#nama bayi perempuan yang lembut
Explore tagged Tumblr posts
indahauliasriutami · 2 years ago
Text
Hal yang Tak Kau Pesan Lewat Doa #1
“Kewajiban anak tetap melekat untuk menghormati orang tuanya, bahkan untuk orang tua terburuk sekalipun di dunia ini yang membuang anaknya. Ini bukan untung rugi hubungan anak dan orangtua, tapi urusan dengan Allah SWT”
Aku kesal !, Saat ini Aku butuh ketenangan. Bukankah sudah kusampaikan dengan bahasa tubuh?. Tak pahamkah dengan posisiku saat ini sedang menyembunyikan diri? Hampir saja aku menggapai fase tidur Non-Rapid Eye Movement (REM) yang lebih mendalam, tapi tidurku yang hampir nyenyak itu terputus kebisingan. Sangat berisik. Kegaduhan ini membuat privacy-ku terganggu.  Ah sial, sudah hampir sepekan tidurku tidak teratur. Aku kaget saat suara pintu kamar dibanting dengan keras. Aku marah, ku tatap sumber suara dengan pupil membesar. Pintu kamar itu tampak merintih kesakitan, entah untuk keberapa kalinya ia merasakan sakit yang sama. Namun, aku tak bisa bersimpati dengan rasa sakit yang ia rasakan. Aku sering kesal dibuatnya, tak ada rasa kasihan lagi. Siapa suruh sering usil dan tidak mau membuka diri jika aku ingin keluar dari kamar ini. Si pintu kamar melotot padaku karena kesal. Aku merespon cuek dan lebih tertarik untuk tidur kembali.
Re perempuan yang memeliharaku-Si pembanting pintu- itu menangis sejadi-jadinya dibalik selimut. Cukup lama selimut itu menutupi tubuh sintal milik Re. Entah sudah berapa lama, aku pun belum bisa terlelap kembali. Perlahan ku dengar suara tangis itu mulai mereda.
Re menatapku sendu “Kali ini apa lagi?” Tanya ku lewat sorot mata. Ia seperti memahami pertanyaanku.
“Bidu, rasanya sakit banget” Ucap Re sambil menghampiriku di kasur mini yang selalu dibersihkan Re untukku. Ia menggendongku dan memeluk erat. Hufh, tapi tetap saja aku masih kesal, tak taukah kamu Re aku lebih butuh ketenangan dari pada pelukanmu saat ini. Tapi entah mengapa Re tak memahami perasaanku kali ini. Ia tampaknya hanya ingin suara hatinya saja yang ingin didengar. Re mengelus kepalaku, badan, kemudian ekor dan sesekali mengusap-usap daguku.
Kalau dalam kondisi seperti ini aku tak suka jika terlahir menjadi kucing. Seringnya banyak keinginanku yang tak dipahami. Tak sadarkah perempuan ini aku sedang tidak ingin mendengar curhatannya. Bisakah nanti saja ceritanya? setelah aku tertidur dengan lelap!. Re terus melanjutkan aksinya mengelusku, mengusap dengan lembut dan sesekali meremas bulu-bulu lebat di tubuh ini. Tanpa kusadari, aku ndusel-memeluk Re sambil tiduran. Aku terlalu mudah takluk, jika sudah disayang seperti ini. Tak ada salahnya juga jika Re memberiku nama “Bidu” singkatan dari hobi ndusel. Jika sudah diposisi nyaman seperti ini aku siap mendengarkan Re untuk bercerita tentang hal apapun.
“Emang aku ga cantik ya, Bid? Mama kok tega banget bilang aku gendut, jerawatan dan ga akan laku jika terus begini” tanya Re saat memulai ceritanya. Aku mungkin ga akan sesakit ini jika orang lain yang bilang aku begitu Bidu, tapi ini Mamaku sendiri, kamu kebayang ga sih sakitnya hatiku” lanjut Re dramatis. Aku tak tau, Re ingin aku merespon apa dari pertannyaannya itu, yang kutau aku hanya bisa menikmati belaian Re.
“Mama terlalu banyak menuntut, tak pernah sekalipun memahami inginku, tak pernah sekalipun mengerti kesulitan yang aku hadapi” Racau Re kembali “Aku kuliah di bidang yang mama mau aku jalani walaupun aku tak suka, Aku kerja di tempat yang mama inginkan, aku jabani walaupun aku stress setiap hari, sekarang mama juga menuntutku untuk menikah dengan laki-laki pilihannya. Apa mama tidak ingin melihat aku bahagia dengan pilihanku saja?” Air mata ratapan Re menetes ke tubuhku “Maafkan aku ya Bid” Ucap Re sambil menyeka air mata dengan tisu lalu mengeringkan buluku.
Aku tak tau pasti cantik itu seperti apa. Kutatap rambut semi keriting milik Re yang panjang hampir menutup punggung, wajah seperti bayi dengan kulit putih dan pipi merah tomat sehabis menangis. Kulitnya mulus, walau akhir-akhir ini sedang ditumbuhi jerawat. Hidungnya kecil tidak mancung, sepintas seperti keturunan korea tapi perpaduan bola matanya yang besar dan alis yang lebat kurasa lebih mirip keturunan Arab. Bola mata milik Re akan  tenggelam oleh pipinya yang bulat jika Ia sedang tertawa dengan riang. Jika tadi Re bertanya apakah dia cantik? Aku hanya bisa menjawab orang-orang akan sepakat untuk tak akan bosan menatap wajah Re dalam waktu yang lama.
Aku tak habis pikir dengan Ibu Anita, mamanya Re. Bu Anita terlalu menuntut dengan anak tengahnya itu. Bukankah semua hal sudah Re turuti ? Tapi jika soal berumah tangga didikte juga, itu sungguh keterlaluan.
***
Bagi Re, Ia hidup seperti dalam kukungan sel yang tak diberi kebebasan dalam memilih hal yang diinginkan. Sangat bertolak belakang dengan kakak dan adiknya, Orang tuanya lebih memberikan kebebasan untuk mereka. Terkadang sempat terlintas dipikiran Re, apakah Ia bukan anak kandung dari keluarga ini? Tapi segera ditepis dengan kenyataan bahwa Ia memiliki fisik dan alergi yang hampir mirip dengan adik dan kakaknya.
Re terkadang takut untuk mengekspresikan diri, Ia tumbuh menjadi perempuan penyendiri. Setiap pilihan yang Re buat harus berdasarkan persetujuan dari kedua orang tuanya. Setiap hal baru yang ingin Re coba, selalu memohon izin Mama dan Papanya. Ketika Re memilih pilihan yang berbeda dengan orangtuanya, Ia selalu mendapatkan penolakan dan respon mengejek. Entah sampai kapan hal itu berlaku untuknya. 
Di luar Bulan tengah menyanyikan syair kegelapan. Re terlelap cukup lama setelah menangis dan baru menyadari jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ia tatap Bidu yang tertidur sambil mendengkur, Ia terlihat nyaman saat terlelap. Re tersenyum menyadari dengkuran Bidu yang membuatnya damai dan tenang. Setelah menggelung rambutnya asal, Re menggeser badannya pelan agar tidak menggangu tidur Bidu. Re ingin ke dapur karena merasakan lapar dan haus. Begitupun dengan engsel pintu yang Ia perlakukan lembut, dibukanya dengan pelan, Ia tak ingin suara pintu ini menggangu Bidu.
Re menatap nanar meja makan. Ia tak menemukan makanan yang bisa mengganjal perutnya. Hanya roti tawar dan makanan mentah yang tersedia di kulkasnya. Sepertinya Bu Sum belum belanja keperluan dapur. Re mulai menyiapkan bahan seadanya dan sisa nasi untuk memasak nasi goreng, Ia tak bisa melanjutkan tidur jika kelaparan. Saat Ia sedang menuangkan semua nasi goreng ke piring, bertepatan dengan Mama ke dapur untuk mengambil air minum. “Astaga Re, jam segini kamu makan? Ga boleh Re, liat itu badanmu udah segede toren air” Ucap mama menyakitkan Re sambil memindahkan nasi goreng Re ke tong sampah. Re hanya bisa menangis.
Bersambung...
5 notes · View notes
stealofglances · 16 days ago
Text
Rayyan Adipati; A Lawyer’s Eye Beyond the Courtroom.
Tumblr media
Profil:
Nama Lengkap: Rayyan Adipati
Nama Panggilan: Rayyan / Yayan / Iyan
Tempat, Tanggal Lahir: Bukittinggi, 4 November 1996
Kewarganegaraan: Warga Negara Indonesia
Domisili: Jakarta
Pekerjaan: Lawyer
Tumblr media
Latar Belakang:
November, bulan dimana cuaca memasuki musim penghujan awal. Di saat rintik air tengah mengguyur kota Bukittinggi dengan derasnya, ada tangisan yang tidak kalah kerasnya dengan riuh hujan. Dua insan merayakan suka cita atas kelahiran bayi laki-lakinya, dinamakan ia Rayyan dengan arti Air yang Melimpah serta Bijaksana karena orang tuanya merasa telah dilimpahkan berkah atas kelahiran anak tersebut. Diakhiri dengan Adipati yang membawa doa agar ia tumbuh menjadi seseorang yang berwibawa dan berjiwa pemimpin.
Tumbuhlah ia diantara keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang sebagai anak kedua laki-laki, dikelilingi oleh seorang Ayah berdarah Minang dengan perangainya yang agak keras, seorang Ibu berdarah Jawa yang lembut namun tegas, serta kakak perempuan yang suka memanjakan adiknya.
Kehidupan sekolahnya diwarnai dengan hal-hal yang sewajarnya seperti ditolak cinta pertamanya di bangku SMP, mendapat hukuman karena tidak membawa topi di hari Senin saat jadwal upacara, serta dirinya yang entah mengapa selalu dipercayakan untuk menjadi ketua pelaksana pensi tahunan sekolah.
Saat masuk kuliah, ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan menjadi mahasiswa FH Ilmu Hukum UI. Ayahnya sempat bertentangan dengan ini, memandatkan ia untuk meneruskan usaha sang Ayah saja, namun ia dengan keras kepala tetap ingin melawan arus stereotipe orang Minang yang pandai berdagang. Dengan kemurahan hati sang kakak yang rela untuk mengambil tempatnya, menjaga toko milik keluarga kami, Rayyan berhasil kabur dari murka sang Ayah. Maka kemudian ia melewati masa-masa pelajarnya di kota dengan segala coraknya itu.
Dan disinilah ia, berusia 28 tahun dengan keseharian menghadiri sidang sebagai pengacara, memberikan jasa konsultasi atau bantuan hukum kepada yang membutuhkan. Kesehariannya juga ditemani sang pacar manisnya, Julio Aristama, hidupnya menjadi lebih berwarna setelah memadu kasih bersama dengan Julio. Kekasihnya yang berprofesi sebagai model itu kerap menemaninya sidang di saat ia tidak ada jadwal pemotretan, ia adalah support system nomor satu kebanggaan Rayyan.
Tidak seperti penampilannya yang kaku, ia sangat menghargai hobi fotografinya. Kesenangannya dalam menjepret objek dan mengabadikan momen sudah ditekuninya sejak kamera pertamanya ia dapatkan dari sang Ayah di umur 10 tahun. Apa yang paling senang ia potret? Tidak lain ialah pacarnya sendiri yang selalu siap berpose saat lensa membidik. Lagipula ia sendiri tidak pernah mengakui adanya hal lain yang lebih indah daripada cinta di hidupnya itu.
Tumblr media
Jejaring Sosial:
Tumblr media Tumblr media
Akun pribadi serta akun yang digunakan untuk arsip fotografinya:
@rayyanadipati @stealofglances
0 notes
dstntflwr · 2 years ago
Text
The Princess of the Thorns (Part 13)
Tumblr media
TW // Labor; Blood
CW // Kisses
“Ayah!” Lucifer meraup Arthur ke gendongannya. “Papa–” anaknya tak mengatakan hal lain, terlalu kebingungan. Namun dia mengerti.
“Ayah tahu,” ucapnya. “Tinggal bersama Kak Mazikeen disini, Sayangku.” Dia mengusap kepalanya lalu menyerahkannya pada Mazikeen yang segera menerimanya ke gendongannya. “Ayah akan menemani papamu.”
“Caz ada di dalam,” ujar Mazikeen. “Dan, Kak–” Lucifer menoleh. “Tenanglah. Dia akan baik-baik saja.”
---
Zelda, faktanya, tidak baik-baik saja.
Caz terus mengusap keringat di dahinya, sementara dia menutup matanya, wajahnya pucat. “Tidak apa-apa,” gumam pelayannya itu. “Kau bisa meremas tanganku. Aku ini roh jadi aku takkan merasakan sakit– Aduh, aduh! Zelda!”
“Dimana Luci?” rintihnya. “Aku benar-benar akan membunuhnya setelah ini–” keduanya sama-sama berteriak, merasakan sakit yang sama sementara tangan Zelda menguat di genggamannya.
“Aku tak bisa melakukan ini,” gumam Caz. “Aku bisa mati, aku bisa mati dua kali.”
“Aku belum pernah mati.”
“Jangan mati sekarang.”
Zelda menghembuskan sedikit tawa, masih meremas tangannya sekuat tenaga. “Ini sakit sekali–” dia merasakan air mata mengalir ke pelipisnya. “Caz, ingat pesanku.”
“Huh?”
“Aku akan pisah ranjang dengan Lucifer setelah ini. Dia takkan diperbolehkan masuk ke ruanganku, kami akan menikah hanya atas sarat nama. Aku takkan berhubungan lagi dengannya. Tidak setelah ini. SIALAN, DIMANA DIA?!”
“Aku disini–” mereka melihat Lucifer membuka pintu dan menutupnya kembali. Dan entah kenapa, Caz merasa lebih bersyukur ketika melihatnya karena Zelda melepas genggaman tangannya, berpindah ke rambut suaminya. “Baiklah, kamu bisa menjambakku. Lakukan apapun yang kamu inginkan.”
“Aku akan membunuhmu!”
Caz berlari kesana kemari, menyerahkan handuk dan kain kepada beberapa bidan yang ikut membantu. Sementara Lucifer meraih satu tangan Zelda yang tak meremas rambutnya. “Aku disini, Sayangku.” Dia mendengarnya terisak. “Aku disini, aku tak meninggalkanmu.”
Tubuh Zelda melemas seketika, merebahkan diri ke atas bantalnya, diikuti dengan suara tangis seorang bayi, masih memerah karena darah dan dipenuhi lendir. Lucifer meraih tangannya dan mencium jemarinya, lalu beranjak ke keningnya.
“Kamu berhasil menahan sampai akhir,” bisiknya. “Terima kasih.” Zelda menutup matanya, membiarkan suaminya mengusap keringat dan air matanya, lalu menciumnya kembali. “Aku bangga padamu.”
“Yang Mulia,” panggil seorang bidan, mendekat dengan sebuah buntelan di gendongannya, memindahkannya ke gendongan Lucifer – yang menerimanya dengan hati-hati. “Seorang perempuan, Yang Mulia.”
Iblis itu memperhatikan bayi yang tertidur di gendongannya, bersih dan mungil. Dia mengusap pipinya dengan lembut, mencium keningnya, lalu beralih ke arah Zelda, yang hanya bisa menatap dari ranjang. “Hai,” sapanya.
Raja itu tertawa kecil. “Bisakah aku melihatnya?” suaminya memperbaiki posisi bantalnya lalu memindahkan bayi mereka ke gendongannya, dan mata bayi itu berkedip ingin tahu sebelum menutup kembali, seolah tak peduli. “Oh,” gumamnya.
“Ada apa?”
“Dia punya perangaimu.”
Caz yang tengah membantu para bidan dan pelayan mereka membereskan ruangan hanya bisa menggaruk tengkuknya. Dia tersenyum pada mereka. “Terima kasih karena sudah membantu,” ucapnya. “Ini kali kedua kita bertemu.”
Salah satu bidan tersenyum. “Melihat mereka, sepertinya ini juga takkan menjadi kali terakhir.”
Roh itu menoleh ke arah Zelda yang masih bersandar di bantal, namun wajah lelahnya tersenyum, sementara Lucifer duduk di sampingnya, lengan protektif melingkar di sekelilingnya, sementara dia terus mengelus pipi bayi mereka. Dia mengingat deklarasi pisah ranjang yang tuannya katakan, namun tak menggubris hal itu sama sekali.
Caz tersenyum. “Yah, bisa dibilang itu.”
1 note · View note
anakperempuannet · 3 years ago
Text
25 Inspirasi Nama Bayi Perempuan Berhati Lembut
25 Inspirasi Nama Bayi Perempuan Berhati Lembut
Nama Bayi Perempuan Berhati Lembut – namaanakperempuan.net. Di saat anda memilih nama bayi, pasti dihadangkan dengan pilihan nama yang beragam. Mulai dari nama bayi islami, modern, jawa dan hingga nama bayi asing. Meskipun demikian, anda tak usah bingung dan khawatir. Karena disini Ayah/Bunda akan menemukan pilihan nama yang tepat. Yaitu nama bayi perempuan berhati lembut. Nama-nama ini sangat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
tanyanamabayi · 2 years ago
Text
100+ Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Lembut Dari Bahasa Arab, Jawa, Hingga Sansekerta
100+ Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Lembut Dari Bahasa Arab, Jawa, Hingga Sansekerta
Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Lembut – tanyanama.com. Rangkaian nama untuk si kecil memang perlu dipersiapkan dari jauh hari sebelum kelahiran si kecil. Sebaiknya sebelum persalinan tiba atau saat kehamilan sudah memasuki usia trimester ketiga Bunda sudah menyiapkan nama yang indah untuknya. Tak hanya menjadi identitas baginya, nama juga menjadi doa dan harapan kedua orang tua. Apakah Bunda…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
usbmissions · 3 years ago
Text
7. Yiren’s Day
Tumblr media
Seoul - Korea Selatan, Desember 29, 2042 Hari ini adalah hari yang cukup membahagiakan untukku, kenapa?  Bukan hanya karena aku yang sudah berbaikan dengan Boo, dan bukan juga karena hari ini adalah hari ulang tahunku, tapi tepat hari ini, seorang gadis kecil terlahir ke dunia. Ya, kak Saerom melahirkan bayi kecil yang imut tepat di hari ulang tahunku. Sungguh, ini adalah kado yang sangat indah yang pernah aku dapatkan seumur hidupku.
Saat ini kami semua, keluargaku dan juga keluarga Hyunjae sedang berkumpul dan menunggu di lorong sebuah rumah sakit. Kami semua sangat bahagia saat tahu bahwa ternyata kakak melahirkan seorang anak perempuan. Ya, cucu pertama dari keluarga Wang dan keluarga Lee.
Oh iya, aku juga sudah memberitahu Boo bahwa kakak sudah melahirkan, dan dia sedang dalam perjalanan menuju kerumah sakit saat ini. Saat menunggu si manusia aneh, aku melihat Ayah dan Ibu terlihat menitikan air mata bahagia mereka saat kami semua mendengar suara rengekan seorang bayi dari dalam ruang persalinan.
Saat aku fokus mendengar suara tangisan itu, tiba-tiba seseorang datang menepuk bahuku. Aku pun menoleh, dan aku melihat Boo sedang tersenyum padaku.
"Kau ini lama sekali?!" bentakku pada Boo.
"Eh, kau fikir jarak rumahku ke rumah sakit itu tidak jauh apa?!" protes Boo dengan wajah yang kurang santai.
Aku hanya merespon jawaban Boo dengan delikan. Dan Boo malah memilih pergi menghampiri Ayah dan Ibu untuk bersalaman tanpa memperdulikanku.
Oh iya, dia memang selalu bersalaman jika bertemu dengan keluargaku. Entahlah, mungkin itu memang sebuah tradisi dan kebudayaan di negaranya, hingga dia harus selalu bersalaman jika bertemu dengan orang lain atau mencium tangan orang dewasa. Tapi, dia tidak pernah mau bersalaman jika saat bertemu denganku! Tidak lama, seorang suster keluar dari balik pintu dan memperbolehkan kami untuk masuk melihat keadaan kakak dan keponakan baruku. Kami semua berebut untuk masuk, bahkan aku beberapa kali kesal karena kesulitan untuk melihat kakak dan bayinya.
Ugh!
Mereka semua mengerumuni kakak. Hingga akhirnya aku hanya bisa diam dan memilih untuk mundur memperhatikan punggung mereka semua. Sial!
Mereka sangat menyebalkan, apa mereka lupa jika aku ini juga berhak melihat keponakanku?
Boo mengusapi punggungku beberapa kali. Sepertinya dia sangat sadar bahwa aku sedang kesal pada semua keluarga Hyunjae yang rusuh.
Aku manatap Boo dan dia hanya tersenyum padaku lalu mengusap lembut kepalaku. "Yiren..." Terdengar suara Hyunjae memanggilku dan aku pun menoleh dengan raut wajah yang hampir menangis. "Kemarilah..." lanjutnya terkekeh sambil menyuruhku untuk menghampiri. Ya, aku tau Hyunjae memang sangat pengertian sebagai seorang kakak ipar. Tidak salah jika sebelumnya aku sempat mengidolakannya. Aku pun melangkahkan kakiku menghampirinya bersama Boo. Hyunjae memberikan kode pada keluarganya hingga anggota keluarga Hyunjae yang lain pun akhirnya memberikan ruang untukku dan Boo melihat kakak dan bayinya. Ya Tuhan, bayinya terlihat sangat mirip dengan kakak. Aku tidak menyangka gadis mungil itu adalah keponakanku? Rasanya ingin sekali aku menggigit pipinya yang merah itu.
Aaarrggh! Benar-benar sangat lucu. "Dia sangat lucu sekali..." kataku sambil menatap kakak dengan mata yang sudah tidak bisa ku tahan lagi dan akhirnya aku pun menangis karena terharu. Aku langsung memeluk kakak dan kakak malah mentertawakanku.
Bukan hanya kakak, tapi Boo dan Hyunjae juga ikut tertawa. "Hahaha sudahlah, apa-apaan kau ini Yiren!" Aku langsung melepas pelukanku dengan perasaan heran. Dan sepertinya kakak bukan hanya merasa geli dengan sikapku, tapi dia juga merasa sesak karena aku begitu kencang memeluknya. Aku langsung menghapus air mata di pipi ku dan kini aku melihat Ayah dan Ibu sedang menggendong bayi lucu itu. "Kami berdua sudah sepakat untuk memberikannya nama Lee Xian Jae, bagus bukan?" kata Hyunjae tersenyum. Ah, namanya sangat bagus. Tapi sayang, nama kakak sama sekali tidak ikut berkontribusi. Baiklah, aku akan memanggil bayi mungil yang lucu itu dengan sebutan Xian. Karena aku tahu nama itu diambil dari etnik latar belakang keluarga kami. "Ibu, aku ingin menggendongnya." Kata ku sedikit merengek pada ibu yang sedang menggendong Xian. Baru saja ku rentangkan tangan, ibu malah memukul tanganku pertanda tidak boleh. "Bagaimana mungkin bayi menggendong bayi." Ledek kak Sae terkekeh. Aku langsung menatap kesal kakak yang semakin ku lihat dia malah semakin terkekeh. "Ibu... kakak..." "Sae..." kata Ayah yang akhirnya membela ku. "Ya sudah, coba biarkan saja bayi besar ini menggendong bayi mungilku, Bu." "Kak... aku ini bibinya, berhentilah memanggilku bayi!" "Tapi bagiku kau akan tetap menjadi bayi besar ku, Yiren..."
Eh, kakak?!
Mendengar perkataan kakak yang terdengar seperti sebuah ledekan itu, aku hanya bisa memutar bola mataku kesal.
"Sae benar, lagi pula dia memang bayi."
Dan Boo, Apa-apaan ini?! Boo bahkan bersekongkol dengan kakak sekarang!
"Iya, kau benar. Bayi yang memiliki perasaan cepat berubah kan?"
Hyunjae juga!
Ah, aku tidak jadi memujinya!
Aku menyesal mengidolakan makhluk tampan itu.
"Monster Moody..."
"Sepertinya itu cocok Boo."
Kakak, Hyunjae dan Boo bahkan semua orang yang sedang berada disana pun tertawa mentertawakan sebutan baru yang dibuat oleh Boo untukku.
Sangat menyebalkan!
Terserah apa kata mereka! Mataku kini ku alihkan untuk menatap Xian yang sangat mungil itu di pangkuan ibu.
"Aku ingin menggendongnya..." rengekku lagi pada ibu.
Ibu terlihat mendengus menatapku.
"Tidak apa-apa ibu, biarkan saja dia menggendong putriku."
"Ya sudah, nih hati-hati."
Horeeee akhirnya ibu membiarkanku untuk menggendong Xian.
Ya Tuhan, gadis kecil itu kini berada di dalam pangkuanku.
Aku lihat, Boo berjalan mendekatiku, dan sepertinya dia juga sangat penasaran dengan keponakanku yang cantik ini.
Dan sekarang Boo malah sibuk mengajak bercanda seorang bayi yang baru saja lahir beberapa jam yang lalu. Dan anehnya Xian seperti sudah besar saja. Dia terlihat seolah mengerti jika Boo memang sedang mengajaknya bercanda.
Entahlah, melihat semua ini aku malah jadi gemas melihatnya.
"Aku yakin jika sudah besar nanti dia akan menjadi gadis cantik yang digilai banyak orang, baik hati dan jangan sampai dia seperti bibinya yang monster moody ini." Ledeknya hingga membuatku kembali kesal mengepalkan tanganku.
Ingin sekali rasanya aku memukul kepalanya, tapi aku tidak bisa, karena aku sedang menggendong Xian.
Ibu bahkan sudah melototiku agar menggendong Xian dengan hati-hati. Maklum saja, tidak enak bersikap anarkis, apalagi saat ini juga ada keluarga Hyunjae yang memperhatikan.
"Ibu, aku juga ingin punya bayi." Pintaku yang malah membuat semua orang menatap ke arahku.
"Ah, kau belum pantas Yiren! Kau sendiri bahkan seorang bayi."
"Boo benar." Kata kakak setuju sambil mengedipkan matanya pada Boo.
Iewh!
Mereka selalu saja bersekongkol untuk menyudutkanku.
Menyebalkan sekali!
"Putriku dan Yiren lahir di tanggal yang sama. Aku hampir lupa soal itu, selamat ulang tahun ya adik iparku yang cantik." Kata Hyunjae mengacak-ngacak rambutku.
Ya Tuhan, benar adanya jika Hyunjae itu memang sangat pengertian dan perhatian. Dia bahkan mengingat hari ulang tahunku.
"Terimakasih kak." Jawabku.
"Maaf ya, aku dan Sae belum bisa membelikanmu hadiah ulang tahun."
"Tidak apa-apa kak. Kalian bahkan sudah memberikanku kado yang sangat istimewa sekarang." kataku menatap Xian yang sedang tertidur di pangkuanku.
"Wah, benar juga, kenapa Ayah baru ingat jika ini hari ulang tahunmu sayang. Kemarilah..." kata Ayah menyuruhku untuk menghampirinya.
Aku hanya bisa tersenyum dan mengembalikan Xian pada kak Sae dengan bantuan ibu. Dan setelah itu aku pun berlari kecil menghampiri Ayah dan langsung memeluknya.
"Putriku, selamat ulang tahun sayang." Kata Ayah memelukku erat dan mencium pucuk kepalaku beberapa kali.
Boo?
Dia sama sekali tidak mengatakan apapun padaku. Sama seperti tahun lalu, dia selalu saja diam dan tiba-tiba memberikanku kejutan yang aneh.
Ah, iya aku baru ingat, ternyata sudah 2 tahun aku mengenal Boo. Tidak terasa dan aku merasa sepertinya semakin hari aku mengenalnya aku malah merasa memiliki sebuah chemistry dengannya.
Eh!
Chemistry apa maksudku?
Sudah jelas dia itu sangat menyebalkan dan selalu saja membuatku kesal. Ditambah lagi si pembohong itu ternyata dekat dengan semua orang.
"Yiren, pulanglah, bukankah besok kau ada kelas?!" kata kakak sedikit berteriak melihatku yang sedang berpelukan dengan Ayah.
Aku tahu, kakak pasti iri melihatku dipeluk oleh ayah. Itu sebabnya dia mencoba menghentikan kami.
Ayah pun melepas pelukan kami.
"Oh iya, kau harus pulang dan beristirahat. Setelah ini Ayah dan Ibu juga harus mengurus sesuatu terlebih dahulu, mungkin kami akan pulang sedikit agak terlambat."
"Tapi ayah..."
"Boo yang akan mengantar, benar kan Boo?" Sambar kak Sae tidak jelas.
Mendengar apa kata kak Sae, Boo malah terlihat sedikit terkejut.
"Hah, i-iya aku yang akan mengantar Yiren..."
"Ih, maksudku bukan itu kak!" kataku merespon kak Sae namun mataku ku buat mendelik ke arah Boo.
"Lalu apa?"
"Jika Ayah dan Ibu pergi, lalu aku juga pergi, bagaimana dengan kakak dan keponakanku?"
"Eh, apa kau lupa Yiren? Disini kan ada aku sang ayah muda? Hallo..." sambar Hyunjae melambaikan tangannya beberapa kali padaku.
"Iya ada Hyunjae, kau ini berlebihan sekali! Lihat di belakangmu... keluarga Hyunjae juga akan menjagaku. Jadi kau tenang saja. Tidak usah berlebihan seperti itu." sambar kakak.
Perkataan macam apa itu!
Jelas saja aku takut keponakanku di rebut oleh keluarga Hyunjae. Buktinya nama saja hampir 95% berasal dari keluarga Hyunjae!
"Boo, maaf merepotkanmu terus ya?" kata Ibu terlihat tidak enak pada Boo.
"Ah, tidak apa-apa bu. Aku akan mengantar Yiren pulang, dan menemaninya sampai Ayah dan Ibu kembali pulang. Kebetulan aku sangat lapar dan tidak ada teman untuk makan malam ini. Apa boleh aku mengajak Yiren makan malam diluar sebentar?" kata Boo meminta izin pada orang tuaku dan aku hanya bisa membulatkan mataku.
Dia meminta izin Ayah dan Ibu untuk mengajakku makan malam?
Tentu saja aku heran, apa dia sedang mencoba mengajakku berkencan?
Eh!
Apa maksudnya? Kenapa aku jadi percaya diri sekali?
Huufffttt!
"Tentu saja boleh... tapi, hati-hati dan jangan pulang terlalu larut!" pesan Ayah menunjukan jari telunjuknya.
"Ayah tenang saja. Ayok monster moody kita pulang sekarang!" ajak Boo menepuk bahuku cukup keras dengan kekehan menyebalkan khasnya.
Aku hanya mendelik menatap Boo yang sedang terkekeh dengan wajahnya yang tanpa dosa itu.
Beraninya dia memukul bahuku dengan tenaga dalam seperti itu!
"Ya sudah, Ayah, Ibu,... Aku pamit untuk pulang." kataku pamit.
Ayah dan ibu pun mengangguk.
"Kak aku pulang."
"Iya hati-hati..."
Boo tersenyum sambil melambaikan tangannya pada kak Sae dan Hyunjae, lalu kami pun pergi meninggalkan ruang persalinan kakak.
-[USB MISSIONS 2049]-
Aku dan Boo berjalan menyusuri jalan malam itu, udara cukup dingin bahkan terasa begitu menusuk di kulitku.
Sepanjang perjalanan aku dan Boo hanya diam tanpa pembicaraan apapun. Dan parahnya lagi, aku masih saja berharap kalau Boo akan mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Tapi nyatanya dia juga malah ikut diam dan sibuk menggosok kedua tangannya sedari tadi.
Uhhukkk uhuuukk!!!
Aku pun berpura-pura batuk agar si manusia aneh disampingku memulai pembicaraan.
Lagi pula siapa yang tahan dengan suasana canggung seperti ini?
"Ada apa? Tersedak nyamuk?"
Apa?
Tersedak nyamuk katanya?
Dia fikir aku apa?
Membuka mulutku lebar-lebar hingga mengundang kedatangan nyamuk, begitu?
Dasar manusia aneh!
Aku hanya mendelik menatapnya. Dan Boo malah terlihat salah tingkah dan beberapa kali juga dia menggaruk kepalanya.
Tanpa obrolan apapun kami pun kembali melanjutkan langkah kami.
Sangat membosankan.
"Yiren..."
Akhirnya dia mulai mengajakku berbicara juga. Aku langsung menoleh ke arahnya.
"Apa?"
"Kau lapar?"
"Tidak."
"Lalu kenapa? Kau masih marah padaku? Bukan kah kita sudah baikan?"
Aku hanya diam dan malas berkomentar.
"Eh, kau ini memang monster moody ya!"
"Terserah!"
Aku melangkahkan kakiku lebih cepat namun tiba-tiba Boo menarik tanganku.
"Yiren..."
Aku kembali menoleh ke arahnya, dan entah apa yang sebenarnya sedang terjadi, kami pun malah saling bertukar tatap sekarang.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
4 detik...
5 detik...
Aku pun tersadar dan langsung menepis tangan Boo. Tapi rupanya tidak bisa, karena Boo mencengkram tanganku cukup kencang.
"Ikut aku!" perintahnya.
Aku pun mendengus pelan sambil bertanya. "Kemana?"
"Nanti juga kau akan tahu."
Aku hanya bisa memutar bola mataku malas. Karena ku fikir dia terlalu bertele-tele.
Tanpa aba-aba, dia langsung menarik tanganku dan membawa ku pergi.
Aku kira, dia akan mengajakku ke kedai atau ke sebuah cafe untuk makan malam. Tapi ternyata, dugaanku salah, sangat salah!
Saat ini kami berdua sedang berjalan menuju bukit. Bukit yang biasa kami datangi saat sore hari ternyata sangat berbeda saat malam hari.
"Untuk apa kita kesini?" tanyaku heran.
Boo pun menghentikan langkahnya dan setelah itu dia menatapku cukup intens.
Jangan tanya!
Melihat Boo seperti ini, justru malah membuatku semakin salah tingkah. Entahlah, dia membuatku sangat bingung karena terus menatapku seperti itu.
Ck!
Aku pun menutup wajahnya yang sedang menatapku itu dengan telapak tanganku.
Pelan, tapi cukup ampuh membuatnya berhenti menatapku.
"Apa yang sebenarnya kau lihat?!" tanyaku sedikit membentak.
"Aku hanya sedang menatap bidadari yang sedang berulang tahun hari ini." jawabnya terkekeh.
Aku pun terdiam karena akhirnya dia mengatakannya juga.
Jadi, apa harus ditempat seperti ini agar aku mendapatkan ucapan itu darinya?
"Bidadari? Kau mengejekku?" tanyaku.
"Tentu saja tidak!" jawab Boo membuka baju hangatnya dan tanpa di duga dia langsung memakaikannya padaku.
Aku hanya terdiam di perlakukan seperti itu olehnya. Tumben sekali dia melakukan hal seperti ini. Karena sebelumnya yang aku tahu dia adalah makhluk dengan kadar kepekaan yang sangat minim.
"Okay baiklah, sekarang kau ikut aku!" kata Boo langsung menggenggam lembut tanganku.
Entahlah, sebenarnya apa maksudnya melakukan semua hal ini dan mengajakku ke bukit malam-malam begini. Dia bahkan tidak menjawab pertanyaanku sejak tadi.
Saat sampai diatas bukit, aku merasa sangat terpukau melihat indahnya kumpulan cahaya lampu perkotaan. Sekian lama, aku baru melihat keindahan langit saat malam hari seperti ini.
Tumblr media
Dalam sekejap aku pun tersadar, ternyata tangan Boo masih menggenggam tanganku dan sama sekali tidak dia lepas.
Haduh, kenapa wajahku tiba-tiba terasa sangat panas?
Dan kenapa juga aku harus malu?
Ada yang tidak beres denganku!
Kami pun sibuk memandang cahaya perkotaan, dan entahlah semua terasa begitu canggung untuk memulai pembicaraan.
"Jika harus memilih, apa yang akan kau pilih antara langit dan Bumi?"
Mendengar pertanyaannya yang tiba-tiba, tentu saja membuatku sangat heran.
"Apa maksudmu?"
"Maksudku, apa yang akan kau pilih, langit atau Bumi?!"
Apa yang harus aku jawab?
Jika aku menjawab langit, memang nya ada apa dilangit? Itu hanya ruang kosong dan sebuah ilusi.
Sementara jika aku menjawab Bumi, memangnya apa yang bisa membuatku senang di Bumi? Tidak ada, aku hanya membutuhkanmu Boo...
Eh,
Apa ini?! Dasar bodoh!
"..."
Boo setia menatap dan menunggu jawaban dariku.
"Hm, a-aku, aku akan memilih... "
"..."
Dia menatapku hingga membuatku jadi tambah salah tingkah sekarang.
"Memangnya harus aku menjawabnya?!"
"Iya, aku sedang menunggu jawabanmu, kau ini lama sekali!"
"Lagipula untuk apa kau memberikanku pilihan seperti itu!"
"Kau tinggal menjawabnya tidak usah protes!"
"Aku tidak mau menjawabnya! Aku sangat tahu kau itu sangat jahil padaku!"
"Kau ini percaya diri sekali!"
"Kau...!"
Karena kesal, aku pun melepas genggaman tangan Boo.
"Monster moody."
Terserah dengan apa yang dia katakan tentangku. Yang jelas aku sangat kesal padanya sekarang.
Tidak ada pembicaraan lagi diantara kami berdua. Dan aku pun mulai merasa bosan dengan keheningan ini.
Aku beberapa kali mendengus kasar hingga Boo juga terlihat beberapa kali menoleh ke arah ku.
Suasana kembali hening, dan fikiranku pun tiba-tiba tertuju pada gadis mungil yang lahir hari ini.
Aargghh, aku hampir lupa bahwa aku memiliki keponakan sekarang.
Saat aku merasa gemas memikirkan Xian, tiba-tiba aku merasa seseorang sedang menyanggakan dagunya di pundakku dari belakang, dan saat aku menoleh, ternyata itu Boo.
Jarak wajahnya bahkan sangat dekat denganku sekarang.
Dadaku?
Haduh, aku bahkan sulit bernafas sekarang.
Aku pun mengusap dadaku beberapa kali agar sedikit lebih santai.
Ya Tuhan, ini sungguh membuatku jadi sulit bergerak. Dan aku juga takut Boo menyadari bahwa aku sedang salah tingkah dan bersusah payah menahan rasa gugupku.
Dengan jarak Boo seperti ini, aku malah takut Boo mendengar detakan jantungku yang terasa semakin cepat.
Aarrrggghhh!!!
"Maaf, tapi malam ini terasa begitu dingin." katanya tanpa dosa.
Aku pun hanya terdiam sambil mengangguk pelan. Entah apa yang harus aku jawab. Lagi pula aku juga tidak mungkin menyuruhnya berhenti melakukan hal ini.
Tidak!!!
Jangan!!!
Aku ingin dia terus menempel seperti ini padaku.
Ya Tuhan, tolong buat dia nyaman di pundakku.
Arrrgghh aku ingin terus berada didekatnya seperti ini.
Dan aku dibuat semakin kaget karena Boo mencoba melingkarkan tangannya di perutku.
Saat aku melihat tangannya, aku lupa kalau baju hangatnya memang dia berikan padaku agar aku tidak kedinginan. Tapi, tetap saja malah dia yang jadi kedinginan karena ini.
Aku hanya bisa menelan air liurku yang terasa sangat serat di tenggorokanku. Dan perlahan aku sentuh tangannya dan aku genggam agar dia merasa sedikit hangat.
"Kenapa kau memberikan baju hangatmu padaku?" tanyaku dengan nada sedikit melemah.
"Biarkan saja, aku tidak mau kau sampai kedinginan, jadi biar aku saja yang kedinginan, kau tidak boleh kedinginan."
"Kenapa?"
"Hey, walaupun kau ini sangat keras kepala tapi aku sangat peduli padamu." katanya semakin mengeratkan lingkaran tangannya di perutku dan menenggelamkan kepalanya di pundakku.
Aaaaaaarrrggh!!!! Aku sangat menyukainya.  
Sumpah demi apapun ini adalah hari terbaik dalam hidupku dan aku tidak akan pernah melupakan hari ini.
Tidak akan pernah!
"Selamat ulang tahun ya bayi besar." katanya gemas.
Aku hanya mengangguk dan tersipu malu dengan perkataannya.
Tuhan tolong jangan biarkan semua ini cepat berakhir. Ini juga adalah kado terindah yang aku dapatkan saat ini setelah aku mendapatkan Xian di dunia ini.
Walaupun dia sangat menyebalkan, tapi aku sangat menyukainya.
Boo... Saranghae.
-[USB MISSIONS 2049]-
NEXT CHAPTER : 6. Urung
PREVIOUS CHAPTER : 8. Salah Tingkah
9 notes · View notes
elsatereshadella · 3 years ago
Text
Loveyou Anak Mami Elsa dan Papi Ressa 🖤
#cleafreya
#cleafreyanayyaraalmahyra
#artinamacleafreya
Tumblr media
CLEAFREYA adalah nama anak bayi perempuan yang artinya Dewi Cinta yang Dermawan.
CLEA
Clea adalah nama populer untuk anak perempuan. ... Nama Clea ini melambangkan orang yang terampil, ulet, dan kompeten. Ia adalah orang yang lembut hati dan murah hati dalam urusan uang.
Semoga Dermawan ya nak! Bantu yg lagi membutuhkan berkah selalu yg positif .
FREYA
ARTINYA DEWI CINTA | Kebahagiaan DALAM PERNIKAHAN
NAYYARA
Nayyara Dari bahasa arab yang memiliki makna (1) Bercahaya (2) Bersinar. Kita pun dapat maknai arti Bercahaya, dan Bersinar sebagai doa agar calon bayi perempuan kita menjelma menjadi anak bayi perempuan yang selalu ceria.
ALMAHYRA
Berasal dari bahasa Islami, Almahyra memiliki makna yang teramat bagus. Almahyra memiliki makna keberhasilan, cerdas, dan beruntung. Dengan makna demikian, terpanjat doa orang tua agar kelak anak perempuannya tumbuh menjadi sosok yang cerdas, juga selalu dilimpahi keberhasilan dan keberuntungan dalam kehidupan.(Sejahtera)
Bahagia selalu ya Sayang❤️
CLEAFREYA NAYYARA ALMAHYRA
CLEAFREYA NAYYARA ALMAHYRA RYOEHAN
#cleafreyanayyraalmahyra
#cleafreyanayyaraalmahyraryoehan
#cleafreya2019
#namaanak2019
#november2019
#artinamacleafreya
#namabayiperempuan
2 notes · View notes
theoutlierdjournal · 4 years ago
Text
Perjalanan memoar rasa 3 agustus 2020 (6)
Saya memutuskan untuk deaktivasi instagram saya. Bukan hanya karena malas ditanya-tanya oleh banyak orang sedangkan saya belum mampu dan belum mau untuk bercakap panjang lebar, namun juga karena saya belum sanggup, melihat segala akun-akun kehamilan-persalinan yang selama 9 bulan ke belakang memandu saya.
Mungkin terlihat lemah.. tapi mungkin saya memang selemah itu.
Sedari awal hamil, saya selalu mengafirmasi diri bahwa kehamilan adalah sesuatu yang masyaa Allah. Saya belajar mengenai aman dan nyamannya kehamilan dan persalinan atau sering disebut dengan gentle birth. Saya belajar yoga, walau tidak rutin, teknik pernafasan, dll. Saya upayakan yang saya bisa ditengah hectic-nya pekerjaan dan skripsian.
Tapi saat kelahiran kemarin, masyaa Allah.... Saya seperti tidak punya kontrol atas diri saya sendiri. Rasa sakit mengontrol saya dan membuat saya seperti kesurupan kata suami saya, ia bahkan tak lagi mengenali istrinya. Memang, saya merasa, teknik napas, distraksi dan apapun tak mampun meng-overcome rasa sakit yg saya rasakan.
Malam ini, saya terbangun jam 2 pagi. Saya mencoba membuka instagram suami, ternyata ia juga mem-follow akun2 mengenai kehamilan dan kelahiran. Saya membaca lagi beberapa postingan mengenai gentle birth.
Demi Allah.. demi namamu yg agung ya rabb... Sungguh... Kelahiran yang aman, nyaman, tenang, selalu saya afirmasi kepada diri saya sendiri, saya juga pelajari teknik2nya. Tapi kenapa tidak terjadi? Saya mulai berlinang air mata, saya memutar ulang semua kejadian di hari itu...
Jam 11 malam saya selesai revisian skripsi. Lalu tiba-tiba air ketuban saya rembes. Saya coba untuk main di gym ball, ternyata makin rembes, akhirnya saya membangunkan suami, kami menuju klinik tanpa terburu-buru. Perasaan saya hari itu tenangggg sekali, saya mengobrol dengan bayi saya, mengafirmasi bahwa saya akan segera bertemu dia, ayok kita berjuang bersama.
Sesampainya di klinik saya diperiksa dalam, benar bahwa ketuban saya sdh rembes dan sudah masuk pembukaan 1. Saya diinfus dan tidak boleh terlalu banyak gerak krn saya ketuban pecah dini, jadi harapan utk tetap aktif di gym ball atau berjalan-jalan memang tidak terjadi. Lalu setiap jamnya kontraksi semakin intense dan saya semakin pagi, semakin merasa kesakitan bukan main.
Jam 5.30 saya masuk ruang bersalin karen sudah tidak tahan sakit dan sudah mau masuk pembukaan 5. Jam 8 saya minta ketemu dokter dan akhirnya saya minta di ILA karena sudah delirium. Dan akhirnya di ILA jam 9 lewat, kemudian saya belajar mengejan sampai akhirnya bayi saya harus di vacuum karena tiba-tiba DJJ nya terus menurun.
Membaca mengenai persalinan yang aman dan lancar, membuat saya merasa bersalah lagi kepada anak saya. "Apa saya kurang olahraga selama hamil sehingga saya lah dan gabisa meng-overcome rasa sakit?"
"Apa saya memang selemah itu? Dan batas toleransi sakit saya kecil sekali? Kenapa org bisa bertahan saya gak bisa bertahan?"
Saya kembali berlinang air mata di tengah malam ini mengingat perjalanan bersama bayi saya, dan spesifiknya di tanggal 2 agustus tengah malam sampai 3 agustus pagi, saat bayi saya dilahirkan.
Aqilla.. ambu minta maaf.. ambu minta maaf kalau ada perkataan ambu yg salah selama hamil Aqilla.. usaha ambu yg kurang selama hamil Aqilla... Memang mungkin ambu belum sekuat itu sehingga ambu belum bisa mendapatkan pengalaman persalinan yang aman dan nyaman seperti orang-orang yang bisa jadi menjadi salah satu penyebab aqilla berpulang...
Demi rabb semesta alam, Nak.. ambu tak ingin berandai-andai, tapi ambu berada di tahap perasaan bersalah dan punya andil dalam kepulangan Aqilla... Ambu sedih sekali Nak.. Ambu tak menyangka bahwa Aqilla benar akan pergi sebelum appa dan ambu..
Aqilla shalihah-ku yang selalu ku ajak berbicara ketika sedih karena engkau selalu berada di dalam diriku. Engkau yang juga tahu segala macam rasa yang ambu rasakan ketika hamil. Engkau yang tau segala macam doa dan harap yang ambu panjatkan setiap ambu terbangun tengah malam untuk pipis dan menyempatkan shalat malam untukmu, Nak. Untuk kelancaran persalinan dan pengurusanmu, kelak. Tapi sepertinya ambu masih kurang banyak shalat malamnya, kurang banyak dalam meminta kepada Allah. Maafkan Ambu, Nak, maafkan ambu.
Semoga Appa dan Ambu bisa jadi lebih baik, jika kelak diamanahkan adikmu, Nak. Tapi Ambu dan Appa belum ingin berencana memiliki adik untukmu, rasa kasih dan cinta kami kepadamu masih belum habis dan masih ingin sekali untuk terus berbincang denganmu sambil melihat foto wajah polosmu.
Engkau yang tumbuh dalam rahimku selama 9 bulan, berjuang bersama kuliah, awal berumah tangga, skripsian, bekerja, menjadi saksi betapa hidup adalah perjuangan dan engkau berjuang berjuang bersama kami, Nak. Betapa kami tidak mencintaimu bahkan sebelum kami dapat melihat wajahmu...
Anakku, Maryam Aqilla Maysura... Berat sekali Nak rasanya ditinggal secepat ini oleh engkau, seseorang yang kami nantikan. Seseorang yang menjadi doa-doa dan harapan kami. Seseorang yang dalam namanya kami sematkan doa-doa terindah...
Maryam : agar engkau tumbuh menjadi perempuan yang shalih dan kuat seperti bunda maryam
Aqilla : Agar engkau tumbuh menjadi orang yang pintar dan berakal, agar tak mudah engkau termakan oleh hoaks dan berbagai pemberitaan tak benar zaman sekarang
Maysura : agar engkau tumbuh menjadi perempuan yang juga lemah lembut dan dapat menenangkan sekitar.
Sedalam itu, Nak, arti namamu. Sedalam itu harapan kami kepadamu. Namun mungkin benar , hanya kepada Allah seharusnya kami menaruh sebesar-besarnya harapan.
Namamu indah, Nak.. kami selalu tidak sabar memanggilmu dengan nama Qi atau Qilla.. kami terbiasa memanggilmu begitu selama engkau berada di dalam kandungan.
Semoga kami bisa menjadi ahli surga dan bertemu dengan engkau wahai cintaku. Maryam Aqilla Maysura, kami sungguh teramat sayang padamu, selalu berlinang air mata kami setiap.mengingat dirimu....
6 agustus 2020
Ditulis jam 2.00 - 2.52 pagi
Ambu terbangun krn bermimpi tentangmu, sayang.
2 notes · View notes
alfaruqiahmad · 5 years ago
Text
Bolehkah Aku Menangis?
Tumblr media
Secara teknis, selain faktor biologis dan fisiologis di masa kecil, Aku sangat jarang menangis. Dalam artian hanya sekali dua kali dalam kondisi yang sangat sangat tertentu saja―kecuali saat bayi―aku bisa menangis. Entahlah bagaimana kalian melihatnya. Apakah terdengar hebat dan kuat, atau bahkan sebaliknya, seperti orang egois dengan hati sekeras baja. Terlepas dari itu semua, haii inilah diriku.
Tidak menangis bukanlah hal yang terlalu buruk menurutku. Atau bisa dibilang terlalu keras? dan kejam? Tidak menangis bukanlah berarti tidak memiliki perasaan. Tidak menangis bukanlah bentuk ketidakpedulian. Tidak menangis bukan salah satu ciri dari orang yang mementingkan diri sendiri dan abai dengan sekitar. Siapa yang tahu, orang yang tidak jatuh air matanya, tapi meleleh hatinya. Fisiknya mungkin tidak menangis, tapi perasaannya jatuh deras terisak. Tapi tetap saja, secara teknis, dia tidak menangis hehe.
Satu hal lagi dari hidupku, aku tidak pernah benar-benar melihat ayahku menangis, kecuali ketika nenek dan kakek berpulang kala itu. Aku tidak tahu, bahkan sampai mulai beranjak dewasa seperti sekarangpun, aku masih berpikir bahwa ayah selalu menyembunyikan sedihnya, jika ada. Dia tak pernah mau memperlihatkan kepada anak-anak nya kecuali berita yang membuat bahagia. Mungkin seperti ini setiap seorang ayah selalu ingin memberikan yang terbaik untuk keluarganya. dan aku tidak pernah melihat bagaimana caranya menangis dari seorang ayah layaknya seorang laki-laki tentunya. Selalu agar terlihat kuat, dan bisa diandalkan. Ayah, bolehkah aku menangis, bagaimana?
Tak bisa kita samakan semua isi kepala manusia. Setiap orang pasti memiliki pola pikir masing-masing, dan percayalah, tidak mungkin ada sifat yang persis benar benar sama antar satu dengan yang lain. Setiap individu berlatar belakang macam-macam, faktor lingkungan beragam, dan satu lagi faktor gender pria dan wanita. Perempuan yang lebih cenderung terlihat lembut dan perasa, menangis adalah salah satu karunia yang menyatu dan tak terpisah dari jiwa. Jangan salahkan, perempuan selalu punya jalan rahasia dalam tangisannya. Ada rasa lega, duka, bahkan cinta. Apakah aku salah? Hehe. Secara umum, menangis adalah hal yang normal dan alamiah bagi manusia. Menangislah, tak ada yang salah. Tak akan hilang pandangan hebat orang lain kepadamu sebagai laki laki yang kuat hanya karena kau menangis kawan. Boleh menangis asal jangan karena ditinggal oleh dia. Haha udah.
Dalam beberapa artikel dan bacaan yang aku baca, dalam kondisi tertentu, menangis dapat menghilangkan stress, memperbaiki mood, dan melegakan perasaan. peningkatan hormon endorfin yang disebabkan oleh tangisan seseorang, bahkan dapat mengurangi rasa sakit. dalam penilitian lain, air mata juga mengandung suatu enzim yang dapat membunuh. Membunuh bakteri tentunya. dan juga, perasaan. Ga percaya? Coba aja!
Kalian pernah melihat seorang pendiam yang sangat jarang tersenyum, sekali dia tertawa dan bahagia, alangkah manis dan senang orang melihatnya. Dan begitupun sebaliknya. Ketika orang yang sangat jarang menangis, jikalau sudah keluar air matanya, sudah pasti luar biasa sebabnya, dan sangat memilukan untuk bahkan sekedar mendengarnya saja.
Ada beberapa anjuran luar biasa tentang menangis. Cerita tentang orang yang memiliki iman di dalam dada, apabila disebut nama tuhannya bergetar hatinya―alanfal:2―lalu tunduk serta menangis dan meneteskan air mata―maryam:58―bahkan dengan dibacakan ayat mulia, wajah mereka jatuh tersungkur dalam tangisan cinta luarbiasa―alisra:109―sungguh indah dan agung ketika kita menangis dalam ketaatan dan doa, jatuh bangun perasaan menemukan tujuan dan hidayah dari sang maha kuasa. Tak ada tangisan yang lebih dirindukan semesta, daripada air mata cinta yang jatuh menyesali dosa.
Bolehkah aku menangis? Izinkan aku untuk meneteskan air mata. Biarkan aku merasakan manisnya cinta. Jangan kau halangi aku untuk jatuh terisak mengaduk rasa. Walau kelihatan lemah tak berdaya, sungguh ini jauh lebih mulia dari sejuta air mata dunia. Tak ada lagi tangis rindu tak bersua. Tak ada lagi airmata cemburu dan kecewa. Hilang sudah sesenggukan harap dan rasa. Kita bicara soal cinta. Bolehkah aku menangis dalam sujud di ujung malam sepertiga?
3 notes · View notes
harga70vendortoko-blog · 5 years ago
Text
Jual Pita Import Jakarta 0831.1308.5640 [WA]
Tumblr media
Tulisan jual pita import jakarta ini dapat kami jumpai pada web halaman. Laman yang dituju adalah web atau alamat website yang terdapat pada www. Konten ulasan mampu beraneka-ragam cocok tentang keinginan pencipta situs halaman. Yg akan kami ulas waktu berikut ini adalah situs halaman yg bermuatan pembahasan mengenai tertentu produk. Adanya pembahasan yang dibuat akan berfaedah sebagai seseorang yang membutuhkannya, karna membentang sumber pengetahuan sebagai mampu digunakan sebagai material penelitian, menyelesaikan mandat pendidikan / sebagai mempunyai pengetahuan dan referensi yg baru. Artikel artikel mampu dibaca dengan simpel maka, jadi harapannya amat menyokong untuk satu orang yang menggali informasi / referensi dengan gesit. Data bisa diakses dariarahmana sekedar, karna dg adanya tehnologi waktu ini yang semakin kedepan serta menjadi. Dg tehnologi yg makin canggih dengan alat pencari sendirinya satu orang yang pada metro, pada kampung maupun pada pedalaman mampu mengakses pembahasan berikut ini. Bagi dapat mampu mengakses satu buah artikel butuh terdapatnya jaringan. Jaringan adalah tertentu pola dimana tunggal dengan yg yg lain dapat terhubung. Dengan gampangnya serta rumitnya tehnologi, oleh karenanya dikau dapat mengakses situs berikut ini bilamana dan ditempatmana aja yg kamu ingin. Apabila kau mempunyai ide-ide, pendapat / pendapat yg beda tentang tulisan berikut ini kamu dapat memberikan masukan atau menyampaikan lagi lanjut pada dalam kotak pandangan. Pada pada website situs ini telah tersedia kolom bagi pendapat, serta / bisa menghubungi dengan kontak yang telah termaktub di pembahasan ini. Nama pita artinya adalah kuning yg diberikan bagi seorang anak perempuan. Nama pita berasal tentang india sansekerta, dg huruf awal p serta tersusun atas 4 huruf. Kata pita mendapatkan pengertian, definisi, bidikan atau makna kuning, dapat digunakan sebagai nama bayi nama anak, nama industri, nama merek produk, nama wahana, serta lain sebagainya. Kata pita yg bermakna kuning dan berasal tentang india sansekerta ini dapat anda gunakan selama arti pita bukan berkonotasi negatif di lingkungan anda.
harga pita ulang tahun
Pita satin pita ini amat lanjut digunakan secara luas. Bahannya yg lembut, berkilau serta ringan sangat lanjut digunakan guna aksesoris baju, pita rambut, terutama pita satin yg bermuka dua ke-2 sisi mendapatkan pola dan warna. Pita berikut ini berbahan polyster. Pita berikut ini tersusun tentang poliester / nilon dan berevolusi pita yang mendapatkan skala fleksibilitas puncak. Pita satin berkembang alternatif hemat sekitar pita berdasar sutra dengan model yang hampir tidak mampu dibedakan. Apabila dikau sedang menelusuri tulisan mengenai pita satin warna biru, kau ada di daerah yang benar. Amatlah wajar, sebab pita satin warna biru adalah informasi yg mana sangat esensi supaya dipahami. Disamping anda, barangkali ada banyak netizen yg turut memerlukan informasi ini. Kita berharap, artikel ringkas yg ada di sini bisa bermanfaat bagi kakak. Jika sempat, harap untuk anda memberikan komentar seputar pita satin warna biru di akhir tulisan ini. Atau, jika anda ingin lebih efisien, kamu bisa melihat langsung ke laman situs rekomendasi kita yaitu ; link yg terdapat di sebelah. Kakak lantas bisa langsung melakukan kontak customer service nya agar mendapatkan kabar yg kamu inginkan. Baik daripada itu mengenai tarif pita satin warna biru terbaru, atau informasi komplit seputar pita satin warna biru yang kamu kehendaki..
pita organdi motif
Jenis pita satin ini memiliki ciri tekstur materi yang sedikit lagi tebal dan seratnya rapat dan halus. Umumnya warnanya cenderung mengkilap jadi pita berikut ini terlihat elegan serta elegan. Pita satin berikut ini tersedia pada berbagai warna dan dimensi mulai dari 1 8 inci sampai 2 inci.
1 note · View note
navirius · 5 years ago
Text
Serpihan Senja
Jam menunjukkan pukul 17.25. Pria paruh baya itu berjalan pelan mengitari rumah. Lalu berhenti pada sebuah kursi kayu yang terletak di halaman depan. Sore dan langit yang memerah. Berkali-kali ia terlihat menghela nafas. Berat dan sesak. Lalu memejamkan mata sejenak. Membiarkan angin menerpa wajah rentanya. Merasakan dinginnya senja dalam duka yang tak pernah larut. Walau oleh seribu hembusan.
Tiga puluh menit. Senja mulai beranjak terganti gelap. Angin semakin kencang menusuk hingga terasa menembus kulit yang pucat. Ia merapatkan sweater tipis yang membalut tubuhnya. Berjalan memasuki rumah melalui pintu belakang. Menyusuri tapak kenangan masa lalu. Bahkan ia masih bisa mendengar tawa riang itu sesekali. Mengusik air mata yang sebisa mungkin ditahannya. Tumpah. Membasahi jejak-jejak yang tak akan lepas dari ingatan.
Berpuluh tahun lalu. Pria ini bertemu seorang gadis. Namanya Mentari. Ia jatuh hati pada pertemuan pertama. Wajah cantik dan tutur kata yang lembut membuatnya tak bisa mengelak ketika cinta melepaskan anak panah tepat menuju hatinya. Semua cara dilakukan demi mendapatkan hati gadis tersebut. Hingga kemudian Mentari luluh. Merelakan hati untuk dijaga sepenuhnya. Mempercayakan mimpi pada pria yang belum terlalu lama dikenalnya.
Pria renta itu merebahkan diri di atas tempat tidur. Ia semakin kedinginan. Kedua matanya hanya bisa memandang langit-langit kamar dengan lampu yang meredup. Suara gemericik air menambah kekosongan hatinya. Ah, lagi-lagi hujan. Ia berkata dalam hati. "Baik-baikah kalian disana?"
Rumah yang ia tinggali tak begitu luas. Tapi kekosongan menyergapnya sejak tahunan yang lalu. Tak ada lagi ucapan selamat pagi. Kecupan menjelang tidur. Sapaan hangat ketika senja. Semua pergi, mengikuti jejak mereka. Dua orang yang sangat ia cintai, pun yang merasa begitu tersakiti olehnya.
Ia ingat, hidupnya begitu sempurna pada awal pernikahan. Tak lama setelahnya Mentari mengandung. Lalu melahirkan seorang bayi cantik, yang mereka namai Senja. Ia maupun mentari. Sama-sama memuja senja. Mentari selalu menikmati ketika senja menenangkan kekuasaan matahari. Tenang dan damai, ungkapnya pada suatu hari. Lalu setelah itu mereka akan berjalan, berpegangan tangan memasuki rumah. Menanti senja keesokan harinya.
Senja membuat kehidupan mereka bertambah bahagia. Senja yang nyata. Yang tak lagi hanya terlukis di langit dan sesaat berubah gelap. Senja yang bisa kapanpun mereka rengkuh. Senja yang mewarisi garis kecantikan ibunya. Dan pada titik inilah pria itu merasa hidupnya---sempurna.
Mungkin ia lupa. Tak ada satupun yang mampu menjadi sempurna. Sebaik apapun, pasti terselip sesuatu yang sesekali membuatnya harus menahan perih, menyembuhkan luka, atau terkurung dalam penyesalan tiada henti. Mungkin ia begitu terlena, hingga khilaf untuk berjaga. Ada yang menelusup hendak menghancurkan kesempurnaan yang dibangunnya, tentu saja saat ia lengah.
Pria tua itu memandang sekilas pada jam dinding yang detiknya terasa melambat. Ia ingin segera pagi. Menyaksikan mentari menyapanya dengan hangat, lalu menunggui senja yang memberikan senyuman terbaiknya. Mentari dan senja ketika belum tergantikan gelap.
Ia lalu ingat ketika hidupnya tiba-tiba kehilangan arah. Usaha yang ia rintis hilang tak bersisa. Ia bahkan menyisakan hutang yang tak pernah sanggup ditutupinya. Ia malu. Malu pada dua orang yang selalu setia menungguinya di rumah. Yang selalu meyakinkannya bahwa semua tetap akan baik-baik saja. Tapi sampai tahun berganti, ia belum bisa membuktikan pada mereka. Kehidupannya bertambah buruk. Ia mulai mengenal sesuatu yang, jika kelak ia tahu bahwa itu akan menghancurkan, tentu ia takkan sedikitpun menyentuhnya. Minuman keras.
Pria itu menjadi sering pulang larut. Tentu saja dalam keadaan mabuk. Pada awalnya, Mentari memahami. Mungkin ini adalah masa penyesuaian baginya. Maka ia membiarkan pria-nya terus seperti itu. Dengan sabar menungguinya pulang. Tetap menyiapkan teh dan air panas di kamar mandi. Tetap menyediakan makan malam yang tak pernah sekalipun disentuhnya. Tetap tersenyum dalam batas kesabarannya.
Bulan berganti. Senja bertambah besar. Tapi pria itu malah makin kehilangan kendali. Tak pernah lagi mereka menunggui senja digantikan malam. Semua hanya menjadi hari kesepian. Itulah awal dari hilangnya kesempurnaan yang tak baik-baik dijaga.
Hari itu. Pagi-pagi sekali pria tersebut sudah bergegas meninggalkan rumah. Setelah dini hari baru pulang, tentu saja dalam keadaan mabuk. Ia tak tahu, ada hati yang sangat terluka olehnya. Memandangi punggungnya keluar dari pagar rumah sambil meneteskan air mata. Lalu menghadapkan dirinya pada sebuah kaca besar. Pelan, memegang pipi kirinya yang berwarna kebiruan. Bekas tamparan itu masih terasa jelas. Pria yang ia percaya untuk menjaga hidupnya itu telah menyia-nyiakan kepercayaan yang dia berikan. Tamparan mendarat pada pipinya sesaat setelah dia bertanya, mengapa pria itu terlalu sering pulang larut belakangan ini. Dadanya bergemuruh. Sakit yang tak tertahan membuatnya membuat satu keputusan besar. Meninggalkan rumah dan membawa serta Senja. Tentu dengan sebuah harapan, semoga pria yang selalu dicintainya bisa berubah seperti dulu. Menyadari bahwa Mentari akan tetap mencintainya, seperti apapun keadaannya.
Siang hari pria itu pulang. Ia membawa setangkai mawar putih. Mentari sangat menyukainya. Ia terkejut ketika melihat wajah Mentari begitu muram tadi pagi. Ditambah lebam di pipi yang tergambar jelas. Ah, ia tidak ingat apa yang telah terjadi semalam. Tapi ia yakin semua adalah karena kelakuannya. Dan ia menyesal.
Pria itu bergegas memasuki rumah. Mencari Mentari, tak ditemukannya. Ia beralih menuju kamar Senja. Kosong. Ia baru tersadar ketika memasuki kamarnya dan melihat lemari terbuka, dengan pakaian Mentari yang sudah tak lagi berada di dalamnya.
Belum habis keterkejutannya. Matanya sekilas melihat salah satu acara televisi. Seperti ada magnet kuat yang menariknya, ia mendekat.
"Sebuah Bus jurusan Jakarta - Jogjakarta tergelincir ke dalam jurang. Beberapa korban berhasil dievakuasi. Berikut nama-nama korban yang meninggal dalam kecelakaan..."
Pria itu merasa tubuhnya dingin. Jantungnya seakan berhenti memompa darah. Ia tercekat. Kedua kaki bahkan tak mampu menopang berat tubuhnya. Ia ambruk. Tak lagi sanggup mengeluarkan tangis. Air matanya membeku. Ia terserang perih luar biasa.
Nama Mentari ada pada urutan ketiga dalam korban yang ditemukan meninggal. Dan urutan keempatnya adalah seorang anak perempuan dengan perkiraan umur 6 tahun, Senja.
Maka penyesalan akan mengejarnya, sampai pada liku jalan tersempit pun,
Maka Mentari dan Senja yang datang pun menambah kekosongan hatinya. Menikmati mereka yang kini telah kembali menjadi milik langit. Dalam rasa sakit yang tak mampu ia petakan. Serupa perih yang tak pernah bisa terbalut. Oleh bahagia seperti apapun...
1 note · View note
kafabillahisyahida · 5 years ago
Text
My Journey
Tumblr media
Hijrah never ending, dan "Bagiku, perjalanan hidup saat hamil,melahirkan, dan perjuangan mengurus rumah tangga adalah salah satu jalan hijrah, hal itu telah mampu mengubah hidupku selamanya"
Pada diri dan keluarga yang terlihat baik-baik saja di mata lingkungannya, sesungguhnya selalu ada ujian didalamnya. Tapi peran orang disamping kita terasa berharga. Sebab tatkala kita melaluinya bersama orang yang tepat kita pun menjadi semakin kuat. Terbentur lagi dan lagi lalu terbentuk. Seperti itulah hidupku karenamu (suamiku). Di Kehamilan ini, ujiannya mungkin tak seberat dengan yang pertama karena harus keguguran lalu kurettase, dan yang kedua karena prosesnya harus melalui vonis torch, pcos, sehingga jalan terakhir adalah program bayi ke ahli fertilitas. Setelah positif hamil ternyata aku harus kembali didiagnosa plasenta pervia akhirnya bedrest juga, dispepsia akut, prematur kontraksi,bolak balik opname, dan pernah muntaber. Pada akhirnya harus memutuskan resign kerja bahkan terpaksa cesar karena diagnosa bayi besar dan melintang. Tapi semua pengalaman itu yang membuat hari ini terasa lebih tenang dan lebih mudah dilalui. Segala sesuatu di masa itu telah terasa hikmahnya di masa kini.
Telah tiba bagiku kini berada pada fase mendebarkan untuk kesekian kalinya, fase dimana hidup dan mati akan dipertaruhkan bagi seorang perempuan. Meskipun sebenarnya ajal bisa datang kapan saja... "melahirkan" tinggal menghitung hari/mungkin jam... Setelah sejumlah perjuangan yang kulalui, kehamilan ketiga ini bisa dibilang sangat tertutup meski tidak bermaksud dirahasiakan. Tapi selain keluarga memang tidak banyak yang tahu, bahkan tetangga pun baru menyadari ketika perutku sudah mulai besar. Padahal dibalik heningnya hampir setiap hari hingga menjelang trimester akhir adalah perjuangan bagiku, hamil sambil menghandle bisnis, mengurus rumah dan mengasuh sang kakak yang baru 3 tahun. 3 kali hamil, aku memang termasuk yang berat diuji dengan berbagai keluhan tapi berkat suami yang selalu menyemangatiku aku berusaha tidak banyak mengeluh. Setiap hari kunikmati dan kukhidmati bahwa Allah sedang menggugurkan dosaku.
Dan bersamamu (suamiku) hingga di tahap ini adalah kesyukuranku, setiap masalah telah membuatmu semakin teruji bahwa kau adalah pasangan terbaik. Setiap tangisku adalah hutang senyuman yang selalu kau bayar dengan kebahagiaan. Terimakasih
Maka demi kamu, aku rela berjuang melahirkan anak kita mudah2an kali ini bisa normal, walaupun sedikit galau ketika berbicara resiko, mengusahakan kelahiran normal dengan riwayat medis sepertiku. Tapi mari coba berpasrah, Bismillah harus optimis, dan Allah pasti menolong, memberi kemudahan. Apapun keadaannya nanti kita akan upayakan yang terbaik.
Suamiku, jika sesuatu terjadi padaku dan aku ditaqdirkan harus kembali kepadaNya. Doakanlah aku sebagai syahid. Mungkin itu akan jadi saat terakhir kita, aku harap kamu tahu bahwa aku selalu menyayangimu. Aku ingin bersamamu hingga ke jannah, maka di dunia yang lain aku akan menunggumu, dan aku akan menjadi yang pertama kali bersaksi di hadapanNya bahwa engkau telah memperlakukanku dengan baik, telah banyak mengajakku, menunjukanku pada jalan kebaikan. Tolong titip anak - anak... Teruskan perjuangan, untuk menjadikan mereka keturunan yang soleh seperti yang selalu menjadi mimpi kita berdua.
Dulu aku pernah berdoa, jangan sampai diberi keturunan yang akan menanggung dan mewarisi dosa - dosa kedua orang tuanya sekecil apapun, yang akan menjadi manusia yang mendurhakai TuhanNya. Karenanya sempat hati bertanya... Akankah para kekasih Allah yang soleh lahir dari rahim seorang wanita sepertiku? Maka 2 tahun setelah menikah adalah penantian yang panjang untuk membuktikan apakah kita layak dan pantas diberi keturunan...
Dan dengan sabarnya engkau (suamiku) berkata, bahwa "tidak apa-apa kalau kita tidak dikaruniai anak di dunia, kita akan memelihara anak yatim sebagai anak kita, dan akan menyayanginya, mendidiknya selayaknya anak sendiri" (Masya Allah) karenanya berita kehamilan Hayba waktu itu adalah hadiah terindah dari Allah untuk kita berdua. Seperti harapan yang kita gantungkan pada taqdirnya, aku harus ditempa dan diuji sejak hamilnya sedemikian berat, seolah Allah sedang memeras dosa dosaku sampai -sampai tiada hari tanpa membaca Al-Mulk untuk barzahku, karena aku merasa bisa meninggal kapan saja. Ternyata semuanya berakhir indah tatkala lahir Seorang putri yang solehah. Dan seperti namanya (Hayba Qiana) berarti Hadiah Allah yang berkah. Yang tak henti membawa keberkahan bertambah tambah, tetap memberi kebaikan dalam senang dan susah karena sama sama membuat kita semakin dekat pada Allah. Bukan hanya dia yang lahir, akupun bagai terlahir kembali sebagai sosok baru yang penuh dengan harapan kebaikan "seorang ibu"
Di kehamilan ketiga ini, dokter telah memprediksi bahwa anak kita adalah laki-laki. Kuserahkan hidup dan matinya pada Allah yang maha memberi keselamatan, maha mengurus dan memelihara. Maka jika benar saatnya nanti ia terlahir sebagai jiwa yang selamat. Insya Allah Ia - lah salah satu mimpi terbaikku memiliki anak bernama Muhammad, yang dalam hadist Rasul, pemilik nama tersebut akan menjamin syafaat bagi kedua orang tuanya di hari kiamat. Mudah2 an dia bisa membawa kita ke syurga. Dan dalam doa-doaku, harapan padanya juga tak kalah besar agar ia menjadi insan bertaqwa dengan kisah terbaiknya. maka Insya Allah ia akan sebaik namanya "Muhammad Ahsan Dimmatillah " Muhammad yang berada dalam Jaminan Terbaik Allah. Memangnya apalagi yang lebih menenangkan dan menyenangkan dalam hidup selain berada dalam jaminanNya? Mudah2an kelak ia menjadi seorang ulama, yang walaupun tidak harus selalu dikenal banyak orang, ia termasuk yang digolongkan Allah menjadi ulama dimataNya karena kasyafh nya kepada Allah dan kehidupannya yang tiada henti menebar kebaikan serta kemanfaatan bagi banyak orang.
Kalau kelak Allah taqdirkan kau harus mengurus mereka seorang diri, janganlah kata-kata kasar dan buruk keluar dari mulutmu. Nakalnya mereka adalah pengugur dosa kita sebagai orang tua, tapi optimislah mereka tetap akan tumbuh menjadi manusia mulia dan bertaqwa yang dicintai Allah. Jangan pernah menyerah dan berhenti berdoa. Kalau mereka merindukan sosok seorang ibu, dan kau membutuhkan sosok seorang istri. Sabarlah hingga anak kita mampu memilih, biarlah mereka sendiri yang memilih seseorang yang ingin dijadikannya menjadi ibu-nya... Yang akan menerima dan menyayangi kalian sebagai bagian daripada yang lain, dengan penerimaan yang utuh. Carilah seseorang yang mencintai Allah, karena dia akan mencintai kalian dengan tulus. Kau mungkin akan menemukan lagi seseorang seshalihah hafshah / aisyah. Tapi jadikanlah aku Khadijahmu. Tentu ini akan berat bagimu, dan bagiku seandainya taqdir dibalik dan engkau yang harus pergi lebih dulu meninggalkan kami. Aku akan selalu melakukan yang terbaik yang aku bisa, hingga kita bisa dikumpulkan kembali bersama di SyurgaNya.
Suamiku Begitu banyak kesalahanku yang mungkin tidak kau tahu. Tolong jangan berpaling dariku ketika kelak di yaumil hisab Allah tampakkan aib-aibku. Dan tetapkanlah niatmu untuk menjadikanku ratu bidadari di hatimu. Berjanjilah untuk tetap menjadi suamiku di dunia dan akhirat. Dan bahwa kita akan saling memanggil, saling menyelamatkan ketika salah satu dari kita tidak masuk syurga.
Suamiku, kau tak tahu aku banyak menulis di tumblr ini. Jika suatu hari aku yang harus pergi lebih dulu aku berharap kau akan membaca tulisan-tulisanku ini. Menceritakan kepada anak-anak kita sebagai buah tutur yang baik , dan menyimpan rapat semua aibku agar mereka tak menirunya. Aku ingin mereka tahu bahwa aku sangat menyayangi kalian semuanya. Titip juga mamah papahku, dan tetap sayangi mereka sebagai orangtuamu.
"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya." (QS. At-Tur 52: Ayat 21)
Kuharap, masih banyak waktuku bersama kalian... Dan masih banyak hal yang bisa kubagi disini sebagai bagian dari kisah kita. Tentunya masih jauh perjuangan kita, masih berwarna cerita kita, ujian masih akan diberikan, dan masih panjang jalan yang harus kita tempuh untuk memperoleh kedudukan yang mulia di sisiNya. Kita diciptakan memang untuk beribadah, maka jadilah kita teman ibadah terbaik. Jika memang ditaqdirkan masih ada usia, Insya Allah aku akan berusaha menjadi istri yang lebih baik lagi, menjadi ibu yang lebih baik lagi dan menggapai cita - cita tertinggiku menjadi Hamba Allah yang lebih dicintaiNya. Aamiin
Mataku sudah banyak keriputnya di usia hampir 30 Tahun, karena dulu aku banyak menangis. Sekarangpun aku masih suka menangis, hanya saja tangis yang sekarang... Mudah mudahan tidak bernilai sia sia. Allah yang Maha Lembut telah melembutkan hatiku, Aku memang cengeng, bahkan aku bisa dengan mudahnya menangis gara2 hal kecil. Termasuk menahan tangis ketika membaca dan membuat sebuah tulisan. Apalagi bagian terbesarnya, aku sering diam diam menangis setiap teringat betapa baiknya Allah yang selalu memberi kesempatan untukku, ketika aku merasa tak layak atas semua kesempatan itu...
Ya Allah Engkau maha tahu, bagian terburuk dari diri ini, hati yang masih saja ada busuknya. Begitu banyak kekuranganku yang tidak kuceritakan disini... Hanya Engkau yang paling tahu jika diri ini tak sebaik semua yang dikisahkannya. Maka ijab lah setiap kebaikan dari tulisanku sebagai bagian dari doa... Serta Tutup, ampunilah dosa dan aibnya.
Bagi sahabat tumblr yang membaca ini tolong doakan aku ya, supaya diberi kelancaran, kemudahan dan kesehatan ketika akan, dalam dan setelah melahirkan. Semoga doanya kembali menjadi wasilah datangnya kemudahan pula bagi sabahat dalam segala urusan. Aamiin
Juni 2019
©614
5 notes · View notes
haawaya · 6 years ago
Text
Tumblr media
Tatkala matahari merangkak ke peraduannya di ufuk barat, suara merdu lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an senantiasa menggema di setiap sudut ruang pesantren Al-Hidayah, Tulungagung. Para santri sejatinya tengah melangitkan berjuta harapan yang saling beradu berebut mengharap maghfiroh serta rahmat dari-Nya sang pemilik Ar-Rahman, pemberi nikmat yang agung, dan Ar-Rahim pemberi nikmat segala kelembutan.
Daun-daun kering pohon mangga terhempas bergerak mengikuti arah angin yang lumayan kencang di satu senja di pukul lima. Semakin sore langit semakin menampakkan warna jingganya yang merona, memanjakan panca inderaku yang sedari tadi hanya duduk bersila bersama lamunan kosongku yang tiada guna.
Mengiringi perjalanan senja menuju singgasananya sayup-sayup kudengar salah seorang santri tengah menderas surat Ar-Rahman dan membuyarkan lamunanku memaksaku tenggelam dalam ritmenya yang tenang. Ayat demi ayat ku simak diam-diam bersama gerakan pelan bibirku pertanda turut melafalkan. Hingga tiba di ayat ke sebelas "fiihaa faakihatuw wan nakhlu dzatul akmam" seketika memecah kekhusyu'anku dari menikmati irama nahawand yang di langgamkan.
Aku terpaku, fikiranku bergemuruh dan hatiku mengeluh. Bukan !, bukan karena ayatnya yang tengah menceritakan suatu ancaman atau siksa neraka. Sebab jelas-jelas maknanya menggambarkan suatu nikmat keindahan yang Tuhan ciptakan. Lantas sebab apa ayat yang begitu penuh unsur rasa syukur seperti itu mampu mengoyak gejolak bathinku seperti ini ?
Ya, ini karena sosok seorang gadis pemilik nama yang tuturnya dahulu padaku namanya di ambil dari ayat tersebut.
Dia Nakhla, Nakhla Bidzati Akmam, pohon kurma berkelopak mayang. Nama itu, bagiku mempunyai daya pikat luar biasa. Nama itu, mendengarnya saja membuat degup jantungku terasa berdetak lebih cepat, karena kini dia yang teristimewa dan diantara semua yang ada hanya dia yang membuatku terkesima.
"Drrt...drrt...drrrrt" Handphoneku bergetar diiringi ringtone bernada whistle yang khas menandakan ada pesan whatsapp yang masuk. Kuambil handphone yang berada di saku kemeja kokoku, nampak sebuah pesan dari pemilik nomor berfoto profil senyum cerah dalam balutan hijab berwarna merah, menambah ayu matanya yang bulat dan wajahnya yang indah bak wanita arab.
Aku buka pesan dari Nakhla tersebut. Sebuah kiriman foto dimana dua orang gadis sedang bersama dengan salah satunya tengah menggendong seorang bayi mungil.
"Kita kapan punya kayak gini hihihi?" Tulisnya dalam keterangan foto.
"Hehehe, semoga, insyaAllah" Balasku cepat sambil tersenyum bahagia. Bahagia karena mengingat cinta dalam diamku selama dua tahun kini berbalas. Tapi entah, kebahagiaan ini berselimutkan apa, hingga gugu, kelu serta sedu tak mau berhenti dari caruk maruk hatiku.
Hari kian petang, takbir adzan maghrib menggema mengagungkan kebesaranNya Tuhan seluruh alam. Cepat-cepat aku mengambil wudhu, bergegas menjadikan sholatku sebagai sarana pengaduan rindu juga pilu. Aku sedang tak ingin berjama'ah saat ini.
"Assalamu'alaykum warahmatullah, assalamu'alaykum warahmatullah" Kuakhiri ritual penghambaan. Dzikir tasbih, tahmid, dan takbir mewarnai isytighol wiridku petang itu. Lanjut ku tengadahkan telapak tangan, shalawat serta salam untuk junjunganku baginda Muhammad صلعم senantiasa mengiringi do'a-do'a yang kurapalkan.
"Yaa 'alimu sirri wal 'alaniyah, di atas sajadah ini aku tumpahkan segala resah. Berfikir tentang kisah di masa mendatang, sambil bertanya dengan kerangka pertanyaan tak berarah, aku harus bagaimana atau bagaimana keharusan itu untukku ?. Tentang dia yang selama ini mampu menembus setiap kata yang tak mampu untuk aku lafadzkan dalam tiap do'a-do'a. Meski do'aku telah ku lengkapi dengan taji paling sakti untuk menepis bayangnya dan mengusirnya dari kenang, tapi dia tetap tak bergeming, malah dengan merah sembab pipinya meneluhku untuk tetap bersamanya dalam bayang, Allah..."
"Mas, Mas Bani, sudah selesai kah sholatnya ? dipanggil Abah dan Ummi di ruang tengah !!" Pekik adik perempuanku dari luar memanggilku untuk segera menyudahi segala pengaduan.
Dengan tenang langkahku menuju ke sebuah ruangan di mana kitab-kitab turats berjilid-jilid berjejer rapi mengisi tiap rak di dalam lemari kaca. Tampak Abah duduk di atas kursi rotan panjang ditemani Ummi disampingnya yang masih memakai mukenah berwarna biru tua. Aku duduk di kursi depan Abah yang terpisah oleh meja dengan wajahku yang tertunduk penuh ta'dzim.
"Gimana Le, ?" Tanya Abah dengan nada yang lembut namun urat-urat wajahnya nampak tegas. Menggambarkan sifatnya yang penuh kasih tapi keras saat keinginannya ditentang.
Duh Gusti, harus ku jawab apa pertanyaan itu ?, sejak kecil aku sudah diajari untuk patuh terhadap orang tua, tidak membantah nasehatnya dan jangan sampai melukai perasaannya. Sesuatu yang sampai saat ini ku pegang teguh hingga mendarah daging dan mengalir sampai tulang sumsum.
***
Setelah berbincang-bincang dengan Abah dan Ummi ba'da maghrib tadi, seperti malam-malam biasanya ba'da isya' waktuku menemani kang-kang santri mengaji selepasnya aku memilih mensibukkan diri dengan kumpul-kumpul sambil ngopi-ngopi. Hitung-hitung melarutkan nestapa bersama ampas kopi dan menandingkan segala himpit gelisah dengan pekat dan kentalnya. Duh, lekaslah halau resah ini Gusti !.
Malam semakin larut, waktu menunjukkan pukul 01.45 dini hari. Kurebahkan tubuhku diatas tempat tidur, pandanganku menatap dalam-dalam plafon kamarku. Ah ! tak berapa lama saja aku sendiri rindu langsung datang mencumbu, wajah Nakhla terngiang, namun fikiranku mengambang antara cinta atau ridho orang tua. Cinta yang padanya aku selalu mengikrarkan rindu, atau kepada ibu yang pada restunya terdapat sebuah syurga dan pada sosok seorang ayah yang selalu siap menanggung letih karna cinta pada penghangat rumahnya.
Tak mau dalam terlarut aku beranjak dari tempat tidur untuk mengambil wudhu. Belum sampai lima langkah kakiku, handphoneku berdering, lagi-lagi pertanda pesan yang masuk. Duh aku enggan membukanya, sengaja sedari tadi aku menjauh dari barang elektronik itu karena aku takut dan tidak siap. Takut jika aku tahu ada balasan pesan dari Nakhla dan tidak siap harus membalasnya seperti apa.
Tetap saja rupanya hatiku penasaran dan mendorongku untuk membukanya. Berderet-deret pesan dengan tanda hijau bulat yang belum terbuka salah satunya dari Nakhla tentunya. Dan tertera dia tengah online di jam segini.
"Hehehe, jangan memberi harapan palsu dengan memperkosa kalimat insyaAllah Gus" Balasnya tadi siang.
"InsyaAllah tidak Nakhla" Balasku cepat takut dia keburu offline
"Tuh kan insyaAllah lagi hihihi"
"Hehehe bagaimana ?" (Maaf)
"Perempuan butuh kepastian Gus, agar aku tahu apa yang harus diperjuangkan atau agar aku tak menaruh harapan pada apa yang akhirnya jua aku harus melepaskan"
Deg, aku tersentak oleh balasan itu dan resahku kembali bertahta disela sunyinya malam. Seandainya dia tahu, tentang hasratku yang selalu ingin memasungnya dalam sempurnanya maya dan nyataku.
"Ah, udah ah, jangan dibahas dulu, aku rindu Gus, hehe" Imbuhnya di pesan.
"Ana uriid, anti uriid, wa Allahu fa'alu lima yuriid" Balasku sekenanya sesuai dengan apa yang ada dalam fikiran.
"Maksudnya Gus ?" Pesan Nakhla yang hanya kubaca dan sengaja tidak kubalas.
Aku simpan handphoneku dan mencoba berdamai dengan rasa bersalah karena telah mengabaikan wanitaku, memberinya rasa penasaran dan juga berbagai macam pertanyaan atas sikapku yang tak kunjung aku memberi jawaban. Maaf, kau rindu aku termenung, kau menunggu aku bingung.
Di sepertiga malam sujudku diantara bentangan sajadah tua aku sedang menyantap dilema. Di malamMu aku bersimpuh bersama puncak dzikirku melebat di antara lafadz jallaluh. Mencoba mengurai kusut dalam gelora do'a-do'aku yang runtut. Tenggelam dalam riuh resah bathin yang harus bagaimana aku memberi keputusan.
***
Selamat pagi untukmu hari, mana mentarimu pagi ini ? mengapa langitmu tampak mendung ?, padahal baru kemarin mentarimu mempesonaku dengan sinarnya yang khas di musim hujan. Apa kamu iba melihatku begini sampai kau rela menemani ?.
Di atas shofa kecil aku duduk bersama mushafku ditangan ditemani gemericik air kolam yang berisi ikan-ikan hias di teras belakang rumahku, menunggu Ummi yang katanya minta disimakkan hafalan Al-Qur'annya. Tak lama Ummi datang, surat An-Nisa' yang kali ini beliau nderas. Ayat per ayat aku semak dengan teliti hingga kalimat shodaqallahul'adzim menjadi penanda beliau usai muroja'ah.
"Bani..."
"Nggih Mi.."
"Ummi dan Abahmu ini begitu ingin anaknya belajar ilmu keislaman di negerinya para Auliya', ingin kamu menjadi ahlul ilm, berharap nantinya kamu bisa menjadi orang yang manfaat dunia akhirat seperti para ulama'-ulama' besar pendahulumu. Bakti kepada orang tua wajib Ban, dan menuntut ilmu pun juga wajib atas semua muslim, selaraskan keduanya agar ridho Allah turun merahmatimu. Ingat Ban, ridhonya orang tua adalah ridhonya Allah, dan marahnya orang tua adalah marahnya Allah. Kalau memang jodoh tidak akan kemana, kalaupun saat ini kamu tidak bisa bersama dengan orang yang kamu cintai, maka nanti insyaAllah kamu tetap akan bersama dengan seseorang yang nanti kamu cintai juga, faham le... ?"
"Inggih Mi" Jawabku sambil mengangguk faham sekali tentang apa yang beliau sampaikan, yang secara tidak langsung itu adalah keinginan beliau yang beliau harapkan padaku untuk aku menurutinya. Dan inilah inti dari perbincanganku semalam bersama Ummi dan Abah di ruang tengah, mereka ingin aku menjadi seorang yang tidak mungkin serta merta bisa kudapatkan tanpa tholabul ilmi terlebih tanpa pangestu dari orang tua.
Sejurus kemudian fikiranku yang dari kemarin kacau menjadi tenang. Kurasa telah kutemukan jawaban dimana hati ini menemui kemantapan.
Maaf pagiku yang malang, terimakasih telah menyuguhkan kelam, semoga tangisku mampu kulecutkan menjadi energi yang lebih baik agar tak menambah rasa sakit.
Maaf pagiku yang pucat, sampaikan pada Nakhla permintaan maaf pada wajahnya yang embun dan sejuk segar senyumnya yang kuntum. Maafkan aku yang tak bisa lagi membiarkan sukmamu bermain dan mengisi kebekuanku dan tak lagi mewiridkan namamu dalam setiap detak, gerak dan getar dari masing-masing penginderaku.
Padamu pagiku yang sendu, sampaikan pada Ayah dan Ibu, maafkan lelakuku yang kadang masih memicu emosi yang kini kusadari peluk dan pangestumu menjadi pendulum waktuku yang abadi.
Dan semoga bulir air mata ini menjadi tirakat atas pengorbananku dalam menggapai ridhoMu.
***
Malang , 16 Maret 2019
Copyright © Hikmatul Hidayati
4 notes · View notes
anakperempuannet · 2 years ago
Text
250+ Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Lembut Yang Penuh Keindahan
250+ Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Lembut Yang Penuh Keindahan
Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Lembut – namaanakperempuan.net. Nama anak perempuan menjadi salah satu hal yang wajib disiapkan para calon orang tua menjelang kelahiran si buah hati. Tak hanya menjadi identitas, nama itu juga merupakan sebuah doa. Karena itu harus dipilih dengan sebaik-baiknya dan teliti. Jika bunda akan melahirkan bayi perempuan bunda bisa menggunakan nama perempuan yang cantik…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
tanyanamabayi · 3 years ago
Text
73 Nama Bayi Perempuan Islami Tercantik dari Bahasa Arab dan Al-Qur'an
73 Nama Bayi Perempuan Islami Tercantik dari Bahasa Arab dan Al-Qur’an
73 Nama Bayi Perempuan Islami Tercantik – tanyanama.com. Nama anak perempuan yang bernuansa Islami hingga kini tetap menjadi pilihan favorit para calon orang tua. Tak hanya terdengar unik, nama nama yang bersumber dari Al-Qur’an dan Bahasa Arab juga sangat indah dan cantik. Nama bayi islami yang cantik juga dikenal akan keindahan bahasa dan tutur kata yang mengandung makna mendalam. Bukan hanya…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
grosir1118vendorharga · 2 years ago
Text
Jual Pita Sidoarjo O89Ϭ_Կ9ϬO_111O{WhatsApp}
Tumblr media
Laman ini bermuatan tulisan mengenai jual pita sidoarjo yg penuh dibutuhkan orang jadi penuh pula yg memerlukan wacana tentang tulisan tersebut, mengapa begitu. Karena dari pembahasan, satu orang dapat memenuhi kebutuhan risetnya, untuk sumber pengetahuan tugas makalah pada sekolah, serta yang paling utama satu orang akan memiliki informasi baru serta wacana yang luas. Gol dibuatnya artikel berikut ini agar insan yg tengah menggali wacana dapat mengunjunginya dengan cepat. Ilmu pengetahuan di zaman globalisasi waktu berikut ini udah amat kedepan serta kompleks, tiap-tiap insan dapat mengakses pengetahuan sekitar aneka hulu. Tak pandang pada desa maupun pada kota asal ada jaringan online serta alat yg menopang, orang mana saja bisa mengakses serta membaca pengetahuan berikut ini. Sehingga, sembarang waktu, dimanasaja, kamu dapat mengakses situs ini. Apabila kamu mempunyai pendapat atau pandangan beda, monggo tulis pandangan di kolom yang telah tersedia / dapat menghubungi kita ke nomor yang sudah tercantum di tempat ini Nama pita artinya ialah kuning yang diberikan untuk seorang putra-putri perempuan. Nama pita berasal sekitar india sansekerta, dengan huruf awal p dan terbuat atas 4 huruf. Kata pita mendapatkan makna, definisi, target / makna kuning, bisa digunakan guna nama bayi nama anak, nama industri, nama label barang, nama wahana, dan lain sebagainya. Kata pita yang bermakna kuning dan bersumber sekitar india sansekerta ini dapat kau gunakan selama arti pita bukan berkonotasi negatif pada lingkungan kau.
beli pita satin online
Pita chiffon / sifon, tekstur nya hampir menyerupai dg pita organza. Cuma sekedar bahannya lebih lembut serta halus. Pita ini juga mampu digunakan sebagai sulam pita. Tetapi sepengetahuan diriku, pita berikut ini bukan terdapat yang rainbow seperti di pita organza. Harganya pun pula hemat dibanding pita organza. Jadi pita dg materi berikut ini, dapat sehingga pilihan kedua andai berkehendak terlihat menawan, secantik pita organza. Lah, sekian dulu pembahasan mengenai pita yg biasa digunakan sebagai sulam pita. Semoga bisa berkembang pilihan guna berkreasi. Guna jenis-jenis pita tersebut pribadi, masih lanjut sekali macam-macamnya. Andai kau tengah menelusuri tulisan mengenai harga pita kado per meter, anda ada di daerah yg pas. Tentu saja, karena harga pita kado per meter ialah pengetahuan yg amat krusial untuk dipahami. Selain sampeyan, mungkin ada bejibun netizen yg juga memerlukan pengetahuan ini. Kami berharap, informasi ringkas ini bisa bermanfaat bagi anda. Jika sempat, harap supaya sampeyan memberi opini seputar harga pita kado per meter di bagian bawah ini. Sayangnya separuh bagian dari kabar yang terdapat pada laman web ini masih dalam proses. Makanya, andaikata anda perlu menanti untuk mendapatkan artikel lengkap seputaran harga harga pita kado per meter yang kakak inginkan. .
beli pita merah putih
Pita merah ialah istilah yg menunjuk kepada peraturan yang berlebihan atau penerapan terhadap aturan resmi yg kaku yg dianggap mengurangi produktivitas serta berdampak penundaan pengambilan keputusan. Perihal ini acap menunjuk menuju pemerintah, perusahaan, dan organisasi luas lainnya. Pita merah acap termasuk kegiatan semacam memenuhi dokumen, mendapatkan lisensi, kudu melewati sebagian insan atau komite guna menyetujui satu buah keputusan yg menyebabkan kegiatan seorang insan tumbuh lebih lambat, sulit, / keduanya.
0 notes