Tumgik
#mochasugih
mochsugih · 5 years
Text
Menerka Arah
Cerita kita berakhir :
Hari itu terik, entah mungkin saja aku yang terlalu perasa atau memang matahari sedang kesal pada bumi hingga membalas dengan kejamnya.
Aku penasaran terus memikirkan maksud takdir menyudutkan kita berdua, padahal sungguh aku hampir tak lagi percaya padanya. Sebab sudah beberapa kali aku dibuat mati rasa soal cinta dan sudah lelah jika harus kembali membiarkan orang asing masuk dan menari-nari di dalam ketenangan yang sudah ku jaga begitu lama.
Tapi apa daya, ternyata takdir begitu keras kepala.
Akhirnya aku mengalah, sedikit ku longgarkan kesigapanku dengan harap kali ini aku tidak salah arah. Aku masih menerka apa yang membuat beda antara kamu dengan perempuan sebelumnya, yang singgah lalu pergi tak berjejak seperti gerimis yang membawa sejuk sebentar lalu setelahnya kemarau berkepanjangan.
4 notes · View notes
mochsugih · 5 years
Text
Menerka Arah
Cerita kita berlanjut.
Di penghujung tahun itu aku memilih untuk berlalu, pergi meninggalkan kota yang selama ini telah menjadi rumah untuk ku. Aku pergi karena aku ingin terus bertumbuh dan belajar, aku tak mau lumpuh ditikam rasa nyaman lalu mati perlahan dalam kotak kecil.
Sementara kamu ?
Kamu juga sama akhirnya tiba waktumu untuk pulang kembali ke kota halaman, setelah tuntas menyelesaikan studi di kota itu, kota dimana kamu dan aku sama-sama menjatuhkan diri untuk bertumbuh dulu.
Pertemuan kita memang tak lama, juga tak begitu mengesankan. Ada beberapa kesempatan kita pergi hanya berdua, menikmati jalanan kota dan dinginnya malam, ada juga waktu dimana aku mengantarmu pulang hanya berdua, tapi sungguh perjalanan dan waktu-waktu itu tak membuat perbedaan besar tentang mu dalam pengelihatanku.
Semuanya berjalan seperti biasa.
0 notes
mochsugih · 5 years
Text
Menerka Arah
Menjadi dewasa adalah soal mengerti tentang konsekuensi, menjalaninya meski tak mudah dan melelahkan. Seperti aku saat ini, yang sedang berusaha mengerti mengapa takdir menyudutkan kita disaat raga tak saling menyapa.
Padahal beberapa bulan lalu kita punya waktu bersama, berdiri dalam satu kota, tiap waktu kita punya kesempatan untuk berjumpa, tapi untuk mengenalmu saja bahkan tak terfikirkan oleh ku kala itu.
Aku tutup rapat semua pintu yang bisa kamu telusuri, meski aku tau kamu sering kali bertanya-tanya mengapa aku begitu pandai menyimpan rahasia, tapi aku acuh dan kadang jengkel saat kamu telisik tentang sisi lain hidupku.
0 notes
mochsugih · 5 years
Text
Patah lagi
Kau tahu hal yang menyenangkan dari jatuh berkali-kali ?
adalah pengalaman bangkit dari keterpurukan yang juga berkali-kali, menjadi sadar dan mengerti bahwa ketakutan-ketakunan yang ada memang haruslah di hadapi bukan dihindari atau ditinggal pergi.
Patahku kali ini bukanlah yang pertama, ini adalah patah yang kesekian kalinya dan tentunya sejak awal aku sudah menyadari peluang patah ini bisa berulang. 
Sungguh aku sudah bersiap, meski mungkin terlihat goyah tapi ini hanya sementara, butuh waktu beberapa saat saja untuk kembali menetapkan kaki dan kembali berdiri.
Padamu aku berterimakasih sudah menjadi patah yang menyenangkan.
kamu tahu ?
Tuhan itu maha romantis.
mematahkan kita dengan cara yang pahit, agar kita tahu manisnya kembali memeluk untuk dicintai Nya.
0 notes