Tumgik
#menelusurijejaktambora
janatunrahmilah · 4 years
Text
Menelusuri Jejak Tambora
Tulisan sebelumnya https://janatunrahmilah.tumblr.com/post/630861952849149952/menikmati-keindahan-selat-alas
Selidik demi selidik, kami seperti melihat Gunung Tangkuban Parahu. Bentuknya hampir mirip dari kejauhan, ketinggian yang tadinya mencapai 4100 mdpl kini puncaknya amblas karna letusan, menjadi 2851 mdpl. Wow, hampir setengahnya rata!
Gunung Tambora ini meletus sangat dahsyat pada 200 tahun yang lalu, April 1815. Meletusnya Tambora menjadikan sejarah baru dunia. Letusannya menghanguskan 3 kerajaan sekaligus tanpa sisa yakni Kerajaan Tambora, Pekat, dan Sanggar. Bukan hanya dialami Indonesia, bahkan beberapa informasi menjelaskan letusan Tambora ini sampai ke Eropa dan mengalahkan Napoleon Bonaparte yang saat itu sedang melakukan strategi perang. Dilansir dari buku Tambora Menyapa Dunia, debu vulkanik Tambora sampai ke Eropa karna terbawa angin. Tahun itu pula terkenal sebagai “The Year Without Summer”, tak ada musim panas, yang ada adalah musim dingin yang panjang. Australia dan Afrika turun salju disaat musim panas.
Agak ngeri dengar dari penjelasan guide nya. “Menurut orang tua dulu, Tambora ini meletus persis seperti tragedi Pompeii atau persis seperti kisah nabi Luth yang mebinasakan kaum sodom. Waktu Tambora meletus, membinasakan 3 kerajaan sekaligus, ada cerita menyebutkan pada saat Tambora meletus ada penyimpangan seperti kaum sodom, penyuka sesama jenis, laki dengan laki. Tapi wallahua’lam, karna keterangannya belum jelas. Ini hanya cerita di masyarakat saja.”
Tumblr media Tumblr media
Terlepas dari cerita, mitos atau kisah apapun tentang Tambora. Mata kami dimanjakan dengan suasana menuju 3 desa sekitar Tambora, sepanjang perjalanan kiri dan kanan, sejauh mata memandang yang akan dilihat adalah savana. MasyaAllah, dari SD-SMA belajar IPS dan Geografi hanya tahu savana lewat buku saja, sekarang bisa lihat langsung aslinya. Di depan mata, tanpa sekat!
Tumblr media Tumblr media
Melihat ke kanan, savana dan Gunung Tambora. Melihat ke kiri, savana dan Teluk Saleh. Dibelakang saya ini, selain savana ada Teluk Saleh yang membentang dari sepanjang perjalanan menuju Tambora. Angin nya agak kencang karna sejauh mata memandang dipenuhi padang savana, kurang pepohonan, belum lagi angin yang berhembus dari laut. Wiih, sepoi-sepoi deh.
Seperti inilah gersangnya savana.
Sebentar lagi, kami sampai di Desa Doropeti. Ada hal-hal unik katanya dari Desa ini, banyak cerita setelah meletusnya Tambora. Nanti dilanjutkan! Next trip.
Perjalanan menuju Desa Doropeti, 15 Mei 2015
Kaki Gunung Tambora
1 note · View note