#nama anak perempuan ramadhan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Suara dan Jawaban
Sekitar Bulan Ramadhan kemarin, ayah mengenalkanku pada seseorang, namanya Scor (bukan nama asli). Awal membaca CV-nya aku merasa dia baik-baik saja, punya banyak pencapaian, dan sangat suka belajar. Pantas saja ayahku suka. Ayah kan suka orang yang gemar belajar.
Scor melamar ke kantor tempat ayahku bekerja, tapi belum cocok karena background pendidikannya yang tidak sesuai dengan lowongan yang dilamar. Alih-alih menyudahi dan kembali asing, ayah malah menjaga komunikasi dengan Scor, sampai saat ini.
Ayah bahkan mendorong Scor untuk mengontakku via chat. Dan memang dia lakukan. Sapaan awalnya oke, tapi tidak berlanjut mengobrol lebih panjang karena memang tidak ada yang dia tanya tentang diriku. Padahal dia bilang, "Engga, aku ingin lebih kenal sama Abidah boleh? Salam kenal ya" begitu isi balasannya saat aku tanya, "Ada yang bisa dibantu?"
Tapi setelahnya, tidak ada pertanyaan-pertanyaan yang menuju pada kenal lebih lanjut. Agak membingungkan sebenarnya.
Obrolan kami via chat yang bisa dihitung jari itupun selesai bersamaan dengan perginya Bulan Ramadhan. Lalu, hidup berjalan terus. Lantas, aku bertemu dengan beberapa orang lainnya, selain Scor.
Bagiku, kisah dengan Scor sudah selesai, kami tidak cocok karena tidak ada obrolan, dan proses ditutup. Setidaknya begitulah penilaianku.
Siapa sangka, ternyata ayah beda jalan. Ayah tetap menjaga komunikasi dengan Scor dan bahkan memintanya untuk lanjut berkenalan denganku dengan datang langsung ke rumah. Sungguh sebuah ide yang sulit ditebak.
Memang benar aku tidak menolak, aku hanya diam, dan tidak lanjut mengobrol dengan Scor. Dari yang awalnya asing, kembali asing. Terlebih, aku pernah ngambek sama ayah dan memberikan ultimatum bahwa aku tidak mau lagi menerima siapapun calon dari ayah. Hal itu karena semua calon yang pernah aku ajukan (yang kebanyakan ketemu di dating app) selalu ayah tolak. Salah satunya bahkan pernah sampai membuatku memblokir kontak ayah selama beberapa hari. Sebegitu parahnya kekecewaanku pada ayah saat itu.
Kembali pada Scor.
Setelah selesai berproses dengan si Beruntung dan mencoba berkenalan dengan Lib tapi masih jalan di tempat, aku memilih untuk mengambil jeda.
Tapi, pagi itu, ibuk tiba-tiba membangunkanku. Ibuk bilang bahwa Scor sudah ada di ruang tamu dan ayah memintaku untuk menemuinya, hanya untuk sekadar berkenalan dan berteman. Benar-benar super mendadak dan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
Lagi-lagi, sungguh sebuah ide yang sulit ditebak.
Demi menjadi anak baik yang menurut pada orang tua, aku pun menemui Scor. Tidak lama dan hanya jadi pendengar saja karena isi pertemuan itu lebih banyak diisi oleh ayah, ibuk, dan Scor.
Sejauh ini, menurutku, Scor cukup normal agar tidak terburu-buru menilainya sebagai orang yang menyenangkan. Orangnya sopan, apa adanya, dan bisa membawa obrolan jadi mengalir alias tidak kosong dan garing. Berbeda dengan Scor yang aku kenal via obrolan teks.
Sebenarnya, ayah juga sudah pernah bilang kalau Scor itu seperti dirinya yang tidak mudah cair dengan perempuan. Jadi ya, kalau diminta mendekati lebih dulu, ujung-ujungnya garing. Kalau soal ini aku setuju sama ayah.
Selain itu, ada satu hal lain yang membuatku cukup tertegun saat pertemuan empat hari lalu.
Suaranya.
Suara Scor dan caranya bicara sangat mirip dengan dia yang di tahun 2022 yang hadir dalam hidupku dan pergi meninggalkan badai. Seketika muncul dua kutub perasaan yang bergumul dalam hati dan pikiranku atas fakta tersebut. Pertama, aku langsung bisa menyukainya, lebih tepatnya menyukai setiap kali dia bicara. Kedua, aku terus berpikir, amankah aku dengan perasaan ini? Mengingat dia yang di tahun 2022 apakah akan jadi baik atau buruk untukku? Pantaskah aku menyamakan Scor dengan orang lain?
Suaranya memang tidak sebagus penyanyi pop atau penyiar radio, tetapi khas dan sangat mirip dengan dia yang di tahun 2022. Lengkap dengan sikap sopan dan sifat ambisiusnya.
Entahlah, aku pun memutuskan untuk mengenal Scor lebih lanjut. Jika dia sulit cair dengan perempuan, aku akan jadi matahari bagi dia yang sebeku es atau jadi air yang terus menetes kalau dia sekeras batu. Aku tidak keberatan menjadi keduanya sekaligus, entah mengapa.
Meski begitu, kesanku pada Scor masih sama, dia cukup normal. Normal dengan spektrum yang agak misterius lebih tepatnya. Kooperatif dalam menjawab belasan pertanyaan dariku, tapi menjaga jarak dengan baik dengan tidak fast response dan tidak pula menanggapi secara berlebihan.
Sejauh ini, semuanya cukup normal. Dan aku menyukainya. Mungkin, tidak hanya suaranya saja, tapi juga jawaban-jawabannya.
4 notes
·
View notes
Text
*Amalan rahasia unĺtuk mengetuk pintu langit"
Mengatasi lelah hati dengan caper ke langit.
Andalkan keajaiban dari Allah
"Betapa menakjubkan orang² yg beriman"
SOP nabi tidak boleh mewariskan harta, hanya mewariskan dakwah/risalah islam
"Tegaklah dengan izin rabbmu"
Amalan rahasia untuk mengetuk pintu langit :
1. Atstsiqoh billah
"percayalah kepada Allah"
Allah tidak terikat dengan cara, seperti anak yg tidak di lahirkan dari orng tua: adam, yg tanpa ayah: isa
Jika kita ragu sedikit saja, akan mendelay keajaiban dari Allah
Kalo kita mendapatkan kebaikan itu dari Allah, kalo keburukan itu dari diri sendiri.
Jangan lupa doa safar
Doa musibah
Cukup Allah yg menjadi saksi "wa kaffah billahi syahida"
Cukup Allah yg menjadi penjamin dan sebaik-baiknya saksi
Hati tidak boleh terikat oleh makluk, karena hati adalah iman
Siapa yg bererimakasih dengan manusia, maka berterimakasih jg dengan Allah
Seberapa kuat km percaya sm Allah tanpa kata tapi
Bisa di latih dengan shadaqah namun yg ambil resiko
Riba di langit, sedekah mengambil resiko fi sabilillah
Kita tidak boleh riba sesama manusia, Hanya Allah yg boleh riba dengan manusia
Ujian dari Allah itu bekerja dalam kemisteriusan
Ketika kita bekerja untuk Allah, Allah akan memuliakan kita
2. Sabar ketika menghadapi kondisi sulit
Ketika menghadapi satu kondisi yg sulit, akan ada beberapa kondisi lainnya yg manut
Ulul azmi adalah penyabar di antara para nabi yg lainnya
Nuh, zakaria, ibrahim, muhammad
3. Do'a
Do'a itu senjata untuk orang yg beriman
Do'a menciptakan hal yg mustahin menjadi mungkin
Do'a yg bisa mengetuk pintu langit:
1. Munajat (curhat) dengan bahasa arab
2. Memanggil nama Allah yg ada di dalam Asmaul husna
3. Berdo'a di tempat dan waktu yg istimewa
-Yg paling mustajab = di kasih berlebih, minta seribu di kasih 10k
-Waktu yg istimewa = sepertiga malam, safar, ramadhan
-Tempat yg baik = tanah haram madinah, mekkah
Khauwla binti su'abah, yg keluar di surat al-mujadalah (doa curhat)
Curhat sm Allah tanpa cerita ke mahluk lg
Menjelang adzan shubuh
-istighfar
-shalat witir 15 mnt sebelum adzan
Siapa yg membaca 100x lahaula di waktu pagi di angkat derajat
3 cara istiqomah:
-latihlah kebaikan itu selama 40 hari
-mencari lingkungan yg mendukung (suhbah shalihah)
-recharge iman duduk di dalam majlisnya orng² shalih
Nikmatnya ibadah malam hari kata ali bin abi thalib:
Untuk laki² jaga mata di pagi dan siang hari.
Untuk perempuan Jagalah lisan di siang hari maka Allah akan memberikan nikmat di malah hari.
Tidak selalu yg di segerakan adalah kebaikan untuk kita. Justru menunda bisa jadi itu kebaikan
Keutamaan dan keajaiban istighfar surat an-nuh ayat 11,12,13
3 notes
·
View notes
Text
Hampir saja
Di awal Ramadhan 2024, sore hari, menjelang waktu berbuka. Aku pulang dari luar membeli beberapa takjil. Tiba-tiba aku melihat bunda terduduk lemas. Padahal tadinya aku melihat bunda masih menyapu lantai. Aku terkejut. Kuhampiri bunda. Kukira lemas biasa. Ternyata agak lama, bunda tak memberi respon ketika aku panggil. Aku berteriak memanggil ayah yang sedang di dapur. Panik. Sangat panik. Bunda tampak kesulitan dalam bernapas, sesak. Pikiranku sudah jauh melayang. Apakah ini detik detik kematian?
Aku hanya bisa memanggil-manggil bunda, dan menggegas ayah untuk segera membawa bunda ke rumah sakit. Dengan rasa takut, akhirnya terlontar dari mulutku untuk menuntun bunda,
“Laa ilaaha illallaah…” sambil memeluk bunda, dan mengusap kepalanya.
“Bunda.. ikuti ilfa… laa ilaaha illallaah…” aku terus mengusap rambut bunda yang ternyata sudah penuh dengan warna putih. Tubuh bunda pun ternyata terasa sudah tak setegap dulu.
Namun bunda tak juga merespon. Waktu berjalan, terasa sangat lama.
Ayah terus memanggil nama bunda. Menggoyang-goyangkan seluruh tubuh bunda yang sudah lemah. Akhirnya bunda membuka mata, dan menyahuti panggilan kami.
Ayah mengangkat bunda, dan membaringkan bunda di kursi depan. Aku duduk di samping kursi itu, sambil terus mengusap rambut bunda. Tak kubiarkan sekian detik pun berlalu tanpa kupandangi wajah bunda yang pucat itu. Aku ingin memastikan apakah bunda sudah benar-benar sadar. Kudengarkan bunda menceritakan bagaimana kronologinya, dan apa yang bunda rasakan. Sambil bercerita, sambil kuusap terus kepala bunda. Tak pernah aku secemas ini dalam hidupku. Melihat bunda sudah lancar berbicara, aku merasa sedikit lega. Tak pernah aku merasakan lega yang seperti ini dalam hidupku.
Lirih aku berbisik dalam hati, “Jangan sekarang yaa Allah… aku mohon…”
Tangisku pecah, mengalir deras, tak dapat terbendung. Rasanya saat itu aku tak ingin beranjak sedikitpun dari bunda. Ingin kuperhatikan terus gerak napasnya. Ya Allah... aku masih butuh waktu lebih lama lagi bersama bunda.
Malam itu, malam di bulan Ramadhan. Malam yang terasa sangaaaat panjang. Rasa resah dan gelisah memenuhi dadaku. Doaku tak seperti biasa. Aku meminta kepada Allah sejadi-jadinya. Aku takut setakut-takutnya. Air mataku tak henti-hentinya mengalir ketika aku mengingat detik-detik kritis itu. Aku takut bagaimana kalau aku tak menemukan bunda lagi di esok hari?
Katanya, kurang tepat kalau kita meminta umur yang panjang karena umur adalah takdir yang tak dapat kita ubah. Tapi malam itu, aku berharap agar Allah menetapkan takdir untukku, agar Allah panjangkan umur bundaku, dan juga ayahku. Baktiku masih sedikit. Belum cukup untuk membalas segala kebaikan dan kasih sayang kedua orang tuaku, dan selamanya tak akan pernah cukup. Masih banyak yang ingin aku lakukan bersama kedua orang tuaku. Berikan aku waktu sekali lagi untuk bisa menjadi anak yang lebih baik kepada orang tua, menjadi anak perempuan yang sholeha. Agar kelak ketika waktu kematian itu tak dapat terelak, aku bisa memberikan hadiah surga kepada mereka, dan kami sekeluarga dapat berkumpul bersama, bersenang senang di surga selama-lamanya.
Di sisi lain, aku berterima kasih kepada Allah atas peringatan ini. Aku berterima kasih kepada Allah, bunda masih ada bersamaku. Baru aku sadari, aku sungguh terlena dengan nikmat hidup diberi. Padahal kematian selalu mengintai setiap detiknya. Baru terbayang betapa sulitnya hidupku jika tanpa bunda. Maka, untuk setiap hela napasnya, dan untuk setiap detik bersamanya, aku harus menikmatinya dan bersyukur kepadaNya. Agar tiada penyesalan ketika sudah waktunya tak lagi bersama.
Untuk setiap kebersamaan, kebahagiaan, rasa sedih, rasa kesal, rasa marah, apapun itu, asalkan bersama ayah dan bunda, aku mengucapkan terima kasih banyak banyak kepada Allah. Semoga Engkau curahkan terus kasih sayang ini ke dalam keluarga kami, menjadikan kami keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, fiddunya wal akhirah. Aaamiiin.
0 notes
Text
Mas...
Teringat ramadhan tahun lalu, kita masih bercanda soal anak kita nanti akan perempuan dulu atau laki laki dulu, giliran siapa yang memberi nama
Dulu, semenyenangkan itu ya
0 notes
Text
Gabungan Organisasi Wanita Lampung Tengah Peringati Hari Kartini
Lampung Tengah - Bupati Lampung Tengah (Lamteng), Musa Ahmad yang diwakili oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Lamteng, Drs. Kusuma Riyadi menghadiri Peringatan Hari Kartini ke - 144 dan acara Halal Bihalal Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Lamteng Tahun 2023. Acara halal bihalal dan peringati hari Karti ke 1444 itu berlangsung di Sesat Agung Nuwo Balak Lamteng. Jum'at (12/5/2023). Hadir pada acara tersebut antara lain, Ketua GOW Lamteng, Mardiana Musa Ahmad, Ketua Dharma Wanita Persatuan Lamteng, Yulita Nirlan, Para Kepala Perangkat Daerah Lamteng dan Para Ketua Organisasi Wanita se - Lamteng. Ketua GOW Lamteng, Mardiana Musa Ahmad dalam sambutannya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin atas nama pribadi dan keluarga besar Hi. Musa Ahmad, karena sampai penghujung bulan syawal ini mungkin masih ada dari kita semua yang kemarin belum sempat bertemu untuk saling bermaaf - maafan, mudah - mudahan ibadah puasa kita di bulan ramadhan kemarin di terima oleh Allah SWT. Lebih lanjut, Ketua GOW Lamteng, Mardiana Musa Ahmad juga dalam sambutannya berharap kedepannya GOW dapat berperan lebih aktif, lebih banyak dan lebih bermanfaat bagi seluruh masyarakat kita di Lampung Tengah. Sementara itu, Bupati Lampung Tengah, Musa Ahmad yang dalam sambutannya dibacakan oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra, Drs. Kusuma Riyadi mengucapkan Selamat Hari Kartini ke 144, serta mengajak kepada kartini-kartini di masa kini, untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai pendamping suami, sebagai ibu dari anak anak tercinta, dan sebagai perempuan karier di bidang profesinya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Lebih lanjut, dalam sambutannya Bupati Musa juga berharap para kaum wanita di Lamteng dapat menjadikan semangat Raden Ajeng Kartini untuk menjadi inspirasi diri, dalam berperan aktif pada setiap pembangunan, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di Lamteng tercinta. (Basuri) Read the full article
0 notes
Text
Nama Bayi Perempuan Ramadhan Paling Terbaru
Nama Bayi Perempuan Ramadhan – namaanakperempuan.net. Momentum kelahiran bayi menjadi peristiwa paling dinantikan sekaligus membahagiakan. Setelah 9 bulan lamanya penantian & pada akhirnya bisa terlahir kedunia. Sungguh menjadi karunia terindah dari Tuhan yang sudah sepatutnya untuk disyukuri. Untuk itulah sebagai bentuk rasa syukurnya, berikanlah nama bagus untuknya.
Misalnya melalui pilihan…
View On WordPress
#nama anak perempuan ramadhan#nama bayi perempuan bulan ramadhan dan artinya#nama bayi perempuan islami ramadhan#nama bayi perempuan nuansa ramadhan#nama bayi perempuan ramadhan dan artinya#nama bayi perempuan yang lahir bulan ramadhan#pilihan nama bayi perempuan ramadhan#rangkaian nama bayi perempuan ramadhan terbaik
0 notes
Text
Nama Bayi Perempuan Ramadhan Dan Artinya Terbaik
Nama Bayi Perempuan Ramadhan Dan Artinya Terbaik
Nama Bayi Perempuan Ramadhan– tanyanama.com. Bunda diperkirakan bersalin diwaktu ramadhan? Wah ini menjadi sebuah momen yang langka lho. Tidak semua ibu bisa merasakannya. Untuk itulah, tak ada salahnya memberikan nama yang bernuansa ramadhan kedalam nama bayi anda. Hal ini bisa menjadi sebuah penanda tentang bulan kelahirannya. Untuk itulah namanya sangat cocok dijadikan sebagai referensi…
View On WordPress
#contoh nama anak wanita ramadhan dan artinya#kumpulan nama anak perempuan ramadhan 3 kata#nama anak perempuan dibulan ramadhan#nama anak perempuan ramadhan#nama anak perempuan ramadhan 3 kata terbaik#nama bayi perempuan bulan ramadhan#nama bayi perempuan lahir ramadhan#nama bayi perempuan ramadhan beserta artinya#nama bayi perempuan ramadhan dan artinya#nama bayi perempuan ramadhan dan artinya terbaik#nama bayi perempuan terinspirasi bulan ramadhan
0 notes
Text
Tentang Masa Kecil
Ngeliat anak-anak kecil main sambil teriak-teriak depan rumah, aku jadi kangen masa kecilku.
Aku nggak tinggal di perumahan elit macam Pondok Indah yang rumah-rumahnya mewah dan besarnya segede dosa. Aku juga nggak tinggal di perumahan yang punya gerbang besar dengan satu satpam yang jagain di depan. Rumahku juga bukan di komplek yang tiap rumah bentukannya sama semua. Bukan di pinggir jalan, bukan di tengah kota, buka di antara gang sempit, bukan juga di pedesaan. Agak susah jelasinnya.
Rumah-rumah di tempatku tinggal ini saling berdekatan. Ukurannya nggak terlalu besar cenderung kecil (kalo dibandingin sama rumah-rumah di Pondok Indah). Orang-orangnya nggak individualis. Kita semua saling kenal dan berinteraksi satu sama lain.
Kalau bulan Ramadhan, suka diadain buka puasa bersama. Karena jalanan rumah kami bukan jalan utama, kami bisa leluasa menggelar matras besar di jalanan untuk diduduki. Tiap orang saling membantu sesuai kemampuannya. Karena garasi, teras, dan ruang tamu di rumahku cukup luas, kami menyediakan tempat untuk memasak dan duduk-duduk. Tetanggaku yang punya usaha ayam goreng menyumbangkan ayam-ayamnya untung dijadikan lauk-pauk. Tetanggaku yang punya usaha kue basah membuat kue di loyang besar untuk dijadikan takjil. Kami yang masih kecil waktu itu cuma sibuk bantu-bantu bikin es buah dan sesekali membantu bapak-bapak merapikan matras. Selesai buka puasa, kami semua langsung shalat Maghrib berjama’ah di matras. Lantas ramai-ramai pergi ke masjid terdekat untuk shalat Isya’ dan Tarawih.
Dulu di daerah rumah kami ada semacam gudang tak terpakai. Kosong, kotor, dan kadang jadi tempat kucing liar melahirkan. Lalu kami semua berpatungan untuk merenovasi gudang tersebut menjadi musholla. Kami yang anak-anak menyisihkan uang recehan lalu ditaruh di dalam kotak, lantas kami berikan ke orang-orang dewasa di kotak untuk jadi uang tambahan. Perlu waktu setahun sampai gudang tersebut benar-benar jadi musholla. Orang tua kami membeli karpet dan rak buku serta meja-meja kecil. Musholla tersebut kemudian dipakai sebagai tempat mengaji anak-anak sehabis Maghrib. Kadang jadi tempat kami bermain masak-masakan, atau tempat anak-anak cowok istirahat selepas main bola atau layangan. Kadang juga jadi tempat bapak-bapak dan ibu-ibu untuk rapat.
Semasa SD, aku dekat dengan teman-teman rumah. Anak-anak sepantaranku hampir semuanya laki-laki, jadi aku tumbuh dengan bermain bola, layang-layang, dan menerbangkan burung merpati. Kadang aku ikut anak-anak perempuan yang lebih kecil main masak-masakan. Kadang anak laki-laki juga ikutan. Mereka jadi pelanggan, kadang juga jadi pencuri. Biar dramatis aja permainannya. Kalau liburan kami suka bermain ke rumah salah satu teman hanya untuk menonton film bareng di televisi, lalu pulang menjelang Ashar. Kadang mereka main juga ke rumahku untuk main game yang ada di komputer: Feeding Frenzy, Wedding Dash, Varmintz, Iggle Pop, Zuma, Insaniquarius, atau kadang main game internet games.co.id. Kadang juga menonton film dari CD yang ayah beli atau sewa di tempat penyewaan CD, atau menonton Youtube “kursi goyang” yang legend itu. Kadang juga kami bermain congklak, UNO, atau kotak pos di ruang tamu rumahku.
Sore-sore sepulang sekolah, kami biasa bermain permainan tradisional anak-anak. Permainan baru selesai menjelang Maghrib. Kadang setelah itu kami bertengkar karena ada yang bermain curang, lalu besok lupa lagi. Kalau hari Minggu kami suka jalan-jalan naik sepeda, entah kemana. Hanya berbekal komando teman yang paling tua, tiba-tiba saja kami sudah nyasar ke tempat antah berantah yang penuh ilalang. Kadang kami mengunjungi rumah teman yang sudah pindah. Singgah sebentar buat numpang makan, lalu kembali jalan-jalan.
Dulu di daerah rumah kami juga ada satu kucing legend yang sudah bertahun umurnya. Aku beri nama dia Bellatrix, tapi teman-temanku yang lain lebih suka memanggil dia Belang Tiga. Kucing ini janda beranak banyak. Tiap tahun Bellatrix melahirkan anak. Tahun ini di rumahku, tahun di depan melahirkan di rumah tetanggaku yang lain. Tapi sampai sekarang tidak ada yang tahu siapa suami Bellatrix. Dia kadang suka tak terlihat beberapa lama, balik-balik perutnya sudah membesar. Anak Bellatrix kemudian tersebar di mana-mana. Mungkin kalau kamu lihat kucing di Pondok Gede, bisa jadi dia anaknya Bellatrix. Tiap hari kami memberi dia makan. Kadang dia sendiri yang inisiatif nyolong ikan di meja makan. Bellatrix juga yang jadi tersangka utama hilangnya ikan-ikan di kolam ikan kecil depan rumahku, yang kemudian jadi salah satu alasan kenapa akhirnya ayah menutup kolam ikan tersebut. Dulu aku juga punya hamster. Namanya Rosita, Rabbi, dan Kimmy. Tiap hari kami memberi mereka kuaci. Kadang suka aneh kami kasih pinggiran roti dan Koko Krunch. Karena ketidakprofesionalan dalam merawat binatang, tiga hamster itu bergiliran mati satu-satu. Aku menangis tujuh hari tujuh malam waktu itu. Dari situ aku sadar aku memang nggak berbakat kerja di dunia hewan-hewanan.
Aku harusnya belajar buat UTS Kapital Sosial, tapi aku malah ke Tumblr nulis ini. Tapi emang aku lagi kangen banget jadi anak kecil. Yang tiap pulang sekolah langsung ganti seragam buat main dengan teman-teman. Atau buat nonton Laptop si Unyil dan si Bolang di televisi. Yang hari Minggunya dihabiskan dengan jalan-jalan main sepeda bukan ngerjain tugas. Yang tetap dapat nilai bagus di sekolah walaupun jarang belajar. Yang nggak perlu anxious sama notif WA karena dulu memang nggak ada HP. Sekarang aku paham kenapa Peter Pan betah banget di Neverland. Karena ternyata nggak ada yang menarik dengan jadi dewasa.
But life goes on. Aku nggak mungkin kayak Peter Pan yang jadi anak kecil selamanya. Pun teman-temanku sekarang sudah tumbuh dewasa. Sewaktu teman-teman seusiaku lulus SD, sebagian besar dari kami masuk pesantren, termasuk aku. Lambat laun jalanan rumah jadi makin sepi. Beberapa tetanggaku pindah rumah, berganti dengan penghuni baru yang tidak aku kenal. Aku dan teman-temanku juga jadi canggung. Hanya tersenyum samar kalau bertemu.
Rumahku pun juga sudah berbeda. Dulu catnya warna-warni hijau, kuning, biru, dan peach, sekarang semua sudah dicat abu-abu dan krem. Kolam ikan kecil depan rumah yang dulu suka jadi tempat kami main air sudah ditutup. Komputer yang dulu kami gunakan untuk main game juga sudah tidak ada. Televisi tabung dan DVD player yang jadi tempat kami nobar juga sudah diganti dengan yang lebih modern. Meja belajarku yang dulu dihiasi striker Barbie dan Hello Kitty, telah berganti dengan meja belajar polos yang dihiasi tempelan post-it tugas-tugas kuliah. Rak buku di kamar yang dulu isinya kumpulan buku KKPK dan majalah Bobo, berganti dengan rak gantung yang isinya buku-buku Pengantar Sosiologi, Konstruksi Media Massa, Sosiologi Pembangunan, Komunikasi Lintas Budaya, dan apalah itu buku tebal yang sebenernya nggak pernah aku baca.
Ternyata emang bener. Aku udah bukan anak-anak lagi.
hahaha.
2 notes
·
View notes
Text
Krisis Kemanusiaan di Palestina: Konflik atau Okupasi?
Penyerangan rudal dan roket antara Israel dan Palestina yang membuat kondisi kedua negara memanas selama sebelas hari terakhir resmi berakhir pada Jum’at, 21 Mei 2021 ini setelah kedua belah pihak memutuskan gencatan senjata dalam forum mediasi oleh Mesir. Meskipun begitu, tragedi kemanusiaan ini telah merenggut ratusan nyawa, terutama warga Gaza, Palestina. Tragedi ini juga telah memobilisasi perhatian dunia kembali terpusat pada konflik berdarah yang belum usai sejak berdekade-dekade yang lalu. Meletusnya krisis kemanusiaan pada tahun ini mendapat perhatian khusus, khususnya bagi masyarakat muslim di berbagai belahan dunia, dipicu oleh tersebarnya berita serangan apparat Israel terhadap muslim Palestina yang sedang menjalankan ibadah Ramadhan di komplek Masjid Al-Aqsha. Suci dan sakralnya bulan dan tempat di mana tragedi terjadi tentu dengan mudah menarik simpati komunitas muslim. Namun, seiring dengan masifnya pemberitaan di media-media massa dan sosial, publik internasional terbagi menjadi dua kelompok.
Mereka yang pro-Israel memainkan narasi korban dengan menampilkan fakta bahwa serangan rudal dari Israel merupakan serangan balasan terhadap kiriman roket bertubi-tubi dari Hamas, yang dianggap kelompok teroris. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara gamblang menekankan bahwa tindakan Israel merupakan ‘pembelaan diri.’ Pembelaan ini didukung oleh beberapa pemimpin negara Barat, termasuk Amerika Serikat, yang sejak lama memberikan bantuan militer kepada Israel. Media-media Barat juga merespons serangan di dunia maya dari kelompok pro-Palestina dengan upaya ‘netralisasi’ narasi: menggunakan istilah konflik dan perang untuk mendeskripsikan situasi yang terjadi dan menekankan krusialnya peran kedua pihak untuk mengembalikan situasi damai dengan solusi dua negara seperti yang disepakati Perserikatan Bangsa-bangsa.
Mereka yang pro-Palestina secara gencar memobilisasi narasi publik dengan menampilkan angka dan kisah-kisah korban penyerangan rudal Israel di Gaza, yang secara tidak seimbang menyasar pada hunian-hunian warga sipil. Penggunaan istilah penjajahan, okupasi, perampasan, genosida, dan bahkan apartheid mewarnai pemberitaan dari kelompok ini yang secara langsung juga merespon standar ganda media internasional yang dianggap tutup mata terhadap penderitaan warga Palestina selama berpuluh-puluh tahun. Penggunaan istilah konflik dianggap tidak tepat mengingat posisi dan sumber daya yang dimiliki kedua negara amat tidak seimbang. Serangan Hamas dianggap dapat dijustifikasi mengingat Israel tidak mengindahkan peringatan dari kelompok ini sebelumnya atas peristiwa perampasan tanah di daerah Sheikh Jarrah dan menghindari bentrok di Masjidil Aqsha selama bulan Ramadhan. Kelompok-kelompok Islam juga secara masif menampilkan narasi-narasi historis mengenai okupasi Israel atas Palestina yang secara brutal mengusir ratusan ribu warga Palestina dari tanah airnya pada peristiwa yang dikenal dengan nama Nakba. Fakta mengenai kekejaman Israel yang membangun tembok pemisah dengan Palestina dan membuat Gaza menjadi ‘penjara terbuka’ selama bertahun-tahun membuat banyak pihak meragukan komitmen Israel atas tawaran damai. Alhasil, banyak yang menyangsikan upaya-upaya diplomasi dan mediasi internasional dan membela upaya Palestina melalui Hamas dan beberapa kelompok jihadis lainnya untuk melakukan ‘resistansi’ atas perampasan tanah Palestina setiap tahunnya.
Memahami situasi yang terjadi saat ini tentunya memerlukan kajian komprehensif terhadap sejarah panjang relasi kedua negara sejak ide pembentukan negara Israel dicetuskan oleh Theodore Herzl pada awal abad 20 dan berakhirnya kekhalifahan Turki Utsmani yang membuat wilayah Palestina jatuh ke tangan Inggris sebagai pemenang Perang Dunia pertama. Persilangan konflik agama, ekonomi, dan politik dalam hubungan Palestina-Israel juga semakin menambah kompleks krisis yang terjadi. Sucinya Yerusalem bagi tiga agama samawi besar dunia, Islam, Nasrani, dan Yahudi memainkan peran krusial dalam berbagai bentrok yang terjadi. Begitu pula hasrat untuk menguasai wilayah yang subur dan kaya akan sumber daya alam serta pergolakan politik dalam tubuh kedua negara masing-masing dan konstelasi politik kawasan Timur Tengah tidak dapat diabaikan. Penting untuk dicatat bahwa peristiwa penyerangan tahun ini terjadi menjelang pemilihan umum di Palestina, di mana sayap politik Fatah di wilayah Tepi Barat dan Hamas di Gaza berlomba-lomba mendapatkan simpati masyarakat Palestina yang semakin hari menunjukkan kekecewaan terhadap kegagalan Fatah mengupayakan perdamaian dengan Israel. Di sisi lain, negara-negara Islam di Timur Tengah memiliki suara, posisi, dan kepentingan masing-masing yang berbeda terhadap masa depan Palestina dan Israel.
Terlepas dari dinamika politik dan narasi-narasi publik yang berbeda-beda dalam menggambarkan situasi yang ada, ratusan nyawa yang melayang dalam tragedi ini bukanlah sekadar angka-angka kosong tanpa makna. Baik konflik ataupun okupasi, krisis kemanusiaan ini telah merenggut masa depan anak-anak yang tidak punya andil apapun di dalamnya. Mereka adalah keluarga-keluarga yang seharusnya berhak untuk hidup dengan tenang di dalam rumahnya sendiri. Kesepakatan gencatan senjata sudah diambil, namun masa depan perempuan dan laki-laki Palestina masih menunggu kepastian. Berapa bentrok lagi yang harus terjadi, berapa rudal dan roket lagi yang harus dikirim, berapa nyawa lagi yang harus pergi, berapa rumah lagi yang harus hancur, untuk berteriak pada dunia bahwa krisis ini harus disudahi?
2 notes
·
View notes
Text
Busana Indah Wanita Bersahaja
28 Oktober adalah tanggal dimana peringatan hari penting yaitu sumpah pemuda. Sumpah yang menjadi tonggak dan totalitas kemajuan bangsa di genggaman para generasi muda. Membuat hati para pemuda bertekad menjadi peluru paling ampuh. Tak gentar di hempas badai dan ombak. Pemuda pria maupun wanita berpegang teguh pada nuansa merah putih. Sebelum membahas mengenai deretan wanita yang berbusana anggun nan bersahaja, mari lebih dulu kita menginggat isi dari sumpah pemuda.
Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Namun sumpah-sumpah itu bagi kaum millenial saat ini hanyalah sumpah yang ringan saja di ucap bagai sumpah untuk membujuk orang yang disuka. Walau disumpah kadang saja masih bisa lupa. Kini banyak para generasi muda yang lebih mencintai dunia barat. Bergaya bagai rumput ilalang yang liar tumbuh bebas dimana-mana hingga tanpa busana. Dan sebagian mereka hanyalah singkong yang terpendam di kubur tanah dan terbalut kulitnya. Terbuka nampak kebersihan dalamnya walau selama ini terpendam tanah yang dianggap mausia sebagai tempat berpijak dan kotor.
Hari selasa ini sangat indah, setelah semalam hujan, pagi muncul sang mentari yang dilingkari pelangi. Gadis-gadis kecil desa menari dengan sangat riang sekali. Sambil bernyanyi pelangi ciptaan tuhan mereka melesatkan jari telunjuk sambil menghafalkan warnanya. Menjiku hibiniu kata mereka. Aah, aku mulai merindu masa kecilku. Dimana aku bisa bermain tanpa memikirkan sesuatu apapun. Merindu aroma masakan almarhum ibuku dan aku rindu suara ayahku. Tak disangka ya, entah sudah berapa lama aku tanpa mereka. Aku segera bergegas kembali masuk kedalam rumah mempersiapkan diri sebelum bekerja. Setiap sudut rumah mengingatkanku dengan segala kenangan yang telah terjadi. Aku cukup terhibur melihat anak-anak kecil yang menikmati indahnya pelangi itu. Kursi diruang tamu mengingatkanku pada sosok gagah yang selalu menungguku untuk mengantarkanku sekolah, ruang keluarga mengingatkanku makan bersama saat buka bersama di bulan ramadhan. Dan aku membuka perlahan kamar yang sudah lama kosong itu. Tempat terakhir aku menyaksikan ayahku tak lagi bisa berbicara denganku. Aku masuk, perlahan aku membuka lemarinya. Tersusun rapi baju dinasnya, begitu pula baju-baju ibuku. Jemariku perlahan mengusap deretan baju yang tergantung, ku ambil satu stel pakaian mereka. Aku memeluk baju itu sambil membayangkan mereka dihadapanku. Rindu ini begitu amat menyakitkan. Perlahan tak bisa ku tahan, nyatanya air mata ini menetes juga. Ku temukan foto-foto kecilku, saat aku pertama kali belajar berjalan dan bersepeda. Ada ibu yang menyemangatiku, dan ayah yang memegangi sepeda miniku. Gadis yang dulu masih se lutut mereka, usia 4 tahun sekarang mungkin sudah setinggi telinga mereka. Tepat di usia 25 tahun, banyak mimpi yang ingin aku ceritakan. Yaa, meskipun aku tau apa yang menjadi keinginan kita tak perlu di beritakan sebelum terjadi. Tapi bagiku tak apalah. Jika seandainya apa yang telah aku ceritakan dari sebuah impian, entah berapa tahun kemudian ternyata tidak bisa aku dapatkan itu bukan karena aku bercerita tentang apa yang aku impikan. Hanya saja itu takdir yang memberikan kesadaran jalanku tidak baik jika di sana.
Tahun 2013, aku mengenakan kebaya wisuda SMA, saat itu aku mempunyai harapan kelak bisa memakai busana yang membuat wanita menjadi indah, mempesona dan bersahaja dengan ilmunya. Tahun 2015 aku kembali mengenakan kebaya di acara kang yuk agriculture award dengan nuansa biru. Dan tahun 2017 aku mengenakan kembali busana kebaya di acara wisudaku. Harapan tentang busana-busana itu telah berhasil ku capai. Busana-busana itu selalu terpakai bersama orang-orang yang menyayangiku. Bersama Ibu, Ayah dan juga teman-temanku. Hehe, jadi aku ada sebuah harapan di usiaku yang ke 25 Tahun nanti, aku kembali mengenakan kebaya tetapi dengan orang yang akan menghabiskan waktunya di sepanjang hidupku. Entahlah, mari kita tunggu usia itu tiba. Semoga kita panjang umur.
Busana wanita bersahaja, membuat kaki dan leher mereka menjadi jenjang, jalan melandai penuh irama dan improvisasi. Berjalan tegap dan langkah yang landai. Berbicara dengan kehalusan bahasa dan perkataan penuh makna. Membuat siapapun yang ada dihadapannya terpanah menunjukkan kekaguman. Busana-busana itu perlahan punah, tak lagi digunakan dalam keseharian namun tetap digunakan di acara penting, hingga peringatan hari-hari nasional. Akhirnya, seragam itu menjadi khas seragam dinas di setiap daerah. Perempuan dengan kebaya dan pria lengkap dengan beskapnya.
Seperti yang telah dikatakan oleh gusti nurul, filosofi kebaya adalah wanita harus banyak menahan diri, dan jika ingin terlihat menarik memang perlu sebuah pengorbanan. Sebelum saya mengupas tentang filosofi kebaya seperti yang dikatakan oleh gusti nurul, saya yakin bahwa sebagian dari kita ada yang belum pernah mengerti siapa wanita yang bernama gusti nurul. Semenarik apakah beliau? Beliau adalah Wanita yang berparas sangat cantik dengan nama lengkapnya Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusuma Wardhani itu merupakan putri dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII. Wanita yang sangat multi talenta. Beliau saat masih gadis dikenal dengan bakatnya yang pandai menulis puisi atau tulisan sastra, menari, berkuda, berenang dan tenis meja. Tak heran jika banyak pria yang mendambakannya waktu itu. Putri keturunan ningrat dari solo itu dijuluki kembang kusumanegara yang memiliki makna wanita layaknya bunga memberi keharuman bagi negara. Beliaupun ditaksir oleh putra-putra bangsawan. Bukan sembarang orang yang ingin menjadi pendamping gusti nurul. Diantaranya adalah bapak presiden kita yang pertama Ir. Soekarno, Sultan Syahrir dan Sultan Hamengkubuwono IX. Tak satupun laki-laki dari mereka yang mampu menarik perhatian dan membuat gusti nurul jatuh cinta. Sekalipun gusti nurul tinggal di wilayah keraton yang menuntut tinggi nilai-nilai adat budaya, beliau memiliki pemikiran yang modern. Prinsipnya yaitu "Wanita Berpendidikan Pantang Di Madu". Alasan Gusti Nurul menolak tokoh-tokoh ternama tersebut diantaranya tidak begitu suka dengan dunia politik dan tidak ingin menyakiti hati para wanita yang telah menjadi istri-istri tokoh tersebut. Hingga akhirnya gusti nurul memutuskan untuk menikah dengan seorang pria yang bersedia untuk menjadikan gusti nurul satu-satunya istri di hidupnya dan pantang menduakan gusti nurul. Laki-laki itu adalah seorang perwira TNI yang bernama Suryosuyarso. Menjadi seorang istri seorang perwira TNI maka dengan segala kesetiaanya, beliau turut mengabdikan diri untuk suami dan negara. Gusti nurul berpesan kepada seluruh kaum wanita bahwa "Seorang wanita tidak boleh lupa, dia ditakdirkan untuk pria. Jadi, sesibuk apapun wanita, tetap harus menjaga garis belakang kehidupan keluarga." Selain itu "Seorang wanita harus melahirkan anak-anaknya, tetap mengasuh dan meladeni, serta menjunjung tinggi martabat suaminya."
Dari gusti nurul, kita sebagai wanita bisa lebih banyak belajar mengenai banyak hal yang menarik. Bahwa wanita berpendidikan pantang merusak hubungan orang lain atau sesama wanita, dalam memilih pasangan bukan karena siapa dia tapi berdasarkan kenyamanan dan ketulusan hatinya walau dalam hidup kesederhanaan yang jauh dari gemuruh perselisihan. Dan kita juga bisa memahami, bahwa memang dasarnya seorang wanita harus melahirkan anak-anaknya sekaligus anak yang dikandung akibat kesalahan oknum, tetap melahirkan kemudian memberikan pengasuhan dengan baik, meladeni agar sang anak tetap tumbuh dengan baik, menjadi generasi yang cerdas dan berbakat, karena dibalik kesuksesan seorang anak tak hanya mampu menjunjung tinggi martabat suami saja, tapi akan menjadi tonggak emas bagi agama, keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. Inilah peran wanita yang sangat dominan dan tak bisa di lepaskan dari kehidupan. Sesuai dengan filosofi kebaya, untuk menjadi seorang wanita memang harus banyak menahan diri. Karena kita perlu menjaga diri agar tetap berada di jalan yang benar, menguatkan iman. Banyak sekali wanita saat ini tidak bisa menerima keadaan yang sulit. Hingga dalam masalah ekonomi banyak menjadi alasan sebuah perceraian, banyak yang bangkrut usahanya karena terlalu menuruti keinginan, hingga nanti saat wanita yang saat ini gadis kelak menjadi seorang ibu, maka harus bisa menahan diri untuk lebih mengutamakan kebutuhan anak dan keluarga. Kemudian kita akan membahas sebuah pernyataan bahwa, jika ingin terlihat menarik memang butuh pengorbanan. Bukan hanya berkorban agar fisik terlihat cantik saja dengan mengeluarkan banyak modal, tapi kita sebagai wanita yang menarik bisa melakukan pengorbanan dari berbagai hal dan banyaknya jalan. Misalnya saja, kita berkorban menjadi seorang yang senantiasa berusaha untuk mandiri, punya prestasi dan rendah hati. Kita juga bisa melakukan pengorbanan dengan menjaga sebuah komitmen atas hidup yang harus di jalani seperti menguatkan iman dan sabar. Untuk terlihat menarik tidak ada yang tanpa pengorbanan. Semuanya butuh pengorbanan. Layaknya kita kenakan pakaian busana, kita perlu menahan diri untuk berjalan cepat, kita perlu jalan lambat melandai walaupun harus berkorban waktu. Karena sudah pasti jika kita kenakan kebaya dengan berjalan cepat tidak akan terlihat menarik, kemungkinan kita akan di remehkan orang atau kita yang akan merasakan sakit sendiri dan jatuh karena memaksa berjalan cepat saat kita gunakan busana kebaya.
Era tahun 2000an kini, busana-busana waniat bersahaja mulai banyak macamnya. Banyak para wanita menggeluti dunia karir walaupun sudah berumah tangga. Berseragam sesuai karir mereka masing-masing. Tampak menarik mereka para wanita yang berkarir tapi tak melupakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Sebagian seorang pria tertarik dengan para wanita yang bermake up lengkap dan menggunakan busana yang ketat atau memikat hasrat. Mereka belum sadar bahwa yang mereka kagumi kelak akan dimakan usia. Sedangkan wanita yg memiliki prestasi dan ilmu akan terus dikenanga walau telah termakan usia bahkan ketika shdah tak bernyawa, mereka akan tetap dikenal sebagai wanita pembangun perubahan nyata untuk generasi serta bangsanya. Ingin menjadi wanita bersahaja tak perlu mengubah diri agar lebih menarik untuk mendapatkan cinta seorang laki-laki, tapi akan lebih membahagiakan jika kita bisa menjadi wanita bersahaja karena telah menemukan seorang pria yang bangga memiliki kita tanpa ada alasan yang menarik untuk menjadikan kita sebuah pilihan yaitu pendamping hidupnya.
3 notes
·
View notes
Text
LAGU YANG LAGI VIRAL
Bismillaah Beberapa waktu terakhir, sedang banyak perbincangan tentang hukum sebuah lagu. Sebenernya perdebatan ini udah lama sih. Masih hangat juga pertanyaan dari Nana; kamu pilih lagu atau Qur'an? Nah loh. Di grup kemarin sempet bahas juga pengalaman baik Nana maupun Afid yang sempat terlena karna lagu trs mempengaruhi hafalan trs mereka berlepas dari lagu. Ya gitu, shock habbits juga kan baru dari boarding school ke kampus yang lebih bebas pegang gadget. Sempat juga dilarang buat ga mikirin suatu makhluk kalo ingin bnrbnr intens sama Qur'an. Iya, untuk hal itu bukan dalam bentuk pertanyaan lagi. Tapi anjuran serta larangan! Haha oke deh aku pengen ngerangkum pandangan Bunda Riannawati yang biasa ku panggil Bunda Ri. Beliau jadi pembina IQ di pengurusan ku ke-3 dan kami pernah berkunjung ke rumahnya. Bunda juga aktif menjadi pembicara di banyak acara. Pernah bertemu di Sekolah Keluarga Samara haha ex SPN atau Sekolah Pra Nikah-nya UNS ft. KPPA Benihnya Bu Vida. Juga sering bgt ketemu di kajian Jumat siang tiap akhir bulan di NH. Biasanya aku terkorbankan oleh para takmiroh menjadi panitia dadakan seperti penjaga snack, tilawah, maupun MC. But Im happy sih. Bunda Ri mengawali diskusi dengan rambu-rambu bahwa akan banyak perbedaan pendapat karena memang ini kajiannya terkait dengan fiqh khilafiyah/perbedaan pendapat, tinggal kemantapan hatinya bagaimana. Tapi kita ingin kemantapan hati itu dengan ilmu kan ya... Dari awal aja udah ada perbedaan, misalnya ada yang yakin mengharamkan lagu dan musik, ya udah akhirnya kita hormati itu, terus berarti gak perlu dong mengkaji tafsir lagu? Ya boleh saja, siapa tahu bermanfaat bisa melihat sisi lain mengapa kita masih suka bernyanyi. Nah, dijelaskan bahwa Bunda Ri termasuk yang tidak mengharamkan lagu dan musik, menganggap boleh asal isi lagu tersebut baik dan menyeru pada kebaikan. Musik sebagai sarana yang mengantar liriknya, jadi boleh. Tapi akan berbeda jika musik tersebut laghwi/berlebih-lebihan dan membuat kita terlena. Maka di sinilah kita mengambi tengah-tengah. Nah sekarang ke lagu Aisyah Istri Rasululah. Banyak sekali yang hafal liriknya, bahkan youtuber banyak sekali yang cover. Disebutkan beliau bahwa ini merupakan fenomena budaya populer. Ketika suatu produk laku di pasaran, maka berbondong-bondong produk sejenis akan menirunya. Meniru ini dengan tujuan masing-masing, ada yang komersil (diunggah di youtube ingin dapat uang), ada yang untuk sarana dakwah, atau hanya untuk having fun aja, senang-senang. Lagu ini awalnya dari Malaysia yang berjudul ‘Aisyah Satu Dua Tiga Cinta Kamu’ milik band asal Malaysia Projector Band. Berbeda dengan lagu Aisyah Istri Rasullullah yang lebih islami, lagu awalnya justru menceritakan sepasang kekasih yang putus nyambung. Kemudian dengan notasi yang sama, lirik lagu itu diubah Mr. Bie youtuber asal Malaysia dengan lirik seperti yang kita kenal sekarang. Awalnya lagu ini bernada ceria, tapi Sabyan Gambus membawakan lagu ini dengan gaya khusyu dan mellow, diposting 29 Maret 2020. Barulah kemudian peng-cover lainnya bermunculan. Bahkan liriknya sama sekali beda, tidak tentang Aisyah, tapi dengan notasi yang sama. Ada Aishwa anak sholehah, Ramadhan dll itu. Semua menggunakan nada yang sama bukan? Karena memang itu yang sudah akrab di telinga masyarakat. Mengapa tafsir yang muncul berbeda-beda? Sama sebenarnya saat kita membaca karya sastra, ada tafsir yang berbeda juga terhadap karya yang sama. Ini muncul karena wawasan masing-masing orang berbeda. Ada yang mengganggap bahwa lirik lagu tersebut terlalu ulgar, terlalu menggambarkan fisik Rasulullah, tidak sopan menyebut beliau tanpa embel-embel. Ini menurut orang yang sudah paham tentang Aisyah dan dan punya kesan tersendiri atas pemahamannya itu. Sehingga muncul pendapat, tak layak Sayyidah Aisyah digambarkan seperti itu dalam lagu. Begitu penjelasan dosen Sastra S1 UNS tersebut. Tapi bagi orang yang tidak tahu atau sedikit sekali wawasannya tentang Aisyah, akan mengatakan o... pipinya Aisyah itu putih bersih ya, romantis banget ya sama Rasul kalau marah dicubit hidungnya, minum dengan gelas yang sama, pernah lomba lari. Itu semua sumbernya dari hadits lho, bukan karangan si pencipta lirik. Ada wawasan baru buat dia bahwa ternyata seromantis itu hubungan Rasul dan Aisyah. Bahkan ada yang kemudian mengalihkan pengidolaan mereka dari wanita atau slebritas yang cantiiik banget versi mereka, ke Aisyah yang ternyata lebih cantik. Alumni sastra postgraduated UGM ini mengemukakan rasa salut bahwa sekarang mulai banyak yang cinta Aisyah, mengenal lebih jauh dan mengidolakannya. Serta berpesan untuk proses yang sekarang ini jangan berhenti, yang perlu dikritisi justu visualisasi dalam video klip lagu. Ada kan yang menghadirkan perempuan cantik putih tidak bercadar (karena ingin menunjukkan pipi putih berseri) dan ‘dimaknai’ penonton sebagai “Aisyah kayak gitu to?” apalagi ditambah penyanyinya yang genit dengan kedip mata. Orang jadi berpikir bahwa ini ‘pelecehan’ terhadap sosok Aisyah, ada juga yang berpikir “besok kalau cari istri yang begitu’. Bunda Ri menjelaskan bahwa itu semua ranah hermeneutik, penafsiran. Menurut ilmu hermeneutik, tidak ada tafsir yang salah jika berdasar pada alasan yang jelas. Salah itu menurut orang yang menganggap tafsiran orang lain tidak sama dengan tafsirannya. "Ya akhirnya kita kembali pada selera kita yang mana. Tapi harus diingat, kita tidak bisa menyalahkan orang lain yang tidak sama seperti kita karena memang sampai di situlah dia menafsir. Dalam proses lebih, kemudian ada yang mengubah liriknya seperti yang disarankan Buya Yahya, jadi ada Sayyidah di depan nama Aisyah. Ada unsur kecerdasan Aisyah juga dimasukkan lirik, bukan hanya fisik. Dalam video klip juga sudah ada yang dibuat sederhana, tanpa memunculkan visualisasi perempuan. Ya itu semua sah-sah saja. Budaya populer ya begitu. Dibuat untuk memenuhi selera masyarakat.Digubah dan didesain ulang sesuai tujuan masing-masing." Jelasnya panjang lebar. Bunda Ri lebih sepakat dengan apa yang disampaikan Ust Abdul Shomat dalam hal ini. Bahwa permasalahannya adalah pada siapa lagu itu ditujukan. UAS menganalogikan Aisyah adalah ibu (ummull mukminin) yang kemudian kita (anaknya ini) akan mengenalkannya ke cucunya (generasi milenial), maka menggunakan bahasa milenial juga https://republika.co.id/berita/q8lg3r5524000/viral-lirik-lagu-aisyah-istri-rasulullah-ini-kata-ustaz-abdul-somad [bisa dibaca lengkapnya] "Jadi kita ambil sisi positifnya bahwa populernya lagu itu menjadi sarana generasi milenial untuk lebih mengenal dan mencintai Aisyah. Tapi setelahnya jangan berhenti sampai di situ, kita harus terus menyemangati diri dan teman-teman kita untuk belajar sosok Aisyah tidak hanya dari lagu." Analogi dari Bunda Ri sama dengan muslimah yang belum berjilbab, kita harus lembut hati mengajak mereka untuk berjilbab. Yang berjilbabnya masih ngikat leher, ya pelan-pelan kita ajak mereka mengulurkan jilbab menutup dada, yang jilbab lebar pergaulannya masih aduhai, ya pelan-pelan kita luruskan. Eishhhh. Ketampar nihh!!! :') "Jangan terlalu ekstrim hitam putih dalam berdakwah yang kaitannya dengan akhlaq. Kalau aqidah iya, tapi kalau akhlak kan semua orang butuh berproses. Tapi bagi yang sudah paham ya ayo segera, jangan berproses itu selalu dijadikan alasan nggak maju-maju." Ehm ada kegalauan lagi; tapi bagaimana kalau lirik itu membuat laki-laki memvisualisasikan dan mengundang syahwat? Jawaban beliau, "wah, ini harus dicek dulu nih, benar nggak lirik itu mengundang syahwat. Subyektif sekali saya kira. Kalau begitu, banyak lirik lagu lainnya yang jauuuuh lebih mengundang syahwat dan mengapa itu tidak dipermasalahkan. Kalau ini soal orangnya ya, bukan soal lagunya. Saya akan berikan contoh cerpen karya Hamsad Rangkuti yang berjudul “Kuhapus bekas bibirnya di bibirmu dengan bibirku” Coba, ini vulgar nggak? Itu cerpen terbaik lho versi sastrawan Kompas. Tapi tidak bagi saya Ya mereka biasa dengan istilah2 begitu. Tapi sastra Islami tidak sama estetikanya dengan mereka, sehingga ketika menuls karya, kita tentu bisa membedakannya. Yang ekstrim ya bandingkan saja Ayu Utami dengan Helvy Tiana Rosa." Artinya apa? Perbedaan itu akan selalu ada. Kalau dikaitkan dengan dakwah di masyarakat, begitulah ternyata lahan dakwah memang sangat luas. Mereka yang masih menafsirkan dengan pemahaman mereka itu ya harus diajak lebih lagi mengenal sosok Aisyah tidak hanya dari lagu. Tapi banyak referensi, bacaan dan sumber ilmu lainnya. Semoga kita bisa mengambil ibrah, lebih bijak dalam menyikapi fenomena budaya yang terkait dengan Islam. Insya Allah iini bisa memicu kita belajar lebih banyak lagi tentang Sayyidah Aisyah. Mohon dimaafkan jika ada kekurangan, wabillahi taufiq wal hidayah. Allahua'lam.
18 notes
·
View notes
Text
“Menyelami Samudera Kemuliaan bersama Al-Qur’an”
Oleh : Salma Hamidah
“Mengarungi samudera kehidupan, kita ibarat para pengembara, hidup ini adalah perjuangan, tiada masa tuk berpangku tangan…” Bingkai Kehidupan-Shoutul Harokah.
Berjalanlah di muka bumi seperti orang asing yang hanya singgah sebentar. Dunia ini hanyalah fana dan sementara. Sedang’ kehidupan yang kekal adalah akhirat. Rumah abadi adalah kembali kepada-Nya. Rab Yang Maha Agung, pencipta alam semesta seisinya. Maka kembalilah ke jalan yang benar, yaitu jalannya orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya.
Mari bermuhasabah sebentar terhadap sebuah nama. Orang yang selalu bertahmid kepada Allah Swt. akan selamat dunia akhiratnya. Begitulah sekiranya makna dari nama Salma Hamidah. Nama “Salma” memang nama yang cukup populer jika boleh dikata. Karena “Salma” yang berarti “keselamat atau salam sejahtera”, adalah harapan semua orang mukmin di dunia dan di akhirat. Sedangkan, untuk kata “Hamidah” artinya “bertahmid”, yaitu selalu memuji atau bertahmid kepada Allah Swt. disetiap apa yang ia kerjakan. Orang-orang beriman yang selalu memuji Allah Swt. dalam kedaan tidur, duduk, maupun berdiri, akan selalu diberikan keselamatan dan kemuliaan oleh Allah Swt. sepanjang waktu.
Mari sedikit berkenalan dengan salah satu calon mati, sukses dunia dan akhirat. Amin. Perkenalkan, saya Salma Hamidah (19 tahun), mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Negeri Yogygakarta angkatan 2017. Saya merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Saya berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Orang tua dan saudara saya tinggal di Jepara. Sementara, saya sendiri tinggal di Yogyakarta untuk menmpuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dari SMA, yaitu Universitas. Orang tua saya bernama Slamet Noor Riyadi dan Budimarsiwi. Mereka dikaruniai tiga orang anak perempuan yang sekarang sudah beranjak dewasa dan salah satunya adalah saya sendiri. Kakak saya bernama Luthfiyah Musayyadati dan adik saya bernama Nurul Aini. Kakak masih berstatus sebagai mahasiswa IPB dan masih berkutit dengan skripsinya. Semoga kakak diberikan kemudahan oleh Allah Swt. dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi. Sedangkan, adik masih duduk di bangku kelas 8 SMA. Masa-masa pencarian jati diri sang anak mulai terlihat dan semoga disegerakan. Abi adalah seorang PNS di salah satu rumah sakit di Jepara dan Umi adalah seorang PNS disalah satu puskemas di Jepara. Abi bukan seorang dokter, tapi ahli pada bidang komputer dan Umi adala seorang ahli gizi.
Abi dan Umi adalah dua sosok yang bekerja keras dalam menafkahi anak-anaknya. Melihat kami sudah beranjak dewasa dan kebutuhan yang semakin bertambah pula. Selain menafkahi keluarga, kami juga sudah dididik dalam beribadah saat masih kecil. Pun saat saya masih kecil, bab-bab berkerudung ataupun berhijab sudah dilakukan dan diajarkan. Jadi, posisi saya lebih senang mendengarkan orang lain berhijrah dengan caranya masing-masing, daripada cerita saya sendiri. Tapi saya mengakui, bahwa bab akidah dan akhlak harus diperbaiki lagi. Sungguh, saya ini masih belum mandiri secara rukhiyah, fikriyah, maupun finansial. Belum sepenuhnya mandiri dan lepas dari tanggungan orang tua. Belajar prihatin memang agaknya sulit untuk dilakukan dan memulainya. Saya dari TK sudah dimasukkan ke TK berbasis Islam dan dilanjutkan sampai SD. Untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA, saya belajar di sekolah negeri di Jepara. Dan pada masa-masa itu saya sangat akademis untuk mencapai nilai-nilai tertentu. Tapi alhasil, nilai dan ujian tidak sesuai yang diharapkan. Les mata pelajaran IPA untuk masuk ke perguruan tinggi sudah banyak dilakukan. Tapi akhirnya, ujian mandiri dengan nilai SOSHUM baru bisa diterima di PTN. Saya adalah calon Dokter Hewan yang mencari jalan lain. Sejatinya, saya adalah seseorang yang terdampar dalam pulau yang asing dan baru. Saya sangat suka dan menyayangi binatang, terutama binatang kesayangan Rasulullah Saw., yaitu kucing. Wahai, jangan takut terhadap apa yang tidak menakutkan karena itu semua persepsi burukmu. Jika ingin berpuisi di depan seorang yang takut terhadap bola bulu ini, mungkin inilah yang akan saya narasikan. Cintailah apa yanng dicintai Rasulullah Saw. saat tiada pantangan bagimu untuk tidak menyukainya dan jangan sampai melukainya.
Di zaman saya masih TK, kehidupan ekonomi masih sedikit sulit. Umi bekerja sebagai guru TK di tempatku bersekolah. Abi sudah bekerja sebagai PNS dengan penghasilan belum seberapa. Akhirnya, Umi saya mencoba tes CPNS dan diterima dan diselangi berwirausaha. Sedikit demi sedikit kehidupan ekonomi mulai meningkat dan stabil. Sekarang, kebutuhan keluarga dapat terpenuhi dengan baik. Dan sampai sekarang ini, sangat bersyukur kepada Allah Swt. saya dapat melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi seperti universitas.
Saat saya memasuki dunia kampus, orang tua sangat mendukung kegiatan yang saya lakukan. Kegiatan SKI fakultas maupun universitas sudah sering dilakukan. Cukup banyak program-program yang saya lakukan selama hampir satu tahun berada di universitas. Karena Abi dan Umi juga merupakan aktivis dakwah di masyarakat, saya juga merasa perlu untuk tetap berjuang dan masuk ke dalam dunia dakwah Islam. Walaupun sebelumnya bukan seorang ADS (Aktivis Dakwah Sekolah), di sini saya mencoba untuk dapat lebih mengenal dunia dakwah Islam bersama teman-teman SKI yang lain.
Kegiatan positif yang dilakukan selama periode satahun ini adalah belajar hal baru. Saya mulai belajar berorganisasi dengan lebih terarah di bangku kuliah. Masa-masa ini adalah penjajakan terhadap dunia baru. Jika dihitung, saya mengikuti dua organisasi yang aktif mulai tahun 2018, yakni SKI Universitas (UKKI) dan SKI Fakultas (KM AL HUDA). Selain dua organisasi tersebut, ada juga kegiatan turunan yang sedang diikuti sebagai panitia kegiatan, yaitu Kampus Ramadhan UNY dan Olimpiade Qur’an Nasional UNY. Di samping organisasi, kegiatan rutin juga sudah dilakukan sejak semester satu, yaitu program Hifdzil Qur’an LPIM yang diadakan setiap hari Rabu, Jum’at, dan Minggu sebagai jadwal setoran hafalan. Saat kegiatan Hifdzil Qur’an LPIM, saya mencoba setidaknya untuk tetap datang, menghafal, dan menyetorkan hafalan. Baru setelah itu saya dapat melakukan aktivitas lainnya.
Kegiatan negatif yang saya lakukan adalah sering menunda pekerjaan. Pekerjaan rumah maupun tugas kuliah menjadi menumpuk. Saya kurang dapat membagi waktu antara organisasi, syiar, tugas rumah, dan tugas-tugas kuliah. Saya sering mengerjakan tugas di batas deathline atau tenggat waktu pengumpulan. Di samping itu, saya juga kurang dapat bergaul baik dengan orang lain dan memiliki respon yang lambat saat berkomunikasi dengan alat komunikasi. Kelemahan lain adalah saya kurang dapat berbicara di depan umum untuk mengutarakan pendapat dan akhir-akhir ini keaktifan di kelas juga menurun. Salah satu penyebabnya adalah karena saya sudah tidak menjadi ketua kelas yang notabenya sibuk mengurusi tugas-tugas kawan untuk dikumulkan dan bertemu dengan dosen pengajar. Hal itu merupakan kesimpulan saya setelah satu semester ini tidak mengurus kelas. Mungkin banyak juga faktor lain yang belum saya sadari dan semoga disegerakan untuk tersadar. Selain masalah sosial dengan orang lain, mobilitas saya juga kurang dan masih tergantung pada orang lain. Saya lebih senang menggunakan sepeda dari pada sepeda motor.
Saya sangat senang membaca buku, menulis, mendesain, dan mendongeng. Buku adalah jendela ilmu, begitulah kata pepatah mengatakan. Saya sangat senang membaca buku tentang cerita berhikmah yang muatannya padat, positif, dan bahasanya indah. Selain itu, saya juga sangat suka membaca buku yang memotivasi diri seseorang dan diri sendiri. Saya juga sedang mengumpulkan karya-karya untuk dibukukan ataupun dipublikasi di blog pribadi. Selain kegiatan membaca dan menulis, saya juga senang mendesain pamflet atau semacamnya. Walaupun belum handal, tapi saya akan terus mencoba untuk menjadi lebih baik. Karena sangat suka buku bergambar, pun saya sangat senang mendongengkannya kepada orang lain. Berharap suatu saat nanti dapat mendongengkan cerita dengan lancar dan percaya diri di depan umum ataupun anak-anak. Selain kegiatan yang memerlukan fokus, saya juga sangat senang berjalan-jalan ke alam terbuka, seperti gunung, hutan, ataupun pantai.
Adapun hal yang tidak saya sukai adalah saat hanya berdiam diri dan mengulur waktu di dalam kos atau rumah. Saat saya berdiam diri di dalam rumah, saya hanya akan melakukan kegiatan yang kurang produktif. Tapi sejatinya banyak kegiatan yang dapat dilakukan saat berada di kos atau di rumah, yaitu pekerjaan rumah tangga dapat dikerjakan. Yang tidak saya senangi selanjutnya adalah menghabiskan waktu dengan kegiatan yang tidak bermanfaat dan terkesan membuang waktu. Seperti menunda pekerjaan yang harus dikerjakan selanjutnya dan selanjutnya. Misalnya, saat sudah saatnya makan siang dan waktu masuk kelas tidak mencukupi, maka saya lebih memilih meninggalkan makan daripada kegiatan yang sudah dekat. Mungkin memang sedikit berisiko tapi begitulah keseharian saya.
Manusia sejatinya adalah orang yang lemah. Hanya Allah Swt. yang dapat menguatkan. Pun disaat saya mulai terguncang psikis dan batinnya, Allah Swt. adalah satu-satunya petunjuk hidup. Allah Swt. menghibur dengan perantara manusia atau makhuk lainnya. Yang dapat dilakukan pertama kali saat memiliki masalah hanya berkeluh pada-Nya, memohon ampun atas kesalahan, dan memperbaiki diri lagi. Tidaklah seorang muslim dikatakan beriman apabila belum diuji. Masalah dan ujian hidup yang terus terjadi adalah tanda bahwa Allah Swt. sedang menguji iman seorang hamba yang katanya beriman.
Masalah adalah ujian hidup yang harus diselesaikan. Saya mengatasi masalah dengan merenungkan masalah, bermuhasabah, berdo’a, dan berikhtiar. Tapi sering sekali saya merasa tidak dapat menyelesaikannya dengan tuntas dan hanya sebagian yang terselesaikan. Hal itu dikarenakan kurangnya persiapan yang matang dalam mengahdapi hari esok yang memiliki tantangan lebih berat.
Saya sering merasa tidak mampu dalam menghadapi masalah kelompok, seperti bersosialisasi. Tempat bercerita mengenai masalah hidup saya adalah orang tua, terutama Umi. Saat saya pulang, rasanya bercerita kepada Umi tidak ada habisnya. Ingin menceritakan bagaimana perubahanku setelah merantau di kota istimewa. Dan bercerita bagaimana tetap pendiam dan sulitnya manusia satu ini bersosialisasi. Tapi, saya pun tidak berani mengutarakan semuanya pada Umi. Saya yakin semua ada jalan keluarnya apabila kita melibatkan Allah Swt. dalam segala urusan. Di lingkunganku sekarang ini, tempat bercerita dan berkeluh kesah serta saling menasihati adalah teman-teman kos dan kakak yang satu tujuan hidupnya untuk Allah Swt. dalam berdakwah.
Mendakwahi diri sendiri untuk menjadi lebih baik dikemudian hari pun penting. Bagaimana tidak penting, apabila diri ini akan ditanyai apa saja yang telah dilakukan selama di dunia saat berada di alam kubur dan akhirat nanti. Muhasabah diri, memperbaiki diri lagi dan lagi. Cara memperbaiki diri adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah swt. Alquran sendiri merupakan salah satu kunci keberkahan hidup di dunia dan di akhirat. Membaca, mengahafalkan, memaknai, dan mengamalkan Alquran adalah kunci kedekatan manusia kepada Allah Swt. Jangan sampai menyesal di akhir hidup kita nanti. Ramadhan tahun depan atau bahkan tahun ini, dengan keberkahan ataupun kebaikan yang dapat dilakukan di dunia sebagai bekal di akhirat nanti, semoga dapat saya jumpai lagi. Padahal, dengan amal yang terus dilakukan sepanjang waktu, sungguh tidak akan cukup mengantarkan manusia ke surga Allah Swt. hanya keberkahan, keridhoan, dan rahmat dari Allah Swt. yang mampu membukakan pintu surga pada hamba-hamba yang bertakwa dan beramal shaleh. Di manapun tempat saya belajar sungguh tidak boleh disia-siakan.
Semua perubahan tiada lepas dari lingkungan yang sehat dan mendukung semua pergerakanku. Semua nasihat dicurahkan oleh sahabat-sahabat yang setia mendukung jalanku agar tiada berbelok arahku menuju keburukan.
Saya berada dalam lingkungan kos yang mendukung jalanku dalam berdakwah. Kami, warga muslim UNY, diberi fasilitas kos binaan UNY sebagai wadah dalam memperjuangkan Islam dan saling menasihati dalalm kebaikan. Selain belajar berorganisasi, saya juga belajar bagaimana mengurus urusan rumah tangga di kos sendiri. Ada peraturan-peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan. Kami adalah orang-orang yang harus mengurus diri pribadi dan orang lain. Di kos saya mendapatkan hal-hal baru seperti belajar mandiri dan memperbaiki diri dalam berislam. Setiap pagi kami sholat berjamaah, berdzikir almatsurat, mengulang hadits, dan memurojaah. Setiap Senin pagi ada pembacaan sirah dan hari Kamis pembacaan kultum secara bergilir.
Manusia juga perlu hiburan untuk merefresh kembali otak yang saraf-sarafnya mulai menegang. Saya biasanya pulang ke kampung halaman di Jepara untuk birrul walidain dengan orang tua. Sejujurnya, saya jarang pulang dan jarang menghubungi. Dan sampai rumah, saya sering sekali berpergian bersama orang tua. Hal ini dikarenakan saya lebih senang berinteraksi langsung, daripada melalui telepon selelular.
Rasa rindu sudah pasti ada terhadap kedua orang tua dan saudara. Tapi kerinduan akan ilmu-ilmu mempelajari Alquran, kalam-kalam Allah Swt. sungguh lebih besar. Dan restu orang tua tetap menyertai setiap langkahku dalam mengambil keputusan. Orang tua sering memberikan pesan motivasi sebagai penyemangat.
Alquran yang menentramkan dan menenangkan setiap jiwa-jiwa manusia. Manusia memiliki pegangan dan dasar kehidupan, yaitu Alquran. Saya mulai berkomitmen untuk menghafal lagi setelah 6 tahun tidak melanjutkan hafalan. Rasanya takut dan malu kepada Allah Swt. yang mengawasi hambanya. Kamu kemanakan hafalan Alquran 6 tahun lalu? Sungguh takut saat membayangkan bagaimana saya akan dihisab nanti. Tidak ingin hamba ini menjadi orang yang melupakan Alquran dan tidak mengamalkan isinya. Alquran adalah kemuliaan dan rahmat Allah Swt. yang diberikan kepada umat manusia yang mau mempelajarinya. Bahkan, Alquran sendiri turun di bulan penuh kemuliaan di bulan Ramadhan.
Sungguh Alquran memiliki kemuliaan yang luar biasa. Dakwah ideal yang dilakukan dengan Alquran adalah dengan mengajarkan Alquran untuk nantinya diamalkan. Seorang muslim harus dipahamkan mengenai pentingnya memahami, menghafalkan, dan mengamalkan Alquran. Tapi pada kenyataannya masih banyak orang-orang yang tidak sadar betapa pentingnya Alquran bagi kehidupan manusia.
Dakwah adalah hal yang sebaiknya kita lakukan untuk memperjuangkan Islam ini. Ini adalah jalan dakwah kami. Bagaimana kita dituntut untuk paham dahulu baru mengajarkannya kepada orang lain. Setidaknya paham dulu walaupun belum dapat melaksnakan secara maksimal. Kita dapat mengingatkan orang lain sembari kita ikut memperbaiki diri ini. Berdakwah dengan kalam-kalam Allah Swt. dan meluruskan diri lagi dalam memperjuangkan Islam ini.
Dengan memasuki lingkungan yang lebih baik dan fokus dengan Alquran di PPM SAHABATQU semoga dapat menambah teraturnya kehidupan saya, menambah ketenangan hati, dan kedekatan diri kepada Allah Swt. Mungkin dengan banyaknya kekurangan dalam diri saya belum mampu mengubah saya menjadi orang baik, tapi semoga saya dapat menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Memperbaiki diri dari nasihat orang lain dan mencari kebenaran di setiap langkah yang di ambil. Semoga semua langkah yang telah ditapaki tujuannya adalah Allah Swt.
“Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,“ (Al-Baqarah 2:2).
Yogyakarta,
April 2018
2 notes
·
View notes
Text
Nama Bayi Perempuan Yang Lahir Di Bulan Ramadhan, Cocok Jadi Inspirasi Tahun 2022
Nama Bayi Perempuan Yang Lahir Di Bulan Ramadhan, Cocok Jadi Inspirasi Tahun 2022
Nama Bayi Perempuan yang Lahir Bulan Ramadhan – namaanakperempuan.net. Teruntuk Anda yang tidak ingin memberikan nama yang biasa dan kuno. Maka ada baiknya berikan nama berdasarkan bulan kelahiran. Seperti contohnya jika buah hati Anda lahir di bulan suci, maka solusinya adalah nama bayi perempuan yang lahir di bulan Ramadhan. Perlu Mama/Papa tahu ya, kalau ide nama seperti itu tepat sekali untuk…
View On WordPress
#nama anak perempuan yang lahir bulan ramadan#nama bayi perempuan lahir di bulan ramadhan#nama bayi perempuan yang lahir pada bulan ramadhan#nama perempuan lahir di bulan ramadan#rangkaian nama bayi perempuan lahir bulan ramadhan 3 kata
0 notes
Text
50+ Nama Bayi Perempuan Islami Lahir di Bulan Ramadhan Beserta Arti dan Rangkaian Namanya
50+ Nama Bayi Perempuan Islami Lahir di Bulan Ramadhan Beserta Arti dan Rangkaian Namanya
Nama Bayi Perempuan Ramadhan – tanyanama.com. Orang tua yang menyambut kelahiran buah hati di bulan suci Ramadhan patut bergembira. Selain menjadi bulan istimewa yang mulia dan penuh rahmat dalam islam, bulan ini juga memiliki segudang inspirasi nama bayi. Bagi bunda yang memiliki HPL saat bulan Ramadhan atau mendekati Idul Fitri, nama bayi perempuan islami bulan ramadhan ini mungkin bisa jadi…
View On WordPress
#Nama Anak Perempuan Di Bulan Ramadhan Awalan R#Nama Bayi Perempuan Di Bulan Ramadhan Beserta Artinya#Nama Bayi Perempuan Lahir Bulan Ramadhan 3 Kata#Nama Bayi Perempuan Lahir Bulan Ramadhan Beserta Artinya#Rangkaian Nama Bayi Perempuan Bulan Ramadhan
0 notes
Text
Kok aku ga tau ya dicintai itu kayak apa, yha karena selama 28 tahun pun gak pernah pacaran. Antara males, ga ada waktu sama selalu kumpul sama anak rohis tapi jatuh cinta pasti dong pernah. Cinta pertama terlalu indah sebenarnya dan ga kesampaian juga wk. Kita lahir di tanggal bulan dan tahun yang sama, saling mengenal karena konflik organisasi internal, belagu banget sih dia dan dikenal sebagai lelaki berhati dingin terhadap perempuan mulailah penasaran dan jatuh hati. Lulus dari SMA 5 Bandung terus masuk Fikom UNPAD dan anak rohis pula buat ku dia sempurna wk.
Jatuh cinta kedua, tapi entah sih beneran itu perasaan jatuh apa bukan. Lebaran 3 tahun yang lalu menginginkan sekali lelaki ini. Dikenalkan teman beda usia setahun, pekerjaan belum tetap tapi dia keranjingan di bidang olahraga. Kita nyambung, selera humor cocok, muka pas lah ga malu-maluin tapi pas itikaf ramadhan waktu itu hati ini mudah sekali melepas dia. Oh bukan jodoh berarti
Selang beberapa tahun itu, juga bertemu dengan banyak "calon" karena mulai serius menapaki gerbang ta'aruf tapi Gak pernah jatuh hati lagi, yang ada terombang-ambing dengan perasaan baper mo dinikahin. Tiap udah ok mundur selalu begitu.
Akhirnya di ta'aruf yang terakhir, gak mikirin bakalan jadi sejak awal, ga pake hati. Bahkan saat suami dulu minta 5 bulan pending ke pernikahan karena mau ngumpulin uang buat resepsi, dulu gw rela lepas dan bilang baiknya jika mau begitu komunikasinya pun di putus. Gak bisa janji apa yang bakalan terjadi 5 bulan kedepan. Padahal kata orang-orang anggap aja penjajakan. Mungkin juga saat itu belum jatuh cinta . Lagipula dicintai itu kayak apa sih? Hati dah terlanjur mati rasa di- php- in . wkwkwkwk
Eh malah ditantang kalo emang gw dah siap 2 Minggu lagi saya lamar dan 3 Minggu lagi pas dia ultah, bakalan resmi menikah.
What?!!
MENIKAHI ORANG YANG KAMU CINTAI ATAU MENCINTAI ORANG YANG KAMU NIKAHI
Sejak dulu ini jadi lawakan diantara temen-temen sih. Lyk, hayoloh mau kayak gimana kalo yang kedua itu kejadian.
Dan mari bersyukur atas nama cinta, dengan ketulusan hangatnya di hati itu terasa. Sekarang tau arti mencintai dan dicintai itu seperti apa. Mungkin yang tadinya kering tandus di dalam hati mulai menghijau dan penuh warna.
Oh jadi gini ya rasanya dicintai...
2 notes
·
View notes
Text
Memaknai Hidup 30 Tahun
Tepat 26 Juni 2020 lalu, usia saya memasuki angka 30 tahun. Sebuah perjalanan yang tidak singkat dan tidak panjang ya, tergantung apa sudut pandang relatifnya. Buat yang belum tahu saya, perkenalkan ya, biasanya kawan-kawan manggil saya Sony. Ada yang manggil Nyon juga. That’s why ada nama Nyon di alamat Tumblr ini.
Pada kesempatan ini, saya ingin menceritakan pribadi saya secara terbatas. Dengan kata lain, tidak semua saya buka ya masa lalu saya. Karena Allah saja menutupi aib dari hamba-Nya kan. Insya Allah yang saya ceritakan adalah hikmah yang bisa saya ambil dari kejadian-kejadian yang sudah saya alami selama 30 tahun di dunia. Kejadiannya bisa positif ataupun negatif.
Cerita yang saya tuliskan bisa jadi runtut dan bisa juga acak. Harap maklum ya karena saya belum menjadi penulis yang handal. Selain itu, cerita disajikan sesingkat mungkin agar tidak lelah membaca ya, tapi Insya Allah mencakup hal-hal penting yang perlu saya sharing-kan dan kawan-kawna bisa ambil pelajaran dari pengalaman saya ini. Beberapa nilai hidup yang saya bisa saya simpulkan untuk kehidupan selama 30 tahun ini, disampaikan dalam empat sub-bab.
Bayangan Masa Lalu
Sejak kecil saya dirawat oleh kakek dan nenek. Biasanya saya manggil mereka dengan sebutan Acong dan Emak. Saat ini, mereka sudah meninggal dunia. Semoga Allah mengampuni segala dosa mereka dan menempatkan mereka di surge-Nya kelak. Secara pasti, saya lupa di umur berapa saya mulai tinggal bersama Acong dan Emak. Kalau dari foto keluarga, saya sempat tinggal bersama Bapak dan Ebok (panggilan ibu).
Pengalaman masa kecil tidak banyak yang saya ingat kecuali memang yang benar-benar meninggalkan kesan dan selalu membayangi saya sampai saat ini. Bahkan terkadang secara reflek mengontrol sikap saya kepada anak saya. Oh ya, saat ini saya sudah berkeluarga dengan seorang istri, Ika Purnamasari dan dua orang anak jagoan, Faislam dan Taqiyyan.
Seperti kebanyakan anak kecil, aktifitas yang saya ingat ya bermain dan bermain. Acong mengajarkan saya main layangan, meski sampai saat ini tetap kesusahan menerbangkan layangan. Pernah main kelereng juga bersama teman-teman masa kecil. Main petak umpet, main bola, main bentengan bahkan pernah main permainan anak cewek seperti karet, lompat tali, bola bekel, masak-masakan sampai boneka.
Perlu kalian ketahui, sejak saya masuk SMP dan jarang bermain lagi bersama kawan-kawan masa kecil, sampai saat ini keakraban kami sudah hilang, sampai kalau pulang kampong rasanya bingung mau bergaul dengan teman-teman masa kecil yang saat ini sudah pada dewasa ya tentunya. Kenapa bisa sampai seperti putus tali pertemanan, pertama karena kadang saya tidak suka dengan bulliyan mereka yang mengatakan bencong, kedua karena saya mulai menyadari cara bergaul yang berbeda dan tidak bisa saya menyatu dengan pergaulan mereka. Berdasarkan alasan pertama itulah saya ingin membuktikan bahwa diri saya adalah orang berharga yang tidak akan pernah ada cemoohan itu.
Tapi ternyata saya semakin dalam memasuki dunia yang mungkin mendekatkan diri ke area wanita ya, seperti menjadi penari tradisional sekolah. Mulai dari SD sampai SMP saya adalah penari, mewakili sekolah di setiap lomba tari tradisional. Bisa bayangkan bagaimana gemulainya saya, dan sebaiknya jangan dibayangkan. Mulai SMA saya berhenti total menjadi penari, dan mulai memperbaiki sikap agar cap kewanitaannya hilang. Pertama, saya diingtakan dengan keras oleh saudaranya Acong untuk berhenti dekat dengan kegiatan wanita. Selain itu, saya mulai jatuh cinta dengan teman sekolah perempuan saya. Yang ini tidak perlu dibahas, karena cukup menjadi masa lalu.
Bagaimana dengan orang tua saya, apakah mereka tidak menegur dengan keras dan mengarahkan kegiatan saya ke arah yang jauh dengan kegiatan wanita? Secara ingatan saya, saya belum pernah mendengarkan ceramah orang tua saya bahkan Acong dan Emak yang lebih sehari-harinya dengan saya juga tidak ada teguran. Yang saya ingat, mereka selalu menginginkan saya bisa menjadi juara di sekolah. Alhasil, saya memang sering juara 1 kelas di SD, SMP bahkan SMA (meskipun perankingan sudah berakhir saat SMP). Saya juga beberapa kali mewakili sekolah untuk ikut cerdas cermat matematika saat SD, cerdas cermat MIPA saat SMP dan saat SMA menjadi pemegang juara 1 olimpiade Kimia di Kabupaten Situbondo.
Uniknya saat saya SD, kelas satu kalau tidak salah, nilai matematika saya mendapatkan nilai NOL. Sepanjang jalan saya dipukul dengan orang tua saya, dengan nilai yang saya peroleh. Selain orang tua yang pernah mukul saya, Acong yang merawat dari kecil pun juga pernah memukul saya dengan menggunakan penggaris panjang. Untungnya, tidak seperti memukul sepupu saya yang penggarisnya sampai patah. Jadi, pukul memukul anak sudah hal yang biasa dalam kehidupan saya saat kecil.
Kejadian di atas mempengaruhi sikap-sikap saya dalam bergaul. Saya pernah tidak percaya diri dalam bergaul dengan bullying dari teman-teman saat masa kecil. Tapi saya ingin membuktikan bahwa saya bisa bertahan dan menjadi orang kelak. Dan, Insya Allah sampai saat ini kepercayaan diri saya relatif tinggi dan berani tampil dan mengambil peran.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah dalam mendidik seorang anak memang harus paham dimana anak itu harus diposisikan. Bagaimana kita menyiapkan anak kita sesuai yang telah diajarkan di dalam Al-Quran. Ketika kurang dalam parenting, mungkin banyak hal yang akan terlewat dalam mendidik anak.
Selain itu, pengalaman dipukul saat masa kecil, sangatlah membekas dalam diri saya. Sehingga beberapa kali saya refleks membentak dan kadang sampai melayang tangan ke Faislam. Dan saat itu juga saya menyesal dan minta maaf kepada Faislam. Fase yang sempat saya terlewatkan adalah fase penyucian jiwa (Tazkiyatun Nafs). Fase ini dapat mencegah kita dari bayangan masa lalu saat memperlakukan anak kita. Hingga saat ini, saya terus berusahan mengontrol diri. Tidak ingin sampai kelepasan lagi. Mohon do’anya ya di sisa umur ini, tidak meninggalkan luka psikis lagi pada anak saya dan dimudahkan selalu dalam mendidik anak agar selalu dekat dengan Allah SWT dan jauh dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.
Penguatan Tujuan Hidup
Pada poin ini, saya ingin menceritakan perjalanan yang bagi saya benar-benar menjadi titik balik dalam hidup. Seorang anak tidak bisa memilih dia dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang seperti apa. Tapi bagaimanapun keluarga tersebut akan menjadi beberapa penyebab dari jati diri kita sebagai seorang manusia.
Saya dilahirkan dari keluarga yang tidak begitu religious, atau dengan kata lain tidak terlalu mengenal agama. Salah menempatkan kewajiban dan bukan kewajiban. Darimana saya bisa menyimpulkan seperti itu. Sejak kecil sampai sebelum masuk kuliah, saya tidak pernah sholat subuh, tidak pernah sholat maghrib dan tidak pernah sholat isya. Sholat dhuhur pun ketika hanya masuk sekolah, ketika libur sholat dhuhur ditinggalkan. Sholat Ashar pun begitu, saya sholat jika dan hanya jika masih ada di sekolah. Jadi, ketika saya dianggap alim di sekolah, maka semua karena Allah telah menutup aib saya saat itu.
Alhamdulillah, meski sholat fardhu tidak diutamakan di keluarga saya saat itu, saya masih sholat jumat, sholat taraweh, sholat dhuha (sesekali), puasa Ramadhan, puasa senin-kamis (sesekali), sholat Id pasti tidak ketinggalan dan bisa mengaji serta hafal juz amma saat kecil. Kemampuan saya mengaji dan menghafal didapat dari madrasah Al-Abror dekat alun-alun kabupaten. Saat SD sampai kelas 3, saya rajin ke madrasah setiap sore, sampai akhirnya bisa mengaji Al-Quran dan punya hafalan, bahkan menjadi wakil kabupaten ikut Festival Anak Sholeh di Jawa Timur yang bertempat di Islamic Centre Surabaya.
Ibadah yang saya lakukan tidak bisa dijadikan sebagai rutinitas yang dianggap sebagai seorang yang religious, karena saat itu, beribadah belum pada niat yang tepat karena Allah SWT, tapi karena kondisi yang menyebabkan saya harus beribadah, misalnya karena saya di sekolah. Cukup memalukan, punya prestasi tapi di sekolah tidak sholat. Mungkin seperti itu ya pikiran saya saat itu.
Ketika SMP, saya dikenalkan dengan dunia perkumpulan atau klub motor oleh teman SMP saya. Tidak banyak berfikir, saya ikut perkumpulan itu. Setiap sabtu malam saya ikut berperan menambah polusi jalanan dengan mengendarai motor keliling kota. Sampai akhirnya saya ditegur oleh kesiswaan SMP karena saya adalah anak OSIS, BPH lagi, ikut-ikutan klub motor yang menurut beliau tidak ada manfaatnya. Kalau direnungkan saat ini, memang tidak ketemu manfaatnya apa ya. Selain karena anak OSIS, saya juga ditegur karena sebagai salah satu siswa yang mau didaftarkan SMA Taruna punya perilaku ‘genk-genkan’, meski akhirnya saya tidak jadi masuk SMA Taruna karena tidak ada biaya untuk ikut tes di luar kota.
Masuk jenjang SMA, saya masih di kegiatan OSIS dengan segala penutupan aib oleh Allah SWT. Sejak SMA, saya mulai mengenal istilah dugem. Kalau saat SMP di sabtu malam ikut klub motor, nah saat SMA kalua ada acara dugem di gor saya ikutan. Menjadi sosok Sony yang berbeda, terlepas dari rumus kimia. Dari sinilah, saya mengenal yang namanya rokok. Mungkin tidak sesering teman-teman SMA, Alhamdulillah saya tidak kecanduan merokok. Saat SMA saya juga sempat menjadi penyiar radio di Jumat malam, dan Minggu pagi. Sempat ada yang menawarkan alcohol ketika saya di dalam studio saat siaran, Alhamdulillah saya bisa menolak.
Mulai masuk perkuliahan, saya mendapatkan beasiswa berupa uang saku, uang SPP dan pembinaan karakter termasuk yang paling penting adalah pembinaan agama. Dari program inilah, saya merasa dilahirkan kembali di dunia. Saya merasa ini menjadi titik balik dalam kehidupan saya. Saya merasakan bagaimana Allah lebih dekat dengan saya, karena saya mulai mendekatkan diri.
Alhamdulillah sejak tahun awal kuliah, sholat wajib saya full. Bahkan jika tidak berjamaah terasa kering. Selain itu, pergaulan dengan lawan jenis mulai terjaga dimulai dari tidak gampang bersentuhan dan menjaga adab ketika bertemu lawan jenis. Di asrama juga betul-betul dikuatkan bagaimana menjaga aurat meskipun kepada sesame laki-laki. Menjaga tilawah, hafalan dan menguatkan ibadah Sunnah, saya dapatkan sejak saya menempati asrama beastudi etos. Hal yang paling menjadikan saya berada di titik balik ini adalah melalui aktifitas mentoring/ halaqah yang dikenalkan Beastudi Etos kepada saya. Kesan mentoring begitu dalam bagi saya dalam membawa perubahan dalam hidup saya.
Sejak saat itu, saya mulai memahami untuk apa sebenarnya hidup itu, yaitu tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Saya mulai menyadari bahwa hidup di dunia hanyalah tempat mengumpulkan bekal untuk menghadap kepada Allah SWT. Jika saat ini ada yang mengatakan saya sangat idealis (mungkin lurus dengan agama kali ya), lalu untuk apa saya melepaskan hal itu walau sejenak agar dianggap ‘anak seru’ oleh yang lainnya. Bukankah kita menjadi seru dengan cara kita sendiri, dan tidak bisa dipaksakan dengan cara yang sama apalagi tidak sesuai dengan prinsip.
Keberanian Memutuskan
Saya ingin berbagi terkait keputusan-keputusan yang pernah saya ambil yang pada akhirnya menjadikan saya seperti saat ini. Tentunya pribadi yang Insya Allah akan selalu berusaha menjadi lebih baik dari hari kemarin. Hidup itu kan harus selalu berusaha menjadi lebih baik, meski kita tahu bahwa keimanan naik turun, tapi tetap harus membuat grafik naik.
Keputusan pertama yang ingin saya ceritakan adalah terkait saya memilih untuk melanjutkan kuliah setelah SMA. Orang tua saya sebenaranya agak berat untuk membiarkan saya kuliah, karena pasti biayanya mahal. Di awal cerita saya belum menyinggung ya terkait kondisi ekonomi. Saya dilahirkan dari keluarga yang ekonominya pas-pasan. Oleh karena itu di atas saya ceritakan saya kuliah dengan beasiswa etos dari dompet dhuafa.
Kembali ke pengambilan keputusan untuk kuliah, saat itu saya sangat memaksa sekali untuk bisa kuliah. Akhirnya saya diijinkan untuk kuliah dengan cari beasiswa. Pertama saya mendaftar PMDK Beasiswa ITS ambil Teknik Kimia. Ternyata saya hanya lolos sampai proses home visit, setelah diumumkan keputusan akhirnya, saya gagal masuk PMDK Beasiswa. Kondisi ini membuat saya sangat sedih sampai menangis di mushollah SMA (tempat yang sepi saat itu untuk menangis).
Langkah saya tidak berhenti, saya mendapatkan bantuan dari guru SMA, Bu Aan, untuk ambil bimbel persiapan kuliah. Alhamdulillah saya bisa bimbel di Jember. Saat hari H ujian tulis nasional masuk PTN (SNMPTN namanya saat itu), saya merasa kurang percaya diri dan otak sudah capek karena malamnya saya begadang untuk mengerjakan latihan soal-soal SNMPTN. Akhirnya, saya tidak banyak menjawab soal. Dan ada keraguan saya akan lolos SNMPTN.
Selanjutnya, saya minta ijin orang tua untuk mendaftar STAN dan ikut ujiannya di Malang. Saya ambil D3 Piutang dan Lelang Negara saat itu. Sebenarnya, saat itu orang tua termasuk Acong dan Emak tidak punya uang banyak, tapi mereka mengusahakannya entah bagaimana caranya, Insya Allah halal, karena melihat keinginan saya yang kuat untuk kuliah. Akhirnya, saya bisa daftar dan ikut tes STAN di Malang. Saya hanya belajar dari buku soal-soal masuk STAN milik teman saya, gantian.
Hari pengumuman SNMPTN telah tiba, dan saya buka pengumumannya di rumah teman saya yang saat ini sudah menjadi dokter umum. Alhamdulillah, saya dinyatakan lolos pilihan kedua di Teknik Kelautan, ITS. Tetapi, masalah berikutnya muncul. Saya harus membawa uang 6 juta untuk daftar ulang. Ternyata, keluarga saya tidak punya tabungan untuk kuliah saya. Singkat cerita, saya diminta nekat ke ITS dan mengajukan keringanan. Saat itu, beasiswa etos belum ada pengumuman.
Saya berangkat ke Surabaya dengan membawa uang sejuta dimana 600 ribu untuk saya daftar ulang, 400 ribu untuk uang awal saya hidup di Surabaya. Tempat menginap masih menumpang di asrama etos, sambal berharap bisa diterima di asrama itu. Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah melalui posko Kesma BEM ITS, saya bisa daftar ulang dengan uang 600 ribu. Sisanya diminta untuk dicicil dalam waktu satu tahun.
Tapi, Alhamdulillah, saya tidak harus menyicil, bahkan uang 600 ribu kembali lagi ke saya karena saya dinyatakan lolos seleksi akhir beasiswa etos. Saat itu, saya merasa lega sekali karena selama tiga tahun ke depan kuliah saya Insya Allah aman. Selama kuliah selain beastudi etos, saya mendapatkan beasiswa SPP tambahan dari IKOMA ITS, Alumni ITS dan BRI.
Beberapa hari setelah pengumuman beastudi etos, saya mendapat kabar dari teman SMA, kalau saya lolos ujian masuk STAN di jurusan yang saya pilih yaitu D3 Piutang dan Lelang Negara. Teman saya mengajak berangkat bareng ke Jakarta untuk daftar ulang. Setelahnya, saya cek pengumuman di warnet dan saya download persyaratan daftar ulangnya. Ternyata banyak berkas yang harus saya siapkan dan harus ke Jakarta pula. Saat itu, saya tidak pegang uang untuk mengurus berkas-berkas daftar ulang. Selain itu, saya juga telah mendapatkan Beastudi Etos. Oleh karenanya, saya memutuskan untuk melepas STAN dan memilih Teknik Kelautan ITS dengan beasiswa etos.
Saya sempat berandai-andai. Seandainya saya tidak mendapatkan pembinaan di etos, dan memilih mengambil STAN, apakah saya bisa menemukan jalan hijrah saya. Takdir Allah selalu indah dan Insya Allah selalu membawa kenikmatan yang luar biasa.
Keputusan kedua yang saya ingat adalah memutuskan untuk tidak bekerja di perusahaan migas seperti mimpi saya saat awal masuk kuliah (mungkin dari SMA malah ya). Selain karena saat itu kondisi bisnis migas yang melesu, saya mendapatkan pandangan baru dalam memberikan manfaat kepada banyak orang, yaitu dengan menjadi dosen. Keputusan ini muncul dalam perenungan saya molor kuliah selama satu tahun. Mengambil keputusan molor kuliah di saat bisa lulus tepat waktu adalah bagian keputusan yang sulit. Akhirnya saya molor, dan mendapatkan pandangan baru dalam dunia pascakampus sarjana.
Saya menyampaikan keinginan saya kepada orang tua untuk mengambil kuliah pascasarjana karena ingin jadi dosen. Awalnya, orang tua merasa berat. Mereka berharap saya bisa langsung kerja. Tapi saya mencoba untuk menegaskan kembali keinginan saya, dan Alhamdulillah mereka mengijinkan tetapi mereka tidak bisa membiayai kuliah. Saya sih tidak masalah, karena Alhamdulillah sejak S1 sudah tidak menggunakan uang orang tua untuk kuliah.
Akhirnya saya menyiapkan diri untuk kuliah pascasarjana, yaitu berupa persiapan toefl. Saya menjalankan bisnis kuliner bersama beberapa teman untuk bertahan hidup selama mempersiapkan pendaftaran beasiswa pascasarjana. Saya juga ngelesi setelah lulus, meski saat kuliah juga pernah ngelesi tapi berhenti di tahun kelima kuliah. Uang yang saya dapatkan saya gunakan untuk menyambung hidup, biaya makan. Tempat tinggal saya dibantu sahabat untuk tinggal di rumahnya dan sempat tinggal di kontrakan teman dekat juga dan free.
Persiapan saya untuk mencapai toefl di atas 550 sangatlah berat. Saya juga beberapa kali pinjam uang untuk bisa ikut les dan ITP Toefl yang lumayan mahal. Saya pernah menuliskan perjalanan saya dalam mencari beasiswa pascasarjana di dalam Tumblr ini. Singkat cerita saya berhasil mendapatkan beasiswa PMDSU. Saya sempat ingin putus di tengah perjuangan untuk pascasarjana, karena sudah sangat tidak punya uang untuk ambil tes lagi dan kasihan orang tua juga yang seharusnya sudah bisa saya bantu keuangannya setelah sarjana. Tapi saya malah masih kekeh untuk kuliah pascasarjana. Alhamdulillah, perjuangannya berakhir dengan mendapatkan beasiswa S2 sekaligus lanjut S3 yang saya jalani saat ini.
Belum bisa memuaskan orang tua dengan membantu keuangan, saya memutuskan untuk menikah. Saya merasa sudah saatnya menikah, meski orang tua saat itu kembali mencegah keinginan saya. Orang tua minta saya untuk mapan lebih dulu. Tapi saya tidak bisa untuk menunggu itu, karena ada kondisi yang membuat saya wajib untuk menikah. Selain itu, saya tidak pernah tahu akan mapan di saat kapan. Saya selalu percaya bahwa Allah tidak akan menelantarkan kehidupan saya dan orang tua ketika saya mengambil keputusan menikah di saat saya belum mapan.
Alhamdulillah pada akhirnya orang tua saya setuju, dan Alhamdulillah Allah menjodohkan dengan seorang wanita yang begitu sabar dan mau mendampingi dalam menjalani kehidupan ini. Istri saya bernama Ika Purnamasari, alumni IPB dan saat ini menjadi dosen Agroteknologi di Universitas Jember.
Kehidupan setelah pernikahan kami Alhamdulillah Allah cukupkan, meski sangat susah untuk menabung. Kami menjalani kehidupan rumah tangga dari nol, tanpa ada bekal modal apapun dari keluarga untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Saat kondisi seperti ini, kami memutuskan untuk tidak menunda memiliki anak. Karena kami yakin Allah sudah menjamin setiap dari kami.
Alhamdulillah saat ini saya dengan bahagia menjalani S3 saya, dan mulai merasa di puncak ‘kelelahan’ berlama-lama studi S3 dan ingin segera selesai (karena sudah molor 1 tahun), dan berdaya dengan naik level. Maka, setelah ini aka nada keputusan-keputusan berani lainnya yang harus saya ambil untuk meneruskan perjuangan hidup, mengumpulkan bekal sebelum menghadap Allah SWT. Jangan pernah berhenti dan jangan pernah takut dalam mengambil keputusan selama kita selalu melibatkan Allah di dalamnya.
Being Different
Seperti yang diutarakan di atas, saya dilahirkan di keluarga dengan ekonomi lemah. Oleh karenanya, saya harus menjadi berharga agar diri saya memiliki nilai untuk melanjutkan cita-cita. Saya berfikir bahwa saya bukanlah orang yang terlalu dipandang karena tidak punya apa-apa, tetapi saya harus melakukan sesuatu supaya saya bisa naik kelas meski kondisi ekonomi orang tua saya lemah.
Latar belakang tersebut membuat saya terus melakukan banyak hal dimana tidak banyak orang mendapatkan itu. Saya membuat diri saya mendapatkan hak istimewa atas hasil-hasil yang saya perjuangkan. Saya berfikir, saya harus menjadi orang yang berbeda. Orang yang memiliki karya, yang bisa naik kelas bukan karena kondisi ekonominya tapi karena kapasitas yang saya miliki. Sampai terbersit sebuah jargon, dimana saya berpijak disitulah saya harus terkenal. Ini jargon gaya banget sih emang.
Alhamdulillah, sejak SD saya mencetak prestasi, dan saya pertahankan sampai SMA. Karena prestasi-prestasi inilah saya bisa mendapatkan bantuan dan orang-orang selalu mendukung karya saya. Mulai dari bantuan bebas biaya les saat SMA, bantuan beasiswa saat SMP, dan lain sebagainya. Saya berpikir, dengan cara saya berprestasi, saya bisa menjadikan pribadi ini bernilai. Coba bayangkan, udah ekonomi lemah mau jadi person yang tidak menghasilkan apa-apa. Lalu, apa istimewanya kita bagi kehidupan ini.
Saat kuliahpun, jargon saya tetap. Saya tidak ingin diremehkan meski saya berasal dari kota kecil, dan saat itu berbadan kurus sekali. Alhamdulillah banyak hal yang bisa saya hasilkan saya kuliah dari prestasi pribadi hingga prestasi bersama. Di bangku kuliah saya aktif di himpunan mahasiswa jurusan sebagai sekum (sekarang namanya wakhima), BEM ITS sebagai menteri ristek, kegiatan sosial etos dan Dompet Dhuafa serta banyak aktifitas lainnya. Sampai pernah IP saya turun yang awal tahun bisa 3.86 di tengah tahun bisa 2.56. Tapi, saya merasa mendapatkan banyak hal positif sebagai pengganti turunnya IP saya. Meski Alhamdullillah saya bisa lulus dengan IPK 3.51.
Saat ini, dalam perkuliahan doktor, kami dituntut untuk membuat publikasi internasional yang memiliki dampak bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Awalnya, saya kurang setuju dengan luaran yang berupa paper publikasi. Hal ini dipengaruhi oleh aktifitas saya saat S1 yang lebih ‘menginjak bumi’. Awalnya pikiran saya seperti itu. Setelah lama dalam menyelami dunia akademisi, maka saya menyadari bahwa publikasi adalah awal memberi manfaat bagi seorang peneliti. Ketika penelitian tersebut focus dan terus berkembang akhirnya akan menjadi sebuah karya yang bisa masuk industri dan manfaatnya lebih dirasakan oleh banyak orang. Mungkin di awal, paper kita akan terasa manfaatnya bagi sesama peneliti di bidang tersebut atau investor start up yang sedang mencari temuan baru melalui paper. Namun, lambat laun jika rencana riset jelas, maka karya di atas paper tersebut dapat dirasakan oleh banyak orang. Dan sata itulah, sudut pandang saya berubah mengenai dunia perpublikasian.
Perjalanan di atas adalah sebagian kecil dari semua perjalanan yang saya alami selama 30 tahun ini. Semoga apa yang saya tulis dapat memberi ingatan kepada saya akan perjuangan-perjuangan saya selama ini, apalagi setelah ini akan menghadapi new pascakampus. Dan bermanfaat untuk orang lain dalam mengilhami pengalaman hidup saya. Jika cerita di atas dirasa kurang special, tolong ajari saya cara mengemas cerita hidup yang biasa menjadi luar biasa hanya dengan sebuah permainan kalimat. Karena saya ingin sekali menerbitkan buku yang mengisahkan cerita-cerita yang mungkin bisa membangun jiwa kita bersama.
Terima kasih ya, sudah membaca sampai akhir. Semoga Allah memudahkan kita dalam mengambil setiap hikmah kehidupan ini. Karena sesuangguhnya tempat kita bukan di dunia ini, tapi di akhiratlah tempat kita.
1 note
·
View note