#pemaaf
Explore tagged Tumblr posts
gizantara · 21 days ago
Text
Ngelunjak
Aku nggak jadi tidur di kereta karena nemu kalimat yang menarik dari seorang ulama yang juga cicit Rasulullah, Syekh Ali Zainal Abidin. Ini nyambung dengan tulisanku sebelumnya tentang rasa fatal dan sense of severity.
Beliau bilang, "ahwa un-nadhirin," kita meremehkan-Nya.
Bayangkan ada seekor kucing yang melihat kita dan kita melakukan hal yang haram, apakah kita akan peduli?
Beginilah cara kita memperlakukan Allah.
Ketika kamu mengingat dosa-dosamu, ingatlah bagaimana kamu telah meremehkan Allah. Tanyakan pada dirimu, "mengapa saya begitu meremehkan Allah?"
Bersambunglah ke kutipan yang sangat indah yang sering dibaca di malam-malam Ramadhan. Kutipannya berasal dari doa Abu Hamzah Ats-Tsumali, sebuah doa panjang yang diriwayatkan dari Syekh Ali Zainal Abidin.
وَ يُحَمِّلُنِي وَ يُجَرِّئُنِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ حِلْمُكَ عَنِّي
Wa yuhammiluni wa yujarri’uni ‘ala ma’siyatika hilmuka ‘anni
"Dan (aku takut) kelembutan-Mu terhadapku membuatku terbiasa (berani) bermaksiat kepada-Mu."
Syekh berkata, "tahukah kamu mengapa kita tidak peduli kepada Allah? Mengapa kita tidak malu?"
Karena Allah itu toleran, kita berdosa dengan keyakinan yang begitu berani seolah-olah Allah tidak ada, karena kita tahu Allah itu Maha Penyayang. Kita tahu kesabaran-Nya dalam tidak langsung menghukum. Kita tahu Allah akan memberi kesempatan kedua dan ketiga dan sejuta kesempatan. Kita tahu Allah itu pemaaf dan kita memanfaatkan rahmat-Nya.
Kita memanfaatkan Allah. (damn..)
Bayangkan seseorang bersikap baik kepadamu. Setiap kali kamu tidak menghormatinya, dia tidak mengatakan apa pun, seolah-olah ketidakhormatanmu tak cukup berarti untuk mengusiknya. Awalnya, mungkin kau merasa seperti seorang penguasa yang bisa berbuat sesuka hati tanpa konsekuensi. Namun, semakin lama, kebaikan Allah yang tak tergoyahkan itu berubah menjadi cermin yang memantulkan seluruh keburukanmu.
Di situ aku pengen menyanggah bahwa aku nggak pernah menyengaja meremehkan-Nya. Aku nggak pernah bilang bahwa Allah itu nggak penting. Tapi kalau dipikir-pikir, inkonsisten juga ya, dengan tindakanku. Berarti itu udah cukup menjadi pernyataan.
Ternyata jadi shalihin itu susah banget. Lurusnya mulai dari niat, motif, ucapan, pemikiran, sampai tindakan. Hulu ke hilir harus konsisten. Pantesan termasuk "sebaik-baiknya teman" di jajaran setelah nabiyin, shadiqin, dan syuhada. Astaghfirullahal adziim.
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعفو عنى
— Giza, jadi sampai kapan cenah bakal terus ngelunjak?
89 notes · View notes
nexienurafifah · 7 months ago
Text
Agar hidupmu tenang, maafkanlah semua orang yang telah mendzalimimu, jangan sampai airmata dan kesakitan yang kamu rasakan dapat mempersulit hidupnya di dunia dan akhirat. Allah saja Maha Pemaaf, apalagi sesama hambanya.
85 notes · View notes
coklatmaniss · 10 months ago
Text
Ga dendam, dan terus mencoba memaafkan kesalahan, kalau harus disuruh bareng lagi ya mohon maaf, Allah Maha pemaaf tapi aku hanya manusia
Memaafkan bukan berarti harus berjalan bersama lagi, biarlah dia memilih jalannya sendiri
akupun akan melangkah dengan kakiku sendiri
Terkadang,
Ada beberapa orang yang harus kita beri jarak, supaya lebih tenang
Ada beberapa orang yang harus kita silent kehidupannya, supaya kita lebih nyaman
Bukan karena benci tapi lebih kepada kita tidak ingin menimbulkan penyakit hati
Ketenangan itu berasal dari tidak ingin tahu kehidupan orang lain
65 notes · View notes
ifsjourneypages · 14 days ago
Text
Masjid-masjid kembali ramai. Orang-orang datang dengan langkah yang lebih cepat dari biasanya, membawa harapan dalam hati masing-masing. Ada yang datang dengan mushaf di tangan, ada yang memilih diam dalam sujud panjang, dan tak sedikit yang meneteskan air mata sambil melafalkan doa-doa pelan.
Malam itu terasa berbeda. Suasana yang sulit ditemukan di luar Ramadhan. Ada ketenangan yang tak bisa dijelaskan, seolah dunia melambat, memberi ruang bagi jiwa-jiwa yang ingin kembali.
Malam yang banyak diyakini sebagai Lailatul Qadr—malam yang lebih baik dari seribu bulan. Melihat orang-orang bergegas menyambutnya adalah pemandangan yang menyejukkan mata dan hati. Semua tampak begitu antusias, bukan karena formalitas, tapi karena tahu betapa berharganya momen ini.
Di antara banyaknya doa yang dipanjatkan malam itu, ada satu doa yang terasa paling sering terdengar dan paling menenangkan saat diucap:
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.” “Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku.”
Doa yang pendek, tapi sarat makna. Doa yang tidak hanya meminta ampun, tapi juga menjadi tanda bahwa kita ingin kembali menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bersih, lebih dekat dengan-Nya.
Dan mungkin dari sekian banyak harapan, ada satu permintaan yang rasanya mewakili semuanya: Ya Allah, istiqamahkan kami.
Karena setelah semua ini, setelah Ramadhan usai dan hiruk pikuk kembali seperti semula, yang paling kami takutkan adalah hati ini kembali jauh dari-Mu.
Allah, istiqamahkan kami.
- 27 Ramadhan 1446 H/ 27 Maret 2025 M -
16 notes · View notes
ceritasiolaa · 27 days ago
Text
Apakah Memaafkan Sesulit Itu?
"Katakanlah, 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.'" (QS. Az-Zumar: 53)
Pernah tidak kepikiran, "Bagaimana cara kita memaafkan sesuatu?"
Entah itu memaafkan kesalahan orang lain, atau bisa jadi memaafkan diri sendiri.
Kalau diingat, entah kapan terakhir kali aku pernah marah ke orang lain yang mengakibatkan adanya jarak. Atau entah kapan aku tidak memaafkan kesalahan orang lain hingga membuat hati ini semakin sakit.
Yang ku ingat adalah, Allah itu Maha Pemaaf (Al-'Afuww).
Sehingga, ketika ada rasa sesuatu yang terjadi membuat amarah ini muncul ke permukaan adalah : istighfar dan sabar.
Memang tidaklah mudah untuk sabar ketika amarah memuncak. Namun, Allah mengingatkan kita bahwa Allah akan selalu bersama orang-orang yang sabar.
Sebagaimana kita tahu Allah bilang dalam Kalam-Nya, "Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar".
Maka jangan ragu untuk memilih bersabar daripada harus meluapkan amarah dengan mengikuti jejak syaitan. Sebab Allah itu akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar.
Mari sama-sama kita terapkan yuk untuk menghadapi amarah dengan lebih mindful. Lebih menerima dengan sadar dan sabar. Tentunya, kalau sedang marah jangan berlarut-larut. Cukupkan lah maksimal pada tiga hari.
Semoga Allah mampukan kita, allahumma aamiin 🤲
8 notes · View notes
dandeliondanserpihannya · 2 months ago
Text
Pelan pelan belajar Memaafkan
Lebih mudah mana meminta maaf atau memaafkan? Dua dua sebenarnya sama sama mudah bagi mereka yang memiliki hati yang tulus dan ikhlas. Begitupun sebaliknya keduanya sama sama sulit dilakukan jika memiliki hati yang begitu berat untuk ikhlas
Ada yang karena gengsi jadi enggan untuk meminta maaf duluan, meminta maaf duluan bukan berarti menandakan kita yang salah, namun lebih kepada kita tidak ingin memperpanjang masalah, dan enggan untuk memaafkan menandakan mungkin saja lukanya terlalu dalam sehingga butuh waktu untuk memaafkan, tapi orang orang yang memaafkan duluan adalah mereka yang memiliki hati seluas samudera, mereka yang hatinya bersih dari dendam ataupun dengki
Allah saja begitu maha pemaaf, padahal nyata nyatanya hari hari kita melakukan dosa, namun maaf Allah sunggu sangat luar biasa kepada setiap hambaNya, maka sudah seharusnya kita sebagai sesama hambaNya memiliki hati yang mudah memaafkan juga.
Banyak yang mengatakan "Saya sudah memaafkan tapi sulit melupakan" Kawan, aku mengerti, tak apa pelan pelan untuk belajar ikhlas lagi yah, menurutku jika masih dibumbui kalimat diatas, menandakan kita belum sepenuhnya memaafkan, masih butuh waktu, iya tak apa apa pelan pelan bersama-sama belajar untuk memiliki hati yang tulus, tak mudah memang tapi kita bisa memulainya belajar mulai sekarang
18 notes · View notes
gadiskaktus · 11 months ago
Text
Tumblr media
Jadilah pemaaf, siapapun yang pernah datang atau hadir dalam kehidupan mu, pernah bersinggungan garis takdir dengan mu, entah sebagai cerita bahagia atau kekecewaan, entah meninggalkan luka bahkan kebencian. Maafkan, lupakan lalu tinggalkan.
Hidup mu terlalu berharga jika masih memiliki dendam atau ketidak lapangan hati dalam hal penerimaan segala takdir.
Jadilah pemaaf dan memaafkan, bebaskan hati mu dari rasa marah, benci, sedih, sakit dan kekecewaan. Bersihkan hati, luaskan penerimaan.
Dan jadilah pemaaf untuk bisa memaafkan diri sendiri. Lalu bangkit perbaiki.
Selamat berjuang untuk diri sendiri.
#Langit selepas maghrib di bawah lampu yang semakin bersinar dan kabel listrik yang semakin semrawut, selamat beristirahat dari dunia yang makin pekat.
Catatan dibawah lampu untuk diriku.
_ Anty
35 notes · View notes
cocotangaje · 3 months ago
Text
Saran dong tetangga.
Jadi terakhir kali aku pulang kan ada insiden berantem sama orang rumah. Papap sih utamanya. Perkara aku nyalain lampu belajar sama lampu kamar di waktu yang sama soalnya lagi baca buku. Diomelinnya kayak ngomelin anak kecil. Katanya, "kayak yang mau aja kamu bayar listrik rumah". Gitu.
Sebenernya sepele. Tapi karena menyangkut uang dengan kondisi aku udah kerja, rasanya omelannya jadi gak sepele lagi. Belum lagi situasiku yang pulang ke rumahtuh paling sebulan sekali. Dan gak tiap pulang selalu nyalain dua lampu gitu.
Detik itu tuh rasanya pengen kulempar uang di mukanya buat bayar listrik rumah. Keinget gimana betapa pemaaf dan murah hatinya dia sama adek-adeknya yang pengangguran, nyusahin, dan suka minta-minta uang yang beda kontras banget jadi pelit luar biasa ke anak sendiri. Aku anak perempuan yang bahkan seharusnya masih jadi tanggung jawabnya ajatuh udah gak pernah minta uang lagi. Bahkan gimana aku hidup udah gak pernah ada urusan lagi.
Gak habis pikir aja karena perkara lampu dia ngomelinnya kayak aku udah ambil habis seluruh hartanya.
Tapi karena masih ada rasa sayang, aku cuma janji di dalem hatiku cuma pulang saat lebaran aja. Aku mau pergi jauh, gak akan minta uang sepeserpun. Kalo bisa kukirimin balik malah semua uang itu bila perlu.
Cuma minggu ini kan ada libur panjang. Lumayan dari sabtu nyampe rabu. Kalo ditotal 5 hari karena selasanya aku wfh. Akan sangat menyenangkan buat pulang dan kangen-kangenan sama orang rumah sebenernya. Ditambah lagi scroll sosmed juga lagi banyak pembahasan seputar orangtua meninggal.
Bingung. Mendingan pulang atau nggak ya? Mau memaafkan masih sakit hati. Tapi takut menyesal di kemudian hari. Pada akhirnya cuma bisa kayak apa yang dibilangin sama feast, "Beberapa orang memaafkan lagi, walau sudah diinjak habis berkali-kali."
9 notes · View notes
jemarimenari93 · 3 months ago
Text
Tumblr media
" Hidup adalah perjalanan untuk belajar tanpa akhir. Kadang kita tak sengaja melukai, kadang pula kita terluka. semua orang pernah salah langkah, keliru dalam mengambil keputusan, atau gagal memahami sudut pandang orang lain.
Tapi hidup bukan tentang sempurna, melainkan tentang belajar, memaafkan, dan tumbuh. Teruslah rendah hati, jadilah pemaaf, dan jangan pernah berhenti untuk memperbaiki diri " :)
From [ Yourquotees Book ] (Quote for You)
#nasehatdiri
Clock tower, Tsim Sha Tsui, Hong Kong
7 notes · View notes
penaimaji · 2 years ago
Text
Batas Toleransi
Tidak semua orang memiliki batas toleransi yang sama. Manusia dengan preferensi karakter T (Thinking) seperti ISTP, ESTP, INTP, ENTP, ISTJ, ESTJ, INTJ, ENTJ tentu akan cenderung lebih tolerir pada sesama preferensi T nya
Begitu pula manusia dengan preferensi karakter F (Feeling) seperti ISFP, ESFP, INFP, ENFP, ISFJ, ESFJ, INFJ, ENFJ tentu mereka juga cenderung tolerir dengan sesamanya
Kalau kita memiliki sebuah tim belajar/kerja, hubungan teman, pasangan, dsb yang berbeda preferensi, tentu akan selalu berbeda cara pandang. Satunya cenderung lebih banyak pakai think, satu lagi cenderung pakai feel
Kuncinya adalah saling memahami dan memaafkan satu sama lain. Menurunkan egonya masing-masing. Yaa memang tidak mudah, biasanya manusia dengan preferensi T cenderung tidak mau ambil pusing, yauda bodo amat, eh tapi yang F kepikiran terus :')
Dulu awal menikah, suka sebel sama suami karena gampang bawa perasaan dan selalu ingin diperhatikan. Suami juga kesel karena aku orangnya cuek dan ceplas ceplos. Kalau habis berantem, aku bisa makan dan melakukan aktifitas seperti biasa. Sedangkan suamiku ngambek ga mau makan, sampe pernah bolos kerja ambil cuti gara-gara bete sama aku wkwk
Namun saat sudah dua tahun berjalan, kami mulai memahami karakter masing-masing. Saat aku mulai ngomel, ia memberi ruang sejenak untuk aku meluapkannya. 10 menit kemudian ya udah biasa aja. Baru kami membicarakan hal pemicu pertengkaran tadi
Kalau suamiku marah, aku diam, diamnya karena memang malas menanggapi. Takutnya malah meledak-ledak. Nanti juga reda sendiri. Sekarang dia mulai mengikuti ritmeku, hingga hari dimana ada percakapan yang membagongkan..
"Kamu kok beberapa hari ini nggak pernah ngomelin aku sih?", katanya beberapa waktu lalu
"Seneng ya? Wkwk"
"Aku malah takut. Gapapa diomelin aja. Kan berarti aku diperhatiin"
"Emangg.. aneh. Katanya gak suka kalo aku ngomel-ngomel", jawabku
"Gapapa, kan bentar aja kalo ngomel"
Aku cuma ketawa, memang suamiku ini aneh. Namun kupikir-pikir, berjalan tahun kedua ini aku sudah mulai banyak menerima perbedaan kami yanggggg sangaaaattt berbeda. Lama-lama ketularan suamiku yang tidak over-react dan lebih sabar (sedikit) wkwk
"Kamu itu care tapi kekurangannya cuma satu, reaktif", katanya
Wkwkkwk aku semakin tertawa. Iyaaaa aku sangat reaktif, karena semua keluargaku reaktif, ya biasa suroboyoan emang kayak gitu. Dibalik galaknya, orang-orangnya sangat friendly wkwk. Di tahun kedua ini aku lebih banyak ngerem nya, karena merasa durhaka kalo marah2 ke suami. Nggak tega marahin dia :')
Dari latarbelakang keluarga aja udah beda. Suami aja sampe kaget liat adekku kalo lagi ngomong sama mama, atau cara mama ayah ngilokno anaknya wkwk. Bercandanya seringkali blak-blakan dan kelewatan. Beda dengan keluarga suamiku, yang mirip2 lah sama keluarga ala keraton, karena ada batas-batas yang harus dijaga dengan sopan🤣 jadi mana pernahhh aku ngakak-ngakak di keluarga suamiku wkwk monmaap jaim lah
Balik lagi ke batas toleransi. Kita sebagai manusia seharusnya lebih pemaaf, luwes, lebih mentolerir hal-hal yang bersifat duniawi. Namun seringkali kita denial dengan individu yang berbeda dengan kita. Kita tidak mau mentolerir hal-hal yang sebenarnya tidak mempengaruhi iman dan agama kita
Jangan mudah menjudge orang lain yang 'berbeda' preferensi sifatnya. Apalagi merasa hidupnya sudah paling sempurna, lalu denial dengan kekurangan. Kita cukup perlu mengakui, setiap sisi dari individu pasti punya kekurangan, termasuk diri sendiri
Berusahalah memahami orang lain, sebagaimana kita juga ingin dipahami. Namun jika orang lain memiliki batas toleransi yang sempit terhadap kita, ya itu bukan urusan kita
Semoga Allah memberikan kita hati yang luas; yang mudah lapang; yang mudah memaafkan; yang mau memahami orang lain; yang mau belajar melihat kesalahan diri; yang mudah berbaiksangka; yang melihat setiap masalah dari kacamata agama
Setiap manusia pernah berbuat salah, dan sebaik-baik dari hamba yang berbuat salah ialah bertaubat
Jakarta, 6 Juni 2023 | Pena Imaji
98 notes · View notes
kisahsukaduka · 8 months ago
Text
Ya Allah, jadikanlah aku seorang wanita yang tenang & kuat. Jadikanlah aku wanita yang pemaaf & mampu menghapuskan segala rasa dendam, iri & dengki.
8 notes · View notes
whitedaisys-posts · 1 month ago
Text
Tumblr media
Ada sebuah doa yang membuat aku terdiam merenung. Doa dari Nabi pertama, Nabi Adam alaihisalam.
"Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin."
(Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.) - QS. Al-A'raf: 23
Doa ini adalah pengakuan jujur dari Nabi Adam dan Hawa saat mereka menyadari kesalahan yang telah dilakukan.
Setelah membaca ayat ini, aku menyadari bahwa refleksi diri yang paling dalam adalah ketika kita sadar bahwa selama ini kita telah menzalimi diri sendiri :"))
Mungkin kita sering kecewa pada luka-luka yang kita bawa, tanpa menyadari bahwa sebagian besar luka itu bersumber dari pilihan kita sendiri, tentang keputusan yang terburu-buru, ekspektasi yang terlalu tinggi, atau menunda-nunda hal baik yang kita tahu harusnya segera dilakukan.
Namun, ayat ini seperti pelukan lembut dari Allah. Bahwa mengakui kesalahan bukanlah tanda kelemahan, melainkan pintu menuju rahmat-Nya:")
Mungkin saja, salah satu bentuk kasih sayang Allah adalah saat Dia membiarkan kita merasa remuk, agar apa? Agar kita terus kembali menyadari betapa kita selalu membutuhkan-Nya:"
Jadi, hari ini, sudahkah kita memaafkan diri sendiri seperti Allah yang Maha Pemaaf? :"))
-🌼
5 notes · View notes
safitwee · 8 days ago
Text
Salah Satu Kunci Ketenangan Hati
Dulu, ada temanku yang pernah ngomong seperti ini, “Sebenernya, maafin seseorang itu bukan berarti kita kalah, tapi itu untuk ketenangan hati kita sendiri.” 
Setelah dipikir-pikir, iya ya, benar juga. Bayangin, kamu lebih memilih untuk tidak memaafkan seseorang karena menurutmu kesalahannya sudah melampaui batas. Kamu memendam amarah atau rasa dendam terhadap orang tersebut begitu lama dalam hatimu. Apakah kamu tidak kasihan pada hatimu sendiri?
Memaafkan itu bukan berarti kita lemah, mudah disakiti, mudah kalah, dll. Memaafkan itu adalah salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk membuat hati kita menjadi lebih tenang.
Allah pernah menegur Sayyidina Abu Bakr radiallahu 'anhu karena beliau pernah berkata tidak akan mau memaafkan seseorang. Melalui Q.S An-Nur ayat 22, Allah berfirman,
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Karena mengatakan bahwa beliau tidak akan memberikan bantuan lagi pada kerabatnya dan tidak akan memaafkannya karena kerabatnya tersebut sudah menyebar fitnah mengenai putrinya, Sayyidah ‘Aisyah radiallahu 'anha, Allah langsung menurunkan ayat tersebut untuk menegur beliau, juga kita semua. 
Bukankah Allah Maha Pemaaf? Bahkan pada hamba-Nya yang memiliki banyak sekali dosa. Hanya dengan mengucapkan kalimat “subhanallah wabihamdihi, subhanallahil ’adzim” sebanyak 100 kali, dosa-dosa kita yang bisa diibaratkan sebanyak buih di lautan tersebut akan Allah ampuni, in syaa Allah. 
Bukankah Allah Maha Pemaaf? Bahkan pada hamba-Nya yang telah melampaui batas. Kata Allah dalam Qur’an surah Az-Zumar ayat 53, 
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Bukankah Allah Maha Pemaaf? Hanya dengan beristighfar pun, kalau tulus kita ucapkan, dosa kita akan Allah ampuni. 
Masa kita sebagai hamba dari Tuhan yang Maha Pemaaf, tidak mudah memaafkan?
2 notes · View notes
hanadiah · 9 months ago
Text
Ternyata, segala kesalahan atau dosa besar yg sudah kita lakukan bisa Allah Ampuni ya. Maha Baik Allah atas segala kemurahan-Nya dan Kasih Sayang-Nya.
Jadi inget ayat ورحمتي وسعة كل شيء
Bener bener nyata, Allah itu sangat suka diminta. Allah itu Dzat yg Maha Pemaaf dan Penyayang..
Aku ingin ke Mekkah berkeliling keliling ka'bah sambil Baca talbiyah dan wukuf di Arafah. Sambil melempar jumroh Ula wustha Aqabah. Sa'i sa'i dari Safa ke marwah.. Allah Maha Penyayang sayangnya tak terbilang, Allah sang Maha kasih tak pernah pilih kasih, Allah yg Maha Tahu tanpa diberitahu.. Allah Allah Laailaaha Illallah..🖤🤍🥺
9 notes · View notes
ceritasiolaa · 14 days ago
Text
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah (malam itu) hingga terbit fajar." (QS. Al-Qadr: 1-5)
Sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah momen dimana kaum muslimin akan berlomba-lomba mengerjakan ibadah untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar. Dimana malam ini merupakan malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan. MasyaAllah sekali kan.
Bayangin aja kita hidup di dunia ini mungkin sekitar 60-an tahun Sedangkan kemuliaan malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, yakni kurang lebih seperti 83 tahun.
"Barangsiapa melakukan qiyam (shalat malam) pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah akan mengampuni hamba-hamba-Nya yang melaksanakan sholat malam ketika malam Lailatul Qadar. Luar biasa sekali kan? Sudah lah malamnya setara dengan seribu bulan, ditambah lagi jika kita menjalankan ibadah sholat malam akan diampuni dosa-dosa kita yang telah lalu.
Ga nanggung-nanggung Allah memberikan rahmat dan ampunan kepada hamba-Nya. Lalu sudahkah kita mengusahakan yang terbaik untuk ibadah kita? Sudahkah kita memaksimalkan diri kita untuk mendapatkan malam kemuliaan itu?
"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu 'anni"
(“Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan mencintai ampunan, maka ampunilah aku.”) HR. Tirmidzi.
Sholat malam, dzikir, membaca Al-Quran, berdoa, dan bersedekah, serta segala ibadah-ibadah lainnya dapat kita kerjakan untuk mengejar malam yang Agung ini. insyaAllah.
Semoga kita tidak termasuk hamba Allah yang tidak akan menyia-nyiakan keistimewaan malam Lailatul Qadar. Sebab kita tak tahu, bisa jadi Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhir kita.
4 notes · View notes
ambuschool · 1 month ago
Text
Ramadhan ini
Ini adalah ramadhan keduaku di Melbourne. Harapannya ramadhan ini bisa lebih baik (subjektif) dari ramadhan lalu. Tapi aku ngerasanya kok kebalikannya.
Awal ramadhan ini dimulia dengan pekan pertama kuliah. Berasa berat bgt jadinya, yaAllah :”) ditambah udh ada kelas sebelum summer jadi udh ada deadline assignment yg harus diselesaikan, ditambah aku lagi ngurus etik penelitian yang walaupun udh dibantu sana-sini tetep aja gak mudah :”)
Belajar biasa aja udah susah. Ini ditambah lagi sambil nahan lapar, duh :”) jujur aku ngerasa terbatas banget tenaganya. Mana tetep harus sambil ngurus rumah dan ngurus anak :”) dan makin-makin lagi karena disini summer yg lumayan puanassss dan penasnya beda sm di indo karena nggak humid, jadi aku makin ngerasa semuanya “berantakan” perfecto!
Minggu kedua kuliah (baru kemarin bgt), anakku tiba2 sakit 🥲 gak yg sakit gmn2 sih cm tetep agak rewell dan maunya digendong dan nempel. Praktis aku gak bisa ngapa2in. Mana semalam dia nggak bs tidur dan kebangun2 jadi bikin tidurku berantakan jg :”(
Rasanya udh ndumel aja di dalam hati, “YaAllah ini aku gak produktif belajar, nggak produktif ibadah. Sumpah sia-sia bgt ramadhan gue cm nahan lapar sama haus. Pake acara sering ngedumel, abis dah pahala gue. Capeeekkk mau nangissssss 😭😭😭😭”
in literal meaning Gue-Pengen-Nangis-Ya-Allah. Tapi karena badan gue survival mode, nggak ada yg bs jd tempat bergantung termasuk suami yang sibuk banget, jadi ngerasa gak ada alasan kuat buat nangis walaupun rasanya capek.
Pagi ini setelah nganter Hannah pagi2 sekali yg diiringinrasa khawatir krn Hannah gak bisa tidur semalam dan bangunnya kepagian, aku pulang ke rumah dan langsung jemur baju tadinya mau langsung nyuci piring, tp menjeda bentar sambil dengerin al-matsurat, terus tergerak aja dengen ust.Omar Sulaiman ngomong kalau Allah itu maaf pemaaf.
Terus langsung tiba2 banyak istighfar sambil nangissssss. Disaat low atau capek kaya gini (yg mgkn diakibatkan krn kita terlalu keras sm diri kita sendiri), kadang akutuh cuman pengen dikasih tau lagi bahwa Allah tuh maha baik. Dia nggak pernah aniaya sama hambaNya. Allah tau bahwa ramadhan is not easy, but you can always comeback to him, anytime.
Terus ditambah dengerin ceramah ust. Nouman Ali Khan yg blg kl ramadhan itu arti sebenernya adalah panas-mentrang! Beuh 😭 gak kebayang bro di arab gimana yg gurus pasir semua. Ini di Melbourne panas bgt aja aku rasanya udh lemessss bgt, apalagi ditambah kami gak punya air con :”) jadi hanya mengandalkan kipas angin aja yaAllah :”””)
Setelah nangis2 aku tertidur, bangun dgn perasaan lebih baik.
YaAllah. Mudahkanlah segala tugas2ku yg hrs aku kerjakan yaAllah. Proposal etik, tugas PiPH dan juga tugas PHC.
Laa hawlaa walla quwwata illa billah 🥺🥺🥺🥺
4 notes · View notes