#nama anak perempuan dalam alquran 2 kata
Explore tagged Tumblr posts
anakperempuannet · 4 years ago
Text
Nama Bayi Perempuan Dalam Al Quran 2 Kata Terbaik Sepanjang Masa
Nama Bayi Perempuan Dalam Al Quran 2 Kata Terbaik Sepanjang Masa
Nama Bayi Perempuan Dalam Al Quran 2 Kata – namaanakperempuan.net. Ingin memberikan rangkaian nama bayi 2 kata? Jika memang benar, kini anda sudah berada di situs yang tepat lho. Karena disini kami telah merangkumkan beberapa pilihan nama bayi perempuan dalam al quran 2 kata. Nama bayi ini dijamin bagus, indah dan penuh makna. Sebab, semua nama-namanya dipilihkan dari bahasa islam dan alquran.…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
niakurniatiginting · 3 years ago
Text
Bismillah
Cara Menghafal Nama-nama Surat dalam Alquran
Baca cerita-cerita di bawah ini, dan perhatikan kata-kata yang BERHURUF BESAR.
Kata² tersebut adalah nama² surat dalam Alquran.
Hafalkan ceritanya, dan kemudian tuliskan kata-kata tersebut secara berurut.
Maka akan kita dapatkan NAMA SURAT dan NOMOR URUTNYA.
Silahkan mencoba :
🍀Cerita I ; (Surah 1 – 10)
Paman membaca AL FATIHAH sebelum memasak SAPI BETINA milik KELUARGA IMRAN yg punya anak WANITA.
Sebagian HIDANGAN itu diberikan untuk BINATANG TERNAK.
Kemudian paman menuju TEMPAT² YANG TINGGI, untuk mencuri HARTA RAMPASAN PERANG.
Namun akhirnya paman ber-TAUBAT seperti taubatnya Nabi YUNUS.
NO.KRONOLOGI CERITA
1.AL-FATIHAH
2.SAPI BETINA – AL-BAQARAH
3.KELUARGA IMRAN – ALI IMRAN
4.WANITA~AN NISA
5.HIDANGAN – AL MAIDAH
6.BINATANG TERNAK – AL AN ‘AM
7.TEMPAT2 YG TINGGI – AL A’ RAF
8.HARTA RAMPASAN PERANG – AL ANFAL
9.TAUBAT – AT TAUBAH
10.YUNUS
🍀Cerita II; (Surah 11 – 20)
HUD & YUSUF melihat PETIR.
Sementara itu IBRAHIM sedang berada di PEGUNUNGAN HIJR.
Ia mencari LEBAH, untuk kemudian memulai PERJALANAN MALAM menuju ke GUA untuk menemui MARYAM dan THAHA.
NO.KRONOLOGI CERITA
11.HUD
12.YUSUF
13.PETIR – AR RA’D
14.IBRAHIM
15.PEGUNUNGAN HIJR – AL HIJR
16.LEBAH – AN NAHL
17.PERJALANAN MALAM – AL ISRA
18.GUA – AL KAHFI
19.MARYAM
20.THAHA
🍀Cerita III ; (Surah 21 – 30)
PARA NABI pergi HAJI diikuti oleh ORANG² BERIMAN.
Mereka seperti CAHAYA.
Inilah yg menjadi PEMBEDA ANTARA YG BENAR & BATHIL. Sementara itu, PARA PENYAIR bercerita tentang SEMUT.
Cerita itu terangkum dalam buku KISAH².
Dalam buku itu juga diceritakan tentang LABA² yang menyerang BANGSA ROMAWI.
NO.KRONOLOGI CERITA
21.PARA NABI – AL ANBIYA'
22.HAJI – AL HAJJ
23.ORANG2 BERIMAN-AL MU’MINUN
24.CAHAYA – AN NUR
25.PEMBEDA ANTARA YG BENAR & BATHIL – AL FURQAN
26.PARA PENYAIR – ASY SYU ‘ARA
27.SEMUT-AN NAML
28.KISAH2 – AL QASHASH
29.LABA2 – AL ‘ANKABUT
30.BANGSA ROMAWI – AR RUM
🍀Cerita IV ; (Surah 31 – 40)
LUKMAN tidak berSUJUD bersama GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERSEKUTU melawan Nabi dan tidak juga bersama kaum SABA’.
Sementara itu FATHIR & YASIN berdiri bersama orang YANG BERSHAF-SHAF & membentuk huruf SHAD.
Mereka termasuk ROMBONGAN² yang memohon ampunan kpd YANG MAHA PENGAMPUN.
NO.KRONOLOGI CERITA
31.LUKMAN – LUQMAN
32.SUJUD – AS SAJDAH
33.AL AHZAB --> GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERSEKUTU
34.SABA’
35.FATHIR
36.YASIN
37.YANG BERSHAF²– ASH SHAAFFAT
38 SHAD
39.ROMBONGAN² – AZ ZUMAR
40.YANG MAHA PENGAMPUN – GHAFIR
🍀Cerita V; (Surah 41 – 50)
YG DIJELASKAN dalam MUSYAWARAH itu adalah ttg PERHIASAN.
Bukan ttg KABUT.
Sementara itu banyak orang YG BERLUTUT di BUKIT² PASIR. Sa'at itulah MUHAMMAD mendapat KEMENANGAN.
Hal ini ditandai dengan KAMAR² bertuliskan huruf QAF.
NO.KRONOLOGI CERITA
41.YG DIJELASKAN – FUSHSHILAT
42.MUSYAWARAH – ASY SYURA
43.PERHIASAN – AZ ZUKHRUF
44.KABUT – AD DUKHAN
45.YG BERLUTUT – AL JATSIYAH
46.BUKIT2 PASIR – AL AHQAF
47.MUHAMMAD – MUHAMMAD
48.KEMENANGAN – AL FATH
49.KAMAR2– AL HUJURAT
50.QAF
🍀Cerita VI ; (Surah 51 – 60)
ANGIN YG MENERBANGKAN membawa awan ke bukit THURSINA.
Ini terjadi sa'at BINTANG & BULAN bersinar.
Sementara itu pak RAHMAN sedang berceramah tentang HARI KIAMAT. Dimana BESI hancur, WANITA YG MENGAJUKAN GUGATAN mengalami PENGUSIRAN, dan banyak PEREMPUAN YG DIUJI.
NO.KRONOLOGI CERITA
51.ANGIN YG MENERBANGKAN –
ADZ DZARIYAT
52.THURSINA – ATH THUR
53.BINTANG – AN NAJM
54.BULAN – AL QAMAR
55.AR RAHMAN
56.HARI KIAMAT – AL WAQI ‘AH
57.BESI – AL HADID
58.WANITA YG MENGAJUKAN
GUGATAN – AL MUJADILAH
59 PENGUSIRAN – AL HASYR
60.PEREMPUAN YG DIUJI – AL
MUMTAHANAH
🍀Cerita VII ; (Surah 61 – 70)
BARISAN orang beriman pada HARI JUM’AT berbeda dg ORANG2 MUNAFIK.
Demikian juga pd HARI DITAMPAKKAN KESALAHAN².
Ketika aku di-TALAK, aku MENGHARAMKAN dia untuk masuk rumah ini. KERAJAAN yg indah, PENA yg mahal, pada HARI KIAMAT tidak lagi berharga.
Disinilah TEMPAT² NAIK bagi amal sholih.
NO.KRONOLOGI CERITA
61.BARISAN – ASH SHAF
62.HARI JUM’AT – AL JUMU’AH
63.ORANG2 MUNAFIK – AL MUNAFIQUN
64.HARI DITAMPAKKAN KESALAHAN² – AL TAGHABUN
65.TALAK – ATH THALAQ
66.MENGHARAMKAN – AT TAHRIM
67.KERAJAAN – AL MULK
68.PENA – AL QALAM
69.HARI KIAMAT – AL HAAQQAH
70.TEMPAT² NAIK – AL MA ‘ARIJ
🍀Cerita VIII ; (Surah 71 – 80)
NUH diganggu JIN disa'at ORANG YG BERSELIMUT dan ORANG YANG BERKEMUL tertidur pulas.
Ia tidak menyadari datangnya KIAMAT.
Sementara itu, ketika MANUSIA bertemu dengan MALAIKAT YANG
DIUTUS untuk menyampaikan BERITA BESAR ttg kematian, MALAIKAT² YANG MENCABUT nyawa sedang melihat IA BERMUKA MASAM.
NO.KRONOLOGI CERITA
71.NUH – NUH
72.JIN – AL JINN
73.ORANG YG BERSELIMUT – AL MUZAMMIL
74.ORANG YG BERKEMUL – AL MUDATSTSIR
75.KIAMAT – AL QIYAMAH
76.MANUSIA – AL INSAN
77.MALAIKAT YG DIUTUS – AL MURSALAT
78.BERITA BESAR – AN NABA’
79.MALAIKAT2 YG MENCABUT – AN NAZI ‘AT
80.IA BERMUKA MASAM – ‘ABASA
🍀Cerita IX ; (Surah 81 – 90)
Ombak MENGGULUNG, bumi TERBELAH, ORANG² YG
CURANG pun ikut TERBELAH.
Mereka seperti GUGUSAN BINTANG YANG DATANG DI MALAM HARI. Mereka berada di tempat YG PALING TINGGI.
Pada HARI PEMBALASAN tidak akan muncul FAJAR di NEGERI manapun.
NO.KRONOLOGI CERITA
81.MENGGULUNG – AT TAKWIR
82.TERBELAH – AL INFITHAR
83.ORANG2 YG CURANG – AL MUTHAFFIFIN
84.TERBELAH – AL INSYIQAQ
85.GUGUSAN BINTANG – AL BURUJ
86.YG DATANG DI MALAM HARI – ATH THARIQ
87.YG PALING TINGGI – AL A ‘LA
88.HARI PEMBALASAN – AL GHASYIYAH
89.FAJAR – AL FAJR
90.NEGERI – AL BALAD
🍀Cerita X; (Surah 91 – 100)
MATAHARI tenggelam sa'at MALAM tiba.
Dan ketika WAKTU DHUHA, Allah MELAPANGKAN rizki & menumbuhkan BUAH TIN.
Sementara itu manusia yg berasal dari SEGUMPAL DARAH tidak mempunyai KEMULIAAN sedikit pun.
Ini adalah BUKTI akan terjadi KEGONCANGAN di dunia.
Hingga KUDA PERANG YG BERLARI KENCANG pun mati.
NO.KRONOLOGI CERITA
91.MATAHARI – ASY SYAMS
92.MALAM – AL LAIL
93.WAKTU DHUHA – ADH DHUHA
94.MELAPANGKAN – AL INSYIRAH
95.BUAH TIN – AT TIN
96.SEGUMPAL DARAH – AL ‘ALAQ
97.KEMULIAAN – AL QADR
98.BUKTI – AL BAYYINAH
99.KEGONCANGAN – AZ ZALZALAH
100.KUDA PERANG YG BERLARI KENCANG – AL`ADIYAT
🍀Cerita XI ; (Surah 101 – 110)
HARI KIAMAT, hari dimana manusia tidak bisa lagi BERMEGAH-MEGAHAN.
Pada MASA itulah si PENGUMPAT mati diinjak-injak GAJAH.
Sementara itu SUKU QURAISY bertengkar dg pak MA’UN di tepi telaga KAUTSAR.
Saat itu ORANG2 KAFIR tidak m'dapatkan PERTOLONGAN.
NO.KRONOLOGI CERITA
101.HARI KIAMAT– AL QARI ‘AH
102.BERMEGAH-MEGAHAN – AT TAKATSUR
103.MASA – AL ‘ASHR
104.PENGUMPAT – AL HUMAZAH
105.GAJAH – AL FI-L
106.SUKU QURAISY – QURAISY
107.MA’UN – AL MA ‘UN
108.KAUTSAR – AL KAUTSAR
109.ORANG2 KAFIR – AL KAFIRUN
110.PERTOLONGAN – AN NASHR
🍀Cerita XII (Surah 111-114)
Insya Allah 4 surat terakhir ini semua dari kita sudah m'hafalnya.
NO.SURAT
111.AL LAHAB
112.AL IKHLASH
113.AL FALAQ
114.AN NAAS
182 notes · View notes
deehwang · 4 years ago
Text
Tumblr media
MAMAK - Dee Hwang
(Dipublikasikan Harian Amanah, Sabtu 2 Juli 2016)
.
Bukan karena mamak tak fasih mendaraskan alquran, namun orang lanjut usia memang rentan sekali pikun. Meletakkan kunci, dompet, nama seseorang, sudah makan obat atau belum, pun seperti sekarang ini, ketika mamak memandang dengan pandangan menuntut; kedua tangannya menengadah, sementara kata-kata terhenti di ujung Bismillah. Mamak lupa doanya. Bila sudah begini, tugas saya untuk membimbingnya, kata demi kata niat berbuka puasa.
Mamak mereguk segelas air, mengunyah nasi sesuap demi sesuap. Sambil memandangi televisi yang menyiarkan adzan maghrib, Mamak mencuil lauknya sesekali. Sebenarnya saya tak tega, tak ada makanan kesukaan mamak di piring. Dokter bilang, tempoyak, daging sapi, makanan laut, tidak boleh jadi konsumsi. Demi kesehatannya, tumis jamur dan pindang mujair lah yang mengepul di atas meja.
Mamak tak menuntut, meski saya ingat di hari pertama ia keluar dari rumah sakit tiga bulan lalu--perkara stroke ringan yang membuat saya hampir mati berdiri--beliau tak sudi menyentuh tumisan oyong bikinan saya; tak enak, tak asin, tak menerbitkan selera. Oleh karenanya, saya belajar mengenal pekerjaan rumah tangga. Bau bawang dan amis lauk, sampai tangan panas karena menumbuki cabai adalah konsekuensi belajar mandiri. Saya pun belajar mengombinasikan menu, siapa tahu mamak bosan dan ngambek lagi, meski mungkin karena melihat kesungguhan saya mamak tak meminta macam-macam; akhir-akhir ini, mamak menurut saja pada apa yang saya buatkan.
Di kota kecil inilah kami tinggal berdua, letaknya berjam-jam jam dari kota provinsi. Minimarket bukan barang baru, meski jumlahnya dapat dihitung jari. Toko buku, toko musik, toko elektronik, jauh dari kelengkapan. Tak ada mall, sehingga kalau ingin ngabuburit warga menghabiskan waktu di sungai. Bukan mencuci badan, melainkan memandang aliran dari tubir sungai atau atas jeramba, haha hihi sambil berfoto sana-sini.
Saya memperhatikan perkembangan selama setahun terakhir. Selama mudik, ia menunjukkan wajah yang baru; ada taman sepetak di jalan masuk kota, sekolah-sekolah berganti cat dan bertambah bangunan, lapangan bola di dekat rumah telah dipagar dengan kawat dan pohon perindang, warung internet yang menjadi tempat saya mengunduh lagu ditutup, rumah tetangga itu sudah dipugar menjadi tempat jual alat tulis, konter pulsa, dan bensin. Rumah saya pun sudah berubah. Ini menyangkut pekerjaan yang baru-baru ini telah  saya diselesaikan; cat dinding mengelupas karena pernah terendam banjir, plafon kelabu akibat rembesan hujan, kawat ventilasi berlubang, dua batang bougenvil depan rumah tinggal tunggul karena sudah tutup usia.
Selama jarum jam masih berputar, perubahan tak akan mangkir dari pandangan. Ada yang berubah menjadi baru, ada yang pasrah menjadi tua. Mamak pun sudah berubah. Dahulu, setelah Bak meninggal ketika saya berusia belasan, Mamak adalah perempuan aktif. Setiap pagi, mamak berangkut menakik karet untuk mengambil getahnya. Sore harinya, mamak berjualan kemplang dari pintu ke pintu. Kalau tidak, mamak akan bekerja musiman; menambal sarung dan mengisi bantal-bantal baru dengan randu.
Ia tak pernah bersedih. Bila harus, ia akan menghibur dirinya dengan menyanyi meski nada sumbang menempel di setiap lagu. Sekarang, jangankan begadang, mamak selalu tidur lebih sore dari saya. Jalannya membungkuk, nafasnya gampang sengal. Ditambah di dalam mulutnya yang tinggal geraham, lidahnya kaku memendek. Ketika berkata, mamak akan terdengar seperti anak kecil yang tak bisa ngomong er.
Di dalam perubahan inilah, Mamak tak lepas membicarakan kematian. Kau mungkin tak paham rasanya mendengarkan itu dari mulut satu-satunya orang tua. Ketika saya menemaninya tidur, mamak terbangun dan terkencing-kencing di atas kasur. Gemetaran, ia menceritakan sebuah mimpi; menaiki kereta api karena diajak seorang bayi yang pandai berbicara. Di stasiun itu, ia meninggalkan semua orang yang memanggil agar ia tidak pergi. “Mamak dak tahu itu anak siapa, mungkin malaikat Israil.” Ia terguguh, menjelaskan bahwa selama mimpi berlangsung, anak yang pandai bicara itu ada dalam gendongannya.
Mereka yang waham bahwa profesi yang saya pilih adalah kerja yang leha-leha, salah. Orang-orang yang bekerja di bidang berbeda mengatakan bahwa enak-enak saja karena kerjanya di rumah; baca kitab, sembahyang, nonton ceramah saja bisa disulap menjadi duit. Padahal, dalam keseharian, saya bekerja dengan sepenuh hati. Pun, saya harus selalu siap menghadapi sebuah kenyataan; kiamat kecil yang pernah melantakkan hidup saya belasan tahun lalu, dapat terjadi kapan saja.
Dalam ketakberdayaan semacam ini, saya memilih berdamai dengan ketentuan-Nya. Saya lepaskan kesempatan bekerja di kota dengan penghasilan melebihi seorang PNS. Namun saya tak sudi meninggalkan mamak seorang diri. Ia tak ingin pergi kecuali tinggal di kota yang sama dengan pusara Bak. Meninggalkan mamak dengan seorang yang dapat mengasuhnya? Apalagi gagasan semacam itu. Saya tak ingin ambil resiko. Kini, tahulah mengapa saya memilih profesi sebagai seorang penulis cerita khususnya islami. Ini profesi paling yang aman agar tak kehilangan kesempatan. Selain karena menulis adalah kemampuan saya, dengan takaran jam yang lebih sering saya pun dapat menyenangkan mamak, kapan pun.
Lauk mujair di piring tinggal tulang. Sebentar lagi, Mamak pasti hendak melaksanakan tarawih di mushola depan. Untuk ini, mamak memang membuat saya takjub. Ia masih saja kuat menjalankan ibadah. Ia menjalani dengan penuh kesukaan meski jumlah obat yang dimunum tidak ada yang berubah, meski bisa saja ia batal karena kebelet kencing atau buang air lagi.
Saya memang takjub, namun tentu saja kali ini saya menahannya. Ketika mamak hendak mengambil wudhu, saya menjelaskan bahwa besok hari raya. Mamak melongo, entah senang-sedih karena harus berpisah dengan bulan kesayangannya.  Mamak memang tak ingat kalau tak diingatkan. Akhirnya, ia hanya tertawa pada kelupaannya.
Mamak bangkit menuju kamar tidur sambil mengepit sebuah buku; saya menyerahkannya sebelum berbuka puasa tadi. Meski mamak buta huruf, setidaknya ia tahu dan tak perlu takut pada mimpinya lagi. Saya telah membuatnya abadi melalui cara yang paling halal; di halaman persembahan buku saya yang ketiga itu, nama mamak terterah di sana.
*
27 notes · View notes
permanainddra · 3 years ago
Text
#IndTravelIndonesia 1: Aceh
Setelah ditunda lama, akhirnya, ditulis juga.
Melanjutkan dari postingan ini, sebagai tulisan pertama dari seri #IndTravelIndonesia gw akan cerita gimana pengalaman gw berkunjung ke provinsi paling barat Indonesia, Aceh.
Tbh trip ini adalah pertama kalinya gw ke Aceh, Februari 2019, dan sampai sekarang belum kesana lagi. Gw masih ingat, waktu itu rasanya excited banget karena coy dikasih kesempatan (walaupun work trip) buat bisa pergi ke provinsi paling ujung ya gimana enggak happy! hehe.
Tumblr media
Tiba di bandara Sultan Iskandar Muda sore waktu setempat, first impression gw pas sampe di bandara adalah "kok sepi banget". Tapi bandaranya emang beneran sepi banget deh, kata rekan kerja gw yang jemput sih flight gw emang flight terakhir di hari itu (padahal kan masih sore ya).
Lanjut ngobrol-ngobrol sebentar, sambil ngopi juga, terus yaudah gw langsung diantar ke hotel, pas di jalan dikasih liat juga (karena ngelewatin) salah satu lokasi pemakaman korban tsunami Aceh 2004, gede gitu lahannya. Btw gw booked hotel namanya Hotel Mekkah, di Aceh, yang sering disebut juga kota Serambi Mekkah, kalo kata temen gw di kantor "ini lo mau naik haji ya Ndra?" haha.
Seperti yang kita tau, Aceh kan satu-satunya provinsi di Indonesia yang menganut hukum syariat/hukum Islam, disana ada semacam Perda khusus atau yang biasa disebut Qanun. Nah, pas sampe lobby hotel, gw langsung liat ini:
Tumblr media
...ya gitu, ada yang mau komentar? hehe.
Pas di Aceh ini gw coba hubungi beberapa teman yang emang tinggal disana, tapi sayang, enggak ada yang lagi free untuk bisa ketemuan, tapi gpp at least gw jadi bisa nanya-nanya rekomendasi tempat yang harus dikunjungi (di sela2 kerja tentunya hehe). 
Nah, gw sempet kemana aja?
1. Museum Tsunami Aceh
Tumblr media
Trivia: arsitek museum ini adalah kang Emil (yes, gubernur Jabar sekarang).
Museum ini masuk first list dari rekomendasi teman2 gw. Kalo mau tau apa aja isinya sebenarnya bisa googling sih, tapi intinya museum ini berusaha menggambarkan bagaimana situasi waktu terjadinya tsunami besar di Aceh, tepatnya Desember 2004, dengan banyak bagian/wahana di dalam museumnya.
Once I'm out of this museum, I feel terribly... sad. Beneran sedih yang sampe bengong lama, beneran enggak kebayang gimana situasi dan perasaan korban tsunami saat itu.
Bahkan pas baru masuk aja, langsung ada satu bagian kayak lorong panjang gelap kanan kirinya air ngalir dari atas, terus kita harus ngelewatin itu dengan ada juga suara-suara gemuruh dan sayup-sayup suara orang. Bagian ini bener-bener mencoba membuat pengunjung merasakan bagaimana suasana pas terjadinya tsunami. Mana gw pas lagi sendirian pula enggak ada orang lain, lumayan serem juga cuy jadinya, terus abis lorong ini ada bagian dengan banyak layar yang menurut gw disusun jadi kayak kuburan gitu.
Tumblr media
Terus, ada bagian yang kayak di dalam suatu kubah, namanya Ruang Sumur Do'a atau Chamber of Blessing, disini nama-nama semua korban tsunaminya dipasang di dinding, dengan sambil diputar lantunan ayat suci Alquran + ada lafadz Allah di langit-langitnya. Haru banget rasanya.
Dan masih banyak bagian lain, pokoknya keluar dari sini gw jadi banyak bengong dan merenung, bahkan pas abis salat di Masjid Baiturrahman aja gw masih bengong mikirin semua itu.
Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk hidup.
2. Masjid Baiturrahman
Tumblr media Tumblr media
This is for sure the most beautiful mosque I've ever seen in life.
Bagus banget, ornamen serba putih, gede halaman luas, dan modern juga ada eskalator buat ke basement tempat wudhu nya. Btw, iya, jadi setelah dari Museum Tsunami gw langsung jalan kaki ke Masjid Baiturrahman, lokasinya kebetulan dekat cuma 10 menit kira-kira.
Tumblr media Tumblr media
Alhamdulillah juga gw sempat salat zuhur berjamaah disini. Bagian dalam masjidnya enggak terlalu luas, terus interiornya banyak tiang gitu. Nah pas selesai salat, gw keluar, terus duduk-duduk di tangga ini lah momen gw bengong lagi hahaha. Tapi suasanya emang enak sih, adem, banyak orang juga lalu lalang warga lokal ataupun turis kayak gw.
3. Mie Razali
Ok, the next one is a must try kalo ke Aceh, apalagi kalo bukan: Mie Aceh.
Waktu sampe Aceh baru di bandara aja kebetulan gw udah lapar banget, cari-cari di pinggir jalan, cek gofo*d juga, kok enggak ada yang jual Mie Aceh ya. Ternyata pas gw tanya-tanya, kata teman gw Mie Aceh kalo di Aceh ya namanya Mie aja ...ya iya juga sih ya hahaha. Nah si teman gw ini juga nyaranin buat cobain mie nya spesifik di Mie Razali.
Long story short, suatu siang menjelang sore selepas kerja, ada tuh waktu kosong, yaudah gw sempetin buat cobain Mie Razali. Gw pesen yang seafood, dan rasanya masya Allah... enak banget guys. Terus ini juga enggak terlalu pedas gitu lho. Mie Aceh terenak yang pernah gw coba. Pokoknya worth to try (disclaimer: semua ini menurut gw lho ya hehe). Waktu itu kalo enggak ingat celana udah mulai pada ketat, kayaknya gw akan beli 2 porsi sih.
---
Sisanya, ya kerja seperti biasa, gw berkunjung ke banyak dokter di RS sana, terus salah satu pertanyaan pertama yang ditanya ke gw adalah apakah produk yang gw bawa ada kandungan babinya atau enggak (of course kan).
Terus juga selama disana gw cuma liat dua kali perempuan enggak pakai jilbab, satu di bandara + satu lagi turis pas di museum, dan satu kali laki-laki yang pakai celana pendek, itupun kayak anak remaja gitu. Gw sampe enggak berani buat jogging pagi karena celana olahraga yang gw bawa kan celana pendek semua hahaha.
Bener-bener what an experience, I'll never forget. Semoga someday bisa berkunjung lagi, mau ke Sabang juga katanya bagus banget alamnya. 
Pandemi please go away sooner than ever, we're all tired already.
Tumblr media
Again, pas pulang pun bandaranya sepi banget, gw sampe berani tiduran di kursi tuh hahaha.
See you, Aceh.
Next post: Sumatera Utara.
4 notes · View notes
tehkuning · 4 years ago
Text
kajianikah by ustadz Adi Hidayat
Dalam Alquran terdapat 3 pesan penting yang Allah tegaskan bagi setiap insan beriman yang sedang, akan dan telah melangsungkan pernikahan
1. QS Ar-Rum : 21
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
=> diantara tanda2 yg menjadikan stiap hamba menjadi lebih dekat dgn Allah ialah diciptakaannya satu pasangan dr jenis manusia sendiri untuk dinikahkan
=>kata ayat dlm diksi quran tidaklah disebutkan kecuali menunjuk satu tanda yg harus mampu menjadikan setiap hamba semakin dekat dgn Allah , setiap kali kita berinteraksi dgn quran, membaca, memahami, bahkan sekadar mendengarkan terbentuklah kedekatan kita dgn Allah
••QS Al-Anfal : 2, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal"
=>rumus: jika disampaikan informasi dlm Al-quran dibuka tegas langsung dgn lafal ayat, maka bukan skedar mengabarkan peristiwa atau ketentuan yg disampaikan oleh Allah tpi sekaligus ditujukan tentang membangun kedekatan dengan Allah. Ayat pernikahan dibuka langsung oleh Allah dgn diksi ayat seakan sedang menegaskan tujuan utama atau puncak dr akad, puncak dr pernikahan itu tiada lain untuk membangun kedekatan dengan Allah.
=> banyak ulama mengatakan, jika ada yg berumahtangga belasan tahun kah, puluhan tahun kah, menikah tp tidak semakin mendekat dgn Allah maka bisa jadi ada yg tidak tepat dalam pernikahannya :"
••Kedekatan kepada Allah ini sebagai kunci pembuka dari 3 harapan yg diinginkan setiap orang yg berumahtangga (listakunu ilaiha waj'alna bainakum mawaddah warrohmah)
>>ketenangan dlm rumah tangga:sakinah
>>limpahan harta yg membawa cinta; mawaddah
>>perhatian yang dalam; rahmah
Tidaklah disampaikan oleh Allah kecuali pintunya dibuka dengan ayat untuk lagi-lagi agar manusia membangun kedekatan dengan Allah, banyak orang mendambakan sakinah mawaddah warrohmah dalam rumahtangga nya namun Allah Sang Pemilik sakinah mawaddah dan rohmah tidak didekati :"
••Terbentang limpahan ayat dalam Alquran yang langsumg memberikan janji bagi insan beriman ketika kita mampu meningkatkan ibadah, taqwa kepada Allah maka akan diringankan, dan bahkan diberikan limpahan segala kenikmatan khususnya dalam rumahtangganya
=>QS At-Talaq : (akhir ayat ke 2 dan awal ayat ke 3)
wamayyataqillaha yaj'allahu mahroja wayarzuqhu min haitsu laa yahtasib
"....Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
=>Siapa yang meningkatkan taqwa maka akan diberikan solusi dr setiap problematika yang dialami, dan dilimpahkan rizki dari segala sisi yang bahkan tak pernah diduga :)
••QS 2:189 (akhir ayat)
=>tingkatkan taqwamu kepada Allah maka akan dijamin kebahagiaan oleh Allah
••Jangan hanya cukupkan persiapan menuju akad saja tapi pasca akad, setalah sah menikah jugaaa dekati Allah dengan sempurna, antar suami istri bangun di malam hari, sholatlah, dekatkan diri dengan Al-quran, keindahan bagi pasangan ketika suami menjadi imam dan istri menjadi makmum, suami berdoa dan istri mengAamiinkan, mencium tangannya, maka saat itupun bentangan kasih sayang Allah diberikan kepada keduanya.
=>Sungguh banyak gelar didapatkan manusia tapi tak jarang tidak mampu menyelesaikan persoalan kecil dalam rumahtangganya,malah justru persoalan besar diluar rumahtangganya yg dientaskan dlm hempasan sajadahnya.
2. QS An-Nisaa : 19
Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.
Ada pesan tegas dalam ayat diatas
=> Allah saking tegasnya meminta setiap insan beriman mempertaruhkan imannya untuk menyampaikan dan mengimplementasikan pesan-pesan ayat ini.
=>Tidak dibenarkan bg setiap pasangan yg beriman, kalo memang dia punya iman; baik istri maupun suami, mewariskan sifat-sifat yg tidak baik setelah mereka berumahtangga.
=>Ayat ini mengingatkan, bahwa manusia diciptakan tidak ada yg sempurna; bahkan manusia dr 5 nama yg disebutkan dlm quran disebut dgn 'insan', 65 kali disebutkan dlm quran.
=>Ada satu Hadits diriwayatkan dr Ibnu Abbas, asal mula kata insan,
sumyal insanu insana innama u'idaillaihi fanasiya
Manusia itu disebut dengan insan, kenapa? Karena ada kaitannya dengan kata nisyan=lupa, karena seringkali suatu komitmen yag telah dibangun dengan Allah seringkali lupa, sedangkan kata nisyan diambil dari kata nasiya, yang dalam quran sering dipasangkan dengan akhtoha yg berarti salah
=>QS Al Baqarah: 286, Robbana latuakhidzna innasina auwakhtonaa
"ya Allah, jangan hukum kami kalau memang dalam kehidupan kami pernah lupa dan dengan lupa ini kami berbuat salah"
=> Maka bisa jadi dalam rumahtangga nanti, apa yang dilihat suami dalam diri istrinya tidak sesempurna itu, tidak seideal itu, pun demikian istri pada suaminya, yang mungkin banyak harapan yang tidak sesuai, harus apa?
=>Pesan Quran sederhana: Apabila dalam rumahtangga nanti jika seorang istri atau suami jika menyaksikan perbuatan tidak menyengkan dari pasangannya maka maafkanlaah, bisa jadi dibalik itu semua ada hikmah besar yang ingin Allah berikan untuk melengkapi rumahtangga kalian.
=>Rasulullah ahli surga, turun Al-Kautsar yang menjamin surganya bahkan sebelum beliau wafat, namun suatu kali sayyidah Aisyah lupa bahwa dalam puasanya Rasulullah namun beliau malah menghidangkan makanan, baru sadar ketika itu Rasulullah datang, Apa yg terjadi? Rasulullah tidak menegur, tidak menyalahkannya, namun membisikan ditelibga sayyidah Aisyah, "Sayang, taukah engkau, hari ini aku berbuka, mari kita makan bersama"
Pernah juga terjadi ketika Rasulullah berpuasa, namun tidak ada makanan, sayyidah Aisyah mmemohon ampun pada Allah, merasa gelisah dan takut tak mampu melayani Rasulullah, namun yg terjadi adalah, Rasulullah datang pada Aisyah sambil membisikkan "Sayang taukah engkau hari ini aku puasa,hari ini aku puasa... "
=> Rasulullah yang dekat dengan Allah dan telah dijamin surganya namun beliau dalam rangka berumahtangga, masih berkesempatan memuliakan istrinya, senantiasa membangun kebaikan-kebaikan untuk menyempurnakan rumahtangganya. Maka kita sebagai manusia biasa ini, sehebat apa sehingga kita malah mengeksplorasi kekurangan pasangan kita, menjadikannya seakan-akan jauh dari kesempurnaan, karena itu bertakwalah kepada Allah SWT dan saling menyayangi itu sangat penting dalan rumahtangga.
3. QS Al-Isra:23
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
=>Allah, Rabb kita telah menetapkan yang tidak bisa diganggu gugat, agar semua insan menyembah Allah dengan sempurna,hanya kepada Allah saja, dan setelah itu, puncakkan baktimu kepada kedua orangtuamu.
=> Nikah secara fiqih, disebut nikah bukan hanya tentang memperkenankan suami istri berhubungan seksual pasca akad nikah, tapi nikah dalam diksi bahasa Arab juga merupakan kata yang memiliki dua makna yang bertentangan secara langsung, nikah bisa merekatkan sesuatu yang renggang sekaligus merenggangkan sesuatu yang rekat, maksudnya dengan nikah kan hubungan yangg tadinya renggang antara seorang laki2 dan perempuan jadi semakin dekat, tapi jangan lupa nikah bisa merenggangkan sesuatu yang rekat, karena pada saat yang bersamaan saat akad berlangsung hubungan dengan kedua orangtua yang semula mungkin rekat bisa jadi akan renggang dengan berpisahnya kalian dengan orangtua karena berumahtangga ini. Karena itulah Allah berpesan, sekalipun telah menikah jangan lupakan orangtua, mereka yang telah memberikan kasih sayang dan perhatian yang paling maksimal kepada kalian, seorang lelaki sejak kecil dikandung, dirawat, disayang oleh ayah dan ibu namun baru dapat sesuatu untuk diberi tapi setelah menikah diberikan kepada seseorang yang baru dikenalnya (istrinya) , begituupun seorang istri sejak kecil yang dirawat, disayang,diberi perhatian ayah dan ibunya, maka tidak ada yang lain yang orantua minta dari anak-anaknya kecuali senyuman, sapaan, bakti, dan doa terbaik kepada mereka, datangi kedua orangtua, minta doanya, restunya, minta maaf dengan sebenenar-benarnya dan mohon supaya dengan ridho dari Ayah dan Ibu maka Allah akan memberikan yang terbaik untuk pernikahan kalian, mohon maaflah karena telah cukup merepotkan dan menyulitkan selama ini maka tibalah untuk memberikan bakti terbaik untuk membahagiakan kedua orangtua dan itulah jalan untuk meringankan rumahtangga sekaligus mendapatkan ridho Allah yang mengantarkan kenikmatan rumahtangga umenuju surgaNya.
=>dalam QS 46: 15
Jika kalian sukses nanti maka jangan lupa untuk memberikan bahkan sekedar doa bagi kedua orangtua kalian
"Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”
ringkasan kajian yang disimak pagi ini diantara hujan, dalam upaya melawan godaan back to sleep wkwkwkw,
Video kajian dari official yutup chanelnya ustadz Adi Hidayat, link: https://youtu.be/5po4S2_T75I
©tehkuning
9oktober20
14 notes · View notes
aqiqahmaidah-blog · 5 years ago
Text
AQIQAH MURAH SURABAYA | 081233061919 | AQIQAH MAIDAH
Aqiqah murah surabaya, jasa aqiqah terbesar di indonesia. Dengan pilihan paket komplit dengan harga aqiqah termurah. Kami juga telah bersertifikat Halal dan proses dari penyembelihan hingga proses masak pun sesuai dengan standard syariat islam. Insya allah ber-aqiqah di aqiqah maidah berkah. Aqiqah maidah merupakan aqiqah termurah di surabaya dan sidoarjo, namun dengan standart kualitas restoran bintang 5. Dimasak oleh koki profesional, dengan resep turun temurun dari nenek moyang. Sehingga menciptakan rasa dan aroma yang khas dan nikmat serta tidak bau prengus.
www.aqiqahmaidah.com
www.aqiqahmaidah.com
www.aqiqahmaidah.com
www.aqiqahmaidah.com
Layanan jasa aqiqah sidoarjo dan surabaya yang paling murah dengan rasa lezat dan tidak bau. Dikelolah oleh koki yang berpengalaman, terjamin halal, proses aqiqah sesuai dengan syariat islam.
Aqiqah murah surabaya
Membantu Anda dalam melaksanakan ibadah aqiqah sesuai syari’ah dengan masakan dan layanan yang berkualitas untuk wilayah Sidoarjo dan Surabaya.
Mengapa AQIQAH MAIDAH ?
HALAL
HEMAT
KUALITAS
PRAKTIS
Aqiqah murah surabaya
DAFTAR HARGA AQIQAH SURABAYA
Paket Kotakan
Type
Kambing Jantan
Kambing Betina
Jumlah Kotakan
Maidah D
5.570.000
4.570.000
180
Maidah C
4.910.000
3.710.000
140
Maidah B
3.650.000
2.800.000
100
Maidah A
3.170.000
2.520.000
80
Tasyakuran
2.010.000
1.760.000
40
Aqiqah murah surabaya TERBAIK
Bisa pilih menu sesuai selera tidak harus sate dan gule
Harga di atas sudah termasuk 1 ekor kambing dan nasi kotak
Paket Tanpa Kotak
Type
Kambing Jantan
Kambing Betina
Porsi 2 Menu
Maidah D
3.500.000
2.500.000
550 Sate
180 Gule
Maidah C
3.300.000
2.100.000
450 Sate
140 Gule
Maidah B
2.500.000
1.650.000
300 Sate
100 Gule
Maidah A
2.250.000
1.600.000
250 Sate
80 Gule
Tasyakuran
1.550.000
1.300.000
150 Sate
40 Gule
(Ganti dengan kata kunci) dari aqiqah maidah dimasak oleh chef yang berpengalaman dan profesional
Olahan daging : Sate, Krengsengan, Rendang, Lapis, Rica-rica
Olahan Jeroan Tulang : Gule, Kikil, Tongseng, Tengkleng, Kare, Rawon, Sop jakarta, Asem-asem, Krengsengan, Gule Kering, Rica-Rica
Olahan Kepala kaki
Harga Aqiqah Per Ekor Kambing (1 Ekor anak perempuan & 2 Ekor anak laki-laki
Free Acar
Free Tester
Free Risalah Aqiqah
Free Sertifikat Aqiqah
Free Ongkos Kirim Area sidoarjo, surabaya, gresik.
Aqiqah murah surabaya paling murah di surabaya dengan rasa dan pelayanan terbaik
Tentang
Aqiqah Maidah
Aqiqah maidah hadir dengan harga yang lebih murah, namun dengan mutu dan kualitas terbaik. Kami hadir di wilayah sidoarjo, surabaya, gresik, dan malang. Ciptaan Rasa masakan yang nikmat di lidah dengan standart kualitas mutu masakan. Terbukti halal dan sesuai syariat. Kini untuk aqiqahkan ananda tidak perlu biaya mahal. Yuk cobain aqiqah maidah.
Alasan pilih aqiqah maidah
Berikut ini adalah 6 alasan mengapa aqiqah maidah cocok menjadi pilihan masyarakat kota surabaya dan sekitarnya:
Terjamin Halal MUI (Majelis Ulama Indonesia). Semua proses yang kami lakukan dari pemotongan kambing/domba aqiqah hingga dikonsumsi oleh masyarakat telah terjamin sesuai sunnah dan halal. Insya allah berkah
Banyak free yang aqiqah maidah berikan. Jika anda pesan aqiqah di aqiqah maidah maka anda akan mendapatkan, free acar, free tester, free risalah aqiqah, free sertifikat aqiqah, free biaya kirim Area sidoarjo, surabaya, gresik.
Mempunya kandang kambing dan domba aqiqah sendiri. Anda dapat memilih sendiri kambing atau domba aqiqah di kandang yang kami miliki. Proses pemotongan hewan juga dapat dilihat langsung ataupun tidak
Harga aqiqah murah. Perusahaan kami tidak mengambil untung banyak dari setiap pemesanan aqiqah. Oleh karena itu harga yang kami berikan lebih murah namun dengan produk yang sangat berkualitas.
Rasa masakan dijamin enak. Masakan yang kami buat akan dimasak oleh chef andalan profesional yang telah memiliki pengalaman bertahun tahun. Produk kami mengutamakan kualitas dan rasa terbaik. Rasa daging kambing atau domba yang dimasak empuk dan tidak bau prengus. Gulenya kaya akan rempah rempah, hangat dan lezat dinikmati. Aqiqah murah surabaya Sate nya pun empuk, gurih, sedap dan tidak ada bau kambingnya sama sekali. kami pastikan masakan yang akan dimasak benar-benar matang.
Free ongkir, setiap pemesanan aqiqah akan kami antar sampai rumah tanpa biaya bila dekat. Kondisi masakan akan tetap terjaga dengan baik karena kami antar menggunakan mobil.
Praktis, Pemesanan dapat dilakukan tanpa tatap muka. Customer dapat memesan via WA
Waktu yang tepat untuk aqiqah
Aqiqah disunnahkan dilaksanakan pada hari ketujuh. Hal ini berdasarkan hadits shahih,
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى »
Dari Samuroh bin Jundub, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, digundul rambutnya dan diberi nama.” (HR. Abu Daud no. 2838, An Nasai no. 4220, Ibnu Majah nol. 3165, Ahmad 5/12. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Aqiqah murah surabaya
Syarat — syarat aqiqah
Berikut adalah syarat — syarat aqiqah yang baik dan benar, dirangkum dari beberapa sumber dan ulama:
Hewan untuk aqiqah harus berupa domba atau kambing yang sehat
Usia dari hewan aqiqah minimal 6 bulan untuk domba aqiqah dan 1 tahun untuk kambing aqiqah
Hewan aqiqah baik kambing dan domba tidak ada yang cacat
Kambing atau domba aqiqah harus didapatkan dari cara yang sah
Proses penyembelihan hingga dikonsumsi harus halal
Belum ada dalil yang rinci tentang syarat aqiqah, oleh karena itu tim aqiqah maidah merangkumnya dari beberapa ulama. Sehingga diharapkan ibadah aqiqah sah dan memenuhi syarat dan aturan.
Aqiqah kambing jantan atau betina?
Aqiqah disyariatkan pada orang tua sebagai wujud syukur kepada Allah dan mendekatkan diri kepadanya, serta berharap keselamatan dan barakah pada anak yang lahir tersebut. Aqiqah murah surabaya
Ketentuan jenis kambingnya di hadist dan alquran tidak dijelaskan jenisnya, harus jantan atau betina. Namun ulama telah menyatakan kambing aqiqah sama dengan kambing kurban dalam usia, jenis dan bebas dari kecacatan. Namun, mereka tidak merinci tentang disyaratkan jantan atau betina.
Tidak ada satu hadits yang mensyaratkan jantan dalam hewan kurban. Sehingga maka sah bila seseorang menyembelih kambing betina dalam kurban dan aqiqah, walaupun yang utama dan dicontohkan Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam ialah kambing jantan yang bertanduk. Aqiqah murah surabaya
Aqiqah Tidak Perlu Mahal, Ada Aqiqah Maidah
Aqiqah murah surabaya Biaya aqiqah surabaya Jasa Aqiqah Surabaya paket aqiqah surabaya Aqiqah Sidoarjo 2020 Catering Aqiqah Surabaya Harga Catering Aqiqah harga aqiqah di surabaya Daftar Harga Kambing Aqiqah biaya aqiqah sidoarjo menu kotakan aqiqah Harga Domba Aqiqah aqiqah sidoarjo aqiqah surabaya aqiqah gresik Aqiqah murah sidoarjo Catering Aqiqah Sidoarjo Jasa Aqiqah sidoarjo paket aqiqah sidoarjo kambing aqiqah surabaya tempat aqiqah di surabaya paket aqiqah murah di sidoarjo aqiqah di sidoarjo pesan aqiqah di surabaya paket aqiqah surabaya 2020 aqiqah surabaya 2020 rumah aqiqah surabaya harga kambing aqiqah surabaya catering aqiqah di surabaya harga kambing aqiqah surabaya 2020
Pemesanan
Jika semua yang Anda inginkan ada pada layanan Kami, maka jangan ragu untuk segera menghubungi customer service Kami. Aqiqah murah surabaya
HOTLINE: 0812–3306–1919
1 note · View note
kaktus-tajam · 6 years ago
Text
Tumbuh & Ditumbuhkan
Murni ditulis karena konsep ini mengubahku, menguatkanku, sehingga kumerasa harus segera membagikannya!
"This is how my parents raised me!" Said someone, in defense.
On other occasion, "Don't blame me, blame the environment I was brought up."
And even, "Life shapes me this way."
Dan banyak bantahan lain yang digunakan ketika orang (tampak) bertanya: kok lo kaya gini sih.
Lalu muncul-lah, segala alasan-alasan atas sikapmu dengan harapan mereka memaklumi dan mengerti.
Siapa orang itu?
Aku.
Ya. Aku pernah berada di titik selalu menyalahkan kejadian-kejadian kelam di masa laluku. Aku pernah dalam posisi terus meratapi memori menyakitkan di usia belia yang tak bisa kuhapus. Aku, menjadikan orang lain sebagai alasan terbentuknya diriku.
Tidak sepenuhnya salah. Memang. Tapi tentang ini, mari kita bicarakan dalam kesempatan lain.
To me, excuses are spaces of comfort.
But it leads me: nowhere. Sibuk menyesali kondisi membuatku tidak produktif. Meredupkan asa.
"Excuses are lies we tell ourselves so that it doesn't have to be our fault."
Ketika disadarkan, aku menyesal atas betapa banyak waktu yang dirugikan cuma bersirkulasi dalam grief and sorrow.
(maka itu aku menulisnya, berharap kalian jika merasakan ini akan cepat menemukan jawabannya! bersabar ya dengan panjangnya tulisan)
Ayat ini berkisah tentang seorang wanita. Nah, aku sebagai orang yang kritis (dan bersyukurlah kita atas akal ini) dulu bertanya-tanya: kenapa di antara milyaran kisah, tokoh, hanya satu nama wanita yang disebut secara gamblang di Alquran, bahkan diabadikan jadi nama surat?
Se-spesial apa wanita ini hingga dapat kemuliaan itu? Kan banyak sosok wanita keren kalau kita baca kisah-kisah. MasyaAllah. Allah ternyata pengen ngajarin kita sesuatu! Siapa beliau? Yep, satu-satunya wanita yang disebut di Alquran adalah Maryam binti Imran, ibu dari Nabi Isa alaihissalam.
Ibarat guru, yang punya stok kisah murid-muridnya yang sudah jadi alumni. Tapi ketika beliau cerita di depan kelas: “Ini lho satu orang murid saya yang sukses. Kalian belajar ya dari dia. Kalian contoh ya langkah dia. Biar kalian sukses juga.”
Maryam adalah anak yang dinanti pasangan Imran dan Hannah selama bertahun-tahun. Dengan keinginan kuat itu, Hannah pun bernadzar apabila anaknya lahir akan dikhidmatkan untuk menjadi pelayan masjidil Aqsha. Betapa kagetnya ketika lahir anak perempuan. Dalam suatu dialog dengan Allah yang membuktikan kedekatan sang ibu dengan-Nya, ia mengadu. Hingga pada akhirnya beliau tetap menunaikan janjinya.
Singkat cerita, adalah sang Paman, Nabi Zakaria alaihissalam yang dipercayakan mengasuh Maryam.
Now this is where it gets even cooler.
Tumblr media
Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, "Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?" Dia (Maryam) menjawab, "Itu dari Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.
“...Membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik...”
Secara tata bahasa, kalimat seperti ini tidak ladzim didengar. Inilah tingginya level Bahasa Arab yang tidak dapat diterjemahkan semudah itu ke bahasa lain.
Konsep 1: dalam bahasa Arab untuk memberi penekanan pada kalimat digunakan pengulangan kata benda setelah kata kerjanya. Misal: “aku menabung tabungan”, “aku menulis tulisan”. Hal ini pun sering ditemukan di Alquran.
Konsep 2: hampir pada semua bahasa, kata kerja dibagi menjadi transitif dan intransitif. Kata kerja transitif berarti berefek ke orang lain sementara intransitif hanya berefek ke diri sendiri. Nah, penggunaan transitive dan intransitive verb diikuti dengan kata noun yang sesuai. But Alquran breaks this rule! Coba lihat lagi,
Quran mentioned “...he raised her a beautiful growing...”
instead of saying: “he raised her a raising.”
when you say: a plant grow, you’re giving it credit
when you say: I grow a plant, you’re giving yourself credit
the first part of the ayat: “he raised her” gives him (Nabi Zakaria alaihissalam) credit
the second part of the ayat: “a beautiful growing” gives her (Maryam) credit
Kenapa susunan kata demikian yang dipilih? Ternyata untuk menunjukkan satu poin penting dari tumbuhnya Maryam dengan keren.
Tumblr media
Yaitu.. keshalihan sosok Maryam adalah hasil dari dua hal: faktor internal dan eksternal.
Seorang pendidik, pengasuh Maryam (Nabi Zakaria alaihissalam) sudah jelas adalah seorang shalih. Beliau adalah seorang Nabi.
Tapi ibarat menumbuhkan tanaman, faktor eksternal seperti menyiapkan tanah terbaik, memberi pupuk, memastikan kondisi cahaya yang tepat, menakar volume air yang diberikan... tidak akan tumbuh tanaman itu apabila bibitnya buruk.
Allah highlighted her awesomeness and his awesomeness together: the best environment and the best child come together. Subhanallah. 
I made a mental note: to never rely on the environment only. I would have to have the nurturing (like the desire to want to grow) and the inherent goodness for this to work.
"Ya Allah, anugerahilah kami pemahaman para nabi, hafalan para rasul, dan ilhamnya para malaikat yang dekat (dengan-Mu), sebab kasih sayang-Mu, wahai Dzat yang Mahapengasih."
and Alhamdulillah, Allah leads me to read a book on how to grow yourself. I’d be sharing this bits of knowledge soon, inshaAllah. Karena.. untuk menulis ini saja butuh beberapa hari, beberapa kali mengulang rekaman, dan meminta pada Allah dimudahkan.
Wallahu’alam bis shawab.
Jog-jakarta,
(fakir ilmu) Habibah
Sumber:
- Al Quran
- Buku Maryam, Perempuan Penghulu Surga
- Tarbiyah Dzatiyah
- Lecture Ustadz Nouman Ali Khan "Maryam's Upbringing"
- Diskusi MQMM
167 notes · View notes
karyawatibercerita · 2 years ago
Text
Satu Masalah Tuntas
Kemarin ibuku menelfon, dia tanya soal siapa laki-laki yang dekat dengan anaknya ini. Aku jawab jujur “Gak ada bu, malas cari, lagian Mira belum mau kawin juga.” Dia langsung meninggikan suara, keluar beberapa kata Minang yang tentu aku tak pandai mengulangnya kembali. 
Ibuku : “Yang suruh nikah memang siapa? Kan ada prosesnya dulu. Pacaran. Baru habis itu lamaran. Lalu menikah. 2-3 tahun makan waktu. Gak mungkin lah kenalan hari ini lalu bulan depan ajak kawin, orang gila namanya.”
Aku : “Yaaaaaaaaaaaaaaaa tau. Tapi memang gak ada kandidat.”
Ibuku : “Jangan pasrah-pasrah gitu ah nak. Berdoa makanya. Kalau ibu aja yang berdoa tapi kamu engga, Allah mau ngabulin doa juga ragu.”
Aku : “Berarti ibadah ibu kurang kenceng karena doanya tidak diprioritaskan tuh...”
Ibuku : “Mimpi apa aku punya anak perempuan begini ya? Perasaan waktu hamil kemarin dikasih suara Alquran tiap hari dan makan makanan bergizi terus kok keluarnya kayak gini ya?
Aku : “Hihihi kenapa bu? Di atas ekspektasi ya?” 
Ibuku : “DI LUAR EKSPEKTASI!” lalu kami tertawa lewat video call whatsapp ini.
Jika ditanya soal mengapa harus menikah, aku gak punya jawaban lain selain “Pengen punya mini ME” alias anak perempuan. Soal bagaimana pernikahan adalah bagian dari ibadah, membawa kita ke surga, atau mengenai menikah menjadikan kita sebagai manusia yang utuh secara emosional dan spiritual lah, punya safety-net lah, menghindari dosa lah, atau blablabla lainnya, semuanya belum terlintas di kepala, jadi boro-boro masuk prioritas. 
Yang terpenting saat ini, aku sudah punya nama anak perempuan jika suatu saat nanti aku jadi seorang ibu. Tidak masalah jika calon suami belum ada, setidaknya ada 1 hal dalam rumah tangga yang tidak usah dipikir lagi nanti. Lumayan kan untuk mengurangi beban pikiran dan tenaga di masa depan nanti. 
AISHALUNA ARIMBI. 
Aisha aku ambil dari nama istri baginda Rasulullah, Aisyah. Harapannya agar dia menjadi seseorang yang pintar, namun lembut juga hatinya seperti Āʾishah bint Abī Bakr.
Nama Aisha diatas aku pasangkan dengan Luna, yang artinya bulan. Cahaya bulan memang tidak seterang matahari, namun ia ada sebagai fungsi stabilitas dan proteksi bumi. 
Kemudian pada nama tengah ada Arimbi, nama seorang Dewi dari kisah perwayangan Jawa. Arimbi adalah dewi yang cantik, seorang putri dari Negara Pringgandani. Ia jujur, penyayang, dan setia.
Untuk last name mungkin masih perlu diskusi dahulu ya, tapi mohon sabar menanti, harus aku tunda dahulu proses FGDnya karena yang diajak diskusi belum aku tentukan(temukan) siapanya. 
Tapi bagus kan ya? Kok tiba-tiba aku jadi kurang percaya diri. 
0 notes
perangkumhidup-blog · 7 years ago
Text
Islam Kejawaan (Taddaburan/maiyahan) di Indonesia.
Alhamdulillah, akhir-akhir ini orang merasakan manfaatnya Nahdlatul Ulama (NU). Dulu, orang yang paling bahagia, paling sering merasakan berkahnya NU adalah keluarga orang yang sudah meninggal : setiap hari dikirimi doa dan tumpeng. Hari ini begitu dunia dilanda kekacauan, ketika Dunia Islam galau: di Afganistan perang sesama Islam, di Suriah perang sesama Islam, di Irak, perang sesama Islam. Semua ingin tahu, ketika semua sudah jebol, kok ada yang masih utuh: Islam di Indonesia. Akhirnya semua ingin kesini, seperti apa Islam di Indonesia kok masih utuh. Akhirnya semua sepakat: utuhnya Islam di Indonesia itu karena memiliki jamiyyah NU. Akhirnya semua pingin tahu NU itu seperti apa. Ternyata, jaman dulu ada orang Belanda yang sudah menceritakan santri NU, namanya Christia Snouck Hurgronje. Dia ini hafal Alquran, Sahih Bukhori, Sahih Muslim, Alfiyyah Ibnu Malik, Fathul Mu’in , tapi tidak islam, sebab tugasnya menghancurkan Islam Indonesia. Mengapa? Karena Islam Indonesia selalu melawan Belanda. Sultan Hasanuddin, santri. Pangeran Diponegoro atau Mbah Abdul Hamid, santri. Sultan Agung, santri. Mbah Zaenal Mustofa, santri. Semua santri kok melawan Belanda. Akhirnya ada orang belajar secara khusus tentang Islam, untuk mencari rahasia bagaimana caranya Islam Indonesia ini remuk. Snouck Hurgronje masuk ke Indonesia dengan menyamar namanya Syekh Abdul Ghaffar. Dia belajar Islam, menghafalkan Alquran dan Hadis di Arab. Maka akhirnya paham betul Islam. Hanya saja begitu ke Indonesia, Snouck Hurgronje bingung: mencari Islam dengan wajah Islam, tidak ketemu. Ternyata Islam yang dibayangkan dan dipelajari Snouck Hurgronje itu tidak ada. Mencari Allah disini tidak ketemu, ketemunya Pangeran. Ketemunya Gusti. Padahal ada pangeran namanya Pangeran Diponegoro. Ada Gusti namanya Gusti Kanjeng. Mencari istilah shalat tidak ketemu, ketemunya sembahyang. Mencari syaikhun, ustadzun , tidak ketemu, ketemunya kiai. Padahal ada nama kerbau namanya kiai slamet. Mencari mushalla tidak ketemu, ketemunya langgar. Maka, ketika Snouck Hurgronje bingung, dia dibantu Van Der Plas. Ia menyamar dengan nama Syekh Abdurrahman. Mereka memulai dengan belajar bahasa Jawa. Karena ketika masuk Indonesia, mereka sudah bisa bahasa Indonesia, bahasa Melayu, tapi tidak bisa bahasa Jawa. Begitu belajar bahasa Jawa, mereka bingung, strees. Orang disini makanannya nasi (sego). Snouck Hurgronje dan Van Der Plas tahu bahasa beras itu, bahasa inggrisnya rice, bahasa arabnya ar-ruz . Yang disebut ruz, ketika di sawah, namanya pari, padi. Disana masih ruz, rice. Begitu padi dipanen, namanya ulen-ulen, ulenan. Disana masih ruz, rice. Jadi ilmunya sudah mulai kucluk , korslet. Begitu ditutu, ditumbuk, digiling, mereka masih mahami ruz, rice , padahal disini sudah dinamai gabah. Begitu dibuka, disini namanya beras, disana masih ruz, rice . Begitu bukanya cuil, disini namanya menir, disana masih ruz, rice. Begitu dimasak, disini sudah dinamai sego , nasi, disana masih ruz, rice. Begitu diambil cicak satu, disini namanya upa, disana namanya masih ruz, rice. Begitu dibungkus daun pisang, disini namanya lontong, sana masih ruz, rice. Begitu dibungkus janur kuning namanya ketupat, sana masih ruz, rice. Ketika diaduk dan hancur, lembut, disini namanya bubur, sana namanya masih ruz, rice. Inilah bangsa aneh, yang membuat Snouck Hurgronje judeg, pusing. Mempelajari Islam Indonesia tidak paham, akhirnya mencirikan Islam Indonesia dengan tiga hal. Pertama, kethune miring sarunge nglinting (berkopiah miring dan bersarung ngelinting). Kedua, mambu rokok (bau rokok). Ketiga, tangane gudigen (tangannya berpenyakit kulit). Cuma tiga hal itu catatan (pencirian Islam Indonesia) Snouck Hurgronje di Perpustakaan Leiden, Belanda. Tidak pernah ada cerita apa-apa, yang lain sudah biasa. Maka, jangankan Snouck Hurgronje, orang Indonesia saja kadang tidak paham dengan Islam Indonesia, karena kelamaan di tanah Arab. Lihat tetangga pujian, karena tidak paham, bilang bid’ah . Melihat tetangga menyembelih ayam untuk tumpengan, dibilang bid’ah. Padahal itu produk Islam Indonesia. Kelamaan diluar Indonesia, jadi tidak paham. Masuk kesini sudah kemlinthi, sok-sokan, memanggil Nabi dengan sebutan “Muhammad” saja. Padahal, disini, tukang bakso saja dipanggil “Mas”. Padahal orang Jawa nyebutnya Kanjeng Nabi. Lha , akhir-akhir ini semakin banyak yang tidak paham Islam Indonesia. Kenapa? Karena Islam Indonesia keluar dari rumus-rumus Islam dunia, Islam pada umumnya. Kenapa? Karena Islam Indonesia ini saripati (essensi) Islam yang paling baik yang ada di dunia. Kenapa? Karena Islam tumbuhnya tidak disini, tetapi di Arab. Rasulullah orang Arab. Bahasanya bahasa Arab. Yang dimakan juga makanan Arab. Budayanya budaya Arab. Kemudian Islam datang kesini, ke Indonesia. Kalau Islam masuk ke Afrika itu mudah, tidak sulit, karena waktu itu peradaban mereka masih belum maju, belum terdidik. Orang belum terdidik itu mudah dijajah. Seperti pilkada, misalnya, diberi Rp 20.000 atau mie instan sebungkus, beres. Kalau mengajak orang berpendidikan, sulit, dikasih uang Rp 10 juta belum tentu mau. Islam datang ke Eropa juga dalam keadaan terpuruk. Tetapi Islam datang kesini, mikir-mikir dulu, karena bangsa di Nusantara ini sedang kuat-kuatnya. Bangsa anda sekalian ini bukan bangsa kecoak. Ini karena ketika itu sedang ada dalam kekuasaan negara terkuat yang menguasai 2/3 dunia, namanya Majapahit. Majapahit ini bukan negara sembarangan. Universitas terbesar di dunia ada di Majapahit, namanya Nalanda. Hukum politik terbaik dunia yang menjadi rujukan adanya di Indonesia, waktu itu ada di Jawa, kitabnya bernama Negarakertagama. Hukum sosial terbaik ada di Jawa, namanya Sutasoma. Bangsa ini tidak bisa ditipu, karena orangnya pintar-pintar dan kaya-raya. Cerita surga di Jawa itu tidak laku. Surga itu (dalam penggambaran Alquran): tajri min tahtihal anhaar (airnya mengalir), seperti kali. Kata orang disini: “mencari air kok sampai surga segala? Disini itu, sawah semua airnya mengalir.” Artinya, pasti bukan itu yang diceritakan para ulama penyebar Islam. Cerita surga tentang buahnya banyak juga tidak, karena disini juga banyak buah. Artinya dakwah disini tidak mudah. Diceritain pangeran, orang Jawa sudah punya Sanghyang Widhi. Diceritain Ka’bah orang jawa juga sudah punya stupa: sama-sama batunya dan tengahnya sama berlubangnya. Dijelaskan menggunakan tugu Jabal Rahmah, orang Jawa punya Lingga Yoni. Dijelaskan memakai hari raya kurban, orang Jawa punya peringatan hari raya kedri. Sudah lengkap. Islam datang membawa harta-benda, orang Jawa juga tidak doyan. Kenapa? Orang Jawa pada waktu itu beragama hindu. Hindu itu berprinsip yang boleh bicara agama adalah orang Brahmana, kasta yang sudah tidak membicarakan dunia. Dibawah Brahmana ada kasta Ksatria, seperti kalau sekarang Gubernur atau Bupati. Ini juga tidak boleh bicara agama, karena masih ngurusin dunia. Dibawah itu ada kasta namanya Wesya (Waisya), kastanya pegawai negeri. Kasta ini tidak boleh bicara agama. Di bawah itu ada petani, pedagang dan saudagar, ini kastanya Sudra . Kasta ini juga tidak boleh bicara agama. Jadi kalau ada cerita Islam dibawa oleh para saudagar, tidak bisa dterima akal. Secara teori ilmu pengetahuan ditolak, karena saudagar itu Sudra dan Sudra tidak boleh bicara soal agama. Yang cerita Islam dibawa saudagar ini karena saking judeg-nya, bingungnya memahami Islam di Indonesia. Dibawahnya ada kasta paria, yang hidup dengan meminta-minta, mengemis. Dibawah Paria ada pencopet, namanya kasta Tucca. Dibawah Tucca ada maling, pencuri, namanya kasta Mlecca. Dibawahnya lagi ada begal, perampok, namanya kasta Candala. Anak-anak muda NU harus tahu. Itu semua nantinya terkait dengan Nahdlatul Ulama. Akhirnya para ulama kepingin, ada tempat begitu bagusnya, mencoba diislamkan. Ulama-ulama dikirim ke sini. Namun mereka menghadapi masalah, karena orang-orang disini mau memakan manusia. Namanya aliran Bhirawa. Munculnya dari Syiwa. Mengapa ganti Syiwa, karena Hindu Brahma bermasalah. Hindu Brahma, orang Jawa bisa melakukan tetapi matinya sulit. Sebab orang Brahma matinya harus moksa atau murco. Untuk moksa harus melakukan upawasa. Upawasa itu tidak makan, tidak minum, tidak ngumpulin istri, kemudian badannya menyusut menjadi kecil dan menghilang. Kadang ada yang sudah menyusut menjadi kecil, tidak bisa hilang, gagal moksa, karena teringat kambingnya, hartanya. Lha ini terus menjadi jenglot atau batara karang. Jika anda menemukan jenglot ini, jangan dijual mahal karena itu produk gagal moksa. Pada akhirnya, ada yang mencari ilmu yang lebih mudah, namanya ilmu ngrogoh sukmo . Supaya bisa mendapat ilmu ini, mencari ajar dari Kali. Kali itu dari Durga. Durga itu dari Syiwa, mengajarkan Pancamakara. Supaya bisa ngrogoh sukmo, semua sahwat badan dikenyangi, laki-laki perempuan melingkar telanjang, menghadap arak dan ingkung daging manusia. Supaya syahwat bawah perut tenang, dikenyangi dengan seks bebas. Sisa-sisanya sekarang ada di Gunung Kemukus. Supaya perut tenang, makan tumpeng. Supaya pikiran tenang, tidak banyak pikiran, minum arak. Agar ketika sukma keluar dari badan, badan tidak bergerak, makan daging manusia. Maka jangan heran kalau muncul orang-orang macam Sumanto. Ketika sudah pada bisa ngrogoh sukmo, ketika sukmanya pergi di ajak mencuri namanya ngepet . Sukmanya pergi diajak membunuh manusia namanya santet. Ketika sukmanya diajak pergi diajak mencintai wanita namanya pelet. Maka kemudian di Jawa tumbuh ilmu santet, pelet dan ngepet. Ada 1.500 ulama yang dipimpin Sayyid Aliyudin habis di-ingkung oleh orang Jawa pengamal Ngrogoh Sukma. Untuk menghindari pembunuhan lagi, maka Khalifah Turki Utsmani mengirim kembali tentara ulama dari Iran, yang tidak bisa dimakan orang Jawa. Nama ulama itu Sayyid Syamsuddin Albaqir Alfarsi. Karena lidah orang Jawa sulit menyebutnya, kemudian di Jawa terkenal dengan sebutan Syekh Subakir. Di Jawa ini di duduki bala tentara Syekh Subakir, kemudian mereka diusir. Ada yang lari ke Pantai Selatan, Karang Bolong, Srandil Cicalap, Pelabuhan Ratu, dan Banten. Di namai Banten, di ambil dari bahasa Sansekerta, artinya Tumbal. Yang lari ke timur, naik Gunung Lawu, Gunung Kawi, Alas Purwo Banyuwangi (Blambangan). Disana mereka dipimpin Menak Sembuyu dan Bajul Sengoro. Karena Syekh Subakir sepuh, maka pasukannya dilanjutkan kedua muridnya namanya Mbah Ishak (Maulana Ishak) dan Mbah Brahim (Ibrahim Asmoroqondi). Mereka melanjutkan pengejaran. Menak Sembuyu menyerah, anak perempuannya bernama Dewi Sekardadu dinikahi Mbah Ishak, melahirkan Raden Ainul Yaqin Sunan Giri yang dimakamkan di Gresik. Sebagian lari ke Bali, sebagian lari ke Kediri, menyembah Patung Totok Kerot, diuber Sunan Bonang, akhirnya menyerah. Setelah menyerah, melingkarnya tetap dibiarkan tetapi jangan telanjang, arak diganti air biasa, ingkung manusia diganti ayam, matra ngrogoh sukmo diganti kalimat tauhid; laailaahaillallah. Maka kita punya adat tumpengan. Kalau ada orang banyak komentar mem-bid’ah -kan, ceritakanlah ini. Kalau ngeyel, didatangi: tabok mulutnya. Ini perlu diruntutkan, karena NU termasuk yang masih mengurusi beginian. Habis itu dikirim ulama yang khusus mengajar ngaji, namanya Sayyid Jamaluddin al-Husaini al-Kabir. Mendarat di Semarang dan menetap di daerah Merapi. Orang Jawa sulit mengucapkan, maka menyebutnya Syekh Jumadil Kubro. Disana dia punya murid namanya Syamsuddin, pindah ke Jawa Barat, membuat pesantren puro di daerah Karawang. Punya murid bernama Datuk Kahfi, pindah ke Amparan Jati, Cirebon. Punya murid Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati. Inilah yang bertugas mengislamkan Padjajaran. Maka kemudian ada Rara Santang, Kian Santang dan Walangsungsang. Nah , Syekh Jumadil Kubro punya putra punya anak bernama Maulana Ishak dan Ibrahim Asmoroqondi, bapaknya Walisongo. Mbah Ishak melahirkan Sunan Giri. Mbah Ibrahim punya anak Sunan Ampel. Inilah yang bertugas mengislamkan Majapahit. Mengislamkan Majapahit itu tidak mudah. Majapahit orangnya pinter-pinter. Majapahit Hindu, sedangkan Sunan Ampel Islam. Ibarat sawah ditanami padi, kok malah ditanami pisang. Kalau anda begitu, pohon pisang anda bisa ditebang. Sunan Ampel berpikir bagaimana caranya? Akhirnya beliau mendapat petunjuk ayat Alquran. Dalam surat Al-Fath, 48:29 disebutkan : ".... masaluhum fit tawrat wa masaluhum fil injil ka zar’in ahraja sat’ahu fa azarahu fastagladza fastawa ‘ala sukıhi yu’jibuz zurraa, li yagidza bihimul kuffar………” Artinya: “…………Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin)……………” Islam itu seperti tanaman yang memiliki anak-anaknya, kemudian hamil, kemudian berbuah, ibu dan anaknya bersama memenuhi pasar, menakuti orang kafir. Tanaman apa yang keluar anaknya dulu baru kemudian ibunya hamil? Jawabannya adalah padi. Maka kemudian Sunan Ampel dalam menanam Islam seperti menanam padi. Kalau menanam padi tidak di atas tanah, tetapi dibawah tanah, kalau diatas tanah nanti dipatok ayam, dimakan tikus. Mau menanam Allah, disini sudah ada istilah pangeran. Mau menanam shalat, disini sudah ada istilah sembahyang. Mau menanam syaikhun, ustadzun, disini sudah ada kiai. Menanam tilmidzun, muridun , disini sudah ada shastri, kemudian dinamani santri. Inilah ulama dulu, menanamnya tidak kelihatan. Menanamnya pelan-pelan, sedikit demi sedikit: kalimat syahadat, jadi kalimasada. Syahadatain, jadi sekaten. Mushalla, jadi langgar. Sampai itu jadi bahasa masyarakat. Yang paling sulit mememberi pengertian orang Jawa tentang mati. Kalau Hindu kan ada reinkarnasi. Kalau dalam Islam, mati ya mati (tidak kembali ke dunia). Ini paling sulit, butuh strategi kebudayaan. Ini pekerjaan paling revolusioner waktu itu. Tidak main-main, karena ini prinsip. Prinsip inna lillahi wa inna ilaihi rajiun berhadapan dengan reinkarnasi. Bagaimana caranya? Oleh Sunan Ampel, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun kemudian di-Jawa-kan: Ojo Lali Sangkan Paraning Dumadi. Setelah lama diamati oleh Sunan Ampel, ternyata orang Jawa suka tembang, nembang, nyanyi. Beliau kemudian mengambil pilihan: mengajarkan hal yang sulit itu dengan tembang. Orang Jawa memang begitu, mudah hafal dengan tembang. Orang Jawa, kehilangan istri saja tidak lapor polisi, tapi nyanyi: ndang baliyo, Sri, ndang baliyo . Lihat lintang, nyanyi: yen ing tawang ono lintang, cah ayu. Lihat bebek, nyanyi: bebek adus kali nyucuki sabun wangi. Lihat enthok: menthok, menthok, tak kandhani, mung rupamu. Orang Jawa suka nyanyi, itulah yang jadi pelajaran. Bahkan, lihat silit (pantat) saja nyanyi: … ndemok silit, gudighen. Maka akhirnya, sesuatu yang paling sulit, berat, itu ditembangkan. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun diwujudkan dalam bentuk tembang bernama Macapat . Apa artinya Macapat? Bahwa orang hidup harus bisa membaca perkara Empat. Keempat perkara itu adalah teman nyawa yang berada dalam raga ketika turun di dunia. Nyawa itu produk akhirat. Kalau raga produk dunia. Produk dunia makanannya dunia, seperti makan. Yang dimakan, sampah padatnya keluar lewat pintu belakang, yang cair keluar lewat pintu depan. Ada sari makanan yang disimpan, namanya mani (sperma). Kalau mani ini penuh, bapak akan mencari ibu, ibu mencari bapak, kemudian dicampur dan dititipkan di rahim ibu. Tiga bulan jadi segumpal darah, empat bulan jadi segumpal daging. Inilah produk dunia. Begitu jadi segumpal daging, nyawa dipanggil. “Dul, turun ya,”. “Iya, Ya Allah”. “Alastu birabbikum?” (apakah kamu lupa kalau aku Tuhanmu?). “Qalu balaa sahidnya,” (Iya Ya Allah, saya jadi saksi-Mu), jawab sang nyawa,. ”fanfuhur ruuh” (maka ditiupkanlah ruh itu ke daging). Maka daging itu menjadi hidup. Kalau tidak ditiup nyawa, tidak hidup daging ini. (lihat, a.l.: Q.S. Al-A’raf, 7:172, As-Sajdah: 7 -10, Al-Mu’min: 67, ed. ) Kemudian, setelah sembilan bulan, ruh itu keluar dengan bungkusnya, yaitu jasad. Adapun jasadnya sesuai dengan orang tuanya: kalau orang tuanya pesek anaknya ya pesek; orang tuanya hidungnya mancung anaknya ya mancung; orang tuanya hitam anaknya ya hitam; kalau orang tuanya ganteng dan cantik, lahirnya ya cantik dan ganteng. Itu disebut Tembang Mocopat: orang hidup harus membaca perkara empat. Keempat itu adalah teman nyawa yang menyertai manusia ke dunia, ada di dalam jasad. Nyawa itu ditemani empat: dua adalah Iblis yang bertugas menyesatkan, dan dua malaikat yang bertugas nggandoli, menahan. Jin qarin dan hafadzah. Itu oleh Sunan Ampel disebut Dulur Papat Limo Pancer. Ini metode mengajar. Maka pancer ini kalau mau butuh apa-apa bisa memapakai dulur tengen (teman kanan) atau dulur kiwo (teman kiri). Kalau pancer kok ingin istri cantik, memakai jalan kanan, yang di baca Ya Rahmanu Ya Rahimu tujuh hari di masjid, yang wanita nantinya juga akan cinta. Tidak mau dulur tengen, ya memakai yang kiri, yang dibaca aji-aji Jaran Goyang, ya si wanita jadinya cinta, sama saja. Kepingin perkasa, kalau memakai kanan yang dipakai kalimah La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim . Tak mau yang kanan ya memakai yang kiri, yang dibaca aji-aji Bondowoso, kemudian bisa perkasa. Mau kaya kalau memakai jalan kanan ya shalat dhuha dan membaca Ya Fattaahu Ya Razzaaqu , kaya. Kalau tidak mau jalan kanan ya jalan kiri, membawa kambing kendhit naik ke gunung kawi, nanti pulang kaya. Maka, kiai dengan dukun itu sama; sama hebatnya kalau tirakatnya kuat. Kiai yang ‘alim dengan dukun yang tak pernah mandi, jika sama tirakatnya, ya sama saktinya: sama-sama bisa mencari barang hilang. Sama terangnya. Bedanya: satu terangnya lampu dan satunya terang rumah terbakar. Satu mencari ayam dengan lampu senter, ayamnya ketemu dan senternya utuh; sedangkan yang satu mencari dengan blarak (daun kelapa kering yang dibakar), ayamnya ketemu, hanya blarak-nya habis terbakar. Itu bedanya nur dengan nar. Maka manusia ini jalannya dijalankan seperti tembang yang awalan, Maskumambang: kemambange nyowo medun ngalam ndunyo , sabut ngapati, mitoni , ini rohaninya, jasmaninya ketika dipasrahkan bidan untuk imunisasi. Maka menurut NU ada ngapati, mitoni, karena itu turunnya nyawa. Setelah Maskumambang, manusia mengalami tembang Mijil. Bakal Mijil : lahir laki-laki dan perempuan. Kalau lahir laki-laki aqiqahnya kambing dua, kalau lahir perempuan aqiqahnya kambing satu. Setelah Mijil, tembangnya Kinanti. Anak-anak kecil itu, bekalilah dengan agama, dengan akhlak. Tidak mau ngaji, pukul. Masukkan ke TPQ, ke Raudlatul Athfal (RA). Waktunya ngaji kok tidak mau ngaji, malah main layangan, potong saja benangnya. Waktu ngaji kok malah mancing, potong saja kailnya. Anak Kinanti ini waktunya sekolah dan ngaji. Dibekali dengan agama, akhlak. Kalau tidak, nanti keburu masuk tembang Sinom: bakal menjadi anak muda (cah enom), sudah mulai ndablek, bandel. Apalagi, setelah Sinom, tembangnya asmorodono , mulai jatuh cinta. Tai kucing serasa coklat. Tidak bisa di nasehati. Setelah itu manusia disusul tembang Gambuh , laki-laki dan perempuan bakal membangun rumah tangga, rabi, menikah. Setelah Gambuh, adalah tembang Dhandanggula. Merasakan manis dan pahitnya kehidupan. Setelah Dhandanggula , menurut Mbah Sunan Ampel, manusia mengalami tembang Dhurma. Dhurma itu: darma bakti hidupmu itu apa? Kalau pohon mangga setelah berbuah bisa untuk makanan codot, kalau pisang berbuah bisa untuk makanan burung, lha buah-mu itu apa? Tenagamu mana? Hartamu mana? Ilmumu mana yang didarmabaktikan untuk orang lain? Khairunnas anfa’uhum linnas , sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya. Sebab, kalau sudah di Dhurma tapi tidak darma bakti, kesusul tembang Pangkur. Anak manusia yang sudah memunggungi dunia: gigi sudah copot, kaki sudah linu. Ini harus sudah masuk masjid. Kalau tidak segera masuk masjid kesusul tembang Megatruh : megat, memutus raga beserta sukmanya. Mati. Terakhir sekali, tembangnya Pucung. Lha ini, kalau Hindu reinkarnasi, kalau Islam Pucung . Manusia di pocong. Sluku-sluku Bathok, dimasukkan pintu kecil. Makanya orang tua (dalam Jawa) dinamai buyut, maksudnya : siap-siap mlebu lawang ciut (siap-siap masuk pintu kecil). Adakah yang mengajar sebaik itu di dunia? Kalau sudah masuk pintu kecil, ditanya Malaikat Munkar dan Nankir. Akhirnya itu, yang satu reinkarnasi, yang satu buyut . Ditanya: “Man rabbuka?” , dijawab: “Awwloh,”. Ingin disaduk Malaikat Mungkar – Nakir apa karena tidak bisa mengucapkan Allah. Ketika ingin disaduk, Malaikat Rakib buru-buru menghentikan: “Jangan disiksa, ini lidah Jawa”. Tidak punya alif, ba, ta, punyanya ha, na, ca, ra, ka . “Apa sudah mau ngaji?”kata Mungkar – Nakir. “Sudah, ini ada catatanya, NU juga ikut, namun belum bisa sudah meninggal”. “Yasudah, meninggalnya orang yang sedang belajar, mengaji, meninggal yang dimaafkan oleh Allah.” Maka, seperti itu belajar. Kalau tidak mau belajar, ditanya, “Man rabbuka?” , menjawab, “Ha……..???”. langsung dipukul kepalanya: ”Plaakkk!!”. Di- canggah lehernya oleh malaikat. Kemudian jadi wareng , takut melihat akhirat, masukkan ke neraka, di- udek oleh malaikat, di-gantung seperti siwur, iwir-iwir, dipukuli modal-madil seperti tarangan bodhol , ajur mumur seperti gedhebok bosok. Maka, pangkat manusia, menurut Sunan Ampel: anak – bapak – simbah – mbah buyut – canggah – wareng – udek-udek – gantung siwur – tarangan bodol – gedhebok bosok. Lho, dipikir ini ajaran Hindu. Kalau seperti ini ada yang bilang ajaran Hindu, kesini, saya tabok mulutnya! Begitu tembang ini jadi, kata Mbah Bonang, masa nyanyian tidak ada musiknya. Maka dibuatkanlah gamelan, yang bunyinya Slendro Pelok : nang ning nang nong, nang ning nang nong, ndang ndang, ndang ndang, gung . Nang ning nang nong: yo nang kene yo nang kono (ya disini ya disana); ya disini ngaji, ya disana mencuri kayu. Lho, lha ini orang-orang kok. Ya seperti disini ini: kelihatannya disini shalawatan, nanti pulang lihat pantat ya bilang: wow!. Sudah hafal saya, melihat usia-usia kalian. Ini kan kamu pas pakai baju putih. Kalau pas ganti, pakainya paling ya kaos Slank. Nah, nang ning nang nong, hidup itu ya disini ya disana. Kalau pingin akhiran baik, naik ke ndang ndang, ndang ndang, gung. Ndang balik ke Sanghyang Agung. Fafirru illallaah , kembalilah kepada Allah. Pelan-pelan. Orang sini kadang tidak paham kalau itu buatan Sunan Bonang. Maka, kemudian, oleh Kanjeng Sunan Kalijaga, dibuatkan tumpeng agar bisa makan. Begitu makan kotor semua, dibasuh dengan tiga air bunga: mawar, kenanga dan kanthil. Maksudnya: uripmu mawarno-warno, keno ngono keno ngene, ning atimu kudhu kanthil nang Gusti Allah (Hidupmu berwarna-warni, boleh seperti ini seperti itu, tetapi hatimu harus tertaut kepada Allah). Lho , ini piwulang-piwulangnya, belum diajarkan apa-apa. Oleh Sunan Kalijaga, yang belum bisa mengaji, diajari Kidung Rumekso Ing Wengi. Oleh Syekh Siti Jenar, yang belum sembahyang, diajari syahadat saja. Ketika tanaman ini sudah ditanam, Sunan Ampel kemudian ingin tahu: tanamanku itu sudah tumbuh apa belum? Maka di-cek dengan tembang Lir Ilir, tandurku iki wis sumilir durung? Nek wis sumilir, wis ijo royo-royo, ayo menek blimbing. Blimbing itu ayo shalat. Blimbing itu sanopo lambang shalat. Disini itu, apa-apa dengan lambang, dengan simbol: kolo-kolo teko , janur gunung. Udan grimis panas-panas , caping gunung. Blimbing itu bergigir lima. Maka, cah angon, ayo menek blimbing . Tidak cah angon ayo memanjat mangga. Akhirnya ini praktek, shalat. Tapi prakteknya beda. Begitu di ajak shalat, kita beda. Disana, shalat 'imaadudin, lha shalat disini, tanamannya mleyor-mleyor, berayun-ayun. Disana dipanggil jam setengah duabelas kumpul. Kalau disini dipanggil jam segitu masih disawah, di kebun, angon bebek, masih nyuri kayu. Maka manggilnya pukul setengah dua. Adzanlah muadzin, orang yang adzan. Setelah ditunggu, tunggu, kok tidak datang-datang. Padahal tugas Imam adalah menunggu makmum. Ditunggu dengan memakai pujian. Rabbana ya rabbaana, rabbana dholamna angfusana , – sambil tolah-toleh, mana ini makmumnya – wainlam taghfirlana, wa tarhamna lanakunanna minal khasirin. Datang satu, dua, tapi malah merokok di depan masjid. Tidak masuk. Maka oleh Mbah Ampel: Tombo Ati, iku ono limang perkoro….. . Sampai pegal, ya mengobati hati sendiri saja. Sampai sudah lima kali kok tidak datang-datang, maka kemudian ada pujian yang agak galak: di urugi anjang-anjang……. , langsung deh, para ma'mum buruan masuk. Itu tumbuhnya dari situ. Kemudian, setelah itu shalat. Shalatnya juga tidak sama. Shalat disana, dipanah kakinya tidak terasa, disini beda. Begitu Allahu Akbar , matanya bocor: itu mukenanya berlubang, kupingnya bocor, ting-ting-ting, ada penjual bakso. Hatinya bocor: protes imamnya membaca surat kepanjangan. Nah, ini ditambal oleh para wali, setelah shalat diajak dzikir, laailaahaillallah. Hari ini, ada yang protes: dzikir kok kepalanya gedek-gedek, geleng-geleng? Padahal kalau sahabat kalau dzikir diam saja. Lho, sahabat kan muridnya nabi. Diam saja hatinya sudah ke Allah. Lha orang sini, di ajak dzikir diam saja, ya malah tidur. Bacaannya dilantunkan dengan keras, agar ma'mum tahu apa yang sedang dibaca imam. Kemudian, dikenalkanlah nabi. Orang sini tidak kenal nabi, karena nabi ada jauh disana. Kenalnya Gatot Kaca. Maka pelan-pelan dikenalkan nabi. Orang Jawa yang tak bisa bahasa Arab, dikenalkan dengan syair: kanjeng Nabi Muhammad, lahir ono ing Mekkah, dinone senen, rolas mulud tahun gajah. Inilah cara ulama-ulama dulu kala mengajarkan Islam, agar masyarakat disini kenal dan paham ajaran nabi. Ini karena nabi milik orang banyak (tidak hanya bangsa Arab saja). Wamaa arsalnaaka illa rahmatal lil ‘aalamiin ; Aku (Allah) tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Maka, shalawat itu dikenalkan dengan cara berbeda-beda. Ada yang sukanya shalawat ala Habib Syekh, Habib Luthfi, dll. Jadi jangan heran kalau shalawat itu bermacam-macam. Ini beda dengan wayang yang hanya dimiliki orang Jawa. Orang kalau tidak tahu Islam Indonesia, pasti bingung. Maka Gus Dur melantunkan shalawat memakai lagu dangdut. Astaghfirullah, rabbal baraaya, astaghfirullah, minal khataaya, ini lagunya Ida Laila: Tuhan pengasih lagi penyayang, tak pilih kasih, tak pandang sayang. Yang mengarang namanya Ahmadi dan Abdul Kadir. Nama grupnya Awara. Ida Laila ini termasuk Qari’ terbaik dari Gresik. Maka lagunya bagus-bagus dan religius, beda dengan lagu sekarang yang mendengarnya malah bikin kepala pusing. Sistem pembelajaran yang seperti ini, yang dilakukan oleh para wali. Akhirnya orang Jawa mulai paham Islam. Namun selanjutnya Sultan Trenggono tidak sabaran: menerapkan Islam dengan hukum, tidak dengan budaya. "Urusanmu kan bukan urusan agama, tetapi urusan negara,” kata Sunan Kalijaga. “Untuk urusan agama, mengaji, biarlah saya yang mengajari,” imbuhnya. Namun Sultan Trenggono terlanjur tidak sabar. Semua yang tidak sesuai dan tidak menerima Islam di uber-uber. Kemudian Sunan Kalijaga memanggil anak-anak kecil dan diajari nyanyian: Gundul-gundul pacul, gembelengan. Nyunggi-nyunggi wangkul, petentengan. Wangkul ngglimpang segane dadi sak latar 2x Gundul itu kepala. Kepala itu ra’sun. Ra’sun itu pemimpin. Pemimpin itu ketempatan empat hal: mata, hidung, lidah dan telinga. Empat hal itu tidak boleh lepas. Kalau sampai empat ini lepas, bubar. Mata kok lepas, sudah tidak bisa melihat rakyat. Hidung lepas sudah tidak bisa mencium rakyat. Telinga lepas sudah tidak mendengar rakyat. Lidah lepas sudah tidak bisa menasehati rakyat. Kalau kepala sudah tidak memiliki keempat hal ini, jadinya gembelengan. Kalau kepala memangku amanah rakyat kok terus gembelengan, menjadikan wangkul ngglimpang, amanahnya kocar-kacir. Apapun jabatannya, jika nanti menyeleweng, tidak usah di demo, nyanyikan saja Gundul-gundul pacul. Inilah cara orang dulu, landai. Akhirnya semua orang ingin tahu bagaimana cara orang Jawa dalam ber-Islam. Datuk Ribandang, orang Sulawesi, belajar ke Jawa, kepada Sunan Ampel. Pulang ke Sulawesi menyebarkan Islam di Gunung Bawakaraeng, menjadilah cikal bakal Islam di Sulawesi. Berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di penjuru Sulawesi. Khatib Dayan belajar Islam kepada Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Ketika kembali ke Kalimantan, mendirikan kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan. Ario Damar atau Ario Abdillah ke semenanjung Sumatera bagian selatan, menyebarkan dan mendirikan kerajaan-kerajaan di Sumatera. Kemudian Londo (Belanda) datang. Mereka semua – seluruh kerajaan yang dulu dari Jawa – bersatu melawan Belanda. Ketika Belanda pergi, bersepakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka kawasan di Indonesia disebut wilayah, artinya tinggalan para wali. Jadi, jika anda meneruskan agamanya, jangan lupa kita ditinggali wilayah. Inilah Nahdlatul Ulama, baik agama maupun wilayah, adalah satu kesatuan: NKRI Harga Mati. Maka di mana di dunia ini, yang menyebut daerahnya dengan nama wilayah? Di dunia tidak ada yang bisa mengambil istilah: kullukum raa’in wa kullukum mas uulun ‘an ra’iyatih ; bahwa Rasulullah mengajarkan hidup di dunia dalam kekuasaan ada sesuatu yaitu pertanggungjawaban. Dan yang bertanggungjawab dan dipertanggung jawabkan disebut ra’iyyah. Hanya Indonesia yang menyebut penduduknya dengan sebutan ra’iyyah atau rakyat. Begini kok banyak yang bilang tidak Islam. Nah, sistem perjuangan seperti ini diteruskan oleh para ulama Indonesia. Orang-orang yang meneruskan sistem para wali ini, dzaahiran wa baatinan, akhirnya mendirikan sebuah organisasi yang dikenal dengan nama Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Kenapa kok bernama Nahdlatul Ulama. Dan kenapa yang menyelamatkan Indonesia kok Nahdlatul Ulama? Karena diberi nama Nahdlatul Ulama. Nama inilah yang menyelamatkan. Sebab dengan nama Nahdlatul Ulama, orang tahu kedudukannya: bahwa kita hari ini, kedudukannya hanya muridnya ulama. Meski, nama ini tidak gagah. KH Ahmad Dahlan menamai organisasinya Muhammadiyyah: pengikut Nabi Muhammad, gagah. Ada lagi organisasi, namanya Syarekat Islam, gagah. Yang baru ada Majelis Tafsir Alquran, gagah namanya. Lha ini “hanya” Nahdlatul Ulama. Padahal ulama kalau di desa juga ada yang hutang rokok. Tapi Nahdlatul Ulama ini yang menyelamatkan, sebab kedudukan kita hari ini hanya muridnya ulama. Yang membawa Islam itu Kanjeng Nabi. Murid Nabi namanya Sahabat. Murid sahabat namanya tabi’in . Tabi’in bukan ashhabus-shahabat , tetapi tabi’in , maknanya pengikut. Murid Tabi’in namanya tabi’it-tabi’in , pengikutnya pengikut. Muridnya tabi’it-tabi’in namanya tabi’it-tabi’it-tabi’in , pengikutnya pengikutnya pengikut. Lha kalau kita semua ini namanya apa? Kita muridnya KH Hasyim Asy’ari. Lha KH Hasyim Asy’ari hanya muridnya Kiai Asyari. Kiai Asyari mengikuti gurunya, namanya Kiai Usman. Kiai Usman mengikuti gurunya namanya Kiai Khoiron, Purwodadi (Mbah Gareng). Kiai Khoiron murid Kiai Abdul Halim, Boyolali. Mbah Abdul Halim murid Kiai Abdul Wahid. Mbah Abdul Wahid itu murid Mbah Sufyan. Mbah Sufyan murid Mbah Jabbar, Tuban. Mbah Jabbar murid Mbah Abdur Rahman, murid Pangeran Sambuh, murid Pangeran Benowo, murid Mbah Tjokrojoyo, Sunan Geseng. Sunan Geseng hanya murid Sunan Kalijaga, murid Sunan Bonang, murid Sunan Ampel, murid Mbah Ibrahim Asmoroqondi, murid Syekh Jumadil Kubro, murid Sayyid Ahmad, murid Sayyid Ahmad Jalaludin, murid Sayyid Abdul Malik, murid Sayyid Alawi Ammil Faqih, murid Syekh Ahmad Shohib Mirbath. Kemudian murid Sayyid Ali Kholiq Qosam, murid Sayyid Alwi, murid Sayyid Muhammad, murid Sayyid Alwi, murid Sayyid Ahmad Al-Muhajir, murid Sayyid Isa An-Naquib, murid Sayyid Ubaidillah, murid Sayyid Muhammad, murid Sayyid Ali Uraidi, murid Sayyid Ja’far Shodiq, murid Sayyid Musa Kadzim, murid Sayyid Muhammad Baqir. Sayyid Muhammad Baqir hanya murid Sayyid Zaenal Abidin, murid Sayyidina Hasan – Husain, murid Sayiidina Ali karramallahu wajhah . Nah, ini yang baru muridnya Rasulullah saw. Kalau begini nama kita apa? Namanya ya tabiit-tabiit-tabiit-tabiit-tabiit-tabiit…, yang panjang sekali. Maka cara mengajarkannya juga tidak sama. Inilah yang harus difahami. Rasulullah itu muridnya bernama sahabat, tidak diajari menulis Alquran. Maka tidak ada mushaf Alquran di jaman Rasulullah dan para sahabat. Tetapi ketika sahabat ditinggal wafat Rasulullah, mereka menulis Alquran. Untuk siapa? Untuk para tabi’in yang tidak bertemu Alquran. Maka ditulislah Alquran di jaman Sayyidina Umar dan Sayyidina Utsman. Tetapi begitu para sahabat wafat, tabi’in harus mengajari dibawahnya. Mushaf Alquran yang ditulis sahabat terlalu tinggi, hurufnya rumit tidak bisa dibaca. Maka pada tahun 65 hijriyyah diberi tanda “titik” oleh Imam Abu al-Aswad ad-Duali, agar supaya bisa dibaca. Tabiin wafat, tabi’it tabi’in mengajarkan yang dibawahnya. Titik tidak cukup, kemudian diberi “harakat” oleh Syekh Kholil bin Ahmad al-Farahidi, guru dari Imam Sibawaih, pada tahun 150 hijriyyah. Kemudian Islam semakin menyebar ke penjuru negeri, sehingga Alquran semakin dibaca oleh banyak orang dari berbagai suku dan ras. Orang Andalusia diajari “ Waddluha” keluarnya “ Waddluhe”. Orang Turki diajari “ Mustaqiim” keluarnya “ Mustaqiin”. Orang Padang, Sumatera Barat, diajari “ Lakanuud ” keluarnya “ Lekenuuik ”. Orang Sunda diajari “ Alladziina ” keluarnya “ Alat Zina ”. Di Jawa diajari “ Alhamdu” jadinya “ Alkamdu ”, karena punyanya ha na ca ra ka . Diajari “ Ya Hayyu Ya Qayyum ” keluarnya “ Yo Kayuku Yo Kayumu ”. Diajari “ Rabbil ‘Aalamin ” keluarnya “ Robbil Ngaalamin” karena punyanya ma ga ba tha nga. Orang Jawa tidak punya huruf “ Dlot ” punyanya “ La ”, maka “ Ramadlan ” jadi “ Ramelan ”. Orang Bali disuruh membunyikan “ Shiraathal…” bunyinya “ Sirotholladzina an’amtha ‘alaihim ghairil magedu bi’alaihim waladthoilliin ”. Di Sulawesi, “’ Alaihim” keluarnya “’ Alaihing ”. Karena perbedaan logat lidah ini, maka pada tahun 250 hijriyyah, seorang ulama berinisiatif menyusun Ilmu Tajwid fi Qiraatil Quran , namanya Abu Ubaid bin Qasim bin Salam. Ini yang kadang orang tidak paham pangkat dan tingkatan kita. Makanya tidak usah pada ribut. Murid ulama itu beda dengan murid Rasulullah. Murid Rasulullah, ketika dzikir dan diam, hatinya “online” langsung kepada Allah SWT. Kalau kita semua dzikir dan diam, malah jadinya tidur. Maka disini, di Nusantara ini, jangan heran. Ibadah Haji, kalau orang Arab langsung lari ke Ka’bah. Muridnya ulama dibangunkan Ka’bah palsu di alun-alun, dari triplek atau kardus, namanya manasik haji. Nanti ketika hendak berangkat haji diantar orang se-kampung. Yang mau haji diantar ke asrama haji, yang mengantar pulangnya belok ke kebun binatang. Ini cara pembelajaran. Ini sudah murid ulama. Inilah yang orang belajar sekarang: kenapa Islam di Indonesia, Nahdlatul Ulama selamat, sebab mengajari manusia sesuai dengan hukum pelajarannya ulama. Anda sekalian disuruh dzikir di rumah, takkan mau dzikir, karena muridnya ulama. Lha wong dikumpulkan saja lama kelamaan tidur. Ini makanya murid ulama dikumpulkan, di ajak berdzikir. Begitu tidur, matanya tidak dzikir, mulutnya tidak dzikir, tetapi, pantat yang duduk di majelis dzikir, tetap dzikir. Nantinya, di akhirat ketika “wa tasyhadu arjuluhum ,” ada saksinya. Orang disini, ketika disuruh membaca Alquran, tidak semua dapat membaca Alquran. Maka diadakan semaan Alquran. Mulut tidak bisa membaca, mata tidak bisa membaca, tetapi telinga bisa mendengarkan lantunan Alquran. Begitu dihisab mulutnya kosong, matanya kosong, di telinga ada Alqurannya. Maka, jika bukan orang Indonesia, takkan mengerti Islam Indonesia. Mereka tidak paham, oleh karena, seakan-akan, para ulama dulu tidak serius dalam menanam. Sahadatain jadi sekaten. Kalimah sahadat jadi kalimosodo. Ya Hayyu Ya Qayyum jadi Yo Kayuku Yo Kayumu. Ini terkesan ulama dahulu tidak ‘alim. Ibarat pedagang, seperti pengecer. Tetapi, lima ratus tahun kemudian tumbuh subur menjadi Islam Indonesia. Jamaah haji terbanyak dari Indonesia. Orang shalat terbanyak dari Indonesia. Orang membaca Alquran terbanyak dari Indonesia. Dan Islam yang datang belakangan ini gayanya seperti grosir: islam kaaffah, begitu diikuti, mencuri sapi. Dilihat dari sini, saya meminta, Tentara Nasional Indonesia, Polisi Republik Indonesia, jangan sekali-kali mencurigai Nahdlatul Ulama menanamkan benih teroris. Teroris tidak mungkin tumbuh dari Nahdlatul Ulama, karena Nahdlatul Ulama lahir dari Bangsa Indonesia. Tidak ada ceritanya Banser kok ngebom disini, sungkan dengan makam gurunya. Mau ngebom di Tuban, tidak enak dengan Mbah Sunan Bonang. Saya yang menjamin. Ini pernah saya katakan kepada Panglima TNI. Maka, anda lihat teroris di seluruh Indonesia, tidak ada satupun anak warga jamiyyah Nahdlatul Ulama. Maka, Nahdlatul Ulama hari ini menjadi organisasi terbesar di dunia. Dari Muktamar Makassar jamaahnya sekitar 80 juta, sekarang di kisaran 120 juta. Yang lain dari 20 juta turun menjadi 15 juta. Kita santai saja. Lama-lama mereka tidak kuat, seluruh tubuh kok ditutup kecuali matanya. Ya kalau pas jualan tahu, lha kalau pas nderep di sawah bagaimana. Jadi kita santai saja. Kita tidak pernah melupakan sanad, urut-urutan, karena itu cara Nahdlatul Ulama agar tidak keliru dalam mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad saw. sumber : Agus Sunyoto Lesbumi #Maiyah #NU
3 notes · View notes
start-from-something · 7 years ago
Text
Film Nyai Ahmad Dahlan (2017) : Perempuan Harus Berpendidikan!
Kemarin (23/8) saya menemani Budhe Ninik ke acara Gala Premiere film Nyai Ahmad Dahlan yang baru rilis hari ini di Empire XXI. Sebenarnya saya tak tahu menahu tentang film ini, tapi sebagai anak kost, yaa bolehlah. Saya juga belum bertemu budhe setelah liburan. Hehe.
Setelah menukar voucher tiket, saya mendapatkan goodie bag bergambar poster film dan dua kalender serta dua mug di dalamnya. Dan saya baru tahu kalau pemerannya Tika Bravani! Btw Tika Bravani adalah pemain di Webseries “Sore” yang pernah saya coba bikin reviewnya di sini. Otomatis, ekspektasi saya lumayan tinggi terhadap film ini karena di webseries tersebut aktingnya cukup ciamik. 
Berhubung ini Gala Premiere, pastinya sebelum film dimulai ada sambutan dari produser filmnya. Dua pemain utama, Tika Bravani dan David Chalik, juga turut hadir. Tapi sayangnya wajahnya tidak terlalu kelihatan karena lighting teater yang sudah mulai redup :”(
Film yang berdurasi 102 menit ini diawali dengan masa kecil Nyai Ahmad Dahlan yang memiliki nama asli Siti Walidah. Siti Walidah kecil, anak seorang kiai di dusunnya. Belajar mengaji Alquran bersama beberapa kawannya. Ketika itu masyarakat setempat beranggapan bahwa perempuan tidak perlu menimba ilmu. Tugas perempuan hanyalah melahirkan, bersolek, dan memasak. Sungguh pemikiran yang sempit, bukan?
Siti Walidah dijodohkan dengan Muhammad Darwis, yang kemudian dikenal dengan nama KH Ahmad Dahlan, pendiri gerakan Islam Muhammadiyyah. Perjodohan itu berlangsung lancar, kehidupan rumah tangga mereka sangatlah romantis. Sang Istri selalu hadir di sisi sang suami, sang istri tak pernah membantah perkataan suami, sang istri setia menemani dan mendukung segala perjuangan sang suami.
Film ini menceritakan perjuangan Nyai Ahmad Dahlan sebagai tokoh emansipasi perempuan. Beliau menyadarkan masyarakat sekitarnya bahwa perempuan memiliki hak untuk cerdas. Film ini juga menceritakan jatuh-bangunnya KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyyah sampai nyawa menjadi taruhannya. Film ini mengajarkan banyak hal. Mulai dari berbagi, bakti kepada suami, pentingnya pendidikan, persatuan umat muslim, perjuangan, kesabaran, dan juga cinta.
Ada beberapa poin yang saya dapat dari film ini,
1. Perempuan harus berpendidikan. Apalagi perempuan adalah madrasah pertama untuk anaknya kelak. Perempuan yang berpendidikan bukan berarti merendahkan derajat laki-laki yang less-educated. Karena seorang Ibu harus mendidik anak-anaknya agar berakhlak mulia dan mencintai agamanya. Dan menuntut ilmu itu wajib bagi semua umat Islam.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ 
2. Berbagi. Berbagi adalah salah satu wujud bersyukur. Allah mengatur rezeki makhluk-Nya, rezeki kita tidak akan berkurang dengan berbagi, justru Allah akan menambahkan rezekinya. Kalau kata Tika Bravani di film ini, “Kain kafan itu nggak ada kantongnya.” kalimat yang mungkin simpel, tetapi sungguh dalam maknanya.
3. Umat Muslim itu satu tubuh. 
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى “Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]
Jika kita refleksikan dengan keadaan sekarang, miris rasanya. Saudara seiman banyak yang terjajah di belahan bumi yang lain, sedangkan kita seolah-olah menutup mata dan sibuk dengan aktivitas kita sendiri.
Jangan lupa menonton film ini di bioskop kesayangan Anda :)  #lohmalahngiklan
0 notes
anakperempuannet · 3 years ago
Text
Nama Bayi Perempuan 2 Kata Islami Dan Alquran Yang Cocok Jadi Pilihan
Nama Bayi Perempuan 2 Kata Islami Dan Alquran Yang Cocok Jadi Pilihan
Nama Bayi Perempuan 2 kata Islami Dan Alquran – namaanakperempuan.net. Saat ini, masih saja ada calon orang tua yang tidak memperhatikan betul-betul ketika memilih nama anak. Mungkin hal itu karena, mereka tidak punya banyak waktu mencarikan nama buat anaknya. Jadi supaya Anda tidak memerlukan waktu lama dalam memilih nama si kecil, Mama/Papa bisa langsung carikan namanya disini. Sebab pada…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
tegarrizky · 5 years ago
Text
Nama nama bayi perempuan, bermakna cantik.
1. Kamila
Sapaan Kamila berasal dari surat Al-Baqarah ayat 196 yang memiliki makna lengkap atau tanpa kekurangan. Secara etimologi, sapaan ini berasal dari bahasa Arab كَامِلَةٌ yang berarti sempurna. Jika menginginkan putri tercinta Anda tumbuh dengan cantik sempurna, maka penamaan Kamila sangat cocok untuk si kecil.
2. Hindun
Hindun adalah nama dari salah satu istri nabi Muhammad, yaitu Hindun binti Hudzaifah. Beliau sempat menikah dengan Rasulullah setelah suaminya yang bernama Abu Salamah yang meninggal karena perang.
Wanita yang kerap dipanggil dengan Ummu Salamah ini berasal dari keluarga yang terhormat pada zaman Rasul. Beliau juga dikenal sebagai wanita yang cantik, cerdas dan memiliki ketepatan dalam mengambil keputusan. Anda bisa memilih nama ini agar anak anda secantik dan secerdas Ummu Salamah.
3. Ayesha
Ayesha adalah ejaan lain dari Aisyah yang merupakan istri dari Nabi Muhammad. Selain anak yang cantik, nama Ayesha ini juga terselip doa agar anak anda bisa meneladani sifat-sifat baik milik Aisyah semasa hidupnya. Kemuliaan dan keutamaan dari Aisyah memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Ia dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan sering dijadikan rujukan ilmu oleh para sahabat.
4. Balqis
Nama yang satu ini memang sangatlah cantik hingga menjadi favorit banyak orangtua. Tak hanya cantik, Balqis juga memiliki arti yang indah. Nama Balqis pada dasarnya diambil dari nama ratu yang kaya raya sekaligus istri dari Nabi Sulaiman AS. Salah satu contoh nama yang menggunakan Balqis adalah Callista Balqis Maharani yang artinya perempuan cantik bagaikan Ratu Balqis.
5. Hilya
Hilya terdapat di Alquran Surat An-Nahl ayat 14, ayat ini menerangkan bahwa Allah dapat menundukkan lautan, sehingga kita bisa mengambil ikan dan juga perhiasan dari dalam laut tersebut. Nama Hilya memiliki arti yaitu perhiasan, kata yang cocok agar buah hati dapat tumbuh cantik seperti sebuah perhiasan. Selain nama Hilya Anda juga bisa menggunakan ejaan lain yang tak kalah cantiknya dengan Hilya yaitu Hilyah. Kedua nama itu bisa memiliki arti yang cantik dan baik sebagai doa untuk sang anak. (Okezone)
0 notes
ahathallah · 5 years ago
Text
Tafsir Surah Al Jinn - Ustadz Firanda Andirja, Lc. M.A
Faidah Kajian Islam Ilmiah
Ust. DR. Firanda Andirja Lc, M.A. hafizhahullah
*Tema: Tafsir Surat Al Jinn*
1. Surat Al Jinn adalah surat Makkiyyah
2. Topik surat ini adalah bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus untuk bangsa manusia dan bangsa jin dan tidak ada rasul dari bangsa jin
3. Sebab turunnya surat Al Jin: karena bangsa jin tidak dapat lagi mendengar kabar dari langit, maka para jin mencari sebab ternyata mereka dapati bahwa Nabi Muhammad shalat subuh bersama para shahabatnyq, maka para jin mendengar bacaan Alquran
4. Sebab kedua turunnya surat Al Jin dari riwayat Muhammad bin Ishaq: ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam terusir dari Thaif, kemudian di tengah jalan pada waktu malam beliau shalat malam
5. Disini menakjubkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditolak oleh bangsa manusia di daerah thaif, maka engkau wahai Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam jangan sedih, karena ada bangsa jin yang langsung beriman dan bahkan langsung berdakwah.
6. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melihat jin karena nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak tahu ada jin dan mengetahuinya saat diberitahukan oleh Allah Taala.
7. Non Muslim kalau di akhirat non surga dan kalau non surga non stop.
8. Ada jin yang beriman dan ada jin yang tidak beriman.
9. Kesimpulan dari Bacaan Alquran yanh dibaca oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Tauhid, karena semua ayat di dalam Alquran
10. Allah tidak punya istri, karena jika punya istri maka Dia membutuhkan manusia, dan juga akan dimarahi istri.
11. Allah tidak punya anak, karena jika Allah mempunyai anak berarti ada tang serupa dengan Allah.
12. Ternyata ada jin yang berbicara tentang Allah tanpa ilmu.
13. Ayat ini dalil bahwa tidak boleh/haram bertaklid dalam masalah aqidah.
14. Jin adalah jenis kelamin laki-laki dan jin jenis kelamin perempuan.
15. Ustadz tidak mengetahui bagaimana cara jin berkembang biak tetapi mereka berkembang biak.
16. Syariat kaum muslimin jin secara umum sama dengan syariat kaum muslimin dari manusia.
17. Meminta perlindungan kepada penguasa jin adalah sebuah kesyirikan karena meminta kepada sesuatu yang ghaib, meskipun penguasan jin mampu melarang anak buahnya untuk tidak menganggu manusia.
18. Doa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika singgah disuatu tempat adalah:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ ".
19. Diharamkan untuk minta perlindungan kepada jin.
20. Keyakinan di tengah bangsa kafir Quraisy sama dengan keyakinan di tengah bangsa jin yaitu tidak mengimani adanya hari kiamat.
21. Faman yastami’il ana: barangsiapa yang yang mendengar berita dari langit pasti terbakar.
22. Ada tiga keadaan tentang pencurian berita dari langit oleh bangsa jin:
- sebelum nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus langit tidak ada penjaga sehingga jin bisa mencuri berita langit.
- Setelah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus langit ada penjaga sehingga jin tidak bisa mencuri berita langit.
- Setelah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, terjadi khilaf apakah masih bisa berita langit dicuri oleh bangsa jin, pendapat yang lebih kuat adalah bahwa hampir mustahil berita langit dicuri oleh bangsa jin, dan ini dikuatkan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar.
23. Bangsa jin berdakwah dengan bahasa yang halus, bahwa diantara kita ada yang shalih dan diantara kita ada yang dibawahnya.
24. Ibnu Katsir rahimahullah meriwayatkan dari Al A’masy bahwa makanan yang paling disukai oleh bangsa jin adalah nasi. Dan kaum rafidhah adalah kaum yang paling buruk di dalam bangsa jin.
25. Cara jin berdakwah lembut, contohnya; jika kalian jika tidak beriman maka di dunia tidak akan selamat, lalu bagaimana di akhirat.
26. Fakanu lijahannam, menunjukkan kepastian bahwa mereka akan menjadi bahan bakar neraka jahannam.
27. Maan ghadaqa: air yang segar maksudnya adalah rezeki yang banyak karena bangsa Arab menganggap bahwa air itu adalah rezeki sehingga setiap kali dapat rezeki mereka menggambarkan dengan air.
28. Kalau bangsa jin istiqamah maka mereka akan diberikan rezeki Allah Taala, maka manusia lebih lagi jika istiqamah bertakwa maka dibukakan rezeki oleh Allah karena Rasul dari bangsa manusia, dan ini tafsiran pertama.
29. Tafsiran kedua bahwa istiqamah disini adalah istidraj, tetapi pendapat yang pertama lebih kuat.
30. Tafsiran Al Masajid: tempat ibadah milik Allah maka tidka boleh beribadah kecuali hanya kepada Allah, adapun penamaan masjid dengan nama manusia maka bukan untuk kepemilikan tetapj sebagai tanda pengenal, tafsiran kedua yang lain adalah al masajid dari kata masjad, maksudnya adalah anggota tubuh yang digunakan oleh untuk sujud, maka ini semua hanya untuk Allah, tafsiran ke tiga yang lain al masajid adalah
31. Gelar Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang paling tinggi adalah Rasulullah yang artinya utusan Allah yang menyampaikan risalah dari Allah dan Abdullah yang artinya hamba Allah tidak memiliki kekuasaan.
32. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup dan beliau asyraful mursalin tidak memiliki manfaat dan mampu menahan mudharat apalagi manusia yanh di bawah Nabi kedudukannya siapapun dia, wali manapun ia.
33. Tidak ada yang mengetahui akan hal ghaib baik manusia ataupun jin bahkan malaikat.
34. Jin tidak mengetahui hal ghaib buktinya bangsa jin tidak mengetahui bahwa Nabi Sulaiman sudah meninggal, lihat surat Saba’: 14.
35. Surat ini menunjukkan bahwa:
- risalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam umum untuk bangsa jin dan manusia
- Bangsa jin adalh yang beriman dan ada yang kafir
- Bangsa jin juga diberikn redaksi untum beribadah sebagaimana manusia.
Ditulis oleh saudaranya karena Allah
Ahmad Zainuddin Al Banjary
Banjarmasin, Sabtu 19 Syawwal 1440H
0 notes
buatintan · 7 years ago
Text
ISLAM JAWA (ISLAM NUSANTARA)
Oleh : K.H. Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq)
***
Ternyata, jaman dulu ada orang Belanda namanya Snouck Hurgronje. Dia ini hafal Alquran, Sahih Bukhori, Sahih Muslim, Alfiyyah Ibnu Malik, Fathul Mu’in , tapi tidak islam, sebab tugasnya menghancurkan Islam Indonesia.
Mengapa? Karena Islam Indonesia selalu melawan Belanda. Sultan Hasanuddin, santri. Pangeran Diponegoro atau Mbah Abdul Hamid, santri. Sultan Agung, santri. Mbah Zaenal Mustofa, santri. Semua santri kok melawan Belanda.
Akhirnya ada orang belajar secara khusus tentang Islam, untuk mencari rahasia bagaimana caranya Islam Indonesia ini remuk. Snouck Hurgronje masuk ke Indonesia dengan menyamar namanya Syekh Abdul Ghaffar. Dia belajar Islam, menghafalkan Alquran dan Hadis di Arab. Maka akhirnya paham betul Islam.
Hanya saja begitu ke Indonesia, Snouck Hurgronje bingung: mencari Islam dengan wajah Islam, tidak ketemu. Ternyata Islam yang dibayangkan dan dipelajari Snouck Hurgronje itu tidak ada.
Mencari Allah disini tidak ketemu, ketemunya Pangeran. Ketemunya Gusti. Padahal ada pangeran namanya Pangeran Diponegoro. Ada Gusti namanya Gusti Kanjeng. Mencari istilah shalat tidak ketemu, ketemunya sembahyang. Mencari syaikhun, ustadzun , tidak ketemu, ketemunya kiai. Padahal ada nama kerbau namanya kiai slamet. Mencari mushalla tidak ketemu, ketemunya langgar.
Maka, ketika Snouck Hurgronje bingung, dia dibantu Van Der Plas. Ia menyamar dengan nama Syekh Abdurrahman. Mereka memulai dengan belajar bahasa Jawa. Karena ketika masuk Indonesia, mereka sudah bisa bahasa Indonesia, bahasa Melayu, tapi tidak bisa bahasa Jawa.
Begitu belajar bahasa Jawa, mereka bingung, strees. Orang disini makanannya nasi (sego). Snouck Hurgronje dan Van Der Plas tahu bahasa beras itu, bahasa inggrisnya rice, bahasa arabnya ar-ruz .
Yang disebut ruz, ketika di sawah, namanya pari, padi. Disana masih ruz, rice. Begitu padi dipanen, namanya ulen-ulen, ulenan. Disana masih ruz, rice. Jadi ilmunya sudah mulai kucluk , korslet.
Begitu ditutu, ditumbuk, digiling, mereka masih mahami ruz, rice , padahal disini sudah dinamai gabah. Begitu dibuka, disini namanya beras, disana masih ruz, rice . Begitu bukanya cuil, disini namanya menir, disana masih ruz, rice. Begitu dimasak, disini sudah dinamai sego , nasi, disana masih ruz, rice.
Begitu diambil cicak satu, disini namanya
upa, disana namanya masih ruz, rice. Begitu dibungkus daun pisang, disini namanya lontong, sana masih ruz, rice. Begitu dibungkus janur kuning namanya ketupat, sana masih ruz, rice. Ketika diaduk dan hancur, lembut, disini namanya bubur, sana namanya masih ruz, rice.
Inilah bangsa aneh, yang membuat Snouck Hurgronje judeg, pusing.
Mempelajari Islam Indonesia tidak paham, akhirnya mencirikan Islam Indonesia dengan tiga hal. Pertama, kethune miring sarunge nglinting (berkopiah miring dan bersarung ngelinting). Kedua, mambu rokok (bau rokok). Ketiga, tangane gudigen (tangannya berpenyakit kulit).
Cuma tiga hal itu catatan (pencirian Islam Indonesia) Snouck Hurgronje di Perpustakaan Leiden, Belanda. Tidak pernah ada cerita apa-apa, yang lain sudah biasa. Maka, jangankan Snouck Hurgronje, orang Indonesia saja kadang tidak paham dengan Islam Indonesia, karena kelamaan di tanah Arab.
Lihat tetangga pujian, karena tidak paham, bilang bid’ah . Melihat tetangga menyembelih ayam untuk tumpengan, dibilang bid’ah. Padahal itu produk Islam Indonesia. Kelamaan diluar Indonesia, jadi tidak paham. Masuk kesini sudah kemlinthi, sok-sokan, memanggil Nabi dengan sebutan “Muhammad” saja. Padahal, disini, tukang bakso saja dipanggil “Mas”. Padahal orang Jawa nyebutnya Kanjeng Nabi.
Lha , akhir-akhir ini semakin banyak yang tidak paham Islam Indonesia. Kenapa? Karena Islam Indonesia keluar dari rumus-rumus Islam dunia, Islam pada umumnya. Kenapa? Karena Islam Indonesia ini saripati (essensi) Islam yang paling baik yang ada di dunia.
Kenapa? Karena Islam tumbuhnya tidak disini, tetapi di Arab. Rasulullah orang Arab. Bahasanya bahasa Arab. Yang dimakan juga makanan Arab. Budayanya budaya Arab. Kemudian Islam datang kesini, ke Indonesia.
Kalau Islam masuk ke Afrika itu mudah, tidak sulit, karena waktu itu peradaban mereka masih belum maju, belum terdidik. Orang belum terdidik itu mudah dijajah. Seperti pilkada, misalnya, diberi Rp 20.000 atau mie instan sebungkus, beres. Kalau mengajak orang berpendidikan, sulit, dikasih uang Rp 10 juta belum tentu mau.
Islam datang ke Eropa juga dalam keadaan terpuruk. Tetapi Islam datang kesini, mikir-mikir dulu, karena bangsa di Nusantara ini sedang kuat-kuatnya. Bangsa anda sekalian ini bukan bangsa kecoak. Ini karena ketika itu sedang ada dalam kekuasaan negara terkuat yang menguasai 2/3 dunia, namanya Majapahit.
Majapahit ini bukan negara sembarangan. Universitas terbesar di dunia ada di Majapahit, namanya Nalanda. Hukum politik terbaik dunia yang menjadi rujukan adanya di Indonesia, waktu itu ada di Jawa, kitabnya bernama Negarakertagama. Hukum sosial terbaik ada di Jawa, namanya Sutasoma. Bangsa ini tidak bisa ditipu, karena orangnya pintar-pintar dan kaya-raya.
Cerita surga di Jawa itu tidak laku. Surga itu (dalam penggambaran Alquran): tajri min tahtihal anhaar (airnya mengalir), seperti kali. Kata orang disini: “mencari air kok sampai surga segala? Disini itu, sawah semua airnya mengalir.” Artinya, pasti bukan itu yang diceritakan para ulama penyebar Islam. Cerita surga tentang buahnya banyak juga tidak, karena disini juga banyak buah. Artinya dakwah disini tidak mudah.
Diceritain pangeran, orang Jawa sudah punya Sanghyang Widhi. Diceritain Ka’bah orang jawa juga sudah punya stupa: sama-sama batunya dan tengahnya sama berlubangnya. Dijelaskan menggunakan tugu Jabal Rahmah, orang Jawa punya Lingga Yoni.
Dijelaskan memakai hari raya kurban, orang Jawa punya peringatan hari raya kedri. Sudah lengkap. Islam datang membawa harta-benda, orang Jawa juga tidak doyan. Kenapa? Orang Jawa pada waktu itu beragama hindu. Hindu itu berprinsip yang boleh bicara agama adalah orang Brahmana, kasta yang sudah tidak membicarakan dunia.
Dibawah Brahmana ada kasta Ksatria, seperti kalau sekarang Gubernur atau Bupati. Ini juga tidak boleh bicara agama, karena masih ngurusin dunia. Dibawah itu ada kasta namanya Wesya (Waisya), kastanya pegawai negeri. Kasta ini tidak boleh bicara agama.
Di bawah itu ada petani, pedagang dan saudagar, ini kastanya Sudra . Kasta ini juga tidak boleh bicara agama. Jadi kalau ada cerita Islam dibawa oleh para saudagar, tidak bisa dterima akal. Secara teori ilmu pengetahuan ditolak, karena saudagar itu Sudra dan Sudra tidak boleh bicara soal agama.
Yang cerita Islam dibawa saudagar ini karena saking judeg-nya, bingungnya memahami Islam di Indonesia. Dibawahnya ada kasta paria, yang hidup dengan meminta-minta, mengemis. Dibawah Paria ada pencopet, namanya kasta Tucca. Dibawah Tucca ada maling, pencuri, namanya kasta Mlecca. Dibawahnya lagi ada begal, perampok, namanya kasta Candala.
Anak-anak muda NU harus tahu. Itu semua nantinya terkait dengan Nahdlatul Ulama. Akhirnya para ulama kepingin, ada tempat begitu bagusnya, mencoba diislamkan. Ulama-ulama dikirim ke sini.
Namun mereka menghadapi masalah, karena orang-orang disini mau memakan manusia. Namanya aliran Bhirawa. Munculnya dari Syiwa. Mengapa ganti Syiwa, karena Hindu Brahma bermasalah. Hindu Brahma, orang Jawa bisa melakukan tetapi matinya sulit. Sebab orang Brahma matinya harus moksa atau murco.
Untuk moksa harus melakukan upawasa. Upawasa itu tidak makan, tidak minum, tidak ngumpulin istri, kemudian badannya menyusut menjadi kecil dan menghilang. Kadang ada yang sudah menyusut menjadi kecil, tidak bisa hilang, gagal moksa, karena teringat kambingnya, hartanya. Lha ini terus menjadi jenglot atau batara karang.
Jika anda menemukan jenglot ini, jangan dijual mahal karena itu produk gagal moksa. Pada akhirnya, ada yang mencari ilmu yang lebih mudah, namanya ilmu ngrogoh sukmo . Supaya bisa mendapat ilmu ini, mencari ajar dari Kali. Kali itu dari Durga. Durga itu dari Syiwa, mengajarkan Pancamakara.
Supaya bisa ngrogoh sukmo, semua sahwat badan dikenyangi, laki-laki perempuan melingkar telanjang, menghadap arak dan ingkung daging manusia. Supaya syahwat bawah perut tenang, dikenyangi dengan seks bebas. Sisa-sisanya sekarang ada di Gunung Kemukus.
Supaya perut tenang, makan tumpeng. Supaya pikiran tenang, tidak banyak pikiran, minum arak. Agar ketika sukma keluar dari badan, badan tidak bergerak, makan daging manusia. Maka jangan heran kalau muncul orang-orang macam Sumanto.
Ketika sudah pada bisa ngrogoh sukmo, ketika sukmanya pergi di ajak mencuri namanya
ngepet . Sukmanya pergi diajak membunuh manusia namanya santet. Ketika sukmanya diajak pergi diajak mencintai wanita namanya pelet. Maka kemudian di Jawa tumbuh ilmu santet, pelet dan ngepet.
Ada 1.500 ulama yang dipimpin Sayyid Aliyudin habis di-ingkung oleh orang Jawa pengamal Ngrogoh Sukma. Untuk menghindari pembunuhan lagi, maka Khalifah Turki Utsmani mengirim kembali tentara ulama dari Iran, yang tidak bisa dimakan orang Jawa.
Nama ulama itu Sayyid Syamsuddin Albaqir Alfarsi. Karena lidah orang Jawa sulit menyebutnya, kemudian di Jawa terkenal dengan sebutan Syekh Subakir. Di Jawa ini di duduki bala tentara Syekh Subakir, kemudian mereka diusir.
Ada yang lari ke Pantai Selatan, Karang Bolong, Srandil Cicalap, Pelabuhan Ratu, dan Banten. Di namai Banten, di ambil dari bahasa Sansekerta, artinya Tumbal. Yang lari ke timur, naik Gunung Lawu, Gunung Kawi, Alas Purwo Banyuwangi (Blambangan). Disana mereka dipimpin Menak Sembuyu dan Bajul Sengoro.
Karena Syekh Subakir sepuh, maka pasukannya dilanjutkan kedua muridnya namanya Mbah Ishak (Maulana Ishak) dan Mbah Brahim (Ibrahim Asmoroqondi). Mereka melanjutkan pengejaran. Menak Sembuyu menyerah, anak perempuannya bernama Dewi Sekardadu dinikahi Mbah Ishak, melahirkan Raden Ainul Yaqin Sunan Giri yang dimakamkan di Gresik.
Sebagian lari ke Bali, sebagian lari ke Kediri, menyembah Patung Totok Kerot, diuber Sunan Bonang, akhirnya menyerah. Setelah menyerah, melingkarnya tetap dibiarkan tetapi jangan telanjang, arak diganti air biasa, ingkung manusia diganti ayam, matra ngrogoh sukmo diganti kalimat tauhid; laailaahaillallah. Maka kita punya adat tumpengan.
Kalau ada orang banyak komentar mem-bid’ah -kan, ceritakanlah ini. Kalau ngeyel, didatangi: tabok mulutnya. Ini perlu diruntutkan, karena NU termasuk yang masih mengurusi beginian.
Habis itu dikirim ulama yang khusus mengajar ngaji, namanya Sayyid Jamaluddin al-Husaini al-Kabir. Mendarat di Semarang dan menetap di daerah Merapi. Orang Jawa sulit mengucapkan, maka menyebutnya Syekh Jumadil Kubro.
Disana dia punya murid namanya Syamsuddin, pindah ke Jawa Barat, membuat pesantren puro di daerah Karawang. Punya murid bernama Datuk Kahfi, pindah ke Amparan Jati, Cirebon. Punya murid Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati. Inilah yang bertugas mengislamkan Padjajaran. Maka kemudian ada Rara Santang, Kian Santang dan Walangsungsang.
Nah , Syekh Jumadil Kubro punya putra punya anak bernama Maulana Ishak dan Ibrahim Asmoroqondi, bapaknya Walisongo. Mbah Ishak melahirkan Sunan Giri. Mbah Ibrahim punya anak Sunan Ampel. Inilah yang bertugas mengislamkan Majapahit.
Mengislamkan Majapahit itu tidak mudah. Majapahit orangnya pinter-pinter. Majapahit Hindu, sedangkan Sunan Ampel Islam. Ibarat sawah ditanami padi, kok malah ditanami pisang. Kalau anda begitu, pohon pisang anda bisa ditebang.
Sunan Ampel berpikir bagaimana caranya? Akhirnya beliau mendapat petunjuk ayat Alquran. Dalam surat Al-Fath, 48:29 disebutkan : ".... masaluhum fit tawrat wa masaluhum fil injil ka zar’in ahraja sat’ahu fa azarahu fastagladza fastawa ‘ala sukıhi yu’jibuz zurraa, li yagidza bihimul kuffar………”
Artinya: “…………Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin)……………”
Islam itu seperti tanaman yang memiliki anak-anaknya, kemudian hamil, kemudian berbuah, ibu dan anaknya bersama memenuhi pasar, menakuti orang kafir. Tanaman apa yang keluar anaknya dulu baru kemudian ibunya hamil? Jawabannya adalah padi.
Maka kemudian Sunan Ampel dalam menanam Islam seperti menanam padi. Kalau menanam padi tidak di atas tanah, tetapi dibawah tanah, kalau diatas tanah nanti dipatok ayam, dimakan tikus.
Mau menanam Allah, disini sudah ada istilah pangeran. Mau menanam shalat, disini sudah ada istilah sembahyang. Mau menanam syaikhun, ustadzun, disini sudah ada kiai. Menanam tilmidzun, muridun , disini sudah ada shastri, kemudian dinamani santri. Inilah ulama dulu, menanamnya tidak kelihatan.
0 notes
harianpublik-blog · 7 years ago
Text
Nggak Hanya Muzammil Hasballah, Ini Lho 7 Qari Muda Keren Bak Model
Nggak Hanya Muzammil Hasballah, Ini Lho 7 Qari Muda Keren Bak Model
Nama Muzammil Hasballah memang identik dengan qari muda Indonesia yang suaranya indah. Ternyata tak hanya Muzammil lho yang punya suara indah. Berikut ulasan BersamaDakwah tentang qori muda Indonesia yang suaranya indah, bahkan wajah dan gaya mereka nggak kalah keren sama para model masa kini.
1. Salim Bahanan
https://www.instagram.com/p/BW9hfHThVZp/?taken-by=bahanan93
 “Pada Quranul karim tersebut Masjid Al Aqsa di dalam nya, dimana pun kita, sedang apapun kita, selipkan doa untuk sodara2 kita di palestina. . Ya Allah wahai pemilik Keagungan dan Kemuliaan..
Muliakan Islam dan kaum Muslimin yang berada di Palestina,” kata Salim Bahanan melalui unggahannya di Instagram baru-baru ini.
Suara indahnya bisa kamu dengarkan di sini. Kamu juga bisa follow akunnya di @bahanan93
https://www.youtube.com/watch?v=Glxr9mb619w
2. Taqy Malik
https://www.instagram.com/p/BXIYbC5jsVj/?taken-by=taqy_malik Namanya Taqiyuddin Malik. Kamu bisa melihat profil Instagram dengan follower 228k di @taqy_malik
“Terkadang kesedihan memerlukan kesendirian , meskipun seringkali kesendirian mengundang kesedihan tak tertahankan . . . . tak usah bersedih kawan , selagi kita masih berteman dengan Al Qur’an .Video tilawahnya bisa didengarkan di sini,” katanya.
https://www.youtube.com/watch?v=b7gcBlQWbi8
3. Istihsan Al Fudhaily https://www.instagram.com/p/BXCxj8ej0Ak/?taken-by=istihsan_arif_al_fudhaily “Assalamualaikum sahabat qur’an semoga allah selalu memberikan keistiqamahan bersama al Qur’an,jgn lupa selalu do’akan saudara kita yang ada di palestina,” kata Istihsan Al Fudhaily melalui akun Instagramnya @istihsan_arif_al_fudhaily.
Suara indahnya dapat kamu dengarkan di sini.
https://www.youtube.com/watch?v=K5awLRBCwhw&list=PL6WS-Hm1lzHEBrvnDJJT5hulHORrez4Rx
4. Salman Mubarok
“Marilah kita sebagai umat Islam tiada henti-hentinya mendoakan saudara-saudara Muslim kita di seluruh tempat agar selalu diberikan keteguhan, kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi segala cobaan.
Ya Allah wahai pemilik Keagungan dan Kemuliaan.. Muliakan Islam dan kaum Muslimin.. Hinakan syirik dan kaum Musyrikin.. Luluh-lantakan musuh-musuh agama ini.. Jagalah kedaulatan Islam, satukan kalimat kaum Muslim dalam kebenaran Wahai Tuhan seru sekalian alam.. Amiin Ya Rabbal Alamiinn,” kata akun Ammar Channel ketika mengunggah video Salman Mubarok.
Sayangnya belum ada akun Salman Mubaroknya. Tapi suara bagusnya bisa kamu dengarkan di sini.
https://www.youtube.com/watch?v=5HHXmOWuBhY
5. Ibrahim Elhaq
https://www.instagram.com/p/BW8A6ebHTRT/?taken-by=boim97 Nama lengkapnya Ibrohim Fadlannul Haq. Dalam unggahannya di Instagram @boim97 ia meminta kepada followersnya untuk mendoakan Palestina.
“Masjid Al Aqsha kiblat pertama kaum muslimin, semoga Allah menolong kaum muslimin di palestina, membersihakn palestina dari kaum musyrik dan kafir, dan memurnikannya dari kesyirikan,. Temen2 jangan lupakan Palestina dan Suriah, dan kaum muslimin sedunia di sujud2 kita di dalam do’a2 kita, semoga Allah menangkan kita atas kaum kafirin dan musyrikin,” kata Elhaq.
Suara indahnya bisa kamu dengarkan di sini: https://www.youtube.com/watch?v=QMG5yQYaFLM
6. Muhammad Luthfi
https://www.instagram.com/p/BXMc2DoD59Q/?taken-by=goyaoyaa Pemilik akun IG @mahmedfiy ini pernah menjadi juara dunia lomba penghafal Alquran internasional pada tahun 2014 di Arab Saudi.
Dan pada tanggal 30 Juli kemarin adalah hari bahagianya karena sedang melangsungkan pernikahan dengan gadis cantik bernama Nusaibah Daniel .
Suara indahnya bisa kamu lihat di sini, ketika ikut kompetisi qari internasional.
https://www.youtube.com/watch?v=2rJS4NUIaPk
7. Saihul Basyir
إنا إذا لم نؤسس نهوضنا وتمدننا على قواعد ديننا وقرآننا فلا خير لنا فيه، ولا يمكن التخلص من وصمة انحطاطنا وتأخرنا إلا عن هذا الطريق!! (جمال الدين الأفغاني) . Assalamu'alaikum 🙋🙌 saya Saihul Basyir dukung banget acara "SOSFOR"nya Forsad di Darul Quran Mulia, Bogor. Yakuy lah! masih muda malu kalo mager yekan😎 . Cus cepet cek ignya 👉 @forsadqm #sosfor2k17 . 📷: @azifmuthon
Sebuah kiriman dibagikan oleh M S 👆 (@basyiran) pada Apr 12, 2017 pada 8:51 PDT
Mahasiswa LIPIA ini memang sudah sejak kecil hafal Alquran. Apalagi seluruh saudaranya juga hafal Alquran. Tak ayal, qari internasional yang juga anak dari Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Wirianingsih ini selama Ramadhan sibuk menjadi imam tarawih dan sholat wajib di berbagai masjid di Jabodetabek.
Suara bagus pemilik akun @basyiran bisa kamu dengarkan di sini.
https://www.youtube.com/watch?v=imczbgGkT8A Sumber : Source link
0 notes
naqiibah · 8 years ago
Text
Islam Kejawaan (Taddaburan/maiyahan)
Alhamdulillah, akhir-akhir ini orang merasakan manfaatnya Nahdlatul Ulama (NU). Dulu, orang yang paling bahagia, paling sering merasakan berkahnya NU adalah keluarga orang yang sudah meninggal : setiap hari dikirimi doa dan tumpeng. Hari ini begitu dunia dilanda kekacauan, ketika Dunia Islam galau: di Afganistan perang sesama Islam, di Suriah perang sesama Islam, di Irak, perang sesama Islam. Semua ingin tahu, ketika semua sudah jebol, kok ada yang masih utuh: Islam di Indonesia. Akhirnya semua ingin kesini, seperti apa Islam di Indonesia kok masih utuh. Akhirnya semua sepakat: utuhnya Islam di Indonesia itu karena memiliki jamiyyah NU. Akhirnya semua pingin tahu NU itu seperti apa. Ternyata, jaman dulu ada orang Belanda yang sudah menceritakan santri NU, namanya Christia Snouck Hurgronje. Dia ini hafal Alquran, Sahih Bukhori, Sahih Muslim, Alfiyyah Ibnu Malik, Fathul Mu’in , tapi tidak islam, sebab tugasnya menghancurkan Islam Indonesia. Mengapa? Karena Islam Indonesia selalu melawan Belanda. Sultan Hasanuddin, santri. Pangeran Diponegoro atau Mbah Abdul Hamid, santri. Sultan Agung, santri. Mbah Zaenal Mustofa, santri. Semua santri kok melawan Belanda. Akhirnya ada orang belajar secara khusus tentang Islam, untuk mencari rahasia bagaimana caranya Islam Indonesia ini remuk. Snouck Hurgronje masuk ke Indonesia dengan menyamar namanya Syekh Abdul Ghaffar. Dia belajar Islam, menghafalkan Alquran dan Hadis di Arab. Maka akhirnya paham betul Islam. Hanya saja begitu ke Indonesia, Snouck Hurgronje bingung: mencari Islam dengan wajah Islam, tidak ketemu. Ternyata Islam yang dibayangkan dan dipelajari Snouck Hurgronje itu tidak ada. Mencari Allah disini tidak ketemu, ketemunya Pangeran. Ketemunya Gusti. Padahal ada pangeran namanya Pangeran Diponegoro. Ada Gusti namanya Gusti Kanjeng. Mencari istilah shalat tidak ketemu, ketemunya sembahyang. Mencari syaikhun, ustadzun , tidak ketemu, ketemunya kiai. Padahal ada nama kerbau namanya kiai slamet. Mencari mushalla tidak ketemu, ketemunya langgar. Maka, ketika Snouck Hurgronje bingung, dia dibantu Van Der Plas. Ia menyamar dengan nama Syekh Abdurrahman. Mereka memulai dengan belajar bahasa Jawa. Karena ketika masuk Indonesia, mereka sudah bisa bahasa Indonesia, bahasa Melayu, tapi tidak bisa bahasa Jawa. Begitu belajar bahasa Jawa, mereka bingung, strees. Orang disini makanannya nasi (sego). Snouck Hurgronje dan Van Der Plas tahu bahasa beras itu, bahasa inggrisnya rice, bahasa arabnya ar-ruz . Yang disebut ruz, ketika di sawah, namanya pari, padi. Disana masih ruz, rice. Begitu padi dipanen, namanya ulen-ulen, ulenan. Disana masih ruz, rice. Jadi ilmunya sudah mulai kucluk , korslet. Begitu ditutu, ditumbuk, digiling, mereka masih mahami ruz, rice , padahal disini sudah dinamai gabah. Begitu dibuka, disini namanya beras, disana masih ruz, rice . Begitu bukanya cuil, disini namanya menir, disana masih ruz, rice. Begitu dimasak, disini sudah dinamai sego , nasi, disana masih ruz, rice. Begitu diambil cicak satu, disini namanya upa, disana namanya masih ruz, rice. Begitu dibungkus daun pisang, disini namanya lontong, sana masih ruz, rice. Begitu dibungkus janur kuning namanya ketupat, sana masih ruz, rice. Ketika diaduk dan hancur, lembut, disini namanya bubur, sana namanya masih ruz, rice. Inilah bangsa aneh, yang membuat Snouck Hurgronje judeg, pusing. Mempelajari Islam Indonesia tidak paham, akhirnya mencirikan Islam Indonesia dengan tiga hal. Pertama, kethune miring sarunge nglinting (berkopiah miring dan bersarung ngelinting). Kedua, mambu rokok (bau rokok). Ketiga, tangane gudigen (tangannya berpenyakit kulit). Cuma tiga hal itu catatan (pencirian Islam Indonesia) Snouck Hurgronje di Perpustakaan Leiden, Belanda. Tidak pernah ada cerita apa-apa, yang lain sudah biasa. Maka, jangankan Snouck Hurgronje, orang Indonesia saja kadang tidak paham dengan Islam Indonesia, karena kelamaan di tanah Arab. Lihat tetangga pujian, karena tidak paham, bilang bid’ah . Melihat tetangga menyembelih ayam untuk tumpengan, dibilang bid’ah. Padahal itu produk Islam Indonesia. Kelamaan diluar Indonesia, jadi tidak paham. Masuk kesini sudah kemlinthi, sok-sokan, memanggil Nabi dengan sebutan “Muhammad” saja. Padahal, disini, tukang bakso saja dipanggil “Mas”. Padahal orang Jawa nyebutnya Kanjeng Nabi. Lha , akhir-akhir ini semakin banyak yang tidak paham Islam Indonesia. Kenapa? Karena Islam Indonesia keluar dari rumus-rumus Islam dunia, Islam pada umumnya. Kenapa? Karena Islam Indonesia ini saripati (essensi) Islam yang paling baik yang ada di dunia. Kenapa? Karena Islam tumbuhnya tidak disini, tetapi di Arab. Rasulullah orang Arab. Bahasanya bahasa Arab. Yang dimakan juga makanan Arab. Budayanya budaya Arab. Kemudian Islam datang kesini, ke Indonesia. Kalau Islam masuk ke Afrika itu mudah, tidak sulit, karena waktu itu peradaban mereka masih belum maju, belum terdidik. Orang belum terdidik itu mudah dijajah. Seperti pilkada, misalnya, diberi Rp 20.000 atau mie instan sebungkus, beres. Kalau mengajak orang berpendidikan, sulit, dikasih uang Rp 10 juta belum tentu mau. Islam datang ke Eropa juga dalam keadaan terpuruk. Tetapi Islam datang kesini, mikir-mikir dulu, karena bangsa di Nusantara ini sedang kuat-kuatnya. Bangsa anda sekalian ini bukan bangsa kecoak. Ini karena ketika itu sedang ada dalam kekuasaan negara terkuat yang menguasai 2/3 dunia, namanya Majapahit. Majapahit ini bukan negara sembarangan. Universitas terbesar di dunia ada di Majapahit, namanya Nalanda. Hukum politik terbaik dunia yang menjadi rujukan adanya di Indonesia, waktu itu ada di Jawa, kitabnya bernama Negarakertagama. Hukum sosial terbaik ada di Jawa, namanya Sutasoma. Bangsa ini tidak bisa ditipu, karena orangnya pintar-pintar dan kaya-raya. Cerita surga di Jawa itu tidak laku. Surga itu (dalam penggambaran Alquran): tajri min tahtihal anhaar (airnya mengalir), seperti kali. Kata orang disini: “mencari air kok sampai surga segala? Disini itu, sawah semua airnya mengalir.” Artinya, pasti bukan itu yang diceritakan para ulama penyebar Islam. Cerita surga tentang buahnya banyak juga tidak, karena disini juga banyak buah. Artinya dakwah disini tidak mudah. Diceritain pangeran, orang Jawa sudah punya Sanghyang Widhi. Diceritain Ka’bah orang jawa juga sudah punya stupa: sama-sama batunya dan tengahnya sama berlubangnya. Dijelaskan menggunakan tugu Jabal Rahmah, orang Jawa punya Lingga Yoni. Dijelaskan memakai hari raya kurban, orang Jawa punya peringatan hari raya kedri. Sudah lengkap. Islam datang membawa harta-benda, orang Jawa juga tidak doyan. Kenapa? Orang Jawa pada waktu itu beragama hindu. Hindu itu berprinsip yang boleh bicara agama adalah orang Brahmana, kasta yang sudah tidak membicarakan dunia. Dibawah Brahmana ada kasta Ksatria, seperti kalau sekarang Gubernur atau Bupati. Ini juga tidak boleh bicara agama, karena masih ngurusin dunia. Dibawah itu ada kasta namanya Wesya (Waisya), kastanya pegawai negeri. Kasta ini tidak boleh bicara agama. Di bawah itu ada petani, pedagang dan saudagar, ini kastanya Sudra . Kasta ini juga tidak boleh bicara agama. Jadi kalau ada cerita Islam dibawa oleh para saudagar, tidak bisa dterima akal. Secara teori ilmu pengetahuan ditolak, karena saudagar itu Sudra dan Sudra tidak boleh bicara soal agama. Yang cerita Islam dibawa saudagar ini karena saking judeg-nya, bingungnya memahami Islam di Indonesia. Dibawahnya ada kasta paria, yang hidup dengan meminta-minta, mengemis. Dibawah Paria ada pencopet, namanya kasta Tucca. Dibawah Tucca ada maling, pencuri, namanya kasta Mlecca. Dibawahnya lagi ada begal, perampok, namanya kasta Candala. Anak-anak muda NU harus tahu. Itu semua nantinya terkait dengan Nahdlatul Ulama. Akhirnya para ulama kepingin, ada tempat begitu bagusnya, mencoba diislamkan. Ulama-ulama dikirim ke sini. Namun mereka menghadapi masalah, karena orang-orang disini mau memakan manusia. Namanya aliran Bhirawa. Munculnya dari Syiwa. Mengapa ganti Syiwa, karena Hindu Brahma bermasalah. Hindu Brahma, orang Jawa bisa melakukan tetapi matinya sulit. Sebab orang Brahma matinya harus moksa atau murco. Untuk moksa harus melakukan upawasa. Upawasa itu tidak makan, tidak minum, tidak ngumpulin istri, kemudian badannya menyusut menjadi kecil dan menghilang. Kadang ada yang sudah menyusut menjadi kecil, tidak bisa hilang, gagal moksa, karena teringat kambingnya, hartanya. Lha ini terus menjadi jenglot atau batara karang. Jika anda menemukan jenglot ini, jangan dijual mahal karena itu produk gagal moksa. Pada akhirnya, ada yang mencari ilmu yang lebih mudah, namanya ilmu ngrogoh sukmo . Supaya bisa mendapat ilmu ini, mencari ajar dari Kali. Kali itu dari Durga. Durga itu dari Syiwa, mengajarkan Pancamakara. Supaya bisa ngrogoh sukmo, semua sahwat badan dikenyangi, laki-laki perempuan melingkar telanjang, menghadap arak dan ingkung daging manusia. Supaya syahwat bawah perut tenang, dikenyangi dengan seks bebas. Sisa-sisanya sekarang ada di Gunung Kemukus. Supaya perut tenang, makan tumpeng. Supaya pikiran tenang, tidak banyak pikiran, minum arak. Agar ketika sukma keluar dari badan, badan tidak bergerak, makan daging manusia. Maka jangan heran kalau muncul orang-orang macam Sumanto. Ketika sudah pada bisa ngrogoh sukmo, ketika sukmanya pergi di ajak mencuri namanya ngepet . Sukmanya pergi diajak membunuh manusia namanya santet. Ketika sukmanya diajak pergi diajak mencintai wanita namanya pelet. Maka kemudian di Jawa tumbuh ilmu santet, pelet dan ngepet. Ada 1.500 ulama yang dipimpin Sayyid Aliyudin habis di-ingkung oleh orang Jawa pengamal Ngrogoh Sukma. Untuk menghindari pembunuhan lagi, maka Khalifah Turki Utsmani mengirim kembali tentara ulama dari Iran, yang tidak bisa dimakan orang Jawa. Nama ulama itu Sayyid Syamsuddin Albaqir Alfarsi. Karena lidah orang Jawa sulit menyebutnya, kemudian di Jawa terkenal dengan sebutan Syekh Subakir. Di Jawa ini di duduki bala tentara Syekh Subakir, kemudian mereka diusir. Ada yang lari ke Pantai Selatan, Karang Bolong, Srandil Cicalap, Pelabuhan Ratu, dan Banten. Di namai Banten, di ambil dari bahasa Sansekerta, artinya Tumbal. Yang lari ke timur, naik Gunung Lawu, Gunung Kawi, Alas Purwo Banyuwangi (Blambangan). Disana mereka dipimpin Menak Sembuyu dan Bajul Sengoro. Karena Syekh Subakir sepuh, maka pasukannya dilanjutkan kedua muridnya namanya Mbah Ishak (Maulana Ishak) dan Mbah Brahim (Ibrahim Asmoroqondi). Mereka melanjutkan pengejaran. Menak Sembuyu menyerah, anak perempuannya bernama Dewi Sekardadu dinikahi Mbah Ishak, melahirkan Raden Ainul Yaqin Sunan Giri yang dimakamkan di Gresik. Sebagian lari ke Bali, sebagian lari ke Kediri, menyembah Patung Totok Kerot, diuber Sunan Bonang, akhirnya menyerah. Setelah menyerah, melingkarnya tetap dibiarkan tetapi jangan telanjang, arak diganti air biasa, ingkung manusia diganti ayam, matra ngrogoh sukmo diganti kalimat tauhid; laailaahaillallah. Maka kita punya adat tumpengan. Kalau ada orang banyak komentar mem-bid’ah -kan, ceritakanlah ini. Kalau ngeyel, didatangi: tabok mulutnya. Ini perlu diruntutkan, karena NU termasuk yang masih mengurusi beginian. Habis itu dikirim ulama yang khusus mengajar ngaji, namanya Sayyid Jamaluddin al-Husaini al-Kabir. Mendarat di Semarang dan menetap di daerah Merapi. Orang Jawa sulit mengucapkan, maka menyebutnya Syekh Jumadil Kubro. Disana dia punya murid namanya Syamsuddin, pindah ke Jawa Barat, membuat pesantren puro di daerah Karawang. Punya murid bernama Datuk Kahfi, pindah ke Amparan Jati, Cirebon. Punya murid Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati. Inilah yang bertugas mengislamkan Padjajaran. Maka kemudian ada Rara Santang, Kian Santang dan Walangsungsang. Nah , Syekh Jumadil Kubro punya putra punya anak bernama Maulana Ishak dan Ibrahim Asmoroqondi, bapaknya Walisongo. Mbah Ishak melahirkan Sunan Giri. Mbah Ibrahim punya anak Sunan Ampel. Inilah yang bertugas mengislamkan Majapahit. Mengislamkan Majapahit itu tidak mudah. Majapahit orangnya pinter-pinter. Majapahit Hindu, sedangkan Sunan Ampel Islam. Ibarat sawah ditanami padi, kok malah ditanami pisang. Kalau anda begitu, pohon pisang anda bisa ditebang. Sunan Ampel berpikir bagaimana caranya? Akhirnya beliau mendapat petunjuk ayat Alquran. Dalam surat Al-Fath, 48:29 disebutkan : ".... masaluhum fit tawrat wa masaluhum fil injil ka zar’in ahraja sat’ahu fa azarahu fastagladza fastawa ‘ala sukıhi yu’jibuz zurraa, li yagidza bihimul kuffar………” Artinya: “…………Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin)……………” Islam itu seperti tanaman yang memiliki anak-anaknya, kemudian hamil, kemudian berbuah, ibu dan anaknya bersama memenuhi pasar, menakuti orang kafir. Tanaman apa yang keluar anaknya dulu baru kemudian ibunya hamil? Jawabannya adalah padi. Maka kemudian Sunan Ampel dalam menanam Islam seperti menanam padi. Kalau menanam padi tidak di atas tanah, tetapi dibawah tanah, kalau diatas tanah nanti dipatok ayam, dimakan tikus. Mau menanam Allah, disini sudah ada istilah pangeran. Mau menanam shalat, disini sudah ada istilah sembahyang. Mau menanam syaikhun, ustadzun, disini sudah ada kiai. Menanam tilmidzun, muridun , disini sudah ada shastri, kemudian dinamani santri. Inilah ulama dulu, menanamnya tidak kelihatan. Menanamnya pelan-pelan, sedikit demi sedikit: kalimat syahadat, jadi kalimasada. Syahadatain, jadi sekaten. Mushalla, jadi langgar. Sampai itu jadi bahasa masyarakat. Yang paling sulit mememberi pengertian orang Jawa tentang mati. Kalau Hindu kan ada reinkarnasi. Kalau dalam Islam, mati ya mati (tidak kembali ke dunia). Ini paling sulit, butuh strategi kebudayaan. Ini pekerjaan paling revolusioner waktu itu. Tidak main-main, karena ini prinsip. Prinsip inna lillahi wa inna ilaihi rajiun berhadapan dengan reinkarnasi. Bagaimana caranya? Oleh Sunan Ampel, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun kemudian di-Jawa-kan: Ojo Lali Sangkan Paraning Dumadi. Setelah lama diamati oleh Sunan Ampel, ternyata orang Jawa suka tembang, nembang, nyanyi. Beliau kemudian mengambil pilihan: mengajarkan hal yang sulit itu dengan tembang. Orang Jawa memang begitu, mudah hafal dengan tembang. Orang Jawa, kehilangan istri saja tidak lapor polisi, tapi nyanyi: ndang baliyo, Sri, ndang baliyo . Lihat lintang, nyanyi: yen ing tawang ono lintang, cah ayu. Lihat bebek, nyanyi: bebek adus kali nyucuki sabun wangi. Lihat enthok: menthok, menthok, tak kandhani, mung rupamu. Orang Jawa suka nyanyi, itulah yang jadi pelajaran. Bahkan, lihat silit (pantat) saja nyanyi: … ndemok silit, gudighen. Maka akhirnya, sesuatu yang paling sulit, berat, itu ditembangkan. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun diwujudkan dalam bentuk tembang bernama Macapat . Apa artinya Macapat? Bahwa orang hidup harus bisa membaca perkara Empat. Keempat perkara itu adalah teman nyawa yang berada dalam raga ketika turun di dunia. Nyawa itu produk akhirat. Kalau raga produk dunia. Produk dunia makanannya dunia, seperti makan. Yang dimakan, sampah padatnya keluar lewat pintu belakang, yang cair keluar lewat pintu depan. Ada sari makanan yang disimpan, namanya mani (sperma). Kalau mani ini penuh, bapak akan mencari ibu, ibu mencari bapak, kemudian dicampur dan dititipkan di rahim ibu. Tiga bulan jadi segumpal darah, empat bulan jadi segumpal daging. Inilah produk dunia. Begitu jadi segumpal daging, nyawa dipanggil. “Dul, turun ya,”. “Iya, Ya Allah”. “Alastu birabbikum?” (apakah kamu lupa kalau aku Tuhanmu?). “Qalu balaa sahidnya,” (Iya Ya Allah, saya jadi saksi-Mu), jawab sang nyawa,. ”fanfuhur ruuh” (maka ditiupkanlah ruh itu ke daging). Maka daging itu menjadi hidup. Kalau tidak ditiup nyawa, tidak hidup daging ini. (lihat, a.l.: Q.S. Al-A’raf, 7:172, As-Sajdah: 7 -10, Al-Mu’min: 67, ed. ) Kemudian, setelah sembilan bulan, ruh itu keluar dengan bungkusnya, yaitu jasad. Adapun jasadnya sesuai dengan orang tuanya: kalau orang tuanya pesek anaknya ya pesek; orang tuanya hidungnya mancung anaknya ya mancung; orang tuanya hitam anaknya ya hitam; kalau orang tuanya ganteng dan cantik, lahirnya ya cantik dan ganteng. Itu disebut Tembang Mocopat: orang hidup harus membaca perkara empat. Keempat itu adalah teman nyawa yang menyertai manusia ke dunia, ada di dalam jasad. Nyawa itu ditemani empat: dua adalah Iblis yang bertugas menyesatkan, dan dua malaikat yang bertugas nggandoli, menahan. Jin qarin dan hafadzah. Itu oleh Sunan Ampel disebut Dulur Papat Limo Pancer. Ini metode mengajar. Maka pancer ini kalau mau butuh apa-apa bisa memapakai dulur tengen (teman kanan) atau dulur kiwo (teman kiri). Kalau pancer kok ingin istri cantik, memakai jalan kanan, yang di baca Ya Rahmanu Ya Rahimu tujuh hari di masjid, yang wanita nantinya juga akan cinta. Tidak mau dulur tengen, ya memakai yang kiri, yang dibaca aji-aji Jaran Goyang, ya si wanita jadinya cinta, sama saja. Kepingin perkasa, kalau memakai kanan yang dipakai kalimah La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim . Tak mau yang kanan ya memakai yang kiri, yang dibaca aji-aji Bondowoso, kemudian bisa perkasa. Mau kaya kalau memakai jalan kanan ya shalat dhuha dan membaca Ya Fattaahu Ya Razzaaqu , kaya. Kalau tidak mau jalan kanan ya jalan kiri, membawa kambing kendhit naik ke gunung kawi, nanti pulang kaya. Maka, kiai dengan dukun itu sama; sama hebatnya kalau tirakatnya kuat. Kiai yang ‘alim dengan dukun yang tak pernah mandi, jika sama tirakatnya, ya sama saktinya: sama-sama bisa mencari barang hilang. Sama terangnya. Bedanya: satu terangnya lampu dan satunya terang rumah terbakar. Satu mencari ayam dengan lampu senter, ayamnya ketemu dan senternya utuh; sedangkan yang satu mencari dengan blarak (daun kelapa kering yang dibakar), ayamnya ketemu, hanya blarak-nya habis terbakar. Itu bedanya nur dengan nar. Maka manusia ini jalannya dijalankan seperti tembang yang awalan, Maskumambang: kemambange nyowo medun ngalam ndunyo , sabut ngapati, mitoni , ini rohaninya, jasmaninya ketika dipasrahkan bidan untuk imunisasi. Maka menurut NU ada ngapati, mitoni, karena itu turunnya nyawa. Setelah Maskumambang, manusia mengalami tembang Mijil. Bakal Mijil : lahir laki-laki dan perempuan. Kalau lahir laki-laki aqiqahnya kambing dua, kalau lahir perempuan aqiqahnya kambing satu. Setelah Mijil, tembangnya Kinanti. Anak-anak kecil itu, bekalilah dengan agama, dengan akhlak. Tidak mau ngaji, pukul. Masukkan ke TPQ, ke Raudlatul Athfal (RA). Waktunya ngaji kok tidak mau ngaji, malah main layangan, potong saja benangnya. Waktu ngaji kok malah mancing, potong saja kailnya. Anak Kinanti ini waktunya sekolah dan ngaji. Dibekali dengan agama, akhlak. Kalau tidak, nanti keburu masuk tembang Sinom: bakal menjadi anak muda (cah enom), sudah mulai ndablek, bandel. Apalagi, setelah Sinom, tembangnya asmorodono , mulai jatuh cinta. Tai kucing serasa coklat. Tidak bisa di nasehati. Setelah itu manusia disusul tembang Gambuh , laki-laki dan perempuan bakal membangun rumah tangga, rabi, menikah. Setelah Gambuh, adalah tembang Dhandanggula. Merasakan manis dan pahitnya kehidupan. Setelah Dhandanggula , menurut Mbah Sunan Ampel, manusia mengalami tembang Dhurma. Dhurma itu: darma bakti hidupmu itu apa? Kalau pohon mangga setelah berbuah bisa untuk makanan codot, kalau pisang berbuah bisa untuk makanan burung, lha buah-mu itu apa? Tenagamu mana? Hartamu mana? Ilmumu mana yang didarmabaktikan untuk orang lain? Khairunnas anfa’uhum linnas , sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya. Sebab, kalau sudah di Dhurma tapi tidak darma bakti, kesusul tembang Pangkur. Anak manusia yang sudah memunggungi dunia: gigi sudah copot, kaki sudah linu. Ini harus sudah masuk masjid. Kalau tidak segera masuk masjid kesusul tembang Megatruh : megat, memutus raga beserta sukmanya. Mati. Terakhir sekali, tembangnya Pucung. Lha ini, kalau Hindu reinkarnasi, kalau Islam Pucung . Manusia di pocong. Sluku-sluku Bathok, dimasukkan pintu kecil. Makanya orang tua (dalam Jawa) dinamai buyut, maksudnya : siap-siap mlebu lawang ciut (siap-siap masuk pintu kecil). Adakah yang mengajar sebaik itu di dunia? Kalau sudah masuk pintu kecil, ditanya Malaikat Munkar dan Nankir. Akhirnya itu, yang satu reinkarnasi, yang satu buyut . Ditanya: “Man rabbuka?” , dijawab: “Awwloh,”. Ingin disaduk Malaikat Mungkar – Nakir apa karena tidak bisa mengucapkan Allah. Ketika ingin disaduk, Malaikat Rakib buru-buru menghentikan: “Jangan disiksa, ini lidah Jawa”. Tidak punya alif, ba, ta, punyanya ha, na, ca, ra, ka . “Apa sudah mau ngaji?”kata Mungkar – Nakir. “Sudah, ini ada catatanya, NU juga ikut, namun belum bisa sudah meninggal”. “Yasudah, meninggalnya orang yang sedang belajar, mengaji, meninggal yang dimaafkan oleh Allah.” Maka, seperti itu belajar. Kalau tidak mau belajar, ditanya, “Man rabbuka?” , menjawab, “Ha……..???”. langsung dipukul kepalanya: ”Plaakkk!!”. Di- canggah lehernya oleh malaikat. Kemudian jadi wareng , takut melihat akhirat, masukkan ke neraka, di- udek oleh malaikat, di-gantung seperti siwur, iwir-iwir, dipukuli modal-madil seperti tarangan bodhol , ajur mumur seperti gedhebok bosok. Maka, pangkat manusia, menurut Sunan Ampel: anak – bapak – simbah – mbah buyut – canggah – wareng – udek-udek – gantung siwur – tarangan bodol – gedhebok bosok. Lho, dipikir ini ajaran Hindu. Kalau seperti ini ada yang bilang ajaran Hindu, kesini, saya tabok mulutnya! Begitu tembang ini jadi, kata Mbah Bonang, masa nyanyian tidak ada musiknya. Maka dibuatkanlah gamelan, yang bunyinya Slendro Pelok : nang ning nang nong, nang ning nang nong, ndang ndang, ndang ndang, gung . Nang ning nang nong: yo nang kene yo nang kono (ya disini ya disana); ya disini ngaji, ya disana mencuri kayu. Lho, lha ini orang-orang kok. Ya seperti disini ini: kelihatannya disini shalawatan, nanti pulang lihat pantat ya bilang: wow!. Sudah hafal saya, melihat usia-usia kalian. Ini kan kamu pas pakai baju putih. Kalau pas ganti, pakainya paling ya kaos Slank. Nah, nang ning nang nong, hidup itu ya disini ya disana. Kalau pingin akhiran baik, naik ke ndang ndang, ndang ndang, gung. Ndang balik ke Sanghyang Agung. Fafirru illallaah , kembalilah kepada Allah. Pelan-pelan. Orang sini kadang tidak paham kalau itu buatan Sunan Bonang. Maka, kemudian, oleh Kanjeng Sunan Kalijaga, dibuatkan tumpeng agar bisa makan. Begitu makan kotor semua, dibasuh dengan tiga air bunga: mawar, kenanga dan kanthil. Maksudnya: uripmu mawarno-warno, keno ngono keno ngene, ning atimu kudhu kanthil nang Gusti Allah (Hidupmu berwarna-warni, boleh seperti ini seperti itu, tetapi hatimu harus tertaut kepada Allah). Lho , ini piwulang-piwulangnya, belum diajarkan apa-apa. Oleh Sunan Kalijaga, yang belum bisa mengaji, diajari Kidung Rumekso Ing Wengi. Oleh Syekh Siti Jenar, yang belum sembahyang, diajari syahadat saja. Ketika tanaman ini sudah ditanam, Sunan Ampel kemudian ingin tahu: tanamanku itu sudah tumbuh apa belum? Maka di-cek dengan tembang Lir Ilir, tandurku iki wis sumilir durung? Nek wis sumilir, wis ijo royo-royo, ayo menek blimbing. Blimbing itu ayo shalat. Blimbing itu sanopo lambang shalat. Disini itu, apa-apa dengan lambang, dengan simbol: kolo-kolo teko , janur gunung. Udan grimis panas-panas , caping gunung. Blimbing itu bergigir lima. Maka, cah angon, ayo menek blimbing . Tidak cah angon ayo memanjat mangga. Akhirnya ini praktek, shalat. Tapi prakteknya beda. Begitu di ajak shalat, kita beda. Disana, shalat 'imaadudin, lha shalat disini, tanamannya mleyor-mleyor, berayun-ayun. Disana dipanggil jam setengah duabelas kumpul. Kalau disini dipanggil jam segitu masih disawah, di kebun, angon bebek, masih nyuri kayu. Maka manggilnya pukul setengah dua. Adzanlah muadzin, orang yang adzan. Setelah ditunggu, tunggu, kok tidak datang-datang. Padahal tugas Imam adalah menunggu makmum. Ditunggu dengan memakai pujian. Rabbana ya rabbaana, rabbana dholamna angfusana , – sambil tolah-toleh, mana ini makmumnya – wainlam taghfirlana, wa tarhamna lanakunanna minal khasirin. Datang satu, dua, tapi malah merokok di depan masjid. Tidak masuk. Maka oleh Mbah Ampel: Tombo Ati, iku ono limang perkoro….. . Sampai pegal, ya mengobati hati sendiri saja. Sampai sudah lima kali kok tidak datang-datang, maka kemudian ada pujian yang agak galak: di urugi anjang-anjang……. , langsung deh, para ma'mum buruan masuk. Itu tumbuhnya dari situ. Kemudian, setelah itu shalat. Shalatnya juga tidak sama. Shalat disana, dipanah kakinya tidak terasa, disini beda. Begitu Allahu Akbar , matanya bocor: itu mukenanya berlubang, kupingnya bocor, ting-ting-ting, ada penjual bakso. Hatinya bocor: protes imamnya membaca surat kepanjangan. Nah, ini ditambal oleh para wali, setelah shalat diajak dzikir, laailaahaillallah. Hari ini, ada yang protes: dzikir kok kepalanya gedek-gedek, geleng-geleng? Padahal kalau sahabat kalau dzikir diam saja. Lho, sahabat kan muridnya nabi. Diam saja hatinya sudah ke Allah. Lha orang sini, di ajak dzikir diam saja, ya malah tidur. Bacaannya dilantunkan dengan keras, agar ma'mum tahu apa yang sedang dibaca imam. Kemudian, dikenalkanlah nabi. Orang sini tidak kenal nabi, karena nabi ada jauh disana. Kenalnya Gatot Kaca. Maka pelan-pelan dikenalkan nabi. Orang Jawa yang tak bisa bahasa Arab, dikenalkan dengan syair: kanjeng Nabi Muhammad, lahir ono ing Mekkah, dinone senen, rolas mulud tahun gajah. Inilah cara ulama-ulama dulu kala mengajarkan Islam, agar masyarakat disini kenal dan paham ajaran nabi. Ini karena nabi milik orang banyak (tidak hanya bangsa Arab saja). Wamaa arsalnaaka illa rahmatal lil ‘aalamiin ; Aku (Allah) tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Maka, shalawat itu dikenalkan dengan cara berbeda-beda. Ada yang sukanya shalawat ala Habib Syekh, Habib Luthfi, dll. Jadi jangan heran kalau shalawat itu bermacam-macam. Ini beda dengan wayang yang hanya dimiliki orang Jawa. Orang kalau tidak tahu Islam Indonesia, pasti bingung. Maka Gus Dur melantunkan shalawat memakai lagu dangdut. Astaghfirullah, rabbal baraaya, astaghfirullah, minal khataaya, ini lagunya Ida Laila: Tuhan pengasih lagi penyayang, tak pilih kasih, tak pandang sayang. Yang mengarang namanya Ahmadi dan Abdul Kadir. Nama grupnya Awara. Ida Laila ini termasuk Qari’ terbaik dari Gresik. Maka lagunya bagus-bagus dan religius, beda dengan lagu sekarang yang mendengarnya malah bikin kepala pusing. Sistem pembelajaran yang seperti ini, yang dilakukan oleh para wali. Akhirnya orang Jawa mulai paham Islam. Namun selanjutnya Sultan Trenggono tidak sabaran: menerapkan Islam dengan hukum, tidak dengan budaya. "Urusanmu kan bukan urusan agama, tetapi urusan negara,” kata Sunan Kalijaga. “Untuk urusan agama, mengaji, biarlah saya yang mengajari,” imbuhnya. Namun Sultan Trenggono terlanjur tidak sabar. Semua yang tidak sesuai dan tidak menerima Islam di uber-uber. Kemudian Sunan Kalijaga memanggil anak-anak kecil dan diajari nyanyian: Gundul-gundul pacul, gembelengan. Nyunggi-nyunggi wangkul, petentengan. Wangkul ngglimpang segane dadi sak latar 2x Gundul itu kepala. Kepala itu ra’sun. Ra’sun itu pemimpin. Pemimpin itu ketempatan empat hal: mata, hidung, lidah dan telinga. Empat hal itu tidak boleh lepas. Kalau sampai empat ini lepas, bubar. Mata kok lepas, sudah tidak bisa melihat rakyat. Hidung lepas sudah tidak bisa mencium rakyat. Telinga lepas sudah tidak mendengar rakyat. Lidah lepas sudah tidak bisa menasehati rakyat. Kalau kepala sudah tidak memiliki keempat hal ini, jadinya gembelengan. Kalau kepala memangku amanah rakyat kok terus gembelengan, menjadikan wangkul ngglimpang, amanahnya kocar-kacir. Apapun jabatannya, jika nanti menyeleweng, tidak usah di demo, nyanyikan saja Gundul-gundul pacul. Inilah cara orang dulu, landai. Akhirnya semua orang ingin tahu bagaimana cara orang Jawa dalam ber-Islam. Datuk Ribandang, orang Sulawesi, belajar ke Jawa, kepada Sunan Ampel. Pulang ke Sulawesi menyebarkan Islam di Gunung Bawakaraeng, menjadilah cikal bakal Islam di Sulawesi. Berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di penjuru Sulawesi. Khatib Dayan belajar Islam kepada Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Ketika kembali ke Kalimantan, mendirikan kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan. Ario Damar atau Ario Abdillah ke semenanjung Sumatera bagian selatan, menyebarkan dan mendirikan kerajaan-kerajaan di Sumatera. Kemudian Londo (Belanda) datang. Mereka semua – seluruh kerajaan yang dulu dari Jawa – bersatu melawan Belanda. Ketika Belanda pergi, bersepakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka kawasan di Indonesia disebut wilayah, artinya tinggalan para wali. Jadi, jika anda meneruskan agamanya, jangan lupa kita ditinggali wilayah. Inilah Nahdlatul Ulama, baik agama maupun wilayah, adalah satu kesatuan: NKRI Harga Mati. Maka di mana di dunia ini, yang menyebut daerahnya dengan nama wilayah? Di dunia tidak ada yang bisa mengambil istilah: kullukum raa’in wa kullukum mas uulun ‘an ra’iyatih ; bahwa Rasulullah mengajarkan hidup di dunia dalam kekuasaan ada sesuatu yaitu pertanggungjawaban. Dan yang bertanggungjawab dan dipertanggung jawabkan disebut ra’iyyah. Hanya Indonesia yang menyebut penduduknya dengan sebutan ra’iyyah atau rakyat. Begini kok banyak yang bilang tidak Islam. Nah, sistem perjuangan seperti ini diteruskan oleh para ulama Indonesia. Orang-orang yang meneruskan sistem para wali ini, dzaahiran wa baatinan, akhirnya mendirikan sebuah organisasi yang dikenal dengan nama Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Kenapa kok bernama Nahdlatul Ulama. Dan kenapa yang menyelamatkan Indonesia kok Nahdlatul Ulama? Karena diberi nama Nahdlatul Ulama. Nama inilah yang menyelamatkan. Sebab dengan nama Nahdlatul Ulama, orang tahu kedudukannya: bahwa kita hari ini, kedudukannya hanya muridnya ulama. Meski, nama ini tidak gagah. KH Ahmad Dahlan menamai organisasinya Muhammadiyyah: pengikut Nabi Muhammad, gagah. Ada lagi organisasi, namanya Syarekat Islam, gagah. Yang baru ada Majelis Tafsir Alquran, gagah namanya. Lha ini “hanya” Nahdlatul Ulama. Padahal ulama kalau di desa juga ada yang hutang rokok. Tapi Nahdlatul Ulama ini yang menyelamatkan, sebab kedudukan kita hari ini hanya muridnya ulama. Yang membawa Islam itu Kanjeng Nabi. Murid Nabi namanya Sahabat. Murid sahabat namanya tabi’in . Tabi’in bukan ashhabus-shahabat , tetapi tabi’in , maknanya pengikut. Murid Tabi’in namanya tabi’it-tabi’in , pengikutnya pengikut. Muridnya tabi’it-tabi’in namanya tabi’it-tabi’it-tabi’in , pengikutnya pengikutnya pengikut. Lha kalau kita semua ini namanya apa? Kita muridnya KH Hasyim Asy’ari. Lha KH Hasyim Asy’ari hanya muridnya Kiai Asyari. Kiai Asyari mengikuti gurunya, namanya Kiai Usman. Kiai Usman mengikuti gurunya namanya Kiai Khoiron, Purwodadi (Mbah Gareng). Kiai Khoiron murid Kiai Abdul Halim, Boyolali. Mbah Abdul Halim murid Kiai Abdul Wahid. Mbah Abdul Wahid itu murid Mbah Sufyan. Mbah Sufyan murid Mbah Jabbar, Tuban. Mbah Jabbar murid Mbah Abdur Rahman, murid Pangeran Sambuh, murid Pangeran Benowo, murid Mbah Tjokrojoyo, Sunan Geseng. Sunan Geseng hanya murid Sunan Kalijaga, murid Sunan Bonang, murid Sunan Ampel, murid Mbah Ibrahim Asmoroqondi, murid Syekh Jumadil Kubro, murid Sayyid Ahmad, murid Sayyid Ahmad Jalaludin, murid Sayyid Abdul Malik, murid Sayyid Alawi Ammil Faqih, murid Syekh Ahmad Shohib Mirbath. Kemudian murid Sayyid Ali Kholiq Qosam, murid Sayyid Alwi, murid Sayyid Muhammad, murid Sayyid Alwi, murid Sayyid Ahmad Al-Muhajir, murid Sayyid Isa An-Naquib, murid Sayyid Ubaidillah, murid Sayyid Muhammad, murid Sayyid Ali Uraidi, murid Sayyid Ja’far Shodiq, murid Sayyid Musa Kadzim, murid Sayyid Muhammad Baqir. Sayyid Muhammad Baqir hanya murid Sayyid Zaenal Abidin, murid Sayyidina Hasan – Husain, murid Sayiidina Ali karramallahu wajhah . Nah, ini yang baru muridnya Rasulullah saw. Kalau begini nama kita apa? Namanya ya tabiit-tabiit-tabiit-tabiit-tabiit-tabiit…, yang panjang sekali. Maka cara mengajarkannya juga tidak sama. Inilah yang harus difahami. Rasulullah itu muridnya bernama sahabat, tidak diajari menulis Alquran. Maka tidak ada mushaf Alquran di jaman Rasulullah dan para sahabat. Tetapi ketika sahabat ditinggal wafat Rasulullah, mereka menulis Alquran. Untuk siapa? Untuk para tabi’in yang tidak bertemu Alquran. Maka ditulislah Alquran di jaman Sayyidina Umar dan Sayyidina Utsman. Tetapi begitu para sahabat wafat, tabi’in harus mengajari dibawahnya. Mushaf Alquran yang ditulis sahabat terlalu tinggi, hurufnya rumit tidak bisa dibaca. Maka pada tahun 65 hijriyyah diberi tanda “titik” oleh Imam Abu al-Aswad ad-Duali, agar supaya bisa dibaca. Tabiin wafat, tabi’it tabi’in mengajarkan yang dibawahnya. Titik tidak cukup, kemudian diberi “harakat” oleh Syekh Kholil bin Ahmad al-Farahidi, guru dari Imam Sibawaih, pada tahun 150 hijriyyah. Kemudian Islam semakin menyebar ke penjuru negeri, sehingga Alquran semakin dibaca oleh banyak orang dari berbagai suku dan ras. Orang Andalusia diajari “ Waddluha” keluarnya “ Waddluhe”. Orang Turki diajari “ Mustaqiim” keluarnya “ Mustaqiin”. Orang Padang, Sumatera Barat, diajari “ Lakanuud ” keluarnya “ Lekenuuik ”. Orang Sunda diajari “ Alladziina ” keluarnya “ Alat Zina ”. Di Jawa diajari “ Alhamdu” jadinya “ Alkamdu ”, karena punyanya ha na ca ra ka . Diajari “ Ya Hayyu Ya Qayyum ” keluarnya “ Yo Kayuku Yo Kayumu ”. Diajari “ Rabbil ‘Aalamin ” keluarnya “ Robbil Ngaalamin” karena punyanya ma ga ba tha nga. Orang Jawa tidak punya huruf “ Dlot ” punyanya “ La ”, maka “ Ramadlan ” jadi “ Ramelan ”. Orang Bali disuruh membunyikan “ Shiraathal…” bunyinya “ Sirotholladzina an’amtha ‘alaihim ghairil magedu bi’alaihim waladthoilliin ”. Di Sulawesi, “’ Alaihim” keluarnya “’ Alaihing ”. Karena perbedaan logat lidah ini, maka pada tahun 250 hijriyyah, seorang ulama berinisiatif menyusun Ilmu Tajwid fi Qiraatil Quran , namanya Abu Ubaid bin Qasim bin Salam. Ini yang kadang orang tidak paham pangkat dan tingkatan kita. Makanya tidak usah pada ribut. Murid ulama itu beda dengan murid Rasulullah. Murid Rasulullah, ketika dzikir dan diam, hatinya “online” langsung kepada Allah SWT. Kalau kita semua dzikir dan diam, malah jadinya tidur. Maka disini, di Nusantara ini, jangan heran. Ibadah Haji, kalau orang Arab langsung lari ke Ka’bah. Muridnya ulama dibangunkan Ka’bah palsu di alun-alun, dari triplek atau kardus, namanya manasik haji. Nanti ketika hendak berangkat haji diantar orang se-kampung. Yang mau haji diantar ke asrama haji, yang mengantar pulangnya belok ke kebun binatang. Ini cara pembelajaran. Ini sudah murid ulama. Inilah yang orang belajar sekarang: kenapa Islam di Indonesia, Nahdlatul Ulama selamat, sebab mengajari manusia sesuai dengan hukum pelajarannya ulama. Anda sekalian disuruh dzikir di rumah, takkan mau dzikir, karena muridnya ulama. Lha wong dikumpulkan saja lama kelamaan tidur. Ini makanya murid ulama dikumpulkan, di ajak berdzikir. Begitu tidur, matanya tidak dzikir, mulutnya tidak dzikir, tetapi, pantat yang duduk di majelis dzikir, tetap dzikir. Nantinya, di akhirat ketika “wa tasyhadu arjuluhum ,” ada saksinya. Orang disini, ketika disuruh membaca Alquran, tidak semua dapat membaca Alquran. Maka diadakan semaan Alquran. Mulut tidak bisa membaca, mata tidak bisa membaca, tetapi telinga bisa mendengarkan lantunan Alquran. Begitu dihisab mulutnya kosong, matanya kosong, di telinga ada Alqurannya. Maka, jika bukan orang Indonesia, takkan mengerti Islam Indonesia. Mereka tidak paham, oleh karena, seakan-akan, para ulama dulu tidak serius dalam menanam. Sahadatain jadi sekaten. Kalimah sahadat jadi kalimosodo. Ya Hayyu Ya Qayyum jadi Yo Kayuku Yo Kayumu. Ini terkesan ulama dahulu tidak ‘alim. Ibarat pedagang, seperti pengecer. Tetapi, lima ratus tahun kemudian tumbuh subur menjadi Islam Indonesia. Jamaah haji terbanyak dari Indonesia. Orang shalat terbanyak dari Indonesia. Orang membaca Alquran terbanyak dari Indonesia. Dan Islam yang datang belakangan ini gayanya seperti grosir: islam kaaffah, begitu diikuti, mencuri sapi. Dilihat dari sini, saya meminta, Tentara Nasional Indonesia, Polisi Republik Indonesia, jangan sekali-kali mencurigai Nahdlatul Ulama menanamkan benih teroris. Teroris tidak mungkin tumbuh dari Nahdlatul Ulama, karena Nahdlatul Ulama lahir dari Bangsa Indonesia. Tidak ada ceritanya Banser kok ngebom disini, sungkan dengan makam gurunya. Mau ngebom di Tuban, tidak enak dengan Mbah Sunan Bonang. Saya yang menjamin. Ini pernah saya katakan kepada Panglima TNI. Maka, anda lihat teroris di seluruh Indonesia, tidak ada satupun anak warga jamiyyah Nahdlatul Ulama. Maka, Nahdlatul Ulama hari ini menjadi organisasi terbesar di dunia. Dari Muktamar Makassar jamaahnya sekitar 80 juta, sekarang di kisaran 120 juta. Yang lain dari 20 juta turun menjadi 15 juta. Kita santai saja. Lama-lama mereka tidak kuat, seluruh tubuh kok ditutup kecuali matanya. Ya kalau pas jualan tahu, lha kalau pas nderep di sawah bagaimana. Jadi kita santai saja. Kita tidak pernah melupakan sanad, urut-urutan, karena itu cara Nahdlatul Ulama agar tidak keliru dalam mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad saw. Oleh Agus Sunyoto Lesbumi
0 notes