Tumgik
#kan ku hapus semua kenangan
langitawaan · 2 years
Text
91.
Kekasih, surat yang kau kirim telah tiba dan ku terima. Kertas putih dan setangkai mawar biru yang menemaninya. Pelan-pelan aku membukanya, takut-takut jika satu hurufnya tergelincir lalu aku salah dalam menduga makna.
Aku membacanya dengan seksama, aroma kerinduan menyebar pada tiap huruf yang kau rangkai di tetiap barisnya. Semua kekhawatiranmu seharusnya sudah berhasil kau tanggalkan setelah pertemuan di depan danau hijau tosca. Namun rupanya, cemas dan rasa takutmu masih aku rasakan sejak dari paragraf pertama.
Kekasih, seharusnya kau tidak perlu sering-sering bertanya perihal kabarku kepada langit di atas sana. Kau tak perlu menerka-nerka apakah kini aku bahagia? apakah sekarang aku baik-baik saja? apakah aku mampu menyikapi kesedihanku dengan bijak?
Selayaknya, semua pertanyaan berisi kekhawatiran itu kau simpan untuk dirinya kelak, seseorang yang kan mendampingi tawa dan tangismu hingga habis usia, bukan aku. Hapus namaku dari hati juga ingatanmu. Bangunlah cerita baru bersama orang yang menunggumu di depan sana.
Berapa lama lagi waktumu akan terbuang dengan percuma karena terus mengingatku yang tak lain hanyalah bagian dari kenangan masa lalu? Bukankah melakukannya membuatmu diam di tempat, tak ke mana-mana?
Kekasih, aku bersumpah tak ada dendam yang ku simpan untukmu. Tak ada penyesalan karena telah bertemu dan mengenalmu dalam waktu yang cukup lama. Tak ada keraguan dalam diriku untuk mendoakan kebaikan atas hidupmu.
Melalui goresan ini aku memohon, sepertiku yang telah berdamai dengan takdir Tuhan kau pun harus bisa melakukannya. Kau boleh merasa bersalah namun berhentilah menyalahkan diri dan keadaan. Berbahagialah, kau sangat layak untuk merasakannya.
Gerimis, 01.45 | 20 November 2022.
63 notes · View notes
maghfirafauzia · 3 years
Text
Manajemen gadget - Hapus chat WA
Alhamdulillah sudah di hari ke3 tantangan zona #1 di kelas Bunda Sayang ini berlangsung. Temanya masih sama yaitu manajemen gadget, dan kali ini ku mau move on sebentar dari FB yaitu ke Whatsapp (WA). Aplikasi sejuta umat yang dipakai untuk chatting sehari-hari. Mulai dari percakapan ga penting sampai yang penting banget pun sekarang pakai WA.
Tumblr media
Karena WA ini aplikasi chatting yang mungkin tiap jam kita pakai ya, maka sudah tak terhitung berapa banyak chat yang masuk atau chat yang keluar dari ponsel kita. Coba kalau kita pakai HP sejak 2016 yang belum pernah kita clear chat. Bayangkan aja gimana numpuk dan penuhnya itu history chat WA ya. Dan pasti sedikit banyaknya akan berpengaruh pada kinerja ponsel kita terutama sinyal chat yang masuk ke WA, atau storage memori ponsel kita yang makin tambah penuh.
Well, sebelum memasuki fase ini pasti saya juga pernah merasakan fase-fase gamau hapus chat WA, banyak chat penting, banyak materi seminar, banyak kenangan, dll. Mungkin masa2 kuliah karena ada amanah organisasi jelas sangat berpengaruh ya, grup-grup WA bisa sampai puluhan, chat ratusan masuk tiap hari karena harus koordinasi, dlsb.
Tapi makin lama makin kesini kan keadaan sudah berubah, amanahnya pun sudah berubah, prioritas-prioritas kita pun sudah berubah :”). Jadi menurutku wajib untuk membersihkan chat WA di ponsel kita. Gausah lagi ada kata-kata “ah sayang, banyak kenangannya, masih bisa dibaca2.” justru itu tau ngga, yang bikin kita gampang terdistraksi atas hal-hal yang tidak penting. Mau search kalimat yg penting, eh malah kebuka chat lama dan flashback, scroll chat2 ga kerasa udah 1 jam. Buang2 waktu banget dan goals kita jadi ga dapet, karena ada distraksi itu.
Sampai akhirnya, tibalah masa ponsel WA sudah tidak kuat menanggung beban ratusan ribu chat itu dengan foto videonya (untungnya sudah tersimpan di galeri HP ya). Hari itu semua chat di WA saya ke reset kosong bersih saya kehilangan banyak jejak chat penting seperti data-data invoice customer, materi promosi iklan buku dan materi-materi kulwap 😢. Dan itu rasanya nyesek banget ya, uring2an juga. Padahal selalu di reminder sama suami untuk hapus chat foto video yang sudah lama.
Begitulah manusia ya, penyesalan selalu datang di akhir membawa hikmah. Sampai pada akhirnya saya di fase sekarang yang sudah tidak masalah clear chat grup yg bisa puluhan ribu chat, kita ambil chat2 yang pentingnya lalu kita pindahkan ke email, Gdriive atau room khusus catatan pribadi di WA.
Seharian saya left grup lama dan clear chat history ternyata memang tidak sebentar, butuh waktu juga apalagi kalau chat dan grupnya banyak. Tapi setelahnya kamu bisa lebih lega dan jelas tujuannya tidak terdistraksi :)
Selamat mencoba!
Maghfira Fauzia - IP Bekasi -  4220121406
3 notes · View notes
omarkamhar · 5 years
Text
Eccendentesiast.
@jashujanmu
Seharusnya aku tak boleh ambil pusing perihal masa lalunya, Namun entah mengapa hal itu selalu terpikirkan diantara sudut malam dan berunding dengan diri sendiri.
Aku selalu bertanya-tanya apakah dia akan menjadi Ibu yang baik untuk keluargaku kelak atau aku hanya sedang mempertahankan sebuah kehancuran?.
Pikiran itu menghantuiku setiap malam, menanti jawaban yang tak kunjung aku tentukan. Aku berdoa kepada Sang Pencipta untuk sebuah kepastian.
“Oh Tuhan, Apapun yang terjadi semua terserah kehendakmu. Jika dirinya memang jodohku dekatkan lah, semakin dekat. Jika dirinya memang bukan yang terakhir apapun itu pasti yang terbaik darimu.”
Setelah malam itu, Senyumnya terlihat begitu indah, Tawanya bagai candu bagiku, Setiap sisi tubuhnya begitu menawan. Aku semakin jauh dan jatuh begitu dalam, begitu erat di peluknya.
Malam ini sudah berbeda, Aku ganti do'a ku kepada Tuhan. “Tuhan jika dia adalah jodohku, dekatkan lah. Jika dia bukan jodohku tolong jodoh kan lah, Aku mohon.”.
Malam demi malam berlalu begitu cepat, dan malam ini kita semakin dekat, kita mulai berbicara tentang masa depan, kita merencanakan banyak hal disana, kita tertawa seakan kita sudah tau semua jawabannya.
Kita semakin dekat, kita semakin erat, setiap insan berkata kita serasi, kita sangat mirip satu sama lain, dan itu semua membuat kita semakin yakin perihal masa depan.
Kini masa lalunya sudah bukan masalah bagiku, pikiranku kini penuh dengan masa depan yang harus aku yakinkan, aku harus bisa melewati segala rintangan, apapun itu.
Waktu berlalu bagai timelapse, begitu cepat Tahun berlalu memaksa segalanya keluar dari barisan rencana-rencana yang sudah kita catat, satu persatu mulai pupus melebur bersama dengan perginya waktu.
Kini kita sama-sama tumbuh dewasa dan telah sampai di situasi buruk, banyak pilihan-pilihan sulit menghampiri, dan segalanya menjadi semakin rumit, banyak hal yang terpaksa aku pilih diluar keinginan ku, semua diluar kendali. Mau tak mau kita harus mulai saling mengerti.
Malam berlalu, hari berganti dan kubisikan padanya bahwa aku terpaksa harus pergi, dirinya mulai murung seakan marah terbalut sedih, aku memeluknya dan berkata, "Semua akan baik-baik saja percayalah, Aku pasti kembali untukmu." Malam ini kita saling memeluk erat dikelilingi airmata dan jari kelingking kita masih tak terlepas hingga pagi tiba.
Dia selalu khawatir akan apa yang akan terjadi nanti, dan Aku selalu berusaha membuatnya percaya bahwa segalanya akan baik-baik saja, dan kita akan melaluinya bersama. Disini kita masih sama-sama berharap penuh untuk tetap bisa bersama apapun yang terjadi.
Hari demi hari berlalu, semakin dekat dengan hari kepergianku yang sudah aku rencanakan. Aku tidak benar-benar ingin pergi namun keadaan yang menimpa keluargaku memaksaku untuk harus pergi.
Waktu berlalu dan besok aku harus pergi, kita berdua bersama menghabiskan sisa hari ini, memutar ulang segalanya, bercerita tentang kita, tentang bagaimana kita bisa sampai sejauh ini, tentang apa saja yang sudah kita lalui, tentang bagaimana kita benar-benar bisa saling jatuh cinta. Kita memutar ulang segalanya, bahkan bagaimana kita bisa bertemu untuk pertama kali.
Malam akan berganti pagi, dan aku memeluknya erat, mencium kening dan pipinya, airmata yang turun di pipinya membuat dia terlihat sangat sempurna bagiku, Aku usap pipinya dan menciumnya sekali lagi.
Pagi tiba hari ini aku akan pergi, berniat mencari jati diri, mencari kesombongan yang belum pasti. Dengan yakin aku memeluknya sekali lagi. Aku akan menepati janji dan berharap dia tidak akan pergi. Mungkin nanti akan aku jelaskan alasanku pergi.
Kini jarak terbentang jauh diantara kita, tak benar-benar jauh namun cukup untuk memenuhi ruang rindu diantara kita. Kita selalu bertukar kabar setiap waktu, saling khawatir satu sama lain, saling meresahkan rindu yang menguras pikiran tak ada habisnya.
Hari demi hari aku lalui dengan berapi-api dan penuh harapan, Aku merintis karir langkah demi langkah dengan pasti. Hampir satu Tahun berlalu, dan hari ini adalah hari ulang tahunya. Seharusnya aku disana bersamanya, merayakan hari bahagia ini. Tapi aku belum bisa pergi dari sini masih ada beberapa hal yang perlu aku selesaikan, Aku sudah pesankan kado boneka besar yang pernah dia tunjuk sewaktu kita berjalan di mall dulu, Aku harap itu bisa membuatnya sedikit lebih tenang dan mungkin mengingatkannya pada hal-hal yang mulai hilang tentangku.
Dia menerima kadoku, dia bilang dia senang, dia pakaikan jaketku yang sengaja tidak dicuci keberuang itu dan mengirimkan hasil jepretanya via chat whatsapp. Hahaha syukur aku pun ikut tenang.
Lama sekali kita tak bertemu, semakin lama terasa kita sudah kehilangan frekuensi, mulai jarang berkomunikasi, atau bisa dibilang komunikasi seadanya. Namun aku masih berharap jika aku kembali nanti kita masih menjadi kitq yang dulu.
Karirku tercapai dan tak terasa setahun berlalu, aku memutuskan untuk pulang tanpa memberitahunya, aku pilih bis untuk membawaku kembali keasal.
Tak terasa Matahari sudah mulai terbit dan aku sudah hampir sampai, aku cek telpon genggam dengan harapan ada kabar darinya.
Hahaha diluar ekspetasi, tak ada pesan apapun darinya kecuali dari beberapa teman dekatku. Aku sedikit heran tumben mereka memenuhi notifikasi dilayarku. Aku coba buka satu persatu, dimulai dari Jeni temanku semasa SMA, "Eh kemarin malem aku lihat pacarmu sama cowo lain bocengan mesra, apa kalian sudah putus?", dia kirimkan aku beserta jepretan lewat dalam kabin mobilnya. Dalam hatiku hmmm sabaar, pikiranku tetap berusaha positif, mungkin bukan dia, mungkin hanya mirip. Dan aku buka pesan dari beberapa temanku lainya, dan sakitnya mereka menanyakan hal yang sama, parahnya lagi jepretan kali ini lebih jelas kalau itu benar-benar dia. Di jepretan itu terlihat mereka mesra di meja sebuah cafe.
Perasaanku mulai tak karuan mengetahui kenyataan diluar semua harapanku. Harapanku aku datang kembali dan memeluknya seperti di film-film itu. Kita bisa bersama lagi, kita bisa berusaha menepati daftar janji-janji kita yang sempat tertunda lama. Tapi nyatanya sayatan dihati ini lebih nyata daripada semua itu ketika mengetahui kabar tentangnya yang benar-benar tak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Aku sudah dirumah, kupaksakan senyumku untuk orang-orang disekitarku dan aku harap tak akan ada pertanyaan. Aku sampai dikamar, kulihat semua masih sama, begitu banyak foto kita bersama. Satu persatu aku masukkan kedalam kardus, dan aku harap aku tak melihatnya lagi.
Aku pergi keatap rumah sekedar duduk dan meratapi nasib yang malang ini, selama aku duduk disini akhirnya aku memutuskan untuk menghubunginya via whatsapp.
"Kamu apa kabar? Lagi dimana?", tanyaku.
Dia jawab lumayan cepat, "Baik, lagi kerja, kamu?".
Lanjutku "Hahaha sudah jelas baik, + jepretan mesranya dari temanku kemarin."
Lalu dia mulai menjelaskan, Ia masih berusaha menjaga hatiku yang sudah terlanjur robek fatal, "Itu temenku, kemarin kita makan bareng waktu istirahat kerja.".
Sebelum aku mengirim pesan kepadanya aku mencari dan menggali lebih dalam, aku temukan nama cowo itu dan aku menemukannya di sosial media, beserta Inisial nama dia yang secara estetika masih pacar/kekasihku karena kita belum memutuskan sudah aku screenshot, Lalu aku kirimkan jepretan layarku tadi kepadanya, "Ini namamu sudah di bionya, sudah lah sayang aku gapapa, kalau itu bahagiamu aku pasti terima. Semua ini mutlak salahku, aku minta maaf kalau aku ga bisa selalu di sampingmu, ga bisa menjagamu seperti seharusnya. Maaf untuk janji yang belum tuntas, maaf kalau aku ga bisa jadi seperti yang kamu mau. Mungkin saja kalau saat itu aku tidak pergi mungkin kita masih bersama, atau ini semua memang sudah jalan Tuhan. Maaf ya untuk semuanya.".
Dia jawab hanya dengan emotikon nangis, dan aku lanjutkan perkataanku "Sudah ya, aku pamit, aku pamit seperti kataku dulu, kalau suatu hari nanti kita berpisah aku mau kita menjadi orang asing lagi, kita tak saling kenal lagi, tak saling berhubungan lagi meski hanya via pesan singkat.".
Jawabnya, "Kamu jangan seperti itu, jangan seperti anak kecil, kita harus tetep temenan ya. Pliss".
"Kamu ga tau tentang kecewaku, itu juga sudah keputusanku sejak lama dan aku ga pernah main-main, sekarang sebelum aku hapus nomor dan semua mutual sosial media kita, kamu punya pesan terakhir apa buatku? Ngomong aja sebelum kita saling berada di daftar hitam.".
Jelasnya, "Maaf ya kalau aku punya salah sama kamu, makasih udah jadi lelaki yang selalu baik sama aku, sama keluargaku, makasih juga udah sayang banget sama aku, udah selalu bahagiain aku. Jaga dirimu baik-baik ya."
Kali ini aku tak bisa berkata-kata lagi setelah membaca pesan terakhir yang lebih menyayat hati. Lalu kali ini aku membalas hanya emotikon senyum, dan menghapus segala tentangnya serta memasukkan beberapa nama dan nomornya di daftar hitam sosial mediaku untuk memastikan kita tak saling berhubungan lagi.
Berat sekali melepaskan seseorang yang sudah benar-benar kita percaya dan titipkan harapan untuk menjaganya tapi ia malah melupakannya begitu saja.
Beberapa foto kita masih abadi di memori virtualku, mungkin saja itu bisa jadi kenangan indah suatu hari nanti ketika aku tak sengaja membukanya.
Kini aku harus merapikan kekacauan ini sendirian.
Bersambung...
@jashujanmu _
6 notes · View notes
afiiputrif · 6 years
Text
2018
Di penghujung tahun ini, aku kembali membuka ingatan-ingatan lusuh. Lusuh, karna terlalu sering kutangisi. Aku ingin, terus hidup dalam ingatan mu, bukan menjadi sekedar lewat dalam ramainya hidupmu. Aku ingin hidup disana. Ingin sekedar pernah menjadi sesuatu disuatu bagian masa hidupmu. Tolong, jangan hapus aku dengan mudahnya, meski kamu tanpa getar.
Tolong ingat aku. Kenang aku, untuk setiap inci kenangan di 12 bulan ini
Januari
Yg pernah menjauhimu, mengabaikanmu. Demi menyelamatkan diriku sendiri. Kita asing, kita dingin. Tak ada kamu lagi muncul di layar handphoneku. Fine. Sudah saatnya aku memiliki hidupku sendiri, karna kamu tidak kunjung mengerti. 
Februari
Yg pernah kembali lagi dan meminta maaf, yg mencoba memulai kembali, memaafkan yg telah lalu. Pertama kalinya kita mengungkapkan semua rasa, prasangka, uneg-uneg yang telah lama kita simpan. Padahal kita sudah mengenal begitu lama, tapi ternyata selama ini kita juga terlalu lama menyembunyikan. Iya, mari terus seperti ini, terus berteman hingga akhir waktu nanti.
Maret
Ketika kita mulai mengenal kembali, satu sama lain. Sembari mencoba memaafkan apa2 yg sudah terjadi. Kita seolah kembali berkenalan lagi, mencoba mendalami lagi hal-hal yang sebelumnya kita tidak tahu satu sama lain. Apapun itu buatku, asal melangkah bersamamu. 
April
Menjadi saksi hidup peristiwa besar pertamamu, yg kau datangi tiap malam demi mencari sebuah kehangatan kata-kata, meminta keyakinan dariku bahwa semua akan baik-baik saja, karna aku ada. Untuk pertama kalinya, aku merasa semua ini tidak kuhadapi sendiri. Kamu membuatku percaya diri menghadapi omongan mereka semua. “Yang penting, kita yg tau apa yg kita lewatin fi. Mereka ngga tau apa-apa, wajarin aja. Kalo mau, jelasin aja ke mereka. Supaya kamu ngerasa aman” katamu. Terimakasih. Untuk pertama kalinya. Aku merasa memiliki arti di dalam langkah-langkahmu. 
Mei
Terimakasih atas waktu-waktu yg selalu kau selipkan setiap harinya, terimakasih mau berjuang bersama. Menjadi 911 terbaik. Menjadi saksi hari besarku. Membuatku tak henti-henti tersenyum, mengucap syukur. Karna kamu ada, benar-benar ada dan berjalan beriringan di setiap langkahku. Tidak meninggalkan sedikitpun. Terimakasih untuk ada bukan hanya disaat penting. Tapi juga untuk setiap momen tidak penting. Untuk setiap kehangatan, ketulusan, keikhlasan yg terus kamu beri. Untuk setiap obrolan tengah malam hingga larut subuh. Atau sekedar pergi mencari makan sahur. Atau kamu yg sekedar random datang tengah malam sehabis main FIFA, atau sehabis buka puasa bersama. Terimakasih selalu mencariku, dan bertanya “ngapain aja hari ini?”
Juni
Apa yg ku ingat? Ah. Kamu yg tiba2 datang tengah malam sehabis aku jalan-jalan ke ambarawa. Waktu itu kamu bilang "fi aku juga suka denger lagu emang lagi syantik". Aku hanya menatapmu geli. Memang waktu itu lagu Emang Lagi Syantik sedang booming2nya. "loh asyik fi lagunya. Cocok juga sama aku. Sama2 pengen dimanja" katamu. Bagiku itu hanya angin lalu. Tidak menyangka, kata2mu itu beneran.
Apa lagi yg ku ingat? Dua orang anak, sedang buka puasa. Kelaparan dan sok ide ingin makan 4 sehat 5 sempurna dan makan di SS. Dua orang sok ide, kumuh hanya kaosan, diantara anak-anak lain yg tampil OOTD karna acara bukber. Kita sadar kita salah tempat. Tapi kita kelaparan. Yg sok ide memesan sayur tumis dan berakhir selesai makan jam 8 malam karna kepedasan. Apalagi? Ah iya. Kita yg terdampar di warung ronde malam-malam, aku yg menemani mu. Aku yg tidak berpaket Internet, tapi menikmati momen hanya melihatmu yg serius mengerjakan, sambil asik menyicip bajigur dan wedang rempah2 aneh rasa kunyit itu. Lalu sekali, kamu genggam tanganku. Yg asik mencubit lenganku dengan alasan “kecil banget sih”. Iya iya, aku diciptakan memang jadi makhkuk yg kecil. Terus bagaimana? Kamu tetap saja gemas kan? Atau sahur terakhir kita di RM Padang. Dan kamu yg bilang “Hm masih lama lagi ketemu nya ya” saat mengantarku pulang. Aku berlalu sambil tersenyum. Sabar ya. 1 bulan lagi. Nanti kita bertemu lagi Ada kita. Yg terpisah 40.000km tapi semua terasa baik-baik saja. Ada kamu yg masi suka menyanyi lagu siti badriah di hari2 terakhir kita, atau saat kita pulang kerumah. Pertama kalinya. Rindu itu kamu ucapkan. 
Juli
Ada kita, yg bertemu lagi. Ada kamu yg tak sabar aku kembali. Kita kembali asing lagi. Lalu ditengah jalan melebur kembali. Ternyata sulit ya menahan diri? Ada kita yang kembali melakukan rutinitas belanja bulanan kita di hari pertama kita bertemu. Hal yang aku rindukan saat aku belanja di supermarket di rumah. Aku rindu belanja bulanan bersama kamu. Ada kita yg menjalani semua ini dengan segala kewarasan dan kenormalan. Saat kita capek, ya kita capek dan diam. Saat kamu gugup, aku menikmati heningmu. Aku mengerti. Saat kamu cuman diam, hanya turun dari motor dan minta dibukakan pintu ruang tamu waktu kita gagal mengambil datamu padahal kita sudah prepare dari jam 1 siang, membawa nasi bubur sosis air putih ke pedurungan. Kamu yang badmood tapi aku gemes melihat kamu yang badmood, ngambek kaya anak kecil. “Sengaja engga mau pulang, mau disini dulu aja karna badmood” katamu waktu itu. Saat kita senang, maka kita tidak akan berhenti mengoceh hingga jam 5 pagi. Ada kita. Asik menonton kisruh pemilihan paslon capres cawapres, menikmati persiapan ASIAN GAMES di TV, sibuk berkeliling mencari responden, ke panti jompo dan kamu mual mencium bau pesing dan pup orang tua di panti jompo, mutar-mutar Pedurungan demi mencari buah untuk ibu respondenmu, tertawa saat tau Abdul Somad jadi cawapres, dan berpikir bagaimana kalau nanti Abdul Somad beneran jadi wapres kita? Kamu yg mulai mengataiku antek-antek jokowi, padahal aku hanya berusaha jadi rakyat yg baik. Ada aku, yang asik denger lagu Marion Jola dan kamu bilang “Iya fi aku cuman main-main makanya jangan diseriusin ya” dan aku cuman tertawa, tidak tau kalau kata-katamu itu benar-benar akan menyakitkan berbulan-bulan berikutnya. Ada kamu, yang aku jejalin lagu Blackpink dan kamu sok ikut denger lagu blackpink waktu kamu dirumah. Ada kamu yg mulai kehilangan arah, semua teman-temanmu sudah di garis terdepan namun kamu belum. Tak apa. Ada aku. Aku sudah berjanji kan, tidak akan meninggalkan? 
Agustus
Hai. 3 hari pertama, hari lahirmu. Aku tidak menyiapkan apa-apa. Hanya aku, kehadiranku, semangatku, perhatianku, semoga itu lebih dari cukup ya? Aku janji. Bulan ini, kita akan tiba di garis finish. Ingat kan doaku, i hope august gonna be our month! Itu kado dariku. 2 bulan ini, kamu menjejaliku dengan lagu-lagu EDM mu. Tiap malam di kostku, kamu putar lagu-lagu EDM entah dari youtube atau soundcloud mu, tapi sialnya pake laptopku (karna speaker laptopmu rusak). Sampe aku kesel, history web ku isinya lagu-lagu EDM yang aku nggak paham. Tapi karena itu semua adalah kesukaanmu, aku biarkan. 3 hari pertama dibulan agustus. Dan pertama kalinya, kamu mendekapku. Meluluhlantak dinding yg sudah susah payah ku bangun. Tolong. Aku kembali jatuh. Apakah kali ini kamu siap untuk menangkap? Aku baru tau. Dekapanmu begitu besar, dengan lengan besarmu yg selalu kamu banggakan. Aku baru tau, bersender di dadamu ternyata senyaman ini. Aku bisa melihat, ada jutaan bintang dimatamu saat kamu tatap dalam aku. Sambil mengusap pelan pipi kecilku. Aku baru tau. Sisi dirimu yg ini. Yg ingin kubawa pulang, kubungkus ke kamar, agar bisa menemaniku tidur dan menyembuhkan insomniaku. Aku sudah lama jatuh cinta, dan kali ini, aku semakin jatuh cinta. Benar. Bulan ini adalah bulan kita. Ada kamu, kita masih berjuang, tapi aku yakin semua akan baik-baik saja. Sekali-kali, ayo kita nonton Asian Games. Entah volli, silat, renang, apapun itu asal kita bersama. Ah iya, kita juga menikmati momen Jojo buka baju bersama. Ada kamu, yg eneg karna katanya tidak mengerti badminton. Bodo amat. Kali ini aku lebih jatuh cinta pada Jojo dibanding kamu. Terimakasih. Menemani ku makan es krim di mcd dan belanja bulanan untuk melepas stresku akan drama hidup waktu itu. Terimakasih, Agustusku selalu kamu bikin menjadi luar biasa indahnya.
September
Menuju 5 hari pertama di bulan September. Ada kita yg kembali terus2an menghabiskan malam. Kamu dan seribu ketakutan mu menghadapi hari terbesarmu dikota ini. Aku yg tidak bisa berbuat apa-apa, karna aku hanya bisa membantu dari luar juga mendoakan. Apa yg terjadi di dalam, semua diluar kuasaku. Tidak apa. Aku temani kamu setiap malam kalau memang kamu merasa takut setiap hari. Jangan lupa, kamu butuh refreshing. Ayo kita nonton closing Asian Games. Menikmati lagu-lagu Suju yg katanya waktu SMP dulu adalah idolamu. Kita istirahat dulu ya, ayo nikmati closing Asian Games yg meriah ini, dan menenangkan segala ketakutanmu. Aku senang melihat kamu yg begitu asyik dan konsen menonton, begitu tenang. Terus tenang, jangan panik. Aku dekap kamu, untuk menenangkan hatimu. Kalau memang itu bisa membuatmu merasa tenang dan tidak pusing, tidak apa. Ada aku. Aku sudah berjanji akan mempermudah segalanya. Ada aku. Yg akan menemanimu dari pagi, menemani kegelisahan mu, ikut merasa deg-degan karena kamu. Mendoakan mu dari luar saat masuk ruangan. Dan ada perasaan bahagia, saat kamu keluar. Aku bahagia. Aku ada di hari besarmu. Aku ada dan bukan sekedar ada. Aku turut mengambil peran. Menghantarkanmu hingga sampai di titik itu. Menemani kamu berjuang meski dari tengah jalan. Aku bangga melihat mimpimu terwujud. Aku bangga menjadi bagian dari itu semua. Menjadi bagian dari kata pengantarmu. Aku bangga. Melihat kamu berdiri dengan gagah, dalam setelan jas dan celana. Dengan senyum bahagia. Karna mimpimu tercapai sudah … Kita terkadang lupa. Bahagia tidak mungkin abadi selamanya. Di hari itu aku sadar. Untuk semua hal yg terjadi kemarin, bagimu semua hanya sekedar lewat. Sekedar pelarian untuk hatimu yg telah lama kesepian. Bagaimana mungkin. Aku melihat dengan hati, sementara kamu cukup dengan hati yg mati. Apakah aku berhalusinasi? Saat melihat jutaan bintang dimatamu? Atau dekap hangat yg aku rasa, apakah sebenarnya semua itu tidak benar-benar hangat? Apakah kali ini aku berhalusinasi lagi? Kenapa kamu tidak mengucapkan apapun? Kenapa semua seperti hanya angin lalu bagimu? Kenapa masih saja cuman aku yg bergetar dan kamu tidak? Apakah kali ini aku boleh marah? Aku benci. Benci. Benci.
Oktober
Hampir sebulan aku menyimpan semua benci, diam-diam. Kusimpan rapat didalam kotak hitam, terlarang untuk dibuka. Karna aku ingin semua seolah normal. Itukan yg kamu mau? Toh kamu masih membutuhkan dan mencari aku. Semua mimpi kita telah terkabul. Kita sudah bebas dari belenggu masa depan yg kemarin mengikat kita terlalu dalam. Sekarang apa? Mari kita tuntaskan hutang-hutang. Sebelum waktu berpisah benar-benar tiba. Biar aku yg tau, aku menangis tiap malam. Menangisi kebodohan ku. Menangis karna rasa benci dan sakit hati yg teramat dalam padamu. Kamu bisa hidup tenang, menjalani hari tanpa beban. Sementara bayang-bayang manis itu menghantuiku setiap malam, kembali menciptakan tangis dipenghujung malamku. Sudah lama sejak aku begini. Terakhir kali, saat kita dulu jauh. Aku sampai lupa bagaimana caranya bersedih. Tak apa. Aku akan tetap menemanimu meski tanggung jawabku sudah selesai. Ayo cari kerja. Ayo tetap makan bersama dan dengar lagu Su Sayang. Katamu, kamu heran kenapa lagu ini bisa viral dan muncul di trending youtube mu. Kataku, karna lagu ini asyik. Aku suka kita jalan-jalan. Mutar-mutar demi mencari studio foto dan guest house sampai maghrib datang. Ayo tetap belanja bulanan Sekedar makan burger king, lalu mutar-mutar CL mencari softlenseku. Dan kamu yg mengomel karna aku tidak bilang2 mau ke mall karna kamu hanya bersendal jepit. Lalu kamu minta ditemani membeli celana bahan dan kemeja. Ternyata aku senang menemanimu belanja dengan sejuta keremponganmu saat memilih baju. Aku suka melihatmu keluar dari fitting room sambil bertanya “Menurutmu gimana fi?” Aku suka. Aku ingin hari ini bukan hanya sekedar hari ini. Tapi juga hari-hari di masa depanku. Semakin hari, rasanya aku terus ingin menemanimu disetiap aspek kehidupanmu. Aku ingin memilihkan mu baju untuk acara kondangan yg mungkin akan kamu hadiri, atau kemeja untuk sehari-hari, atau sepatu untuk sepatu kerjamu, atau memilih baju untuk baju lebaranmu. Aku ingin itu aku. Semakin hari aku justru semakin gila. Semakin tidak ingin lepas meski aku membencimu dengan sangat.
Dibulan ini. Untuk terakhir kalinya. Kamu mendekapku. Untuk pertama kalinya, ku dengar debar jantungmu sewaktu aku bersandar di dadamu. "Tau ngga, aku bisa dengar bunyi jantung kamu loh" kataku takjub. Apa yg lebih menakjubkan dibanding kamu bisa mendengar suara degup jantung orang yg kau sayang? "Kedengaran ya?". Aku mengangguk. Lalu kamu dekap aku lagi dan berkata "Semangat moveon nya ya. Jangan nangis". Aku hanya diam. Menikmati dekap yg entah kapan jadi milikku lagi. Seolah-olah kamu ingin berkata, terima kasih untuk semua dan semangat untuk hidup baru kita nanti nya. Demi Tuhan. Yg ku mau cuman kamu. Tidak orang lain. Cuman kamu Apa tidak bisa kita mencoba? Setelah semua sejauh ini? Aku tidak mau pelukan perpisahan atau kecupan selamat tinggal! Aku mau kamu setiap hari. Setiap jam. Tidak apa tanpa dekap atau kecupmu itu. Aku mau kamu. Aku mau kita berjalan beriringan lagi, menghadapi hari. Seperti kita kemarin-kemarin. Kenapa kamu suka sekali meninggalkanku, dengan hanya mengucapkan maaf?
November
Hari besar kita tiba. Rasanya perpisahan semakin nyata. Aku takut sewaktu-waktu kamu menghilang sementara aku tidak berani bertanya. Sekali-kali aku masih membencimu. Ada aku. Yg tidak ingin pulang. Aku ingin disini. Karna kamu masih disini. Aku tidak mau kita menjadi berjarak. Apapun asalkan kamu ada. Bulan ini, sambil mencoba saling memaafkan, kita kembali menghabiskan hari. Aku ajak kamu belanja bulanan lagi untuk terakhir kali, entah kapan kita bisa begini lagi. Mendorong trolli, bawel memilih belanjaan. Rasanya aku ingin di masa depan melakukan hal ini denganmu. Belanja bulanan, bukan hanya sekedar membeli shampo atau sabun, tapi juga membeli sayur atau daging sambil berdebat, kita akan masak apa hari ini? Aku ingin terus-terusan melakukan ritual belanja bulanan ini bersama kamu. Aku terus ingin.. Aku ingat suatu malam, kita menghabiskan malam di tempat pelarian favorit kita. 2 hari berturut-turut kita kesana, dan si tempat makan selalu memutar lagu-lagu queen. "Kenapa dari kemaren muter lagu queen terus ya?" tanyamu "Mungkin mas nya habis nonton bohemian rapsody di bioskop. Jadi demen queen sesaat juga kaya aku" jawabku. Rasanya sudah lama kita tidak seperti ini. Kita berdua. Angin malam. Makanan dan laptop didepan kita. Harusnya waktu itu, kita seperti ini saja. Cukup menikmati hubungan kita yg seharusnya, pada jalur yg benar. Tidak melewati batas. Harusnya waktu itu kita menghabiskan malam cukup dengan begini saja, cukup dengan obrolan saja. Karna bagiku itu sudah sangat lebih dari cukup. Aku benci kamu. Yg terus2an menyuruhku berpindah dengan mudahnya sementara kamu tau aku tidak pernah bermain-main. Saat hati sedang tidak baik, tiba-tiba kamu pamit. Pulang kerumah. Aku tidak siap. Kemarin katanya tidak secepat ini. Mengapa tiba-tiba? “Jangan sedih sih, aku balik lagi nanti awal bulan. Barang-barangku masih disini sebagian. Aku pamit ya, selo kan?” Malam itu kamu pamitan. Sungguh berbeda melihat kamu 5 bulan yg lalu, dengan tampang merengut melepasku yg mau pulang kerumah. Tapi kali ini kamu bisa dengan senyum berkata ingin pulang. Tanpa ada sungut di wajahmu karna takut berpisah. Mengapa kamu bisa semudah itu berhenti mas? Sementara aku berusaha keras mempersiapkan diri jika sehabis ini kamu tidak datang lagi. Tapi. Akhirnya kamu datang lagi. Kita kembali lagi. Tapi kali ini katamu, aku harus membatasi diri. Persetan dengan itu. Aku bukan diciptakan untuk kamu atur. Aku akan terus peduli selama aku ingin Untuk itu aku dilahirkan.
Desember: End of year, trying to end everything too
29 november kemarin ulangtahunku. 2 desember. Kita janjian untuk bertemu. Kamu menepati janjimu yg mau datang lagi kesini. Kata mu, “udah makan? makan yuk”
Tapi hari itu hujan lebat. Padahal sudah susah payah ku susul ke semarang. Harusnya memang aku tidak usah berangkat ke jakarta. Biar aku bisa menemani mu keliling sewaktu di jogja, kapan lagi kita bisa "berlibur" bersama? Rindu juga. Sudah 3 minggu tidak ada ajakan makan darimu. Aku rindu melihat motormu nangkring didepan. Kita seperti 2 orang bodoh. Yg kelaparan, tapi hujan tidak juga reda. Sampai jam 1 malam dan kita menyerah. "Yaudah besok aja. Aku pulangnya selasa kok" Iya. Harus ketemu. Katanya kamu bawa kado ultahku! Senin siang.
Tanggal 3 Desember, cuaca panas-panasnya. Bagaimana mungkin semalam hujan lebat tapi siang ini panas begini? Rasanya sedikit canggung bertemu lagi. Lucu melihat kamu duduk di motor matic. Ah, bukan kamu aja yg aku rindukan. Ternyata motormu yg berisik itu juga. Kita ngapain? Ah iya. Makan siang lagi. Sambil cerita-cerita. Kita makan sego bebek kesukaanmu yg mahal itu. Lalu kamu menemaniku lagi bersusah-susah, seperti tempo hari. Ya ampun. Aku rindu sekali ternyata. Kamu masih mau ya aku repotkan? "Udah bergantung ke aku banget ya fi kayanya? " Aku cuman menggetok kepala mu pelan. Kesal. Karna memang iya. Tapi aku ga mau mengakui. Nanti kamu terus2an besar kepala. Katamu nanti sabtu kita masih bisa ketemu. Aku juga berpikir untuk terus disini sampai minggu depan. Senin siang itu, karna aku buru-buru, aku ga sempat membuka kado ultah darimu. Kita kembali berpisah, kali ini di terminal. Entah kapan aku melihatmu lagi tapi aku senang dengan 3 jam tadi. Biasanya kita ngobrol hampir tiap hari, tiba2 3 minggu kita kembali via maya. Rasanya senang bisa bertemu lagi. Menghabiskan hari dengan bercerita kembali. Sampai ketemu lagi, aku akan susul kamu minggu depan. Kataku dalam hati. ... Kamu pulang kembali kerumah. Tak apa. Aku merasa sabtu kita bisa bertemu. Aku membuka kado darimu Isinya ada susu dan jajanan. Yg membuatku senang, ada post it yg menempel disitu, dengan ucapan receh mu. Astaga, ini post it pertama mu! Rasanya senang bisa menyimpan tulisan tanganmu yg memang ditujukan untukku. Kenapa kamu selucu ini? Bagaimana aku bisa berpindah? Malam itu, aku terus memandangi post it tulisan tangamu, yg kusimpan didalam dompet ku.
6 Desember. Siangnya kamu masih menelfonku. Meminta petunjuk ini itu untuk menghadapi phone interview pertamamu (siapa sangka takdirmu beneran berada disana?). Aku cuman tersenyum geli mengingat tekadmu kemarin yg katanya ingin mencoba manage diri sendiri, tanpa bantuanku. Tapi buktinya siang ini kamu masih menelfonku, untuk latihan interview. Kenapa sih kamu gengsi sekali? Untung aku baik.
7 Desember. Tengah malam. Kata-katamu menyadarkanku. Setelah beribu tangis yg kusimpan tiap malam, hingga hari ini aku tetap bukan siapa-siapa. Aku hanya sebatas orang yg akan mendengarkan cerita mu. Bukan menjadi cerita mu di masa depan. Aku tidak ada disana, sementara aku ingin terus disampingmu hingga akhirnya hatimu kembali terketuk. Malam itu. Kuputuskan. Untuk melepas apa yg ku punya sekarang. Oh bahkan, aku tidak memilikimu. Aku kembali halu. Entahlah. Aku tau keadaan kita sedang baik-baik saja, tapi kalau memang nanti ujung-ujungnya aku akan menghilang juga, ya kenapa aku tidak menghilang sekarang saja? Toh kata mu terserahku. Iyakan? Entah nekat atau bodoh. Yg pasti hingga ini ku ketik, aku masih suka menyesali keputusan ku malam itu.
.
Harusnya sabtu itu kita bisa bertemu. Kita yg normal, kita yg seperti kita biasanya. Kita akan menghadapi omongan orang, tapi kan sudah biasa kita hadapi. Tapi kamu tidak datang. Karena hal lain. Tapi hari itu terasa berbeda. Aku menghilang. Tapi kamu tidak lagi mengejar. Astaga aku rindu kamu yg dulu suka mencariku kalau aku hilang. Kenapa kali ini kamu diam saja? Apa kamu benar2 tidak apa2 aku hilang? Hei aku disini gatal sekali mau menghubungimu. Aku gila. Main lepas secara tiba2. Harusnya nanti. Dan secara perlahan.
Setelah ku pikir-pikir. Andai waktu itu, kamu tidak dipanggil untuk interview. Mungkin sabtu kita bertemu. Lalu mungkin kamu pulang seminggu kemudian, masi mau bermain di semarang dan aku juga. Mungkin tidak ada obrolan tentang cewe bersama ibumu (yg membuatku marah) karna pasti kamis malam kamu sedang di kereta, persiapan berangkat ke semarang. Dan pasti kita masih baik-baik saja hingga hari ini. Berarti memang takdir nya yah. Kamu tidak berangkat. Kamu ngobrolin cewe dengan ibumu. Aku melepasmu. Kita tidak bertemu di hari sabtu. Kamu senin interview lagi. Kamu lolos dan dapat pekerjaan. Kamu sibuk dan kamu tidak perlu sering-sering mencariku lagi. Pasti lain cerita kalau aku yg dapat kerja duluan, pasti sedingin-dinginnya aku, kamu akan mencariku meski sekedar meminta petunjuk. Kurasa memang takdirnya seperti itu. Supaya kita tidak usah terlalu sering saling menghubungi. Dan menjadi tempat berbagi lagi.
Aku masih ingat kata-katamu berbulan2 yg lalu...
"Fi, aku udah bayangin kalo aku nanti bisa beli ninja, kamu pasti bakal jadi orang pertama yg aku kasi tau"
"Aku juga bayangin, kalau kamu nanti di jakarta pasti aku pengen ngajak kamu ketemu"
"Fi aku udah bayangin nanti kalau aku ngapa2in sama istriku, kamu bakal jadi orang yg aku ceritain pertama pasti"
Iya. Harusnya kita tidak usah begitu. Memang harusnya dari awal kita tidak usah sama2 memberi 100% Toh hanya aku yg sakit. Kamu tidak. Kamu bisa hidup bebas, tenggelam dalam kesibukanmu sebagai karyawan. Memang takdirnya kita sekarang selesai saja. Baik sebagai teman atau apapun itu.
Kamu tidak tau. Rasanya menangis tiap malam selama 2 bulan. Lalu menangis lagi berhari-hari saat momen2 pertama aku melepas mu, membiasakan diri tanpa kamu. Bagimu itu mudah tapi tidak bagiku.
Kamu tidak tau rasanya Menangis. Bercerita ke banyak orang, mencari pertolongan karna rasanya aku hancur sekali.
Kamu tidak tau rasanya. Perut ku melilit hebat saat melihat mu lagi, sampai tidak bisa makan dan minum.
Kamu tidak tau rasanya. Kerjaku hanya membuka history chat hanya demi meyakinkan diriku sendiri bahwa semua itu nyata. Bahwa dulu kamu benar2 ada. Bahwa dulu kamu pernah jadi manusia yg membuatku kembali jatuh cinta lagi
Kamu tidak tau rasanya. Berusaha mencari apapun untuk dipikir supaya tidak usah memikirkan kamu lagi
Kamu tidak tau rasanya. Saat berpikir diriku sungguh tidak ada nilainya sampai2 kamu hanya sekedar memanfaatkan saja
Kamu tidak tau rasanya menjadi hancur. Karna kamu tidak pernah hancur.
Di satu titik aku berfikir. Apa jadinya bulan ini, seandainya hari itu aku memutuskan kembali bodoh amat dan meneruskan semua ini? Apa isi chat kita? Apa yg kita lakukan saat kemarin bertemu?
Ikhlas.
Memaafkan.
Sulit. Tapi harus dilalui. 
Untuk semua yg terjadi, setelah menuliskan apa2 yg terjadi selama setahun ini, aku merasa lebih baik. Ternyata semua tidak seburuk itu. Aku tidak mau menyangkal, aku pernah bahagia dan kamu alasannya. Memang sekarang kamu sudah tidak berputar lagi di hari2ku. Memang sekarang aku masi berusaha kembali menata hidupku lagi. Ada tidak adanya kamu, aku akan tetap hidup. Kamu akan berkesan. Sampai kapanpun. Kamu bukan hanya sekedar manusia sekedar lewat, tapi pernh mampir dan sedikit melukiskan cerita. 
Bila suatu hari nanti, kamu sudah kembali menemukan bahagiamu... Semoga. Aku tetap berkesan dan berkenang. Untuk 12 bulan ini. Ataupun 2017 dan 2016 yg tidak mungkin ku tuliskan semua disini.
Kamu bangsat.
Tapi aku sayang.
6 notes · View notes
merrahmaroon · 6 years
Text
Hari ini aku menulis lagi
Menulis tentang mu lagi, tentang mu yang sudah lama tertinggal dibelakang , yang tak sengaja ku toleh , yang tak sengaja ku buka. Ya aku masih menyimpan percakapan waktu itu, percakapan ringan tentang pertanyaan "kenapa lelaki itu jahat ? " meminta jawaban logis dari seorang laki-laki yang berusia 28tahun , aku membaca ulang walau tak selesai ,
Kata mu , suatu saat , saat kita bertemu kau akan menyampaikan permintaan maaf , permintaan maaf atas perasaan mu 1 tahun lalu , aku tidak menyesal saat itu, bertemu dengan mu adalah hal yang semesta siapkan untuk ku, entah bahagia atau tidak setelah pertemuan itu ,
Tuan november ,
Malam ini aku menyesal tlah kembali melihat catatan itu, harus nya sedari awal aku hapus saja seluruh isi nya , harus nya tak ku toleh lagi kenangan yang sudah tertinggal kebelakang itu ,
Tuan november , izinkan aku membagi kisah ku tanpa mu disini ,
Dihari ini , dimalam ini , dan dibulan november ini ,
Aku ikhlas melepas mu tuan , walau dengan seribu pertanyaan yang masih mengambang di kepala ku,
Tuan , aku tau kau tak akan pernah membaca tulisan ini , tak kan pernah tau , tak kan pernah kau sentuh, bagaimana mungkin , nomor mu saja tlah lama tidak ada di ponsel ku, begitu juga sebalik nya ,
Tapi tuan, biarkan lah gadis 22tahun ini menyapamu walau hanya lewat catatan catatan yang tak pernah mampu kau lihat , tidak papa biarkan menjadi catatan sejarah kisah hidup ku yang kelak akan ku buka kembali jika aku hampir melupakan nya .
Tuan ..
Bagaimana kabar mu ?
Setelah beberapa bulan tak mengetahui kabar mu ku rasa aku tak keberatan sama sekali , aku masih seperti biasa ,melanjutkan ativitas ku , masih bisa tertawa renyah bersama sahabat ku,
Masih seperti sedia kala ,
Entah lah , semesta begitu baik dengan ku perihal melepas mu , semesta tidak begitu menyiksa ku , dia membiarkan aku pulih walau dengan kenangan yang masih tertinggal,
Aku lupa menanyakan , bagaimana keseharian mu ?
Bagaimana kabar dia ? Dia yang enggan ku sebut nama nya tapi kau pasti mengetahui nya ,
Tenang tuan, aku menerima semua alasan mu tanpa ada bantahan apapun yang akan kau temui keluar dari bibir gadis seperti ku , aku melepasmu bukan semata-mata aku lemah. Hanya saja aku terlalu kuat untuk tersakiti atas kisah bodoh yang dulu kupertahan kan
Terimakasih tuan november
25 nov 18
2 notes · View notes
anxietymyday · 6 years
Text
Tumblr media
"i am simple man" -He said
aku mungkin termasuk di ras orang yang tukang php soalnya banyak yang bilang aku suka phpin orang, padahal gak pernah ada niat begitu. wkwk
the last man yang dekat dengan aku kali ini itu he calls himself simple man wkwk, dia itu beda 🙃. baru kali ini aku "suka" sama seseorang yg no matter who you are, it doesn't matter what your past is. kali ini aku benar-benar suka apapun dia dan bagaimana pun dia.
aku kenal dia dikarenakan dia temannya teman aku, first meet yaitu ketemu di cafe pas aku mau ketemu sama temen aku trus temen aku ajak dia dan teman teman yg laen, first impression aku kira dia anak teknik haha (btw kita berdua pesen minuman yang sama"kopi hitam" rasa cinta 😍alay gileks) .
di hari yang sama pas ketemu di cafe , saat aku di jalan pulang teman aku nge chat dia berkata terengterennggg ada temannya yang mau minta nomor aku(kaget dongg😊😊) trus aku tanya teman siapa (mereka banyak waktu itu, sekitar 6 orang) teman aku bilang yang pake hoodie hitam. (terus aku coba-coba ingat , ohh ternyata si cowok kopi hitam) lah aku gak kepikiran sampe ke situ. terus aku bilang yaudah kak kasih aja, tapi aku gak kepikiran kemana-mana waktu itu(kan aku masih polos😊) aku cuma kepikiran temenan doang eh day by day dia mulai nge chat selamat pagi siang sore malam, selang seminggu kok aku ngerasa nyaman yahhh pokoknya gak garing klo lagi nge chat bareng dia selalu aja ada bahan cerita nya, dia suka nonton anime(gw jg) dia gamers (😙?) . day by day kita chat vc doang belum ketemu selama seminggu.
beberapa hari kemudian dia ngajak nonton Venom lahhh biasa lah kalo mau pdkt pasti ngajak nonton jalan-jalan dll. waktu itu aku juga free, so i said yess. udah janjiann waktu dan tempat, tpi entah kenapa batal 😊(agak nyesel batal nonton), jadinya aku nonton bareng teman-teman ajaa.
sedikit cerita tentang dia yg suka nonton anime, ava yang dia pakek di wa adalah foto salah satu karakter anime yang berponi, muka imut tpi girl crush. dan dia blng dia mirip aku (langsung terbang coegg 😍😍😍) asli senangnya kebangetann.
di setiap story aku pasti dia comment muka kamu kok imut banget sihhh, kamu kayak sinon (karakter anime), muka kamu menggemaskan. semua pesan dia yang seperti itu aku tandai jadi pesan favorite coyyyy. hehe
dan sampai di saat dimana hubungan yang baru akan dimulai tapi malah putus :"))
dia nanya ke aku, aku suka cowok yang kayak gimana? suka cowok ngerokok dan suka minumminum? suka gak sama cowok gamers? terus aku bilang, aku suka cowok yang apa adanya aja siap nerima aku tentu nerima keluarga aku juga terus soal cowok yang ngerokok dan minum aku bilang itu mah terserah dia, dia pasti tau kok mana yang baik buat dia dan kalo dia sayang sama aku pasti juga dia sayang sama diri sendiri dong love yourself lahh dan aku juga bilang bapak aku juga merokok ama minumminum. (disini mulai agak canggung) and he said "kan kamu bilang sukanya cowok yang apa adanya berarti harus nerima dong gmna pun dia" ku bilang iya aku terima apapun dia tentunya tapi aku juga bilang love yourself lahhh. terus aku jawab pertanyaan ketiga ku jawab aku gak masalah ama cowok gamer, yang ada waktu aja buat aku udah cukup kok (udah lainn pas di sinii). nah aku tanya balik kamu suka cewek yg gmna dia bilang suka ama cewek yang mau melarang dia main game :"v (sooo menurutku dengan jelas dia mengatakan tempat itu bukan untuk aku)
dan inilah awal dari akhir itu pas aku nanya. perbedaan suka sama sayang itu apa?. dia jawab dengan begitu tepat.(lupa apa yang dia jawab). and then dia nanya perasaan aku ke dia gmn.... dan entah kenapa,, mungkin Tuhan udah ngatur tpi dengan hati dan logika aku mikir, aku bilang aku belum ada perasaan sama dia karena aku belum percaya sepenuhnyaa, kita baru kenalll beberapa minggu gak mungkin lah aku ngasal jawab yesssss.
and he said he give up on me. dia mundur , dia gak percaya diri dan mudah minder. katanya dia udah gagal dekat ama seseorang, yahhh aku kasih kepercayaan dan kasih kesempatan ke dia, tapiiii yahh gitu.
terkhir aku nanya kenapa gak percaya diri dan minderr??? kata-kata terakhir yang dia blng ke aku " because i am simple man" :")))
keesokannya guyss aku patah hati entah kenapaaaaaaa.
lebih patah hatinyaa lagiiii dia ngestory berduan di mall bareng cewek 😊🙃.
dan lebih sakitnya lagi dia hapus nomor aku di kontaknya(mungkin karna udah gak ada perlu haha recehh)
udah gitu aja. hehe
biarlah menjadi suatu kenangan dan pembelajaran jangan jadikan penyesalan haha......
night
1 note · View note
pakertys · 4 years
Text
Ada yang Gak Jelas di Tumblr-ku.
Ada yang perlu dimuntahkan lagi.
Sehat mental katanya yang bisa menerima dirinya, yang bisa terbuka dengan perasaannya.
Sehat mental prosesnya sembuh dari luka.
Sempet ada pergolakan batin kenapa ya sekarang jadi pribadi yang lebih open, ada rasa gak nyaman dikit langsung cerita, gabisa cerita cari coping stress yang lain, denger musik, ngaji, nyanyi, belajar instrumen, sampai dengan menulis.
Kadang suka ngerasa, apa sebenernya aku ‘lari’ ya? Padahal simply mencari cara agar terasa lebih baik.
Lucunya, setiap perasaan gak nyaman ini punya treatmentnya masing-masing. Gabisa tuh disamain semua rata sembuh pake cerita, gabisa juga disama ratain sembuh dengan nonton film atau denger lagu.
Ada rasa ga nyaman yang bisa ilangnya pake self-care, mandi, creambath, skin care-an, apapun. Tapi ada juga yang ternyata udah ngelakuin hal tsb masih aja belom hilang.
Sebelum tidur sampe segala ritual dari coba mindfulness sampe murotal, sampe minum air putih, baluran minyak kayu putih biar hangat, sudah dilakukan ga kunjung juga bisa tidur, padahal mata ini sudah sayup, ngantuk, masih aja ga bisa tidur.
Daripada pikiranku semakin melalang buana, gak jelas kemana, nambah-nambahin pikiran irasional, akhirnya nulis aja. Ada yang perlu ditumpahkan rupanya.
Hidup tu ga selamanya ‘sure’, ‘certain’, ada aja ngira-ngira, ada aja perspektif yang beda, ada ajaaaa ketidakpastiannya. Hal ini yang bikin manusia berdiri sesuai dengan pikirannya.
Bhineka Tunggal Ika tu gak mudah lho, tapi jadi satu kalo denger keributan -people nowadays-
He gelisah tu ngapain ya? Malah bahas hidup trus bahas Indonesia, mentang-mentang Indonesia mau ultah.
Tapi ya, Indonesia zodiaknya Leo loh hahaha 😂😂😂😂
Hari ini sempat kangen bapak sampe bingung harus ngapain
Hari ini bersyukur bisa jalan-jalan
Hari ini bersyukur bisa mengenang cerita-cerita
Hari ini juga bersyukur masih bisa membuat cerita
Tetiba juga ingat, karena jarang olahraga; main badminton sekali aja lgsg sakit2 tangannya. Ga pernah jogging; abis jogging sakit2 kakinya. Lho malah jadi kapok. Olahraga apa ya? Lagi pandemi gaberani berenang
Bahkan naik sepeda yang aku suka aja, besoknya paha sakit semua. Jadi bingung kan.
Masih mau nyoba yoga lagi, olahraga yg rasanya kayk stretching stretching aja haha semoga mempan.
Sudah ya, sepertinya sudah dulu;
Berusaha lagi buat terlelap. Semoga malam ini saja, malam yang macam ini boleh datang lagi, tapi tidak dalam waktu dekat ya.
Sayonara~
P.s. Gak lama lagi paling di hapus, atau kalo berubah pikiran dibiarkan saja tetap disini buat kenang-kenangan.
0 notes
auulittle · 4 years
Text
Hijrah
Halo Tumblr ku!
Hahaha. 
Aduh, belum apa - apa udah ketawa sendiri.
Setelah beberapa waktu, atau lebih tepatnya sekian lama Aulia tidak mengunjungi mu karena aku berpaling pada blogspot, ternyata aku tidak bisa move on.
Sesungguhnya memang dulu tidak ingin move, tapi kan dulu tuh kamu ga boleh sama pemerintah Indonesia mbler, gabisa dibuka, aku gabisa nulis apa - apa di sini. Dan karena tidak sabar, ya ku buat lah sebuah tempat mengarang bebas lainnya karena caption instagram dan IG story bukan tempat yang luwaaaas untuk menumpahkan isi kepala. Alah bahasanya. HAHAHA.
Maaf ya mbler, sudah pernah menomorduakan kamu, tapi percayalah, ini aku balik lagi kan? wkwkwk.
Entah kenapa, nulis di blogspot tidak seseru nulisin kamu mbler.
Bentuknya kaku. Entah aku udah terlalu nyaman sama bentukan kamu, atau gimana, tapi pas sudah tau kalau kamu sudah bisa diakses kembali, memang aku berniat untuk kembali lagi padamu. Uhuyyy.
Tapi ya belum sempat.
Tidak disempatkan tepatnya.
Lah orang aku nulis kalo kepingin aja. Lalu kata kepingin ini tuh amat sangat jaaarang terjadi. Apalagi mbler, beberapa waktu belakangan ini aku sibuk nulis tugas akhir. Banyak rangkaian peristiwa - peristiwa penting yang terjadi, dan seharusnya ku tulis, tapi karena lelah dan selalu berbenturan dengan peristiwa penting lainnya, jadilah semua itu hanya ada di kenangan dalam isi kepala ku saja.
Tidak ku tuliskan di blog, apalagi di tumblr.
Jadi, malam ini, niatnya aku minta izin ke kamu, untuk copy-paste tulisan - tulisan di blog ku ke sini, dan kembali menjadikan kamu tempat berhaha-hihi-huhu- ria terluas yang aku punya.
Boleh ya?
Jadi, tulisan - tulisan setelah post ini adalah tulisan yang ku import dari blog. Niat nya sederhana, ingin lihat perkembangan tulisan aku, yang secara tidak sadar juga menggambarkan perjalanan - perjalanan yang sudah aku lewati.
Misalnya, 
Tumblr ku aktif di masa sebelum hingga pertengahan kuliah, dan dari situ aku bisa mengingat dan mengenang apa - apa saja yang ku lalui berdasarkan apa yang pernah aku tulis.
Lalu blog ku, aktif di masa setelahnya. Bertemu tempat bertukar cerita terbaik. Masa - masa yang kayanya sih masih paling indah, haha. Hingga ada di tahap sudah jadi sarjana lalu menganggur karena pandemi dan menonton Kapten Ri.
Sesederhana itu.
Karena ternyata, di usia yang hampir 22, membaca tulisan lama membuatku merinding sendiri. IH APASIH ALAY BANGET TULISAN GUEEE!!!! AHAHAHAHA.
Sungguh, ingin aku hapus satu per satu dan sisakan yang tidak terlalu alay.
Tapi, setelah ku pikir lagi, buat apa?
Dengan membiarkan tulisan yang sangat alay itu, aku jadi ingat masa - masa patah hati, lalu bangkit, lalu rindu, lalu bahagia dan sedih kembali.
Karena dari awal sepertinya aku sadar, tujuan ku menulis benar - benar hanya untuk mengabadikan, terlepas dari sekian banyak nya tujuan menulis.
Aku ingin suatu saat aku bisa bangga, bahwa hidup ku cukup berwarna. 
Terlihat dari tulisan ku yang kadang mencoba melucu, mendayu - dayu, hingga memberi nasehat seperti seorang guru.
Aku juga tidak memberikan sebuah keharusan bahwa tulisan ku harus tentang sesuatu yang baik - baik, ilmiah, atau selalu memberi informasi.
Lagi - lagi, aku hanya ingin abadi dengan tulisanku sendiri.
Lebih dari itu, aku berharap aku bisa terus memperbaiki kualitas tulisan ku yang semoga saja, dengannya banyak orang bisa mengambil manfaat.
EH KEJAUHAN GAK SIH NGAREP CURHATAN BISA JADI KEBERMANFAATAN? HAHAHAHAHA
Intinya, yaaaa semoga bermanfaat untuk orang lain. Kalau tidak, minimal untuk ku. Hehe.
Oke, setelah panjang dan lebar.
Ayo kita hijrah!
Hahaha.
Postingan yang hijrah dari blog akan ku tandai dengan tanggal asli tulisan itu dibuat dan dipost di blog.
Semoga suka, ya?
0 notes
penarahasia · 7 years
Text
goodbye
Baru saja kakiku menginjak tanah Yogyakarta kami sudah di sambut oleh titik-titik hujan, membuatku tak bersemangat melanjutkan perjalanan.Semakin deras hingga kami perlu berlari. Ku kira tidak ada lagi acara menunggu namun nyatanya untuk mendapatkan bus Trans di haruskan untuk menunggu. Aku terduduk di sampingnya.Udara dingin masuk menembus poro-pori menyelimuti tulang. Tubuhku sedikit bergemetar . Aku mengusap kedua tanganku berusaha mendapatkan rasa hangat.
Takkan ada alasan yang dapat mebawaku kembali menginjak kota yogya ini terkecuali kemauan ibuku yang kini sedang kritis di rumah sakit, bukannya aku tak mau mengunjungi ibuku hanya saja kenangan masalalu ku di kota ini membuat semuanya menjadi sangat menyeramkan untuk kembali di ingat.
Darah, tangis, jeritan, perasaan di tinggal, perasaan sepi, perasaan di biarkan, tak di hargai
Sebagai anak rantauan aku harus memenuhi permintaan ibuku yang ia sebut sebagai permitaan terakhir, semoga saja ini tidak menjadi yang terakhir
“kenapa kedinginan?” Tanyanya dengan lembut namun aku dapat mendengar ada nada ketidakpedulian
“Sedikit” Jawabku singkat tanpa menatap wajahnya
“Aku tidak bisa memelukmu ini terlalu umum” Jawabnya memberi pengertian padaku yang sebenarnya aku pun sudah mengerti dan tak menginginkan hal itu
Aku terdiam tidak menanggapinya, udara dingin masih mengangguku aku menghembuskan nafas berkali-kali.Aku menyesal tidak menuruti perintah nenekku untuk mebawa jaket tadi. Jika saja aku berpikir bahwa matahari akan cepat berganti saat di perjalanan mungkin aku sudah membawa jaket juga sedikit perbekalan  
Tepat di sampingku farel terlihat sangat santai sambil memainkan ponselnya yang sepertinya lebih menyenangkan dari pada mengajaku mengobrol. Bahkan saat aku menoleh farel masih terfokus seolah-olah tak sadar aku memerhatikannya sejak tadi.
Walau pun aku merasa tersakiti tetap saja aku masih sangat mencintainya, sangat, tanpa pernah sedikit pun berpikir untuk berpaling. Sedangkan dia ? Entahlah.
Prittt….
Suara peluit terdengar menandakan yang kami tunggu telah datang. Aku terhapit diantara orang-orang yang tinggi dariku aku tak peduli yang penting aku bisa masuk setidaknya aku dapat menemukan sedikit kehangatan.
Aku terduduk di kursi belakang dan farel berjarak satu kursi dariku, aku menatap jatuhan titik hujan dari kaca jendela, aku kira aku akan menemukan sedikit kehangatan nyatanya udara disini lebih dingin di banding di luar tadi, mungkin karna bantuan AC , sekali lagi aku menghembuskan nafas beratku
Aku beralih pandang menatap kedepan, bus ini tidak terlalu penuh bahkan banyak dari penumpang yang memilih duduk menyendiri.
Dari ekor mataku aku dapat melihat bahwa farel sedang memerhatikanku, aku kesal dengan sikap cueknya, aku malas saat dia asik sendiri dengan sesuatu yang lebih menyenangkan bahkan saat ini aku merasa sendiri.
Dia berpindah duduk mendekatiku, sangat dekat hingga setengah badanku hampir sepenuhnya menempel pada badannya, Dia mengambil tanganku mengenggamnya dengan sangat erat.
Aku tertunduk entah mengapa mataku menjadi memanas, aku menarik nafas gusar berusaha menahan mataku yang sudah menjadi kaca siap merapuh di detik selanjutnya
“Semua akan baik-baik saja percaya lah!” Ucapnya dengan tenang
Aku terdiam aku berteriak dalam hati, Tak ada yang baik bahkan sesuatu yang terpaksa pun takkan menjadi baik, Air mataku terjatuh cepat-cepat aku hapus jejak dari pipiku. Aku tak ingin terlihat menagis di depannya setidaknya aku tak menunjukan kerapuhanku selain karna kedinginan.
Farel menarik genggamannya menuju bibirnya dan dia kecup lembut punggung tanganku, aku menoleh menatap lekat matanya. Ada sesuatu yang ingin dia jelaskan namun masih menunggu waktu yang tepat, entah apa itu namun tatapan khawatir itu sepertinya aku tau apa yang di maksud olehnya.
Aku memejamkan mataku sambil kembali menatap lurus, kami sama-sama terdiam seperti sedang menjelaskan sesuatu yang kami sendiri pun tak mengerti.
Hari semakin kelam kini langit sudah tak bercahaya diganti oleh lampu-lampu yang terangnya berderang di jalanan. Aku mengeluh sampai kapan aku didalam sini rasanya perjalanan ini tidak menemukan titik akhir. Sedetik kemudian bus ini berhenti, ternyata keluhku dapat terdengar oleh supir bus sehingga ia memberhentikan bus ini tepat di tujuan kami.
Tanganku masih dia genggam hingga kami menembus bersama titik hujan ini, tidak deras sehingga aku bisa berjalan santai menikmati hujan bersamanya, hatiku sedikit terhibur oleh itu.
Dia melepaskan genggamannya beralih melindungin kepala agar tidak terkena hujan, aku menepis tanganya dengan pelan
“Sudah tidak usah kita hujan bersama-sama rel!” jawabku sambil menatap matanya
“Aku hanya takut kau sakit”
“Semuanya kan baik-baik saja Selama itu bersamamu” ucapku mengulang kata-katanya
Dia tersenyum, tanpa sadar aku pun ikut tersenyum. Mungkin memang radar senyumnya dapat menular pada orang yang melihat senyum manis dari bibir tipisnya itu.
Hujan semakin deras aku dan dia berlari bersama dengan tangan yang saling mengenggam. Kini rambut kami sudah kelimis akibat hujan, wajah kami di penuhi air, baju kami hampir basah kuyup. Aku terhenti di tengah jalan mengistirahatkan nafas ku yang sudah memburu karna terlalu capek, dia ikut terhenti menatapku sambil tersenyum.
“ren! Sini naik” Tawarnya menunujukan pada punggungnya sambil berlutut lebih rendah dari tubuhku
“aku berat rel” tolaku
“Sudah naik saja dulu”
Aku pun menyerah akhirnya aku naik pada punggunya dan dia sama sekali tidak merasa keberatan, bahkan dia membawaku sambil berlari, aku memekik senang, dia tertawa
Sekali lagi dia membawaku berputar-putar, aku tak henti memekik membuatnya puas tertawa mendengar ketakutanku. Hatiku sudah normal kembali dia berhasil mebuat ku senang walau pun aku mngerti apa alasan di balik semua ini.
“Aku sudah tidak merasa capek aku ingin turun”
Tanpa menunggu lagi dia membiarkanku turun dari punggunya dengan setengah membungkuk, dia masih sama tersenyum hangat padaku, hujan deras ini sudah tak mejadi penghalang bagi kami bahakan kami seperti sama menikmati titik hujan yang membasah kuyupkan tubuh kami.
Kami tiba di persimpangan aku lupa jalan mana yang harus kupilih, terpaksa kami harus mencari tempat untuk menepi mebuka posel mengaktifkan jaringan GPS.
“Aku akan membeli minum! Kau jangan kemana-mana!” Aku mengangguk semangat karna selama perjalanan tadi tenggorokanku belum sempat teraliri apapun
Aku menunggu Aplikasi GPS ku sedang loading, pikiran ku kembali di kacau kan oleh tujuan pertamaku juga kenangan masalaluku di kota ini. Semuanya menyakitkan pikiranku sendiri menyayat hatiku.
Tiba-tiba dentuman kencang terdengar menghancurkan lamunan ku, Sontak aku mendongkak pada sumber suara dengan cepat, Mataku membulat sempurna aku memekik di dalam hati yang kulihat kini dia tergeletak begitu saja dengan di banjiri darah dari kepalanya
Aku berlari
“Farelll kumohon jangan pergi”
6 notes · View notes
avisienna · 5 years
Text
Kecewa.
Bandung, 01.15
Aku membuka kembali percakapan kita di salah satu ruang obrolan yang menjadi ruang komunikasi di antara aku dan kamu, ada dua centang biru yang kau tinggalkan disana. Iya, hampir setiap aku membuka lalu menutup ruang obrolan yang sudah 3 bulan ini terdiam di tanda biru. di jam yang sama, dengan mata yang lembab, ku baca lagi semua percakapan antara aku dan kamu. dari awal pertemuan, hingga akhirnya ada perasaan nyaman setelahnya. dan pula, sampai akhirnya percakapan itu menjadi saksi bahwa aku pernah memintamu menjadi seseorang yang akan mengisi hari hariku, menjadi tempatku berkeluh kesal, menjalani hari berdua, melewati pertengkaran kecil hingga pertengkaran besar.
kenangan antara aku dan kamu terlalu enggan untuk aku hapus. lucu memang, temanku selalu mencemoh bahwa aku adalah manusia lemah yang selalu diselimuti rasa takut karena kehilanganmu. tapi aku tetap enggan dan lupa bahwa ketakutanku harusnya tidak perlu sampai sebegitunya, kan? karena kamu akan tetap pergi walau aku meminta untuk tinggal.
aku hancur entah dalam raga maupun dalam ketakutan. kamu bilang cintamu sedalam lautan, tapi aku baru tau bahwa dalamnya laut bisa membuatku mati dalam sesak.
0 notes
rahmahdiyanti · 7 years
Text
Wannacry
Dari kemarin orang orang rame bahas tentang virus wannacry. Virus yang bikin data kita, terutama dokumen kerjaan macam excel gitu kekunci dan terenskripsi. Kalo mau dibuka lagi, kita harus transfer uang ke yang bikin virus. Jahat banget nih yang bikin. Kalau emang pinter ya kerjakan hal yang bermanfaat gitu, jangan jahat sama orang :(
Nah, terus tadi siang aku buka twitter banyak yg ngetweet lucu tentang isu ini, salah satunya bilang ‘virus wannacry sesungguhnya adalah foto foto mantan di laptop’. Spontan tweetnya aku bacain ke temen temen kerja. Mereka ketawa, ujungnya kita malah ngomongin mantan #eaa
Salah satu temenku cerita, dia baru bisa hapusin foto sama mantan di pc itu beberapa hari sebelum nikah, itupun pake acara nangis baper dulu. Hihi. Ada juga yang semua barang pemberian mantan dibalikin lagi, karena ya males aja gitu ngeliat barang kenangan tiap hari. Apalagi kalau baru putus. Bikin susah move kaaan. Untung aja ku jarang dikasih barang sama mantan. Entahlah, mungkin mantanku pelit semua. Haha.
Tapi menghapus kenangan itu pasti susah, terutama kenangan yang ada dalam hati dan pikiran. Foto bisa aja dihapus, tapi kenangan akan abadi dalam ingatan (ya selama lo ga amnesia).
Mungkin ada yang ketika berpisah kemudian dengan mudah menghapus foto foto sama sang mantan. Adapula yang susaaah pisan. Perlu kekuatan ekstra macam temenku tadi (dan aku juga gitu sih). Makanya, ketika handphone kemarin ilang, ada sedikit kesyukuran. Gue ga usah baper ngehapusin foto kenangan, mereka ilang dengan sendirinya. Ya meski ada sih yang sudah ke backup di penyimpanan internet. Tapi toh akan jarang sekali dibuka.
Urusan kenangan sama mantan dan perintilannya, emang bikin baper. Ya gasih? Salah satu tema diskusi kami tadi adalah perlu ga sih ketemu sama mantan sebelum nikah? Buat aku, sebelum kita memutuskan buat berumah tangga, segala macam urusan di masa lalu harus udah kelar. Selesai. Tuntas. The end. Fin. Ga boleh ada ganjalan, terutama tentang perasaan. Kalo perlu ketemu, ya ketemu. Beresin. Yakinin bahwa kita udah ga ada urusan sama masa lalu. Kan ada aja tuh yang berpisahnya ga baik baik, jadi masih ada rasa penasaran. Kalau pisah dengan baik, ga ada apa-apa lagi ya ga ketemu juga ga apa apa. Tadi ada juga temanku bilang, dia ga mau lagi ketemu mantannya. Apalagi saat ini temenku ini lagi nyiapin nikahan. Dia takut kalau mereka ketemu, malah dia ga jadi nikah, karena dia sama si mantan putus bukan karena merekanya udah ga cinta, tapi karena keadaan aja. Karena mereka beda suku dan beda tradisi.
Emang sih ketemu mantan pas mau nikah itu beresiko. Satu sisi kita ingin seluruh perasaan dan ganjalan tertuntaskan. Di sisi lain, resiko gagal nikah karena pengen balikan lagi sama mantan juga lumayan besar. Macam film Hari untuk Amanda gitu. Hehehe
Jadi, mending ketemu mantan dulu ga sebelum nikah? Ya buatku ngapain sih kalo emang semua urusan kalian udah selesai.
Perihal hapus menghapus foto yang bikin baper parah itu.. Hmm.. susah menghapusnya bisajadi bukan karena masih cinta sama si mantan. Bukan berarti masih ada perasaan. Tapi sayang aja gitu. Sayang sama memorinya, effort kita buat dapetin foto itu, ya sayang aja sama kenangannya. Bukan sayang sama orangnya..
Apapun itu, aku udah sering bilang: tak ada yang benar benar hilang dalam ingatan. Foto bisa dihapus, tapi memori di kepala, sedikitnya akan selalu ada. Wajarlah. Namanya juga pernah sayang, pernah dekat. Tapi, yaudah. Gitu aja.
Jadi.. kamu masih wannacry ga kalo liat foto mantan? 😂😁😅
1 note · View note
mutiayasmin98 · 8 years
Text
Berlian
Kita semua telah berpencar. Berpisah. Meninggalkan kenangan indah yang sayang untuk di hapus dari memori. Kita semua, Ya, kita semua yang ada di masa lampau. Masa terindahku sebenarnya bukan waktu aku SMA. SMP malah. Lebih tepatnya kelas 9. Akhir masa SMP. Aku masih terlalu kecil untuk mengenal kalimat menyukai seseorang, tapi aku sudah merasakannya. Dan saat itu juga merasakan sakit hati. Cinta. Suka. Perhatian. Hati. Aku benci kata kata itu sekarang. Akhir smp ku itu ku habis kan di tempat bimbel tercinta. Ketemu mas mas SMA sang idola, mereka tak mengenal umur. Bersedia main dengan abg labil seperti ku, dan mereka mengajariku kebersamaan. Aku pun di ajari tentang kepedulian oleh manajer bimbel tersebut. Kenangan berlian tersebut susah untuk di ceritakan. Tapi aku sedang rindu. Rindu waktu aku menerjang hujan pulang les. Rindu waktu kami menghabiskan week end dengan bakar bakar. Rindu pula waktu kamu semua berpisah ketika selesai UN. Sial, Aku benar benar rindu mereka malam ini. Kenapa semuanya akan Dan harus pergi? Samakah keadaan bila kami semua di pertemukan kembali. Aku sedang rindu Sangat rindu Masih semarang, 3 februari 2017 23.58
0 notes
itsjournalfi · 3 years
Text
#cerpendeksekali
[-]
Semenjak aku mengenal kata ‘pengkhianatan,' ku pikir aku tak akan merasakan bahagia yang paripurna. Tak percaya lagi akan komitmen dalam hubungan. Bersamanya, aku pun kehilangan cinta yang utuh dalam keluarga kecilku.
Namun aku tak tahu tentang rasa ini. Intinya aku selalu senang jika berada di dekatnya. Hari-hariku di sekolah menjadi lebih berwarna. Senyumku karenanya mengiringiku sampai di rumah. Apa ini hanya perasaan yang sepihak? Apa dia memang baik pada setiap orang? Apa aku yang ke PD an?
Kriiing. Kriiiiing. Kriiiiiiiiiiing.
Bel masuk berbunyi. Aku harus segera masuk ke kelas. Segera aku tandaskan sisa es teh di hadapanku. Sebenarnya masih ingin kutuliskan beberapa kalimat dalam diary ku. Suasana kantin siang ini memang sedang sedikit lengang, membuatku nyaman menghabiskan waktu istirahat di kantin sambil membaca buku. Namun aku ingat guru Bahasa Indonesiaku sangat disiplin, kalau aku telat masuk sedetik saja, sekakmat sudah. Aku menuju kelas dengan setengah berlari.
“Loh, kok pada belum masuk?” Tanyaku pada teman sekelas, lalu aku membuka halaman belakang buku diary memastikan tidak salah lihat jam pelajaran. Aku sengaja menuliskan schedule di diary agar tidak lupa. Karena buku mungil berwarna biru itu selalu kubawa ke mana saja.
“Emang kamu ngga tau, Nis? Bu Murjani kan hari ini ngga masuk," jawab salah satu teman kelasku yang sedang asyik ngobrol di depan kelas.
“Katanya sih lagi dinas di luar kota.” Pertanyaan dalam pikiranku seolah diketahui oleh teman di sebelahnya.
“Oh, terima kasih ya, infonya.” Sambil ku tersenyum, di balas senyum oleh mereka yang tak kalah ramahnya.
Namaku Nisrina Basmah Hidayat, dua kata pertama adalah pemberian ibuku. Sedangkan Hidayat adalah nama keluarga besar ayah. Kedua orang tuaku ingin aku menjadi anak yang bisa bermanfaat untuk orang banyak, menyebarkan aroma kebaikan pada sesama. Basmah sendiri katanya agar aku menjadi wanita yang ramah dan murah senyum.
“Anak ayah kalau lagi senyum manis banget. Apalagi lesung pipinya ini bikin tambah cantik.” Sambil mencubit kedua pipiku dan memadukan hidungnya dengan hidungku.
“Siapa dulu dong ibunya," ucap ibu.
“Sakit, Pa.” Gelak tawa kami bertiga membuat keluarga kecil kami menjadi keluarga impian setiap pasangan.
Namun tidak dengan sekarang. Semua itu telah menjadi kenangan manis yang tak mungkin terulang.
Usiaku saat itu masih tujuh tahun dan yang aku ingat selama itu adalah bayang-bayang bahagia yang terjadi dalam rumah mungil itu. Namun di akhir kelas tiga Sekolah Dasar, aku pernah bermimpi kedua orang tuaku bertengkar. Ayah memaki ibu habis-habisan dan ibu mengelaknya hingga ibu menangis dan akhirnya kabur dari rumah saat itu juga, sedangkan di luar sedang hujan lebat.
Bukan mimpi. Iya. Itu nyata. Tengah malam aku terjaga karena mendengar pertengkaran. Aku benar-benar tidak tahu apa yang telah terjadi. Ayah segera ke kamar dan memelukku karena aku pucat ketakutan.
“Ibu ke mana, Yah?”
“Biarkan ibumu pergi," ucap ayah terdengar sangat marah.
“Susul ibu, Yah! Di luar hujan lebat.” Aku memohon. Namun ayah dialihkan oleh suara telepon dari gawainya. Dan seketika ayah pergi tanpa pamit padaku. Malam itu aku sendiri di dalam rumah. Menutup seluruh tubuhku dengan selimut dan menangis semalaman antara takut dan ke tidak tahu an akan yang tengah terjadi.
Pukul tiga pagi ayah kembali untuk menjemputku menuju rumah sakit. Aku tahu ibu pergi dalam keadaan hati sedih dan emosi. Hingga ibu mengalami kecelakaan tunggal hingga tidak terselamatkan.
*
“Malam itu kecurigaan ayah sudah tak tertahankan. Ayah membuka ponsel ibumu ketika ibu sudah terlelap. Ayah mengetahui semuanya saat itu juga. Kecurigaan ayah benar. Ibumu selingkuh dengan teman kantornya. Seketika emosi ayah naik dan menyangka ibumu sudah berhubungan dengannya telah lama. Isi chat dan panggilan WA tertera semenjak tiga bulan yang lalu. Saat ayah dinas satu bulan di luar kota.” Aku masih dalam dekapan ayah pada malamnya setelah ibu di kebumikan.
“Ayah sangat kecewa. Tega sekali ibu mengkhianati ayah.” Ayah mulai menangis. Aku masih diam dan mencerna perkataan ayah.
Ayah meneruskan. “Ibumu pergi. Ayah biarkan ibu pergi di tengah hujan yang lebat. Ayah sudah terlanjur kecewa sehingga ayah enggan mengejarnya. Maafkan ayah, Nak.” Kurasakan begitu terpukulnya ayah saat ini. Pelukannya semakin erat. “Ayah tahu. Seharusnya ayah tidak langsung emosi saat itu. Tapi ayah sudah terlalu merasa dikhianati.”
Ku hadapkan wajahku pada ayah. “Sudah, Yah. Jangan menangis lagi.” Aku menangis karena kepergian ibu, namun ada rasa kecewa terselip dalam hati terdalamku. Aku pun merasakan akhir-akhir ibu berbeda sikap padaku, lebih mementingkan pekerjaannya dari pada mengajariku membuat PR, lebih mementingkan telepon dari seseorang dari pada menyuapiku, lebih sering berada di kantor dari pada menemaniku jika ingin ke mall. Aku merasakan kejanggalan itu. Tapi aku diam dan menoleransi pada pekerjaan ibu yang mungkin memang tidak bisa ditinggalkan. Aku kecewa karena ibu telah menyakiti perasaan ayah. Aku sedih, tak ada sosok ibu lagi dalam hidupku.
Setelah perpisahan itu terjadi aku tinggal berdua bersama ayah. Kasih sayangnya tak berkurang sedikit pun. Ayah selalu berkata padaku supaya tidak menyimpan sedikit pun benci pada ibu, dan harus lebih mengingat kebaikan-kebaikan ibu selama ini.
Sampai sekarang duduk di bangku SMA, aku masih suka teringat ibu dan kebahagiaan-kebahagiaan yang pernah tercipta. Ayah selalu membuatku tidak merasa kesepian ketika di rumah. Namun tidak jika berada di kelas. Aku adalah Nisrina yang ramah, pendiam, lebih mementingkan nilai daripada urusan cinta meski pun teman-temanku sering kali menjodoh-jodohkanku. Aku selalu berusaha belajar dengan giat untuk membahagiakan ayah, dan ibuku di alam sana.
Seperti biasa jika pelajaran kosong kemerdekaan serasa menjadi milik semua warga kelas. Di bagian belakang ruang kelas ada Sandra dan kawan-kawan yang sedang membuat video tik tok. Katanya sih lagi membangun akun tik tok nya biar dapat endorse dan bisa menambah uang jajannya nanti. Awalnya aku kontra dengan aplikasi yang satu ini, bahkan pernah aku instal dan langsung aku hapus karena merasa tidak ada faedahnya menonton seperti itu. Namun hanya aku yang kurang melihat dari sudut pandang lain, ternyata bisa digunakan untuk hal yang positif, tergantung pemakainya saja. Di sisi lain ada Fandi yang sedang sibuk menggambar, ada Ferly yang sedang men scroll akun instagram nya. Ada Aura and the gank sedang nonton bareng drama Korea.
Sedangkan aku lebih memilih ke perpustakaan untuk membaca buku pelajaran atau mencari novel terbaru.
Setiap rak ku telusuri untuk mencari buku cetak Matematika. “Aww ....” Sebuah buku terjatuh dari rak atas. Mungkin penataannya kurang pas sehingga jatuh menimpa pundakku.
“Kamu ngga papa?” Tiba-tiba suara familier terdengar dari lorong buku sebelah.
“Ngga papa kok. Cuma kaget aja.” Sambil kupegangi pundakku yang masih sedikit pegal. “Kok kamu di sini?”
“Bukannya ini tempat umum? Jadi siapa pun boleh ke sini dong.”
Sial. “Iya. Maksudku ....”
“Sudahlah.” Iya tersenyum. “Kamu lagi mencari buku apa, Nis?”
“Ini lagi nyari buku paket Biologi. Mau baca-baca aja.”
“Idih. Rajin ya jangan kerajinan atuh, bagi-bagi tuh pintarnya.” Aku timpuk pundaknya dengan buku yang aku pegang. Aku tahu batasan. Kebetulan Sam tinggal di Pondok Pesantren Darul ‘Ulum satu yayasan dengan SMA Bakti Husada ini. Sebenarnya aku juga ingin sekali mondok, tapi aku ingin menemani ayah di rumah. Ayah pun membebaskan aku untuk mondok atau tidak.
“Yeee.” Aku paling tidak suka kalau di puji begini. “Setiap orang tuh punya potensi masing-masing. Siapa yang mau berusaha ia akan sukses.”
“Asiap bos.” Seperti biasa Sam selalu terlihat ceria. Dia selalu memujiku meski aku tahu dalam pelajaran Kimia ia selalu lebih unggul dariku. Sam memang terlihat santai dan jarang belajar tapi ia selalu berhasil membuat teman sekelas kagum. Nilai Kimianya selalu seratus dan pelajaran lainnya tak pernah kurang dari delapan. Di tambah lagi ketampanannya saat memimpin tim basketnya bertambah berkali-kali lipat. Cewek mana yang tidak kagum dengannya. Namun tidak dengan aku. Aku terlalu fokus pada nilai. Kegeniusan Sam membuat aku makin tertantang dan belajar dengan giat supaya posisiku di peringkat satu tidak pernah tergantikan olehnya. Katanya sih yang pintar akan kalah dengan yang rajin. Mungkin itu adalah definisi antara aku dan Sam.
Apakah Nisrina dan Sam berjodoh?😂
Terlepas dari kehilangan cinta pertama yang membuat ia teramat sedih, menjadikan ia murung berhari-hari bahkan bertahun-tahun. Namun ada sosok ayah tercinta yang selalu menjadi penasihat, teman, pendidik dari rumah, dan peran ayah yang tak bisa tergantikan.
Bahagia itu berbagai rupa. Ada yang mendefinisikan bahagia itu ketika sudah sukses mendapat pekerjaan bagus, sukses mendapat gelar akademik, ketika bisa berlibur ke luar negeri. Ada yang mendefinisikan bahagia ketika bisa berkumpul sekeluarga dan bercengkerama bersama, ketika bisa berbagi kepada yang kurang mampu. Bahagia bermacam-macam. Hak masing-masing orang untuk mendapat kebahagiaannya.
Semoga setelah bertemu dengan Sam, menjadi awal yang baik. Nisrina menjadi riang dan gembira selama di sekolaaah:D :D :D
Jika ada kesamaan nama, tempat, kisah. Hanyalah kebetulan biasa😉
-Purwokerto/2021
0 notes
wadah-kata · 5 years
Text
BAPER
Seberapa sering kamu merasa baper? Setiap hari? Seminggu? Sebulan? Atau malah setiap detik?
Baper konteks ini tau lah ya..
Baper konteksnya anak muda, baperin si do'i, atau baperin do'i nya orang, atau mudah melting soal menyoal begituan. Wkwk, yah itulah pokoknya..
BTW, aku hampir lupa kapan terakhir baper, karena kata "baper" sudah ku delete dari kamus ku. Bukan hal mudah buat delete hal begitu, namanya juga perempuan semuanya bawa perasaan, dipantik dikit jadi baper.
Menurutmu kenapa harus delete kata "baper"? Karena kata ini yang membuat sebagian pemuda jadi lemah, jadi bucin alias budak cinta, dikit² baper, denger lagu dikit ambyar, digombalin dikit melting, setiap waktu perasaannya diisi sama hal² yang buat melow. Duh, menurutmu hal begitu akan baik² saja untuk diri kita? Absolutly, not. Kehidupan kita berputar dengan hal² yg melemahkan. Terutama buat kamu para pemuda, padahal kamu tau kan bahwa pemuda identik dengan semangatnya yang membara, dengan energinya yang luar biasa, yang dituding sebagai agent of change. Menurutmu pemuda akan menjadi agent of change dengan segala kebaperannya, dengan segala tingkah melownya, dengan bucin yg melekat erat di kehidupannya? Fikirannya dan perasaannya akan habis dimakan baper.
"Neng setasiun balapan, kota solo sing dadi kenangan, koe karo aku.."
1 dari sekian lagu ambyar yg digandrungi kaum muda. Butuh waktu beberapa saat untuk bangkit lagi dari perasaan ambyar itu dan itu menguras waktu bukan?
Salah satu tipsnya yg ku lakukan adalah hapus semua lagu baper, iya semua, mau yang Indonesia atau Korea atau bahasa apapun lah. Lagu baper adalah salah satu penyebabnya, apalagi kalo kamu dengerin setiap waktu, aaahhh ambyar sudah hatimu.
Mau bagaimana pun pasti kamu tetap akan denger lagu baper selain di playlist lagumu, dari teman yg sukanya tiba² nyanyi misal, atau dari sound di tempat perbelanjaan.
Maka, siapkan tameng baper ke-2..
Bersikap dan berkata se-wajar mungkin atau gak over ekspresi pada lawan jenis. Ini ngaruh banget, seekspresif apapun kamu coba deh kalo di depan cowok aja kamu tahan ekspresi atau berekspresi datar. Maka lawan bicaramu bisa jadi juga akan membalas ekspresi yang sama.
Aduh capek nulis, intinya kelola perasaan, jangan mudah diperbudak dengan perasaan, tempatkan pada waktu dan tempat yg tepat. Sampai saat ini mau aku digombalin bagaimana pun aku jadi kebal, wkwk. Ya, karena aku mencoba mengelola dengan tepat dan mencoba untuk memikirkan hal lain yg jauh lebih penting.
0 notes
riedanhs · 5 years
Text
Kembaliku, setelah tutup kenangan.
Aku kembali mencoba mengotori background putih ini dengan tulisan yang sederhana. Sesederhana orang yang berada dibalik kekuatanku sekarang. 
Setelah sekian tahun, aku menutup. Bertahan menjadi seorang egois untuk melindungi diri sendiri. Menjadi seorang pengecut yang tidak berani untuk membuka lembaran masalalu.  Membentengi diri untuk tidak seperti dulu. Bahkan aku berusaha menghapus masalalu, ah sial nyatanya tidak semua bisa ku hapus. Nyatanya aku masih lemah ya walaupun tidak serapuh dulu.
Huh ada yang salah dengan aku yang sekarang. Aku yang sekarang tumbuh dengan sangat hati-hati bahkan terlalu hati-hati untuk orang lain. Mungkin karena aku belum benar-benar pulih. Yang sekarang harus ku jaga agar tidak seluka dulu bahkan jangan sampai lebih luka dari dulu. Memar aja lah biar bisa sembuh dengan sendirinya. Obat? tidak aku sudah tidak punya obat untuk diriku sendiri.  
Aku seperti kehilangan diriku sendiri hehe..
Aku yang sekarang tumbuh bersama topeng senyuman, entah aku yang terlalu berobsesi untuk tidak terlihat lemah dihadapan oranglain atau aku yang sekarang tidak menemukan tempat bernama nyaman selain Tuhan dan kamu. 
Bagaimana kamu yang sekarang? pasti bahagia selalu bersamamu. 
Perihal bahagiaku yang sekarang, sesederhana melihat sekitarku bahagia. Cukup, rasanya aku sudah tidak mempunyai ukuran bahagia untuk aku sendiri. 
Sudah menemukan semestamu kan? hehe...
Perihal semestaku yang sekarang... Alhmadulillah. Yaaaa setiap semesta punya kurang lebihnya sendiri sendiri kan, aku percaya pasti akan lebih baik seiring berjalannya waktu. Bukannya pengalaman adalah guru terbaik dalam hidup:) Aku sering berandai-andai ah coba semestaku kamu pasti hidupku tidak seberantakan ini hehe. Tapiiii aku sadar porsi mu hanya sebagai motivator tidak lebih dari itu dihidupku. Hmmmm kadang aku merasa ada yang salah dengan aku dan semestaku yang sekarang. Entah apa yang salah, tapi aku hanya mencoba untuk tidak sejatuh dulu agar tidak terluka karena aku tau tidak akan ada lagi yang membuatku bangkit. 
Bagaimana menurutmu aku yang sekarang sudah kuat atau masih serapuh dulu?
Kuat dong buktinya aku tidak sesering dulu menangis, aku tidak mudah mengeluh. Tapi untuk selalu terbuka aku masih sulit. Aku tidak semanja dulu. akuuuu. Itu semua belum cukup ya untuk menunjukkan kekuatanku, ayo sini lomba lari tapi kamu merangkak aku yang lari yaaa, biar aku menang hehe. I know you know me so well.
Hei ingat dulu yang mengajariku sekuat ini, kamu. Terimakasih yaaa:)
0 notes
nurilaniwindira · 5 years
Text
Rancu rasa
Ku ingin marah, melampiaskan, tapi ku hanyalah sendiri disini. Inginku keluhkan pada siapa saja yang ada, bahwa hati ku kecewa.
Aku tak sanggup bila sendiri, tanpa dirimu ada disisiku, cepatlah pulang, aku menunggumu.
Bantu aku membencimu, ku terlalu mencintaimu, dirimu begitu berarti untuk ku.
Bila yang tertulis untukku, adalah yang terbaik untukmu, kan ku jadikan kau kenangan yangvterindah dalam hidup ku, namun takkan mudah bagiku meninggalkan jejak hidupmu yang tlah terukir abadi sebagai kenangan yang terindah
Teringat ku teringat pada janjimu ku terikat, hanya sekejap ku berdiri kulakukan sepenuh hati, perduli ku perduli, siang dan malam yang berganti, sedih ku ini tak ada arti, jika kau lah sandaran hati.
Jangan, kau pilih dia, pilih lah aku yang mampu mencintamu lebih dari dia, bukan ku ingin merebut mu dari sahabatku, namun kau tau, cinta tak bisa, tak bisa kau salahkan.
Andai ku ulang waktu, ku kan kembali ke masa itu dan ku kan hindari kesalahan ku, kisah kasih syahdu, sayang semua berlalu, akan kah kembali kisah itu, ku tak tau.
*berat hati menerima kehilanganmu, tegarkan aku saat kau memilih dirinya
Pergi cinta, lupakanlah aku cinta, kurelakan dia ada dipelukmu, pergi cinta, hapus bayanganku cinta bahagiakan dia cinta, sampai akhir waktu engkau bersamanya
Yang kupinta hanya kau selalu ada, ku kan bersamamu hingga saat tiba
Kini harus aku lewati, sepi hariku tanpa dirimu lagi, biarkan kini ku berdiri melawan waktu tuk melupakanmu, walau pedih hati namun aku bertahan
Tahukah kamu.. Semalam tadi aku menangis, mengingatmu, mengenangmu.. Mungkin hati ku terluka dalam atau selalu terukirkan kenangan KITA
0 notes