#mahasiswa party
Explore tagged Tumblr posts
alastahir · 7 months ago
Text
Meet Jordan Alastahir, the young club owner who's been shaking up the nightlife scene. Born in 1995 at Ottawa. Growing up as a blend of Indonesian and Canadian culture already posed its difficulties, but the parents divorce added another layer of complexity to his upbringing.
He was a troubled teenager, but he still did well in school. Even though he got involved in nightlife, he couldn't seem to break free from its hold. Ahh, 'Mahasiswa Terbaik' they said.
The journey to owning DUNC started in a less conventional way – behind the DJ booth. His love affair with music began early. He found himself drawn to the turntables, spinning tracks at local parties and events. It wasn't easy – there were late nights, countless meetings, and more than a few setbacks along the way.
Jo is now the 'Anak tunggal kaya raya' that everyone teases about, living alone in Jakarta because his mom has moved to Bali with her new husband. Despite the separation, Jo keeps in touch with his mom and enjoys traveling back and forth to Bali to visit her and his new family there.
0 notes
nafidzatulilmi · 10 months ago
Text
RAMADHAN DAY 6
16-17 Maret 2024
Bismillahirrahmanirrahiim..
Memasuki masa Ramadhan Day 6, maghrib kali ini di masjid dekat Alun-Alun Kota Tangerang selepas agenda Tangerang Book Party. Dan sudah diniatkan juga untuk tarawih di Al A'zhom. Letal Masjid Raya Al A'zhom sebenarnya tidak jauh dari alun-alun Kota Tangerang, namun jalanan daerah Kota yamg berliku seperti labirin terkadang membuat saya bingung dan salah arah. Itu sebabnya kalau ke Jakpus tidak pernah sama sekali bawa motor. Jarak dekat justru malah jadi terasa jauh karena harus muter-muter apalagi banyak one way, sampai dua kali melewati RSUD Kabupaten Tangerang 😂 Hingga akhirnya tiba di Masjid Raya Al A'zhom tepat sebelum shalat Isya dimulai. Benar kata rekan saya, imam tarawih malam itu berasal dari Arab Saudi. Beliau adalah Syeikh Khalid Abdul Kaafy. MasyaAllah.. lantunan bacaan ayat Qur'an nya sangat merdu. Suaranya berat namun merdu nan tenang dan menyamankan, sehingga menambah kekhusyukan. Berasa seperti healing suasana hati ya :')
Tumblr media
Malam setelah tarawih, sebelum pulang menyempatkan untuk makan nasi goreng di angkringan depan masjid, sembari ngobrol dengan ibu-ibu yang menemani suaminya yang sedang berjualan dekat gerobak minuman. Qadarullah saat itu yang lagi makan / pelanggannya hanya saya. Sendirian banget. 😂 Dari perbincangan tersebut mendapat nasihat berharga dan makna yang mendalam, dengan kondisi beliau yang termasuk perekonomiannya masih membutuhkan. Arti tentang ikhlas dan tawakal, serta tentang rezeki, kasih sayang, dan value keluarga. Barakallah fiikum, sehat sehat selalu ibu dan bapak. Ketika perjalanan pulang, melewati salah satu stadion legendaris di Tangerang, rupanya baguuus banget pasca renovasi. Sekarang bisa digunakan untuk pertandingan malam dan qadarullah sedang ada pertandingan level amatir. Stadion Benteng Reborn terlihat lebih megah ketika malam hari dan lampu stadion menyala meski kapasitas kecil. Ini pertama kalinya saya mampir ke Stadion Benteng.
Tumblr media
Pulang cukup malam, sebab baru tiba di rumah sekitar pukul 22.30 WIB, butuh waktu perjalanan selama 1,5 jam dari Al A'zhom ke Pamulang, bahkan lebih. Sepanjang perjalanan seringkali melipir sebab menahan rasa kantuk. Lelah, tapi cukup bersyukur atas kesibukan di hari ini. Sampai rumah langsung tertidur. Saking lelahnya telat bangun sahur lagi. 😭
Rutinitas normal subuh-tilawah-tadabbur. Hari ahad ini Allah beri kesempatan waktu untuk stay di rumah, ditambah lagi sehsrian hujan begitu derasnya. Meski stay di rumah, sangat disibukkan dengan pekerjaan yang harus diselesaikan, khususnya membuat proposal acara Yaumun Ma'al Qur'an. Saya menduga hari ini akan flat dan monoton mengerjakan administrasi dan lain-lain, namun rupanya baru dikabari bahwa hari ini jadi interviewer untuk seleksi volunteer FIM Tangerang. Hal yang cukup mengurangi banyak energi dalam pikiran, bahkan hingga ketiduran pada pukul 10an. 😭 Suasananya sejuk sih ya. Hahah...
Tumblr media
Interview cavol FIM Tangerang ini saya berpartner dengan bupres Mamay, dilakukan pada siang hari menjelang ashar. Menginterview mahasiswa Univ. Muhammadiyah Tangerang dan melakukan assesment. Interview berjalan santai dan lugas serta cepat, sebab waktu kita terbatas untuk interview menggali lebih dalam personality cavol. Tak hanya siang hari, malam hari juga masih ada yang akan kami interview. Ada 3 cavol yang diintervew kami dari total 17 cavol. Sore hingga berbuka puasa, semua normal. Alhamdulillah bisa mengejar target untuk menyelesaikan proposal acara hingga sore hari menjelang berbuka puasa.
Tumblr media
Makna hari ini apa ya? Konsistensi kali ya. Tapi bersyukur Allah kasih kesempatan untuk berdiam di rumah, sebab kedepannya akan sangat banyak agenda yang dijalani.
Wallahu a'lam bishowwab
0 notes
pipalacee · 11 months ago
Text
Book Party
menjelang siang di hari minggu yang teduh, ku kendarai motor menuju alun-alun kota. sebuah komunitas yang tidak terlalu besar namun cukup ruangnya untuk saling bertukar informasi. kami diberi kesempatan menyampaikan perspektif dan mendengarkannya. meski tidak selalu perspektif yang nilainya aku sepakati, namun terasa hangat. dengan latar belakang yang variatif, aku disuguhi berbagai macam informasi beserta perspektif yang unik. setelah rangkaian kegiatan terlewati, kami memiliki kesempatan berkenalan dan berbincang. ya, berkenalan dengan orang baru. kami tidak memiliki kesamaan selain membaca. terlepas dari apapun jenis bacaan yang kami baca, kami berkumpul kemudian bertukar informasi daripada bacaan tersebut. mulai dari kakak-kakak yang sudah menyelesaikan S2, kakak-kakak jurusan sastra Korea, abang-abang penyelam sejarah, rekan mahasiswa tingkat 3, hingga seseorang yang masih nganggur (aku) ini kami membuka perspektif-perspektif yang mungkin tadinya tak kasat. aku takjub dibuatnya, terus terkagum-kagum. tak lupa berterima kasih pada teman-teman yang telah hadir berpartisipasi dalam ruang tukar informasi ini. juga kepada diri tentunya yang sudah berhasil melawan perasaan-perasaan malas hehe. kepada aku, yang masih sering kebingungan. mari terus bertumbuh, berjalan ke mana pun kaki ini dikehendaki.
Tumblr media
0 notes
ainurrifqi · 2 years ago
Photo
Tumblr media
[Ronaldo Mengajarkan Kita ....] "Tetap meronaldo di tengah gempuran messi" celoteh salah satu anak kelas praktikum A pagi tadi di pertemuan terakhir kami. Bagi saya, ada yang lebih penting dari sekedar menjadi yang terbaik. Yakni, menjadi inspirasi. Messi bisa jadi yang terbaik dengan gelar piala dunianya. Tapi, Ronaldo lebih menginspirasi. Klub barunya Al Nassr aja, follower ig nya udah meningkat lebih dari 5x lipat. Walaupun kadang kadang, saking fanatisnya sampek banyak yang terlalu melebih lebihkan, terutama di tik tok hehe. Begitupun ngajar, walaupun ndak bisa jadi yang terbaik. Semoga bisa memberi inspirasi ... Ndak terasa, ini sudah tahun ke empat jadi bagian di @lab.manajemen FEB UMM. Saking sudah lamanya, bahkan ada juga yang sampek nanya ? Loh, km sek ndeg aslab a ya ? Tapi belum ada yang bisa ngalahin lama dan istiqomahnya yang lebih senior cc : Mbak @novitrilia.ayu dan Mbak @nan_seishin yang sampek hafal gimana aku disitu wkwk Sesuai dawuh nya Kyai Hasan, sebenarnya ngajar itu adalah insting tiap manusia. Hidup ini belajar, Hidup ini juga ngajar. Jadi, ngajar kayaknya emang jadi hobby, jadi sesuatu yang menyenangkan, hehe. Tapi, ndak tau juga sih buat yang di ajar. Bisa jadi juga nyenengin, tapi juga bisa mbosenin, yaa maaf, ehehe. Kali ini praktikum pengantar manajemen, mahasiswa diminta bikin event. Juga, pertama kalinya di kasih hari senin jam 7 pagi pagi bangettt. Alhamdulillah, event gathering perusahaan, mini soccer, birthday party, pameran fotografi, fun games, dan study visit bisa terlaksana. Otw jombang juga lancar di temanin @rharrif08 pembalap akademik yang s1 masuk 2018, tpi udah mau lulus s2 ajaaaa wow. 4 tahun disini, juga akhirnya ketemu banyaaak bangettt mahasiswa-mahasiswi. Ada yang rajin bangettt, tapi ada juga yang masuk kelas 10 menit sebelum kelas selesai. Jugaa, kadang ada yang bahkan lebih pinter dari aku lho,... Intinyaaa, sukses semua buat semuaa. Semua yang pernah ketemu di pengantar manajemen, perilaku organisasi, MSDM, ataupun Manajemen Stratejik. Sehat sehat, jadi versi terbaik dari diri. See you on top 🚀 Sengaja di post, krn ada foto ikonik selebrasi nya @cristiano hehe #DiamDiamBicara #TogetherIsMe (at GKB 2 University Of Muhammadiyah Malang) https://www.instagram.com/p/Cm5xf9Trooj/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
ummumukhbita · 4 years ago
Text
Refleksi KMC #1: Jadilah Bintang
Hari ini adalah pekan pertama pertemuan virtual dalam rangka belajar di Kelas Mengejar Cahaya (KMC). Alhamdulillah. Atas izin Allah aku bisa berada dalam lingkaran ini. Kalau dipikir-pikir, ini seperti skenario Allah yang tak terduga.
Karna pada awalnya aku benar-benar ga tau tentang program ini dan siapa sosok teh Juan yang menjadi pencetusnya aku bahkan ga pernah tau orangnya. Sampai akhirnya kakak tingkatku di SMA yang menjadi jalan pembuka sehingga aku bisa mendaftar untuk kemudian terpilih menjadi 1 dari 15 orang yang diterima.
"Untukmu kak DAF, atas kesempatan yang hadir oleh perantaramu ini. Semoga pahala kebaikan tak henti-hentinya terus mengalir kepadamu. Semoga Allah limpahkan curahan Rahmat dan kasih sayang-Nya kepadamu, sosok yang sudah banyak menginspirasiku."
Sebagaimana pertemuan perdana pada umumnya, hari ini pembahasan belum masuk ke materi. Teh Juan mengajak kami untuk saling mengenal satu sama lain. Baru kenalan aja udah dibikin malu dengan semangat mentee-mentee yang lain. Bayangin aja, ada anak umur 15 tahun yang ikutan kelas mentoring ini. MasyaAllah juara banget semangatnya. Berasa tua banget aku. But, it's okay to be late in learning process. As long as you don't stop!
Selanjutnya teh Juan membuka cerita tentang mentor-mentor yang pernah membimbingnya hingga kini. Dari kalangan pengusaha sampai yang kuliah di luar negeri dengan segala tantangannya. Di usia mereka yang tak lagi muda, mereka bahkan terus berkarya dan berdaya. Lalu bagaimana dengan kita? Dengan usia yang masih jauh lebih muda kenapa kita malah seringkali kalah dengan mereka dan sering banget ngeluh dengan beban hidup yang belum seberapa?
"Ga usah merasa paling menderita dan merasa ujian temen-temen paling berat sejagad raya. Karna di atas ujian kita yang berat, pasti ada yang lebih berat lagi."
Ada juga cerita tentang mentor Teh Juan saat di SMA yang membuatnya merubah cara pandangnya terhadap seorang muslimah yang berjilbab panjang. Ternyata orang-orang yang mentoring, orang-orang yang jilbabnya panjang justru jadi bintang di kelas.
Bahkan mentor Teh Juan di SMA, ketika lulus di terima jalur undangan di jurusan paling sengit di ITB. Kerennya lagi tak lama berselang jadi mahasiswa ITB, kedutaan besar Indonesia mengumumkan bahwa beliau juga lulus beasiswa ke Jepang.
"Dan tau gak, saat dia memilih lanjut ke Jepang yang bikin farewell party nya siapa? Bukan! Bukan ukhti-ukhti ataupun temen-temen se DKM dia. Tapi malah objek dakwahnya yang notabene nya belum berjilbab dan gaya hidupnya urak-urakan. Kenapa bisa gitu? Karna selama ini dia dakwah dengan kepintarannya. Dia selalu nanya ke temen-temennya,"Siapa yang belum paham materi ini? Yok sini belajar bareng."
Di titik ini aku merasa "kosong" banget dalam dakwah yang selama ini aku geluti. 3 tahun kurang lebih berkecimpung di lembaga dakwah kampus, aku merasa malu dan belum bisa berbuat apa-apa. Malu banget. Karna aku bisa dibilang sejauh ini deketnya cuma sama yang satu frekuensi aja sama aku. Padahal kan mereka yang belum mengenal hidayah justru harusnya lebih aku dekati.
Berbicara soal dakwah, terkadang sebagai muslim kita harus meluaskan sudut pandang kita dalam menyebarkan cahaya Islam. Sebab pada kenyataannya, tak semua orang cukup mengerti hanya dengan penjelasan dalil. Apatah lagi kepada mereka yang non muslim, yang bahkan tidak tahu Islam dan tak mengerti apa itu Al-Qur'an. Kita harus punya cara yang sederhana tapi "mengena" untuk bisa menjadi perantara cahaya bagi mereka.
Teh Juan lantas mengutip salah satu dialog fenomenal di buku 99 Cahaya di Langit Eropa. Teh Juan bilang, akan lebih baik jika kita juga membaca bukunya disamping menonton. Karena menonton hanya sekitar 20% ilmu yang kita dapat, selebihnya adalah drama.
Pada bagian Rangga ditanya oleh seorang atheis tentang,"Bagaimana setan bisa takut/merasakan sakit dengan api neraka sedangkan dia sendiri terbuat dari api?" Yang mana Rangga saat itu menjawabnya hanya dengan menampar orang tersebut. Singkat. Jelas. Padat. Dan sangat mengena. Dari tamparan itu dapat disimpulkan bahwa ketika kulit dan kulit bertemu saja bisa merasakan sakit. Apalagi api neraka?
Ada juga cerita ketika Teh Juan bertandang ke Filipina. Dimana saat itu dia satu kamar dengan orang-orang non muslim sehingga ia pun sepanjang waktu harus berjilbab.
"Dan adalah wajar, ketika mereka akhirnya bertanya:
Kenapa kamu menutup kepalamu dengan hijab? Kenapa kamu sholat 5x dalam sehari? Kenapa kamu baca Al-Qur'an? Kenapa kamu merayakan idul Fitri? Kenapa saat idul adha yang kalian potong kambing bukannya ayam? Kenapa? Ayo coba Faza kenapa? Kalo kamu di posisi aku saat itu kamu akan jawab apa Faza? Kenapa kambing bukan ayam yang kita sembelih?"
Aku bingung. Panik juga mendapati pertanyaan demikian. Padahal pertanyaan itu mudah. Bahkan setiap hari hampir sudah jadi rutinitas ibadah. Tapi kenapa aku bahkan tidak bisa berkata-kata? Lalu bagaimana jika benar ada yang bertanya demikian kepadaku? Apa yang harus aku jawab?
Mendapati jawabanku yang tak sesuai ekspektasi, teh Juan pun berujar:
"Itulah temen-temen, terkadang kita sering banget luput dalam memaknai rangkaian ibadah kita selama ini. Sampe-sampe kita tidak mengerti apa esensi dari ibadah yang kita lakukan."
Kemudian teh Juan kembali bertanya. Kali ini mengutip ceramah dari ustadz Adi Hidayat. Pada suatu ceramahnya, ustadz Adi pernah bertanya,"kenapa Allah ciptakan rasa marah, kesal, iri, dengki dan segala sifat buruk lainnya?
"Ayo, kenapa coba? Faza mungkin mau jawab?"
Lagi-lagi aku yang ditanya merasa tidak tahu harus menjawab apa. Hanya bisa menjawab seadanya dan itupun salah. Sampai akhirnya teh Juan kembali menjabarkan:
"Sifat-sifat buruk itu ada justru untuk memunculkan sifat-sifat baik yang ada pada diri kita. Contohnya, kalau ada orang lagi marah-marah maka sifat baik yang bisa kita munculkan pada diri kita adalah sabar. Atau saat ada temen-temen kelas kita yang mencontek, sifat baik kita adalah dengan tidak ikut-ikutan mencontek dan mengingatkan mereka dengan baik. Meanwhile, masih banyak lagi sifat buruk lainnya yang bisa memunculkan sifat baik kita. Harusnya setelah tahu ini, kita tidak lagi membalas keburukan orang lain dengan keburukan, bukan?"
Dan jikapun kita berada di lingkungan yang gelap nan suram, kita harusnya jangan terburu-buru untuk berburuk sangka. Sebab bisa jadi, Allah hadirkan kita disana sebagai "cahaya" yang dapat "menerangi" sekitar kita.
Teh Juan juga berpesan, kalau cuma ngandelin mentoring aja. Ga bakal cukup. Kita bakal stagnan. Ga berkembang. Mentoring ini justru pemantik untuk belajar lagi lebih banyak di luar sana. Belajar dari berbagai sumber ilmu. Baik buku, guru, ataupun orang-orang yang padanya banyak hikmah yang bisa kita pelajari.
Oleh karena itu, teh Juan juga memberi kami beberapa referensi buku yang bagus untuk dibaca. Bahkan buku-buku barat pun perlu dibaca sebagai pembanding agar wawasan kita lebih luas. Seperti buku "Mentoring is the Key" karya siapa tadi aku lupa. Terus juga buku "A World Without Islam" dan "Something We Can See When We are Slow Down"
Dan yang terpenting bagi seorang muslim, kita harus membaca dan memahami betul Sirah Nabawiyah. Karena sebagaimana seseorang pernah berujar, "Gimana mungkin kita bisa punya cita-cita membangun generasi Qur'ani kalau Sirah Nabawiyah saja kita belum selesai?"
Tumblr media
Maka aku akan mengazamkan diri untuk membaca kembali Sirah Nabawiyah untuk kesekian kali dalam kurun waktu 3 bulan ini. Ini penting banget. Karna saat tadi ditanya Teh Juan kenapa Rasulullah Saw diberi gelar Al-Amin saja aku kebingungan dalam menjawabnya. Sudah dijawab masih belum tepat pula. Maka semoga dengan membaca kembali, aku akan lebih jauh menggali kisah nabi dan segala hikmahnya.
Selanjutnya pada sesi tanya jawab, ada yang bertanya tentang bagaimana menanggapi pertanyaan orang-orang ketika tahu bahwa kita punya impian kuliah di luar negeri sedangkan mereka memicingkan mata seraya bertanya, "memangnya nanti kalo di luar negeri kamu yakin bakal tetap istiqamah berhijab?"
Dan teh Juan pun menjawab dengan sangat lugas dan jelas:
"Bukankah Allah yang di Indonesia dan Allah yang di luar negeri adalah sama? Bukankah jika begitu peraturannya akan tetap sama? Selama kita punya Allah, kita bisa pergi kemanapun. Dan dimanapun kita berada, Allah selalu ada."
Hal ini jadi daya tarik bagi diriku pribadi, mengingat banyak sekali teman-temanku yang memilih menanggalkan hijabnya ketika berada di lingkungan yang kurang mendukung. Ternyata mengetahui kenapa kita berhijab memang harus benar-benar kita pahami. Jangan sekadar ikut-ikutan!
"Padahal, jika kita memang paham hakikat kenapa kita berislam, kenapa kita berhijab dll, harusnya ketika kita terpaksa keluar dari lingkungan positif, kita lantas tidak berubah. Namun jika kita malah terwarnai dan terjerumus, hal itu justru menjadi indikasi bahwa kita selama ini hanya menjadi baik karena lingkungan kita baik."
Sepanjang mentoring ini, aku merasa "ditampar" bolak-balik. Aku bener-bener jadi sadar aku masih jauh banget. Begitu banyak "PR" yang mesti aku selesaikan. Ada banyak hal yang harus aku pelajari kembali.
Dan sudah seharusnya sebagai pembelajar sejati, kita tidak boleh puas dengan ilmu yang kita miliki. Karena semakin berilmu, kita harusnya merasa semakin haus. Jangan sampai ilmu yang kita miliki jadi penghalang untuk kita belajar kembali.
Terakhir, untuk kita semua renungi. Dunia saat ini tengah menunggu cahaya kita terpancar. Semakin lama kita menunda cahaya itu bersinar, semakin lama pula dunia ini dalam kegelapan.
Maka...
"Jadilah bintang, yang tidak hanya bercahaya. Tapi juga bersinar untuk menyinari yang lainnya." -Teh Juan
Tumblr media
Palembang, 10 Januari 2020 || 19.28
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati - hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (di jalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma'rifah-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik - baik pelindung dan sebaik - baik penolong. Amin. Dan semoga shalawat serta salam selalu tercurah kepada Muhammad, kepada keluarganya, dan kepada semua sahabatnya."
40 notes · View notes
southeastasianists · 4 years ago
Link
The last week has seen a wave of huge protests around Indonesia against the new so-called omnibus law—a massive law that amends 79 existing statutes and is touted by the government as easing investment and facilitating job creation, but which critics say strips rights from workers and makes it easier for companies to violate environmental standards. The passage of the law prompted violent clashes around the country. According to the Legal Aid Institute, police used violence against demonstrators in at least 18 provinces; by 7 October police were reporting they had arrested more than 1,000 people in Jakarta and surrounding regions alone. Alongside labour groups and various other activist coalitions, the leading force in the protests has been students.
This wave of protest comes about a year after a similar outpouring of unrest when students and others protested against attempts to amend or introduce various laws—most of which changes were later rolled into the omnibus law—and against the gutting of Indonesia’s Corruption Eradication Commission. These two sets of protests are important signs of resistance to the slow-motion decline of Indonesian democracy that has accelerated during the presidency of Joko Widodo.
The prominence of students in both waves of protest is noteworthy, and deserves attention in its own right.
The return of student protest on such a scale marks the dramatic resumption of an important Indonesian political tradition. For much of the past two decades, students have not been a particularly important political force, at least not in their own right. To be sure, from time to time students have mobilised in large numbers—such as during protests against the removal of fuel subsidies under the presidency of Susilo Bambang Yudhoyono. But these protests did little to set the national political agenda.
And students have until recently largely failed to act cohesively as students. Instead, students have tended to pursue diverse interests and affiliations, joining or supporting the various political parties, social movements and activist groups that populate Indonesia’s democratic political landscape. The very idea of a cohesive and distinctive student movement seemed to be slowly fading.
It was not always like this. Student protest played a key role in regime change during two periods of political transition in Indonesia: the 1965-66 downfall of President Sukarno’s Guided Democracy, and the collapse of President Suharto’s New Order regime in 1998. During the three decades of authoritarianism under Suharto, students were repeatedly at the forefront of anti-government opposition, pioneering new forms of political action, and often being at the receiving end of repression as a result.
When the Asian financial crisis hit Indonesia in 1997-98, students not only led the Reformasi protests that ultimately ended Suharto’s rule. They also played a key role in transforming the inchoate anger of the streets into a rough political program that demanded not only Suharto’s resignation but also the abolition of the military’s political role, the repeal of repressive political laws, and a transition to full democracy.
Why students? So why are the students so prominent in protest once again?
One reason is organisational. One legacy of the Reformasi period is that students now find it much easier to mobilise. During the Suharto regime, the government put in place numerous political restrictions on campuses, as in other spheres of Indonesian life. In particular, representative student councils were controlled under so-called Normalisation of Campus Life (Normalisasi Kehidupan Kampus, NKK) policies introduced in the late 1970s. The result was that, by the 1980s and 1990s, anti-government student action was mostly expressed through an array of informal and subterranean discussion clubs, activist groups and coalitions (for one analysis from that time, click here).
Now Student Executive Bodies (Badan Eksektutif Mahasiswa, BEM) are freely elected bodies in each faculty and campus and they can coordinate student actions with a strong claim to representative legitimacy. Once a sufficient number of students and their elected leaders get mobilised around a set of issues—as they have in 2019 and 2020—it is now relatively easy for them to organise on a national scale. One sign of this is the prominence of BEM in many of the latest wave of protests, as is the leading role played of the national coalition of these bodies, the BEM SI (All-Indonesia Student Executive Bodies – see its Facebook page here).
Another obvious reason for the return of student mobilisation is the history alluded to above: the story of Indonesian student activism provides a compelling narrative and source of inspiration for today’s generation. Unlike in most countries, university students in Indonesia are socialised into a political world in which they know that their forebears have repeatedly played a critical role in shaping the course of national events.
More specifically, today’s students have grown up in an Indonesia where democracy is itself a tangible legacy of the Reformasi protests pioneered by students in 1998-99. One of the galvanising slogans of the protests last year and now is Reformasi dikorupsi—Reformasi corrupted—suggesting that the historic achievements of Indonesian reform—and Indonesian students—are now being traduced by a self-serving and corrupt governing elite.
Viewed in a broader perspective, student protest is often a feature of polities in which civilian political competition is poorly institutionalised. Where varied political parties and social movements compete in the public sphere, the tendency is for university students to go their separate ways and affiliate to whichever groups express their individual interests. As a result, cohesive student movements tend to fade as democracies consolidate and civilian politics becomes entrenched. As noted above, this seemed to be the trend during the first decade or so of Indonesian democracy.
The return of student protest can itself thus be seen as yet one more sign that Indonesia’s democracy is going awry. That a new generation of students feels compelled to save the achievements of an earlier generation suggests that such aspirations are not being expressed through more institutionalised political channels—notably, through political parties. Instead, the protestors allege, the parties are colluding with Indonesia’s oligarchs not only to push through the pro-business provisions of the omnibus law, but to degrade the quality of Indonesia’s democracy overall.
A familiar script The return of the students is not the only echo of the past in the current protests. So is the government response.
I used to research student activism back in the late New Order period, so these echoes ring particularly loudly for me. But any long-time observer of Indonesian politics cannot help but be struck by the drift back toward New Order patterns of political management in the response to these protests.
This drift is, of course, most obvious in the general recourse to repressive measures, and in the increasingly politicised role of the security apparatus. This topic warrants lengthy analysis in its own right, for now one example can suffice: the national police in response to the protests circulated a telegram to officers ordering them to take various actions, one of which was: “Generate narratives to counter issues which discredit the government.” Such an approach is an obvious violation of political neutrality, one of the key pillars of security sector reform in the years following the downfall of Suharto.
At the same time, Indonesian media have also reported that security officials have been adopting various informal approaches to dealing with protests. For example, they have been making quiet visits to protest organisers to “dissuade” them from taking action. On campuses, there have been many signs that government officials are pressuring university authorities to constrain dissent and rein in their unruly students.
Some of the old techniques have not yet been revived: in the past, for example, leading student activists were often tried for subversion. But the parallels with the indirect methods the New Order regime used to deal with opposition are very clear.
Equally striking has been the government’s discursive response. Many government leaders have responded to protestors not by addressing directly their concerns, but instead by focusing on the alleged presence of shadowy forces manipulating them. When doing so, officials use language that is more than merely reminiscent of the language used by leaders of the New Order– it is a virtual carbon copy.
For example, as quoted by numerous Indonesian news sites, the Coordinating Minister for Economic Affairs, Airlangga Hartarto, said “Actually, the government knows who is behind the demonstrations. We know who is mobilising them. We know who the sponsors are, we know who is paying for them.” The powerful Coordinating Minister for Maritime Affairs and Investment (and former general) Luhut Binsar Panjaitan made similar remarks, alleging that the protests are being ditunggangi (ridden—as when someone rides a horse) by ambitious political figures whom he declined to name. The State Intelligence Agency (BIN) has stated it knows the names of the dalang (the puppet master in Javanese shadow theatre) of the demonstrations. The police, in turn, have pinned the blame on members of so-called anarchist groups (kelompok anarko), claiming to have arrested 796 such individuals  across seven provinces by 9 October.
Such language is virtually identical to New Order discourse. Back in the 1980s or 1990s, whenever students or other groups organised protests, it was standard response for security officers to accuse the protestors of being ditunggangi and to point to mysterious dalang manipulating them for personal gain. Sometimes, the implicit accusation was that the dalang was the banned Indonesian Communist Party or other leftist groups (in the final two years of the New Order, the leftist People’s Democratic Party (Partai Rakyat Demokratik, PRD) was the regime’s preferred scapegoat). More often than not officials would not name the alleged dalang. The vagueness of the accusation added to its menace.
The same script is being played out today. There is a contemporary twist insofar that the government, including the president himself, is placing much of the blame for the protests on hoaxes and disinformation spread on social media. But the effects are similar. As in the past, one effect is to suggest that protestors are dupes, who don’t fully understand the issues at stake. The wider effect of the accusations of manipulation—now as in the past—is to deprive protestors of agency and deny the legitimacy of their grievances.
Back to the future
For years, scholars of Indonesian politics have stressed that we should not conflate current trends of democratic regression with a drift back toward a revived version of New Order rule. It would not be easy to a restore New Order-style authoritarianism. That system was built around a relatively narrow core, consisting of the military and a group of civilian allies. The base of the current regime is much broader, with a wide range of political parties represented in government, each with networks reaching up into Indonesia’s wealthy elite and down into society through a myriad of formal and informal linkages. In parallel with this, the scope of repression used against civilian forces today is targeted far more narrowly than it was in the past. Recompressing the governing coalition to New Order dimensions would not be easy.
But analysts also need to point out when New Order techniques of governance are making even a partial comeback. Indonesia’s reformasi never represented a complete break with its authoritarian past. Senior government ministers—including Airlangga and Luhut—have direct links back to that old regime. In the government’s response to the current wave of protest, a return of distinctive New Order patterns of political management is becoming obvious. Little wonder, then, that some of the old patterns of political dissent—including a powerful student movement—are also experiencing a revival.
The post Indonesian protests point to old patterns appeared first on New Mandala.
27 notes · View notes
labelsbarcode · 4 years ago
Text
13 Tempat Nongkrong Di Makassar Yang Bikin Betah
Tumblr media
Makassar sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia sudah pasti memiliki beragam daerah target istimewa yang harus untuk dikunjungi. Salah satu daerah yang paling diminati anak muda di Makassar adalah daerah nongkrong. Karena, daerah ini mampu dipakai sebagai daerah berkumpul bersama dengan teman ataupun keluarga.
Tempat nongkrong sudah pasti harus bersih, sejuk dan comfy agar para pengunjung yang datang merasa safe dan nyaman. Oleh karena itu, tidak seluruh daerah mampu dijadikan sebagai daerah nongkrong. Walaupun secara lazim daerah tongkrongan umumnya berwujud kafe.
Walaupun demikianlah tersedia kalanya daerah tongkrongan berwujud warung biasa karena para pengunjungnya merasa nyaman di daerah tersebut. Nah, untuk mempermudah mencari daerah nongkrong yang asyik di Makassar, Anda mampu pilih beragam daerah tongkrongan paling baik di bawah ini.
1. Zodiac Café
Lokasi: Jl. Botolempengan No.72, Sawerigading, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar. – Image Credit by Openrice.com
Tempat tongkrongan ter-hits di Makassar adalah zodiac kafe karena tempatnya terlalu nyaman dan menarik perhatian. Oleh karena itu, banyak orang yang dapat mencoba berkunjung ke daerah ini baik itu sendiri ataupun bersama dengan bersama dengan teman-temannya.
Selain daerah yang nyaman, Anda juga mampu mencoba beragam menu makanan serta minuman yang sedap dan beragam. Namun, Anda harus datang lebih cepat kala kala weekend dan holiday karena kafe ini dapat dipadati pengunjung. Bahkan, kecuali malam semakin larut maka kafe ini dapat semakin ramai dan Anda dapat susah untuk mendapatkan daerah duduk.
2. La Buana Café & Resto
Lokasi: Jl. Urip Sumoharjo No.60, Maccini, Kec. Makassar, Kota Makassar. – Image Credit by Travelingyuk.com
Tempat nongkrong hits satu ini kenakan tema hijau karena banyak menggunakan tanaman yang menghiasi ruangan baik itu outdoor ataupun indoor. Karena itu, Anda dapat merasa nyaman sekaligus nikmati kala bersama dengan teman atau keluarga di kafe ini.
Desain ruangan serta tata kelola furniture yang baik memicu Anda mudah bergerak sekaligus mampu memandang pemandangan kota bersama dengan baik. Terlebih Anda juga mampu menikmat beragam kuliner yang terlalu lezat bersama dengan harga yang cukup terjangkau.
3. Goedang Popsa
Lokasi: Jl. Ujung Pandang No.4, Bulo Gading, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar. – Image Credit by Thenextcitiesunveiled.manual.co.id
Tempat satu ini merupakan restoran yang memiliki pemandangan yang indah ke arah lautan. Pemandangan tersebut terlalu indah, agar posisi teras selamanya dipenuhi para pengunjung. Karenanya Anda harus memperkirakan kala paling baik untuk datang agar mampu nikmati pemandangan tersebut di restoran ini.
Selain pemandangan yang menawan Anda mampu nikmati beragam makanan dan minuman yang enak. Makanan yang tersedia berwujud Asian, western dan Chinese food. Namun, Anda juga mampu pilih beragam menu asli Indonesia di restoran ini bersama dengan rasa yang dijamin sedap dan lezat.
4. Pantai Losari
Lokasi: Jl. Somba Opu, Maloku, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar. – Image Credit by Flickr.com @Ikhwanarief
Pantai yang paling tenar di kota Makassar adalah Losari. Karena pantai ini memiliki pasir yang terlalu indah dan bersih. Selain itu, pemandangan begitu mengagumkan khususnya kala matahari terbenam. Anda tentu menyukai moment tersebut dan dapat mengabadikannya bersama dengan foto.
Anda mampu nongkrong di kafe, lounge ataupun di daerah duduk yang tersedia di kira-kira pantai tersebut. Selain itu, Anda mampu nikmati beragam jajanan dan minuman sambil menemani kala Anda di sore hari.
5. Pantai Akkarena
Lokasi: Jl. Tanjung Bunga, Tj. Merdeka, Kec. Tamalate, Kota Makassar. – Image Credit by Idntimes.com
Pantai juga mampu menjadi daerah nongkrong yang mampu Anda pilih. Namun, Anda dikehendaki udah sampai sebelum matahari terbenam karena pemandangannya sangatlah indah. Pantai satu ini cukup hits walau tidak setenar Pantai Losari namun daerah ini terlalu layak untuk Anda kunjungi.
Pantai Akkarena memiliki pasir berwarna hitam yang halus serta pemandangan yang indah. Anda juga mampu lakukan beragam olahraga air layaknya berenang, menyewa speedboat dan lainnya karena banyak pihak yang menyewakan peralatan air tersebut di pantai ini.
6. Urbanistbox
Lokasi: Jl. Pelita Raya No.41, Balla Parang, Kec. Rappocini, Kota Makassar. – Image Credit by Urbanistboxubox.business.site
Tempat tongkrongan satu terlalu unik karena mengangkat tema industri. Sesuai bersama dengan temanya, ruang dan bangunan yang digunakan merupakan kumpulan container yang disusun bersama dengan rapi dan baik agar nampak unik dan indah.
Anda mampu nongkrong bersama dengan teman, kekasih dan keluarga disini. Selain itu, makanan yang tersedia cukup beragam. Anda mampu memesan makanan dan minuman beserta snacknya bersama dengan harga yang bersahabat agar Anda dapat betah dan menghendaki lagi ke kafe ini.
Urbanistbox juga sediakan ruang tertentu sebagai workspace yang dipakai oleh umum. Jadi, Anda mampu kenakan daerah satu ini sebagai kantor ke-2 ataupun daerah nongkrong sesuai bersama dengan keinginan masing-masing.
7. Undercoffee Musik Café
Lokasi: Bumi Tamalanrea Permai Blok E No.5, Tamalanrea, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar. – Image Credit by Gotravelly.com
Kafe kopi tersebut ini merupakan salah satu daerah nongkrong yang paling hits di Makassar. Karena banyak anak muda bersama dengan bersama dengan gerombolannya nongkrong di sini sambil nikmati beragam jenis kopi yang disediakan.
Selain itu, terkandung live musik yang memanjakan telinga agar Anda mampu bersantai di kafe ini. Kafe ini di desain bersama dengan baik agar walau tempatnya tidak begitu luas namun merasa hangat dan nyaman agar Anda betah berlama-lama di dalamnya.
8. De Oxford Café
Lokasi: Jl. G. Bawakaraeng No.111/F, Tompo Balang, Kec. Bontoala, Kota Makassar. – Image Credit by Asiknongki.wixsite.com
Kafe satu ini menggunakan tema dan nuansa layaknya di kampus Oxford Inggris. Walaupun tempatnya tidak begitu besar, namun Anda dijamin mampu nikmati daerah ini bersama dengan bersama dengan teman, sahabat ataupun komunitas yang di ikuti.
Oxford kafe memiliki dua jenis ruangan yakni indoor dan outdoor. Jadi, bagi Anda yang puas merokok mampu pilih daerah outdoor sedang yang tidak puas dikehendaki pilih daerah indoor. Selain itu daerah ini juga memiliki live musik yang mampu menemani Anda agar lebih rileks kala berada di kafe ini.
9. Boegiz Café
Lokasi: Jl. P. Kemerdekaan VIII, Tamalanrea Jaya, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar. – Image Credit by Readymap.asia
Kafe ini udah terlalu dikenal di kalangan masyarakat Makassar. Karena, daerah satu ini kerap dijadikan sebagai daerah pertemuan grup ataupun komunitas tertentu. Kafe ini memiliki beragam layanan yang baik layaknya wifi bersama dengan kecepatan yang baik, layanan yang ramah dan lainnya.
Selain itu Anda mampu nikmati beragam olahan makanan yang terlalu lezat dan khas Indonesia. Adapun lebih dari satu makanan dan minuman tersebut adalah pancake, ayam goreng, mie goreng, nasi goreng, kopi, teh dan lainnya.
10. Café London
Lokasi: Jl. Sultan Alauddin No.240, Mangasa, Kec. Tamalate, Kota Makassar. – Image Credit by Sereliciouz.wordpress.com
Kafe hits satu ini bertemakan negara Inggris. Hal ini mampu Anda ketahui berasal dari beragam pernak-pernik dan hiasan yang mencerminkan Kota London. Anda mampu mendapatkan kotak telepon jadul yang tersedia di pinggiran Kota London, perapian kayu bakar dan lainnya.
Menu yang tersedia juga cukup unik dan khas makanan barat. Contohnya saja steak, pizza, pasta, burger dan lainnya. Namun, Anda juga mampu nikmati makanan khas Indonesia layaknya nasi goreng dan lainnya.
11. Kampus Kedua
Lokasi: Jl. Perintis Kemerdekaan 14 No.4, Tamalanrea, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar. – Image Credit by Friendsquotestamil.com
Penamaan kafe ini sudah pasti cukup unik terdengar. Namun, nama kafe tersebut disebabkan banyaknya mahasiswa yang mencukupi kafe tiap tiap harinya. Waktu paling ramai dipadati pengunjung sudah pasti terhadap malam hari Sabtu dan Minggu.
Tempat ini tidak cuma menjadi daerah tongkrongan namun juga daerah belajar para mahasiswa. Selain itu, daerah ini kerap mengadakan pelatihan untuk lazim layaknya jurnalistis, desain grafis, menulis dan pelatihan lainnya yang mampu menambah skill Anda.
12. Party Girls
Lokasi: Ruko Jasper, Jl. Boulevard No.4, Masale, Kec. Panakkukang, Kota Makassar. – Image Credit by Festivaljalanjalan.com
Tempat ini mampu dikunjungi oleh pengunjung manapun walau dinamakan bersama dengan Party Girls. Namun, kafe yang memiliki lisensi berasal dari Taiwan ini terlalu sesuai menjadi daerah nongkrong para ladies. Hal ini karena desain dan pilihan furniturenya terlalu feminis.
Tempat ini kerap dijadikan pertemuan untuk arisan ataupun hanya nongkrong. Hal yang paling menarik adalah Anda mampu mendekorasi bagian kafe tertentu sesuka hati kecuali menghendaki merayakan hari lagi tahun. Selain itu, Anda juga mampu lakukan aktivitas mirip untuk merayakan teman yang dapat segera menikah di kafe ini.
13. Bistropolis
Lokasi: Jl. Sultan Hasanuddin No.18 A-B, Baru, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar. – Image Credit by Reddoorz.com
Kafe tersebut ini menggunakan rencana barat yang menawarkan beragam makanan pembuka, utama dan penutup yang sedap dan lezat. Bahkan Anda mampu mendapatkan beragam minuman yang berikan kesegaran di daerah ini.
Menu Andalan kafe ini adalah pasta, burger, cocktail, pizza, es krim gelato dan lainnya. Selain itu, daerah ini terlalu nyaman dan sesuai dijadikan sebagai daerah ngumpul bersama dengan teman ataupun mencari ide atau situasi baru untuk selesaikan pekerjaan Anda.
Inilah 13 daerah nongkrong di Makassar yang mampu Anda pilih untuk menghabiskan kala bersama dengan teman-teman. Anda mampu lakukan hal lain selain nongkrong, layaknya belajar, selesaikan pekerjaan dan lainnya. Oleh karena itu, pilihlah daerah nongkrong yang paling sesuai bersama dengan keinginan tiap-tiap agar Anda mampu lakukan beragam hal positif di dalamnya.
2 notes · View notes
useless-indonesiafacts · 5 years ago
Text
@ anon who asking for article(s) related to tf is going on in Senayan rn, here’s some JakPost articles (which is ofc a premium content but you can simply login w your google acc or even fb but anyway--)
Tumblr media
'We refuse to return to New Order': Students protest against controversial bills (jakartapost)
The 'draconian' Criminal Code bill could soon be law. Here's what it would make illegal (JakartaPost)
Fokus: Gelombang Protes Mahasiswa (CNN)
Feel free to add more!!!
'We refuse to return to New Order': Students protest against controversial bills 
 Thousands of students in at least nine cities across Indonesia took to the streets on Monday demanding an end to what they claimed were ongoing attempts to roll back two decades of political reform in the country.
In scenes reminiscent of the student movement that led to the downfall of the New Order Era in 1998, the university students amplified their demands for the government and the House of Representatives to hold off the passage of a number of controversial bills, including a revision to the Criminal Code (KUHP), arguing that the bills threatened democracy and civil liberties.
In the capital, thousands of activists and students from various universities thronged in front of the House’s compound on Jl. Gatot Subroto in Central Jakarta, blocking road access to Slipi, West Jakarta, as they called for lawmakers to listen to the voice of the people who have rejected controversial articles in the bills.
The protesters chanted and held up banners with slogans ranging from “Reformasi Dikorupsi” (Reform Era is being corrupted) to “Mosi Tidak Percaya” (motion of no confidence), which reflected their dwindling faith in lawmakers and the government
“We declare our motion of no confidence in the House. We are deeply disappointed because our aspirations have fallen on deaf ears and lawmakers do not take out concerns seriously,” said University of Indonesia (UI) Student Executive Body (BEM) chairman Manik Marganamahendra, one of the students participating in the protest.
The widespread protests on Monday followed a smaller protest staged by hundreds of university students in front of the House last Thursday. In all the rallies, the students have raised the same demands while also criticizing the recent trends emerging in the country that activists fear are examples of the alarming state of Indonesian democracy.
The students particularly demanded that the House halt the planned passage of the KUHP bill, which contains a number of contentious articles ─ including restoring a ban on insulting the President ─ that critics have warned could threaten democracy and put civil liberties at risk.
The protesters also slammed the House and President Joko “Jokowi” Widodo’s administration for, among other things, passing the controversial revision to the Corruption Eradication Commission (KPK) Law, which has neutered the antigraft body’s investigative powers and undermined its independence.
In Yogyakarta, students and members of the public filled the main road of Jl. Gejayan in response to an invitation to street protests called #GejayanMemanggil (Gejayan Calling), a hashtag that had been trending on social media since Sunday.
Gejayan is a three-road junction that, during the 1998 student protests, became one of the spots where prodemocracy activists and students staged rallies demanding then president Soeharto step down from power.
One of the protesters carried a poster that read “The forests are on fire but it is the KPK that is being put out”, referring to the raging forest and land fires in Sumatra and Kalimantan that have caused a smothering haze in parts of the country and neighboring Malaysia and Singapore.
The students in Yogyakarta participated in the protests despite circulars issued by rectors of at least four universities, including Gadjah Mada University (UGM) and Sanata Dharma University (USD), which said the institutions did not support the student movement.
Hundreds of students in Balikpapan, East Kalimantan, held a march from Balikpapan Plaza Square to the Balikpapan City Council building demanding President Jokowi issue a regulation in lieu of law (Perppu) to replace the revised KPK Law.
“We want our demands to be heard by the House so that there will be no more disappointment for the Indonesian people,” said Angkit Wijaya, one of the protesters.
Besides the KUHP bill, the protesters also protested against problematic articles in the manpower bill, demanded the bill on the eradication of sexual violence be passed and called for an end to the arrests of activists in all sectors.
Similar protests also took place in Purwokerto in Central Java, Samarinda in East Kalimantan, Padang and Bukittinggi in West Sumatra, Makassar in South Sulawesi and in Bandung, West Java.
“We refuse to return to the New Order era,” said Sayid Ferhad Hasyim, a protester who participated in the rally in Samarinda.
The protests are likely to continue on Tuesday, during which the House is reportedly scheduled to pass the KUHP bill as well as other controversial bills, including a revision to the 1995 law on correctional procedures that would remove hurdles for graft convicts to get remission or parole.
Following protests last week, Jokowi called on the House on Friday to hold off the bill’s passage, citing at least 14 articles that still needed to be reviewed.
House Speaker Bambang Soesatyo and lawmakers on Commission III overseeing legal affairs, including those on the KUHP bill working committee, met with the President on Monday morning to talk about the issue.
Bambang said after the meeting that factions in the House were aware of the public concern and had agreed to review the bill as they had three remaining plenaries until the end of the term on Sept. 30. In the meantime, they would keep trying to negotiate with the President about the bill but would not force it through.
"If there is not enough time, we will decide to pass it over to the lawmakers in the next period. But we will keep trying so that it can be finished in the next period and give more information to the public about the bill,” Bambang said, adding that he was still optimistic that this could be completed before the end of the period.
During the meeting, Jokowi asked the House to not only delay the KUHP bill’s passage, but also the deliberation of other bills, including the manpower bill, land bill, mining bill and correctional procedures bill.
Commission III member Teuku Taufiqulhadi of the NasDem Party said the House would review the bills thoroughly. “But we haven’t made an agreement upon these with the other parties. We will discuss it tomorrow,” he said.
Syofiardi Bachyul, Agus Maryono and N. AdriAndi Hajramurni, Apriadi Gunawan, Arya Dipa, and Sri Wahyuni contributed to this report.
53 notes · View notes
coretanliya · 4 years ago
Text
Mainan Baru!
Menuju satu bulan!  Iyap, menuju satu bulan aku belajar di Pasar Ibu Profesional. 
Diawali dengan Welcoming Party yang diselenggarakan secara online. Di sini dijelaskan alur mengenai cara pembelajaran di Pasar Ilmu Ibu Profesional. Waktu denger alurnya, belum kebayang sih ya akan seperti apa belanja di pasar ini., tapi justru jadi penasaran apa yang akan dihadapi selama sebulan ke depan. 
Pekan pertama adalah pekan orientasi. Pekan di mana, peserta belajar mengenai pedoman berperilaku dalam sebuah komunitas. Tentu, dalam setiap komunitas terdapat kode etik panduan berperilaku bagi anggotonya. Di sini juga peserta belajar mengenai manajemen diri dalam berbelanja. Karena umumnya para emak-emak, terkadang lupa diri jika sudah berbelanja; merasa semua butuh, padahal... belum tentu dibutuhkan untuk saat ini. Nah, ini adalah hal penting yang mesti dikontrol agar tidak kalap saat berbelanja, kalau kata bu Septi istilahnya adalah ‘tsunami informasi’.
Pekan kedua adalah pekan promo pasar ilmu. Yap, disini banyak sekali promo yang ditawarkan. Salah limanya adalah mengenai komponen yang terdapat di Ibu Profesional. Yap! Ada Institut Ibu Profesional, dimana anggotanya disebut sebagai mahasiswa. Di Institut ini cara belajarnya bertahap, jadi gak bisa langsung loncat-loncat. Kedua, adalah Kampung Komunitas. Di Komunistas ini, ada rumah belajar (rumbel), ada rumah berbagi (rumba), dan ada rumah bermain (rumin). Seperti layaknya komunitas, di sini para anggota berkumpul untuk belajar bidang-bidang yang ditekuni, ada menjahit, crafting, coooking, dll. Ketiga, ada Sejuta Cinta Ibu Profesional. Nah, Sejuta Cinta mewadahi para anggota yang suka dengan dunia sosial kemanusiaan; berbagi pada masyarakat di jalan atau bahkan berbagi pada korban bencana. Keempat, adalah KIPMA. Kipma ini semacam koperasi, di mana komponen ini mewadahi para anggotanya yang senang dengan berbisnis seperti berjualan. Cocok deh! Dan terakhir adalah RCIP, singkatan dari Resource Center Ibu Profesional. Waah apa tuuh? Ini tempatnnya sumber daya, Sumber daya apa? Data-data mengenai para anggota ada di sini, jadi ketika tim membutuhkan pemateri untuk suatu kegiatan bisa dicari nih di sini. 
Pekan ketiga adalah pekan bazzar ilmu. Di sini peserta mendengarkan lebih dekat cerita-cerita dari bu Septi dan pak Dodik. Seru! Bagaimana awal mulanya IP ini dibangun hingga saat ini terdapat 59 regional. Dan bagaimana kita menemukan bahagia dalam komunitas. Semuanya adalah proses. 
Pekan keempat adalah pekan check out. Yaitu pekan terakhir para peserta di pasar ilmu. Di sini para peserta belajar menuangkan perasaannya dalam bentuk tulisan. Yap! Melalui ‘aliran rasa’ ini aku juga belajar dan tertuntut kembali untuk menulis. Belajar bagaimana merangkai kata dan menuangkannya dalam tulisan. Pekan keempat inilah juga pekan yang ditunggu, karena para peserta memilih komponen yang akan diikutinnya ke depan. 
Tumblr media
Setiap peserta dapat mengikuti maksimal tiga komponen. Wooow! Tapiiii, eits! Ingat, jangan kalap! Lihat kembali mana yang sedang dibutuhkan oleh diri ini. Di sini aku memiliki dua pilihan, yaitu Institut Ibu Profesional dan Kampung Komunitas. Keduanya membuatku tertarik dan tertantang untuk belajar lagi. Namun, setelah dipertimbangkan dengan kapasitas diri ini, aku khawatir tidak dapat ‘adil’ pada keduanya. Maka, ku coba pertimbangkan mana yang lebih ku butuhkan saat ini. Dan, di Kampung Komunitas aku menetapkan hati untuk belajar. Awalnya khawatir karena taku tidak bisa belajar di Institut, namun ketika diingat kembali penjelasan Mba Uut, saat di penjurusan berikutnya para anggota dapat menambah komponen, berpindah komponen, dan mengurangi komponen. Maka, bismillah. Aku siap untuk belajar di Komunitas 
Persiapan ku untuk mengikuti pembelajaran di komunitas adalah dengan memantapkan hati dan menyiapkan diri menghadapi tantangan tantangan baru dalam mengikuti pembelajaran di komunitas. 
1 note · View note
diadityaa · 5 years ago
Text
Lulus Berhadiah
Tumblr media
30 November 2011 akhirnya saya divonis lulus oleh jurusan. Alhamdulilah. Sesungguhnya saya tidak pernah mengharapkan hadiah dari siapapun perihal kelulusan ini. Dengan melepas status mahasiswa pun saya sudah bahagia. Tapi ternyata saya dapat hadiah kelulusan lho. Dari siapa? Marlboro. Kok bisa? Ikuti kisahnya.
Saya sangat jarang ikut kuis-kuisan. Mungkin sejak saya lahir hingga sekarang, jumlahnya bisa dihitung oleh lima jari. Sekitar Oktober 2010, saya dikasih tahu Bobbi kalau Marlboro sedang mengadakan game semacam kuis. Jelas ada hadiahnya. Bermacam-macam pula. Dari mouse, tas, t-shirt, headphone hingga hadiah utamanya yaitu berangkat ke Italia untuk naik Ferrari (kalau tidak salah). Sistem penentuan pemenangnya dengan mengumpulkan poin dari games yang ada di Marlboro.co.id. Sayangnya, Bobbi kasih tahu saya jelang ditutupnya itu event. Bahkan untuk mendapat status verified dari Marlboro pun saya tidak sempat. Sedangkan Bobbi dapat segala macam: t-shirt, mouse, tas, dll. Saya pikir ya sudahlah tidak apa-apa, memang saya telat mendaftar.
Setahun berlalu. Oktober 2011 saya diberi tahu oleh Bobbi kalau Marlboro mengadakan kembali game/kuis seperti tahun lalu. Kali ini bertajuk “Marlboro Light Connection”. Masa penutupannya masih lama. Langsung saja saya mendaftar. Tapi ternyata akun saya sudah verified, karena tahun lalu sudah mendaftar. Kali ini sistemnya berbeda. Untuk memperoleh hadiah, kita diharuskan mengumpulkan berbagai macam badge. Sedangkan cara mendapatkan badge ialah dengan memasukkan kode yang harus kita cari di berbagai tempat. Di antaranya: poster Marlboro Light Connection di Circle-K, billboard Marlboro di biasa ada di pinggir jalan raya, dan yang paling mudah ialah di beberapa situs seperti detik.com, kompas.com, dan kaskus.us. Kita harus sering-sering membuka Marlboro.co.id untuk memperoleh info di mana kode bisa didapatkan pada hari itu. Ada juga games, yang jika sudah dimenangkan maka akan kita akan dapat badge. Jika sudah didapat, badge bisa di-redeem dengan hadiah tertentu. Jadi tiap hadiah memerlukan badge yang berbeda. Dan badge ini keluarnya random alias untung-untungan. Semakin mahal hadiah, semakin susah juga mendapatkan badge yang diperlukannya.
Hadiah-hadiah yang disediakan Marlboro di antaranya: t-shirt dengan 3 desain berbeda, exclusive dinner & party, Samsung Galaxy Tab, dan Samsung Galaxy S2. Sedangkan hadiah utama ialah berangkat ke Istanbul, Berlin, dan New York. Saat itu saya cukup ngebet mendapat Galaxy S2. Menang itu saja saya pikir akan sangat bahagia. Setelah mengumpulkan berbagai badge yang kemudian di-redeem, saya berhasil mendapat dua t-shirt dan tiket exclusive dinner & party. Alhamdulillah. Meski target utama yaitu Galaxy S2 tidak didapat, saya pikir tak apalah, dinner & party juga seru sepertinya. Saya sangatlah beruntung karena setiap kota hanya ada empat pemenang yang mendapat tiket dinner dan party. Dan saya salah satunya. Lucky me.
Pada akhir November saya ditelepon oleh pihak Marlboro. Dia mengucapkan selamat dan memberi tahu kalau acara dinner dan party tersebut dilangsungkan Jumat 25 November 2011. Awalnya saya bilang bisa. Tapi ternyata Jumat itu jadwal saya sidang komprehensif, yang kelulusannya merupakan syarat untuk mengikuti sidang skripsi. Kemudian dengan agak berat hati saya bilang kalau saya tidak bisa ikut acara tersebut. Agak kecewa juga. Tapi mau bagaimana lagi. Tidak mungkin juga saya mengorbankan / menunda kelulusan saya demi hadiah itu. “Segera lulus jauh lebih penting!” ujar saya waktu itu.
Kemudian alhamdulilah saya lulus kuliah setelah melewati rangkaian persidangan itu. Saat sedang menikmati hari-hari pasca kelulusan, saya ditelepon kembali oleh pihak Marlboro. Alhamdulillaaah… mungkin memang rezeki saya ya, ternyata acara dinner dan party diadakan lagi pada 10 Desember. Kemudian saya ditanya apakah bisa ikut atau tidak. Tanpa berlama-lama, saya langsung menyanggupi. Yeehaw, mari pesta! Haha. Saya juga boleh membawa tiga teman ke acara ini. Siapa sajakah teman saya yang terpilih? Pertama, Bobbi. Tentu dia harus diajak. Karena dia, saya jadi tahu games/kuis dari Marlboro ini. Kedua, Rizal. Dia teman paling dekat, dan dengan Bobbi juga udah kenal lama. Ya, kami memang sudah berkelompok sejak lama. Terakhir ialah Rian. Kenapa saya ajak? Selain kami memang dekat juga, dia sudah minta diajak dari waktu itu. Dan beberapa teman memanggilannya Ribok (Rian m***k).haha. “Urang pesta yan!” ujar saya waktu itu. Kepada teman-teman yang tidak saya ajak, saya mohon maaf. Soalnya cuma boleh bawa tiga. Kalau saja tidak terbatas, saya ajak semua.
The Day
Hari yang dinanti pun tiba. Sebenarnya kami ditawarkan untuk dijemput oleh Marlboro di satu tempat. Saya minta kami dijemput di daerah Kopo. Namun ternyata mereka keberatan karena Kopo dikhawatirkan akan macet. Dari pada pusing-pusing, ditambah Bobbi esok paginya harus pulang lebih cepat karena ada undangan, akhirnya kami memutuskan untuk bawa motor saja menuju Hotel Padma. Saya, Rizal, dan Bobbi berangkat dari Kopo sekitar pukul 17.00 wib. Sedangkan Rian dari rumahnya langsung menuju Hotel Padma.
Saat sampai, kami pun langsung check-in di salah satu kamar yang disediakan. Kami mendapat jatah dua kamar. Tapi karena kehabisan kamar atau gimana, satu kamar lagi di Hotel Sheraton Dago. “ya sudahlah, tak apa,” saya pikir. Nanti bisa diatur. Setelah bersiap-siap di kamar, pukul 19.00 wib kami diminta berkumpul di lobby Hotel Padma untuk kemudian segera berangkat menuju tempat dinner. Sampai di lobby, kami dipertemukan dengan dua pemenang lain beserta teman-temannya. Jadi total yang diservis pada malam itu adalah 12 orang. Dan kebetulan dua pemenang lain itu saling kenal, sehingga teman-teman yang mereka bawa pun sudah saling mengenal. Setelah kami berkenalan dan sedikit foto-foto dengan mereka (difoto oleh Marlboro), dua Toyota Vellfire datang menjemput. Akhirnya saya punya kesempatan juga naik mobil kayak begitu. Haha. Kami langsung menuju Maja House.
Sampai di Maja House, kami langsung menuju meja dinner (sekaligus tempat party). Makan sepuasnya! Bebas pilih! Tanpa ragu-ragu kami semua memilih steak dengan harga termahal. Norak? Bodo amat. Jarang-jarang dapat kesempatan kayak gini. Hehe. Dengan setengah bercanda, saya bilang ke teman-teman saya: “Terimakasih telah hadir di acara syukuran ulang tahun dan kelulusan saya,” Hahaha. Kami pun menyantap pesanan-pesanan kami sambil bincang-bincang asyik, juga dengan rombongan sebelah (pemenang lain dan teman-temannya). Mereka itu semuanya kerja di lingkungan yang sama yaitu Universitas Advent. Beberapa di antaranya sebagai pengajar. Sebagian lagi saya tidak sempat bertanya.
Kami kenyang. Tentu saja. Dan ketika waktu menunjukkan pukul 22.00 party dimulai. Jujur saja, sebelumnya saya belum pernah ke tempat clubbing seperti ini . DJ dari Inggris (kalau tidak salah) mulai beraksi. Ruangan semakin penuh oleh para clubber. Musiknya seru juga. Mungkin lebih seru dan asyik untuk goyang2 badan dan kepala bagi yang sedang jangar. Saya dan teman-teman sih di meja saja. Mau ikutan berdiri sambil goyang-goyang juga rasanya kagok dan tidak biasa. Haha. Oiya, sejak party dimulai, di meja kami ada dua botol minuman beralkohol dengan asesoris-asesoris lainnya. Maksudnya gelas, es batu, pemanis, snack dll. Tidak ada drugs kok. Aman. Silakan enjoy the party mamen! Haha.
Pukul 02.00, mari pulang ke hotel. Party-nya sudah cukup. Awas, ada yang mabok! Haha. Kami pun akhirnya tidak perlu terpisah karena rombongan sebelah bersedia menukar kamar. Jadi mereka semua di Sheraton, kami ber-empat tetap di Padma. Saya sekamar dengan Rian, sedangkan Rizal dengan Bobbi. Kami pun istirahat setelah menikmati malam yang takkan terlupakan yaitu diservis penuh oleh Marlboro, mulai dari exclusive dinner, party, hingga menginap gratis di Hotel Padma selama satu malam. Aneh juga rasanya menginap di hotel, tetapi di Kota Bandung juga. Ya.. mari nikmati sajalah.hehe.
Kami bangun pagi. Padahal baru tidur sekitar tiga jam lebih. Saya memutuskan untuk menikmati salah satu fasilitas hotel yaitu kolam renang. Lumayan olah raga. Meski air kolam renangnya dingin, tapi kita juga bisa menghangatkan badan di jacuzzi sebelah kolam renang. Rian dan Rizal ikut turun untuk menikmati hangat/panasnya air di  jacuzzi. Sedangkan Bobbi memilih ngopi saja di kamar dan breakfast duluan. Setelah selesai berenang dan berendam, kami menyusul Bobbi yang sudah ada dari tadi di tempat breakfast. Inilah saatnya menikmati hadiah terakhir dari Marlboro: breakfast di hotel. Santap hingga kenyang, bung!
Di antara kami hanya Rian yang membawa kamera. Sayangnya tertinggal di tas saat kami dinner dan party kemarin. Jadi selama acara ini, kami hanya melakukan satu kali foto bersama yaitu selepas breakfast. Setelah itu pun kami menuju kamar untuk mandi dan kemudian pulang. Ke rumah masing-masing. Dan cerita ini pun berakhir di sini. Sekali lagi, bagi saya ini sangat alhamdulillah, karena mendapat ‘hadiah’ sesaat setelah lulus kuliah.
Terakhir. Uniknya, saya dan dua pemenang lain itu tidak merokok. Tapi kami diservis penuh oleh perusahaan rokok yang cukup ternama. Thanks, Marlboro!
*Diposting di Wordpress 26 Februari 2012
1 note · View note
seopoker88 · 5 years ago
Text
Belajar Bermain Poker88 Online - Strategi untuk Sukses
Tumblr media
Daya tarik di seluruh dunia dengan Poker Texas Holdem terus tumbuh. Keberhasilan pemain poker muda di World Series of Poker telah menarik perhatian orang-orang muda di seluruh dunia. Jonathan Duhamel, seorang mahasiswa paruh waktu dan pemain poker profesional, menjadi Juara Utama Poker World Series 2010 pada usia 22 tahun memenangkan hampir $ 9 juta. Tambahkan ke fakta ini bahwa delapan pemain teratas, yang semuanya masih berusia dua puluhan, masing-masing memenangkan setidaknya satu juta dolar dan Anda dapat melihat mengapa daya tarik poker Texas Holdem telah menerima ledakan minat yang besar. Duhamel mengikuti jejak juara muda hebat lainnya, Daniel Neagreanu, Phip Hellmuth, Chris Moneymaker dan Peter Eastgate yang telah naik ke status superstar dengan memukulnya di World Series of Poker. Mereka sekarang adalah selebriti poker yang kaya dan terkenal yang telah menginspirasi sejumlah besar calon juara poker untuk menjelajahi dunia luar biasa dari Poker88 Texas Holdem.
Meskipun ada beberapa pemain poker yang telah mendapatkan kekayaan dan ketenaran instan, jalan menuju Seri Dunia Poker88, World Poker Tour atau European Poker Tour Championship adalah proses pembelajaran yang panjang dan berpotensi mahal. Untuk pemain baru poker, rencana pengembangan keterampilan poker dasar harus menjadi bagian dari strategi pembelajaran mereka.
Proses pembelajaran dimulai dengan memperoleh pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar poker. Dasar-dasar ini akan melibatkan pengetahuan tentang peringkat tangan poker, memahami konsep taruhan, memeriksa, menaikkan, menaikkan kembali, menggertak dan melipat. Kemampuan untuk menghitung peluang dan probabilitas matematis adalah keterampilan yang bagus untuk dimiliki. Tetapi bagi banyak pemain yang tidak begitu diberkati, diperlukan pemahaman dasar tentang kekuatan tangan. Mengetahui tangan mana yang kuat dan tangan mana yang lemah dan peluang membuat tangan dengan kartu yang dibagikan adalah keterampilan yang penting. Tanpa pengetahuan dan keterampilan dasar poker minimum ini, keberhasilan poker di level mana pun akan sulit dicapai.
Sayangnya, hari ini ada terburu-buru untuk menyelesaikannya, lakukan saja! Kesabaran bukanlah suatu kebajikan, pada dasarnya tidak ada. Kesalahan terbesar yang bisa dilakukan oleh pemain pemula adalah bergegas ke kasino, ruang poker atau ruang poker online seperti PokerStars, Poker Party atau Full Tilt poker dan mulai bermain dengan uang sungguhan. Ini bisa menjadi kesalahan yang sangat mahal.
Pembelajaran poker dan proses pengembangan harus dimulai dengan bermain poker di rumah di lingkungan berisiko rendah dengan keluarga dan teman. Awalnya, taruhannya harus dibatasi untuk bermain karena hak untuk menyombongkan diri atau untuk taruhan yang sangat rendah. Grup poker harus menyertakan pemain yang berada pada tahap pembelajaran yang sama, setidaknya sampai ada pemahaman tentang semua aturan dan prosedur dasar. Pada level yang sangat dasar ini, kelompok pemain bahkan mungkin ingin berbagi pengetahuan mereka untuk saling membantu mengembangkan keterampilan mereka lebih cepat. Pada tingkat ini, mereka juga harus mulai memperoleh perpustakaan poker buku instruksional poker dan DVD. Sumber daya instruksional ini harus menyediakan instruksi poker dasar ditambah informasi tentang strategi dan taktik poker yang lebih maju.
Ada banyak sumber daya pengajaran yang sangat baik yang tersedia untuk pemain dan penulis poker papan atas yang mau berbagi pengetahuan dan keahlian mereka. Penulis pemain top dan pakar poker termasuk Doyle Brunson, David Sklansky, Pat Harrington, Phil Hellmuth, Daniel Negreanu, Barry Greenstein dan Mike Caro. Orang-orang ini semua telah menulis buku-buku yang sangat terkenal dan / atau menghasilkan DVD instruksional poker berkualitas terbaik untuk bermain Texas Holdem poker dan Texas Holdem Poker Strategies. Bahan ajar ini adalah sumber daya berharga bagi pemain poker dalam berbagai tingkat keterampilan dan pengalaman.
Ketika pemain telah memperoleh pengetahuan poker dasar, mereka kemudian harus pindah ke tingkat pemahaman berikutnya. Ini termasuk memahami dan memanfaatkan posisi di meja, menentukan peluang pra kegagalan, peluang pot dan menghitung OUTS. Pengetahuan ini akan membantu pemain untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang kartu yang akan dimainkan. Penempatan pemain di meja memiliki efek pada bagaimana kartu yang dibagikan harus dimainkan. Sebagai contoh, ada posisi meja dan keadaan ketika Ace di dalam lubang mengharuskan pemain untuk melipat, sedangkan kartu yang sama, dengan pemain di posisi meja yang berbeda, akan membutuhkan kenaikan. Mempelajari kapan dan bagaimana membuat keputusan ini adalah keterampilan tingkat yang lebih tinggi yang penting untuk keberhasilan poker yang konsisten.
Untuk membuat keputusan matematis yang sesuai di meja poker terkait dengan peluang dan probabilitas, sejumlah bantuan tersedia yang dapat membantu pemain. Bantuan ini termasuk grafik dan kalkulator yang dapat membantu pemain dalam memperoleh informasi statistik yang diperlukan. Melalui penggunaan yang konsisten dari perangkat pembelajaran ini, pemain akan mulai mendapatkan pemahaman tentang bagaimana membuat permainan kartu yang tepat dan pilihan taruhan. Pada tahap pembelajaran awal, pemain pemula harus setuju untuk mengizinkan penggunaan bersama dari bantuan ini. Ketika para pemain mengembangkan pemahaman yang lebih besar atau mengembangkan keterampilan kalkulasi mereka, bantuan dapat dihapus atau dihapus sepenuhnya dari penggunaan. Grafik dan kalkulator ini atau tersedia online untuk pembelian dan tanpa biaya dan dapat ditemukan dengan pencarian sederhana.
Berbekal pengetahuan dan keterampilan dasar, pemain pemula sekarang siap untuk mencoba bermain online. Mereka harus mulai di situs poker online dengan meja uang bermain. Di sini mereka dapat terus menggunakan grafik dan kalkulator peluang untuk membantu dalam pengambilan keputusan mereka. Semakin banyak mereka bermain menggunakan alat bantu ini, semakin baik pemahaman yang akan mereka kembangkan. Pada tahap ini, mereka harus mulai membaca sumber instruksional poker yang lebih maju yang akan mengajarkan cara menghitung peluang dan probabilitas, menentukan kisaran kartu yang mungkin dimiliki oleh seorang pemain, cara mengenali dan aspek psikologis lain dari permainan.
Ketika seorang pemain telah mencapai level ini dengan permainan poker mereka, mereka telah maju melampaui level pemula. Mereka sekarang adalah pemain tingkat menengah yang siap untuk mulai bermain untuk taruhan kecil online dan dapat menjelajah ke kasino atau ruang poker. Pendidikan poker mereka sekarang mengambil dimensi baru yang membutuhkan strategi dan fokus yang lebih maju. Mereka mungkin tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menantang pemain yang sangat terampil di meja poker sehingga mereka harus fokus pada strategi yang agak dapat menetralisir keuntungan yang dinikmati pemain berpengalaman. Salah satu strategi tersebut adalah Strategi Hold'em Taruhan Besar Tanpa Batas. Strategi ini bisa efektif di turnamen dan permainan uang. Tapi ini adalah instruksi di tingkat menengah dan fokus dari artikel ini adalah pemain pemula.
Ketika pemain poker menengah melanjutkan dengan pendidikan poker mereka, mereka harus terus meluangkan waktu untuk merencanakan sebelum mereka memulai tindakan lebih lanjut. Dengan menetapkan jalan untuk diikuti dan tujuan untuk bertemu di sepanjang jalan akan membantu memastikan peluang terbaik untuk sukses. Ingat "Jika Anda gagal merencanakan, Anda berencana untuk gagal".
DamQQ adalah situs poker88 online yang menampilkan persediaan poker Texas Holdem kualitas profesional dan produk pendidikan. Penekanan kami adalah pada mempromosikan permainan poker Texas Holdem di lingkungan rumah dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan strategi poker pemain poker tingkat pemula dan menengah. Kami mendorong pembangunan dan penggunaan ruang permainan poker rumahan sebagai lingkungan berisiko rendah bagi para pemain ini untuk menikmati bermain poker Texas Holdem dengan keluarga dan teman sambil mengembangkan keterampilan dan strategi poker mereka.
2 notes · View notes
babblingpipit · 6 years ago
Text
Wedding Details
Sebagai mahasiswa doktoral tahun pertama dengan tuntutan riset berjibun, sungguh tak kusangka ku bisa menghandle acara nikahan sendiri dengan cukup mulus, ga banyak drama, ga overbudget banget dan hasilnya tetap sesuai keinginan :))
Aku dan Adit melangsungkan pernikahan di hari natal, 25 Desember 2018 lalu. Tahun 2018 betu-betul tahun penuh tantangan buatku. Lulus seminar proposal pada bulan Maret lalu menghadiri konferensi fokus riset pertama kali di California di bulan April. Di samping itu, Adit sejak akhir tahun lalu sudah mengajak ke jenjang pernikahan dan setelah berdiskusi serius kuputuskan untuk menerimanya. Di bulan Maret, untuk pertama kalinya, Adit pergi sendiri ke Lombok untuk menemui keluargaku dan menyatakan niatnya untuk melamar. Keluargaku sendiri sesungguhnya sangat setuju dengan niat baik kami, hanya saja mereka ragu karena aku masih harus menyelesaikan program doktoral di Melbourne sementara Adit saat itu masih bekerja di Sumatera Utara. Aku pun tidak sempat berdiskusi lama dengan mereka karena kesibukan mempersiapkan seminar dan forum, akhirnya kuputuskan untuk pulang pada bulan April untuk menjelaskan kepada mereka.
Sepulang dari California, aku mengambil cuti seminggu untuk pulang ke Lombok. Adit pun mengajak orangtuanya untuk ke Lombok dan berdiskusi mengenai rencana pernikahan kami. Keluargaku tak bergeming, Adit dan keluarga diterima dengan baik tapi mereka menolak untuk membicarakan detail pernikahan sampai rencana kehidupan kami setelah menikah jelas. Untungnya keluarga Adit mengerti dan hal ini memacu Adit untuk mengusahakan kepindahannya ke Melbourne. Ia mulai mendaftar ke berbagai Universitas di Melbourne dan mencari informasi mengenai beragam skenario. Pada bulan Agustus, ia resign kerja dan fokus pada persiapan berkas untuk mendaftar kuliah. Alhamdulillah, seorang professor di Melbourne University menerimanya sebagai mahasiswa master by research. Meski demikian kami tersandung masalah beasiswa, karena skor IELTS Adit belum cukup untuk mendaftar beasiswa di kampus, padahal kami tak mau mendaftar LPDP/AAS yang mewajibkan untuk kembali ke Indonesia.
Skenario kedua adalah menggunakan visa Student Dependent dimana Adit numpang ke Visa ku. Profesornya menawarkan Adit untuk bekerja sementara ia memperbaiki skor IELTS di Melbourne. Merasa mendapat titik terang aku bercerita mengenai skenario ini pada keluargaku dengan harapan mendapat ijin menikah segera. Untungnya mereka menyetujui.
Secara pribadi, aku selalu memimpikan pernikahan yang sederhana dan intim. Aku ingin menghandle sendiri acara besar tersebut dan meminta ijin pada keluarga agar membiarkanku menanganinya. Mereka setuju. Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil cuti sebulan penuh di akhir tahun untuk mempersiapkan acara karena tuntutan riset di Melbourne tidak mengijinkan fokusku untuk terbagi (memang aku bukan tipe multi-tasker juga, sih).
Pada bulan November, untuk pertama kalinya aku mendapat undangan untuk mempresentasikan hasil riset di konferens di Adelaide. Selain itu abstrakku pun lolos pada simposium IAU di Osaka, Jepang. Simposium ini mewajibkan pesertanya menulis conference paper untuk diterbitkan, padahal aku sudah merencanakan cuti panjang akhir tahun. Sungguh aku stress namun excited. Tanggal pernikahan belum bisa ditentukan karena kesibukanku pun tentatif. Sementara aku harus menyajikan 2 hasil riset di 2 konferens yang berbeda lalu menulis satu paper. Setelah berdiskusi dengan dosen, aku mantap mengambil cuti 25 Desember - 8 Januari, meski aku masih harus mengedit paper yang deadlinenya 15 Desember, kurasa bisa dilakukan di Lombok. So here are the details:
KUA Karena aku dan Adit tidak berasal dari satu kecamatan dan kami berencana menyelenggarakan akad nikah di Selong, maka Adit membutuhkan surat numpang nikah dari KUA kecamatan Serang. Prosedurnya cukup ke kelurahan meminta surat pengantar ke KUA dengan membawa fotokopi KK dan KTP kedua calon mempelai. Surat pengantar tersebut kemudian dibawa ke KUA  Serang untuk mendapat surat numpang nikah. Biaya mengurus administrasi di Serang adalah IDR150K. Biaya ini seharusnya tidak ada, namun seperti biasa, untuk “kemudahan” proses, orang kelurahannya meminta “biaya pengurusan” sehingga kita tak perlu repot bolak balik ke KUA, mereka akan mengurus hingga selesai. Mengurus administrasi nikah Selong sendiri prosedurnya cukup unik, yakni dimulai dari melapor pada kepala lingkungan dengan membawa persyaratan. Persyaratannya adalah fotokopi KTP, KK dan Ijazah terakhir kedua calon dan membayar IDR1000K. Selanjutnya seluruh urusan administrasi akan diselesaikan oleh kepala lingkungan sampai fix tanggal akad dengan penghulu. 3 hari sebelum akad, akan dilangsungkan bimbingan pranikah di KUA. Saat itu kami melengkapi berkas berupa pasfoto 2x3 dan 3x4 masing-masing 4lembar dari kedua calon lalu membayar administrasi KUA sebesar IDR600K di kantor pos.
Outfit
Tumblr media
Sejak keluargaku memberi lampu hijau di rencana pernikahan kami, aku mulai sering browsing mengenai menyelenggarakan acara wedding. Seperti yang pernah kutulis sebelumnya, aku memutuskan untuk merajut sendiri gaun pernikahanku. Di bulan Agustus, aku membeli segulung benang putih dan mulai merajut di sela-sela waktu luangku. Tak kusangka gaunnya bisa selesai di bulan Oktober. Sekalian kurinci saja ya.
Pipit: Desain: https://www.ravelry.com/patterns/library/chrysanthemum-gown : USD6.99 = IDR105K Benang: Aunt Lydia Crochet Cotton Size 10 Jumbo: https://www.amazon.com/Aunt-Lydia-Jumbo-Crochet-Cotton/dp/B000WV866W : USD25 = IDR375K Daleman gamis: custom di ngsport2 https://shopee.co.id/ngsport : IDR250K Obi chiffon pita: Meiydya https://www.instagram.com/p/BpqW0uQBSsD/ : IDR55K Brooch: beli di Matahari : IDR100K Sepatu: Arana by chiel : https://www.instagram.com/chielshoes/p/Bf5pnhkFeWW/ : IDR450K
Adit: Jas + Sepatu: punya sendiri Shirt: Uniqlo : IDR299K Celana: Jahit : IDR250K Dasi kupukupu: shopee (lupa tokonya dia beli sendiri) : IDR70K
Invitation
Tumblr media
Suatu hari saat sedang mumet mengerjakan riset, aku iseng buka canva.com dan browse berbagai desain undangan. Entah kerasukan apa, aku mulai mengedit suatu desain hingga hasilnya benar-benar kusuka. Waktu itu detail acara seperti waktu dan tempat masih kukosongkan. Berikut link menuju desainku. Begitu sampai dirumah dan detail acara sudah fix, aku mengedit desain tersebut dan mencetaknya di kertas Jasmine dengan biaya: IDR2K/lembar. Untuk teman-teman di Selong, aku cetak di Satria Digital, hubungi saja aku untuk mendapat kontaknya :) Oh iya biaya untuk mendownload desain tersebut sekitar USD1 = IDR15K
Seragam Keluarga dan Bridesmaid
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ketiadaan waktu dan resources (aku tidak bisa menyetir sedangkan di Lombok kalo kemana-mana harus pakai kendaraan sendiri :”)) membuatku kebanyakan belanja online untuk kepentingan acara. Karena rentang waktunya hanya sebulan, aku memutuskan untuk membeli kebaya jadi saja di shopee (berikut tautan tokonya). Satu set kebaya dengan rok: IDR150K Kemeja batik: IDR86K Jilbab untuk keluarga: IDR20K
Souvenir
Tumblr media
Credit photo: Pedro Gondem Souvenir ini adalah mini tote bag hasil dari hunting di shopee lagi (tautan). Harganya murah meriah, hanya IDR2K/pcs namun cukup berkualitas. Tapi khusus untuk souvenir harus preorder sekitar 10 hari karena tasnya disablon sesuai dengan desain pilihan berikut nama pengantin dan tanggal acara.
Venue Sedari awal aku ingin konsep pernikahan yang sederhana, maka pilihan venue pun jatuh di restoran favoritku yang kebetulan pemiliknya sudah kukenal, yaitu lesehan rirana. Bentuk restoran ini sangat cantik dengan satu aula kecil, banyak kolam ikan dengan pondokan-pondokan yang biasa disebut “berugak” di bahasa sasak. Aku ingin acaranya santai dimana setelah akad nikah, pengantin akan menghampiri dan menyapa tamu. Adanya pondokan-pondokan ini membuat tamu dapat beristirahat sambil makan dengan santai.
Karena konsepnya outdoor, jujur aku khawatir akan hujan, karena sehari sebelumnya hujan deras mendera kota kami. Untungnya saat acara, cuacanya pas! Tidak begitu panas dan tidak hujan. Kelebihan venue di restoran adalah mereka menghandel catering dan venue sekaligus, sehingga tidak banyak vendor yang harus dikoordinasikan. Harga per porsi IDR50K dan sewa tempat IDR2000K.
Konsep lesehan ini memberi banyak alternatif spot foto, berikut contohnya:
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
MUA: regalia make up Sungguh MUA yang kutemukan is such a gem! Usianya satu tahun dibawahku dan sangat terbuka pada keinginanku. Aku ingin make up yang pinkish-natural, tanpa cukur alis dan riasan mata tebal. Beberapa minggu sebelumnya aku sempat trial make up dan dia betul-betul atentif akan make up yang kusuka. Kami pun berdiskusi panjang dan hasilnya sangat memuaskan. Harganya pun super murah! Total make up pengantin dengan 7 orang keluarga: IDR1150K!!
Tumblr media
Detail Lain: Untuk teman-teman yang berada di Selong, hubungi aku aja ya kalo mau minta kontaknya. Semuanya recommended dan mural-murah!
Dekorasi: Pak Zam: IDR15M  Beliau sangat mengakomodasi semua keinginanku untuk tema garden party. Selain itu concernku adalah tidak ingin menggunakan terlalu banyak bunga, apalagi bunga segar. Jadi sebisa mungkin gunakan bahan yang bisa digunakan kembali. Akhirnya kami sepakat untuk hanya menggunakan permainan kain dengan tema warna putih dan kuning. Ternyata hasilnya sangat cantik, sederhana dan elegan! Kami tidak menggunakan pelaminan sama sekali karena setelah selesai akad, pengantin akan menghampiri dan menyapa tamu sekaligus berfoto bersama. Hasilnya adalah acara yang kasual dan berkesan untukku.
Fotografer: Az photography : IDR1500K. Rasanya tidak perlu dikomentari lagi ya, hasil foto diatas sudah membuktikan kualitas fotonya. Meski jujur model acara seperti ini lebih susah untuk difoto karena formatnya tidak tetap, fotografer harus mengikuti pengantin dan colong-colong momen untuk mendapat foto bagus. Beberapa foto memang ada miss, namun secara keseluruhan aku sangat puas dengan hasil fotonya :)
Band+soundsystem: Boyon: IDR2500K Ini adalah “The Wedding Band” di Selong deh. Mau request lagu dengan tema apapun bisa. Permintaanku cukup standar dan tidak muluk-muluk sih, asal tidak ada lagu dangdut atau lagu bertema patah hati saja.
MC: mia&wahyu: IDR1000K. Mia adalah adik kelasku di SMA dan kami cukup dekat sehingga aku percaya ia dapat membawakan acara sesuai keinginanku. Mas Wahyu sendiri disarankan oleh sahabatku. Kombinasi mereka berdua sungguh pas untuk menghasilkan acara pernikahan yang santai tapi tidak formal.
TOTAL BIAYA: ~IDR60M Meleset 10M dari budget awal yang kami anggarkan yaitu IDR50M! Jumlah undangan ~250. It is totally worth it! Semoga membantu teman-teman yang sedang mempersiapkan pernikahan yaa!
Tumblr media
Ciao!
52 notes · View notes
kilopdocs · 2 years ago
Text
Goldenkey fed uni
Tumblr media
Set by the GDPR Cookie Consent plugin, this cookie is used to record the user consent for the cookies in the "Advertisement" category. These cookies ensure basic functionalities and security features of the website, anonymously. Apati dalam konteks ini ialah Mahasiswa mengambil tindakan kalut dengan mengikut apa yang telah dipaksa dan dicaturkan oleh “gagak” itu…kenapa? Mahasiswa ini telah diugut dengan pelbagai ancaman tsunami kotor dan kolot mereka dalam mengekalkan pengaruh mereka yang begitu menjijikkan itu…inilah karenah birokrasi kita pada hari ini yang menggunakan prinsip matlamat menghalalkan cara.Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. Pada hakikatnya masa kini, kita dapat melihat bahawa Mahasiswa tahun satu lebih cenderung menjadi apati iaitu tidak mengambil tahu tentang kesan yang bakal mereka peroleh apabila tersilap merencanakan calon mereka. Jangan menjadi seperti burung merpati, mata terlepas badan terkurung… gahnya bergelar sebagai MAHASISWA UNIVERSITI tetapi tidak seGah peranannya sebagai Mahasiswa yang berintelektual. Keadilan sosial dan hak Mahasiswa adalah pencetus kepada keseimbangan Negara dalam era marcapada kini. Tindak-tanduk Mahasiswa sebenarnya ditentukan oleh Mahasiswa sendiri dan bukannya oleh pihak berkepentingan individualistik. Universiti adalah tempat dimana Mahasiswa berkeupayaan untuk berfikir secara kritikal bukannya yang direncanakan untuk menjadi robot atau Mahasiswa Boneka. Inilah yang sering berlaku acapkali sehingga ianya menjadi klise menjelangnya musim PRK. Tetapi ada segelintir calon sahaja yang melunaskan janji-janji manis mereka dan selebihnya hanya menjadi “Pak Turut” kepada pihak yang mencaturkan sistem ini. Pilihan Raya Kampus (PRK) kini berbunga kembali… Mahasiswa Universiti yang dipilih menjadi Calon sama ada Pro-Mahasiswa mahupun Pro-Aspirasi kini masing-masing mempertaruhkan manifesto-manifesto mereka…kononnya demi kebajikan dan kepentingan Mahasiswa. who is fed up with those morons out there.Īnd if you can read Malay, read on (source: Friendster's Bulletin Board posted by Afif- 2nd-Year student in UM) I’m not representing any of the competing ideological parties/bodies/organizations because I do not side any. Please, USE YOUR GOD DAMN BRAIN!!!Īnd so some of you might think. Please do not waste that seat you're taking up in the Uni whereas there is someone else out there who deserves more than you do, dying to get a place in Uni but did not manage to get it.Ĭonclusion is. Why waste most of your time participating in activities, playing games, skipping classes, not paying attention during classes and neglecting your studies?Īt the end of the day, end up not getting to graduate?Īnd become the next hostel administrator? Then why are you not working towards your initial intentions when you first received your acceptance letter into the university? Pause, and ask yourself, who are you? Are you really a University student? Or you're just another nobody out there who didn't get a chance to study, currently working like hell trying to earn for a living? Remember, it's not a necessity to vote & it is definitely not a sin if you don't vote! You will not get yourself into any trouble if you do not vote ! And if you still could not decide who to vote for on the very moment you're standing in front of the ballot box, vote for Nobody.
Tumblr media
0 notes
baliportalnews · 2 years ago
Text
Grand Launching Phoenix United: Semua Orang Bisa Jadi Leaders
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, JAKARTA – Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan ke-77 RI, Phoenix United sukses melangsungkan Grand Launching secara hybrid, Rabu (17/8/2022). Acara yang diadakan di Studio Jakarta dan live di Zoom serta YouTube channel Young On Top ini menghadirkan bintang tamu yang cool dan seru yakni Jennifer Rachel (public figure), Abi Anggoro (Songwriter dan Produser), Erwin Arifin (VP of Investment Kejora Capital), serta Salwa Rafila Babheer (Puteri Indonesia Kep. Riau Favorit 2022). Acara selama 1 jam ini menandai kelahiran Phoenix United, sebuah komunitas leaders yang menyenangkan bagi para anggotanya. Mengusung misi membangun Indonesian Leaders Society, Phoenix United bermaksud menjaring para pemimpin Indonesia yang dapat memberikan dampak luas, smart, serta fun dan cool. Presiden dari Phoenix United, Sabilur Rosyad mengatakan, kehadiran Phoenix United sebagai perkumpulan para leaders diharapkan dapat memberikan ruang terbuka selebar-lebarnya bagi para pemimpin untuk networking, having fun, dan tentunya memberikan rasa percaya diri dan dampak yang positif bagi bangsa Indonesia. Sejatinya ‘there is no border for you to be a leader. “Ini artinya siapa saja, mulai dari mahasiswa, anak band, content creators seperti para TikTokers dan YouTubers, dan berbagai kalangan bisa menjadi pemimpin bagi komunitas masing-masing,” ucap Sabilur. Benefit yang ditawarkan oleh Phoenix United kepada para members diantaranya para member bisa mengikuti fun trips, dinner with CEOs, konten premium, program mentoring, aksi sosial dan kesempatan untuk membangun network dengan public figure lewat networking party. Phoenix United ingin menyajikan sudut pandang baru tentang bagaimana seseorang bisa disebut sebagai good leader. Stereotipe leaders yang baik adalah mereka yang formal, tegas, rapi, dan inspiratif. Sebaliknya, orang yang memiliki tato, ceroboh, suka party, dan berpenampilan eksentrik identik dengan citra bad leader. Padahal pemimpin tidak hanya dipandang dari penampilan dan sikap yang formal dan rapi saja, karena sejatinya ada beragam gaya kepemimpinan. Kehadiran Phoenix United diarahkan untuk menjawab situasi tersebut. Hingga hari ini Phoenix United telah memiliki lebih dari 200 VIP dan Star Members yang berasal dari beragam latar belakang, yakni public figure, pengusaha, influencer, sampai mahasiswa dan siswa berprestasi. Kedepannya Phoenix United akan terus berupaya maksimal untuk meningkatkan jangkauan dan mempertemukan lebih banyak pemimpin potensial. Informasi lebih lanjut mengenai Phoenix United bisa diakses melalui website www.phoenixunited.id maupun Instagram @phoenixunitedid.(*/bpn) Read the full article
0 notes
southeastasianists · 6 years ago
Link
On 29 July 2018, about 1,500 people gathered at the historic Padang Sultan Sulaiman in Kuala Lumpur, rallying to defend the status of ‘Malay Muslim rights’ under the theme of ‘Himpunan Kebangkitan Ummah’ (Ummah Awakening Gathering). The rally intended to stimulate a siege mentality and anxiety among Malay Muslim, as they are facing multiple ‘threats’ from so-called minorities, ranging from the LBGT (lesbian, gay, bisexual, and transgender) community, Chinese-language education groups, Hindu pressure groups, Shia, and ‘liberal Muslims’ as well.
With UMNO Youth chief and former minister Asyraf Wajdi Dusuki, PAS secretary-general Takiyuddin Hassan, Bersatu member and former veteran minister Rais Yatim, as well as representatives from NGOs such as ISMA (Malaysian Muslim Solidarity), ABIM (Malaysian Islamic Youth Movement) and GAPENA (Gabungan Persatuan Penulis Nasional) attending, this rally hoped for broader Malay audiences beyond the conventional Islamist-minded groups. Yet as I observed at the rally, the participants were mainly PAS supporters, and some were mobilised by ISMA. There was no mobilisation of the crowd by UMNO, ABIM, and Malay-language groups such as GAPENA.
While using an Islamic-inflected theme, ‘Himpunan Kebangkitan Ummah’, the key issue was not a religious one at the rally but a language one. It was about rejecting the new Pakatan Harapan (PH) government’s proposed recognition of the United Examination Certificate (UEC), a standardised test for the independent Chinese high school sector in Malaysia. Besides the UEC, the rally also made issues of LGBT visibility and their rights, the polemics surrounding controversial Indian Muslim preacher Zakir Naik, as well as the perceived dominant role of the DAP in the PH government.
To some extent, the UEC is to Malaysian Chinese as the Hudud issue is to Malay Muslims. Many Malaysians Chinese support or at least will not object to the UEC’s recognition, but few have gone through such a system. Malaysian Chinese support for independent Chinese high schools is not just about an endorsement of such school curriculums, just as Malay Muslim support of Hudud laws is not always about agreement to enforce Hudud punishments.
In the past, PAS has used the call for stricter implementation of Islamic laws as a weapon to ‘out-Islamise’ UMNO. Today, the contestation in political Islam is much more complicated with UMNO, PAS and Amanah (to a lesser extent, Keadilan, Bersatu dan Islamic NGOs) competing against each other. The recognition of the UEC has been always raised by DAP to attack MCA for not being able to campaign Chinese issues. Hudud and the UEC entail identity politics over who can best represent the interests of ‘Malay Muslims’ and ‘Chinese communities’.
The strong anti-UEC stand taken by PAS has fed the perception that the Islamist party has become increasingly ‘Malay-oriented’, helping pave ways for the party to work more closely with UMNO. Newly-elected UMNO youth chief Asyraf Wajdi supported PAS leader Hadi Awang’s controversial ‘Hudud Bill’ when he was the deputy minister in charge of religious affairs during the Najib era. ISMA, one of the key players in the Ummah rally, is like a combination of UMNO and PAS, campaigning for both Malay supremacy and an Islamist agenda at the same time. A potential alliance of UMNO-PAS-ISMA is in the making, yet it is uncertain whether such cooperation will be further consolidated, as there are different opinions within each of them, as well as the ongoing hostile relations between UMNO and PAS members.
The speakers at the rally spoke on different issues with different tones, and not all of them are outright racists nor narrow Islamists. Bersatu’s Rais Yatim, the veteran former senior Mahathir minister, as well as representatives from ABIM and GAPENA, focused on the UEC. They were not necessarily supporting PAS, UMNO or ISMA, but they joined the rally to express their disagreement on the UEC. Indeed, the ABIM leader was the most ‘moderate’ speaker at the day – he did not raise any issue to stir Malay Muslim insecurities. He also reaffirmed his support for vernacular primary schools in Mandarin and Tamil, yet he objected to UEC recognition, seeing such recognition as undermining national language policy and the status of the Malay language. IKRAM, another important Islamic organisation, was absent from the rally – it had given its qualified support for UEC recognition, with a list of conditions. Unlike ISMA, both ABIM and IKRAM (Malaysian IKRAM Association) are PH-friendly Muslim NGOs.
The leaders from PAS and its student wing, GAMIS (Gabungan Mahasiswa Islam Se-Malaysia), besides harping on the UEC, also took up other issues related to the LGBT, Shia, and liberal Muslim communities to attack the new coalition’s leadership. For example, Youth and Sports Minister Syed Saddiq was attacked for being ‘hedonist’ and ‘pro-liberal’, while Education Minister Maszlee Malik was too ‘apologetic’ and “pro-DAP”. The new Religious Affairs Minister Mujahid Rawa was criticised for “not defending Zakir Naik” and “compromised on LGBT issues”. PAS leaders tried through these criticisms to portray a more ‘Islamic’ image compared with Pakatan’s Muslim leaders.
ISMA leaders set a more exclusionary tone, in speeches such as “if Pakatan Harapan is dominated by DAP, we will bring down PH (Pakatan Harapan), as how we fought the British colonial power”. Such statements indirectly portrayed Malaysian Chinese as “foreigners” who were trying to take power from the “native” Malays. Most of the attention-grabbing placards with slogans such as ‘Pertahan Identiti Negara’ (Defend the Identity of our State), ‘Islam dan Melayu, Identiti Negara’ (Islam and Malay, Identity of our State) and ‘Malaysia Tanah Melayu’ (Malaysia, Malay Land) were prepared and held up at the rally by ISMA members. Some PAS participants felt uneasy with such ultra-exclusionary messages.
Very few Malay Muslims in Malaysian are outright racists or narrow Islamists. But a significant portion of them view Islam as their core identity (whatever this implies).  And some worry that the increasing usage of the Chinese language might challenge the status of Malay as the national language. Similarly, some fear that the LGBT community’s allegedly increased visibility might undermine the role of Islam as Malaysia’s official religion. The more Muslims openly support LGBT rights and the more Malays speak Mandarin, the more some Malay Muslims want to more strictly define what constitutes Malayness and Islamness.
In other words, the increasingly political fragmentation and cultural diversification of Malay Muslims have led some of them to create a sense of ‘Malay unity’ by drawing stricter boundaries between what they perceive as ‘Islamic’ and ‘un-Islamic’ and between who they see as ‘Malay��� and ‘non-Malay’. The makings of religious, sexual and racial others (for example, liberal Muslims, LGBT and Malaysian Chinese) are central for them to consolidate ‘Malay Muslim identity’, and to create a sense of certainty amidst uncertainties. Hence, it is insufficient to analyse Malay anxiety as only a result of political competition or religious conservatism, without looking into the rapid socio-cultural changes experienced by Malay Muslims.
Instead of addressing various socio-economic issues faced by Malay Muslims, some politically-motivated groups stir up Malay anxiety, creating a perception that they are representing ‘Malay Muslims’ and manipulating public opinions for their political interests. Such patterns are similar to “Aksi Bela Islam” (Defending Islam Action) in Indonesia, using the banner of “defending Islam” to mobilise political support. Such political mobilisations have forced both Malaysian and Indonesian governments to contain them.
In Malaysia, some PH leaders are containing its critics by taking a conservative stand, as shown in the government handling of LGBT-related issues. In Indonesia, President Joko Widodo has selected a conservative cleric as his running-mate for next year’s presidential election, to counter Islamist mobilisation of his opponents. Such containments could prevent the more exclusionary parties from taking political power, yet at the same time might sustain the ‘conservative turn’ and potentially alienate some minority groups.
9 notes · View notes