Tumgik
#pengalaman beli rumah
permatarooyalgarden · 17 days
Text
CS 0817-323-882, Begini Rumah Indent Rp 1,5 Miliar di Permata Royal Garden, Pintu Tol Pakis Malang
BISA CASH Call 0817-323-882, Belajar Investasi Rumah PRG Dekat Kantor Desa Sukoanyar Pakis Jl Raya Sukoanyar No 235 Malang, dan Buat Investasi Rumah PRG Daerah FIF Group Pakis Jl Raya Pakisjajar No 11 Malang, serta Cara Investasi Rumah PRG Dekat Bank Jatim Kantor Kas Pakis Jalan Raya Pakis Malang
Tumblr media
Permata Royal Garden
Sejarah perkembangan usaha developer dimulai dari pengembangan perumahan di daerah kampus seperti kampus ITN, UIN dan Unibraw di daerah Sigura-gura. Setelah unit rumah sold out, maka pengembangan diarahkan ke daerah yang berkembang yaitu wilayah Pakis, dimana adalah wilayah primadona untuk daerah kabupaten Malang, karena lokasi sangat strategis yaitu dekat bandara Abdul Rachman Saleh Malang dan dekat dengan interchange tol Malang - Pandaan.
Di dalam menyediakan fasilitas Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) , PT Graha Intan Kreatif selaku pengembang Permata Royal Garden telah menjalin kerja sama dengan beberapa bank baik bank pemerintah maupun bank swasta.
Dalam menjalankan bisnis property telah dibuatkan akta Pendirian PT dengan Akta No. 147 tertanggal 19 Februari 2010 dihadapkan Notaris Paulus Bingadiputra.
Visi & Misi Permata Royal
VISI Menjadi developer perumahan yang terdepan dalam memberikan tata lingkungan yang prima serta berkomitmen terhadap kualitas produk demi kepuasan konsumen.
MISI Tujuan utama kami adalah menjadi developer properti yang menyediakan produk-produknya dengan kualitas terbaik, ketepatan waktu dan biaya yang efektif.
Legalitas Usaha Developer
Data Lengkap Developer Nama Perusahaan : PT. GRAHA INTAN KREATIF Bidang Usaha : Pengembang / Developer Alamat Kantor : Jl. Raya Ampeldento 1087 Malang Telepon : 0341 794181 Akte Pendirian : 147 Akta Perubahan Anggaran Dasar NPWP : 02.666.379.9-657.001 TDP : 13.11.1.52.00468 SIUP : 503/506/419.43/2010 Keanggotaan APERSI : 027/IN/DPD-04/III/2012 Keterangan Domisili : 96/421.629.014/11/2012
INFO LENGKAP G-Maps : https://maps.app.goo.gl/aL9ai53cAaUkMpbu7 Permata Royal Garden Jl. Raya Ampeldento No. 1087, Boko, Bunut Wetan, Kec. Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65154
Instagram https://www.instagram.com/permataroyalofficial/
Tiktok : https://www.tiktok.com/@permataroyalmalang/
Website : https://permataroyal.com/
Marketing : ASEP, 0813-3411-2000, [email protected] PURNOMO, 0812-5930-7769, [email protected] IWAN, 0822-4490-6385, [email protected] SULIST, 0878-5663-2626, [email protected] YANTI, 0813-3318-5634, [email protected]
PT Graha Intan Kreatif Marketing Office Permata Royal Garden Jl. Raya Ampeldento 1087 – Kav. A1 MALANG, Jawa Timur, 65154 (0341) 79 66 33
Marketing Office Permata Royal Manisa Jl. Manisa, Perumahan Permata Royal Manisa Blok A3 MALANG, Jawa Timur, 65135 (0341) 750 77 55
CaraInvestasiRumahKerenPRGSekitarDinasPendidikanDanKebudayaanUnitPelaksanaTeknisDinasUPTDJlHAbdulMajidNo108Malang, #CaraInvestasiRumahUnikPRGBelakangTanpaModalKantorILOJlTegalMapanMalang, #InvestasiRumahPRGDenganKprDepanPTBankPerkreditanRakyatSurasariHutamaKantorKasRukoPakisMegahKav9Malang
0 notes
atifadhilah · 1 year
Text
Drama perjalanan.
Perjalanan ke negeri matahari terbit ini merupakan kali pertama perjalanan terjauh dan terlama yang baru pernah ku lalui, menghampar birunya langit, berjarak ribuan kilo dari rumah, rasanya ya Allaah degdegan parah, wkwk #lebay.
Di mulai dari tiket berangkat yang ditahan karena belum punya return ticket, akhirnya beli tiket asal on the spot yang paling murah dan kalau di pakai harus melewati 29 jam perjalanan dan transit di Vietnam untuk pulang ke indo meanwhile 7 jam perjalanan direct flight pas berangkat aja udah lumayan bikin kaki pegel alhamdulillaah. Ya, aku belum beli tiket pulang sebelumnya karena belum tau kapan bisa pulangnya, entah beberapa bulan, setahun, atau bertahun tahun nanti.
Alhamdulillaah, sepanjang penerbangan cukup aman, ga ada turbulensi yang berarti, beberapa bentukan awan lucu menemani perjalanan kali ini, masya Allaah. Di temani pula dengan teman suami yang juga studi disini.
Tumblr media
Sampailah di bandara Tokyo - Haneda, melihat pemandangan dan suasana berbeda hiruk pikuk ibu kota jepang. Sebelum keluar bandara, saat ke bagian custom untuk diperiksa, petugas ingin membuka 2 koper besarku, aku sudah pasrah, karena satu koper berisi beberapa makanan indo yang khawatir disita nantinya :(
Akhirnya ku bukakan satu koper dulu berisi pakaian, dan memang isinya hanya pakaian yang ku vakum untuk kira kira minimal 3 bulan living here, visiting my husband. Alhamdulillaah satu kopernya lagi gajadi di buka :p kalau iya, mungkin ku takkan bisa makan dengan beberapa lauk Indonesia seperti kering tempe. Alhamdulillaah.
Di bandara juga ada anjing yang mengendus endus di sekitar kami, ternyata makan siang (chicken sandwich) di pesawat yang belum jadi dimakan oleh teman suami terendus dan disita petugas di bandara. Fiuh, aku degdegan lagi.
Keluar bandara akhirnya ku bertemu suami yang sudah menjemput, alhamdulillaah setelah LDM hampir 2 minggu haha.
Begitulah, alhamdulillaah jadi pengalaman berbedah.
23 notes · View notes
apriliakinasih · 8 months
Text
Harus Berubah
Ada seekor kucing liar yang selalu datang ke rumahku untuk minta makan. Sebagai seorang pecinta kucing, tidak mungkin aku membiarkannya begitu saja. Jika dia datang, aku langsung cepat-cepat mengambilkan makanan untuknya. Kalau tidak, dia pasti akan langsung 'menghilang' secepat kilat. Setelah kuberi makan, biasanya dia langsung pergi. Terkadang, dia juga duduk-duduk di teras.
Aku menduga kucing tersebut dibuang oleh pemiliknya. Sebab, baru-baru ini saja dia berkeliaran di sekitar rumah. Dulu aku tidak pernah tahu kucing ini. Sepertinya, dia termasuk kucing ras. Tapi sayang, karena tidak terawat dan hidup keras di jalanan, bulunya terlihat dekil dan badannya kurus. 
Dia kucing jantan yang sangat penurut. Tidak pernah juga dia melukai 9 kucingku. Ada satu kucingku yang takut bertemu dengannya. Kalau mereka bertemu, kucingku yang takut itu sudah lari terbirit-birit. Padahal, si kucing liar ini hanya bermaksud minta makan. Tapi kucingku selalu lari tunggang langgang, lalu sembunyi di atas lemari atau naik ke atas atap teras. Ada-ada saja. 
Pagi tadi, ibu kedatangan tamu salah seorang temannya. Lalu tiba-tiba si kucing liar ini pun datang. Dia duduk persis di depan pintu, menunggu untuk diberi makan. Tapi sayang, tadi stok makanan kucingku habis. Jadi, semua kucing-kucingku pun saat itu juga belum makan. Aku sendiri sudah bersiap untuk keluar rumah, hendak belanja ke pasar sekalian mampir ke petshop beli makanan untuk para anak bulu tersebut. 
Kurang lebih setengah jam kemudian, aku baru sampai rumah. Aku pun segera memberi makan kucing-kucingku. Setelah beres, aku kemudian mencari kucing liar itu. Tapi aku tidak menemukannya. Lalu ibu cerita bahwa si kucing liar itu telah dibawa pulang oleh temannya tadi. Setahuku, teman ibu tadi itu memang pecinta kucing juga.
Menurut cerita ibu, teman ibu tadi menangis saat melihat kucing liar itu. Sebab teringat akan 11 kucingnya yang mati mendadak, dan beliau juga iba melihat kondisi kucing liar ini. Saat beliau hendak pulang, beliau izin pada ibu untuk membawa pulang si kucing liar. Dan langsung diiyakan oleh ibu. 
Ibu bilang padaku,"Tadi kucingnya dielus, terus ditanya 'Ikut ibuk pulang ya nak'. Eh kucingnya mengedipkan mata seolah ngasih kode kalau dia mau. Akhirnya langsung digendong, dan kucing itu nurut-nurut saja. Sekarang sudah dibawa pulang."
Mendengar hal itu, aku bahagia sekali sekaligus terharu. Berkali-kali aku mengucap rasa syukur. Bahkan aku pun sempat sujud syukur saking bahagianya. Sebab aku juga kasihan pada kucing itu. 
Tadi pagi—benar-benar baru tadi pagi—kucing tersebut masih hidup liar. Nasibnya belum jelas. Tidak ada yang punya. Dan sepertinya, dia pun makan juga kalau ada yang memberi. Dalam sekejap mata, nasibnya kini berubah. Allah pertemukan ia dengan seorang pecinta kucing dan insyaAllah kini ia akan hidup dengan layak. 
Aku belajar satu hal dari pengalaman ini.
Betapa mudah bagi Allah untuk mengubah nasib makhluk-Nya.
Aku kemudian menyambung-nyambungkan pengalaman ini dengan diriku sendiri. Sekarang aku masih di titik terendah dalam hidup. Nasibku belum jelas. Masih gagal di sana sini. Bahkan beberapa hari yang lalu, aku sudah mendapatkan kegagalan pertamaku di tahun ini. 
Kadang aku merasa hidupku begitu lucu. Ingin sekali aku menertawakan diriku sendiri. Betapa tidak, aku sudah berusaha mati-matian, ujung-ujungnya masih selalu gagal.
Tapi bisa jadi, suatu saat nanti nasibku juga akan berubah selama aku tidak menyerah. Aku akan berjuang lebih keras lagi, entah bagaimana caranya. Yang jelas, nasibku juga harus berubah. 
Ah Mpus, baru ditinggal sehari aku sudah rindu suaramu minta makan. Semoga kamu tidak melupakanku dalam doa-doamu ya. Tolong doakan aku, semoga nasibku juga membaik, sama sepertimu. 
(17 Februari 2024 | 16:40 WIB)
7 notes · View notes
bersuara · 9 months
Text
Tumblr media
Sore hari ini diajakin main ke pantai dekat rumah, ngga sampai 10 menit langsung sampai. Pantai yang sedari kecil menjadi destinasi wisata pluss tempat ziarah (karena ada makam leluhur) paling murah sewaktu libur lebaran. Aku jadi nostalgia, biasanya sehari setelah hari lebaran, di daerahku termasuk kampungku beramai-ramai pergi ke pantai untuk liburan. Transportasi yang digunakan adalah perahu. Pengalaman naik perahu adalah hal terseru buatku.
Pantainya sudah tercemar dan ngga sebagus sewaktu aku kecil. Di pinggiran pantai, banyak sekali sampah, pun air laut sudah tercemar limbah. Tetapi ngga membuat sepi, setiap hari pasti ada saja muda mudi yang nongkrong di bebatuan pinggir pantai atau di bahu jalan. Terlebih ketika hari Minggu dan hari libur lainnya, pasti ada saja rombongan pengunjung yang datang memadati 'Pulo Cangkir' (sebutan untuk tempat wisata/ziarah).
Tumblr media
Sore hari ini melihat deburan ombak, perahu, aktivitas batu bara PLTU sambil menyantap bakso yang ku beli seharga 5 ribu.
Tumblr media
Nana yang ikutan makan bakso, padahal sudah di warning kalau baksonya pedas hahaha.
Tumblr media
Satu bakso yang ukuran besar diberi harga 5 ribu dan untuk bakso yang ukuran kecil diberi harga 5 ribu 3 bakso.
Tumblr media
Aku yang sedang fotoin Nana
Tumblr media
Nana dengan ekspresi tengilnya sedang bermain lato-lato.
Tumblr media
Aku, Nana dan ponakanku yang sudah remaja (Aaaaa aku sudah tua hahahaha).
Tumblr media
Sekian cerita hari ini~~
- 26 Desember 2023
12 notes · View notes
pergimelaut · 5 months
Text
"Uang Uang Uang Uang," Dibaca Pakai Suaranya Tuan Krab
Kenapa aku bikin post tentang uang? Jawabannya karena, alhamdulillah, tidak terasa, sudah satu tahun berlalu sejak aku bikin catatan keuangan dalam hidupku! :D
Aku sudah pernah bikin tiga post tentang uang. Pertama, R-Est-O, ketika aku pertama kali mau rajin nulis keuangan lagi. Sebelumnya sudah pernah bikin di aplikasi gitu, tapi ternyata aku nggak cocok pakai aplikasi. Awalnya aku kira aku cuma alasan aja, tapi ternyata terbukti, aku nyatat sendiri manual di Spreadsheet bisa betah sampai sekarang. Post itu kubuat setahun yang lalu, akhir April 2023.
Kedua, Perkara Mengelola Uang yang kubuat dua bulan sejak kuputuskan buat rajin lagi. Waktu itu, aku nulisnya masih di buku tulis (hahaha, semanual itu!) terus kusalin ke Notion di akhir bulan. Dengan Notion, aku bisa tahu tuh, persentase antara pemasukan dan pengeluaran. Tapi, karena baru kusalin akhir bulan, jadi nggak ada cukup waktu buat mengamati dan berefleksi gitu.
Ketiga, Perkara Mengelola Uang 2.0 yang kubuat setelah hampir setengah tahun mencatat. Aku di sini laporan kalau sudah berpindah ke Spreadsheet, dan metode yang kugunakan sama persis kayak yang masih berlanjut sekarang, cuma jadi lebih rapi karena lebih banyak datanya. Alhamdulillah juga, pekerjaanku sehari-hari berkutat sama Excel dan sebagainya yang di depan laptop, jadi mudah buat mengakses (hampir setiap hari malah XD) dan mempelajari apa yang bisa dipelajari.
Jadi, apa yang kupetik dari pengalaman ini? Ya, ini sangat personal sih, tapi ada beberapa yang kuambil. :D
Aku jadi bisa nabung lebih berani. Pada waktu setahun terakhir ini, aku bikin rekening baru yang khusus untuk nabung. Jadi, uang tabungan dipindah ke situ. Nah, karena aku juga mulai belajar untuk bikin proyeksi, aku jadi bisa berani untuk mindahin sejumlah uang ke rekening tabungan, yang melebihi target nabung di bulan itu. Karena ada keyakinan kalau perkiraan pengeluarannya masih aman dengan jumlah uang yang tersisa.
Aku bisa terdorong untuk cari pemasukan baru. Ini karena aku suka pelit ke diriku sendiri sih ... Ini berlaku kalau ada pengeluaran yang "aneh" dari bulan-bulan sebelumnya. Misalnya, ada kesempatan ketika aku pesen ojek online, ya. Padahal, aku hampir nggak pernah pesen ojek online. Nah, walaupun kondisinya tetap aman karena uangnya ada, tapi aku jadi terdorong buat nyari-nyari tambahan kecil-kecil untuk "nambal" pengeluaran yang biasanya memang nggak ada. Ini nggak selalu kulakukan, tapi kurasa dorongan ini baru lebih kuat setelah aku mencatat keuanganku.
Aku jadi relatif lebih tenang. Sebagai produk overthinking, di antara berbagai topik untuk dipikirkan-dengan-berlebihan lainnya, mikirin soal uang itu menyita energi banget. Apalagi kalau sudah dipenuhi dengan ketakutan ala-ala Gen Z, bisakah beli rumah? Bisakah beli tanah? Bisakah menghajikan orang tua? Dan lain-lain, banyak pokoknya, kayak nggak ada habisnya. Tapi, setelah kucatat pengeluaranku, pemasukanku, persentase tabungan/investasi, pembagian pengeluaran per kategori, dll, aku jadi lebih tenang. Bukan "tenang" dalam artian masalahnya selesai ya hahaha, tapi, jadi ada kayak yang nepuk-nepuk, "Sedang berproses kok, ini prosesnya, pelan-pelan, satu-satu." Dan kita bisa lihat sendiri jalannya proses itu, dibandingkan sebelum aku nyatat keuangan, yang waktu itu rasanya lebih "ngambang/ngawang-awang".
Kurang lebih itulah pelajaran yang kuambil, selain rasa syukur tentunya. Aku bersyukur BANGET ada di titik ini dalam hidupku, bersyukur karena bisa menghadapi dan menikmatinya.
Terus, apa data yang kuperoleh tentang catatan keuanganku, sepanjang setahun terakhir? Ini makin nggak relevan untuk dibandingkan, tapi ini yang kutemui.
Pengeluaran paling sedikit terjadi di bulan Februari. Apakah ini karena jumlah hari paling sedikit? XD Entahlah. Tapi, menyusul tipis di belakangnya (udah kayak balapan aja nih) itu bulan Mei.
Pengeluaran paling banyak ada di bulan September. Ini ada barang spesial yang kubeli pada bulan itu, waktu itu. Nggak akan kuulangi lagi karena barangnya masih ada dan akan dirawat sebaik-baiknya. XD
Investasi/tabungan terbanyak yang kulakukan terjadi di bulan Maret dan April! (Dua-duanya punya besaran yang sama.) Mungkin karena ada THR? Alhamdulillah cair huhu. Atau, semoga ini karena aku jadi lebih melek soal finansial. :P
Investasi/tabungan tersedikit ada di bulan Agustus dan Oktober (lagi, besarannya sama). Dan ini pun nggak mencapai target menabung di bulan itu. Semoga ke depannya lebih cermat lagi.
Pemasukan terbanyak ada di bulan November. Ini ... aku tahu sih kenapa hahaha. Alhamdulillah untuk bulan itu. XD
Kategori pengeluaran terbanyak dalam setahun terakhir itu, tentu saja, adalah untuk keluarga. :D Ini kusyukuri dan semoga berikutnya pun aku masih bisa melakukan hal yang sama. Menyusul di urutan kedua itu kategori investasi/tabungan.
Kategori pengeluaan tersedikit itu adalah parkir ... yang sebenernya ini termasuk besaaar untuk kategori itu. Rata-rata pengeluaran untuk parkir dalam sebulan sampai 48K lho T_T Hampir 50K. Kalau parkir itu anggaplah 2K, berarti aku bisa pergi ke 24 tempat yang ditarik uang parkir dalam satu bulan ... ini nggak valid karena kadang parkirku dibayarin hahaha (dan sebaliknya), tapi ya, cukup untuk bikin KAGET. XD
Kategori yang perlu diwaspadai oleh seluruh jiwa ragaku adalah snack. Snack. Iya. Es krim, wafer, es krim, cokelat, es krim, camilan di kafe, es krim, es krim, es krim .... Masa ya, ditemukan data pada suatu bulan bahwa pengeluaran untuk snack lebih BANYAK daripada pengeluaran untuk makan. Hah. Parah. Evaluasi ini, wajib.
Untuk kategori bensin ... ah, udah ikhlas ini. No comment. XD Sebagai pekerja kantoran yang bolak-balik 18km (artinya total 36km, minimal) setiap harinya, pengeluaran bensin itu jadi hal yang nggak bisa dikompromi ...
Sepertinya itu refleksi yang kutemukan setelah mencatat keuangan selama setahun. Di antara kerepotan yang ada, lebih banyak manfaatnya, jadi akan kuteruskan ini. Bismillah istikomah. :D
Selamat Hari Buruh! Aku merayakan hari ini dengan family time bersama ibuku, friend time dengan kawan-kawan baikku, dan quality time dengan seseorang yang kusayangi. Besok kembali bekerja, tapi Mei akan banyak long weekend. Apabila bulan ini berjalan lancar, semoga jadi bulan yang baik. <3
3 notes · View notes
bbtablog · 7 months
Text
Wadasmalang, demokrasi dan sentuhan sederhana
Sore ini, tak seperti sore kemarin yang mendung. Kendaraan ramai berlalu lalang. Lampu-lampu kendaraan mulai di nyalakan. Orang-orang bergegas pulang menemui diri mereka yang lain di rumah. Si tukang sekoteng berhenti sejenak untuk menemui Tuhannya lantaran suara adzan menggema saat ia tiba bersama gerobaknya di depan masjid. Tetangga berkumpul bercengkrama merayakan perjumpaan.
 
Saya mengambil laptop. Duduk didepan teras kos. 
Sengaja, saya memasang musik. Ini play list dari youtube. Judulnya “musik klasik untuk menulis”.
Cuaca cukup segar. Angin sepoi-sepoi menyentuh wajah  dan tubuh saya. Angin segar dan suara piano menemani sore kali ini.
Jari-jari mulai menyentuh papan keyboard. Saya menulis.
 
Beberapa pekan lalu, tepat tiga hari setelah semesta menerbitkan kelender baru di bumi tercinta ini. Hari ke-tiga usai pesta kembang api mewarnai refleksi panjang sebuah perjalanan di awal tahun ini. Saya mengikuti kegiatan yang di adakan oleh salah satu lembaga survey di salah satu desa di Kebumen, Jawa Tengah. Lagi-lagi mewawancarai masyarakat seputar pemilu. Menelusuri elektabilitas para pemimpin, yang katanya merakyat itu.
 
Berbekalkan pengalaman KKN, mengikuti kegiatan dari lembaga survey beberapa waktu lalu, dan juga rasa ingin tahu soal kondisi sosial, geografis dan ekonomi suatu daerah, saya cukup berani untuk pergi menjelajah dan berinteraksi dengan masyarakat di sebuah desa yang sangat asing bagi saya. Desa Wadasmalang, Kecamatan Karangsambung.
 
Sebuah cerita diawal menginjakan kaki desa ini, sangat begitu mendebarkan. Saya terjebak malam dan hujan yang begitu lebat. Handphone lowbath. Tak ada jaringan. Listrik padam. Tak ada warung makan. Apalagi di tempat yang cukup jauh dari kota. Kondisi jalanan rawan longsor. Tak ada sesiapa yang di kenal. Tak punya apa-apa kecuali keberanian.
 
Saya memberanikan diri mengetuk rumah-rumah warga di tengah situasi itu. Sangat bersyukur karena saya di bantu dan diantarkan ke rumah pak RT. Dan diterima dengan begitu baik. Pada akhirnya saya menginap di tempat pak RT selama menjalankan tugas di wilayah itu.
 
Kurang lebih selama empat hari saya menikmati suasana desa yang nyaris berbanding terbalik dengan hiruk pikuknya kota. Suguhan teh panas di pagi-pagi buta. Keripik singkong hasil buatan buk RT. Candaan pak RT yang membuat suasana sangat asik. Masyarakat  yang sangat ramah. Pengetahuan tentang filsafat jawa dari beberapa tetangga yang membuat kami ngobrol hingga larut malam. Hal-hal sederhana itu adalah suatu kemewahan yang tak pernah bisa di beli dengan uang sekalipun.  Ini hanya soal bagaimana cara memandang segala sesuatu.
Dalam dimensi demokrasi. Masyarakat sangat sehat. Maksudnya, sangat demokratis. Tak ada sekat sosial lantaran beda pilihan. Bahkan dijadikan bahan candaan antar pendukung paslon yang satu dengan yang lain di sela-sela aktivitas. Kebebasan berekpresi sangat terasa. Ini menunjukan bahwa pemilu justru memperkuat konstruksi sosial di tempat ini. Sebagaimana apa yang menjadi tujuan etis dari pembentukan KPU di era reformasi yaitu mencerdaskan kehidupan demokrasi, benar-benar terwujud di tempat ini.
 
Kondisi seperti ini yang di rindukan di banyak tempat. Yang nyaris terpecah belah hanya karena berbedah pilihan. Ironisnya yang saya temui di beberapa tempat lainnya, kebebasan berekspresi hilang. Masyarakat takut untuk secara terang-terangan menunjukan pilihannya. Berbicarapun takut. Ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru di benak. Misalnya, kenapa berbeda? Apa yang membuatnya berbeda? Apa karena kondisi sosial? Atau geografis? Ataukah kondisi ekonomi? Dan seterusnya. Kondisi demokrasi menumbuhkan pertanyaan-pertanyaan yang baru. Memantik untuk terus mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tumbuh lainnya. Apapun itu, Wadasmalang menjadi sebuah contoh kongkrit yang utuh dalam penerapan kehidupan berdemokrasi.
 
Di sisi lain, kehidupan sosial masyarakat memungkinkan cinta itu tumbuh. Tumbuh karena sentuhan sederhana. Ada kasih yang hadir di setiap percakapan bersama masyarakat. Ada keramatamahan. Ada suguhan sederhana. Ada kepedulian. Ada 5S yang di pelajari di pendidikan dasar. Sangat mengakar. Situasi seperti ini yang perlahan hilang di kikis zaman, di telan kota, di bunuh oleh yang katanya berpendidikan.
 
Secara ekonomi tergolong sederhana. Di tengah kapitalisme mendobrak masuk di sendi-sendi kehidupan, mereka punya cara pandang yang lain tentang kehidupan. Itu yang memungkinkan untuk mereka hidup otentik sesuai versi mereka. Dan karena itu, humanisme sungguh ada dan sangat terawat disini.
 
Saya selalu yakin dan percaya apa kata Eyang Khi Hajar Dewantara bahwa “setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru”, itu memungkinkan untuk terus belajar banyak hal. Desa Wadasmalang dan orang-orangnya, mereka mangajarkan untuk tumbuh menjadi manusia sewajarnya.
Dalam suasana asik menulis. Musik pun berhenti, suara adzan sekali lagi menggema. Yang menandakan pukul tujuh malam. Saya masih di teras kos. Tukang nasi goreng lewat. Saya mematikan laptop dan memanggilnya...........
 
 
Yogyakarta, Januari 2024
2 notes · View notes
nidamuthyaa · 9 months
Text
Pengalaman Positif Covid di 2024
Jadii pulang dari jakarta aku tuh pusing lemes muaall banget
Di jalan pulang tuh udah muntah-muntah gitu,
akhirnya di jalan beli obat di indomaret
terus lemes banget kepala pusing batuk-batuk sama sakit tenggorokan , sakit banget
sampai rumah tepar tapi semaleman kayak gak bisa tidur kan
3 notes · View notes
lamyaasfaraini · 1 year
Text
Road to Neima's 5th Bday (bts)
Planning nemo ultah udah kepikiran dari awal bulan agustus, karena ultahnya akhir agustus dan skrg nemo udah sekolah. Anaknya rikues pgn tiup lilin di sekolah krn liat anak2 kelas lain gt. Di kelas nemo kebetulan belom ada perayaan apa2 ya mungkin sekolah jg baru sebulanan lebih jadi belom ada yg ultah atau entah ada mungkin ngga tiup lilin disekolah. Aku dan bapak @sagarmatha13 kurang suka diraya2in gt, tepatnya kurang suka jd pusat perhatian haha. Krn selama ini nemo ultah tiup lilin doang semenjak umur 3 thn, knp ngga dari 1 atau 2 thn? Anaknya belom ngerti jg, pas 3 thn udah mulai rikues deh. Jadi tiup lilin dimulai di umur 3 lalu 4 thn tema cakenya beda2 sesuai selera dan apa yg disukai nemo saat itu haha. Nah biasanya jg tiup lilin sama keluarga aja dirumah ortu, sederhana aja. Pas thn ini kebetulan udah sekolah kami ttp megang prinsip kesederhanaan itu aja, rencananya tetep tiup lilin tp bareng keluarga dan ngga undang siapapun tapi kami bikin bingkisan untuk temen2nya nemo di kelas, ya alakadarnya aja bingkisannya jg mudah2an pada suka ya! Karena pengalaman bebikinan hampers lebaran buat bocil, nah yg skrg agak lebih niat lg wlpn ngga mewah2 amat cukup aja. Aku pgn ada lunchbox nya ngga sekedar cemilan aja, biasalah belanja mah nyari di shopee yg affordable smua haha, nyari grosiran di daerah bdg biar di gojekin instan. H-1 minggu udah mulai beli ini itu dan mulai PO cake langganan di dkt rumah ortu, kmrn pake itu jg dan enak bgtttt!
Nemo rikues cake nya gambar Wednesday, sbenernya agak kureng ya buat anak2 dan kami jg ngga nyekokin itu wlpn kami berdua suka, ya itu dia nemo suka liat di youtube bagian pas joged2nya aja atau pas ada konten cosplay Wednesday, kalo nonton seriesnya ya tentu tidak dong! Padahal aku lebih suka kalo nemo suka yg beneran dia suka nonton sampe alur ceritanya tau kaya tahun ke 3 My Neighbour Totoro dan tahun ke 4 Petualangan Sherina. Kedua itu nemo beneran tergila2 haha. Yg skrg mah hanya sekedar tertarik aja sama tampilannya. Karena ditanya beberapa kali jawabannya tanpa ragu dan berkali2 blg "mau cake Wednesday" yaa okee lah sbg ortu iya iya aja haha.
Tumblr media Tumblr media
Beginilah Bts, foto2nya, yg satu utk cake nya yg satu utk tag di bingkisan. Monmaap jeleq2 acak2an wkwk. Utk tag kita serahkan pada eksekutor kita, ayahnya sendiri. Ide dari ibu dan segala detail bentuk, warna, moodboard, eksekutor si ayah.
Saking detailnya pas lagi ngerjain suami sampe blg "kamu banyak maunya ih". Kayanya kalo jadi klien sewa designer grafis bakalan jd klien rese wkwk. Suami ngerjain di canva, mantap pokonya segala kemauanku di eksekusi dgn baik oleh suamiku dan selalu nemu solusinya padahal awalnya udah stuck. Aku dan suami saling mengisi bgt saat ngerjain huahaha. Nu hajat dmn? Nuju bobo da tos jam 10/11an wkwk.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Hari kamis, hari terhectic. Karena mau tiup lilin di rumah uber kita buru2 persiapan dulu dirumah. Nyetak tag bingkisan, masukin cemilan 1 buah lg, masang2in. Belom bikin tiramisu buat guru2nya nemo. Mana tadi kudu ke tukang jait, seragam yg baru dibagiin setelah sebulan itu (fiuh finalleeehh) eeh kebesaran. Der lah abis magrib. Belanja kekurangan jg setelahnya. Ngerjain ini itu, suami plg kerja tanpa henti untar anter ngerjain ini itu, aku abis lari lungse bgt jd rudet tp ttp kudu dikerjain. Remvong bukkhhhaaaannn! Kita ngerjainnya penuh konsen dan kelelahan sampe ngobrol jg gasempet. Selesei2 jam set 12 habis isya berjamaah sung rebahan pasutri yg sibuk sepanjang hari ini. Barulah si suami bahas tadi lari gmn, blio selalu excited denger ttg kegiatan exercise ku, ngobrolnya jg sambil peureum beunta.
Bismillah semogaaaa yg sudah kita persiapkan diterima dgn baik, dan bikin org happy tentunya. Terutama untuk anak kita. Aamiinn
3 notes · View notes
haninditaas · 1 year
Text
Mencuri Jeda: Es Krim dan Kontemplasi di Dalamnya.
Tiba-tiba saja hari ini aku ngedate bersama ibuku. Padahal awal mulanya kami hanya berencana pergi ke bank di perpusat untuk suatu urusan lalu pulang. Namun, obrolan dan moment yang teriring di dalamnya ternyata menggerakkan kami untuk merubah rencana.
Setelah urusan di bank selesai, aku dan ibuku berjalan santai sejenak di perpusat. Aku sempat bercerita bahwa di perpusat ada kedai es krim yang banyak digemari mahasiswa. Tetapi aku tidak mengajaknya untuk membeli, hanya memperkenalkan. Selain kedai es krim, aku tunjukkan beberapa spot jajan lain yang ada di lantai satu perpustakaan ini. Di antaranya cafe, toko roti, dan minimarket. Ibuku lantas terkesima. Sebab terakhir kali beliau datang ke sini saat Covid-19, hampir semua kedai tutup, seperti lantai yang mati. Sepi sekali.
Di tengah heningnya perpusat karena mahasiswa yang sedang libur hari ini, aku juga menceritakan tentang bagaimana moment aku -dengan terseok-seok- mengerjakan skripsiku di sana. Tentang ruangan mana yang biasanya aku pilih, lagu apa yang aku dengarkan, view mana yang seringkali ku pandang, hingga menu kantin yang biasanya aku beli untuk makan siang. Hanya perbincangan dan moment sederhana yang terbagi di antara kami berdua.
Tak terasa, kami sampai pada kedai es krim yang kuceritakan sebelumnya. Seketika aku seperti membaca sinyal dari ibuku bahwa beliau ingin mengambil moment sejenak, tidak langsung pulang ke rumah. "Kita makan es krim dulu, yuk". Wah, tentu saja aku setuju! Kami melihat menu yang tersedia. Ibuku memilih es krim cup, sedangkan aku memilih cone. Setelah mendapatkannya, kami menikmati es krim kami sambil duduk di kursi-meja kosong yang ada di depan kedai tersebut.
Es krim belum setengah habis, ibuku mulai bercerita tentang suatu hal dan tentang perasaannya terhadap hal tersebut. Tentang perkara itu, sejak awal aku telah menebak bahwa cepat atau lambat beliau akan menceritakannya. Dan, perkara yang diceritakannya itu memang bukanlah hal ringan. Sesuatu yang bernilai sangat berharga di dalam hidupnya. Beliau berbagi rasa sampai matanya berkaca-kaca. Dan tidak kusangka tissue yang kubawa di dalam tasku ternyata berguna untuk menyeka air mata yang tidak kuasa dibendungnya.
Singkat cerita, ibuku telah selesai bercerita dan aku juga telah selesai mendengarkan. Namun, obrolan kami bersambung pada topik yang masih berkaitan dengan hal yang diceritakannya: tentang wanita dan peran-perannya. Berangkat dari keresahan soal "standar" wanita yang terbentuk dan berkembang seiring zaman, kami berdiskusi tentang bagaimana kami menggambarkan dan memaknai peran kami sebagai seorang wanita, sebagai muslimah di dalam hidup ini. Sebelumnya, mau desclaimer dulu bahwa apa yang kubagi di sini adalah pure sebuah pendapat. Jadi jika ada perbedaan atau persamaan di dalamnya, mungkin cukup dijadikan nice to know atau informasi untuk kesempatan diskusi lainnya.
Jika boleh dikontemplasikan, rasanya bersyukur telah diciptakan menjadi seorang wanita. Bukan karena memandang bahwa wanita memiliki banyak kelebihan dan kenikmatan dibanding laki-laki. Bukan. Namun, karena menyadari bahwa ada yang Allah lebihkan, sebuah keutamaan, yang Allah titipkan kepada wanita. Bagi yang laki-laki, aku harap saat ini kalian pun memiliki rasa syukur karena diciptakan sebagai laki-laki. Sama kok, laki-laki juga memiliki keutamaan tertentu yang memang telah disematkan. Dan keutamaan masing-masing ini ada bukan untuk ditimbang atau dibandingkan siapa yang lebih utama. Cukup dimaknai dan dijalani dengan sebaik-baiknya.
Selain melalui ilmu yang didapatkan dari guru, membaca buku, mendengarkan kajian, dan atau pengalaman yang dirasakan sendiri sebagai wanita, salah satu caraku memaknai adalah dengan belajar memahami dan mengerti peran seorang muslimah melalui ibuku. Tanpa menyepelekan peran laki-laki/ayah/suami, bagiku pribadi menjadi seorang ibu itu luar biasa kemuliaannya. Sebagai sesama perempuan, rasanya sedikit banyak aku bisa memahami kesabaran dan ketegaran beliau menjalani peran-peran yang ada pada dirinya. Tak terbatas pada hal ini saja sebenarnya, namun setidaknya ada empat peran besar dan mulia yang melekat : sebagai anak perempuan yang berbakti kepada orang tua, sebagai wanita muslimah yang berdaya di masyarakat, sebagai istri yang taat dan meneduhkan, dan sebagai ibu yang berkasih sayang. Aku pernah mendengar dari suatu ceramah, bahwa apabila salah satu atau keempat peran wanita tersebut diijalani dengan baik, insyaa Allah kunci surga sudah ada di tangan. Maasya Allah. Menjalani keempat peran itu dengan baik saja sudah bisa dapat surga, apalagi kalau ditambah melakukan kebaikan-kebaikan lainnya, ya? Entah itu mencari rezeki kah, membantu orang lain yang kesulitan kah, menjadi inisiator perubahan yang positif kah, atau hal lainnya.. Priviledge banget gak tuh? :')
Satu hal juga yang aku salut dari beliau adalah.. Meski tidak bekerja, ibuku tidak pernah menganggap dirinya tidak produktif hanya karena di rumah mengurus keluarga. Justru sebaliknya. Dengan terus menjalani perannya sebagai anak, istri, dan ibu, beliau tetap mengambil peran lain menjadi wanita berdaya di masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kemampuan yang dimilikinya sesuai masanya //tentu ini hal yang juga sudah diizinkan oleh ayahku. Beliau tidak pernah menyepelekan peran sesederhana apapun itu, selama peran itu mampu dilakukan dan dapat menghasilkan kebaikan/kebermanfaatan.
Tak terasa, obrolan sederhana yang berbobot itu telah mencuri perhatian kami. Ternyata es krim kami telah habis tak bersisa. Aku menyeka mulutku dengan tissue. Begitupun ibuku. Lalu kami menutup sesi ice cream date kami dengan kembali medawamkan dalam diri:
Apapun peran yang dijalani kini dan nanti, pastikan ada Allah di dalamnya yang menyertai.
Setelah ku ingat lagi, ternyata sebelum berangkat aku sempat-sempatnya mengambil foto selefie bersama ibuku, lengkap dengan helm dan kacamata ala rider yang kami gunakan. "Sekian kali kita pergi bareng, kayaknya ngga pernah foto ala-ala orang mau otw gitu ya, ma?", kataku. Seperti yang kukatakan sebelumnya, padahal kami hanya ingin pergi ke bank, kenapa harus foto? Namun, mungkin swafoto itu memanglah ada untuk merayakan momen yang terbagi pada kami berdua hari ini.
Yep, ice cream date! Alhamdulillah.
Dear Mama, terima kasih karena telah menjadi ibu yang sekuat ini. Semoga Allah selalu memberkahi, melapangkan hati, dan melindungi Mama.
4 notes · View notes
nothingerrr · 1 year
Text
30 juni.
Hai, hari ini hari spesial buat kamu, gak kerasa 24 tahun sudah berlalu. Banyaknya problema kehidupan yang sudah terlewatkan suka duka telah dilewatin. Semangat yaa menjalani harinya. Gak kerasa juga kita bisa lewatin 1 tahun lebih hubungan kitaa. Akhh terharuu deh.
Gimana harinya? capek ya? rasanya mau nyerah? semogaa capeknya sekarang membuahkan hasil yang lebih yaa hasilnyaa lebih maksimal juga dengan capeknya sekarang atau malah bisa lebih lagi. Fokuss dengan targetmu semoga bisa lulus tahun ini dan wisuda secepatnyaaaa. Aaminnn. 🎉
Aku mau bilang terimakasih sama kamu dan pastinya ga luput juga aku minta maaf sama kamu. Kalau dijalani seperti ga berasa ya kita udah kenal lama sampe-sampe kita bisa lewatin semuanya bersama. Bersyukur banget sama kamu dan terimakasih yaAllah.
Ga tau aku seneng banget sekarang bisa sama kamu, aku mau kita bisa bersama terus. Kamu jangan terlalu mikirin hal yang bikin kamu pusing aku ga suka kalau kamu lagi pusing capek karena aku ga bisa nemenin kamu maafin ya, aku selalu berusaha buat nemenin kamu. Tapi aku pengen kamu bisa kontrol emosimu sama egomu yang sangat tinggi itu huhu. 🥹
Sekarang udah sibuknya 2 kali lipat dari sebelomnyaa, doanya tahun ini bisa beli rumah sendiri dan semua target kekejar semuanya rumah juga bisa kejuall. Aaamiinn
Terimakasih udah kasih support terus dan mau ngajarin aku sampai saat ini, yaa ini pengalaman baru buat aku terjun di duniamu. Semogaa aku bisa ngejar targetku dan melebihimu mohon maaf kayaknya doa ini lebih banyak buat diriku yaa hehehe. Yaa bagaimana aku ga mau kalah dari kamuu. Tapi kamu orang yang buat aku percaya sama diriku sendiri.
Perjalanan ini pasti bakalan lebih banyak cobaannya dan aku berharap kita bisa terus bersama-sama. stopp untuk selalu overthinking kalau ada yang jadi pikiran, aku berharap kamu tanya ke akuu.
Semogaa di tahun ini semua yang kita berdua harapkan bakal kejadian yaa, aamiinnnn. Oiyaa semogaa kitaa bisa dapet tiket nonton taylorr aaaaaa dan jalan jalan bersamaa samaaa.
Sekali lagi selamat ulang tahun, semoga yang disemogakan tersemogakan.
- Rifky
4 notes · View notes
rubahlicik · 2 years
Text
Mylog : HUMAN
Manusia tuh ya kadang kadang
Kemarin pagi, rumah kedatangan 2 ekor kucing dengan bulu bagus dan elegan. Yang satu warna kuning item, dia uda beberapa kali dateng dan diusir. Satu lagi putih.
Mon maap, ini rumah bukan panti kucing. Cuma emang ngerawat 1 kucing aja, si omo. Yang kalo pulang cuma main bentar, makan tidur siang trus main lagi dan ogah masuk kandang.
Pagi kemaren, si kuning item bawa temen. Warna putih kecoklatan. Dari jauh aja uda keliatan itu kucing ras. Pas aink hardik, si kucing item langsung lari. Nah si putih malah diem aja.
Aink semprot gas air mata dong sesuai sop
Eh engga deng, air bersih doang. Aink bukan isilop
Si putih ini diem aja. Di hus hus diem aja. Ampe tetangga lewat trus nyaranin buat kasi makan.
Iya dong dia kelaparan. Makan ampe 2 porsi makan nya si omo. Trus dia minum kayak onta.
Dia ga pake kalung atau aksesori lain, perut cekung, mata belekan parah, kaki, rahang bawah sama kumisnya penuh lumpur.
Kumisnya malah nempel jadi satu gitu karena lumpur item yang uda kering.
Ibu aink yang ga begitu suka kucing aja langsung iba. Ga nyuruh ngusir, dibiarin aja aink ngasi makan.
Beres makan dia sempet keluar rumah, celingukan kayak kucing bingung ngelewatin beberapa rumah ampe akhirnya balik lagi.
Sempet aink kandangin siangnya takut dia bab sembarangan. Sorenya dilepas.
Menjelang magrib pas aink beresin kaktus dan tanaman hias lain buat jualan di instagram @littlegarden.id , dia datang lagi. Langsung masuk sendiri ke kandang si omo. Trus pintu kandang ditutup sama si bungsu.
Menjelang isya dia uda pulas tidur, padahal di greenhouse agak berisik karena ada yang beli malem malem
Tumblr media
Customernya langsung foto foto begitu dia pulang ke rumah
Tumblr media Tumblr media
Trus pagi tadi aink buka kandangnya, kasi si putih makan minum sebelum aink keluar beli naskun.
Pulang beli naskun aink papasan sama si putih di jalan, mungkin dia mau meneruskan perjalanan.
Eternyata Dia balik lagi ke rumah begitu agak siangan. Trus jemur jemur di depan greenhouse. Kalo kata ibu, mungkin dia uda ga di aku sama owner nya. Atau bisa jadi dia main kejauhan trus ga bisa pulang. Aink aja baru liat dia kemarin.
Menjelang siang aink coba mandiin si putih mumpung agak panas.
Air rendamannya item kemerahan dong, bau amis gitu. Banyak bercak darah kering. Pantes pas dia jemur dilalerin. Dikira bangke kali.
Trus pas dibilas, keluar lah itu kutu se batalyon. Aink seumur umur mandiin si omo yang kucing kampung, ga pernah liat kutu sebanyak itu.
Trus anehnya, dengan kutu sebanyak itu, si putih sama sekali ga garuk garuk. Uda bodo amat banget kayaknya.
Padahal si omo kalo kalo telat dimandiin dan kutuan langsung garuk garuk kesurupan.
Si putih ini aink mandiin dua balikan. Yang kedua, air bilasnya ga begitu keruh. Beda banget sama yang pertama.
Liat muka si putih yang melas dan beleknya yang mulai dateng lagi, aink jadi ingin bertanya,
"Hidupmu berat, komandan?"
Beres mandi, dikandangin lagi trus kasi makan. Doain Dia lekas pulih gaes.
Anyway, ada yang punya pengalaman ngerawat kucing belekan? Aink ga ada spare uang buat bawa kucing random ke vet.
Boleh komen yang mau share pengalamannya
Thank you
17 notes · View notes
cheniaik · 1 year
Text
Selama delapan hari kemarin, saya ke NTT. 4 hari pertama saya habiskan di Sumba Barat dan Tengah karena ada pekerjaan kantor. Saya gak banyak mengeksplor tempat wisata karena ya saya cuma bekerja. Paling-paling saya hanya berkunjung ke desa-desa untuk melihat progress dari proyek tertentu. Tapi saya senang malah saya bisa tahu budaya teman-teman di Sumba. Saya baru tahu kalau ternyata laki-laki di Sumba setiap mau ke luar rumah pasti selalu bawa parang karena perang antar desa bisa saja terjadi kapanpun dimanapun. Saya juga baru tahu kalau adat istiadat di Sumba seperti upacara pernikahan dan kematian sangat dibenci oleh anak-anak muda karena menghabiskan banyak uang makanya orang-orang di Sumba pasti banyak sekali hutangnya untuk merayakan upacara-upacara tersebut.
Saya juga jadi tahu kalau masih ada pengkastaan di Sumba yang bahkan bisa membuat Hamba Sahaya mati hidup-hidup. Dan, bagaimana jenis bebatuan yang mereka pakai untuk memakamkan orang yang sudah meninggal serta panjangnya tanduk kerbau yang mereka pamerkan di depan rumah menggambarkan kelas-kelas sosial mereka. Saya sempat mengunjungi Pantai Roa yang wow airnya jernih sekali dan sepi pengunjung. Saya diberikan Kain Tenun Sumba oleh rekan mitra di sana yang kalau saya beli sendiri harganya bisa mencapai lima ratus ribu lebih! Dan di hari terakhir, saya diajak mengunjungi Prai Ijing, sebuah desa adat yang unik sekali bentuk rumahnya. Keesokan paginya, saya diantar ke bandara dan disuguhi matahari terbit di sepanjang jalan. Dulu saya pernah ke Sumba Timur, dan menurut saya, Sumba Barat tidak kalah cantiknya.
Bos saya memutuskan untuk lanjut meliburkan diri ke Bali sementara saya pergi sendirian ke Labuan Bajo. Iya, ini adalah pengalaman pertama saya untuk melakukan solo trip karena kapan lagi? Degdegan pasti, banyak sekali kemungkinan yang saya pikirkan di kepala tapi karena saya pikir saya senang sekali SKSD dengan orang baru jadi saya mantapkan diri kalau solo trip ini akan baik-baik saja dan menyenangkan untuk dilakukan. Saya sudah membuat beberapa rencana untuk dilakukan seperti menyewa motor, booking hotel, dan menuliskan tempat apa saja yang ingin saya datangi sendirian. Saya juga membawa pisau lipat punya Bapak untuk berjaga-jaga.
Setelah meninggalkan Sumba dan transit di Kupang, pesawat saya ke Labuan Bajo didelay karena kendala cuaca. Saya pikir, wow, harus berapa lama saya menunggu? Akhirnya saya memutuskan untuk merokok saja di kafe yang ada smoking roomnya. Sembari mengecas handphone, saya tegur sapa dengan 3 orang om-om yang nampaknya sedang menunggu juga. Kami mengobrol panjang dan ternyata mereka semua menunggu pesawat yang sama dengan saya. Om-om ini asli Ruteng, mereka sering bepergian karena pekerjaan. Mereka baik sekali, waktu mereka tahu saya ke Bajo sendirian, mereka memberikan nomor mereka kalau-kalau terjadi apa-apa dengan saya selama di Bajo. Kata mereka “teman kami banyak sekali di Bajo dan di Waerebo. Kalau ada apa-apa, hubungi kami ya. Teman kami pasti bantu nona” super terharu. Tapi kata om-om itu, orang timur semua baik. Kami berpisah ketika pesawat saya transit di Bajawa dan mereka turun sementara saya melanjutkan perjalanan ke Bajo.
Sampailah saya di Bajo dan saya segera menghubungi orang dari penyewaan motor karena ia akan mengantar motornya ke bandara. Setelah bertemu dan mengecek kendaraan motor yang agak bobrok (wkwkwkwk) akhirnya saya mengendarai motor itu sendirian menuju hostel. Tau apa yang bikin saya amazed? Selama di Bajo, di sepanjang perjalanan, pemandangan yang saya lihat hanya laut. Kanan kiri laut, dan lautnya indah betul bukan kayak laut ancol yang warnanya sudah kelihatan gelap. Setelah terkesima dengan pemandangan laut di sepanjang jalan, akhirnya sampailah saya ke hostel yang punya rooftop langsung menghadap laut! Hostelnya pun bersih, saya tidur di dormitory yang berisi 6 orang. Setelah merapikan barang, saya langsung saja naik ke rooftop untuk melihat pemandangan laut tadi yang tentu saja akan sulit saya temui kalau di Jakarta. Saya pesan makanan karena saya belum makan dari pagi sambil bengang bengong melihat dan mendengarkan suara kapal laut di kejauhan.
Setelah kenyang, karena sudah jam 5 sore, saya memutuskan untuk pergi ke Bukit Sylvia. Kata seorang teman, Bukit Sylvia adalah spot paling baik untuk melihat sunset di Bajo. Jaraknya hanya 10 menit dengan motor dari hostel saya. Pergilah saya sendirian, jalanannya menanjak, saya kuatir motor saya gak kuat tapi untungnya gak terjadi apa-apa. Setelah sampai, ternyata saya harus menaiki bukit yang lumayan tinggi. Dengan modal ngos-ngosan sampailah saya pada puncak bukit dan saya bisa melihat Bajo sangat kecil dari atas sana. Saya ambil gambar sebentar, duduk, dan minta tolong siapapun yang ada di sana untuk mengambil gambar saya dengan latar matahari terbenam yang sangat cantik itu. Setelah itu saya berkenalan dengan Yasmine dari Eropa, dia juga sendirian, dan sudah beberapa bulan di Indonesia untuk berjalan-jalan. Saya juga berkenalan dengan dua remaja Bernama Randy dan Dyno. Mereka orang asli Bajo dan sedang ke Bukit Sylvia untuk nongkrong saja. Lama mengobrol, ternyata mereka asik sekali sampai kami semua mengobrol hingga matahari terbenam. Gelap. Dan kami turun ditemani lampu senter dari handphone. Kata mereka, “kakak kenapa baik dan berani sekali kok mau mengobrol sama kita?” saya jawab aja, “feeling aku bagus kalau liat orang, dan kayanya kalian orang baik. Ya semoga sih” lalu kita tertawa.
Malam itu saya, Randy, Dyno, dan Yasmine makan malam bersama di rumah makan yang murah hahahahaha. Kami mengobrol sampai jam 10 lalu Yasmine nebeng saya pulang karena ternyata ia tinggal di hostel yang sama dengan saya. Saya tidur nyenyak sekali malam itu karena lelah dan berharap semoga hari esok akan lebih seru.
Keesokan harinya, saya dijemput oleh supir karena saya daftar private trip ke Waerebo. Tadinya saya mau open trip saja, tapi karena kuotanya tidak memenuhi yasudah akhirnya saya tambah biaya sedikit untuk private trip. Saya kira saya hanya bersama drivernya saja untuk sampai ke Waerebo, tapi ternyata saya ditemani anak magang mereka, perempuan, namanya Atik (yang kemudian saya panggil bocil) karena ia bawel dan bocil sekali wkwkwkwk. Drivernya bilang, saya akan ditemani oleh Atik selama di Waerebo nanti karena ia sudah sering menemani turis berwisata. Saya pikir, oh amaan, saya punya teman perempuan untuk menanjak. Perjalanan saya ke Desa Denge (tempat singgah terakhir ke Waerebo) memakan waktu kurang lebih 4 jam.
Mengobrollah kami bertiga di dalam mobil. Di tengah jalan, Atik sempat mabuk darat dan muntah 3x. lalu, kami bertemu dengan mobil lain dari agen trip yang sama. Kata drivernya, “oh itu kan rombongan dari kita juga, setau saya ada 6 turis di situ. Nanti kakak nanjaknya bareng mereka saja biar bisa ramean gimana? Mereka juga sewa guide local soalnya” saya pikir, ya boleh saja. Kan seru juga punya teman bule baru. Eh waktu mobil kita sama-sama berhenti untuk makan siang, ternyata yang di dalam mobil itu bukan turis. Ya betul ada 6 orang, tapi ternyata orang Indonesia. Di situ ada 6 laki-laki dari Bali. Setelah berkenalan, mereka ternyata memang lagi liburan saja, satu geng dari kampus, dan ternyata umurnya gak beda jauh sama saya. Ngobrol-ngobrol, dan mereka gak apa-apa kalau saya gabung sama mereka untuk ke Waerebo nanti.
Jadilah kita nanjak bareng, walau pas di tengah-tengah saya akhirnya nanjak duluan sama Atik karena ada salah satu dari mereka yang baru pertama kali hiking dan sepertinya sangat kelelahan. Akhirnya kita ketemu rombongan dari Jakarta yang dipimpin sama Om Hans dan barenglah kita sampai ke Waerebo. Waktu sudah sampai, saya harus menunggu 6 orang dari Bali itu untuk bisa melakukan upacara adat. Selama menunggu, saya gak habis-habis bilang alhamdulillah karena akhirnya saya bisa ke Waerebo karena Waerebo adalah wishlist saya dari dulu banget. Gak ada kata lain selain WOW untuk menggambarkan betapa bagusnya Waerebo.
Setelah 6 orang itu datang, kami melakukan upacara penyambutan yang dipimpin oleh kepala desa, lalu kami diberikan welcome drink, dan kami diantar ke salah satu rumah adat untuk bersih-bersih dan menaruh barang sebelum makan malam. Iya, tamu-tamu di sana tidur di tempat yang sama karena mereka hanya menyediakan 2 rumah adat untuk diinapi tamu. Setelah bersih-bersih, kami disuguhi makan malam dengan lauk yang sederhana tapi sungguhhhhh nikmat karena kami lapar dan lelah kali ya hahahahaha. Setelah makan, saya dan 6 orang itu kembali ke rumah adat, lalu saya merokok ditemani beberapa orang dari mereka untuk ngobrol-ngobrol saja. 2 orang dari mereka mewawancarai warlok Waerebo untuk menanyakan banyak hal sementara saya dan sisanya malah ngobrol-ngobrol gak jelas sampai jam 10 malam. Setelah itu, kita ke luar rumah untuk melihat bintang yang banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak sekali. Jujur. Bagus. Banget. Bintangnya benar-benar melimpah kayak saya lagi ada di planetarium. Lalu kita tidur karena besok pagi kita akan trekking lagi.
Paginya kami sarapan, foto-foto sebentar di spot mainstream, lalu trekking untuk turun ke bawah. Gak seperti waktu nanjak, turun dari Waerebo menghabiskan waktu satu jam saja karena ya memang full turunan. Di sepanjang jalan kami cuma ngobrol-ngobrol aja sambil lihat pemandangan. Sesampainya di Bajo, kita langsung ke hotel masing-masing dan istirahat. Saya beruntung banget ketemu 6 cowo ini karena ternyata kita sefrekuensi huahahaha rasanya saya kayak lagi pergi sama geng saya aja gitu. Dan karena ternyata kita udah cukup ikrib, akhirnya saya gabung mereka juga untuk island hopping sama mereka keesokan harinya.
Esoknya kita dijemput jam 5 pagi untuk ke Pelabuhan. Masih gelap banget dan kayanya kita rombongan pertama yang berangkat hari itu yang pakai slow boat. Destinasi pertama Pulau Padar yang menghabiskan waktu 3 jam dari Pelabuhan bajo. Sesampainya di sana kita naik 800 anak tangga untuk bisa foto-foto lagi di tempat menstrim. Terus kita ke Pink Beach selama 45 menit buat foto-foto lagi dan snorkling. Akhirnya berenang lagi di laut tanpa pelampung setelah sekian lama! Pantainya bersih, pas banget hari itu lagi sepi pengunjung, dan airnya juga jernih. Setelah puas snorkling, kita ke Pulau Komodo buat lihat Komodo tapi kita cuma bisa liat dari jauh aja. Gapapa, yang penting udah pernah wkwkwkwkwk. Kita selesai jam 3 sore dan langsung lanjut ke Pelabuhan bajo. Kita sampai di Bajo jam 7 malam dan oleng banget karena kapalnya mereng mereng menerjang ombak udah macem lagi naik wahana di Dufan.
Setelah pulang, kita bersih-bersih sebentar habis itu kita farewell di hotel 6 orang bli bli itu. Saya ajak juga Randy dan Dyno. Di situ kita ngobrol banyaaak sampai jam 2 pagi dan akhirnya saya diantar Randy dan Dyno ke hotel. Besok paginya, saya dijemput dan diantar Randy ke bandara. Dan saya sekarang sudah sampai lagi di Jakarta. Kemarin pagi saya bangun pagi langsung lihat laut, hari ini saya bangun pagi langsung lihat laptop hwehehe sungguh saya masih belum bisa move on dari perjalanan panjang kemarin.
Saya senang sekali karena di pengalaman pertama solo trip ini saya bisa dipertemukan sama orang-orang baik. Saya bisa berkenalan sama banyak orang, dan jadi punya teman baru yang bisa saya temui kalau saya ke Bali, Bajo, dan Ruteng. Sepertinya jiwa ekstrovert saya disuapi sampai kenyang saat solo trip kemarin. HAHAHAHAHAHA. Tuhan baik banget sama saya.
Dan, saya jadi merasa kalau saya cinta banget sama diri saya. Dulu mas mantan pernah bilang, tolong bedain Self Love sama Egois karena menurutnya 2 hal itu di diri saya batasnya sangat tipis. Setelah trip ini saya jadi sadar, ya emang siapa lagi yang bisa saya andalkan selain diri saya sendiri? Yang saya lakukan selama solo trip ini ya cuma percaya aja ke diri sendiri, mengandalkan diri sendiri, dan menyayangi diri sendiri. Dan, saya ternyata bahagia loh hanya dengan diri saya. Mungkin, saya mulai bisa ikhlas tentang sakit hati saya belakangan. Saya sudah bisa berdoa semoga mas mantan bisa bahagia dengan apapun yang dipilihnya karena saya juga akan begitu mulai saat ini hehehe.
Aduh tulisan saya panjang betul. Kalau gitu, mari kita sudahi saja. Cheers to many more solo trip ahead! Saya pastikan saya akan solo trip lagi ke tempat-tempat yang ingin saya kunjungi!
4 notes · View notes
millatinaafifah · 1 year
Text
Belitong
Berawal dari liat kalender, long weekend, liat-liat tiket, terus laporan haha hihi sama suami. Sepertinya respon awal dia gak terlalu yakin sama ajakanku jadi ga berani beli tiket. Tapi beberapa hari kemudian dia bilang, ayok! 
Gass!
Tumblr media
Jadilah sekeluarga ke Belitung 1-3 Juni lalu. Pengalaman yang menyenangkan buatku karena memang ini pertama kali ajak anak-anak main agak jauh. Aku nggak bilang ini “making memories” buat mereka, selain karena lebih ke misi lama pribadi aku dan suami, juga kadang anak-anak tu yang bener-bener berkesan buat mereka belum tentu yang diajak liburan ke mana, dibelikan mainan bagus seperti apa. Kayak mereka jawab apa yang paling diinget dan disuka waktu bareng sama bapak ibuk, ‘Main petak umpet di rumah dimatiin lampunya terus ibuk kaget’ (padahal kagetnya pura-pura juga ya) sesimpel itu. Jadi nggak muluk-muluk pengen mereka inget kita main ke mana, tapi kalo inget lebih bagus sih nak! sip! 
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Semoga waktu kalian liat fotonya kita bisa inget lagi menyenangkan dan hangatnya hari itu ya.
Selama dan sepulang dari Belitung, aku setuju kalau Belitung tempat yang pas buat pergi sama keluarga mendang-mending kaya aku. Selain pantai dan lautnya bagus banget, biaya ke dan di sana lumayan terjangkau. Orangnya ramah dan daerahnya aman nyaman. Cukup ideal untuk bawa anak-anak main. 
Simpan di sini ya.
3 notes · View notes
kesacamelya · 1 year
Text
Kembali Lebih Kuat
Hidup bukan hanya tentang gagal dan berhasil, namun tentang bagaimana bisa mensyukuri dan berlapang dada terhadap apa yang telah diupayakan. Tentang terus belajar sepanjang hayat karena hakikatnya hidup adalah ujian. Kapan ujiannya berhenti? Ketika ruh terpisah dari jasad.
Setiap orang memiliki ujiannya masing-masing. Ada yang diuji dengan ilmunya, hartanya, pasangannya, anaknya, dan masih banyak lagi ujian-ujian yang mungkin tidak akan bisa orang lain bayangkan. Ujian-ujian tersebut ada agar kita bisa naik level. Apakah setelah naik level ujiannya berhenti? Tentu tidak. Ujian yang lebih sulit menanti di depan mata. Lantas, bagaimana agar bisa menghadapi ujian kehidupan dengan baik? Tentu saja dengan belajar dan senantiasa minta pertolongan kepada Allah agar dimudahkan, dimampukan, dilapangkan, diberikan kekuatan dan ketenangan.
Hari ini, aku kembali gagal dalam seleksi wawancara sebuah beasiswa. Kadang aku berpikir apakah aku setidak pantas itu untuk mendapatkan beasiswa ini? Alhamdulillah, dikelilingi oleh orang-orang yang selalu berpikiran positif, pikiran itu bisa kutepis dengan cepat. Sebagaimana kata-kata semangat ke atlet bulu tangkis yang kalah bertanding, aku pun menggunakan #KembaliLebihKuat untuk menyemangati diriku sendiri. Teman-temanku yang lain juga mengirimkan banyak doa dan penyemangat.
Semakin dewasa aku semakin mudah untuk lebih tenang, lapang, dan ikhlas menerima kegagalan, tentu saja karena sudah berdoa kepada Allah sebelumnya. Sekarang, aku hanya perlu menyusun ulang rencana lanjut studi dan sepertinya mengejar Unconditional Letter of Acceptance (LoA) supaya bisa langsung melewati satu tahapan dari beasiswa ini. Aku juga akan mencoba short course untuk menambah pengalaman dan beasiswa lain sebagai ikhtiar mengetuk pintu lanjut studi.
Selanjutnya, tentang target menikah tahun ini meski belum tahu dengan siapa, akan tetap coba kuikhtiarkan. Aku juga berusaha agar selalu menjadi keran-keran kebaikan untuk memudahkan dan melapangkan urusan orang lain, dan semoga bisa menjadi pemberat di Hari Pertimbangan Amal nanti. Selain itu, menunaikan amanah-amanah yang sempat tertunda, semoga Allah mudahkan untuk menyelesaikannya supaya tidak ada utang yang tertinggal di dunia ini.
Lalu, tentang target menunaikan ibadah haji, aku sudah memutuskan untuk mengikhtiarkan jalur haji plus karena yang paling memungkinkan secara kalkulasi manusia. Insya Allah juga akan tetap mengikhtiarkan haji furoda, sembari mempersiapkan fisik, mental, dan ilmu. Selama masa tunggu ini, semoga Allah mudahkan untuk menunaikan ibadah umrah dan menjadi tamu-Nya kembali.
Sedangkan untuk hal-hal yang bersifat duniawi seperti rumah dan kendaraan, aku akan coba untuk membelinya secara tunai. Berdasarkan kalkulasiku, harusnya bisa terbeli sepuluh sampai dengan lima belas tahun lagi, ya tentu saja bergantung dengan lokasi rumah dan jenis kendaraan. Yang jelas, untuk rumah sendiri selama bisa kontrak, sepertinya aku akan mengontrak saja. Pun dengan kendaraan, kalau belum bisa beli tunai, bisa memanfaatkan transportasi publik.
Terakhir, aku ingin mencoba untuk mempersiapkan kematian terbaik. Sejujurnya, aku masih belum tahu bagaimana caranya selain berdoa kepada Allah agar diberikan kematian terbaik, di waktu yang terbaik, di tempat yang terbaik, dan semoga tidak merepotkan orang lain. Mungkin aku harus mulai mencari tahu tentang rukun kematian di sekitar area tempat tinggal saat ini.
Dan sebagai pengingat kembali, aku ingin mengutip kutipan favoritku akhir-akhir ini:
You will soon find yourself in the place you have been praying so long for. Your relief is near - so get ready. Allah's blessings are upon you.
4 notes · View notes
dinisuciyanti · 2 years
Text
Kemarin ipar ku yg guru main ke rumah. Terus bilang, "mending kamu ngajar, kan banyak sekolah tinggi kesehatan disini". Sontak aku bilang, "gak. Dosen honor itu sama kaya guru honor. Ga sejahtera. Yang realistis lah, beli skinker itu butuh uang. Mending kerja project di rumah, lumayan uangnya wkwk".
Iparku bilang lagi, "ya kan ngajar itu berpahala, berbagi ilmu". Aku jawab, "ya mesti realistis lah walau berbagi ilmu".
Aku bisa bilang gitu karna menemukan fakta bahwa dosen honor/blu/ atau bahkan yg belum dapet NIDN, ya gaji nya kecil, gak sejahtera. Bahkan dosen pns pun, tanpa tukin di beberapa tahun awal ngajar. Hehe. Sad. Emang keputusan aku buat ga ngajar 5 tahun lalu sudah benar. Aku butuh uang untuk traveling. Aku dapat pengalaman penelitian. Aku dapet networking yg oke. Ga perlu ngajar wkwk. Terlalu telat kalo baru mulai sekarang. Plus gak minat juga sih. Haha.
Tapi ya susahnya pas mau lanjut PhD. Beasiswa negara memandang urgensi hanya dimiliki dosen/asn peneliti. While I am not. Ya bisaa sih, pake beasiswa non-pemerintah sini. Bisa. Asal tangguh aja wkwk.
21 November 2022
9 notes · View notes
qiftiyaa · 1 year
Text
Kim Ji Yeong 1982
terakhir nonton film offline di bioskop sepertinya adalah judul Kim Ji Yeong 1982. ya ampun, lama juga! saya hampir tidak pernah keluar kandang wkwkw. meskipun untuk windows shopping atau thawaf di mall 😂. dalam setahun bisa dihitung dengan jari berapa kali pergi ke mall atau toserba. karena sudah pasti akan spending money wkwkw. seperti ada perasaan bersalah kalau uang yang saya keluarkan tidak bermanfaat. tapi, sekali-sekali gapapa dong, yaaa. asal bertanggung jawab.
beberapa hal yang saya ingat tentang film Kim Ji Yeong 1982:
menonton Ji Yeong adalah sebuah kebetulan. tidak ada rencana sebelumnya. waktu itu mungkin sedang hype tentang woman issue. jadinya saya tonton aja hehe. pun beli bukunya! haha. sebelum nonton, saya baca Kim Ji Yeong 1982 versi terjemahan. jadi, ini bukanlah film favorit, tapi film yang berkesan secara personal.
aktornya Gong Yoo! bukan penggemar berat Gong Yoo, sih. tapi siapa penikmat K-wave yang tidak tahu om Goblin, hayo!
setelah nonton film yang diangkat dari novel karangan Cho Nam Joo ini, seingatku KJY beberapa kali masuk nominasi penghargaan di Korea. meskipun bukan menang kategori film terbaik Baeksang Art Awards, tapi saya sangat senang. karena film yang saya tonton masuk banyak nominasi. yaa, setidaknya banyak yang melirik film satu ini, bukan?
isu yang diangkat relevan sekali. tidak hanya di negara asalnya saja. sangat kompleks. bagaimana peran perempuan selain menjadi ibu, istri, anak, dan individu. saya sendiri belum memahami betul atau bahkan memutuskan saya berada di pihak mana. tapi saya meyakini bahwa perempuan juga berhak menyuarakan pendapatnya dan komunikasi itu tidak lagi penting, tapi sangat-sangatlah penting di kehidupan sehari-hari apalagi di rumah tangga.
brebesmili di suatu scene. lupa dimana. sepertinya saya mudah terhanyut-terbawa perasaan. di film Habibie Ainun saja saya menangis :(((
hmm. apa lagi ya? saking lama tidak sambang bioskop, sampai saya lupa wkwkw. bahkan kemarin ancang-ancang nonton Buya Hamka pun gagal, pemirsa! sampai GotG 3 rilis hmm. apakah ini pertanda? atau mungkin kamu punya pengalaman serupa?
4 notes · View notes