#kirab
Explore tagged Tumblr posts
Text
Masyarakat Bumijawa Laksanakan Penjamasan Bende Tiap Tanggal 10 Bulan Maulud
Slawiraya.com ( Slawi ) Masyarakat Bumijawa setiap tanggal 10 Maulud. melaksanakan Penjamasan pusaka bende yang sudah menjadi tradisi turun temurun. Sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Bumijawa Dilansir dari akun Ig Pagarbumi) Official, jamasan pusaka bende, disamping sebagai wujud syukur kepada Allah S.W.T, atas Lahirnya Nabi Muhammad SAW dan dengan adanya Sumber Mata Air Tuk Jimat Kali…
#Adil#Advokat#Bumijawa#Cokro#Desa#Jamasan#Kabupaten Tegal#Kirab#Kota Tegal#masyarakat#Maulud Nabi#MM#nobile#Officium
0 notes
Text
Dengan Tagline Pilkada Santun Madiun Rukun,KPU Kab. Madiun Gelar Acara Kirab Maskot Pilkada Serentak 2024
Detikindo24.com, MADIUN -Pesta Demokrasi Pilkada serentak 2024 tinggal menghitung hari. Acara Kirab Maskot Pilkada serentak 2024 yang merupakan bentuk sosialisasi,informasi terkait persiapan Pilkada 2024 di Kab. Madiun yang di gelar KPU Kab. Madiun sukses dilaksanakan di alun-alun Reksogati caruban, Sabtu (14/9/2024) sore. Dengan di iringi berbagai atraksi Drum Band dan berbagai kesenian, Dalam…
#KPU Kab. madiun#Keris Tundung mediun#Kirab Maskot pilkada 2024 kab madiun#Pilkada serentak 2024#Tagline Pilkada santun madiun rukun
0 notes
Text
Kirab Macan Kembar Awali Prosesi Pagelaran Mukti Aji Dadi Siji Desa Jatigembol Kedunggalar Ngawi
MAGETAN | INTIJATIM.ID – Ada yang menarik dari tradisi yang tumbuh dan berkembang di Desa Jatigembol Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. Sejarah yang dikumpulkan pinisepuh atau tetua yang babat alas ini, Desa Jatigembol dulunya merupakan alas yang tumbuh pohon jati rindang dan banyak akar yang menempel (gembol) sehingga dinamai Jatigembol. Ada tempat keramat di Desa Jatigembol tersebut yaitu,…
0 notes
Text
Ribuan Masyarakat dari 21 Etnis di Randangan Arak Bendera Merah Putih Sepanjang 79 Meter
Rekonfunews.com, Pohuwato – Sebagai bentuk rasa Nasionalisme dan semangat persatuan ribuan masyarakat dari 21 etnis di Kecamatan Randangan melakukan arak-arak Bendera merah putih sepanjang 79 Meter. Pembentangan bendera raksasa itu dimulai dari Desa Manunggal Karya yang selanjutnya mereka arak menuju titik finish di Halaman Polsek Randangan. Camat Randangan Sahrudin Saleh, S.E.,M.M menjelaskan…
0 notes
Text
Ratusan Relawan Kibarkan Merah Putih Di Puncak Gunung Batu Sukamakmur
BOGOR – Ratusan relawan dari berbagai entitas rela memanjat Puncak Gunung Batu Sukamakmur untuk mengibarkan bendara Merah Putih. Kegiatan yang diprakarsai Muspika Sukamakmur itu digelar untuk menyambut peringatan HUT RI ke -79 tingkat Kecamatan Sukamakmur. Camat Sukamakmur Bakri Hasan mengatakan, kegiatan kirab bendera di Puncak Gunung Batu Sukamakmur tersebut, adalah sebagai Icon Kecamatan…
#bakri hasan#bogor timur#camat sukamakmur#hut ri 79#kabupaten bogor#kirab bendara#merah putih#sukamakmur
0 notes
Text
Semarak HUT ke-79 RI, Pj. Bupati Bogor Pimpin Langsung Ribuan Peserta Kirab Bendera Merah Putih
RASIOO.id – Memeriahkan semarak Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten Bogor lakukan kirab bendera merah putih dengan rute mulai dari Lapangan Tegar Beriman finish di Stadion Pakansari. Kirab bendera merah putih ini dipimpin langsung oleh Pj. Bupati Bogor Asmawa Tosepu dan diikuti oleh ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat Bogor, Minggu, 11…
0 notes
Text
Antusias Masyarakat Bengkulu Sambut Kirab Bendera Merah Putih, Perkuat Semangat Persatuan
Antusias Masyarakat Bengkulu Sambut Kirab Bendera Merah Putih, Perkuat Semangat Persatuan KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU|| Masyarakat Bengkulu dengan penuh antusias menyambut prosesi kirab Bendera Merah Putih yang dimulai dari Monumen Fatmawati hingga kediaman pengasingan Bung Karno. Prosesi ini berhasil menarik perhatian warga sepanjang rute yang dilalui, dengan iring-iringan yang dipimpin…
#Antusiasme warga Bengkulu#Bendera Merah Putih#Kirab Bendera Merah Putih#Makna kirab#Nilai kebangsaan#Paskibraka dan drum band#Pengasingan Bung Karno#Perayaan Hari Nasional#Prosesi Kirab Fatmawati#Rohidin Mersyah#Semangat Persatuan
0 notes
Text
KPU Jatim dan KPU Sumenep Gelar Kirab Maskot Untuk Sosialisasi Pilkada 2024
SUMENEP, MaduraPost – KPU Provinsi Jawa Timur dan KPU Kabupaten Sumenep, Madura, melangsungkan Kirab Maskot Si Jalih dan Si Busok. Kegiatan tersebut berlangsung di depan Pendopo Agung Keraton (labang mesem) Sumenep, Rabu (31/7) malam. Hadir pada kesempatan itu Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, Bawaslu, badan adhoc, demisioner KPU Sumenep dan jajaran KPU Provinsi Jawa Timur, serta…
#Achmad Fauzi Wongsojudo#Berita Sumenep#Bupati Sumenep#deklarasi#Kirab Maskot Si Jalih dan Busok#KPU Provinsi Jawa Timur#KPU Sumenep#Madurapost#partai politik#Sumenep
0 notes
Text
Pemilu 2024 di Kota Tangerang Diharapkan Damai
TANGERANG – Pemkot Tangerang bersama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang menggelar acara Kirab Pemilu Damai 2023, yang merupakan bagian dari roadshow yang dilakukan oleh KPU Provinsi Banten di delapan kabupaten kota. Kirab Pemilihan Umum (Pemilu) Damai 2023 yang diikuti oleh seluruh partai politik yang berpartisipasi dalam kontestasi Pemilu pada tahun 2024, bertujuan untuk…
View On WordPress
0 notes
Text
Kirab Budaya dan Pesta Kembang Api Akan Ramaikan Tahun Baru Imlek di Kota Magelang
BNews–MAGELANG-– Bakal ada moment menarik pada perayaan tahun baru Imlek 2574/2023 di Kota Magelang. Dimana hal tersebut akan sedikit berbeda dengan dua tahun lalu. Tahun ini, perayaan Imlek di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Magelang akan bertabur pesta kembang api dan kirab budaya, pentas liong dan barongsai. “Kembang api akan muncul saat pergantian malam tahun baru dan waktu…
View On WordPress
#Berita Jateng#Berita Jogjakarta#Berita Magelang#Berita Nasional#Berita Viral#Borobudur News#IMLEK 2023#Kirab Budaya dan Pesta Kembang Api Akan Ramaikan Tahun Baru Imlek di Kota Magelang#kirab budaya imlek magelang#Magelang#Pesta Kembang Api Imlek#pesta kembang api magelang
0 notes
Text
0 notes
Text
Pagelaran Wayang Kulit Jadi Penutup Kirab Uluwetu Bumi Sisipan Warga Sukowinangun
MAGETAN | INTIJATIM.ID – Puncak acara Bersih Desa Kelurahan Sukowinangin Kec/Kab Magetan ditutup dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon Wahyu Mustiko Retno, pada Minggu (28/7/2024) malam. Serangkaian acara juga digelar diantaranya, Kirab Uluwetu Bumi Sisipan, Kirab Pusaka, Kirab Gunungan Hasil Bumi, Festival Lempeng, Pagelaran Reog, dan bazar UMKM. Acara yang digelar Kelurahan Sukowinangun…
#Acara Penutup#berita magetan#Kirab Pusaka#Kirab Uluwetu Bumi Sisipan#Pagelaran Wayang Kulit#Sukowinangun
0 notes
Text
KPU Pohuwato Gelar Kirab Pilkada di Popayato Serumpun
Rekonfunews.com, Pohuwato – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pohuwato, menggelar kirab Pilkada serentak Tahun 2024 sebagai wadah sosialisasi tahapan. Menariknya, sejumlah perlombaan mewarnai gelaran Kirab tersebut sebagai upaya memantik partisipasi pemilih, dengan tujuan utamanya adalah memberikan edukasi tahapan Pilkada. Hal itu sebagaimana disampaikan Koordinator Divisi Sosialisasi…
0 notes
Text
Minggu ini terasa cukup berat untukku setelah melewati beberapa kejadian yang membuatku ditegur oleh Bu Dyah dan Pak Dedi. Mulai dari kejadian stok makanan yang kurang, vendor dekorasi yang telat sampai keluarga pengantin protes, vendor yang membatalkan sepihak, sampai pembatalan pernikahan karena calon pengantin wanitanya meninggal. Sebenarnya hal seperti ini biasa aku alami, namun tetap saja, ternyata tidak mudah untuk aku jalani.
“Duduk dulu Ra.” Suara seseorang mengagetkanku. Rupanya Ghiffari sudah berdiri disebelahku sembari menyodorkan kursi.
“Eh, Far. Udah lama disini?” Jawabku menerima uluran kursi darinya.
“Baru 5 menit kok. So far aman kan Ra? Nggak ada miss lagi?”
“InsyaAllah sih aman. Pasca kejadian MUA dan Fotografer kemarin, aku lebih cerewet ke vendor lain haha. Memastikan mereka nggak melakukan kesalahan. Kalau nggak bisa-bisa Ibumu nanti kasih bintang satu ke WO ku. hahaha” Candaku
Ghiffari ikut tertawa.
“Ra……”
“Ya??”
“Emm bentar deh aku ambil minum.” Ghiffar kemudian berdiri dan berlalu mengambil minum. Aku memandang punggungnya dari belakang, sekelebat kenangan masa SMA muncul kembali. Ditembak di lorong SMA sambil dinyanyikan lagu Club Eighties – Dari Hati, memenangi kompetisi Duta Sekolah bersama, menjadi couple of the year di prom night pula. Tapi sayangnya tak lama setelah masuk kampus, kami sepakat untuk berpisah, karena alasan klasik, mau fokus kuliah, padahal bisa jadi karena kami yang tak bisa berhubungan jarak jauh.
“Mbak Ra, ada masalah nih di dekor. Ikut aku yuk.” suara Nira mengagetkanku.
“Oiya? Apa? Yuk.” Aku bergegas mengikuti Nira, menyisakan kedua mata Ghiffar yang menatapku dari kejauhan.
-------------------------------------oo---------------------------------------
Pagi menjelang, acara pernikahan mbak Sonya sudah ada di depan mata, entah mengapa aku sangat bersemangat hari ini, serasa aku ingin membuktikan kemampuanku di depan keluarga Ghiffar. Setelah selesai memeriksa semua persiapan, aku mencoba melihat ke sekeliling berharap bertemu dengan Ghiffari dan menanyakan apa yang ingin dia bicarakan semalam.
Namun aku tak menemukannya pagi ini, mungkin dia sedang bersiap. Batinku. Tapi ngomong-ngomong kenapa pipiku terasa panas sih kalau mengingat Ghiffar. Ah tidak tidak, tidak mungkin kan aku masih ada perasaan dengannya?
Aku baru menemukan Ghiffar sesaat sebelum prosesi akad dimulai. Tentu, bukan waktu yang memungkinkan untukku mengobrol dengannya karena waktunya aku bekerja. Syukurnya, prosesi akad berjalan dengan khidmat sesuai rencana. Karena waktunya yang padat, seusai foto bersama kami langsung bersiap untuk prosesi selanjutnya. Tidak ada kendala berarti sampai pada waktu kirab resepsi. Aku melihat Ibu mbak Sonya juga banyak tersenyum sepanjang acara, beliau terlihat puas.
Semua berjalan amat lancar, sampai aku melihat Ghiffar menggandeng tangan seseorang saat acara kirab. Aku tertegun sejenak. Pikiranku memproses segala rasa tidak nyaman yang datang tak terduga. Pandangan kami beradu sejenak, Ghiffar seolah ingin menjelaskan sesuatu, namun aku mengalihkan pandangan tak memberinya kesempatan. Aku berjalan sejenak ke meja air mineral, mengambil segelas air untuk sedikit menenangkan diri.
Aku mencoba profesional sampai acara berakhir, berulang kali aku mencoba mengendalikan diriku agar tak mencuri pandang ke arah Ghiffar dan wanita itu. Mereka terlihat amat mesra. Sampai acara selesai pun, aku benar-benar mencoba menghindar dari Ghiffar. Sayangnya saat berpamitan, mau tak mau aku harus berhadapan dengannya.
“Duh makasih ya Nduk, berkatmu acaranya Sonya lancar.” ucap Ibu Ghiffar dan mbak Sonya menghampiriku sembali memelukku.
“Wah, ndak nyesal Ibu percaya untuk pakai WO mu nduk. Ibu bakal promosi ke teman-teman Ibu.” Lanjutnya sumringah.
“Alhamdulillah bu, senang sekali bisa membantu keluarga Ibu.” Jawabku.
“Raaaa, makasih ya. Kamu dan tim udah mewujudkan pernikahan impianku. Semua lancar dan aman banget. Lega banget rasanya.” Mbak Sonya bergantian memelukku.
“Sama-sama mbak Sonya, seneng deh kalau mbak Sonya dan keluarga happy hari ini.” Jawabku membalas pelukan mbak Sonya.
“Nah ini, selanjutnya ibu langsung mau pesan WO mu lagi ya nduk buat si Ghiffar. Itu tiba-tiba kemarin si Ghiffar katanya minta nikah juga. Hahaha coba ngomong dari awal, kan enak sekalian ya nduk.”
Deg! Aku melihat ke arah Ghiffar yang terlihat sedikit canggung, berbanding terbalik dengan pasangannya yang tersenyum lebar dengan melingkarkan tangannya di lengan Ghiffar
“Siap bu, boleh sekali. Asal jangan ditawar harga adik kakak ya, langsung saya terima nih!” Candaku
Kami tertawa dan mengobrol sejenak sebelum mereka pamit untuk berganti pakaian.
Namun Ghiffar masih berdiam diri, “Ra, nggak papa kan kalau kamu yang urus pernikahanku?” Tanyanya kemudian.
“Haha ya nggak papa lah. Kebetulan kan ya kita temenan, tapi sorry gak ada diskon temen ya!” Jawabku.
Ghiffar tertawa. “Oiya, semalam aku mau tanya, kamu beneran belum nikah? Belum ada calon?”
“Belum Far. Serius. Jomblo..sejak..kuliah. Kan emang fokus kuliah.” Jawabku sedikit menyindir.
“Kalau ada yang nanyain kamu gimana Ra? Ngajak kamu nikah gitu, tapi bukan aku sih. Hahaha”
Sial, bisa-bisanya Ghiffar biasa saja menanyakan hal itu. Rasanya aku ingin menghilang dari hadapan Ghiffar, apakah tidak terlihat sedikit raut wajah kecewaku? Eh tapi, kalau dipikir-pikir kenapa juga aku kecewa ya? Ah entahlah.
“Nggak tau ya, coba aja kirim CV taaruf.” Jawabku asal.
Ghiffar ingin bertanya lagi, namun gawainya berdering dan ia pun buru-buru pamit untuk mengangkat panggilan.
“Ra, sorry, aku duluan ya. Tapi pertanyaanku tadi serius. Ada yang nanyain kamu.” Ucapnya.
Aku mengela napas melihat Ghiffar menjauh. Lalu kebetulan apa di dunia ini yang kamu maksud Far?
Aku duduk dan menutup mata sejenak, menyesali mengapa sempat sedikit berharap. Saat kubuka mata, tatapan mataku beradu pada sesosok pria berkacamata didepanku.
“Assalamualaikum, Hai Ra.”
“Loh! Mas Raka! Kok disini? Masih saudara sama mbak Sonya?” Tanyaku.
Dia mengangguk dan tersenyum. “Betul Ra. Saudara jauh sih, tapi kami cukup dekat. Sering main bareng”
“Oh gitu.. Lah di SMA dulu perasaan nggak pernah keliatan saudaraan sama Ghiffar?” Tanyaku.
“Hahaha, iya, kita sepakat ngga saling kenal di sekolah.” Jawabnya.
“Pantesan! Hahaha, gimana kabar mas? Terakhir kita ketemu di wisuda mas Raka bukan sih?”
“Kabar baik Ra. Iya betul.”
Aku melihat lambaian tangan dari salah satu timku, “Eh maaf mas, aku kesana dulu ya.” Pamitku.
“Oh iya silakan.”
Aku melangkahkan kakiku dan melempar senyum ke Mas Raka.
“Ra…. senang ketemu lagi, bagiku ini bukan sebuah kebetulan biasa.” Ucapan Mas Raka membuatku menoleh.
Ha? Bukan kebetulan biasa? Apa maksudnya?
4 notes
·
View notes
Text
Kirab Budaya Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi, Simbol Kemakmuran di Tanah Jawa
Kirab budaya merupakan salah satu tradisi yang masih dijaga dengan penuh semangat oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Kirab ini menjadi sarana untuk melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, serta keagamaan yang sudah ada sejak lama. Di Jawa, kirab budaya sering kali diadakan sebagai bentuk syukur atas hasil bumi, serta untuk memohon berkah dan kelimpahan rezeki di masa depan. Salah satu kirab budaya yang sangat khas dan penuh makna adalah Kirab Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi, yang sering kali digelar dalam berbagai perayaan dan upacara adat.
Artikel ini akan mengulas tentang apa itu kirab budaya bregodo dan gunungan hasil bumi, serta mengapa keduanya menjadi simbol penting bagi kemakmuran dan kelangsungan hidup masyarakat Jawa.
1. Pengertian Kirab Budaya Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi
Kirab Budaya adalah sebuah prosesi yang melibatkan perjalanan panjang atau parade yang mengusung berbagai simbol budaya, seperti pakaian adat, alat musik tradisional, dan benda-benda yang memiliki nilai historis atau religi. Kirab ini biasanya diadakan dalam rangka merayakan suatu acara besar, seperti peringatan hari besar keagamaan, ulang tahun kota atau desa, atau upacara adat tertentu.
Di Jawa, salah satu jenis kirab yang paling populer adalah Kirab Bregodo, yang merupakan prosesi yang melibatkan kelompok-kelompok atau pasukan yang disebut "bregodo." Bregodo sendiri merujuk pada kelompok orang yang berpakaian adat, biasanya mengenakan pakaian perang atau pakaian adat kerajaan, yang berbaris dalam formasi tertentu. Dalam kirab ini, bregodo berfungsi sebagai simbol keberanian dan kekuatan serta menunjukkan rasa hormat terhadap leluhur.
Selain itu, dalam banyak kirab budaya di Jawa, terdapat juga prosesi Gunungan Hasil Bumi, yaitu sebuah tumpukan hasil pertanian yang disusun sedemikian rupa dalam bentuk gunungan atau gunung kecil. Gunungan ini biasanya berisi berbagai jenis hasil bumi seperti beras, sayuran, buah-buahan, dan hasil pertanian lainnya. Gunungan hasil bumi ini menjadi simbol kemakmuran dan ucapan syukur atas hasil bumi yang telah diperoleh oleh masyarakat.
2. Makna dan Filosofi di Balik Kirab Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi
Kirab budaya bregodo dan gunungan hasil bumi memiliki makna yang mendalam, tidak hanya sebagai ajang pawai, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan doa bersama untuk kemakmuran masyarakat.
Bregodo sebagai Simbol Keberanian dan Kerjasama Bregodo dalam kirab budaya mencerminkan rasa persatuan, kekompakan, dan keberanian. Sebagai sebuah kelompok, bregodo berfungsi untuk menunjukkan bahwa masyarakat bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Dalam beberapa kasus, bregodo juga melambangkan kekuatan dari kerajaan atau pemimpin adat yang diwakili dalam prosesi tersebut.
Gunungan Hasil Bumi sebagai Simbol Kemakmuran Gunungan hasil bumi melambangkan kelimpahan rezeki yang diterima oleh masyarakat. Gunungan ini dibuat dari hasil bumi yang dipanen selama setahun, dan diangkat dalam prosesi untuk dipersembahkan kepada Tuhan sebagai ucapan syukur atas hasil yang melimpah. Tumpukan hasil bumi dalam gunungan ini juga dapat menjadi harapan untuk masa depan yang lebih baik, agar hasil bumi di tahun-tahun mendatang semakin berlimpah.Gunungan juga menjadi simbol keseimbangan antara manusia dan alam. Di dalam ajaran Jawa, terdapat keyakinan bahwa alam harus dijaga dan dihormati, karena segala yang ada di bumi adalah anugerah dari Tuhan. Melalui kirab ini, masyarakat diingatkan untuk tidak melupakan pentingnya menjaga alam dan berbagi rezeki kepada sesama.
3. Perayaan Kirab Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi di Jawa
Setiap daerah di Jawa memiliki tradisi kirab budaya yang berbeda, namun secara umum, kirab ini dilakukan dengan tujuan yang serupa. Beberapa perayaan kirab budaya bregodo dan gunungan hasil bumi yang paling terkenal antara lain:
Kirab Budaya Grebeg Syawal di Yogyakarta Salah satu kirab yang paling terkenal di Yogyakarta adalah Grebeg Syawal, yang dilaksanakan sebagai rangkaian dari perayaan Idul Fitri. Kirab ini melibatkan bregodo yang mengenakan pakaian adat khas keraton Yogyakarta dan mengarak gunungan hasil bumi menuju masjid agung untuk diperebutkan oleh masyarakat. Gunungan ini terdiri dari hasil bumi seperti sayuran, buah-buahan, serta tumpukan nasi yang melambangkan kemakmuran. Perayaan ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas berkat yang diterima selama bulan Ramadan.
Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta Selain Grebeg Syawal, Grebeg Maulud juga merupakan tradisi kirab budaya yang dilaksanakan di Yogyakarta dan Surakarta dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam perayaan ini, gunungan hasil bumi juga dibawa dalam prosesi kirab yang diikuti oleh bregodo. Setelah itu, gunungan tersebut diperebutkan oleh warga sekitar sebagai simbol keberkahan dan kemakmuran.
Kirab Sedekah Laut di Pantai Selatan Di daerah pesisir pantai selatan Jawa, seperti di Pelabuhan Ratu dan Parangtritis, masyarakat juga memiliki tradisi kirab budaya yang dikenal dengan sebutan "Sedekah Laut." Kirab ini dilakukan untuk memohon keselamatan dan keberkahan dari laut. Masyarakat mengarak gunungan hasil laut seperti ikan, hasil pertanian, serta tumpeng, untuk dipersembahkan kepada penghuni laut dan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang melimpah.
4. Proses Pembuatan Gunungan Hasil Bumi
Pembuatan gunungan hasil bumi bukanlah perkara yang sederhana. Di beberapa daerah, gunungan dibuat dengan sangat detail dan penuh kreativitas. Biasanya, gunungan ini disusun dengan berbagai macam hasil bumi, seperti padi, jagung, ubi, pisang, kelapa, sayuran, dan buah-buahan. Hasil bumi ini dipilih dengan cermat, karena selain untuk simbol kemakmuran, gunungan juga memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat setempat.
Proses penyusunan gunungan dilakukan oleh masyarakat dengan semangat gotong-royong. Setiap anggota masyarakat turut berpartisipasi dalam menghias dan menyusun hasil bumi ini agar gunungan tampak megah dan penuh berkah. Gunungan yang telah selesai akan dibawa dalam prosesi kirab, dan setelah sampai di tempat tujuan, biasanya akan diperebutkan oleh warga sebagai bentuk simbolis dari berbagi rezeki.
5. Kirab Bregodo dan Gunungan Hasil Bumi Sebagai Media Pelestarian Budaya
Kirab budaya bregodo dan gunungan hasil bumi juga memiliki peran penting dalam pelestarian budaya dan tradisi Jawa. Selain sebagai acara budaya, kirab ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai warisan leluhur. Di dalam prosesi kirab, terdapat berbagai nilai luhur yang diajarkan, seperti pentingnya kebersamaan, gotong-royong, dan rasa syukur.
Melalui kirab ini, generasi muda juga diajak untuk lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan dan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Selain itu, kirab budaya ini dapat mempererat hubungan antarwarga dan membangun rasa persaudaraan di antara masyarakat.
6. Penutupan
Kirab budaya bregodo dan gunungan hasil bumi adalah tradisi yang penuh dengan makna dan filosofi yang dalam. Lebih dari sekadar perayaan, kirab ini mencerminkan rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan atas hasil bumi yang melimpah, serta harapan agar kemakmuran terus berlanjut. Kirab ini juga menjadi sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat, serta menjaga kelestarian budaya dan tradisi Jawa.
Dengan terus melestarikan tradisi kirab budaya ini, kita tidak hanya menghormati warisan leluhur, tetapi juga menjaga keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Kirab bregodo dan gunungan hasil bumi adalah contoh nyata bagaimana budaya dan alam saling berhubungan untuk menciptakan kehidupan yang seimbang dan harmonis.
0 notes
Text
Gubernur Bengkulu Ajak Generasi Muda Menghidupkan Semangat Juang pada Hari Veteran Nasional 2024
Gubernur Bengkulu Ajak Generasi Muda Menghidupkan Semangat Juang pada Hari Veteran Nasional 2024 KANTOR-BERITA.COM, BENGKULU|| Hari Veteran Nasional 2024 menjadi momen penting untuk mengenang dan merenungkan semangat juang yang telah diwariskan oleh para pahlawan bangsa. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, dalam kesempatan ini, menyampaikan pesan inspiratif kepada generasi muda agar terus…
#generasi muda#Hari Veteran Nasional#inspirasi veteran#Kirab Bendera Merah Putih#para pahlawan#Pentingnya persatuan#Peringatan Hari Veteran Nasional#Semangat juang#Tantangan generasi muda#Warisan perjuangan#Gubernur Bengkulu#Rohidin Mersyah
0 notes