#jakartafashionweek2019
Explore tagged Tumblr posts
Photo
“IL MARE” collection @rya_baraba present Shades Of Teal at Jakarta Fashion Week 2019 . . . 📸 : @bilahghaisani @rya_baraba @rya.baraba.id @jfwofficial #jfw2019 #wearejfw #idcreativeweek #jakartafashionweek #jakartafashionweek2019 #shadesofteal #ilmare (di Senayan City) https://www.instagram.com/p/BpV6qk2BOpp/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=dznalb0q6mku
0 notes
Photo
Walaupun @JFWOfficial Tahun ini udah selai ,,, . But yaa can’t believe that have a chance to attend Jakarta Fashion Week for 4 Years in a row, dulu pertama kali dateng JFW itu tahun 2015 dan udah ala ala nge-Vlog jadul 🤣🙈 . Alhamdulillah tahun ini berkesempatan hadir lagi dengan dua tujuan asyique 😝 Hari pertama ke JFW datang untuk mensupport Ka Indah @IndahAii salah satu Member @MUAJKT yang berhasil menjadi salah satu pemenang #MakeOverMUAHunt2018 I’m such a Proud friend, Ka Indah sukses terus ya 👏🏻😍 Hari kedua sengaja dateng untuk support para Designers, Pro MUAs, and ofcourse untuk liat Show Design-design yang akan hits di 2019 mendatang 🙌🏻 . Semoga tahun depan masih berkesempatan untuk dateng ke JFW lagi ✊🏻😆 Thanks to having me @MakeOverID . #MakeOverXJWF2019 #JFW2019 #MakeOverXJakartaFashionWeek2019 ##MakeOverID #JakartaFashionWeek2019 #MakeOverFABrunway #WeAreJFW #RoadToJFW2019 #diendianaJFW (at Jakarta Fashion Week) https://www.instagram.com/p/BpeQ88Uhcxj/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=2rlk5xqjimv
#makeovermuahunt2018#makeoverxjwf2019#jfw2019#makeoverxjakartafashionweek2019#makeoverid#jakartafashionweek2019#makeoverfabrunway#wearejfw#roadtojfw2019#diendianajfw
0 notes
Text
Sisi Halus Wanita Bak Sutra Dewangga ala Obin
Liputanviral - Ungkapan klasik 'Halus wanita, bak sutra dewangga', menjadi pedoman Josephine W. Komara alias Obin merancang kain yang didedikasikan khusus untuk para wanita Indonesia. Istilah ini, dulu sempat populer lewat lagu Wanita ciptaan Ismail Marzuki pada 1940-an. Berpegang pada kata-kata itu, Obin meracik ragam kain aneka warna yang kekinian tapi tetap tidak meninggalkan kesan autentik khas Indonesia. Sejalan dengan makna sutra dewangga yang berarti kain sutra dengan motif dan warna yang sangat indah. Obin memamerkan koleksi Sutra Dewangga ini lewat label BINhouse dalam peragaan busana di Jakarta Fashion Week 2019. Sebanyak 116 helai kain dipadupadankan menjadi 48 tampilan yang dapat menjadi inspirasi pemakaian kain sehari-hari. "Inilah yang dipersembahkan BINhouse kali ini. Kreasi kain-kain yang menjadi dasar padu padan bagi perempuan Indonesia," kata Obin dalam konferensi pers jelang show di Senayan City, Kamis (25/10). Koleksi Obin kali ini banyak bermain pada potongan, pola dan tekstur kain dalam warna-warna yang cerah. Desainer senior yang sudah berusia 63 tahun ini membagi pameran koleksinya dalam tiga sekuens berbeda.
Pada rangkaian pertama, belasan tampilan kain muncul dengan nuansa kasual. Beberapa model atasan mulai dari yang simetris hingga asimetris dipadukan dengan kain batik lilit. Kreasi warna ada yang dibuat senada dan beberapa tabrak warna. Meski begitu, sekuens ini tampak sederhana dipadukan dengan sneakers yang kekinian. Para model pun berjalan dengan santai dan nyaman seolah meninggalkan kesan formal dari kain itu. "Para model berjalan luwes dengan gayanya sendiri itu sengaja. Demi memperlihatkan sesuatu yang real, tidak kaku dan bukan dibuat-buat," kata koreografer show Panca Makmun. Kreasi pun semakin beragam pada sekuens kedua. Kain ala jumpsuit dipadankan dengan atasan yang berlipat dan berisi khas model batwing dan loosing cutting. Beberapa kain dibuat dengan teknik lipatan dan sobek-sobek untuk memberikan kesan timbul. Model bertumpuk atau layer yang diaplikasikan dengan tambahan luaran panjang hingga mata kaki dan juga selendang mendominasi pada sekuens ini. Sekuens terakhir, Obin menonjolkan kesan anggun dengan banyak bermain lewat siluet kebaya klasik seperti kutu baru yang tetap dibuat kekinian. Read the full article
0 notes
Photo
JFW19 ... . . . . . #jfw2019 #jakartafashionweek2019 #fashionweek #fashionstyle #fashionlover #fashiongram #photography #photographer #photooftheday #picoftheday #potd #instagram #igdaily #instafashion #style #fashionstyle #lifestyle #lookoftheday #whatiworetoday #ootd #awesome #fashion #beauty #beautiful #gorgeous #event #danjyohiyoji #wearedanjyohiyoji (at Senayan City) https://www.instagram.com/p/BpPURDeglfa/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1xsksbh76wbqp
#jfw2019#jakartafashionweek2019#fashionweek#fashionstyle#fashionlover#fashiongram#photography#photographer#photooftheday#picoftheday#potd#instagram#igdaily#instafashion#style#lifestyle#lookoftheday#whatiworetoday#ootd#awesome#fashion#beauty#beautiful#gorgeous#event#danjyohiyoji#wearedanjyohiyoji
0 notes
Text
Aksi Heboh Menteri Susi di Panggung Busana JFW Anne Avantie
Liputanviral - Panggung peragaan busana Anne Avantie di Jakarta Fashion Week 2019 diwarnai dengan kemunculan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Kemunculan dan aksi Menteri Susi yang menghebohkan panggung dengan dress tenun, turban, dan kacamata hitamnya. Namun ini bukan aksi heboh Menteri Susi yang pertama di panggung JFW. Untuk kali kedua, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melenggang di atas runway untuk pertunjukan busana milik Anne Avantie. Penampilannya menjadi gong pertunjukan bertajuk 'Badai Pasti Berlalu' dalam gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2019 di Senayan City Mall. Tentu bukan hal mudah bagi Anne meminta Susi untuk kembali ke panggung catwalk. Rupanya anggapan ini tak sepenuhnya benar. Justru menurut Anne, Susi sendiri yang menginginkan dirinya menjejakkan kaki di runway. "Saya seperti biasa kirim undangan supaya beliau bisa hadir. Jawabannya 'Saya jalan kan?' Lalu saya baca lagi (pesan dari beliau)," ujar Anne disusul gelak tawa awak media dalam konferensi pers jelang pertunjukannya di Press Lounge JFW 2019, Senayan City Mall, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (23/10). Keinginan Susi pun disambut antusias oleh Anne. Ia harus berjibaku dengan waktu apalagi mengingat kesibukan Susi sebagai menteri. Namun Anne mengaku ada keseruan saat fitting busana beberapa waktu jelang hari-H. "Fitting seru sekali. Dikeluarkan semua itu sepatu bot yang mungkin jumlahnya 287, kacamata keluar semua, semua dipilih (dicoba satu per satu)," ucap perempuan yang akrab disapa Bunda Anne ini. Look yang akhirnya dipilih Menteri Susi adalah dress A line dari kain tenun yang didominasi warna hitam dan semburat hijau. Susi pun mengenakan hiasan kepala berupa turban dari tenun hitam-biru. Tampilannya makin nyentrik kala kacamata hitam beradu dengan sepatu bot hitam. 'Rock' kalau kata orang. Bisa dibilang, gaya ini memang gaya yang pas untuk Susi.
Para undangan yang terdiri dari insan mode hingga selebritis seolah lupa akan aturan menonton pertunjukan mode. Mereka berdiri, hingga menginjak area catwalk demi bisa mengabadikan momen bersama Susi. Tampak 'rusuh' tetapi semua puas, semua beranjak dengan seuas senyum di wajah. Read the full article
0 notes
Text
Menanti Lenggak-lenggok Menteri Susi di Catwalk JFW 2019
Liputanviral - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti bakal melenggak-lenggok di atas catwalk bak peragawati. Dia bakal tampil memamerkan bakat peragawatinya di atas panggung Jakarta Fashion Week. Susi bakal memeragakan busana karya desainer senior Anne Avantie bertajuk "Badai Pasti Berlalu" pada gelaran Jakarta Fashion Week di Senayan City, Jakarta, Selasa (23/10). Kabar itu disebarkannya dalam sebuah unggahan video dalam akun Instagram-nya. "Untuk 10 perahu nelayan Palu dan Donggala, saya akan jalan di catwalk Jakarta Fashion Week Anne Avantie nanti malam jam 20.30 WIB di Senayan City," tulisnya. Video itu memperlihatkan Susi yang tengah bersiap untuk peragaannya malam nanti. Dia terlihat mengenakan busana berkain tenun dan headscarve bernuansa sama. https://www.instagram.com/p/BpQkkA-ARCd/?utm_source=ig_embed Dalam aksinya kali ini, Susi bakal mengenakan busana-busana yang terinspirasi dari sederet bencana alam yang melanda Tanah Air dalam beberapa waktu ke belakang. "Badai Pasti Berlalu" sendiri merupakan bentuk kepedulian Anne Avantie terhadap Palu, Donggala, dan Lombok yang 'hancur' akibat goncangan gempa dan tsunami. Ini bukan kali pertama Susi berlenggak-lenggok di atas catwalk. Sebelumnya, Susi pernah tampil dalam peragaan busana memperingati 29 tahun karier Anne Avantie dalam dunia mode pada Maret 2018 lalu. Dalam peragaan bertajuk "Sekarayu Sriwedari" itu, Susi yang biasa tampil nyentrik berlenggok penuh percaya diri dengan kebaya merah dan selendang hijau yang membuatnya terlihat lebih anggun. Tak lupa sanggul besarnya yang membuat Susi tampak seperti seorang putri. Keduanya diketahui sudah saling mengenal sejak lama. "Ibu Susi sudah jadi pelanggan saya sejak tujuh tahun lalu sebelum terkenal jadi menteri," ujar Anne soal Susi kala itu. Read the full article
0 notes
Photo
happy monday ... . . . . . #jfw2019 #jakartafashionweek2019 #fashionweek #fashionstyle #fashionlover #fashiongram #photography #photographer #photooftheday #picoftheday #potd #instagram #igdaily #instafashion #style #fashionstyle #lifestyle #lookoftheday #whatiworetoday #ootd #awesome #fashion #beauty #gorgeous #event #danjyohiyoji #wearedanjyohiyoji #kenzo (at Senayan City) https://www.instagram.com/p/BpNkvETgD7G/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1gscv0sogo1qz
#jfw2019#jakartafashionweek2019#fashionweek#fashionstyle#fashionlover#fashiongram#photography#photographer#photooftheday#picoftheday#potd#instagram#igdaily#instafashion#style#lifestyle#lookoftheday#whatiworetoday#ootd#awesome#fashion#beauty#gorgeous#event#danjyohiyoji#wearedanjyohiyoji#kenzo
0 notes
Text
Dongeng Empat Kesatria di Panggung Penutup JFW 2019
Liputanviral - Tahun demi tahun Dewi Fashion Knights mencuri perhatian para pecinta mode Indonesia sebagai gelaran penutup Jakarta Fashion Week, dan tahun demi tahun nyaris tak ada yang kecewa dengan hasil kurasinya. Demikian pula pada Jumat (26/10) malam, ketika keglamoran empat 'kesatria' membuat mata para redaktur majalah mode, desainer, atau selebriti terpukau. Mengangkat tema Heroes, DFK mendaulat brand Sejauh Mata Memandang, Byo, Rinaldy A. Yunardi dan Sean Sheila sebagai aksi penutup. Margaretha Untoro, editor in chief Dewi Magazine, keempat perancang dipilih karena memiliki gaya yang sangat berbeda satu sama lain sehingga interpretasi pahlawan pun memiliki nuansa berbeda. Label Sejauh Mata Memandang besutan Chitra Subyakto membuka parade kemarin malam di Fashion Tent, Senayan City. Seluruh material yang ia gunakan berasal dari batik tulis maupun batik cap. Chitra menuturkan bahwa koleksinya kali ini terinspirasi dongeng klasik 'Timun Mas'. "Kan (Timun Mas) bawa empat bekal saat melarikan diri (yakni), garam, duri, terasi dan biji timun. Cutting serba empat bekal ini," kata dia saat ditemui jelang pertunjukan di press lounge JFW 2019 pada Jumat (26/10). Di mata Chitra, sosok pahlawan sendiri merupakan ibu-ibu pengrajin batik yang terus menjaga kelestarian kain tradisional dengan karya-karnyanya. Chitra menghadirkan 15 look busana wanita dengan warna kuning mustard, merah, hitam dan detail motif rata-rata berwarna putih. Sejauh Mata Memandang banyak memainkan lilitan kain baik untuk atasan maupun bawahan. Namun Chitra tak menutup kemungkinan bermain dengan siluet modern seperti tank top dengan detail kancing di depan, celana longgar tanggung, celana panjang lebar atau palazo, serta outer.
Dari yang serba klasik, penikmat mode lalu diajak untuk ke dunia serba modern dan penuh aplikasi teknologi terkini. Label Byo yang digagas oleh Tommy Ambiyo Tedji dianggap mewakili sosok ksatria yang berjiwa muda, kreatif dan mampu menghadirkan karya 'kekinian'. Ia menghadirkan material berupa polyester baru. "Siluetnya atletik, ada eksperimen baru dengan tekstur tapi tetap wearable," kata Tommy soal koleksinya itu. Ia memang hanya menghadirkan blok-blok warna yang terlihat biasa seperti baby blue, pink, hijau, beidge serta cokelat. Namun jika diperhatikan lagi, Tommy berani bermain dengan tekstur. Di atas siluet serba oversized antara lain atasan, celana, rok, outer maupun jumper, ia menyematkan detail berupa potongan polyester sehingga memberikan kesan 3D atau timbul. Detail lain yang tak kalah apik ialah anyaman pada beberapa bagian busana. Detail anyaman tak semata-mata dibuat penuh tetapi ada bagian yang menyisakan lubang. Tommy sendiri mengambil corak khas Sumatera, tanah kelahirannya, dalam koleksi yang ia tampilkan tadi malam. "Karya terinspirasi dari Sumatera, di mana darah Palembang dan Riau mengalir di tubuh saya. Tema heroes kembali mengingatkan saya akan pentingnya sebuah dukungan. Orang tua, keluarga dan sahabat terdekat adalah heroes bagi saya," katanya.
Kritik Lewat Karya Busana tak hanya soal cerminan kepribadian tetapi juga media penyampaian kritik. Konsep ini ditampilkan Sean Sheila oleh Sheila Agatha dan Sean Loh yang mendaulat lingkungan hidup dan fotografer Chris Jordan sebagai pahlawan versi mereka. Busana-busana yang dibawa lalu seolah berubah menjadi 'tamparan keras' bagi manusia yang tak peduli kelestarian lingkungan dengan limbah-limbah organik. Jordan sendiri memang dikenal dengan karya seni berupa foto-foto yang fokus pada limbah dan kritiknya terhadap konsumerisme. Sheila dan Sean pun menterjemahkannya ke dalam aneka look yang rata-rata mengaplikasikan bahan plastik. Proses dekomposisi seolah mengangkat 'derajat' plastik-plastik menjadi busana seperti atasan, outer, rok bahkan celana plastik. "Kami menggambarkannya sebagai slow motion apocalypse," ujar Sheila. Mereka pun tak segan memanfaatkan bubble wrap sebagai detail. Efek 'robekan' bahkan detail lain berupa patchwork pun mereka aplikasikan.
Akhirnya, karya desainer aksesori Rinaldy A. Yunardi hadir menjadi 'gong' pertunjukan. Pertunjukannya kali ini seakan menjawab kerinduan publik akan penampilannya di DFK, yang memang terakhir kali tampil 2015. Mengambil tema 'The Faces', Rinaldy menghadirkan belasan karya yang ditujukan untuk wanita, sosok yang ia anggap pahlawan. "Faces itu aneka ragam. Saya ingin menyampaikan pesan bahwa kita enggak boleh menghakimi seseorang dari wajah. Wajah beda-beda tapi satu pencipta," kata dia jelang pertunjukan.
Penonjolan pada aksesori pada wajah, kepala hingga pundak membuat para model tak mengenakan busana 'neko-neko', cukup terusan hitam. Aneka kreasi topeng dan hiasan kepala dibuat dari beragam bahan mulai dari kristal, mutiara, juga besi. Beberapa look mengingatkan pengunjung akan sosok-sosok yang familiar seperti badut, tokoh Rita Repulsa alias musuh bebuyutan Power Ranger 'Mighty Morphin', serta sosok manusia serigala. Sebagai penutup, pria yang akrab disapa Ko Yung Yung ini menghadirkan sosok bersayap hitam dengan detail kepala berwarna merah. Ia seolah sosok malaikat maut yang siap mencabut nyawa seseorang. Read the full article
0 notes
Text
Gaya Modis Pekerja Lapangan ala Tategami
Liputanviral - Pekerja lapangan, apalagi yang bergerak di bidang manufaktur, seolah tak bebas 'bermain' dengan busana. Kerap berhubungan dengan mesin dan melawan panas terik matahari, mereka dituntut untuk mengenakan busana yang aman selama bekerja. Namun, bukan berarti kondisi sedemikian rupa harus membuat mereka lupa untuk tampil modis. Buktinya, di tangan Makoto Washizu, pekerja lapangan tetap bisa bergaya seraya tetap mengutamakan keselamatan. Desainer asal Jepang ini menawarkan ragam busana kekinian untuk para pekerja manufaktur agar tetap tampil modis saat bekerja. Di bawah label Tategami, Washizu meluncurkan koleksi anyar untuk pekerja Indonesia di gelaran Jakarta Fashion Week 2019, 20-16 Oktober. Dalam peragaan busana yang digelar di Atrium Senayan City itu, Washizu memamerkan belasan busana uniseks yang bisa dipakai perempuan dan laki-laki. Atasan yang longgar banyak mendominasi dalam peragaan itu. Soalnya, atasan longgar dinilai memberikan kenyamanan bagi para pekerja lapangan. Agar tetap modis, Washizu menghadirkan corak garis-garis dengan warna cerah.
Atasan longgar itu dikombinasikan dengan celana dan sepatu boot. Beberapa memakai sepatu hak tinggi yang dilapisi plastik berwarna 'ngejreng' tak ubahnya mantel. Penggunaan lapisan plastik itu bermaksud agar sepatu dan alas kaki terhindar dari kotor dan basah. Washizu juga tak melupakan para pekerja yang terbiasa bersentuhan dengan cat. Untuk mereka, Washizu menghadirkan busana kemeja dan celana longgar lengkap dengan celemek untuk melindungi celana. Sapu tangan yang diikat di leher membuat tampilan 'keras' itu terlihat lebih kasual dan modis. Tak cuma itu, jumpsuit dengan rompi proyek dihadirkan dengan memberikan tampilan kasual dan keleluasaan gerak saat bekerja. Aksesori seperti pengikat kabel dengan klip, tali temali, penutup telinga, hingga sapu tangan juga tak luput dihadirkan sebagai-barang yang kerap digunakan para pekerja lapangan. Membuat tampilan terlihat lebih nyentrik. Dengan ragam-ragam busana pilihannya, Washizu menghapus standar penampilan pekerja proyek yang 'keras'. Dia membuatnya tampak bergaya dan tak monoton.
Tategami sendiri merupakan label dari Negeri Sakura yang berdiri sejak 2014 lalu. Nama Tategami berarti 'bulu di tengkuk singa' yang menandakan keindahan dan berfungsi sebagai pelindung si raja hutan. Sama seperti artinya, Tategami ingin memberikan keindahan sekaligus melindungi para pemakainya saat bekerja. Bersamaan dengan peragaan Tategami ini, juga dipamerkan busana label asal Jepang lainnya seperti Yoakeh dari Zenta Yoshie. Label ini khusus menyajikan busana modest bergaya Jepang. Read the full article
0 notes
Photo
happy tuesday ... . . . . . #jfw2019 #jakartafashionweek2019 #fashionweek #fashionstyle #fashionlover #fashiongram #photography #photographer #photooftheday #picoftheday #potd #instagram #igdaily #instafashion #style #fashionstyle #lifestyle #lookoftheday #whatiworetoday #ootd #awesome #fashion #beauty #gorgeous #event #danjyohiyoji #wearedanjyohiyoji #kenzo (at Senayan City) https://www.instagram.com/p/BpQHj-QA6R_/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1i3562osjucxu
#jfw2019#jakartafashionweek2019#fashionweek#fashionstyle#fashionlover#fashiongram#photography#photographer#photooftheday#picoftheday#potd#instagram#igdaily#instafashion#style#lifestyle#lookoftheday#whatiworetoday#ootd#awesome#fashion#beauty#gorgeous#event#danjyohiyoji#wearedanjyohiyoji#kenzo
2 notes
·
View notes