tersebab doa-doa dari orang lain juga.
@azurazie
32 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Tentang kebaikan yang bertambah, ia bertumbuh oleh sebab kebiasaan-kebiasaan baik yang selalu terjaga. Terawat dari segi kualitas maupun kwantitasnya. Kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk karena proses kesadaran diri. Yang seiring berjalannya waktu, ketika tidak melakukan kebiasaan itu seakan ada sesuatu yang hilang dari biasanya. Kebiasaan yang menumbuhkan kebaikan-kebaikan.
Kebaikan-kebaikan itu seolah 'beranak pinak' melahirkan kebaikan-kebaikan lain. Saling tumpang tindih tapi tidak saling menghilangkan manfaatnya. Kebaikan-kebaikan itu menularkan energi positif ke banyak orang. Dan orang lain dengan sukacita menerima kebaikan-kebaikan yang datang kepada mereka.
Tentang kebaikan yang bertambah, tumbuhkanlah dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Yang banyak melahirkan manfaat untuk diri pribadi. Hingga imbasnya bisa dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita.
Mari tumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik. Untuk menambah kebaikan-kebaikan yang afik.
@azurazie
39 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Daya Juang
tiap makhluk hidup memiliki daya juangnya masing-masing. dengan medan yang Allah telah takdirkan atas hidupnya.
tidak ada yang bisa memilih ingin di lahirkan di mana. dengan siapa dan dalam keadaan seperti apa.
seperti seekor ikan, misalnya. ribuan ikan lain boleh jadi terlahir di dermaga nan luas. air yang mengalir deras. jernih dan sumber makanan yang banyak. tapi nasib memutuskan ikan satu ini harus lahir dan besar di dalam aquarium.
seperti ribuan tumbuhan lain, misalnya. benihnya tumbuh di hutan nan luas. dengan unsur hara yang terbaik. dengan sumber mata air yang dekat. udara yang sejuk. dan pupuk alami yang melimpah. tapi nasib mentakdirkan tumbuhan ini harus bertahan hidup di sebuah pot kecil. yang ironisnya pemiliknya suka lupa untuk sekadar menyiram.
begitulah hidup. kita semua punya daya juang masing-masing. berjalan di atas takdir masing-masing. tak perlu merasa iri dengan kehidupan orang lain. di manapun dan dalam situasi apapun, jadilah makhluk yang hidupnya senantiasa bermanfaat untuk diri sendiri, alih-alih untuk orang lain. jadilah makhluk yang hidupnya selalu berusaha berperan dengan baik. sesuai porsinya masing-masing. tidak menghambat atau bahkan merugikan orang lain. dengan begitu, kita akan selalu merasa lapang menjalani kehidupan ini. tak merasa sesak seperti hidup di dalam akuarium yang sempit. tidak merasa tertekan seperti berjuang hidup di atas tanah dalam pot kecil yang tandus.
@azurazie
28 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Teruntuk diri yang hari ini kembali berusaha meraih tujuan. Bergeraklah! dengan menggenggam erat Bismillah. Laa Haula Walaquwwata illa Billah selalu menjadi pedoman.
Bahwa apa yang tengah diusahakan, takdir terbaiknya adalah apa-apa yang telah Allah putuskan. Bukan sekadar apa yang sudah lebih dulu kita harapkan.
Berperasangkalah dengan baik. Kepada Allah yang menggenggam tiap-tiap urusan dengan bijak.
Semoga dengan begitu, kita tak lekas mudah kecewa dengan realita di depan mata. Mengedepankan prasangka baiknya. Untuk kebaikan-kebaikan yang akan kita terima, berikutnya.
Teruntuk diri yang hari ini kembali melangkah dalam juang. Semangatlah! Dengan Bismillah. Agar hati lebih tenang. Bahwa langkahmu tertuju untuk sesuatu yang Allah ridhoi akan prosesnya. Membawa keberkahan untuk hasilnya. Dan dapat dinikmati dalam suka ci(n)ta.
Semoga dengan begitu, akan selalu subur dalam jiwa untuk rasa syukur. Akan selalu tumbuh dalam dada untuk rasa sabar. Menjadi paket lengkap untuk membersamai langkahmu dalam asa.
Semangat! Untuk sesuatu yang jauh lebih baik.
@azurazie
33 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Kerumun
Bila ketika dibangkitkan kita akan bersama dengan orang-orang yang kita cintai selama hidup di dunia.
Sungguh, aku takut saat ini terlanjur percaya diri akan baik-baik saja. Padahal nyatanya masih menjadi seekor lalat yang berkerumun di antara kotoran-kotoran yang ada. Bukankah lalat memilih demikian juga sebab karena cinta? Cintanya terhadap kotoran terlalu buta hingga tidak tahu bahwa kerumunan itu tidak bisa membawa kebaikan untuk akhiratnya. Tapi kan lalat tidak akan ada hisab atas perbuatannya. Sedangkan kita?
Bila ketika dibangkitkan kita akan bersama dengan orang-orang yang kita cintai selama hidup di dunia.
Sungguh, aku takut saat ini sudah kah menjadi salah satu semut yang berkerumun di sembarang tempat. Suka dengan butiran gula yang bertebaran di lantai. Kadang suka pula dengan sisa-sisa bangkai. Bukankah semut memilih demikian juga sebab karena cinta? Suka tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk akhiratnya. Tapi kan semut tidak akan ditanyai atas pilihannya? Sedangkan kita?
Bila ketika dibangkitkan kita akan bersama dengan orang-orang yang kita cintai selama hidup di dunia.
Sungguh, bisakah kita satu di antara lebah-lebah yang hanya mau berkerumun di atas manisnya madu. Tegas atas pilihannya. Bukankah lebah setegas itu juga karena sebab cinta? Cintanya yang membawa banyak kebaikan untuk kerumunan lain. Yang sama-sama menjaga marwah kehormatan sesama saudaranya.
Ah, lebah memang beruntung. Sedangkan kita?
Bila ketika dibangkitkan kita akan bersama dengan orang-orang yang kita cintai selama hidup di dunia.
Dimanakah kita saat ini berkerumun. Menjadi seekor lalat yang jauh dari hidayah. Menjadi seekor semut yang suka berada di pilihan abu-abu. Ataukah seekor lebah yang tegas akan imannya. Mempertahankan apa yang dipercaya. Berkerumun dengan yang dicintai-Nya.
Sungguh, hidayah itu mahal harganya.
@azurazie
21 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Nak, di usiamu saat ini, bahasa protesmu adalah tangis. Bahasa ketidaknyamananmu akan sesuatu adalah tangis. Sampai ibumu terlihat gemas sekalipun, ketika menyuapimu makan, sedangkan dirimu yang tak lagi mau duduk diam. Berputar ke sana kemari. Ujung-ujungnya bahasamu adalah tangis. "Kenapa aku di larang-larang, aku kan maunya begini. Aku lebih suka begitu." Boleh jadi itu penjabaran dari bahasa tangismu.
Tak apa, seiring berjalannya waktu dan bertumbuhnya pemahaman baik. Semoga kelak dirimu akan mulai mengerti, bahwa apa-apa yang sebenarnya tidak dibolehkan oleh ayah atau ibu adalah untuk kebaikanmu. Semata-mata untuk keselamatanmu. Untuk terhindar dari marabahaya. Terjatuh dari tempat tidur, misalnya. Dan ketahuilah bahasa ayah-ibu di saat menjagamu dari hal-hal yang kurang baik adalah cinta. Bahasa kasih sayang agar dirimu selalu baik-baik saja dalam pengawasan kami. Pun demikian semoga juga terterap ketika suatu waktu dirimu jauh dari pengawasan kami. Itulah yang dinamakan kebiasaan yang baik. Sesungguhnya ayah-ibu dan dirimu sedang sama-sama belajar menerapkan kebiasaan baik. Dengan mencontohkannya lebih dulu. Ketika makan harus duduk. Menggunakan tangan kanan. Tak lupa berdoa lebih dulu. Dan lain sebagainya.
Kelak, di masa yang lebih depan lagi, ketika dirimu sudah bisa mengungkapkan pendapat. Boleh jadi bahasa protesmu bertambah. Ah, semoga di saat itu ayah dan ibumu bisa tetap bersikap bijak, mau lebih dulu mendengarkan pendapatmu tanpa harus mengdikte ini itu lebih dulu. Bila dirasa masih kurang cocok tersebab kami sebagai orang tua sudah jauh lebih berpengalaman darimu. Lebih bisa menimbang-nimbang keputusan yang lebih tepat. Saat itu semoga kami bisa mengarahkan dengan cara yang baik.
Itu masa yang masih jauh sekali, nak.
Saat ini ayah dan ibu masih ingin menikmati moment membesarkanmu. Anak perempuan kami dengan tangan mungilnya itu. Dengan senyum imutnya itu. Tak ketinggalan dengan sifat 'sengke' nya juga sewaktu-waktu.
Bertiga membersamai waktu, merajut benang-benang bahagia yang akan menyelimuti hari ini, esok, lusa dan masa-masa yang lebih depan.
Semoga Allah senantiasa meridhoi langkah-langkahnya. Aamiin.
@azurazie
20 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Berfikir positif
Diberi kemampuan lebih untuk menyelesaikan sesuatu, yang mungkin jumlahnya lebih banyak dari beban orang lain.
Meskipun di saat yang sama harus punya kemauan lebih letih untuk menyelesaikannya.
Soal bonus lelahnya :
Biar jadi urusan Allah yang memampukan kita. Terserah Allah memberinya apa.
Boleh bonusnya selalu diberi kesehatan. Bisa juga kelapangan waktu bersama keluarga. Atu lain-lain.
Tugas kita :
Tetap mau usaha tanpa keluh kesah yang bisa menghambat prosesnya.
Semoga selalu ada nilai lebih dari sesuatu yang membuat kita lebih letih.
Soal bentuk lebihnya, percayakan kepada Allah saja.
Sesederhana itu.
@azurazie
22 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Terkadang ada saja situasi yang di luar kendali kita. Lepas dari perhatian sampai karena ketidaktahuan. Yang berujung membuat kita sedikit nelangsa. Sebal.
Hingga sampai merasa bingung harus kesal kepada siapa.
Begitulah kodratnya manusia yang memiliki banyak kekurangan. Meski mungkin ia sudah merasa berusaha semaksimal mungkin. Dengan seluruh perhatian dan tenaga. Selalu saja ada situasi yang kurang mendukung untuk hasil akhirnya. Jauh dari ekspektasinya. Dari mulai human eror. Sampai dengan faktor alamiah.
PR nya untuk kita, untuk mendidik diri agar tidak mudah berkecil hati atas apa-apa yang terjadi di luar kendali kita. Yang jauh dari ekspektasi kita. Karena kalau dipikirkan kembali. Mungkin kalau kita tidak berbuat sudah sejauh itu. Tidak mengupayakan dengan peran yang terbaik. Mungkin saja hasilnya kita tidak pernah kemana-kemana. Kita tidak pernah peroleh apa-apa. Dan hasil yang di luar kendali kita. Yang jauh dari ekpektasi kita, semoga saja jadi batu lompatan untuk keberuntungan berikutnya. Buah dari pengalaman dan kesabaran.
Selalu berpikir positif untuk melahirkan kebaikan-kebaikan.
@azurazie_
25 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
HITUNG HUNTING
Kenapa ketika memberi seringnya kita hitung-hitungan. Sedangkan ketika hunting-hunting seringnya kita suka lupa diri. Sedangkan hutang-hutang suka di entar-entar-kan.
Padahal dengan memberi, boleh jadi akan dapat peruntungan di kemudian hari. Sedangkan menumpuk yang dibeli, boleh jadi ada hisab di atas timbangan. Di akhirat nanti.
Maka, beruntunglah ia, ketika memberi tak pernah hitungan. Tak mempersoalkan untung rugi. Niatnya hanya ingin berbagi. Memudahkan urusan orang lain. Ringan tangan.
Maka, beruntung pula ia, ketika mempunyai kesempatan untuk membeli, ia hitung-hitung dulu, menimbang-nimbang seberapa perlu ia dengan hal itu. Adakah alternatif lain yang sekiranya ia sudah punya. Dan memanfaatkan apa yang sudah ada. Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk menunda membelinya. Meredam keinginannya dengan logika.
@azurazie
18 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Kenapa seringnya kita tidak menyukai sesuatu yang terbatas. Tetapi, di waktu lain selalu berharap orang lain mau memaklumi segala keterbatasan kita?
Kenapa kita suka sebal terhadap sesuatu yang rasanya kurang memenuhi ini itu. Tetapi di lain waktu tidak berusaha melebihkan sesuatu yang orang lain sedang butuhkan?
Apa karena ketika menerima kita selalu inginnya segala sesuatunya itu sempurna. Sedangkan ketika memberi inginnya selalu dimaklumi tiap-tiap kekurangan kita.
Begitulah kira-kira.
@azurazie
23 notes · View notes
azurazie · 4 years
Text
Masih menjadi 'ujian' yang cukup berat bagi manusia adalah tentang membendung keinginan-keinginan. Sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu perlu atau mendesak sebagai kebutuhan. Dalam tulisan ini lebih menitikberatkan keinginan itu sesuatu yang harus dibeli oleh materi.
Sesuatu yang kalau dipikir ulang di kemudian hari, membuat kita lebih banyak menyesal telah membelinya. Daripada menyesal tidak pernah membelinya. Apalagi bila sudah terbentur situasi, ketika prioritas utama yang sedang dibutuhkan justru terbengkalai. Menambah pusing pikiran karena lalai.
Masih menjadi sesuatu yang perlu dibenahi oleh manusia adalah menyederhanakan keinginan-keinginan. Ingin ini ingin itu banyak sekali. Sampai kadang berujung dengan terlalu memaksakan diri.
Maka, anugerah sekali rasanya bila selalu diberi rasa cukup. Tidak terlalu menuntut harus serba punya. Ketika tidak memiliki usaha lebih untuk menunjangnya.
Anugerah sekali rasanya bila diberi sifat yang bisa terima apa adanya. Selagi yang 'pokok' punya garansi akan selalu ada. Keinginan-keinginan lain itu terbendung dengan sendirinya. Tidak berharap lebih. Tapi tetap di upayakan dengan tidak menuntut cepat untuk realisasinya.
@azurazie
23 notes · View notes