#koleng
Explore tagged Tumblr posts
Text
Sering Terjadi Kecelakaan, Warga Lebak Protes Truk Tanah Tidak Parkir Sembarangan
LEBAK – Warga Desa Sangiang, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, melakukan aksi protes terhadap banyaknya truk yang kerap parkir di sisi badan jalan Maja-Koleng. Hal itu mereka lakukan, karena selama ini sudah banyak pengendara roda dua yang menjadi korban, akibat menabrak truk angkutan tanah yang terparkir di sepanjang jalan di Desa Sangiang. Rusli, salah seorang warga sekitar mengatakan, jika…
View On WordPress
#Desa Sangiang#Kabupaten Lebak#Kecamatan maja#Kecelakaan lalu lintas#Pantai Indah Kapuk#truk galian tanah#warga Lebak#Warga tolak truk tanah
0 notes
Photo
Tulasi Mountain Koleng, Darbha❤️ Exploring with: @dk_bastar_wala #mountains #koleng #dk_bastar_wala #naturalbeauty 🍀 #naturelover #cinemetography #shooting #dkshooting #bastar #chhattisgarh #darbha #chandameta #cfor36garh #cforchhattisgarh #36garh #sukma #southchhattisgarh #hills #naturephotography #landscapephotography #landscape #chhattisgarh #chhattisgarhtourism #jagdalpur (at Darba, Chhattīsgarh, India) https://www.instagram.com/p/CeNmsEbqOND/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#mountains#koleng#dk_bastar_wala#naturalbeauty#naturelover#cinemetography#shooting#dkshooting#bastar#chhattisgarh#darbha#chandameta#cfor36garh#cforchhattisgarh#36garh#sukma#southchhattisgarh#hills#naturephotography#landscapephotography#landscape#chhattisgarhtourism#jagdalpur
0 notes
Text
Review nasi goreng Jancok - Kuliner Surabaya
Review nasi goreng Jancok – Kuliner Surabaya
Review Nasi Goreng Jancok untuk anda yang Penasaran dengan KULINER Khas Surabaya yang Sedang Viral ini. Pecinta kuliner pedas pasti suka berkunjung ke Surabaya, karena di kota ini ada banyak sajian pedas yang pasti memuaskan selera para penyuka rasa pedas. Bukan hanya Sambal Bu Rudy saja sajian pedas di Surabaya yang populer, tapi juga Bebek Mercon, Pentol Gila, Mie Setan, Ceker Koleng, dan…
View On WordPress
0 notes
Text
Hindi ko kayang mag sulat ng kwento sa kung pano tayo unang nagkita sa isang romantikong lugar, dahil hindi naman tayo ganu’n nagkakilala.
Hindi ko kayang mag sulat ng patungkol sa kung pano mo’ko napapasaya tuwing binibigyan mo’ko ng mga bulaklak araw-araw, dahil wala namang bigayan ng bulaklak na nagaganap.
Hindi ko kayang mag sulat ng kwento sa kung gaano mo ako kamahal dahil sabi natin hindi naman nila kailangan malaman iyon.
Pero, kaya kong magsulat ng tula na ikaw at ako lang ang makakaintindi.
Tula kung bakit di mo ako kailangan bigyan ng bulaklak araw araw dahil nagtanim kana ng hardin sa puso ko.
Tula kung pano sa isang lugar kung saan walang pakialam ang mga marami una tayong nagkusap.
Tula tungkol sa kung ga’no ako natutuwa at kinikilig sa tuwing ginigising mo ako para pumasok, walang mintis araw-araw simula ng nasa Pilipinas kana.
Magsusulat ako ng tula sa kung gano mo ipinapakita ang pagmamahal mo na di tulad ng pagpapakita nila.
– Koleng ❤️
@umiibig-din-ang-alien
9 notes
·
View notes
Text
Semakin malam pikiran selalu semakin random. Ya Rabb.
Tetiba jadi flashback masa-masa kuliah (.....berasa alumni udah lama padahal baru wisuda tanggal 9 September kemarin).
Merasa terharu dan masih gak percaya. Saya yang salah jurusan dan hampir jadi pengikutnya Steve Jobs, bisa bertahan disini (walau setiap ujian bikin stress dan nyaris bikin gila) dan dinyatakan lulus. Bahkan pakai baju toga, membawa kedua orangtua saya ke Gedung ACC untuk menyaksikan saya dinyatakan resmi sebagai alumni.
Saya sangat percaya, ini semua adalah kuasa dari Allaah. Doa-doa kedua orangtua saya yang didengar olehNya.
Hal yang membuat saya semakin percaya akan kuasaNya.
Serius, saya benar-benar hampir give up. Ditambah, saya nggak ada betah-betahnya sama sekali di kota tempat saya kuliah. Ditambah lagi beberapa hal yang membuat saya menjadi pribadi yang tertutup, nggak suka ketemu orang, terlalu asyik sama dunianya sendiri, dan cuek. Tapi anehnya, sifat itu hilang kalau udah balik ke kampung halaman halaman. Wkwkwk aneh memang.
Bahkan di tahun kedua perkuliahan, saya sudah mau mengurus surat pengunduran diri. Sudah nangis-nangis di depan Bapak sama Ibuk. Bilang kalau saya udah beneran nggak kuat.
Tapi beliau berdua sama sekali nggak menyerah untuk menyemangati saya. Beliau berdua memberi saya pelukan hangat, menguatkan saya disaat saya benar-benar rapuh.
Hingga pada akhirnya saya pun pelan-pelan menjalani kembali. Demi Bapak dan Ibuk. Demi senyum mereka.
Berat? Jangan ditanya.
Saya telan habis-habisan semua materi perkuliahan. Ujian ini itu, kerja praktik di beberapa rumah sakit, kerjain laporan tiap minggu, menyelesaikan Tugas Akhir, sidang Tugas Akhir dan Kompre, dan pada akhirnya mencapai titik ini.
Saya semakin yakin, kuasa Allaah benar-benar berperan dalam hidup saya. Terutama di tahun ini.
Hal yang sama sekali saya buang harapannya, tiba-tiba terjadi. Sungguh, nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan, Dhira?
Allaah buaik banget sama kamu lho. Kok masih ragu sama Allaah sih Dhir? 😞
Jangan. Jangan lagi ya, Dhira. Jangan lagi ragu sama kuasaNya.
Banyak minta ampun sama Allaah ya? Banyak istighfar. Banyakin baca doa Nabi Adam. Banyakin baca laa haula wa laa quwwatta illa billah, ya!
Ah jadi tambah random. Iya, seminggu kemarin saya kebanyakan kontemplasi. Kebanyakan mikir ini itu, mikir yang enggak-enggak. Sampai efeknya saya gak mau ketemu dan sosialisasi sama orang-orang. Duh parah pokoknya 😢
Jangan sampai ragu lagi sama kuasaNya Allaah ya Dhir? Allaah udah ngatur rezekimu. Bahkan udah ngatur semua kehidupanmu.
Jangan ragu lagi ya? Hayuk, dikuatkan lagi hatinya, Dhira! Banyakin minta ampun sama Allaah ya ;_;
Bismillah, semoga Allaah selalu membimbing setiap langkah. 😊
Ps. Maaf ceritanya jadi ngalor ngidul. Random tapi bahagia, udah gak se-koleng kemarin. Alhamdulillah alaa kulli hal.
1 note
·
View note
Text
Yang Biasa Jadi Luar Biasa
Semalam aku hanya tidur empat jam. Bukan, bukan sok belajar gitu, melainkan emang anaknya procrastinator banget. Ditambah lagi sulit untuk fokus. Ya Rabb, tolonglah hamba.
Setelah bangun saat subuh, aku memutuskan untuk melawan perasaan dari syaiton untuk bermalas-malasan. Walaupun memang tak dapat dipungkiri rasa kantuk itu selalu ada.
Kemarin aku sudah berniat menghadiri acara yang bisa dibilang sangat pagi waktunya untukku bahkan sebelum bikun-bikun siap diberangkatkan. Setelah tawar-menawar yang sengit antara aku dan diriku sendiri, akhirnya aku mandi sebelum jarum jam membentuk garis lurus.
Halang rintang juga berkontribusi menemaniku pagi tadi, Allah telah berfirman dalam surat Al-Ankabut, “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji?”
Dan di sanalah aku berdiri menunggu pak ojek yang biasanya selalu ada di depan asrama, namun ia tak ada. Ditambah lagi, saat pak ojek yang sudah kutunggu kehadirannya datang, tiba-tiba mbak-mbak berhijab merah muda yang kelihatan terburu-buru sudah siap menaiki motor bapaknya. Aku cuman senyum saja dan bilang mbak duluan aja lalu minum susu rasa moka favoritku dengan sok tenang sambil melihat jam yang memprediksi angka keterlambatan.
Ternyata mbaknya menuju tempat yang sama denganku. Eala mbak. Gapapa, ikhlas dong bel gimana sih. Aku terlambat 4 menit dari jadwal yang telah ditentukan. Aku rasa aku nggak pernah semalu itu saat terlambat walaupun banyak juga yang terlambat setelahku. Tiba-tiba aku teringat saat awal birama di koridor bersama kesebelasan dan kami selalu mengusahakan untuk tidak terlambat. Karena terlambat berarti mendzolimi orang lain.
Terlepas dari itu semua, aku tidak menyangka lagi-lagi Allah memberikan rahmatNya untukku. Beberapa hari yang lalu aku bercerita kepada seorang teman bahwa aku ingin begini dan begitu. Tapi? Nggak ada kata tapi. Ingin aja. Sekarang Allah mengabulkannya dalam bentuk yang berbeda.
Setelahnya aku menghabiskan waktuku di Masjid Ukhuwah Islamiyah dan mengerjakan kuis sambil mengantuk. Lalu, aku berjalan menuju stasiun dan menaiki bikun karena belum membawa laptop untuk matkul berikutnya. Sekalian gulung-gulung di kamar dan sholat dhuhur.
Yang mengherankan adalah, saat aku memasuki kelas dan akan meletakkan tas, tiba-tiba suci bilang, “eh lihat deh ada yang beda ya sama mukanya bela.” Aku masih sedikit koleng, karena jam sudah menunjukkan tepat pukul satu saat aku memasuki kelas, dan aku memasang muka pingin ketawa tapi juga bingung. “iya, kayak lebih cerah gitu.” Lah lu kate iklan sabun kecantikan apa. Lalu shafyra menjawab sekenanya, “biasa tuh abis sholat kan wudu jadi bercahaya.” Aku udah nggak bisa nahan ketawa sambil pasang muka sombong.
Sebenarnya hal tadi biasa aja sebelum akhirnya aku menaiki bikun untuk mengisi presensi futsal dan bertemu iib yang memakai baju ala pantai. Lalu ternyata FEB banjir sehingga saat balik bikunnya lewat jalan cinta dan langsung ke asrama. Aku mengajak nana untuk nonton film berbau psikologis di bioskop tapi aku hampir lupa ternyata jumat besok ada kondangan. Sesaat aku mau ke kamar mandi, tiba-tiba nana bilang, “eh bel bentar deh” “hmm” “pake make up ya?” “hah make up apaan” “pake alis ya!” “lah enggak” Lalu dia seperti keheranan lalu bodo amat. Aku jadi makin bingung. Enggak, aku nggak bercermin setelahnya. Aku ambil wudu mau sholat maghrib.
Dan literally beberapa detik yang lalu nana ke kamarku untuk suatu hal, “mukamu lho beda” “haaa apase” (akhirnya aku bercermin) “ooooh aku tau! pake soft lens ya!” “laah engga kok” Tiba-tiba suara lar muncul dari koridor, “aku mau liat mau liat” Lalu aku mematung diperhatikan dua orang kayak lagi f2f. “podo ae perasaan,” kata lar “nah kan aku bilang juga apa, sama aja,” sahutku “bodo ae itu artinya sama aja?” tanya nana “PODO AE bukan BODO AE”
Kesimpulan dari nana dan lar adalah kayaknya mataku jadi lebih dalam karena kurang tidur. Besok masuk siang dan tidak ada tugas jadi bisa balas dendam. Semua balas dendam harusnya dijauhi kecuali balas dendam pada tidur.
Sekian. Semoga kita bisa memaknai hal-hal yang terlihat biasa namun akan menjadi luar biasa jika kita husnudzon kepada Allah. Karena Allah itu sesuai dengan prasangka hambaNya.
1 note
·
View note
Text
#19 #30DaysofInternshipLife
Sore itu langit begitu gelap tepat ketika aku dan tiga temanku keluar dari gedung. Kami pun mempercepat langkah, berlomba dengan berjuta ton air langit yang siap untuk ditumpahkan di daerah Surabaya dan sekitarnya. Namun tetap saja kami harus mengalah dengan tetesan air hujan yang mendarat di jalanan terlebih dahulu tanpa menunggu kami sampai dengan selamat dan tenang di kamar kost. Hujan deras mengguyur sekujur tubuhku dan temanku yang berbocengan.
Di tengah perjalanan, hujan semakin deras. Air mulai menggenang disana-sini. Banjir. Tiba-tiba motor yang kami kendarai koleng, sepertinya bannya bocor. Benar. Sial. Umpatku dalam hati.
Kami berdua pun menuntun motor hingga menemukan tukang tambal ban. Beruntung jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat kejadian ban motor bocor. Tempat tambal ban itu hanya sepetak, berukuran kira- kira 3x3. Seperti tempat tambal ban pinggir jalan pada umumnya. Ada mas- mas yang langsung menambal ban motorku, dan bapak- bapak --yang (maaf) ada tumor di bagian mata dan mulutnya-- duduk di sudut petak. Melihat kami berdua berdiri kehujanan, bapak- bapak itu mempersilakan kami masuk ke dalam petaknya. Dan sedikit mengobrol dengannya sambil menunggu ban selesai ditambal.
“Masuk ke sini aja mbak, hujan loo” (sambil mempersilakan kami duduk)
“Eh, iya pak”
“Uda kerja atau masih kuliah ?”
“Masih mahasiswa magang pak”
“Mbaknya Unair yaa ?” (mungkin bapak ini tau dari jaket angkatan yang kupakai saat itu)
“Iya pak”
“Anak saya juga kuliah di unair”
“Oooh, jurusan apa pak ?”
“Manajemen, sekarang lagi lanjut S2 manajemen juga disana”
“Oh, yayayaa”
“Kalau lulusan Unair itu nanti cari kerjanya gampang mbak, gausah cari kerja uda banyak yang nyari, kayak anak saya”
“Aamiin pak, semoga saja”
Percakapan singkat itupun berakhir ketika ban motorku telah selesai ditambal. Kami yang telah mengenakan jas hujan bersiap menerjang hujan.
“Mari pak, mas. Makasih”
“Iya, ati-ati mbak. Ujannya deres”
Dalam perjalanan, aku duduk di jok belakang sambil merenung. Tentang seorang Bapak yang begitu bangga dengan anaknya. Tentang kesederhanaan seorang Bapak, sebisa mungkin bekerja keras untuk anaknya. Siapa yang sangka, bapak- bapak pemilik petak tambal ban dipinggir jalan tadi punya anak yang sukses. Dan seperti membenarkan kata- kata bapakku tempo lalu. “Bagi bapak, harta itu bisa dicari dan bukan hal yang utama. Yang terpenting itu kamu.”
Guyuran air hujan beradu dengan kaca helmku. Jas hujan yang membungkus tubuhku pun nampaknya tak berfungsi dengan sempurna. Tetap saja air hujan membasahi tubuhku hingga menggigil. Dingin. Tapi tidak dengan mata dan perasaanku. Seperti ada yang memanas di kedua bagian organ itu.
Hujan. Semoga turut mengaminkan doa bapak- bapak pemilik petak tambal ban pinggir jalan tadi sebanyak rintik hujan yang membasah jalanan pulang.
1 note
·
View note
Photo
Happy 4th Koleng! 😘🥰 https://www.instagram.com/p/CQFSpSnrMbbFziRE_Fqkl_IxRWZjHM8S2FIEo80/?utm_medium=tumblr
0 notes
Text
I miss you .. my jodoh haha. Koleng abis komisaris meeting ... pikiran kemana mana. Inget minutes meeting titaaaa
0 notes
Text
7 Kuliner Pedas di Surabaya, Ada Nasi Goreng Jancuk hingga Bebek Mercon
Salma Nania 7 Kuliner Pedas di Surabaya, Ada Nasi Goreng Jancuk hingga Bebek Mercon Artikel Baru Nih Artikel Tentang 7 Kuliner Pedas di Surabaya, Ada Nasi Goreng Jancuk hingga Bebek Mercon Pencarian Artikel Tentang Berita 7 Kuliner Pedas di Surabaya, Ada Nasi Goreng Jancuk hingga Bebek Mercon Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : 7 Kuliner Pedas di Surabaya, Ada Nasi Goreng Jancuk hingga Bebek Mercon Rekomendasi kuliner pedas di Surabaya yang harus dicoba, ada Nasi Goreng Jancuk, Bebek Mercon, hingga Ceker Koleng. http://www.unikbaca.com
0 notes
Photo
The Homecoming: Joy. Ritual. Resistance. *MULTIPLE LOCATIONS* Saturday, October 13, 2018 12:00 pm- 6:00 pm Click here for the outdoor performance locations. RSVP on Facebook The Homecoming: Joy. Ritual. Resistance. is orchestrated by Artist-in-Residence Ebony Noelle Golden and is co-produced with Betty’s Daughter Arts Collaborative and The Hemispheric Institute of Performance and Politics. The Homecoming: Joy. Ritual. Resistance. is a mini-festival that centers public joy rituals, celebration, conversations with artists, thinkers, organizers, and community members. The program features public performances by artists who have been exploring joy as praxis with Ebony since April, an artist talk, and a panel conversation with community artists. #joyritualresistance Public Performance Art Fellows: sára abdullah, Babay L. Angles, Marena Faith Blanchard, Treva Ellison, Kolenge Fonge, Rochelle Jamila, Cynthia Renta, Reanna Roane, Jehan Roberson, Clarivel Ruiz, and Mshairi Siyanda. Join us for performances starting at the Chapel of San Lorenzo Ruiz (378 Broome Street), moving on to the Elizabeth Street Garden (Elizabeth St. between Prince and Spring Sts.), and continuing to the Hemispheric Institute of Performance and Politics for an artist talk with Ebony Noelle Golden on the topic of Dissident Geographies and a final reflection on joy and fugitivity with invited artists. For the full program, please click here The event is free and open to the public. A photo ID is required to enter NYU buildings. 20 Cooper Square is a wheelchair accessible venue. #performance #performanceart #taino #ancestors #remembrance #ourstories #aboriginalart #dominicanslovehaitians #clarivelruiz https://www.instagram.com/p/Bopp2RinQKK/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=pequr232zoqa
#joyritualresistance#performance#performanceart#taino#ancestors#remembrance#ourstories#aboriginalart#dominicanslovehaitians#clarivelruiz
0 notes
Note
Koleng the attention of Koleng! Juswa Hahaha wants to greet you "Good morning! have a nice day! Ingats" :D
Hooooooy!!!!! Magandang umaga sayo! 😩 buti naman buhay kapa!
3 notes
·
View notes
Photo
Semakin berpasrah, semakin beriman, semakin bergantung kepada Allah.
Allah, ku yakin ini pilihan yang terbaik.
Terimakasih selalu mengingatkan adikmu yang koleng ini, Mas! Semoga Allah selalu menyertai setiap langkahmu :)
1 note
·
View note
Video
Kami, segenap Ibu-Ibu Wings Air selaku manusia-manusia koleng yang seminggu ini telah berhasil melewati masa-masa dimana ketiduran adalah sebuah penyesalan mengucapkan Minal Aidzin Walfaidzin, mohon maaf lahir dan bathin. Marhaban Yaa Ramadhan 1438H👏🏻 • • • Selamat libur wanita-wanita idaman calon mertuaku, puas-puasin tidurnya yaa! @auliyacha @yunitapuspitaas @haniikhsani @wawa_salwa (-)Nobi (at Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya)
0 notes
Text
Tentang pilihan, bukan versi sanifa..
Jangan sampai koleng kalau lagi berkendara. Atau dimanapun lah. Bukan gara-gara bakal nimbulin kecelakaan atau gimana. Masalahnya aku sudah nyusahin orang gara-gara ga siapnya aku dikasih pertanyaan saat lampu merah. Ada bapak yang tiba-tiba mendekat ke motor aku, terus bertanya, kalau mau ke rs. karangmenjangan kemana. Kalau aku deskripsiin, sekarang aku lagi di lampu merah dari arah dharmahusada, yang harusnya kalo mau ke karangmenjangan atau rsud dr soetomo pintu masuknya ya tinggal lurus. Laah aku malah bilang, “wah harusnya belok kiri pak” Padahal si bapak amat yakin kalau beliau harusnya lurus. Iya sih kalau belok kiri itu jl. karangmenjangan, aku ga fokus, aku kira pasti pintu masuknya di jl. karangmenjangan. Mentang-mentang nama jalan dan yang dimaksud si bapak berbunyi sama, tapi kan yaa bukan di situ pemecahan masalahnya. Kalau misal lurus terus ke arah dharmawangsa harusnya langsung nyampe tuh bapak. Maaf ya pak, semoga bapak selamat sampai tujuan.
----
Aku suka banget sama waktu subuh. Suka baunya, heningnya, sejuknya, semua kerasa adeemm banget di ati gitu. Biasanya sih kalo lagi ga sholat, aku gapernah bisa bangun subuh. Selalu begitu. Harusnya gaboleh kaya gitu sih.
Kata bapak, jangan harap kalau aku mau menangin semua hal yang aku pengenin kalau menangin subuh aja gabisa.
Aku bersyukur banget sama hari ini, gara-gara Subuh, aku bisa mikir lebih jernih dan tenang...
Kenapa ya kalau misal mau nentuin pilihan apa-apa buat diriku sendiri aku sering banget nanya saran ke orang baiknya aku seperti apa. Aku juga gangerti itu kebiasaan yang baik apa enggak. Padahal lo yaa yang bakal jalanin pilihan tersebut ya aku. Ketika sudah mantap pun, lebih sering goyahnya daripada semakin mantap.
Lain lagi kalo aku cerita ke Rizky, dia selalu nyuruh buat istikharah dulu. Sedihnya lagi ga bisa sholat:” terus aku bisa dapet jawaban terbaik darimanaa? Istikharah juga butuh kebesaran hati, kata Rizky, “harus diplong-in dulu hatinya wil, gaboleh condong ke salah satu. Makanya kita ga bakal dapet jawaban kalo kaya gitu.” nah itu lagi hal yang tersulit. Kalo ga pasrah artinya kita ga bener-bener percaya sama jawaban yang bakal kita terima. No tapi tapi lah kalo emang mau pasrah.
Haloo faaa @sanloevera , aku kangen kamu. Baik-baik di Solo dengan Rizky yaa. Aku suka banget tulisan sanifa yang ini apalagi sama kata-kata ini “Menjadi manusia bermanfaat tentu merupakan tujuan yang mulia. Tetapi menurut saya, jabatan bukan sebuah jaminan untukmu menjadi bermanfaat”. Kalo misal pake analogi ala-ala pas smala, bermanfaat itu ibarat puncak gunung kita ya fa. Tapi kendaraan yang bisa ngebawa kita ke puncak bakal macem-macem. Makasi fa udah ngebikin aku sadar, aku pikir dulu dengan amanah kita bakal bisa jadi orang yang bermanfaat. Nyatanya aku lebih banyak bikin dosa. Tapi fa, setidaknya kita mencoba jadi orang yang bermanfaat dengan amanah itu kaan? Aku jadi mulai berhati-hati juga buat ngedefinisiin arti keren versi aku sendiri. Sebenernya kalo boleh jujur, kadang alasan jadi bermanfaat itu bukan alasan nomer wahid yang aku pikirkan pertama kali fa. Kadang yaa gara-gara pengen dapet temen, pengen dinilai baik, pikirku. Salah ya fa kalo gitu? Doakan semoga pilihan kita adalah pilihan yang diridhoi-Nya ya fa. Yang jelas aku tahu kita sedang berusaha menuju puncak yang sama kan ya faa? Meskipun sebenernya juga banyak terjadi distraksi dimana-mana Hehe. Oh iya fa maaf fa aku emang ga sekreatif itu buat judul. Sorii yakk
0 notes