#FoudationIP_9
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mainan Baru!
Menuju satu bulan! Iyap, menuju satu bulan aku belajar di Pasar Ibu Profesional.
Diawali dengan Welcoming Party yang diselenggarakan secara online. Di sini dijelaskan alur mengenai cara pembelajaran di Pasar Ilmu Ibu Profesional. Waktu denger alurnya, belum kebayang sih ya akan seperti apa belanja di pasar ini., tapi justru jadi penasaran apa yang akan dihadapi selama sebulan ke depan.
Pekan pertama adalah pekan orientasi. Pekan di mana, peserta belajar mengenai pedoman berperilaku dalam sebuah komunitas. Tentu, dalam setiap komunitas terdapat kode etik panduan berperilaku bagi anggotonya. Di sini juga peserta belajar mengenai manajemen diri dalam berbelanja. Karena umumnya para emak-emak, terkadang lupa diri jika sudah berbelanja; merasa semua butuh, padahal... belum tentu dibutuhkan untuk saat ini. Nah, ini adalah hal penting yang mesti dikontrol agar tidak kalap saat berbelanja, kalau kata bu Septi istilahnya adalah ‘tsunami informasi’.
Pekan kedua adalah pekan promo pasar ilmu. Yap, disini banyak sekali promo yang ditawarkan. Salah limanya adalah mengenai komponen yang terdapat di Ibu Profesional. Yap! Ada Institut Ibu Profesional, dimana anggotanya disebut sebagai mahasiswa. Di Institut ini cara belajarnya bertahap, jadi gak bisa langsung loncat-loncat. Kedua, adalah Kampung Komunitas. Di Komunistas ini, ada rumah belajar (rumbel), ada rumah berbagi (rumba), dan ada rumah bermain (rumin). Seperti layaknya komunitas, di sini para anggota berkumpul untuk belajar bidang-bidang yang ditekuni, ada menjahit, crafting, coooking, dll. Ketiga, ada Sejuta Cinta Ibu Profesional. Nah, Sejuta Cinta mewadahi para anggota yang suka dengan dunia sosial kemanusiaan; berbagi pada masyarakat di jalan atau bahkan berbagi pada korban bencana. Keempat, adalah KIPMA. Kipma ini semacam koperasi, di mana komponen ini mewadahi para anggotanya yang senang dengan berbisnis seperti berjualan. Cocok deh! Dan terakhir adalah RCIP, singkatan dari Resource Center Ibu Profesional. Waah apa tuuh? Ini tempatnnya sumber daya, Sumber daya apa? Data-data mengenai para anggota ada di sini, jadi ketika tim membutuhkan pemateri untuk suatu kegiatan bisa dicari nih di sini.
Pekan ketiga adalah pekan bazzar ilmu. Di sini peserta mendengarkan lebih dekat cerita-cerita dari bu Septi dan pak Dodik. Seru! Bagaimana awal mulanya IP ini dibangun hingga saat ini terdapat 59 regional. Dan bagaimana kita menemukan bahagia dalam komunitas. Semuanya adalah proses.
Pekan keempat adalah pekan check out. Yaitu pekan terakhir para peserta di pasar ilmu. Di sini para peserta belajar menuangkan perasaannya dalam bentuk tulisan. Yap! Melalui ‘aliran rasa’ ini aku juga belajar dan tertuntut kembali untuk menulis. Belajar bagaimana merangkai kata dan menuangkannya dalam tulisan. Pekan keempat inilah juga pekan yang ditunggu, karena para peserta memilih komponen yang akan diikutinnya ke depan.
Setiap peserta dapat mengikuti maksimal tiga komponen. Wooow! Tapiiii, eits! Ingat, jangan kalap! Lihat kembali mana yang sedang dibutuhkan oleh diri ini. Di sini aku memiliki dua pilihan, yaitu Institut Ibu Profesional dan Kampung Komunitas. Keduanya membuatku tertarik dan tertantang untuk belajar lagi. Namun, setelah dipertimbangkan dengan kapasitas diri ini, aku khawatir tidak dapat ‘adil’ pada keduanya. Maka, ku coba pertimbangkan mana yang lebih ku butuhkan saat ini. Dan, di Kampung Komunitas aku menetapkan hati untuk belajar. Awalnya khawatir karena taku tidak bisa belajar di Institut, namun ketika diingat kembali penjelasan Mba Uut, saat di penjurusan berikutnya para anggota dapat menambah komponen, berpindah komponen, dan mengurangi komponen. Maka, bismillah. Aku siap untuk belajar di Komunitas
Persiapan ku untuk mengikuti pembelajaran di komunitas adalah dengan memantapkan hati dan menyiapkan diri menghadapi tantangan tantangan baru dalam mengikuti pembelajaran di komunitas.
1 note
·
View note
Text
Oleh-oleh #1
Sudah lama mendengar tentang Institut Ibu Profesional, besutan Bunda Septi Wulandari, baik dari obrolan dengan beberapa teman hingga hasil kepo-kepo di sosial media. Alhamdulillah tahun ini, sukses mendaftar dan tergabung dalam program Foundation 9, setelah bergegas memenuhi segala syarat karena ketar-ketir ketinggalan kesempatan lagi. Maklum, komunitas ini terus berkembang setiap tahunnya dan terus diisi oleh para ibu dan calon ibu pembelajar.
Kalau dipikir-pikir agak lucu dan wagu, masuk komunitas ibu-ibu ketika belum berperan sebagai ibu. Tapi karena yakin bahwa perjalanan menjadi ibu ini akan panjang dan butuh bekal tidak main-main, maka bismillah saja. Mari belajar dan menemukan tantangan baru di Ibu Profesional.
p.s. Konsep program Foundation ini keren! Kita diajak buat belajar tapi seakan-akan sedang bermain!
0 notes
Text
HADIAH (TAS BELANJA) VIRTUAL
Juli 2020,
Sebelum menikah, salah satu goals yang aku tulis di CV adalah tetap produktif setelah menikah. Waktu sesi diskusi, calon suami bertanya,”Produktif itu menurutmu yang seperti apa? Apakah dengan sesuatu hal yang menghasilkan materi? Atau bagaimana?”
Dan aku menjawab, “Produktif bagiku adalah tetap berkarya baik di rumah atau di luar rumah, saya diberi kebebasan untuk terus belajar, diberi ruang untuk mengembangkan diri dan diizinkan untuk tetap aktif berkegiatan baik di bidang sosial ataupun yang lain. Menghasilkan materi adalah bonus, tetapi yang harus adalah terus bertumbuh.”
Dari situ suami paham, bahwa tugasnya ketika memutuskan untuk menerimaku adalah mendukung segala aktivitasku untuk terus bertumbuh. Ia akan menjadi pendukung pertama dan utama, serta pengingat agar kami bisa bertumbuh bersama. Salah satunya dengan mengizinkanku untuk mengikuti Kelas Ibu Profesional ini.
Jujur, sebelum mengikuti komunitas ini, yang membuat maju mundur adalah ketika mengetahui bahwa kegiatan ini akan banyak dilakukan di Grup Facebook. Sebuah tantangan untukku yang sudah lama sekali tidak aktif disana. Tapi karena dari hasil riset (dan kepo) banyak sekali yang merasakan manfaat dari komunitas ini, maka dengan banyak pertimbangan (dan tentu restu suami), kuputuskan untuk ikut mendaftar.
Dan MasyaaAllah, diberi kesempatan untuk bergabung. Melihat Opening Ceremony Foundation 9 (yang meskipun baru ingat sehari setelahnya) dan memahami penjelasan proses pembelajaran selama beberapa pekan kedepan membuatku sedikit heran.
Keren sekali, batinku! Tim pramuwiyata atau siapapun dibalik layar Foundation 9 benar-benar luar biasa dalam mempersiapkan kelas ini. Benar-benar merasa tertantang...dan tiba-tiba merasa gaptek sekali sama dunia per-facebook-an hahaha.
Bismillahirrohmanirrohim, untuk beberapa pekan kedepan, dengan jadwal yang padat insyaaAllah dengan niat dan dukungan dari suami, dan kekuatan aplikasi reminder..serta tas belanja virtual ini. Semoga ilmu-ilmu yang disediakan bisa aku serap sebaik mungkin dan bermanfaat seluas mungkin.
Salam,
Alfina Musfira
Pembelajar Foundation 9
Komunitas Ibu Profesional
0 notes
Text
Persiapan
Alhamdulilah, setelah sebelumnya belum berhasil bergabung di IP, di batch kali ini Allah izinkan untuk gabung :)
Hari ini mendapat hadiah dari pramuwiyata, taraaa tas belanja
Kenapa tas belanja?
Di batch kali ini, mengusung tema PASAR. Tim Sekretariat sebagai Pramuwiyata dan peserta program foundation sebagai pelanggan.
Wah, seru ya! Ibu-ibu identik dengan suka belanja. Belanja apapun. Keperluan rumah tangga, keperluan anak atau suami. Dan juga keperluan pribadi.
***
Lalu, apa hubungannya tas belanja ini dengan persiapan mengikuti IP?
Ketika hendak berbelanja ke pasar tentu kita mempersiapkan tas untuk menampung belanjaan. Dengan berbagai ukuran; besar, sedang, kecil. Ukuran tersebut dapat kita persiapkan sesuai dengan jumlah barang belanjaan. Tapi, yang pasti yang harus dipersiapkan adalah tas yang kosong.
Begitu pula dalam mencari ilmu. Ada bekal yang harus dipersiapkan.
Lalu, apa yang telah aku persiapkan?
Dalam pembelajaran daring ini, yang pasti dipersiapkan adalah media; handphone, laptop, kuota, dll hehe Oh ya, waktu. Waktu juga salah satu yang sudah dipersiapkan setelah mengetahui bahwa aku lolos di batch ini. Dan, tas yang kosong. Pernah mendengar “Siapkan gelas kosong sebelum mencari ilmu”. Karena konsepnya pasar, jadi kita persiapkan tas yang kosong. Tas lama atau baru tidak masalah hehe yang penting tas khusus untuk berbelanja di program ini.
Tas sebelumnya yang sudah ada isinya gak perlu dibuang. Simpan ia di tempat lain. Suatu saat mungkin mereka bisa saling berkolerasi :)
.
Namun, ada yang juga penting jauh sebelum persiapan di atas.
Ketika membaca postingan pramuwiyata “ibu peri Yani” tentang hadiah ini, kemudian aku teringat wasiat Imam Malik
Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu
Hal ini agar lebih mudah memahami ilmu.
Wasiat itu menjadi pengingat bahwa ada hal lain yang perlu dipersiapkan. Selain persiapan di atas, maka aku berusaha mempersiapkan diri dan hati. Ketika sedang berbelanja belajar, maka aku persiapkan diri agar duduk rapi dan siapkan hati sepenuhnya supaya ilmu yang didapat berkah.
Semangaaaat!
19 Juli 2020 | 22.41 WIB
1 note
·
View note