#puasagaya
Explore tagged Tumblr posts
dintenpoeuchu · 12 years ago
Text
bulan romadhon,kata pak ustad "cu eling eling umat"
"yeeeh bulan romadhon, aya pasantren kilat, rek ngiluan teu?" sambil berteriak aku mengajak teman-temanku. "ah gareleuh barudak muhajirin mah sok kitu ngadelekan" -- "bae we atuuh apan budak rt 03 mah kaditu mun ngaji na wee jeng buka puasa aya tajilan" balasku untuk temanku.
****
saat itu aku kelas 2 SD yang gemar bermain serta berpetualang mengumpulkan luka lecet di tubuh, mencari suasana suasana menggembirakan itulah hakikatnya para anak SD sepertiku dahulu, bulan ramadhan memiliki euforia tersendiri bagi para penghuni puskopad karena pada zamannya saat bulan puasa tiba selalu pasantren kilat, baiklah aku ceritakan sedikit tentang pasantren kilat ini.
pasantren kilat di komplek puskopad adalah program tahunan yang selalu ada di bulan ramdhan dengan diadakan di mesjid pusat komplek ini yang bernama mesjid Al-Muhajirin dengan peserta dari berbagai balita hingga remaja, dari berbagai perkumpulan pengajian yang ada di puskopad. tapi kami yaitu aku dan teman-temanku terkumpul dalam pengajian di ujung puskopad jadi ya kalo ada pasantren kilat seperti ini kami suka rada minder dengan perkumpulan pengajian al-muhajirin atau emang mereka belagu ya ?
****
nah sekarang aku ceritakan kisahku : pasantren kilat biasanya diadakan dari pukul 15.00-17.30 atau sampai suara adzan berkumandang dan tajil dibagikan, aku anak kecil berlabel SD dengan predikat kepedean level tertinggi dan dengan kedisplinan mengikuti pasantren kilat,suatu hari saat itu aku disindir oleh ustad mesjid sebut saja namanya pak ade "cuu ai ente eling-eling umaaat" dengan kecuekan dan level pede tertinggi ku aku hanya tersenyum manis dan lempeng melanjutkan kegiatanku.. "cuu teu puasa ??" tertawalah suara tetangga yang melihatku "kunaon emang apan abi mah ongkoh leutik bu" sautku, aku heran mengapa mereka tau aku tidak puasa padahal tak sedikitpun aku makan di depan mereka , kembali ku melanjutkan ngaji dan terdengar suara temanku "cuu ai kamu naha meni kudu dibabawa" aku heran kenapa mereka mengurus hidupku menertawakan kelakuaknku,
sorenya kami perkumpulan pasantren mesjid Al-Muhajirin menengok siswa yang sakit berjalan dari mesjid sampai rumah dia, di perjalanan semua orang memerhatikanku terpelongo menatapku, bingung merasuki pikiranku aku memakai pakaian kumplit memakai jilbab memaki tas dan tersenyum ke semua orang, hmm tapi aku ga peduli terhadap mereka yang mencoba memandangku.
****
setelah shalat magrib dijalankan aku segera pulang kerumah dan menonton tv acara religi dengan kaka ku sebelum berangkat tarawih tentunya. di mushola kecil ini semua pertanyaan terjawab sudah terkumpas jelas, ketika aku shalat tarawih dekat temanku dan mamahku shalat tarawih di belakang ibu-ibu sibuk bergosip membicarakan gosip terhangat siang tadi dan mamahku hanya tertawa sambil berucap "iya bu si ucu mah kalakuana emang sok aya-aya wae" tersipu malu, seorang ibu bercerita "bu yonooo, tadi si ucu ka mesjid mamawa botol minum di gantungkeun di leherna, aduh eta mah nyak di sengseurikeun ku pak ade ku ibu-ibu. eh pas ditaros 'cu, naha teu puasa ?, mamawa botol minum' eh si ucu ngajawabna 'ah abi mah teu puasa ongkoh leutik' eta mah kabeh barakatak anu aya di mesjid" -- "terus eta botol minum teh ditengteng we dina leherna dibabawa kaman-mana, eta pas nengok si ani si ucu minum tengah jalan sabari nyanyi geraa bu yonoo," dan disambutlah cerita tadi dengan tawa ibu-ibu dan lalu "ibu-ibu jangan berisik taraweh sebentar lagi akan dimulai" suara ustad doni mengingatkan.
****
dan aku baru tau ternyata membawa air botol digantungkan di leher itu salah tepatnya ketika bulan romadhon , yah namanya juga anak kecil selalu melakukan kesalahan dan kemudian cerita itu masih diceritakan untuk tahun berikutnya ketika aku kelas 4 SD . "cu teu mawa cai botol deui di tengteng di leher " pak ustad ade menggodaku dengan tawa kecilnya " atuh pak ade eta mah basa leutik keneh acan bisa puasa, apan ayeuna mah puasa " sautku dengan muka malu tapi geli. dan ternyata cerita itu sudah meluas seperti virus ke seluruh komplek diceritakan oleh ibu-ibu yang berbelanja ssambil bergosip dan alhasil mereka selalu tersenyum ketika melihatku "cu aya aya wae ih" saut sebagian ibu-ibu.
0 notes