#karepe
Explore tagged Tumblr posts
Text
#21 kosakata
Omong-omong soal bahasa Arab, saya pernah belajar bahasa Arab saat di pesantren. Bahasa yang dipelajari adalah bahasa Arab baku/resmi. Nah, sebelum berangkat kemarin, sengaja saya baca-baca di internet tentang Bahasa Arab Dialek (Arab 'Amiyah). Meskipun yaa sedikit yang saya hapal & gunakan, tapi cukup membantu. Bahasa Arab dialek sedikit berbeda dengan bahasa Arab resmi (Arab Fushah). Kurang lebih mirip Bahasa Indonesia baku dan bahasa gaul. Negara penutur Arab pun ada sedikit perbedaan bahasa Arabnya. Negara penutur Arab yang dimaksud seperti Saudi, Iraq, Mesir, dll. Bahkan antar daerah di Saudi pun, kadang berbeda. Mohon dikoreksi ya, kalau ada salah & kurangnya.
Mau cerita sedikit tentang shaf salat.
Dulu kalau sama Ibuk di Haram, dibiasakan cari shaf (sebisa mungkin) paling depan. Menirulah saya di umrah kemarin. Sebenarnya tidak hanya cari shaf paling depan, saya juga berpisah dengan Ibuk wkwk. Kalau boleh bilang, ini kayak melatih kemandirian😂. Pernah saya kecewa sama beliau tapi cuma membatin, "Aku ini anaknya kok malah ditinggal gitu aja, sih. Di negara orang pula!" qifti polos wkwk. Waktu itu sepertinya masih usia SMP dan merasa dibiarkan. Karena shafnya gak memungkinkan untuk duduk sebelahan. Tapi beliau sesekali melihat ke arah saya untuk ngecek. Masih ada/aman apa bagaimana. Pulang-pulang (dari masjid) saya diam kayak patung wkwk. Sekian ceritanya.
Karena kebiasaan itu, jadilah saya pengin cari shaf salat di depan (kalau memungkinkan). Gimana cara tanya ke orang, "apakah ada shaf?" Soalnya kalau tiba-tiba langsung duduk, makgedebug, kok sawange sak karepe dewe, kesian orang sebelahnya ntar shikshakshok😂.
Saya bilangnya: موجود مكان؟ (maujud makaan?—ada tempat?) Kalau masih ada tempat, biasanya orang tersebut akan bergeser memberi kita tempat salat🙏🏻.
Mufrodatnya gak banyak. But, hope it helps!
*ini adalah cerita-cerita umrah di akhir bulan Safar-Rabiul Awal (sebelum maulid) 1446H, yang (kemungkinan) akan kuromantisasi habis-habisan. sebagai pengingat pribadi dan semoga ada manfaat yang bisa diambil, yah!
I think, this series is going to end. Keep reading my-silly-things-(yaa lucu dikit)-writings whitin my umrah journey 🙌🏻😆
3 notes
·
View notes
Text
Start your day with real food.
Alhamdulillah udah seminggu ini lagi berjuang makan real food, balik ke masa “itu” lagi.
Masa-masa hidup sehat di segala aspek. ya jaga makan, jaga minum, jaga jam tidur, jaga olahraga, jaga tontonan, jaga pikiran, dan jaga sosialisasi.
Akhir-akhir ini mulai ngerasa badan rasanya aneh, mulai begah, gak nyaman dengan tubuh sendiri, jadi mari kita perbaiki pola hidup ini lagi.
Dari mulai lebaran tahun lalu, sampe nikah, puasa, sampe lebaran lagi, beneran gak jaga makan, apa aja tak makan.
Emang lagi proses penyesuain juga sih sama suami, trus emang lagi pengen menikmati aja semuanya kemarin, ehh kebablasan sampe lebaran wkwk
Tau sendiri kan lebaran kalo makan tuh ya suka sak karepe dewe wkwk apa aja di gagas.
Aku izin dulu ke mas, biar lebih lancar ya kan, juga berharap mas mendukung.
yo alhamdulillah mas kasih izin dan juga mendukung.
Udah seminggu ini mulai ngurangin makan makanan yang mengandung tepung-tepungan, goreng-gorengan, keripik, nasi dan juga yang manis-manis.
Pokoknya makan makanan real food, yang beneran makanan gak banyak olahan. cuma ditumis, di goreng, atau makan langsung. ya intinya gak banyak proses lah.
Alhamdulillah badan udah mulai enakan, masih harus berjuang lagi. baru seminggu.
semangat akuuuu 💕
13 Mei 24
4 notes
·
View notes
Text
Andaikan...
Halooo aku mau kembali menulis untuk menjaga kewarasah di usia tanggung banyak pikiran dan bayangan beban kehidupan. Wkwkkwkw karena cuma di sini orang yang sekeras batu bisa sok melankolis sak karep e dewe.
…
Langit siang ini cukup redup ketika aku diharuskan menjaga rumah sendirian. Kepalaku rasanya kosong, sepi, seolah isinya pergi bersama semua orang. Pelan tapi pasti perasaan aneh itu muncul lagi, rasa rindu samar yang ga jelas juga ke mana arah muaranya, mungkin karena kondisi sedang sepi, atau mungkin juga karena ada serpihan beling di dalam hati. Entah itu beling atau malah berlian kecil, ga ada yang tau juga, yang pasti itu menancap begitu dalam. Sesekali aku curiga barangkali perasaan aneh itu muncul karena ada hal-hal di masa lalu yang seharunya bisa diperbaiki, sebuah keputusan gegabahku sebagai seorang bocah, keputusan tanpa upaya tepat untuk benar-benar mengerti dan memahami, sebuah keputusan yang membuat manusia ini tumbuh dewasa sendiri-sendiri.
Aku yakin ini bukan sebuah penyesalan, sepenuhnya yakin sudah jatuh ke lain hati, tapi ragu juga perasaan aneh itu akan cepat menghilang. Perasaan dari sebuah pengalaman yang menjadi katalisator pendewasaan, pengalaman yang mengharuskan dewasa dengan orang yang berbeda. Sudah waktunya bilang alhamdulillah untuk semua pembelajaran yang didapat melalui kekecewaan dan penyesalan masa lalu, waktunya bilang astagfirullan untuk setiap percikan hasrat mengubah fakta serta realita yang telah terjadi. Biar sudah kalau memang perasaan itu mau menetap lama, prasangka-ku bilang itu adalah pembelajaran berkelanjutan, yang lestari bahkan abadi.
Jangan-jangan ini salah satu jebakan hidup, sebuah ujian kematangan budi manusia, yang akan gagal ketika ia nekat membuang ikatan dan keadaan miliknya saat ini demi memperbaiki kesalahannya terdahulu. Haha sorryeee uriip, aku tidak akan terperdaya oleh gocekan maut mu itu. Dari lahir juga semua orang sudah tahu bahwa lini waktu pastinya berjalan maju, walau pun kadang dilupakan oleh sebagian orang, semoga aku termasuk salah satu yang terus mengingat itu.
*berpelukan sembari berkata, “maaf, maaf, maaf, andaikan dulu......”. Ia berhenti malanjutkan kalimat yang setulus-tulusnya ingin ia ucapkan. Menatap dalam, tersenyum, “Terima kasih”.
5 notes
·
View notes
Text
Ramadhan; Memaknai Proses ‘Keberserahan’
Sedang beristirahat dari proses berfikir dan berganti ke proses berfikir lain, Semesta mempertemukan kembali saya (khususnya) dan kita semua tentunya, salah satunya untuk mengadakan agenda memaknai keberserahan. Sebuah agenda yang mungkin (sebenarnya setiap waktu harus sering-sering berserah), tapi, ya, mungkin sebagai manusia biasa, sudah biasa juga kalau lalai. Normalnya manusia. Yang penting selalu ingat, kemana, dan bagaimana harus kembali memperbaiki kelalaian itu sendiri. --- Proses berserahnya seorang hamba, sejatinya tergantung pada setiap dinamika yang ditakdirkan Semesta untuk dijalaninya. Ada yang rumit dalam memaknai kebersamaan, dan ada juga yang ringan saja mengajukan keberserahannya kepada Semesta. Tidak apa, karena keduanya sama-sama berusaha. Sebab ‘keberserahan’ juga butuh proses, salah satu jalan untuk menuju kesana dengan ‘bersabar’. Apapun dan bagaimanapun jalannya, Semesta selalu tertarik dengan usaha kita. Bukan hanya hasil akhirnya yang tiba-tiba kita sudah dapat hasil ‘bisa berserah’, Gusti Allah mboten Sare (Allah tidak tidur) dan tidak pernah menghilangkan sebuah ‘kebaikan dari niat seorang hamba’ untuk menghamba dengan sebaik-baiknya, walaupun caranya rumit.
--- Memaknai proses berserah itu indah. Berserah sama artinya sudah dalam level ‘menerima’. Sedangkan pada akhirnya, ‘berserah’ itu adalah hasil dari susah payah ‘menerima’. Dan ‘menerima’ bukan proses satu ditambah satu yang semudah itu. Perlu jungkir balik memaknai dinamika hidup, untuk sampai di titik itu. Dan seringnya adalah ‘menerima apa yang tidak dapat kita terima’...
Pandangan hidup terhadap manis atau pahitnya kehidupan, terletak pada proses ‘penerimaan’ kita pada kenyataan itu sendiri. Tergantung bagaimana ‘kita maunya’ untuk menyikapi. Yang terlihat pahit, tidak akan selamanya pahit, kalau ada kemampuan untuk memandang dengan cara yang manis. Sedangkan manis tidak selalu manis, jika miskin syukur, dan akhirnya memandang dengan cara yang pahit. Atau mungkin memilih untuk tidak menikmati keduanya; sebab terlalu hampa dalam proses merasa.
--
Seperti halnya baru belajar menerima dan berserah dalam hal menulis... Ternyata menulis adalah sebuah proses yang berat namun juga ringan. Ringan bagi yang bersedia untuk menginvestigasi semua peristiwa yang menarik dalam hidup, menjadi jurnalis terbaik untuk dirinya sendiri, dan menciptakan ensiklopedia untuk kehidupannya sendiri, yang di dalamnya tentu ada resep-resep jatuh bangun, yang banyaknya pasti akan berguna bagi dirinya sendiri ketika bertemu kejadian-kejadian yang sama di waktu-waktu yang berbeda, dan sedikit banyak akan berguna untuk yang mau mempergunakannya... Menulis adalah agenda menerima;
Menerima perasaan-perasaan yang tidak karuan bentuknya, Menerima kebodohan-kebodohan dan jalan keluarnya, Menerima ketidakterimaan kita terhadap takdir-takdir yang diluar nalar, tapi selalu pas dengan presisi Semesta. (Ya karena matematikaNya bukan seperti matematika manusia, iya, kan?) Menerima kalau pada akhirnya kita perlu berserah secepatnya pada Semesta, mengembalikan semua perkara dengan cara kerja takdir untuk memainkan perannya dengan sesuka hatinya... ---
Pada suatu kajian yang diisi oleh Ustadz Fahruddin Faiz, beliau mengajarkan konsep qanaah lengkap beserta mantra untuk membujuk Semesta supaya mengasihani kita; hamba-hambanya yang kaya akan dosa. Salah satu dosanya adalah tidak khusyuk dalam shalatnya, ‘‘ya Allah tolong terima shalat saya, ini saya nggak khusyuk, ya ini kualitas shalat saya saat ini, tolong terima saya apa adanya ya Allah’’
Ya tapi sambil berserah, berdoa juga, sembari diperbaiki :) jangan diterusne sak karepe dewe...
Begitupun proses keberserahan yang di dalamnya ada komponen ikhlas dan juga menerima, sehingga nilai akhirnya adalah ‘hidup yang ringan’. Ringan, seringan ‘cara pandang yang sudah berubah’, walaupun pada akhirnya, dalam kenyataan masih berat, tapi secara implikasi terasa lebih ringan. Atau bahkan tidak terasa apa-apa lagi... Cara pandangan yang memanggil kita untuk menuju proses berserah, dengan landasan, yasudah, aku terima, aku ikhlas. Menerima dan juga ikhlas, keduanya tetap perasaan dari Allah, dari Semesta... kita hanya diberi shifting untuk berusaha menemukannya dan menjalankannya. Perkara pada akhirnya dianugerahkan atau tidaknya keduanya kepada kita, itu urusan Allah. Sebuah tulisan ekspresif di waktu sahur :) 02.58 GST Sharjah, 18 Ramadhan 1444 H/9 April 2023 Bismillah, semoga skripsweet saya cepat selesai. Aaamin.
4 notes
·
View notes
Text
Prinsip Gila
Apa saja prinsip-prinsip yang menggambarkan cara hidup Anda? 1. Loyalitas 2. Tekun dan sangat presisi 3. Adil dan beradab 4. Defensif 5. Gila 6. Cuek 7. Ramah 8. Menjengkelkan 9. Menyenangkan 10. Sak karepe dewe
0 notes
Text
DZAT-SIFAT-ASMA-AFAL
-ieu Wujud teh barang anyar?
anyar soteh Isbat-na (ayana bukti), da tadina mah barang Nafi tea, -Nafi – Isbat jadi hiji.
-Upami ieu Wujud leres barang Nafi, naha atuh sok ruksak atawa buruk di Kuburna ?
-Tiasa bae buruk, bau, upami ieu Wujud diangkeun Wujud Manusa.
-sing ngartos ieu mah sanes Wujud Manusa, tapi Wujud bukti dadamelan Alloh Ta’ala, tempat sareng parabot pikeun nyumponan sagala karep Manusa.
-Supados teu lieur, cing upami urang hoyong ka Jakarta, naha ieu Wujudna anu hoyong ka Jakarta teh? atawa Manusa na?.
-Panginten anu hoyongeun mah Manusa na atawa Rasa na .
-Tah geuning ngartos, leres eta Rasana.
-ngan eta kahoyong Rasa teh tiasa dugi moal upami henteu disarengan ku Wujud ?
-Bujeng-bujeng kanu tebih sanaos kanu caket oge, moal tiasa upami henteu disarengan ku Wujud mah.
-Atuh sawangsulna panginten Wujud oge moal tiasa indit upami henteu ku
Dzat – Sifat – Asma.
-Tah di palebah dieu Akrobna Alloh sareng Manusa teh !
-Saur Hadist oge :
SAGALA KAREP MANUSA, MOAL JADI LAMUN HENTEU DISARENGAN KU ALLOH.
-Sareng palebah dieu karaos henteu pilih kasihna Alloh ka papada Manusa teh rata pada dipasihan Wujud, mangrupa
‘ Kanyataan Af’al- Na Alloh.
-Pikeun ngabarengan sareng ngajadikeun kana saniskara Karep na Manusa.
-Cing pan bukti ieu eusi Alam Dunya boh imah gedong, kendaraan, listrik, radio, TV, katuangan, kalengkepan kasehatan, kalengkepan ibadah jsb.
-Eta teh teu aya lian anu kagungan Karepna mah Manusa, dijadikeunana nya ku Wujud (Af’alulloh).
-Tah kitu deui kanggo eusina Alam Akherat oge, boh Sawarga, boh Naraka, nya ku hasil karepna manusa sareng padamelan Wujud nuju di Alam Dunyana.
-Anu mawi da ari Alloh mah Tetep Suci, teu ngalap paedah (imblan/ngancam) ngadamelna Manusa teh, henteu bade ngaganjar henteu bade nyiksa, kasakabeh manusa oge.
-Palebah aya Sawarga sareng Naraka, Alloh mah mung nyadiakeun wungkul pikeun hasil karepna manusa, sareng padamelan Wujud (Af’alulloh).
-Kusabab kitu, sing atos-atos ngagolangkeun ieu Wujud teh da ieu teh Amal Nu Maha Suci.
-Ulah gagabah ngagunakeunnana, anggo amal ibadah bari disarengan ku soleh hate, suci ati (suci tekadna, suci ucapna, suci lampahna).
-Ulah diangge Sirik, pidik, jail, kaniaya, goring sangka, ujub, ria, takabur jeung munafek.
-Ulah diangge Ngumpat simuat, geureuhan, songong, sugal jsb.
-Ulah diangge Lampah maksiat ( 5 M) : Maling, Maen, Madon (Lacur), Mateni (Maehan batur).
-Nu mawi Alloh ngayakeun Kitab Al-Qur’an oge, eta pikeun Ukur- ukuran (anggeur-anggeuran) laku Manusa.
-Jadi Qur’an teh lain keur ngahukum batur, tapi ngahukum dirina (anu macana).
-Kapan parantos diugerkeun ku “ AMALUNA AMALUKUM”.
-Dina salah sawios Hadits oge dijelaskeun :
HASYIBU ANFUSYAKUM QOBLA TUHAASYABU, AWZINUU ANFUSYAKUM QOBLA AN’TUWZANUU
- Anu hartosna :
Hisab awak maneh (sorangan) samemeh jaga dihisab.
Sarta timbang amal maneh (sorangan) samemeh jaga ditimbang.
1 note
·
View note
Text
Muzani: Pak Jokowi Mantep, Madep, Karep Dukung Pak Prabowo
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menghadiri konsolidasi kader Gerindra daerah pemilihan (Dapil) Banten I, meliputi Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang, di Banten, Sabtu (6/1/2024). Hadir dalam acara kondolidasi Ketua DPD Gerindra Banten Andra Soni dan anggota DPR Fraksi Gerindra dapil setempat, Ali Zamroni, serta jajaran pengurus Gerindra Banten. Continue reading Untitled
View On WordPress
0 notes
Text
#QuoteOfTheDay (20231007):
“Mindful eating menggantikan kritisi terhadap diri dengan mendidik diri. Ini akan menggantikan rasa malu dengan respek terhadap kearifan batin Anda.” (Jan Chozen Bays)
Mindful eating adalah konsep makan dengan mawas diri. Ketika perhatian kita tertuju penuh pada saat makan, maka akan bisa membantu mengatasi emosi dan sensasi keinginan untuk makan berlebihan. Lebih afdhal lagi bila hadir iman atas perintah Allah, “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf: 31)
Ditambah kesadaran bahwa kebahagiaan sejati bukan karena mentang-mentang punya uang makan ‘sak karepe dewe’, tetapi pada rasa cukup, “yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup,” (Al-Bukhari: 5965); dan pada keberhasilan menjaga kesehatan dan vitalitas untuk membersamai keluarga dan terus berkarya untuk jangka yang lebih panjang.
#Mindful #eating #replaces #self_criticism #with #self_nurturing #respect #for #your #own #inner #wisdom
Telegram channel: https://t.me/x_QoTD
0 notes
Link
0 notes
Text
Dulu, sempat terlintas anggapan bodoh, bahwa "olahraga adalah aktifitas yang menyakiti diri sendiri". Loh loh looh, kenapa bisa begitu?
Ternyata, hanya karena akibat nyeri, pegel yang ditinggalkan setelah berolahraga (sembarangan) yang sak karepe dan sak pengene. Hee ya nyeri kan emang sakit ya? Emang sih, (biasanya) kalau berselisih faham dengan orang yang ahli dibidangnya, berarti ada ketidakberesan atau kesesatan dalam pola pikir kita sendiri.
Padahal, ketika sudah merutinkan, olahraga itu bisa jadi candu lhoo *kecanduan yang baik. Awal-awal akan terasa berat, tapi lama kelamaan akan terasa enak, nikmat, nagih, nyaman. MasyaAllah. Makannya ya dalam agama tuh ngajarin yang namanya "istiqomah". Konsisten dalam kebaikan emang gak mudah. Tapi ketika kita sudah memaksakan diri untuk memulai, bertahan membentuk habit insyaAllah akan lebih dipermudah.
Lingkungan yang support bakalan ngaruh banget sih dengan keberhasilan ini. Misalnya, jogging bersama teman lebih menyenangkan bukan, dibanding jogging sendirian? Minimal akan ada reminder-remindernya gitu lah. Walau tetap, persentase terbesar HANYA ADA DALAM DIRI SENDIRI. Lawan! Lawan! Lawan! Bertahan!
Justru, sekarang keringat dan nyeri-nyerinya itu yang bikin rindu. Plus olahraga bakal jadi ngaruh banget sih ke mood (jadi lebih happy bawaannya) dan kenyamanan + kebugaran badan.
Setidaknya, semoga ini bisa dijadikan salah satu bentuk syukur atas segala nikmat yang Allah titipkan ada dalam diri. Ungkapan terima kasih karena sudah banyak kesana-kemari, dimampukan beraktifitas sehari - hari.
Juga, sebab sehat adalah salah satu nikmat yang tak terganti.
*ditulis, supaya kalau suatu saat nanti, timbul rasa malas, kali setelah baca ini jadi semangat lagi. 😁
1 note
·
View note