#perlaham
Explore tagged Tumblr posts
Photo
When Someone You Love Has an Addiction._ ☠️☠️☠️ The fallout from an addiction, for addicts and the people who love them, is devastating – the manipulations, the guilt, the destruction of relationships and the breakage of people. When addicts know they are loved by someone who is invested in them, they immediately have fuel for their addiction. Your love and your need to bring them safely through their addiction might see you giving money you can’t afford, saying yes when that yes will destroy you, lying to protect them, and having your body turn cold with fear from the midnight ring of the phone. You dread seeing them and you need to see them, all at once. 1._ #ToryBrauer 📸 left side 2._ #VivienneWimmler 📷 left side 3._ #PerlaHam 📸 right side ♿👁️🗨️ I should know: I spent most of my life acting in sexually addictive and compulsive ways. She's was a decent and compassionate womans: may shes rest in peace. 🙏🕋 #pain #love #heartache #brokenheart #heartbreak #relationships #drugs #hate #aesthetic #chillhop #life #relationships #alone #drugslove #happyness #diademuertos #diadelosmuertos #satosdifuntos #halloween #restinpeace https://www.instagram.com/p/CVsfhGlrye8/?utm_medium=tumblr
#torybrauer#viviennewimmler#perlaham#pain#love#heartache#brokenheart#heartbreak#relationships#drugs#hate#aesthetic#chillhop#life#alone#drugslove#happyness#diademuertos#diadelosmuertos#satosdifuntos#halloween#restinpeace
0 notes
Text
Putih
Dia duduk di atas kasurnya yang bersprai putih. Menatap halaman luar yang terdapat persis di sebelah kamarnya dan menikmati udara Jakarta dengan segala perubahan suhunya. Gemersik suara daun dan kicau burung selalu terdengar sepanjang hari. Suara deru kipas juga terdengar sepanjang hari. Berasal dari pojok kanan kamarnya, menoleh ke kanan dan ke kiri dengan rajin. Udara hari ini tidak panas, hanya saja dia tidak terbiasa tanpa suara kipas itu. Terlalu hening baginya.
Hidupnya selalu dilingkupi kesempurnaan dan juga ketidaksempurnaan. Apa yang dia tidak miliki? Tidak ada. Semuanya selalu berkecukupan bagi dia. Keluarga yang utuh, teman yang setia, edukasi yang baik, pekerjaan yang mapan, memiliki tempat bernaung yang nyaman dan perut yang selalu diisi oleh makanan enak. Bukankah hidup kita selalu tentang itu? Bukankah hal-hal tersebut yang membuat kita nyaman dan merasa aman?
Lantas, dimana letak ketidaksempurnaannya?
Tentu saja, manusia selalu rapuh dan memiliki retak didalamnya. Masa lalu, dan selalu karena masa lalu. Segala hal yang baru kita ketahui saat ini merupakan kejadian yang terjadi di masa lalu. Sayangnya, semakin pahit kejadian tersebut, semakin bertahan lama pula di ingatan. Namun bukankah itu yang kemudian menjadikan kita manusia yang terkuat versi kita masing-masing?
Suatu hari saat beranjak dewasa, dia mulai mengerti lebih dalam tentang kepahitan yang terjadi pada dirinya. Sejak saat itu dia tidak pernah merasakan damai pada dirinya. Dia terus terombang ambing dan berkali-kali menempuh jalan yang salah. Hingga saat terakhir, disaat dia berpikir bahwa dia sudah menapaki palung terdalam dalam hidupnya, dia terjatuh lebih dalam. Ah….gelap sekali, dia pikir. Dia selalu berusaha mencari tahu apa jawabnya. Sebuah pencarian yang sangat melelahkan bagi jiwa, fisik dan ternyata membutuhkan uang yang tidak sedikit. Doa tulus yang selalu ia panjatkan perlahan-lahan menampakkan jawab dari berbagai tanyanya. Begitu mencenangkan, begitu menyakitkan. Tuhan, apakah segala tanya harus dibayar oleh perasaan? Begitu terus yang ia pikirkan hingga ia mencapai kesimpulan: ya. Sungguh harga yang sangat mahal untuk sebuah pengetahuan.
Tapi ternyata Tuhan memiliki rencana lain dari sebuah harga tersebut. Reward. Hadiah atas keberanian. Dia pada akhirnya mencapai titik damai luar biasa sehingga dia merasa sangat aneh dengan hidupnya. Begitu banyak perih ia jalani selama ia hidup namun kemudian dia merasa damai dan tenang. Sungguh ia tidak terbiasa. Pada awalnya. Namun ia berusaha menapaki secara perlahan, menghirup udaranya, tersenyum kepadanya, hingga akhirnya ia membiarkan kedamaian memeluk dirinya erat.
Cinta.
Akhirnya dia mengerti maksud dari cinta. Seberapa besar dan agungnya sang cinta hingga rasanya ia mampu mengarungi seluruhnya asalkan dia tetap mencintai dirinya. Akhirnya dia mengerti apa pentingnya ini semua sebelum memulai memutuskan mencintai orang lain. Akhirnya dia mengerti bagaimana cinta dapat membuat semuanya menjadi transparan. Penglihatan yang lebih jelas, pendengaran yang lebih tajam dan seluruh rasa yang menjadi lebih menampakan dirinya. Empatinya bertambah. Tidak ada lagi yang dapat menghalangi dia untuk mencintai dan dicintai. Sungguh, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, ya Tuhan.
820
1 note
·
View note
Text
Sabtu yang Ditunggu
Pagi hari dengan mata yang sulit terbuka karena sangking lengket dan nyamannya memejamkan mata untuk melepas lelah setelah bimbingan yang sedikit mengejutkan. Perlaham membuka mata dan langsung meraih ponsel untuk memeriksa percakapan percakapan yang sebelumnya mungkin terhenti karena aku tertidur pulas. Hari ini adalah hari yang ditunggu, bukan karena menunggu kekasih hati untuk bertemu tapi aku sekali lagi akan jalan bersama Yuniar sang pejuang Lab Katalis Material sama seperti aku. kali ini perjalanannya sedikit berberda karena sebelumnya aku mengajak Yuniar pergi ke peluncuran buku yang berkaitan dengan bencana yang sama sama kita tau tempatnya di Perpusnas. Pagi pagi aku melihat pesan dari yuniar, tiba tiba dia ingin pergi ke perpusnas dari pagi sedangkan acaranya siang. akhirnya dengan terburu buru aku bergegas memgabulkan keinginan yuniar. Kita kembali janjian bertemu di stasiun sudirman, dan lagi lagi aku menubggu selama setengah jam di stasiun ini. berangkatlah kita menuju perpusnas, kali ini kita tidak salah lagii, sampai ke perpusnas tanpa muter muter atau naik turun halte karena kita sudah belajar dari kesalahan kemarin.
Kali ini niat kita berbeda, bukan untuk menemukan buku referensi tapi untuk mencari ketenangan untuk mengerjakan pembahasan, alhasil kami menuju lantai 9 bukan lagi lantai 21 yang berisi buku buku sains tapi malah mencari ketenangan di tempat naskah, sampai sampai kita jadi pengunjung pertama yang terdaftar si lantai ini. sepiii sunyi hanya ada kita berdua sebagai pengunjung dan satu penjaga, berhadapan dengan pemandangan monas sambil membuka laptop kita mulai mengerjakan pembahasan.
Hampir 2 jam kita berkutat dengan hasil karakterisasi kristal kristal akhirnya kita lapar dan jam menunjukkan waktu istirahat makan siang. beranjaklah kita menuju lantai 6 untuk sholat dan setelahnya kembali turun ke lantai 4 untuk makan namun sayang setelah sampai di lantai 4 terlihat suasana sangat ramai dan antrian panjang di stand stand penjual makanan. alhasil kami hanya berputar putar mencari tempat dan tak dapat menyerah dengan keadaan lanjut mencari tempat acara yang akan kami datangi. di Brosur yang kami dapat tertulis alamat gedung teater perpustakaan nasional Republik Indonesia Jl. Salemba Raya No. 28 A. Kita dengan pede nya menuju lantai 2 ruang teater dan ternyata acaranya bukan peluncuran buku tapi pelatihan yang berkaitan dengan ekonomi. hahahahahhahahaa, sekali lagi kita berdua SALAH, yaaa memang kali ini bukan salah naik busway tapi salah gedung. hahaahaaaaaa, dan kita baru menyadarinya ketika waktu peluncuran sudah dimulai.
Dengan meyakinkan diri yuniar aku bertanya "kita masih mau hadir di acara ini yun?" yuniar dengan tegas menjawab: "ayo" alhasil kita langsung menuju lantai 1 untuk bergegas menuju perpusnas yang di Salemba. membereskan semua barang barang yang kita bawa kemuadian mengunci loker, tiba tiba aku ingat "yun, kita harus ambil kartu di lantai 9", lagi lagi dengan buru buru kami menaruh semua barang kedalam loker bersisa tas perpusnas kosong kita tenteng menuju lantai 9, hal ini sempat menjadi perhatian seiisi lift, karena tas itu hanya diberi petugas kalau kita bawa laptop sedangkan aku dan yuniar hanya menenteng tas ini tanoa ada isinya. aneh memang, tapi mau gimana lagi kita harus buru buru jadi kita tak peduli lagi dengan penglihatan orang. Untungnya dalam perjalanan menuju salemba lancar dan ngk salah rute busway lagi jadi hanya membutuhkan waktu 30 menit.
mungkin bagi Yuniar, acara ini dipenuhi kosa kata asing tentang kebencanaan tapi kita menikmati acara ini sembari memakan snack yang diberikan untuk mengganti makan siang yang terlewat. tepat pukul 15.30 acara berakhir dan kita langsung mencari musolla untuk sholat ashar. di perjalanan menuju musola kita melihat pemandangan indah bunga bunga dan bangunan dengan jendela besar terlihat gagah dengan tralis dan warna kayu yang senada, langsung terbersit dalam percakapan kita setelah solat kita foto disana. sembari menunggu yuniar selesai solat aku berbincang dengan ibu ibu yang sama sama dari acara yang sama untuk mengisi kekosongan.
benar benar kita berfoto foto ria di gedung yang sebelumnya dipakai resepsi, masih terpajang rangkaian bunga pemberian Anis baswedan untuk para mempelai dan masih pula ramai orang orang berhidung mancung dengan muka khas timur tengah. itu semua tidak menyurutkan niat kita untuk foti di gedung itu. dengan pedenya kita berpose sana sini sampai puas kemudian kita berjalan mencari makan untuk mengisi perut yang sedari tadi harus diisi makan siang. disaat makan kami bertukar cerita dengan cerita picisan picisan disela sela kesibukan pembahasan yang kita buat. hahahahahahaa lucunya mendengan cerita cerita yang kita alami, terlebih lagi cerita cerita ini hanya keluaf ketika kita bertemu dan melakukan perjalanan perjalanan santai namun penuh arti seperi ini. ditemani senja yang mau terbenam di timur jalan salemba kita bercengkrama, mampir untuk mengisi daya batre dan solat di masjid depan kampus pasca sarjana UI. malam tiba kami lanjut melanjutkan perjalanan pulang sekali lagi kita sama sama tidak hapal rute alhasil tanya sana sini rute menuju dukuh atas dari halte salemba, kali ini tidak salah namun benar benar serasa mengelilingi jakarta pusat dan selatan seharian ini. di busway menuju harmoni yuniat berkata "ini masnya mirip sama orang yang buat aku nyaman" lamgsung seketika aku tersenyum dan mengingat cerita yuniar di saat makan siang disore hari tadi. hahahahahaaaa, disepanjang jalan yuniar tidak mau memandang petugas busway karena selalu teringat orang dicerita senja tadi.
memuaskan hasrat berfoto kita, akhirnya kita kembali singgah untuk berfoto di sepanjang jalan sudirman. ditemani lampu lampu gedung yang syahdu menyinari kita berdua yang sedang pusing sehingga beberapa kali melakukan hal hal tak masuk akal, dengan beberapa jepretan saja sudah membuat kita bahagia.
terimakasih banyak Yuniar, sekali lagi telah menemani hari hari ku dengan penuh cerita menarik
23 Maret 2019
1 note
·
View note
Text
Banyak membaca, membaca banyak
Berawal ketika menceburkan diri sebagai guru SD bertahun-tahun lalu, saya menanamkan niat akan memulai pembiasaan membaca pada anak-anak saya kelak. Alasannya, pada saat itu saya mendapati beberapa anak kesulitan memahami makna kalimat apalagi memahami bacaan. Setelah digali penyebabnya selain karena mereka kurang mendapatkan kesempatan pembiasaan membaca di rumah, anak-anak cemderung terbiasa dengan media visual (menonton) sehingga kemampuan menelaah kalimat masih rendah.
Begitu dianugerahi sulung, pada usia sembilan bulan sudah mulai saya bacakan satu paket bacaan balita. Idealnya sejak dalam kandungan, namun saya belum rutin melakukannya saat itu. Dalam setiap kesempatan saya sediakan satu buku sehari untuk dibacakan. Cara membacakan cerita pada putri sulung kala itu mengikuti arahan dari materi hasil workshop, seminar dan berbagai buku. Berikut cara yang sudah saya lakukan:
1. Dalam posisi anak tidur telentang, buku ditempatkan kurang lebih 30 senti dari matanya. Kalimat yang dibacakan ditunjuk per kata. Setuap kalimat dibaca ulang tiga kali untuk memberikan anak kesempatan mengingat kosa kata pada buku.
2. Jika anak sudah mampu duduk, dapat dipangku atau dudukkan pada kursi bayi dengan pengaman. Buku diletakkan di hadapannya dengan jarak yang sama. Tunjuklah setiap kata yang dibaca perlaham-lahan dan diulangi.
3. Jika anak sudah mandiri duduk akan lebih mudah membacakan cerita. Dia pun akan leluasa ikut menunjuj kata bersama kita. Arahkan tangan anak pada kata yang dibacakan perlahan-lahan. Hal ini juga berlaku untuk no. 2.
Tips membiasakan membaca pada anak sejak dini:
1. Jika anak mulai tampak bosan, alihkan pada karakter yang ada pada cerita lalu mengupas tentang nama karakter, warna atau ukuran.
2. Tidak perlu memaksakan frekuensi membaca jika anak sedang menunjukkan gelagat kurang nyaman. Pastikan saja setiap hari ada pengulangan membaca buku yang sama selama seminggu atau dua minggu. Perhatikan saja antusias anak menyimak cerita untuk mengatur waktu yang tepat.
3. Selingi kegiatan membaca buku dengan membaca gambar menggunakan kartu (flash card)
Dengan pembiasaan seperti di atas, pada usi tiga tahun putri sulung saya mampu membaca sendiri buku-buku yang pernah dibacakan. Jumlah buku yang rutin dibacakan total saat itu empat belas judul. Ketika dia sudah menunjukkan kesukaan membaca baru kemudian dia belajar sendiri mengenal kata dan huruf. Maka sejak kecil saya tidak pernah mengajarkan kedua putri saya mengeja huruf.
Pada akhirnya mereka berhasil menggali sendiri keasyikan membaca. Saat ini mereka senang melahap buku apa saja yang tersedia sesuai usia mereka termasuk tema sejarah.
Keuntungan membaca sejak dini sangat berguna dalam pembelajaran di sekolah juga dalam pergaulan. Wawasan mereka lebih luas dari teman sebaya dan mampu menganalis suatu masalah berdasarkan pengalaman membaca beragam buku.
Harapan saya, mereka mampu memberikan contoh positif minimal bagi kawan-kawan terdekat. Bahwa dengan banyak membaca maka pengetahuan akan melekat dalam keseharian. Jika membaca banyak hal, kemampuan menemukan solusi pun akan terbuka. Dengan demikian akan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan.
1 note
·
View note
Text
Memaafkan
Memaafkan itu sulit.
Kusudah berkali-kali terjebak dalam amarah yang tidak penting hanya karena tidak mampu memaafkan seseorang.
Seorang yang pemaaf itu punya dada yang lapaaang.
Dan aku kadang tidak mengerti bagaimana caranya melapangkan dadaku yang sedang sempit apalagi saat tersakiti. Sampai sekarang pun aku tidak yakin bagaimana perasaan memaafkan yang sejati itu. Apakah yang kulakukan selama ini benar-benar 'memaafkan' dari hati atau hanya di mulut saja? Karena adaa saja yang mengganjal di hati. Apa itu artinya.. aku belum bisa memaafkan 100%?
Lalu, awal bulan Ramadhan lalu, aku mendengar ceramah dari Syekh Ali Jaber. Beliau memberi nasehat kepada orang-orang yang sulit memaafkan untuk meneladani akhlak nabi Yusuf.
Aku tersentak.
Aku tidak pernah benar-benar menghayati kisah nabi Yusuf sebelumnya, padahal kisahnya diceritakan panjang lebar dalam Al-Quran sebagai sebaik-baiknya kisah. Aku membacanya lagi dan berusaha memahami, sambil membayangkan berada di posisinya.
Konflik Nabi Yusuf dimulai saat saudara-saudaranya dengan sengaja membuangnya ke dalam sumur dan meninggalkannya. (Ya, kuulangi lagi, dibuang - ke sumur - oleh saudara-saudaranya) .Itu... pembunuhan berencana! Kejam sekali mereka. Nabi Yusuf bisa mati perlahan di dalamnya.
Coba bayangkan berada di posisi beliau.
Yang terbayang olehku, ketika aku berada dalam sumur yang dalam, gelap, dan dingin, setelah diceburkan oleh saudara kandungku sendiri.... sepertinya aku akan menangis putus asa sambil menyebut satu per satu nama kakakku dan berteriak sekeras-kerasnya dengan penuh amarah, "apa salahku?!". Padahal aku tidak pernah berbuat jahat tapi aku dijahati seperti ini. Mereka berniat membunuhku secara perlaham? Ugh, kejam sekali.
Lalu, kisah selanjutnya benar-benar penuh drama.
Saat akhirnya keluar dari sumur, ia dijual sebagai budak dan diadopsi oleh pejabat. Di sana ia sempat digoda dan difitnah oleh ibu angkatnya sendiri. Hingga ia merasa lebih rela dijebloskan ke penjara, tak perlu capek-capek membela diri dan membersihkan nama baik. Bayangkan, penjara lebih ia sukai! Zaman sekarang siapa sih yang mau masuk penjara dengan sengaja? Kalau "berhak" dipenjara pun, segala daya upaya dikerahkan untuk bisa bebas atau setidaknya masa tahanannya dipersingkat sesingkat-singkatnya. Kalau aku berada di posisinya, mungkin aku akan berusaha kabur dari rumah dan merantau entah ke mana.
Oke, anggap saja aku tidak bisa mengelak dari fitnah itu dan dijebloskan ke penjara. Lalu di penjara pun sempat ter-php dengan teman satu sel yang bebas lebih dulu. Kesel nggak sih? Di masa-masa ini lah masa yang paling rentan untukku. Mungkin, di saat kehidupan penjara terasa sangat berat dan rasanya berjalan lamaaa sekali, di saat itu aku akan teringat masa lalu dan mulai depresi,
"Ini semua salah saudara-saudaraku dulu. Coba saja mereka tidak membuangku ke sumur, aku tidak akan berakhir di penjara seperti ini".
Tapi sepertinya Nabi Yusuf tidak pernah berpikir seperti itu. Malah ia mungkin menikmati waktu-waktunya yang bebas dari kehidupan duniawi dan menyebarkan dakwah di sana.
Hingga kehidupan Nabi Yusuf berubah sejak ia diminta untuk menakwilkan mimpi raja. Setelah itu kedudukannya benar-benar diangkat oleh Allah. Ia menjadi penguasa. DI SAAT ITU LAH ia bertemu lagi dengan saudara-saudaranya dulu.
OMG! itu godaan banget untuk balas dendam!
Nabi Yusuf punya segalanya: punya kekayaan dan makanan yang sangat dibutuhkan oleh saudara-saudaranya itu. Ia bisa saja mempermalukan mereka, atau menjebloskan mereka ke penjara, atau menyiksa mereka? Ada banyak pilihan. Ia punya kekuasaan dan ia bisa melakukan apapun cukup dengan satu perintah.
Tapi, di akhirnya, apa yang terjadi?
Nabi Yusuf berkata, "hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu"
Padahal setidaknya ia bisa marah-marah sambil menceritakan bagaimana pahitnya dibuang ke sumur oleh saudara sendiri dan betapa beratnya hidupnya setelah itu sebelum akhirnya beliau jadi 'orang' seperti sekarang.
Tapi tidak.
Tidak ada cercaan.
Ia memaafkan mereka. Tidak hanya itu, ia juga mendoakan mereka!
"Mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang"
Seperti ini lah memaafkan yang sudah dicontohkan oleh Nabi Yusuf. Memaafkan itu artinya tidak ada lagi rasa marah, rasa ingin membalas dendam, tapi sebaliknya malah ada bersitan rasa sayang.
Teladan lain tentunya bisa kita contoh dari Rasulullah yang luar biasa pemaaf. Ingat kisah beliau dengan haters-nya yang biasa mencaci dan bahkan melemparinya dengan kotoran dan isi perut onta? Tahu apa yang dilakukan beliau ketika haters-nya itu sakit? Beliau yang pertama menjenguknya! Bayangkan. Kalau kita? Saat ada haters yang sakit, mungkin kita sudah kegirangan sambil berucap "mampus! biar tahu rasa tuh orang." Atau di kisah lain, tentang penduduk Thaif yang melempari beliau dengan batu sampai mengucur darah di kakinya. Padahal ketika itu sudah ada dua malaikat yang diizinkan Allah untuk balas dendam. "Kalau engkau mau, kami bisa meruntuhkan gunung di sana dan mengubur hidup-hidup mereka" kata dua malaikat itu. Tapi, apa yang dilakukan Rasulullah? Beliau malah mendoakan mereka. "Jangan. Semoga ada lahir dari keturunan mereka orang yang shaleh".
Uwaa..
Kenapa mereka bisa berbuat seperti itu?
Kok bisa?
Gimana caranya?
Di titik ini, aku sadar sesuatu.
Mungkin agak sulit untuk dikaitkan, tapi, menurutku, mereka bisa berbuat seperti itu karena ada Allah di hati mereka dan Allah itu Maha Pemaaf. Seberapapun dosa seorang hamba, Allah selalu membuka pintu taubat-Nya (ingat kisah pembunuh 100 orang yang berniat tobat dan hijrah tapi meninggal di tengah perjalanannya?).
Mereka bisa berbuat seperti itu karena ada Allah di hati mereka dan Allah itu Maha Penyayang. Bahkan, tak perlu menunggu seorang hamba bertobat, Allah tetap memberi rizki padanya. Sayur-sayuran tetap bertunas setiap hari, dan pepohonan tetap berbuah. Allah tetap memberikan oksigen gratis pada siapapun tak peduli seberapa bejatnya ia di muka Bumi.
Lantas,
apa alasanku sebagai manusia hina untuk tidak membuka pintu maaf untuk manusia lain?
0 notes
Text
Pura-Pura Bahagia
Aku lelah untuk terus berpura-pura dibalik tawaku yang terbahak-bahak seakan semuanya baik saja. Setiap hari yang ku lakukan hanya menutupi dengan tawa, namun yang kurasa sebenarnya hanya luka yang kian nyata Percayalah sesungguhnya dibalik tawaku aku berusaha untuk pura-pura tidak terluka Senyumku hanya kepalsuan yang kubuat sebahagia mungkin agar mereka percaya, bahwa tanpamu aku masih baik-baik saja aku berusaha untuk tidak akan menyalahkan atas semua yang telah disusun oleh tuhan karena aku percaya yang buruk sengaja tuhan lepaskan agar yang baik mempunyai kesempatan untuk datang. harusnya aku berjuang membunuh lara tanpa harus perlaham-lahan mematikan jiwa
0 notes
Quote
Aku tak selamanya melupa akan dirimu bie . Hanya saja,aku tak ingin lebih dalam dan jauh mengingat dan mengenangmu lagi karena semakin aku mengingatmu sama saja aku mengorek Luka lama yang perlahan sembuh dan kering . Luka disaat kamu pergi tanpa pamit dan tetap membiarkan aku pergi secara perlaham tanpa kata perpisahan dan kelanjutan Hubungan kita . Bahkan kamu dengan sadarnya memutuskan semua akses KITA . Biarkan aku pura-pura Lupa aku pernah Hidup dan bahagia denganmu untuk sementara hingga akhirnya aku yang terluka dengan amat sangat :)
Subuh 6/1/2017 Prasadha
0 notes