#ndek
Explore tagged Tumblr posts
grusik · 6 months ago
Photo
Tumblr media
by Ndek by Man - Art is Life / Duck 4 Life
15 notes · View notes
maxfalsettaspina · 2 years ago
Photo
Tumblr media
NDE Nft drop #nde #ndeah #ndebele #ndesign #nded #nder #ndek #nderakorende #ndellserumbotoxbooster #nderakoreami #ndellserumhq #ndeam #ndes #ndertim #nderekkyai #Ndeo #ndermjetesimimobiliar #nden #Nderakore #ndeahh #ndetavy (presso Rostock Port) https://www.instagram.com/p/Cpn-jUXo1mF/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
jaemirani · 6 months ago
Text
Tumblr media
He'd been dreaming about this for a long time.
San tak tahu apa yang salah, kala dirinya dan Wooyoung tak sengaja bertukar pandang di ruang ava—tempat berlangsungnya teater musikal siang ini—Wooyoung melengos begitu saja. Ia rasa hubungan mereka semakin membaik akhir-akhir ini, terbukti dari pemuda kecil yang seringkali kirimkan pesan padanya bahkan hampir setiap hari. Namun, melihat gurat raut datar milik Wooyoung kala netra mereka secara tak sengaja beradu pandang, seolah mengatakan ada yang salah di antara mereka berdua. Dan San tak mengerti kenapa.
Usai tonton pertunjukan teater musikal tiga jam lalu, San belum juga pulang, bahkan ditolaknya ajakan Yuqi dan Arin untuk pergi ke tempat karaoke sebelum mereka benar-benar pulang ke rumah. Pikirnya, ia tak akan tenang jika persoalan dengan Wooyoung tak segera diselesaikan. Dan akhirnya, di sinilah ia sekarang, berdiri di depan mahakarya hasil jemari ajaib milik pemuda kecil. Kembali injakkan kaki di tempat pameran, berharap akan kembali berjumpa dengan Wooyoung secara tak sengaja seperti beberapa saat lalu.
Namun, belum sampai lima menit ia berdiri di sana, pesan dari Hyunwoo masuk, berhasil buyarkan lamunannya. Isinya cukup panjang, rentet kata dengan banyaknya kata tanya itu kalau diucapkan mungkin akan terdengar cukup mengintimidasi.
Mas, jujur aku ga tau masalah Mas ambek Wooyoung apa, tapi tadi Wooyoung ngomong mbek aku, dia pengen ngobrol ambek Mas, tapi Mas lagi bareng cewek. Mas lagi sama siapa tadi? Mas bareng cewek, tah? Iki Wooyoung e galauan, loh, Mas. Mas ki sebenere serius ga sih ambek Wooyoung? Lek emang suka yo diusahake. Iki Wooyoung salah paham aja kan pasti? Diobrolno dulu coba, arek e murung terus daritadi, Mas ga kasian, tah? Arek lain pada ketawa-ketawa, Wooyoung malah cemberut. Lek pengen ngobrol ambek Wooyoung, saiki arek e ndek selasar gedung D18. Samperno yo, Mas. Lek dia nanyano aku, bilang aja aku masih onok urusan.
Dan usai baca tuntas isi pesan itu, San sontak pijat dahinya pelan, ia jelas tahu Wooyoung tengah salah paham sekarang. Dimasukkannya kembali ponselnya ke dalam saku celana, lantas ia beranjak dari sana, susuri selasar gedung menuju parkiran.
Masuk ia ke dalam mobil, keluar dari parkiran, lantas kemudian dibelahnya jalanan menuju gedung D18 yang tak terlalu jauh dari sana. Di sepanjang perjalanan, ia merapal doa, berharap Wooyoung benar-benar masih berada di sana. Dan tepat saat gedung dengan tulisan berbunyi D18 terpampang jelas di hadapannya, ia sontak hentikan laju kendaraannya, lantas turunkan kaca mobil untuk bisa lihat lebih jelas presensi pemuda kecil. Pemuda dengan setelan kaos putih berlapis kain sifon berwarna senada itu berdiri dengan gelisah, berkali-kali mengecek ponselnya, tampak seperti tengah menunggu seseorang untuk datang.
“Wooyoung?” Lantas, yang di sana tolehkan kepala dengan ekspresi terkejutnya. “Lagi nungguin siapa?”
Pemuda itu sedikit mendekat ke arah mobil milik San, untuk pastikan siapa yang baru saja lontar sapa padanya. “Loh, Mas belum pulang?”
“Belum. Kamu lagi nungguin siapa? Belum mau pulang?”
Diliriknya sejenak oleh Wooyoung ponselnya di tangan, sebelum akhirnya ia kembali tatap San di dalam mobil. “Lagi nungguin Hyunwoo, katanya mau pulang bareng,”
“Hyunwoo barusan chat saya, katanya dia masih ada urusan,”
“Loh, serius?”
“Ayo pulang bareng, nanti saya antar sampai kosan.”
Pemuda kecil sejenak berpikir, merasa tak enak kepada Hyunwoo jika pulang lebih dulu, namun ia juga tak bisa menolak tawaran dari San untuk pulang bersama.
“Wooyoung? Ayo, langit juga udah gelap, bentar lagi mau hujan.”
Lantas, akhirnya, ia beri anggukan kepala, kemudian masuk ke dalam mobil senada langit malam milik Choi San. Sejenak ia buka ponselnya, kirimkan permintaan maaf kepada Hyunwoo sebab ia pulang lebih dulu, sebelum akhirnya ia simpan ponselnya, memilih diam perhatikan jalanan di depan.
Baru saja mereka keluar dari gerbang, hujan tiba-tiba turun basahi jalanan, buat orang-orang yang tengah berjalan di pinggiran jalan terbirit berlari, menepi di selasar gedung ataupun di bawah atap ruko.
“Kasian mereka gak bawa payung...”
Gumaman itu tak sengaja ditangkap oleh telinga pemuda tinggi, buat kedua ujung bibirnya terangkat, pamerkan senyum tipis miliknya. “Padahal dari pagi tadi langitnya udah kasih tanda dia bakal nangis hari ini.”
Dengar kalimat itu, buat pemuda kecil tolehkan kepala. Ia tak balas sepatah katapun, hanya pandangi bagaimana netra dibalik kacamata itu berusaha fokus pada jalanan di depan selagi kaca mobil dihantam tetesan hujan habis-habisan. Dan kala netra mereka akhirnya bertemu tak sampai tiga detik, Wooyoung memilih untuk alihkan pandangan, lagi.
Usainya, mereka berdua memilih untuk bungkam. Dengarkan suara tetes air hujan yang menghantam mobil, setidaknya itu bisa usir sunyi panjang yang selimuti dua nyawa di dalam mobil yang dingin.
Tumblr media
“Ini, keringin rambutnya. Aku bikin kopi dulu.”
San berakhir di sini, di dalam kamar kosan milik Wooyoung. Usai disambutnya handuk kecil dari tangan Wooyoung, ia lantas duduk di tepi kasur milik si tuan kamar. Diusapnya sejenak rambut basahnya akibat tetesan hujan kala mereka berlari dari gerbang kos sampai ke kamar milik Wooyoung yang berada di lantai dua. Kosan ini tak punya parkiran untuk mobil, jadi mereka terpaksa harus hujan-hujanan menuju kamar milik Wooyoung.
San hentikan gerak tangannya yang tengah keringkan rambut, biarkan tetes air dari rambutnya jatuh ke atas kemeja putih yang nyaris pamerkan seluruh tubuh bagian atasnya akibat tetes air hujan yang terlampau deras.
Ia edarkan pandangan, melirik ruangan itu dari sudut ke sudut. Kamar ini tak terlalu besar jika dibandingkan kamar milik Wooyoung di rumahnya, namun isinya cukup lengkap. Ada toilet dan kamar mandi, dapur kecil, meja belajar, tempat tidur, serta nakas kecil di sampingnya. Namun, mengingat bagaimana mewahnya hidup Wooyoung dahulu, San cukup yakin kosan dengan ukuran tak terlalu lebar ini tak akan cukup nyaman bagi Wooyoung yang terbiasa tinggal di tempat yang luas.
Beberapa mainan yang terpajang di rak dekat meja belajar itu sontak curi atensi pemuda tinggi. Pikirnya, mungkin pemuda kecil kembali koleksi mainan selama mereka berpisah dulu. Ia tak pernah tahu, bagaimana usaha si tuan kamar untuk membuat ruangan ini tak terasa sepi.
Lantas sekarang, pandangannya kembali beralih, kali ini ditatapnya punggung kecil milik Wooyoung yang tengah sibuk di depan pantry. Tadi, di perjalanan menuju kemari, yang lebih kecil ajak ia untuk mampir, dengan tawaran akan diseduhkan kopi hangat, lantas San iyakan tawaran itu tanpa banyak berpikir.
Kalakian, ia berdiri. Dengan handuk kecil yang tersampir di pundak kiri, ia hampiri si tuan kamar dan berdiri di balik punggungnya selagi pemuda itu sibuk aduk kopi di dalam gelas berukuran mini.
“Wooyoung,” dan suara dingin itu sontak buat yang lebih kecil berbalik untuk hadapkan tubuh ke arahnya. Sedikit terkejut temukan ia yang berdiri dengan jarak sedekat ini.
“Kenapa? Duduk aja, ini kopinya bentar lagi selesai.” Ia tiba-tiba mendecak kala dilihatnya rambut serta kemeja itu masih basah. Diraih handuk yang tersampir di pundak pemuda tinggi, kalakian diusapkan pada rambutnya yang basah, bantu ia keringkan rambutnya. Sesekali tangan itu sedikit kibaskan kemejanya, berusaha kurangi basah pada kemeja yang hampir jiplakkan warna kulitnya.
San berharap Wooyoung omeli dirinya selagi tangan itu sibuk keringkan rambutnya, namun ternyata pemuda kecil tetap diam, fokus pada kegiatannya. Satu menit sudah mereka bertahan di posisi yang sama, pemuda tinggi diam tundukkan kepala agar tak sulit pemuda kecil usap rambutnya.
San tak tahan, akhirnya, dengan tiba-tiba ia dorong tubuhnya ke arah Wooyoung hingga yang lebih kecil menubruk pantry di belakang, dikungkungnya pemuda kecil dengan kedua lengan yang raih sisi pantry. Wooyoung kaget? Jelas, handuk di tangannya sampai terlepas dan jatuh begitu saja ke lantai.
“Kompornya masih nyala—”
Gesit sekali jemari itu matikan kompor, tak ingin buat pemuda kecil beranjak dari kungkungannya. Lantas sekarang, ia terdiam. Tatap wajah pemuda tinggi yang datar tanpa ekspresi. Ia tiba-tiba merasa sesak, berada sedekat ini dengan pemuda tinggi dengan baju dan rambut yang sama-sama basah, buat dinginnya atmosfer di dalam kamar itu tiba-tiba berubah menjadi hangat. Seolah hujan dibalik jendela itu sama sekali tak pernah hantarkan hawa dingin.
“What's wrong with you today, Wooyoung?”
Ditanya seperti itu oleh San, buat Wooyoung tiba-tiba ketakutan. Jika keadaan saat ini terjadi pada mereka tiga tahun lalu, mungkin Wooyoung akan mendorong San menjauh lalu memakinya tanpa ampun. Namun, sekarang semuanya sudah berbeda. Wooyoung yang selalu ingin terlihat kuat dan terlampau keras kepala itu telah hilang, sisakan ia dan sisi lemahnya yang selalu mengais kasih sayang dari orang-orang sekitarnya. Lantas, kala San memojokkannya seperti sekarang, ia merasa sesak dan ketakutan.
“Kenapa cerewetnya hilang? I don't think there's anything wrong, why are you being so quiet all of a sudden? Kamu marah karena saya bawa teman-teman saya ke kampus kamu?”
Pemuda kecil beri gelengan, usai ditatapnya sejenak manik legam milik pemuda tinggi, tak sampai satu detik. “Aku gak marah. Kenapa juga aku harus marah?”
“Bener? Kamu gak salah paham sama mereka, kan?”
Kali ini ia diam, tundukkan kepala hindari tatapan San yang semakin lama semakin terasa mengintimidasi. “Aku denger dari temen sekelasku yang kenal sama Mas, katanya Mas sama temennya Mas yang namanya Arin pacaran,”
“Terus, kamu percaya?”
Lagi, gelengan lemah itu ia tunjukkan. “Enggak. Kan Mas pernah bilang kalau Mas gak punya pacar,”
“Iya, saya sama dia gak pacaran, dan gak pernah pacaran. She's just my ex-crush. Temen sekelasmu mungkin salah ngira soal hubungan saya sama dia.”
Ia kembali anggukan kepala, cukup paham, walaupun penuturan itu cukup buat ia meringis pelan.
“Now it's clear, right? Kamu cuma salah paham, saya gak punya pacar, Wooyoung,” serius sekali netra itu beri tatap pada pemuda kecil yang masih setia memalingkan wajah. Yang di dalam kungkungan hendak beranjak dari sana, namun kembali ia tahan, lebih didekatkannya wajah mereka hingga buat rambut basah mereka berdua hampir bersentuhan.
“Apalagi? Udah, kan? Mas bilang aku cuma salah paham,”
“No, there's still something wrong with you. Kenapa, Wooyoung?”
Pemuda kecil sejenak diam, hanya pandangi pundak milik pemuda tinggi, sejenak berpikir apakah hubungan mereka akan membaik atau malah sebaliknya setelah ia buka suara dan jujur perihal apa-apa yang ganggu pikirannya saat ini.
“Jung Wooyoung?”
Ah, peduli setan dengan hasilnya. Ia ambil satu tarikan napas, lantas kembali muntahkan kata.
“Mas kalau risih sama aku, bilang aja. Aku tahu Mas pasti kaget karena aku tiba-tiba deketin Mas, padahal dulu tiap diajak ngobrol aja aku gak pernah mau. And I can see that you're straight, so you might be surprised to be approached by a guy like me—”
“Siapa bilang saya risih? Saya gak pernah bilang saya risih dideketin kamu,” suara itu tiba-tiba meninggi, buat yang lebih kecil semakin tundukkan kepala.
“Tapi, Mas kayak risih, aku tau!”
“Don't just look away when you're talking. Mata saya di sini, bukan di pundak.”
Pemuda itu sejenak teguk ludahnya sendiri, sebelum akhirnya dongakkan kepala, sabung mata dengan pemuda tinggi. Hingga kemudian, ia kembali muntahkan kata. “Mas gak pernah jawab tiap kali aku mention kalau aku suka sama Mas. Sekarang juga Mas selalu saya-kamu ke aku, padahal dulu aku pernah bilang kalau aku gak suka, Mas jadi mirip Papa kalau kayak gitu. Terus juga, Mas gak pernah panggil aku Wooyo lagi. Manggilnya selalu Jung Wooyoung Jung Wooyoung terus. Mas lupa, ya? I hate my fullname.”
Kuasa pemuda tinggi terangkat, usap kristal bening yang tak sengaja jatuh dari pelupuk mata pemuda kecil. Kiranya pemuda itu juga tak sadar, sebab raut wajahnya kaget saat jempol itu usap pipinya dengan lembut. “Maaf, ya, Wooyo.”
Semudah itu untuk terbitkan senyum di wajah itu. Setidaknya, tak semustahil dulu.
Pemuda kecil beri anggukan kepala, “gak apa-apa, Mas,”
“Aku gak pernah risih sama kamu,”
Lagi, kepala itu mengangguk. “Tapi, aku gak boleh naksir sama Mas, ya? Cmiiw, ya, Mas. Cium me if I'm wrong.”
Ia ucapkan kalimat itu hanya untuk cairkan suasana di antara mereka yang sudah kelewat canggung. Namun, sepertinya, pemuda tinggi tangkap kalimat itu dengan serius, sebab selanjutnya, kuasa itu tangkup pipinya lantas daratkan kecupan pada bibirnya tanpa permisi.
“Mas, aku bercanda—umphh!”
Kecupan yang didaratkan tanpa pikir panjang itu berakhir menjadi ciuman yang cukup panas. San lumat bibir Wooyoung berkali-kali selagi tangan kekarnya melingkar pada pinggang pemuda kecil, buat tubuh mereka yang lembab bersentuhan. Sejenak, berhasil Wooyoung imbangi kecupan demi kecupan yang San bubuhkan di atas bibirnya, sebelum akhirnya pemuda tinggi lebih dulu tarik diri, sisakan pemuda kecil yang pejamkan mata bersama juntaian bekas saliva di ujung bibirnya.
“You can't just decide someone's sexuality however you want, Wooyo.”
Wooyoung tak benar-benar mendengarkan, ditariknya pundak lebar milik San, berusaha buat wajah mereka kembali berdekatan. “Mau cium lagi, Mas.”
“Kopinya keburu dingin, Wooyo,”
“Gak apa-apa, nanti aku bikinin yang baru,”
“Nanti lagi,”
“Then, what are we?”
Yang lebih tinggi lantas terdiam.
“Mas kissed me without my consent, aku bisa laporin polisi!”
Kedua alis itu terangkat, tak mengerti apa yang salah dengan pemuda kecil yang tiba-tiba lemparkan keluhan usai ciuman yang ia tahu mereka berdua sama-sama menikmati.
“Are you okay with dating first?”
“Hah? What do you mean by okay with dating first? Of course, I'm okay! Jangan bilang mas mau langsung ngajak nikah?!”
“Is that a bad idea?”
Pemuda kecil tertawa. Dikalungkannya kedua lengannya ke leher pemuda tinggi, lantas dekatkan hidung mereka. “Not really. Kita nikah kalau aku udah lulus kuliah, ya? Sekarang pacaran aja dulu.”
Oleh yang lebih tua, dibalasnya kalimat itu dengan senyum manisnya. Dilingkarkannya lengannya di pinggang pemuda kecil, lantas lanjutkan ciuman mereka ke babak kedua. Tak lagi peduli pada hujan di luar jendela, lupakan lantai yang basah, bahkan anggurkan kopi yang mulai lenyap kepulan asapnya.
3 notes · View notes
mangwayne · 9 months ago
Link
Si ganteng kalem
Wkwkkwkw
#AHD
#tegar
#viral
2 notes · View notes
aliblablabla · 9 months ago
Text
"DO makan🍔"
Berawal dari beberapa orang yang perutnya mulai gelisah ketika jam dinding di ruang tunggu menunjukkan angka 10, terbentuklah sebuah grup di WhatsApp bernama "DO makan🍔". Alasannya apalagi kalau bukan untuk mempermudah, karena nggak mungkin juga ketika bertanya, "Gak enek sing pengen pesen Mbak Imas?" harus teriak-teriak atau lewat intercom (bisa-bisa kena omel pasien).
"Ayo DO Mbak Imas~"
"Tiara: pentol korea 1, es teh 1"
"Mbak sampean lagi ndek Semen kan? Titip pentol kemecer kalau ada"
"Siapa sing nitip batagor Plesungan?"
"Chickenmu sekarang wis iso DO ges"
*drg. Angel PKM sent a photo* (Foto brosur tempat njajan baru)
Kurang lebih demikian isi chat grup selama Senin-Sabtu dan mulai meredup di tahun 2023. Beberapa member (termasuk aku) sudah bukan lagi "warga sana". Grup pun sepi.
Dalam rangka mengingat momen mabar alias makan bareng, semenjak setahun yang lalu beberapa member berencana kumpul lagi tentunya dengan agenda utama adalah makan :). Setelah sekian ajakan, puluhan pertanyaan tentang waktu luang, dan beberapa kali wacana akhirnya terealisasi di tahun ini (terima kasih kepada pencetus budaya dan istilah bernama buber).
Sembari menunggu adzan Maghrib, kami isi dengan mengulang momen-momen lama, menanyakan beberapa hal seputar makanan seperti, "Eh Geprek Sai Plesungan wis tutup yo?" atau "Mas Jaka sik dodolan gak?", tentang progres kerjaan yang lebih baik di skip aja, rencana ke depan, ngegodain Aqilla sampai isin-isin, dsb.
Obrolan nggak berhenti selepas buka dan sholat, tapi kami lanjutkan dengan bahasan yang lebih dewasa (desain rumah, harga keramik yang ternyata mahal, momen persalinan, antara ASI atau sufor, angan-angan membuka cafe, dll). Obrolan itu tetap diselingi guyonan-guyonan garing bin receh. Diselingi tangisan Rendra yang makin malam makin ngantuk tentunya. Menemani Aqilla yang sibuk dengan proyeknya sebagai toddler. Dan ditemani rintik hujan di malam Minggu. Pertemuan malam itu bagiku cukup untuk modal bisa tidur nyenyak dan bermimpi indah.
Tumblr media
3 notes · View notes
kantongajaib · 2 years ago
Text
Flash Fiction: Rahasia Hadirnya Cinta
"Mas, hari ini mau makan apa?", tanyaku pada lelaki jenjang yang sedari tadi duduk bersantai menikmati akhir pekannya di rumah kami. "Apa aja lah dek, ndek makan bareng kamu InsyaAllah semuanya jadi nikmat", jawabnya dengan logat khas jawanya. "Apa sih mas, ga usah ngegombal", kataku sambil melanjutkan memasak untuk sarapan kami hari ini.
Ya, lelaki jenjang itu adalah suamiku yang telah menikah denganku sejak 6 tahun yang lalu. Dia yang selalu sabar menghadapiku. Usia kami terpaut 11 tahun, perbedaan usia yang cukup membuat aku merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengannya di awal pernikahan kami.
"Aku tidak ingin menikah dengan dia, aku ingin melanjutkan kuliahku abah", jawabku tegas ketika abah mengabarkan ada lelaki kawan abah yang hendak dijodohkan denganku. "Neng, ini wasiat dari mendiang ayahnya Ammar", jawab abah dengan suara yang serak. Entah karena sedih atau sebab udara dingin di sekitar Bandung akhir-akhir ini. "Neng, kamu tidak harus berhenti kuliah setelah menikah", lanjut abah untuk meyakinkanku.
"SAH!", suara keras orang-orang di pelataran rumah yang disulap rapi menjadi tempat prosesi akad itu ibarat paduan suara tanpa dirijen. Ya, hari ini akhirnya aku sah menjadi istri Ammar, atau siapalah itu namanya. Aku menerima pernikahan ini dengan peyakinan dari abah dan umma. Dariku sendiri? entahlah aku masih meyakininya setengah hati.
"Dek, kamu masih ingat ngga? pertama kali kamu masak untuk mas?", tanya Mas Ammar membuyarkan lamunanku. "Eh, iya ingat mas. Kenapa?", tanyaku yang masih terkaget dari lamunan. "Masakan kamu enak sejak awal kita menikah, tapi di hari pertama kamu masak untuk mas, rasanya berbeda dengan hari ini, hari ini jadi lebih nikmat", pungkasnya. "Maaf ya mas, maafkan aku yang tidak mampu menahan keegoisanku kala itu", jawabku. "Sangat dimaafkan istriku tecinta", goda mas Ammar. Seperti itulah dia, selama enam tahun pernikahan kami, dia selalu manis dan sabar, meskipun kami baru bersama 1 tahun terakhir setelah aku menyelesaikan kuliahku di Mesir selama kurang lebih 5 tahun.
Bahkan, meskipun kami belum memiliki momongan. Mas Ammar yang selalu menguatkan saya dengan penuh kesabaran. Hatiku luluh dengan kesabaran, ketulusan dan segala yang ada padanya. Terimakasih Ya Allah, engkau menghadirkan padaku orang yang aku butuhkan, bukan sekedar yang aku inginkan.
#5cc #5cc6 #bentangpustaka #writingcareerclass
3 notes · View notes
putriutamidewi · 2 years ago
Text
Sebatas Pernah Menaruh Rasa
Tumblr media
Picture : instagram.com/list.edits
Di kamar 3x3 meter, cat tembok berwarna kuning gading, disamping pintu kamar ini ada meja, aku dan laptop. Kututup laptopku, sembari menghela nafas panjang nan lega.
“Done! All Done!!” teriakku. Presentasi sidang proposal, kerjaan sampingan dan list konten untuk komunitas sudah selesai aku kerjakan.
“Gabut, ih!” batinku
Kuambil gawai pintar, kubuka aplikasi Instagram, klik tab explore dan ku scroll , scroll dan scroll.
“Tidak ada yang menarik” gumamku sambil tetap mengusap layar. Tiba – tiba kedua bola mataku terpaku pada salah satu foto 1:1 itu. Foto seorang lelaki goodlooking bak selebgram, sedang berdiri di sebrang  Arc de Triomphe, Eropa. Aku pikir memang selebgram, ternyata bukan. Aku mengetahuinya setelah mengeklik profilnya. Ternyata ada dua mutual friend yang sama. Hal yang mengejutkan lagi ternyata kami satu kampus, namun berbeda jurusan. Kalau dilihat dari profilnya sepertinya dia sedang menempuh study aboard. Caption - caption di profilnya sangat meneduhkan hati.
“Menarik!” batinku
Kupencet tombol follow. Dan sejak detik itu aku mengikuti apapun updatenya.
-
Hari sabtu ini aku ada janji dengan temanku, pergi ke stadion kampus untuk berolahraga. Kami berdua menuju stadion lumayan siang. Sekitar pukul 07.00 kami sampai.
“Kak Ros! Mlayuo dhisik. Aku mlaku ngubengi sedilut. (Kak Ros! Kamu lari duluan aja. Aku jalan memutar sebentar)�� kataku pada Kak Ros
“Oke. dhisikan yo. mengko lek wes kesel, ketemu ndek kursi kui (Oke! Duluan yaa, nanti kalo udah capek, ketemu di bangku situ.)” balas Kak Ros sambil menunjuk bangku putih di sudut lapangan. Lalu ia berlari memutari stadion.
Menikmati pagi yang sudah agak terik ini jadi tidak begitu segar. Sangat berbeda sekali jam 07.00 di kampung dengan jam 07.00 di Surabaya. Agaknya matahari disini lebih dekat. Aku jogging ringan dengan mendengarkan lagu favoritku, Boy with Luv – BTS. Tak lama setelah aku melangkahkan kaki, kujumpai notifikasi Instagram. Bak mendapatkan jackpot, ataupun menang give away mobil aku sontak berteriak
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGHH” teriakku kencang sampai semua orang disekitarku kaget. Kubaca notifku “Mochammad Satria Wijaya mulai mengikuti anda” Tidak sampai satu minggu dia follow back akunku. Kubaca lagi  notifku “Mochammad Satria Wijaya mulai mengikuti anda” benar benar dia! Tidak salah lagi.
Dari belakang Kak Ros menepukku.
“Kon lapo seh! (kamu ngapain sih?)” tanya Kak Ros dengan nada tinggi, tapi aku yakin dia sangat khawatir padaku
“Kak Ros!! Areke ngefollow aku (Orang itu ngefollow aku” jawabku dengan kegirangan.
“Lha Terosss lapo pek ! (Lha terus emang kenapa?)” tanya kak Ros kebingunan.
“Gapopo ! Seneng ae” jawabku sambil berlari kegirangan. Aku berlari 5x putaran seperti orang kesurupan. Bagaimana tidak? Aku berlari sambil terus tersenyum dan sesekali tertawa.
-
Siapa yang menyangka dari saling follow, kami saling mengirim pesan. Siapa yang memulai? tentu saja aku! Aku berharap aku bisa bertemu dia. Sebenarnya mudah saja untuk mengajaknya ketemuan. Tapi ku urungkan niat itu.
-
Lagi-lagi aku menganggur lagi. Semua to-do-list sudah ku kerjakan, aku bingung harus ngapain lagi. Akhirnya aku memutuskan untuk rebahan di lantai, dan kuambil ponsel pintarku. Pas sekali ada notif whatsapp dari Kak Ros.
“Ginaaaa, lapoan kon (Ginaaa, lagi apa kamu?)” tanya Kak Ros
“Gak lapo lapo. Nyapo e? (Tidak sedang ngapa – ngapain. Ada apa?)” balasku
“Ayok kancani aku, jigeum, right now! Ndek Gedung samping Robotika. Enek seminar LPDP! Nggowo jas hujan, soale kene gerimis. Gass Mrene! ( Ayo temenin aku, saat ini, sekarang ! Di Gedung samping Robotika. Ada Seminar LPDP! Bawa jas hujan, karena disini gerimis. Cepet Kesini!)”
“Nggih, Ratu,”  balasku
Aku tidak berniat mengambil studi lanjutan. Tapi karena sedang menganggur dan kupikir tidak ada ruginya juga aku menemani temanku. Aku bergegas memakai baju ganti, berdandan rapih, dan sambil memandang ke kaca lalu mengucap “Kalau jodohku, pasti aku ketemu mas Satria disana”. Adalah sesuatu hal yang asal aku lontarkan. Namun aku berharap bisa bertemu langsung, entah di momen apa. Setelah siap aku bergegas turun dari lantar dua, lalu menuju parkiran  motor.
“Otw,” ku kirim chatku ke kak Ros.
Aku sampai di Gedung. Dan sepatuku sedikit basah. Aku masuk ruangan dan kulihat kearah ruang tunggu.
“kok kayak kenal” gumamku. Kusipitkan mataku, dan kulihat betul - betul. Perawakannya , jaket abu maroon, rambut yang sudah gondrong sampai ia memakai bando, bentuk hidungnya yang mancung bak pangeran arab. “ah masak iya sih dia udah pulang ke Indonesia” batinku
“HAYO LOOO” bentak kak Ros.
“KAGET, astaghfirullah!” balasku sambil menepuk bahu kak Ros.
“ayo absen” ajak kak Ros
Setelah absen aku dan kak Ros masuk ruangan. Ragaku di barisan depan. Tapi mataku selalu menoleh ke barisan kanan agak belakang. “Dia bukan sihhh”batinku.
Dan tibalah sesi tanya jawab. Aku lihat dia mengangkat tangan. Nah, inilah saatnya pembuktian prasangkaku.
“Yak, mas yang disana” tunjuk Moderator
“Terimakasih atas kesempatannya. Perkenalkan saya Mochammad Satria Wijaya Jurusan Sistem……….”
Ah iya! Benar diaaa! Dalam hati aku senang tak terkira akhirnya aku bisa bertemu secara tidak sengaja! Diakhir sesi aku berniat menyapanya. Bismillah, semoga aku berani.
Dan sesi berakhir. Aku berlari ke pintu keluar, bergegas mencarinya. Kulihat dia ada di seberang parkiran, aku berlari demi bisa menyapa. Belum sampai jarak 5 meter aku berhenti dan mengurungkan niat. Kakiku seolah membeku dan tidak berani mendekat.
Kulihat dia dihampiri seorang gadis memakai cadar, dia terlihat sangat anggun sekali! Mereka terlihat sangat akrab. Dan betapa terkejutnya aku, Mas Satria memakaikan helm padanya. Lalu terlihat di jarinya, dia mengenakan cincin di jari manisnya, begitu juga dengan gadis itu. Cincin yang sama.
Pikiranku langsung penuh, hatiku kacau. Sakit dengan harapan sendiri. Langit tiba-tiba mendung disusul gemuruh guntur. Hujan turun tanpa malu-malu.
Aku masih berdiri mematung di parkiran, sampai kak Ros datang menepuk bahuku.
“Kok ndomblong? (kok begong?)” tanyanya
“Kak..” Air mataku menetes membasahi pipi. Lalu sontak aku memeluk kak Ros.
“Sumpah, kon iku ga jelas. Kosik nangis e yo, ayo nanggo jas hujan. Mulih nang kost ku dhisik, cerito ndek kamarku ae. Ndi kuncine, tak boncengno. ( Sumpah, kamu itu ga jelas. Nanti nangisnya ya, ayo pakai jas hujan . Pulang ke kost ku dulu, cerita di kamarku aja. Mana kuncinya , aku yang boncengin)”
@bentangpustaka-blog @kurniawangunadi
3 notes · View notes
ceritadirisendiri · 14 days ago
Text
Pernah nggak ngerasa sebel sama orang lain?
Kek ada ya orang yang ngomongnya selalu nyelekit gitu. Mungkin beberapa niatnya bercanda, tapi sebenernya lama-lama kalau dibercandain mulu ya capek say.
Bener emang, kadang mulut kita bisa jadi pisau yang tajam. Singkat cerita, orang ini bilang "jadi arek seng peka, awakmu seng paling muda ndek kene. Yo seng peka, sekali-kali awakmu seng pergi". Ini konteksnya beli makan siang di kantor.
Heyy, disini aku buat kerja ya. Aku ditawari untuk bekerja, jadi staff. Kalau mau minta tolong boleh kok bilang baik-baik. Atau kalau konteksnya masalah kerjaan dan aku kurang peka akan tanggung jawabku, tegur aja aku ga masalah. Ini bukan masalah kerja ya, ini masalah makan, MAKAN SIANG.
Mungkin buat orang lain sepele, tapi perlu diingat, tiap orang punya emosi yang berbeda. Memang, aku merespon hanya dengan diam, tapi wallahi aku ga ikhlas. Padahal you kalau presentasi mesti bilang bedanya magang sama kerja apa? kalau kerja punya hak dan kewajiban yang sama. Tapi ternyata lupa ya ngga diterapin di team nya sendiri. Mohon maaf, nyuruh boleh, minta tolong boleh, toh selama ini aku gapernah nolak kan? Tapi perlu diingat, disini aku bekerja sebagai staff, bukan BABU.
Tapi aku appreciate sama diri sendiri. Kok ya bisa-bisanya punya topeng setebal itu. Trimakasi yaa udah berusaha nyembunyiin kalau pas kesel sama orang.
Maaf, mungkin bakal tak inget bertahun-tahun ya ucapannya. Bisa jadi sampai mati. So, jangan anggap semua hal sepele ya, karena gatau kalau orang lain sakit hati bakal berbuat apa. Ingat, setiap orang 'berbeda'.
0 notes
sakmadyo · 22 days ago
Text
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. Uti wis ora diare. Ning kondisine urung pulih. Isih okeh nglekare. Isih lemes sajake. Regetane ndek bengi yo wis tak kumbah. Kari meme sesuk, InsyaaAllooh. Mugi enggal saras nggih Ti. Aamiin YRA.
1 note · View note
harinopali · 1 month ago
Text
Nah! November tengah 2024. Timbangane lali, tak tulise ae nang kene. Aku akir2 iki tas ngentekno coelho maneh. Judule Seperti Air yang Mengalir. De e potongan2 ngono. Gak full novel pada umumnya. Mirip ambek Ksatria Cahaya lah...
Dan sangat hangat... Akeh instropeksi. Menimbulkan pertanyaan2 gae ngonceki atiku dewe. Tp de e mek berbentuk keraguan ae ambek curiosity, gak sampek mbentuk pertanyaan bulat sing siap gae digolekno jawaban...
Sampek akire...
Minggu wingi pas mam sego jagung ambek rici crito2 lah tentang konco2 lawas. Iyo yo, kenopo aku koyok gak duwe roso ikatan nang setiap era konco2 ku. Mari sd seru2an. Sahabat pol lah modele. Bareng smp yo wes lali. Ganti konco smp. Moro ganti konco smk. Suweru pwolll wes! Mbentuk geng2an ngono pisan. Geng arek2 nerd ngono lah. Pas kuliah yo tetep aku gak kontek ambek arek2 smk. Ndek kuliah iki paling mek ketu 3 jeneng lek misal aku dalam keadaan terhimpit. Iku pun kabeh teko organisasiku. Duduk teko konco kuliah. Wes bener2 gak ngurus ngono lo lek coro jahate... Tp gakkkkk asline! Duduk koyok pura2 koncoan ngono pas bien enggak! Pas waktu iku terjadi, yo koncoane kene sangat real! Sayang polll nang arek2. Tp pas masa e entek yo uwes. Aku gak tau onok tindakan gae approach mereka blas wes. Masio lek dikontek aku tetep mbalesi. Tp komunikasi iku gak tau teko aku...
Nah? Kenopo?
Soale aku ket cilik iku pindah2. Ndek kelas 3 sd aku duwe konco2 ngaji dan sd ndek sby. Arek cilik yaopo se koncoane. Lak macak koyok bff ngono a? Lha iku tepat aku 8taun, abiku pindah nang malang. Aku duwe lengkap nomer telpone arek2 sby. Tp opo? Gak... Gak tau tak telpon mereka. Aku wedi diarani sok asik. Diarani lapo e? Diarani sing kangen lo mek aku tok mereka gak. Padahal kan gak mesti ngono?
Lanjut teko kelas 4 sampek kelas 1 smp aku ndek kota. Duwe konco2 perumahan soge2. Gak relate se ambek kesugihane. Tp sebagai koncoan, arek cilik mosok tau ngurus ngono se? Yo pancet pure koncoan e. Durung konco2 sd sing ndek malang iku. Pure nemen. Tp aku umur 14 taun pindah maneh nang karlos.
Aku ngroso gak tau iso njalin koncoan suwe iku karena ndek awal umur2ku aku gak tau ngalami iku. Gak oleh kesempatan coping ambek kehilangan2 teman2ku iku. Ambek penolakan dan tidak adanya apresiasi ndek omah, nggae aku sangat rentan ambek gambar diriku dewe. Dadi kata "paling mreka lali, paling mreka gak ngurus, paling mreka keganggu" kaveh paling2 iku metue elek2 tok. Guwendengggggggg! Umur 31 lo aku iki! Sikologi! Isok tas mbukak fakta2 iki.
Betapa kene ancene kudu "membaca" membaca kabeh wes! Buku, keadaan, ati, kabeh kudu dibaca! Makane ayat pertama e Iqro'! Karena yo iku, ojok sampek lali gae membaca!
Sekian!
1 note · View note
mahayaty · 2 months ago
Text
w jadi inget, saking seringnya w kemana2 sendiri dan bergantung pada grab. W punya bbrp kenangan yg membekas sama beberapa driver grab.
Waktu ke bali mau ke bandara, w dapet petuah sama si bapak buat selalu solat dmn pun kita berada, didoain w sukses, setelah w cerita tujuan w ke bali ngapain
Waktu itu dari bhubu ke malioboro, si bapak pas aku udah turun masih nyempetin buat ngobrol n ngasih petuah buat aku selalu bahagia, apapun itu, semoga w dipermudah, intinya apapun keadaannya w disuruh sellalu bahagia n nyari hikmah dari setiap hal yg terjadi di hidupku.
Aku ngga tau apakah ini sama atau ngga drivernya, tp kayaknya sama karena w keyaknya percakapan no 2 tuh karena sehelumnya kita udah ngobrol lebar. Nah di yg no 3 ini intinya ngobrolin ttg rencanaku di masa depan. Knp ga lgsg s2, w maunya kerja dulu. Intinya mskpn ada beda pendapat, si bapak ngingetin belajar tuh bisa di mana aja, jadi ya jangan berhenti belajar, karena mskpn bapakanya ga sekolah tinggi, tp dia ga berhenti belajar.
Ibu-ibu yg tiba2 cerita kalo dia suka belajar sejarah mskpn bukan orang akademisi, dia berawal dari suka legenda n dongen, ibunya jadi punya tradisi turun temurun ke anak2nya bacain buku. Anak2nya jg pada suka baca buku. Tu awalnya ibunya nanyain w dari mana, trs ibunya bilang 'tulungagung tu ada raja majapahit, siapa itu kok lupa' 'gayatri bu?' Oiyaaa gayatrii. Aduh hangat banget pas si ibu nyeritain ttg anaknya
W pernah dari ifi jogja butuh bgt cash, trs si ibuk bener2 nyariin atm mandiri di sekitar bethesda
Terakhir kmrn pas ke jogja mau ke masjid jendral sudirman. Si mas2 ini tiba2 ngajak ngobrol santai bener. Awalnya nanya dari mana, nonton musik ta. W bilang bukan, nonton film. Trs nanya ini kos2 an ta mba? Ehh bukan mas, itu masjid. Oalah masjid. Sendirian ae mba? W bohong, ngga mas tadi ada temen, tp balik duluan. Kukiah di sini? Ngga di solo. Lha di sini? Ada temen. Dari solo sendirian? Iya, dah biasa ok mas. Ndak gabut ta mba, mbo ya mbe koncone. Opo yang e ngunu, hmzzzz, ga ndue yang to mba? Wkwkwk nduwe kok mas, ldr WKWKKWKW w bohong. Karena w merasa ga aman. Halah ngapusi, mbok ya golek konco ben ra gabut nek angkringan dewe. Lo kan aku nunggui grab mas. Iki aku ngisi bensin sek oleh ra mba? Boleh mas. Sui rapopo? Hmzzzzzzzzzz, mas e ngguyu. Soale antriane dowo mba biasane nek kono. Tp lek ra tuku iki ra tutuk, timbang saman nyuruh, gelem saman nyurung? WKWKWKA DUH LAWAK NI ORNAG. yaws rpp ws mas. Aku ya ra kesusu. Lha iki saman arep nginep koncone samean opo balek solo. Balek solo si mas, ngejar kereta? Iya. Tp nek mesjid sek iki? Iyaa. BATINKU KEPO MEN TO MAS SAMAN KIII. Ojo2 awm nek mejid nemoni wong liyo. Yo mosok aku gendakan nek mejid mas. Yo mbuh enek ae lo mba. Emang awm iso gendakan. Aduh mbuh lah, ra nyambung males w. Wkwkw Trs intine ngobrol2 mbahas ttg w sma yg udah ngerantau. Trs mas e ngomong, walah iki senengane ngerantau ngene i ra seneng lanang brati. Intine mas e ki eruh aku goro masio w dari tadi kekeh lek aku nduwe yang wkkwkw. Nganti nekoi nek jogja ngene iki ngomong mak pak ta ga. Ya lapo mas, aku ket smp ae pak makku ws ngecul aku🙃 trs nekoi lek yangmu nduwe liane pie. Ya ws bene, brati uduk jodone. Brati ra sneneg tenanan wi. Aduh mas sorry cara pandang kita ke sebuah hubungan beda. Dadi tak menengke wae. Wkwkkw w jg lagi ga minat debat bahas konoan karo stranger. Trs pas ndek pom mas e ngomong, mba lek ate tuku ngombe omong ya, ngko lek ngelak. Iyo mas aman. Trs mergo aku ra mudun2 mas e kondo. Iki koe mudun opo panggah numpak ngene aeKWKWKW aku berasa tolol bgt wkwkwk sepurnae mas aku penaken mangan gorengan. Soale ya antrian e sek dowo. OIYO mas sek ta lah bariki mas tak mudun, batinku aku yo isin ra medun2😭 soale ndek kene nganu dewe mba, oh iyo ta? Ya ws sek mas iku bar maju titik aku tak mudun wkwkwkw. Soale aku ngobrol ngalor ngidul kek wong ws kenal sui ngunu kae loo😭 trs mas e bola bali nggojeki, mba iki ngendine, lo aku ya ra ruh mas, wong aku ya lagek pisan. Lek tka dukne kene ae pie, lha aku raruh nggone e ok. YO RA NGUNU MASS, lha piee. Tak dukne kene ae yo. Bintang siji lo mas, wehh medeni ok. Lha piee. Ws entek a mba cekermu? Uwes wkwkkw, layak. Uduk ceker si mas, gorengan. Oalah gorengan to, ngerti ngunu mau tam gawakne ko omah mba, omahku ualeh gorengan, wong dodolan ok....... W hingung merespon kek mana. Awm umur piro to mba, lha menurutmu ae semester akhir i umur piro, yo 21 an lah. Yo smeunuan lah. Ok ora koyok 21,koyok sek bocil. Iki to mba? Ehh iyo deh koyok e iki, wehhh rame men tibake. Lha mbuh mba wkwkkw ya ws makasih ya mas. Iya makasih mba. Aduh random bgt dehh
Yg cukup irritating adalah asumsi bahwa cewe kalo bisa apa2 n ga settle tu ga suka cowo? Ga men, lebih ke, standar cowo yg kita suka tuh dah tinggi, ga mek ecek2 ngunu kui. Plus w kaget si aku diomong kek sek bocah. Aduh tp keknya w ada masanya males jadi sok dewasa n be vulnerable ajee
0 notes
sajakmalamu · 3 months ago
Text
8 Oktober 2024
Iki pertama aku nulis ndek kene Gowo boso jowo, cerito iki diawali Seko aku bar balek plp Seko Al Azhar, awak lemes terus mood e Yo ilang goro2 bar dikai feedback, apik tenan feedback e okeh tenan SG kudu ta perbaiki, Yo mugo ae biso luwih apik kedepane. Mau pas dikai feedback aku Ngah ngoh sebenere, terus ta jawab sak isoku, trah e Yo salah mestine tapi Yo iku Ono SG asli Seko atiku Dewe, Yo karang jenenge salahku aku Yo Ra maido, aku sebenere Yo wonge iseh sering malesan, opo2 kadang iseh mood2 an, la njur pas ditakoni kyo2 aku bener wae ya mau Ki tapi emng rasane isin tur Wedi NK jujur mengko Ndak ndarani ora niat plp, wk ora gawe modul malah rpp, iku pun ndadak pol gawene edan edan wkwkw....untung guru pamong e Ra nesu, cuma Yo iku marai pekiwuh. Sakteruse pas balek mampir alfa tuku mie (pakanan enak SG iseh ISO ta tuku sampe Saiki) mbe kopi ABC, jagongan duwur motor mbe ngalamun, kyo2 wong kakean utang wae wkwk, mung pengen nenangke awak Dewe amergo aku sadar aku iseh kurang, iseh bodo, tapi pengene Urip kepenak, lak Yo wong gendeng to aku Ki, wes bar ngono iseh ngalamun wae mbe ngombe kopi, asline kerep si ngono cuma Yo delok2 kondisi sekirane mumet mampir alfa terus jagongan diluk bar kui balek, nikmate pol ahaha. Trah e wong SG durung tau ngombe kopi Ng Alfamart mbe jagong2 tur ngalamun ketoke rung tau mumet masalah Urip, gayane ngomong masalah Urip, uripe Dewe wae iseh kepontang panting ahahaha
Catatan mahasiswa Alfamart
0 notes
rofifahs-blog · 3 months ago
Text
ngne ya rasane ayem ket tangi turu wes rak mikir gugah" rak mikir bocah bolos tasmik, ora mikir nyemak rak mikir ngobrak" jamaah ngobrak" Tasmi' ngobrak" apalan, ngobrak" takziran ora greget" gemas🤣🤣🤣 kok ayem e hidup ini🤣🤣🤣 ngne yo ndek kae paling nglengkapi 3 dino bar🤣🤣🤣 nek hurung mentok ancen hurung tegel wkwkw kudune mentok sek wkwkw Jane yo iki wes bar karek numpuk kok, maceme wedok numpuke awan, nek lanang paling bengi kae a tak bela"no tekan tayu, aku ndilalah iseh iling nek aku wedok rak terdukung secara kultural😂😂😂 ngne yo ngerasakno Urip leyeh" Ra ndue beban🤣🤣🤣🫶🏻🫶🏻🫶🏻
0 notes
catatankecil96 · 3 months ago
Text
Koncone: Njenengan kroso ngga nek siki² kek wektune lewih cepet. Ndek mbien dewek jaman sma-kuliah kok rosone sui ya?
Me: Ngangguk² mengiyakan. Iyaa mien ujarku jaman cilik ki le dolan marem, kek sui banget. Eh ora krasa lubar kuliah wes meh 5 th
Koncone: Meh kiamat ndean yo bu
Hem, iya ya. Dunia ini cuma sebentar, yg lama nanti diakhirat.
Maafin Ya Allah. Temenin, jan ditinggal 🌻
0 notes
qiftiyaa · 3 months ago
Text
#6 bertemu
Kamu yang baca, gak salah. Saya beneran ketemu teman di sini. teman satu kosan (sekamar), bahkan se-fakultas saat kuliah dulu.
Kami sama-sama gak tahu kalau akan berangkat umrah. Barang malam hari sebelum keberangkatan, saya tergerak untuk lihat instastory mbak M. Lah, dia di Medina! Sungguh yaa, ini plot twist paling mengejutkan sekaligus jadi penyemangat pribadi.
Sebelumnya di akhir bulan Juni, kami sempat bertemu di Surabaya. Update kehidupan setitik. Saat ngobrol itu pun, kami gak saling berkabar tentang rencana umrah atau sekadar ingin jalan-jalan. Pure update how's our life so far. Tahu-tahu, Agustus akhir bertemu di Medina.
"MBAAK. UMRAH TA? SAMPE KAPAN DI MEDINA??? ketemu yuukkk." (ngegas bener, qif wkwk) "Iyaa, nduukk. Lhoh kamu dimanaa? Ndek Medina ta?" (mungkin si Mbak M bertanya-tanya ini anak beneran?) "Aku tanggal 29 baru berangkat wkwkwk. Landing Medina. HEE YAA ALLAH. Tunggu yaaa." (kaget sekaligus antusias) Dan berbagai tanya lain wkwk. Tapi aku menyimpan beberapa pertanyaan dan cerita-cerita untuk bahan obrolan nanti saat kita (kami) bertemu di Medina.
Allah Sebaik-baiknya Perencana. Sampai di Medina hari kesekian, kami akhirnya tektokan perkara kapan ketemu. Ternyata hotel kami, tetanggaan! Girang bukan main pas ketemu huhuhu. Allah baik banget🥺. Gak nyangka banget bakalan bisa ketemu mbak M sama mama-papanya di Haram. Kalau bukan campur tangan Gusti Allah, gak akan bisa🥺Alhamdulillah. Masya Allah. Tiba-tiba saja hampir 1,5 jam kami cerita-cerita. ((sehat-sehat mbaakkk & mama-papa❤. Insyaallah ketemu lagi, ya!))
katanya kalau gak ada foto, gak afdhol, yak. ini menunggu kiriman dari orangnya. soalnya masih sibuk. jadi mari kita lanjutkan saja.
another day, another friends to meet
Tumblr media
*foto bareng si S & si T
Selain ketemu mbak M, saya juga ketemu dengan keponakannya adik tingkat di pesantren, yang ternyata pernah mondok di Gontor (foto di atas). Ya Allah, seru banget! Ini mengingatkanku pada lomba debat bahasa Arab MTQ tingkat kampus wkwk (di sini ceritanya). Karena grup lawan adalah alumni Gontor.
Kabarnya, mereka ini sedang liburan kuliah. Mendapati tiket pesawat termurah pulang pergi Turki-Saudi yang (((cuma))) 3jt-an, kayak tiket pesawat Jakarta-Lombok pulang pergi, mereka berenam janjian untuk umrah sebulan😆 (gen Z healingnya umrah, guys). Tiga berangkat dari Turki, tiga berangkat dari Mesir. ((apa kamu gak iri?! saya, iri bangeeettt sama pertemanan mereka😂)). Mengingatkan pada scene novelnya Ahmad Fuadi, gak, sih? wkwk. Sehat-sehat kalian & keluarga! Semoga Allah selalu merahmati. Insyaallah ketemu lagi, ya!
Akhirnya kita bertiga jalan-jalan. Rejeki lagi adalah saat si S notice ada seorang pemengaruh yang dia ikuti di Instagram, sedang berjalan bersama keluarganya di depan mata. Si T pun berinisiatif, "Ayok kita ajak foto." Tanpa bermaksud mengganggu perjalanan ibadah mbak-mas ini, foto-lah kita (saya-nya ngikut aja, ygz!? wkwk karena gak tahu "siapa").
Soal bertemu pemengaruh/artis selama umrah, seingat saya, pernah ketemu Raffi Ahmad di tahun 2009/2010an, saat saya pertama kali ke Saudi. Sayangnya, saya gak ikutan foto bareng seperti jamaah lainnya😂. Waktu itu mikirnya, duh punya wudhu, nih. Malas dempet-dempetan wkwk.
Dari adik-adik Gontor, saya jadi agak pede mengajak orang Arab ngobrol (yaa gak seintens-sefasih-selancar mereka juga, sih. Soalnya lihai sekali bahasa Arabnya wkwk). Saya palingan, sekadar say hi ke bocil-bocil bule😂, atau tanya apakah ada shaf untuk ditempati, gitu-gitu. (kapan-kapan yaah kita cerita beberapa kata Arab yang saya gunakan kemarin).
(bersambung)
*ini adalah cerita-cerita umrah di akhir bulan Safar-Rabiul Awal (sebelum maulid) 1446H, yang (kemungkinan) akan kuromantisasi habis-habisan. sebagai pengingat pribadi dan semoga ada manfaat yang bisa diambil, yah!
0 notes
aliblablabla · 1 year ago
Text
Aku Iki Cah Dolan
"Tak pikir awakmu ga melu tes Bil, lha wong story mu ndek IG jalan-jalan terus", Aku tertawa mendengar kalimat yang muncul dari Ine - teman SMA ku yang kemarin kebetulan bertemu.
Ternyata apa yang kita upload/update di sosmed se-ngaruh itu ya dengan persepsi orang lain. Aku memang juaraaaaang pooolll upload sesuatu hal berbau pekerjaan di Instagram. Lebih banyak update hal random, spotify music, dan juga kulakan foto dolan. Nggak banyak sebetulnya destinasi dolanku tahun kemarin, mungkin karena uploadnya nyicil dan late post jadi orang lain mengira "Cah ki jalan-jalan terus" xD.
Pelajaran yang bisa kita petik dari hal ini adalah, jangan terlalu percaya apa yang ada dan yang sering dibagikan orang lain di sosmed, termasuk aku. Percayalah aku update story dengan foto Kawah Bromo sebetulnya itu aku lagi goler-goler di kasur, itu semua hanyalah late post semata :))
Tumblr media
2 notes · View notes