Tumgik
#klub menulis efishery
alrafikri · 6 months
Text
Menulis untuk...
youtube
Well life will pass me by if I don't open up my eyes Well that's fine by me
Aku pertama mencoba menulis di awal tahun 2014, ternyata sudah 10 tahun dari peletakkan batu pertamanya ya. Awalnya menulis bukan karena aku suka menulis. Bahkan, dulu membaca bukupun aku enggan. Hanya untuk, terlihat lebih keren saja.
Setelah kuliah, ternyata pergolakkan emosinya sangat naik turun. Aku kembali lagi ke blog ini, saat itu aku mulai menemukan ternyata menulis itu sangat katarsis bagi manusia 3% extrovert sepertiku. Saat itu, tulisan yang aku tulis banyak dikarenakan homesick, kangen keluarga dan rumah. I feel so lonely in Yogyakarta.
Perasaan kesepian itu, merasa tidak belong di Jogja itu, ternyata tidak lepas, dan terus kubawa dari awal hingga akhir kuliah. Dari situ, roller coaster emosi membawa aku kembali kesini lagi, kesini lagi. Banyak tulisan-tulisan yang dihasilkan, meski mungkin beberapa sudah aku simpan sendiri selamanya.
Membaca ulang tulisan-tulisan kala itu, beberapa ingin aku perkenalkan kembali disini, dengan quote yang paling aku sukai dari tulisan itu. Tulisan-tulisan katarsis, tempat aku menstabilkan emosi dan mentalku saat itu.
Hai: "Hai, namaku Ian. Nama panjangku.. Kesepian. Maukah kamu mendengarkan cerita-ceritaku?"
There's a Y: Obrolan antara X (sisi depresifku) dan Y (sisi yang 'kakak' dalam diriku). Plesetan dari "There is a way".
Marina: Kontemplasi kenapa marina menari di atas menara? Kenapa di atas menara?
That, you won't be able to meet everyone's expectation: Tentang peran, dan prioritas pemenuhan peranmu itu dalam kehidupan.
Teriakan bisu: Ini aku dulu buat setelah membaca puisi "Ayah"nya mbak Marcella FP, penulis NKCTHI. Fun fact, puisi ini pernah distoryin juga sama mbak Marcella FP di IGnya, achievement.
Beberapa itu sih. Biasanya aku tulis sambil menutup semua sumber cahaya di dalam kamar, kecuali layar PC, lalu mendengar lagu dalam playlist "cope with your d-word".
Intinya, karena tema hari ini healing, aku ingin bercerita bahwa inilah cara healingku. Menulis emosinya, mengalirkan pada wadah yang tepat. Sambil mendengarkan musik yang menyedihkan, karena katanya musik sedih lebih baik bagi orang sedih dibandingkan musik bahagia.
0 notes
alrafikri · 6 months
Text
Going Merry
youtube
Ada dua tempat ternyaman di rumah ini. Kasur kamarku, dan PC milik adikku yang boleh dipakai juga untukku. Bagi kami, PC ini menyimpan banyak kenangan. Dari mulai masih kuliah, mengerjakan skripsi, dipakai nyala 24 jam untuk mining bitcoin, menulis lowongan pekerjaan, hingga akhirnya dipakai untuk bekerja.
Setupnya sederhana,
Dua monitor, 1 vertikal 1 horizontal
Speaker
Headset
Keyboard + mouse + mousepad lebar
Thanks bro. Berkat curiosity adikku untuk mencoba merakit PC, aku juga bisa menikmati ini semua sekarang. Untungnya, tidak pernah terjadi kendala apapun ke PC ini, dan masih kencang digunakan sampai sekarang. Bahkan pernah juga hujan badai, lalu ruangan ini kebanjiran, atapnya tersambar petir, namun setup PC ini tetap kokoh berdiri, entah willpower dari mana.
Kalau diingat-ingat, bukan hanya barang elektronik yang pernah mampir di meja ini. Kadang juga ada kopi, makanan, snack. Benar-benar barang yang tidak boleh ada di dekat rangkaian kelistrikan. Andai keyboardnya bisa berkata, mungkin aku sudah dimarahi habis-habisan olehnya. Tapi aku yakin, mereka tidak sejahat itu.
Ada headset yang kulitnya sudah terkelupas, tapi fungsinya masih mantap, dan masih nyaman digunakan. Meski, agak effort juga untuk membersihkan serpihan yang menempel di baju setelah digunakan. Menjadi bukti nyata seberapa lama headset ini telah digunakan, dan dimanfaatkan sesuai fitrahnya.
Rasanya sayang untuk membuang atau mengganti satu barangpun. Mereka yang telah menemani kita dari awal kita berusaha hingga sekarang, lebih berharga hanya dianggap sebagai barang.
Memori-memori yang mereka bawa, bukti nyata perjalanan kita. Menjadi teman baik dalam suka maupun dalam duka. Bagiku, mereka adalah teman. Teman yang selalu menunggu kapan akan digunakan lagi, teman yang ikut berbahagia ketika dirinya bisa berguna lagi bagi kita.
That’s why, for me, this is my Going Merry.
Tumblr media
0 notes
alrafikri · 6 months
Text
How to eat an elephant?
youtube
Bekerja beberapa minggu ini rasanya cukup melelahkan. Di akhir quarter, biasanya banyak project project candi yang bermunculan. Hasil project dipakai oleh yang di atas untuk planning di quarter selanjutnya, atau pushing ideas ke berbagai tim lain untuk mengerjakan apa yang bisa menjadi benefit untuk company maupun timnya sendiri.
Bukannya ingin berkeluh kesah, tetapi qodarullah akhir quarter kali ini berada di awal bulan Ramadhan. Perubahan suasana dari sebelum Ramadhan ke awal bulan Ramadhan memerlukan adanya adaptasi-adaptasi baru. Seperti waktu bekerja, waktu tidur, waktu makan, waktu beribadah, waktu bersama keluarga, dan sebagainya.
Well, seperti most of the people, jalani aja dulu sih.
Ada satu mantra yang terngiang-ngiang ketika sudah merasa lelah tetapi pekerjaan masih menumpuk banyak. Mantra itu adalah “how to eat an elephant”.
Apa yang kalian rasakan, ketika berada di suatu survival game, dan kalian diwajibkan untuk memakan satu gajah utuh? Terasa mustahil bukan? Gajahnya lebih besar dari kalian, entah bisa untuk berapa piring satu gajah itu. Rasanya perut akan meledak duluan, bahkan sebelum kita memulai memakan gajah itu.
Tapi ternyata jawaban dari pertanyaan itu simple. 
How to eat an elephant? One bite at a time. 
Gimana caranya kita bisa memakan gajah? Satu gigitan demi satu gigitan.
Kalau kita shift perspektif ke satu gigitan, hal tersebut akan terasa mudah. Memang mungkin di antara sela-sela memakannya akan ada jeda, menunggu perut kosong kembali, tapi kalau kita mengulang satu gigitan itu terus menerus, lama-lama akan habis juga. Tidak mustahil untuk menghabiskan satu gajah utuh apabila kita bisa mengulang gigitan itu berjuta-juta kali. For convenience, anggap saja gajahnya tidak pernah basi.
Seperti halnya task kita yang menggunung, rasanya otak pecah duluan sebelum dilakukan. Maka dari itu coba lakukan sedikit-sedikit dengan step by step yang manageable meski dengan energi yang terbatas. Task-task “receh” yang bisa dilakukan kapanpun, dan saat ini juga. Ketika kita bisa mengulang itu sejuta kali, lama-lama tugasnya akan kelar juga kok.
So, how to eat an elephant? One bite at a time
0 notes
alrafikri · 6 months
Text
Sang Penikmat Langit Malam Kini Bersama Pujaan Hatinya
Halo, jadi bagaimana kabarmu wahai sang penikmat langit malam?
Lima tahun telah berlalu semenjak kamu menuliskan tulisan menyedihkan itu di dalam diary tempatmu bercerita. Bercerita tentang kesedihan, harapan yang hampa, perjalanan, dan kesepian di dalamnya.
Kulihat-lihat sekarang kamu sudah tidak sendirian ya? Ayolah, jangan tersenyum tersipu begitu dong. Aku bisa melihatnya di belakangmu, seorang wanita dengan mata cerah dan bibir mungilnya, sedang tertidur dengan posisi yang aneh, kala kamu menuliskan sesuatu di layar komputermu. Aku bisa melihat bagaimana kalian sangat nyaman satu dengan lainnya.
Jadi, bagaimana dia? Apakah dia yang mampu membuat kamu merasa telah melawan takdir? Ataukah dia yang membuat kamu merasa bahwa ternyata kamu dulu terlalu sombong, karena kamu merasa telah mengetahui takdirmu di masa depan? Apapun yang kamu rasakan, aku ikut berbahagia denganmu, aku senang sahabatku bisa menemukan kebahagiaannya. Aku harap, kebahagiaan ini terus berlanjut juga di masa depan.
Eh coba deh lihat ke luar jendela rumahmu. Langitnya biru banget, tiang listrik menjuntai tinggi, pohon-pohon tertata rapi di pinggir jalannya. Lihat juga ada burung-burung yang sedang bermain di antara kabel penghantar listrik. Agaknya, suasana jam 11.41 ini, terasa lebih indah dari jam 11.41 lima tahun yang lalu ya?
Suasana ini, apakah telah mewujudkan sebagian harapanmu? Harapan sederhana untuk membangun keluarga dengan wanita yang menjadi istrimu. Mimpi yang dulu pernah kamu tangisi di depanku, mimpi yang dulu pernah kamu hancurkan dengan alasan bahwa harapan telah mati di duniamu?
Dari senyum simpulmu, aku bisa menangkap kalau kamu sedang merasa bodoh telah berpikir seperti itu dahulu. Tapi aku yakin, ada perasaan bahagia juga disamping kamu merasa bodoh. Perasaan bahagia, dan lega, bahwa yang kamu takutkan, yang kamu khawatirkan, tidak menjadi kenyataan. Kamu sadar bahwa ternyata, takdir punya caranya sendiri untuk menyimpulkan sebuah cerita, kan?
Eh, mungkin segitu dulu deh suratku kali ini. Tuh, lihat istrimu di belakang sudah cemberut manja ingin diperhatikan oleh suaminya. Ayo, lanjutkan kembali membangun mimpimu. Salam ya untuk istrimu!
---
Prequel: Sang Penikmat Langit Malam Sedang Senja
0 notes
alrafikri · 6 months
Text
Suka Duka Kerja di eFishery
Ada suka dan duka menjadi seorang eFisherian.
Sukanya,
Pernah dalam suatu fyp instagram aku menemukan postingan: I don’t need money because I want to be rich, I need money because
I want to spend more time with the one I love
I want to do what I want to do, in the time I choose myself
Etc.
Waktu baca itu, hal pertama yang sangat relatable sebagai pekerja remote adalah, “lho, kok aku belum kaya tapi bisa dapet itu semua ya?”
That’s one of the blessings I got when I joined eFishery. 
Sangat bersyukur bisa bekerja remote, nemenin istri yang hybrid ke berbagai tempat di Indonesia. Ke Surabaya hayuk, ke Malang hayuk, Purwokerto hayuk, Jakarta hayuk.
Sangat bersyukur bisa berpuasa ramai-ramai dengan keluarga baru dan keluarga lama.
Sangat bersyukur bisa menjalankan aktivitas lainnya, terutama pernikahan dan ngunduh mantu, tanpa perlu repot terkait bolak balik ke kota tempat bekerja.
Working remotely at eFishery really gives me time. Time to do anything I want to do, in the time I want.
Langit biru tanpa polusi, kota kecil tanpa macet, nihil commuting yang memakan waktu dan energi, slow living. Nikmat apa lagi yang kamu dustakan, wahai anak muda?
Itu sih yang paling berasa di antara suka-suka lainnya, yang tidak mungkin kusebutkan satu persatu.
Dukanya,
“Lho mas almas lagi libur?” – ditanya di hari Jumat selepas Jumatan karena si penanya bingung kenapa aku ada di Purwokerto.
“Kerja dimana sekarang?” – dan ketika dijawab, si penanya menunjukkan ekspresi muka bingung, meskipun telah dijelaskan apa itu eFishery, Unicorn, Startup, WFA.
Dan restrukturisasi organisasi yang lebih cepat daripada kilat. Yah, namanya juga startup. But, I believe, koperasi, layaknya koperasi peternak sapi pangalengan, adalah awal eFishery berjalan ke arah yang terbaik. Fingers crossed.
0 notes
alrafikri · 6 months
Text
Reason to Wake Up
youtube
Salah satu hal yang tidak terbendung jalannya dalam dunia ini adalah, waktu.
– وَالۡعَصۡرِۙ
– – – –
Aku terbangun pukul 5.30 pagi. Sinar matahari pagi menghangatkan kami, di pelataran jalan, dekat gedung-gedung di Ibukota, tempat kami tidur. Tidak seperti kebanyakan warga kota ini, kami tidak punya alarm, tetapi kami selalu terbangun tepat waktu, akibat pergeseran gelap terang dan dingin panasnya antara ada dan tidaknya matahari.
Di sebelahku, ada buah hati paling mungilku yang masih merem-melek dipaksa bangun oleh sinar matahari pagi. Kami hanya berdua, entah sejak kapan kepala rumah tangga ini meninggalkan kami sendiri untuk hidup di jalanan. Maafkan ibu ya nak, maafkan ibu kamu tidak bisa berkembang seperti anak pada umumnya. Gumamku sambil merapikan rambut anakku yang kusut karena tidur kami tidak menggunakan bantal.
Mungkin 30 menit telah berlalu saat kami mengumpulkan nyawa, entahlah, kami juga tidak punya jam, kami hanya bergantung pada apa yang kami rasakan dan diberikan oleh matahari. Aku merapikan gelaran yang kami pakai untuk tidur, lalu mengambil karung goni yang biasa aku gunakan untuk memungut sampah-sampah yang nantinya bisa dikilokan dan dijual kembali.
Inilah pagi hari kami. Seorang pemulung dan anaknya yang tinggal di daerah Jakarta Selatan. Kami tidak tinggal disini karena kami mampu membayar tanahnya. Kami hanya meminjam fasilitas negara yang beralas dan beratap, dimanapun ia berada. 
Alasan kami bangun adalah supaya kami bisa makan dan hidup di hari ini. Meneruskan kehidupan hingga waktu yang entah kapan datangnya. Apakah kami bahagia? Apakah kami semangat? Apakah kami punya alasan yang megah untuk kembali bangun lagi? Entahlah, kami belum punya kemewahan untuk memikirkan itu semua.
– Cerita dari Ibu pemulung dan anaknya yang aku lihat di bawah kolong jalan, dalam perjalanan menuju Kota Kasablanka untuk mencari Iftar
– – – –
Almas:
Aku sendiri pernah berada di beberapa fase hidup. Aku pernah menjadi orang yang terbangun dengan semangat untuk menjalani hari ini untuk menggapai mimpi. Aku pernah menjadi orang yang terbangun dengan rasa sesal mengapa aku masih hidup. Aku pernah menjadi orang yang terbangun lalu meniatkan sepenuh hari ini untuk beribadah kepada Allah. 
Well, untuk sekarang, aku terbangun, karena dibangunkan oleh istri cantikku.
0 notes
alrafikri · 6 months
Text
The Observer
Hi mba Adilah. It's an honor for me, dapat bagian untuk menulis tentang mba Dilah di hari terakhir dari #10HariMenulis di klub menulis eFishery.
Anyway, entah karena aku yang kurang main atau memang kurang banyak teman saja, tapi ini pertama kali aku bertemu seseorang bernama "Adilah" dan dipanggil "Dilah". It's a very unique name, padahal kata "Adil" cukup sering dijumpai, tapi jarang digunakan untuk nama. I'm impressed.
Izin untuk sedikit sok tahu tentang mba Dilah, sambil membaca-baca tulisannya, dan menuliskannya disini. "The Observer" terinspirasi karena dari gaya menulis mba Dilah, aku membayangkan sosok wanita yang banyak mengobservasi sambil menyelami pemikiran di kepalanya.
Jujur salah satu kelemahanku adalah untuk ber-empati. Entah karena nir-empati atau terlalu overwhelmed untuk melihat dari perspektif orang lain. Ini membuatku cukup kesulitan menilai sifat seseorang hanya dari tulisannya. Tapi akan aku coba untuk menuliskan beberapa kesoktahuanku tentang mba Dilah yang bisa aku petik dari tulisannya:
Minimalis. Sifat ini kulihat dari blog dengan background warna putih, berjudul 23.59 dengan deskripsi "hari ini, apa kabar?" dan foto kucing sebagai header. Hmm, atau lebih ke misterius? Tapi kurasa tidak.
Senang berkontemplasi dengan diri sendiri. Entah itu menulis atau curhat di jurnal pribadi, melamun atau berbicara dengan dirinya sendiri untuk mengurai benang dalam pikirannya.
Menyukai me-timenya. Ini aku lihat dari banyaknya tulisan dengan kata "sendiri" sebagai judul. Agak cocoklogi sih.
Introvert. Kalau yang inimah emang ditulis "..untuk kita yang introvert..".
Well, kalau dari tulisannya aja, aku bisa membayangkan mba Dilah ini orangnya deep. Suka hal-hal yang maknanya dalam. Entah itu tulisan, lagu, buku, quote, atau apapun. A complex human being, yang mungkin kadang sulit juga untuk paham dengan dirinya sendiri.
... Kayanya udah deh sotoynya.
Terakhir, interaksiku dengan mba Dilah di kantor itu sebatas inisiatif verified metrics, tetapi ada satu quote yang sangat aku setujui dari mba Dilah (walau sepertinya orangnya udah lupa pernah ngomong gini).
"Bayangkan jika semua orang bisa efektif & efisien secara async, betapa bahagianya hidup"
Kalau itu bisa terwujud, surga sih.
0 notes