#musyrik
Explore tagged Tumblr posts
Text
Perbedaan Musyrik dengan Kafir dan Hukuman Keduanya
Perbedaan Musyrik dengan Kafir dan Hukuman Keduanya
Pewartanusantara.com – Musyrik dan Kafir identik dengan konotasi negatif; hukuman, ancaman dan adzab. Perlakuan kasar dan tempat yang buruk berupa neraka dijadikan sebagai tempat kembali untuk keduanya.
Sebagai balasan atau ganjaran bagi keduanya berupa serba bentuk keburukan, sebaliknya, Muslim dan mukmin yang dijanjikan Allah ganjaran penuh kebahagiaan baik di dunia terlebih akhirat kelak yang bersifat selama-lamanya.
Namun tahukah anda, terdapat perbedaan secara spesifik antara kafir dan musyrik terkhusus sikap keduanya terhadap Islam.
Melansir ustadzaris.com An Nawawi mengatakan, “Istilah kekafiran dan kemusyrikan terkadang digunakan dalam pengertian kafir kepada Allah. Namun kedua kata tersebut terkadang maknanya berbeda. Kemusyrikan dikerucutkan dalam pengertian beribadah kepada patung atau makhluk lainnya diiringi pengakuan dan keimanan kepada Allah. Dalam kondisi ini kekafiran itu lebih luas cakupannya dari pada kemusyrikan” (Syarh Shahih Muslim 2/71).
Dalam pengertian ini, pada dasarnya musyrik adalah bisa saja dalam keadaan fitrahnya mengimani Allah sebagai Tuhan Semesta Alam yang Esa, namun pada praktiknya mereka melakukan penentangan atas itu. Musyrik justru mempertuhankan sesautu selain Allah.
Musyrik sejatinya mengakui keesaan Tuhan namun mempersekutukannya, baik dalam nama dan sifatNya, kekuasaanNya, termasuk dalam peribadahaannya. Artinya musyrik membuat tuhan lain selain Allah. Musyrik mempertuhankan makhluk. Musyrik juga membuat aturan lain selain yang ditetapkan Allah dalam Islam.
Sebagai contoh, seorang musyrik kepada Allah dengan berbedo’a, nuraninya pun secara fitrah mengesakan Allah namun ketika dia meminta atau memohon sesuatu justru kepada selain Allah, misal berdo’a kepada patung, jin, atau arwah-arwah.
Adapun kafir sebatas dimaknai pada pembatasan dengan menutup diri dari kebenaran (Islam). Tidak dalam arti membuat tandingan. Semisal kafir terhadap keesaan Allah, kafir terhadap kenabian Muhammad serta kafir terhadap syariat Islam, seperti Sholat, Zakat, Puasa dan lain sebagainya.
Namun sebagaimana yang dijelaskan pada paragraf di atas, khususnya dalam al-Qur’an, terkadang kafir disebut juga dengan musyrik, begitu pun sebaliknya. Apapun itu, sejatinya tidak ada kebaikan bagi keduanya sebagai jalan hidup. Bahkan kemusyrikan dan kekafiran kepada Allah adalah seburuk-buruk sikap dan dapat menjadikan seseorang sebagai seburuk-buruk makhluk, “na’udzubillahi min dzaalik!”
New Post has been published on https://www.pewartanusantara.com/perbedaan-musyrik-dengan-kafir-dan-hukuman-keduanya/
0 notes
Photo
Fitnah terhadap Al-Qur'an sudah terjadi bahkan ketika Nabi Muhammad ﷺ masih hidup dan wahyu masih turun. Tidak tanggung-tanggung tuduhan dan fitnah keji yang disematkan oleh orang-orang kafir dan musyrik terhadap Al-Qur'an. Apa saja fitnah dan tuduhan dari kaum musyrik terhadap Al-Qur'an? Apakah fitnah yang terjadi di era modern ini sama atau beda? Bagiamana Al-Qur'an menjawab semua tuduhan itu? 🟥 *SAKSIKAN LIVE KHILAFAH CHANNEL REBORN* _Kajian Tafsir al-Wa'ie_ *Nggak Berkutik! Qur'an Jawab Tuduhan dari Kaum Musyrik!* (Tafsir QS. Al-Ahqaf: 7-8) 🎙️ Bersama : *KH. Rokhmat S. Labib* 🗓️ *Rabu, 1 Februari 2023* 🕗 Pukul : *20.00 WIB* Melalui *Link*: ⤵️ https://youtu.be/kMxWYcgGP3E https://youtu.be/kMxWYcgGP3E https://youtu.be/kMxWYcgGP3E Subscribe *Khilafah Channel Reborn*: ⤵️ https://mbo.is/official-kc https://mbo.is/official-kc https://mbo.is/official-kc *Jangan biarkan* informasi menarik dan berharga ini hanya berhenti di anda, *yuk sebarkan* ke teman, sanak saudara dimanapun berada. *Biar jadi amal shalih* dan kebaikan menyebar di bumi kita ini. #khilafahchannel #kcreborn #kajiansunnah #kajianislam #kajianonline #tafsir #alquran #fitnah #kafir #musyrik https://www.instagram.com/p/CoG4ayNJ-3L/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari “Menyekutukan Alloh” Ibadah / Sujud / Minta Selain Alloh #Dakwah #Islam
Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari “Menyekutukan Alloh” Ibadah / Sujud / Minta Selain Alloh #Dakwah #Islam
Yang dimaksud dosa besar (al-kabair) adalah setiap dosa yang diancam neraka, terkena laknat, dimurkai, atau dikenai siksa. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. (Tafsir Ath-Thabari, 5:59)
View On WordPress
0 notes
Text
Selama ini kita baca doa iftitah disaat mau melaksanakan sholat fardhu pasti kita baca iya kan? Kira² bacaan doa iftitah kita sudah bener apa masih ada yang salah? Bicara bener sudah pasti datangnya dari Allah yaitu dari Al Qur'an, dan bicara salah sudah pasti datangnya dari manusia. Karena manusia tempatnya salah dan dosa.
Coba perhatikan dan baca dengan seksama doa iftitah yang sering kita baca.
1. Bacaan Doa Iftitah dan Artinya Pertama
Allahu akbar, kabirau walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw washila
Artinya : "Allah maha besar, maha sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya. Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan petang."
2. Bacaan Doa Iftitah dan Artinya Kedua
inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal arha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin
Artinya: "Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang mencipta langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah."
3. Bacaan Doa Iftitah dan Artinya Ketiga
inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin.
Artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim.
Dan kalau dari Al-Qur'an nya:
اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ حَنِيْفًا وَّمَاۤ اَنَاۡ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
"Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 79)
قُلْ اِنَّ صَلَا تِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
"Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,"
(QS. Al-An'am 6: Ayat 162)
لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚ وَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَ نَاۡ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ
"tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama berserah diri (muslim).""
(QS. Al-An'am 6: Ayat 163)
Kalau yang sering kita baca di bacaan terakhirnya (WA ANA MINAL MUSLIMIN), sedangkan dari Al-Qur'an (WA ANA AWWALUL MUSLIMIN)
Kalau begitu Yang salah yang mana menurutmu?
21 notes
·
View notes
Text
Kemana Kita Akan Pergi?
Kemana Kita Akan Pergi? Setelah banyak hal dilalui, setelah beragam keterampilan dipelajari, setelah mengumpulkan harta dari sana dan sini.
Kemana Kita Akan Pergi? Mencari kamu teman hidup sejati. Untuk menemani perjalanan ini. Bersama saling mengingatkan, melewati pahit-manis kehidupan ini.
Kemana Kita Akan Pergi? Kemana saja, asal bersamamu, aku akan mengiringi. Asalkan tujuannya tak melanggar tuntunan nabi. Sebisa dan semampunya raga dan hati ini.
Kemana Kita Akan Pergi? Perjalanan kita apakah benar hanya di dunia ini? Atau ada perjalanan lain setelah kita mati? Seberapa jauh perjalanan itu dan apa yang harus kita bawa nanti?
Kemana Kita Akan Pergi? Kang Islah I Serang, 1 Syawal 1445 H __________________________________
Referensi:
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan." (QS Al Ankabut: 57).
"Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin." (QS An-Nur: 3)
"Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafir), “Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi (dahulu) kamu tidak meyakini(nya)." (QS Ar-Rum: 56)
"(Allah) yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapakah di antara kamu yang paling baik amalnya." (QS Al-Mulk : 2).
49 notes
·
View notes
Text
That diksi, bersabarlah.
Menurut ibn Katsiir, asbabun nuzulnya ketika Rasulullah diarahkan untuk tetap bertahan duduk bersama para sahabat --yang secara duniawi--tidak menguntungkan beliau, dan melepas tawaran duduk bersama orang musyrik nan pembesar-pembesar itu.
But look, that diksi, bersabarlah.
Sepertinya ust Nouman--atau aku lupa siapa, astaghfirullah--pernah mentadabburi ayat ini dan berkata,
Berarti kita pun tak boleh kaget, manakala duduk bersama yang shalih itu, namun tetap akan Allah uji kesabaran kita.
Agaknya perenungan itu tertanam dalam di kepalaku sehingga kerap menjadi penenang bila termabukkan ekspetasi sendiri.
Terkhusus pada momen-momen habis duduk bersama mereka yang kuyakini 'ini gua cinta mereka karena Allah dah!', mereka yang aku ekspetasikan sekian-sekian keshalihan-nya, namun berakhir tetap jadi objek ujian kesabaranku. wkwkwkwkwkwk.
Bersabarlah, its normal Fatimah. Jangan sumbu pendek dan bertekad segera angkat kaki. U r facing a human, His abd. al abd, the one who used to do mistakes, just as u:)))
Sudahlah, tak usah banyak ekspetasi dan santai sobat.
Bersabar, bersabarlah~
-------------
Ada banget tuh sehari dua kali aplot tumblr. tandanya apa? sakit kepala ❤
Tambahan, abis chat sabrina gua diilhamin Allah konklusi bagus: ialah Fatimah, manusia adalah kecintaannya tapi jua objek utama Allah mengujinya.
thats right yes oke letsgo kita belajar fikih abisni.
3 notes
·
View notes
Text
Keteladanan Sayyidah Fatimah Az-Zahra
Perempuan merupakan penyangga sebuah peradaban, apabila perempuan suatu peradaban itu baik maka peradaban tersebut juga akan baik.
Maka begitupun sebaliknya, namun melihat fenomena saat ini banyak para muslimah yang mengalami kemerosotan akhlak dikarenakan kurangnya teladan yang dapat kita jadikan panutan.
Salah satu keteladanan yang dapat kita jadikan teladan ialah Sayyidah Fatimah Az-Zahra, berikut beberapa hal yang dapat kita jadikan teladan dari akhlak beliau :
Memelihara rasa malu :
Ali mengatakan, “Kami sedang Bersama Rasulullah SAW, Beliau lalu berkata kepada kami, ‘Beri tahu saya, apa yang paling baik untuk wanita?’ “Kami semua tidak mengetahuinya sampai kami bubar. Aku lalu kembali ke tempat Fatimah. Aku pun memberitahukan kepadanya apa yang ditanyakan Rasulullah, dan bagaimana kami tak bisa menjawabnya. Ia lalu berkata, ‘Aku mengetahuinya. Yang baik bagi wanita adalah mereka tidak memandang laki-laki dan laki-laki tidak memandang mereka.’
Apabila ada laki-laki yang ingin bicara kepadanya maka beliau akan berbicara dari balik tirai atau hijab, agar beliau dapat terpelihara dari pandangan yang bukan mahramnya.
Sayyidah Fatimah Az-zahra juga berpesan apabila beliau wafat dirinya harus ditutup rapat-rapat dari pandangan yang bukan mahromnya.
2. Ketaqwaan kepada Allah SWT :
Rasulullah SAW mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah memenuhi putriku Fatimah, hatinya, anggota-anggota badannya, sampai tabiatnya, dengan iman, sehingga ia selalu taat kepada Allah.” Hasan bin Ali mengatakan, “aku lihat ibuku bangun di mihrabnya pada malam Jum’at, dan ia terus rukuk dan sujud sampai terbit subuh. Aku mendengar ia mendoakan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Ia banyak mendoakan mereka, dan tidak berdoa sesuatu pun untuk dirinya sendiri. maka aku bertanya, ‘Ibu, mengapa engkau tidak berdoa untuk dirimu sendiri sebagaimana engkau mendoakan orang lain?’ ia pun menajwab, ‘Anakku, tetangga dulu baru kemudian rumah sendiri.“ Hasan bin Ali mengatakan, “Tidak ada di dunia orang yang lebih banyak ibadahnya daripada Fatimah. Ia bangun malam sampai bengkak kedua kakinya."
3. Berbakti kepada Orang Tua :
Sayyidah Fatimah senantiasa berbicara dengan kata-kata yang menggembirakan dan menyenangkan hati Ayahnya, ia memberi bantuan untuk ayahnya, serta melayaninya, untuk itu Rasulullah SAW memanggilnya dengan sebutan Ummu Abiha yaitu (Ibu bagi ayahnya)
Pada suatu hari, seorang musyrik menaburkan tanah di kepala Rasulullah SAW ketika beliau masuk ke dalam rumahnya dan tanah masih ada di kepalanya, Fatimah menghampirinya dan membersihkan tanah dari kepalanya itu sambil menangis. Rasulullah SAW pun berkata, “Jangan menangis, Anakku! Sesungguhnya Allah adalah pembela Ayahmu”.
Dari Ibnu Abbas diiwayatkan bahwa Nabi masuk ke Ka’bah dan mulai melakukan shalat. Maka, berkatalah Abu Jahal, “Siapa yang mau berdiri ke tempat orang ini dan merusak shalatnya?” berdirilah Ibnu Az-Zab’ari. Ia mengambil kotoran hewan dan darah, kemudian melemparkannya kepada beliau. Fatimah datang menghilangkan kotoran itu dan mencaci mereka yang asyik tertawa.
4. Taat serta Patuh kepada Suami :
Sayyidah Fatimah tidak pernah keluar rumah tanpa izin dari suaminya, tidak pernah membuat marah suaminya walau satu hari pun. Fatimah juga tidak pernah berdusta dirumahnya, tidak pernah berkhianat dan tidak pernah melawannya dalam urusan apapun. "Demi Allah," kata imam Ali, "aku tidak pernah marah kepadanya dan tidak pernah menyusahkannya sampai ia wafat. Ia juga tidak pernah membuatku marah dan tidak pernah menyusahkannya sampai ia wafat. Ia juga tidak pernah membuatku marah dan tidak pernah menentangku dalam urusan apapun."
Sayyidah Fatimah senantisa memberi semangat untuk suaminya, memuji keberanian dan pengorbanan suaminya. Ia menghilangkan rasa sakitnya dan membuang keletihannya sehingga Imam Ali mengatakan, "Ketika aku memandangnya, hilanglah kesusahan dan kesedihanku."
5. Ibu Teladan dan Bertanggung Jawab :
Bagi Sayyidah Fatimah, rumah adalah pabrik untuk menghasilkan manusia manusia pengemban risalah. Rumah adalah perguruan tinggi untuk mengajarakan pelajaran-pelajaran kehidupan. Ia sadar bahwa harus mendidik anak-anaknya agar dapat menjadi pemimpin yang akan dipersembahkan kepada masyarakat sebagai teladan Islam yang hidup, sebagai gambaran, hakikat dan model Al-Quran yang bergerak.
6. Murah Hati dan Dermawan :
‘Assalamu’alaikum, wahai penghuni rumah Kenabian (Ahlu Bait An-Nubuwwah).’ ‘Alaikas-salam. Siapa anda?’ tanya Fatimah. Ia menjawab, ‘Saya seorang Arab yang sudah tua. Saya telah menghadap ayahmu, pemimpin yang memberi kabar gembira, karena suatu kesulitan. Wahai putri Muhammad, saya tidak mempunyai pakaian dan dalam keadaan lapar. Maka tolonglah aku, semoga Allah menyayangimu.’ Ketika itu, Fatimah dan Ali, juga Rasulullah SAW, sudah tiga hari tidak makan, dan Rasululah mengetahui kondisi mereka berdua.
Maka Fatimah mengambil kulit domba yang telah disamak yang dipakai sebagai alas tidur oleh Hasan dan Husain, lalu ia berkata kepada orang itu, ‘Ambillah ini, wahai orang yang mengetuk. Semoga Allah memberimu yang lebih baik daripada ini.’ Orang tua itu berkata lagi, ‘Wahai putri Muhammad, aku mengadu kepadamu bahwa aku lapar, tapi kamu memberiku kulit domba Aku tidak dapat melakukan apa-apa dengannya. Dengan apa aku menghilangkan rasa lapar?’. Ketika mendengar perkataanya itu, Fatimah mengambil kalung yang ada di lehernya yang dihadiahkan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Muthalib. Ia memutuskannya dari lehernya dan memberikannya kepada orang itu sambil berkata, ‘Ambillah ini, dan juallah. Mudah-mudahan Allah akan memberikan ganti untukmu yang lebih baik daripadanya.’ Orang Arab itu mengambilnya dan pergi ke masjid Rasulullah SAW.
7. Senantiasa Bersyukur :
Sayyidah Fatimah menerima apapun keadaan yang menimpanya. Selama hidup berumah tangga bersama suaminya yang penuh dengan kesederhanaan dan bahkan seringkali kekurangan, Fatimah tetap merasa bahagia. Baginya kebahagiaan hidupnya adalah mendapatkan Ridha Allah SWT, Rasul-Nya, dan suaminya.
Rasulullah SAW memuji Sayyidah Fatimah sebagai istri terbaik bagi suaminya. Rasulullah SAW mengunjungi Sayyidah Fatimah selama tiga hari beliau tidak datang ke tempat mereka. Pada hari keempat, beliau datang mengunjungi mereka. Saat hanya berdua dengan putrinya, beliau bertanya, “Bagaimana kabarmu, Anakku.? Bagaimana kesanmu tentang suamimu?” “Ayah, ia adalah suami terbaik. Hanya saja, beberapa wanita Quraisy datang ke tempatku dan berkata, ‘Rasulullah menikahkanmu dengan orang yang miskin yang tak mempunyai harta, ‘ “Demikian jawab Fatimah. Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Anakku, ayahmu dan suamimu tidak miskin. Aku telah ditawari harta dunia. Tapi aku memilih apa yang ada pada Tuhanku. Anakku, sesungguhnya Allah telah melihat ke bumi, lalu Dia memilih dua orang dari penduduknya. Yang satu Dia jadikan sebagai ayahmu, dan yang lainnya sebagai suamimu. Anakku, sebaik-baik suami adalah suamimu. Janganlah kamu durhaka kepadanya dalam satu urusan apapun”.
8. Cerdas :
Sayyidah Fatimah adalah anak yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah SAW sepanjang hidupnya, sayyidah Fatimah telah meriwayatkan 18 hadis dari Nabi Muhammad SAW di dalam kitab Shahihain lain diriwayatkan satu hadis darinya yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim dalam riwayat sayyidah Aisyah. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Abu Dawud. Ibnul Jauzi berkata: “Kami tidak mengetahui seorang pun diantara putri-putri Rasulullah saw yang lebih banyak meriwayatkan hadis darinya selain Fatimah”.
Semoga kita dapat meneladani akhlak baik seperti Sayyidah Fatimah Az-Zahra.
Source : Putri, Trisna Endar, Hendra Harmi, and Ummul Khair. Keteladanan Sayyidah Fatimah Az-Zahra Tentang Pendidikan Akhlak Bagi Muslimah. Diss. Institut Agama Islam Negeri Curup, 2021.
3 notes
·
View notes
Text
Arti Bacaan Shalat
1. Niat Saya berniat sholat fardu (misal: ashar), (sekian) menghadap kiblat karena Allah Ta'ala 2. Takbiratul Ihram Allahu akbar (Allah Maha Besar)
3. Doa Iftitah
Allah maha besar, maha sempurna kebesaran-Nya Segala puji bagi Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan petang
Kuhadapkan wajahku kepada zat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh ketulusan dan kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, penguasa alam semesta Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang muslim
4. Al-fatihah Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang Segala puji bagi Allah, tuhan seluruh alam, yang maha pengasih, maha penyayang, pemilik hari pembalasan Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat
5. Surat Pendek
6. Rukuk
Maha suci tuhan yang maha agung serta memujilah aku kepadanya 7. I’tidal
Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya
Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki sesudah itu
8. Sujud
Maha suci tuhan yang maha tinggi serta memujilah aku kepadanya
10. Duduk di Antara Dua Sujud
Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.
11. Tasyahud Awal
Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad.
12. Tasyahud Akhir
Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya engkau maha terpuji lagi maha mulia
13. Salam Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu
9 notes
·
View notes
Text
Hijrah Begitu Berat Namun Aku Tahu Pengadilan Allaah di Akhir Jauh lebih Berat
"Karena amalan seseorang tergantung pada akhirnya"
Sahl bin Sa’ad As-sa’idi berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat ada yang membunuh orang-orang musyrik dan ia merupakan salah seorang prajurit muslimin yang gagah berani. Namun anehnya beliau malah berujar, “
Siapa yang ingin melihat seorang penduduk neraka, silakan lihat orang ini.” Kontan seseorang menguntitnya, dan terus ia kuntit hingga prajurit tadi terluka dan ia sendiri ingin segera mati (tak kuat menahan sakit, pen.).
Lalu serta merta, ia ambil ujung pedangnya dan ia letakkan di dadanya, lantas ia hunjamkan hingga menembus di antara kedua lengannya.
Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka.
Sebaliknya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni surga. Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6493)
Dalam riwayat lain disebutkan,
وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)
Amalan yang dimaksud di sini adalah amalan shalih, bisa juga amalan jelek. Yang dimaksud ‘bil khawatim’ adalah amalan yang dilakukan di akhir umurnya atau akhir hayatnya.
Az-zarqani dalam Syarh Al-Muwatha’ menyatakan bahwa amalan akhir manusia itulah yang jadi penentu dan atas amalan itulah akan dibalas. Siapa yang beramal jelek lalu beralih beramal baik, maka ia dinilai sebagai orang yang bertaubat. Sebaliknya, siapa yang berpindah dari iman menjadi kufur, maka ia dianggap murtad.
13 notes
·
View notes
Text
Spil Tipis-tipis Siroh Nabawiyah
Insight "Buku Ar-Raheeq Al-Makhtum" karya Syeikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri. Terjemahan Hanif Yahya, penerbit Darussalam (2008).
#1
Pas baca mukadimahnya aja aku rekomendasiin buku ini buat dibaca walaupun butuh effort lebih buat aku yg kurang suka sama sejarah wkwk. Aku harus baca ulang² sampai paham :")
Selain karena buku ini hasil dari juara 1 penelitian ilmiah juga karena isinya banyak makna dan pelajaran dari hidup seorang Rasulullah yang dapat kita contoh buat jadi Panutan dalam kehidupan sehari hari.
Di awal bab aja udah dikasih alasan kenapa risalah Nabi itu berada di jazirah Arab ya karena letak geografis, politik dan suku budayanya.
Nambah wawasan juga buat silsilah kabilah² yang diturunkan dari Nabi Ibrahim ke Ismail, hingga akhirnya Bangsa Arab mengikuti dakwah Nabi Ismail yang diturunkan dari Nabi Ibrahim yaitu keyakinan Tauhid menyembah Allah. Zaman ini udah ada Bid'ah seperti menyembah berhala, meniru haji yg mengelilingi Ka'bah tapi diganti dengan Berhala. Sampai kondisi dimana banyak ajaran/agama muncul dan membawa banyak penyimpanan yang merusak. Aku jadi paham kenapa Rasulullah diutus untuk bangsa Arab selain karena masyarakatnya jahiliah, juga untuk meluruskan ajaran tauhid Nabi Ibrahim dan Ismail yang dulu dibawa mulai berubah karena ada pengaruh luar yang merusak dan membuat musyrik.
Dan kalau dilihat, manusia² saat ini juga banyak yg jahiliah. FYI gambaran juga orang² yahudi dari dulu hingga sekarang ternyata ga jauh beda. Dulu Yahudi datang ke Yaman yang mayoritas masyarakatnya pemeluk nasrani, dan pemeluk nasrani di Yaman dipaksa masuk yahudi. Kalau mereka menolak masuk Yahudi mereka akan dicampakan, dibakar. Yahudi tidak pandang bulu, entah itu anak-anak, tua, laki-laki atau perempuan. Naudzubillah :" emang laknatullah
Alasan lain kenapa misi Rasulullah di Bangsa Arab yaitu karena aslinya Bangsa Arab memiliki moral mulia (Dermawan, menepati janji dll) tapi mereka riya' dan berbangga diri. Cara mereka berbangga diri karena telah melakukan hal baik itu dengan foya2, perbuatan zina, maksiat, nista, judi dll
3 notes
·
View notes
Text
30 Kisah Mempesona (Day 4-Ketika Semua Terasa Mustahil, Maka Doamu yang Merealisasikan)
By: Ustad Oemar Mita
Ada 3 macam doa yg doa itu tidak akan tertolak oleh Allah:
Doa orang yg berpuasa ketika sedang berbuka
Doa orang yg terdzolimi
Doa orang yg sedang melakukan safar
Minum-membaca doa-makan kurma bilangan ganjil-berdoa kepada Allah.
“Berdoa itu seperti anak busur panah yang terlempar dan tidak Kembali kecuali curahan hujan yg membawa kebaikan pada kehidupan kita.”
Abu Bakar Muhammad bin Daud
Ia adalah seorang penuntut ilmu. Suatu hari beliau melakukan perjalanan hendak menuntut ilmu dari Damaskus menggunakan keledai. Ketika di perjalanan, ia bertemu dengan seorang. Beliau menawarkan tumpangan keledai kepada orang tersebut. Lalu saat di suatu jalan, orang yg ditumpangi itu menyuruh Abu Bakar Muhammad untuk berbelok ke kiri, jangan lurus. Beliau awalnya penasaran, tapi beliau tidak bersuudzon. Maka mereka lewatlah ke jalan yg ditunjukkan. Ternyata jalannya tidak lebih dekat dan lebih terjal. Saat di suatu tempat jalan, ia melihat ada banyak tulang di sana. Maka Abu Bakar Muhammad tau bahwa ia sudah dijebak.
Maka berlarilah Abu Bakar Muhammad bin Daud dan dikejar lah oleh si pencuri. Di tengah kegiatan kejar-mengejar itu, terjadilah percakapan antara mereka:
Abu Bakar Muhammad: “Mengapa engkau tetap mengejarku? Itu keledai dan seluruh isinya aku berikan kepadamu. Biarkan aku.. biarkan aku.. aku berikan semua yg ada di keledai itu dan tidak perlu kamu mengejarku.”
Pencuri: “Adapun keledai yg kamu tinggalkan itu sudah menjadi milikku dan tidak perlu aku rundingkan lagi kepada dirimu. Tapi yang tersisa aku ingin untuk mengejarmu, menangkapmu dan membunuhmu.”
Abu Bakar Muhammad: “Apa? Kamu mau membunuhku?”
Pencuri: “Iya”
Maka semakin kencanglah Abu Bakar Muhammad berlari. Namun Kawasan tsb memang merupakan Kawasan asing baginya. Tidak seperti halnya sang pencuri yg memang sudah mengenal medan lokasi tsb. Sehingga sang pencuri dapat mengejar dan akhirnya menangkap Abu Bakar Muhammad. Maka setelah itu Abu Bakar Muhammad gemetar karena ia tidak membawa apapun untuk melindungi dirinya.
Maka saat itulah Abu Bakar Muhammad memelas, mengiba, meminta belas kasihan sang pencuri. Ketika sang pencuri sudah menghunuskan pedangnya, Abu Bakar Muhammad berkata, “Wahai pencuri, izinkan aku untuk sholat 2 rakaat. Setelah itu terserah jika kamu mau membunuhku. Izinkan sholat menjadi penutupku.” Ternyata pencuri itu mengizinkannya.
Saat sholat, tidak ada hal yg ia ingat kecuali 1 ayat. Padahal ia adalah seorang penghapal Qur’an 30 juz. Uniknya, 1 ayat yg ia ingat itu adalah Surat An-Naml:62 yg artinya: “Siapa yg memperkenankan doa dan akan menghilangkan kamu dari setiap kesulitan” Maka sepanjang sholat itulah iya membaca ayat itu.
Maka pada saat ia sudah menyerahkan diri kepada si pencuri dan pencuri sudah semangat mau membunuhnya, saat sang pencuri sudah siap mengayunkan pedangnya, maka datanglah seorang penunggang kuda berpakaian putih yg begitu gagah dan memegang tombak kemudian menancapkan tombak itu kepada si pencuri. Lalu jatuhlah mencuri itu dalam kondisi mati mengenaskan dan hina.
Abu Bakar Muhammad tidak percaya dengan apa yg terjadi. Ia sangat bersyukur dan kemudian bertanya kepada penunggang kuda:
Abu Bakar Muhammad: “Siapa kamu”
Penunggang kuda: “Aku adalah utusan dari Dzat yg memperkenankan doa dan membebaskan dari setiap kesulitan (An-Naml:62)
Lalu penunggang kuda ini berlalu dan pergi.
“Doa itu bisa mengalahkan proses takdir yg telah ditetapkan Ketika doa itu telah melesat di sisi Allah SWT.”
Ashim bin Tsabit RA
Ia merupakan salah satu sahabat Nabi yg bersama nabi di Kota Madiah. Ia telah mengikuti perang Badar dan perang Uhud dan menjadi pahlawan di perang Uhud karena banyaknya orang musyrik yg takhluk di pedang beliau. Akhirnya ia menjadi orang yg paling dibenci orang-orang Quraisy Musryrikin.
Salah satu keluarga yg dendam dengan Ashim bin Tsabit adalah keluarga Sulafah binti Sa’ad. Suami dan 4 putra Sulafah Bin Sa’ad ini mati di Perang Uhud, dan suami serta 2 putranya mati dibunuh Ashim bin Tsabit. Maka Sulafah berikrar “Siapapun yg bisa membunuh Ashim bin Tsabit, lalu membawa kepalanya, lalu aku akan jadikan dan aku akan keluarkan isi otaknya, lalu aku tidak akan mati sampai aku minum khamr di dalam tengkoraknya Ashim bin Tsabit”.
Suatu hari Nabi memberi mandat kepada Ashim bin Tsabit dan beberapa orang sahabat untuk pergi ke Bani Qarah untuk mengajarkan Al-Qur’an.
Ketika di suatu tempat di antara Mekah dan Asfan beliau baru menyadari bahwa rombongan mereka ada yg mengikuti. Ternyata benar, mereka memang diikuti oleh rombongan Bani Lehyan yg menjadi koalisi dari Quraisy. Rombongan Ashim bin Tsabit yg melakukan perjalanan untuk mengajarkan Al_Qur’an tidak membawa persiapan untuk menghadapi pertempuran. Sedangkan rombongan Quraisy memang memiliki misi membunuh orang yg keluar dari Madinah sebagai tebusan hadiah bagi pembesar Quraisy yg masih dendam terhadap kekalahan mereka di perang uhud dan badar. Di saat itu, rombongan Quraisy sadar bahwa ada Ashim bin Tsabit di antara rombongan yg mereka kejar. Dimana kepala Ashim ini dihadiahi 100 ekor unta bagi yg berhasil mendapatkannya.
Maka terjadilah pengejaran dan akhirnya rombongan Ashim bin Tsabit terpojok di suatu tempat. Bertahanlah rombongan Ashim di suatu tebing, dan berada pada peperangan yg tidak seimbang. Saat itu rombongan Quraisy mengajukan kompromi. Ada beberapa rombongan Ashim yg turun untuk mengambil kesempatan kompromi itu. Tapi Ashim tidak turun karena ia sadar bahwa dia tidak akan dibiarkan lolos. Maka berperanglah Ashim bersama beberapa temannya yg bertahan di bukit. Dua temannya wafat dan kemudian tombak Ashim patah, serta busur panahnya habis. Ashim benar-benar berada pada posisi yg terdesak di tempat tersebut. Maka Ketika Ashim sudah menyadari bahwa secara logika ia tidak akan selamat, dan ia ingat bahwa jika ia terbunuh maka kepalanya akan dituangkan khamr dan ia tidak rela hal itu terjadi karena ia membenci khamr. Maka Ashim pun hanya bisa berdoa kepada Allah agar Allah menjaga tubuhnya dari orang Musryikin.
Maka, terbunuhlah Ashim. Bersorak gembiralah pasukan Quraisy dan berbondong ingin mengambil jasad Tsabit sebagai tebusan hadiah. Namun saat mereka akan mengambil jasad itu, datanglah rombongan lebah mengerungi jasad Tsabit, sehingga mereka tidak bisa mengambil jasad tersebut. Mereka menunggu para lebah berlalu, karena biasanya lebih akan masuk ke sarangnya saat matahari terbenam. Saat matahari terbenam dan lebah Kembali ke sarang, turun pulalah hujang yg begitu derasnya mengguyur tempat wafatnya Ashim dan 2 orang sahabatnya. Maka Allah alirkan air hujan yg akhirnya membawa jasad Tsabit bin Tsabit ke suatu tempat yg tidak diketahui hingga hari ini.
Allah penuhi permintaan Ashim bin Tsabit dalam doanya untuk menjaga dan melindungi jasad beliau dari tangan orang-orang kafir.
“Berdoalah, karena tidak ada orang yg kecewa di dalam doanya.”
“Tanda kejujuran dirimu di dalam berdoa adalah engkau mengulang setiap waktu tanpa bosan mengulang permintaan itu kepada Allah, dan Allah selalu memberikan dan mengabulkan doa yg jujur dari seorang hamba."
“Berdoalah, ini Bulan Ramadhan. Berdoalah, karena ini merupakan waktu yg Allah cintai Ketika Allah mengabulkan setiap doa. Berdoalah, karena kamu memiliki Allah yg sangat mencintai doa permintaanmu. Berdoalah, karena Allah rihdo kepada orang yg berdoa. Berdoalah, karena doa merupakan Bahasa cinta kita kepada Allah. Berdoalah, karena doa itu merupakan bagian dari cara kita bahwa Allah itu maha berkehendak.”
15/3/2024
2 notes
·
View notes
Text
Kokoh dan Bersabar dalam Mentauhidkan-Nya serta Berittiba'
Pada suatu saat adzab (siksaan) orang musyrik semakin berat kepada para sahabat. Khabab bin Al Arat mendatangi Rasulullah, Beliau mengadu dan mengeluh kepada Rasulullah
"APAKAH engkau tidak mendoakan kami kepada Allah untuk mereka yang mengadzab kami?"
Maka Rasulullah berdiri dan mukanya menjadi merah (Beliau Marah). Dan beliau duduk dengan mukanya yang masih me-merah, lalu Rasulullah membawakan sebuah kisah...
Dahulu sebelum kamu.. orang yang beriman kepada Allah dan Nabi-nabi-Nya itu, mereka disisir dengan sisir besi sampai terkena daging dan tulangnya... Sampai hancur, tetapi orang tersebut tetap kokoh. Dan mereka ada yang digergaji kepalanya menjadi separuh, namun ia tetap kokoh dengan agamanya
Rasulullah memberi pelajaran kepada beliau, bahwa adzab (siksaan dari manusia) sudah biasa sebagai seorang mukmin apabila mengatakan لآإِلَهَ إِلاَّ الله
Dan Rasulullah mengatakan, islam nanti akan jaya... Namun kalian tergesa-gesa tidak bersabar atas hal ini. Karena walaupun mereka berbuat seperti itu, pasti Allah akan membela kalian.
Catatan Faedah Kajian Al Ustadz Al Walid Abdurrahman At Tamimi hafidzahullah - Sirah Nabawiyah “Hijrah Ke Habasyah”
18 notes
·
View notes
Link
🌺 Cultivate a heart of gratitude through the teachings of the Quran. Its verses remind us of the blessings that surround us, fostering a mindset of appreciation and abundance. 🙏🌼 #QuranGratitude #AttitudeOfGratitude
2 notes
·
View notes
Text
JALAN KEMENANGAN Bag. 1
Oleh: Syaikh Abu Hamzah al-Muhajir (Taqobbalahullah)
Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan
yang terkutuk.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
{Sungguh Allah telah menolong kalian dalam peperangan Badar, padahal kalian adalah orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kalian dapat bersyukur pada-Nya. (Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: “Apakah tidak cukup bagi kalian Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?” Ya (cukup), jika kalian bersabar dan bertakwa, dan mereka datang menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah
menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) kalian, dan agar tenteram hati kalian karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana}
[QS. Ali Imran: 123-126].
Segala puji bagi Allah Sang Pemilik Kemuliaan dan Rabb semesta alam, Penjamin kemenangan Dien ini, tiada yang berhak disembah kecuali Dia, yang memenangkan kebenaran sekalipun setelah beberapa waktu. Shalawat dan salam atas penghulu para rasul, semoga Allah meridhainya dan para sahabatnya kaum muhajirin dan ansar.
Amma Ba’du,
Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman: {Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kaf i r tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai} [QS. at-Taubah: 32-33]. Maka hendaknya setiap muslim yakin bahwa kesempurnaan kemenangan pasti datang, bahwa Allah pasti memuliakan Dien ini, bahwa masa depan adalah untuk Dien ini walaupun seluruh umat mengeroyok kita, dan bahwa kita pasti akan menguasai bumi dengan kehendak Allah Yang Mahakuat lagi Maha perkasa. Siapa yang meragukan hal itu, dia termasuk golongan para penyebar berita dusta lagi kaf i r.
Allah Raja Yang Maha benar lagi Jelas berfirman: {Sungguh telah kami tuliskan di dalam Zabur setelah (kami tulis) di Lauh Mahfuzh, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih. Sesungguhnya dalam (apa yang Kami tulis) ini benar-benar menjadi peringatan bagi orang-orang yang beribadah (pada Allah)}
[QS. al-Anbiyā: 105-106]. Rasul yang jujur
lagi dipercaya Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Perkara ini benar-benar sampai pada tempat yang dijangkau malam dan siang. Allah tidak membiarkan satu rumah di perkotaan dan di gurun, kecuali Allah masukkan Dien ini ke dalamnya dengan kemuliaan orang yang mulia atau dengan kerendahan orang yang hina. Kemuliaan yang dengannya Allah memuliakan Islam dan kehinaan yang dengannya Allah menghinakan orang-orang kaf i r.”
Tamim ad-Dari radhiyallahu 'anhu berkata sebagaimana dalam al-Musnad: “Hal itu terjadi pada keluargaku, yang masuk islam mendapat kebaikan, kemuliaan dan kejayaan, sedangkan yang kaf i r mendapat kehinaan, kerendahan, dan jizyah.”
Oleh karena itu, hendaknya seorang muwahid mengetahui bahwa akidah yang dibela hingga darah yang suci tertumpah, yang para syuhada berperang hidup mati untuk membelanya, pasti akan menang. Panahnya akan melesat menembus leher setiap kaf i r dan menerangi hati setiap muwahid. Namun hendaknya kita semua mengetahui bahwa kemenangan itu tergantung pada sejauh mana kita mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, terlepas dari sebab-sebab materi, sebagaimana dikatakan oleh ahli ilmu. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Kemenangan dan dukungan yang sempurna hanya untuk orang yang memiliki iman yang sempurna. Allah Ta'ala berfirman: {Sungguh kami akan menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman di dalam kehidupan dunia dan juga di hari berdirinya para saksi (hari kiamat)} [QS. Ghafir: 51].
Juga kalam-Nya: {Maka kami tolong orang-orang yang beriman dalam melawan musuh mereka sehingga mereka menjadi menang} [QS. as-Shaff: 14]. Maka siapa yang imannya berkurang, jatah kemenangan dan pertolongan juga berkurang”. Demikian perkataan beliau rahimahullah.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menunjukkan pada kita dengan sempurna sebab-sebab dan penghalang datangnya pertolongan. Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah rahimahullah berkata: “Demikianlah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengenalkan pada mereka tipu daya perang, bagaimana berhadapan dengan musuh, dan jalan meraih kemenangan serta keberuntungan, yang jika mereka mengetahui, memahami, dan menjaganya dengan sebenar-benarnya, musuh tidak akan lagi sanggup melawan mereka selama-lamanya”.
Diantara sebab pertolongan Allah adalah:
Pertama: TAUHID
Allah Ta'ala berfirman: {Mereka senantiasa
memerangi kalian hingga mereka dapat
mengeluarkan kalian dari Dien kalian jika mereka sanggup} [QS. al-Baqarah: 217]. Juga kalam-Nya: {Mereka tidak menyiksa orang-orang beriman itu kecuali karena mereka beriman pada Allah Yang Mahaperkasa lagi Terpuji} [QS. al-Burūj: 8]. Inilah hakikat yang seharusnya dipahami oleh mujahidin.
Sesungguhnya peperangan antara para
muwahid dan orang-orang kaf i r pada dasarnya dan pada akhirnya adalah pertempuran karena akidah. Allah juga telah mempersempit dan membatasi permusuhan ini lantaran karena Dien saja. Maka orang
kaf i r, baik dia seorang sekuleris, komunis, Yahudi, maupun Nashrani, tidak memusuhi para muwahid kecuali lantaran keimanan mereka yang bersih dari kotoran. Slogan apapun selain slogan Dien yang diusung pada pertempuran apapun yang berlangsung
antara kita dan mereka adalah murni dusta. Permusuhan orang kaf i r asli atau murtad atas mujahid muwahid selamanya tidaklah bermotif politik atau ekonomi, pertempuran yang terjadi adalah antara kekafiran dan keimanan, pertempuran akidah dan persoalan agama.
Kita tidak memerangi Salibis penjajah atau Arab murtad hanya demi sejengkal tanah, pertempuran kita ini adalah demi meninggikan kalimat Allah di bumi. Mereka juga tidak memerangi kita karena perselisihan dalam urusan materi. Jika urusannya seperti itu, tentu amat mudah baginya dan bagi kita untuk mencari titik temu yang mungkin bisa dikompromikan. Namun, sungai susu yang mengaliri hati dan urat nadi kami tidak akan mungkin kita kotori dengan lautan dan tetek bengek kotoran najis akidah mereka.
Dahulu, kolonialisme adalah wajah asli salibis, seperti juga saat ini menjadi wajah asli Yahudi dan Nasrani. Berkali-kali sang Kaisar Romawi Bush mengumumkan hal itu dengan kata-katanya: “Sesungguhnya ini adalah Perang Salib”. Lalu, ada apa mereka berdusta, dan mendustakan?
Jika engkau mengetahui hal ini wahai mujahid, maka wajib bagimu agar tidak terkacaukan dengan bermacam-macam panji, atau tertipu dengan bermacam-macam nama mentereng, sebagaimana juga wajib engkau bersihkan hati dan barisanmu dari segala macam kotoran. Jangan sampai ada syirik atau orang musyrik di hati atau barisanmu. Engkau harus tahu bahwa adanya kesyirikan dalam barisan dan hati kita adalah penghalang kemenangan terbesar dan pembawa kekalahan tercepat. Allah Ta'ala berfirman: {Orang-orang zalim tidaklah memiliki pelindung dan penolong}
[QS. as-Syūrā: 8]. Allah juga berfirman: {Orang-orang zalim tidaklah memiliki penolong} [QS. al-Baqarah: 270]. Tafsirnya adalah dalam firman Allah Ta'ala: {Wahai anakku, janganlah kalian menyekutukan Allah. Sungguh syirik adalah kezaliman yang besar} [QS. Luqmān: 13].
Kemudian, sesungguhnya memurnikan niat hanya pada Allah adalah faktor kemenangan dan tamkin yang paling penting. Allah Ta'ala berfirman: {Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)} [QS al-Fath: 18], maksudnya, Allah mengetahui kejujuran, loyalitas, dan
kemurnian niat mereka karena Allah dalam baiat ini. Ayat ini menunjukkan bahwa ikhlas adalah salah satu syarat tamkin yang jika terpenuhi maka Allah akan memberi balasan berupa futuh, kemenangan, dan kekuasaan. Allah Ta'ala berfirman: {Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabbnya}
[QS. al-Kahf: 110]. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya apa yang
paling aku takuti pada kalian adalah syirik kecil”.
Oleh karena itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sang pemimpin adalah manusia yang paling bersungguh-sungguh menyucikan hati para sahabatnya dari bencana ini, khususnya dalam berjihad, sabdanya: “Sungguh demi Allah kami tidak akan memberikan pekerjaan ini pada orang yang memintanya, tidak pula pada orang yang sangat menginginkannya”.
Dari Abu Sa’īd Abdurrahman bin Samurah
berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah meminta jabatan. Karena jika engkau dibebani jabatan itu tanpa meminta, maka engkau akan dibantu. Sedangkan jika engkau dibebani jabatan itu karena permintaanmu, maka jabatan itu akan dipikulkan padamu”.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:
“Para ulama berkata, ‘Hikmah tidak diberikannya kekuasaan bagi yang memintanya adalah kekuasaan itu dipikulkan padanya tanpa mendapat pertolongan dalam menjalankannya,
sebagaimana yang telah jelas dalam hadits Abdurrahman bin Samurah tersebut. Jika tidak mendapat pertolongan, orang itu tidak akan memiliki kapabilitas, sedangkan orang yang tidak memiliki kapabilitas tidaklah diberi kekuasaan”.
Terkadang seseorang telah lebih dahulu
berjalan menuju Allah dan berjihad Fisabilillah, dan dia juga memiliki banyak kebaikan yang diketahui oleh Allah. Akan tetapi bisa jadi ia tidak layak memikul kepemimpinan sekalipun dia menyangka dirinya mampu memikulnya. Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu: Saya berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menugasiku? Maka Rasulullah menepuk kedua pundakku seraya bersabda: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau adalah orang lemah, sedangkan ini adalah amanat, yang merupakan kehinaan dan penyesalan di hari kiamat”. Tapi terkadang kekuasaan itu menjadi Fardhu ‘Ain bagi orang yang kapabel ketika melihat darah ditumpahkan dan harta dicuri sedangkan dia mampu untuk mencegahnya, orang mulia putra
orang mulia berkata: {Berikanlah perbendaharaan bumi padaku, sungguh aku terpercaya dan memiliki ilmu} [QS. Yusuf: 55].
Kedua: PERSATUAN
Allah Ta'ala berfirman: {Dan berpeganglah
kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara}
[QS. Āli ‘Imrān: 103].
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata: “Wahai manusia, wajib bagi kalian
untuk taat dan berjamaah karena keduanya adalah ketentuan yang Allah perintahkan. Apa yang kalian benci dalam berjamaah dan ketaatan adalah lebih baik dari apa yang kalian sukai dalam perpecahan”.
Bagaimana tidak, sungguh telah tetap dari
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana tercantum dalam al-Musnad, sabdanya: “Tiga hal yang hati seorang muslim tidak terkena dengki karenanya; ikhlas beramal karena Allah dan menasihati para pemimpin”. Dalam riwayat lain disebutkan: “…taat kepada para pemegang urusan dan komitmen pada jamaah, karena doa mereka meliputi siapa saja yang berada dalam tanggung jawab mereka”. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Siapa yang mengikhlaskan seluruh amal perbuatannya untuk Allah, melakukan amalnya secara totalitas dan penuh integritas, komitmen terhadap jama’ah dengan bersatu dan tidak berselisih, hatinya akan menjadi bersih suci dan ia menjadi wali Allah. Namun, siapa yang menyelisihi hal ini, hatinya akan dipenuhi keburukan yang membinasakan”.
Pada dasarnya, kaum muslimin wajib untuk berjamaah bukan berpecah belah, dan berpegang pada tali Allah bukan menyempal serta saling berselisih. Hidup berjamaah itu di dunia berbuah kemuliaan, kemenangan, dan tamkin, dan di akhirat mewariskan wajah yang bercahaya serta derajat yang tinggi, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma dalam tafsir kalam Allah Ta'ala: {Pada hari beberapa wajah menjadi putih dan beberapa wajah (lainnya) menjadi hitam} [QS. Āli ‘Imrān: 106], katanya: “Wajah ahlus sunnah wal jamaah menjadi putih, dan wajah ahli bid’ah dan perpecahan menjadi hitam”.
Dalam perpecahan tidak ada kemuliaan
dan kemenangan sama sekali, meskipun amir kita adalah sebaik-baik dan seberani-beraninya makhluk Allah di muka bumi. Inilah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, ketika menjabat sebagai khalifah tidak ada yang lebih baik daripadanya. Meskipun demikian, ketika umat menyelisihi nya, sekelompok orang memberontak padanya, dan kemudian muncul Khawarij, beliau sama sekali tidak bisa menyiapkan satu pasukan pun untuk memerangi orang-orang kaf i r.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam pembicaraannya mengenai dua belas imam menurut Rafidhah: “Tidak ada seorangpun dari mereka yang mempunyai kekuatan selain Ali bin Abi Thalib. Sekalipun demikian, selama masa khilafahnya beliau tidak mampu menggempur orang kaf i r, atau menaklukkan kota, atau bahkan membunuh satu orang kaf i r. Sebaliknya, kaum muslimin malah sibuk saling memerangi, sampai-sampai orang-orang kaf i r di Timur dan di Syam baik kaum musyrikin maupun Ahli Kitab mendapat kesempatan menyerang mereka, sampai dikatakan berhasil merebut beberapa negeri kaum muslimin”.
Perang Jamal adalah contoh paling menyakitkan akibat perpecahan barisan dan menyelisihi persatuan. Sebaliknya, ketika umat bersatu dibawah kepemimpinan Mu’awiyah dalam ‘Ām al-Jamā’ah (Tahun Persatuan), beliau bisa mempersiapkan dan mengirim pasukan demi pasukan, menaklukkan berbagai negeri, mengumpulkan zakat, dan menggelontorkan harta.
Tidak ada seorang pun yang menentang bahwa Ali itu lebih takwa, lebih berani, lebih adil, dan lebih bijak daripada Mu’awiyah radhiyallahu 'anhu, akan tetapi semua perselisihan adalah buruk. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda sebagaimana dalam Shahih Muslim: ”Siapa yang keluar dari ketaatan dan meninggalkan jamaah lalu mati, maka matinya jahiliyah, dan siapa yang berperang di bawah panji fanatisme, marah karena fanatisme kelompok atau menyeru pada kelompok lalu terbunuh, maka matinya jahiliyah”. Begitu juga sabdanya: “Siapa yang melihat suatu hal yang dia benci pada pemimpinnya, maka hendaknya bersabar, karena siapapun yang memisahkan diri dari jamaah kemudian ia mati, matinya Jahiliyah”.
Sesungguhnya kami, dengan pertolongan
Allah, selama hati kita bersatu dalam satu
pimpinan yang kita berbaik sangka dan menepis segala tuduhan serta keraguan yang ditudingkan padanya, maka Demi Allah, sekalipun Amerika datang dengan seluruh kekuatannya, dengan seluruh laki-laki dan wanitanya untuk memerangi kita, niscaya kita tetap akan menang. Maka, wahai tentara-tentara Allah, halangilah setiap orang yang hendak memecah belah barisan kalian.
#Sumber : Rumiyah2
Barokallohu fiikum
3 notes
·
View notes
Text
- Judul : Reconnect with Quran
- Penulis : Syaikh Ibrahim As-Sakran
- Penerbit : Aqwam
- Tahun terbit : 2021
- Genre : Religi - Al Quran
- Jumlah halaman : 184 hlm
- Ulasan/refleksi isi buku
Buku ini adalah terjemahan dari judul asli Ath Thariq ila Al Quran. Membahas tentang keajaiban Al Quran dan bagaimana kita bisa menghubungkan diri dengan keajaiban tsb yang semuanya didasarkan pada apa yang ada di ayat Al Quran itu sendiri.
Bab di dalamnya memaparkan tentang :
1) Perjalanan penulis mengamati orang non Islam yang selalu tertarik untuk masuk Islam karena denger bacaan Quran. Ini sejalan dengan beberapa ayat yang terjemahnya menjelaskan bahwa Al Quran itu bisa bikin nangis, *bikin kulit tenang sehingga hati siap menerima makna Al Quran*. Lalu penulis juga mengingatkan bahwa seberapapun waktu kita baca Al Quran itu adalah *karunia Allah*, mau sedikit mau banyak. Maka jangan lupa ibadah sebelum dan sesudah, sebelum ibadah kita butuh *minta tolong ke Allah*, setelah ibadah kita perlu bersyukur.
2) Mengingatkan kalau Al Quran diturunin ke gunung tu niscaya dia gakan kuat, wanita dan kaum musyrik bisa terpancing dengerin bacaan Al Quran, musuh Islam saat perang juga hatinya terbang denger surat At Thur dibaca, jin juga takjub sama bacaannya, pendeta tulus pun juga nangis denger Al Quran, para malaikat di langit sampe pada turun dengerin bacaan Quran di malam hari, Rasul yang dengerin sendiri ayat dari Jibril masih minta dibacain ayat sampe tersedu di bagian orang kafir.
3) Kisah orang asy'ari yang selalu baca Quran di tengah keheningan malam. Waktu dimana orang banyak terlelap tapi sebenernya itu waktu yang Allah kasih untuk *jiwa kita siap nerima makna Al Quran*. Sumber ketenangan jiwa kita itu diantaranya istirahat di malam hari, diantara yang lain juga datangnya dari Al Quran.
4) Al Quran sebagai obat untuk jiwa yang mungkin telah silau dengan popularitas, suka menonjolkan diri, cinta kuasa dan pangkat di mata manusia, ambisi mengalahkan teman dan segala yang bikin sesak dada lainnya. (QS Yunus : 57)
5) Kenapa Al Quran bisa jadi obat ampuh sebegitunya? Karena Al Quran ini menghimpun 2 macam pengobatan : iman dan ilmu. Ilmu disini konteksnya Al Quran akan memberi kepuasan kepada akal kita yang haus akan penalaran filosofis terhadap segala hal di dunia. (QS Al Hajj : 54)
6) Membaca kitab Allah sekali saja dengan tulus akan memberi pengaruh pada akal muslim yang tidak bisa dilakukan oleh semua pemikiran bertele-tele dengan bahasa angkuh dan istilah congkak. (QS Maryam : 58)
7) Kunci tadabbur : menadaburi kisah nabi yang diulang di banyak tempat untuk berbagai konteks yang berbeda, meletakkan semua konsep pemikiran manusia dan menjadikan amal keimanan sebagai timbangan dalam menilai kemajuan, memahami pemisalan dalam Al Quran dan mengontekskannya dengan kehidupan kita saat ini. Ada satu yang jleb di bab ini buatku : _Bagaimanapun juga, Al-Qur'an ini adalah mata air yang mana manusia hidup dengan menimba air darinya sesuai dengan tempat tinggal mereka. Sebagaimana perkataan Imam Ibnu Taimiyah, "Al-Qur'an itu adalah sumber yang semua makhluk mendatanginya. Setiap mereka mendapatkan darinya sesuai kadar yang Allah tetapkan untuknya."_
8) Surat Al Fatihah sbg surat yang paling agung di dalamnya ada : 3 ayat pertama yang akan jadi bahan percakapan kita sama Allah, ayat tengah (4) sebagai inti permintaan tolong kita kpd Allah, ayat selanjutnya sebagai doa paling utama : doa memohon hidayah.
9) Ajaibnya proses menahan diri selama Ramadhan yang bisa membuat hati kita lebih bisa menerima Al Quran.
10) Ada beberapa tali pengikat dalam Al Quran yang bisa kita pegang selalu : selalu inget dan bersyukur agar jiwa kita makmur dengan mengingat Allah, dalam banyak ayat Allah menginginkan kita mengingat-Nya di setiap keadaan (susah/ senang), tawakal : momen keterikatan paling dalam kepada Allah, selalu bergantung kepada Allah, dzikr : dua terbanyak dibahas dalam Al Quran setelah tauhid.
Lalu di akhir buku ini disampaikan tips tadabbur Al Quran :
🗝️ *Wajib merendahkan diri kpd Allah, berdoa.* Kita bisa beribadah karena keberkahan proses kembali kepada Allah. Segala pintu kebaikan datang dari permintaan tolong kpd Allah.
🗝️ *Membuat waktu khusus untuk tadabur setiap hari.* Ingat perintah Nabi untuk mengkhatamkan Al Quran min sekali dalam sebulan? Dan maks 7hari sekali? Yang menarik dari para sahabat membagi berdasar surat. Bukan juz atau halaman tapi : 3 surah, 5 surah, 7 surah, 9 surah, 11 surah, 13 surah, al mufasshal. Ada org saleh jaman dulu berkata _3 surah ini beratnya kaya gunung, selanjutnya kaya setengah gunung, selanjutnya kaya gada gunung, selanjutnya lagi kaya makanan yg bikin sakit kalau kehilangan._ Teman-teman yang suka ngebut di bulan Ramadhan relate kan ya sama perumpamaan ini? Hehe
🗝️ *Tadabbur mandiri sebagai sandaran.* Tafsir hanya membantu. Abdullah bin Abbas membagi Al Quran menjadi 4 tingkat : *yang setiap org tidak diberi uzur untuk tidak tau*, yang hanya diketahui oleh bangsa Arab, yang diketahui oleh ulama, yang hanya diketahui oleh Allah. Kita bisa mulai dengan baca terjemah, kalau ada kata ga diketahui makna bisa merujuk ke kitab tafsir.
🗝️ Membuat kegiatan tafsir untuk keluarga. Membaca, berlomba memaknai.
🗝️ Tidak ada pembelajaran syar'i dari sekian ilmu islam yang didirikan Nabi dan teorinya beliau bangun sendiri selain pembelajaran Al Quran.
Gaya penyampaian syaikh di buku ini lumayan keras menurutku, jadi harus siap-siap hati yang lapang untuk menerima kondisi yang mungkin membuat kita terselepet. Tapi justru dengan gaya itulah sebenar-benar kandungan Al Quran dijembrengin dengan apik dan bersambung dari satu bab ke bab lain. Dalam satu babnya pun diulang dan dikoneksikan terus antara satu ayat dengan ayat lain untuk membawa nalar kita menerima kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang Allah harapkan terjadi. Buku ini memantapkan apa yang disampein teh Wilda di acara Dive into the beauty of Quran, sblm Ramadhan lalu. Memberikan lebih banyak latar kondisi kenapa kita harus kembali berpegangan kepada Al Quran dan bagaimana seharusnya kita menebalkan tekad untuk terus memahaminya diantara semua prioritas yang lain.
Semoga kita diizinkan jadi ahlul Quran, mendapatkan kesenangan siang dan malam dari Al Quran 🤲🏼💦
9 notes
·
View notes
Text
Ringkasan dari kajian:
🖊️ APA ITU ISLAM?
👤 Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حَفِظَهُ الله تَعَالَى.
🎬 https://youtu.be/tEse4Aa4i8w
بسم الله الرحمن الرحيم
« ISLAM »
Agama Islam adalah satu-satunya agama yang haq, agama lain tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسْلاَم
“Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam.” [QS. Ali ‘Imran: 19]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman,
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” [QS. Ali ‘Imran: 85]
Setelah Nabi Muhammad ﷺ diutus oleh Allah maka seluruh umat manusia termasuk Nasrani & Yahudi wajib memeluk agama Islam.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
"Demi (Allah) Yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, tidaklah seorangpun di kalangan umat ini, Yahudi atau Nashrani, mendengar tentang aku, kemudian dia mati, dan tidak beriman kepada apa yang aku diutus dengan-nya, kecuali dia termasuk para penghuni neraka." [Hadits Shohih Riwayat Muslim, no: 153, dari Abu Huroiroh]
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” [QS. Al-Bayyinah: 6]
Nabi Muhammad ﷺ menyuruh para shahabat berpegang teguh kepada agama yang haq ini.
Ketika Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu memegang dan membaca lembaran Taurat, maka Rasulullah ﷺ bersabda,
أَمُتَهَوِّكُوْنَ فِيْهَا يَا ابْنَ الْخَطَّابِ ؟ وَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ ، لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةًً ، لاَ تَسْأَلُوْهُمْ عَنْ شَيْءٍ فَيُخْبِرُوْكُمْ بِحَقٍّ فَتُكَذِّبُوْا بِهِ ، أَوْ بِبَاطِلٍ فَتُصَدِّقُوْا بِهِ ، وَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ ، لَوْ أَنَّ مُوْسَى كَانَ حَيّاً مَا وَسِعَهُ إِلاَّأَنْ يَتَّبِعَنِيْ
“Apakah engkau merasa ragu, wahai Umar bin Khaththab? Demi yang diri Muhammad ada di tangan Allah, sungguh aku telah membawa kepada kalian agama ini dalam keadaan putih bersih. Janganlah kalian tanya kepada mereka tentang sesuatu, sebab nanti mereka kabarkan yang benar, namun kalian mendustakan. Atau mereka kabarkan yang bathil, kalian membenarkannya. Demi yang diri Muhammad berada di tangan-Nya, seandainya Nabi Musa itu hidup, maka tidak boleh bagi dia, melainkan harus mengikuti aku”. [HR Ahmad, III/387; ad Darimi, I/115; dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam Kitabus Sunnah, no. 50, dari sahabat Jabir bin Abdillah. Dan lafazh ini milik Ahmad. Derajat hadits ini hasan, karena memiliki banyak jalur yang saling menguatkan. Lihat Hidayatur Ruwah, I/136 no. 175]
Menurut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahulllah, definisi Islam adalah:
اْلإِسْلاَمُ: َاْلإِسْتِسْلاَمُ ِللهِ بِالتَّوْحِيْدِ وَاْلإِنْقِيَادُ لَهُ باِلطَّاعَةِ وَالْبَرَاءَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَأَهْلِه
“Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya.”
Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". [QS. Yusuf: 108]
“Yang merusak dakwah pada saat ini adalah berdakwah tanpa ilmu.” — Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حَفِظَهُ الله تَعَالَى.
Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”. [QS. Saba’: 28]
Hadits Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan Abu Hurairah dari Nabi ﷺ bersabda :
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ
“Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali tidaklah seseorang memperberat agama melainkan akan dikalahkan, dan (dalam beramal) hendaklah pertengahan (yaitu tidak melebihi dan tidak mengurangi), bergembiralah kalian, serta mohonlah pertolongan (didalam ketaatan kepada Allah) dengan amal-amal kalian pada waktu kalian bersemangat dan giat”.
« ISLAM ADALAH AGAMA TAUHID »
Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” [QS. Adz Dzariyat: 56]
Firman Allah Ta'ala,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sungguh kami telah mengutus seorang Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan): ‘Beribadahlah hanya kepada Allah dan jauhilah thaghut…’” [QS. An-Nahl: 36]
Ada dua kaidah dari ayat ini, yaitu أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ dan وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ.
Thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah Azza wa Jalla.
Menurut Al Imam Al Mujaddid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, رحمه الله تعالى di dalam Kitab-nya Al-Ushul Ats-Tsalatsah. Thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada 5, yaitu:
1. Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah.
2. Orang yang disembah, sedang dia sendiri rela.
3. Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
4. Orang yang mengaku tahu perkara yang ghaib.
5. Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۗ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
“Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. [QS. Ali 'Imran: 51]
« AGAMA ISLAM ADALAH AGAMA ILMU »
Kita wajib menuntut ilmu karena di dalam agama Islam, menuntut ilmu merupakan bagian dari ibadah.
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah selalu membawa pena & tinta (untuk mencatat hadits dan faedah ilmiyah, pent) meskipun Beliau telah lanjut usia. Maka Ada seseorang yg bertanya kepadanya: “sampai kapankah engkau berbuat demikian?” Beliau jawab: “Hingga aku masuk ke liang kubur”. [Lihat Manaaqibu Ahmad karya Ibnul Jauzi hal.31, dan Talbiisu Ibliis, karya Ibnul Jauzi hal.400]
Dalam menuntut ilmu yang paling penting adalah paham. Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا، يُفَقِّهُهُ فِي الدِّيْنِ
“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Dia akan menjadikannya faham tentang agamanya”. [HR. Al-Bukhari, kitab al-Ilmu bab Man Yuridillaahu bihi Khairan dan Muslim, kitab Zakaah bab an-Nahyu ‘anil Mas-alah]
Yang harus pertama kali dipelajari adalah aqidah, tauhid karena ini merupakan dasar kita berpijak. Agar hati bersih, kokoh dari segala bentuk syirik.
Selain itu penting memiliki niat yang benar dan ikhlas dalam menuntut ilmu agar mendapat ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala.
« ISLAM ADALAH AGAMA AMAL »
Setelah berilmu kita harus mengamalkan.
Rasulullah ﷺ bersabda,
«لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ»
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”. [HR. at-Tirmidzi (no. 2417), ad-Daarimi (no. 537), dan Abu Ya’la (no. 7434), dishahihkan oleh at-Tirmidzi dan al-Albani dalam “as-Shahiihah” (no. 946) karena banyak jalurnya yang saling menguatkan]
والله تعالى أعلم
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
📝 Ima Bintu Ali
#aqidah#islam#islamdaily#islamic#islampost#islamquotes#manhajsalaf#salaf#salafi#tauhid#kajiansunnah#apaituislam#syirik
3 notes
·
View notes