#jurnal satubumikita
Explore tagged Tumblr posts
Video
youtube
Sedikit video dokumentasi kegiatan komunitas satubumikita, yaitu #SabukiOlahraga lari pagi keliling jalan kota Bandung, setiap akhir pekan. Di shoot tiap akhir pekan di bulan Februari dan Maret 2017. Mari bergabung guys.
Music : Jonn watts - Walking in the woods Botlle Smoker - Slow Mo Smile -------------- -------------- Komunitas satubumikita, merupakan komunitas penggiat alam amatir dan wisata yang berada di kota Bandung, sejak tahun 2011. Instagram & twitter : @satubumikita Group facebook : Komunitas satubumikita Blog : satubumikita.blogspot.com Group Line : add dulu adminnya tyuniar93 email : [email protected] ------------------- sabuki olahraga komunitas satubumikita satubumikita bandung lari keliling kota bandung bandung city run running in bandung city
0 notes
Photo
Jurnal satubumikita #21 : Sejenak Menjelajah Gunung Kerenceng
Baca tulisannya di聽 sini -> http://satubumikita.blogspot.com/2013/12/jurnal-satubumikita-21-sejenak.html
Terima kasih.
0 notes
Photo
Jurnal satubumikita #20 :
Sejenak bersama Galunggung & Kampung Naga
untuk membaca silahkan kunjungi blog kami :
http://satubumikita.blogspot.com/2013/11/jurnal-satubumikita-20-bersama.html?spref=fb
1 note
路
View note
Photo
Catatan Perjalanan: Pendakian Gunung Slamet
Oleh Siti Robiah (Ceceu)
Gunung Slamet (3.432 mpdl ) adalah gunung tertinggi di Jawa setelah Gunung Semeru di Jawa Timur. Berbentuk kerucut / Strato serta memiliki kawah yang masih aktif dan luas. Letusan besar terakhir terjadi pada tanggal 13 juli 1988, yang menimbulkan lidah api dan semburan lava pijar setinggi 300 meter. Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, dan Brebes. Dengan posisi geografis 7掳14, 30' LS dan 109掳12, 30' BT.
Untuk mencapai puncak Gunung Slamet, kita bisa melalui beberapa jalur: dari Utara via Gambuhan-Jurang mangu, dari Selatan via Baturaden - Gunung Malang, dan Timur via Bobotsari - Bambangan. Jalur yang paling dekat dan lebih aman adalah dari Bambangan dan Jurang mangu, yang merupakan jalur yang dianjurkan. Sedangkan jalur Baturaden sebaiknya dihindari karena banyak ditumbuhi rumput-rumput liar dan medannya terjal serta berbahaya.
***
Dari berbagai informasi
yang saya kumpulkan. Berangkatlah saya pukul 17.30 dari kantor meluncur menuju pull bis BUDIMAN di Cimahi karena kebetulan sebelumnya Nuni sudah beli tiket bis BUDIMAN jurusan Purwokerto dan kali ini yang ikut lumayan rame ada 12 orang. Sampai pull BUDIMAN tepat pukul 18.10 dan ternyata yang lain belum dateng.聽 Dan, akhirnya satu per satu datang, sampai akhirnya bus melaju tepat pukul 18.48. Yaah, waktunya tidur. Dan diiringi lagu nostalgia Ebiet G ade, Betharia Sonatha, dan entahlah.
Tepat pukul 23.20 bis berhenti di Rest Area khusus bis BUDIMAN di daerah Ciamis. Kamipun mendapat聽 makan malem gratiis, dengan menu yang lumayan, hehehe. Bis kembali melaju pukul 00.00, waktu nya mengisi tenaga untuk perjalanan besok, tidur lagi dan lagi. Dan sampailah kami di terminal Purwokerto tepat pukul 03.45.聽 Kamipun langsung beristirahat di depan toko-toko yang berjualan di kawasan terminal sementara 2 orang teman kami mencari tumpangan angkot untuk menngantarkan kami ke basecamp di Bambangan. Akhirnya kami sepakat untuk menyewa angkot dengan harga sewa yg cukup mahal, hehehe. Ga apa apalah yang penting kami nyampe sepagi mungkin. Angkot melaju tepat pukul 04.30 dan sampai ke basecamp Bambangan tepat pukul 05.40. Dan kami langsung daftar dan diharuskan membawa materai Rp.6000, identitas diri dan membayar retribusi senilai Rp.5000/orang.
Tepatnya pukul 06.40, dimulailah petulangan kami dengan penuh semangat. Kami mulai berjalan selangkah demi selangkah, kaki terayunkan untuk tujuan menuju ke puncak Gunung Slamet. Personil pendakian kali ini adalah聽 Otoy, Nuni, Ono, Ade, Epul, Taufik, Hesty, Mang Hendi, Panji, Gustia, Cepy dan saya. Di awal perjalanan kami melewati sebuah hutan pinus kecil, di sini jalannya rada kecil sampai menuju 聽ke Pos 1. Sesampianya di pos 1 kami pun istrirahat sejenak sembari menikmati udara sejuk khas pegunungan.
Setelah menyusuri barisan Pohon Pinus kami tiba di Pos I (Pondok Gembirung) dengan ketinggian sekitar 2.220 mdpl, sekitar pukul 09.15. Pagi itu, pendakian kami ditemani sang mentari yang cerah menemani sepanjang perjalanan, di dalam hati saya selalu berdoa agar cuaca bersahabat. Pos I ini cukup luas, dan sering digunakan pendaki untuk membangun tenda, karena pos dengan pondokan seperti ini hanya ada di Pos I, V dan VII, yang secara tempat sangat layak untuk dipakai waktu beristirahat dan menginap tanpa harus mendirikan tenda. Namun sayang sekali banyak sekali coret-coretan dari tangan jahil para pendaki. Kami beristirahat selamat 20 menit sambil menikmati pemandangan kaki Gunung Slamet. Perjalanan dari Pos I menuju Pos II memakan waktu sekitar 1 jam 20 menit dengan jalur pendakian yang panjang dan mulai vertikal. Vegetasi khas hutan tropis membuat suasana menjadi lembab dan hanya sedikit cahaya matahari yang masuk dari celah-celah pepohonan.
聽 Lengkapnya dapat di baca di http://satubumikita.blogspot.com/2013/07/catatan-perjalanan-pendakain-gunung.html
0 notes
Photo
Jurnal satubumikita: Pantai Selatan, Sudut Lain Garut
http://satubumikita.blogspot.com/2013/07/jurnal-satubumikita-18-pantai-selatan.html
0 notes
Photo
Jurnal satubumikita : Halimun, Purnama & Gunung Gede
http://satubumikita.blogspot.com/2013/06/jurnal-satubumikita-17-halimun-purnama.html
0 notes
Photo
Senja yang mendung diantara keriuhan kota dan kepadatan lalu-lintas menemani perjalanan kami di hari Jumat itu. Tak lama kemudian air dari langit tumpah ruah mengguyur bumi. Malam datang membawa gelap yang dingin. Perjalanan dari kota kembang baru dimulai, kemacetan tak terelakan di jalur yang tergenang banjir. Tujuan utama kami di hari itu adalah menuju kota Garut, kota dengan banyak sebutan; kota intan, kota dodol, swiss van java atau tatar pangirutan. Tempat yang akan sedikit satubumikita jelajahi di tatar pangirutan yaitu; Gunung Cikuray. Sebuah gunung yang bila dilihat dari kejauhan membentuk sebuah kerucut yang hampir sempurna. Setelah perjalanan di dalam elf yang penuh sesak berjejal yang bisa dikatakan over capacity. Kami pun sampai di terminal Guntur yang ramai oleh para calo-calo yang seakan menjadi buas bila berburu penumpang, berebut pecahan rupiah untuk mengisi periuk nasi, memang cukup wajar bila melihat kondisi ekonomi negara kita yang penuh ketimpangan.
Selengkapnya baca di sini: http://satubumikita.blogspot.com/2013/03/jurnal-satubumikita-15-menggapai.html
0 notes