#nama anak dari Al quran
Explore tagged Tumblr posts
kayyishwr · 11 months ago
Text
Nawaitu ikut jalan Syaikh Ahmad Yasin memperbaiki diri dan sekitar dengan Al Quran, dan fokus kepada pembebasan Al Aqsha
Oh ya btw, di bukunya ustadz Basyir ada beberapa nama yang bisa kita ambil pelajaran
1. Syekh Ibrahim Al Akhdhar, diceritakan baru serius menghafal Quran saat usianya sudah 24 tahun; ijazah pertama beliau bukan dalam bidang keagamaan tapi dari bidang Industri
Hari ini beliau dikenal sebagai salah satu orang yang alim pada ilmu qiraat
2. Syekh 'Abdullah Jarullah, dokter spesialis Family Medicine di Rumah Sakit Militer, sudah selesai S3 juga, beliau mendapatkan ijazah sanad hafalan 30 juz dengan riwayat Hafsh an Ashim dalam 7 tahun, kemudian setoran Qiraat Asyrah kepada Syekh Ibrahim Al Akhdhar 7 tahun lagi, dan rela bolak-balik lebih dari 700 KM
3. Ustadz Tamim, atau kita kenal Ustadz Mutammimul Ula rahimahullah, ayahanda Ustadz Basyir, yg punya 10 anak dengan julukan 10 bintang Quran.
Menikahi istrinya dengan mahar Tafsir Buya Hamka (Tafsir Al Azhar 30 Juz), pernah menjadi politisi, seorang murobbi, dan sangat mencintai Al Quran; tidak pernah absen mengikuti agenda mukhoyyam Al Quran dari 2011-2014, saking cintanya dengan Quran, Mushaf yg digunakan sampai harus diselotip covernya
Bahkan, qadarallahnya, terdapat satu potongan artikel mengenai seorang muqri pemegang sanad tertinggi di dunia; syekh Bakri, yg diselipkan di Mushaf tersebut dengan doa "semoga mushaf ini menjadi saksi bagi pembacanya" dan hari ini Ustadz Basyir, salah satu putra beliau sudah tersambung sanadnya dengan Syekh Bakri tersebut
Pada poin nomor 3 hikmah yg bisa kita pelajari, jika rasanya berat untuk nomor 1&2 adalah, itulah barakah tirakat seorang ayah yg jujur dengan cita-citanya, itulah barakah pernikahan yang dibangun atas komitmen yang lebih tinggi daripada sekadar "harus" dengan dia, itulah komitmen Qurani
87 notes · View notes
blablapret · 6 months ago
Text
Mumpung masih kecil, ajak ngobrol!
Belum lama ini saya dapat curhatan dari ibu senior yg anak sulungnya udah masuk kuliah, anak bontotnya usia SMA. Ibu ini curhat karena merasa bingung, anak2nya udah pada susah diajak ngobrol :')
Yang sulung kuliah merantau, tiap pulang ke rumah sibuk sama hp. Begitupun anak bontotnya, sekolah full day, pulang2 udah ga mau diajak ngobrol. Alesannya udah capek sekolah, di rumah cuma pengen santai2 aja main hp. Sedangkan ibu ini ngerasa anak2 makin gede kok makin merasa kesepian ya, padahal kan kangeen banget sama anak2 yg udah jarang di rumah. Duh kebayang ya :')
***
Waktu main ke keluarga Sali, kami bahas obrolan menarik tentang generasi Fatherless. Betapa anak2 yg kecilnya ga deket sama ortu (terutama ayah), pas gedenya, tiap ketemu ayah, bingung mau ngobrol apa? Saking clue-less nya. Bingung mau bahas apa. Saking ga nyambungnya. Sedih ya :')
***
Dan hari ini, saya dapet insight dari buddy2-nya Supertabi. Tentang betapa berharganya waktu "ngobrol bareng" saat anak2 masih kecil. Sesederhana nontonin hujan yg turun saat berteduh di pelataran indomar*t. Semuanya bisa disambungin ke Asma Wasifat Allah. Kalau menghafal Asmaul Husna yg 99 itu sulit, kita coba dr yg lebih sederhana, yaitu 20 sifat wajib Allah.
Pak Arif Parenthanks bercerita, anaknya, Hawwin yg sekarang kls 4 SD sama sekali ga susah disuruh shalat. Tiap denger azan langsung bergegas. Bahkan kalo bapaknya telat shubuh, Hawwin yg bangunin. Masyaa Allah kok bisa gini? Ternyata sejak anak umur 2 thn tiap hari ga pernah luput dari dialog iman.
Pak Arif kasih contoh cerita menarik. Kebetulan di depan halaman rumah ada bunga pukul 8. Seperti namanya, bunga unik ini cuma mekar di jam 8 pagi. Suatu hari anaknya pernah tantrum ingin suatu benda yg belum bisa diberi ortunya. Pak Arif bilang,"nak, coba lihat bunga pukul 8 itu. Walaupun kamu nangis guling2 karena ingin bunga itu mekar di jam 12 malem, ga akan bisa. Karena Allah udah menentukan waktu mekarnya. Seingin apapun kita terhadap sesuatu, tapi kalau menurut Allah waktunya belum tepat, ya Allah belum kasih". Dan setelah itu anaknya berenti nangis.
Tumblr media
*Bunga pukul delapan putih, Turnera ulmifolia 
Masya Allah, emang bener namanya ga salah. Arif = Bijaksana. Nama keluarganya aja ParenThanks, agar terlahir anak2 yg penuh rasa syukur. Dan masih banyaak contoh2 dialog iman yg bisa kita contek2 inspirasinya.
Apa parameter Dialog Iman ini berhasil? Sampai anak bener2 cinta sama Allah. Cirinya? Ridho dengan perintah syariat. Ga merasa berat menjalankan ibadah, terutama shalat sehari 5x. Dan ini modal yg penting banget utk persiapan masa Baligh.
Jujur insight hari ini nabok banget sih, karena kami masih ada PR di dialog iman. Tabina ga sat-set kalau denger adzan berkumandang, cenderung santai, bahkan suka menunda2. Kadang nyuruhnya sampe drama, mulai pake suara lemah lembut ga mempan, kudu naik pitam dulu baru deh mau wudhu. Padahal anaknya udah 8 tahun. Bentar lagi mau 10 tahun. Duh mana anak sekarang Balighnya cepet banget T_T
Udah pernah konsultasi jg ke kakak Guru, kami dikasih PR utk memperbanyak dialog iman di rumah. Tuh kan, jadi inget PRnya ga tiap hari banget dikerjain :'\ Oke play with daddy harus difokuskan ke sini. Panggilan kepada Abba~
Ini nih serunya jadi warga CBE Whitebee. Kalau udah ketemu keluarga2 yg satu frekuensi, langsung dapet banyaak banget inspirasi yg bisa direnungi. Dapet ilmu gratis yg mahal. Ayok putus generasi fatherless. Yok Bisa Yok! Belajar dari Nabi Ibrahim, Nabi Ya'Qub, Nabi Zakariya, dan Luqman Al Haqim - yg dialog antara BAPAK sama anaknya diabadikan dalam Al Quran. Dialog iman memang lebih efektif dari Ayah. Kata2nya irit, tapi menghujam ke dalam dada.
Baik ayah atau ibu, keduanya harus berperan dalam dialog iman. Tapi ibu2 itu kan terkenal bawel ya. Kata-katanya segalon. Padahal intinya cuma dikit. Anak udah keburu kabur duluan :))
@gitpret
4 notes · View notes
pumimimimi · 8 months ago
Text
Tumblr media
Syameela Family's Spiritual Journey - Ust. Muhajirin Ibrahim
Episode 3 : Tangan Emas Bunda sebagai Wasilah untuk Mengubah Dunia
Beliau mengisahkan dua lelaki hebat pada masa Rasulullah karena ada ibu hebat yang membesarkannya
Cendekiawan dari Mesir:
Hafez Ibrahim
Penyair, yang syairnya sebagai bendungan untuk menahan arus dan laju dari gerakan Barat. Potongan syairnya, Hafez Ibrahim berkata, "Ibunda itu adalah madrasah. Apabila kamu benar-benar sudah mempersiapkan ibu itu. Kalau memang anak-anak kalian sebelum menikah itu sudah dipersiapkan sebagai madrasah. Maka kamu telah mempersiapkan generasi yg harum semerbaknya kemana-mana. Umi, ibu itu adalah taman, apabila dia selalu disirami dengan air kesegaran sehingga kemudian dia menjadi sangat segar sesegarnya."
Syeh Muhammad Khudhair Husain dalam sa'adatul 'Udhma, "Anak itu ketika lahir yang dia kenal dari alamnya itu orang yang ada di dekatnya. Sehingga kemudian orang-orang di sekitarnya inilah yang membentuk ukuran-ukuran di dalam pikirannya, ibunya dan ayahnya."
1. Kisah Zaid bin Tsabit
Zaid ditinggal ayahnya pada usia beliau, dan ia memiliki saudara yang bernama Yazid. Dibalik hebatnya Zaid ada ibu terhebat yang mendidiknya. Ibunnya Zaid bin Tsabit ini dikenal dengan nama Nawwar binti Malik seorang wanita dari bani Najjar yang cerdas, ahli dalam bidang ilmu Al-Quran dan bahasa tulis menulis. Nawwar binti Malik ini selalu memberikan inspirasi kepada anaknya, diajari menulis dan mengajak masuk Islam. Ayahnya bernama Tsabit bin Dhahhak.
Ketika Rasulullah saw hijrah ke Madinah, dimana usia Zaid bin tsabit 11 tahun, menyerahkan roti buatan ibunya kepada Rasulullah, kemudian mendoakan mereka "Barakallahu fika wafi ummi" semoga Allah memberikan barokah untuk dirimu dan dan memberikan barokah untuk ibumu.
Di saat Zaid bin Tsabit di usia 13 tahun, ketika Rasulullah membuka pendaftaran untuk perang Badar, banyak anak-anak yang mendaftar agar diikut sertakan dalam perjuangan ini salah satunya Zaid bin Tsabit. Karena kondisi fisik dan belum cukup umur, ia pun ditolak dan pulang dalam keadaan menangis. Lalu ia ceritakan pada ibunya. Melihat putranya menangis karena ditolak maka Nawwar bin Malik juga ikut menangis dan bersedih karena antusiasme anaknya agar termasuk orang-orang pejuang dalam Islam belum sampai waktunya. Kemudia ia menennngkan anaknya agar tidak berkecil hati. Ibunya sangat mengenali potensi diri anaknya, ia paham betul bahwa Zaid pandai dalam berbahasa. Maka dilatihlah Zaid dalam membaca dan menulis. Hingga tiba masanya, ibunya merasa Zaid telah kompeten dengan kemampuannya, beliau menemui Rasulullah. Ibunya pun menyampaikan kepada Rasulullah, kurang lebih, "Mungkin anakku tidak dapat ikut berperang berjuang bersamamu Ya Rasulullah, tetapi ia anak yang pandai dalam berbahasa". Zaid pun diminta oleh Rasulullah untuk mempelajari bahasa Ibrani (bahasa kaum Yahudi), Allah mampukan Zaid untuk menguasai dalam waktu 15 hari. Mengetahui hal tersebut, Rasulullah meminta Zaid untuk mempelajari bahasa Suryani (bahasa kaum Nasrani) yang digunakan dalam kitan injil. Zaid pun tidak membutuhkan waktu lama. Berdasarkan hasil tersebut, Zaid diangkat sebagai juru tulisnya Rasulullah. Kalau mau bikin surat kepada orang Yahudi dan Nasrani dengan bantuan Zaid.
Dari hasil didikan ibunya tersebut. Zaid bin Tsabit menjadi seorang ulama yang terpilih untuk menuliskan wahyu-wahyu Rasulullah pada lembaran Mushaf, atas rekomendasi Umar bin Khattab kepada Abu Bakar As-shiddiq. Selain itu, Zaid disebutkan sebagai yang paling tahu dalam ilmu faraid (ahli mawaris). Rumahnya Nawwar binti Malik pun menjadi mi'dzanah daar (tempat dikumandangkannya azan} pertama karena atapnya yang paling tinggi.
2. Kisah Anas Bin Malik
Ibunya bernama Ummu Sulaim/Gumaisha/Rumaisha. Ummu Sulaim dan Anas bin Malik masuk Islam. Mengetahui hal tersebut, suaminya, Malik, tidak suka.hingga kabur meninggalkan mereka.Ummu Sulai tidak gentar, tetap teguh dalam pendirian Dalam kondisi kaburnya, dia ikut berperang dalam perang saudara bangsa Arab, yang berujung pada kematian. Ummu Sulaim sebagai wanita idaman dan sempurna pada masa itu, Abu Thalhah mengingkan untuk menikahinya. Abu Thalhah saat itu belum dalam keadaan muslim. Ummu sulaim menerima ajakannya, dengan syarat Abu Tholhah masuk Islam. Abu Thalhah menerimanya, mereka pun menemui Rasulullah. Masuknya ia kedalam Islam dijadikan sebagai mahar untuk menikahi Ummu Sulaim.
Saat usia Anas bin Malik berusia 9 tahunn, Ummu Sulaim menyerahkan anaknya untukmenjadi pelayannya Rasulullah, tanpa upah, karena jiwa dan ketaatannya yang sudah ditanamkan oleh ibunya sejak kecil.
Dari Abu Tholhah lahirlah banyak anak-anak laki-laki dan menjadi ummul qurro', karena didikan Ummu Sulaim, yaitu orang2 yang pandai dalam membaca Al quran dan mengajarkannya.
Selain itu, Anas bin Malik pun melahirkan banyak keturunan, ada yang menyebutkan hingga 30 anak, dan banyak diantaranya menjadi ulama'.
Tugas seorang ibu tidaklah sederhana, sekecil apapun setiap peluh dan keringatnya dari usaha yang dikeluarkan oleh seorang ibu demi cita-cita yang baik untuk anaknya kemudian anaknya itu melakukan setiap amal yang baik, maka amal tersebut ikut didapatkan oleh ibunya.
Hasil didikan dari ibu sebagai madrasah pertama bagi anaknya, maka akan menghasilkan generasi-generasi terbaik setelahnya. Sebagaimana kisah Ummu Sulaim, melahirkan Annas bin Malik, dan saudara lainnya, hingga Annas bin Malik menghasilkan keturunan menjadi para ulama'.
MasyaAllah..
2 notes · View notes
rhuslan08 · 10 months ago
Text
Menyebar SS chat ini di sosmed (teringat ada tulisan penjelasan di web kami muslimafiyah.com).
Poin2nya:
1. Anak Yatim itu nafkahnya menjadi tanggungan keluarga ayah (paman, kakek dll) bukan tanggung jawab ibunya yg janda, krnanya yg berhak menikahkan & jadi wali itu hanya laki-laki dari keluarga ayah
2. Ibu yang janda nafkahnya memang bukan tanggung jawab keluarga suami, tapi kembali ke keluarga sang istri misalnya ke bapaknya, pamannya, saudara laki-lakinya
3. Apabila ingin berbuat baik kepada ibu sang anak yatim, maka keluarga suami boleh memberikan bantuan keuangan
4. Wanita boleh bekerja asalkan terpenuhi syarat2 dan tidak menelantarkan sang anak
5. Dalam kasus ini, sang paman bisa saja menikahi ibu yg janda tersebut (jika mau & cocok lho), krna dulu statusnya mahram muaqqat (sementara), pasca meninggal suaminya, bukan mahram lagi. Ini bisa jadi win-win solution menafkahi ibu sekaligus anak yatimnya
Jika chat ini benar di dunia nyata semoga Allah memudahkan urusan semuanya (ada info kalau gambar adalah fake chat)
___________
# Anak Terlantar Karena Suami Tidak Paham Fiqih Menafkahi Keluarga
[Rubrik: Faidah Ringkas]
Seorang suami merupakan orang yang berkewajiban dalam menafkahi keluarganya, kepada istri dan anak-anaknya. Hal ini telah ditegaskan dalam Al-Quran, Allah berfirman,
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut.” (QS. Al-Baqarah: 33)
Di dalam hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Hindun binti ‘Utbah, istri dari Abu Sufyan, telah datang berjumpa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan itu orang yang sangat pelit. Ia tidak memberi kepadaku nafkah yang mencukupiku dan anak-anakku sehingga membuatku mengambil hartanya tanpa sepengetahuannya. Apakah berdosa jika aku melakukan seperti itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خُذِى مِنْ مَالِهِ بِالْمَعْرُوفِ مَا يَكْفِيكِ وَيَكْفِى بَنِيكِ
“Ambillah dari hartanya apa yang mencukupi anak-anakmu dengan cara yang patut.” (HR. Bukhari, no. 5364; Muslim, no. 1714)
Seorang ayah yang mampu maka dia wajib menafkahi anaknya yang tidak memiliki kecukupan harta. Untuk anak laki-lakinya dia nafkahi hingga berusia baligh, sedangkan untuk anak perempuannya dia nafkahi hingga menikah.
Seandainya sepasang suami istri bercerai, maka anak mereka tetap menjadi tanggungan sang ayah, bahkan walaupun anak tersebut dibawa oleh sang ibu. Aturan ini yang jarang dipahami oleh para ayah sehingga menyebabkan banyak anak terlantar saat orang tua mereka bercerai. Ibunya menjadi janda lantas kesulitan mencari pekerjaan, sedangkan ayahnya tidak mau menafkahinya.
Perlu dipahami bahwasanya hak pengasuhan tidak ada hubungannya dengan hak menafkahi. Walaupun anaknya memilih diasuh oleh ibunya, yang wajib menafkahinya tetap ayah kandungnya, bukan ibu yang mengasuhnya apalagi ayah tirinya. Sama halnya dengan nasab anak tersebut, tetap dinisbatkan kepada ayah kandungnya, walaupun ibunya bercerai dengan ayahnya dan dia memilih ikut ibunya.
ketika ayah kandungnya meninggal maka yang berkewajiban menafkahi anak-anak tersebut tetap juga bukan ibunya, melainkan kerabat ayahnya yang mampu dari ahli warisnya dari kalangan laki-laki, seperti kakek, paman atau saudara kandung ayah. Ahli waris dari kerabat ayah saling musyawarah akan hal ini. Oleh karena itu, yang paling berhak menjadi wali bagi seorang wanita yang hendak menikah, kalau tidak ada ayah maka kerabat laki-laki dari jalur ayah.
Artikel www.muslimafiyah.com
(Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma'had Al Ilmi Yogyakarta)
___________
Gabung grop WA ARTIKEL dakwah dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Insyaallah dikirim artikel setiap hari
Silakan klik link:
https://wa.me/628996616456
Kirim dengan format:
#Nama#Daerah#Ikhwan/Akhwat
Tumblr media
2 notes · View notes
nhadiyati · 11 months ago
Text
Surat Untuk Deana
Tumblr media
Assalamuaikum Deana :) Umurmu sekarang 2 minggu 6 hari, sebentar lagi mau sebulan. Tidak sangka tiba dimoment menulis surat untukmu anakku tersayang. Salam yang mama ucap sama dengan harapan untuk abang dan kakak sepupumu yang mendapat surat serupa, agar Deana terbiasa untuk berdoa ditengah hiruk pikuk dunia dan dengan salam ini merupakan langkah tersimpel untuk mendekatkan hati-hati dijalanNya. karena salam adalah doa kesejahteraan.
Deana Nadhira Maiza, dari sekian penjelajahan di dunia nama untuk menemukkan nama terbaik, nama tersebut terpilih dengan penuh doa terbaik. Deana berasal dari bahasa latin yang artinya hebat, Nadhira berasal dari bahasa arab dan penggalan ayat al-quran untuk menggambarkan wajah yang berseri, sedangkan Maiza berasal dari bahasa arab yang artinya cerdas dan bijaksana... Maiza juga merupakan permainan kata antara nama papa Maruf, mama yatI, Atok riZal, dan eyang mArwandi. Nama istimewa untuk kamu yang teristimewa.
Untuk cerita kelahiranmu izinkan mama bercerita dalam laman tersendiri karena banyak hal yang kita lalui bersama dan ketika mama sudah bisa merangkai kata lebih runtut. Dan doa Mama selalu sama seperti doa untuk sepupumu yang lain yang sudah atau akan terlahir : Jadilah yang kamu mau ya tapi tetaplah berjalan lurus kearah Sang Pencipta jangan menjauh dan jangan berbelok atau berpaling sedikit… terdengar sederhana tapi mama mu ini tahu itu pesan yang rumit, selipkan selalu “Ya muqalibal qulub tsabit qabli ala diinik” nanti dalam doamu
Jadilah anak yang selalu mama dan papa doakan: anak yang sehat jasmani dan rohani, dicantikkan rupanya, dilembutkan hatinya, dibaikkan budinya, dilancarkan lisannya, beramal shaleh.
Jadi orang yang bermanfaat dalam kebahagian yang abadi serta membahagiakan. خير الناس أنفعهم للناس - Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, demikianlah hadist Rasulullah
Yang terbaik diantara yang baik untuk Anakku , Allahmua inni as'aluka khairal masa alati wa khairaddu'aai wa khairannajaa'ii wa khairal'ilmi wa khairal'amali :)
Aku sangat menantikan tiap hari kita bertemu, dan kita sudah sejauh ini nak. Sampai kapanpun kamu tidak pernah berhutang budi apapun padaku yang mengandungmu. Karena aku yang menginginkan kamu hadir ditengah kehidupan kami, memberi gelar mama untukku dan papa untuk suamiku. Jadi kami akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu nak..
Deana, Mama dan juga Papa mencintaimu dengan apapun, kapanpun, dimanapun, berapapun, bagaimanapun. Salam dari aku, Mamamu yang berbahagia dan akan terus berusaha untuk kebahagiaan Deana, yang ternyata hatinya punya hitungan matematika yang mengejutkan, masing-masing cinta 100% untuk kamu, papa, abang Omar, abang Ai, abang Adzriel, Kakak Mira, Kakak Adel, nenek, Atok, aunty rani dan om rijal, aunty dhana dan om jodi mu. anna uhibbukum fillah :)
5 notes · View notes
sisterinblack · 1 year ago
Text
Tumblr media
Ringkasan dari kajian:
📚 MULIA DENGAN MANHAJ SALAF.
👤 Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حَفِظَهُ الله تَعَالَى.
🎬 https://youtu.be/7dghYmiz34I
بسم الله الرحمن الرحيم
Nikmat-nikmat terbesar:
[1] Nikmat mendapat hidayah diatas Islam.
Lihat di dalam Al-Quran;
> Surat Al-Maidah ayat 37,
يُرِيدُونَ أَنْ يَخْرُجُوا مِنَ النَّارِ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنْهَا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ
"Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal."
> Surat Al-Bayyinah ayat 6-7,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ (6) إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (7)
"(6) Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (7) Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk."
> Surat Al-Maidah ayat 3,
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
[2] Nikmat mendapat hidayah diatas Sunnah.
Orang-orang yang menyimpang dari Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam mengakibatkan mereka tertolak amalnya, tidak merasakan ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan.
( lihat hal.282 )
عَنْ أُمِّ المُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم [ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Dari Ibunda kaum mukminin, Ummu Abdillah Aisyah –semoga Allah meridhainya- beliau berkata: Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu hal yang baru dalam perkara kami ini yang tidak ada (perintahnya dari kami) maka tertolak (H.R alBukhari dan Muslim). Dalam riwayat Muslim: Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintah kami, maka tertolak.
Agar beribadah dapat diterima harus memenuhi dua syarat,
1) Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar/kecil.
2) Ittiba', sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam.
[3] Nikmat mendapat hidayah untuk selalu dan senantiasa menuntut ilmu syar'i.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)
سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Turmudzi)
( lihat hal.7 )
Islam yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam dan diajarkan kepada para shababat adalah Islam yang putih bersih tanpa campuran syirij, bid'ah, khurafat dan tanpa tambahan apapun.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda,
قد تركتكم على البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها بعدي إلا هالك ومن يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا، فعليكم بما عرفتم من سنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ وعليكم بالطاعة وإن عبدا حبشيا، فإنما المؤمن كالجمل الأنف حيثما قيد انقاد
“Sungguh telah aku tinggalkan kalian di atas putih bersih, malamnya seperti siangnya, tidak ada yang melenceng darinya setelahku kecuali pasti binasa, siapa yang hidup di antara kalian nanti akan melihat perpecahan yang banyak. Hendaklah kalian pada waktu itu berpegang kepada apa yang kalian kenal dari sunnahku dan sunnahnya khulafa rasydin yang diberi petunjuk. Gigitlah ia dengan gigi geraham, dan hendaknya klian tetap taat kepada peminpin kalian, walaupun ia seorang budak Habasyah (Etiopia), dan perumpamaan seorang mukmin itu seperti unta yang lunak (jinak) .” (HR Ibnu Majah, Ahmad, dan Al-Hakim)
( Baca hal.20 tentang umat Islam akan berpecah menjadi 73 golongan dan hanya 1 golongan yang masuk surga yaitu al-Jama'ah )
( lihat hal.8 )
Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
"Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya." (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13).
Di dalam Al-Quran surat Shad ayat 82 - 85,
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83) قَالَ فَالْحَقُّ وَالْحَقَّ أَقُولُ (84) لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ أَجْمَعِينَ (85)
"(82) Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, (83) kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (84) Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan". (85) Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya."
( lihat hal.15 )
Salaf adalah sifat yang khusus dimutlakkan kepada para Shahabat. Ketika disebutkan Salaf maka yang dimaksud pertama kali adalah para Shahabat. Adapun selain mereka ikut serta dalam makna Salaf ini, yaitu orang-orang yang mengikuti mereka. Artinya, bila mereka mengikuti para Shahabat maka disebut Salafiyyin, yautu orang-orang yang mengikuti Salafush Shalih.
Di dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 100,
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar."
Note:
• Golongan Muhajirin, orang-orang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah.
• Golongan Anshar, orang-orang yang membantu kaum Muhajirin yang datang ke Madinah.
Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda,
كل أمتي يدخلون الجنة إلا من أبى، قيل ومن يأبى يا رسول الله؟! قال: من أطاعني دخل الجنة، ومن عصاني فقد أبى
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Ada seseorang yang bertanya, siapakah orang yang enggan tersebut wahai Rasulullah ? Beliau bersabda, “Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga“
( lihat hal.16 ) Yang dimaksud dengan Salaf pertama kali adalah para Shababat.
خَيْرَ أُمَّتِـي قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik umatku adalah pada masaku (yaitu masa para Shahabat) Kemudian orang-orang yang setelah mereka (generasi berikutnya, masa Tabi'in), lalu orang-orang yang setelah mereka (masa Tabi'ut Tabi'in).” (Shahih Al-Bukhari, no. 3650)
Di dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat 10,
وَمَا لَكُمْ أَلَّا تُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
"Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."
( Baca hal.17 tentang Salaf yang suka kepada kuda jantan )
( Baca hal.17-18 tentang perintah untuk bersabar ketika menjalankan Sunnah )
( lihat hal.19 )
Salaf tidak menunjukkan kepada satu golongan, tapi menunjukkan kepada orang-orang yang berpegang kepada Al-Quran dan As-Sunnah menurut pemahaman yang benar.
Lihat Al-Quran Surat Al-Fath ayat 18 tentang orang-orang yang berbaiat kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam dibawah pohon,
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا
"Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)."
Di dalam Al-Quran:
> Surat Al-Hasyr ayat 8 tentang orang-orang Muhajirin,
لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ ي��بْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
"(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar."
> Surat Al-Hasyr ayat 9 tentang orang-orang Anshar,
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung."
> Surat Al-Hasyr ayat 10 tentang orang-orang sesudah para Tabi'in,
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".
Orang beriman itu mencintai dan mendoakan para Shahabat bukan mencaci maki karena kita mendapatkan ilmu Sunnah itu melalui perantara para Shahabat. Hanya orang-orang sesat, yang rusak hatinya, rusak agamanya dan rusak akalnya (tidak waras) yang mencaci para Shahabat.
( lihat hal.67 )
Hujjah yang wajib diikuti oleh kaum Muslimin,
( 1 ) Di dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 115,
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali."
Surat Al-Baqarah ayat 285,
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
"Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".
( lihat hal.69 )
( 2 ) Surat Al-An'am ayat 153,
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa."
Surat Ibrahim ayat 34,
وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."
Surat Al-Ahzab ayat 72,
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh."
( lihat hal.82 )
( 3 ) Surat Ar-Rum ayat 31 - 32
مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (31)
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ (32)
"(31) dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, (32) yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."
Surat Al-An'am ayat 159,
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ ۚ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat."
> Jangan melakukan perbuatan syirik. Jangan mengikuti mereka yang berbuat syirik. Jangan berpecah belah agama dalam beberapa golongan.
( lihat hal.96-98 )
( 4 ) tentang perintah untuk berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam dan Sunnah Khulafa-ur Rasyidin sepeninggal beliau ketika terjadi perpecahan dan perselisihan.
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda,
اِتَّبِعُوْا وَلاَ تَبْتَدِعُوْا فَقَدْ كُفِيْتُمْ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Hendaklah kalian mengikuti (Sunnah Nabi) dan janganlah kalian berbuat bid’ah. Sungguh kalian telah dicukupi dengan Islam ini, dan setiap bid’ah adalah sesat”. (Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam Mu’jaamul Kabiir, no. 8770).
( lihat hal.139 ) tentang keharusan yang dijadikan suri teladan adalah Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam dan para Shahabat, dikarenakan:
1) Paling baik hatinya,
2) Paling dalam ilmunya,
3) Paling sedikit bebannya (tidak memaksakan diru),
4) Paling lurus petunjuknya (mengacu pada Al-Quran dan Sunnah)
5) Paling baik keadaannya (baik akhlaknya, ibadahnya, hubungannya dengan Allah, keluarga dan manusia lainnya)
( lihat hal.265 )
Prinsip-prinsip dakwah salafiyah.
(1) Kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih.
Al-Quran surat An-Nahl ayat 25,
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
"(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu."
( lihat hal.268-273 )
(2) Berdakwah kepada Tauhid dan mengikhlaskan amal semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jangan berhenti belajar ilmu tauhid; Tauhid Rububiyah, Uluhiyyah dan Al-Asma' wash Shifat.
Thogut:
"Kullu man ubida min duuniLlah wa huwa radhin - Setiap orang yang disembah selain Allah & ia pun ridha untuk disembah"
"Kullu ma'ubida min duni Allah - Semua yang disembah selain Allah."
Pokok-pokok Thogut:
(1) Iblis.
(2) Mengajak orang untuk menyembah dirinya.
(3) Barangsiapa yang disembah dan ia ridha untuk disembah.
(4) Tukang ramal.
(5) Orang yang berhukum selain kepada hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Al-Quran surat Ali-Imran ayat 72,
وَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمِنُوا بِالَّذِي أُنْزِلَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوا آخِرَهُ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
"Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran)."
(3) Dakwah Ahlus Sunnah Salafiyyun mengajak umat Islam untuk beribadah kepada Allah dengan benar.
> Kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya.
> Meyakini Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam adalah utusan Allah yang menyampaikan ajaran-Nya. Yang kita wajib membenarkan dan meyakini beritanya dan mentaati perintahnya
والله تعالى أعلم
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
📝 Ima Bintu Ali
5 notes · View notes
qiftiyaa · 2 months ago
Text
#7 interaksi
Tumblr media
*foto dari gate 310
Tiap sudut Medina, akan selalu membuat rindu pengunjungnya. Apalagi di Nabawi. Btw, seorang kenalan meringkas kenapa Medina menjadi kota yang sehat dan aman. Selengkapnya di sini.
Saat mau masuk masjid, akan ada pemeriksaan tas/barang bawaan oleh askar. Biasanya yang membawa makanan besar tidak diperbolehkan masuk atau isi tasnya yang dikeluarkan—ditinggal di luar. Kalau bawa cemilan/makanan ringan kemasan cimit-cimit insyaallah aman.
Di dalam masjid, sesekali saya melihat mbak-mbak setempat ada yang menggelar halaqah—sedang membaca Al Quran, atau ada yang merapal bait-bait nadhom. Kali ini saya gak ikutan nyimak karena nadhomnya terdengar asing wkwk. Tidak lupa bayi-bayi, anak-anak (yang lucu, menggemaskan, cantik, ganteng itu) bersama ibu&/keluarganya. Sesekali saya ajak ngobrol—paling mentok tanya asal negara, nama atau say hi (katanya introvert? tapi sering ngajak ngobrol juga) wkwk.
pintu 25
Di sudut tertentu, anak-anak tidak diperkenankan masuk oleh askar. Suatu siang, saat saya mengajak jamaah anak kecil kelas 1 SD (& ibu-ibu jamaah lain) masuk di ruang agak dalam dari pintu 25, masih diperbolehkan. Sedangkan adiknya, yang masih PAUD, masih di toilet. Saya jemput ke luar dan mengajak si adik masuk ke ruang dalam. Tiba-tiba dipanggil oleh askar, "Sister, mamnu' lil athfal." Anak kecil tidak boleh masuk. Saya bilang, "Yaa, sister. Ummuha hinak." Ibunya di sana.
Yang saya ingat dari percakapan itu, askar menawari bantuan kurang lebih begini, "Sini anaknya saya jaga. Kamu bilang ke ibunya." ((agak sedikit kecewa, tapi—yaudalahya—sadar bahwa ini tempat suci)) Akhirnya saya bilang ke para krucil untuk menunggu dulu di tempat jaga ini, sembari saya panggilkan mamanya huhuhu. Buru-buru saya masuk dan meminta mamanya untuk pindah shaf salat di belakang karena anak kecil tidak diperkenankan masuk.
Kenapa, sih, pintu 25? (tentu saja ini adalah preferensi) soalnya di sini lebih tenang vibesnya, lebih syahdu, lebih dingin, dari pintu 12. Pintu 12 adalah pintu paling dekat dengan hotel tempat kami menginap kemarin. Jadi kalau mau masuk lewat pintu ini, jalannya lebih ekstra. Kurang lebih 15-20 menitan jalan kaki.
Selain itu karena pintu 25 lebih dekat dengan Raudhah. "Barangkali Raudhah dibuka untuk umum, Mbak. Kan, lebih dekat. Bisa langsung sat-set," kata adik-adik Gontor. "Oh, bener juga. Aku inget ini pintu yang sering Ibukku ajak dulu. Masuk Raudhahnya bejubel," jawab saya.
Setelah salat bareng si S & T, keesokannya, saya bilang ke ibu-ibu jamaah sekamar, "Bu, saya pengin salat di pintu 25. Kemarin habis dari sana sama temen-temen. Tapi agak jauh jalannya." Eh, pada ikut semua—berikut bocil yang berbeda kamar, dari waktu duhur hingga ashar.
my lack of caring
Di pintu 25 ini (kayaknya freonnya kebanyakan wkwk atau settingan suhunya dibuat rendah, atau yaa crowd jamaahnya tidak sebanyak di pintu 12, jadi) lebih terasa dingin. Kalau ada yang tidak tahan dingin, baiknya ambil shaf salat tidak terlalu ke dalam, atau bawa jaket-kaos kaki tebal, atau pilih shaf yang jauh dari tiang AC, atau salat sekali saja tidak perlu menunggu waktu salat berikutnya. My lack of caring, ibu-ibu jamaah kemarin ada yang masuk angin😭🙏🏻.
Saya merasa bersalah. Sudahlah jauh, kedinginan pula. Setelah itu, saya minta maaf ke beliau karena gara-gara saya ajak salat jauh (dan lupa tidak memberi tahu kalau dingin—karena sendirinya suka dingin) huhuhu. Tadi, pas scrolling instagram, pemilik akun centang biru di tulisan #1, membagikan sepenggal nukilan buku—yang sepertinya tepat untuk refleksi pribadi atas kejadian kemarin.
Kemampuan berinteraksi dengan sesama yang dimiliki generasi hari ini terancam karena keasyikan mereka dengan dunianya sendiri. —Filsafat Moral, karya Fahruddin Faiz
Bu, jangan kapok diajakin qifti lagi, yaa.
(bersambung)
*ini adalah cerita-cerita umrah di akhir bulan Safar-Rabiul Awal (sebelum maulid) 1446H, yang (kemungkinan) akan kuromantisasi habis-habisan. sebagai pengingat pribadi dan semoga ada manfaat yang bisa diambil, yah!
0 notes
theartismi · 4 months ago
Text
Cinta itu butuh pembuktian !!!
Kepahlawanan sahabat Rasulullah patut kita teladani termasuk figur yang satu ini. Allah menganugerahkan karunia-Nya kepada sosok pemberani ini. Seorang hafiz, terampil menulis, pakar ilmu waris, dan menguasai bahasa asing dalam waktu singkat. Rasulullah mempercayainya sebagai penulis wahyu. Tulisannya indah serta bacaannya lancar yang menggambarkan kecerdasan serta ketelitian. Banyak prestasi lainnya dan cukup diwakili oleh satu kalimat ini saja, bahwa ia adalah Zaid bin Tsabit. Ya, nama ini melengkapi argumen mengapa dia hebat.
@theartismi | Bukticintarasul
Nggak mudah tuk dijelaskan kenapa Zaid kecil begitu istimewa dibandingkan teman sebayanya. Ini patut ditiru oleh kids zaman now.
Sobat pasti inget kisah seorang ‘ABG’ yang begitu semangat menyambut seruan jihad. Inilah awal kisah hebatnya. Bukankah skenario kelahiran seorang bintang biasanya dalam kejadian heroik dan situasi darurat?
Ketika itu menjelang perang Badar, datanglah seorang remaja dengan menggenggam sebilah pedang yang panjangnya melebihi badan anak tersebut.
Dia berjalan tanpa ragu melewati barisan menuju Rasulullah. Dia berkata, “Aku bersedia mati untuk Baginda, wahai Rasulullah! Izinkan aku pergi berjihad memerangi musuh Allah di bawah panji Baginda”.
Rasulullah takjub, namun beliau terpaksa menolak permintaan anak tersebut karena masih belia. Sebagai remaja yang cenderung ekspresif, Zaid sedih dan kecewa. Dia pulang sambil menggusur pedangnya menggesek tanah.
Jika mendekatkan diri kepada Rasulullah sebagai prajurit masih ‘gagal’, Zaid pun berfikir cara lain yakni dengan jalan keilmuan.
Ia ingin berbakti dan mendampingi Rasulullah selalu. Rasulullah menyambutnya. Beliau kagum dengan bacaan al-Quran Zaid yang menunjukkan pemahamannya.
Rasulullah lalu meminta Zaid untuk mempelajari baca tulis bahasa asing. Dalam surat menyurat, Zaid menjadi sekretaris sekaligus translator beliau.
Setelah yakin dengan kemampuan Zaid, Rasulullah menugaskannya untuk menulis risalah langit. Bila wahyu turun, Zaid dipanggil untuk menuliskannya.
Rasulullah pun mengabulkan obsesi Zaid sewaktu belia untuk menjadi seorang mujahid dengan melibatkannya dalam beberapa peperangan.
Sejak saat itu, kepastian peran seorang Zaid tinggalah prosesi dan menyongsong sebuah kepercayaan. Ketika al-Quran akan dihimpun, tiada pilihan lain dari Khalifah Abu Bakar Shiddiq kecuali jatuh kepada Zaid.
Dalam beban psikologis, Zaid senior tak lagi berambisi menggebu-gebu dan lebih berkespresi dengan sikap tawadhu. Ia mengungkapkan, “Demi Allah. Seandainya aku diminta untuk memindahkan sebuah gunung, rasanya itu lebih ringan’.
Ketika Khalifah Utsman bin Affan akan meyatukan mushaf, Zaid pun dipercaya menjadi ketua tim proyek besar tersebut hingga jadilah al-Quran seperti yang kita miliki sekarang.
Zaid juga seorang negarawan sejati. Selain menjadi bendahara dan pengurus baitul mal, Zaid adalah Gubernur Madinah di masa Khalifah Umar bin Khattab. Zaid juga dipercaya menjadi khalifah sementara ketika Umar dan Utsman menunaikan ibadah haji.
Sob, contohlah Zaid yang sejak remaja punya semangat tinggi untuk membela Islam. Berikanlah potensimu untuk Islam dan nggak usah minder kamu akan dipandang sebelah mata atau dianggap anak kemarin sore.
Setialah di jalan dakwah Rasulullah selagi sekolah, lanjut kuliah hingga saat pembuktian di masa dewasamu. Tak ada sosok legend tanpa usaha sedari muda, dan tentu tanpa ambisi untuk meraih kepopuleran.
Jadilah pejaga al-Quran agar hukumnya diterapkan dan ikutlah menuliskan tinta emas peradaban. Besok atau lusa siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan?
(Media Umat | eds.208, November 2017)
0 notes
quransurahverses · 5 months ago
Text
5:3
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحْمُ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلْمُنْخَنِقَةُ وَٱلْمَوْقُوذَةُ وَٱلْمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُوا۟ بِٱلْأَزْلَـٰمِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ ٱلْيَوْمَ يَئِسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَٱخْشَوْنِ ۚ ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَـٰمَ دِينًۭا ۚ فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍۢ لِّإِثْمٍۢ ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ ٣
Forbidden to you are carrion, blood, and swine; what is slaughtered in the name of any other than Allah; what is killed by strangling, beating, a fall, or by being gored to death; what is partly eaten by a predator unless you slaughter it; and what is sacrificed on altars. You are also forbidden to draw lots for decisions.[1] This is all evil. Today the disbelievers have given up all hope of ˹undermining˺ your faith. So do not fear them; fear Me! Today I have perfected your faith for you, completed My favour upon you, and chosen Islam as your way. But whoever is compelled by extreme hunger—not intending to sin—then surely Allah is All-Forgiving, Most Merciful.
— Dr. Mustafa Khattab, The Clear Quran
[1] To make a decision in pre-Islamic Arabia, a person would draw one of three straws: one saying “Do it,” the other “Do not do it,” and the third was left blank, whereas in Islam there is a special prayer (called istikhârah) for guidance when making a decision.
Hurrimat AAalaykumu almaytatu waddamuwalahmu alkhinzeeri wama ohilla lighayri Allahibihi walmunkhaniqatu walmawqoothatu walmutaraddiyatuwannateehatu wama akala assabuAAuilla ma thakkaytum wama thubihaAAala annusubi waan tastaqsimoo bil-azlamithalikum fisqun alyawma ya-isa allatheena kafaroomin deenikum fala takhshawhum wakhshawni alyawmaakmaltu lakum deenakum waatmamtu AAalaykum niAAmatee waradeetulakumu al-islama deenan famani idturra fee makhmasatinghayra mutajanifin li-ithmin fa-inna Allahaghafoorun raheem
— Transliteration
Diharamkan kepada kamu (memakan) bangkai (binatang yang tidak disembelih), dan darah (yang keluar mengalir), dan daging babi (termasuk semuanya), dan binatang-binatang yang disembelih kerana yang lain dari Allah, dan yang mati tercekik, dan yang mati dipukul, dan yang mati jatuh dari tempat yang tinggi, dan yang mati ditanduk, dan yang mati dimakan binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih (sebelum habis nyawanya), dan yang disembelih atas nama berhala; dan (diharamkan juga) kamu merenung nasib dengan undi batang-batang anak panah. Yang demikian itu adalah perbuatan fasik. Pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa (daripada memesongkan kamu) dari ugama kamu (setelah mereka melihat perkembangan Islam dan umatnya). Sebab itu janganlah kamu takut dan gentar kepada mereka, sebaliknya hendaklah kamu takut dan gentar kepadaKu. Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu ugama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redakan Islam itu menjadi ugama untuk kamu. Maka sesiapa yang terpaksa kerana kelaparan (memakan benda-benda yang diharamkan) sedang ia tidak cenderung hendak melakukan dosa (maka bolehlah ia memakannya), kerana sesungguhnya Allah maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
— Abdullah Muhammad Basmeih
0 notes
ngajidenganwan · 5 months ago
Link
🌅 Welcome the dawn with Quranic recitation, finding peace and clarity in its soothing and melodious verses. 🌅🎶 #QuranicRecitation #MorningPeace
0 notes
lonewolflady12 · 5 months ago
Text
It Starts with a Death - #4. Memulai
Satria melirik sejenak ke arah Harsya yang baru saja menghabiskan roti bakar isi gulanya. “Udah?” 
“Hmmm,” Harsya mengangguk dengan mulut masih sibuk mengunyah sembari membawa piring dan gelas kopinya ke wastafel dapur. 
Samar-samar dari luar terdengar lantunan ayat  Al Quran dari pelantang masjid jelang adzan Subuh beradu dengan suara aliran air dari wastafel. 
Menjadi satu-satunya penghuni di rumah ini sejak Harsya pergi, Satria biasa memulai aktivitasnya pada jam 7 pagi dengan bersih-bersih, sarapan, mandi, lalu berkutat dengan pekerjaannya di toko. 
Atau, tak jarang ia harus bepergian entah bertemu supplier, penerbit, pengarang, ataupun penyelenggara acara yang ingin menghelat hajatan mereka di toko milik Satria -- yang tak jauh-jauh dari peluncuran dan diskusi buku atau pembacaan puisi. 
Keputusan yang Satria buat dan sepakati bersama Harsya tadi malam yang berujung kepada dirinya kini bangun lebih pagi, sudah rapi sebelum Subuh, dan siap pergi selama beberapa hari. 
Demi menemui Ayah -- atau apapun yang tersisa darinya. 
“Udah ngopi lo, Sat?” suara Harsya membuyarkan lamunan Satria. “Sat?”
“Eh, sori. Udah, Sya. Mo berangkat sekarang?” 
“Well… kalo lo udah siap sih ayo,” Harsya menatapnya dari tempat ia berdiri. 
Kata orang-orang, sangat mudah menebak bahwa Satria dan Harsya adalah sepasang saudara walau wajah mereka tidak betul-betul identik layaknya salin-tempel. 
Tarikan wajah mereka berdua yang serupa-lah yang dengan mudah menjadi petunjuk pertalian Satria dan Harsya; garis rahang tegas, dan iris mata coklat tua yang sama-sama ekspresif tak peduli betapa berbedanya watak kedua pemiliknya. 
Wajah khas anak lelaki keluarga Wismoyo; jejak-jejak yang Ayah dan Ibu titipkan ke mereka sampai hari ini. 
Dua anak lelaki yang tidak berbicara satu sama lain kecuali hal-hal penting, termasuk pada Subuh ini ketika mereka memasukkan tas mereka ke jok belakang mobil Satria. 
“Titip rumah ya, Pak,” kata Satria saat berpamitan ke satpam kompleks. “Saya mau ke luar kota beberapa hari.” 
“Oke, Mas. Sendiri?” tanya satpam yang berjaga di pos, matanya mengarah ke Harsya di kursi penumpang yang hanya mengangguk sopan. 
“Adek saya,” jawab Satria singkat. “Duluan.” 
***
“Nyalain radio aja, Sya, kalo mau,” kata Satria saat mobil mereka memasuki gerbang tol. “Atau tidur kalo masih ngantuk,” 
“Hmm,” Harsya hanya menggumam. “Nanti mau di mana kita gantian nyetir?” 
“Gampang lah, ntar kalo capek kita melipir istirahat di mana gitu,” Satria melirik sejenak adiknya. “Udah bisa nyetir lo emang?” 
“Udah dari jaman kuliah. Diajarin temen.”
“SIM berarti ada?”
“Yep. Mobilnya yang belom ada,” 
“Lah trus selama ini lo nyetir mobil siapa?” 
“Mobil kantor. Itu juga nggak tiap hari.”
“I see.” 
Hening kembali menyelimuti kendaraan Satria. Jelang fajar begini, jalan tol sudah mulai padat dengan kendaraan orang-orang yang enggan berkutat dengan kemacetan sehingga rela keluar rumah sebelum matahari terbit. 
Satria yakin, telat 20 menit saja dari rumah, mereka pasti sudah terjebak macet. 
“Sat,” 
“Hmm?” tangan Satria yang sudah akan menyalakan radio berhenti.
“Lo nggak apa-apa ninggalin toko lo berapa hari gitu?” 
“Nggak masalah. Udah pernah juga gue tinggal-tinggal,” 
“Karyawan lo berapa sih?” 
“Dua anak store, satu sekuriti, sama gue,” 
“Gue sering tuh baca toko lo jadi tempat event-event gitu. Kayaknya anak kantor gue pernah ngeliput di sana,”
“Siapa? Kali gue inget,” 
Harsya menyebut sebuah nama yang Satria tidak ingat pernah mendengarnya atau tidak. “Liputan acara paling ya, bukan liput tempat gue,” 
“Iya. Launching buku puisi apa gimana gitu,” Harsya berdehem. “Untung yang ngisi di tempat lo bukan orang problematik,” 
“Misalnya?”
“Ya itu lah, yang kasusnya rame udah dari taun lalu,” Satria ingat siapa yang Harsya maksud, walau tidak ada nama yang disebut. “Tapi tempat lo screening gitu nggak sih kalo ada yang mau nyewa buat acara?”
“More or less,” jawab Satria. “Gue juga nggak mau ada masalah, Sya. Kalo ternyata diskusinya terlalu kontroversial, walaupun menarik sekalipun, pasti tempat gue juga yang kena. Gue bukan siapa-siapa untuk lolos gitu aja.”
“Yeah…” gumam Harsya lagi, sebelum mengalihkan pandangan ke luar. 
“Lo sendiri gimana, Sya?” tanya Satria. “Kantor lo tau lo ke mana?”
Harsya menghela napas, teringat percakapannya dengan Bang Irwan semalam. “Tau kok,” gumamnya. 
Bang Irwan sempat berniat untuk melayat, bahkan mengajukan bantuan untuk Harsya, yang tentu saja ia tolak secara halus. 
“Take your time, ya, Harsya. Kabarin kalo ada apa-apa,” ucapan Bang Irwan masih terngiang di telinganya, tanpa tahu bahwa yang Harsya inginkan adalah semua ini segera berakhir. 
Perjalanan ini, pertemuannya dengan Satria, sampai apapun tentang Ayah yang menunggunya 10 jam dari Jakarta. 
Dengan begitu Harsya bisa kembali ke dirinya yang sebelum telepon dari Satria; yang tinggal sendirian dan tenggelam dalam pekerjaan, serta tak banyak buka mulut soal keluarga atau latar belakangnya.
Karena memang apapun soal Ayah atau masa lalunya lebih baik dilupakan, setidaknya begitu hemat Harsya selama ini. 
“Lagi nggak ada tugas urgent?” Harsya nyaris mendengus saat mendengar pertanyaan Satria. 
Seandainya saja Satria tahu. “Ada liputan gitu, cuma ya sementara dikasih ke yang lain,” jawabnya, teringat penugasan yang seharusnya ia lakukan hari ini. 
Bahkan di dalam kematiannya, Ayah masih sempat mendistraksi Harsya dari hal yang ingin ia lakukan. 
Harsya merapatkan jaket dan menurunkan sandaran kursinya. “Sat, gue lanjut tidur dikit ya. Bangunin aja kalo mau gantian.” 
Ia langsung memejamkan mata tanpa mendengar jawaban ‘ya’ pelan dari bibir Satria. 
1 note · View note
rumahzakat-cilegon · 6 months ago
Text
Tumblr media
Alhamdulillah, Tia Juara 2 Lomba MTQ Tingkat Kota Cilegon
Kota Cilegon, 6 Mei 2024 - Tia, Anak Juara Mahasiswa Rumah Zakat Cilegon, telah meraih prestasi luar biasa dengan mendapatkan juara ke-2 dalam Lomba Murottal Remaja Putri pada MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) XXIII di Kota Cilegon. Acara bergengsi ini, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Cilegon, berlangsung dari 2 hingga 5 Mei 2024, di Lapangan Lanal Banten, Kecamatan Pulomerak.
Berlatar belakang keunggulan dalam seni baca Al-Qur'an, Tia, yang memiliki nama lengkap Maariyatul Qibtiyyah, muncul sebagai simbol bakat dan dedikasi. Ketika ditanya tentang rahasia kesuksesannya, Tia dengan rendah hati berbagi, "Tidak ada orang bodoh atau pintar secara bawaan; melainkan ada yang rajin dan yang malas. Melalui ketekunan, kita dapat mencapai apa yang kita impikan," katanya.
Tia memiliki cita-cita mulya yaitu ingin menjadi seorang guru yang berdedikasi untuk menyebarkan ajaran Al-Qur'an. Menyikapi prestasi luar biasa Tia, Zaenudin, Program Implementator di Rumah Zakat Cilegon, menyatakan kagumnya, "Kami sangat bangga atas prestasi gemilang yang telah diraih oleh Tia dalam lomba Murottal Remaja Putri pada MTQ Kota Cilegon. Semangatnya yang menginspirasi tidak hanya memotivasi dirinya sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. katanya.
Zaenudin, melanjutkan, "Kami yakin bahwa Tia memiliki potensi yang besar untuk mencapai impian menjadi seorang guru yang menyebarkan ajaran Al-Qur'an. Semoga prestasinya ini menjadi langkah awal menuju kesuksesan yang lebih besar di masa depan". lanjutnya.
#RumahZakat #AnakJuaraPrestasi
0 notes
22flo8 · 7 months ago
Text
Apakah benar-benar karena kita peduli, atau sebatas ego?
Udah lama pengen nulis tentang ini dan akhirnya ada momen yang bikin aku tergerak buat nulis..
Jadi beberapa waktu lalu, ada anak dari seorang tokoh publik yang memutuskan untuk melepas hijabnya. Kejadian kayak gini, kalau di Indo kayaknya hampir engga pernah lepas dari huru hara, karena ada aja yang goreng isunya, apalagi kalau datang dari sosok yang banyak dikenal.
Banyak yang berkomentar intinya menyayangkan keputusan itu, seharusnya begini, begitu, bahkan sampai bawa2 dosa jariyah, dsb.
Yang aku pikirkan setiap kali ada komentar yang menghakimi dengan dalih mengingatkan adalah, 'what's your point?'
Apa dengan kita menghakimi, memaksa, mengata-ngatai, itu adalah cara yang baik untuk mengingatkan sesama? Apakah kita akan merasa 'lebih baik' ketika mereka yang kita ingatkan akhirnya melakukan sesuai yang kita 'harapkan'? Apa tujuan sebenarnya? Apakah benar untuk mengingatkan sesama karna cinta dan Allah, atau memenuhi ego kita yang memiliki ekspektasi pada orang lain?
"Tapi kan namanya syariat, ya enggak bisa dinego dong. Hukumnya wajib"
Ada satu kajian dari ustadz Nouman yang aku masih inget tentang Islam (aku lupa persisnya dari khutbah beliau yangmana). Intinya, Al-Qur'an (Islam) itu bukan 'sekedar' serangkaian aturan melainkan pendidikan. Kayak gimana kita selama ini belajar secara bertahap, Islam juga. Kita belajar matematika juga ga langsung belajar calculus kan pas esde. Bayangin aja habis belajar penjumlahan pengurangan, tiba-tiba disuruh itung turunan. Ya pasti mikirnya, 'ini apaan coba?'. sama halnya dengan pembelajaran agama (Islam), semua ada tahapnya dan masing-masing orang punya 'tahapan belajar' yang beda-beda. Ada orang yang fondasinya udah kuat banget, pengetahuan tentang kewajiban&larangannya udah khatam, ada juga yang baru meraba-raba, mempertanyakan tentang tauhid, iman, islam, dan lain-lain. Tapi itu semua bagian dari pembelajaran, kan :')
Bayangin lagi coba. Dulu Islam pertama kali turun butuh waktu bertahun-tahun di Mekkah-nya aja buat nyebarin pemahaman tentang keimanan. Kenapa juga Allah nurunin Al-Qur'an bertahap, ayat demi ayat sampe butuh waktu hampir 23 tahun? Kenapa engga sekalian aja diturunin semua sekaligus?
Dan pada akhirnya, yang bisa 'menilai' keimanan seseorang itu cuma Allah aja. Mau tampilan kita kayak gimana, mau sehari-harinya kita gimana, mau 'ibadah' kita sebanyak apapun juga, jangan pernah merasa 'aman' seolah kita sudah baik pun sebaliknya. Karena yang tau cuma hati kita dan Allah aja.
Agama itu bukan paksaan. Kita sebagai sesama manusia terlebih muslim, hanya berkewajiban untuk saling mengingatkan kebenaran dengan sabar. Perkara mau dia lakukan ato engga, itu kembali ke keputusannya. Juga sebaliknya. Ketika ada orang lain memaksakan ekspektasi ato idealisme-nya ke kita, apakah kita mau dengan senang hati, tulus ikhlas menjalani? Pun ketika kita mengingatkan seseorang kemudian orang itu berubah, itu bukan serta merta karna kitanya yang ngasih tau, tapi Allah lah yang menggerakkan hatinya.
Allah aja Maha Pemaaf dan Penyayang, padahal hanya Ia yang punya prerogatif untuk memutuskan dosa/engga seseorang, beriman ato engganya seseorang, kenapa kitanya yang pusing dan marah-marah?
Tapi yang perlu tetep jadi reminder kita semua adalah disamping Allah Maha Penyayang, Pengasih dan semua Nama Baik lainnya, Allah selalu menyebut bahwa siksa-Nya nyata. Ayat2 di Al-Quran banyak mention dua sisi itu dalam 1 ayat yang sama sebagai balancing, kalo kita bisa take our own pace but always be careful of what we're doing.
Sebenernya ngetik kayak gini jadi reminder buat diri sendiri. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya, dijaga lisan dan ketikan kita, dikuatkan iman dan diberikan petunjuk terbaik dari-Nya.
Love.
0 notes
womaninblog · 8 months ago
Text
Kisah-Kisah Perempuan Peradaban Day-4 (Al Khansa’ Binti ‘Amr, Ibunda Para Syuhada’)
By: Ustad Salim A. Fillah
Nama awalnya adalah Tumadhar. Ia adalah seorang penyair yg terkenal. Kehebatan Al-Khansa dalam bersyair ini diakui oleh Rasulullah. Dahulu ia pernah kehilangan 2 saudaranya. Mereka tewas dalam peperangan jahiliyah. Ketika Al-Khansa masuk Islam, maka ia masih sering bersyair mengenai 2 saudaranya ini. Ia pernah ditegur secara keras oleh Umar karena meratapi kedua saudaranya yg meninggal. Kata Ummar, buat apa meratapi orang yg ahli neraka. Maka Khansa menjawab, dahulu ia meratapi mereka karena rasa kehilangan, namun Ketika ia sudah masuk Islam, ia meratapi saudaranya karena merasa kasihan mereka meninggal sebelum bertemu Islam. Itulah perbedaan yg terjadi kepadanya sebelum dan sesudah masuk Islam.
Khansa diperkirakan masuk Islam di tahun ke7 Hijriyah. Beliau mendidik putra-putranya dengan luar biasa, sebagai lelaku yg siap menjadi pejuang-pejuang Allah.
Suatu hari dikisahkan pada perang Qadisiyah. Perang Qadisiyah ini adalah perang antara kaum muslimin melawan kemaharajaan Persia. Di mana kemaharajaan Persia telah memilih seorang panglima yg sangat hebat yg Bernama Rustum atau Rustam yg membawa sekitar 300.000 pasukan. Rustum ini mengorganisasi pasukan yg sangat besar dan mengancam kedudukan kaum muslimin. Maka Umar Bin Khatab melakukan musyawarah besar dalam menanggulangi ancaman pasukan Persia ini.
Dalam musyawarah itu, awalnya Umar mengajukan diri akan memimpin sendiri peperangan ini. Namun Ali Bin Abi Thalib tidak setuju, sebab Ali khawatir jika terjadi sesuatu pada Umar, maka kaum muslimin tentu akan sangat merasa kehilangan seperti anak ayam yg kehilangan induknya. Maka Ali mengusulkan seseorang yg bergelar Singa yg menyembunyikan kukunya, yaitu Sa’ad Bin Abi Waqas (Paman Rasulullah dari pihak ibu) sebagai pemimpin perang tersebut.
Maka disebarkanlah berita persiapan perang ini kepada seluruh penjuru Madinah. Mendengar berita perang ini, maka 4 orang putra Al Khansa ini berdebat siapa yg seharusnya tinggal di rumah untuk menjaga sang ibunya. Mereka semua berebut untuk pergi ke medan jihad. Mendengar percakapan anak-anaknya, maka berkatalah Al Khansa bahwa ia meridhoi seluruh putranya untuk berangkat jihad, sebab ia sendiri akan dijaga oleh penjagaan yg lebih kuat yaitu Allah SWT. Al Khansa berpesan kepada anak-anaknya untuk tidak ragu meninggalkan ibunya itu, dan janganlah mereka ragu untuk berjihad fii sabilillah, dan sesunggunya ibunya meridhoi mereka semua. Kemudian Al Khansa membacakan ayat Al-Quran kepada anaknya, “Wahai anak-anakku, bersabarlah kalian dan kuatkan selalu kesabaran kalian dan berjagalah kalian di perbatasan negeri kalian dan kalian ribatlah dengan semangat yg kuat, dan berjihadnya supaya Allah memberikan kepada kalian kemenangan yg nyata.” Maka karena ibunya menyampaikan demikian, anak-anaknya ini mantap untuk berangkat ke dalam perang Qadisiyah itu.
Dalam perang itu, kaum muslimin berjumlah 30.000. Sedangkan pasukan Persia yg dipersiapkan oleh Rustum berjumlah 300.000. Untuk menguji kekuatan kaum Muslimin ini, maka Rustum menyurati Sa’ad bin Abi Waqas yg sedang sakit bisul di sekujur tubuhnya (sehingga dalam berperang itu Sa’ad duduk di sebuah tempat panggung yg bisa digerakkan menggunakan roda) mengenai misi mereka dalam peperangan ini. Jawaban Sa’ad bin Abi Waqas “Kami adalah kaum yang dibangkitkan Allah untuk membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama mahluk menuju peribadahan kepada Allah semata. Kami membebaskan manusia dari sempitnya dunia menuju luasnya dunia dan akhirat. Kami ingin membebaskan manusia dari kedzoliman tirani dan agama-agamanya menuju keadilan Islam.”
Kemudian Rustum ingin tau, apakah visi yg hebat ini tersosialisakikan secara menyeluruh hingga ke level pasukan terbawah atau tidak. Maka ia mengundang seorang sahabat dari kalangan komandan kelas menengah yaitu Al Mughirah bin Syu’bah untuk berbincang-bincang. Namun ternyata jawabannya persis sama dengan jawaban Sa’ad bin Abi Waqas. Belum puas, Rustum pun Kembali mengundang prajurit yg dianggap paling bawah Bernama Ribi’ bin Amir. Ribi’ ini datang ke dalam perkemahan pasukan Persia dengan kudanya, sampai merobek-robek permadani tebal yg ada di perkemahan Rustum. Ribi’ ini pula orang yg saat masuk ke perkemahan yg pintunya rendah, makai a tidak sudi menundukkan kepalanya menghadap Rustum. Maka ia masuk ke dalam perkemahan dalam posisi membelakangi tenda. Menghadapkan pantatnya terlebih dahulu sebagai penghinaan kepada kaum Persia.
Setelah ditanya perkara visinya dalam peperangan itu, ternyata jawaban Ribi’ juga persis sama dengan jawaban Sa’ad bin Abi Waqas. Maka Rustum pun tau, bahwa pasukan yg ia hadapi adalah pasukan yg tidak mungkin terkalahkan. Sehingga ia memutuskan membagi 2 pasukannya. Sebanyak 150.000 disuruhnya Kembali ke istana untuk berjaga di sana, dan 150.000 berperang di medan pertempuran.
Dengan jumlah pasukan yg begitu timpang ini, tentu tidak mudah bagi kaum muslimin untuk dapat menembus masuk memenangkan pertempuran. Bahkan baru 2 hari perang, kaum Muslimin sudah banyak yg gugur. Akhirnya mereka menemukan celah untuk mengalahkan pasukan Persia yg menggunakan gajah sebagai tunggangan. Mereka tau, bahwa gajah adalah hewan berkoloni yg dikomandoi oleh seorang pemimpin, dan kelemahan gajah adalah pada matanya. Maka kaum muslimin membidik mata gajah yg memimpin pasukan, sehingga Ketika berhasil maka kocar-kacirlah pasukan gajah itu, yg kemudian menghancurkan pasukan Persia.
Qadarullah, ternyata pada awal pertempuran dikabarkan bahwa putra-putra Al-Khansa, yg berada di bawah pimpinan Al-Qa’qa yg merupakan barisan awal pembuka jalan,  semuanya telah gugur di medan perang. Maka disampaikanlah berita ini kepada Al-Khansa.
Respon Al-khansa sangat luar biasa. Ia berkata “Segala puji bagi Allah yg telah memuliakan aku dengan mensyahidkan keempat anakku.” Ia keluar rumah dengan membawa manisan-manisan, makanan-makanan yg kemudian dibagikan kepada tetangga-tetangganya sebagai sedekah untuk rasa syukurnya karena anak-anaknya telah syahid di jalan Allah. Sejak saat itulah Al-Khansa dikenal dengan sebutan Ibunda para Syuhada.
15/3/2024
1 note · View note
kisahkasihade · 8 months ago
Text
The Broken Ramadhan
Hari ini sudah hari ke-2 Ramadhan 1445H, tapi aku belum bisa jamaah sholat tarawih atau sholat wajib lainnya karena batuk yang gak kunjung sembuh, takut menularkan ke anak-anak.
Karena sholat dilakukan di rumah dan kebetulan libur tanggal merah, muhasabah diri jadi lebih intim. Ku pikir-pikir, Ramadhan tahun ini aku merasa lebih dekat ke Allah dan merasa lebih percaya diri untuk memenangkannya. Aku set target jauh lebih agresif dari tahun sebelumnya yang bahkan khatam Al-Quran sekali saja harus tercepot-cepot di hari-hari terkahir Ramadhan - re: kejar setoran.
Sebelum Ramadhan tiba, aku sudah sibuk untuk mendaftar nama-nama yang harus aku siapkan bingkisan lebaran. Aku selalu mengharapkan Ramadhan yang khusyuk, menyiapkan bingkisan lebaran jauh hari adalah the least i can do untuk mendukung mencapai harapanku sendiri. Sampai terdengar 'loh keluarga Sukoharjo gak masuk ke daftar?', kemudian aku baru tersadar.
Oh, Ramadhan tahun lalu aku disibukkan dengan mabuk cinta dan persiapan pernikahanku sendiri. Long short story, aku dikenalkan pada seorang lelaki yang mencari calon istri. Everything was going quick at that time. Semua terasa serba terburu-buru. Kami baru kenal Januari secara virtual, tapi April kami sudah merencanakan pertemuan keluarga besar dan merencanakan pernikahan. hari-hari kami dipenuhi dengan diskusi berbobot yang sering tak berujung manis dan sepakat. Kebanyakan, kesimpulan ditarik sebelah pihak sehingga menimbulkan persepsi yang kurang pas.
Peredebatan kolot yang tak berujung sepakat adalah bumbu hubungan kami. Dari sudut pandangku, aku lebih banyak mengalah. Aku berusaha menghindari cekcok yang tidak berarti. Aku berusaha memberi makan egonya sebagai laki-laki dan sebegai calon pemimpin keluarga. Aku bahkan menurunkan nilai-nilai yang sudah aku tanam sebelumnya, hanya untuk memenuhi egonya. Aku ingin sekali kami berhasil pada saat itu. Menangis dan memohon kulakukan agar kami sekali saja sampai ke kata sepakat. Tapi memang segala sesuatu yang dipaksakan itu tidak pernah baik.
Bukan berarti aku tidak mensyukuri masa-masa itu. aku mengingat betul bagaimana bahagianya dan excitednya aku menjalaninya. Mendapatkan calon yang keluarga besar suka (pada waktu itu, keluarga sekedar tahu nama dan pekerjaan), ibu suka, dan yang terpenting aku suka, sudah lebih dari cukup, bukan?
Sayangnya, kisah kami harus diakhiri dengan open ending. Kami membiarkan semesta bekerja untuk kami. Ketika pada akhirnya kami tidak ditakdirkan bersama, kami tak kehilangan apapun. Begitupun sebaliknya, ketika pada akhirnya kami disatukan kembali, kami harus yakin bahwa kami sudah menemukan versi terbaik diri kami. Kami mangakhiri hubungan ini dengan baik dan tanpa perdebatan hebat, kami lebih memilih untuk memberikan waktu masing-masing untuk berpikir dan menemukan tujuan hidup masing-masing. Kami juga berusaha untuk tidak mendahului takdir Allah dengan menyatakan bahwa kami tidak mungkin bersama atau kami pasti bersama. Hanya saja waktu itu bukanlah waktu yang tepat.
Kami yakin, kami bukan gagal merencanakan pernikahan. Hanya saja, kami belum selesai dalam mencari jati diri dan tujuan hidup kami. Buktinya, aku semakin cemerlang dan terbukakan carrier path di pekerjaanku sekarang dan dia lolos S2 di kampus ternama di Indonesia.
Kami juga memutuskan untuk tidak saling menghubungi lagi karena kami yakin, keberadaan kami bersama-sama bukanlah hal yang baik saat itu mungkin hingga saat ini dan bisa menjadi penghambat satu sama lain.
Begitulah, bagaimana kami melukai amalan Ramadhan kami dengan hawa nafsu manusia.
Ramadhanku tahun lalu sudah cidera. Tak akan pernah bisa utuh lagi. Ceritanya akan selalu ada, mungkin terlupakan, tapi aku yang hari ini adalah hasil pembelajaran dari yang terjadi sebelumnya.
0 notes
riskamelia · 9 months ago
Text
Wednesday, 14 Febuary 2024
✨Nama : Riska Amelia
🌼Aku bersyukur : Today, I'm grateful for the opportunity to witness the beauty of nature, reminding me of Allah's creative power and generosity.
I'm thankful for the nourishing food on my plate, recognizing it as a blessing from Allah and a source of sustenance for my body and soul.
I express gratitude for the love and support of my family and friends, whose presence enriches my life and strengthens my spirit.
I'm thankful for the guidance and wisdom found in the Quran, which inspires me to reflect, grow, and deepen my connection with Allah.
Today, I'm grateful for the gift of another day of life, filled with opportunities for growth, kindness, and gratitude.
🍀Tadabbur Ayat Pilihan🍀 Surat :Al-Isra Ayat : 24 Terjemahan ayat :Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada waktu kecil.” Refleksi :Dari sudut pandang psikologi, ayat Surat Al-Isra ayat 24 menyoroti pentingnya sikap rendah hati, empati, dan keterlibatan emosional dalam hubungan keluarga. Berikut adalah elaborasi dari sudut pandang psikologi menggunakan terminologi psikologi:
Sikap Rendah Hati sebagai Bentuk Empati dan Pengertian: Sikap rendah hati yang ditunjukkan kepada orang tua mencerminkan kemampuan untuk mengakui dan menghargai pengalaman, kebutuhan, dan perspektif mereka. Ini menunjukkan kualitas empati yang tinggi, di mana individu mampu merasakan dan memahami perasaan serta pengalaman orang lain, dalam hal ini orang tua mereka. Sikap rendah hati ini juga menandakan keberanian untuk melepaskan ego dan memberikan penghormatan kepada orang tua.
Penguatan Ikatan Keluarga melalui Keterlibatan Emosional: Sikap rendah hati yang dipenuhi dengan kasih sayang tidak hanya memperkuat hubungan antara orang tua dan anak, tetapi juga memperkuat ikatan keluarga secara keseluruhan. Ketika seseorang merendahkan diri dengan penuh kasih sayang terhadap orang tua, mereka menciptakan lingkungan yang mendukung dan membangun kepercayaan yang dalam di antara anggota keluarga. Hal ini memberikan rasa keamanan emosional dan kenyamanan, yang esensial bagi perkembangan psikologis dan kesejahteraan individu.
Kesadaran dan Keterlibatan yang Tulus: Dalam konteks esai yang disampaikan, sikap rendah hati yang dimaksud tidak sekadar sebuah tindakan eksternal untuk menunjukkan penurutan atau kesopanan. Sebaliknya, itu haruslah muncul dari kesadaran yang tulus dan keterlibatan emosional yang mendalam. Dalam psikologi, tindakan yang dilandasi oleh kesadaran dan keterlibatan yang tulus cenderung lebih otentik dan berkelanjutan, memberikan dampak yang lebih besar bagi kesejahteraan psikologis individu dan keluarga.
Pentingnya Penghargaan dan Penghargaan Terhadap Orang Tua: Allah juga menekankan pentingnya mendoakan kedua orang tua sebagai balasan atas kasih sayang dan pengorbanan mereka. Dalam psikologi positif, penghargaan dan penghargaan terhadap orang lain dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan psikologis, baik bagi yang memberi maupun yang menerima. Dengan mengakui dan menghargai kontribusi serta peran penting orang tua dalam hidup mereka, individu dapat memperkaya hubungan keluarga dan mengalami kedamaian batin yang lebih besar.
Secara keseluruhan, ayat Al-Isra ayat 24 mengandung pesan psikologis yang mendalam tentang pentingnya sikap rendah hati, empati, dan keterlibatan emosional dalam hubungan keluarga. Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut, individu dapat memperkuat ikatan keluarga, memperkaya kesejahteraan psikologis mereka, dan mendapatkan berkah dari Allah SWT.
0 notes