#nadi3roar
Explore tagged Tumblr posts
Text
Sekitar dua hari yang lalu, seseorang mengirim sebuah pesan di Whatsapp. Isinya menanyakan tentang pendapatku tentang situasi pilkada Jakarta. Seketika itu, responku refleks 'Duhh, mulai dari mana yaa jelasinnya?'.
Dari pesan itu, aku jadi mempertanyakan apakah tindakan yang saat ini kuambil menandakan bahwa aku apatis terhadap politik? Tapi, rasanya tidak juga. Aku pikir kondisiku saat ini cukup beralasan.
Hikmah dari segala hiruk pikuk informasi situasi politik negeri ini akhir-akhir ini adalah memancing kita untuk menganalisa dan lebih berpikir. Di aku contohnya, seperti slogan 'Jangan golput!' yang dielu-elukan pihak penyelenggara pemilihan setiap ajang berlangsung, kali ini mengundang pertanyaan buatku.
Pemahaman baru yang kudapat adalah kita ga salah kok kalau memang memilih jadi golongan itu. Toh tidak memilih sama dengan menentukan sikap. Jika memang tidak ada calon pemimpin yang mampu menjawab segala persoalan saat ini, yaa mau gimana.
Seusai pesta demokrasi besar-besaran kemarin pun, kurasa kita semua tahu pasti bahwa seringkali bersuara atau tidak bersuaranya kita sebagai rakyat seperti tidak ada gunanya. Bukan berarti tidak ada gunanya kita bersuara, tapi yang bermasalah adalah orang-orang yang menyelenggarakannnya. Semua seolah sudah diatur sedemikian rupa.
Duhh, kan bener saja. Bahas tentang persoalan ini tuh kayak ga ada habisnya.
Oh iya, lanjutan dari cerita di awal tadi. Tahu ga endingnya apa? Tau-tau ada nomer relawan kader salah satu paslon yang menghubungiku via WA juga. Ckckck, duh gatau lagi deh harus gimana. Cuma bisa ckckckckck aja kali ini.
0 notes
Text
Tak Sebanding
Ketakutanmu ketika diabaikan Ketakutanmu ketiika dilupakan Ketakutanmu ketika ditinggalkan Ketakutanmu ketika dimusuhi Oleh mereka...
Tak sebanding, Dengan Ia yang selalu di sisi
Setia memanggilmu Setia mengingatmu Setia mengajakmu Setia melindungimu Menuju tempat seharusnya kau berpulang
Karena tiada tempat selain Ia Yang memberi kasih tanpa menuntut balas
1 note
·
View note
Text
Prinsip Pertemanan
Menjalin hubungan dengan orang lain, pastinya tiap orang punya batasan-batasannya tersendiri. Seluas dan sesempit apa lingkaran pertemanan yang dibentuk dan dijaga.
Dulu jaman SD, gue punya temen deket. Let say, ‘sahabat’. Maafkan daku ini dulunya salah satu korban sinetron ‘Kepompong’ yang sempat termakan begitu bermaknanya status seorang sahabat. Yhaa namanya juga masih cilik. Masih masa cari tahu dan belum paham saat itu.
Pas itu, terjadi momen yang cukup kekanakan. Ngambek. Jadi gue sama temen gue itu janji mau ketemuan main. Gue udah nunggu lama, ga ada kabar lagi dari itu orang. Akhirnya gue nelpon tuh mastiin. Alhasil, ternyata dia malah jalan sama temen gue yang lain. Tanpa konfirmasi ke gue.
Dari kejadian itu, gue anti banget sama kata ‘sahabat’. Tapi gue menyadari satu hal, kalo pertemanan tuh bukan soal memiliki. Gue sadar, yang bikin gue sebel agak lama saat itu adalah pemikiran ‘lha dia kan temen gue, janjiannya sama gue, ngapa jadi jalan sama orang lain?’. Agak terdengar posesif ya? Yhaa namanya juga anak SD.
Lambat laun, gue melayari samudera ‘pertemanan’. Bertemu dan menjalin pertemanan dengan berbagai karakter. Ada yang lepas, dan beberapa bertahan hingga kini. Apa lagi pas SMP. Ga paham lagi, gue teramat bersyukur jalinan pertemanan gue dengan beberapa teman SMP masih nyambung. Ada gengs 999++, Trio Darurat dan Kacang.
Dari masih satu sekolah, lanjut beda sekolah. Beda kota sejak kuliah. Membuat gue belajar untuk menghargai pertemanan. Ga perlu ada titel ‘Sahabat’, biarin aja hubungan itu berjalan, bertahan, dan nyaman.
Pertemanan ga usahlah sampe ada pengakuan lisan atau tulisan. Karena dengan berjalannya waktu, tindakan-tindakan akan membuktikan.
Pertemanan bukan ibarat status hubungan yang butuh kepastian. Ehehehe
2 notes
·
View notes
Text
Motivasi Awal
Seorang kawan bertanya sama gue.
Motivasi awal lu gabung di XXXX apa Nad?
Bikin gue mikir sesaat tadi. Kagetnya, gue cepet banget ketemu jawabannya.
Besar kemungkinan kalo alasan itu masih gue keep di alam bawah sadar gue.
Gue mau matahin persepsi yang gue dapet dari kekecewaan gue sebelumnya.
Tapi ternyata, hal yang gue temuin ga jauh beda. Beginilah dunia, selama yang menjalankan masih disebut manusia. Pasti ada kuranya satu dua.
Minusnya sedikit, sayangnya bukannya diperbaikin malah dijadiin sistem yang seolah jadi dipertahankan. Butuh seseorang buat bersuara, kalau sistem itu udah usang. Udah tidak bisa diterapkan di situasi yang ada saat ini.
Dan gue kembali tertampar dengan hal baru...
Ternyata statement sesederhana ini:
“Perempuan selalu benar, laki-laki yang salah.”
Bisa punya dimaknakan berbeda dari sudut pandang lain.
Jadi gini,
Ini bukan sekadar soal siapa benar dan siapa salah.
Tidak sesederhana itu.
Laki-laki harus sadar bahwa perempuan ingin dipahami apa maksud dari apa yang dia (perempuan) utarakan, bukan sekadar dibilang benar dan yowes laki mah ngalah wae. Gak gitu!
Gue ga seberani itu untuk buka suara di forum, buat mengutarakan keresahan yang ada. Karena gue masih takut sama penilaian orang lain. Haha, cemen sih!
Ya abis gimana, judgement-nya ga berhenti di satu titik doang soalnya. Bakal nyambung ke garis lain.
Aku mah apa, sekadar ayam piyik yang baru menetas dari telur.
Kata orang, aku masih bau kencur.
Anak kemarin sore.
Masih ingusan.
Tahu apa?
Setidaknya, ada hikmah yang bisa dipetik dari persoalan ini.
Bukan sistemnya yang salah, tapi otak-otak yang membentuk sistemnya.
Amanah itu suci, asal tetap dijaga niat baiknya.
Mulai dari hal sederhana, berbaik sangka sama orang.
Tapi sayang, judgement udah kayak budaya.
Semoga masih banyak orang yang berani bersuara kalo ada sistem yang udah usang. Butuh peyesuaian dan di-upgrade sesuai sikon dan jaman.
Let’s be open minded, tapi juga ga keluar dari nilai kebenaran yang sudah diajarkan dalam kepercayaan.
0 notes
Text
Tetap Kuat Ya!
Dalam masa penantiannya
Setiap raga menjalankan usahanya
Selepas usai hari penentuan
Berakhirnya, hari-hari di medan perjuangan
Di hati, kita mengeja sebuah kata
'L U L U S'
Lulus pada tahap sekian
Memulai tahap berikutnya
Dengan harap terjaga
Agar semua baik-baik saja
Masing-masing merasakan
Lelahnya bekerja
Entah yang mulai bekerja kantoran
Atau masih bantu-bantu pekerjaan rumahan
Satu dua insan bercakap
Mengisahkan keresahannya
Jawaban yang didapat, serupa
Kami harus lebih kuat
Karena ini belum seberapa
Baru kita injak daratan baru bernama kehidupan
Tanpa tameng, perlindungan ayah
Tanpa pedang, dukungan setia ibu
Saat aku jatuh
Muak pada gencetan rekan dan lingkungan yang tak nyaman
Ayah masih menguatkanku
"Yang kuat ya, Nak!"
Selewat saja ia berkata begitu..
Bukannya berhenti
Tangisku, malah makin tersedu
Sama-sama kuat ya! :")
Kamu masih bersama keluarga
Belum membuat keluarga
Badai ini baru awal
Siapkan diri untuk badai berikutnya
0 notes
Text
Halo!
Aku baru saja merapikan blog lamaku yang ga keurus hehe. Insya Allah, rencananya di sana aku akan lebih produktif untuk posting tulisan-tulisan karyaku. Tapi bukan berarti akun ini akan dinonaktifkan.
Keduanya akan tetap berjalan. Namun ada kalanya tak beriringan. Maksudnya, bisa aja ganti-gantian untuk blog yang mana yang postingannya di-update duluan.
Tujuan kenapa aku kembali mengaktifkan blog tersebut adalah untuk merangkum dan merapikan tulisan-tulisan dan karya yang pernah aku buat. Awalnya, ini juga jadi tujuanku membuat akun nadi3roar ini. Cuma yaa, ada kalanya aku malah terlalu asyik repost aja sampe keterusan hehe.
Jadi, bila berkenan sila mampir ya ke blogku yang satunya
nadiasyaffa.wordpress.com
Sampai bertemu di sana😆
3 notes
·
View notes
Text
Pernah kehilangan, namun terpisah jauh
Sisakan penyesalan, ketidakmampuan menjumpai
Menjadi titik akhir dalam harap yang bertubi-tubi
Lalu …
Saat terjadi kepergian, di depan mata
Saat tubuh yang bernyawa seketika meregang jiwanya
Bahunya terjatuh dengan lembut
Seolah terlelap biasa
Namun, suasananya berbeda
Begitu terdengar jerit lirih memanggil-manggil namanya
Mencoba membangunkan
Agar ia membuka mata
Aku dan mereka
Bingung membabi-buta
Ada kesadaran akan pertanda
Tapi tak ingin mengakui ketiadaannya adalah nyata
Entah bagaimana waktu meregangkan durasinya
Hingga satu malam, terasa begitu panjang
Seolah membiarkan memori terpahat dalam-dalam
Anehnya saat malam terasa berlarut-larut
Siang sesingkat kerjapan mata
Serangkaian pengantaran ke peristirahatannya
Terlaksana dengan rapi
Perpisahan dengan melihat raganya menyatu dengan bumi
Tak ingin meninggalkannya sendiri, tapi langkah ini menggiring kami pergi
Seraya mengusap sisa-sisa basahan di pipi
- Kepada yang Kembali Berpulang
12/05/2020
0 notes
Text
Bisikan Pulang
Dalam ramai irama langkah Terdengar suara memanggil
“Pulang...” Entah apa yang dimaksudkan Meminta pulang? Menyuruh pulang?
Pernahkah, kau alami Saat kau berada dalam suatu perjalanan Yang juga perjuangan Seketika hatimu mengatakan kata itu
“Pulang...”
Terbayang wajah orang rumah Pertengkaran kecil, yang entah mengapa Hadirkan rindu
Lalu, putaran memori Hingga tak sadar Sebutir air keluar dari matamu
Siapa pun dirimu Di mana pun kau berada Apa pun yang diperjuangkan Bagaimana pun keras usahamu
Ku yakin, kau akan cepat pulang Pada rumah yang kau rindukan
Kau mampu Tuhan tahu kau dapat melalui itu
0 notes
Text
Selalu Tanpa Sapa
Jika sepatah kata berupa sapa Katanya, dapat hancurkan sebuah usaha Yakni, berlari dari kenangan
Dapatkah diam Jadi tenaga Bagi ia yang ingin lupa
Akan mendiang yang pergi Berlalu tanpa sapa perpisahan
Sungguh, Kita semua akan saling meninggalkan Hanya menunggu waktu
Saat penjemput tiba Dan nama diri ini yang ia tuju Mungkinkah sempat terucap sapa ‘sampai jumpa’
0 notes
Text
Meski berasal dari pohon yang sama, daun tidak selalu bertiup dan berakhir di arah yang sama.
Nadi3Roar
1 note
·
View note
Audio
Musik: Torangesca @myplace-mymind Lirik: Nadi3roar @nadi3roar
Berawal dari chat malam hari yang menanyakan suasana hati. Malam itu, kami bertelur.
2 notes
·
View notes
Text
Seringnya, bingung itu datangnya dari keraguan. Jenuh itu dipupuknya dari situasi yang cenderung tak ada perubahan.
Jika sudah terjadi, jangan terlalu lama terjebak di ruangan ragu dan jenuh itu.
Mungkin ada ketakutan melangkah lagi, karena waspada pada hal-hal yang mungkin terjadi.
Tenang, kamu tidak jatuh dan terluka sendiri.
Orang-orang yang ingin keluar dari ruang yang sama juga berusaha melawan ketakutan itu.
Pergilah berpetualang sesekali. Cari tahu hal yang kau ingini. Selami sepenuh hati.
Insya Allah...
Jika memang jalanmu, ragu dan jenuh itu akan segera berganti. Dengan semangat dan ambisi yang kau pompa setiap hari.
Jangan mau dijerat jenuh sendiri.
#nadi3roar
0 notes
Audio
Musikalisasi puisi kolaborasi @myplace-mymind x @nadi3roar Puisi @nadi3roar Musik @myplace-mymind
Untuk beberapa orang yang mengetahui latar belakang dibuatnya puisi ini, hingga akhirnya juga disulap oleh @myplace-mymind jadi seniat itu.
Pas tau, kalo si Torangesca tiba-tiba udah bikin itu jadi bentuk musikalisasi.. kaget. Kenapa bisa pas yang itu? Bahkan sempet takut mau denger. Oke ini cukup lebay, tapi seriusan. Benar saja, pertama kudengar, air mata menetes.
Puisi ini mengikat memori yang cukup kuat untukku. Yang sebenarnya dibuat untuk melepas sesal tak bisa berada di sana. Malah menjadi pengikat rindu yang terus ada.
Hingga kuperdengarkan pada dua orang keluarga yang juga memiliki kesamaan situasi untuk melepas sosok itu. Air mata mereka juga berlinang.
Semoga kata-kata yang bernada ini menjadi pengingat kita. Ia pernah di sisi, meski kini telah pergi. Tak apa, semua akan kembali ke asalnya di waktu yang semestinya. Jangan bersedih lagi, kita doakan ia tenang dalam peristirahatannya.
0 notes