#kursi goyang kayu
Explore tagged Tumblr posts
gramabiru · 4 months ago
Text
Sebuah September Pilu
Matahari terhalau
Langit mengguyur tanah yang lembab bekas hujan kemarin,
Penyair terduduk di kursi kayu goyang kerana lapuk
Sehangat kopi mencoba menetralkan hawa sejuk menyelimuti,
Hujan tak kunjung berhenti
Sial, September jadikan hidupku tak berarti
Sial,
Sial,
14 notes · View notes
billasyahfitri999 · 3 months ago
Text
Kursi Goyang:
Tumblr media
Kursi Goyang: Kursi klasik yang dapat bergoyang, sering kali terbuat dari kayu dengan desain yang elegan.
DAFTAR DAN LOGIN
0 notes
randyirfansyah · 3 months ago
Text
Dekorasi Rumah Desa
Dekorasi rumah desa memiliki pesona tersendiri yang menggabungkan keindahan alami dan sentuhan tradisional. Di tengah kesibukan kehidupan modern, banyak orang mencari cara untuk mengembalikan ketenangan dan kehangatan yang bisa didapatkan dari lingkungan desa. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai elemen dan ide dekorasi yang dapat menciptakan suasana rumah desa yang nyaman dan menawan.
Tumblr media
1. Pemilihan Warna yang Alami
Warna menjadi salah satu elemen penting dalam dekorasi rumah desa. Pilihlah warna-warna alami yang terinspirasi dari lingkungan sekitar, seperti hijau daun, cokelat tanah, dan biru langit. Warna-warna ini dapat digunakan pada dinding, furnitur, dan aksesori untuk menciptakan suasana yang hangat dan akrab. Selain itu, penggunaan cat berbahan dasar mineral atau cat ramah lingkungan akan memberikan tampilan yang lebih organik.
2. Material Alami
Salah satu ciri khas dekorasi rumah desa adalah penggunaan material alami. Kayu adalah bahan yang sangat umum digunakan, baik untuk konstruksi rumah, furnitur, maupun aksesori. Anda bisa memilih kayu yang tidak diproses atau dipoles minimal untuk mempertahankan keaslian dan keindahan serat kayunya. Selain itu, penggunaan batu alam pada dinding atau lantai juga dapat menambah kesan alami.
3. Furnitur Vintage
Furnitur vintage atau antik adalah pilihan yang tepat untuk menciptakan suasana rumah desa. Pilihlah furnitur yang terbuat dari kayu dengan desain klasik, seperti meja makan besar, kursi goyang, dan lemari kayu. Anda juga bisa mencampurkan furnitur baru dengan yang vintage untuk menambahkan karakter dan keunikan. Jika Anda tidak menemukan furnitur antik, Anda bisa membuatnya sendiri dengan mengecat ulang furnitur lama yang sudah tidak terpakai.
4. Sentuhan Alam
Menyisipkan elemen alam ke dalam dekorasi rumah desa adalah cara yang efektif untuk menghadirkan suasana yang segar. Anda dapat menambahkan tanaman hias dalam pot tanah liat atau keramik untuk memberikan nuansa alami. Tanaman seperti lidah mertua, monstera, atau tanaman rambat akan memberikan sentuhan hijau yang menyejukkan. Selain itu, bunga-bunga segar dalam vas sederhana juga akan menambah keindahan ruangan.
5. Aksesori Tradisional
Aksesori tradisional dapat menjadi sentuhan akhir yang membuat dekorasi rumah desa Anda semakin menarik. Pilihlah barang-barang seperti anyaman, keranjang rotan, atau kain tenun untuk menghiasi ruang tamu atau ruang makan. Anda juga bisa menggantung lukisan atau foto-foto bersejarah yang menggambarkan kehidupan desa. Elemen-elemen ini tidak hanya menambah keindahan, tetapi juga memberikan cerita dan karakter pada rumah Anda.
6. Pencahayaan yang Hangat
Pencahayaan memainkan peran penting dalam menciptakan suasana rumah desa yang nyaman. Gunakan lampu dengan cahaya hangat, seperti lampu gantung dari bahan alami atau lampu meja dengan desain rustic. Anda juga dapat memanfaatkan cahaya alami dengan memasang jendela besar yang memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam rumah. Pastikan pencahayaan tidak terlalu terang, agar suasana tetap tenang dan nyaman.
7. Ruang Terbuka
Salah satu daya tarik rumah desa adalah adanya ruang terbuka yang bisa digunakan untuk bersantai dan menikmati alam. Anda dapat menciptakan teras dengan kursi kayu dan meja kecil, tempat di mana Anda dapat menikmati secangkir kopi sambil menikmati pemandangan. Penambahan elemen air, seperti kolam kecil atau air terjun buatan, juga dapat memberikan ketenangan dan kesejukan.
Tumblr media
Kesimpulan
Dekorasi rumah desa menawarkan kesempatan untuk menciptakan suasana yang hangat, nyaman, dan alami. Dengan pemilihan warna yang tepat, material alami, furnitur vintage, sentuhan alam, aksesori tradisional, pencahayaan yang hangat, dan ruang terbuka, Anda dapat mengubah rumah Anda menjadi oasis ketenangan di tengah kesibukan kehidupan modern. Selamat mendekorasi dan nikmati keindahan rumah desa Anda!
Apakah Anda siap menjadikan rumah Anda lebih nyaman dan menarik dengan sentuhan dekorasi rumah desa yang indah? Kunjungi Pusat Interior Medan di Lt. 1 KOMP. SETIA BUDI POINT, Jl. Setia Budi No.15 BLOK C, Tj. Sari, Kec. Medan Selayang, Kota Medan Nomor Hp: - 082374570543 (Admin 1) - 082277873412  (Admin 2)
0 notes
mulaibercerita · 10 months ago
Text
Laut
Awalnya aku gamau nulis ini, tapi sebagai bentuk rasa syukur dan memenuhi janji coba ku tulis ya. Semoga di tengah jalan ga males dan ga berubah pikiran.
Oke, sebenarnya 7 hari ke belakang ini aku kepikiran kalau orang aku di-timbali Allah itu gimana ya?
Sebenarnya trigger-nya itu karena tanggal 15-16 Maret aku harus berkegiatan dan melakukan perjalanan ke Kepulauan Seribu. Kalau misalkan kondisi cuaca mendukung dan tidak ada histori kejadian apa-apa, aku bakal sebisa mungkin usahakan buat tenang. Tapi kemarin ini berhari-hari hati nggak tenang, awalnya karena liat ada twit peneliti dari BRIN di X ngasih tahu kalau ada bibit siklon dari Samudera Hindia mau gerak ke Samudra Pasifik yang tentunya nglewati Pulau Jawa termasuk- DKI dan sekitarnya. Beliau bilang itu efeknya bakal ngasih hujan yang awet, gelombang juga potensial lebih tinggi, kecepatan angin pun meningkat. Akibatnya 3 hari sebelum tanggal 15 langit selalu mendung, di grup pun ada berita kejadian accident kapal di Laut Jawa tanggal 11, 12, 13.
Sebenarnya yang ngerasa cemas ga cuma aku, ada beberapa orang lainnya yang juga akan berangkat juga merasakan hal sama bahkan jam 10 malam itu masih mempertanyakan, yakin tetap berangkat padahal kondisi gelombang sedang tinggi. Bahkan sampai aku berangkat ke dermaga sekitar jam 6 kurang 15 menit, Jakarta Barat masih hujan langit masih abu-abu. Ga berhenti disitu aja cemasnya, sebagai seseorang yang naik angkot aja ga tahan kalau harus lebih dari 10 menit, apa daya di kapal nanti? bakal lebih pusing mana saat puasa pula, obat gabisa diminum, fish*rman friend ga bisa dimakan. Hmmmmmmmmmmm
Aku udah di posisi yang gatau gimana, udah pasrah dan berusaha ga mikir - padahal masih kepikiran - coba ku alihkan nonton university war masih ga tenang, coba motong-motong sayur buat persiapan buka mayan ga terlalu kepikiran, tapi habis maghrib kepikiran lagi. Sampai aku matur kira-kira gini, Aku udah ga sanggup mengelola resah ini Ya Allah, aku titipkan kurangnya pikiran dan hatiku, Njenengan mawon yang ngatur, aku bener-bener ga mampu. Sampai aku minta di doakan berulang-ulang ke keluarga, minta nasehat ke temen, minta doa penjaga kos, ke temen-temen (Terima kasih ya yang sudah bantu doa :) Tapi jujur aku baru bisa tenang setelah habis tarawih yang ga selesai karna pulang gasik habis itu ada lah sesuatu (apa karna minum obat ya? terus ngantuk, pikiran lebih tenang? wkwk mosok sih) sampai pada akhirnya membuatku bener-bener tenang, keresahan itu dipaksa keluar dari hati dan pikiran.
Akhirnya tanggal 15 pukul 07.10 berangkat dari Dermaga di Ancol menuju Pulau Pramuka menggunakan speed boat, estimasi perjalanan 1 jam setengah. Aku duduk di kursi nomor 3 kalau ga 4 lupa, tengah-tengah pokoknya dan harusnya aku milih kursi deket pintu keluar karna semakin duduk di depan semakin kerasa pusingnya beda kayak duduk di bis ternyata. Awal perjalanan semuanya berjalan lancar, kecepatan stabil, aku agak pusing mulai mual tapi alhamdulillah masih aman, gelombang ya cukup membuat deg-degan tapi ya stabil ga yang buat kapal loncat-loncat- eh gimana gimana :) jujur ga tau membahasakannya gimana. Setelah 40-an menit perjalanan, baling-baling kapal kena sampah kayu jadi dia ga bisa muter. Akhirnya kapal berhenti di tengah laut posisinya di sebelah utara Pulau Untung Jawa (tanda bintang) buat berhenti sebentar, 10 menit kira-kira buat dibersihkan. Dan kapal berhenti itu berkali-kali lipat ngasih efek pusing secara dia kan geraknya ngikuti ombak, jadi goyang ke kanan kiri aja itu selama 10 menit.
Setelah itu jalan lagi dan belum lama jalan, mesin mati lagi. Ternyata baut mesin hilang, jatuh ke laut akibatnya kapal gabisa belok dan para ABK udah sibuk nyari cadangan baut nomer sekian gitu. Habis masuk ke dalam kapal keluar lagi, masuk lagi, keluar lagi. Berulang kali aja gitu, tandanya mereka belum nemu baut penggantinya. Alhasil mereka nelfon rekannya minta dibantu entah mau disusulin ke tengah laut atau ganti kapal atau gimana aku juga gatau, cuma sekilas aja denger. Ya Allah itu waktu luamaaaa rasanya, kapal udah goyang ke kiri kanan, kalau buka mata udah nggloyori gakuat takut muntah, pokoknya aku cuma bisa baca ayat kursi berulang-ulang.
Akhirnya setelah kurang lebih 25 menitan kapal dipaksa jalan jadi kadang mesin mati kadang hidup lagi karena emang pake manuver manual, setidaknya bisa singgah dulu di Pulau Pari buat benerin kapal. Itu bener-bener aku gabisa bilang apa-apa cuma mata merem pernah coba sekali buka mata rasanya kayak udah muterr aja semuanya, dan aku juga berusaha menepis pikiran yang malah nambah ruwet kalau ga dialihkan, yang penting doa dulu supaya kapal bisa jalan. Alhamdulillah, Allah tolong kami buat bisa sampai di Pulau Pari dengan selamat. Jadi total perjalanan kami adalah 2 jam sampai ke Pulau Pari yang notabene lebih deket dari Pulau Pramuka (Dermaga-Pramuka 1,5 jam).
Tumblr media
Setelah selesai di Pulau Pari dan berniat melanjutkan perjalanan ke Pulau Pramuka aku gamau masuk ke ruangan kapal, tapi aku duduk di luar bareng bapak-bapak yang lain, bener-bener termenung cuma duduk ngeliat ombak. Rasa takut saat di kamar kosan bener-bener hilang saat aku ngeliat ombak-ombak yang sepenglihatanku mereka hampir sejajar sama kapal. Misalkan nih ya tanganku tak julurkan ke luar udah bisa nyentuh air.
Entah kenapa ngeliat ombak itu rasa takjubku bisa melebihi rasa takutku dan aku bener-bener dipaksa buat bilang "Maha Suci Allah" ketika melihat ombak-ombak itu. Betapa insignificant-nya kapal ini ditengah luasnya lautan dan sejauh mata memandang cuma ada langit dan air. Sambil mikir, Ya Allah tiap hari orang harus nglewati ginian ya. Aku ngeliat 2 bapak ABK yang duduk dibelakangku (di bagian ujung kapal, buat jaga mesin) sambil kepikiran, mereka lho nyari nafkahnya harus nglewati tantangan semacam ini :((((( Di rumah pasti juga ditunggu keluarga mereka, huhuhuuuuu ga sanggup aku bayangin.
Kira-kira seperti ini ya kondisi lautnya, misal menyaksikan langsung makin kelihatan cantiknya:
Lanjut besok lagi yaaa, udah jam 11 malam. Tapi ijinkan aku publish sekarang, biar ga cuma aku yang bisa ngeliat kalau Allah tu rahmatnya emang beneran ada dimana-mana.
_z
1 note · View note
faizinmebelindonesia · 10 months ago
Video
youtube
ANEKA KURSI GOYANG KAYU JATI
Untuk konsultasi dan Info lebih jelasnya di wa.me/+6282323793222
Video lengkapnya ada di youtube channel https://www.youtube.com/c/mebelindonesia , Silahkan di subsrcibe ya BOSS!!! Informasi lebih lanjut bisa langsung hubungi kontak kami 👇👇👇 ☎️ Telephone : +6282323793222 📲 WhatsApp Bisnis : wa.me/+6282323793222 📲 WhatsApp : wa.me/+628995700859 🌎 Website : www.mebelindonesia.co.id Instagram:  @mebelindonesia.co.id 🛒 Tokopedia : https://www.tokopedia.com/meubelindonesia 🛒 Shopee : https://shopee.co.id/mebel_indonesia alamat workshop ada di Jl. K.H. Nawawi, RT 07 RW 02, Sinanggul, Kec. Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah 59452
0 notes
renovasirumahsurabaya · 1 year ago
Text
Renovasi Balkon 0817.4778.544
### Membuat Ruang Terbuka yang Menawan: Inspirasi Desain Balkon yang Memukau
Balkon adalah ruang terbuka di rumah yang dapat menjadi tempat istimewa untuk bersantai atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman. Desain balkon yang cermat dapat mengubahnya menjadi oase pribadi yang menawan. Dalam artikel ini, mari kita jelajahi ide-ide desain balkon yang dapat memberikan sentuhan unik pada ruang outdoor Anda.
#### **1. Temukan Gaya Desain yang Sesuai** Sebelum memulai proyek desain balkon, pertimbangkan gaya desain yang ingin Anda ciptakan. Apakah Anda menyukai tampilan minimalis, rustic, atau tropis? Menetapkan gaya akan membimbing pemilihan furnitur, dekorasi, dan elemen lainnya.
#### **2. Pilih Furnitur yang Nyaman dan Praktis** Furnitur adalah elemen kunci dalam desain balkon. Pilih furnitur yang nyaman dan tahan terhadap cuaca. Sofa kecil, kursi goyang, atau meja lipat dapat memberikan kenyamanan dan fungsionalitas tanpa mengorbankan ruang.
#### **3. Tanaman Hias untuk Nuansa Segar** Tanaman hias adalah penambah keindahan alam yang sempurna untuk balkon Anda. Pot-pot tanaman gantung, kotak tanaman, atau rak tanaman dapat menambahkan warna dan aroma segar. Pilih tanaman yang sesuai dengan iklim dan pencahayaan balkon Anda.
#### **4. Pencahayaan yang Atmosferis** Pencahayaan yang baik dapat menciptakan atmosfer yang menyenangkan di balkon, terutama saat malam hari. Gunakan lentera, lampu gantung, atau lampu taman untuk memberikan sentuhan hangat dan memperpanjang waktu yang dapat Anda habiskan di balkon.
#### **5. Permainan Warna yang Ceria** Warna-warna ceria dapat menciptakan energi positif pada balkon Anda. Pilih furnitur, bantal, dan dekorasi dengan palet warna yang menyenangkan seperti biru laut, kuning matahari, atau hijau alam untuk menciptakan atmosfer yang ceria.
#### **6. Pemanfaatan Taplak Meja dan Bantal** Tambahkan sentuhan kenyamanan dengan menambahkan taplak meja dan bantal. Bantal-bantal besar dan empuk atau taplak meja berwarna-warni dapat memberikan nuansa santai dan mewah pada balkon Anda.
#### **7. Pintu Geser atau Jendela Buka Lebar** Jika memungkinkan, pertimbangkan penggunaan pintu geser atau jendela yang dapat dibuka lebar. Ini menciptakan aliran udara segar dan membuka ruang antara balkon dan ruang dalam rumah, memberikan ilusi ruang yang lebih besar.
#### **8. Penambahan Gorden atau Tirai** Tirai atau gorden tipis dapat memberikan sentuhan privasi dan elegan pada balkon. Pilih material yang ringan dan tahan air untuk melindungi dari elemen cuaca dan memberikan kesan berkelas.
#### **9. Lantai yang Nyaman** Perhatikan juga lantai balkon Anda. Lantai kayu, karpet outdoor, atau ubin dapat memberikan sentuhan akhir yang indah dan membuat balkon lebih nyaman untuk berjalan atau duduk.
#### **10. Ciptakan Ruang Multifungsi** Desain balkon yang cerdas menciptakan ruang yang multifungsi. Pertimbangkan untuk menambahkan rak penyimpanan gantung, tempat penyimpanan tersembunyi, atau rak dinding untuk menyimpan barang-barang dan menjaga balkon tetap rapi.
Dengan pemikiran kreatif dan perencanaan yang cermat, balkon Anda dapat menjadi ruang yang memukau dan nyaman. Apakah untuk bersantai, bersosialisasi, atau menikmati pemandangan, desain balkon yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup Anda dan memberikan pengalaman outdoor yang tak terlupakan.
0 notes
jasasunatmodern21 · 1 year ago
Text
LARIS!!0838-3510-0917 WA, Produsen Kursi Taman di Garut,  
Tumblr media
KLIK Https://Wa.Me/6283835100917  Jual Kursi Taman Terdekat Balubur Limbangan Garut, Harga Kursi Taman Besi Cor Banjarwangi Garut, Harga Kursi Taman Kayu Banyuresmi Garut, Harga Kursi Taman Besi Bayongbong Garut, Harga Kursi Taman Minimalis Bungbulang Garut, Harga Kursi Taman Dari Besi Caringin Garut, Harga Kursi Taman Besi Minimalis Cibalong Garut, Harga Kursi Taman Beton Cibatu Garut, Harga Kursi Taman Outdoor Cibiuk Garut, Harga Meja Kursi Taman Cigedug Garut, Harga Jual Kursi Taman Besi Cihurip Garut, Produsen Kursi Kantor Cikajang Garut, Payung Kursi Taman Cikelet Garut, Pabrik Kursi Taman Cilawu Garut, Alamat Penjual Kursi Taman Cisewu Garut, Tempat Penjualan Kursi Taman Cisompet Garut, Tempat Pemesanan Gilingan Kopi Cisurupan Garut, Tempat Pemesanan Gilingan Pentol Garut Kota Garut, Tempat Pemesanan Tiang Lampu Taman Kadungora Garut, Tempat Pemesanan Aneka Lampu Taman Antik Karangpawitan Garut, Tempat Pemesanan ANEKA Hot Plate Karangtengah Garut, Tempat Pemesanan Sandaran Kaki Meja Custome Kersamanah Garut, Tempat Pemesanan Aneka Roda Baja Leles Garut, Tempat Pemesanan Aneka Cetakan Kue Leuwigoong Garut, Tempat Pemesanan Alat Alat Usaha UMKM Malangbong Garut, Jual Aneka Tiang Lampu Jalan Kota Mekarmukti Garut, Tempat Pemesanan Bollard Semua Tipe Pakenjeng Garut, Tempat Pemesanan Bollard Lampu Jalan Antik Pameungpeuk Garut, Tempat Pemesanan Bolard Lampu Jalan Semua Kota Pamulihan Garut, Tempat Pemesanan Tiang Lampu Eropa Pangatikan Garut, Tempat Pemesanan Tiang Lampu Cabang Lima Pasirwangi Garut, Tempat Pemesanan Ornamen Gapura Wayang Peundeuy Garut, Tempat Pemesanan Pintu Air Gearbox Samarang Garut, Kursi Taman Dijual Selaawi Garut, Jual Kursi Taman Elektrik Singajaya Garut, Jual Kursi Taman Eiger Sucinaraja Garut, Jual Kursi Taman Estetik Sukaresmi Garut, Jual Kursi Taman Eropa Sukawening Garut, Jual Kursi Taman Es Krim Talegong Garut, Harga Kursi Taman Fiber Tarogong Kaler Garut, Jual Kursi Taman Gantung Tarogong Kidul Garut, Jual Kursi Taman Goyang Wanaraja Garut, Jual Kursi Taman Gambar Bandung, Jual Kursi Taman Gambar Sketsa Bandung Barat, Jual Kursi Taman Gambar Meja Bekasi, Jual Kursi Taman Gambar 3d Bogor, Jual Kursi Taman Gambar Teknik Ciamis, Jual Kursi Taman Ikea Cianjur, Jual Kursi Teras Jati Cirebon, Jual Kursi Teras Jati Semarang Garut, Harga Kursi Teras Jati Indramayu, Harga Kursi Teras Jepara Karawang, Harga Kursi Teras Jati Belanda Kuningan, Harga Kursi Jati Taman Minimalis Majalengka, Harga Kursi Teras Jadul Pangandaran, Jual Bangku Taman Kayu Purwakarta, Jual Kursi Teras Kendang Subang, Jual Beli Kursi Teras Kayu Sukabumi, Tempat Jual Kursi Teras Kayu Sumedang, Jual Kursi Taman Lipat Murah Tasikmalaya, Toko Jual Kursi Lipat Taman Kota Bandung, Jual Kursi Teras Minimalis Banjar, Jual Kursi Teras Murah Bekasi, Jual Kursi Teras Mewah Bogor, Jual Beli Kursi Teras Malang Cimahi, Jual Meja Kursi Taman Cirebon, Tempat Jual Meja Kursi Taman Depok, Jual Kursi Taman Nusantara Sukabumi, Jual Kursi Taman Negara Tasikmalaya, Jual Kursi Taman Napolly Balubur Limbangan Garut, Jual Kursi Teras Plastik Banjarwangi Garut, Jual Kursi Teras Panjang Banyuresmi Garut, Jual Kursi Taman Quora Bayongbong Garut, Jual Kursi Taman Quantum Bungbulang Garut, Jual Kursi Taman Quadra Caringin Garut, Jual Kursi Taman Quadro Cibalong Garut, Jual Kursi Taman Rotan Cibatu Garut, Jual Kursi Teras Rotan Di Palembang Cibiuk Garut, Jual Kursi Teras Roda Cigedug Garut, Jual Kursi Teras Rottan Cihurip Garut, Jual Kursi Taman Set Cikajang Garut, Jual Kursi Teras Terdekat Cikelet Garut, Jual Kursi Taman Besi Tempa Bekas Cilawu Garut
 Hubungi Bapak Aldino
Hp : Https://Wa.Me/6283835100917
     WA 0838-3510-0917
Alamat : Gegersapi Rt.28 Rw,00 Glonggong Gondang Sragen Jawa Tengah
#PusatKursiTamanGarut
#PusatKursiTamanGarutMurah
https://goo.gl/maps/5tBZyidVgrLgFFRB7
0 notes
ferrymebel354 · 2 years ago
Text
LARIS!!0838-3510-0917 WA, Produsen Kursi Taman di Jember,
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6283835100917 Jual Kursi Taman Terdekat Ajung Jember, Harga Kursi Taman Besi Cor Ambulu Jember, Harga Kursi Taman Kayu Arjasa Jember, Harga Kursi Taman Besi Balung Jember, Harga Kursi Taman Minimalis Bangsalsari Jember, Harga Kursi Taman Dari Besi Gumukmas Jember, Harga Kursi Taman Besi Minimalis Jelbuk Jember, Harga Kursi Taman Beton Jenggawah Jember, Harga Kursi Taman Outdoor Jombang Jember, Harga Meja Kursi Taman Kalisat Jember, Harga Jual Kursi Taman Besi Kaliwates Jember, Produsen Kursi Kantor Kencong Jember, Payung Kursi Taman Ledokombo Jember, Pabrik Kursi Taman Mayang Jember, Alamat Penjual Kursi Taman Mumbulsar Jember, Tempat Penjualan Kursi Taman Ipakusari Jember, Tempat Pemesanan Gilingan Kopi Panti Jember, Tempat Pemesanan Gilingan Pentol Patrang Jember, Tempat Pemesanan Tiang Lampu Taman Puger Jember, Tempat Pemesanan Aneka Lampu Taman Antik Rambipuji Jember, Tempat Pemesanan ANEKA Hot Plate Semboro Jember, Tempat Pemesanan Sandaran Kaki Meja Custome Silo Jember, Tempat Pemesanan Aneka Roda Baja Sukorambi Jember, Tempat Pemesanan Aneka Cetakan Kue Sukowono Jember, Tempat Pemesanan Alat Alat Usaha UMKM Sumberbaru Jember, Jual Aneka Tiang Lampu Jalan Kota Sumberjambe Jember, Tempat Pemesanan Bollard Semua Tipe Sumbersari Jember, Tempat Pemesanan Bollard Lampu Jalan Antik Tanggul Jember, Tempat Pemesanan Bolard Lampu Jalan Semua Kota Tempurejo Jember, Tempat Pemesanan Tiang Lampu Eropa Umbulsari Jember, Tempat Pemesanan Tiang Lampu Cabang Lima Wuluhan Jember, Tempat Pemesanan Ornamen Gapura Wayang Bangkalan, Tempat Pemesanan Pintu Air Gearbox Banyuwangi, Kursi Taman Dijual Blitar, Jual Kursi Taman Elektrik Bojonegoro, Jual Kursi Taman Eiger Bondowoso, Jual Kursi Taman Estetik Gresik, Jual Kursi Taman Eropa Jember, Jual Kursi Taman Es Krim Jombang, Harga Kursi Taman Fiber Kediri, Jual Kursi Taman Gantung Lamongan, Jual Kursi Taman Goyang Lumajang, Jual Kursi Taman Gambar Madiun, Jual Kursi Taman Gambar Sketsa Magetan, Jual Kursi Taman Gambar Meja Malang, Jual Kursi Taman Gambar 3d Mojokerto, Jual Kursi Taman Gambar Teknik Nganjuk, Jual Kursi Taman Ikea Ngawi, Jual Kursi Teras Jati Pacitan, Jual Kursi Teras Jati Semarang Pamekasan, Harga Kursi Teras Jati Pasuruan, Harga Kursi Teras Jepara Ponorogo, Harga Kursi Teras Jati Belanda Probolinggo, Harga Kursi Jati Taman Minimalis Sampang, Harga Kursi Teras Jadul Sidoarjo, Jual Bangku Taman Kayu Situbondo, Jual Kursi Teras Kendang Sumenep, Jual Beli Kursi Teras Kayu Trenggalek, Tempat Jual Kursi Teras Kayu Tuban, Jual Kursi Taman Lipat Murah Tulungagung, Toko Jual Kursi Lipat Taman Ajung Jember, Jual Kursi Teras Minimalis Ambulu Jember, Jual Kursi Teras Murah Arjasa Jember, Jual Kursi Teras Mewah Balung Jember, Jual Beli Kursi Teras Malang Bangsalsari Jember, Jual Meja Kursi Taman Gumukmas Jember, Tempat Jual Meja Kursi Taman Jelbuk Jember, Jual Kursi Taman Nusantara Jenggawah Jember, Jual Kursi Taman Negara Jombang Jember, Jual Kursi Taman Napolly Kalisat Jember, Jual Kursi Teras Plastik Kaliwates Jember, Jual Kursi Teras Panjang Kencong Jember, Jual Kursi Taman Quora Ledokombo Jember, Jual Kursi Taman Quantum Mayang Jember, Jual Kursi Taman Quadra Mumbulsar Jember, Jual Kursi Taman Quadro Ipakusari Jember, Jual Kursi Taman Rotan Panti Jember, Jual Kursi Teras Rotan Di Palembang Patrang Jember, aman 5 Meter Ajung Jember, Jual Kursi Taman 6 Meter Ambulu Jember
0 notes
dilabatiksolo31 · 2 years ago
Text
LARIS!!0838-3510-0917 WA, Produsen Kursi Taman di Bogor,
Tumblr media
KLIK Https://Wa.Me/6283835100917      Jual Kursi Taman Terdekat Ciampea Bogor Barat, Harga Kursi Taman Besi Cor Cigudeg Bogor Barat, Harga Kursi Taman Kayu Cibungbulang Bogor Barat, Harga Kursi Taman Besi Dramaga Bogor Barat, Harga Kursi Taman Minimalis Kemang Bogor Barat, Harga Kursi Taman Dari Besi Jasinga Bogor Barat, Harga Kursi Taman Besi Minimalis Leuwiliang Bogor Barat, Harga Kursi Taman Beton Leuwisadeng Bogor Barat, Harga Kursi Taman Outdoor Nanggung Bogor Barat, Harga Meja Kursi Taman Pamijahan Bogor Barat, Harga Jual Kursi Taman Besi Parung Panjang Bogor Barat, Produsen Kursi Kantor Rumpin Bogor Barat, Payung Kursi Taman Sukajaya Bogor Barat, Pabrik Kursi Taman Tenjo Bogor Barat, Alamat Penjual Kursi Taman Bogor Selatan, Tempat Penjualan Kursi Taman Caringin Bogor Selatan, Tempat Pemesanan Gilingan Kopi Ciawi Bogor Selatan, Tempat Pemesanan Gilingan Pentol Cigombong Bogor Selatan, Tempat Pemesanan Tiang Lampu Taman Cijeruk Bogor Selatan, Tempat Pemesanan Aneka Lampu Taman Antik Cisarua Bogor Selatan, Tempat Pemesanan ANEKA Hot Plate Megamendung Bogor Selatan, Tempat Pemesanan Sandaran Kaki Meja Custome Tamansari Bogor Selatan, Tempat Pemesanan Aneka Roda Baja Bogor Tengah, Tempat Pemesanan Aneka Cetakan Kue Babakan Madang Bogor Tengah, Tempat Pemesanan Alat Alat Usaha UMKM Bojonggede Bogor Tengah, Jual Aneka Tiang Lampu Jalan Kota Cibinong Bogor Tengah, Tempat Pemesanan Bollard Semua Tipe Ciomas Bogor Tengah, Tempat Pemesanan Bollard Lampu Jalan Antik Ciseeng Bogor Tengah, Tempat Pemesanan Bolard Lampu Jalan Semua Kota Citeureup Bogor Tengah, Tempat Pemesanan Tiang Lampu Eropa Gunungsindur Bogor Tengah, Tempat Pemesanan Tiang Lampu Cabang Lima Parung Bogor Tengah, Tempat Pemesanan Ornamen Gapura Wayang Ranca Bungur Bogor Tengah, Tempat Pemesanan Pintu Air Gearbox Sukaraja Bogor Tengah, Kursi Taman Dijual Tajurhalang Bogor Tengah, Jual Kursi Taman Elektrik Tenjolaya Bogor Tengah, Jual Kursi Taman Eiger Bogor Timur, Jual Kursi Taman Estetik Cariu Bogor Timur, Jual Kursi Taman Eropa Cileungsi Bogor Timur, Jual Kursi Taman Es Krim Gunung Putri Bogor Timur, Harga Kursi Taman Fiber Jonggol Bogor Timur, Jual Kursi Taman Gantung Klapanunggal Bogor Timur, Jual Kursi Taman Goyang Sukamakmur Bogor Timur, Jual Kursi Taman Gambar Tanjungsari Bogor Timur, Jual Kursi Taman Gambar Sketsa Bandung, Jual Kursi Taman Gambar Meja Bandung Barat, Jual Kursi Taman Gambar 3d Bekasi, Jual Kursi Taman Gambar Teknik Bogor, Jual Kursi Taman Ikea Ciamis, Jual Kursi Teras Jati Cianjur, Jual Kursi Teras Jati Semarang Cirebon, Harga Kursi Teras Jati Garut, Harga Kursi Teras Jepara Indramayu, Harga Kursi Teras Jati Belanda Karawang, Harga Kursi Jati Taman Minimalis Kuningan, Harga Kursi Teras Jadul Majalengka, Jual Bangku Taman Kayu Pangandaran, Jual Kursi Teras Kendang Purwakarta, Jual Beli Kursi Teras Kayu Subang, Tempat Jual Kursi Teras Kayu Sukabumi, Jual Kursi Taman Lipat Murah Sumedang, Toko Jual Kursi Lipat Taman Tasikmalaya, Jual Kursi Teras Minimalis Ciampea Bogor Barat, Jual Kursi Teras Murah Cigudeg Bogor Barat, Jual Kursi Teras Mewah Cibungbulang Bogor Barat, Jual Beli Kursi Teras Malang Dramaga Bogor Barat, Jual Meja Kursi Taman Kemang Bogor Barat, Tempat Jual Meja Kursi Taman Jasinga Bogor Barat, Jual Kursi Taman Nusantara Leuwiliang Bogor Barat, Jual Kursi Taman Negara Leuwisadeng Bogor Barat, Jual Kursi Taman Napolly Nanggung Bogor Barat, Jual Kursi Teras Plastik Pamijahan Bogor Barat, Jual Kursi Teras Panjang Parung Panjang Bogor Barat, Jual Kursi Taman Quora Rumpin Bogor Barat, Jual Kursi Taman Quantum Sukajaya Bogor Barat, Jual Kursi Taman Quadra Tenjo Bogor Barat, Jual Kursi Taman Quadro Bogor Selatan,
1 note · View note
kursigoyang · 4 years ago
Text
PALING DICARI, Call 0823-8777-0877, Kursi Goyang Dari Rotan
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6282387770877, kursi goyang ukir jepara, kursi goyang dari bambu, kursi goyang minimalis, kursi goyang anak bayi, kursi goyang bayi
CV. Neezar Indorattan International
Sapphire Mediterania Residence, blok G1,
desa Jungjang,
kecamatan Arjawinangun,
kabupaten Cirebon,
Jawa Barat 45162.
Kunjungi kami di : https://neezarrattan.com/
#kursigoyang #kursigoyangbayi #kursigoyangmurah #kursigoyangjati #kursigoyanganak #kursigoyangbaby #kursigoyangberkualitas #kursigoyangcantik #kursigoyangcustom #kursigoyangcoklat
1 note · View note
tempathantaranmurah · 4 years ago
Text
KUALITAS PREMIUM, Call 0831-3307-9887, Kursi Goyang Minimalis
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6283133079887, kursi goyang dari palet, kursi goyang dari rotan, kursi goyang bayi murah, kursi goyang bayi shoppe, kursi goyang bayi rotan
CV. Neezar Indorattan International Sapphire Mediterania Residence, blok G1, desa Jungjang, kecamatan Arjawinangun, kabupaten Cirebon, Jawa Barat 45162.
Kunjungi kami di : https://neezarrattan.com/
#kursigoyangcouple #kursigoyangcilegon #kursigoyangdewasa #kursigoyangduco #kursigoyangducojati #kursigoyangdokar #kursigoyangdaribambu #kursigoyangempuk #kursigoyangelegant #kursigoyangekspor
0 notes
randyirfansyah · 3 months ago
Text
Interior Rumah Klasik Modern dengan Sentuhan Vintage
Menggabungkan gaya klasik modern dengan sentuhan vintage dalam desain interior rumah merupakan salah satu tren yang terus digemari. Perpaduan ini tidak hanya memberikan suasana yang elegan dan berkelas, tetapi juga menciptakan nuansa hangat dan nostalgia. Dengan pemilihan elemen yang tepat, Anda bisa menciptakan ruang yang timeless, di mana estetika klasik berpadu harmonis dengan sentuhan vintage yang unik.
Tumblr media
Apa Itu Interior Klasik Modern?
Interior klasik modern adalah konsep yang menggabungkan elemen desain klasik dengan gaya modern yang lebih minimalis dan fungsional. Desain klasik biasanya identik dengan ornamen yang rumit, furnitur berukir, serta penggunaan material mewah seperti marmer, kayu solid, dan kain beludru. Sementara itu, gaya modern lebih mengedepankan kesederhanaan, garis-garis bersih, dan fungsionalitas.
Dalam desain interior klasik modern, elemen-elemen klasik tetap dipertahankan namun disederhanakan agar sesuai dengan gaya hidup masa kini. Ini bisa berarti menggunakan furnitur klasik dengan bentuk lebih simpel, warna-warna yang netral, serta aksen yang minimalis.
Sentuhan Vintage dalam Desain Klasik Modern
Sentuhan vintage di dalam rumah klasik modern bisa menambah karakter yang unik dan personal pada ruangan. Vintage merujuk pada barang-barang atau elemen yang mengingatkan kita pada era tertentu, seperti gaya dari tahun 1920-an hingga 1970-an. Sentuhan vintage bisa diterapkan melalui penggunaan furnitur antik, lampu gantung retro, atau bahkan aksesori dekorasi seperti cermin berbingkai emas dan vas keramik klasik.
Vintage tidak harus berarti barang lama. Banyak juga produk baru yang dibuat dengan gaya vintage, memberikan kepraktisan dari teknologi modern tetapi tetap mempertahankan estetika lama. Kombinasi ini dapat menciptakan kontras menarik dalam ruangan yang berdesain klasik modern.
Memadukan Gaya Klasik Modern dan Vintage
Berikut adalah beberapa cara memadukan gaya klasik modern dengan sentuhan vintage di rumah Anda:
1. Pemilihan Furnitur
Pilih furnitur dengan bentuk klasik tetapi dalam palet warna modern. Misalnya, kursi berlapis kain beludru dengan warna netral seperti abu-abu, krem, atau putih. Untuk sentuhan vintage, tambahkan meja kopi atau meja sudut dari kayu tua dengan ukiran halus, atau kursi goyang antik di sudut ruangan.
2. Penggunaan Material
Material yang digunakan dalam desain klasik modern cenderung mewah dan elegan. Kayu, marmer, dan kain premium sering menjadi pilihan utama. Untuk memberikan sentuhan vintage, Anda bisa menambahkan elemen-elemen dari material kuno seperti tembaga, perunggu, atau besi tempa pada aksesori dan dekorasi ruangan.
3. Dekorasi Dinding
Dinding bisa menjadi kanvas yang sempurna untuk menggabungkan kedua gaya ini. Anda bisa memilih warna cat netral seperti putih, krem, atau abu-abu sebagai latar belakang. Untuk sentuhan vintage, tambahkan bingkai foto antik atau cermin besar dengan ukiran klasik. Hiasan dinding dari logam atau lampu gantung vintage juga bisa menjadi aksen menarik.
4. Pencahayaan
Pencahayaan memainkan peran penting dalam menciptakan atmosfer yang diinginkan. Gunakan lampu gantung klasik yang terbuat dari kristal atau kaca, namun dengan desain modern yang lebih sederhana. Tambahkan lampu meja atau lampu lantai dengan gaya vintage untuk memberikan cahaya lembut yang hangat di sudut-sudut ruangan.
5. Aksesori dan Detail Klasik
Elemen dekoratif seperti vas bunga antik, jam dinding vintage, dan bantal berdesain retro dapat menambah sentuhan vintage tanpa merusak harmoni desain klasik modern. Anda juga bisa memasukkan karpet bermotif vintage untuk memberikan tekstur dan kehangatan pada ruangan.
Warna dan Pola yang Harmonis
Dalam desain klasik modern dengan sentuhan vintage, pilihan warna dan pola sangat penting untuk menciptakan harmoni. Warna netral seperti putih, krem, abu-abu, dan cokelat muda sering digunakan sebagai dasar untuk memberikan kesan modern yang bersih dan luas. Sentuhan vintage bisa diaplikasikan melalui aksen warna yang lebih kuat seperti biru tua, hijau zamrud, atau merah marun pada bantal, gorden, atau karpet.
Pola-pola seperti garis-garis halus, floral, atau motif geometris sederhana juga bisa menambah karakter tanpa membuat ruangan terasa terlalu ramai. Pola ini bisa hadir pada taplak meja, sarung bantal, atau tirai.
Manfaat Gaya Klasik Modern dengan Sentuhan Vintage
Menggabungkan gaya klasik modern dengan sentuhan vintage memiliki beberapa manfaat. Pertama, desain ini timeless, artinya tidak lekang oleh waktu dan tetap relevan dari tahun ke tahun. Kedua, ruangan menjadi lebih berkarakter dan personal, terutama jika Anda memilih aksesori vintage yang memiliki nilai sejarah atau kenangan pribadi. Ketiga, perpaduan ini juga menghadirkan suasana yang nyaman, hangat, dan mewah, menjadikannya tempat tinggal yang ideal untuk keluarga.
Tumblr media
Kesimpulan
Menggabungkan interior klasik modern dengan sentuhan vintage adalah cara cerdas untuk menciptakan ruang yang elegan, fungsional, dan penuh karakter. Pemilihan furnitur, material, warna, dan aksesori yang tepat akan membuat rumah Anda tampil beda dan berkelas. Sentuhan vintage tidak hanya memberikan kenangan masa lalu, tetapi juga menambahkan nilai estetika yang tak lekang oleh waktu. Jadi, jika Anda ingin menciptakan ruang yang menawan dan unik, perpaduan klasik modern dan vintage adalah pilihan yang tepat.
Ingin mewujudkan interior rumah impian dengan gaya klasik modern dan sentuhan vintage? Hubungi Pusat Interior Medan di Lt. 1 KOMP. SETIA BUDI POINT, Jl. Setia Budi No.15 BLOK C, Tj. Sari, Kec. Medan Selayang, Kota Medan Nomor Hp: - 082374570543 (Admin 1) - 082277873412  (Admin 2)
0 notes
aquilla633 · 3 years ago
Text
Cerita Horor Sang Abdi Sesajen
Tumblr media
Cerita Horor Hari Ini – Cerita ini di mulai bukan untuk menceritakan kematian perempuan itu, melainkan menceritakan teka-teki, dari seseorang yang menjadi saksi, berbagai hal yang membingungkan, bahkan mengerikan yang ia temui, selama mengabdi pada keluarga CIPTO, dan disini, gw akan memulai ceritanya.
setelah kejadian itu, memang banyak desas-desus yang hampir di ketahui semua warga desa, tapi, tidak ada yang berani mencari tahu lebih jauh, dan perlahan-lahan, kejadian itu, lenyap seperti embun. menghilang begitu saja, dan kemudian, dilupakan.
seseorang yang menceritakan ini adalah tetangga dari Cangah gw, sebut saja namanya, pak BUDI, dulu, saat masih muda, setelah selesai menempuh pendidikan SMP, beliau mengawali karirnya sebagai kernet sopir Truk.
berbagai perjalanan sudah ia jabani, mulai dari rute antar kota sampai rute antar provinsi, semua pengalaman ini, memupuknya menjadi pribadi yang tangguh, dan membuatnya menjadi salah satu orang yang bisa mengendarai, mulai dari mobil pick up, sampai Truk gandeng.
karena dirasa jalan hidup sebagai sopir ekspedisi tidak membuatnya menjadi pria yang mapan dengan segala tuntutan bahwa ia adalah anak pertama yang harus sukses, pak Budi pun berhenti menjadi sopir truk sebuah jalan terbuka, ketika tetangganya memberitahu, bahwa, keluarga CIPTO-
sedang mencari seorang sopir Pribadi. semua tahu, siapa keluarga CIPTO, terlepas dari desas-desus yang tersebar, pak BUDI nekat, melamar kerja, dan hari itu juga, ia di terima bekerja disana. karena saat itu, tidak banyak, orang bisa menyetir mobil seperti saat ini.
meski mereka bertetangga, namun, ini adalah kali pertama, pak Budi, masuk ke kediaman keluarga CIPTO, yang membuatnya berdecak antara kagum dan ngeri, sebegini besarnya rumah ini, namun, entah kenapa, ada perasaan tidak enak melihat semua perabotan dirumah ini, seolah ia di awasi.
Klik Prediksi Bola Online Jitu
saat itu, yang mengantar pak Budi, adalah bu Asirih, wanta tua yang umurnya berkisar antara 50’an, namun masih terlihat bugar, ia jarang berbicara dengan wanita ini, karena keseharian beliau adalah didalam rumah, tanpa sekalipun berbicara dengan tetangga.
sebenarnya, ini bukan hal yang aneh mengenai keluarga CIPTO, karena mereka seperti terasing, meski sudah lama tinggal di desa ini, bagi para tetangga, mereka terasa seperti tidak tinggal di dunia yang sama, seolah mengundang banyak sekali pertanyaan, termasuk para penghuninya.
“monggo, mriki mas” (silahkan, kesini mas) kata bu Asirih lembut dengan logat jawanya. selama di perjalanan, pak Budi melihat kesana kemari, menganggumi berbagai patung aneh yang ia temui, terpasang di beberapa sudut bagian rumah ini, gaya desainya, benar-benar masih kejawen.
saat itulah, ketika pak Budi menikmati pemandangan itu, matanya teralihkan pada sebuah pemandangan mencengangkan. diujung matanya, ia melihat seorang anak kecil, seusia adiknya, sedang duduk, di tepi kolam ikan, ia melihatnya lama, dan kemudian teralihkan pada seorang wanita.
wanita ini, berdiri tegap di belakang si anak. dan cara dia melihat pak Budi, benar-benar tidak mengenakan, karena ia melihat pak Budi masih dengan postur tubuh tegap, hanya bola matanya yang mengikuti kemana pak Budi pergi, di sudut bibirnya, ia seperti tersenyum menyeringai.
ketika bu Asirih membuka pintu, melewati beberapa bagian dalam rumah, sampailah ia, di sebuah ruangan, terlihat seperti Gazebo (Paviliun) yang terbuat dari kayu jati, disana, ada seorang wanita tua, lebih tua dari bu Asirih, ia duduk, di atas kursi goyang. matanya terpejam.
namun, belum beberapa langkah bu Asirih mendekati si wanita, tiba-tiba ia bicara dan membuat pak Budi tersentak karena kaget. “iki tah, sing bakal dadi sopirku sing anyar” (ini ya, yang akan jadi sopir baruku) bu Asirih mengangguk, tidak berbicara, kemudian mencium tanganya.
“Pak Budi, kenalkan, niki ndoro Sasri” ucap bu Asirih, beliau berdiri tegap dan mengepalkan tanganya di depan perut, membuat pak Budi bingung, seakan-akan ia berbicara di depan seorang maharaja saja. setelah menjelaskan panjang lebar mulai dari gelar, sampai pemimpin keluarga,
bu Asirih, mengantar pak Budi ke belakang rumah, disanalah nanti, ia akan tinggal. meski bertetangga, keluarga CIPTO menginginkan pengabdian dari pak Budi selama 24 jam dan harus siap, untuk itu, dibuatlah kamar itu yang memang khusus untuk sopir yang bekerja untuk keluarga ini.
disanalah, bu Asirih menjelaskan semua yang ada didalam rumah ini, mulai dari unggah ungguh, hingga apa yang tidak boleh di lakukan oleh pak Budi selama tinggal di kediaman keluarga ini.
saat ini, keluarga CIPTO, di pimpin oleh, ndoro Sasri, setelah kematian Eyang Sarwojo, yang meninggal karena sakit. penerusnya, yaitu anaknya, adalah Atmojo, dan isterinya Sekar, namun mereka sudah lama tidak tinggal disini lagi, namun ada 5 anaknya yang ada disini.
kesemua anaknya adalah laki-laki, dan saat ini, mereka tinggal di kediamanya masing-masing, kediaman yang di maksud bu Sasri adalah sebuah kamar khusus, yang memang tidak bisa di masuki oleh sembarang orang mendengar itu, pak Budi hanya diam, yg ia pikirkan hanya satu. Pandhawa
ada satu hal yang orang jawa percaya ketika sebuah keluarga melahirkan 5 anak lelaki atau 5 anak perempuan. itu adalah kutukan pandhawa, dan itu masih di percaya sampai saat ini. maksud kutukanya adalah, konon, akan ada satu atau dua anak yang tidak bisa mengemban beban lebih.
akibatnya, ia akan gila atau memiliki kekurangan mental yang benar-benar serius, dan biasanya yang paling umum di serang adalah, anak terakhir, namun, itu hanyalah rumor yang beredar, pak Budi saat itu, mencoba berpikir bahwa itu hanyalah mitos dari orang jaman dulu.
namun, sepertinya, hal itu, juga berlaku pada keluarga ini. setidaknya itu, yang akan pak Budi lihat dengan mata kepala sendiri.
selain 5 anak yang tinggal dirumah ini, ada lagi yang pak Budi harus tahu, bahwa setiap anak memiliki penjaga khusus untuk mereka satu persatu, dan biasanya, mereka dipanggil dengan Dayang Abdi, dan setiap Dayang Abdi akan menjaga satu anak.
kesemua Dayang abdi, adalah seorang perempuan. semua yang bu Asirih ceritakan, membuat pak Budi teringat dengan perempuan yang ia lihat tadi, apakah, anak kecil itu adalah salah satu dari 5 anak itu. bila benar, maka, perempuan yang ada di belakangnya adalah??
selain memberi penjelasan tentang itu, bu Asirih juga menjelaskan tentang hal lain, semua tempat, yang tidak boleh pak Budi datangi yang paling dekat dengan kamar pak Budi adalah sebuah tempat sanggar Cayang, sebuah bangunan yang hampir sama seperti gazebo, namun ada di seberang
bangunanya bisa dilihat langsung dari kamar pak Budi, jaraknya tidak terlalu jauh, namun, setiap dipandang, entah terlihat menakutkan sekali, seolah ada yang berdiri dipelataran gazebonya. Pak Budi mengangguk, pertanda ia mengerti, dan hari itu, bu Asirih pergi.
ada satu hal yang membuat pak Budi merasa asing saat berdiri disini adalah, aroma entah sadar atau tidak, aroma bu Asirih, tercium seperti aroma Pandan. mengingatkanya pada sosok kuntilanak, yang sudah sering ia dengar di desa namun, mulai hari ini, ia akan sering bertemu beliau
Saat malam, kondisi rumah itu, nyaris sepi, sunyi. penerangan rumah pun hanya ada dibeberapa sudut, pak Budi menghisap beberapa batang rokok, ia duduk di depan kamar, memandang persis Gazebo yang tidak boleh ia datangi bila tidak bersama bu Asirih.
entah karena bosan atau apa, pak Budi berjalan, mau melihat keseluruhan rumah ini meski hanya dari luar rumah, tapi ia tahu, larangan itu tidak akan pernah ia langgar, jadi pak Budi menghindari Gazebo itu ia berjalan, menuju ke halaman rumah, tempat melihat anak lelaki kecil itu
ia menelusuri kebun, cahayanya temberam hanya dari lampu kekuningan. berbekal rokok, pak Budi mencoba membuang sepi. namun, rumah itu benar-benar bukan rumah yang menyenangkan, sejak awal tiba disini, pak Budi masih merasakan bila ia seperti sedang di awasi.
setelah menempuh jalan setapak di kebun, sampailah ia di kolam ikan itu. ada pohon di sampingnya, lengkap dengan kursi kayu di sampingnya, disanalah ia melihat perempuan itu berdiri. pak Budi kemudian duduk, pandanganya, tertuju pada kolam ikan.
lama ia duduk disana, tiba-tiba, seseorang mendekatinya. “Mas” kaget, pak Budi langsung berbalik, dan mendapati perempuan itu memandangnya, masih dengan tatapan tidak mengenakan itu, seolah tanpa ekspresi yang membuat bulukuduk berdiri.
“Masnya baru kerja disini?” suaranya sangat dingin, meski begitu, pak Budi menjawab sesopan mungkin, perempuan itu menjawab seadanya, bahkan ia tidak memberitahukan namanya pada pak Budi, ketika mereka masih saling berbincang satu sama lain, tiba-tiba, pak Budi baru menyadari,
di belakang perempuan itu, anak lelaki itu bersembunyi di balik badan perempuan itu, mengintip dengan ngeri. seolah-olah, pak Budi memberinya ketakutan tersendiri.
satu hal yang pak Budi ingat sebelum perempuan itu pergi. “Nek dadi sampeyan, nek wes bengi ngene, luwih apik gak keluyuran mas, sampeyan gorong eroh, opo sing onok nang kene. monggo” (kalau jadi anda, kalau sudah malam seperti ini, lebih baik tidak kemana2, anda belum tahu-
apa yang ada disini. permisi mas.) dengan senyuman menyeringai, si perempuan pergi, meninggalkan pak Budi sendiri di dalam keheningan itu. seketika, ketakutan seperti merasuki pak Budi. Rumah ini, benar-benar bukan rumah yang bagus untuk tinggal. batin pak Budi malam itu.
tidak ada yang bisa di ajak bicara layaknya manusia dengan manusia di lingkungan rumah ini kecuali dengan pak Sasongko. Pria paruh baya yang sehari2nya bekerja sebagai tukang kebun di rumah keluarga CIPTO, selain orangnya yang humoris, beliau juga sering memberikan wejengan.
waktu itu, siang hari terik. Pak Sasongko memangkas rumput, pak Budi hanya duduk mengawasi, sembari menunggu perintah di hari pertamanya bekerja, untuk membuang sepi, pak Budi, bertanya perihal bangunan gazebo yang terletak di seberang. mimik wajah cerah pak Sasongko, berubah.
“Masnya sudah pernah kesana?” tanya beliau. “dereng pak, tapi kulo kok penasaran nggih, niku bangunan nopo toh pak” (belum pak, tapi saya penasaran, sebenarnya, itu bangunan untuk apa) sembari memangkas rumput, pak Sasongko berpesan.
“lebih baik, gak usah di cari tahu mas, daripada nasib sampeyan nanti seperti” belum melanjutkan kalimatnya, pak Sasongko melirik pak Budi yang melihatnya dengan tatapan curiga ” sinten pak?” (siapa pak?) “sudah, lupakan saja, kerja saja yang benar ya nak” tutur pak Sasongko.
bu Asirih menemui pak Budi, memberi pesan bahwa, hari ini, ndoro Sasri harus pergi ke rumah sakit untuk check-up, hal ini di lakukan selalu di hari kamis, seperti hari ini. maka, saat itu juga, pak Budi menyiapkan mobilnya, menunggu, di teras rumah.
sebenarnya, ndoro Sasri masih bisa berjalan, namun langkahnya tertatih dan harus di bantu oleh tongkat kayu yang selalu menemaninya, rambutnya di sanggul, meski warnanya sudah memutih, namun, riasan beliau masih memperlihatkan sosok wanita yang sangat berkharisma.
“berangkat le” perintah beliau. saat itu juga, pak Budi langsung menginjak gas mobilnya, perlahan, ia meninggalkan rumah itu. entah perasaan macam apa waktu itu, ketika keluar dari rumah itu, terasa hati menjadi lebih lega, seolah rumah itu membuat pak Budi tidak nyaman.
“le, kerasan karoh Griya mungkih” Griya mungkih, itu adalah sebutan untuk rumah itu, tidak banyak yang tahu, bahkan warga desa itu sendiri, termasuk pak Budi bila tidak di beritahu oleh bu Asirih tentang sejarah rumah itu. rumah turun temurun dengan adat yang masih terjaga.
“kerasan ndoro” kata pak Budi. “panggil buk saja. awakmu guk Asirih, paham yo le” tutur ndoro Sasri, pak Budi pun mengangguk. sosok ndoro Sasri, benar2 berwibawa, terlepas dari usianya yang sudah renta, beliau masih membuat segan siapapun yang beliau ajak bicara.
kurang lebih 2 jam, pak Budi menunggu, akhirnya ndoro Sasri keluar, ketika sudah masuk ke dalam mobil, pak Budi bertanya, apakah mau langsung pulang atau mampir ke suatu tempat, dengan tatapan tegas, ndoro Sasri memberi sebuah alamat. saat melihatnya, pak Budi terhenyak sesaat.
“kita kesini buk” ndoro Sasri mengangguk. tanpa pikir panjang, pak Budi pun melesat ke tempat itu, saat sampai disana, ada beberapa orang yang sudah seperti menunggunya, pak Budi membantu majikanya turun dari mobil, menggandengnya, dan menuju sebuah kamar di gedung itu.
tempat itu adalah P***K Ja** A***K**, tempat ini kurang di kenal di kalangan masyarakat namun di kalangan staf medis di kota ini, semua tahu, itu adalah tempat rehabilitasi trauma atau kejiwaan. tempat yang tentu membuat pak Budi penasaran setengah mati.
setelah menelusuri koridor panjang, terlihat seorang perempuan, dari cara berdirinya, ia menyerupai perempuan di rumah Griya mungkih, hanya saja, yang ini, wajahnya lebih tegas lagi entah kenapa, ada ekspresi ketakutan dari cara memandangnya. ia membungkuk kemudian membuka pintu
“beliau di dalam ndoro” cara berbicaranya pun gemetar. tidak menjawab, ndoro Sasri langsung masuk, di dalamnya, ada seorang pria, berkisar di usia 20’an, hanya saja, sikap dan perilakunya, aneh. ia hanya duduk, matanya kosong, memandang ke tembok.
pak Budi yang melihat itu, hanya diam, tertegun lama. berbeda dengan pak Budi, si perempuan tampak gelisah, terlihat dari bagaimana ia memainkan jemarinya tanda tidak tenang. ketika si lelaki tak di kenal itu melihat ndoro Sasri, ia, menjerit.
matanya melotot, ketakutan, ia beringsut mundur, jeritanya juga terdengar aneh, tidak seperti jeritan ketika seseorang berteriak ketakutan atau panik, jeritanya tampak sumbang. si perempuan yang sedari tadi melihat, seperti ingin masuk ke ruangan itu, namun, ia ketakutan juga.
hal terakhir yang di ingat pak Budi adalah, ndoro Sasri memeluknya, meski kesusahan dengan tongkat di tanganya, ia berhasil memeluk lelaki tak di kenal itu, ada tangis pecah, dan kemudian, ndoro Sasri seperti berbisik sesuatu. si lelaki yang histeris, tiba-tiba diam.
benar-benar menjadi diam, tak berteriak lagi.
pak Budi meninggalkan tempat itu, sore hari, ada satu kalimat yang masih di ingat setiap terbayang kejadian itu. perempuan itu, ia bertanya pada pak Budi. “mas, masnya percaya dengan yang namanya, Jejek” “mumpung, mas nya belum tahu, lebih baik, cari kerjaan lain saja mas”
saat itu, pak Budi masih belum paham maksud kalimat Jejek itu, jadi, hampir setelah kejadian itu, pak Budi terus terbayang-bayang.
setelah pekerjaan itu selesai, pak Budi mencoba melupakan semuanya, ia tidak tahu siapa lelaki itu, siapa perempuan yang menyerupai dayang abdi atau apapun itu. belum. setelah hari mulai petang, pak Budi menunaikan sholat di kamarnya.
mungkin karena tidak fokus atau apa, selama sholat, ia merasa ada wajah wanita tua terbayang-bayang di setiap pak Budi mencoba khusyuk. namun, itu belum seberapa, di bandingkan, suara tertawa yang khas, seperti terdengar meski hanya sayup lirih. membuat pak Budi teringat-ingat.
suara tawa itu, nyaris atau sama persis seperti suara Ndoro Sasri. ya. suara itu, terdengar tepat seperti ada di belakang pak Budi.
tepat setelah pak Budi selesai menunaikan shalat, ia terkejut, bahkan tercekat mendengar suara pintu kamarnya di ketuk. dengan was-was, pak Budi membukanya, di temuilah, bu Asirih, melihatnya. “ndoro ingin ketemu mas” “monggo, njenengan kulo antarke”
(ibuk ingin ketemu mas, silahkan, saya antar) bingung. pak Budi ijin berganti sarungnya, untuk mengenakan celananya. setelah selesai, pak Budi mengikuti bu Asirih, seperti sebelumnya, tidak ada percakapan antara mereka berdua. seolah pak Budi di biarkan tenggalam sendirian.
kali ini, bu Asirih menuntunya, masuk lebih jauh ke dalam rumah, seolah kali ini adalah langsung dimana ndoro Sasri menghabiskan malamnya. di tengah perjalanan, tanpa sengaja, mata pak Budi, menangkap sosok anak kecil yang ia temui tempo hari, anak itu, menatapnya. kosong.
ia menatap dari seberang sebuah ruangan, sebelum pak Budi terpaku pada caranya melihat, si perempuan yang selalu bersamanya, tiba-tiba muncul, menarik anak itu, dan menutup pintunya. suasana rumah itu, benar-benar membuat pak Budi terasing sendirian.
sesampai di kamar, ndoro Sasri seperti sudah menunggu. ia duduk di kursi goyangnya, di depanya, ia membawa sebuah buku. setelah bu Asirih berpamitan pergi. pak Budi, mendengar majikanya menanyakan sesuatu yang mencurigakan. “Le, ibuk takok yo. awakmu sholat?”
(nak, ibuk mau tanya. kamu sholat ya?) pertanyaan itu, dingin. namun, membuat pak Budi tertegun beberapa saat, sebelum ia mengangguk, lalu, ia melihat ndoro Sasri, tersenyum. tidak ada yang tahu, isi hati wanita tua itu.
“bagus” tutur beliau. “ojok sampe ninggalno sholat ya le” (jangan sampai meninggalkan shalat ya nak) belum berhenti di situ, kemudian, ndoro Sasri bertanya perihal yang lain. “sing mok delok mau, iku cucuku. jeneng’e Yanu” (yang kamu lihat tadi, adalah cucuku, namanya Yanu)
“Yanu iku asline cah pinter, tapi, wes pirang2 tahun sakjejane, onok sing berubah nang jero’ne ati’ne, sakjake iku, arek’e dadi gak waras” (Yanu itu aslinya anak yang pintar, tapi sudah beberapa tahun ini, ada yang berubah di mulai dari prilakunya, anaknya jadi gak waras)
“ibuk jalok tolong, ojok cerito sopo-sopo yo, nek onok sing nakoni” (ibu mau minta tolong, jangan ceritakan siapa-siapa ya kalau ada yang tanya) setelah mengatakan itu, pak Budi melangkah pergi, ia menutup pintu kamar, berusaha kembali ke kamarnya.
naas, pak Budi tidak tahu kemana ia harus berjalan kembali, tanpa tahu, ia menelusuri setiap lorong yang hampir pencahayaanya dari lampu kekuningan, banyak pintu sama yang pak Budi lihat. manakal ia menuruni anak tangga, pak Budi terhentak saat melihat seorang anak lelaki lain.
yang ini, terlihat seperti versi dewasanya anak kecil yang pak Budi lihat. anehnya, lelaki yang ini, hanya melihat pak Budi saja, seperti patung, tatapanya tidak kalah mengenakan dari tatapan semua yang pernah pak Budi lihat di rumah ini.
“mohon maaf” kata pak Budi, bingung setengah takut. “saya sopir baru disini, bila boleh bertanya, kemana saya harus kembali ke” belum selesai mengatakanya, si lelaki menunjuk sebuah pintu. tidak menjawab kalimat pak Budi, dan di belakang lelaki itu, lagi-lagi ada perempuan lain.
perempuan itu sama diamnya, hanya melihat pergerakan pak Budi melalui bola matanya. benar saja. pintu itu langsung menuju ke teras rumah. tanpa pikir panjang, ia pun kembali ke kamarnya. lelah dengan semua yang ada di rumah ini.
setelah satu minggu bekerja di rumah ini, pak Budi mulai tahu, sesiapa anak lelaki yang ada di rumah ini. di mulai dari anak kecil itu, hingga anak lelaki yang pak Budi lihat pada malam itu. kesemuanya adalah cucu dari ndoro Sasri, namun meski begitu, pak Budi masih belum paham
apa yang terjadi pada mereka semua dan apa alasanya mereka tampak sangat misterius seperti itu.
yang pertama adalah anak kecil itu, ia sering menghabiskan waktunya bermain di kolam ikan, bersama perempuan yang menjaganya, namun bila dilihat dengan seksama, anak itu lebih sering merangkak di bandingkan berjalan dengan kedua kakinya, tidak hanya itu yang pak Budi lihat.
tulang kaki dan tanganya, tampak berbeda bila di bandingkan dengan tulang anak seusianya yang lebih besar, ia seperti terjebak dalam tubuh yang kurus, meski warna kulit kuning langsatnya mengaburkan kejanggalan itu.
bahkan ketika perempuan yang menjaganya membawanya masuk ke rumah, anak itu lebih suka di gandeng, layaknya primata, cara berjalanya seolah mengisyaratkan bahwa tulangnya sangat lemah dan tidak normal.
anak yang pak Budi temui di malam itu juga tidak kalah aneh, pak Budi seringkali melihat anak itu, hanya duduk, memandang teras rumah. tidak sekalipun pak Budi pernah mendengar anak itu berbicara sekalipun. aneh. sangat aneh.
namun, dari kesemuanya, hanya ada satu anak lelaki yang paling normal, namun ia, tidak menghabiskan waktu di rumah ini, ia seringkali mengunjungi rumah ini, hanya sebatas bertemu lalu pergi lagi, dan yang ini, tidak ada perempuan yang mendampinginya. berbeda dengan saudara2nya.
dari kesemuanya, pak Budi sudah menghitung 4 cucu dari ndoro Sasri, yang membuat bingung, dimana cucunya yang ke 5.. hal itu, membuat pak Budi begitu penasaran. namun seriring waktu, ndoro Sasri perlahan seperti tengah mengawasi gelagatnya.
Ada hal menarik yang harus banyak orang tahu tentang sosok ndoro Sasri.
Di balik wajah dinginya, ia adalah seorang yang tegas, tanpa banyak basa-basi sedikitpun. Meski begitu, ia adalah orang yang sangat loyal, terbukti ia seringkali memberikan uang kepada pak Budi. Meski pak Budi tidak meminta, tidak hanya uang, ia seringkali memberikan barang saat ia berkunjung ke sebuah tempat. Bahkan pak Budi merasa, bahwa ndoro Sasri adalah seorang kaya raya yang tidak sombong dengan harta dan pencapaian keluarganya.
Namun tetap saja. Tidak ada yang tahu isi hati manusia. Terlebih, saat kejadian, di malam itu. 1 minggu, sebelum malam itu. Bu Asirih menemui pak Budi, beliau mengatakan, bahwa ndoro Sasri ingin bertemu, dan saat ini, beliau menunggu di gazebo atas lantai 2.
Sebelum pak Budi pergi menemui ndoro Sasri, pak Budi menatap bu Asirih dengan tatapan bertanya-tanya. Bertanya-tanya, akan malam sebelumnya, dimana tanpa sengaja, pak Budi melihat bu Asirih pergi ke pondok (gazebo) yang di larang.
Namun, pak Budi hanya mengintip dari celah jendelanya, tidak hanya itu, pak Budi begitu tertarik dengan apa yang dibawah bu Asirih. Sebuah sesajen lengkap dengan aroma dupa yang sudah di bakar. Semenjak saat itu, pak Budi semakin yakin. Ada yang di sembunyikan di rumah ini.
Ketemulah pak Budi, sama seperti sebelumnya, ndoro Sasri hanya duduk di atas kursi goyangnya, melihat pak Budi, ia mengisyaratkan senyuman kemudian menyuruh pak Budi untuk duduk, dengan suara tegasnya, yang terdengar seperti orang-orang tua kebanyakan. Ndoro Sasri bicara.
“le, minggu ngarep, terno ibuk yo, nang gunung K********* , paling engkok nginep nang kono, isok yo” (Nak, minggu depan, antar ibuk ya, ke gunung K*********, mungkin nanti akan menginap disana, bisa ya)
“nginep pirang dinten nggih buk” (menginap berapa hari ya bu?) “isok 3 dino, isok 2 dino. Tergantung, urusane mari po durung?!” (bisa 3 hari, bisa 2 hari, tergantung. Urusanya selesai apa belum?) “nggih buk. Nggih. Saget,” (ya buk. Bisa) tutur pak Budi.
Namun di dalam kepalanya, ia bertanya, urusan apa ia harus pergi ke tempat semacam itu, tidak ada apa-apa disana, bahkan, itu bukan gunung yang menjadi objek wisata.
Setahu pak Budi, gunung itu adalah tempat dari banyak rumor, tentang tempat penuh aura mistis, meski yang di dengar pak Budi hanya sebatas di telinga saja. namun, ia tidak berhak mempertanyakan apapun, terhadap majkanya, terhadap ndoronya, karena ia bekerja kepadanya.
Meski begitu, pikiran itu tidak bisa hilang begitu saja. Bersiap untuk pamit, pak Budi melangkah pergi, namun, ndoro Sasri menghentikanya sejenak. “sek to le, ibuk dorong mari ngomong” (sebentar dong nak, ibu belum selesai bicara)
Pak Budi’pun kembali duduk. “ngene le, mene pas ngeterno ibuk, gak usah takon aneh-aneh yo. Ibuk gak seneng ambek pitakon sing aneh-aneh, ojok mikir aneh-aneh pisan. Yo. Wes nyupir ae koyok biasa, anggap awakmu ra eroh opo-opo. Ngerti yo le”
(begini nak, besok selagi mengantarkan ibuk, tidak perlu Tanya aneh-aneh, ibuk tidak suka di Tanya yang aneh-aneh, jangan mikir aneh-aneh juga, sudah. Nyupir seperti biasa saja, anggap kamu tidak tau apa-apa. Paham ya nak)
Tutur kata ndoro Sasri yang halus seperti memiliki makna berlainan, seolah kalimat itu sudah di persiapkan lama sekali, untuk menekan pak Budi dan membuatnya tidak berbicara apa-apa. Jadi. Apa yang sebenarnya akan pak Budi lihat.
semenjak malam ketika pak Budi memergoki bu Asirih, setiap malam, ia akan menunggu di balik celah jendela kamarnya, berharap ia mendapat sedikit jawaban, apa yang sebenarnya bu Asirih lakukan, namun, nyatanya, ia tidak lagi menemukan keganjilan itu lagi.
di siang yang terik, ketika pak Budi sudah menyelsaikan tugas mencuci mobilnya, ia berjalan keliling rumah, meski ada keinginan untuk mendekati Gazebo yang di larang itu, pak Budi tetap menghormati aturan dimana ia bekerja. berkeliling rumah ini, memberinya sensasi kagum.
setiap bangunanya dibuat semenarik mungkin layaknya rumah2 keraton jawa, karena hampir sepersekian bagianya selalu menggunakan bahan kayu jati solid di tengah ia berkeliling, ia melihat anak kecil itu. anak yang bahkan sampai hari ini pak Budi bekerja, tidak ia ketahui namanya
pak Budi mendekatinya, berharap bisa menyapanya, karena ia adalah bagian dari keluarga tempat ia bekerja. berbekal permen di kantongnya, pak Budi semakin mendekati si anak. suara langkah kaki pak Budi, membuat si anak mengetahui kedatanganya. ia menoleh dengan mata bundarnya.
mata mereka saling melihat satu sama lain, pak Budi tersenyum, namun, si anak, menatapnya begitu saja. benar2 cara menatap yang membuat semua orang tidak nyaman. “dek. arep permen?” (dek, mau permen?) kata pak Budi. si anak masih diam, tidak ada kalimat atau gerak tubuh.
setelah dirasa tidak ada tanggapan, si anak masih tidak juga merespon apa yang pak Budi tawarkan, ada sesuatu yang ganjil yang terjadi pada si anak. ia tersenyum, menunjukkan 2 gigi depanya yang berlubang, kemudian, ia menunjuk pak Budi.
cara menunjuknya, tidak seperti cara menunjuk anak seumuranya, tanganya gemetar naik turun, seperti layaknya anak berkebutuhan khusus, tidak hanya itu, untuk pertama kalinya, ia mendengarnya bersuara. suaranya sangat berat namun tak memiliki intonasi nada kalimat benar.
terdengar seperti “Huuuu Haaa Huuuu Haaaa” dan itu membuat pak Budi tidak mengerti sama sekali. lalu, kejadian itu terjadi. meski si anak tampak tersenyum memamerkan giginya, ia melihat ada air mata keluar dari 2 bola matanya, seakan-akan ia menangis.
menangis, dengan ekspresi wajah tersenyum. lalu, si anak membenturkan kepalanya ke lantai, keras sekali, hal itu membuat pak Budi berlari menghentikan si anak. ia tidak tahu, saat memegang si anak, anak itu meronta meminta pak Budi melepaskanya. kuat sekali, cengkraman anak itu
hal yang pak Budi ingat adalah, ia melihat perempuan yang menjaga si anak datang dengan ekspresi kaget, melepaskan pak Budi dari si anak dan membawanya pergi. sebelum pergi, ada tatapan marah di wajah si perempuan kepada pak Budi, hal itu membuat pak Budi bingung.
Malam kebrangkatan itu pun tiba. sebelumnya, bu Asirih sudah memberitahu. agar, menggunakan mobil lain, mobil yang lebih besar, mobil yang bahkan belum pernah pak Budi sentuh sama sekali. hal itu, tidak menimbulkan kecurigaan apapun. tidak sampai ia tahu, siapa saja yang pergi.
Malam itu, Pak Budi sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumah, menunggu kedatangan Ndoro Sasri, dari jauh, pak Budi melihat dengan mata kepala sendiri, si anak kecil melihatnya dari jauh, di belakangnya ada si perempuan, tatapan mereka dingin.
Tidak hanya itu saja, pemandangan lain terlihat dari lantai 2, pak Budi bisa melihat dengan jelas, anak lelaki yang lain, ia menatap sama dinginya sama seperti si anak kecil dari salah satu kamar di lantai 2, seakan-akan mereka memberi salam perpisahan kepada pak Budi.
Tidak beberapa lama, ndoro Sasri keluar, ia di bantu oleh ibu Asirih, melihat itu, pak Budi segera membantunya masuk ke dalam mobil. Ndoro Sasri mengenakan kebaya putih, dengan terusan sewek (selendang batik) dari gaya busananya, seolah ndoro Sasri, akan menghadiri perjamuan.
Tidak ada pertanyaan terlontar dari pak Budi, hanya sekelibat pemikiran liar, saat melihat penampilan ndoro Sasri malam itu yang benar-benar terlihat layaknya bangsawan jawa. “berangkat sekarang ndoro” Tanya pak Budi, yang sudah duduk di bangku sopir.
Belum mendapat jawaban apapun, tiba-tiba pintu mobil terbuka dan ibu Asirih melangkah masuk, lalu ikut duduk di samping ndoro Sasri, pak Budi terdiam sejenak sebelum ndoro Sasri mengatakanya. “Asirih melu yo le” (ibu Asirih ikut nak)
“nggih” kata pak Budi, gaguk. Ini mengejutkan, baru pertama kali, pak Budi melihat ibu Asirih keluar dari rumah ini, sebagai abdi yang paling tua di rumah ini, pak Budi belum pernah melihat wanita tua itu meninggalkan rumah ini, bahkan untuk belanja’pun, ia tidak keluar rumah.
karena sejatinya, ibu Asirih lebih suka menyuruh abdi lain atau pak Sasongko, tukang kebunya untuk menyelesaikan kewajiban bila harus keluar rumah. Bila di pikir ulang, ibu Asirih juga misterius, sama misteriusnya dengan keluarga ini.
Seakan-akan ada pembatas dirinya dengan beliau, yang tidak dapat menjalin hubungan sebagai sesama pengabdi di keluarga CIPTO ini, namun segera pak Budi menepis pikiran itu. Mobil pun melaju, setelah ndoro Sasri menyuruh pak Budi berangkat.
Di tengah mobil yang melaju, ndoro Sasri mengatakanya, “le, mampir dilek nang Yanu yo,” (Nak, kita mampir sebentar ke tempat Yanu). Pak Budi ingat dengan nama itu, cucu beliau yang ada di K**********, tanpa pikir panjang, pak Budi segera meluncur menuju kesana.
Di luar dugaan, kehadiran mereka seakan sudah di tunggu, terlihat di lorong tamu gedung itu, Yanu duduk bersama perempuan yang memberi petuah misterius itu agar meninggalkan pekerjaan ini sebelum tahu apa itu JEJEK, yang sampai sekarang, belum pak Budi pahami.
Pak Budi hanya menunggu di dalam mobil, sementara bu Asirih dan ndoro Sasri pergi menemui Yanu, ada peristiwa yang menarik saat pak Budi melihat apa yang terjadi, ia mendengar lolongan, jeritan dari Yanu, yang membuat bulukuduk berdiri.
Yanu yang sebelumnya ia tahu anak muda berkisar usia 20’an, menjerit seperti anak kecil, tidak di ketahui apa alasanya, namun, bila di perhatikan dengan seksama, apakah ada hubunganya dengan ibu Asirih.
Setelah kurang lebih 10 menit, bu Asirih, ndoro Sasri, kembali ke mobil, dengan, Yanu di depan mereka, kini, mereka bertiga sudah masuk ke dalam mobil. Ada perasaan tidak mengenakan sebelum pak Budi meninggalkan tempat itu, yaitu. Tatapan perempuan itu kepada pak Budi.
seakan-akan perempuan itu mengatakan, “lak wes di omongke, kudune rungokno pisuruhku” (bukanya sudah ku bilang, dengarkan ucapanku). Pak Budi pun melanjutkan perjalanan itu, menuju tempat yang ndoro Sasri ceritakan tempo hari.
7 jam perjalanan, jam menunjukkan pukul 2 dinihari. Memasuki sebuah jalanan yang sepi, sunyi, kiri kanan hanya ada pepohonan rimbun, kabut perlahan muncul, dan hanya pak Budi yang terjaga saat itu, setidaknya itulah yang pak Budi pikir, sebelum, pak Budi menyadari sesuatu.
,Semua mata di dalam mobil ternyata sama terjaganya dengan beliau.
“ndoro, ibuk, mboten tilem tah” (Ndoro, ibuk, kenapa belum tidur?) Tanya pak Budi, namun, anehnya, pertanyaan pak Budi tidak di gubris, seakan- mata mereka terbuka namun sukma mereka tengah tertidur. Pak Budi mengulang 3 kali pertanyaan itu, namun tetap tidak mendapat jawaban.
Hal itu, menimbulkan ketakutan tersendiri kepada pak Budi Mungkin karena itu juga, memicu pak Budi sehingga kehilangan fokus, akibatnya, perlahan, di tengah kegelapan jalan dan medan naik turun, terlihat di kiri kanan jalan, tiba-tiba ramai orang berbaris. Membuat pak Budi kaget
Bagaimana mungkin, di tengah jalan gunung seperti ini, banyak aktifitas kiri kanan yang ramai orang, seperti pasar dadakan. Kejadian itu terjadi cukup lama, sampai, sentuhan ibu Asirih menghentakkanya, membuat pak Budi memekik kaget dan menginjak rem kuat-kuat.
Ban mobil berdencit keras, beradu dengan aspal, sebelum berhenti total, bu Asirih melihat pak Budi dengan tatapan dingin. “bu, enten nopo buk,” (bu ada apa ini?) Tanya pak Budi, kaget, tepat di depan pak Budi ada sebuah pohon besar, dan mobil sudah keluar dari jalur aspal.
“wes gak popo. Gak usah di pikirno, wes cedek kok. Ayo lanjutno” (sudah gak papa, gak usah di pikirkan, ayo lanjutkan perjalananya, sudah dekat kok) bu Asirih kembali duduk. mata Yanu masih kosong, begitu juga dengan ndoro Sasri.
Bingung, pak Budi yakin, tadi melihat banyak keramaian orang di kiri kanan jalan, seperti apa yang baru saja terjadi hanya kilasan mimpi, Untuk ukuran peristiwa bahwa mobil akan menghantam pohon, tak ada satupun orang yang berwajah panik. Hanya pak Budi sendiri yang panik.
Setelah menempuh 1 jam perjalanan lagi, mereka melihat sebuah gapura, tidak di ketahui ada gapura di tanah gunung ini, ibu Asirih yang menyuruh masuk ke gapura itu, seakan ibu Asirih sudah seringkali melewati jalanan ini.
Tanpa bertanya, pak Budi menurut saja. Meski jalanan tidak beraspal, tanahnya tampak sering di lewati oleh mobil, dengan samping kiri kanan masih pohon lebat. Cukup jauh dari jalan utama, sebelum mencapai, sebuah gerbang singgah. Berdiri sebuah Vila besar, di depanya ada tulisan.
“Vila Th***S” Pak Budi melirik tulisan pada papan tua yang di buat dari papan kayu yang sudah tua. Bangunanya menyerupai bangunan belanda. Yang pak Budi pertama pikirkan tentang bangunan itu mungkin adalah bangunan milik pribadi dari ndoro Sasri.
yang menjadi masalah adalah, di luar Vila, sudah ada mobil lain terparkir.
Vilanya bagus sekali, hanya pencahayaanya yang kurang disana-sini. Pak Budi memarkir pelan. dari luar, ada lelaki yang membukakan pintu, membantu ndoro Sasri keluar, lirikanya membuat pak Budi merinding, karena dari caranya melihat seperti bukan ndoro Sasri yang pak Budi kenal.
bukan hanya ndoro Sasri, Yanu juga dibantu keluar, mereka membawanya masuk ke Vila, sementara, ibu Asirih meminta pak Budi menunggu di dalam mobil. tidak lama kemudian, ibu Asirih masuk ke Vila. pak Budi berdiam sendirian, melihat bahwa samping Vila hanya ada pepohonan gelap.
pak Budi keluar dari mobil, ia duduk di atas kap mobil, menyalakan sebatang rokok, ia merasa ngeri bila memperhatikan sekitar. masih bingung, siapa pemilik mbil lain disini, dan apa yang sebenarnya di lakukan majikanya di tempat seperti ini.
tidak beberapa lama, terdengar suara orang memanggil, pak Budi pun melihat, dari jauh, ibu Asirih memanggilnya. melambaikan tanganya, pak Budi pun bersiap menuju kesana. sebelum, ada seseroang tiba-tiba keluar dari mobil terparkir, rupanya sedari tadi di dalamnya ada orang lain.
“jangan mendekat mas” kata orang asing itu. logatnya seperti logat orang Ja***ta. “gimana mas, itu, teman saya yang memanggil” orang asing itu masih diam, lalu berujar dengan nada bertanya. “yakin itu temanmu yang baru keluar dari mobil mas?”
ucapan orang itu membuat pak Budi bingung, tepat ketika melihat ibu Asirih lagi, tidak ada orang yang berdiri disana, hanya lorong Vila yang gelap. “di tempat seperti ini, hal seperti itu sudah biasa mas. anggap saja, ada yang ingin kenalan” pak Budi pun mendekati orang itu.
orang itu memberitahunya, kalau dia memang dari kota Ja***ta, alasan kenapa dia ada disini, karena ia baru saja mengantarkan majikanya. di tengah percakapan itu, pak Budi tiba-tiba bertanya. “tempat apa sih ini mas. kok pelosok sekali untuk ukuran Vila pribadi”
orang itu, diam lama. mengamati, kemudian melihat pak Budi sembari berkata. “anda sopir baru ya?” pertanyaan itu membuat pak Budi merasa aneh, seolah-olah ia baru saja melontarkan pertanyaan yang salah, namun pak Budi menjawab sejujurnya. “nggih mas” orang itu, terdiam lama.
ia menghisap rokoknya dalam-dalam sebelum melepaskanya, sampai asap putih mengepul di udara. seolah bingung dengan apa yang harus di katakan, orang itu berkata. “bila belum jauh, lebih baik saja berhenti. pesan saya cuma itu saja mas, anggap saja, itu cara saya kenalan sama anda”
“maksudnya gimana mas?” tanya pak Budi, dan tiba-tiba, seseorang menepuk bahu pak Budi, itu adalah bu Asirih, seraya melihatnya dengan tatapan tidak mengenakan. “di celok ket mau kok gak njawab, ayok melbu” (di panggil dari tadi kok tidak menjawab, ayok masuk)
pak Budi mengangguk, bersiap berpamitan dengan orang itu, tapi, anehnya, tidak ada siapapun disana. hanya pak Budi sendirian, dengan ibu Asirih yang masih menunggu pak Budi melangkah dari tempat itu “golek opo?” (cari apa kamu) pak Budi pun hanya diam sembari berjalan mengikuti
selama di perjalanan masuk Vila, ibu Asirih mengatakan hal-hal yang pak Budi tidak mengerti, tentang unggah ungguh menjadi abdi sebuah keluarga, tentang sejarah dan bagaimana adat istiadat dijaga disebuah keluarga, dan berakhir di kalimat. Sesajen (sesaji)
“Budi” kata ibu Asirih, nadanya dalam dan dingin. “awakmu percoyo ambek ndoro Sasri?” (Budi, kamu percaya dengan ndoro Sasri) “nggih ibuk” “Bagus. awakmu siap dadi abdi nang keluarga iki” Pak Budi terdiam lama, ia mencoba mencerna kalimat itu.
“Abdi sing yok nopo buk maksud njenengan” (Abdi yang bagaimana maksud anda buk) “Abdi sing bakal nuruti kemauan junjungan” (Abdi yang harus mengikuti majikan apapun itu) Pak Budi tidak menjawab. ia masih mencerna setiap kalimat itu, sampai, suara teriakan dari Yanu terdengar.
ibu Asirih langsung berlari, penasaran, pak Budi mengikutinya. ia masuk ke dalam Vila yang rupanya dari dalam seperti bangsal, banyak lorong dan pintu kamar di sepanjang jalan. di dalam begitu lembab, sampai pak Budi bisa mencium bebauan kemenyan disana-sini.
ibu Asirih berhenti di sebuah bangsal kecil, setelah menuruni anak tangga. disana, ada pintu tua, lengkap dengan kotak dengan besi layaknya pintu penjara, di dalamnya, ada ndoro Sasri, duduk di kursi goyang dengan rambut terurai berantakan yang menutupi wajahnya.
ibu Asirih mendekati ndoro Sasri, yang terus menerus menggoyangkan kursinya, pak Budi hanya diam termangu melihatnya, di samping kiri kanan, banyak sekali sesajian, lengkap dengan bunga dan dupa, disana-sini. ibu Asirih mengambil sekerawuk (sekepal) bunga 7 rupa.
dengan talaten (sabar) menyuapkanya ke mulut ndoro Sasri, semua yang pak Budi lihat, benar-benar di luar logikanya. ia tidak pernah melihat hal segila ini di depanya. sebelum, matanya teralihkan pada sosok dengan kain kafan yang ada di atas ranjang bangsal.
“le” terdengar suara ndoro Sasri memanggil pak Budi, “mreneo le” (kesini nak) ndoro Sasri melambai-lambaikan tanganya yang keriput, disampingnya, ibu Asirih berdiri menatap pak Budi dingin, namun, mata pak Budi tertuju pada seonggok kain kafan yang menggeliat di atas ranjang.
“Yanu” kata pak Budi, gemetar. ia tahu, itu Yanu yang di ikat diatas ranjang, namun, pak Budi tidak mengerti apa yang terjadi disini. anehnya, ketakutan yang pak Budi rasakan, malah menuntunya mendekati ndoro Sasri yang terus melambai-lambaikan tanganya.
“le, gelem dadi Abdi si mbah yo” (nak, kamu mau jadi Abdinya mbah) “Mbah” kata pak Budi mengulangi ndoro Sasri tidak pernah menyuruhnya memanggil si mbah, beliau lebih suka dipanggil ibuk. pikir pak Budi, dan setelah memikirkan itu, ndoro Sasri tertawa, membuat pak Budi begidik
ibu Sasri mendekati pak Budi, kemudian menuntunya mendekati Yanu. ia benar-benar di ikat dengan 5 titik tali pocong, sudah menyerupai jenazah. “Adusono yo” (mandikan) tempat disamping ranjang, ada sebuah genok (kendi besar) berisi air, lengkap dengan gayung dari batok kelapa.
Pak Budi menyiramkan air itu ke tubuh Yanu, wajahnya di tutup dengan kain, sehingga kemungkinan ia kesulitan untuk bernafas, air yang di siramkan terdapat bunga 7 rupa, tidak hanya itu, di bawah ranjang, rupanya ada sepotong ayam cemani yang kepalanya sudah dipenggal.
tidak mengerti namun pak Budi menurut saja, ia begitu ketakutan malam itu. tidak beberapa lama, ndoro Sasri turun dari kursi goyangnya, ia berjalan tertatih-tatih menuju pak Budi, caranya berjalan nyaris seperti cara berjalan orang tua pada umumnya, hanya saja, ia lebih bungkuk.
tepat ketika ndoro Sasri sudah di depan pak Budi, ia melihat Yanu, kemudian menangis di atasnya. pak Budi beringsut mundur. masih tidak mengerti. dengan cekatan, ia melepaskan satu persatu ikatan tali pocongnya, kemudian menelanya bulat-bulat. Pak Budi yang melihatnya, mual.
Yanu yang sedari tadi menggeliat, tiba-tiba terbujur kaku. ia tidak lagi, bergerak sama sekali. ndoro Sasri kemudian mendekati pak Budi, membawanya keluar dari ruangan itu, ia menutup pintu, menuntun pak Budi menjauh dari tempat itu.
disebuah tempat yang jauh dari ruangan itu, ndoro Sasri duduk di depan pak Budi yang tampak shock. ia tidak tahu, apa yang ia perbuat malam ini. “sak iki, takokno opo sing kepingin mok takokno le” (sekarang tanyakan semua pertanyaan yang ingin kamu tahu?)
“sinten njenengan asline” (siapa anda sebenarnya) “liane isok, ” (tanyakan yang lain saja) “sinten sing ngerasuki ndoro ibuk” (siapa yang ada di dalam tubuh ibuk) “liane” (yang lain) “Yanu sedo?” (Yanu meninggal?) ibu Asirih menggelengkan kepala, “gak. ragane tok sing mati”
“kulo yok nopo buk” (saya bagaimana buk) ibu Asirih tersenyum melihat pak Budi, ia tahu, pemuda di depanya sudah ketakutan setengah mati. “tergantung” ucapan itu membuat pak Budi menatap ibu Asirih lama, sebelum akhirnya ibu Airih pergi. “mene moleh, nek wes mari kabeh”
(besok kita pulang. kalau semuanya sudah selesai)
pagi hari, ibu Asirih datang menemui pak Budi, kemudian ia mengatakanya. “di enteni ndoro nang teras” (kamu di cari ibuk di teras) Pak Budi berdiri, kemudian melangkah menuju ndoro Sasri.
ndoro Sasri diam menatap Taman di teras Vila. “wes eroh kabeh awakmu le” (kamu sudah tahu semuanya nak) pak Budi hanya menggelengkan kepala, “Asirih gorong cerito tah” (Asirih belum cerita ya) “dereng buk” (belum buk) “mari iki, ayok muleh” (habis ini, kita pulang)
selama perjalanan, pak Budi tidak bisa melepaskan matanya dari Yanu, tubuhnya dibalut dengan selendang, matanya sayu, kosong seperti tidak bernyawa. di dalam batin pak Budi, bergemuruh keinginanya untuk berhenti dari pekerjaan ini, namun, ia terganjal bagaimana bila hal buruk
-menimpanya. apa yang akan terjadi dengan keluarganya bagaimana bila ia menceritakan ini kepada orang lain, adakah yang percaya. bukti apakah yang bisa ia buktikan. sesampainya di Griya, ndoro Sasri, mengajaknya ke gazebo yang di larang itu, “awakmu pensaran to ambek nggon iku”
(kamu pensaran kan dengan tempat itu)
anehnya. pak Budi menjawab, ia tidak penasaran lagi. “mboten buk” (tidak buk) “kok ngunu” (kok begitu) “Oh iyo” (oh iya) awakmu wes eroh opo sing onok nang kunu” (kamu sudah tahu apa yang ada disana) “nggih buk. kulo nebak, niku cucu mbarep sampeyan buk, mas’e yanu”
(iya buk, saya menebak, itu cucu pertama ibuk. kakaknya Yanu) “dadi wes eroh kabeh sak iki.” (jadi kamu sudah tahu semuanya) pak Budi mengangguk.
“tetep bakal metu awakmu le” (kamu tetap mau berhenti) “nggih buk” kata pak Budi, “kulo dereng ngomong nggih ten sabda sak wisi ibu Asirih nawani kulo” (saya belum berjanji untuk mau saat ibu Asirih menawari permintaanya mengabdi pada ibuk) “aku wes eroh,” (saya sudah tau)
hari itu, pak Budi meninggalkan tempat itu. ia bercerita kepada keluarganya, namun anehnya, semua yang pak Budi ceritakan seperti tidak di gubris oleh keluarganya, seakan-akan semua orang sudah tahu, bapaknya, menyuruh pak Budi bertemu dengan seseorang. saudara jauhnya.
“awakmu kudu di pageri le mulai sak iki” (kamu harus di lindungi mulai hari ini) berangkatlah pak Budi menemui saudara jauh atas perintah bapaknya, disana rupanya ia sudah di tunggu, namun ada kejadian yang hampir menghilangkan nyawa pak Budi saat menuju kesana.
ia hampir saja di hantam Truk dari depan, saat sepeda motor RC’nya kehilangan kendali, untungnya, pak Budi masih di beri selamat, karena ia bisa langsung berdiri dan menghindar. detik itu, ia tahu, apa maksud ucapan bapaknya, bahwa ia harus di pagari mulai sekarang.
saat motornya di periksa, di antara ban luar dan ban dalam, ditemukan potongan bambu kuning, sehingga ketika motor bergerak, membuat ban menjadi selip dan akhirnya hilang kendali. bahkan, saat dilihat, orang yang memeriksanya ikut kaget. “mas, njenengan di incer wong ya”
(mas, anda di incar orang ya) “kok ngunu pak?” (kok bisa bilang begitu pak?) “mana bisa orang memasukkan benda seperti ini ke dalam ban, kalau bukan ilmu hitam” Pak Budi hanya bisa berdoa, di berikan selamat sampai tujuan.
dan ketika ia sampai disana. pak Budi menceritakan semuanya kepada saudaranya itu. saudaranya hanya mengangguk, mengerti, bahkan ia tahu, di belakang pak Budi, ada puluhan jin mengikutinya, namun sudah di usir saat menginjak perkarangan rumah ini. disanalah, pak Budi di beritahu
apa yang sebenarnya terjadi di keluarga itu.
“sosok yang kamu lihat di malam itu, adalah kepala keluarga” “ia selalu ikut kepada keturunanya, atas perjanjian yang ia buat dengan jin yang selama ini menjadi satu ikatan dengan keturunan-keturunanya. kain kafan, hanya simbol, ia hidup dari memakan sukma keturunanya”
“kalau saya tanya, ada yang aneh gak sama keluarganya, sama anak-anaknya, sama cucu-cucunya?” tanya saudara pak Budi. “enten mas” “cucu’ne roto-roto, aneh kabeh” (semua cucuya sikapnya aneh semua) saudara pak Budi tersenyum kecut mendengarnya.
“keluarganya tidak akan bisa utuh. mereka harus menanggung konsekuen dari perjanjian, entah harta, entah nyawa. yang paling kecil, tunawicara, kakaknya, ia buta, kakaknya lagi, mengalami gangguan kejiwaan, dan yang kamu pikir ada di gazebo itu anak pertama, dia lumpuh”
“maksud’e sampeyan, arek sing ndelok aku iku gak isok ndelok mas, tapi arek’e sering nontok aku” (maksudnya gimana, anak yang mas kira buta itu bisa lihat aku loh) ucap pak Budi.
“Kemungkinan, ia hanya bisa merasakan kehadiranmu, karena cuma kamu yang belum mengabdi pada keluarga itu” “kamu sering di perlakukan tidak menyenangkan oleh mereka kan?” “mereka sedang mencoba ngasih tahu kamu, biar segera pergi meninggalkan keluarga itu. paham” ucap lelaki itu.
“tapi onok cucu’ne siji seng normal mas” (tapi ada satu anak yang normal) “ya” kata lelaki itu. “dia yang nanti akan jadi pewarisnya, dan keturunanya juga yang akan terus menanggung akibatnya. ini semacam, nandor balak” (menanam perkara) “dan akan terus mengikuti”
“pernah dengar, kalau pesugihan itu sebenarnya mengambil rejeki dari keluargamu sendiri, dari darah dagingmu sendiri. baiklah, jin bisa membuat dagangan kamu laris, yang sebenarnya terjadi, rejeki yang kamu dapat dari cara sesat ini, hanya mengambil jatah milik keturunanmu”
“seperti itu cara kerja pesugihan” “pesugihan nopo niki mas jeneng’e?” “”Pesugihan, Dolor renca” “pesugihan yang menggunakan keluarga sendiri sebagai tumbal, ganti rugi atas apa yang mereka dapat, bisa berupa harta yang melimpah, namun sebagai gantinya, saudaranya harus-
-rela mati sukmanya” “tahu siapa orang yang menjaga agar tradisi ini tetap ada di keluarga ini?” tanya lelaki itu pada pak Budi. “siapa mas?” “wanita tua yang selalu di samping majikan kamu” “siapa namanya, Asirih!!”
“mas mau ngomong, nek aku di perlakukan ngunu, cekne sadar, aku gak terikat ambek keluarga iki, tros, piye ambek cah wedok sing dadi abdi gawe cucu’ne” (Masnya tadi bilang, kalau aku di perlakukan seperi itu biar sadar, dan tidak terikat dengan keluarga ini, lantas, bagaimana-
-dengan perempuan yang sudah mengabdi untuk cucunya) “Mati” kata lelaki itu. “semua manusia nantinya kan mati, jadi ya semacam ikatan batin, bila sukma majikanya sudah mati, ya, dia ikut mati dengan cara yang aneh-aneh, bisa penyakit, bisa kecelakaan, bisa bunuh diri juga”
“sebenarnya. kamu beruntung. majikan kamu, tidak mau kamu terikat juga, yang jahat itu si Asirih, dia yang ingin kamu mati, tapi tidak apa-apa, mulai sekarang, lebih dekat lagi sama tuhan, umur manusia, tuhan yang pegang, bukan wanita itu”
hari itu, pak Budi belajar banyak. ia tahu, apa yang terjadi di keluarga itu, potongan pertanyaan yang selama ini tertanam di kepalanya kini terjawab. sejak saat itu, kemanapun pak Budi pergi, ia selalu menceritakan cerita ini, kepada sahabatnya, tetangganya, saudara-saudaranya.
ia tidak mau lagi, melihat, ada, seseorang yang ia kenal, mengikuti jejak pesugihan yang bukan hanya menyengsarakan pelakunya, namun, berimbas pada semua keluarganya. sejak awal, gw sudah bilang, cerita ini adalah cerita yang sering cangah gw ceritakan sama gw.
gw cuma berharap, ada pelajaran yang bisa di petik dari cerita yang gw sajikan ini. gak ada pesan lagi yang bisa gw sampaikan, karena gw yakin kalian tahu apa hikmah yang bisa di ambil dari segelitir bukti bahwa kadang manusia bisa menjadi serakah hanya karena setitik harta.
4 notes · View notes
meridiansthings · 5 years ago
Text
Hikayat Elisa [cerpen]
"Waktu tak bisa diulang, waktu adalah konsekuensi. Waktu adalah tentang apa yang kamu pilih."
Dalam sebuah ruangan seputih pualam; ditemani sedikit kegelapan di beberapa sisinya, seorang anak perempuan tengah terduduk memeluk boneka domba miliknya. Wajahnya sudah pucat sejak memasuki ruangan ini untuk menjalani rutinitas bulanan selama setahun terakhir. Bukan karena takut terhadap seorang manusia yang berada di depannya, ia takut akan banyak hal lain yang kebanyakan orang tak bisa melihatnya.
Aku adalah pembimbing waktu, aku menerangi semuanya, aku membantu orang-orang melihat dunia yang gelap, tetapi sayangnya tak ada satu patah kata pun bisa kubuat demi menolongnya.
“Aku melihatnya lagi malam ini. Ia hitam legam bak sebuah bayangan, badannya sangat kurus menyisakan tulang kering kerontang, merangkak sangat cepat di antara koridor depan kamarku. Kukunya tajam membelah angin malam, menghasilkan bunyi gemeretak ketika bersentuhan dengan lantai kayu rumahku.” Elisa, gadis kecil yang selalu kulihat sebulan sekali selama setahun terakhir membuka mulutnya dengan bibir gemetar.
“Setiap malam, selalu terjadi setiap pukul satu dini hari, seorang wanita berusia lima puluh tahunan; berambut pirang dengan mata birunya mengintip di antara celah kamarku. Kadang tak mengganggu, kadang ia begitu merusak pikiran yang sedang tertidur. Ia tak jahat, malah sesekali begitu baik hingga mau menyanyikan ninabobo untukku.”
“Kadang-kadang duduk di kursi goyang, gaun putih kusut bernoda darah di badannya mengganggu penglihatanku. Kotoran itu—entah apa, rasanya seperti mengingat sebuah kejadian kelam yang tak bisa kuingat lagi.”
Anak kecil ini memeluk bonekanya lebih erat dari sebelumnya, ia selalu ketakutan setiap kali bercerita kepada orang tua ini. Semua cerita yang ia ceritakan memang amat membuatku takut sampai kadang terpikir untuk pergi saja dari ruangan ini. Tetapi aku tak bisa, mereka berdua membutuhkanku di saat-saat seperti ini.
“Pak, apakah di ruangan ini aman?” Tangan anak perempuan berambut hitam gemetar hebat, ia duduk di sebuah kursi pada satu ruangan. Merasa teramat takut sekaligus terganggu oleh semua pengalamannya—dengan penampakan-penampakan yang membuatnya merasa terus diawasi setiap saat, setiap waktu, setiap ia mengedipkan mata. Bayangan hitam di koridor, wanita tua bergaun putih pengintip pintu kamar yang mengagetkan setiap malam pukul satu dini hari membuatnya terasa melihat mimpi buruk di dunianya sendiri.
Semuanya terjadi begitu saja tanpa bisa dicegah, sebuah musibah, wabah mengerikan tak bisa dihentikan bahkan oleh pikiranmu sendiri. Ia hidup sebatang kara, tidak ada teman hidup untuk sekadar membangunkannya dari mimpi buruk ini. Ia sendiri dan kesepian.
“Di ruangan ini hanya ada kita berdua, ini sangat aman. Silakan lanjutkan kapan pun kamu siap.” Dia tersenyum, pria penolong murah senyum itu selalu membuat si anak mengingatkan pada sosok ayahnya yang ramah.
“Dari dalam lubuk hati terdalamku, aku mendengarnya, suara mengerikan dari lorong neraka terdalam, suara iblis-iblis mengerikan memekik meminta tolong. Mereka menyuruhku untuk melakukan kerusakan, terus-menerus tanpa memedulikan penolakanku. Ia menarik jiwaku ke dalam api kegelapan neraka tempatnya berasal.”
Orang tua di hadapannya turut menenangkan si anak. Elisa—nama anak itu—terdiam sesaat untuk suatu alasan. Matanya kembali menerawang ke sana ke mari, mencari sesuatu, atau merasakan ada sesuatu?
“Kamu boleh melanjutkan kapan pun kamu mau,” ujar Pak Tua berbaju putih di hadapan Elisa kembali bermanis mulut.
“Setiap hari saat aku berjalan pulang dari tempat les, tetangga depan rumah, ia menatap tajam ke arahku, berharap aku mati saat itu juga. Oh, dan kalau Anda mau tahu, Pak, itu tidak masalah buatku—jika saja ada yang berharap aku mati. Sesungguhnya, aku ingin segera pergi dari dunia kefanaan ini. Ia ambisius, ia akan membunuhku dengan cara tersulit sekali pun.”
“Aku benci semua tetanggaku, mereka menyebutku gila hanya karena berbeda dengan mereka, hanya karena aku bisa melihat yang tidak bisa lihat, mendengar suara-suara gelap dari neraka. Andai saja, mereka bisa mengambilnya dariku, akan kuberi dengan sukarela semua musibah yang mereka sebut sebagai ‘anugerah untuk malaikat kecil’.”
“Aku tidak tahu apakah aku harus marah, gelisah, takut, bersedih, atau ekspresi lain manusia. Apakah aku masih manusia?”
“Kamu tahu itu tidak benar, Nak. Tentu saja mereka keliru jika menyebutmu begitu. Kamu ingat apa saja yang pernah kau capai? Kamu bahkan meraih peringkat pertama selama ujian selama dua belas kali berturut-turut dengan nilai hampir sempurna, itu semua adalah pencapaianmu. Jangan pedulikan mereka yang membencimu, fokus saja kepada mereka yang menyayangimu setulus hati. Di luar sana, aku yakin ada lebih banyak orang yang menyayangimu ketimbang pembenci. Apa pun yang orang-orang jahat katakan, abaikan saja, itu tidak benar.”
Elisa menghela nafas berat, berhenti untuk kemudian meminum air di gelas tadi, lantas memandangi ruangan putih batu pualam. Potret-potret di dinding membuat suasana semakin mencekam malam itu, ketika pilar-pilar kilat menyambar disertai hujan deras, anak itu masih dengan wajah dinginnya.
“Aku masih sangat mengingatnya, Pak. Pada bulan Juli satu tahun lalu, saat kapal feri yang kutumpangi menabrak batuan dekat pulau misterius hingga kami semua harus bertahan hidup di sebuah pulau terpencil di tengah laut. Semuanya berubah sejak saat itu.”
“Kami bertahan hidup sekuat yang kami bisa. Beberapa dari rombongan meninggal karena kelaparan setelah perbekalan habis tenggelam. Luka-luka serius di badan, hingga dehidrasi. Banyak dari kami meregang nyawa saat kapal tenggelam meninggalkan orang-orang yang dicintainya.”
“Itu sangat buruk, aku ketakutan ketika melihat kapal mulai oleng. Kala itu, ada seorang petugas membantuku untuk menyelamatkan diri. Awalnya aku hendak menolak, namun dengan bujuk rayu petugas bahwa orang tua, teman-temanku akan selamat. Aku akhirnya pergi juga, meninggalkan mereka di pulau itu, tetapi entah di mana.”
Si anak perempuan berusia dua belas tahun menghela nafas panjang dengan hidung, ia keluarkan dengan mulut perlahan-lahan, teratur, sambil menatap orang tua berpakaian putih di depannya hanya untuk memastikan bahwa ia asli. Wajahnya sepucat salju, air matanya mulai mengalir deras membasahi mantel merah tua pemberian ibunya.
“Pak psikiater, apakah waktu bisa diulang? Andai bisa, aku hendak mengulang kejadian sebelum tragedi maut itu merenggut orang tersayangku. Aku akan membatalkan semua rencana perjalanan kami.” Ia tampak sangat putus asa.
“Tentu saja waktu tidak bisa diulang, Nak. Tetapi waktu adalah konsekuensi; apa pun pilihanmu ketika itu, menghasilkan sebuah jalur cerita yang tidak bisa ditebak atau diubah sesuka hati. Tetapi, jika kamu menerima semua konsekuensi dengan lapang dada, semua ini akan beranjak membaik. Aku berjanji.” Pak Psikiater meraih sebuah kertas putih di meja kerjanya, beserta pulpen kemudian diserahkan kepada si anak perempuan.
“Tulislah doa, semangat, dan harapanmu.”
Anak itu meraihnya tanpa antusias, meski tangannya sudah tidak gemetar sejak meminum air putih tadi, hatinya masih merasa ketakutan, beban begitu berat membebani pikirannya. Kemudian menorehkan tinta pada secarik kertas, sedikit demi sedikit.
“Teruntuk ibu, ayah, teman-temanku yang kusayangi. Aku turut menyesal karena kalian turut menjadi korban berlibur di atas kapal feri, rasanya aku benar-benar salah telah membawa maut untuk kalian. Mungkin, kalau saja aku menolak hadiah kelulusanku, kalian masih hidup sampai sekarang. Semoga kalian berbahagia di alam sana. Aku turut berduka sedalam luka di hatiku untuk kalian yang kucintai.”
Orang tua di hadapannya tidak mengintip sedikit pun, walau ada sedikit rasa khawatir akan surat itu. Mungkin saja, jauh di lubuk hatinya, Elisa merasa putus asa karena takdirnya. Namun, Pak Psikiater hanya diam memandanginya selagi menulis, tidak berani menyapa atau sekadar melihat tulisannya. Ia hanya percaya padanya, ada semangat harapan di jiwa Elisa.
4 notes · View notes
ourfiatlux · 6 years ago
Text
teater : latar a
: ada yang mencari dalam sunyi
1
kursi goyang rotan yang kehilangan simpulnya itu, menangkap tubuh yang sesekali diterpa bias dari cahaya tv hitam putih
tv yang selagi memutar film charlie chaplin
lalu bias-bias itu memantul di tembok putih ruangan, sehingga bermunculan siluet-siluet alegori berbagai bentuk
seolah bergantian memainkan peran yang butuh untuk dimaknai
dan semakin lama cahaya itu semakin intens, menembus serat-serat gorden kuning yang dimainkan angin luar
angin yang masuk melalui celah-celah krepyak jendela kayu
  teater kesunyian
-tubuh ini
  2
burung-burung kertas melayang-layang diatas lampu kristal gantung, kartu tarot “the hanged man” tergeletak diatas meja kaca, dan cerutu membeku disela-sela gelap bibir
menghembus pesan-pesan samar
  akan tiba saat dimana akan terikat-
membayang di balkon, seperti hal-hal yang menjauh dimalam larut
melihat mimpi yang tinggi, memukul keras, dan yang bersisa kalut
metafor camar menolak laut
              (dan maut)
  menghembus pesan-pesan samar
  begitu layar dibuka
            -seperti tubuh komedi, tragedi itu sendiri
3
tak terdengar suara dari obrolan panjang malam ini, hanya seperti dua orang saudara bisu yang kembali bertemu dan saling menyangkal atau membujuk
  suara bisu yang berlarian
-dan tubuh yang masih
  4
dingin semakin di titik nol, angin merobohkan tiang listrik, dan cahaya lampu jalanan padam
padam bersamaan hingga tenggelam di balik kaki bukit
dari balik pintu seekor serigala pucat, datang dari perjalanan panjang, dan sihir tatapan mata hazelnya
begitulah malam dimana sajak akan mengultuskan dirinya
  seperti cerita-cerita kuno
-semua punya akhir
  5
jalan tepat pada belokan terakhir, disanalah rumah dimana kaki sedari berhenti
jalan yang dipenuhi daun-daun berguguran, daun yang dini memilih kalah pada waktu atau daun yang mungkin memilih keabadian dalam fosil
sedang diatas dedaunan coklat yang gugur, seekor ibu kunang-kunang terbang rendah bersama anaknya
konon, ketahuilah ia sedang ajari perihal tentang hidup
  dalam dialog mereka: “apa yang indah dari ini bu? pemakaman?”
            “pemaknaan”
5 notes · View notes
mariaa82 · 2 years ago
Text
Tips Memlih Kursi Goyang Minimalis
Tumblr media
Memiliki kursi goyang minimalis di kamar tidur Anda bisa memberi Anda banyak kemudahan. Itu juga dapat menambah tampilan chic ke kamar Anda. Ada banyak desain kursi goyang minimalis yang tersedia saat ini. Anda dapat memilih dari berbagai macam warna dan pola. ORKA
Gaya Kursi Goyang Klasik
Dirancang oleh Anker Bak dan diproduksi oleh Carl Hansen & Son, Kursi Goyang Minimalis ORKA adalah penemuan kembali klasik yang dihormati waktu. Dirancang untuk menjadi perabot yang fungsional namun bergaya, ini adalah pilihan sempurna untuk kehidupan modern. Menampilkan alas yang ramping dan ramping, bantalan busa yang kuat, dan sepasang sandaran tangan ukiran tangan, kursi ini sangat cocok untuk keluarga dan tamu. Apakah Anda ingin melengkapi rumah atau tempat kerja Anda, Kursi Goyang Minimalis ORKA dapat dengan mudah menjadi favorit keluarga untuk generasi yang akan datang. Apel
Dirancang oleh Anker Bak, kursi goyang minimalis Apelle adalah gaya modern dengan gaya klasik. Garisnya yang sederhana dan bersih menjadikannya pilihan tepat untuk ruang tamu kontemporer, lobi hotel, atau butik. Ini tersedia dalam 22 kulit berbeda dan berbagai sentuhan akhir. Ini juga tersedia di kursi berlengan atau meja samping.
Tumblr media
Bagian belakang yang melengkung dan rangka baja tubular memberi kursi tampilan yang ramping dan modern. Ini tersedia dalam berbagai lapisan logam termasuk hitam, krom, atau emas mawar. Ini juga dilengkapi dengan kursi yang nyaman dan bersuspensi yang memberikan pengalaman goyang yang menyenangkan.
Desain Kursi Goyang Abad Pertengahan
Dirancang oleh Henri Lavallard Boget, Kursi Goyang Beton HAUTEVILLE dari Lyon Beton adalah penghormatan pada kursi goyang abad pertengahan, tetapi dengan sentuhan kontemporer. Dibangun dari pelari tulangan dan kayu lapis, kursi adalah perabot yang fungsional dan bergaya. Bahannya juga diamplas dengan sempurna, menghasilkan hasil akhir yang halus dan juga nyaman untuk diduduki.
Kursi Goyang HAUTEVILLE adalah yang pertama dari rangkaian tempat duduk beton dari Lyon Beton. Ini adalah desain yang ramping dan nyaman, cocok untuk area bersantai. Desainnya yang minimalis melengkapi dekorasi kontemporer. Perlu anda perhatikan desain furnitur ketika membeli rumah baru.
Tumblr media
Apakah Anda sedang mencari kursi goyang untuk kamar bayi Anda atau untuk duduk di ruang tamu Anda, Kursi Goyang Minimalis Saulsberry menawarkan desain modern dengan harga yang terjangkau. Kursi dan sandaran punggung dilapisi kain pelapis lembut dan rangka kayu lapis larch memberikan alas yang kokoh. Kursi dapat dipasangkan dengan ottoman untuk menyediakan area tempat duduk yang lebih luas.
Tampilan Modern Kursi Goyang Tradisional
Dirancang oleh Tomas Vacek, kursi goyang Haluz adalah tampilan modern dari kursi goyang tradisional. Ini memiliki bingkai kayu abu dengan cabang willow mengisi kursi dan sandaran. Pembalap
Kursinya lebar dan rendah. Konturnya terinspirasi dari desain mobil balap. Kursi goyang modern ini merupakan tambahan yang sempurna untuk teras luar ruangan atau area kolam renang. Ini juga ideal untuk ruang pembibitan. Profilnya yang ramping dan rendah memberikan kenyamanan maksimal.
Tumblr media
Kursi goyang berlapis modern ini memiliki fitur putar 360 derajat. Kursi dilapisi dengan campuran poliester abu-abu. Kursi juga tersedia dalam warna yang lebih gelap, tweed yang lembut. Ini juga memiliki ottoman yang menyimpan di bawah kursi. Fedro
Kursi Goyang Minimalis Fedro sangat ideal untuk penggunaan indoor atau outdoor. Ini ringan dan mudah ditumpuk, artinya Anda dapat membawanya ke mana pun Anda berada. Banyak pebisnis yang membangun properti secara besar - besaran dengan memberikan furniture kursi goyang, bisa anda cek di idrumah.com.
0 notes