#kriti ielts
Explore tagged Tumblr posts
Text
The Best IELTS Coaching Institute in Panchkula
Kriti IELTS Academy is the Best IELTS Coaching Institute in Panchkula. We blend knowledge and creativity at our IELTS Academy to support your success.
Our engaging lessons, useful seminars, and individualized feedback provide you the tools you need to confidently take the IELTS. Take the first step toward improved grades and contact now!
0 notes
Text
Peristiwa Besar 2024
Laila kritis karena dehidrasi kronik diiringi kejang, meanwhile Abi mau ke luar negeri mengejar cita citanya 1 bulan kemudian.
It was huge moment to remember. Berasa nightmare bagi kami selaku orang tua newbie ini. Tidak mudah untuk menerima semua perasaan campur aduk saat itu. Perasaan bersalah karena lalai dalam menjaga amanah yang Allah berikan. Perasaan mengasihani anak sholihah yang baru berusia 9 bulan tapi harus merasakan dinginnya kamar ICU tanpa didampingi oleh ibunya. How scary it was for her. Perasaan harus tetap kuat dan tegar, karena perasaan ibu nyetrum banget ke anak.
Jangan tanya how broke we are knowing that our daughter condition bisa nge drop begitu cepat. Jangan tanya betapa kalutnya kami saat itu. No, we can not cry saking besarnya perasaan yang harus kami cerna.
Setelah adek di bawa ke ICU, dokter dan perawat meminta kami untuk terus berdoa.
Jujur, pikiran saat itu sungguh abu-abu.
Apa iya, Allah mencukupkan kami untuk menjaga amanah ini sampai di sini? Jika iya, bagaimana hidup kami setelah ini?
Kemudian, Nope, kita harus kuat supaya adek juga kuat. Kami meminta Allah untuk menguatkan kami, membantu kami untuk senantiasa berlapang hati, membantu kami untuk ridho atas segala takdir yang menyapa nanti.
I am not asking Allah, kenapa harus terjadi peristiwa seperti ini?
Karena I am sure enough, it was our fault. Pure karena kelalaian kami.
Jalan yang kami tempuh adalah percaya kepada Allah, Allah yang nanti akan membimbing para dokter dan perawat untuk memberikan best treatment untuk adek.
Apresiasi tinggi kepada Abi yang terus menjaga agar situasi aman tenang terkendali, memastikan asupan istri terpenuhi karena harus tetap menyusui.
Hadiah dari Allah di awal tahun yang membuat kita naik level sebagai muslim dan orang tua. Insyaallaah~
Minta doanya yaa teman teman, agar adek senantiasa sehat dan tumbuh kembangnya sempurna. Aamiin~
And now, she is turning 10 mo. She is like to smile and laugh. Still growing love hate with food. Still babbling dadadadada. Learning how to crawl. Recognize herself. Love playing with water. Tidak suka jika ada orang asing yang tiba tiba ngajak main. Suka minum air putih. Suka hati ayam dan udang. Kalau diberdirikan kesenengan. Suka rebahan di kaki mommy. Suka mengikuti irama. Kalau excited banget pasti bouncing her body. Sudah ngerti kalau diminta nyuapin mommy, sudah ngerti kalau diminta tepuk tangan, sudah ngerti kalau diajak salim. She loves to touch book. Kalau diajak nonton ielts speaking pasti ikut cerewet hehehe.
She is growing gracefully.
Habis ini crawling sama jalan dan mulai lebih banyak argumen, nih.
Alhamdulillaah~
Terima kasih, nak. Sudah memberi kami kesempatan untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi insyaallaah. Semoga Allah menyelamatkan kita dari godaan syaithan dan prasangka prasangka buruk. Aamiin~
2 notes
·
View notes
Text
almost is never enough
Itu dia.
Arah jam 12 dari tempat Rona, seseorang telah meninggalkan bangkunya.
Bukannya Rona pura-pura tidak tahu orang itu ada di sana. Rona lebih dari sekadar hafal. Pakaian yang mencolok, aroma parfum yang familier, jejak langkah kaki dari sepatu yang itu-itu saja; Rona sudah akan bisa mendeteksi kehadirannya bahkan dari radius lebih dari satu meter.
Ia nyaris beradu pandang lantaran posisi meja mereka terlalu berseberangan, tapi ia buru-buru buang muka sebelum ketahuan. Dari tadi, ia juga masih bertanya-tanya dalam hati.
Bisa-bisanya sudah mau wisuda, sudah mati-matian berlari sejauh mungkin dari peredaran, bisa-bisanya ... masih tetap saja, berbenturan.
Filsafat-Teknik.
Polarisasi dua bidang keilmuan tersebut sudah dilanggengkan sejak di bangku sekolah. Orang-orang mengotak-kotakkan ilmu eksak dan humaniora seolah salah satunya lebih remeh daripada yang lain. Yang diasumsikan lebih mudah dinilai lebih rendah—bukannya hakikat ilmu pengetahuan itu sama? Ah, bahasan hakikat keilmuan justru berpangkal ke buku-buku filsafat pula.
Rona sudah khatam mencicipi seluruh asam garam sebagai mahasiswi dari jurusan kurang populer itu, jurusan yang acapkali menempati daftar terendah "prodi idaman" maupun berdasarkan keketatan pendaftarannya. Rona dituntut menjadi tangguh, kritis, berdaya juang, sekaligus berhati besar.
Seperti saat ini, saat ia akhirnya menerima kesimpulan:
Baiklah, mungkin memang ada yang belum selesai. Ada yang harus segera dibereskan.
Ini waktunya. Untuk terakhir kali, semoga saja.
“So, how’s life, Na? It must be pretty packed lately, huh?”
Oh, andai orang itu tahu betapa Rona benci disinggung-singgung tentang jadwalnya—jadwal kerja, jadwal kuliah, jadwal bersosialisasi—tanpa kalimat pembuka yang jelas.
“It’s fine,” balasnya singkat. Ia cuma mau meladeni sekenanya sesuai rencana.
Lawan bicaranya kebalikannya; terus melancarkan jurus-jurus tembakan pertanyaan agar percakapan dapat terus berjalan. Dari topik cuaca hingga progres skripsi, rencana masa depan, sampai juga ke ajakan makan malam, keluar bersama …
“I can’t. Sorry,” jawaban Rona masih ringkas, hemat kata.
“Why?”
Oh. Rona juga benci ini. Tatapan mata anak anjing dengan binar-binarnya.
“We're better off before it goes too far.”
“I don’t understand.”
Bohong.
Rona tahu kemampuan IQ orang itu jauh di atas rata-rata. Orang itu mestinya mampu mencerna ucapan yang dia lontarkan dalam sekali dengar. Namun sejatinya, Rona merupakan wanita penyabar.
“Kita nggak bisa kayak dulu lagi. Gue nggak bisa. Let’s continue our life, respectively.”
Sekali lagi, seseorang yang ada di hadapannya ini menghabiskan masa SMA di Singapura. Terakhir kali Rona merapikan bank data anggota BEM, skor IELTS-nya pun mencapai Level C1. Orang itu sama sekali tak butuh penjelasan tambahan.
“Pamit ya, Ji. Gue duluan.”
[]
0 notes
Text
Beberapa hal penting yang perlu kamu persiapkan sebelum memutuskan lanjut sekolah
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan membuat generasi millenial dan generasi selanjutnya semakin berlomba-lomba untuk melanjutnya pendidikan. Nyatanya di dalam proses melanjutnya pendidikan tersebut sangatlah tidak mudah dan setiap orang memiliki rintangannya sendiri dalam proses tersebut. Berikut akan saya paparkan hal-hal fundamental yang sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu sebelum kamu memutuskan untuk melanjutkan pendidikan.
Mental
Mental adalah hal pertama yang harus kamu persiapkan sebelum memutuskan untuk melanjutkan pendidikan. Pada perjalanan menyelesaikan sekolah kamu akan dihadapkan dengan berbagai tantangan yang akan menguji mentalmu. Sebagai contoh saat menghadapi riset tesis banyak teman-teman di lapangan yang mengalami stress karena riset tidak berjalan sesuai harapan. Memiliki kesiapan mental akan menjadi energi tersendiri untuk tidak menyerah dalam mengahadapi tantangan tersebut.
2. Kemampuan Bahasa Inggris dan TPA
Sebelum kamu mendaftarkan diri di kampus yang kamu inginkan ada baiknya kamu persiapkan terlebih dahulu kemampuan Bahasa Inggris dan juga Test Potensi Akademik. Dua hal ini menjadi syarat utama yang harus kamu penuhi untuk bisa medaftarkan diri sebagai calon mahasiswa di kampus impianmu. Kamu bisa mengikuti berbagai les Bahasa Inggris yang berkaitan dengan TOEFL atau IELTS. Banyak berlatih soal baik TOEFL maupun TPA akan sangat membantu kamu untuk terbiasa dengan kedua soal tersebut, sehingga ketika kamu menjalani test akan lebih mudah menyesuaikan dengan batas waktu yang disediakan.
3. Tema Riset
Sebaiknya kamu sudah memiliki gambaran terkait riset yang akan kamu lakukan selama menempuh kuliah atau paling tidak kamu sudah tahu peminatan apa yang akan kamu ambil ketika kuliah nanti. Hal ini akan lebih memudahkan kamu untuk memutuskan mata kuliah apa saja yang bisa kamu ambil yang berkaitan dengan riset yang akan kamu jalani.
4. Biaya
Setelah kamu memiliki mental yang cukup berani untuk melanjutkan pendidikan, maka yang harus kamu persiapkan adalah biaya. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa harga pendidikan itu mahal. Kamu tidak hanya harus mempersiapkan biaya registrasi setiap semester, tetapi kamu juga harus mempersiapkan biaya hidup dan juga biaya riset yang akan kamu jalani. Jika kamu rasa back up dana pribadimu belum cukup, maka pilihan lain adalah mencari beasiswa. Saran pribadi dari saya kalau kamu merasa uang pribadimu belum cukup dan kamu belum memiliki beasiswa, sebaiknya keinginanmu untuk sekolah ditunda terlebih dahulu karena hal tersebut akan cukup menghambat perjalanan pendidikanmu.
Jadi sudah tahu kan kira-kira apa saja yang harus kamu persiapkan sebelum memutuskan untuk lanjut sekolah? Ingat ya sekolah itu butuh persiapan agar kamu bisa sampai garis finish. Jika niatmu melanjutkan sekolah hanya untuk terlihat keren karena gelar yang didapat, sebaiknya dipikirkan lagi. Sejatinya sekolah adalah bagian dari proses asah pola pikir untuk menjadikan seorang manusia mampu berfikir runut, logis dan kritis.
0 notes
Text
Memulai Perjalanan S3 di Jerman
Di antara berbagai alasan yang sering diucapkan adalah alasan menunggu siap. Namun pada akhirnya kita hanya akan tahu bahwa kita telah siap adalah saat sudah menyelesaikannya. Jauh sebelum itu, kita tak benar-benar siap.
Lama tidak menulis blog, bila memang ada yang membaca, saya mohon maaf karena 2 bulan belakangan sedang fase berat-beratnya. 1 Maret, 1.5 bulan setelah menikah, saya menginjakkan kaki di Bandara Internasional Frankfurt untuk memulai perjalanan kuliah S3 di MEET Battery Research Center, University of Münster, Jerman. Memutuskan untuk menikah kemudian menjalani hubungan jarak jauh ternyata sangat tidak mudah. Namun bukan itu fokus tulisan kali ini. Saya akan bercerita perjalanan mendapatkan tempat untuk studi S3.
Boleh dibilang perjalanan ini bukan perjalanan yang pendek. Seringkali disaat saya meragukan diri saya sendiri, ia memaksa saya untuk memutuskan. Ia memaksa saya untuk mencoba, disaat saya sendiri tidak yakin. Karena hidup tidak pernah memberi jeda. Ia tidak menunggu sampai kamu siap untuk memulai kembali.
Menginjak semester 3 saat kuliah S2, saya mulai berpikir setelah lulus mau bagaimana. Tawaran PhD dari Profesor saya tolak baik-baik karena ingin memiliki pengalaman kerja di industri. Kala itu tidak terlalu khawatir, karena lulusan NCTU terkenal sangat mudah mendapat pekerjaan di Taiwan. Lulusan Materials Science NCTU untuk diterima di TSMC sudah seperti air yang masuk ke kerongkongan lalu ke perut. Tanpa hambatan.
Ketika itu saya mengirim aplikasi ke Google Taiwan karena ada lowongan yang sesuai dengan kualifikasi saya. Gayung bersambut, saya mendapat panggilan wawancara via telpon. Sayangnya, ketidakseriusan saya menjadikan kesempatan ini melayang begitu saja. Berlanjut, saya mengirim aplikasi ke company lain. Ternyata masih mendapat penolakan. Ketiga, keempat, sampai kesepuluh ternyata masih ditolak. Mulai was-was. Berpikir apakah saya memang tidak pantas, tidak cukup memiliki skill, dan disusul pikiran-pikiran negatif lain yang bermunculan.
Saya menyadari, ternyata diumur yang hampir mencapai 25 mungkin kerjadian-kejadian inilah yang orang sebut quarter life crysis. Insecure dan merasa tidak pantas. Sampai pada akhirnya saya menemukan lifehacks:
Don’t think you deserve job? Apply for it anyways
Don’t think they’ll reply to your email? Send it anyways.
Don’t self-reject.
-Anonym-
Sampai aplikasi ke 30-an menjadikan saya terbiasa dengan penolakan. Anehnya tidak ada rasa kecewa sama sekali. Sebaliknya, malah pikiran positif yang muncul. Rejection does not define who you are. Your qualification just does not match with their criteria. It is not because you are not good enough.
Di linkedin saya mulai aktif menghubungi orang, walau mereka adalah orang yang tidak saya kenal dan tidak pernah bertemu. Saya kirim pesan menanyakan apakah ada lowongan. Beberapa membalas tapi kebanyakan hanya membaca.
Then I realized I am in the phase which I re-questioned my career decisions. What I actually want and what my passion is. I kept in faith, under whatever circumstances I am in, putting a step by step career decision progress is very important. At the end of the day, it took 243 applications rejected before I found one.
Memilih tempat PhD
Tips pertama dari saya adalah melihat track record pembimbing yang di bidang yang ingin kita tekuni. Dalam hal ini pemilihan universitas menjadi tidak relevan. Saya tanpa ragu mendaftar di tempat sekarang karena Profesor saya saat ini menjadi “bos” di salah satu tempat riset baterai terbaik di Eropa bahkan dunia. Pembimbing saya saat ini adalah renowned researcher di bidang baterai. Kebetulan saat itu ada job vacancy di mana dibuka kesempatan PhD untuk 12 orang di bawah timnya. Lansung saya apply. Lantas, apa saja informasi yang perlu diperhatikan dan diketahui?
Personal statement dan CV
Dua hal ini adalah langkah awal dan salah termasuk yang paling penting. Ibaratnya ini adalah senjata utama untuk menembus dinding pertama dari perjalanan S3. Saya ingat betul personal statement saya dikoreksi lebih dari 5 orang. Secara singkat isi dari personal statement ini adalah perkenalan singkat, pengalaman saat S1 dan S2 yang menunjang S3, termasuk pengalaman riset, kegiatan ilmiah. Alasan ketertarikan dengan bidang riset dan tempat yang dituju, serta tujuan akhir juga perlu dipaparkan. CV juga hal yang penting karena mereka membaca dengan cermat apa yang sudah kita tekuni, so jangan malas untuk update CV ya!
Beasiswa
Beberapa lembaga Jerman yang memberikan beasiswa pada studi S3 seperti DAAD, DFG, BMBF. Kalau dari Indonesia ada Dikti dan LPDP. Kalau saya dan kebanyakan mahasiswa S3 di Jerman mendapatkan supply dana dari gaji. Di Jerman, mahasiswa S3 sudah dianggap semi-professional. Sebtuannya Mitarbeiter atau scientific staff, sehingga kegiatan perkuliahan S3 kebanyakan diisi dengan penelitian. Di sini kami mendapat hak dan kewajiban yang sama dengan pegawai kampus, digaji dan membayar pajak.
Bahasa Inggris
Memiliki kemampuan aktif Bahasa Inggris, minimal understandable adalah hal yang wajib namun tidak perlu melampirkan bukti TOEFL IBT/IELTS (at least dikasus saya). Unik ya? Karena mereka bisa menilai kemampuan Bahasa Inggris saya ketika proses interview.
IPK
Indek Prestrasi Komulatif penting dan tidak penting karena ada Profesor lebih mengutamakan pada personal statement atau proposal riset pendaftar. Meskipun demikian, bukan berarti kita menganggap remeh soal IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), namun IPK bagus tidak menjadi jaminan.
Interview
Kalau sudah sampai tahap ini, selamat! Artinya tinggal selangkah lagi. Di proses interview ini yang paling-paling-paling-paling kritis. Harus sebisa mungkin menarik perhatian interviewer dalam waktu yang singkat. Pengalamanku saat proses interview dibagi 2 sesi. Sesi pertama adalah round table dengan aplikan lain dari berbagai negara. Masing-masing kita diberi 10 menit untuk presentasi mengenai tesis S2 dihadapan 4 Profesor. Setelah itu sesi individu di mana ke 4 Profesor tersebut akan menanyai kita lebih dalam mengenai presentasi yang sudah diberikan, CV, personal statement, dll. Jadi mereka akan tahu kalau di CV itu real atau tidak, kalau tesis kita berkualitas atau tidak. Bahkan mereka menanyai kita tentang basic keilmuan yang kita miliki. Saat itu saya ditanya tentang ilmu dasar kimia, ilmu dasar baterai, dan ilmu dasar elektrokimia.
Berdoa
Yang kadang luput dan disepelekan adalah bahwa semua ikhtiar ketika sudah dilakukan maka setelahnya bukan jatah kita. Out of our control, maka yang bisa dilakukan adalah berdoa. 30 menit setelah interview ternyata salah satu examiner mengirim e-mail bahwa saya melakukan pekerjaan hebat dan sangat besar kemungkinan untuk diterima. WOW! Langsung loncat-loncat lah saya. Alhamdulillah.
Pada akhirnya, dorongan bisa datang dari mana saja, bisa juga sekuat-kuatnya, termasuk setelah kalian membaca tulisan ini. Tapi untuk melangkah, kamu tetap butuh kakimu sendiri 😊. I would be happy if there is anything I can help with.
Münster, 24 Mei 2021
14 notes
·
View notes
Text
Kepingan Hikmah: Dari Sidang Skripsi Hingga Sidang Tesis
Rasanya baru kemarin aku menyelesaikan sidang skripsiku. Tahun 2015 yang menjadi tonggak penyemangatku menyambut dunia pasca kampus. Aku masih ingat saat itu aku merasakan perasaan yang tidak bisa digambarkan dengan satu kata. Harapan, kecemasan, dan kebahagiaan yang menjadi satu.
Rasanya baru kemarin aku mencoba berbagai kesempatan untuk bisa mengamalkan ilmuku, mulai dari mengajar hingga mengikuti riset bersama NGO dan mencicipi bekerja di instansi pemerintahan.
Rasanya baru kemarin perasaanku begitu menggebu, ingin cepat-cepat kembali menuntut ilmu di benua biru. Ketika harapan suatu saat aku bisa menjadi mahasiswa master kelak.
Rasanya baru kemarin aku memutuskan resign dari kerjaan dan menghabiskan seluruh tabunganku untuk bisa mempersiapkan IELTS. Bolak-balik dengan rute Depok-Kuningan tiap hari hingga aku terjatuh dari gojek dan mengalami inflamasi di tubuhku.
Rasanya baru kemarin ketika aku mengalami luapan kebahagiaan dinyatakan lulus administasi beasiswa LPDP dan sekaligus mengalami patah hati pertamaku ketika dinyatakan tidak lolos substansi pada tanggal 10 Maret 2016.
Rasanya baru kemarin ketika ayah datang ke kamarku untuk meyakinkan aku bisa studi kelak dengan beasiswa yang tidak hanya sebatas LPDP seraya ia membawakanku jaket winter yang ia diam-diam belikan untuk aku kelak.
Rasanya baru kemarin ketika aku hampir setiap hari menghabiskan waktuku untuk mencari informasi tentang mendapatkan LoA serta beasiswa.
Dan,
Rasanya baru kemarin aku menyadari mataku bengkak dan pipiku selalu basah, berminggu-minggu menangis dan menghabisi hampir setiap hariku di sebuah rumah sakit yang bernama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, mendapatkan kesempatan langsung untuk berkali-kali mengingat kematian. Ketika ditengah persiapanku mencoba melamar beasiswa Pemerintah Jerman namun aku harus menyaksikan lelaki yang paling berharga di hidupku mengalami kritis karena serangan stroke.
Sungguh, dulu aku sempat telah mengubur sejenak mimpiku untuk sekolah. Dalam benakku, aku hanya ingin membersamai ayahku. Membantu ibu dan meneruskan perjuangan keluargaku. Mengingat saat itu kakak-kakak ku telah menikah dan adik-adik ku masih sekolah, aku sadar aku harus bisa menjadi yang harus siap siaga kala aku dibutuhkan untuk mengurus ayah.
Keputusanku saat itu tidaklah mudah. Semenjak ayah sakit pada bulan April, aku merombak secara total semua rencana yang kubuat. Aku masih ingat percakapanku dengan salah satu sahabatku di rumah sakit ketika ia datang untuk membesuk ayahku, “Jadi gimana Muth? Apakah kamu lanjut S2 atau bekerja?”, jawabanku sangat sederhana saat itu. “Bukan keduanya. Aku mau fokus jaga ayah saja.” Dan seketika temanku hanya tersenyum.
Hingga suatu hari di akhir bulan April ketika aku berada di kamar bersama ayahku, aku menyempatkan diri mengecek e-mail. Dan, tanpa disangka, aku mendaptkan balasan dari kampusku, balasan yang menyatakan aku diterima di program Master of Arts, Labour Policies and Globalization, di dua kampus di Jerman yang berada di kota Kassel dan Berlin. Aku member tahu ayah saat itu, dan seketika tangisan tak terhindarkan. Ya, aku dan ayah menangis saat itu seraya sambil menunggu ibu dan saudara-saudaraku pulang.
Bulan Juli pun menjadi bulan yang paling membahagiakan ketika email resmi yang menyatakan aku mendapatkan beasiswa kuterima. Ya, aku mendapat beasiswa secara penuh. Tiket pesawat pulang pergi Jerman-Indonesia dengan maskapai Emirates plus uang saku per bulan sebesar 775 euro yang sudah sangat cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hariku. Sontak aku menangis dan merenungi mengapa Allah begitu baik kepada aku yang penuh dosa ini.
1 Oktober 2016 pun aku tiba di Bandara Internasional Frankfurt, bandara pertama di Jerman yang aku jejaki. Aku masih tidak percaya saat sepupuku, Kak Ishma, menjemputku dan mengantarku ke Kassel. Dalam hati aku bergumam: “This is Germany for real!”
Bulan-bulan pun aku lalui. Mengalami jatuh dan bangun atas kesulitan bahasa, derita kesepiaan, kesulitan membaca jurnal, perasaan jiper melihat teman-teman yang jauh lebih pintar, tertekan karena deadline, mengejar bis malam untuk pulang, hingga kedinginan di halte tram adalah bagian dari perjalanan studiku yang membuatku sadar bahwa aku tidak hanya ditempa dalam hal akademik tapi juga mental.
Tak terasa bulan Februari pun datang, aku harus melanjutkan intershipku di Brussels dan melanjutkan summer semesterku di Berlin. Tak lupa aku pun pernah mendapatkan kesempatan mengikuti training di ILO, di kota tercantik se-Eropa bagiku, yaitu Geneva. “Maka nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kau dustakan?”. Ya, aku mengunjungi Negara ini secara gratis karena ditanggung oleh pemberi beasiswaku.
Hingga tiba saatnya bulan Agustus aku kembali ke tanah air untuk menyelasaikan tesisku. Luapan kebahagiaan yang aku rasakan bertemu kembali dengan semua keluargaku dan sahabatku. Meski perasaan tak tenang tetap saja menyelimuti untuk bisa menyelesaikan tesisku. Namun, begitu, dekat dengan keluarga adalah kebahagiaan yang tak bisa tergantikan sejauh ini.
Menulis tesis pun tidak mulus-mulus saja. Ditengah kebingungan untuk interview, jarak rumah dan Priok yang menghabiskan PP selama 6 jam, hingga kesulitan membuat tulisan yang sistematis pun aku alami. Ditambah aku menulis dengan Bahasa Inggris. Namun, lagi-lagi, Allah itu Maha Baik. Tiada kesulitan yang Ia berikan melainkan dengan jalan keluar dan juga kemudahan.
4 September 2017 adalah deadline tesisku, ya aku mendapatkan deadline 8 hari lebih dulu dari teman-teman yang lain karena supervisorku harus menghadiri konferensi internasional dan hanya bisa melakukan defense pada tanggal 12 September 2017. Di hari yang sama, tanggal 4 September adalah tanggal flight kembali ke Berlin. Dengan perasaan yang campur aduk, aku kirimkan tesis yang aku kerjakan.
Saat aku transit di Abu Dhabi yang kurang lebih sekitar 10 jam, aku pun mendapatkan email balasan dari supervisorku yang menyatakan bahwa ia menyukai pekerjaanku. Aku pun merasa cukup lega namun tak percaya karena kualitas tesisku yang biasa saja. Namun, aku bersyukur karena lagi-lagi nikmat Allah sangatlah luas. Professorku adalah professor muda di Jerman, ia seorang lawyer dan juga menjadi konsultan di ILO. Supervisorku satu lagi yang juga menjadi pengujiku adalah seorang doktor dan praktisi hukum senior di Jerman yang menjadi Jaksa. Sungguh perasaanku campur aduk.
5 September 2017 aku tiba di Berlin, ditengah aku masih sakit dan flu, aku pun memutuskan untuk tidak langsung latihan untuk sidang. Namun, ternyata sakitku tidak sembuh-sembuh. Aku hanya bisa beristirahat dan berdoa kelak sidangku diberikan kelancaran oleh Allah. Ya, saat itu aku hanya bisa berusaha semampuku dan berdoa serta beramal yang kumampu karena aku yakin amal adalah salah satu pembuka rezeki untuk seorang Muslim.
Qadarullah, 12 September 2017, aku pun sidang. Dengan perasaan gugup, aku berusaha sebisa mungkin untuk fokus. Selama sidang pun aku berusaha menjawab semampuku, tidak dilebih-lebihkan namun sederhana dan sesuai dengan apa yang aku temui selama riset.
Dan ya, Masya Allah, aku pun harus menangis haru ketika kedua pengujiku menyatakan aku lulus dengan nilai: 100 (1,0) untuk oral dan 90 (1,7) untuk paper.
Seketika aku langsung mengucap syukur dan menghubungi keluarga dan sahabat-sahabatku, khususnya semua orang yang telah membantuku selama di Kassel, Brussels, dan Berlin.
Hampir satu tahun aku menyelami perjalanan S2-ku. Banyak hikmah yang aku dapat. Merenungi kembali untuk apa kita hidup serta memaknai kembali makna nikmat dan ujian.
Apa yang kita pikirkan dengan logika kita memiliki keterbatasan. Kaca mata manusia terkadang terlalu sempit untuk bisa langsung tahu apa yang ingin Allah sampaikan.
Kita tidak bisa selalu mengartikan nikmat dengan kebahagiaan atau pun ujian dengan kesedihan. Dalam setiap kesedihan, Allah menitipkan kebahagiaan, pun dengan sebaliknya.
Bahwasanya Allah mencintai kita, hamba-hamba yang berjuang dan tidak inngin kita cepat puas. Bahwasanya Allah tidak pernah mengkhianati usaha-usaha kita.
Terkadang kita membutuhkan waktu untuk mengerti apa yang ingin Allah sampaikan, oleh karena itu selalu berprasangka baik kepada-Nya. Melakukan hal-hal yang disenangi-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Melangitkan doa, menyisihkan sebagian uang, dan membantu agama-Nya adalah salah satu bagaimana Allah memberikan kasih sayang-Nya terhadap kita.
Pada awalnya, suatu hal yang baru, yang menantang, akan terasa sulit. Namun, orang-orang yang bersabar akan menuai pelajaran dan nikmat-Nya.
Perjalanan satu tahun studi ini bukan hanya tentang mendapatkan gelar Master of Arts, tetapi kepingan hikmah yang membuat diri ini semakin sadar bahwa setiap apa yang kita ikhtiarkan hanyalah semata untuk mencapai ridha-Nya dan kelak memberikan efek multiplier untuk kebermanfaatan dan kemaslahatan yang lebih luas; untuk mereka yang tertindas, untuk mereka yang kelaparan, untuk mereka yang mencari keadilan, untuk mereka yang terpinggirkan karena status sosial, dan untuk Ibu Pertiwi yang merindukan anak-anaknya untuk membangun dan mengabdi.
Berlin, 15 September 2017
Muthmainnah
19 notes
·
View notes
Text
2019 keluar negeri
Aku pernah bermimpi tahun lalu, bahwa 2019 ini keluar negeri, entah kerja atau s2. sungguh aku telah merencakanan dan menjalankan matang. Step pertama itu aku kerja di pancoran, urus2 strv, kta, di ragunan, baru kelar maret, lalu les ielts di pare, lalu urus visa dan berkas ke brunei, mau kerja di sana, visa sudah ditangan chop sampai 2020 dapat izin di brunei, hal tersebut mentok di bp3 tki, ada sedikit kesalahan dokumen dari perusahaan, setelah konsul ke orang tua dan sahabat terdekat pada akhirnya aku mundur perlahan dan tidak jadi pergi, ramadhan lalu resmi ku kubur rencana itu, lalu pergi ke semarang, tanpa rencana seminggu proses wawancara lalu abis lebaran pindah, waktu disemarang aku merencakanan untuk s2. Tes berkali2 english, aku mengubah haluan untuk s2 di indo dulu, lalu mempersiapkan semua berkas s2 di indo, tes toefl, tpa, kesehatan, cari rekomendasi untuk daftar ui atau ipb. Saat itu ngefans banget sama UI, dan pengen banget lanjut ambil kesmas di sana sampai ku temui salah satu dosen sana. Setelah semua syarat dikumpulkan aku keluar dari semarang, pindah ke jakarta lagi. Pada saat agustus itu ada salah satu klinik di malay buka lowongan. Aku proses wawancara diterima via vidcall wa, september ini tiba di malay ya nourma. Saat itu aku lobby ortu, berat untuk mengizinkan, orang2 terdekatpun mending indo nourma, jakarta aja daripada malay. Belum lagi konflik batin yang saat itu aku lagi riset halal haram makanan yang mengandung babi, setelah tanya beberapa ust dan tokoh mui, aku rasa hanya klinikku yang gabung sama petshop ini yang aman, karena saat itu aku diterima di salah satu klinik paling bagus di jaksel yang ownernya ketua praktisi hewan kecil indonesia dengan fasilitas lengkap dan klien kelas 1 banyakan bule dengan english full, berasa di luar negeri kalau didalam klinik, toilet super nyaman dan bersih ada lift untuk ke lt 2 dan 3, fasilitas nyaman. Klinik kedua di cibinong, ugm emperor karena semus dokter lulusan ugm, untuk ukuran klinik 5 th berdiri termasuk bagus, fasilitas lumayan ada lengkap namun gaji agak kurang manusiawi. Kedua klinik itu menerimaku, tinggal aku mauatau tidak. Terus petshop dsn klinik di durensawit ini, aku praktik mandiri beneran sendiri, alat yang ada untuk labs cuma mikroskop. Fasilitas minimalis dan kudu bisa praktik sendiri.
Saat aku pergi ke jakarta 22 Augustus itu aku sudah mengantongi surat penerimaan dari petshop durensawit, klinik cibinong, salahsatu klinik di malay, tapi masih mau ke klinik bagus di jaksel. Aku wawancara kamis, langsung diterima, langsung cari kos sudah dapat kos, tapi rasanya masih ragu, ada ganjalan ttg halal haram itu bagaimana nanti kalo misal hukum jual belinya haram, kalau itu buat gajiku, buat aku makan, barokah tidak ya? Sungguh pikiran2 ini membuatku tidak bisa tidur. Hanya tidur 2jam tiap malam, sambil belajar toefl lagi. Setelah tes toefl ahad 24 agustus aku putuskan untuk menerima petshop di durrensawit dan meninggalkan yang lain, sungguh keputusanku ini mengecewakan banyak orang, orang tua, kawan dan lainnya. Sungguh aku sudsh punya bsnyak teman di jaksel, tau tempat kalau mau sesuatu, t4 kajian ada, kawan banyak, kemana mana akses dekat, kos sudah dapat bisa jalan kaki di belakang penvil cari via mamikos dapat kos putri. Betapa banyak kawan ku yang peduli dan dekat kalau aku di jaksel, mau keragunan deket. Pada akhirnya aku memilih yang lain di hari senin itu, naik krl ke bekasi ttd kontrak TRAINING, dan apa yang kurasakan hari pertama training di buaran?
Good nourma, kamu meninggalkan sesuatu yang meragukanmu halal haramnya demi sesuatu yang kau pikir lebih halal, tapi kamu masih ragu. Semoga kamu tidsk menyesal. Aku pikir setelah 7bhari lalu menuju ttd kontrak utk 2 bulan, aku masih ragu, setelah ttd aku dipindah ke durensawit lalu menjalani kehidupan praktik sendiri, rasanya baru sekarang aku praktik sendiri, ada pasien periksa sendiri, bikin obat sendiri, rawat inap juga diurus sendiri, input pemasukan pengeluaran klinik tiap hari sendiri, mengecek stok opname sendiri tiap bulan 3 kali dapat audit dari kantor, operasi sendiri, anjing, homevisit sendiri, pesan obat sendiri ke kantor, kadang ke pasar pramuka sendiri pesan obat, mengatur semua hal yang ada di klinik sendiri, iya aku belajar utk menejemen klinik sendiri. Kelak jika punya klinik aku bisa mengatur kebutuhan klinikku. Karena dari 25 cabang petshop ini rata2 dokter sudah berpengalaman dan minimal pernah kerja setahun, lalu rata2 keluar dari sini punya klinik sendiri, minimal praktik mandiri. Hal tersebut aku anggap latihan mental dan latihan jadi manager klinik yang baik. Poin penting adalah latihan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan mandiri mengerjakan semuanya sendiri. Selama ini aku bekerja pada tim dokter, di malay 1 klinik ada 4 dokter, di cabang ada 2 dokter, di pancoran ada tim 4 dokter walaupun jaga sendiri tiap hari tapi kalau ada operasi besar 4 orang datang, obat tersedia, kalau ada kasus berat tinggal call, kalau disemarang ada ibu bos, pagi saya praktik sendiri sore bersama ibu bos. kalau sekarang dituntut untuk mandiri.
Berada di klinik kecil ini aku baru ikut seminar royal canin 1x di bekasi, kemudian ikut veterinary bussiness training di bogor 2minggu, izin setelah essay diterima dan email lolos lalu kabari hrd, alhamdulillah boleh. Belajar banyak dari event itu, mendirikan sebuah klinik itu tidak mudah fergusso, kudu milih lokasi tepat, investor tepat, BEP, ROI balik modal Kapan, dll banyak hal yang harus dipikir dsn dikerjakan. Kemudian butuh mental wonderwoman untuk bisa praktik sendiri di jakarta, klien super kritis kalau ada kesalahan bisa main tuntut meja hijau. Skill komunikasi harus bagus. 2 minggu itu aku anggap refreshing kuliah lagi, tugas tiap malam kadang sampai jam 3 pagi untuk presentasi final in english bussiness model kalau menang dapat litmann stetoskop yang cardio, itu impian semua dokter. Aku belum menang, tidur cumq 2 jam kepala masih pusing. Ya 14 hari itu aku berkenalan denhan banyak orang, ilmu baru dari segi vet maupun managemen bisnis, basic finance bergunanselain untuk vet maupun untuk diri sendiri dalam pengaturan keuangan, dealing with investor, skill komunikasi, dealing with klien menyebalkan, growing mindset, set up clinic, pilih lokasi, market target, merchandising clinic, digital and databases, social media advisor, banyak banget. Aku bersyukur bisa mengikuti kegiatan 2 minggu ini, someday semoga bisa diajakin liat pakan royal canin di paris dibuat. Iya seperti raditya dika yang diajakin beli pakan kucing di paris. Reward 5.5 point cpd (continuing development program) sungguh sangat membantu.
Dapat makanan kucing rc persia 2 kg, tas ransel 30 liter bisa buat naik gunung, flashdisk, notebook pulpen tumblr, biaya training hotel makan gratis, itu semua sebuah kenikmatan, padahal itu jg strategi royal canin dalam investasi ilmu, dalam acara tersebut menghabiskan dana sekitar 1 m, worth it, untuk 77 peserta seluruh indonesia. Iya simbiosis mutualisme ini, dalam segi bisnis mereka investasi ilmu, kelak akan dituai setelah masing masimg dari peserta membuka klinik lalu order barang dari rc, jelas itu lebih menguntungkan dari dana yang dikeluarkan rc sekarang untuk mendidik kami. Investasi sektor pendidikan memang sangat menguntungkan. Kelak akan mendapatkan pahala dan amal jariah yang mengalir terus ilmunya.
51219
0 notes
Text
Memutar - Part III Tak Pernah Tertukar
Sedikit kilas balik ke belakang saat sedang menjalani masa-masa persiapan ujian komprehensif.
Kala itu saling berbagi cerita mengenai rencana kehidupan pascakampus rasanya lebih menyenangkan daripada mempelajari materi ujian yang sangat banyak. Senang ketika mendengar teman-temanku juga mempunyai rencana dan cita-cita yang tidak kalah hebat denganku. Sayangnya untuk mewujudkan rencana tersebut, kami harus lulus ujian kompre terlebih dahulu. Seandainya lulus kompre, aku berniat untuk menunda wisuda dengan alasan ingin mengukir prestasi di saat-saat terakhirku sebagai mahasiswa mengingat selama kuliah, aku tidak pernah mengikuti lomba apapun sehingga tak ayal minim dengan prestasi yang berbau akademik.
Pada masa-masa kritis itu, seolah Allah ingin menunjukkan kepadaku mengenai bagaimana rezeki seseorang tak akan pernah tertukar. Saat itu, rencana pasca kelulusanku adalah untuk melanjutkan studi S2 ke luar negeri melalui program beasiswa. Sembari kuliah, uang beasiswa tersebut akan kutabung sebagian untuk kemudian digunakan membuka bisnis ketika masa studi selesai dan pulang kembali ke Indonesia. Adapun pendaftaran beasiswa dibuka pada Bulan Juli hingga September sehingga masih ada waktu untuk mempersiapkan berkas-berkas kelengkapan seperti IELTS, rencana studi, dll. Kendala terbesar dari kelengkapan tersebut adalah skor IELTS yang mengharuskanku untuk terlebih dahulu belajar dan mengambil test - dengan biaya yang tidak bisa disebut murah- seharga 250 USD. Karena mahalnya biaya test serta kurangnya rasa percaya diri, aku urung mendaftar untuk periode 2019 dan berniat untuk mendaftar kembali pada pertengahan tahun 2020. Sembari menunggu periode tersebut, aku berencana mengisi waktu dengan cara mendaftar pekerjaan jangka pendek serta belajar mengenai bisnis.
Perihal pekerjaan, beberapa hari setelah kompre seorang dosen menawarkan pekerjaan sebagai asisten penelitian dengan gaji yang disebutkan secara gamblang di grup LINE angkatan. Bagi seorang calon freshgrad yang belum pernah mendapatkan gaji, nilai tersebut bisa disebut cukup prestisius apalagi tidak perlu menunggu lama serta mencari kesana-kemari untuk mendapatkan pekerjaan. Syaratnya sederhana, siapa cepat (mengontak dosen) dia dapat sehingga tak ayal aku pun ikut mendaftar. Ketika pesan sudah terkirim, aku pun menunaikan sholat ashar kemudian berdoa meminta diberikan keputusan terbaik, “apabila pilihan ini baik bagiku, maka berikanlah, namun apabila bukan ini yang terbaik, sungguh Engkau lebih tahu mana yang lebih baik bagiku”. Ternyata, aku tidak mendapatkan kesempatan tersebut karena sedikit kalah cepat. Namun tak perlu menunggu lama, esoknya dosen pembimbingku menawarkan pekerjaan yang sama dengan gaji dan fasilitas yang lebih baik dibandingkan dengan tawaran sebelumnya. Lagi-lagi rezeki memang tak akan pernah tertukar.
Sebulan berselang semenjak pengumuman hasil ujian kompre, aku berencana mengikuti lomba karya tulis ilmiah. Target sudah ditentukan, tim sudah terbentuk, dan abstrak sudah disubmit. Sayangnya, karena kesibukanku sebagai asisten dirasa cukup menyita waktu, maka aku memutuskan untuk tidak melanjutkan lomba tersebut. Berkaca sedikit selama kuliah, aku kerap kali mengambil tanggungjawab melebihi kapasitasku, dan hal ini kuakui sebagai kelemahan bagikut karena tidak mampu menakar kapasitas diri, padahal tanggungjawab itu selain harus bisa menanggung juga harus cerdas menjawab. Asisten dan lomba adalah dua hal berbeda yang masing-masing menuntut waktu, fokus, dan kompetensi. Ketika mengerjakan dua yang berbeda di saat yang bersamaan (dikenal sebagai multitasking), maka otomatis fokus pun akan terbagi dan bahkan (katanya) menurunkan efektivitas pekerjaan hingga 40%.
Tak lama berselang, pengumuman PIMNAS PKM pun terbit dan hasilnya sangat mengejutkan, tim ku lolos ke PIMNAS padahal sejak awal aku tidak pernah berekspektasi sejauh ini. Kalau dibilang bergengsi, maka PIMNAS adalah salah satu kompetisi paling bergengsi di jagat perguruan tinggi. Topik PIMNAS dan proyek penelitian pun kebetulan merupakan hal yang sama dan sejalan sehingga tidak perlu melakukan studi baru di tengah-tengah deadline yang ketat. Beruntungnya lagi, PIMNAS saat itu diadakan di Bali sehingga bisa sekalian liburan, jarang-jarang bisa liburan jauh plus gratis.
Perlu diingat bahwa rezeki itu memang sudah tertulis dengan baik oleh-Nya, tidak akan pernah tertukar, serta akan diberikan secara sempurna sebelum kita meninggalkan dunia. Sebagai seorang muslim, keyakinan terhadap qada dan qadar yang salah satunya adalah tentang rezeki adalah suatu KEHARUSAN, tetapi bukan berarti kita menghilangkan peran ikhtiar didalamnya, sesederhana seperti kita tidak akan bisa makan kalau tidak beranjak dari tempat tidur kendati rezeki pada hari itu sudah ditentukan. Lagi-lagi fakta yang sering kita lupakan adalah bahwa rezeki itu tidak selalu hadir dalam bentuk harta.
Pelajaran lain yang kuperoleh adalah bahwa penting bagi kita untuk menentukan tujuan masa depan sehingga kita mempunyai pegangan yang kuat dan statis dalam mengambil keputusan. Ketika tujuan sudah ditentukan, maka hal selanjutnya adalah berusaha mencapai menuju tujuan tersebut dengan fokus dan serius, jangan pernah menengok apa yang orang lain peroleh, bahkan pepatah lama pun pernah berucap kalau rumput tetangga akan selalu terlihat lebih hijau.
0 notes
Text
Visas Avenue Received 114 Canadian Visa Approvals in Last Quarter of 2019
If you are an applicant of a visa, nothing else can give you the contentment or happiness than visa approval received from the immigration office. Visas Avenue has been extremely privileged in this sense to have played his part in bringing the smile on the faces of thousands of visa applicants over the years. The last quarter of 2019 has been significant in this regard.
114 Canadian Visa Approvals in One Quarter
In the last quarter, i.e. October to December 2019, total 114 Visas Avenue clients, i.e. Canadian visa applicants received approval for their respective visas. This is an outstanding achievement of the Visas Avenue team.
The certified migration experts and visa advisors in the Visas Avenue team has left no stone unturned in last few years in terms of offering trusted advice, assistance and support to the immigration applicants, willing to immigrate to overseas countries, i.e. Canada, Australia, USA, UK, New Zealand, etc. And the result it has received itself states the efforts the whole team has been making month after month.
Canada Visa Approvals Received by Visas Avenue Clients
S.No Country Client Name Passport Request/Visa Approved Month 1 Canada Rahul Passport Request Oct’19 2 Canada Vishal Passport Request Oct’19 3 Canada Hamsa Passport Request Oct’19 4 Canada Vishal Passport Request Oct’19 5 Canada Anish Passport Request Oct’19 6 Canada Tunisha Passport Request Oct’19 7 Canada Karuna Passport Request Oct’19 8 Canada Shivika Passport Request Oct’19 9 Canada Medhavi Passport Request Oct’19 10 Canada Mani Passport Request Oct’19 11 Canada Sukriti Passport Request Oct’19 12 Canada Divya Passport Request Oct’19 13 Canada Abbas Passport Request Oct’19 14 Canada Manthan Passport Request Oct’19 15 Canada Shweta Passport Request Oct’19 16 Canada Pallav Passport Request Oct’19 17 Canada Richa Passport Request Oct’19 18 Canada Gaurish Passport Request Oct’19 19 Canada Sannah Passport Request Oct’19 20 Canada Nada Passport Request Oct’19 21 Canada Naresh Passport Request Oct’19 22 Canada Santhanam Passport Request Oct’19 23 Canada Anushree Passport Request Oct’19 24 Canada Kavuluri Passport Request Oct’19 25 Canada Raghav Passport Request Oct’19 26 Canada Masab Passport Request Oct’19 27 Canada Prinston Passport Request Oct’19 28 Canada Jaydeep Passport Request Oct’19 29 Canada Ramneet Passport Request Oct’19 30 Canada KRITI Passport Request Oct’19 31 Canada Sharath Passport Request Oct’19 32 Canada Gautam Passport Request Oct’19 33 Canada Sanakara Passport Request Oct’19 34 Canada Latha Passport Request Oct’19 35 Canada Sreejith Passport Request Oct’19 36 Canada Jhansi Passport Request Oct’19 37 Canada Sneh Passport Request Oct’19 38 Canada Kanika Passport Request Oct’19 39 Canada Manasa Passport Request Oct’19 40 Canada Mrudula Passport Request Oct’19 41 Canada Shruti Passport Request Oct’19 42 Canada Chanukya Passport Request Oct’19 43 Canada Krupa Passport Request Oct’19 44 Canada Rajarshi Passport Request Oct’19 45 Canada Ashmeet Passport Request Oct’19 46 Canada Manohar Passport Request Oct’19 47 Canada Orijit Passport Request Nov’19 48 Canada Sumit Passport Request Nov’19 49 Canada Ashay Passport Request Nov’19 50 Canada Ankur Passport Request Nov’19 51 Canada Hysen Passport Request Nov’19 52 Canada Shriya Passport Request Nov’19 53 Canada Mohana Passport Request Nov’19 54 Canada Baljeet Passport Request Nov’19 55 Canada Rishi Passport Request Nov’19 56 Canada Mr Nikhil Passport Request Nov’19 57 Canada Shatabdi Passport Request Nov’19 58 Canada Tanmay Passport Request Nov’19 59 Canada Jagrut Passport Request Nov’19 60 Canada Rafiya Passport Request Nov’19 61 Canada Ryan Passport Request Nov’19 62 Canada SYED Passport Request Nov’19 63 Canada Sheryl Passport Request Nov’19 64 Canada Surma Passport request Nov’19 65 Canada Rakhee Passport request Nov’19 66 Canada Anurag Passport Request Nov’19 67 Canada SIVA Passport Request Nov’19 68 Canada Snehal Passport Request Nov’19 69 Canada Sarath Passport Request Nov’19 70 Canada Saradhamani Passport Request Nov’19 71 Canada Vikram Passport Request Nov’19 72 Canada Silvi Passport Request Nov’19 73 Canada Rushda Passport Request Nov’19 74 Canada Subhankar Passport Request Nov’19 75 Canada Lenin Passport Request Nov’19 76 Canada Neelima Passport Request Nov’19 77 Canada Tarun Passport Request Nov’19 78 Canada Abhinav Passport Request Nov’19 79 Canada Ankita Passport Request Nov’19 80 Canada Neha Passport Request Nov’19 81 Canada Monish Passport Request Nov’19 82 Canada NITISH Passport Request Dec’19 83 Canada Abhinav Passport Request Dec’19 84 Canada Divya Passport Request Dec’19 85 Canada Amrita Passport Request Dec’19 86 Canada Shivprakash Passport Request Dec’19 87 Canada Divyanshu Passport Request Dec’19 88 Canada Srilaxmi Passport Request Dec’19 89 Canada Jithu Passport Request Dec’19 90 Canada Pavan Passport Request Dec’19 91 Canada Anuj Passport Request Dec’19 92 Canada Aashish Passport Request Dec’19 93 Canada Rochelle Passport Request Dec’19 94 Canada Hemant Passport Request Dec’19 95 Canada Akhila Passport Request Dec’19 96 Canada Amreen Passport Request Dec’19 97 Canada Altamash Passport Request Dec’19 98 Canada Adrija Passport Request Dec’19 99 Canada Sriya Passport Request Dec’19 100 Canada Juhi Passport Request Dec’19 101 Canada Pushkar Passport Request Dec’19 102 Canada Siddharth Passport Request Dec’19 103 Canada Shyam Passport Request Dec’19 104 Canada Humpreet Passport Request Dec’19 105 Canada Benjamin Passport Request Dec’19 106 Canada Sarthak Passport Request Dec’19 107 Canada Arputha Passport Request Dec’19 108 Canada Haarini Passport Request Dec’19 109 Canada Soumitro Passport Request Dec’19 110 Canada Ankur Passport Request Dec’19 111 Canada Binil Bharat Passport Request Dec’19 112 Canada Harpreet Passport Request Dec’19 113 Canada Sumangla Passport Request Dec’19 114 Canada Sourav Passport Request Dec’19
What Makes Visas Avenue most Trusted & Successful Visa Consultancy?
Visas Avenue is a registered Visa Consultancy Company associated with ICCRC member and MARA members to offer genuine guidance, assistance, and support to overseas visa applicants. With 7 branches and more than 100 client service managers, it offers the best consultation and guidance to the people applying for PR visa, visit visa, study visa, etc. in different countries.
It follows a transparent, but organized procedure so that the applicants apply for the desired visa through a stepwise yet hassle-free manner. The VA team has an excellent track record when it comes to acquiring visa approvals for its clients aka overseas visa applicants. Visas Avenue provides the following services to the visa applicants:
Applicants’ Profile assessment
Selection of right visa program to apply
Helps you in filing the visa application
Documentation assistance
Assistance in International admissions
Reference Letter preparation
Provides IELTS training (online/in-person)
Visa application follow up with immigration office, etc.
To start your immigration process with Visas Avenue, you can simply call on Visas Avenue Toll-Free No. 78-18-000-777. You can also send your queries or feedback to our e-mail id- [email protected].
Visas Avenue Received 114 Canadian Visa Approvals in Last Quarter of 2019 published first on https://ordergcmsnotescanada.tumblr.com/
0 notes
Text
Strategi Millenial dalam Persiapan Dunia Pasca Kampus ala Hamda
Sebentar lagi akan lulus, sudah siapkah kamu menghadapi dunia pasca kampus?
Perkenalkan, saya Hamda, mahasiswa tingkat tiga yang sebentar lagi akan segera bergelut dengan magang dan tugas akhir. Setahun lagi kira-kira saya akan lulus kuliah dan melanjutkan pembelajaran pada dunia yang lebih nyata, tidak hanya terikat pada nilai-nilai di akun mahasiswa tapi pada nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat.
Sejenak saya berpikir, apakah saya sudah benar-benar siap untuk terjun ke dunia pasca kampus? Rasa-rasanya belum sepenuhnya. Masih banyak hal yang belum saya pahami dan kuasai secara baik. Menimbang hal ini, saya perlu menyusun beberapa strategi agar lebih siap bertarung di dunia yang katanya keras.
Dunia pasca kampus memang akan begitu berbeda. Tidak lagi sekadar menyelesaikan masalah dalam soal-soal ujian, namun kita perlu mencarinya sendiri dan menyelesaikannya. Masalah yang timbul tentu akan begitu kompleks, karena melibatkan lebih banyak orang, lebih banyak kejadian dan lebih banyak hal. Kemampuan berpikir kritis dan berpikir solusi kreatif menjadi strategi utama yang perlu dikembangkan. Syukur, di kampus ini saya sudah dipersiapkan untuk itu.
Dunia pasca kampus memang akan begitu berbeda. Tidak lagi seperti yang dapat kita pahami dari yang dihadapi oleh orang tua kita. Teknologi berkembang dengan begitu pesatnya. Menjangkau hampir seluruh lini kehidupan. Dunia telah masuk pada era revolusi industri 4.0. yang diperkenalkan pertama kali di Jerman tahun 2011 lalu. Angela Merkel, konsolir Jerman menjelaskan bahwa era ini merupakan era dimana produksi industri diintegrasikan dengan dunia online.[1]
Dunia pasca kampus memang akan begitu berbeda. Teknologi menjadi kunci. Sebagai seorang millenial, kita tentu harus lebih siap dalam menghadapi era 4.0. ini. Millenial sudah diidentikkan dengan teknologi, dan dibesarkan bersamaan dengan pesatnya perkembangan teknologi. Dunia online tentu mestinya tidak asing lagi bagi kita.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara, dalam kesempatannya pada seminar di Universitas Gajah Mada, menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan generasi millenial untuk dapat bersaing dan bertahan di era Industri 4.0. yakni, kemampuan bahasa inggris, statistika, dan coding.[1] Dari pernyataan Bapak Ngakan ini kita dapat himpun dalam beberapa strategi. Pertama, meningkatkan kemampuan bahasa asing, khususnya bahasa internasional. Dunia pasca kampus memang begitu luas, kita tidak hanya akan bertemu dengan teman yang itu-itu saja, tapi dapat bertemu siapa saja dari seluruh belahan dunia. Kemampuan bahasa akan sangat membantu dalam menjalin komunikasi yang baik. Untuk meningkatkan ini, saya kira kita dapat lakukan dengan mengikuti kursus bahasa asing dan juga mengikuti tes kemampuan bahasa asing, seperti TOEFL atau IELTS. Saya sudah mencobanya dan memahami, belajar memang tidak ada batasnya.
Kedua, kemampuan mengolah dan memahami data statistik juga perlu ditingkatkan. Kemampuan ini dapat membantu kita dalam menyusun logika dan mengambil keputusan. Data-data yang ada akan semakin banyak, berlatih adalah satu langkah yang pasti.
Ketiga, coding atau kemampuan dalam menuliskan bahasa pemograman. Kemampuan ini dapat kita peroleh dari mata kuliah yang diberikan oleh kampus, pada umumnya mata kuliah komputasi sudah menjadi mata kuliah wajib di berbagai kampus. Semester lalu saya mendapatkan mata kuliah Pengantar Pemodelan Lingkungan, di mata kuliah ini saya diajarkan logika komputasi. Namun saya rasa masih perlu belajar otodidak dari internet atau dari teman jurusan Ilmu Komputer.
Strategi berikutnya yang dapat saya tambahkan diantaranya, keempat, kemampuan mengoperasikan komputer dan perangkat lunak yang ada di dalamnya. Mulai dari yang dasar atau umum digunakan, microsoft office. Untuk dapat meyakinkan orang-orang bahwa kita sudah mahir mengoperasikan perangkat lunak ini, kita dapat mengikuti atau mengambil sertifikasi khusus. Misalnya sertifikasi Microsoft Office, Adobe dan lain sebagainya. Sertifikasi ini dapat diperoleh dari kursus komputer atau dari pihak penyedia utama. Menjadi millenial memang harus cerdas dalam mencari informasi, suatu waktu tidak jarang ada program sertifikasi gratis yang ditawarkan, misalnya dalam program IndonesiaNext[2] oleh Telkom Indonesia. Saya sudah mencobanya dan dapat ilmu yang banyak serta sertifikat khusus tentunya.
Kelima, berlatih bijak dalam bermedia sosial. Saya memahami, keseharian kita sebagai millenial memang mulai banyak hadir di media sosial. Setiap kita tentu memiliki lebih dari satu akun, entah itu di Facebook, Instagram, Line dan lain sebagainya. Dari akun itu kita bisa berbagi banyak hal tentang diri kita atau apa saja. Namun perlu kita sadari bahwa apa yang kita bagikan dapat bertahan dan akan menjadi jejak digital kita. Sehingga kita perlu memilih dan memilah apa saja yang akan kita bagikan atau kita unggah. Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dakhiri, Dialog Sosial Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Bekasi, mengingatkan untuk lebih hati-hati dan bijak mengingat saat ini banyak perusahaan yang menggunakan media sosial atau rekam jejak digital menjadi pertimbangan dalam penerimaan tenaga kerja.[3] Wah.
Keenam, sebagai millenial yang dikenal pantang menyerah dan cepat mempelajari hal baru, kita memang harus banyak berlatih dan berlatih. Memaksimalkan kemampuan komunikasi dan koordinasi dari tugas kelompok dan organisasi kampus. Memperluas wawasan dengan rajin membaca buku di perpustakaan. Menyusun itikad baik serta target-target yang jelas.
Dan pada akhirnya, ada begitu banyak strategi yang dapat kita jalankan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pasca kampus. Memahami kemampuan saat ini dapat jadi pedoman dalam menentukan langkah berikutnya. Saya paham, masih ada banyak hal yang perlu saya usahakan. Dan ini strategi saya, bagaimana dengan kamu?
Referensi:
Kementerian Perindustrian. (n.d.). Siaran Pers: Penerapan Industry 4.0 Buka Peluang Kerja Baru. Diaskes dari www.kemenperin.go.id. pada 31 Maret 2019.
Situs Informasi IndonesiaNext : https://indonesianext.id/
Jpnn. (2019). Menaker: Akun Media Sosial Bisa Jadi Pertimbangan Recriutment Tenaga Kerja. Diakses dari https://www.jpnn.com pada 31 Maret 2019.
0 notes
Text
Best IELTS Coaching Institute in Panchkula
Kriti IELTS Academy is one of the best IELTS Coaching Institute in Panchkula. Kriti IELTS Academy provides individualized instruction to strengthen your areas of strength and improvement in your areas of weakness.
Scoring your ideal IELTS score is possible with the help of our knowledgeable trainers, study strategies, and ongoing assistance. Join Kriti IELTS Academy!
0 notes
Text
2018 - Complete package of survey specialist as Geophysicist, MBES processor and Seismic Data Processor. - Belajar lebih getol seismic interpretation; parameter suksesnya adalah bisa dilepas sendiri dalam 1-2 tahun ke depan.
-Kuliah S2 di UK jurusan nya geophysics ato di Indo tp Mangement Business. (CHAVENING JANGAN LUPAAA !!!)
- Beli Rumah, tapi kritis. bener bener kritis.
- Selektif dan planning bisnis sampingan yang lebih detail.
- IELTS score 7.0/TOEFL score 650. Ga usah muluk-muluk ke Pare, ada kesempatan les di Jakarta, langsung sikat.
- Luangkan dan sempatkan ke nikahan teman-teman yang di kenal
. - Interaksi dunia nyata
- Infak sama Sadaqah + Tahajjud dan Duha - HATAM QURAN OY !!
- Bikin foto minimal tiap bulan 10 post di IG. dan itu emang hasil yang bagus. BNW or shadow.
- Target berat badan tanggal 31 Desember 2018 adalah 58kg, 31 desember 2017 itu 63kg, harus kurang-in 5kg. Tinggi-in kalo bisa jadi 170cm.
- Bikin buku kumpulan tulisan gali rasa dengan ilustrasi nya di akhir tahun ! materinya harus mateng. (ini terlupakan di akhir2 tahun 2017, 2018 harus jadi !) - STOP SMOKING. - DILARANG MENUNDA-NUNDA - More traveling - Mandi Pagi. - Muaythai ah cobain. - Olaharaga ! kebanyakan duduk ga baik buat pantat karena bikin pegel. skiping ato sekedar lari2 ringan seminggu sekali lah ya coba. - les gitar ? - Mo dateng ke kajian2 hanan, kek nya seru. - HEMAT !! NABUNG YANG BANYAKKKK ! - Mo umroh ah, entah sendiri ato sm emak ato babeh. semoga ada rejeki. - Mengenal lebih dekat keluarga si Atun. - Resign ? depends on tantangan yg di kasih kantor yg sekarang lah ya. kalo flat2 aja, mungkin segera. kalo level up tantangannya, ya lanjut. - Konsep dan design menikah sudah ada, jd bisa merancang budgeting dan menabung. target tahun ini at least 35% dr jumlah total pengeluaran menikah sudah siap.
- Konsisten sama mimpi dan jangan menyimpang Amiiiiin,
Sofyan Darmawan. January 1st 2018
0 notes
Text
BTB #10
"Jika belajar adalah ibadah, maka berprestasi adalah dakwah" Bismillahirrahmanirrahim.. Ini Mimpi-mimpi Indah Robi'atul Adawiah, yang akan saya perjuangkan dalam rangka dakwah di jalan Nya 1. Hafal juz 30 di bulan Desember 2017 2. Menikah dengan Ikhwan shalih di bulan Desember 2017 3. Menjadi PPIH (Petugas Penyelenggara Ibadah Haji) / TKHI (Tenaga Kesehatan Haji Indonesia) tahun 2018-2019 4. Mendaftar haji di usia 30th (th. 2021) 5. Menunaikan ibadah haji di usia 33th (th. 2024) bersama suami atau ayah ibu 6. Memiliki bisnis bakery di usia 30th 7. Berkesempatan melanjutkan studi S2 program studi keperawatan kritis, dg full beasiswa, di luar negeri (Jepang/ Thailand/ London/ Austria) atau di dalam negeri (UI/ UGM/ Unpad) di usia 27 atau 28 th, meraih gelar master di usia 30th (th. 2022) 8. Menguasai dan ahli di bidang hipnoterapi th. 2020 9. Memiliki klinik keperawatan pribadi di usia 30th (Desember 2021) 10. Memiliki kendaraan pribadi (mobil) bersama suami 11. Menjadi Hafidzah di th 2026 (saat usia 35th) 12. Memiliki rumah untuk anak yatim yang Hafidz & Hafidzah di th. 2031 13. Bekerja sebagai perawat di luar negeri (Arab Saudi/ Jepang/ Kuwait) 14. Berhasil mendapatkan gelar RN (registered nurse) di usia 35th (2026) 15. Menjadi penulis, buku ttg pengalaman sebagai PPIH/TKHI (th. 2020) 16. Memberangkatkan ayah ibu pergi haji (th. 2024-2025) 17. Umrah sekeluarga di bulan Ramadhan 1445 H 18. Studi S3 di dalam/ luar negeri, meraih gelar PHD di usia 35th 19. Rilis karya ilmiah pertama yang berkaitan dengan perawat kardio, April 2018 (dan dilombakan saat HUT RSF) 20. Mengikuti International Nursing Converence, sebagai peserta poster ilmiah (th. 2019) 21. Mengikuti pelatihan BTCLS th 2018 22. Fasih berbahasa Inggris th. 2019, didukung dg skore TOEFL 550, IELTS 6,5 23. Menjadi Ns. Indah Robi'atul Adawiah, S.Kep, Sp. KV th. 2020 (dg mengikuti pelatihan-pelatihan kardio) 24. Menjadi PJPP (Penanggungjawab Pelayanan Perawatan) di RSUP Fatmawati th. 2027 25. Menjadi Ka. Ru di RSUP Fatmawati th. 2032 26. Keliling Indonesia dan keliling dunia sebagai perawat hipnoterapi (mulai th. 2020) 27. Memiliki keturunan yg hafidz hafidzah (5 orang anak, laki-laki dan perempuan) La hawla wa la quwwata illa billah, semoga Allah ridho dan mengizinkan 🙏🙏🙏
0 notes
Photo
Aku patah hati mas, sekali lagi..
Entah kenapa beberapa bulan terakhir ak sering kepikiran km, tp kok ya mau hub gajadi2. Mama jg tiap ke Jogja selalu tanya kabarmu dan pingin ajak main bareng lagi, tapi entah kenapa gajadi2 juga. Sampe akhirnya tanggal 15 Juni ak iseng nanyain kabar kucingmu sbg alibi sblm tanya kabarmu. Dan ternyata kucingmu sdh meninggal saat dititip ke temanmu selama km sakit, dan km sdg dirawat di RSCM sdh 3 minggu. Ak masih nyesek kenapa km ga ngabarin aku selama km sakit di Jogja 😢
17 Juni km minta dipindah ke ICU, krn sdh sesak sekali utk bernapas sendiri, perlu dibantu ventilator, artinya km akan dibikin ga sadar. Aku menolak sangat ide itu, tp apalah ak yg ga ngerti kondisimu mas. Sehari sebelumnya ak minta kita video call setelah km jelasin penyakitmu, km msh bisa diajak guyon, walau ak bisa rasain km nahan sakit setiap detiknya..
Sebelum masuk ICU km masih sempet jelasin secara ilmiah kondisi medismu, bahkan ngebenerin grammar bahasamu (emang dokter yg ahli linguistik ya!), Dan ak lgsg majuin jadwal pulang, krn ak ngerasa harus ketemu kamu! Km ngasih nomor mb Elisa dan mamah krn selama di ICU km ga akan sadar. Dan ak ga keburu nemuin km sblm km diintubasi. Ak ajak km praktekkin anapana, tp km udah terlalu sesak..
18 Juni ak lgsg nyamperin km ke ICU Rs. Koja, km udah dipasang ventilator 😢 dan nitip maaf ke mb elisa sm mb dini krn ga nungguin aku. Saat ak liat km di dalam, ak gakuat mas.. ak gakuat liat km nahan sakit selama ini.
Saking kangennya sampe-sampe ak tetep wa km walopun hpmu cm dipasang buat dengerin murottal doang. Bolak balik ke Rs ak ngobrol sm km yg tidur gelisah. Sampe ak dikabarin km kritis dua hari lalu, tensimu 70/30, suster udh manggil seluruh keluarga. Ak lgsg ke rs dan saat ak masuk bareng mb icha tensimu udh baik lagi, km bisa respon saat diajak ngobrol, ak sampein semua salam temen2mu, nyemangatin km, dan minta km sehat biar bs ngajarin ak ielts, nyulam, dance, dll. Km ak pasangin gelang bikinanku biar km inget klo msh bnyk yg sayang sm km. Km msh bs request digerakin kakinya krn pegel, bahkan minta diputerin lagu kpop yg ak gatau lagu apa akhirnya muter murottal lagi. Hari itu semua keluarga dan sahabat udah pd ngumpul, aa erwin lgsg balik dr Bali, teh tata dr Bandung, uwa, om, sepupu, sahabat. Semua datang jenguk kamu, dan masih bisa ngobrol sm km. Yang ternyata untuk terakhir kalinya.. lalu satu per satu pulang ke rumah masing2 sejenak, tinggal keluarga intimu yg jaga di Rs.
Selama perjalanan ke rumah, ak terus nyium bau kamu, bau khas ruangan ICUmu, entah darimana sumbernya. Lalu, adek bungsu kesayanganmu, Rara, terus ngabarin kondisimu. Tensimu turun lagi, tapi ga ada tindakan lain yg bisa dilakukan, obat sudah dosis tertinggi, ventilator sdh kendalikan napasmu 100%, dan kuman di paru-parumu sudah resisten sm nyaris semua antibiotik.
Ak udah ngebatin km mau nunggu pas malam Jumat terakhir Ramadhan ya mas? Nunggu semua kumpul.. nunggu pamit sama semuanya. Kamu sempet bilang ga pingin lebaran di rumah sakit. iya, km lebaran di sisi Allah. Kamu bilang km kangen makan enak, km sekarang makan enaknya di surganya Allah.. Kamu orang baik, dan berpulang di hari baik, bulan baik, Allah sayang betul sama km mas..
Km orang spesial yg pernah hadir di hidupku mas, jenius, tulus, jujur, paradoks, gokil, ceria, yang mengenalkan ak tentang dunia anomali yang sebenarnya. Yang ngajarin aku buat berpikir terbuka dan belajar untuk menerima tanpa berekspektasi, kondisi tersulit apapun dalam hidup. Kamu ga ngeluh, dan segan sekali untuk minta tolong, ga pingin ngebebanin orang lain, harus orang2 terdekat yg menawari duluan. Kamu berjuang dari kecil, dan Allah sudah terlalu rindu sehingga memanggilmu di usia 34. Kamu terlalu spesial untuk dilupakan. Kami semua akan sangat merindukanmu mas..
Mas, tadi ak mimpiin kamu pakai ihram.. rambut kamu klimis rapi ga keringetan lagi.. Trus ada alm. mbahku jagain kamu.. salam buat mbah ya mas.. kamu bahagia di sana.. tunggu aku nyusul entah kapan..
Aku gatau bisa kuat apa ga ngeberesin kamarmu di Jogja nanti mas.. too many memories there.. 😢
Yang tenang dan bahagia di sana ya mas..
0 notes
Text
Seleksi Substantif LPDP
5 Februari 2016, ada email masuk dari LPDP. Whoops! Gue lolos seleksi administrasi, alhamdulillah. Email tersebut udah termasuk undangan buat seleksi substantif tanggal 10-12 Februari 2016 untuk wilayah Bandung.
Another wow moment in the early 2016. Ada 5 hari kurang buat matengin persiapan seleksi substantif nanti. FYI, mulai dari periode I 2016, seleksi substantif LPDP untuk aplikan tujuan studi luar negeri, semua sesi menjadi in English. In other words, periode yang gue coba sekarang ini adalah periode transisi dari yang sebelumnya mostly masih menggunakan bahasa Indonesia.
Pas jadwal seleksi keluar, gue dapet jadwal semua sesi dalam 1 hari. Mulai dari verifikasi berkas fisik, sesi essay on the spot, LGD dan interview harus gue libas dalam 1 hari penuh. Menurut gue, dapet jadwal kaya gini tuh enaknya yaa sehari udah kelar, malemnya lu udah bisa tidur nyenyak dan tinggal berdoa buat hasilnya. Daripada aplikan yang dapet jadwal tiap sesi dalam 3 hari berbeda misalnya, hidup ga tenang tentunya dalam 3 hari itu, bukan? Hahaha. Ya, alhamdulillah gue dapet jadwal seperti itu. Wajib gue syukuri.
Dua hari menjelang seleksi, ketegangan semakin menjadi itu pasti. Saat itu, gue tergabung dalam grup LINE aplikan Bandung. Berbagai informasi gue dapet dari grup itu, mulai dari yang berguna, sampai informasi yang malah bikin gue makin crampy mikirinnya. Apalagi pas H-1 tuh, obrolan di grup banyak banget, ngebahas tentang topik-topik yang mungkin keluar dalam essay on the spot ataupun LGD.
Gue skip semua obrolan di grup biar bisa bikin gue lebih rileks menghadapi hari tempur esok.
The day finally has come. Gue berangkat sekitar 2 jam sebelum tes dimulai dari rumah menuju gedung keuangan Bandung yang ada di Jalan Asia Afrika. Tak lupa juga sarapan dan restu orang tua sebelum berangkat.
Pas nyampe di TKP, udah rame banget parkiran. Kebetulan gue make mobil berangkatnya dan agak susah dapet parkir. Tapi untung ada Pak satpam yang bantuin nyariin dengan posisi parkir agak maksa haha. Turun dari mobil, sempet ngobrol sebentar sama Pak satpam yang baik hati, dan beliau ikut mendoakan gue semoga sukses buat seleksinya. Aamiin, terima kasih banyak, Pak!
Gue langsung menuju ruang tunggu aplikan yang ada di basement gedung. Firstly, gue nunggu antrian buat dipanggil verifikasi berkas fisik. Setelah verifikasi berkas kelar, selanjutnya gue nunggu antrian untuk sesi essay on the spot. Oiya, urutan sesi yang gue dapet adalah verifikasi berkas fisik, essay on the spot, LGD dan interview sebagai pamungkasnya.
Di dalem ruangan essay on the spot, aplikan bebas mau duduk di kursi manapun yang sudah disediakan lengkap dengan kertas soal dan jawaban yang udah ditaro di atas meja. Topik yang dikasih dari panitia ada 2 macam. Aplikan harus buat essay yang koheren dengan topik dalam waktu 30 menit dan in English as I mentioned above. Dari awal gue selalu mikir, ini essay mirip dengan writing session-nya IELTS test. Bedanya, topiknya lebih unpredictable dan waktunya lebih singkat. So, kali ini pasti lebih menantang!
Waktu itu gue dapet pilihan topik tentang bonus demografi yang soalnya panjang banget (gue lupa detailsnya) dan tentang penerapan free-visa entry untuk Indonesia. Untuk topik yang pertama, gue udah nyerah duluan. Selain topiknya emang ga gue kuasain, ada kata yang ga gue ngerti juga dalam soal. Jadi, daripada salah tafsir dan malah bunuh diri, mending gue ambil topik yang free-visa entry.
5 menit pertama, gue stuck di introduction hahaha. Mungkin ini problema klasik, tapi beneran gue alami saat itu. Gatau banget mau nulis apa, clueless. Tips dan trik untuk sesi ini, lakukan penulisan essay berstruktur seperti IELTS writing yang mencakup introduction, body context and conclusion. Tiga hal tersebut adalah wajib hukumnya untuk dapat menghasilkan essay yang cukup berbobot tentunya.
5 menit terakhir, gue masih stuck di body paragraph yang ngejabarin advantages and drawbacks dari penerapan free-visa entry di Indonesia. Wallahualam sudah, gue in rush banget di akhir buat bisa beresin sampai kesimpulannya. Alhamdulillahnya semuanya beres, meskipun gue pasrah sama hasilnya.
The next session was LGD. Sebelumnya, tiap aplikan udah dibagi nomor buat LGD test. Aplikan yang memiliki nomor LGD yang sama berarti ada di dalam satu grup yang sama. Sebelum masuk ruangan, gue sempet kenalan sama anggota grup lainnya dan gue amazed pas tau kalau 8 dari 10 orang di grup gue adalah PhD candidates. It means, calon master student-nya cuma 2 orang hahaha, kelar sudah.
Tips untuk LGD yang gue selalu terapkan di sini adalah, kalau kondisinya kita udah tau siapa lawan main kita dan ada waktu buat kenalan, jangan sia-siakan kesempatan tersebut! Buat gue, dengan berkenalan langsung dan ngeliat cara bicara seseorang, gue bisa mengasumsikan karakter orang tersebut. Meskipun ini modal feeling buat interpretasinya, tapi hal ini sangat membantu gue buat tau karakter lawan main gue.
Tips yang kedua, coba ambil peran ketika LGD berlangsung, tapi jangan pernah memonopoli dan terlalu dominan. Keep it balance! Beri kesempatan untuk orang lain berbicara, meskipun kamu punya sejuta ide di otak dan hasrat menggebu untuk menyalurkannya. Keep in mind, everything has its own strategy!
Aplikan dipanggil satu-satu buat masuk ke dalam ruangan, dan tempat duduknya udah diatur. Semacam ruangan dan meja rapat yang panjang dan lonjong kondisinya, kita duduk mengitari meja tersebut. Gue dapet di part meja yang lengkungan pendeknya dan di bawah AC sentral yang dinginnya ga sekolah. Di seberang gue adalah para observer-nya, terdiri dari 3 orang. Seolah-olah gue adalah sang pemimpin rapat haha. Semoga bisa divisualisasikan dengan baik ya kondisi gue saat itu.
Topik yang gue dapet adalah tentang international workers di Indonesia. Erat kaitannya dengan MEA yang lagi happening saat itu. Pas awal mulai, langsung ada yang inisiasi buat buka diskusi. Hal pertama yang grup gue lakukan adalah pemilihan notulen. Karena ini adalah leaderless group discussion, jadi ga ada yang namanya leader secara rules sih. Ajaibnya, gue ditunjuk yang lain buat jadi notulen, dan gue dengan senang hati menyanggupinya.
Tiap orang dapet giliran buat mengaspirasikan pendapatnya secara berurutan. Untuk tahap awal, semua anggota pasti kebagian buat ngomong. Agak kewalahan juga buat ngerangkum pendapat-pendapat orang biar didapat intinya. Setelah satu cycle beres, flow diskusi jadi lebih mengalir, dan tiap orang udah bebas buat ngasih pendapatnya, tanpa harus nunggu giliran. Di saat yang lain udah beberapa kali ngajuin pendapat, gue baru sekali doang ngomong di awal tadi. Damn, it’s not good gue pikir. Chance gue buat lolos bisa ketutup karena gue terlalu pasif. Bingung juga karena ide-ide udah pada disebut sama yang lain. Tapi, rezeki emang ga kemana. Di akhir, gue dapet giliran ngomong bentar dan menyuarakan ide yang terlintas di kepala. Yang bikin gue seneng adalah semua orang mengiyakan ide gue tersebut haha.
Untung ada Bang Okky yang duduk di sebelah gue dan bilang kalo waktu tinggal 2 menit lagi, meanwhile kesimpulan belum disampaikan. Dengan kepedean tingkat tinggi, gue sampaikan simpulan yang gue tangkep. Di akhir, pura-pura aja gue nanyain ada yang mau nambahin gak? Padahal itu adalah cara gue ngeles kalau-kalau ada yang kelupaan gue mention haha. That’s tricky, rite?
Gue merasa sangat bersyukur di sesi kali ini karena kerjasama di grup gue oke banget. Ga ada tuh orang yang pengen nonjol sendiri. Alhamdulillah.
The last session, interview! Sesi puncak yang bikin paling deg-degan. Gue khawatir kalo interviewer-nya nanti bakal kritis banget dan ngebantai gue yang tak berdaya ini. Gue dapet meja nomor 8. Pas udah nunggu di kursi depan ruangan interview, si Christine, salah satu aplikan yang gue paling kenal saat itu, baru keluar dari ruangan interview dan gue tau kalo dia di meja 8 juga. Gue tanyain gimana tadi lancar engganya dan dia bilang kalo semua interviewers di meja nomor 8 baik banget, santai pokoknya. Oke, setidaknya itu bikin gue tenang dikit. Tapi gue ga bakal percaya sampai ngalamin langsung nanti.
Nama gue dipanggil, dengan modal bismillah gue masuk ke ruangan dengan tegar, macem lagu Rossa. Ruangannya besar, semacam aula. Gue coba cari di mana meja nomor 8, oke spotted. Hal yang pertama gue lakukan adalah menyalami interviewer satu-persatu dengan senyum lebar iklan pasta gigi dan duduk setelah dipersilakan duduk. Gue duduk di tengah-tengan ketiga interviewer yang ada di depan gue, 2 ibu-ibu dan 1 pria berusia sekitar 30 tahunan yang ternyata adalah psikolognya.
Si ibu yang ada di tengah gue rasa adalah ketua meja nomor 8. Beliau yang membuka sesi interview dengan pendahuluan dan juga doa. Selanjutnya, beliau mulai melancarkan pertanyaan bertubi-tubi ke gue. Gue ga bisa jawab pas ditanya nama menteri kelautan sekarang siapa. Gue berkilah kalau Ibu Susi adalah menteri perikanan dan kelautan, tapi kalau urusan sumber daya mineral di laut bukan berada di bawah otoritas dia. Modal ngeles aja, padahal gue lupa, daripada bilang gatau sama sekali haha.
Yang gue rasain, interview yang gue alamin ini sangatlah menyenangkan. Bahkan, gue dan ketiga interviewer sempet ketawa banget gara-gara si Ibu yang di tengah tiba-tiba nanyain ke gue kalo gue ada turunan arab atau enggak hahaha, EPIC!
Pertanyaan-pertanyaan yang keluar sih standar pertanyaan beasiswa mungkin ya. Mulai dari:
- Kenapa ngambil jurusan dan universitas tujuan?
- Kenapa harus di luar negeri, ga di dalam negeri aja?
- Mau ngambil topik apa nanti buat master thesisnya?
- Apa gunanya buat Indonesia?
- Skripsi S1 dulu tentang apa, coba jelasin.
- Pernah kerja ga? Nyambung ga kerjaannya waktu itu sama jurusan yang diambil sekarang.
- Ada rencana menikah dalam waktu dekat?
- Kegiatan social yang pernah dilakukan.
- Gimana caranya nanti buat survive di luar negeri, ketika harus hidup sendiri misalnya. Solusi darimu apa?
- Kenapa kamu merasa pantas buat dapet beasiswa LPDP?
Dan masih banyak pertanyaan lagi, yang gue juga agak lupa detilnya. Pokoknya, gue jalanin interview tersebut cuma 30 menit doang, dari 45 menit untuk waktu maksimal per 1 aplikan. Gue gatau, whether gue menarik dan udah jelas tergambarkan dari semua jawaban gue atau gue ga menarik sama sekali buat para interviewers, sehingga interview-nya cuma 30 menit.
Di akhir, Ibu ketua meja bilang ke gue “Sekarang tinggal tunggu hasilnya, kamu sudah berusaha maksimal hari ini. Banyak berdoa, yang terbaik pasti yang akan kamu dapat. Terima kasih untuk waktunya.” Dengan semangat dan energi tersisa, gue sampaikan terima kasih juga buat para interviewers dan menyalaminya satu per satu.
Well done, Muhammad Aulia Alwan! Alhamdulillah, kelar sudah semua rangkaian seleksi beasiswa LPDP. Seneng banget rasanya pas udah beres waktu itu. Beban terasa keangkat semua, meskipun gue gatau hasilnya nanti bakal gimana, gue pasrahkan saja pada Allah swt. At least, I did my best.
0 notes
Text
Kunci
Dalam usia yg msh muda, seseorang memeliki energi yg berlebih. Jika ia mampu menyibukkan dirinya pd hal positif maka ia akan jd nilai tambah, tp bagi yg hidupnya lenggang ini menjadi kendala. Kali ini bukan akan membicarakan tentang remaja tanggung smp atau sma. Jauh, lbh jauh lagi, kali ini tentang penantian seorang sarjana yg juga tanggung yg pengalamannya katanya segudang di cv, prestasinya bejibun, ipknya nearly perfect, dan kelebihan2 lainnya. Tp kenapa msh dilabeli "tanggung"? Krn selama Allah belum cabut nyawanya, ia akan terus "tanggung" krn ketidakpastian hidup yg dijalani. Maka kematian adalah kesempurnaan yg akan memapankan ia dlm kebaikan atau justru keburukan. Ya, hari ini baik, esok siapa tau? Begitu jg sebaliknya. Masa depan sarjana itu jg sama. Mereka-reka waktu, penuh angan2, terlalu jauh bermimpi, hingga waktu yg sangat senggang itu melenakan mereka. Yg kadang berbuah bencana atau bisa jg berbuah berkah. Perlu diketahui dulu, ada fase lulus kuliah dan kemudian menentukan langkah berikutnya. Eh salah!. Harusnya menentukan arah dulu sblm lulus kuliah! Krn ini yg ga banyak dipikirin orang2. Dan percaya aja, deh. Dan intinya pasti milih: Kerja atau s2? Nikah? Ups, nanti aja dibahasnya. Pokoknya tentukan dulu arah hidupmu stlh kuliah. Selama masa tunggu s2 atau dipanggil perusahaan, ini lah waktu kunci yg krusial bagi sarjana. Waktu2 ini sgt kritis ibarat klo ga di maintain dgn bener, kedepannya bener2 bs nyasar dan kluar jalur rencana. Contohnya, lg siap2 ielts utk s2. Eh tp tergiur kerjaan proyek, lah trus kerja dan kenal duit. Ielts terbengkalai. Dan pas kenal dunia kerja malah pengen kerjaan yg lbh besar dan menantang, dan jadinya keinginan s2 pun jadi surut. Duit disini emg bs jd daya tarik yg kuat ya. Ya wajar krn kita dah umur matang yg hrs mandiri. Aplagi klo kpikiran nikah muda, harus siap tabungan. Nah alhasil jd banyak melencengnya. Itu mending klo kerjaannya sesuai sm jurusan kita. Lah ada lho yg tergiur duit dan kerjaannya blas ga nyambung sama sekali. Makin sedih kan. Tp ya itu pilihan masing2 yg hrs kita hargai. Dari sini perlu diketahui bahwa dlm waktu kritis penantian itu si sarjana akan menemui banyak distraction dr hal2 sepele kaya pekerjaan, uang, nikah, urusan kluarga, dan tentunya percintaan. Nah, utk itu sarjana td hrs ditemani dan dibimbing org2 terdekatnya supaya ttp on the track. Peran keluarga, tmn dekat, dan mungkin calon istri bs lho jd pengarahnya. Apalagi waktu senggang dlm masa tunggu itu benar2 ga dimanfaatin sm ni orang. Saking selownya di rmh malah galau, kepikiran ini itu, trus banyak ngemil, jd tambah gendut. Trus tiap hr kerjaannya cm buka medsos atau ig, sampai direfresh berkali2. Dan klo ad postingan tmn yg lbh oke ttg kerjaan, jodoh, s2 lgsg down. Ga baik sob. Bener deh. Malah setres. Klo td dah ditemani org2 terdekat dan progress tujuan sdh dilakukan. Maka dlm waktu tunggu ini perlu diisi dgn hal2 positif. Misal volunteering ngajar anak2 yg membutuhkan, olahraga rutin, mencoba bisnis kecil2an, dtg ke kajian rutin, dll. Pokoknya sibukin diri sendiri biar value diri kira makin mningkat. Krn klo ga pasti nanti G3 (gabut, galau, gemulai, eh!). Kembali ke masa depan yg ga kita tau, masa tunggu jg penuh kekhawatiran walaupun kita dah usahain banget2. Bs jadi ga diterima s2. Bs jd ga diterima kerjaan. Kok jg blm ada lowongan2 kerja. Ya, smua pasti ngalami kendala macem ni walaupun ada jg yg skali daftar lgsg tembus. Jadi ya hidup bener2 kerasa "wang sinawang". Sebaik apapun rencana kita, biar Allah yg arahkan. Waktu tanggung inilah yg hrs disiasati. Km harus punya kerangka masa depan kaya dasar2 km pengen belajar, kerja, dan hidup kaya apa. Masalah ga s2 dan ga kerja di tmpt impian itu emg sedih, tp inilah hidup, is not perfect till u die. Nah, Krn km dah ada kerangka skrg tinggal bersabar aja sm apa yg akan Allah berikan. Hidupmu ga harus plek kaya versi A, tp hidupmu bs diarahkan ke perspektif yg lbh luas, yg itu jg sama baiknya walau ga sempurna. Sekarang klo gini, kuncinya cuma 1. Bersabar. Ya, bersabar adalah kunci ptg bagi masa depan. Hr ini kita dah usaha dan ibadah, bsk tgl sabar sm keputusan Allah. Yakin aja deh Allah ga akan sia2kan kita. Pasti masa depan kita akan baik pd waktunya. Tinggal seberapa sabar aja kita hr ini. Sabar kerja dr gaji terendah, dr prusahaan kecil, sabar s2 di entah berantah misalnya, atau sabar hrs rawat ortu dan menunda kerja /s2 Dan sabar ini lah yg refer ke waktu tanggung td. Krn selama hidup kita pasti banyak waktu tanggung yg butuh kesabaran. Dan satu hal lagi, sabar susah dibeli. Aku jg msh belajar banyak. Sabar itu dilatih. Intinya sih dont be panic, do not in a rush, you just have to wait and be patient. Do not add something that distruct you while you wait the future. Then, let see, where does god put our epic story? Ok? Keep calm and put trust on your god .
0 notes