#nama bayi perempuan pintar dan cantik
Explore tagged Tumblr posts
Text
Nama Bayi Perempuan Pintar Disertai Artinya Terlengkap
Nama Bayi Perempuan Pintar Disertai Artinya Terlengkap
Nama Bayi Perempuan Pintar– tanyanama.com. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari sebuah karunia anak yng dititipkan Tuhan pada setiap orangtua. Pemilihan nama yang dipilih pun harus disesuaikan dengan tepat. Tidak boleh hanya asal saja dalam memilihkannnya. Mengapa? Karena nama anak yg diberikan mengandung doa untuk kehidupan masa depannya. Jadi sudah semestinya untuk pilihkan nama bagus…
View On WordPress
#nama anak perempuan pintar#nama anak perempuan pintar dalam islam#nama anak perempuan pintar dan cerdas#nama anak perempuan pintar paling modern#nama anak perempuan yg berarti pintar#nama anak perempuan yg berarti pintar disertai artinya#nama bayi perempuan artinya pintar#nama bayi perempuan artinya pintar cerdas#nama bayi perempuan pintar#nama bayi perempuan pintar dan cantik#nama bayi perempuan pintar modern#pilihan nama bayi perempuan pintar modern dan artinya#rangkaian nama anak perempuan pintar yang paling keren
0 notes
Text
Nama Bayi Perempuan Islami Yang Cantik Dan Pintar Pilihan Terbaik
Nama Bayi Perempuan Islami Yang Cantik Dan Pintar Pilihan Terbaik
Nama Anak Perempuan Cantik Dan Pintar – namaanakperempuan.net. Dalam memberikan nama untuk sikecil bukanlah perkara yg mudah. Mengapa? Karena kita sebagai orang tua harus jeli & pandai dalam memilihkannya. Apalagi calon anak kita ini perempuan. Untuk menentukan namanya pun harus indah dan bagus. Karena nama yang cantik akan menambah kepercayaan diri si anak kelak.
Nah, apabila Ayah/Ibu sedang…
View On WordPress
#Daftar Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Pintar#ide nama bayi cantik dan pintar#inspirasi nama bayi perempuan cantik dan pintar#kumpulan nama anak perempuan yang cantik dan pintar#Nama Anak Perempuan Cantik Dan Pintar#Nama Anak Perempuan Cantik Dan Pintar Terlengkap
0 notes
Text
Ide Orisinal, Jarum dalam tumpukan Jerami
Bagi sebagian Generasi X, mungkin masih ingat sosok ideal yang digambarkan dalam sebuah lagu sebagai, anak orang kaya, punya teman segudang, baik budi dan tidak sombong, jagoan lagipula pintar. Pokoknya sosok yang menjadi idaman anak muda pada masa itu. Sosok itu adalah Si Boy, karakter dalam Film Berjudul Catatan Si Boy yang dibuat berdasarkan drama radio yang disiarkan Radio Prambors.
Si Boy punya adik perempuan yang diperankan oleh artis cantik, Btari Karlinda. Saya yang pada waktu itu masih berseragam putih biru, nge-fans banget nih sama si Btari. Sayangnya pada waktu itu masih belum dikenal media sosial, sumber berita yang update hanyalah media cetak, koran atau majalah. Karena tidak banyak film yang dibintangi dan mediapun jarang memberitakan, akhirnya sang artis idolapun terlupakan.
Hingga bertahun tahun kemudian, saat istri saya melahirkan seorang bayi perempuan cantik, ingatanpun kembali kepada sang mantan artis idola. Kami, atau lebih tepatnya saya memutuskan untuk menamakan putri cantik kami, Btari. Sebagai wujud kekaguman saya kepada sang artis. Sejak saat itu setiap ada kesempatan, termasuk melalui tulisan ini, dengan senang hati selalu saya ceritakan asal usul nama itu.
Berbeda dengan saya, musisi Ahmad Dani, pentolan grup musik Dewa 19, sangat mengagumi grup musik Queen, bahkan dalam salah satu wawancara bahkan tanpa ragu ragu mengatakan bahwa “ Band yang paling benar itu Queen” (Kompas.com 04/03/2020). Ahmad Dani tidak malu mengakui bahwa nuansa bermusiknya banyak di pengaruhi Queen.
Selain dipengaruhi Queen, Ahmad Dani dan Dewa 19 juga sering meminjam judul karya sastra terkenal sebagai judul lagunya, sebut saja, Roman Picisan (Edy Suhendro), Arjuna Mencari Cinta (Yudhistira ANM Masarrdi) dan Sayap sayap Patah (Kahlil Gibran). Gabungan nuansa musik Queen dan judul karya sastra terkenal itu banyak yang kemudian menjadi populer.
Sementara saya hanya terinspirasi oleh artis Btari Karlinda untuk menjadikannya sebagai nama anak, Ahmad Dani banyak dipengaruhi oleh seniman-seniman lain dalam berkarya. Kedua hal ini tentu bukan suatu kebetulan belaka. Karena masih banyak lagi kejadian serupa, dimana sebuah ide atau gagasan diinspirasi oleh gagasan lain yang sudah ada sebelumnya.
Kenyataan ini hanyalah sedikit fakta yang tiba-tiba terlintas saat menyeruput kopi di pagi hari yang cerah ini, yang kemudian memunculkan pertanyaan, apakah mungkin ada ide atau gagasan yang orisinal ? Apalagi di era digital sekarang ini, dimana dalam hitungan detik kita bisa membaca atau melihat berita di belahan lain dunia.
Ide atau gagasan secara sederhana dapat di pahami sebagai buah/hasil pemikiran. Dari mulai proses sederhana seperti memberi nama anak, sampai proses kreatif menciptakan lagu selalu melibatkan ide. Karenanya untuk profesi tertentu yang mengandalkan kreatifitas seperti seniman, musisi, dan penulis, proses menemukan ide menjadi sangat penting, bahkan bisa jadi sangat mahal.
Bukan hal yang mudah untuk mendapatkan ide orisinal, bagaimanapun ide-ide kita akan dipengaruhi oleh ide orang lain yang lebih dulu ada. Orang tua di rumah, guru-guru di sekolah, lingkungan dan teman-teman, adalah penyumbang terbesar ide-ide itu. Dalam prosesnya ide itu berkembang sejalan dengan waktu dan selalu diperbaharui. Buku, film, pergaulan dan tentunya media sosial membuat penyebaran ide-ide ini menjadi masif.
Tidak heran jika kemudian beberapa kali muncul berita seorang musisi dituduh plagiat karena musiknya mirip dengan musisi lain, atau film yang satu memiliki plot cerita yang mirip dengan film lain. Tentu saja kebanyakan membela diri dengan alasan hanya terinspirasi, sedangkan yang lain bersikukuh bahwa idenya sudah lebih dulu ada.
Sulitnya menentukan orisinalitas sebuah ide ibarat mencari jarum di tumpukan Jerami. Namun satu kesulitan seringkali membawa berkah, dalam dunia penulisan saat ini sudah dikenal beberapa aplikasi yang bisa mengukur tingkat keaslian suatu tulisan. Sebut saja beberapa aplikasi seperti Plagiarism checker, Quetext dan Turnitin. Aplikasi tersebut cukup membantu dan bisa menjadi salah satu solusi mengatasi plagiatisme dibidang penulisan, meskipun tentu tidak akan sempurna.
Orisinalitas sebuah ide pada akhirnya menjadi lebih kepada sudut pandang dari mana kita ingin melihat sesuatu. Jika diibaratkan ide itu adalah seekor gajah, maka kita bisa menceritakannya hanya sebagai mamalia darat terbesar di dunia, atau dengan megah menggambarkannya sebagai salah satu kendaraan perang pasukan Kartago yang dipimpin Hannibal untuk menyerang Romawi.
Dalam dunia perfilman, dikenal istilah remake, film yang dibuat kembali. Meskipun karakter dan plotnya tidak berubah, namun seringkali bahkan remake nya bisa lebih poluler dari film aslinya. Film yang paling banyak dibuat ulang adalah A Christmas Carol. Film yang bercerita tentang Ebenezer Scrooge, seorang kaya tapi kikir yang disadarkan akan makna hari Natal ini, remakenya dibuat sebanyak 9 kali.
Salah satu novel dengan sudut pandang berbeda paling menarik yang pernah saya baca adalah Rahuvana Tattwa karangan Agus Sunyoto (LKiS/2006). Buku itu sejatinya bercerita tentang kisah kepahlawanan Ramayana. Namun jika biasanya Rahwana digambarkan sebagai tokoh antagonis, dalam tulisan ini sebaliknya, diceritakan sebagai pahlawan yang tertindas sebagai akibat dari doktrin hegemoni ras Arya (Sang Rama) terhadap ras kulit berwarna (Rahwana).
Buku lain yang tidak kalah nyelenehnya adalah Trilogi Arjuna mencari cinta karangan Yudhistira ANM Masarrdi (GP Press/2004) yang membingkai kisah cinta Arjuna dengan banyak perempuan yang diadaptasi menjadi kehidupan remaja Jakarta tahun 70an.
Sudut pandang bisa menjadi sangat luas jika kita mempunya referensi yang beragam. Sedangkan referensi yang banyak bisa kita dapatkan dari membaca buku, menonton film, berbicara dengan banyak orang/berdiskusi, atau melakukan perjalanan dengan melihat banyak hal baru. Semakin luas wawawan kita, akan membantu untuk mencari sudut pandang yang lebih sesuai, yang pada akhirnya membuatnya lebih menarik.
Memahami sudut pandang, mirip seperti kita berfoto selfie, kita bisa mengambilnya dari sisi kiri, kanan, atas, atau bawah. Kunci sukses sebuah foto selfie adalah sudut pengambilan gambar yang tepat yang menonjolkan kelebihan dan menyamarkan kekurangan. Dengan kata lain satu obyek yang sama namun hasilnya berbeda. Demikian juga dalam berkarya, khususnya dalam menulis. Semoga saja demikian adanya.
0 notes
Text
MY CHILDHOOD ROLE MODEL: THE BRILLIANT MATILDA
Ketika anak-anak perempuan lain menyukai barbie atau seniman-seniman eye-catchy dari layar kaca, aku jatuh hati dengan karakter gadis perempuan dari film Matilda. Judul film ini diambil dari nama pemeran utama pada film tersebut. This is will be a whole spoiler buat yang belum nonton. Ini film keluaran lama sih. Sinematografinya juga masih klasik ala-ala tahun 90-an. Tapi kisahnya ringan dan menarik lho. Ada sentuhan fantasi dan komedinya juga. Nggak bakal ngebosenin deh.
A Whole Story
Matilda ini seperti si jenius yang terlahir di lingkungan yang salah. Sejak ia masih berada di inkubator bayi di rumah sakit, seakan-akan orang tuanya tidak suka dengan kehadirannya. Kelihatannya orang tuanya tidak menginginkan seorang anak perempuan. Tidak, tidak ada kekerasan fisik dari orang tuanya di sini seperti yang sering kita lihat pada FTV atau dongeng Bawang Merah Bawang Putih. Orang tuanya tetap merawat dan memenuhi segala kebutuhannya, hanya saja Matilda dianggap seperti ‘mainan’ oleh mereka. Tak ada sentuhan kasih sayang maupun perhatian.
Sejak umur 3 tahun, Matilda sudah terbiasa ditinggal sendirian di rumah ketika kedua orang tuanya bekerja dan kakak laki-lakinya pergi sekolah. Berkat keadaan itu, Matilda tumbuh menjadi anak yang sangat mandiri pada usia belia. Dia membuat sendiri panekuknya, bahkan dia bisa mencari alamat suatu tempat dari buku daftar telpon dan alamat. Kemudian setiap menjelang siang, dia menyusuri jalanan umum sendirian menuju perpustakaan.
Yup, Matilda senang sekali membaca buku. Awalnya dia hanya membaca majalah-majalah di meja ruang keluarganya atau buku-buku yang ada di rumah seadanya. Ketika asupan bacaannya habis, dia berencana untuk mencari sumber buku terbesar yaitu perpustakaan. Semakin lama, literasinya meningkat. Yang awalnya hanya membaca buku-buku dongeng dan cerita anak-anak, dia mulai tertarik membaca buku-buku yang lebih berat. Dia haus akan pengetahuan yang ada di dunia.
Oh iya mengenai keluarganya, ibunya berprofesi sebagai penjudi dan ayahnya menipu konsumen dengan menjual mobil-mobil bekas dan memodifikasinya menjadi seperti baru. Keseharian keluarganya ketika sudah selesai beraktivitas adalah menonton TV sambil menikmati makan malam. Jelas, Matilda sangat berbeda dengan keluarganya. Ketika melihat Matilda dengan keluarganya, rasanya sangat kontras. Ayahnya pun tidak suka dengan kebiasaan Matilda yang suka membaca buku dan sok pintar.
Matilda ini sangat nggak sabar buat sekolah, sama kayak aku dulu pengen cepat-cepat sekolah. Dalam bayangan pasti menyenangkan banget ya dapat teman-teman baru, ilmu-ilmu baru, dan guru-guru yang sangat penyayang. Kenyatannya? Zonk wkwk it is fu*king boring dan jadi bikin malas buat sekolah lah pokoknya. Namun Matilda lebih sial. Ayahnya mendaftarkannya ke sekolah yang sangat buruk dan punya kepala sekolah kejam yang membenci anak-anak. Kenapa? Karena murah. Mungkin beberapa ketidakberuntungan itu membawa sesuatu hal positif lain untuk Matilda. Dia punya banyak teman-teman yang ramah dan tentunya wali kelas yang cantik dan baik hati.
Wali kelasnya biasa dipanggil miss Honey oleh murid-muridnya. Dia punya cara mengajar yang berbeda dengan standar kepala sekolah. Pembawaannya saat mengajar sangat sabar dan bisa memompa semangat anak-anak dalam belajar. Ruang kelas ia buat semenyenangkan mungkin dengan menempelkan hasil prakarya, origami-origami, manik-manik, dan lain-lain. Namun ketika si kepala sekolah melakukan pemeriksaan kelas, semua hiasan-hiasan kelas disembunyikan oleh wallpaper membosankan agar mereka semua yang terlibat tidak kena imbas amarah menyeramkan dari orang yang paling berkuasa di sekolah itu.
Seperti kebanyakan anak jenius pada umumnya, Matilda mendapat perhatian lebih dari miss Honey. Dia bisa menghitung angka matematika rumit yang orang dewasa pun harus menghitungnya dengan kalkulator. Sangat semangat jika diberikan soal-soal pelajaran. Miss Honey melihat Matilda adalah seorang anak yang berbakat dan patut mendapat perlakuan khusus agar kemampuannya semakin terasah. Ketika miss Honey datang ke kediaman Matilda untuk memberitahu orang tuanya bahwa Matilda adalah anak yang jenius, orang tuanya tidak tertarik karena orientasi mereka uang. Mereka pikir buat apa memiliki anak cerdas namun tidak bisa menghasilkan uang.
Yang buat menarik lagi, Matilda juga memiliki kemampuan supernatural! Mungkin kejeniusannya lah yang membuatnya bisa mengendalikan sesuatu dengan kekuatan pikiran. Awalnya power-nya hanya sedikit, namun intensitasnya semakin kuat ketika ia terus berlatih. Matilda memanfaatkan keistimewaannya itu untuk menolong teman-temannya dari kecaman ibu kepala sekolah yang galak, miss Agatha, atau kadang untuk ‘balas dendam’ ke orang tuanya. Matilda hanya membocorkan rahasianya itu ke guru favorite-nya, miss Honey.
Misi utamanya adalah mengusir miss Agatha dari sekolah. Matilda sudah tidak tahan lagi dengan kekejamannya. Semua itu bermula ketika Matilda memberanikan diri untuk memasuki rumah miss Agatha diam-diam bersama miss Honey untuk mencari boneka kesayangan miss Honey. Mereka nyaris ketahuan dan untungnya berhasil keluar dari rumah itu dengan selamat walaupun boneka itu tak sempat ditemukan.
Nekat, Matilda memutuskan untuk pergi sendirian kembali ke kediaman miss Agathadi malam dingin. Angin pun bertiup sangat kencang kala itu. Dengan kekuatan ajaibnya, Matilda menakut-nakuti miss Agatha yang takut dengan hantu. Membuat seolah-olah rumah yang ditinggalinya, yang sesungguhnya adalah rumah kediaman orang tua miss Honey itu dihantui oleh mendiang ayah dari miss Honey. Pikir Matilda ia telah menyelesaikan misinya. Ia berhasil mengambil boneka kesayangan miss Honey dan sempat-sempatnya mengambil dua butir cokelat milik miss Agatha. Namun naasnya, pita Matilda lepas dari ikatannya. Kemudian terbang terbawa angin dan tersangkut di spion mobil butut miss Agatha. Miss Agatha tau Matilda lah pelakunya! Sudah dapat dipastikan bahwa esok hari, Matilda akan mendapatkan nasib buruk.
Esok hari miss Agatha mengumpulkan anak-anak dari kelas Matilda. Memancing mereka untuk mengakui perbuatan nakal kemarin malam. Oh aku lupa, miss Agatha juga suka mengurung anak-anak tak bersalah di ‘penjara anak’ buatannya. Tempatnya seperti peti mati. Banyak paku-paku besar menyembul dari kayunya yang sudah lapuk. Ditambah lagi baunya. Seperti kaus kaki orang gemuk yang bertahun-tahun tidak dicuci. Matilda pernah dikurung di sana. Alasannya tidak ada. Hanya sedang sial saja tiba-tiba menjadi sasaran emosi sang kepala sekolah. Untungnya miss Honey menyelamatkannya.
Akan tetapi bukan soal itu sekarang. Matilda mulai blak-blakkan soal kekuatannya. Ia menggunakannya saat itu untuk memberi pelajaran kepada kepala sekolahnya itu. Setelah miss Agatha setengah babak belur, seisi sekolahpun ikut-ikutan melemparnya dengan berbagai macam makanan hingga berjalan pontang-panting keluar dari sekolah. Yeah para murid menang! Kebebasan di tangan mereka!
Kehidupan sekolah Matilda sudah damai. Ia sering bermain ke rumah miss Honey. Namun tiba-tiba orang tuanya menjemputnya, diikuti suara sirine mobil polisi di belakangnya. Kedok orang tuanya ketahuan! Matilda tidak ingin ikut dan meminta orang tuanya agar ia diadopsi oleh miss Honey. Kesepakatan disetujui dan berkas-berkas sudah ditandatangani. Matilda sudah resmi menjadi anak asuh miss Honey. Kini mereka berdua hidup bahagia selama-lamanya.
Hal yang Kusukai dari Matilda
Memiliki hobi membaca buku
Lihat deh gambar ini. Matilda yang dari kecil suka membaca buku bikin aku ingin memiliki kegemaran yang sama. Auranya kalem dan jenius gitu kan. Waktu itu aku juga jadi ikutan suka baca buku karena dia. Jika ke sekolah selalu membawa buku bacaan. Sok-sokan pengen punya hobi membaca padahal mah yeelah buku itu hal yang membosankan dan sukar dimengerti untukku kala itu. Habis ngeliat Matilda baca buku rasanya keren aja gitu. Saat itu teman-temanku kagum dengan kelakuanku yang selalu membaca novel tebal setiap hari. Katanya “buset, kuat Lid bacanya?”. Kenyatannya aku nggak kuat. Niat bawa buku tebal cuma pengen dianggap pintar aja hahaha. Semakin kebiasaan itu tertanam, rasanya ada yang kurang jika kemana-mana tidak membawa buku. Jenis bacaanku semakin berat dan aku selalu haus akan pola pikir baru. Kegiatan membaca tidak lagi menjadi sesuatu yang sulit untukku. Aku juga memiliki jurus-jurus dan kiat-kiat sendiri saat membaca buku dengan topik-topik berat.
Memakai pita merah
Tidak hanya membaca buku, ciri khas Matilda lain yang aku ikuti adalah memakai pita merah. Asesoris yang menjadi keunikan Matilda ini nyaris mengambil alih caraku dalam berpakaian. Pokoknya apapun bajunya, pakainya pita merah. Mungkin teman-teman yang satu sekolah denganku saat masih SMP engeh dengan ‘caper’nya gayaku waktu itu. Berpura-pura menjadi gadis berpita merah, suka membaca buku, jenius, dan punya kepribadian yang swag adalah jalan ninjaku sebelum aku ditampar dengan realita wkwk. Sekarang warna merah dalam fashion-ku tak melulu soal asesoris kepala. Aku tipe perempuan yang untuk urusan penampilan lebih gampang untuk jatuh cinta sama tas. Jadi tiap lihat tas merah selalu deh lapar mata.
Berbeda sendiri dari keluarganya namun dia memiliki pendirian
Sempet mikir kayaknya Matilda itu anak yang tertukar deh. Kok bisa-bisanya dia dilahirkan di lingkungan yang seperti ini. Dan kelihatannya tak satupun dari kedua orang tuanya yang memiliki genetik untuk menghasilkan anak secerdas Matilda. Matilda tidak menyukai apa yang disukai oleh keluarganya. Pikirannya tidak teracuni oleh pola pikir materialistik orang tuanya. Dia memiliki dunianya sendiri. Bahkan dia siap menjawab dengan sarkas jika dia memiliki pendapat yang berbeda dengan orang tuanya.
Mandiri sejak kecil
Ini salah satu sifat Matilda yang ingin kumiliki juga. Scene Matilda kecil yang sedang membuat panekuk di dapur saat ditinggal oleh kedua orang tuanya bekerja dan kakak laki-lakinya sekolah atau mencari lokasi gedung perpustakaan sendirian bikin self-esteem-ku meningkat. Ingin bisa mengandalkan diri sendiri dalam segala hal. Salah satunya bepergian seorang diri. Kelihatannya kemandirian Matilda menularnya berlebihan untukku. Namun positifnya, aku merasa nyaman jika sendirian. Aku jadi bisa mengandalkan diriku sendiri oleh berbagai situasi.
Saking jeniusnya, dia bisa mengendalikan barang-barang dengan kekuatan pikiran
Siapa sih yang masa kanak-kanaknya tidak memiliki impian memiliki kekuatan ajaib? Entah robot, pahlawan super, atau ibu peri. Sayangnya yang begituan impossible banget untuk manusia-manusia normal kek kita-kita. But I still believe it, di luar sana ada manusia dengan kekuatan ini. Hei, dunia ini penuh dengan hal-hal supranatural. Dulu saking sukanya sama magic, aku suka beli barang-barang yang mirip tongkat sihir lalu berpura-pura mengucapkan mantra. Bahkan... Aku sampai memakai sayap kupu-kupu mainan milik adik saking sukanya. Umurku saat itu 12 tahun btw.
Kejailannya bikin kita semua nyengir
Beberapa kali Matilda suka mengisengi orang-orang yang suka bikin dia gondok. Yang paling sering menjadi sasarannya adalah ayahnya. Jailnya dia ini cerdik. Bikin kita mikir “eh kok bisa ya kepikiran hal kreatif kayak gitu?”. Favorite-ku sih teteup pas dia meracik minyak rambut milik ayahnya. Kesannya kayak pintar aja gitu tahu bahan-bahan kimia jika disatukan akan seperti apa. Hasilnya bikin terpingkal-pingkal.
Pelajaran yang dapat kita petik dari film Matilda
Orang tua Matilda memiliki skill parenting 0
Kita semua tahu bahwa meninggalkan anak bayi di bawah satu tahun sendirian di dalam mobil adalah suatu tindakan yang amat bodoh. Atau membiarkan anak menjaga rumah di bawah umur 5 tahun juga sangat berisiko. Atau... memiliki anak yang pandai dan suka membaca adalah impian semua orang tua. Namun itu tak berlaku untuk mereka. Mereka hanya mengurus Matilda sebagaimana anak-anak manusia pada umumnya. Memberi makan, memberinya kamar, membelikannya barang-barang dan pakaian yang layak. Sayangnya untuk psikis dan bobot perkembangan karakter anak sangat-amat underrated. Satu-satunya kebijakan orang tua Matilda adalah dengan menyerahkan hak asuh anak gadis mereka satu-satunya kepada miss Honey.
Menjadi seseorang yang independen itu bagus
Kamu bisa menjadi seorang yang independen sejak usia belia. Namun bukan berarti kamu completely loss dari pengawasan orang tua. Anak kecil rentan menjadi korban kriminal seperti penculikan. Keuntungan menjadi seseorang yang independen adalah kalian lebih mudah untuk mandiri dan berani melakukan segalanya sendiri. Kamu akan merasa lebih percaya diri ketika sedang berhadapan dengan masalah dan tidak ada orang yang bisa kau andalkan.
Kita bisa memilih circle pertemanan kita tapi tidak bisa memilih di keluarga mana kita akan dilahirkan
Matilda sangat berbeda dengan keluarganya. Seringnya seorang anak yang awalnya jenius ‘dibunuh’ karakternya oleh orang tuanya sendiri. Kita bisa melawan ketika yang menyerang adalah orang di luar rantai keluarga inti kita, tapi sulit ketika itu adalah orang yang sedari kecil sudah menjadi panutan untuk dijadikan contoh serta nasihat-nasihat darinya. Ketika kita lihat film Matilda, sepertinya sangat jarang kita menemukan anak seperti ini. Mental Matilda seolah terbentuk dengan sendirinya sehingga memiliki fondasi pembentukan karakter yang anti goyah. Tapi kutipan bijak yang sering kita dengar adalah, anak emas selalu lahir di lingkungan yang salah. Atau anak emas selalu memiliki masalah yang berbeda.
Seorang guru dapat membentukmu menjadi seseorang yang lebih baik lagi atau malah menghancurkanmu
Waktu anak-anak biasanya lebih banyak dihabiskan di lingkungan sekolah daripada di rumah. Belum lagi jika setelah pulang sekolah dimanfaatkan untuk bergaul lebih banyak seperti mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Bayangkan jika seorang guru yang kita harapkan akan menjamin terdidiknya anak-anak kita malah justru menghancurkan masa depannya. Guru adalah orang tua kedua bagi anak-anak. Sepatutnya mereka melindungi dan megontrol perkembangan murid-muridnya. Kita bisa melihat dedikasi yang tinggi profesi seorang guru dari miss Honey, yang patut kita teladani dan pantas menjadi idola para murid. Atau sialnya anak-anak kita mendapat guru seperti miss Agatha?
Jangan mencari pekerjaan yang membuatmu berakhir di penjara
Mencari uang dengan cara tidak jujur memang cepat membuat kita kaya raya. Namun yakin apakah dengan kehidupan itu kalian bisa tidur dengan tenang setiap malamnya bersama perasaan insecure kalau-kalau dosa kalian akan ketahuan? Selain merugikanmu, kamu juga akan merugikan anak cucumu. Karir orang tua Matilda tidak patut kita contoh.
Nah itu dia semua yang bisa aku jabarin dari film kesayanganku yang satu ini. Panjang ugha ya. Mungkin suatu saat nanti kalau aku punya anak, aku bakal mengenalkan sosok Matilda pada mereka. Kalau punya anak perempuan, bakal aku dandanin seperti Matilda haha.
📷: Reena’s Blog
0 notes
Text
Rumah Tua Narti
“Bukk” tiba-tiba mobil sedan putih keluaran 90an yang kukendarai menabrak sebuah benda keras yang berada di depan. Entah apa itu, sepertinya aku tidak melihat apa-apa tadi. Tapi syukurlah kepalaku tidak terbentur, jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan selain penyok pada badan mobilku tentunya. Tapi ketika aku hendak bangkit dan keluar memeriksa keadaan mobil, seketika kurasakan sakit yang teramat sangat di bagian perutku. Tiba-tiba darah segar mengalir bercucuran dari paha hingga mata kaki. Apa yang terjadi denganku? Lalu semua gelap dan aku tak sadarkan diri.
Ketika tersadar, aku sudah berada di sebuah ruang serba putih dengan jarum insfus yang terpasang di tangan kiriku. Sepertinya aku dilarikan ke sebuah rumah sakit oleh seseorang yang menemukanku di tempat kejadian tadi. Aku penasaran. Ingin segera bertemu dan mengucapkan terima kasih kepadanya.
Kulihat seorang suster berwajah ayu masuk membawa nampan berisi botol kecil dan jarum suntik. Sepertinya ia hendak memberikan suntikan kepadaku. Benar saja, ia melangkah mendekatiku.
“Sus, bagaimana saya bisa berada di sini? Siapa yang membawa saya kemari?” Sambar saya kepada suster itu tanpa basa-basi.
“Ooh tadi ada seorang wanita berambut panjang dengan tahi lalat yang besar di bagian atas alis kanannya yang membawa ibu kemari, namun beliau langsung pergi setelah memastikan ibu ditangani dan membayar semua tagihan rumah sakit.”
“Siapa namanya sus?”
“Wah maaf bu, saya kurang tahu. Ibu itu tidak memberitahukan namanya, pun ketika membayar tagihan beliau hanya membubuhkan tanda tangan saja tanpa disertai nama terang. Namun sepertinya rumah beliau tidak jauh dari sini, karena tadi saya melihat beliau pulang dengan berjalan kaki. Permisi saya suntik lengannya ya bu.”
“Oh iya sus, silakan. Terima kasih atas informasinya ya sus.”
“Sama-sama bu.” Kemudian suster itupun keluar setelah memberikan suntikan kepadaku.
Aku masih bertanya-tanya, siapakah gerangan seseorang yang begitu mulia hatinya mau menolong orang asing yang terkena musibah tanpa pamrih? Sungguh sangat jarang orang seperti itu di jaman sekarang ini.
Tak lama kemudian gantian dokter yang masuk ke dalam ruanganku.
“Bagaimana keadaannya bu, apakah sudah merasa baikan atau masih ada sakit yang dirasakan?”
“Saya baik-baik saja dok.”
“Syukurlah kalau begitu. Beruntung ibu segera dilarikan ke rumah sakit pada saat yang tepat, sehingga pendarahan yang terjadi tidak fatal dan bayi ibu bisa dilahirkan dengan selamat.”
“Pendarahan? Bayi? Tapi.. Saya kenapa dok?”
“Wah ibu ini pintar bercanda rupanya, tadi ibu mengalami kecelakaan yang menyebabkan kandungan ibu terkena benturan dan mengalami pendarahan. Kemudian kami melakukan operasi cessar sebagai tindakan penyelamatan ibu dan bayi setelah mendapat persetujuan dari saudara ibu yang membawa ibu ke sini tadi. Syukurlah kami bisa menyelamatkan ibu dan juga bayi ibu”
“Saudara yang mana dok? dan apa maksudnya dengan operasi cessar?
“Loh, bukankah wanita berambut panjang tadi adalah saudara ibu? Bayi ibu juga sudah dibawa beliau tadi karena ibu tak kunjung sadarkan diri. Mau dibawa ke tempat ayahnya kata beliau. Iya benar, tadi kami melakukan operasi cessar sementara ibu tidak sadarkan diri”
“Tapi dok.. Saya tidak hamil.”
“Hahaa.. Masa ibu lupa kalau sedang mengandung?” jawab dokter itu santai seperti aku sedang mengajaknya bercanda. “Atau mungkin saja ibu hanya sedikit syok dan butuh waktu istirahat lebih lama lagi. Baiklah lebih baik sekarang ibu tenangkan pikiran dan beristirahat kembali. Saya permisi dulu ya bu”.
“Tapi dok..” Ucapku tertahan urung memanggil dokter yang telah melangkah pergi itu untuk kembali.
Aku masih saja tak habis pikir. “Hamil? Cessar? Bayi?” Bagaimana mungkin aku bisa hamil sedangkan aku saja belum menikah? dan.. Ah semuanya sungguh tidak dapat masuk dalam logikaku. Aku harus segera pulih agar bisa secepatnya keluar dari rumah sakit dan mencari perempuan yang telah menolongku dan mengaku sebagai saudaraku tadi. Semoga beliau akan bisa menjawab semua kebingunganku ini.
Akhirnya aku diperbolehkan pulang setelah dua hari dirawat. Kutelusuri jalanan sekitar rumah sakit berharap menemukan sebuah petunjuk. Dan ya, aku menemukannya.
Kulihat mobil putihku terparkir rapi di sebuah halaman rumah yang sangat besar namun terlihat sudah tua usianya. Dan aku ingat betul, tepat di jalan seberang rumah itulah mobilku menabrak benda keras. Aku bergegas mendekati rumah itu untuk mencari tahu. Ku ketuk pintu rumah yang sudah usang dan mulai lapuk itu namun tak ada jawaban pasti, hanya terdengar sayup-sayup suara bayi menangis dari dalam rumah. Kembali ku ketuk pintu berharap mendapat respon dari seseorang di dalam sana. Kali ini ku ketuk lebih keras pintu itu sambil mengucapkan salam.
Kemudian sosok kakek keluar dari gubuk kecil yang terletak tepat di sebelah rumah besar itu. Kakek itu kemudian menghampiriku.
“Cari siapa neng?”
“Yang punya rumah ini kek. Kakek kenal?”
“ Ya, kakek mengenalnya. Tapi yang punya rumah ini sudah pergi sejak lama neng.”
“Maksud kakek?”
“Dulu rumah ini ditinggali oleh keluarga kecil yang bahagia, sampai pada akhirnya musibah itu terjadi.”
“Musibah apa kek? Tolong kakek ceritakan kepada saya”
“Mereka mengalami kecelakaan.”
“Dulu, tepat di jalan seberang rumah ini terdapat pohon yang sangat besar. Waktu itu malam hari dan hujan lebat. Narti dan suaminya baru pulang dari dokter memeriksakan kandungannya yang sudah membesar. Namun karena hujan yang sangat lebat mungkin suami Narti tidak dapat melihat dengan jelas apa yang ada di depan mereka. Hingga akhirnya mobil mereka menabrak pohon besar itu dan mereka semua langsung meninggal di tempat kejadian. Saat dilarikan ke rumah sakit, nyawa Narti dan suaminya memang sudah tidak dapat ditolong lagi, namun kami berharap bisa menyelamatkan bayi yang sedang di kandung Narti. Tapi malang, bayi itu pun ikut meninggal bersama ibu dan ayahnya sebelum sempat dilahirkan.
Kemudian kami menebang pohon besar itu berharap tak ada kejadian serupa terulang kembali.
Sejak saat itu rumah ini kosong dan sering kali terdengar suara tangis perempuan seperti suara Narti yang memanggil-manggil anaknya. Terkadang juga terdengar suara berisik seperti ada orang yang sedang bertengkar. Warga sini meyakini suara itu adalah suara arwah Narti dan suaminya yang bertengkar karena lelah mencari-cari anak mereka.
"Kakek tidak takut tinggal di sebelah rumah ini” sebuah pertanyaan konyol tiba-tiba saja terlontar dari mulutku. Sebenarnya pertanyaan ini hanya sebagai pengalih dari ketakutanku sendiri, sebab aku mulai merasa ngeri mendengarkan cerita kakek tentang kisah penghuni rumah ini.
“Enggak lah neng, Narti dan suaminya adalah orang baik. Kakek percaya mereka tidak akan mengganggu kakek dan warga sekitar sini. Mereka mungkin hanya masih merasa resah mencari-cari bayi mereka yang entah dimana keberadaannya. Tapi dua hari yang lalu sepertinya suara tangis Narti dan keributan dari dalam rumah ini sudah hilang neng. Justru digantikan dengan suara tangis bayi dan tawa-tawa kecil Narti. Sepertinya mereka sudah menemukan bayi mereka kembali.”
“Deg” degup jantungku serasa berhenti mendengar ucapan kakek barusan. Dua hari yang lalu adalah hari dimana dokter menyampaikan kelahiran bayiku yang aku bahkan tidak merasa mengandungnya. Apakah mungkin.. Sebentar, biar kupastikan terlebih dahulu.
“Kakek, seperti apa Narti itu? Apakah ia cantik dan berambut panjang?”
“Iya neng, Narti sangat cantik. Rambutnya hitam dan panjang. Ia juga memiliki tahi lalat yang besar di bagian atas alis kanannya.”
Sontak aku terkejut mendengar jawaban kakek itu. Seketika nafasku tercekat dan kepalaku mulai terasa berat. Gelap, semuanya menghitam.
“Beeep.. Beeep..” terdengar nada pesan masuk dari ponselku disertai sebuah getaran. Aku membuka mata dan kudapati diriku tertidur di kursi baca di samping tempat tidurku. Ah, syukurlah aku hanya bermimpi.
Kemudian saat aku ingin mengambil ponsel di pangkuanku, aku melihat sebuah novel yang baru sempat kubaca di halaman awalnya saja. Aku kembali diselimuti rasa takut ketika membaca ulang judul novel itu “Rumah Tua Narti”, Lalu tiba-tiba aku merasakan sakit yang teramat sangat di bagian perutku dan darah segar mengalir bercucuran dari paha hingga mata kakiku.
“Tidaaaak..”
3 notes
·
View notes
Text
Threesome Sama Teman dan Pacarnya
Istana Cerita-Hal ini kualami secara tidak sengaja, ketika aku menceritakan cerita seks ini aku sudah menjadi maniak seks lesbian, dan kurasakan seks sejenis itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hal ini membuatku ketagihan seks, meskipun awalnya kualami itu aku merasakan sangat tidak nyaman namun lama-kelamaan aku merasakan juga kenikmatan dalam berhubungan seks. Akhirnya bisa kuceritakan cerita dewasa seks ini. Ok kenalin dulu ya, nama saya Dinda, sebenarnya itu bukan nama asli saya. menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML. Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar. Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya.. “Gile, jembut Dinda lebat banget” Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu. “Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki. “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku. “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera. Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya. “Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera. “Nggak berani, takut lecet” jawabku. “Sini gue bantuin” kata Vera. Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku. “Bagus kan?” kata Vera. Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku. “Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera. “Iya, kok tau?” “Vagina elo rapat banget” kata Vera. Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku. “Ooh, Vera, geli ah” Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya. “memek kamu wangi” “Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat. Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil.. “Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?” Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka. “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia. “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky. “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum. “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama. Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya. “Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?” “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya. “Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera. “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya. “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran. “Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu” “Ah gila loe Vera” jawab saya. “Mau enggak?” desak Vera. “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran. “Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera. “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan. “Mau sekarang di rumahku?” kata Vera. “Boleh” Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon. “Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum. Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo. Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu. Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku. Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk Ngeseks dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur. Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit. “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. kontolAlex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku. “Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak. “Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa. Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu. Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex. Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang. Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera. Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku. Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex. Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngeseks dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku. Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera. Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri. DIBACA JUGA ARTIKEL DI BAWAH INI Market Update Internasional 23 Januari 2019 Cerita Seks Kisah Ngentot Pertama Kalinya Cerita Dewasa Kehilangan Perawan Di Tangan Adikku Read the full article
0 notes
Text
Threesome Sama Teman dan Pacarnya
Istana Cerita-Hal ini kualami secara tidak sengaja, ketika aku menceritakan cerita seks ini aku sudah menjadi maniak seks lesbian, dan kurasakan seks sejenis itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hal ini membuatku ketagihan seks, meskipun awalnya kualami itu aku merasakan sangat tidak nyaman namun lama-kelamaan aku merasakan juga kenikmatan dalam berhubungan seks. Akhirnya bisa kuceritakan cerita dewasa seks ini. Ok kenalin dulu ya, nama saya Dinda, sebenarnya itu bukan nama asli saya. menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML. Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar. Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya.. “Gile, jembut Dinda lebat banget” Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu. “Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki. “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku. “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera. Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya. “Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera. “Nggak berani, takut lecet” jawabku. “Sini gue bantuin” kata Vera. Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku. “Bagus kan?” kata Vera. Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku. “Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera. “Iya, kok tau?” “Vagina elo rapat banget” kata Vera. Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku. “Ooh, Vera, geli ah” Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya. “memek kamu wangi” “Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat. Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil.. “Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?” Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka. “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia. “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky. “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum. “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama. Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya. “Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?” “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya. “Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera. “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya. “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran. “Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu” “Ah gila loe Vera” jawab saya. “Mau enggak?” desak Vera. “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran. “Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera. “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan. “Mau sekarang di rumahku?” kata Vera. “Boleh” Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon. “Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum. Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo. Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu. Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku. Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk Ngeseks dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur. Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit. “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. kontolAlex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku. “Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak. “Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa. Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu. Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex. Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang. Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera. Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku. Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex. Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngeseks dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku. Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera. Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri. DIBACA JUGA ARTIKEL DI BAWAH INI Market Update Internasional 23 Januari 2019 Cerita Seks Kisah Ngentot Pertama Kalinya Cerita Dewasa Kehilangan Perawan Di Tangan Adikku Read the full article
0 notes
Text
Threesome Sama Teman dan Pacarnya
Istana Cerita-Hal ini kualami secara tidak sengaja, ketika aku menceritakan cerita seks ini aku sudah menjadi maniak seks lesbian, dan kurasakan seks sejenis itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hal ini membuatku ketagihan seks, meskipun awalnya kualami itu aku merasakan sangat tidak nyaman namun lama-kelamaan aku merasakan juga kenikmatan dalam berhubungan seks. Akhirnya bisa kuceritakan cerita dewasa seks ini. Ok kenalin dulu ya, nama saya Dinda, sebenarnya itu bukan nama asli saya. menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML. Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar. Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya.. “Gile, jembut Dinda lebat banget” Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu. “Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki. “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku. “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera. Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya. “Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera. “Nggak berani, takut lecet” jawabku. “Sini gue bantuin” kata Vera. Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku. “Bagus kan?” kata Vera. Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku. “Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera. “Iya, kok tau?” “Vagina elo rapat banget” kata Vera. Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku. “Ooh, Vera, geli ah” Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya. “memek kamu wangi” “Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat. Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil.. “Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?” Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka. “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia. “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky. “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum. “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama. Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya. “Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?” “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya. “Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera. “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya. “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran. “Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu” “Ah gila loe Vera” jawab saya. “Mau enggak?” desak Vera. “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran. “Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera. “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan. “Mau sekarang di rumahku?” kata Vera. “Boleh” Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon. “Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum. Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo. Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu. Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku. Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk Ngeseks dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur. Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit. “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. kontolAlex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku. “Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak. “Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa. Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu. Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex. Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang. Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera. Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku. Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex. Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngeseks dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku. Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera. Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri. DIBACA JUGA ARTIKEL DI BAWAH INI Market Update Internasional 23 Januari 2019 Cerita Seks Kisah Ngentot Pertama Kalinya Cerita Dewasa Kehilangan Perawan Di Tangan Adikku Read the full article
0 notes
Text
100+ Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Lembut Dari Bahasa Arab, Jawa, Hingga Sansekerta
100+ Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Lembut Dari Bahasa Arab, Jawa, Hingga Sansekerta
Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Lembut – tanyanama.com. Rangkaian nama untuk si kecil memang perlu dipersiapkan dari jauh hari sebelum kelahiran si kecil. Sebaiknya sebelum persalinan tiba atau saat kehamilan sudah memasuki usia trimester ketiga Bunda sudah menyiapkan nama yang indah untuknya. Tak hanya menjadi identitas baginya, nama juga menjadi doa dan harapan kedua orang tua. Apakah Bunda…
View On WordPress
#Nama Anak Perempuan Unik#Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Lembut Islami#Nama Bayi Perempuan Imut Dan Cantik#nama bayi perempuan modern#Nama Bayi Perempuan Terindah Di Dunia#Nama Bayi Perempuan Yang Artinya Cantik Dan Pintar#Rangkaian Nama Bayi Perempuan Islami Yang Cantik
0 notes
Text
Threesome Sama Teman dan Pacarnya
Istana Cerita-Hal ini kualami secara tidak sengaja, ketika aku menceritakan cerita seks ini aku sudah menjadi maniak seks lesbian, dan kurasakan seks sejenis itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hal ini membuatku ketagihan seks, meskipun awalnya kualami itu aku merasakan sangat tidak nyaman namun lama-kelamaan aku merasakan juga kenikmatan dalam berhubungan seks. Akhirnya bisa kuceritakan cerita dewasa seks ini. Ok kenalin dulu ya, nama saya Dinda, sebenarnya itu bukan nama asli saya. menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML. Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar. Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya.. “Gile, jembut Dinda lebat banget” Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu. “Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki. “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku. “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera. Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya. “Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera. “Nggak berani, takut lecet” jawabku. “Sini gue bantuin” kata Vera. Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku. “Bagus kan?” kata Vera. Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku. “Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera. “Iya, kok tau?” “Vagina elo rapat banget” kata Vera. Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku. “Ooh, Vera, geli ah” Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya. “memek kamu wangi” “Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat. Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil.. “Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?” Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka. “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia. “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky. “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum. “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama. Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya. “Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?” “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya. “Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera. “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya. “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran. “Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu” “Ah gila loe Vera” jawab saya. “Mau enggak?” desak Vera. “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran. “Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera. “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan. “Mau sekarang di rumahku?” kata Vera. “Boleh” Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon. “Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum. Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo. Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu. Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku. Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk Ngeseks dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur. Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit. “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. kontolAlex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku. “Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak. “Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa. Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu. Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex. Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang. Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera. Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku. Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex. Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngeseks dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku. Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera. Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri. DIBACA JUGA ARTIKEL DI BAWAH INI Market Update Internasional 23 Januari 2019 Cerita Seks Kisah Ngentot Pertama Kalinya Cerita Dewasa Kehilangan Perawan Di Tangan Adikku Read the full article
0 notes
Text
Nama Anak Perempuan Cantik Dan Pintar Terlengkap
Nama Anak Perempuan Cantik Dan Pintar Terlengkap
Nama Anak Perempuan Cantik Dan Pintar – namaanakperempuan.net. Dalam memberikan nama untuk sikecil bukanlah perkara yg mudah. Mengapa? Karena kita sebagai orang tua harus jeli & pandai dalam memilihkannya. Apalagi calon anak kita ini perempuan. Untuk menentukan namanya pun harus indah dan bagus. Karena nama yang cantik akan menambah kepercayaan diri si anak kelak.
Nah, apabila Ayah/Ibu sedang…
View On WordPress
#Daftar Nama Bayi Perempuan Cantik Dan Pintar#ide nama bayi cantik dan pintar#inspirasi nama bayi perempuan cantik dan pintar#kumpulan nama anak perempuan yang cantik dan pintar#Nama Anak Perempuan Cantik Dan Pintar#Nama Anak Perempuan Cantik Dan Pintar Terlengkap#nama bayi perempuan yang cantik dan cerdas#pilihan nama anak cewe cantik dan pintar#Rangkaian Nama Anak Perempuan Cantik Dan Pintar#Referensi nama anak yang cantik dan pintar
0 notes
Text
Threesome Sama Teman dan Pacarnya
Istana Cerita-Hal ini kualami secara tidak sengaja, ketika aku menceritakan cerita seks ini aku sudah menjadi maniak seks lesbian, dan kurasakan seks sejenis itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hal ini membuatku ketagihan seks, meskipun awalnya kualami itu aku merasakan sangat tidak nyaman namun lama-kelamaan aku merasakan juga kenikmatan dalam berhubungan seks. Akhirnya bisa kuceritakan cerita dewasa seks ini. Ok kenalin dulu ya, nama saya Dinda, sebenarnya itu bukan nama asli saya. menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML. Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar. Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya.. “Gile, jembut Dinda lebat banget” Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu. “Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki. “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku. “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera. Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya. “Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera. “Nggak berani, takut lecet” jawabku. “Sini gue bantuin” kata Vera. Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku. “Bagus kan?” kata Vera. Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku. “Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera. “Iya, kok tau?” “Vagina elo rapat banget” kata Vera. Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku. “Ooh, Vera, geli ah” Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya. “memek kamu wangi” “Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat. Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil.. “Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?” Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka. “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia. “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky. “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum. “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama. Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya. “Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?” “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya. “Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera. “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya. “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran. “Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu” “Ah gila loe Vera” jawab saya. “Mau enggak?” desak Vera. “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran. “Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera. “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan. “Mau sekarang di rumahku?” kata Vera. “Boleh” Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon. “Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum. Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo. Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu. Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku. Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk Ngeseks dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur. Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit. “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. kontolAlex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku. “Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak. “Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa. Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu. Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex. Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang. Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera. Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku. Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex. Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngeseks dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku. Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera. Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri. DIBACA JUGA ARTIKEL DI BAWAH INI Market Update Internasional 23 Januari 2019 Cerita Seks Kisah Ngentot Pertama Kalinya Cerita Dewasa Kehilangan Perawan Di Tangan Adikku Read the full article
0 notes
Text
Mama Oktan
Hari yang istimewa. Hari bahagia yang ditunggu oleh semua anggota keluarga. Bahkan dunia siap untuk menyambut kehadirannya. Bayi mungil itu menangis sejadi-jadinya. Kala itu merupakan kali pertama ia menyeruak dari ruangan hangat berselimut sel darah. Ruang ternyaman yang pernah ia rasakan selama hidupnya. Ya, rahim ibu memang tempat paling nyaman sebelum kita bertemu kerasnya kehidupan luar. Tangisannya tak kunjung berhenti. Memekikan telinga siapa saja yang ada di sekelilingnya. Meski tangisnya memecah ruangan, tetap takan mampu mengurangi rasa bahagia seluruh anggota keluarganya.
10 Oktober 1995. Hari itu menjadi hari spesial. Tepat pukul delapan pagi ia hadir di tengah kehidupan mereka. Suster membersihkan badan mungilnya dengan penuh kehati-hatian. Kemudian digendongnya, lalu ia berikan pada sosok wanita lembut yang tengah duduk di atas ranjang serba putih itu. Wanita itu menerimanya sambil menyeka bulir air mata di pipinya. Ya, ini merupakan kali pertama dirinya hadir di antara kehangatan mereka. Mereka yang hingga saat ini memberikan support terbaik terhadap apapun yang menjadi pilihan hidupnya. Yap benar, hari itu merupakan hari kelahirannya. Pertama kali ia bertemu dengan malaikat yang telah melindungi dirinya selama 9 bulan lamanya Melindungi dari segala rasa terik matahri, dinginnya malam hingga sakitnya lara.
Oktan, begitulah mereka memanggilnya dengan akrab. Nama itu mereka berikan bukan karena ia merupakan anak ke delapan, seperti arti oktan dalam bahasa keilmuan. Melainkan karena ia dilahirkan tepat di bulan Oktober. Oktania Abinerya adalah nama lengkap yang diberikan oleh sang ayah. Genap sudah kebahagiaan yang dirasa oleh kedua orang tuanya. Sebab di bulan Oktober pula merupakan hari jadi pernikahan mereka. Oktan dibesarkan dari keluarga serba berkecukupan. Yah bukan hanya namanya yang terdengar seperti laki-laki, namun Oktan memang tomboy. Entah dari mana ia mewarisi sifat itu. Walau begitu, baik orang tua maupun kakak-kakaknya begitu menyayangi Oktan.
Dua tahun berlalu begitu cepat. Oktan mulai belajar berjalan selangkah demi selangkah. Ia juga sudah bisa memanggil Mamah, Papah dan kakak dengan logat lucunya. Oktan senang karena ketiga kakaknya sangat sayang dengannya, meski usia mereka berempat saling terpaut cukup jauh. Yah, kak Lina si sulung yang baik hati dan disiplin ini usianya terpaut 13 tahun dengan Oktan. Sungguh jarak yang sangat jauh.
Hari-hari bahagia mereka lalui dengan canda tawa dirumah beratap bak permadani itu. Hingga suatu ketika di pertengahan tahun kedua Oktan ada di dunia ini, terdapat suatu kabar yang mengkhawatirkan sang mama. Mama Oktan sudah tidak sanggup merawat Oktan dan kakak-kakaknya. Sebab mama Oktan harus lebih banyak istirahat agar tidak mudah lelah. Ya, sang mama didiagnosa menderita tumor saraf otak yang sudah memasuki stadium 2. Sejak saat itu, satu per satu masalah datang silih berganti pada keluarga yang harmonis ini. Terutama perubahan yang terjadi pada sang ayah. Ia menjadi lebih sering pulang larut malam dan menyerahkan tanggung jawab anak-anak pada pengasuh di rumah.
Oktan tak pernah menyangka bahwa masa kecilnya akan ia jalani seperti ini. Hingga 3 tahun kemudian, mama Oktan dijemput terlebih dahulu oleh Tuhan. Terbayang bagaimana terpuruknya Oktan beserta ketiga kakaknya. Usia mereka masih sangat muda, terlebih Oktan yang masih balita saat itu. Diusianya yang masih belia, samar-samar Oktan mengingat raut muka sang mama.
Tanpa terasa, kini ia sudah tumbuh menjadi gadis cantik yang akan menginjak bangku SMP. Oktan menjalani hari-harinya dengan belajar, belajar dan hanya belajar. Prestasi yang ia dapat selama ini begitu membanggakan sang ayah dan kakak-kakaknya. Meski nilai rapor Oktan selalu bagus, terselip kesedihan setiap kali acara pembagian rapor berlangsung. Oktan ingin sekali bila sang mama yang hadir dalam mengambil rapornya seperti teman-temannya yang lain. Namun apa daya, kak Lina lah yang selalu menggantikan peran mama selama ini. Kala itu, Oktan masih belum cukup tegar menghadapi situasi ini. Tak jarang teman-temannya memanggil kak Lina dengan sebutan ‘tante’, karena mereka mengira bahwa ia adalah mama dari Oktan. Makhlum saja, sebab raut muka kak Lina sangat mirip dengannya dibandingkan kakaknya yang lain dan usia mereka berdua memang terpaut sangat jauh. Oktan cukup lelah untuk menjelas kepada teman-temannya bahwa kak Lina bukanlah mamanya.
“Haloo, tante..” sapa segerombol teman Oktan ketika kak Lina mengambil rapor.
“Haii kalian, apa kabar?” sahut kak Lina dengan ramahnya.
“Baik kok tan.” Jawab salah seorang temannya.
“Gimana rapor Oktan, tante? pasti bagus semua ya nilainya..” ujar Vita, salah seorang temannya yang juga tak kalah pintar.
“Iya, Alhamdulillah. Rapor kalian juga pasti bagus-bagus kan nilainya..” jawab kak Lina seraya tersenyum renyah
Setelah kepergian mama, baik Oktan maupun kakak-kakaknya masih menjalin hubungan baik dengan sang papa. Namun Oktan memiliki rasa amarah yang ia pendam sendiri tanpa seorang pun ia menceritakannya, bahkan kepada kak Lina sekalipun. Ini terjadi sejak 2 tahun silam, dimana papa telah menemukan sosok perempuan yang ia persunting, yang senantiasa menemani hari-harinya. Kemudian tak lama setelah itu, Oktan dan kakaknya secara terpaksa harus memanggilnya dengan sebutan ‘mama’. Ya, mama baru yang hadir diantara mereka bagaikan orang asing. Baik Oktan maupun kakaknya selalu mencoba menghindar atau mengunci pintu kamar masing-masing setiap kali mama baru mereka mendekati.
“Hmm, entah apa yang ada dipikiran papa. Mengapa ia tega dengan mama.” Begitulah gumam Oktan dan kakak-kakaknya tiap kali mereka bersama membicarakan mama baru mereka
Memang tidak mudah mengganti sosok mama kandung mereka dengan wanita lain, meski sang papa sudah mencoba untuk memberi penjelasan kepada anak-anaknya. Mereka memanggilnya mama Tischa. Oktan menjadi anak yang paling tega untuk menghindari mama barunya itu. “Kenapa aku harus menerima keberadaannya, sedangkan mama kandungku saja aku sulit mengingat wajahnya?” begitulah tanya Oktan dalam batinnya setiap kali bertatapan dengan mama Tischa. Pemikiran ini yang membuat Oktan memiliki rasa benci kepada mama Tischa.
Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa disadari kini mama Tischa telah dikaruniai 2 orang anak yang menggemaskan dari papa Oktan. Suatu ketika Oktan diminta oleh papa untuk membereskan gudang atau lebih tepatnya kamar yang sudah lama tak terpakai. Papa ingin kamar tersebut bisa digunakan untuk kamar adik Oktan yang baru dari mama Tischa.
Berdebu. Lusuh. Tak terawat. Oktan menyusuri tiap bagian kamar yang ternyata berisi barang-barang milik mama Oktan yang disimpan rapi oleh papa. Ia membuat sebuah kotak putih yang sudah menguning lapisan warnanya. Ia menemukan sejumlah foto yang berisi wajah papa dan seorang wanita cantik dengan wajah mirip dengannya. Mereka berdua terlihat masih sangat muda. Belum ada kerutan tergambar diwajah mereka. Hanya ada senyuman bahagia yang terpancar di setiap lembar fotonya. Satu per satu foto itu ia perhatikan. Baru kali ini Oktan bisa melihat wajah mama dengan jelas, meski hanya melalui foto yang sudah using ini. Perlahan air matanya menggenang memenuhi pelupuk mata. Oktan merasa dia sedang bertemu dengan mama saat itu.
“Seandainya mama bisa memelukku sekarang..” tangisnya parau tak tertahan
Kemudian Oktan meraih secarik kertas dari dalam kotak tersebut. Ia tidak menyangka dengan apa tertulis diatas kertas itu. Berisi sebuah pesan dari mama yang ditulis beberapa belasan tahun silam. Dituliskan spesial untuk papa. Melalui surat itu, Oktan baru mengetahui bahwa mama telah menderita tumor sejak lama. Namun mama selalu mencoba menahan rasa sakit itu. Hingga suatu ketika mama merasa bahwa tak lama lagi ia akan pergi meninggalkan dunia ini dan tidak bisa merawat anak-anaknya lagi. Oleh karena itu, mama Oktan meminta agar kelak sang papa bisa mencari pendamping yang layak untuk merawat Oktan dan saudara-saudaranya yang lain. Karena mama Oktan yakin bahwa tidak mudah untuk menjadi single parent bagi papa Oktan.
Oktan merasa bersalah telah membenci mama Tischa. Kini ia mengerti alasan papa melakukan semua ini. Oktan bergegas merapikan kamar tersebut dan mengambil beberapa foto sang mama untuk dipajang dikamarnya. Setelah kejadian tersebut, Oktan bisa lebih membuka diri dengan mama barunya itu. Sebab ia sadar bahwa mama Tischa tidak mempunyai salah apapun selama ini. “Maafkan Oktan, ya mama Tischa.” kata Oktan lirih dalam hati.
2 notes
·
View notes
Text
No. 1
Prolog
Rifki dan Risa, ke dua anak Rima ini sedang sibuk dengan wahana playground yang ada di dusun bambu, sementara ibunya kerap pura-pura sibuk fokus pada ponselnya sambil sesekali mencuri pandangan ke arah suaminya yang saat itu sedang berinteraksi dengan Siti sang istri muda dan bayi baru mereka yang berusia 4 bulan, Sita. Suci, kakak perempuan Sita yang sebenarnya berada di usia sepantaran dengan Rifki dan Risa mengaku masih enggan untuk bermain bersama Rifki dan Risa walau sudah diperintah oleh Abi dan Bundanya. Suci masih merasa semua ini membingungkan, ‘Umi dan Bunda bukanlah kakak beradik, namun aku, Rifki dan Risa adalah saudara?’, pikir Suci. Suci di hari ulang tahunnya yang ke 9 pernah memberanikan diri untuk bertanya pada Bundanya.
“Tenanglah Nak, nanti juga kalau kamu udah dewasa semuanya tidak akan lagi membingungkan buat kamu Insha’Allah”, jawab Bunda Siti. Suci mengerenyit, kemudian ia mengingat ucapan Abinya ketika Abinya menceritakan kisah Aisha dan Rasul. Ketika berusia 9 tahunlah Aisha mulai mengerjakan kewajibannya kepada Rasul. Seusia denganku, Suci pikir. Aku sudah dewasa, Bunda, gumam Suci dalam hati.
Rima sudah kehabisan instagram feeds, namun ia kerap menggeser-geser layar menu, ia merasa harus tetap butuh menyibukkan diri atau godaan setan cemburu akan menggerogoti dia. Rima mengerti, namanya juga baru punya bayi, wajarlah Siti dapat perhatian ekstra. Namun tetap saja, setelah 12 taun pernikahan dengan Riski, dan 10 taun berbagi rumah tangga dengan Siti, ini malah semakin susah.
Waktu menunjukkan pukul 11.30, sebentar lagi adzan dzuhur. Rima memanggil anak-anaknya Rifki dan Risa, mulai mempersiapkan mereka untuk berangkat ke mushola terdekat.
“Abi, aku solat duluan ya sama anak-anak”, Rima meminta izin pada Riski. Riski masih menimang bayi Sita, sementara Siti sedang melipat-lipat jaket bayi. Rima berpikir, ‘hah, pura-pura sibuk ya ngeliat aku nyamper kesini’ walau sebenarnya Rima juga mungkin akan melakukan hal yang sama.
“Jangan deh Mih, lebih baik Abi dulu sama Rifki. Abi perlu mengajarkan ke Rifki bahwa seorang ikhwan harus mau berlomba-lomba ke masjid”, ujar Riski walau ia tau di dusun bambu hanya ada mushola.
“Yaudah, kalau gitu bisa barengan aja kan kita semua? Sekalian jamaah juga.”, Rima yang sudah merasa tak nyaman tak lagi memikirkan ucapannya. Seketika Siti melirik Rima dengan pandangan sedikit ketus seolah bertelepati ‘aing kan kudu jaga orok!’. Sementara Riski yang bermotto “sebisa mungkin harus adil” berpikir apabila ia solat berjamaah dengan Rima dan anak-anak, itu tidak akan adil bagi Siti. Namun apabila ia membiarkan Rima solat sendirian, itu tidak adil bagi Rima. Akhirnya Riski sampai pada satu kesimpulan
“Rifki, lebih baik kita solat duluan aja. Umi, Bunda, Risa, dan Suci solat dirumah aja ya.”, Riski menarik tangan Rifki. Riski begitu yakin karena ia tau wanita memang sebaiknya solat dirumah. “Kalau nanti pas kita pulang macet dijalan gimana, Abi? Kalau keburu adzan ashar gimana?”, tanya Suci yang hafal betul bagaimana situasi jalan pulang dari Lembang ke kota di hari libur panjang ini.
“Gak apa, bisa di jamak nanti sesampai rumah ya. Yuk, Rifki”, jawab Riski sambil menjauh.
Rima dan Siti kaget kemudian terpaku diam kebingungan, terutama Siti. Siti adalah yang paling sering menyadari keputusan yang dibuat Rifki untuk menjaga segalanya tetap ‘adil’ kadang tidak masuk akal. Sama seperti hal nya pagi ini, atau bahkan setiap kali mereka mau tamasya bersama. Rifki pasti menyuruh Rima dan Siti untuk berangkat sendiri-sendiri menggunakan taksi online. Supaya adil, katanya.
Namun apa yang bisa dikata, apabila imam sudah berkehendak, apabila kita para istri ingin mendapatkan rahmat suami agar bisa memasuki surga, sebaiknya menurut saja. Rima merasa seertinya akan aneh apabila ia kembali menjauh dari Siti, jadi ia akhirnya memberanikan diri untuk duduk disebelah Siti, tidak sebegitu dekat tentunya.
Rima mencium aroma bayi Sita. Biasanya Rima menyukai aroma bayi, apalagi kalau wangi itu datang dari anaknya sendiri. Namun kali ini yang bisa ia bayangkan hanya ‘inilah aroma yg lahir ketika kelamin kalian beradu, kemudian dari cairannya jadilah anak ini, ini bau kelamin kalian’. Rima menyumpal hidungnya dengan tissue sambil pura-pura menarik lendir.
“Teh Rima sedang flu?”, tanya Siti dengan ramah.
“Ah iya, makanya tadi sebenernya saya teh takut deket-deket sama orok”, nice save, pikir Rima.
Ah sial Siti udah ngajak ngobrol duluan, berarti sekarang aku yang harus ajak ngobrol.
“Eh ai Siti kemarin teh lahirannya normal?”
“Iya betul”, Siti merasa tak nyaman dengan pertanyaan ini. Ingatan Siti kembali pada saat ia memutuskan untuk melakukan waterbirth dengan memanggil bidan untuk datang ke rumahnya. Siti pikir dengan demikian ia tak perlu khawatir Rima datang untuk menemaninya. Rifki memiliki aturan dimana ia kerap melarang Siti datang ke rumah Rima, atau sebaliknya.
“Wah, hebat. Pantes ya cepet kurusnya”,
Ups, bloon, aduuh kenapa jadi bahas fisik sih. Pikir Rima
Figur Siti memang tidak tertandingi di mata Rima. Fisik Siti lah yang menjadi setan pembuat cemburu terbesar bagi Rima. Sudah berkali-kali Rima berdoa ketika tahajud agar Siti jadi gemuk, namun nampaknya doa Rima tidak ijabah.
“Eh iya Teh. Ah engga ah, aku mah cuma sering jalan pagi aja sama yoga, liat yutub itu juga.” Siti salah tingkah.
“Lagian mendingan juga kaya Teh Rima atuh, jarang jalan-jalan jadi kulitnya meni putih”, lanjut Siti. Akibat tadi ia sudah dipuji, Siti merasa harus mengembalikan kebaikan Rima bagaimana pun caranya.
Namun, untuk urusan wajah Rima, Siti tidak salah. Rima keturunan sunda cianjur memiliki kulit putih langsat yang mulus. Selain bawaannya sudah cantik, Rima tidak main-main dalam urusan skincare dan ia juga pintar merias diri.
beberapa topik kemudian, baik Rima dan Siti nampaknya sama-sama menemukan titik dimana mereka bisa berbincang tanpa harus menyangkut pada urusan Riski, anak-anak, atau hal lainnya.
Walaupun percakapan mereka mulai dengan atribut fisik masing-masing. Mereka akhirnya berhasil membelokan topik tersebut pada produk skincare, make-up, bahkan influencer internet layaknya topik yang kerap dibahas wanita normal pada umumnya.
“Ya Teh, jadi kalau aku sih gitu tiap pagi ritualnya. bikin infused water gitu, caranya gampang kok, nih aku kasih liat ya”, Siti membuka aplikasi cookpad di ponselnya. Rima mendekat supaya dapat melihat layar lebih jelas.
UmmiSuciTa <3, nama akun cookpad Siti. Sial, setan cemburu tiba-tiba datang lagi ketika ia melihat akun Siti yang penuh dengan kreasi revolusioner. Pantas saja Rifki lebih banyak menghabiskan waktu dirumah Siti. Rima sendiri bukannya tidak jago masak, namun lidah dan tangan Rima lebih toleran dengan menu lokal ketimbang menu kebarat-baratan, jepang-jepangan, atau bahkan fusion dari keduanya seperti yang kebanyakan ada di halaman UmmiSuciTa <3 itu.
“Ya ampun, hotdog-sushi, kepikiran aja deh Siti, kreatif banget ya kamu”, puji Rima. Siti bisa mendengar ketidaktulusan dari pujian itu, ia hanya tersenyum kecil kemudian buru-buru menutup ponselnya. Situasi kembali menjadi canggung. Siti melirik ke arah mushola sambil berdoa dalam hati agar suami dan anak dari istri pertamanya itu cepat kembali.
0 notes
Text
Threesome Sama Teman dan Pacarnya
Istana Cerita-Hal ini kualami secara tidak sengaja, ketika aku menceritakan cerita seks ini aku sudah menjadi maniak seks lesbian, dan kurasakan seks sejenis itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hal ini membuatku ketagihan seks, meskipun awalnya kualami itu aku merasakan sangat tidak nyaman namun lama-kelamaan aku merasakan juga kenikmatan dalam berhubungan seks. Akhirnya bisa kuceritakan cerita dewasa seks ini. Ok kenalin dulu ya, nama saya Dinda, sebenarnya itu bukan nama asli saya. menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML. Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar. Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya.. “Gile, jembut Dinda lebat banget” Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu. “Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki. “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku. “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera. Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya. “Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera. “Nggak berani, takut lecet” jawabku. “Sini gue bantuin” kata Vera. Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku. “Bagus kan?” kata Vera. Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku. “Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera. “Iya, kok tau?” “Vagina elo rapat banget” kata Vera. Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku. “Ooh, Vera, geli ah” Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya. “memek kamu wangi” “Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat. Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil.. “Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?” Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka. “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia. “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky. “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum. “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama. Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya. “Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?” “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya. “Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera. “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya. “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran. “Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu” “Ah gila loe Vera” jawab saya. “Mau enggak?” desak Vera. “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran. “Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera. “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan. “Mau sekarang di rumahku?” kata Vera. “Boleh” Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon. “Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum. Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo. Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu. Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku. Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk Ngeseks dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur. Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit. “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. kontolAlex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku. “Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak. “Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa. Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu. Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex. Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang. Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera. Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku. Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex. Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngeseks dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku. Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera. Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri. DIBACA JUGA ARTIKEL DI BAWAH INI Market Update Internasional 23 Januari 2019 Cerita Seks Kisah Ngentot Pertama Kalinya Cerita Dewasa Kehilangan Perawan Di Tangan Adikku Read the full article
0 notes
Text
Threesome Sama Teman dan Pacarnya
Istana Cerita-Hal ini kualami secara tidak sengaja, ketika aku menceritakan cerita seks ini aku sudah menjadi maniak seks lesbian, dan kurasakan seks sejenis itu sungguh luar biasa nikmatnya. Hal ini membuatku ketagihan seks, meskipun awalnya kualami itu aku merasakan sangat tidak nyaman namun lama-kelamaan aku merasakan juga kenikmatan dalam berhubungan seks. Akhirnya bisa kuceritakan cerita dewasa seks ini. Ok kenalin dulu ya, nama saya Dinda, sebenarnya itu bukan nama asli saya. menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML. Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar. Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya.. “Gile, jembut Dinda lebat banget” Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu. “Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki. “Gue belum pernah cukur jembut” jawabku. “Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Vera. Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya. “Kurang pendek, Dinda. Abisin aja” kata Vera. “Nggak berani, takut lecet” jawabku. “Sini gue bantuin” kata Vera. Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku. “Bagus kan?” kata Vera. Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku. “Dinda, elo masih perawan ya?” kata Vera. “Iya, kok tau?” “Vagina elo rapat banget” kata Vera. Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku. “Ooh, Vera, geli ah” Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya. “memek kamu wangi” “Jangan Vera” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat. Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya. Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil.. “Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?” Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka. “Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6″ kata Nia. “Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky. “Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo” kata saya sambil tersenyum. “Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama. Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya. “Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?” “Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya. “Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Vera. “Pernah kepikiran enggak mau ML?” Vera kembali bertanya. “Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran. “Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu” “Ah gila loe Vera” jawab saya. “Mau enggak?” desak Vera. “Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran. “Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Vera. “Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan. “Mau sekarang di rumahku?” kata Vera. “Boleh” Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon. “Halo Dinda” kata Alex sambil tersenyum. Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan. “Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Vera bagaikan germo. Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Alex yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Alex yang berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu. Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku. Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk Ngeseks dengan Vera. Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur. Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk membantu menahan sakit. “Aduh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya. Alex mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. kontolAlex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Alex menampar pantatku. “Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak. “Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda” kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa. Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu. Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vera langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Alex. Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vera. Saya melihat kontol Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang. Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vera. Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku. Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima kontol Alex. Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Alex ngeseks dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku dan Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam diriku. Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera. Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata mempunyai kenikmatan tersendiri. DIBACA JUGA ARTIKEL DI BAWAH INI Market Update Internasional 23 Januari 2019 Cerita Seks Kisah Ngentot Pertama Kalinya Cerita Dewasa Kehilangan Perawan Di Tangan Adikku Read the full article
0 notes