#ngajisaklawase
Explore tagged Tumblr posts
fazzams · 4 years ago
Text
Rindu, Kehilangan, dan Kepercayan
Tumblr media
Begitu bodohnya saya, menyia-nyiakan kesempatan belajar dengan salah satu Ustad yang dari dulu kuingin belajar darinya. Segala hal yang terjadi, membuatku menyia-nyiakan segala kesempatan yang ada. Begitu juga dengan banyak target yang kuingin capai 2 tahun silam.
----
Balikpapan, 2018.
“Kemana?” Tanya ustadku dalam sebuah halaqah dengan keheranan.
“Ke Jogja, ustad,”
“Ngambil apa?” tanya beliau balik.
“Ekonomi syariah, stad, ngelanjutin S1 dulu, emang pengen jadi dosen. Selain itu saya pengen main dan belajar ke Pondok IT al-Madinah di sana, ustad.”
Sebuah pemberitahuan yang mendadak, di halaqah rutin terakhir kala itu di Balikpapan. Sebagai orang yang seringkali tidak enakan, aku terbiasa overthinking khawatir mengecewakan orang. Karena sebenarnya baru beberapa bulan sebelumnya aku baru masuk dan menerima beberapa amanah dalam lembaga dakwah tersebut. Harusnya aku sudah mengabarkan dari jauh hari.
“Di jogja, ada ust Ridwan Hamidi, sama siapa itu yang lulusan S3 Jepang... Ust Brama,” kata seorang ust lainnya menimpali pembicaraan. Seorang yang ternyata sempat lama juga di Jogja.
Ketika awal sampai di jogja saya sempat lama vakum tidak halaqah lagi. Beberapa kali mengubungi pengurus lokal tidak ada follow-up. Sampai masuk semester 2 saya baru mulai lagi. Karena miskomunikasi saya justru mendapat 2 halaqah, pertama ke Ust Brama, satu lagi ke Ust Fauzan. Dan aku menjalani keduanya. 
Begitu banyak hal yang ku rencanakan sebelum berangkat ke jogja, mulai menimba ilmu dan silatul-ukhuwah dengan murabbi2 sini, main ke Pondok IT, nyari sanad matan al-jazariyah, belajar bahasa arab (lagi), menambah hafalan, silaturahim ke sintesa Magetan, cari komunitas internet marketing jogja, dan lain-lain. Intinya ingin agar mendapatkan sebanyak-banyaknya dari salah satu keputusan besar yang kubuat kala itu.
---
Tapi ternyata, yang tercapai jauh di bawah dari target tersebut. Disorientasi fokus karena masalah hati, yang belum pernah aku alami sebelumnya, membuat banyak pikiran dan kegiatan tidak efektif. Saya jadi ingat kata ust Budi Ashari, “masalah” ini bagi pemuda harus cepat diselesaikan, agar bisa segera memaksimalkan perjuangan dalam hidup.
Entah diselesaikan dengan mengikuti cara Usamah bin Zaid atau Imam Ahmad. Kukira aku bisa memilih cara Usamah, tapi sepertinya dalam waktu dekat ini harus seperti cara Imam Ahmad. Pilihan harus diambil.
---
Tumblr media
Setiap Jum’at sore selalu main ke daerah Samirono,ke Garasi Tarbiyah karena musim hujan, terkadang mau tak mau menembus hujan. Hal yang meninggalkan bekas kenangan, meski sebentar. Karena pandemi merubah segalanya.
Sebanyak-banyaknya kehilangan tetapi pasti ada hikmahnya. Sebagian mungkin sudah diketahui, sebagian lainnya mungkin menunggu waktu. 
Salah satunya dengan Ust Fauzan, ketika pertama kali ketemu di Masjid Suciati Saliman. Seorang mualaf asal bali dengan keluaga yang masih Non Muslim, lulusan Psikologi UII, memilih menetap di sini dan menikah dengan seorang akhwat asal Ponorogo. Sudah benar-benar seperti sosok seorang Salman Al-Farisi menurutku :D.
Usianya masih muda sampai saya awalnya mengira sesama perserta halaqah, senang bercerita dengan cerita-cerita yang menarik. Apalagi dengan latar belakang beliau yang psikologi, penyampainnya tentu lebih baik dibanding umumnya. Tapi yang di luar ekspektesi saya, meski seorang mualaf, tapi ilmu dan hafalan agama di luar ekspektasi, bahkan dari saya yang kuliah S1 nya ada unsur syariah. Semangat beliau untuk agama memang tinggi, membuat saya merasa seperti bermain-main saja.
Beberapa kali halaqah pindah-pindah dengan beliau, mulai dari Masjidi Suciati, salah satu Masjid di dareah Banteng dekat pesantren mahasiswa al-Madinah, masjid dekat JCM, sampai terakhir di rumahnya di daerah Griya Taman Asri.
Karena Beliau bagian kadersiasi, juga sempat menawari saya untuk mencari calon, meski saya kemudian hanya mengatakan nanti, karena harapan lain saat itu.
---
Rindu akan Masa Itu.
Semua bisa dikatakan terputus sejak pandemi mulai maret kemarin. Baik halaqah di Jogja ataupun di Balikpapan. Saya merasa unfullfiled, merasa terputus masih ingin menyambung silaturahim lagi dengan mereka. Masih banyak kegiatan yang ingin dilakukan. Masih ingin mengenal banyak orang dan melakukan hal-hal. Halaqah online dan semacamnya sama sekali tidak bisa menggantikannya. Menyesal, kenapa tidak sejak awal saya datang ke sini dan memaksimalkan segalanya. Pun saat ini saya sudah resmi inaktif, dari keanggotan sejak Januari lalu.
Terputus dan Kehilangan semua kegiatan itu, bahkan dengan komunikasinya.
Dan segala kesibukan saya sekarang membuat saya, untuk saat ini tidak bisa “kesana” lagi. Mengacu pada Four Burner Theory, memang ada fase-fase kehidupan, yang karena harus fokus kepada suatu hal membuat kita mengorbankan aspek kehidupan kita lainnya. 
Biarlah, jalani saja. Jalani karena Allah. Selama niat dan cara kita benar, insyaAllah akan dituntun ke arah yang lebih baik yang mungkin kita belum pikirkan sebelumnya. Pelajari semua kesalahan di masa lalu, untuk tidak diulangi lagi di masa depan.
Entah untuk kembali ke sana atau memulai yang baru.
Serahkan dan percayakan kepadaNya tentang jalan kita ke hari esok. Berbuat baik di mana saja dan dengan siapa saja, selama mereka orang baik. Berdoa agar diberikan sebaik-baiknya tempat dan kedudukan di masa depan.
Percaya. Esok kan lebih baik dari hari kemarin.
4 notes · View notes