#mebala
Explore tagged Tumblr posts
Text
Dimudahkan dan memudahkan.
Apa bedanya dimudahkan dan memudahkan? Tentu jelas keduanya atas pertolongan Allaah. Baik dimudahkan ataupun memudahkan semuanya atas izin Allaah. Dimudahkan berarti segala urusannya Allaah selesaikan dengan mudah dan lancar tanpa hambatan. Sementara memudahkan, Allaah gerakkan hati seseorang untuk menyelesaikan dan melancarkan segala sesuatunya menjadi mudah dan ringan.
Kalau hanya mengandalakn diri sendiri tentu tidak akan mampu, bukan? Kalau hanya mengandalkan manusia, manusia tempatnya salah dan kecewa, bukan? Maka yang membuat semuanya terasa mudah, lancar dan sempurna adalah salah satu pertolongan Allaah yang terkadang seringkali kita lupakan.
Barangkali kita lupa untuk memohon pertolongan untuk memulai sesuatu. Barangkali kita lupa untuk meminta pertolongan ditengah kesulitan, yang diingat hanya manusia. Menghubungi si A, si B , si C yang belum jelas akan menyelesaikan itu semua. Dan barangkali ketika selesai semuanya kita lupa meminta pertolongan agar apapun nantinya tetap baik-baik saja.
Kalau kita mendapatkan diri dimudahkan Allaah untuk melakukan kebaikan, maka sungguh itu adalah karunia yang tidak semua orang mendapatkannya. Dan kala kita memudahkan seseorang untuk meringankan bebannya atau permasalahan yang sedang dihadapinya, maka sungguh itu juga karunia yang tidak semua orang memiliki kesempatan baik itu.
Orang-orang yang kulihat sering dimudahkan Allaah dalam hidupnya adalah mereka yang seringkali memudahkan urusan orang lain. Tidak pernah mempersulit jika berurusan dengannya, sehingga hidupnya selalu dimudahkan Allaah. Orang yang dimudahkan hidupnya bukan berarti tidak pernah mengalami ujian berat atau kesulitan, ya. Justru barangkali karena beratnya ujian yang pernah mereka lalui, dan sedihnya ketika menemukan tidak ada yang meringankan bebannya. Mereka adalah orang yang paling keras ingin memudahkan urusan orang lain. Ingin membantu orang lain sebisa yang mereka mampu sekalipun itu kecil menurut pandangan dunia.
Namun bukankah tidak ada yang kecil dalam pandangan akhirat? Allaah mebalas setiap kebaikan, sekalipun itu kebaikan kecil kan ya? Sekalipun hanya senyum yang terlihat remeh bagi sebagian orang hari ini.
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“. HR at-Tirmidzi (no. 1956)
Karena memang senyum yang hangar Dan tulus, akan sampai pada setiap jiwa yang didalamnya masih ada kebaikan.
Dimudahkan ataupun memudahkan, jangan lupa untuk selalu meminta pertolongan Allaah, ya. Sebab pada akhirnya setiap kebaikan itu akan kembali kepada diri sendiri dalam bentuk kebaikan yang berlipat-lipat. Ketika dimudahkan jangan pernah merasa diri paling baik, paling disayang Allaah, paling amalan diterima. Ataupun sebaliknya, memudahkan urusan orang lain apapun itu bukan berarti kita dibodohi, akan sangat capek, dan dirugikan.
وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ
“Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699).
Sekali lagi, aku seringkali melihat Orang-orang yang sering dimudahkan Allaah dalam hidupnya adalah mereka yang seringkali memudahkan urusan orang lain. Tidak pernah mempersulit jika berurusan dengannya, sehingga hidupnya selalu dimudahkan Allaah.
Teringat nasihat seorang teman beberapa tahun lalu,
"aku, Nis. Kalau mengalami kesulitan yang kayak nggak ada solusinya. Biasanya aku akan cari seseorang yang ingin ku bantu, entah hanya mendengarkan curhatan, atau memberikan sesuatu yang dibutuhkan selama aku mampu, atau memberikan jajan atau mungkin beberapa kebutuhan bagi orang-orang yang sedang membutuhkan. Nggak tahu kenapa ya, tiba-tiba aja masalah aku itu ada solusi jalan keluarnya. Yang sampai sekarang ini akupun tak paham. Namun ini yang ku yakini, bahwasanya Allaah nanti yang akan membantu permasalahanku."
Masya Allaah, janji Allaah itu benar. Janji Allaah itu pasti. Tidak akan pernah Allaah menghianati apa-apanyang telah Allaah janjikan. Maka seperti itulah keyakinan kita yang perlu kita yakini lekat-lekat. Allaah pasti menolong, Allaah pasti akan bantu. Gimana caranya? Ya itu bukan ranah kita buat mikir gimana caranya. Yang penting jangan lepas untuk meminta pertolongan Allaah Dan berbuat baik dimanapun berada.
#tulisan#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur#menolong#memudahkan#dimudahkan#pertolongan#janji
208 notes
·
View notes
Text
Life gave me a sour lemon, but I'll make 𝗅͟𝖾͟𝗆͟𝗈͟𝗇͟𝖺͟𝖽͟𝖾 with my other friends.
ׁ.. ❥ ◟Hii, I'm Kayi. It's a pleasure to meet you. . .
Ucapnya gadis dengan rambut yang dikepang dua itu kepada salah satu gadis yang di temuinya dalam ruangan penuh dengan kaca itu. Dentuman musik yang tersebar di seluruh ruangan seperti meredup ketika kedua gadis itu bersalaman dan saling berkenalan.
"halo, aku ara. salam kenal juga yah" balas si gadis cantik lainnya dengan rambut bergelombang.
Entah keberanian darimana aku mencoba untuk mengajak gadis cantik itu untuk berkenalan terlebih dahulu, aku merasakan ada ikatan yang menarikku untuk memulai percakapan dengannya. Ah iya, sebelum itu kenalin aku Kayi Noella dan biasa dipanggil Kayi. Aku adalah salah satu anggota baru dari club Dance di kampus, dan yang tadi aku ajak berkenalan ialah seorang senior club Dance ini.
Dia sangat cantik dan sungguh anggun, aku sungguh takjub setelah melihat performance singkatnya di depan kami para anggota baru. Dan saat itulah aku memberanikan diri untuk berkenalan lebih dekat dengan dia.
Hingga beberapa saat kami mulai dekat, sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan mereka menyebut kami sebagai SAHABAT SEJATI, karena kami selalu bersama kemanapun dan kapanpun.
Namun ada sesuatu yang berubah dari kami berdua, disaat kami semua berlatih untuk perlombaan, aku dan kak ara mengalami pertengkaran hebat. "Kayi, kenapa properti kita semua bisa rusak begini sih? kamu gimana sih gak nyimpen yang bener? Ini udah h-7 loh buat lomba. Makanya biasakan kalo udah selesai dipake tuh pada diberesin" Ucap Ara dengan nada yang meninggi. "Kenapa kak ara salahin aku sih? padahal kan ada yang lain selain aku" jawab ku mebalas tuduhan dia. "KAN KAMU YANG SELALU PULANG AKHIR DAN MENUTUP TEMPAT LATIAN KAYI" "Tapi kemarin aku udah tutup semua sebelum pulang kak, bahkan aku sudah merapikan semuanya" aku masih menahan emosi karena tidak ingin semuanya semakin besar. teman - teman lainnya pun ikut bingung melihat pertengkaran 2 gadis yang biasanya bersama ini.
"TAPI INI GIMANA? kalo emang kamu rapiin semuanya dan menutup tempat ini KENAPA SEKARANG SEMUANYA JADI SEPERTI INI? TERUSN SIAPA YANG MAU TANGGUNG JAWAB?" Omongan kak ara semakin meninggi dan membuatku semakin merasa emosi "AKU JUGA GAK TAU YAH KAK, JANGAN SALAHIN AKU TERUS. KAK ARA SELALU GITU, KALO ADA YANG SALAH DISINI SELALU MENYALAHKAN AKU. Udah deh mending aku keluar aja sekalian dari sini aku capek. Dan aku bakal tanggung jawab untuk semua properti yang rusak setelah itu aku tidak akan datang kesini lagi" ucapku penuh emosi dan meninggalkan ruangan yang sedari tadi terasa menegangkan
Sejak saat itu aku dan kak ara pun tidak pernah lagi saling bertegur sapa. Aku juga mengundurkan diri dengan club dance dan mencari club lain. What was once a sweet recipe of friendship has now soured over time, leaving a bitter flavor in our mouths.
0 notes
Text
–I will protect you, I promise (ch. 3)
(Bilingual)
Bolivar menyeringai. Nora menggeram, punggungnya nyeri sekali.
Bolivar mengaduk saku celananya, mengambil sesuatu.
Sekali lagi, algojo mencambuk punggung Nora.
"Argh," Nora menggeram.
Bolivar tertawa kecut, ia mengeluarkan korek api dan belati kecilnya.
Nora mengerutkan alis.
Bolivar membakar mata pisaunya dengan korek.
"Kali ini, kau tidak bisa lari, underdog," ujar Bolivar. Setelah belati itu panas, ia mendekatkannya pada pundak Nora.
Sialan!!! Apa yang– batin Nora bergejolak.
Pelan pelan Bolivar mengiris kulit pundaknya dengan belati yang panas itu.
Nora berteriak kesakitan. Sensasi sakit yang luar biasa. Luka bakar yang menembus sampai dalam. Darah mengalir deras.
Benar saja, Nora sudah tidak bisa menahan instingnya. Ini benar benar sakit. Tubuhnya membaca sinyal ancaman, dan akhirnya Nora melakukan morph.
"Aha!" Bolivar tersenyum senang, dan antusias.
"Benar benar seperti mimpi..." ujarnya.
Nora menggeram, "kau, dasar sialan..." umpatnya.
Ekor Nora mengibas, tanda ketidaknyamanan. Sedangkan Bolivar terlihat sangat puas. Ia mencengkeram pipi Nora kuat.
"Haha, pertama tama aku akan tunjukkan bahwa kau adalah underdog sungguhan. Selanjutnya, aku akan menjual video kotormu pada orang orang mesum diluar sana lalu setelah semuanya selesai aku akan membunuh dan menjual organ organmu pada peneliti peneliti maniak yang butuh bahan percobaan unik sepertimu," Jelas Bolivar sambil menyeringai puas.
"Dasar bajingan," Nora menggeram.
Bolivar tersenyum simpul, lalu memberi isyarat pada algojonya dengan tangannya.
Algojo itu mengangguk, lalu mendekat. Dia mengeluarkan kotak kayu kecil, dan membukanya.
Mata Nora membelalak. Apalagi yang akan dilakukan bajingan sialan ini? Nora mengumoat dalam hati.
Algojo itu mengeluarkan suntikan berjarum panjang dari kotak kayu. Bolivar memberi isyarat, lalu jarum suntik itu memasuki kulit leher Nora, menembus nadinya.
Nora memberontak, tapi cairan itu sudah mengalir dalan nadinya.
Bolivar mendekatkan wajahnya, tangannya bergerak ke bawah, mengelus pelan perut Nora.
Bibir Bolivar mendekat pada telinga Nora, "hmm... tapi sepertinya selera Arga lumayan juga," Bolivar berbisik di telinga Nora, tangannya terus meraba perut dan dada Nora.
"Cih!" Umpat Nora.
Bolivar tersenyum, "oke, tahap kedua," Bolivar mendekatkan bibirnya pada bibir Nora, "mari kita bercinta," tanpa basa basi Bolivar menempelkan bibirnya pada bibir Nora. Rasanya Nora ingin muntah. Dia tidak mebalas ciuman Bolivar walaupun sedetik, membuat Bolivar jengkel. Dengan kasar ia menggigit bibir bawah Nora, tapi Nora menjauhkan wajahnya membuat bibirnya berdarah.
"Bajingan mesum" umpat Nora sambil menggeram.
Bolivar menggeram jengkel. "Huh, sialan," ia mencengram pipi Nora dan meremas pinggul Nora.
"Kau tidak akan bisa kabur dariku, underdog lemah," Bolivar menatap Nora remeh. Nora membalasnya dengan tatapan tajam.
Hah? Lemah? sialan.
Nora mentmyeringai, "kau yang memaksaku melakukan morph," ujar Nora. "Kau akan tau siapa yang tidak bisa kabur sebenarnya," Nora tertawa sinis.
Dengan tatapan kesal Bolivar menampar Nora.
0 notes
Photo
The Beti people are a Central African ethnic group primarily found in central Cameroon.They are also found in Equatorial Guinea and northern Gabon. They are closely related to the Bulu people, the Fang people and the Yaunde people, who are all sometimes grouped as Beti-Pahuin peoples.
The Beti are found in northern regions of their joint demographic distributions, the Fang in the southern regions, and others in between. Estimates of the total Beti population vary, with many sources placing them at over three million spread from the Atlantic coastal regions near Equatorial Guinea into the hilly, equatorial forest covered highlands of central Africa reaching into the Congo
The Beti people are Bantu people who once lived in northern parts of Central Africa, with a complex, undocumented and debated prehistory. They likely moved into equatorial Africa in the seventh or eighth century, then further southwest in central Cameroon between the seventeenth and nineteenth centuries, likely after waves of wars and slave raids from the Fulani people. They were also a targeted source for slaves and ivory by the Hausa people.
Their initial migration in the 17th century was from highlands and forested regions east of the Sanaga River towards south and west. They continued to face jihads and violence from the north by the Fulani people (also called Fulbe or Fula people), abandoned their settlements and migrated further into southern parts of central Cameroon till the 19th century when European traders and colonial forces intervened as they sought trade and markets.The first European power to create a colony that partly included the lands of the Beti people was the German Kamerun colony in 1884. After the first world war, the German colony was taken over, divided by the French and the British colonial powers
Allegations of cannibalism
In 1856, Paul Du Chaillu met the Beti people. He published a memoir about them in 1863. The memoir mentions his arrival on the Atlantic coast and being told by local people about the cannibalistic Beti people. When Du Chaillu met the Beti people, he saw skulls and bones near their settlement. He immediately took these for cannibalism and wrote about it in his memoir. Later visitors such as the ethnographer Mary Kingsley in 1893–1895, who did not speak the Beti language or live with the local people, saw the same sighting, and titled her book "A Victorian Woman Explorer among the Man-eaters".
In 1912, a Christian missionary named Father Trilles visited them, learned the Beti language, and wrote a more objective ethnographic account of the Beti people. More accounts about the Beti people began appearing after World War I, but were often stereotypical and most emphasized about their alleged practice of containing bone relics in reliquary boxes. These alleged practices were used to justify violence against them and the enslavement of Beti and Fang peoples.When their villages were raided, thousands of their wooden idols and villages were burnt by the slave raiders.The French and the British colonial officials suppressed these practices.
The Tarzan character (1918) was set among the Beti people of equatorial central Africa.
As scholarship about the Beti people grew in the 1900s, according to John Shoup, the collected evidence suggests that the early rumors and allegations of cannibalism were wrong.The Beti people were not cannibalistic, the skulls and bones in the open and in the reliquary boxes were actually of their ancestors. The practice of collecting the bones were a way of remembrance and religious reverence for their dead
The Tarzan story The initial reports of alleged cannibalism attracted widespread attention, supported the oft-stereotyped and presumed African barbarianism, then became a part of fiction and popular literature at the turn of the 20th century. Among the most famous was the novel Tarzan of the Apes by Edgar Rice Burroughs, which created the popular Tarzan character. Burroughs set his novel near the village of Mbonga, among the Beti people and their closely related ethnic group called the Fang people.
The initial Tarzan story, where infant John is discovered by apes and raised by a female ape, built on the colonial era stereotype of cannibalistic Africans in the equatorial forests.The story, states Shoup, provided a contrast of "pure uncorrupted" noble Tarzan in the midst of a barbaric cannibalistic society. The Tarzan syndicate became a global sensation, was widely followed, created some 89 movies in the 100 years that followed, and launched numerous comic strips and television series, many of which providing a distorted stereotyped view about the people from the African equatorial forest.
The traditional occupation of the Beti people is farming, particularly of yams, cassava, corn and plantains as staples. Since colonial times, many have adopted cash crops such as peanuts and cacao.They are skilled artists and craftsmen, particularly in iron and wood handicrafts. However, these craftsmanship are nearly extinct because of urbanization and modern trade flows.
The traditional Beti society has been organized at the village level, typically with its borders fenced and fortified with watch towers to protect the inhabitants from wild life of the rain forests and intruders. Outside the village compounds were carefully concealed traps, as another line of defense against slave raiders. The villages have tended to be politically independent of each other, centered on a lineage called Ayon or Mvog.They are a patrilineal people, and disputes are typically settled by a due process led by a headman. The Beti revere their ancestors, and known among other things for their artistically produced reliquary boxes called the Byeri. They store the bones of their ancestors in these reliquary boxes, which were used during rites of passage, with their sophisticated masks called So (animal-faced) and Ngil (human-faced).
The Beti people practise double exogamy, that is typically married away from both father's and mother's lineages. Another notable aspect of their society has been the concept of Mebala, a type of potlatch, where wealthy families ceremoniously gather and give away their wealth to the poorer families
104 notes
·
View notes
Text
Aku Jadi Pelampiasan Mertua
IsatanaCerita awal dari kisah ku,ketika aku baru saja pulang dari kerja dan melihat ibu mertuaku yang sedang asik bermain, ini kisahku denganya mari kita simak. Aku Dimas, 31 tahun. Menikah, punya 2 anak. Istriku sangat cantik. Banyak yang bilang mirip bintang sinetron ternama saat ini. Kami tinggal di Bandung. Yang akan aku ceritakan adalah hubunganku dengan mertua aku sendiri. Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tugas kerja ke kota P tersebut. Aku pergi naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung menyelesaikan tugas dari kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut. “Kok sendirian Dimas? Mana anak istrimu?” tanya ibu mertuaku. “aku ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak aku ajak. Lagian aku cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar,” jawabku. “O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu,” ujar ibu mertuaku. Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena sudah sangat lapar. “Papa mana, Ma?” tanyaku. “Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan,” jawan ibu mertuaku. “Kamu mau pulang jam berapa, Dimas?” tanya ibu mertuaku. “Agak sorean, Ma. aku akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari Bandung,” kataku. “Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,” ujar ibu mertuaku sambil bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung. “Ini punya Papa, pakailah nanti,” kata ibu mertuaku. Iya, Ma,” kataku sambil terus melanjutkan makan ibu mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku. Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah berganti pakaian, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV. Cerita Sex Sedarah Ibu Mertua “Loh katanya mau tidur?” tanya ibu mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan. “Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara. “Tahukah kamu, Dimas.. Bahwa mama sangat senang dengan kamu?” tanya ibu mertuaku kepadaku memecah kesunyian.“Kenapa, Ma?” tanyaku. “Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah,” kata ibu mertuaku. Aku hanya tersenyum. “Sekarang kamu sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..,” kata ibu mertuaku lagi. “Mama sangat akung kamu, Dimas,” kata ibu mertuaku lagi. “aku juga akung mama,” ujarku. “Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata ibu mertuaku. “Apa itu, Ma?” kataku. “Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..,” ujar ibu mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk. “Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi. “Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa akung,” kata ibu mertuaku. Aku tatap mata ibu mertuaku. Kemudian aku tersenyum. “aku yang akan peluk mama sebagai rasa akung aku ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati ibu mertuaku sampai badan kami bersentuhan. Kemudian aku peluk ibu mertuaku erat. ibu mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi. “Boleh mama cium kamu Dimas? Sebagai tanda akung?” tanya ibu mertuaku. Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. ibu mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. ibu mertuaku menatap mataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa senang akan hal itu. Selang beberapa detik ibu mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku membalas ciuman ibu mertuaku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Nafas ibu mertuaku terdengar agak cepat. Tangan ibu mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh kontolku dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai meremas kontolku. Kontolku langsung tegang. Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. ibu mertuaku langsung bangkit menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemudian pintu terbuka. ibu mertuaku masuk. “Sudah mau tidur, Dimas?” tanya ibu mertuaku. “Belum, Ma,” ujarku sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. ibu mertuaku juga ikut duduk di sampingku. “Kamu marah tidak atas kejadian tadi,” tanya ibu mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum. “Tidak, Ma. Justru aku senang karena ternyata mama sangat akung dengan aku,” jawabku. ibu mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku. “Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku. “Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa menahan perasaan saja..,” ujar ibu mertuaku sambil mencium bibirku. Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai meraba buah dada ibu mertuaku dari luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan ibu mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dari luar CD-ku. Kontolku makin mengeras. ibu mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap berciuman tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas buah dada ibu mertuaku. Tak lama, ibu mertuaku bangkit lalu melucuti semua pakaiannya. Akupun melakukan hal yang sama. ibu mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya. “Mama senang kamu datang hari ini, Dimas.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa menerima rasa akung mama kepada kamu…” ujar ibu mertuaku sambil menciumku. “aku juga senang karena mama sangat menyayangi aku. Saua akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher ibu mertuaku. ibu mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke buahdada ibu mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu ibu mertuaku sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain. “Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…” desah ibu mertuaku semakin merangsang gairahku. Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba ibu mertuaku memegang kepalaku. “Jangan ke bawah, Dimas.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama sudah tidak tahan…” ujar ibu mertuaku. Aku tersenyum dan maklum karena ibu mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Aku buka lebar paha ibu mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek mertua yang sudah basah dan licin. Tangan ibu mertuaku segera memegang kontolku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa memek ibu mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku.. “Ohh.. Sshh.. Oh, Dimas.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat. ibu mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba ibu mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang. “Oh, Dimas.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil ibu mertuaku. “Terus setubuhi mama…” desahnya lagi. Beberapa saat kemudian tubuh ibu mertuaku melemas. Dia telah mencapai orgasme.. Akupun berhenti sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dari memek ibu mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya. “Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku sambil mengecup bibirku. “Terima kasih, Dimas…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan kontolku menyetubuhi lagi ibu mertuaku. “Boleh Dimas minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku. “Apa?” ujar ibu mertuaku. “aku mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?” tanyaku. ibu mertuaku tersenyum. “Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?” ujar ibu mertuaku. “Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut kontolku. ibu mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya. “Ayo, Dimas,” ujar ibu mertuaku. Aku segera masukkan kontolku ke memek ibu mertuaku dari belakang. Terasa lebih nikmat daripada masuk lewat depan. Mata mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar desahannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemudian terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dari kontolku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi ibu mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat ibu mertuaku. “Ohh.. Enak, Ma…” kataku. Kugesekkan kontolku ke belahan pantat mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, ibu mertuaku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, Dimas..”. “Iya, Ma,” ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh ibu mertuaku. itu lah kisah ku yang terkutuk berasama mertuaku yang nakal DIBACA JUGA ARTIKEL DIBAWH INI Market Update Internasional 30 Januari 2019 Ahok Alias Btp Telah Keluar Dari Mako Brimob Perkosa Gadis Cantik Penjaga Toko Swalayan
Read the full article
6 notes
·
View notes
Text
Ibu
Waktu yang lama atau sebentar tidak cukup untuk mengucapkan rasa terima kasih.
Banyak atau sedikit rasanya tidak cukup untuk berkata rasa sayang.
Berat atau ringan tidak cukup untuk mebalas baktinya.
Jauh atau dekat tidak cukup untuk mengambarkan kerinduan.
Senyum yang manis
Pelukan yang hangat
Ucapan kasih sayang
Yang di rindukan, ibu
0 notes
Text
Kebiasaan Rasulullah pada jam 7 pagi
aktivitas yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pada jam 7 pagi itu beliau masih dalam keadaan kunjungannya satu demi satu ke kediaman istri-istri beliau ummahatul mukminin yang sudah dimulai sejak pukul 6 lebih. sampai pukul 8 Jadi kurang lebih selama 2 jam itu disinggahi para ulama mengatakan kurang lebih 10 sampai 15 menit setiap rumah.
Kalau bertemu dengan waktu Dhuha itu lebih 15 menit atau 20 menit setelah mengerjakan isrok atau syuruk jadi sekitar 6.30 ya kalau subuhnya itu jam 4.30.
Dhuhanya Nabi bisa 4 rokaat atau 6 rokaat atau 8 rokaat tergantung situasi dan kondisi di mana yang bertepatan pada waktu itu.
kemudian Apa yang apa yang dikerjakan oleh Rasulullah selama berkunjung pada pagi hari tersebut ?
tentu beliau akan bertanya menanyakan kabar dan seterusnya, perihal soalnya suami dan istrinya dan kemudian akan menjawab pertanyaan-pertanyaan. para istri Nabi akan menggali ilmu dari rasulullah itu kesempatan yang sangat baik di rumah tersebut, mereka akan banyak bertanya tentang pertanyaan-pertanyaan seputar syariat syariat agama Islam yang diturunkan atau yang sudah lama diturunkan mereka akan saling bertanya.
disinilah dia hikmah dari banyaknya istri Rasulullah SAW adalah beliau dapat menyiarkan ilmu kepada istri-istrinya yang dengan latar belakang yang berbeda, sehingga beliau dapat memperkembangkan ilmu beliau dari seorang wanita dgn point of view yang berbeda. Ada pula yang berasal dari golongan bangsawan, kabilah yang Darah Biru ada yang dari kalangan orang tua dan lain-lain.
Seperti guru yang memiliki banyak murid, maka akan banyak ilmunya yang tersiarkan dan terbuka serta berkembang dengang baik.
Ini salah satu hikmahnya dari begitu banyak hikmahnya.
Atau terkadang istri-istri Rasulullah berkumpul di kediaman salah satu Ummul mukminin
Riwayat di mana sayyidina Saudah berkumpul di kediaman Sayyidah Aisyah yang mereka menunggu kedatangan Rasulullah SAW pada pagi hari itu, sehingga nabi lebih lama dgn mereka sekitar 30 menit bertemu dua-duanya istri-istri Rasulullah itu rukun dan bekerja sama.
Sifat beliau yang bersahaja kepada istrinya.
di ceritakan Waktu itu Aisyah sedang membuat sebuah bubur tepung yang kental kemudian ditawarkan oleh Aisyah kepada Sayyidah Saudah kemudian ada nabi disitu “ Udah nih saya baru bikin mau nyoba nggak ?”
Saudah mengatakan “nggak saya nggak mau ah”
Aisyah “cobain dong “
Saudah tetap menolak, sampai Aisyah mencolek bubur kentang tersebut tinggal di jarinya dan kemudian dilumuri ke pipinya Saudah.
Kemudian saudah melirik kepada Rasulullah artinya minta persetujuan mau mebalas aisyah.
Nabi tersenyum dan mengangguk artinya “kalau mau bales bales aja”
Kemudian saudah membalas dengan mencolek balik bubur tersebut ke pipi Aisyah.
Allahumma sholli wasallim wabarik di rumah tangga beliau penuh canda penuh kegembiraan kebahagiaan walaupun tugas tugas kenabian tugas tugas kerasulan begitu berat tapi tidak menghalangi beliau untuk menghidupkan keluarga dengan penuh kebahagiaan itu terjadi pada pagi hari tersebut ya jadi aktivitas-aktivitas yang dilakukan Rasulullah Wasallam salah satunya seperti itu
atau juga terkadang pada pagi hari tersebut
Sahabat yang perempuan Shahabiyah yang artinya istilahnya para Shahabiyah mereka sudah menunggu Nabi Muhammad Shallallahu salam di kediaman salah satu Ummul Mukminin untuk bertanya langsung perihal masalah-masalah agama.
contohnya dalam hadis ketika seorang Shahabiya menunggu kedatangan Nabi Shallallahu salam di rumah sayyidatuna Ummu Salamah radhiyallahu anha maka begitu nabi singgah dari satu istri-istri yang lainnya kemudian ke rumah berikutnya.
bertemulah dengan Shahabiyah tersebut maka bertanyalah Shahabiyah tersebut kepada Rasulullah SAW wassalam.
Pada Rasulullah SAW wassalam waktu itu dalam hadis pertanyaannya adalah
A : “Ya Rasulullah Bagaimana kalau seorang perempuan bermimpi dengan aktivitas yang romantis begitu dalam mimpinya Apakah wajib untuk mandi junub ketika bangun dari tidur ? “
B : “Oh iya wajib kalau memang basah ketika bangun tidur ya kalau tidak basah tidak wajib
A : memang perempuan basah ya sebab setahu saya hanya laki-laki saja.
B : saja perempuan juga sama seperti laki-laki itu sama. yaitu sama-sama mengeluarkan cairan reproduksi sel reproduksi perempuan (ovum) kalau perempuan tidak mengeluarkan cairan trsbt maka Bagaimana mungkin seorang anak akan memiliki sifat seperti ibunya artinya ada campur tangan juga antara Ayah dengan ibunya. bahwa laki-laki maupun perempuan Ketika mimpi basah wajib untuk mandi janabah begitu bangun tidur ketika pagi hari seperti itu.
Ya Jadi pada Shahabiyah yang perempuan mereka akan datang ke kediaman ummahatul mukminin ya menunggu kehadiran untuk bertanya.
0 notes
Text
Menjadi adik kecil semua orang, menjadi kakak tetua semua orang (:
Tentu kita, harus siap dengan perubahan. Tentu kita, harus siap ditempa dan ditempatkan dimanapun tanganNya menempatkan. Tentu adaptasi ini, harus dirasakan. Meski sering sekali di berbagai sisi menuai rindu.
Awal 2017
Sebulan sudah aku menghabiskan waktuku di tengah kota di Jawa Timur itu. Masih ada dua bulan kedepan, dan kabarnya siang ini kawanku yang baru pulang ke Indonesia setelah 5 tahun kuliah di Mesir akan berkunjung kemari. Belajar bahasa inggris sepertiku, di tempat kursus yang sama, meski berbeda kelas.
Aku melihatnya datang menggunakan kedurung corak bunga bunga dan wajah tulus seperti biasanya. "Keishaaaaa.." pelukk. Lama sekaali. Terakhir saat kelas 3 Aliyah aku sekamar dengannya, terpisah 5 tahun hingga kami bertemu lagi di Pare ini. "Cimeeeyyy.." Suara memanjakan yang aku rindukan. Seperti biasanya, keish mengunyel unyel pipiku dan wajahnya gemas gemas sendiri. Sebuah hal yang nampaknya sudah lama tak kurasakan, dan hanya bisa kudapatkan dari kekawan satu pondok dulu.
"Mbak, misi. Ini nanti ada rapat family gathering kan ya?" seorang laki laki berkacamata lewat bertanya kepadaku. "Kamu divisi apa emangnya? Kalau acara iya nanti sore. Yang non acara malam setelah kelas MM.." kuberkata kepadanya. Dia menunduk pamit. Aku acuh, tanpa memperhatikan Keish yang sangat memperhatikanku.
Esok esok banyak yang bertanya ini itu. Tentang kementoran, tentang latihan real test. Apalagi anak laki laki yang berkoordinasi tentang layout dan dekorasi acara, padahal hari itu ingin kuhabiskan mengobrol dengan Keish di teras. "Mba im, bisa pinjem buku..?" tanya salah seorang anak.. Lalu kawanku yang perawakannya lebih dewasa datang, "Mbak, nanti malam denger aku setoran greenbook ya.." ujarnya. Aku mengiyakan.
"Aku mau ajak mbaeh makan ketan susu ajaa deh. Atau mbaeh suka kopi? ada warkop endeus, langganan abang2 tukang bangunan. Kopinya pake jagung, dah manis darisananyaa.." aku berujar. Yang kuajak bicara menatapku lamat lamat. Sudah tiga minggu dia disini bersamaku. Bertemuku di beberapa saat kami dapat mengobrol dan bernostalgia.
"Aku jetlag cim.." katanya singkat. "Eh?" aku keheranan. Tentu bukan jetlag pesawat yang dimaksud. "Masih jetlag ayam disini kecil kecil padahal di mesir porsinya lima kalilipat?" aku meledek hal hal yang diceritakannya tentang kembali beradaptasi dengan budaya Indonesia. Dia menggeleng, tersenyum canggung. Sebelum menjawab, "Aku jetlag liat kamu disini dipanggi kakak, jadi mbak semua orang, dihormati bahkan sama mizu mizu. Rasa rasanya, kemarin kamu masih adik kecil internasional yang jalannya lucu, ndusel, ngebocah, ngelakuin hal ceroboh, tanpa ada bijak bijaknya sama sekali." Dia mulai tersenyum, mungkin telah lama memendam selama melihatku disana berkeseharian. Melanjutkan, "Cime ku sudah besar ya.. tapi kayanya aku ngga mau kehilangan. Kamu tetep adik kecil semua orang seperti dulu.. dimataku." ujarnya.
Tanpa benar benar menanggapi aku yang langsung terdiam seribu bahasa dan berfikir panjang sekali.
Oktober 2019
Mobil yang kutumpangi masuk ke komplek perkemahan dengan beberapa gedung sederhana di ujung Bogor itu. Ada pelatihan, besar. Aku tidak tahu percis berapa jumlah pesertanya, atau ini itu forum apa. Aku hanya sedang dalam perjalanan menuju diriku sendiri yang samasekali tidak kukenali saat itu, dan aku harap aku menemukan hal hal yang kubutuhkan untuk meringankan kesesakan ini disini. Agustus lalu baru ikut pelatihan yang mengikat di Bandung, sampai sudah bertahun tahun rasanya aku eneg ikut ini itu demi 'menyembuhkan' rasa sesak ini. Tapi ini yang terakhir, kubilang pada diriku. Ini yang terakhir, dan semoga aku dapat menghandle keramaian ini. Mengingat masa masa itu aku sangat mual berada diantara keramaian dan berkenalan dengan orang dalam jumlah yang besar.
Ditunjukkan ke asrama putri, mencari cari nama diriku sendiri. Masuk, berkegiatan.
Esoknya aku bertemu Jabira. Jabira yang meracuniku untuk ikut ini, yang bersemangat karena temannya sesama HK ada yang masuk. Bertemu didepan asrama putri. "Ciimeee~" Panggilan sayang itu kembali kudengar. "Pireee~" aku mebalas, berjoget bollywood. "Seneng banget kamu bisa join." ujarnya.
Usai platnas hari hari berlalu cepat, dan aku tiba tiba sudah menjadi bagian dari forum yang ternyata tidak kecil ini. Dan tiba tiba sudah berkoordinasi sedikit sedikit di grup. Mengisi yang bisa diisi. Melakukan yang bisa dilakukan dengan sisa sisa energi.
Tiba tiba pesan dari jabira masuk. "Cim, gue ngerasa kocak.." katanya. Heran, kutanya. "Kocak pegimane?" Yang disana ngakak. "Gue baca di grup, di IG. Ya kocak ajaa. Kamu kan bocil ciim, heran aja disini dihormati semua orang. Jadi kakak semua orang. Sejak kapan kamu yang cimit cimit jadi orang yang dituakan dan yang dianggap dewasa kek gini? Kamu bukannya nyunyu masih bocah bangeet. Sampe sekarang aja masih gitu di mata akoh" tanyanya santai.
Sebuah hal santai yang samasekali tidak santai buatku.
---
Menjadi idola remaja (begitu mereka mengatakannya), saat di pesantren sungguh sesuatu untukku. Menjadi adik semua orang disana. Manja manja sama kakak kelas yang lebih tua, sama teman seangkatan, bahkan sama adik kelas yang sudah dewasa adalah hobiku yang dulu teledor dan bebas sekali. Tidak tahu pun apa sebabnya, sehingga semua orang selalu memanggil "cime" dengan irama memanggil anak kecil. Bahkan saat kuliah, junior satu pesantren tiga tahun dibawahku masih memanggilku dengan cara demikian. Membuka tangan di ujung lorong gedung kampus seolah olah akan menangkap anak kecil yang sedang belajar jalan.
Tapi tiba tiba waktu bergulir sangat cepat. Kejombloan ini adalah wasilah Allah menjadikanku mau tak mau yang paling tua di banyak lingkaranku. Menjadi yang ditanyakan untuk solusi komunitas saat ada masalah. Menjadi yang ditanyakan terkait hal hal yang berfaedah. Menjadi yang dicari jika banyak yang sedang galau. Dan teman temanku, kakak kelas dan adikku, tiba tiba beranak sampai seribu.
Ada kekosongan yang biasanya aku isi dengan keceriaan sisi kanak kanakku yang mau tak mau tergerus dengan waktu. Mungkin itu makanya kalau ketemu teman teman yang masih jomblo satu pesantren aku cenderung berlaku seperti anak kecil. Bisa ngomong sesukanya, ndusel dan manja sesukanya. Tidak samasekali memunculkan sisi dewasaku bersama mereka. Karena bau baunya, "menjadi adik kecil semua orang" akan punah dari hidupku--dari diriku.
---
Aku tahu aku tidak bisa kembali menjadi adik kecil semua orang. Karena mungkin Allah menginginkan aku menjadi seperti ini, menuntunku yang tidak sadar tiba tiba sudah menjadi sosok yang berbeda. Memasang badan di segala kondisi. Menjadi dewasa dan mengasah sisi yang ini terus menerus. Dan malah memiliki banyak adik dimana mana :"
Tentu tidak ada yang salah, dan tidak ada yang aku kesalkan dengan hal ini. Tapi kemarin, tiba tiba aku hanya rindu bermanja manja dengan kawan pondokku. Menjadi adik kecil semua orang. Tersenyum seperti dulu, melompat lompat seperti masa masa itu tanpa takut baju kotor atau satu gerombol akan meneriakiku, lalu repot repot mengurusiku seperti adik mereka. Tentu jika aku berlaku demikian didepan teman teman lingkaranku, mereka akan canggung dan jetlag dengan keanehan itu. Tydac pantas ferguso :(
Kemarin video call dengan kawan kawanku yang anaknya sudah satu, dua, tiga, empat.. lalu menyadari bahwa semua memang bermetamorfosa. Menjadi wanita yang Allah inginkan. Membangun generasi yang Allah ingin mengamanahkannya kepada kami. Padahal sebelum vcall mau ngomong manja, tapi tiba tiba melihat lusinan ponakanku aktif mengganggu kamera ibu mereka, aku memilih diam. Sudah bukan masanya lagi, bukan? Aku akhirnya hanya tersenyum ramah kepada semua, perlahan menerima bahwa ada hal hal yang memang perlu berubah. Dan mungkin memang sudah habis perannya untuk bisa seperti itu lagi, meski sekarang bentuk cintanya masih sama besarnya. Ekspresinya sudah beda frekuensi :)
Kemarin telepon keish dan abisyau, ke keduanya cerita hal yang sama. Herannya, sampe gemeter suaranya. Bukan lelah sih jadi kakak semua orang, tapi apaya-- sebelum pandemi dan sebelum teman teman tetiba menikah, aku biasa menjalankan kedua peran itu secara bersamaan. Di lingkaran A menjadi 'kakak', saat bersama teman pondok siapapun itu auto jadi 'adik'. Sekarang, perannya tinggal satu, dengan frekuensi yang sering bertemu. Sedang lingkaran 'menjadi adik'nya sudah menyempit sekali.. sampe hampir ngga ada. Jadi kehilangan saja. Kehilangan panggilan manja semua orang, "cimeee~ cimbooliii~ cibool~ utukutukutuuk~ Adek aku~ wkwk" sekarang jadi "aunty cimeh", "amah cimee", "tante cimee", "teteh", "bunda"..."
Laa quwwata illaa billaah :""""" Aku cuma rindu.. itu saja.
---
Tentu ini hanyalah postingan melepaskan keruwetan suara dalam benakku yang tak berfaedah ini. Kekagetanku bahwa satu peran dalam hidupku perlu aku lepaskan di hari hari ini, kekagetan bahwa untuk hal kecil begini saja aku belum siap betul dan perlu adaptasi. Namun aku ingin menutupnya dengan yang kemarin abisyau bilang sebagai "air yang tinggal setengah yang ada dalam gelas." Ada hal hal yang kita sudah ngga punyai lagi, dan itu ngga apa apa. Sekarang tinggal gimana kita maksimal sama setengarh air mengisi dalam gelas ketimbang setengah kosongnya, melakukan sebaik mungkin karena itu tetaplah anugerah yang sama besarnya-- dan mensyukurinya selapang hati. Mumpung air itu masih ada, mumpung sekarang dianugerahkan dan belum hilang perannya dalam hidup kita :")
(nafas)
Alaa kulli haal, alhamdulillah. Alhamdulillaah bini'matihi tathimmusshalihaat. Terimakasih Allah, Engkau sudah mengizinkanku merasakan keduanya. Kalaupun satu sisi itu harus kulepas, maka temani aku dalam prosesnya dan ridhai adaptasiku yang lambat sekali ini. Maaf ya Allah, semoga aku selalu bisa menjadi hamba yang bersyukur. Maaf juga sudah beberapa hari kebelakang seperti kehilangan diri sendiri jadi malah loss di banyak tempat :(
Ya Allah, semoga hatiku ridha Engkau bentuk menjadi aku versi lebih paripurna di mataMu, karena aku nggak tahu hakikat baik buruk yang merupakan ilmuMu. Titip ya Allah, ingatkan aku terus ini demi kebaikan tidak hanya aku sendiri namun banyak orang. Maaf masih suka lupa sama hal ini.
Ya Allah, aku hanya rindu. Itu saja.
1 note
·
View note
Text
PIM (QTIME) - part 2.
Senang rasanya sabtu malam minggu kemarin ini kami kedatangan tamu sahabat lama sewaktu kuliah di Malang, kebetulan mereka bekerja di Gresik, Kota yang kami tinggali saat ini.
Aku khususnya merasa seperti memiliki teman baru dan keluar dr sangkar. Obrolan kami sangat ringan namun cukup menghibur kejenuhan ku selama berada di PIM ini. Mereka memang sering mampir, tp hanya sebentar, itupun jika aku meminta karena aku masak kelebihan dan akhirnya berbagi dengan sahabatku itu.
Sesekali mereka mengajak kami untuk jalan jalan bersama, tapi ya balik lagi, rasanya sulit bagi kami untuk bisa jalan jalan hanya ber 3. Suami ku pun mengakui nya. Bahkan jika tubuhnya bisa di belah menjadi 4, ia mungkin akan membelah diri nya menjadi 4 bagian, untuk ku dan anak ku, ibu mertua ku, bapak mertua ku, dan dirinya sendiri. Sampai sebegitunya dia.
Tapi dia menjalaninya sangat ikhlas begitu dia cerita kepada ku, istri-nya. Apapun di ceritakan, ttg keadaan orang tua nya pun di ceritakan. Tapi... setiap aku sindir ttg perasaannya dia hanya menjawab "gpp sama orang tua, yang penting kita ikhlas" simpel. Tapi dia tak pernah menanyakan ttg keikhlasannya kepada ku, yang sering di ajak jalan2 bersama ibu bapak - nya, keluarga nya dengan penuh keruwetan.
Yang satu mau nya begini.
Yang satu mau nya begitu.
Yang ini pun begini.
Sampai pada akhirnya aku mencoba untuk mengikhlaskan walau berat sangat berat. Hanya ketika aku melihat anak ku yg masih sehat dan ceria, sepertinya semua kekecewaan ku terhadap siapapun bisa terobati, ya begitulah diri ku. Simpel. Asalkan aku bisa melihat keluarga kecilku khususnya anak dan suami ku sehat, senang, dan tercukupi, rasanya semua kecewa akan hilang dengan sendirinya. Aku bersyukur..
Aku sering nyindir2 suami ku, "ya kalo jalan rame2 begini bi, banyak kepala kan beda sama kalo kita jalan sendiri bebas mau kemana dan ngapain juga". Dia cuma tersenyum dan mebalas "iya". Sesekali aku sindir "pingin deh kita jalan ke kota malang, napak tilas perjalanan waktu kuliah dulu, kulineran, enak kayaknya ya bi", abi "ya enak bun". Aku "jadi ayok kita ke malang ber 3an" sejujurnha hati ku gemredek saat mengucapkan itu, banyak hati yg ku jaga termasuk hatinya. Aku takut jika aku ngomong seperti itu dia berfikiran aku ga mau kalo jalan bareng dengan keluarganya. Sebenarnya bukan seperti itu, aku hanya butuh JEDA, menikmati waktu bersama orang2 yg paling ku sayangi, bebas lepas. Simpel.
Tapi aku kaget dgn jawabannya "nti aja loh bun setelah lebaran kita jalan rame2 sama bunda2 ke malang" deg! Mangkel sekali aku rasanya dengan entengnya dia menjawab seperti itu.
Bunda2 itu adalah sebutan guru2 di PAUD nya ibu mertua ku.
Aku "ya kalo rame2 kan ndak bisa kulineran sesuka hati bi, ndak bisa ke pecel kane, lalapan kalpataru, ndak bisa muter2 kampus. Masa ia mereka mau kayak gtu" batin ku (kalaupun mau pasti rasanya akan sangat berbeda, dan bukan ini yg aku mau). Dengan entengnya suamiku menjawab "mau".
Seketika hatiku remuk, pikiranku acak-adut, ternyata dia belum mengerti juga maksudku. Yang aku tangkap, suamiku merasa setiap jalan jalan itu sama saja, yg penting semua happy. Jalan jalan bareng pun ndak masalah asalkan semua happy, ia mengalahpun ndak apa, asalkan semua happy.
Tapi suami ku ndak pernah menanyakan ini kpd ku paling dia cuma bilang "ibun seneng ini jalan jalan" atau "ibun senang ini jalan2 ke malang" dan "ibun senang ini nginep ndek hotel"
Sekali dia bertanya "seneng ga bun?" Aku jawab flat "seneng" padahal (boleh ga si sekali aja aku ngerasain jalan ber 3 di luar jogging). Jujur aku jawab begitu karena aku takut mengecewakan suami ku yg sudah capek2 pesenin ini itu, belikan ini itu. Ada hati yg ku jaga, dibalik kekecewaan ini..
Aku cuma bisa berdoa minta kpd Sang Pencipta, agar suatu saat kami bisa pisah dengan mertua dan hidup normal dengan keluarga kecil sendiri. Agar kami dimampukan untuk memiliki rumah sendiri, diberikan rejeki yg halal dan berkah barokah, serta dilapangkan hati nya agar bisa ikhlas dan sabar di setiap kondisi apapun. Karena sejujurnya 2 kata yg paling mudah di ucapkan namun sangat sulit di lakukan adalah sabar dan ikhlas.
Semoga dengan menulis, semua kekecewaan dan unek2 ku akan hilang bersama rangkaian kalimat yg ku tulis 🙂
Gresik, 30 Maret 2021
14.38 WIB
0 notes
Photo
POKELLO EA THIBELA E SUSUMELITSOE KE MEBALA EA HLABULA. Khaba Ka Sqo! #sqo #hlabula #thibela #mokhabo #susumetso https://www.instagram.com/p/CJiYH3zF1xM/?igshid=ffalko2jfjvw
0 notes
Text
Fazura Dipuji Peminat Sebagai Wanita Paling Cantik
Sejak mengumumkan dirinya sedang hamil 4 bulan, pelakon Nur Fazura kelihatan semakin ayu. Memang nampak jelas wajahnya berseri-seri, lebih-lebih lagi ketika mengenakan tudung sempena menghormati bulan suci Ramadan yang mulia ini.
Memuat naik beberapa foto di akaun Instagramnya beberapa hari lalu, Fazura sempat menitipkan kata-kata positif serta ucapan sempena sambutan Ramadan dan turut memperagakan busana kaftan pemberian Prof Dr Muhaya.
Tidak dinafikan rata-rata netizen begitu kagum dengan kecantikan Fazura selain berharap dia akan kekal bertudung. Namun, ada komen yang menarik perhatian ramai apabila seorang peminat memberi pujian dan menyifatkan Fazura sebagai seorang wanita paling cantik.
Merupakan seorang yang sangat merendah diri, Fazura mebalas komen tersebut dengan penuh mesra.
Kami mendoakan semoga proses kehamilan dan kelahiran cahaya mata sulung Fazura dipermudahkan dan berjalan lancar.
PERHATIAN: Pihak BeautifulNara tidak akan bertanggungjawap langsung ke atas komen-komen yang diberikan oleh pembaca kami. Sila pastikan anda berfikir panjang terlebih dahulu sebelum menulis komen anda disini. Pihak BeautifulNara juga tidak mampu untuk memantau kesemua komen yang ditulis disini. Segala komen adalah hak dan tanggungjawap anda sendiri.
This content was originally published here.
1 note
·
View note
Text
Modus Salah Alamat
I have no more energy to chatting in meaningless relationship. Or spending time in unnecessary conversations.
Tulisan ini mengandung sedikit cipratan kekesalan. Beberapa hari ini seorang teman lama cukup intensif berinteraksi denganku. Sebenarnya ini menyenangkan, aku dapat mengetahui kabarnya, kabar teman-temannya yang juga teman-temanku, dan informasi lain yang sudah lama kulewatkan. Tapi, seiring waktu berlalu obrolan (chatting-red) ini sudah melampaui garis normal. Kurasa ucapan selamat pagi dan selamat malam berturut-turut bukan hal wajar jika dikirim oleh seorang teman biasa. Apalagi jika lawan jenis.
Maka, pagi ini aku sedikit ‘rese’ padanya.
Dia: “Pagiii”
Aku: “ada apa mas?”
Dia: “ettt dah ada apa mass”
Aku: “hehe maaf saya tidak biasa jika chat tanpa topik” (chat ini sudah dipikirkan dua kali. Sebelumnya ingin mengirim ini “hehe maaf saya ga suka chat-an kalau ga ad yg penting”)
Kejam ya? Ga juga. Kadang kita harus tegas supaya zona kerja kita ga diusik. Chattingan itu wasting time. Aku dulu juga termasuk orang yang suka membuang waktu untuk mebalas chat basa-basi dari orang lain, bahkan dari orang asing. Rela meluangkan waktu untuk membaca kiriman grup yang padahal mayoritas isinya cuma info-info seminar oot, atau candaan yang kita sendiri ga paham apanya yang lucu.
Akhir-akhir ini, tepatnya sejak semester 8 aku baru menyadari betapa banyak waktu yang terbuang untuk sekedar berbalas pesan di media sosial. Padahal topiknya ga penting-penting amat. Bully-bully-an misalnya. Ciee-ciee-in si A yang dekat sama si B. Ga penting pokoknya.
Sebenarnya sah-sah aja kalau mau chattingan. Tapi ya minimal ada tujuannya, bukan modus-modusan. Ada kalanya aku juga membalas kiriman di grup, ikut melemparkan beberapa bully-an, lalu menghilang lagi, hehe. Ada masanya aku mengirim pesan pada seorang teman lama, menanyakan kabar, obrolan ringan, lalu selesai. Saat butuh teman diskusi tapi mager keluar kosan atau teman yang relevan dengan topik sedang tidak ada di Jogja, maka aku kembali pada chatting, atau biar diskusi lebih menarik bisa via telepon atau vcall. Sewaktu-waktu temanku mengubungiku untuk curhat, pasti ia sedang menghadapi masalah hidup yang sangat berat, dan barangkali menjadi pendengar yang baik bisa membuatnya sedikit lega. Maka it’s no problemmemberikan beberapa waktuku padanya. Tapi chat untuk menanyakan “sudah makan belum?” dsb, (apalagi jika menanyakan sudah makan tanpa tujuan ngasih makanan hehehe) sudah tidak relevan dengan usia kita (20-an). Ayolah, ini mengganggu kenyamanan oranglain. Jika dibalas maka akan berlanjut dengan obrolan kopong lainnya, diread doang nanti pertemanan retak. So? Kita jelasin aj, gapapa ga enak satu kali, seterusnya hp kita damai.
1 note
·
View note
Text
Ultah kamu diundur saja, yaa.?!
"Terimalah lagu ini, dari orang biasa
Tapi cintaku padamau luar biasa
Aku takpunya bunga, akutak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia, tulus padamu."
Demikian penggalan lirik yang terdengar dari pengeras suara di salah satu warung kopi di jogja, kala itu saat waktu beranjak meninggalkan siluet senja.
Ditempat ini, playlist lagu di putar scr teratur. Sekarang genre lagu ttg cinta, setelah sebelumnya lagu-lagu indie yang diperdengarkan, berikuynya setelah beberapa pengunjung yang berpasangan mengakhiri malamnya, mungkin lagu2 punk yang akan diperdengarkan.
Sementata itu di dalam chat whatsapp, sesorang telah membuat saya tidak bisa mendengar nada dan lirik berikutnya, lagu berikutnya apa atau pun lagu tsb diputar dua kali atau tidak pun saya tidak tahu. Namun satu yang pasti di kolom chat whatsapp balas-mebalas pesan tertulis sebagai berikut:
"Selamat ulang tahun".
"Pulang dari jogja mau d beliin apa..?"
"Ulang tahun mau d kasih kado apa.?"
Dibalas demikian:
- "Sesoeang telah menulis nama kamu d wikipedia, nama aku ada d kolom profil kamu. Statusnya mau pacaran atau Istri terserah kamu... ( yng ini mintanya d umurku ke-21, dikasihnya terserah, di ultahku yng ke berapa aja gapapa."
- "Bikin aku dan keluarga kamu bangga dan.
- "di Ultah yang sekarang, kadonya aku pengen IPK kamu minimal 3."
Dalam banak, teriak sedikit tertahan, Mati aku. Ku buka laptop kesayangan mencari kesibukan."
0 notes
Quote
Sudah ku bilang tujuan utama ku bukan untuk memilikimu
Tujuanku adalah menciptakan senyummu,memastikan setiap inci bahagia di wajahmu. Sesederhana itu,tanpa mengkhawatirkan rindu. Percayalah aku tidak pernh mewajibkan kau mebalas rasaku. Sekecil itu😉
3 notes
·
View notes
Text
Aku Jadi Pelampiasan Mertua
IsatanaCerita awal dari kisah ku,ketika aku baru saja pulang dari kerja dan melihat ibu mertuaku yang sedang asik bermain, ini kisahku denganya mari kita simak. Aku Dimas, 31 tahun. Menikah, punya 2 anak. Istriku sangat cantik. Banyak yang bilang mirip bintang sinetron ternama saat ini. Kami tinggal di Bandung. Yang akan aku ceritakan adalah hubunganku dengan mertua aku sendiri. Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tugas kerja ke kota P tersebut. Aku pergi naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung menyelesaikan tugas dari kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut. “Kok sendirian Dimas? Mana anak istrimu?” tanya ibu mertuaku. “aku ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak aku ajak. Lagian aku cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar,” jawabku. “O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu,” ujar ibu mertuaku. Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena sudah sangat lapar. “Papa mana, Ma?” tanyaku. “Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan,” jawan ibu mertuaku. “Kamu mau pulang jam berapa, Dimas?” tanya ibu mertuaku. “Agak sorean, Ma. aku akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari Bandung,” kataku. “Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,” ujar ibu mertuaku sambil bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung. “Ini punya Papa, pakailah nanti,” kata ibu mertuaku. Iya, Ma,” kataku sambil terus melanjutkan makan ibu mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku. Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah berganti pakaian, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV. Cerita Sex Sedarah Ibu Mertua “Loh katanya mau tidur?” tanya ibu mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan. “Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara. “Tahukah kamu, Dimas.. Bahwa mama sangat senang dengan kamu?” tanya ibu mertuaku kepadaku memecah kesunyian.“Kenapa, Ma?” tanyaku. “Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah,” kata ibu mertuaku. Aku hanya tersenyum. “Sekarang kamu sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..,” kata ibu mertuaku lagi. “Mama sangat akung kamu, Dimas,” kata ibu mertuaku lagi. “aku juga akung mama,” ujarku. “Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata ibu mertuaku. “Apa itu, Ma?” kataku. “Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..,” ujar ibu mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk. “Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi. “Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa akung,” kata ibu mertuaku. Aku tatap mata ibu mertuaku. Kemudian aku tersenyum. “aku yang akan peluk mama sebagai rasa akung aku ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati ibu mertuaku sampai badan kami bersentuhan. Kemudian aku peluk ibu mertuaku erat. ibu mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi. “Boleh mama cium kamu Dimas? Sebagai tanda akung?” tanya ibu mertuaku. Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. ibu mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. ibu mertuaku menatap mataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa senang akan hal itu. Selang beberapa detik ibu mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku membalas ciuman ibu mertuaku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Nafas ibu mertuaku terdengar agak cepat. Tangan ibu mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh kontolku dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai meremas kontolku. Kontolku langsung tegang. Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. ibu mertuaku langsung bangkit menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemudian pintu terbuka. ibu mertuaku masuk. “Sudah mau tidur, Dimas?” tanya ibu mertuaku. “Belum, Ma,” ujarku sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. ibu mertuaku juga ikut duduk di sampingku. “Kamu marah tidak atas kejadian tadi,” tanya ibu mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum. “Tidak, Ma. Justru aku senang karena ternyata mama sangat akung dengan aku,” jawabku. ibu mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku. “Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku. “Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa menahan perasaan saja..,” ujar ibu mertuaku sambil mencium bibirku. Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai meraba buah dada ibu mertuaku dari luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan ibu mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dari luar CD-ku. Kontolku makin mengeras. ibu mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap berciuman tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas buah dada ibu mertuaku. Tak lama, ibu mertuaku bangkit lalu melucuti semua pakaiannya. Akupun melakukan hal yang sama. ibu mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya. “Mama senang kamu datang hari ini, Dimas.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa menerima rasa akung mama kepada kamu…” ujar ibu mertuaku sambil menciumku. “aku juga senang karena mama sangat menyayangi aku. Saua akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher ibu mertuaku. ibu mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke buahdada ibu mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu ibu mertuaku sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain. “Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…” desah ibu mertuaku semakin merangsang gairahku. Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba ibu mertuaku memegang kepalaku. “Jangan ke bawah, Dimas.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama sudah tidak tahan…” ujar ibu mertuaku. Aku tersenyum dan maklum karena ibu mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Aku buka lebar paha ibu mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek mertua yang sudah basah dan licin. Tangan ibu mertuaku segera memegang kontolku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa memek ibu mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku.. “Ohh.. Sshh.. Oh, Dimas.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat. ibu mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba ibu mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang. “Oh, Dimas.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil ibu mertuaku. “Terus setubuhi mama…” desahnya lagi. Beberapa saat kemudian tubuh ibu mertuaku melemas. Dia telah mencapai orgasme.. Akupun berhenti sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dari memek ibu mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya. “Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku sambil mengecup bibirku. “Terima kasih, Dimas…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan kontolku menyetubuhi lagi ibu mertuaku. “Boleh Dimas minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku. “Apa?” ujar ibu mertuaku. “aku mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?” tanyaku. ibu mertuaku tersenyum. “Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?” ujar ibu mertuaku. “Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut kontolku. ibu mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya. “Ayo, Dimas,” ujar ibu mertuaku. Aku segera masukkan kontolku ke memek ibu mertuaku dari belakang. Terasa lebih nikmat daripada masuk lewat depan. Mata mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar desahannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemudian terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dari kontolku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi ibu mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat ibu mertuaku. “Ohh.. Enak, Ma…” kataku. Kugesekkan kontolku ke belahan pantat mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, ibu mertuaku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, Dimas..”. “Iya, Ma,” ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh ibu mertuaku. itu lah kisah ku yang terkutuk berasama mertuaku yang nakal DIBACA JUGA ARTIKEL DIBAWH INI Market Update Internasional 30 Januari 2019 Ahok Alias Btp Telah Keluar Dari Mako Brimob Perkosa Gadis Cantik Penjaga Toko Swalayan
Read the full article
1 note
·
View note
Text
Aku Jadi Pelampiasan Mertua
IsatanaCerita awal dari kisah ku,ketika aku baru saja pulang dari kerja dan melihat ibu mertuaku yang sedang asik bermain, ini kisahku denganya mari kita simak. Aku Dimas, 31 tahun. Menikah, punya 2 anak. Istriku sangat cantik. Banyak yang bilang mirip bintang sinetron ternama saat ini. Kami tinggal di Bandung. Yang akan aku ceritakan adalah hubunganku dengan mertua aku sendiri. Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tugas kerja ke kota P tersebut. Aku pergi naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung menyelesaikan tugas dari kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut. “Kok sendirian Dimas? Mana anak istrimu?” tanya ibu mertuaku. “aku ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak aku ajak. Lagian aku cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar,” jawabku. “O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu,” ujar ibu mertuaku. Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena sudah sangat lapar. “Papa mana, Ma?” tanyaku. “Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan,” jawan ibu mertuaku. “Kamu mau pulang jam berapa, Dimas?” tanya ibu mertuaku. “Agak sorean, Ma. aku akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari Bandung,” kataku. “Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,” ujar ibu mertuaku sambil bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung. “Ini punya Papa, pakailah nanti,” kata ibu mertuaku. Iya, Ma,” kataku sambil terus melanjutkan makan ibu mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku. Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah berganti pakaian, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV. Cerita Sex Sedarah Ibu Mertua “Loh katanya mau tidur?” tanya ibu mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan. “Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara. “Tahukah kamu, Dimas.. Bahwa mama sangat senang dengan kamu?” tanya ibu mertuaku kepadaku memecah kesunyian.“Kenapa, Ma?” tanyaku. “Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah,” kata ibu mertuaku. Aku hanya tersenyum. “Sekarang kamu sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..,” kata ibu mertuaku lagi. “Mama sangat akung kamu, Dimas,” kata ibu mertuaku lagi. “aku juga akung mama,” ujarku. “Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata ibu mertuaku. “Apa itu, Ma?” kataku. “Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..,” ujar ibu mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk. “Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi. “Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa akung,” kata ibu mertuaku. Aku tatap mata ibu mertuaku. Kemudian aku tersenyum. “aku yang akan peluk mama sebagai rasa akung aku ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati ibu mertuaku sampai badan kami bersentuhan. Kemudian aku peluk ibu mertuaku erat. ibu mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi. “Boleh mama cium kamu Dimas? Sebagai tanda akung?” tanya ibu mertuaku. Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. ibu mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. ibu mertuaku menatap mataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa senang akan hal itu. Selang beberapa detik ibu mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku membalas ciuman ibu mertuaku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Nafas ibu mertuaku terdengar agak cepat. Tangan ibu mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh kontolku dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai meremas kontolku. Kontolku langsung tegang. Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. ibu mertuaku langsung bangkit menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemudian pintu terbuka. ibu mertuaku masuk. “Sudah mau tidur, Dimas?” tanya ibu mertuaku. “Belum, Ma,” ujarku sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. ibu mertuaku juga ikut duduk di sampingku. “Kamu marah tidak atas kejadian tadi,” tanya ibu mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum. “Tidak, Ma. Justru aku senang karena ternyata mama sangat akung dengan aku,” jawabku. ibu mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku. “Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku. “Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa menahan perasaan saja..,” ujar ibu mertuaku sambil mencium bibirku. Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai meraba buah dada ibu mertuaku dari luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan ibu mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dari luar CD-ku. Kontolku makin mengeras. ibu mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap berciuman tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas buah dada ibu mertuaku. Tak lama, ibu mertuaku bangkit lalu melucuti semua pakaiannya. Akupun melakukan hal yang sama. ibu mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya. “Mama senang kamu datang hari ini, Dimas.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa menerima rasa akung mama kepada kamu…” ujar ibu mertuaku sambil menciumku. “aku juga senang karena mama sangat menyayangi aku. Saua akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher ibu mertuaku. ibu mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke buahdada ibu mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu ibu mertuaku sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain. “Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…” desah ibu mertuaku semakin merangsang gairahku. Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba ibu mertuaku memegang kepalaku. “Jangan ke bawah, Dimas.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama sudah tidak tahan…” ujar ibu mertuaku. Aku tersenyum dan maklum karena ibu mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Aku buka lebar paha ibu mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek mertua yang sudah basah dan licin. Tangan ibu mertuaku segera memegang kontolku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa memek ibu mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku.. “Ohh.. Sshh.. Oh, Dimas.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat. ibu mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba ibu mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang. “Oh, Dimas.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil ibu mertuaku. “Terus setubuhi mama…” desahnya lagi. Beberapa saat kemudian tubuh ibu mertuaku melemas. Dia telah mencapai orgasme.. Akupun berhenti sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dari memek ibu mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya. “Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku sambil mengecup bibirku. “Terima kasih, Dimas…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan kontolku menyetubuhi lagi ibu mertuaku. “Boleh Dimas minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku. “Apa?” ujar ibu mertuaku. “aku mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?” tanyaku. ibu mertuaku tersenyum. “Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?” ujar ibu mertuaku. “Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut kontolku. ibu mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya. “Ayo, Dimas,” ujar ibu mertuaku. Aku segera masukkan kontolku ke memek ibu mertuaku dari belakang. Terasa lebih nikmat daripada masuk lewat depan. Mata mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar desahannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemudian terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dari kontolku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi ibu mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat ibu mertuaku. “Ohh.. Enak, Ma…” kataku. Kugesekkan kontolku ke belahan pantat mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, ibu mertuaku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, Dimas..”. “Iya, Ma,” ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh ibu mertuaku. itu lah kisah ku yang terkutuk berasama mertuaku yang nakal DIBACA JUGA ARTIKEL DIBAWH INI Market Update Internasional 30 Januari 2019 Ahok Alias Btp Telah Keluar Dari Mako Brimob Perkosa Gadis Cantik Penjaga Toko Swalayan
Read the full article
1 note
·
View note