#menelan
Explore tagged Tumblr posts
guide-saveurs · 2 years ago
Text
Top News Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah
Tumblr media
Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/ketika-menelan-makanan-kondisi-katup-epiglotis-adalah/
0 notes
ghostlysongbeard · 2 years ago
Text
Top News Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah
Tumblr media
Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/ketika-menelan-makanan-kondisi-katup-epiglotis-adalah/
0 notes
forresthom · 2 years ago
Text
Top News Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah
Tumblr media
Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/ketika-menelan-makanan-kondisi-katup-epiglotis-adalah/
0 notes
foodmucem · 2 years ago
Text
Top News Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah
Tumblr media
Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Ketika Menelan Makanan Kondisi Katup Epiglotis Adalah? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/ketika-menelan-makanan-kondisi-katup-epiglotis-adalah/
0 notes
milatenonet · 11 months ago
Text
Ustazah Dayana (Nikmat)
Tumblr media Tumblr media
Ustazah Syaima meletakkan phone ke atas meja kecil bersama beg tangan di tepi katil King Size itu. Sengaja ditempah bilik Hotel 5 bintang untuk lebih privasi. Wangi bilik memberikan sedikit rasa tenang. Tak lama, Syazana membalas “okayy” kepada mesejnya yang memberitahu dia akan pulang sedikit lewat hari itu.
Pandang dibawa ke arah Leman yang sedang duduk di bucu katil. Melihatkan Ustazah Syaima meletakkan phone, dia juga menyimpan ke dalam poket sambil tersenyum antara rasa teruja dan segan.
“Jadi... Leman... Awak nak saya tukar pakai jubah tadi?” soal Ustazah Syaima perlahan. Kini Ustazah Syaima memakai kembali jubah yang dipakai datang kerja tadi. Tudung labuh silver satin berbunga pink sakura di hujung. Bersama jubah hitam hampir kosong, cuma berbatu manik di lengan tangan.
Leman menggeleng. “Urm... Tadi Ustazah sexy... Tapi bila saya bayangkan, saya selalu bayangkan Ustazah pakai macam ni... Macam tengah mengajar” kata Leman jujur. Semakin selesa. Ustazah Syaima senyum sambil merapatkan tubuh. Peha mereka bertemu.
“Hmm... Kalau macam tu, apa lagi yang awak bayangkan? Kita cuba keluarkan semua fantasi awak harini. Kelas nanti saya nak awak fokus” kata Ustazah Syaima dengan nada sedikit tegas. Mengingatkan.
Leman senyum. Melihat tubuh Ustazah Syaima. Pehanya jelas dipeluk jubah yang ditarik gravity itu. Wangi perfume lembut Ustazah Syaima juga telah mengeraskan batangnya semenjak dari dalam kereta lagi. Melihat Leman senyap, Ustazah Syaima senyum. Cuba menenangkan hati sendiri yang mula malu. Mungkin dirinya yang perasan lebih. Mungkin Leman hanya bergurau atau suka suka ayam. Betul kata Nora, Mungkin dia patut bersabar.
“Kalau ada apa apa yang awak nak buat dekat saya... Erm... S... Saya izinkan...” kata Ustazah Syaima sedikit kekok. Terpengaruh dengan rasa risau di dalam kepala. Leman menelan air liur.
“S... Sebenarnya Ustazah... S... Saya tak banyak bayangkan... Saya buat apa apa dekat Ustazah...” kata
perlahan.
“Eh? H... habistu?”
Leman nampak sangat teragak agak sebelum akhirnya membuka mulut semula. “Saya bayangkan... Urm... Ustazah yang... goda saya... Buat strip tease... M... Macam Ustazah buat dalam bilik Ustazah tadi...” kata Leman jujur.
Ustazah Syaima menarik nafas lega. Jadi bukanlah Leman menyesal atau tidak mahu akannya. Ustazah Syaima bangun berdiri. Wajahnya merah. Jujur, dia pun kurang pasti mengapa dirinya semakin liar dan berani begini. Tidak tahulah kerana batang batang muda yang dah dirasanya, atau kerana Fadzril dan Azmir.
Yang pasti, dia akan lakukan apa sahaja yang Leman mahu asalkan batang Leman terbenam ke dalam pantatnya hari ini.
Ustazah Syaima berdiri di hadapan Leman. “Jujur... Saya tak pernah strip tease strip tease ni... Tapi... Urm... Saya cuba ya?” kata Ustazah Syaima. Leman mengangguk mengizinkan. Walhal Ustazah Syaima berduaan dengannya di dalam bilik Hotel itupun sudah sangat memberahikan baginya.
Ustazah Syaima senyum dengan wajah keibuannya, sebelum tangan mula dibawa merayap ke tubuh sendiri. Tangan meraba perut yang rata sendiri, sebelum satu tangan dibawa ke atas, merayap di atas buah dada dan tudung labuh, dengan tangan yang satu lagi dibawa turun merayap peha.
Jelas Leman membayangkan yang tangan itu adalah tangannya.
Ustazah Syaima senyum melihat reaksi Leman. “Ummm... Awak suka tengok saya goda awak macam ni...?” soal Ustazah Syaima nakal sambil tubuh dibawa lenggok dan lentik sedikit. Sesekali mengintai bonjol yang mengeras. Leman mengangguk. Nafasnya semakin berat.
“Umm... Awak lagi suka yang ni...” tangan Ustazah Syaima kedua dua dibawa meramas buah dadanya di atas tudung labuh itu, sebelum tubuh dibawa pusing dan Ustazah Syaima melentokkan pinggulnya, membiarkan graviti menarik jubah itu rapat, melekap mendedahkan daging punggungnya yang dibalut panties nipis itu.
“Atau ni...?” soal Ustazah Syaima nakal. Tangan sendiri dibawa meraba daging punggung yang besar itu. Tangan Leman diangkat cuba mencapai daging punggung Ustazah Syaima, namun Ustazah Syaima cepat mengelak.
“Aish Leman... Tadi kata nak strip tease... Mana boleh raba raba” kata Ustazah Syaima nakal. Tahu syarat itu dari movie movie yang ditonton. Leman senyum membetulkan kaca mata. “Ehe... S... Sorry ustazah” katanya segan sambil ditarik semua tangannya.
Ustazah Syaima senyum sambil tubuh dibawa menghadap Leman kembali. Tangan dibawa masuk ke dalam tudung labuh, lalu ditarik zip ke bawah, penghujung masih dibawah tudung labuh. Dari gerak tangan, Leman dapat mengagak yang Ustazah Syaima mula menanggalkan jubahnya. Namun mungkin dibiar sangkut ke bahu.
Tangan Ustazah Syaima kemudian jelas meramas kedua dua buah dadanya dibawah tudung labuh itu. Dan mata Leman membulat melihatnya.
“Umm...Amboi Leman... Tutup sikit mulut tu...” usik Ustazah Syaima. Leman senyum segan. Namun Ustazah Syaima terus menerus mengusik Leman. Kemudian, jubah hitam itu ditolak sedikit, dibiar jatuh melepasi bahu, mendedahkan buat pertama kalinya tubuh MILF itu kepada Leman.
Rahang Leman seolah jatuh ke lantai.
Tudung Ustazah Syaima masih kemas, labuh menutup dada. Namun di balik tudung itu, Leman dapat melihat bentuk tubuh Ustazah Syaima yang baginya seolah dari film porno MILF yang ditontonnya. Pinggul Ustazah Syaima lebar, membuatkan pehanya juga sedikit berisi, memberi bentuk curvy yang baginya lebih dari semporna.
Tangan, lengan Ustazah Syaima juga tidak kurus dan tidak terlalu berisi. Kena dengan tubuhnya. Dan tidak cukup dengan itu, panties lace hitam yang dipakai Ustazah Syaima agak jarang. Hanya corak sedikit tebal di bahagian bawah. Dan dari apa yang dilihat Ustazah Syaima pastinya licin di bawah itu.
Dan apa yang mengghairahkan lagi Leman, ada la stoking paras peha Ustazah Syaima. Ketika berubah tadi Leman dah perasan. Namun dia ingatkan itu standard stoking paras buku lali atau betis.
“U... Ustazah memang pakai macam ni hari hari ke?” soal Leman sambil me jamah tubuh Ustazah Syaima itu dengan matanya.
Ustazah Syaima sambil itu masih melentikkan tubuhnya. Jemari mula meraba panties, garis stoking. Ustazah Syaima menggeleng. “Bila ada special case macam ni je...” jawab Ustazah Syaima. Teringat yang dia mula memakai lingerie ke tempat kerja dek diajar Azmir. Dan ya, dia tidaklah memakai begini walau di bawah setiap hari. Hanya apabila dia tahu Azmir mahukannya.
Dan sekarang, untuk Leman.
Leman senyum menelan air liur. Ustazah Syaima sengaja melentokkan tubuhnya, membiarkan Leman menikmati. Sesekali, ditarik tudung labuhnya memeluk buah dadanya. Memberi ‘tease’. Sesekali juga, Ustazah Syaima mengangkat tudungnya separuh mendedahkan buah dadanya, sebelum dibiar lepas menutup kembali.
“Nak saya teka awak bayangkan saya buat apa lagi?” soal Ustazah Syaima nakal. Leman mengangguk. “Mmm... Baring...” Arah Ustazah Syaima. Leman laju menolak tubuhnya naik habis ke katil sebelum baring berbantal di tengah katil itu. Ustazah Syaima memanjat bak seekor harimau bintang yang mengintai mangsanya.
Lalu dipanjat tubuh Leman, sebelum satu tangan Leman di ambil lalu dibawa ke buah dada di bawah tudung. Dan jemari Leman terus mengambil alih, meramas dengan perlahan sekali dua, sebelum semakin rakus seolah takut terjaga dari mimpi ini.
“Ummmphhh... Leman... Geramnya awak dekat saya...” usik Ustazah Syaima. Ustazah Syaima perlahan menunduk lalu mengucup bibir Leman. Leman yang pertama kali menyentuh wanita itu terasa kaku. Membiarkan Ustazah Syaima yang mengawal, sebelum Leman perlahan membalas mengikut gerak bibir Ustazah Syaima.
“Ummphh... Bagus... Sekarang... Keluarkan lidah kamu...” bisik Ustazah Syaima sambil satu lagi tangan tanpa sedar turun meraba bonjol seluar Leman. Leman menjelir lidah ke atas, kemudian Ustazah Syaima menyambut, menghisap perlahan sebelum lidahnya mencari di sekeliling lidah Leman.
Kepala dibawa turun dan lidah Leman kembali ke dalam mulut, diikuti lidah Ustazah Syaima yang mengajar bagaimana untuk ‘French kiss’ itu. Ustazah Syaima menarik nafas, dan Leman mengambil peluang itu untuk membalas kucupan berahi Ustazah Syaima.
“Ummphh... Ahh... Cepat tangkap rupanya awak ni... He... Srpphh... Ummphh...” Ustazah Syaima memuji sambil membalas kucupan semula. Kedua dua tangan Leman kini semakin berani dan rakus meraba, meramas tubuh Ustazah Syaima, mendengus di antara nafas. Kehilangan kata kata.
Setelah lama, Ustazah Syaima menarik kepalanya
Tubuh dibawa merangkap turun. Dan jemari perlahan membuka tali pinggang dan zip seluar Leman, sebelum direntap turun bersama seluar dalam. Nafas Ustazah Syaima semakin berombak apabila melihat batang Leman menegang tegak. Air mazi jelas bertakung dan meleleh di kepala.
“Wow... Leman... Ummphh...” Ustazah Syaima juga kehilangan kata kata. Batang Leman bukanlah batang yang paling besar pernah dia tengok, namun entah mengapa. Jemari terus menangkap batang Leman sebelum terus dibawa masuk ke dalam mulut. Kepala mendayung ke atas ke bawah menghisap penuh lahap dan menjilat di dalam mulut.
Sesekali Ustazah Syaima mengintai Leman di atas. Melihat reaksi Leman yang mendengus, sesekali memanggil namanya. Membuatkan Ustazah Syaima semakin berahi.
“Ummphhh... Srpphh... Ummphh...” Ustazah Syaima mendayungkan kepalanya laju ke atas dan ke bawah, lalu ditolak batang Leman sedalam dalamnya menolak tekak. Ustazah Syaima membiarkan Leman menikmati hangat ketat mulutnya itu sebelum menarik kepalanya, mencungap sedikit. Namun jemari terus mengocok batang pelajarnya itu.
“Ahh... Ummph... Apa lagi yang awak bayangkan ni Leman...?” soal Ustazah Syaima sambil terus mengurut batang Leman. Kononnya mahu ia terus keras. Walhal Ustazah Syaima cukup tahu yang ia tidak akan turun selagi meletus. Tidak selagi dia di hadapannya.
Leman menarik nafas dalam. Wajahnya merah. Kaca mata ditolak ke atas sambil menelan air liur. “Saya bayangkan... U... Ustazah naik atas saya... Urmph... B... Boleh kan?”
Ustazah Syaima berpura terkejut. “Leman! Saya ingatkan... Apa yang saya dah buat ni... Cukup...” kata Ustazah Syaima. Namun Ustazah Syaima perlahan bangun lalu duduk di atas batang Leman. Dengan panties yang masih tersarung, menekan batang Leman yang kini terbaring, ditekan antara tembam pantat Ustazah Syaima dan tubuhnya sendiri.
Leman mendengus merasa hangat dan fabrik lembut panties Ustazah Syaima itu.
“T... Tapi... Kalau saya tak buat ni...” Ustazah Syaima mengerang perlahan sambil mula menggerakkan tubuhnya kehadapan dan belakang. Menggigit bibir bawah semakin berahi. Pantat tembam yang semakin basah mula meresapkan air pantatnya ke batang Leman.
“Ummphh... N... Nanti saya tak boleh fokus dalam kelas...” tambah Leman. Konon memberi justifikasi kepada apa yang akan mereka lakukan.
Ustazah Syaima mengangguk setuju. “Ahh... S... Saya masukkan ya...” kata Ustazah Syaima sambil menolak dirinya bangun sedikit. Panties ditolak ke celah peha, mendedahkan pantatnya yang tembam licin itu, sebelum batang Leman dicapai lalu dihala ke bibir pantatnya. Digesel ke biji kelentit dan bibir pantatnya, sebelum dibawa tolak masuk ke dalam pantat.
“Ahhhhh...Emiirrr” Ustazah Syaima mengerang merasa pantatnya tersumbat dengan batang Leman. Pantatnya mengemut balas, melumur habis setiap inci batang Leman dengan air pantatnya. Mata Leman pula membulat. Buat pertama kali merasa pantat seorang wanita. Mengemut, hangat, basah...
“U... Ustazahhh...” Leman mendengus balas sambil tangan meramas peha Ustazah Syaima. Ustazah Syaima membiarkan batang Leman terbenam buat beberapa ketika sebelum tubuh dibawa turun, menonggeng di atas Leman sambil memastikan batang Leman masih di dalam pantatnya.
Buah dadanya tertutup dengan tudung labuh yang masih tersarung. Membiarkan tahu ia memberi imej Ustazah yang kontra dengan perlakuannya. Dan Ustazah Syaima tahu yang ianya hanya menaikkan nafsu pemuda itu.
“Ahhh... Sedapnya batang kamu Leman... Ummphh...” Ustazah Syaima mengerang manja sambil mengucup bibir Leman perlahan. Kemudian punggung dibawa naik cukup sehingga ke leher batang Leman, kemudian dibawa turun kembali. Sengaja Ustazah Syaima bergerak perlahan, mahu Leman merasa nikmat setiap inci lubang pantat seorang wanita itu, dan dia sendiri ingin menikmati setiap inci dan timbul urat batang pelajarnya itu.
Leman mendengus. Membalas kucup Ustazah Syaima sambil merasa pantat wanita buat pertama kali. “Ummph... Srpphh... Ustazah... Sedapnya pantat u... Ustazah ni... Ahh...” Leman membalas pujian.
Ustazah Syaima senyum bangga sambil merasa tangan Leman meramas buah dadanya di bawah tudung labuh itu.
“Ahh... Bertuah isteri kamu nanti Leman... Ahh... Ada suami batang padat macam kamu ni...” puji Ustazah Syaima. Leman pula tersenyum bangga. Berharap yang dia tidak pancut cepat. Merasa kedua dua mereka semakin berahi, Ustazah Syaima melajukan sedikit dayungan. Ke atas, ke bawah. Kepala sesekali direhatkan ke bahu Leman sambil punggung mengawal ritma.
“Ahhh... Ahhh... Ummpphhh” Ustazah Syaima kemudian menolak dirinya kembali duduk. Tangan dibawa meraba pinggang dan perut Leman, sebelum senyum nakal menjadi amaran kepada Leman. Leman senyum bersedia.
Ustazah Syaima kemudian menggerakkan tubuhnya naik turun dari batang pemuda itu. Pantatnya mengemut ketat dengan setiap gerak. Dan tubuh Ustazah Syaima melentik lentik dengan setiap hentak yang dibawa hujung pantat ke kepala batang Leman itu.
“Urgh... Ustazahhh... Sedapnya... Ahh... L... Lagi sexy dari saya bayangkann... Ahh...” dengus Leman sambil terus meraba peha Ustazah Syaima yang berstoking paras peha itu.
“Ummphh... Awak bayangkan saya macam ni takk?” soal Ustazah Syaima sambil meramas kedua dua buah dadanya sambil menunggang batang Leman itu laju. Sesekali melentik mengenakan kepala batang Leman ke G-spotnya.
Leman menggeleng. “Ahhh... Ni lagi hott... Ummphh!! Umpph!!” Leman mendengus kesedapan. Melihat mata Leman, Ustazah Syaima menunduk sedikit dan benar sangkaannya. Terus tangan Leman menangkap buah dada Ustazah Syaima lalu diramas geram kedua duanya.
“Ohhh... Yess... Ummphh!!” Ustazah Syaima semakin hampir. Kedua dua tangannya menongkat di kiri dan kanan tubuh Leman sambil punggung menggerak dan menggelek laju. Dengan sensasi jemari Leman yang rakus meramas di bawah tudung labuh, Ustazah Syaima memejam mata rapat.
Wajahnya berkerut. Bibirnya terbuka sedikit. Sikit lagi... sikit lagi... Pap!! Papp!! Pap!! Pap!!
“Ahhhhh Leman!! Leman!!!” Ustazah Syaima tersentak sebelum mula klimaks. Air pantatnya merembes ke batang Leman. Tubuhnya terhenti gerak dek klimaks itu. Mujurlah Leman menyambung gerak. Didayung batangnya dari bawah menyambung klimaks Ustazah Syaima.
Mata Ustazah Syaima membulat terkejut dengan gerak anak teruna itu. Lalu mengemut ketat memerah dirinya sendiri klimaks sepuasnya.
“Ummphhh... Ahhh... Leman... Ahh....” Ustazah Syaima mengejar nafas. Mata perlahan dibuka melihat Leman tersenyum bangga. Mungkin bangga berjaya membuatkan pensyarahnya klimaks begitu sekali. Ustazah Syaima senyum di balik wajah kepuasan itu. Tubuh dibawa bangun dan batang Leman dibawa keluar.
Namun setelah sahaja dibawa keluar, Leman tiba tiba mendengus kuat dan...
“Ustazah!! Umpphh!! Damnn!!” dengus Leman kecewa sambil batangnya memancut mancutkan air maninya ke atas. Mendarat ke peha Ustazah Syaima yang senyum sambil terus menyambut mengurut batang Leman itu.
“Ummm... Banyaknya awak pancut ni... Pagi tadi pun banyak... Ummphh...” puji Ustazah Syaima. Leman mendengus kecewa.
“S... Sorry Ustazah... S... Saya tak tahan lama... S... Saya sempat tahan untuk tak pancut dalam Ustazah je... Urmphh...” Dengus Leman segan. Ustazah Syaima senyum sambil terus mengurut batang pelajarnya itu.
“Ehe... Takpe Leman... Suami saya dulu pun mula mula, tak tahan lama... Tapi lepas lama lama sikit, boleh tu. Lagipun awak dah buat saya klimaks kan. Hehe” pujuk Ustazah Syaima. Walau dia tahu bagi perempuan, satu klimaks sangat tidak memadai
Leman senyum lega. Masih tidak percaya apa ayang baru berlaku.
“Umm... Saya basuh kejap ya?” Ustazah Syaima menolak dirinya bangun dari katil lalu menghala ke bilik air. Meninggalkan Leman yang menatap setiap goyang punggung Ustazah Syaima yang hampir separuh berbalut panties tadi.
Tertanya tanya jika ini kali pertama dan kali terakhir dia dapat melihat daging punggung Ustazah Syaima tanpa lapik itu.
*********
Kereta Ustazah Syaima diberhentikan di simpang kolej Leman. Sengaja sedikit jauh supaya tidak menjmbulkan rasa syak oleh pelajar yang lain. Leman senyum. “Terima kasih, Ustazah... Sebab realisasikan fantasi saya... Saya janji saya akan fokus mulai esok”
Ustazah Syaima mengangguk. “Baguslah macam tu... Nanti saya akan tanya awak soalan lebih sedikit” usik Ustazah Syaima membuatkan Leman senyum sedikit risau.
“Urm... Ustazah... Maaf kalau saya tanya... Tapi apa yang kita buat tadi tu, one off atau... Erm... Ada lagi?”
Ustazah Syaima menggigit bibir bawah. “Hmm... Kalau awak rasa awak dah start tak boleh fokus... Awak bagitau. Boleh?” laju Leman mengangguk. “Okay! Terima kasih Ustazah. Jumpa dalam kelas nanti” kata Leman sambil membuka pintu kereta lalu menapak keluar dengan senyum puas.
Ustazah Syaima juga senyum puas. Walau tak sepuas bersama Fadzril, Azmir mahupun suaminya, namun entah mengapa dia yakin yang Leman akan bertabah baik nanti. Ustazah Syaima menggeleng malu dengan dirinya sendiri.
Dia yang dahulu jijk dengan perangai jiran jirannya, kini menjadi salah seorang dari mereka.
Kereta dibawa pandu pulang ke rumah, sesampai di rumah, telah tersedia spaghetti carbonara yang Ustazah Syaima yakin dimasak Syazana menggunakan sos prego yang dibeli tempoh hari. Sepinggan cukup untuknya. Pasti si suami dan Syazana dah makan tadi.
3K notes · View notes
ceritamelayuboleh · 29 days ago
Text
Tumblr media
KEINGINAN KAMAR : NAFSUKU MEMBUAK DIKLINIK
Sejak dua menjak ni, banyak betul masalah kesihatan dikalangan ramai orang. I berharap korang semua sihat selalu dan jaga diri elok-elok ye. Jangan lupa jugak untuk melancap tiap-tiap hari jugak, baru rasa selesa dan tenang menjalani kehidupan seharian.
I pun dah tak sihat untuk beberapa minggu, asyik demam naik turun je. Asyik kena melawat dan jumpa doktor je, kekadang rasa malas jugak tapi dalam diam minda I masih ligat berfantasi melihat figura-figura manusia di sekeliling I.
Dalam salah satu lawatan aku ke klinik, I ternampak akan seorang remaja lelaki yang sedang menemani seorang warga emas yang bertongkat. I rasa warga emas tersebut adalah ayah kepada remaja tersebut kerana remaja tersebut tidak berenggang langsung dengan warga emas tersebut.
Tibalah giliran mereka untuk dipanggil ke bilik konsultasi, I nampak remaja ni dengan penuh kesabaran dan cermat membawa ayahnya masuk. Doktor bertugas pada hari itu adalah seorang doktor wanita yang bernama doktor Lina. Doktor Lina ni doktor kacukan India dan Melayu, kulitnya sedikit gelap tapi tubuhnya kurus dan agak "fit". Doktor tersebut memakai seluar jeans ketat dan kemeja T berwarna kelabu yang agak ketat. Ukur lilit buah dadanya dan punggugnya memang jelas disebalik pakaiannya. Pintu bilik konsultasi tertutup dan otak I ligat berimaginasi sebaik sahaja pintu ditutup. I membayangkan diri I sebagai Dr Lina dalam bilik konsultasi tersebut
************************************************************************
"Ya encik, sakit apa ye," Tanya Dr Lina kepada warga emas dan remaja tersebut sambil menyuruh remaja tersebut duduk di kerusi. Remaja tersebut hanya tersenyum dan berdiri teguh disebelah ayahnya.
"Ayah saya doktor, dia selalu rasa letih dan lemah. Makan pun kurang," jawab remaja tersebut. Dr Lina pun mendengar sambil mengambil tekanan darah si ayah.
"Owh, ini perkara biasa. ayah awak kan berumur, dah 70 lebih dah, tekanan darah ayah awak ni sedikit rendah. Saya boleh beri ubat untuk menaikkan tekanan darah ayah awak ke paras normal," kata Dr Lina sambil membuka laci mejanya. Selepas beberapa minit mencari, Dr Lina mengeluarkan sebiji ubat berwarna biru berbentuk seperti berlian dan menyuruh si ayah mengambil ubat tersebut. Dr Lina tersenyum melihat si ayah menelan ubat tersebut.
"Ok sekarang awak kena tolong ayah awak untuk stabilkan tekanan darahnya," kata Dr Lina kepada si anak. Dr Lina mengambil tongkat si ayah dan mengunci pintu biliknya, tongkat diletakkan di hujung bilik, menyebabkan si ayah tidak dapat berganjak dari tempat duduknya.Dr Lina kemudiannya mengorat langkah ke arah si anak yang agak keliru dengan kelakuan Dr Lina.
Tanpa diduga, Dr Lina dengan tangkas menarik seluar si anak dan melondehkannya dengan satu tarikan. Si anak terkejut dan panik, tangannya menutup kemaluannya yang terdedah kepada Dr Lina dan ayahnya.
"D..D..Dr buat apa ni?" tanya si anak dengan nada cemas dan cuba menarik balik seluarnya. Dr Lina memijak seluar si anak dan menyebabkan si anak tersadung dan terjatuh. Dalam keadaan kelam kabut Dr Lina berjaya menanggalkan seluar si anak dan mencampaknya ke hujung bilik.
"Nak tolong ayah awak la, takkan tak boleh," Ejek Dr Lina sambil menyandarkan si anak ke dinding bilik dalam keadaan terduduk. Si ayah tidak dapat berbuat apa kerana tongkatnya diletakkan di hujung bilik dan dia tidak berdaya.
"Kalau tak buat macamni, tekanan darah ayah awak takkan kembali normal," kata Dr Lina sambil memposisikan dirinya di hadapan si anak. Kepala si anak tersandar di dinding dan menghadap kelangkang Dr Lina, manakala si ayah pula duduk di kerusi dan menghadap punggung Dr Lina.Dr Lina melondehkan seluar jeans dihadapan si anak dan merapatkan cipapnya ke muka si anak.
"Selagi I tak suruh berhenti kamu jangan henti," kata Dr Lina sambil mennyesakkan cipapnya kemuka si anak. Si anak cuba melawan tapi dengan cepat seluruh mukanya dilitupi oleh kelangkang Dr Lina. Paha Dr Lina "memegang" muka si anak, menyebabkan si anak kaku tersandar di dinding. Dr Lina kemudiannya mula menunggang muka si anak, pinggulnya bergerak kedepan belakang. Si ayah hanya mampu melihat si anaknya dipergunakan sebagai objek kepuasan dihadapannya. Tanpa kesedaran, batang si ayah menegak melihat si anak diperlakukan sebegitu.
"Sssssss ahhh, ahh,ahhnn," mulut Dr Lina berzikir dalam ghairah. Di dalam mindanya, menggunakan si anak dihadapan si ayah merupakan salah satu fantasi yang paling dia suka. Sudah beberapa banyak anak yang dirosakkannya di hadapan ayah mereka.
Minda Dr Lina menjadi lebih ghairah. Pergerakannya makin laju dan suaranya makin nyaring. Si anak tidak melawan seperti sebelumnya. Tangannya mencengkam rambut si anak dan menunggang selaju mana yang Dr Lina mampu sehinggalah Dr Lina klimaks.
"Dah, tengok, ayah awak pun dah terpancut, tekanan darah dia dah normal," kata Dr Lina sambil memakai seluarnya kembali. Rambut dan muka si anak dibasahi jus cipap Dr Lina, batang si anak berdenyut-denyut memancut air mani dan kain pelikat si ayah pulak basah dengan air maninya sendiri.....
582 notes · View notes
fighter232 · 1 month ago
Text
"Cikgu Nurizan, Afifah, Amna dikawal oleh ku"
Part 1 : Afifah
Pada suatu hari.. semua pelajar xde di kelas , hanya ammar dan afifah jer yang ada.. so afifah dan ammar pon buat kerja sendiri ..jadi kerana bosan ammar pon approach si afifah untuk ajak borak sambil diorang borak ammar try tunjuk barang yang ia beli tu dekat afifah ...
Lalu afifah pon bertanya ..
Afifah : wei ammar benda apa tu ? Lalu ammar pon menekan button NEURALYZER..
Secara automatik afifah menjadi terpaku and then time tih ammar cuba try bagi intructions dekat afifah ...
Ammar : Afifah "TETEK BESAR "
Tpi sebelum tuh ammar check dulu adakah alat itu menjadi ..
So ammar decide untuk memegang afifah dari tangan ,pipi ,mulut even ammar sempat kiss dekat mulut afifah ....
So bila ammar dah tau alat tu menjadi dia dapat idea untuk buat benda jahat dekat afifah ..
Lalu ammar berkata kat afifah ...
Ammar : afifah aku nak petang nanti jumpa aku rumah aku nanti boleh ? Lalu afifah pon membalas ..
Afifah : baik ammar
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
So pada petangnya pulak ...si afifah pon pergi la ke rumah ammar seperti yang di arahkan...
Lalu ia disambut oleh ammar yang dah menunggunya didepan pintu ..lalu ammar pon bertanya ke afifah ...
Ammar : ahhh ada apa dtg rumah nih ...
Tiba2 afifah rasa hairan kejap ..
Afifah : ehh haah kenapa aku dtg tadi eah ...tapi ammar pelawa jer afifah masuk...
Lalu ammar mengajak afifah minum ...lepas dah settle minum apa semua ..afifah mintak diri untuk balik ..lalu terus ammar panggil " TETEK BESAR " terus afifah terpaku ..
Lepastu ammar beri arahan untuk ikutnya ke bilik tidurnya..
Masa berada didalam bilik ammar ..afifah disuruh oleh untuk berbogel ...tanpa membuang masa afifah pon menanggalkan pakaianya ...lepastu ammar menyuruhnya untuk berbaring dikatil ....
Lalu ammar pon membogelkan dirinya didepan afifah lepastu tanpa buang masa ammar start menjilat pantat afifah yang xde bulu tu ...
Jilatan ammar membuat afifah mendersah kesedapan ...
Afifah : emmmmmm…emmmmmmmm sedapnya ammar emmmmmm emmmmmmmmarhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….laju lgi ammar laju lagi arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….
emmmmmm…emmmmmmmmarhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….fuck me ammar
Lalu ammar pon memasukan batang ke pantat afifah lalu merodoknya laju2
Afifah pon mendersah lagi kuat bila pantatnya dirodok oleh ammar ...
Afifah :emmmmmm…emmmmmmmm arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….
arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….
arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….
Ohhhhhyeahhhhh yes babyyyyy emmmmmm…emmmmmmmmarhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….lalu ammar pon berkata ..
Ammar : sedap tak batang aku afifah
Afifah : sedap ammar arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh....
Lalu ammar pon ketawa...
Ammar : ha ha ha kau rasakan dah lama aku geram dengan kau lepasni aku rasa rodok bontot kau plk ...
Afifah : boleh ammar kau rodok mana kau nak aku sanggup ...arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….
Lalu ammar mencabut batangnya dari pantat afifah lalu menyuruhnya menonggeng ...lalu ammar memasukkan batang ke bontot afifah lalu merodoknya dengan laju ...
Afifah mendersah lagi kuat bila bontotnya dirodok...
Afifah : arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….
arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….
Sedapnya ammar kuat lagi ammar kuat lgiiii
arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….
arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….
arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….
emmmmmm…emmmmmmmmemmmmmm…emmmmmmmmemmmmmm…emmmmmmmmarhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….arhhhhhhhhhh…..arghhhhhhhh…..arrrghhhhhh….
Hampir sejam ammar merodok bontot afifah lalu ia orgames lalu ammar berkata ..
Ammar : afifah sini tadah muka kau kat batang aku ...aku nak kau telan air mani aku? Lalu afifah pon menadah mukanya ke batang ammar ..
Lalu air mani ammar pon terpancut dimuka dan dimulut afifah ...tanpa buang masa afifah pon menelan air mani ammar yang berada dimulut nya ...
Lepas dah settle semua ammar menyuruh afifah membersihkan dirinya lalu menyuruhnya pulang ...
Tumblr media
Bersambung ....
605 notes · View notes
storyhorny · 1 year ago
Text
Nikmatnya Sekolah part4
-kelas-
"ok class, today kita akan pergi gym. So prepare your pakaian untuk masuk ke gym". "Baik cikgu Azira!". Kitorang menukar pakaian di changing room. Sampai di gym mataku terpaku dekat Qistina dengan baju yang ketat. Keras batang aku. Qistina memanggil aku untuk menolongnya menggunakan chest pressure machine. Qistina duduk di kerusi manakala aku berdiri didepannya. Dari atas aku memandang depat ke dada qistina yang bertetsan peluh mengalir membuatkan nafsuku membuak. Tetiba qistina tergelak. "Awak nak saya blowjob awak kat sini ke?" Aku terkejut batangku memacak tegak betul-betul kearah mulut qistina. Tetiba aku rasa kepala batangku ngilu. Qistina mula mencium dan menjilat kepala batangku dengan penuh soft beralaskan seluarku.
Tumblr media
Aku rasa macam nak terpancut tetiba "ok class bunyi loceng nanti makesure kemas semua peralatan and balik kelas ok, cikgu ada meeting mengejut" tanpa fikir panjang aku locotkan sedikit seluar terus jolok dalam mulut qistina dan pancutkan air mani yang aku tahan dekat 20-25 minit. Qistina terkejut menerima deepthroat. Dia menelan semua air maniku "actually ni first time orang pancut dalam mulut saya". Aku berasa bangga sebab kitorang berjaya melakukannya tanpa sesiapa yang perasan. "Next time buat saya pancut pulak ok" sambil membersihkan batangku yang masih tersisa air mani.
-kelas-
"yeah petang ni ada koko minggu kelab persatuan". Suara Erissa tu cukup membingitkan kelas. Aku hampir seminggu kat sini tapi aku still tak tau aku koko kelab apa. Aku pon keluarkan borang maklumat sekolah aku. Aku masuk kelab modelling and photography. "Kau pon kelab modelling and photography juga ke?" Aku terkejut sebab suara tu suara Mia and why aku kena sekali dengan dia? Just ignore it.
-Bilik Photography-
"ok guys, for this year I'm you'll photography teacher. So saya rasa ramai pelajar baru join kelab ni. My name is Sophia just call me Ms Sophie".
Tumblr media
Aku tengok Ms Sophie mengancam betul. Tak pasal-pasal memacak je batang aku sepanjang koko. "i interested with you, shouldn't you introduce yourself?" "Me? arrr... My name is Zul, i'm new here. Nice to meet you guys". " You tahu basic about photography?" "Not yet, but saya boleh tunjuk hasil kerja photoshoot saya kat sekolah kama" "wow great, awak boleh jadi photographer but for today kita just buat sesi perkenalan sahaja. Anything boleh minta tolong senior f5 ajar". "okay Ms". " Hai zul, we meet again" ternyata bella pon kelab sama dengan aku. "Jom tolong i kemas changing room. U masuk bilik tu ambil barang bagi kat i".
Tumblr media
Aku masuk bilik tersebut lalu aku ternampak sesuatu keindahan yang tak semua orang nampak. Ada senior aku berbikini. "Have a nice moment" bella tergelak dan tutup pintu lalu kunci membiarkan aku dan senior tersebut. "I know batang u boleh buatkan member i gila and senak, so let me try yours. Btw my name is Eyka". "Arrr so i nak kena buat apa ni?" "Let's play in one round or two round" aku senyum sinis and bisik kepadanya "lima round pon i boleh, jangan menyesal".
Tumblr media
Aku buka baju and start with small game which is foreplay and my favourite is 69 position. Aku dukung Eyka atas meja makeup and mula menjolok eyka in counter tap position. Eyka ni nampak je macam keding tapi memang sedap body dia. Pantat dia yang ketat cukup membuatkan batangku menjadi rakus untuk jolok sampai dia senak. Seluruh batangku berjaya sampai kedalam pantatnya sehingga dia menjerit. Aku teruskan menjolok dengan rakus sehingga Eyka telah mencapai klimaksnya yang pertama. Aku mengangkat eyka dan menjoloknya lagi dalam position sexy tree huggers. Position ni akan membuatkan batang aku cukup dalam menjolok pantatnya. Aku dapat lihat Eyka cukup ghairah hingga tak nampak mata hitamnya. Itu membuatkan aku jadi makin rakus. Aku peluk pinggangnya dan joloknya makin laju membuatkan dia tidak keruan. Berkali-kali eyka klimaks sehingga terkencing. Eyka terkulai layu kepenatan. Aku nak teruskan untuk third round but kesian tengok eyka kepenatan. Aku terus habiskan dan pancut di perutnya. Nampak kesan lebam di cipapnya mungkin sebab aku jolok dengan kuat. Aku kemaskan diri dan check jam. Aku terkejut sudah pukul 5.30 bermakna aku dah berperang dekat satu jam setengah dalam bilik tu. Aku membuka pintu dan ternyata bella tertido diluar pintu. Agaknya bosan menunggu aku lama kat dalam. Aku sempat ramas tetek dan pantatnya. 'nasib baik semua dah gerak, kalau tak kantoi aku'.
Tumblr media
Comment for part5 and give your feedback
2K notes · View notes
lanhellboyblog · 9 months ago
Text
Selera Seks Budak Orang Kampung
Sejak aku ditukarkan ke sekolah di sebuah kampong yang terletak di pedalaman semenanjung, hidup ku semakin berubah hari demi hari. Aku merupakan seorang guru matematik yang baru keluar dari maktab. Sememangnya aku adalah lelaki yang perwatakan menarik, sederhana dan mudah menghormati orang-orang kampong. Maka tidak hairanlah boleh dikatakan semua orang kampong cukup suka kepada ku.
Kampung yang terletak jauh dari bandar dan boleh dikatakan agak ceruk juga di tempati lebih kurang 100 keluarga. Kedudukan antara rumah adalah jauh dan dipisahkan oleh kebun getah. Manakala jalan penghubung hanyalah jalan tar kecil yang hanya muat-muat untuk sebuah kenderaan sahaja. Manakala sekolah tempat aku mengajar pula menjadi tempat pelajar-pelajar dari kampung ini dan juga lagi dua buah kampung bersebelahan menuntut ilmu. Begitulah sedikit penerangan tentang kampung yang ku diami sekarang.
Aku tinggal di sebuah rumah kampung yang disewakan oleh salah seorang penduduk kampung yang berhijrah ke Bandar. Kuarters guru-guru tidak dapat menampung lagi jumlah guru-guru kerana projek pembinaan kuarters yang lebih besar masih dalam pembinaan. Walau pun rumah yang aku sewa tidak secantik mana, hanya rumah kampung beratapkan asbestos dan berdindingkan papan. Namun aku selesa mendiaminya meskipun seorang diri.
Seperti yang telah aku sebutkan sebelum ini tentang perwatakan aku dan juga hubungan ku yang baik dengan orang kampung, maka ramai orang kampung yang datang meminta berbagai bantuan dengan menjadikan aku sumber rujukan mereka dalam berbagai hal. Kelebihan aku yang mahir dalam komputer memberikan mereka semua peluang untuk merujuk aku dalam berbagai masalah komputer dan sekali gus mengajar anak-anak mereka supaya pandai mengendalikan komputer.
Selama bertahun aku menetap di kampung tersebut, selera nafsu ku juga semakin berubah. Minat ku kepada isteri-isteri orang yang matang dan montok semakin meluap-luap. Kebanyakkan suri rumah yang menetap di kampung tersebut memiliki tubuh yang montok. Maka sudah tentu masing-masing memiliki struktur tubuh yang gebu seperti tetek yang besar, malah ada yang melayut, perut yang gebu, peha yang montok serta bontot yang bulat dan besar. Tidak ketinggalan juga ramai antaranya yang kelihatan tonggek. Sudah tentu saban hari aku menelan air liur melihat punggung mereka yang bulat itu melenggok-lenggok dan bergegar di dalam kain batik sewaktu ke kedai atau ke rumah ku bagi bertanyakan berbagai pandangan berkaitan ilmiah dan kehidupan. Memang malu dan sukar untuk aku katakan, namun hakikat sebenarnya adalah aku sudah pun menikmati beberapa isteri orang sepanjang aku mengajar di sini.
Semuanya bermula dari keberanian ku mengorat kak Timah, isteri abang Azhar. Kak Timah datang ke rumah ku pada petang minggu itu bagi bertanyakan kepada ku cara untuk menutup akaun arwah emaknya yang meninggal dunia bertahun dahulu. Sepanjang kak Timah berbual di ruang tamu rumah, mata ku seakan sukar untuk melepaskan dari menatap wajahnya yang bagi ku sungguh menawan meski pun usianya ketika itu sudah hampir mencecah 45 tahun. Teteknya yang kelihatan sedikit melayut di dalam baju kurung kedahnya nampak seperti sedap untuk di hisap. Pehanya yang montok itu kelihatan montok dan sungguh menggoda di dalam kain batiknya yang lusuh. Sepanjang aku berbual dengannya, tidak habis-habis aku membayangkan alangkah nikmatnya jika peha montok itu mengangkang untuk ku sumbat batang ku di celah nonoknya. Sepanjang kami berbual, sempat juga aku selitkan sedikit unsur-unsur lucah.
Ternyata kak Timah juga suka, malah dia juga turut memberi respon dengan kata-kata lucah walau pun dalam bentuk sindiran. Kemudian kak Timah meminta diri untuk pulang dan sebaik dia berdiri dari sofa rotan ku, mata ku segera mencari bontotnya. Berkali-kali aku menelan air liur melihat bontotnya yang berkain batik lusuh itu. Dah lah bontot besar, lebar pulak tu. Bila berjalan ke pintu bontotnya melenggok dan bergegar. Aku yang geram pun dengan selambanya menampar bontotnya sampai dapat ku lihat ianya bergegar. Kak Timah tak marah pun, dia sekadar menjeling dan senyum. Paling mengejutkan adalah dia mengatakan adakah aku gatal dan aku menjawab sememangnya aku gatal melihat bontot yang cantik miliknya itu.
Kak Timah berhenti di muka pintu dan dengan membelakangi ku dia melentikkan bontotnya. Terbeliak mata ku melihat bontotnya yang lebar itu kelihatan semacam makin sendat dalam kain batik lusuh itu. Aku tepuk bontotnya sekali lagi dan dia nampaknya membiarkan. Melihatkan kak Timah seakan menyukai dengan perbuatan nakal ku, aku memberanikan diri meraba bontotnya yang nyata tidak memakai seluar dalam.
Aku tunduk menciumi bontotnya dan kak Timah menonggekkan bontotnya. Aku semakin stim dan aku tarik tangan kak Timah kembali ke ruang tamu. Aku minta kak Timah berdiri berpaut pada dinding dan aku pun kembali mencium dan menghidu bontotnya yang besar lebar itu sepuas hati ku. Menonggek kak Timah berdiri membiarkan bontot lebarnya aku cium dan ku puja dengan bernafsu. Aku menyangkung di belakang kak Timah. Batang aku yang keras dalam seluar aku rocoh-rocoh. Sememangnya aku mengidamkan bontot perempuan yang lebar dan bulat seperti milik kak Timah itu. Kak Timah aku lihat menoleh kepada ku dengan tudung yang masih di kepalanya. Dia senyum melihat aku menggomol bontotnya.
Aku berdiri pula dan aku rapatkan batang aku di bontot kak Timah yang bulat. Sungguh sedap dan lembut rasanya. Tangan ku meraba-raba bontot kak Timah. Daging empuknya yang lebar dan berlemak aku ramas penuh nafsu. Kak Timah melentikkan tubuhnya. Dia seperti menyerahkan seluruh bontotnya yang berkain batik lusuh kepada ku. Aku memang bernafsu betul ketika itu. Bontot bini orang kampung yang besar dan montok itu membuatkan aku sungguh tak tahan.
Aku keluarkan batang aku dan aku lancap di belakang kak Timah. Sambil melancap aku tengok bontot kak Timah. Aku ramas bontot empuknya. Kak Timah menoleh lagi dan dia tersenyum lebar melihatkan aku melancap di bontotnya. Kak Timah menarik batang ku rapat ke daging empuk bontotnya. Kain batik lusuhnya aku rasa sungguh lembut dan licin disentuh batang ku. Aku menghimpit batang ku ke bontot empuknya.
Aku cium kepala kak Timah yang bertudung itu. Aku hembuskan nafas berahi ku di telinganya. Tubuh gebu bini orang itu seakan menggeliat hingga bontot montoknya rapat menyentuh batang ku yang keras. Aku gila betul kepada bontotnya. Kak Timah rapatkan batang ku di celah bontotnya. Sekali lagi aku merasakan bontot empuknya yang sedap di dalam kain batik lusuh yang lembut itu menghimpit batang ku. Tubuh kak Timah turun naik membuatkan bontot empuknya turun naik menghimpit batang ku. Sedap sungguh rasanya ketika itu.
Kak Timah pun melentik-lentikkan bontotnya seakan mahu melanyak batang ku di bontotnya. Memang betul-betul nikmat aku dilancap bontot kak Timah. Batang ku menempel di bontot kak Timah menikmati lenggokkan daging empuknya yang berlemak. Aku semakin tak tahan lagi. Kanan kiri pinggul berlemak kak Timah aku ramas-ramas. Aku tarik pinggul empuknya hingga bontotnya rapat menghenyak batang ku. Aku tekan batang ku dan ku sorong tarik batang ku di atas bontot lebar yang empuk milik bini orang kampung itu. Aku stim teramat sangat melihat bontot besar yang berkain batik. Aku tak tahan. Akhirnya air mani ku terpancut-pancut keluar. Bontot kak Timah yang berkain batik lusuh dihujani pancutan demi pancutan air mani.
Kak Timah menoleh dan melihat muka ku yang nyata sedang dilanda keghairahan melepaskan air mani di atas bontotnya. Kak Timah melentikkan bontotnya seakan meminta ku melepaskan air mani ku sepuasnya. Dia hanya tersenyum membiarkan bontot lebar yang besar itu di limpahi air mani lelaki yang bukan suaminya.
Aku peluk kak Timah. Tubuh montok yang berlemak itu aku peluk dalam keberahian melepaskan air mani yang membasahi kain batik lusuh di bontotnya. Tetek kak Timah aku ramas geram bersama geramnya aku menekan batang ku yang sedang memancutkan air mani di bontot kak Timah.
Kak Timah pun pulang ke rumah bersama air mani ku yang masih membasahi kain batiknya. Malah, dia membiarkan cairan kental keputihan itu meleleh di bontotnya. Aku berdiri di pintu memerhatikan bontot besarnya yang melenggok dan bergegar di dalam kain batik yang basah dengan air mani ku.
Perbuatan ku bersama kak Timah tidak berakhir di situ. Sekali-sekala, kak Timah datang ke rumah ku dan kami akan bermesra-mesra hingga air mani ku membasahi kain batiknya. Kadang kala aku tidak melancap di bontotnya, tetapi kak Timah melancapkan batang ku dengan menggoncangkan batang ku menggunakan tangannya yang dibaluti kain batik lusuhnya yang lembut. Namun, lumrah manusia, diberi betis nak peha. Akhirnya kak Timah berzina juga dengan ku.
Persetubuhan yang kami lakukan memang sungguh menikmatkan. Dapat juga aku merasa tubuh montok bini orang kampung yang berbontot besar dan montok itu. Walau pun kami tidak pernah bersetubuh telanjang, hanya dengan menyelak baju dan kain batiknya sahaja sudah cukup membuatkan persetubuhan kami hangat. Kak Timah tahu aku meminatinya kerana bontotnya. Akhirnya dapat juga ku nikmati dubur kak Timah dan membenihkan lubang najisnya yang empuk berlemak itu. Pertama kali aku melakukannya, air mani ku keluar tidak sampai seminit. Ianya gara-gara terlalu ghairah kerana mendapat apa yang selama ini aku idamkan. Setakat air mani ku memenuhi lubang nonoknya sudah menjadi perkara biasa. Malah, seorang bayi turut terhasil dari perbuatan sumbang kami berdua.
Kak Timah yang sentiasa sudi melayan nafsu ku dan curang kepada suaminya semakin hangat di atas ranjang. Dia semakin bijak mengetahui apakah keinginan ku dalam permainan nafsu. Bontotnya yang aku idam-idamkan dan selalu ku puji dan stim kepadanya menjadi medan persetubuhan yang paling kerap aku nikmati. Malah sekiranya masa tidak mengizinkan atau kami kesuntukan masa, tetapi tetap inginkan persetubuhan, kak Timah tahu bagaimana hendak melakukannya.
Dia akan hisap batang ku dulu dan kemudian dia akan menonggeng di mana-mana saja yang sempat dan tersembunyi, selak kain batiknya dan aku pun jolok duburnya. Pernah kami melakukannya di majlis gotong royong di balairaya. Kami sempat melencong di dalam kebun pisang. Pokok pisang kebun Haji Jamil menjadi tempat kak Timah berpaut sementara aku menikmati lubang bontot lebarnya yang sedap dan berlemak itu. Bergegar lemak-lemak yang melebarkan dan membesarkan bontot bini orang tu. Memang sedap. Tak hairanlah setiap kali main bontot memang tak pernah pancut luar. Sedap sangat lepas dalam.
Selain kak Timah aku juga dah merasa tubuh montok dan gebu milik kak Esah. Bini orang yang selalu gersang itu aku nikmati tubuhnya sewaktu aku dalam perjalanan ke rumah ketua kampung melalui jalan pintas yang melalui kebun-kebun. Kak Esah kira sudah berumur juga. Di dalam lingkungan 50-an. Anak-anaknya juga sudah besar-besar dan ada yang lebih tua dari ku. Suami kak Esah terperap di rumah lantaran sakit angin ahmar. Jadi hanya kak Esah dan anak-anaknya yang mencari rezeki dengan membuka kedai makan di tepi jalan besar yang dibuka setiap malam hingga awal pagi.
Biar aku cerita macam mana tubuh gempal kak Esah yang montok tu aku nikmati. Sewaktu aku melalui denai yang merupakan salah satu jalan pintas, aku terserempak dengan kak Esah yang juga sedang melalui jalan yang sama dan juga hendak pergi ke rumah ketua kampung. Jadi kita orang pun berjalan bersama-sama perlahan-lahan sambil berborak-borak. Sewaktu tiba di denai yang kecil, aku biarkan kak Esah jalan dahulu di depan sementara aku mengikutnya di belakang. Semasa tu lah aku tengok bontot kak Esah yang berkain batik tu nampak licin tanpa seluar dalam.
Bontotnya yang besar dan nyata sungguh berlemak lebar itu membuatkan aku geram. Melenggok-lenggok bersama pehanya yang besar. Sambil aku mengikutnya aku merocoh batang aku yang keras dalam seluar sambil mata aku tak henti menontot lenggokan bontot kak Esah. Kak Esah cakap apa pun aku tak perasan sampaikan dia menoleh ke belakang tengok aku sebab aku tak ambil endah apa yang dia katakan. Aku sedar kak Esah menoleh kepada aku yang sedang khusyuk pegang batang dan tengok bontot dia. Aku tengok muka kak Esah, dia senyum je kat aku. Lepas tu aku pun senyum balik kat dia dan akhirnya kita orang pun tiba kat rumah ketua kampung.
Selepas selesai urusan, aku dan kak Esah berjalan balik ke rumah bersama-sama. Kemudian kak Esah tanya aku satu soalan killer. Dia tanya kenapa masa dalam perjalanan pergi tadi dia nampak aku pegang batang aku sambil tengok bontot dia. Aku pun dengan selamba je bagi tau yang aku stim sangat kat bontot dia yang besar tu dan melenggok-lenggok dalam kain batik tu. Kak Esah senyum je dan dia pun kata patutlah masa kat rumah ketua kampung mata aku asyik tengok peha dia je. Memang betul pun, masa aku kat rumah ketua kampung, kak Esah duduk depan aku. Mata aku asyik memandang pehanya yang gebu dan lebar dalam kain batik tu. Aku berkali-kali menelan air liur dan bayangkan betapa bestnya kalau peha besar tu terkangkang menerima rodokan batang aku di cipapnya.
Masa ketua kampung pergi ambilkan borang asrama untuk anak kak Esah, aku lagilah tak boleh tahan sebab kak Esah duduk silangkan kakinya. Jadi pehanya nampak lagi sendat dalam kain batik tu. Aku tau kak Esah tengok aku, jadi dengan selamba aku raba-raba batang aku yang keras dalam seluar.
Lepas dah melalui denai kecil, aku pun berjalan beriringan dengan kak Esah. Aku tengok depan belakang kiri kanan. Line clear. Aku pun mula cucuk jarum. Aku raba bontot kak Esah. Rasa lembut je bontot lebar dia yang berlemak tu. Dari tepi aku nampak bontot dia menonggek pulak. Makin stim pulak aku. Kak Esah biarkan je. Dia senyum je. Aku yang tau dia ni mesti boleh makan punya pun tarik tangan dia masuk kat belukar tepi denai tu. Kak Esah biar je aku tarik dia sampai agak dalam sikit dari denai tu, aku pun sandarkan kak Esah kat sepohon pokok yang redup. Aku peluk kak Esah dan kucup bibir bini orang yang berumur dan montok tu. Kak Esah nampaknya membalas. Memang dia pun suka kat aku rupanya.
Kami berdiri berpelukan dan berciuman. Tubuh montok kak Esah yang bertudung, berbaju kemeja singkat dan berkain batik itu aku peluk semahunya. Seluruh pelusuk tubuh bini orang yang berlemak itu aku raba dan ramas sesedapnya. Batang aku yang makin stim dalam seluar kak Esah pegang. Dia buka seluar aku dan dia pegang serta mula melancapkan batang aku sampai aku jadi makin stim yang teramat sangat. Aku minta kak Esak hisap batang aku. Kak Esah pun menyangkung dan menghisap batang aku keluar masuk mulutnya. Aku tengok kepala kak Esah yang bertudung tu bergerak depan belakang hisap batang anak muda yang berpuluh tahun muda darinya. Bontot kak Esah yang lebar tu nampak sendat dalam kain batiknya masa dia menyangkung macam tu. Aku paut kepala kak Esah dan aku jolok mulut kak laju-laju. Kak Esah biarkan aku rodok kepala dia yang bertudung tu.
Selepas itu, aku minta kak Esah duduk atas rumput yang bersih dan kering. Kak Esah macam faham apa yang aku nak buat. Dia pun mengangkang dan menunggu aku membuka kain batiknya. Aku usap peha kak Esah dan aku selak kain batiknya. Cipap kak Esah yang kehitaman tu aku nampak dah berkilat dengan lendir. Nampak sangat makcik kita sorang ni dah stim sangat. Aku pun apa lagi, terus terjun dalam lubang cipapnya yang dah longgar gila tu. Aku hayun sesedap rasa. Walau pun dah longgar sebab dah berderet budak yang dia beranakkan, tapi masih syok dengan kelembutan daging dalamnya dan licin dengan air cipapnya. Kena pulak tu kak Esah kemut memang sedap. Rasa macam ada mulut satu lagi tengah hisap batang aku kat bawah. Lazat, memang lazat.
Kak Esah terkangkang dengan kain batiknya yang terselak. Tudungnya yang semakin kusut menampakkan bahawa dia semakin hilang kawalan diri. Aku menjolok cipap longgar perempuan berumur yang bertubuh montok dan berlemak itu semahu-mahunya. Bunyi lucah dari cipapnya yang berlendir dengan air nafsu sungguh memberahikan. Tudung kak Esah sedikit kusut. Lemak yang membuncitkan perut kak Esah membuai-buai setiap kali aku menghenjut batang ku keluar masuk bagaikan belon yang berisi air. Nafsu ku semakin tidak keruan dan aku semakin seronok menyetubuhi wanita matang itu.
Kak Esah memeluk ku dan menarik tubuh ku rapat kepadanya. Dia berbisik bertanyakan adakah sedap menyontot tubuh gemuknya. Aku memberi respon dengan mengatakan ianya sungguh melazatkan. Kak Esah mendesah nikmat dan menyuarakan kesedapannya di jolok batang ku. Suara kak Esah semakin tersekat-sekat.
Kak Esah semakin kuat memeluk ku dan akhirnya tubuhnya terangkat-angkat membuatkan tubuh ku yang lebih slim darinya turut terangkat. Jelas dia sudah mencapai kepuasan batinnya. Bau peluh kak Esah semakin semerbak menusuk hidung ku. Aku bangun dari menindih tubuhnya. Aku minta kak Esah menonggeng di atas tanah yang beralaskan rumput. Kak Esah menonggeng dan aku lihat kain batik di bontotnya basah dengan air nafsunya. Aku selak kainnya dan aku ramas daging bontot kak Esah yang berlemak.
Aku sumbat batang ku ke dalam lubang cipap kak Esah. Aku celup batang aku sekali dua hingga ke pangkal dan aku keluarkan kembali. Aku ludah simpulan lubang dubur kak Esah yang berwarna gelap itu. Aku kuak belahan bontotnya yang berlemak itu bagi membolehkan air liur ku masuk ke dalam duburnya. Aku halakan kepala batang ku ke simpulan dubur empuk bini orang yang berumur itu dan aku tekan sedikit demi sedikit hingga tenggelam kepala batang ku.
Kak Esah merengek dan bertanya kepada ku adakah boleh melakukan persetubuhan melalui jalan najis itu. Aku memberitahunya bahawa sudah tentu boleh dan sememangnya aku bernafsu kepadanya gara-gara bontotnya. Kak Esah memberitahu ku bahawa dia tidak pernah di liwat dan agak takut untuk melakukannya. Aku memujuk kak Esah agar tenang dan biarkan aku saja yang bertungkus lumus. Aku minta kak Esah berikan saja duburnya untuk ku nikmati. Kak Esah agak gugup, namun dia membenarkan.
Aku tekan batang ku hingga seluruhnya masuk ke dalam dubur kak Esah. Melentik tubuh gebunya mungkin sebab pedih sebab pertama kali duburnya di liwat. Aku hayun batang aku di lubang najisnya yang sempit itu. Sungguh sedap rasanya meliwat dubur perempuan berumur yang berlemak itu. Kain batik kak Esah aku selak lagi hingga seluruh bontotnya yang putih dan lebar itu menampakkan gegarannya. Bagaikan belon berisi air, bontot berlemak kak Esah berayun ketika aku menghayun batang ku. Setiap kali batang ku menujah dubur empuk berselulit perempuan kampung itu, semakin sedap ku rasa. Aku menghayun bagai nak gila.
Kak Esah merengek tak henti-henti. Melentik bontot kak Esah dijolok batang aku. Aku hilang kawalan. Bontot berlemak yang lebar itu semakin membuatkan aku ghairah. Aku jolok bontot tonggek bini orang itu semakin laju. Kak Esah mengerang semakin kuat. Akhirnya aku benamkan batang ku dalam-dalam dan ku lepaskan air mani yang berkhasiat dan subur ke dalam dubur kak Esah. Kak Esah merengek sewaktu dia merasakan air mani terpancut-pancut dari batang ku yang tersumbat sedalam-dalamnya di dalam duburnya. Aku perah seluruh air mani ku agar keluar memenuhi lubang bontot bini orang yang kegersangan itu.
Selepas puas memenuhkan lubang bontotnya, aku tarik batang ku keluar. Serentak itu, tanpa aku duga kak Esah mengeluarkan gas aslinya dari lubang bontotnya yang ternganga. Berkali-kali kak Esah terkentut-kentut hingga anginnya dapat ku rasa kuat menghembus batang ku yang sudah terkeluar dari duburnya. Kemudian mengalirlah benih ku keluar dari duburnya setelah ianya sesat tidak menjumpai lubuk peranakan yang boleh dibuntingkannya, sebaliknya hanya najis-najis yang bakal diberakkan sahaja yang dijumpainya. Kak Esah tersipu-sipu malu. Dia berdiri dan membetulkan tudung serta kain batiknya. Ketika itu kak Esah memanggilku dan mengangkat kainnya. Kak Esah menunjukkan sesuatu kepada ku. Dari kainnya yang diangkat, aku lihat air mani ku mengalir turun dari duburnya ke peha dan betisnya. Kak Esah kata air mani ku banyak dan dia kata aku seakan-akan kencing di dalam duburnya.
Dengan kepedihan, kak Esah berjalan semacam terkangkang pulang ke rumahnya. Sewaktu kami berpisah mengikut haluan masing-masing, aku terdengar bunyi air mani ku tercirit-cirit dari lubang bontotnya. Kak Esah ketawa kecil sambil berlalu dari situ. Aku melihat kain batik kak Esah basah dari bontot hingga ke bawah. Aku tersenyum sendiri. Tak sangka, sedap juga emak orang yang dah kira berumur tu. Paling kelakar adalah sempat juga dia kentut kepada ku. Memang aku tak dapat lupakan kak Esah. Setiap kali terkentut, tiap kali itulah aku akan teringat kepada kak Esah.
selepas affair dengan kak Esah, aku menjalinkan pula hubungan sulit dengan Kak Sue. Dia ni bini orang juga. Lakinya bekerja bawa lori di pekan dan balik 3 hari sekali. Anaknya pun dah besar-besar dan paling sulong sebaya aku dan masih belajar di unversiti. Aku mula main dengan kak Sue semasa kak Sue datang ke rumah aku minta tolong buatkan surat untuk urusan tanahnya. Aku pun sambil buat surat sambil cucuk jarum. Kak Sue ni orangnya biasa-biasa je, tak semontok kak Esah dan Kak Timah, gebu-gebu je lah. Tapi bontot dia membuatkan aku macam nak bawak dia lari dan kawin kat Siam. Dahlah lebar, tonggek pulak tu. Aku yang stim sangat kat dia pun selamba je bangun dari kerusi komputer. Dia punya terlopong tengok aku sampai lalat pun boleh masuk. Nak tahu kenapa. Sebab masa aku bangun tu batang aku tegak menongkat kain pelikat. Kak Sue senyum je kat aku. Aku pun senyum juga kat dia.
Lepas tu aku offer dia pegang batang aku. Kak Sue ni pun berani juga nak cuba. Dia pun pegang. Biasalah, alang-alang dah pegang, aku minta dia lancapkan sekali. Kak Sue pun lancapkan dan aku pun tanggalkan kain pelikat dan baju aku sampai aku telanjang depan kak Sue. Kak Sue pun hisap batang aku lepas aku minta dan seterusnya persetubuhan pun bermula. Aku main dengan kak Sue tak pernah ikut depan. Walau jolok cipap sekali pun, tak pernah ikut depan. Mesti menonggeng sebab aku syok gila dengan bontot dia yang lebar dan tonggek tu. Dah lah pinggang dia slim. Aku beruntung sebab kak Sue dah selalu kena liwat laki dia. Jadi tak ada masalah masa aku jolok bontot dia pertama kali. Memancut air mani aku dalam bontot dia. Kak Sue ni pun jenis suka pakai kain batik ke hulu hilir. Jadi memang senang sangat nak main dengan dia kat mana-mana pun.
Pernah sekali tu aku dah gian gila dengan bontot tonggek dia tu, aku main dengan dia kat belakang reban ayam rumah dia. Masa tu aku sengaja datang ke rumah dia. Tengok-tengok dia tengah berkemban sidai baju kat ampaian. Aku pun ngorat ajak main. Dia pun ok je. Tapi masa tu mak dia ada dalam rumah. Anak-anak dia pun ada juga. Jadi dia pun ajak aku pergi belakang rumah dan kat belakang reban pun jadi. Aku selak kain batik kemban dia dan jolok cipap dia dari belakang. Bila nak terpancut je, aku cabut batang aku dan aku jolok bontot dia. Aku rodok dubur tonggek kat Sue kuat-kuat sampai dia menjerit kecil. Lepas tu macam biasalah, aku kencingkan mani aku dalam bontot dia.
Tu je lah… sampai sekarang aku masih menikmati tubuh empuk mereka. Dari apa yang aku tahu, masing-masing kata puas main dengan lelaki muda. Sebab lelaki dah berumur ni dah tak pandang sangat perempuan montok-montok dan gebu-gebu macam mereka. Lelaki muda je yang boleh bagi mereka kepuasan batin walau pun lubang masing-masing dah longgar. Lebih-lebih lagi lubang bontot yang ada sebilangannya yang sebelum itu tak pernah kena liwat, akhirnya di liwat juga. Bagi mereka, walau pun tak sedap pada mulanya, tapi bila dah selalu kena, sedap gila rasanya hingga menimbulkan kerinduan dan ketagihan pada duburnya untuk diliwat. Malah, itu jugalah satu-satunya lubang yang masih sempit dan sedap ditubuh mereka yang boleh dinikmati dengan penuh nikmat untuk lelaki muda yang memberikan mereka kepuasan batin. Jadi tak hairanlah dia orang semua malas nak jaga badan. Lagi besar bontot dia orang lagi dia orang suka sebab dia orang tahu ada orang yang menghargai bontot besar mereka tu.
By_lanmaxtremesblog
597 notes · View notes
penaimaji · 2 months ago
Text
Ridha Kita
Perjalanan di dunia, terkadang tidak selalu menyenangkan, juga tidak selalu bahagia. Kita tentu tahu, akan ada badai ujian, hingga langit cerah silih berganti. Kehidupan dewasa ini, banyak sekali derai airmata sedih, pun bahagia. Lelah sudah menjadi bagian dari kita. Sakit sudah menjadi teman bagi kita. Kecewa pun sudah menjadi niscaya dalam setiap langkah kita.
Tidak ada sesuatu yang ideal; tidak ada hal-hal yang berjalan mulus sesuai dengan keinginan kita. Tentu saja, kita tidak akan mendapatkan semuanya secara sempurna.
Justru, semua akan menjadi utuh, dan disempurnakan dengan ridha kita; keikhlasan dan kelapangan hati kita.
Memang tidak pernah mudah menjadikan hati kita ridha. Butuh waktu bertahun-tahun untuk terus memupuk dan menyiangi tauhid kita; menjadikan hati lapang atas segala ketentuan dari Allah Tabaaraka wa Ta'ala.
Bagaimanapun, hidup akan terus berjalan. Apabila kita sedih dan banyak menelan kepahitan, ingatlah, bahwa semua itu datangnya dari Allah. Sehingga kita tahu, kemana seharusnya kita mengembalikan setiap urusan.
Jakarta, 1 Desember 2024 | Pena Imaji
104 notes · View notes
clinsenfd · 2 months ago
Text
Pahit dan manis pun harus sama-sama disesap, seperti dalam pesan ibu mengatakan—bahwa untuk sembuh dari kehidupan yang sakit adalah belajar menelan rasa pahit, dan untuk cinta kepada kehidupan yang harmonis adalah perbanyak menyesap rasa manis—
meski diriku dipenuhi dengan hari-hari melankolis, tetapi percakapan bersama perempuan yang selalu tersenyum manis, telah menjelma kisah-kisah teramat romantis—yang mana ketika aku datang membawa tulisan dan setangkai bunga, kamu tidak akan ragu untuk menerima tanpa memalingkan kedua mata.
Tumblr media
25 notes · View notes
gufxjvb · 3 months ago
Text
Menyetubuhi Mama Sampai Terpancut Dalam Pantat
“Bobi. mari makan” ajak Halimah kepada Bobi di pintu bilik Bobi. Bobi yang sedang termenung di tebing katil seolah tidak menghiraukan mama nya. Fikirannya merasa bersalah dan malu atas apa yang telah berlaku petang tadi. Halimah sedar perubahan anaknya.
Dia terus duduk rapat di sebelah Bobi. Jari jemarinya kemas memegang telapak tangan Bobi. Di ramas lembut jari jemari Bobi. “mama. Bobi rasa bersalah sangat kat mama. Bobi minta maaf mama. ” kata Bobi sambil matanya masih terus menatap kosong ke lantai.
“Bobi. mama yang sepatutnya minta maaf. Bobi tak salah, kalau bukan mama yang mulakan, perkara ni takkan jadi. ” kata Halimah. Mereka terdiam seketika. Suasana sepi malam yang mula menjelma seolah memberikan ruang untuk dua beranak itu berbicara secara peribadi dari hati ke hati.
Halimah menarik tangan Bobi yang digenggamnya ke atas pehanya yang gebu. Jari jemari anaknya di ramas lembut, penuh kasih sayang dari seorang ibu kepada anak. “mama. Kenapa mama buat cam tu. m. boleh Bobi tahu?. ” Tanya Bobi sedikit gugup.
Halimah terdiam sejenak. Otaknya ligat mencari jawapan bagi soalan yang terlalu sensitif dari anaknya itu. Secara tak langsung, dia gugup hendak menjawabnya. Tangannya yang kemas memegang tangan anaknya di atas pehanya yang lembut itu semakin di tarik ke arah tundunnya.
Fikirannya bercelaru, buntu. “mama. kenapa mama. ” sekali lagi Bobi bertanyakan kepada Halimah. “Bobi. susah mama nak cakap. hal orang perempuan. nanti Bobi tahu la. ” kata Halimah ringkas dan dia terus berdiri lalu keluar dari bilik Bobi, meninggalkan anaknya diam sendirian.
Bobi keliru dengan jawapan mama nya. Akal mentahnya tidak berapa memahami objektif jawapan mama nya. Dia hanya mampu melihat mama nya berlalu keluar dari biliknya meninggalkannya sendiri bersama seribu satu persoalan di kepala.
bontot lebar mama nya yang tonggek itu kelihatan melenggok ketika melangkah keluar. Daging jubur nya yang bulat dan montok kelihatan membonjol di kain batik lusuh yang dipakai mama nya.
Bobi menelan air liur melihat harta berharga milik mama nya. Hatinya berdebar, perasaannya tiba-tiba bercelaru. Rasa kasihan dan sayang kepada mama nya yang sebelum ini terbit dari hatinya secara tiba-tiba di selinap masuk oleh perasaan nafsu yang terlalu malu bagi dirinya untuk memikirkan.
Bobi lantas bangun menuju ke dapur, terlihat mama nya sedang duduk mendagu di meja makan. Mata mama nya seolah merenung kosong hidangan makan malam yang telah disediakan di atas meja.
Perlahan-lahan Bobi menghampiri mama nya, di pegangnya kedua-dua bahu mama nya lembut. Bobi menunduk dan mulutnya menghampiri telinga mama nya. “mama. Bobi janji, Cuma kita berdua je yang tahu. mama janganlah risau. Bobi sayang mama. ” bisik Bobi di telinga maknya.
Halimah merasakan sejuk hatinya mendengar kata-kata Bobi yang lembut itu. Jari jemari Bobi yang sedang memegang bahunya terasa sungguh selesa. Haba dan hembusan nafas dari Bobi di telinganya membangkitkan bulu roma Halimah.
Perasaan berdebar-debar menyelinap ke dadanya bersama selautan rasa sayang yang tinggi menggunung kepada anak bujangnya itu. Halimah menoleh perlahan memandang wajah Bobi yang hampir rapat di pipinya.
Layanan dan sikap Bobi kepadanya seolah mengisi sedikit kekosongan batinnya yang merindukan belaian lelaki, iaitu suaminya. Wajah mereka saling berhadapan. Bobi mengukir senyuman yang ikhlas di bibirnya, begitu juga Halimah.
Pipi gebu Halimah di usap Bobi dengan lembut. Halimah memejamkan matanya. Bibirnya yang lembap dan comel terbuka sedikit. Bobi yang seperti di pukau dengan paluan gendang syaitan itu pun tanpa ragu-ragu membenamkan mulutnya mengucup bibir mama nya.
Mereka berkucupan, penuh kasih sayang. Perasaan yang sejak mulanya lambang kasih sayang antara ibu dan anak akhirnya bertukar menjadi perasaan kasih sayang yang berlambangkan seks yang saling memenuhi dan memerlukan.
Tangan Halimah perlahan-lahan mengusap rambut anak bujangnya yang sedang hangat mencumbui bibirnya. Bibir Halimah ligat meneroka mulut Bobi yang nampaknya masih tidak mahir dalam permainan manusia dewasa itu.
Nafas masing-masing saling bertukar silih berganti. Degupan jantung dua insan itu semakin kencang, seiring dengan deruan nafsu yang semakin bergelora. Halimah semakin lemah, dia terus memeluk tubuh Bobi.
Tertunduk Bobi di peluk mama nya, mulutnya masih mengucup bibir mama nya. Ghairah Bobi kembali bangkit, lebih-lebih lagi apabila bayangan mama nya menghisap kote nya di pagi dan petang hari itu silih berganti di kotak fikiran.
Bobi semakin berani memulakan langkah, tangannya yang tadi memegang bahu mama nya kini menjalar ke payudara mama nya yang masih berbalut t-shirt. Kekenyalan payudara mama nya yang tidak memakai coli itu dirasakan sungguh mengasyikkan.
Puting mama nya yang semakin keras dan menonjol di permukaan t-shirt digentel lembut berulang kali, Halimah semakin terangsang dengan tindakan anaknya itu. Ini mendorong Halimah untuk meraba dada anaknya yang bidang itu.
Tangannya kemudian turun ke pinggang anaknya dan seterusnya dia menangkap sesuatu yang keras dan membonjol menujah kain pelikat yang dipakai anaknya. konek Bobi yang semakin keras di dalam kain pelikat di genggam Halimah.
Cerita Sex Menyetubuhi Mama Sampai Terpancut Dalam Pantat
Di rocoh kote anaknya penuh nafsu. Perasaan penuh nafsu yang melanda Halimah mendorongnya untuk mengulangi sekali lagi perbuatannya seperti di waktu siang tadi. Halimah melepaskan kucupan di bibir anaknya.
Senyuman terukir di wajahnya, mempamerkan rasa keberahian yang tiada selindung lagi. Halimah melucutkan kain pelikat Bobi, maka luruhlah kain pelikat yang Bobi pakai ke lantai dan sekali gus mendedahkan kote nya yang sasa dan berotot itu tegak mengeras menghala muka mama nya.
Halimah tahu kehendak Bobi, malah, dia juga sebenarnya inginkannya juga. Perlahan-lahan Halimah membenamkan kote keras Bobi ke dalam mulutnya. Bobi memerhati perbuatan mama nya tanpa selindung lagi.
Sedikit demi sedikit kote nya di lihat tenggelam ke dalam mulut mama nya yang comel. Tahi lalat di dagu mama nya menambahkan lagi kecantikan mama nya yang sedang menghisap perlahan kote nya.
Halimah semakin galak menghisap kote anaknya. Perasaan keibuan yang sepatutnya dicurahkan kepada anaknya sama sekali hilang. Nafsu dan kerinduan batinnya menguasai akal dan fikiran membuatkannya hilang pertimbangan hingga tergamak bermain nafsu bersama anak kandungnya sendiri.
Halimah benar-benar tenggelam dalam arus gelora. konek anaknya yang di hisap dan keluar masuk mulutnya benar-benar memberikan sensasi kelazatan menikmati kote lelaki yang di rindui selalu. Setiap lengkuk kote anaknya di sedut dan dinikmati penuh perasaan.
Tangan kirinya mengusap-usap pantat nya dari luar kain batik. Sungguh bertuah dirinya dirasakan ketika itu, kedahagaan batin yang selama ini membelenggu jiwanya terasa seolah terbang jauh bersama angin.
Dirinya merasakan begitu dihargai. Jiwanya semakin tenteram dalam gelora nafsu. Bobi pula benar-benar menikmati betapa lazatnya merasakan kote nya di hisap oleh mama nya. Wajah mama nya yang sedang terpejam mata menikmati kote nya penuh nafsu itu memberikan satu kenikmatan yang sukar untuk di ucapkan.
Matanya tertancap kepada tangan mama nya yang sedang menggosok-gosok pantat. Kain batik yang dipakai mama nya kelihatan terperosok ke bawah kelengkang akibat kelakuan mama nya. Peha gebu mama nya yang kelihatan lembut dan menyelerakan membangkitkan selera Bobi.
Serta merta Bobi menarik kote nya keluar dari mulut mama nya. Bobi terus tunduk mengucup mama nya dan sekali gus dia memeluk tubuh mama nya...Halimah
26 notes · View notes
deeply4u · 1 year ago
Text
Kak Timah yang sentiasa sudi melayan nafsu ku dan curang kepada suaminya semakin hangat di atas ranjang. Dia semakin bijak mengetahui apakah keinginan ku dalam permainan nafsu. Bontotnya yang aku idam-idamkan dan selalu ku puji dan stim kepadanya menjadi medan persetubuhan yang paling kerap aku nikmati. Malah sekiranya masa tidak mengizinkan atau kami kesuntukan masa, tetapi tetap inginkan persetubuhan, kak Timah tahu bagaimana hendak melakukannya.
Dia akan hisap batang ku dulu dan kemudian dia akan menonggeng di mana-mana saja yang sempat dan tersembunyi, selak kain batiknya dan aku pun jolok duburnya. Pernah kami melakukannya di majlis gotong royong di balairaya. Kami sempat melencong di dalam kebun pisang. Pokok pisang kebun Haji Jamil menjadi tempat kak Timah berpaut sementara aku menikmati lubang bontot lebarnya yang sedap dan berlemak itu. Bergegar lemak-lemak yang melebarkan dan membesarkan bontot bini orang tu. Memang sedap. Tak hairanlah setiap kali main bontot memang tak pernah pancut luar. Sedap sangat lepas dalam.
Selain kak Timah aku juga dah merasa tubuh montok dan gebu milik kak Esah. Bini orang yang selalu gersang itu aku nikmati tubuhnya sewaktu aku dalam perjalanan ke rumah ketua kampung melalui jalan pintas yang melalui kebun-kebun. Kak Esah kira sudah berumur juga. Di dalam lingkungan 50-an. Anak-anaknya juga sudah besar-besar dan ada yang lebih tua dari ku. Suami kak Esah terperap di rumah lantaran sakit angin ahmar. Jadi hanya kak Esah dan anak-anaknya yang mencari rezeki dengan membuka kedai makan di tepi jalan besar yang dibuka setiap malam hingga awal pagi
Biar aku cerita macam mana tubuh gempal kak Esah yang montok tu aku nikmati. Sewaktu aku melalui denai yang merupakan salah satu jalan pintas, aku terserempak dengan kak Esah yang juga sedang melalui jalan yang sama dan juga hendak pergi ke rumah ketua kampung. Jadi kita orang pun berjalan bersama-sama perlahan-lahan sambil berborak-borak. Sewaktu tiba di denai yang kecil, aku biarkan kak Esah jalan dahulu di depan sementara aku mengikutnya di belakang. Semasa tu lah aku tengok bontot kak Esah yang berkain batik tu nampak licin tanpa seluar dalam.
Bontotnya yang besar dan nyata sungguh berlemak lebar itu membuatkan aku geram. Melenggok-lenggok bersama pehanya yang besar. Sambil aku mengikutnya aku merocoh batang aku yang keras dalam seluar sambil mata aku tak henti menontot lenggokan bontot kak Esah. Kak Esah cakap apa pun aku tak perasan sampaikan dia menoleh ke belakang tengok aku sebab aku tak ambil endah apa yang dia katakan. Aku sedar kak Esah menoleh kepada aku yang sedang khusyuk pegang batang dan tengok bontot dia. Aku tengok muka kak Esah, dia senyum je kat aku. Lepas tu aku pun senyum balik kat dia dan akhirnya kita orang pun tiba kat rumah ketua kampung.
Selepas selesai urusan, aku dan kak Esah berjalan balik ke rumah bersama-sama. Kemudian kak Esah tanya aku satu soalan killer. Dia tanya kenapa masa dalam perjalanan pergi tadi dia nampak aku pegang batang aku sambil tengok bontot dia. Aku pun dengan selamba je bagi tau yang aku stim sangat kat bontot dia yang besar tu dan melenggok-lenggok dalam kain batik tu. Kak Esah senyum je dan dia pun kata patutlah masa kat rumah ketua kampung mata aku asyik tengok peha dia je. Memang betul pun, masa aku kat rumah ketua kampung, kak Esah duduk depan aku. Mata aku asyik memandang pehanya yang gebu dan lebar dalam kain batik tu. Aku berkali-kali menelan air liur dan bayangkan betapa bestnya kalau peha besar tu terkangkang menerima rodokan batang aku di cipapnya.
Masa ketua kampung pergi ambilkan borang asrama untuk anak kak Esah, aku lagilah tak boleh tahan sebab kak Esah duduk silangkan kakinya. Jadi pehanya nampak lagi sendat dalam kain batik tu. Aku tau kak Esah tengok aku, jadi dengan selamba aku raba-raba batang aku yang keras dalam seluar.
Lepas dah melalui denai kecil, aku pun berjalan beriringan dengan kak Esah. Aku tengok depan belakang kiri kanan. Line clear. Aku pun mula cucuk jarum. Aku raba bontot kak Esah. Rasa lembut je bontot lebar dia yang berlemak tu. Dari tepi aku nampak bontot dia menonggek pulak. Makin stim pulak aku. putri77.org Kak Esah biarkan je. Dia senyum je. Aku yang tau dia ni mesti boleh makan punya pun tarik tangan dia masuk kat belukar tepi denai tu. Kak Esah biar je aku tarik dia sampai agak dalam sikit dari denai tu, aku pun sandarkan kak Esah kat sepohon pokok yang redup. Aku peluk kak Esah dan kucup bibir bini orang yang berumur dan montok tu. Kak Esah nampaknya membalas. Memang dia pun suka kat aku rupanya.
Kami berdiri berpelukan dan berciuman. Tubuh montok kak Esah yang bertudung, berbaju kemeja singkat dan berkain batik itu aku peluk semahunya. Seluruh pelusuk tubuh bini orang yang berlemak itu aku raba dan ramas sesedapnya. Batang aku yang makin stim dalam seluar kak Esah pegang. Dia buka seluar aku dan dia pegang serta mula melancapkan batang aku sampai aku jadi makin stim yang teramat sangat. Aku minta kak Esak hisap batang aku. Kak Esah pun menyangkung dan menghisap batang aku keluar masuk mulutnya. Aku tengok kepala kak Esah yang bertudung tu bergerak depan belakang hisap batang anak muda yang berpuluh tahun muda darinya. Bontot kak Esah yang lebar tu nampak sendat dalam kain batiknya masa dia menyangkung macam tu. Aku paut kepala kak Esah dan aku jolok mulut kak laju-laju. Kak Esah biarkan aku rodok kepala dia yang bertudung tu.
Selepas itu, aku minta kak Esah duduk atas rumput yang bersih dan kering. Kak Esah macam faham apa yang aku nak buat. Dia pun mengangkang dan menunggu aku membuka kain batiknya. Aku usap peha kak Esah dan aku selak kain batiknya. Cipap kak Esah yang kehitaman tu aku nampak dah berkilat dengan lendir. Nampak sangat makcik kita sorang ni dah stim sangat. Aku pun apa lagi, terus terjun dalam lubang cipapnya yang dah longgar gila tu. Aku hayun sesedap rasa. Walau pun dah longgar sebab dah berderet budak yang dia beranakkan, tapi masih
syok dengan kelembutan daging dalamnya dan licin dengan air cipapnya. Kena pulak tu kak Esah kemut memang sedap. Rasa macam ada mulut satu lagi tengah hisap batang aku kat bawah. Lazat, memang lazat.
Kak Esah terkangkang dengan kain batiknya yang terselak. Tudungnya yang semakin kusut menampakkan bahawa dia semakin hilang kawalan diri. Aku menjolok cipap longgar perempuan berumur yang bertubuh montok dan berlemak itu semahu-mahunya. Bunyi lucah dari cipapnya yang berlendir dengan air nafsu sungguh memberahikan. Tudung kak Esah sedikit kusut. Lemak yang membuncitkan perut kak Esah membuai-buai setiap kali aku menghenjut batang ku keluar masuk bagaikan belon yang berisi air. Nafsu ku semakin tidak keruan dan aku semakin seronok menyetubuhi wanita matang itu.
Kak Esah memeluk ku dan menarik tubuh ku rapat kepadanya. Dia berbisik bertanyakan adakah sedap menyontot tubuh gemuknya. Aku memberi respon dengan mengatakan ianya sungguh melazatkan. Kak Esah mendesah nikmat dan menyuarakan kesedapannya di jolok batang ku. Suara kak Esah semakin tersekat-sekat.
Kak Esah semakin kuat memeluk ku dan akhirnya tubuhnya terangkat-angkat membuatkan tubuh ku yang lebih slim darinya turut terangkat. Jelas dia sudah mencapai kepuasan batinnya. Bau peluh kak Esah semakin semerbak menusuk hidung ku. Aku bangun dari menindih tubuhnya. Aku minta kak Esah menonggeng di atas tanah yang beralaskan rumput. Kak Esah menonggeng dan aku lihat kain batik di bontotnya basah dengan air nafsunya. Aku selak kainnya dan aku ramas daging bontot kak Esah yang berlemak.
Aku sumbat batang ku ke dalam lubang cipap kak Esah. Aku celup batang aku sekali dua hingga ke pangkal dan aku keluarkan kembali. Aku ludah simpulan lubang dubur kak Esah yang berwarna gelap itu. Aku kuak belahan bontotnya yang berlemak itu bagi membolehkan air liur ku masuk ke dalam duburnya. Aku halakan kepala batang ku ke simpulan dubur empuk bini orang yang berumur itu dan aku tekan sedikit demi sedikit hingga tenggelam kepala batang ku.
Kak Esah merengek dan bertanya kepada ku adakah boleh melakukan persetubuhan melalui jalan najis itu. Aku memberitahunya bahawa sudah tentu boleh dan sememangnya aku bernafsu kepadanya gara-gara bontotnya. Kak Esah memberitahu ku bahawa dia tidak pernah di liwat dan agak takut untuk melakukannya. Aku memujuk kak Esah agar tenang dan biarkan aku saja yang bertungkus lumus. Aku minta kak Esah berikan saja duburnya untuk ku nikmati. Kak Esah agak gugup, namun dia membenarkan.
Aku tekan batang ku hingga seluruhnya masuk ke dalam dubur kak Esah. Melentik tubuh gebunya mungkin sebab pedih sebab pertama kali duburnya di liwat. Aku hayun batang aku di lubang najisnya yang sempit itu. Sungguh sedap rasanya meliwat dubur perempuan berumur yang berlemak itu. Kain batik kak Esah aku selak lagi hingga seluruh bontotnya yang putih dan lebar itu menampakkan gegarannya. Bagaikan belon berisi air, bontot berlemak kak Esah berayun ketika aku menghayun batang ku. Setiap kali batang ku menujah dubur empuk berselulit perempuan kampung itu, semakin sedap ku rasa. Aku menghayun bagai nak gila.
Kak Esah merengek tak henti-henti. Melentik bontot kak Esah dijolok batang aku. Aku hilang kawalan. Bontot berlemak yang lebar itu semakin membuatkan aku ghairah. Aku jolok bontot tonggek bini orang itu semakin laju. Kak Esah mengerang semakin kuat. Akhirnya aku benamkan batang ku dalam-dalam dan ku lepaskan air mani yang berkhasiat dan subur ke dalam dubur kak Esah. Kak Esah merengek sewaktu dia merasakan air mani terpancut-pancut dari batang ku yang tersumbat sedalam-dalamnya di dalam duburnya. Aku perah seluruh air mani ku agar keluar memenuhi lubang bontot bini orang yang kegersangan itu.
Selepas puas memenuhkan lubang bontotnya, aku tarik batang ku keluar. Serentak itu, tanpa aku duga kak Esah mengeluarkan gas aslinya dari lubang bontotnya yang ternganga. Berkali-kali kak Esah terkentut-kentut hingga anginnya dapat ku rasa kuat menghembus batang ku yang sudah terkeluar dari duburnya. Kemudian mengalirlah benih ku keluar dari duburnya setelah ianya sesat tidak menjumpai lubuk peranakan yang boleh dibuntingkannya, sebaliknya hanya najis-najis yang bakal diberakkan sahaja yang dijumpainya. Kak Esah tersipu-sipu malu. Dia berdiri dan membetulkan tudung serta kain batiknya. Ketika itu kak Esah memanggilku dan mengangkat kainnya. Kak Esah menunjukkan sesuatu kepada ku. Dari kainnya yang diangkat, aku lihat air mani ku mengalir turun dari duburnya ke peha dan betisnya. Kak Esah kata air mani ku banyak dan dia kata aku seakan-akan kencing di dalam duburnya.
Dengan kepedihan, kak Esah berjalan semacam terkangkang pulang ke rumahnya. Sewaktu kami berpisah mengikut haluan masing-masing, aku terdengar bunyi air mani ku tercirit-cirit dari lubang bontotnya. Kak Esah ketawa kecil sambil berlalu dari situ. Aku melihat kain batik kak Esah basah dari bontot hingga ke bawah. Aku tersenyum sendiri. Tak sangka, sedap juga emak orang yang dah kira berumur tu. Paling kelakar adalah sempat juga dia kentut kepada ku. Memang aku tak dapat lupakan kak Esah. Setiap kali terkentut, tiap kali itulah aku akan teringat kepada kak Esah.
selepas affair dengan kak Esah, aku menjalinkan pula hubungan sulit dengan Kak Sue. Dia ni bini orang juga. Lakinya bekerja bawa lori di pekan dan balik 3 hari sekali. Anaknya pun dah besar-besar dan paling sulong sebaya aku dan masih belajar di unversiti. Aku mula main dengan kak Sue semasa kak Sue datang ke rumah aku minta tolong buatkan surat untuk urusan tanahnya.
Aku pun sambil buat surat sambil cucuk jarum. Kak Sue ni orangnya biasa-biasa je, tak semontok kak Esah dan Kak Timah, gebu-gebu je lah. Tapi bontot dia membuatkan aku macam nak bawak dia lari dan kawin kat Siam. Dahlah lebar, tonggek pulak tu. Aku yang stim sangat kat dia pun selamba je bangun dari kerusi komputer. Dia punya terlopong tengok aku sampai lalat pun boleh masuk. Nak tahu kenapa. Sebab masa aku bangun tu batang aku tegak menongkat kain pelikat. Kak Sue senyum je kat aku. Aku pun senyum juga kat dia.
Lepas tu aku offer dia pegang batang aku. Kak Sue ni pun berani juga nak cuba. Dia pun pegang. Biasalah, alang-alang dah pegang, aku minta dia lancapkan sekali. Kak Sue pun lancapkan dan aku pun tanggalkan kain pelikat dan baju aku sampai aku telanjang depan kak Sue. Kak Sue pun hisap batang aku lepas aku minta dan seterusnya persetubuhan pun bermula.
Bacaan sex top: Ternyata Pacarku Masih Perawan
Aku main dengan kak Sue tak pernah ikut depan. Walau jolok cipap sekali pun, tak pernah ikut depan. Mesti menonggeng sebab aku syok gila dengan bontot dia yang lebar dan tonggek tu. Dah lah pinggang dia slim. Aku beruntung sebab kak Sue dah selalu kena liwat laki dia. Jadi tak ada masalah masa aku jolok bontot dia pertama kali. Memancut air mani aku dalam bontot dia. Kak Sue ni pun jenis suka pakai kain batik ke hulu hilir. Jadi memang senang sangat nak main dengan dia kat mana-mana pun.
Pernah sekali tu aku dah gian gila dengan bontot tonggek dia tu, aku main dengan dia kat belakang reban ayam rumah dia. Masa tu aku sengaja datang ke rumah dia. Tengok-tengok dia tengah berkemban sidai baju kat ampaian. Aku pun ngorat ajak main. Dia pun ok je.
Tapi masa tu mak dia ada dalam rumah. Anak-anak dia pun ada juga. Jadi dia pun ajak aku pergi belakang rumah dan kat belakang reban pun jadi. Aku selak kain batik kemban dia dan jolok cipap dia dari belakang. Bila nak terpancut je, aku cabut batang aku dan aku jolok bontot dia. Aku rodok dubur tonggek kat Sue kuat-kuat sampai dia menjerit kecil. Lepas tu macam biasalah, aku kencingkan mani aku dalam bontot dia.
Tu je lah… sampai sekarang aku masih menikmati tubuh empuk mereka. Dari apa yang aku tahu, masing-masing kata puas main dengan lelaki muda. Sebab lelaki dah berumur ni dah tak pandang sangat perempuan montok-montok dan gebu-gebu macam mereka. Lelaki muda je yang boleh bagi mereka kepuasan batin walau pun lubang masing-masing dah longgar.
Malah, itu jugalah satu-satunya lubang yang masih sempit dan sedap ditubuh mereka yang boleh dinikmati dengan penuh nikmat untuk lelaki muda yang memberikan mereka kepuasan batin. Jadi tak hairanlah dia orang semua malas nak jaga badan. Lagi besar bontot dia orang lagi dia orang suka sebab dia orang tahu ada orang yang menghargai bontot besar mereka tu.
Lebih-lebih lagi lubang bontot yang ada sebilangannya yang sebelum itu tak pernah kena liwat, akhirnya di liwat juga. Bagi mereka, walau pun tak sedap pada mulanya, tapi bila dah selalu kena, sedap gila rasanya hingga menimbulkan kerinduan dan ketagihan pada duburnya untuk diliwat.
193 notes · View notes
ceritamelayuboleh · 10 months ago
Text
Tumblr media
TERLAJAK TERUNA SELEPAS MALAM PERTAMA (VERSI ISTERI)
Sejujurnya i kahwin dengan suami i ni pun sebab dia dan keluarga dia kaya, senang lenang hidup i sikit. I bukannya melayan dia sangat waktu uni. Cuma i berdamping dengan dia sebab dia pandai dan tolong I dalam pelajaran.
Terkejut jugak I bila dia masuk melamar nak kahwin. I rasa geli nak berkahwin dengan dia, mana taknya, lemah lembut sangat, acah alim la kononnya, tak rasa macam dia tu lelaki.
I ingatkan dia akan tinggalkan I lepas tunda urusan perkahwinan sampai I habis grad. Rupa-rupanya, dia jadi makin menjengkelkan. Asyik telefon la, asyik mesej tanya khabar la, kekadang sampai tak tidur nak sembang dengan I.
I pulak bukan melayan sangat pun, i tengok dia macam orang yang telefon nak jual barang. Kekadang i blok je dia, lepas tu bagi alasan bateri fon habis, saja nak main-mainkan dia. Dekat uni, I ni boleh dikatakan terkenal jugak. Fakulti I tak ramai perempuan dan I ni salah satu yang cantik. Tiap-tiap hari boleh nampak pelajar laki curi-curi tengok tetek dan punggung I.
Lagi satu sebab i terkenal adalah sebab i suka melepak dengan pelajar lelaki. I suka apabila mereka curi-curi tengok tubuh, i suka apabila mereka beri perhatian dekat I, I suka disentuh oleh pelajar-pelajar lelaki. Korang nak tahu satu rahsia? Dalam masa i belajar dekat uni, i jarang gila duduk dekat asrama I. Selalunya, I akan duduk di bilik-bilik pelajar lelaki yang I suka. Warden pun bukan periksa pun apa yang jadi dalam asrama lelaki.
Dalam asrama lelaki inilah, I belajar untuk membuli dan merendahkan pelajar-pelajar lelaki skema,acah alim dan lembik. Dengan sokongan kebanyakan pelajar lelaki yang lain, hidup I di uni senang. Kerja kursus I ditangani bebudak skema, waktu peperiksaan banyak saja bebudak laki akan tolong I dalam dewan peperiksaan dan nafsu I jugak dipuaskan bebudak lelaki yang sama.
Pada awalnya, masa suami I telefon, i selalu akan elak panggilan dia. Tetapi atas saranan pelajar lelaki lain, mereka menyuruh i menjawab saja panggilan tersebut dan melayan suami I sambil mereka melayani I. Mereka memberitahu kepuasannya berbeza jika dibandingkan dengan yang biasa.
Memang betul cakap mereka, perasaan klimaks sambil bersembang dengan suamiku memang berbeza. I berasa lebih seronok, I berasa seperti I dapat kepuasan yang I nak sambil mempermainkan suami I. I akan biarkan cipap i dijilat sambil bertelefon dengan suami I, suara dengusan I akan I biarkan suami I mendengar. Si Suami I pulak akan menyangka i dalam kesakitan dan menanya perihal kesihatan I. I pernah bersembang dengan suami I ketika menunggang batang pelajar lain dan juga pernah membuat panggilan video semasa cipap ku disantap oleh pelajar lelaki lain.
Begitulah kehidupan I di uni. I menunggang seberapa banyak batang yang boleh, I memuaskan nafsu diri I setiap hari dengan menggunakan pelajar-pelajar lelaki di sekeliling I. I pernah melayan seorang, dua orang dan beberapa orang sekaligus sewaktu I di uni. Sebab itulah, I berasa kurang seronok ketika ibu bapa I bersetuju untuk mengahwinkan I dengan suami I. I berasa I dikekang dan geli untuk berkahwin dengan dia tapi i masih terima sebab suami i ni kaya.
Sebab itulah sehari sebelum bernikah, I anjurkan "pesta ranjang" di sebuah bilik hotel. I menjemput rakan-rakan lelaki I untuk meraikan perkahwinan I. Hampir 15 rakan lelaki I datang dan kami mulakan sebaik sahaja rakan pertama i muncul. I dihenjut beraneka posisi, dari katil hingga ke ruang tamu hingga ke tandas I tunggang batang. I bermandi peluh dan mani sehingga keesokan paginya. Kekadang I menunggang satu batang, kekadang dua dan paling maksima melayan 5 batang sekaligus(punggung, cipap, mulut dan melancap guna kedua-dua tangan).
I tidak tidur semalaman tersebut, I tidak tahu berapa kali i klimaks dan tidak tahu berapa kali rakan-rakan I memancut ke dalam ku. Perut I berasa kenyang menelan air mani pancutan batang-batang rakan-rakan I . I tidak berhenti sehinggalah beberapa jam sebelum waktu bernikah. Rakan-rakan I tidak membenarkan I untuk mandi dan menyuruh I bersedia untuk bernikah tanpa membersihkan diri. I masih ingat lagi air mani rakan-rakan I menitik membasahi seluar dalam I ketika I sedang bernikah.
Lepas habis bernikah, I pun cuba la berseronok dengan suami I waktu malam tersebut, Tapi korang semua dah tau kan, si suami I tak dapat naik dan I menduakan dia dengan rakan lelaki yang lain. Memang puas I menunggang rakan lelaki I malam itu sambil suami I terpaksa tengok. Lebih puas adalah menyuruh suami I membersihkan cipap I sambil punggung i dihenjut rakan I. Itu adalah malam keseronokan I dan malam dimana suami I kekal teruna selama-lamanya
2K notes · View notes
fighter232 · 3 months ago
Text
Pensyarahku
kisah ni berlaku bulan 11 tahun lepas. masa tu umur aku 19 tahun. masa tu aku kene tahan ngan lecturer aku sebab aku x datang kelas die 2 bulan. masa tu da pukul 9 malam. aku kena tahan sampai pukul 12.
die pensyarah baru, dan x tau yang kolej aku akan ditutup pkul 10. aku pon diam la..ingat die ade kunci. masa tu da pkul 11 dan esok nya ahad. aku tanya die "puan ada kunci ke, sebab pkul 10 kolej ni tutup". die terkejut dan mula gelabah.
nampaknya terpaksa tunggu isnin. dia x bole buat ape. sebab die xde henset. dan kolej aku punya talipon da off. pkul 12, sedang aku buat denda yang dia bg, aku terbau sesuatu.
rupenye, die terberak dalam seluar dalam die. aku tanya "nape x g tandas" dia kata takut. aku temankan die ke tandas. aku semakin terangsang bile melihat dan membau tahi die.
aku minta untuk membersihkan untuk dia. dia xkisah dan aku mula meraba pepek die. die marah aku dan berkata, "itu pepek saya la. xkene tahi". aku tersenyum dan kami gelak sama2. aku semakin x tahan..aku menyuruh dia menonggeng. die enggan. mungkin die tau aku nk jilat tahi kat bontot die.
akhirnya die akur juga dan memuji keayuan bontot die. dia hanya tersenyum. aku membelai2 punggung dia. putih dan gebu. ku lihat pepek die mula berair. dengan nada manja, die menyuruh aku menjilat bontot die. aku menjilat.
terasa masin dan kelat tahi die. aku gagahi juga. menjilat dan menyedut. semasa menyedut sisa tahi dia dalam lubang bontot dia. dia kata nk terberak lagi. aku baring dan die mencangkung pada muka aku.
lubang bontot dia tepat kat mulut aku. aku mengurut punggungnya tanda aku da sedia. dia melepaskan squad tahinya yang petama dan penuh dalam mulut aku. aku menguyah dan menelan tahi dia dgn penuh nikmat. aku lihat pipinya merah tanda malu.
dia menghabiskan sisa najis nya yang terakhir. aku melayan dgn penuh nafsu.die menjilat sisa tahi die yang melekat kat tepi bibir aku. tp aku dgn segera mencium mulut dia dan merampas tahi yang di ambil. aku xnk kongsi tahi dia dgn sape2 walaupun dia.
sesudah itu, kami mandi kat tandas kolej. aku meminta dia baring dan aku mengangkang kan kaki dia, aku menjilat dgn penuh rasa hormat dan nikmat. dia hanya mengeluh nikmat sahaja. walaupon bau pepek dia agak busuk, tp bau itu membangkit kan nafsu aku.
dia yang x tahan dgn rangsangan yang aku beri, terus membaringkan aku dan merogol aku. aku membiarkan je, dekat 1 jam dia mengayak konyok aku. aku klimak 3 kali dan dia klimak dekat 18 kali.
kami tertidur, bangung pagi itu, aku di sajikan dgn tahi dan air kencing dia, dia tersipu2 malu. aku mengucapkan terima kasih dan makan perlahan2 tahi dia. agak sedap, die mengemas tmpat tido kami.
aku bernafsu tgk dia mengemas tanpa memakai baju. aku terus memeluk dari belakang dan terus masukkan konek aku dalam bontot dia. susah juga nk masuk sebab x penah di usik suami dia. akhirnya, dia menjerit bila konek aku masuk dalam bontot dia.
aku main bontot dia dekat 2 jam. macam2 gaya aku buat. sebab ketat aku terpancut 10 minit sekali. licin dan panas dalam bontot dia. bila aku cabut keluar konek aku, berlambak cecair aku kuar. malam tu dia period, aku main gak.
dia kata nk gak konek aku. aku pon main gak la. da orang bg kan. die kata, beruntung sangat sebab dapat lelaki bodoh macam aku yang makan tahi dan minum kencing die. aku senyum je.
mmg semua laki bodo. tp lagi bodo klo xpnah nk rasa tahi n air kencing bini/awek. rugi btul. syok tau. aku tau sebab aku da buat. sampai skang aku masih lagi makan tahi dia.
aku jugak ade simpan tahi die yang da kering. sebab sebelum tido, aku akan melancap sambil mencium tahi dia yang aku akan selit pada hidung aku.
Tamat...
432 notes · View notes
bakidemon · 7 months ago
Text
aku dan biras pt 2
Pertamanya aku nak ucapkan terima kasih kepada semua yang telah menghantar e-mail kat aku, dan di atas permintaan mereka aku akan ceritakan sambungan kisah aku dan biras.
Selepas pertama kali aku fuck biras aku tu, hampir tiga minggu kalau tak silap aku, kami tak berhubungan. aku semacam naik sasau. yang paling aku risau ialah kalau-kalau aku mengigau dan tersebut nama Ita, tentu bini aku mengamuk dan potong konek aku. namun begitu, pada satu hari bini aku ajak aku pergi ke rumah mak dia pasal ada hal. Di situ aku tersentak sebab kebetulan terjumpa dengan Ita. Kami hanya tersenyum dan say hi ajelah. aku cuba juga nak cari kesempatan berjumpa Ita, tapi maklumlah orang ada. Tiba-tiba Mak mertua aku panggil bini aku dan laki dia untuk berbincang secara sulit kat dalam bilik (pasal hal keluarga dia oranglah). Aku tau aku mesti ambil peluang ini. Masa tu anak aku bermain-main kat ruang atas sementara anak dia masih terlalu kecil. Aku menghampiri Ita dan memegang bahunya, dia nampak gementar. (aku pun gementar juga). Tapi dia tak kata apa-apa.
Aku kata " I miss you Ita". Dan dengan perlahan dia jawab "I miss you too". Betapa leganya hatini. Tanganku semakin berani merayap ke bawah sampai ke pinggulnya. dia tersenyum. aku dah tak tahan, aku sentuh dagunya dan mendekatkan bibirku ke bibirnya. Kami berkucupan erat dan berpelukan. Tanganku seperti biasa merayap ke teteknya.
Tiba-tiba dia menolak aku. Mungkin dia takut untuk berlaku sumbang di situ. Di waktu yang sama anak kecilnya menangis. Puas dipujuk, masih tak berhenti. Ita tau dia nak menyusu. Aku masih ingat peristiwa itu. Ita memandang tepat ke arah aku, sambil tangannya menyelak baju t-shirtnya seolah-olah dia mahu aku melihat dengan jelas. Bra putihnya diselak ke atas, menampakkan dengan jelas teteknya yang ranum. Nyata sekali dia mahu menunjukkan teteknya itu kepada aku bila dia sengaja mengambil masa untuk menyuapkan puting teteknya ke dalam mulut anaknya. Aku tersenyum gembira, dan Ita menyembutnya dengan senyuman juga.
Aku menghampiri Ita, dan tanganku meramas teteknya yang sebelah lagi. Ita kata "jangan bang, not here". Tapi aku degil, aku terus meramas, sambil aku tau Ita sukakannya. Aku kucup bibirnya lagi. Masa tu aku dah tak kisah apa. tanganku terus merayap kebawah baju dan branya, memainkankan putingnya. Tanpa berkata apa-apa aku dekatkan mulut aku ke tetek Ita untuk menghisap, Ita cuba membantah, tapi tak berupaya. Aku sempat menyonyot beberapa kali dan menelan susu Ita. Tiba-tiba anak aku memanggil aku minta aku tolong sesuatu. Pantas aku berhenti, membetulkan baju Ita dan pergi mendapatkan anak aku. Nasib aku memang baik, kerana diwaktu yang sama juga pintu bilik dibuka dan bini aku keluar. Selepas itu kami tidak berkesempatan lagi untuk mencuba di situ. sebelum balik, aku sempat membuat isyarat supaya Ita call aku esok.
Esok aku menerima panggilan Ita melalui handphone. Kami berbual panjang. Ita kata pada mulanya dia memang rasa amat bersalah, itu sebabnya dia tak call aku (aku memang tak ada nombor dia). Tapi bila dia fikirkan sikap laki dia, Ita rasa semakin rindu dan gian kat aku. Dipendekkan cerita kami merancang untuk berjumpa lagi di hotel beberapa hari kemudian.
Sehari sebelum hari yang dijanjikan, aku booked bilik hotel berhampiran, tapi aku tak tidur di situ. Sebabnya masa check-in hotel ialah selepas pukul 1.00 tgh dan check-out ialah sebelum jam 12.00 tgh esoknya. So check-in hari ini untuk digunakan esok paginya.
Hari tu aku bersiap seperti biasa untuk pergi kerja, cumanya aku cuti hari tu dan terus ke hotel (so bini aku tak suspect lah). Aku sampai di bilik hotel lebih kurang jam 8.00 pagi. Tak sabar betul rasanya nak jumpa Ita. Lebih kurang jam 8.30 pagi bilik aku di ketuk. Ita berjaya menyusup masuk ke hotel. Bila dia masuk aje, aku terus peluk dan kucup dia. Tapi Ita menolak, dia kata aku tak gantung kad 'do not disturb'. Alamak, apalagi cepat-cepatlah aku gantung. Bila aku toleh aku tengok Ita dah berdiri dekat katil. Dengan wajah menggoda dia menanggalkan butang baju blousenya satu persatu. Mula-mula bajunya, skirtnya, branya dan last sekali pantynya. Aku rasa macam tiga jam aku menunggu untuk dia telanjang. Aku masih dapat maintain aku punya coolness, walaupun konek aku tegang bagai nak tercabut. Ita berdiri dengan gaya manja menunggu aku berbogel. (oh ya masa tu aku cuma pakai robe, supaya senang). So tak ada masalah besar, aku cuma perlu tanggalkan ikatan, dan berbogellah aku dengan konek aku tepat menunjukkan diri kat Ita.
Selepas melakukan rutin biasa berpelukan, berciuman, raba meraba, hisap-menghisap, Ita berbisik "abang, boleh tak abang jilat? please" Masa tu aku tau pantat dia dah basah lenjun, tapi aku dah bersedia untuk itu, aku memang ada bawa "pussy licker" (Krim ni memang khas untuk disapukan kat pantat so kita boleh jilat tanpa merasa bau pantat, malah ia datang dengan pelbagai perisa. Krim ni aku beli masa aku kat German dulu.) - nota khas- kepada lelaki yang tak suka menjilat pantat, belilah krim ni, nescaya kau orang akan jadi penjilat pantat yang paling disayangi. So kalau kau orang pergi overseas, atau ada orang lain yang pergi carilah benda ni.
Lepas aku sapu, aku pun jilatlah pantat Ita, sampai dia merengek minta berhenti dan menarik rambut aku. Ita secara aggressive bangun nak menghisap konek aku pulak sebab dia nak balas budi, "bang, Ita nak hisap, please let me suck you". Tapi aku bingkas menolak sebab aku tau aku pasti akan terpancut sebelum fuck dia. Dengan lembut aku jawab "you can suck me later sayang". Aku kembali membaringkan Ita dan memasukkan konek aku ke dalam pantatnya. Sambil mengenjut, aku cium keseluruh muka dan tengkuk dan sesekali menghisap tetek. Selepas beberapa minit (mungkin saat?) aku terasa nak pancut, "Ita, I'm going to cum". mendengar itu Ita memautkan kakinya dipinggang aku, minta aku pancut dalam.
Kami ketawa bersama tanda puas. Berkucupan, berpelukan. Ita masih belum mahu melepaskan kakinya, walaupun konek aku terasa amat geli di dalam pantatnya. Akhirnya kami berbaring, tanpa mahu menutup tubuh kami. Kami berbual. Ita kata "thank you for the great fuck. Ita betul-betul puas." Aku kata "It's a pleasure to fuck you, sayang".
Selang beberapa minit, tangan Ita merayap ke konek aku, Aku tau dia nak lagi. Ita menjilat-jilat tetek aku, dan beransur ke perut aku. Sebelum sempat dia sampai ke konek, aku kata aku perlu basuh konek aku dulu. Lalu aku ke bilik air dan basuh. Sekembali ke Ita, dia dah siap melutut di lantai menanti konek aku. Sambil aku berdiri, Ita memasukkan konek aku ke dalam mulutnya, perlahan-lahan. Keluar-masuk. Penat berdiri, aku duduk di kerusi, Ita langsung tak melepaskan hisapannya. Aku tau dia enjoy menghisap konek aku. Aku ingatkan aku dapat bertahan lama selepas pancutan tadi, tapi aku silap Ita memang pandai menghisap. Aku warning Ita 'Ita, careful sayang, abang nak pancut ni". Tapi dia terus menghisap. " sayang, I'm cumming" Aku cuba cabut konek aku, tapi Ita menarik bontot aku. Nyata dia mahu aku pancut kat dalam mulut dia, so aku dah tak kuasa melawan, terus pancut. BIla terpancut aje, Ita segera melepaskan konek aku, dia terbatuk-batuk. Mana taknya, pancutan mani aku terus ke dalam tekaknya. Tapi aku masih sempat memancutkan sebahagian air mani ke dalam mulut manakala sebahagian lagi jatuh di muka dan teteknya. Tapi yang menarik, walaupun terbatuk-batuk Ita masih tak mahu melepaskan konek aku dari genggamannya.
Aku tengok mata Ita berair kerana tercekik agaknya. Tapi dia masih mahu menjilat lebihan air mani aku di tepi bibirnya. "Hmm, it doesn't taste bad" (maknanya sedaplah tu). Lalu menjilat pulak hujung konek aku. Kau orang pun tau mesti geli punya. Aku menjerit. Ita terus memasukkan keseluruhan konek aku ke dalam mulutnya. Aku menjerit lagi. Dan kami sama-sama tertawa.
Aku tanya Ita kenapa dia hisap sampai pancut. Ita kata "sebab abang jilat pantat Ita sampai Ita cum so Ita kenalah hisap sampai abang cum". Dia ingatkan air mani ni busuk atau kotor, rupanya tak begitu. so dia kata nanti dia nak lagi.
Selepas memebersihkan badan, Ita cuba membalut dirinya dengan towel, aku tarik towel itu dan memintanya terus berbogel. Dia setuju. Maka kami terus berbogel. Hampir jam 10.00 pagi kami tersa lapar. Aku minta room service dua nasi goreng dan roti. Bila room service sampai, Ita bersembunyi di dalam bilik air, tapi aku rasa budak tu tau ada perempuan dalam bilik tu sebab dia senyum aje. aku pun bagi tip lebih sikit dan tepuk bahu dia, dia pun faham.
Kami makan sambil telanjang. Aku rasa kau orang kena cuba makan sambil telanjang dengan partner kau orang. Kami menggunakan imaginasi kami untuk makan. Aku ambil udang nasi goreng tu dan perlahan-lahan sapukan ke pantat Ita, lalu aku suap ke dalam mulut. Ita agak terperanjat, tapi dia pun tak mau kalah, Ita ambil jem dan sapukan ke konek aku dan jilat. Dia cuba melancap konek aku supaya pancut ke atas roti untuk di makan, tapi aku tak mau pancut. Aku balas dengan menghisap teteknya sambil dia makan nasi goreng, malah aku jilat pantatnya sambil dia makan. Lepas tu dia pulak hisap konek aku masa aku makan. last sekali, Ita naik ke atas aku dan masukkan konek aku dalam pantat dia, semua itu dilakukan masa kami makan dan berbual mesra. Macam-macam lagi kami buat menggunakan imaginasi kami.
Habis makan dan fuck, kami tengok habis bersepah bilik tu.
Kami berada di dalam bilik tu sampai lebih kurang jam 12.00 tgh. sampai masa untuk check-out. Tapi Ita minta aku call front-desk minta check-out lewat sikit. Nyata dia belum mahu beredar dan berpisah. Selama itu kami tidak dibaluti seurat benang pun.
Tiba masa untuk berpisah, kami berjanji untuk meneruskan perhubungna sulit ini. Kami akan terus mencari peluang untuk bersama. Sehingga kini kami masih terus bersama. Di lain kali aku akan ceritakan lagi kisah sex kami. Sementara itu teruskan menulis kat aku di azri64 di surat panas. Ynag perempuan pun jangan malu-malu. aku sedia membaca surat kalian.
49 notes · View notes