#kebakaran lahan gambut
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kapolres Mukomuko Tegas Larang Pembukaan Lahan Gambut dengan Pembakaran
Kapolres Mukomuko Tegas Larang Pembukaan Lahan Gambut dengan Pembakaran KANTOR-BERITA.COM, MUKOMUKO|| Kapolres Mukomuko, Provinsi Bengkulu, AKBP Yana Supriatna, dengan tegas meminta masyarakat untuk berhenti membuka lahan gambut untuk kebun kelapa sawit dengan cara membakar, terutama di musim kemarau saat ini. “Saya minta mulai dari sekarang stop membuka lahan perkebunan kelapa sawit dengan cara…
#AKBP Yana Supriatna#Dampak pembakaran#Kapolres Mukomuko#Kebakaran hutan#Larangan#Pembakaran lahan#pembukaan lahan gambut#Pencegahan kebakaran#Musim Kemarau
0 notes
Text
Waspada! Ancaman Karhutla Muncul Kembali
NININMENULIS.COM – Siang (11/8) itu, Ola panggilan akrab Lola Abas, Koordinator Nasional Pantau Gambut kembali hadir mengingatkan kami para Eco Blogger Squad akan kerentanan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang sangat mungkin kembali terjadi. Siang itu ada seratusan Eco Blogger Squad hadir lewat aplikasi Zoom Meeting untuk mendengarkan kajian terbaru dari Pantau Gambut mengenai ancaman…
View On WordPress
#Dampak Karhutla#featured#Karhutla#Kebakaran Hutan dan Ladang#lahan gambut#Mitigasi karhutla#Pantau Gambut#Penyebab Karhutla#Team Up for Impact
0 notes
Text
Lahan Gambut di Dumai Terbakar, Petugas Kesulitan Padamkan Api
INGATLAH – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali melanda Riau, kali ini terjadi di Kota Dumai. Lahan gambut di Kelurahan Teluk Makmur, Kecamatan Medang Kampai, terbakar sejak beberapa hari lalu, menyebabkan asap tebal menyelimuti wilayah tersebut. Kepala Manggala Agni Sumatera V/Dumai, Ismail Hasibuan, mengungkapkan bahwa kebakaran telah berlangsung selama sepekan dan menghanguskan lahan…
0 notes
Text
MENGGALI MAKNA KEHIDUPAN DI TENGAH KERAMAIAN KOTA
Oleh: Mika Sijabat
Hari pertama tiba di kota yang benar-benar asing, aku mendapati diriku harus beradaptasi dengan budaya, bahasa, dan kebiasaan yang berbeda. Di sinilah petualangan sesungguhnya dimulai. Pertengahan tahun 2022 yaitu di bulan Juli, aku pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Kalimantan tepatnya di Provinsi Kalimantan Tengah, yang ibukotanya dijuluki dengan Kota Cantik Palangkaraya. Kalau aku melihat dari setiap sudut kotanya, memang kota ini begitu indah dan jauh dari keramaian. Jika ditelusuri penduduk di satu kota ini, tidak sebanding banyaknya dengan penduduk di kampungku yaitu kabupaten samosir. Seiring berjalannya waktu, aku mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan, masyarakat, dan suasana di kota ini. Namun, suasana di kota ini sangat panas karena Palangkaraya terletak dekat garis khatulistiwa, di mana sinar matahari lebih sering berada di posisi tegak lurus atau hampir tegak lurus sepanjang tahun. Sehingga hal tersebut menyebabkan suhu rata-rata lebih tinggi dibandingkan daerah yang lebih jauh dari khatulistiwa. Daerah ini juga terkenal dengan banyak lahan gambut, yang saat kemarau panjang, bisa menjadi kering dan rentan terbakar. Kebakaran hutan yang terjadi di musim kering juga membuat suhu naik dan menyebabkan kabut asap yang menambah panasnya udara di sekitar. Di setiap pesisir kota juga aku jarang menjumpai bangunan-bangunan atau gedung-gedung besar, tidak seperti di pulau lainnya seperti Jawa, Sumatera dll yang terdapat gedung besar berdiri kokoh. Kampus tempat aku berkuliah juga, tidak semua ruangannya bertingkat tetapi kebanyakan ruangannya memanjang ke samping kiri, kanan, depan atau belakang. Namun, setelah aku memulai perjalanan perkuliahanku di Kota Palangkaraya aku mulai bisa berbaur dengan teman-temanku yang dikenal dengan suku Dayak. Dan lama-kelamaan aku bisa berteman akrab dengan mereka, yang menurutku mereka baik dan mau menolong, dan mereka juga menghargai kedatangan kami yang kuliah dari luar kalimantan.
1 note
·
View note
Text
Dua hari Danrem 042/Gapu terjun langsung pimpin Satgas Karhutla di daerah HLG Londrang
SATU KOMANDO.COM MUARO JAMBI, Pantau Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) selama dua hari, Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Rachmad S.I.P., didampingi Kasi Intel Kasrem 042/Gapu Kolonel Inf M. Imasfy S.E dan Kasiops Kasrem 042/Gapu Kolonel Inf Ibnu Suharmanto terjun langsung ke lokasi titik api Karhutla di daerah Hutan Lahan Gambut (HLG) Londrang, perbatasan Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten…
0 notes
Video
youtube
Apa itu Gambut? Dampak Kebakaran Terhadap Lahan Gambut
0 notes
Text
Upaya Pemadaman Kebakaran Lahan di Kampar Masih Berlanjut
Kampar, Cekricek.id – Tim Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru tengah gencar melakukan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Karhutla yang melahap area seluas 2 hektar ini terjadi di lahan gambut, memberikan tantangan tersendiri dalam proses pemadamannya. Kepala Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru,…

View On WordPress
0 notes
Text
Resolusi yang sudah aku buat semenjak tahun 2005 -saat itu sebagai tuntutan pekerjaan- baru terwujut di tahun 2022 yaitu kuliah S1 sebagai proses untuk menempuh S2. Setelah 17 tahun baru terwujut. Sebuah penantian yang panjang. Karena ternyata di 2006 harus mengikuti suami bertugas di belahan negeri lainnya, di Kalimantan tengah. Akupun mengundurkan diri dari pekerjaanku.
Selama 4 tahun kami tinggal di Palangkaraya, kota kecil dengan hal hal yang tidak biasa, semua kurasakan bergerak lambat benar benar berbeda dengan kehidupan ibukota, dan aku masih terus merindukan pekerjaanku.
Belum lagi masalah lahan gambut yang terbakar sampai hampir 1 tahun lamanya, diawal kami pindah. Ini tingkat polusi asap kebakaran lahan gambut terparah sepanjang abad. Yang membuatku terkena ispa yang parah selama lebih dari 9 bulan lamanya.
####
Aku bukan tipe orang yang mudah menyerah, aku mendapati sebuah sekolah yang hidup segan matipun tak hendak, beberapa kawan memintaku untuk bergabung dalam kepengurusan yayasan dan membangun kembali sekolah tersebut.
Bukan hal yang mudah mendirikan kembali sebuah sekolah di kota kecil dengan adat istiadat dan budaya yang benar-benar berbeda 180° dengan kehidupanku di kota besar, Jakarta. Dan dengan serba keterbatasan sarana prasarana, dan perkembangan teknologi. Belum lagi aku harus mendampingi anak anakku beradaptasi di tempat yang sama sekali baru buat mereka. Ini kali pertama kami tinggal di luar pulau Jawa.
Mana dulu nih yang harus aku bongkar, habbit para pengajarnya ( SDM ), sistem penggajian, pengelolaan keuangannya atau gedungnya, atau murid²nya?
Aku melakukan semuanya bersamaan dan sendirian. Bagaikan orang yang diceburkan ditengah hutan dimana di kanan ada harimau, dikiri ada buaya ( emang ada ya buaya di hutan? 😅), didepan ada srigala, dibelakang ada singa. Bingung mau lari kemana, mana dulu yang harus dihadapi.
Aku tidak menyerah begitu saja.. prioritas utamaku adalah upgrading SDM ( guru²nya ), yang pada awal mula observasi aku mendapati kondisi yang sangat mengejutkan. Model kerja yang sangat slow motion, suka suka mereka kapan sekolah masuk, kapan sekolah libur, kapan jam masuk kapan jam pulang. Tidak konsisten semuanya. Tidak ada kedisiplinan. Di tahun pertama aku menjadi kepala sekolah sekaligus pengurus yayasan aku katakan kepada rekanan yang ada disitu. "Sekolah ini mau ditutup atau dihidupkan lagi?" Kalau mau ditutup ayo kita sudahi sekarang. "
"Jika kalian mau kembali membangun sekolah ini ayo kita bangun bersama sama, kalian tidak bisa menitipkan ini kepada saya untuk mengerjakan sendirian. Saya hanya pendatang disini dan bisa sewaktu2 pergi pindah ke tempat lain." Kalau budaya yang kalian bangun seperti ini bagaimana kalian mau membangun karakter anak didik, murid² kita ?
Perubahan besar besaran terjadi, aku benar benar merubah semuanya setahap demi setahap. Para guru terkaget kaget dengan cara kerjaku yang mana itu aku dapatkan ketika masih bekerja di Jakarta aku terapkan di sekolah ini. Untuk upgrading guru aku melibatkan diknas kota Palangkaraya untuk aktif. Dan ternyata diknas yang dalam hal ini tanggungjawab penugasannya ada pada ketua gugus juga tidak berjalan.
"Hadeehh, kacau benar kota ini," batinku.
Akupun mulai mengajak dewan pengawas sekolah kota Palangkaraya untuk kembali mengaktifkan peran peran mereka dalam pembinaan guru2. Aku mengawali dengan pelatihan² kreatifitas guru, pelatihan manajemen kelas, pelatihan komunikasi, pelatihan story telling, pelatihan menggambar untuk guru, pelatihan public speaking dan masih banyak lagi yang mana akulah pengajarnya, dan itu tidak dibayar sedikitpun Aku melakukannya dengan sukarela.
Belakangan aku melibatkan teman²ku dari Jakarta, dan kota² lain. Aku juga sangat kritis dalam mencermati dan mengkritisi kinerja pejabat² di kantor diknas palangkaraya yang membuat namaku semakin melambung di Palangkarya 😅 ditandai sebagai kepala sekolah yang terlalu vokal dan berani. Masih muda tapi terlalu berani ngomong macam².
Pada suatu kesempatan di forum seminar dan sosialisasi perda pendidikkan yang baru. Semua kusampaikan di forum tersebut. Dan lagi lagi budaya orang Indonesia pada umumnya yang tidak terbiasa dengan kritikan dan masukan, bapak kepala diknas yang saat itu menjabat tampak emosi, dan menegur dewan pengawas dimana sekolah kami ada dibawah pengawasannya. Gugus 10. Kinda silly....krn kepala diknas mengatakan " kalau mau bertanya seharusnya melalui pengawasnya dan jenis pertanyaannya diseleksi dulu." Waduuuh peraturan dari mana pula itu?, Ini kan forum terbuka utk semua kepala sekolah dr TK, hingga SMA yang diundang. Dan sesi pertanyaanpun sdh diberikan.
Seharusnya aku sekalipun sebagai kepala sekolah di tingkat Taman kanak² punya hak yang sama. Rame kejadian saat itu sampai masuk koran lokal 😅. Kota Palangkaraya yang tadinya senyap jadi heboh dengan kehadiranku. Dan sempat dianggap "orang Jakarta jangan sok sok an ditempat baru". Ini diajak perubahan malah pada sewot.
Pada satu masa koran kalteng ( kalimantan tengah ) Pos mengadakan pooling berhadiah tentang kinerja kepala sekolah: pooling pemilihan kepala sekolah teladan, namaku muncul di urutan pertama sampai beberapa pekan lamanya. Tapi ada yang mencurigakan, tak lama kemudian nama nama yang tidak pernah ada tiba tiba muncul.
Palangkaraya dengan dominasi non muslim kala itu 40% dan muslim 60% hampir semua posisi kediknasan dikuasai non muslim.
Pun kepala² sekolah muslim jumlahnya tidak terlalu banyak.
Dengan suku aslinya dayak bahkan di Kalimantan tengah ada 11 jenis suku dayak dengan adat dan bahasa yang berbeda², ada hindu kaharingan yang awalnya berasal dari atheis, dan sebagiannya nasrani dayak. Mereka tidak siap menerima perubahan dari seorang Nila, dengan suku asli Jawa yang mengadopsi pendidikkan modern dari Jakarta, dan pendidikkan montesori dari barat. "Siapa lo" begitulah kira².
Di sana rata² kepala sekolah berusia 50 tahun keatas dan abadi sepertinya tidak digantikan. Aku datang kesana saat usiaku 30 tahun. Dengan berbekal pengalaman mengajar 9 tahun, 2 tahun ngajar sekolahnya bule² dengan metode montesori. 7 tahun mengajar di sekolah elit di Jakarta. Sekolah Islam terpadu, dimana setiap guru diberikan pelatihan² secara berkala, mengikuti banyak seminar² dan workshop² pendidikkan. Juga studi banding dengan sekolah² Internasional yang tersebar di Jakarta.
Jenjang kinerja guru diperhatikan sebagai basis utama pemberian reward kepada guru²nya.
Jakarta tempat keluar masuknya arus informasi, percepatan laju gerak pembangunan yang diikuti human resource nya. Arus globalisasi nyata² kita hadapi.
Sedangkan di daerah² seperti di Palangka Raya masih sangat jauh dari hal² seperti itu. Lelah fisik, batin aku kelola dengan satu bentuk pengorbanan, harus ada yang aku perbuat untuk kota ini sebelum aku pindah lagi mengikuti perpindahan tugas suamiku.
Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, perbaikan terus kami lakukan bersama², walaupun tertatih tatih dan berderai air mata. Aku sempat hampir menyerah. Tapi menyerah bukanlah solusi terbaik. Mungkin bertahan masih jauh lebih baik sekalipun kita luka dan tak sanggup lagi melangkah.
Empat tahun sudah terlampaui 2006-2010.
Aku membuat filem pendek berisi profil sekolahku, dibantu salah seorang sahabatku. Proses pembuatannya memakan waktu sekitar 1 bulan mulai dari pembuatan sekenario yang aku susun bersama tim guru hingga proses editing selesai. Short film ini bercerita tentang visi misi sekolah ini, metode pembelajarannya, dan kurikulum yang dipakai. Lalu aku bagikan dalam bentuk keping CD kepada seluruh kepala sekolah.
Gratis tidak berbayar dan aku tidak butuh hak paten atas karya-karyaku. Tujuan utamaku adalah suatu perubahan sebelum aku pergi dari Palangkaraya.
#########
Dan benar ...
Di tahun 2010 kami kembali ke Jakarta karena suamiku mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikkan S2 nya ke luar negeri dengan double degree. Satu tahun di kampus universitas Indonesia, fakultas pasca sarjana FE UI Jakarta, 1 tahun University of Japan di Urasa, Niigata, Jepang. Ala kulli hal Alhamdulillah. Suamiku menyelesaikan studinya dalam waktu 10 bulan dengan nilai IPK yang tidak mengecewakan.
#####
Di usia yang tidak bisa dibilang muda lagi namun semangat untuk meraih mimpi masih terus menggema. Pada awal kuliah rasanya hanya perlu waktu adaptasi sejenak. Namun ujian yang sesungguhnya adalah rasa bosan. Karena sesuai dugaan aku bertemu dosen² yang usianya sama atau lebih muda namun minim pengalaman. Sehingga setiap pertanyaan² yang aku lontarkan di kelas kelas perkuliahan tidak mendapatkan jawaban yang tepat.
Terkadang aku berpikir "ngapain aku ini, kuliahnya hanya teori teori yang membosankan." Belum lagi sks yang ditempuh harus aku perjuangkan.
Mata kuliah yang linear dari ijazah diploma III ku seharusnya bisa dikonversi namun kenyataannya tidak, katakanlah di Kampus "G" setelah bertahan 1,5 tahun semenjak tahun 2022, sepertinya kampus ini memang tidak sesuai dengan ekspektasiku akhirnya aku putuskan pindah di kampus "H". Dan Alhamdulillah disini lebih moderat dan beneran berasa kek anak kuliahan. 😁 Dengan teman teman yang setara pengetahuan dan pengalamannya, mayoritas kuliah sambil bekerja. Mulai dari guru, karyawan bank, manajer, dan sebagainya bahkan ada yang Doktor lulusan fakultas hukum semenjak S1,S2,S3nya yg ikut perkuliahan S1 di kelasku, kelas manajemen akutansi. Kebayang gimana produktif dan aktifnya kelasku.
####
Rencana yang dibuat manusia terkadang tidak selalu berjalan sesuai maunya.
Semua ada waktunya sesuai rencana Allah, bahwa aku harus membesarkan anak² kami terlebih dahulu sehingga mereka menempuh pendidikkan di perguruan tinggi.
######
Mengambil hikmah dari semuanya. Tak ada yang perlu disesali, terus bersyukur masih bisa kuliah di usia yang sekarang ini.
Aku baru meyadarinya ternyata asyik juga emak kuliah dengan tiga anak juga kuliah. Pembicaraan kita tak lepas dari masalah kuliah, dan itu menjadi tema yang seru buat kami ber "hahahaha hihihihi" 😁 Cerita tetang dosen yang "killer" dan tak berperasaan, cerita tentang tugas² kuliah, teman² kuliahnya, dan kita dirumah saling mengajari bertukar bahan kuliah apabila ada tugas tugas di matakuliah yang hampir sama. Aku sering menjadi objek penelitian bagi anak²kku, menjadi narasumber untuk Matakuliah bertema pendidikkan, bisnis dan politik. Senangnya diwawancarai anak sendiri sebagai saksi hidup kejadian tahun 1998 "Jakarta caos" yang berdampak resesi hingga tahun 1999. Atau wawancara tentang pengalaman menjadi guru selama kurang lebih 13 tahun, tak kalah seru ketika nak gadis ketigaku mewawancarai bisnis outfit kecil kecilan yang ku jalani dengan serius tapi lebih banyak santainya 😁 karena tugas tugas diluar rumah juga tak sedikit, dan masing masing menuntut hak haknya.
#####
Kampus baruku STIE Hidayatullah Depok, yang tadinya hening tak ada pergerakan aku awali dengan sentuhan obrolan obrolan ringan di grup wa, akhirnya bisa memancing suara² dari seluruh mahasiswa. Sehingga mereka tak malu malu lagi mengungkapkan pendapat²nya. Naa..that's it aku suka keramaian dan keaktifan. Kalau kelasku hening aku khawatir bosan dan tidak tahan lagi.
Yaa mungkin keahlian persuasif dan public speakingku berpadu dengan karakter ekstrapersonal yang kumiliki sangat menguntungkan di dunia nyata yang penuh intrix dan persaingan ini.
Membuat aku diberkahi dengan teman² yang sangat banyak, relasi, kolega, sahabat². Alhamdulillah. Walaupun di dunia maya ( sosmed ) aku sangat menjaga privasiku karena satu dan lain hal.
Aku sangat selektif memilih siapa yang menjadi teman² sosmed ku dengan spesifikasi yang hanya aku yang tahu. ☺️
Standar filterku cukup tinggi. Hanya baru² ini saja aku berkenan menambah pertemanan, terutama teman² yang sudah jarang bertemu, berbeda lokasi, kesibukan dan pekerjaan. Sosial media buat aku hanyalah hiburan dan tempat untuk berkoneksi dengan yang jauh disela-sela aktifitas padatku yang terkadang terasa membosankan.
Cheer up Nila 😍🫰
0 notes
Text
Kebakaran lahan Gambut di lokasi Rumah Penduduk di Ke Nagarian Siguntur Tua Ke Camatan Koto XI Tarusan Pessel
Tarusan, Sumbarlivetv.com – Kebakaran lahan Gambut di lokasi Rumah Penduduk di Ke Nagarian Siguntur Tua Ke Camatan Koto XI Tarusan Pessel. Masyarakat Siguntur kenagarian Siguntur Tua Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan di gegerkan dengan kejadian kebakaran lahan Gambir, Selasa 10 Oktober 2023 Masyarakat siguntur tua Kecamatan Koto XI Tarusan di gegerkan dengan kebakaran lahan…

View On WordPress
0 notes
Text
Bersama Warga dan Petugas Damkar, Kades Muamar Berjibaku Padamkan Kebakaran Lahan

Kepala Desa Sidomulyo, Muamar, bersama warga dan petugas Damkar, bahu membahu memadamkan kebakaran lahan kebun sawit milik warga. Muamar menghimbau warganya, agar tidak melakukan aktivitas bakar membakar terutama di area lahan yang bergambut dan kering. Kebakaran lahan sawit tersebut terjadi di area RK.10, Desa Sidomulyo, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji, pada Sabtu (07/10/23) siang hari sekitar pukul 12.05 wib Kepala Desa Sidomulyo, Mua'mar menjelaskan, kebakaran tersebut melanda lahan sawit seluas sekitar 6 hektar. Dia mendapat laporan kebakaran dari warganya, dan bersama petugas Damkar serta warga setempat membantu memadamkan api dilahan sawit yang terbakar "Alhamdulilah dengan cepat masyarakat dan Damkar Mesuji memadamkan api yang telah membakar lahan kebun sawit. Api mulai membakar lahan sawit sekitar pukul 12.05 wib, dan pada pukul 14.00 wib api selesai dipadamkan berkat kerjasama masyarakat dan pekab Mesuji melalui Damkar Mesuji " jelasnya" Muamar melanjutkan, sementara ini belum diketahui pasti penyebab kebakaran lahan sawit warga tersebut. Berkat kerjasama personel Damkar Kabupaten Mesuji dan warga sekitar, api sudah berhasil dipadamkan. Kerugian yang dialami yaitu rusaknya lahan. Masih kata Muamar, kami himbau kepada masyarakat khususnya warga Desa Sidomulyo, terutama di musim kemarau saat ini untuk tidak melakukan aktivitas bakar membakar terutama di area lahan yang bergambut dan kering. Hal ini akan menyulitkan petugas untuk memadamkan api apabila lahan gambut telah terbakar. "Musim kemarau yang sedang melanda wilayah Kecamatan Mesuji, khususnya Kabupaten Mesuji mengakibatkan beberapa wilayah mengalami kekeringan dan rawan terjadinya kebakaran. Untuk itu seluruh masyarakat harus hati-hati dan dapat menjaga lahannya dari kebakaran,"pungkasnya. (Randi Efendi) Read the full article
0 notes
Text
Polres Bengkalis Terus Berupaya Lakukan Pencegahan dan Penanganan Karhutla
BENGKALIS – Musim kemarau yang terjadi di wilayah Kabupaten Bengkalis memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan sejak Januari hingga April kemarin. Ditambah lagi hampir 60% lebih luasnya lahan di Negeri Junjungan merupakan lahan gambut sehingga sangat rentan terjadinya Karhutla. http://dlvr.it/SpMpdk
0 notes
Link
Early Warning System Kebakaran Hutan merupakan solusi dalam menangani kebakaran hutan di Indonesia.
1 note
·
View note
Text
TNI Polri Padamkan 10 Hektare Lahan Terbakar di Siak
INGATLAH.COM – Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) seluas 10 hektare terjadi di Desak Tasik Serai Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak, Riau. Api nyaris menjalar ke hutan lindung Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. Cagar Biosfer Giam Siak Kecil adalah sebuah lahan gambut raksasa yang berkedudukan di Provinsi Riau. Tepatnya di Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Siak. Luasnya 705.271 hektare, cagar…
0 notes
Text
DARURAT: Pemerintah Perlu Menjadikan Krisis Perubahan Iklim Sebagai Prioritas
Kalau kita perhatikan, sosial media di Indonesia dipenuhi hal viral yang tidak bermanfaat, misalnya orang tua marah-marah karena paket COD. Padahal, selain diambang kematian karena pandemi COVID-19, kita juga diambang kehancuran karena krisis perubahan iklim. Sama seperti COVID-19, masih banyak orang yang belum sadar, bahkan tidak percaya dengan krisis ini sehingga pemerintah tidak hanya punya PR untuk menangani pandemi ini dengan cepat, tapi juga perlu menangani perubahan iklim yang nyata.
Dilansir dari CNN Indonesia, Jokowi-Ma’aruf punya 7 misi mitigasi perubahan iklim ketika mereka mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin bangsa ini.
1. Pencegahan kebakaran hutan
2. Penanaman kembali lahan-lahan kritis
3. Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) berbasis potensi setempat serta ramah terhadap lingkungan
4. Melanjutkan konservasi lahan gambut
5. Mengurangi emisi karbon dan meningkatkan transportasi massal ramah lingkungan
6. Meningkatkan pendidikan konservasi lingkungan yang berkelanjutan dengan melibatkan komunitas masyarakat adat
7. Memperbanyak hutan kota dan ruang terbuka hijau
Lalu apakah misi tersebut sudah berjalan dengan baik? Saya bisa bilang bahwa mitigasi perubahan iklim bukanlah prioritas pemerintah Indonesia. Dalam APBN 2021, anggaran berfokus pada pemulihan ekonomi melalui pembangunan kawasan industri, pengembangan food estate untuk ketahanan pangan, serta infrastruktur padat karya. Padahal kita tahu, semakin banyak kawasan indsutri yang dibangun, semakin banyak lingkungan hidup yang akan tercemar. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahkan tidak termasuk dalam daftar 10 Kementrian/Lembaga yang menerima APBN 2021 terbesar sehingga menyulitkan program-program mitigasi perubahan iklim untuk dijalankan. Namun jika pemulihan ekonomi dengan membangun kawasan industri dapat membantu negara dalam melewati pandemi, mengapa saya tidak setuju?
Sungai Citarum adalah salah satu sungai di Jawa Barat yang memiliki predikat sebagai salah satu sungai yang paling tercemar di dunia. Sungai ini tercemar salah satunya akibat limbah industri. Dilansir dari ZDFinfo Dokus & Reportagen, Hilda Meutia, seorang mikrobiologi dari Greenpeace Indonesia mengeluhkan pipa air tanpa nama atau anonim. Terkadang beberapa pabrik industri berbagi pipa sehingga sulit untuk untuk menentukan siapa yang membuang limbah industri dan mencemari sungai Citarum. Kemudian menurut artikel yang diterbitkan oleh DAS UGM, pemerintah daerah dan pemerintah pusat telah merilis beberapa kegiatan untuk mengatasi pencemaran sungai Citarum, namun dalam pelaksanaannya sering kali terjadi kendala.
Masih ingat banjir di Kalimantan Selatan di awal tahun? Akibat curah hujan tinggi, Kalimantan Selatan terendam air setinggi 2-3 m. DW Indonesia melaporkan bahwa banjir ini disebabkan oleh kepentingan lahan industri seperti pembukaan lahan kelapa sawit dan deforestasi akibat proses pertambangan. Inilah alasan saya tidak setuju dengan pembangunan kawasan industri (lagi). Jika akan membangun kawasan industri, saya rasa pemerintah harus memperhitungkan resikonya bagi lingkungan hidup. Jika tidak ada solusi nyata atau perbaikan lingkungan hidup dijalankan begitu lambat, ini artinya pemerintah Indonesia tidak memprioritaskan atau tidak serius dalam menghadapi perubahan iklim.
Lalu apa yang terjadi jika kita terlambat dalam menangani perubahan iklim ini? Detiknews telah memaparkannya. Pada tahun 2030 hingga 2050, WHO memperkirakan bahwa perubahan iklim akan memicu kematian kurang lebih 250.000 jiwa setiap tahunnya akibat malnutrisi, malaria, diare, dan heat stress. Saya sendiri telah merasakan iklim panas dan hujan yang tak menentu. Apakah Anda juga? Lalu apakah Anda pikir Indonesia siap menghadapi krisis perubahan iklim tahun 2030? Silakan Anda menilainya sendiri.
Referensi
Herlinda, O. (2020, January 2020). Yang Terabaikan dalam Perubahan Iklim. Retrieved from detikNews: https://news.detik.com/kolom/d-4861160/yang-terabaikan-dalam-perubahan-iklim
Kemenkeu. (n.d.). Informasi APBN 2021: Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi. Retrieved from Kementrian Keuangan RI: https://www.kemenkeu.go.id/media/16835/informasi-apbn-2021.pdf
Loen, T. (2019, February 16). INFOGRAFIS: Visi Misi Jokowi-Ma'ruf Bidang Lingkungan Hidup. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190215143749-35-369608/infografis-visi-misi-jokowi-maruf-bidang-lingkungan-hidup
Mcllvride, D. (Director). (2020). Gift im Trinkwasser. Wo die Textilindustrie die Umwelt zerstört[Motion Picture].
Redaksi. (2021, January 10). Tidak Sampai Tiga Pekan di Awal 2021, Bencana Alam Hantui Indonesia. Retrieved from Deutsche Welle: https://www.dw.com/id/awal-2021-indonesia-dihantui-bencana-alam/a-56264764
SG. (2020, June 20). Sungai Citarum, Predikat Sungai Tercemar di Dunia. Bagaimana Solusinya? Retrieved from Konservasi DAS Universitas Gadjah Mada: https://konservasidas.fkt.ugm.ac.id/2020/06/20/sungai-citarum-predikat-sungai-tercemar-di-dunia-bagaimana-solusinya/
32 notes
·
View notes
Text
Penyebab Kebakaran Hutan di Indonesia

Secara umum, penyebab kebakaran hutan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua. Yang pertama adalah kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam. Yang kedua kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor manusia. Kebakaran hutan di Indonesia yang terus terulang setiap tahun ini, penyebabnya sebagian besar oleh faktor manusia, baik tanpa disengaja maupun disengaja. Dampak kebakaran hutan ini tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, namun juga negara-negara tetangga.
Penyebab kebakaran hutan karena faktor alam atau secara alami dipicu oleh petir, lelehan lahar gunung api, gesekan antara pepohonan yang kemudian menimbulkan percikan api. Kebakaran hutan yang diakibatkan oleh petir dan gesekan pohon jarang terjadi di Indonesia apalagi pada hutan hujan tropis. Baru dapat terjadi apabila kondisi hutan memungkinkan, seperti saat kekeringan yang panjang.
Telah disinggung di awal, kebakaran hutan di Indonesia yang berulang hampir tiap tahun, lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia. Berdasarkan laporan sebuah lembaga riset, faktor manusia merupakan penyebab kebakaran hutan di sejumlah provinsi. Menurut Syaufina (2008) dalam bukunya, Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia, hampir 99 persen kebakaran hutan di Indonesia disebabkan karena ulah manusia.
Kebakaran hutan yang disebabkan oleh ketidaksengajaan manusia bisa terjadi semisal karena puntung rokok yang dibuang di area hutan, api unggun di hutan yang lupa dimatikan atau tidak benar-benar mati saat ditinggalkan, pembakaran sampah, dan berbagai kelalaian lainnya. Kebakaran jenis ini kerap terjadi di hutan-hutan pada gunung-gunung yang kerap dikunjungi pencinta alam (pendakian gunung) di pulau Jawa seperti kebakaran hutan di Gunung Sindoro dan Gunung Lawu
Karena itu diperlukan kewaspadaan bagi para penggiat kegiatan di outdor dan masyarakat di sekitar hutan. Kelalaian kecil semisal meninggalkan bekas perapian yang masih memiliki bara api atau membuat puntung rokok mampu memicu kebakaran hutan.
Kebakaran di bawah tanah (ground fire) pada daerah tanah gambut dapat pula menjadi menyulut kebakaran hutan di atas tanah pada saat musim kemarau. Kebakaran bawah tanah di salah satu lahan basah ini bisa terjadi sangat lama dan tidak terdeteksi hingga memicu kebakaran lahan di atasnya.
Faktor manusia lainnya yang menjadi penyebab kebakaran hutan di Indonesia adalah pembukaan lahan. Pembukaan lahan dengan cara membakar hutan kerap menjadi hal yang paling sering dilakukan baik oleh perorangan maupun perusahaan. Pembakaran hutan menjadi pilihan yang paling murah dan mudah untuk mengubah lahan hutan menjadi kebun kelapa sawit, kebun karet, dan lahan pertanian lainnya sekaligus menaikkan harga jual lahan. Kebakaran hutan hebat yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan pada tahun ini pun ditengarai disebabkan oleh faktor ini.
Penyebab-penyebab kebakaran hutan tersebut akan menimbulkan bencana kebakaran hutan yang sulit dikendalikan saat didukung oleh faktor cuaca berupa kemarau panjang. Seperti kebakaran hutan hebat yang terjadi pada tahun ini yang telah menjadi salah satu bencana alam yang sangat merugikan baik bagi Indonesia dan negara-negara tetangga.
2 notes
·
View notes
Text
NININMENULIS.COM – Readers, masih ingat dengan kejadian kebakaran hutan di 2019 lalu? Kebakaran hutan yang membuat Presiden Joko Widodo malu saat berkunjung ke Malaysia dan Singapura ini konon kebakaran terhebat yang dialami Indonesia kedua setelah kebakaran yang terjadi di 2015. Dari beberapa provinsi yang mengalami kebakaran hutan di 2019 ternyata ada tujuh provinsi yang dinyatakan siaga darurat karena wilayahnya berupa lahan gambut yang rentan terbakar. Dari 328 ribu hektar lahan yang terbakar sekitar 89 ribu hektar adalah lahan gambut. Dan yang terbesar di wilayah Riau sekitar 40.500 hektar, kemudian berikutnya Kalimantan Tengah 24 ribu hektar, Kalimantan Barat, Jambi, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Belajar dari apa yang terjadi di 2015 dan 2019 lalu timbul pertanyaan, mengapa kebakaran lahan gambut mendapatkan perhatian lebih? apa sih yang perlu kita ketahui dan lakukan untuk menyelamatkan lahan gambut? Sssttthh… ternyata ada mitos atau berita yang tidak benar beredar seputar lahan gambut ini. Sebagai generasi anti hoax, tidak ada salahnya untuk mencari tahu fakta yang selama ini terjadi di lahan gambut dari para ahlinya di acara ngorol @ tempo yang diselenggarakan pada Rabu (29/1) lalu.
Baca juga: Ngobrolin Hutan Sosial dan Lima Hutan Satu Cerita
Para pembicara di Ngobrol@tempo (ki-ka) Lola Abbas, Prof. Bambang Hero Saharjo, Nazir Foead, Theti N.A, dan Grabriel Titiyoga
Acara ngobrol @ tempo kali ini bertempat di Beka Resto Balai Kartini, Jakarta Selatan. Ngobrol kali ini mengangkat tema yang sangat ‘panas’, setidaknya itu yang dikatakan Toriq Hadad, Direktur Utama Tempo Media Group dalam sambutan pembukanya. Mengangkat tema Bagaimana Antisipasi Indonesia di Lahan Gambut Tahun 2020? menghadirkan empat narasumber yang sangat kompeten dalam penanganan lahan gambut, mereka ialah Nazir Foead (Kepala Badan Restorasi Gambut / BRG Indonesia), Prof. Bambang Hero Saharjo (Guru Besar Kehutanan IPB), Lola Abbas (Koordinator Nasional Pantau Gambut), dan Theti N A (Petani dari Kalimantan Tengah). Talkshow Bagaimana Antisipasi Indonesia di Lahan Gambut Tahun 2020? ini dimoderatori oleh Gabriel Titiyoga, Redaktur Sains & Sport Majalah Tempo. Sebelum kita mencari tahu mitos dan fakta apa saja yang melingkupi lahan gambut, yuks kita kenali dahulu apa itu lahan gambut.
Lahan gambut adalah lahan basah yang terbentuk dari timbunan materi organik seperti sisa-sisa pepohonan, rumput, lumut, jasad hewan yang membusuk lalu menumpuk selama ribuan tahun hingga membentuk endapan yang tebal. Lahan gambut ini sering dijumpai di area rawa, cekungan antara sungai, ataupun di daerah pesisir. Dari proses terjadinya lahan gambut fakta pertama yang perlu kita ketahui yakni Indonesia memiliki lahan gambut yang sangat luas atau mencapai 14,9 juta hektar dan tersebar di seluruh Indonesia. “Meskipun dalam luasan kalah dengan Canada, namun lahan gambut di Indonesia bisa memiliki kedalaman hingga 30 meter. Tingkat kedalaman gambut ini berpengaruh terhadap jumlah kandungan karbon dan jenis tanaman yang dapat hidup di sekitarnya. Semakin dalam lahan gambut, semakin banyak karbon yang terkandung,” kata Nazir Foead.
Dari jumlah lahan gambut di Indonesia, fakta kedua yang tidak kalah menarik yakni lahan gambut mengandung dua kali lebih banyak karbon dari yang dikandung hutan tanah mineral, sehingga bayangkan bila mengalami gangguan seperti terbakar atau kering, akan berapa banyak karbon yang terlepas di udara dan menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca? “Emisi gas yang dihasilkan kebakaran lahan gambut terdiri dari 90 jenis gas, dan 50 persen gas itu beracun,” ungkat Prof. Bambang Hero Saharjo. Dan kebakaran lahan gambut terparah bila terjadi di dalam permukaan lahan karena sulit dideteksi penyebaran juga penanggulangannya, dibanding bila yang terbakar di atas permukaan lahan.
Mengenai kebakaran ladang gambut, ada mitos menarik pertama yang diungkap Prof. Bambang Hero Saharjo dan selama ini selalu menjadi headline pemberitaan penyebab kebakaran lahan gambut yakni kekeringan akibat kemarau dan puntung rokok. “Lahan gambut tidak bisa terbakar dengan sendirinya seberapapun keringnya, atau terbakar karena ranting kering dan puntung rokok. Untuk membakar lahan gambut dibutuhkan bahan bakar yang lebih besar, dan itu hanya bisa dilakukan oleh yang berkepala hitam atau berkepala putih,” ungkap Prof. Bambang Hero Saharjo yang menambahkan bahwa hanya kondisi alam tertentu seperti lava dari letusan gunung berapi dan petir yang dapat membakar lahan gambut, tetapi tanda-tanda tersebut tidak dijumpai selama ini. Jadi fakta sesungguhnya, lahan gambut terbakar atau dibakar?
Kebakaran lahan gambut di Sebanagau, Kalimantan Tengah (Foto: WWF Indonesia)
Kabut asap (Foto: WWF Indonesia)
Baca juga: Mengunjungi Winnie The Pooh-nya Balikpapan
Mengingat tingginya karbon yang terkandung di lahan gambut, bila terjadi kebakaran sudah tentu memiliki efek buruk berkali-kali lipat dibanding efek kebakaran hutan tanah mineral. Mulai dari gangguan pernafasan hingga memicu terjadinya kanker beberapa efek buruk kebakaran lahan gambut bagi kesehatan yang menjadi fakta ketiga yang perlu kita ketahui. “Anak-anak dan kaum perempuan-lah yang paling terdampak dari kebakaran lahan gambut,” cerita Theti N A, petani dari Desa Mantangai Hilir Kapuas, Kalimantan Tengah yang pernah menjadi korban kebakaran lahan gambut pada 2015. Pertumbuhan anak akan terganggu secara fisik dan otaknya karena menghirup udara dan mengonsumsi makanan yang terkontaminasi asap dari kabakaran lahan gambut. Asap kebakaran yang terhisap oleh ibu hamil pun dapat menganggu kesehatan janin sebelum dan sesudah kelahiran.
Banyaknya korban akibat kebakaran lahan gambut di 2015, membuat Theti N A pun mulai meninggalkan tradisi bakar lahan yang menjadi tradisi turun temurun sebelum bertanam padi. Masalah tidak ada tanaman yang tumbuh subur di lahan gambut ternyata mitos kedua seputar lahan gambut yang beredar saat ini. “Semua tanaman dapat tumbuh di lahan gambut, asalkan terus dipantau tingkat keasaman tanahnya. Jadi tidak bisa hanya tanam lalu ditinggal,” lanjut Theti yang upayanya ini telah diikuti 30 kaum wanita lainnya di tempat tinggalnya. Upaya Theti untuk bercocok tanam tanpa membakar lahan tidak luput dari dukungan dan bantuan dari BRG Indonesia. “Sekarang tidak ada lagi lahan gambut yang ngebul, adanya dapur yang ngebul,” canda Theti yang bercerita bagaimana ia mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus membakar lahan.
BRG Indonesia atau Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia adalah lembaga nonstruktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden langsung. BRG Indonesia ini dibentuk pada 6 Januari 2016 melalui Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Bada Restorasi Gambut. BRG Indonesia inilah yang bertugas mempercepat pemulihan dan mengembalikan fungsi lahan gambut yang telah rusak terutama akibat kebakaran dan pengeringan. Apa saja yang sudah diupayakan BRG Indonesia sejak 2016 untuk menyelamatkan lahan gambut? ternyata banyak. Yuks kita ulas beberapa hal pokok yang sudah dilakukan oleh BRG Indonesia.
Salah satu peta lahan gambut (Foto: BRG Indonesia)
Melakukan pemetaan dan inventarisasi di tujuh provinsi dengan melibatkan berbagai pihak seperti kementerian atau lembaga pemerintahan terkait, pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, serta pendataan langsung ke lapangan. Pemetaan dan inventarisasi dilakukan untuk mendapatkan Peta Indikatif Prioritas Restorasi per provinsi.
Usaha pembahasan lahan gambut (rewetting) yang ekosistemnya terdegradasi akibat turunnya muka air di lahan gambut. Usaha pembasahan lahan gambut dilakukan dengan tiga cara yakni pembuatan bangunan penahan air dalam bentuk sekat kanal, penimbunan kanal yang terbuka, dan pembangunan sumur bor.
Pembuatan kanal upaya pembasahan pada lahan gambut (Foto: BRG Indonesia)
Pemulihan lahan melalui penanaman jenis tanaman asli yang adatif terhadap lahan basah dan memiliki nilai ekonomi pada fungsi budidaya (revegetasi). Terdapat beberapa cara revegetasi yang dilakukan BRG Indonesia, seperti:
Penanaman benih endemis dan adaptif pada lahan gambut terbuka.
Pengayaan penanaman (enrichment planting) pada kawasan hutan gambut terdegradasi.
Peningkatan dan penerapan teknik agen penyebar benih (seed dispersal techniques) untuk mendorong regenerasi vegetasi gambut.
Teknik revegetasi dilakukan dengan sistem surjan dan paludikultur. Sistem surjan adalah agroforestri yang tidak membutuhkan adanya saluran atau kanal drainase sehingga lahan gambut dapat dipertahankan tetap basah. Sementara itu, paludikultur adalah budidaya tanaman menggunakan jenis-jenis tanaman rawa atau tanaman lahan basah yang tidak memerlukan adanya drainase air gambut.
Revegetasi lahan gambut (Foto: BRG Indonesia)
Revitalisasi sumber mata pencaharian masyarakat sekitar area restorasi gambut. Program revitalisasi yang dilakukan mendorong sistem pertanian terpadu di lahan gambut dan juga meningkatkan perikanan air tawar juga peternakan.
Program Desa Peduli Gambut juga Program Sosialisasi dan Edukasi Restorasi Gambut. Pendekatan yang digunakan dengan merajut kerjasama antar desa yang ada dalam satu bentang alam Kesatuan Hidrologis Gambut. Pembentukan kawasan perdesaan gambut menjadi pintu masuk bagi perencanaan pengelolaan gambut oleh desa-desa tersebut.
Mari mulai peduli lahan gambut
Ternyata untuk mengembalikan lahan gambut yang sudah terdegradasi tidaklah sebentar. Butuh waktu 10 hingga 30 tahun dan melibatkan peran aktif dari warga sekitar lahan gambut dan juga pemerintah pusat dan daerah. “Apa yang dikerjakan BRG Indonesia akan sia-sia jika tidak diimbangi dengan pengendalian dari hulu hingga hilir,” kata Lola Abbas. Tidak hanya Lola Abbas, Koordinator Nasional Pantau Gambut, Prof. Bambang Hero Saharjo juga menyoroti tindakan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan lahan gambut, seperti:
Pencegahan bukan lagi jargon belaka.
Lakukan audit kepatuhan pengendalian karhutla kepada pelaku usaha.
Lakukan audit kanal blocking yang sudah dinyatakan telah direstorasi.
Pastikan alat bantu pengendalian karhutla bekerja.
PLTB difasilitasi.
Tegakan hukum kepada pelaku pembakaran tanpa pandang bulu.
Setelah mengetahui fakta dan mitos seputar lahan gambut, masih berani untuk tidak peduli dan membiarkan usaha pembakaran lahan gambut terus berjalan? Mari mulai sekarang kita sama-sama menjadi generasi yang peduli gambut!
Dilema Lahan Gambut Antara Mitos dan Fakta NININMENULIS.COM – Readers
#Ayo Jaga Gambut#dilema gambut#featured#gambut#kebakaran lahan gambut#lahan gambut#pencegahan kebakaran lahan gambut
0 notes