#halryannell heyerdahl
Explore tagged Tumblr posts
Text
Halryannell Heyerdahl: The Abominable Mess
Oh my God. This gon’ be a very long trip down memory lane (that I somehow avoid to remember).
ORIGIN
Registrasi
Salah satu yang terkenal dari chara perdanaku di NIH ini adalah namanya yang susah, yang dikatain macem syahadat sekte sesat (cr. Tamara Winston). How did I get to pick such unspellable name, I’m not here to talk about, LOL.
Anyway, Halryannell Heyerdahl atau biasa dipanggil Ryan, sebenarnya adalah failed reborn-nya Brian X. Keith, anakku dulu waktu di IH. Hufflepuff. Ever-smiling. Kind and selfless. I wanted Halryannell to be exactly like him, terutama karena dari dulu aku udah perceived sang visu (Greyson Chance) sebagai bocah yang inosen dan tipe boy-next-door banget. Maka dengan tekad ke-newbie-an diri ini, aku pun regis Halryannell di term pertama NIH, 1795.
Background keluarga singkatnya, Halryannell lahir dari hasil incest. Bgst silsilahnya juga sulyd dijelaskan orz.
Dia punya nenek pureblood (Paulina Jose-Wellington) yang hamil di luar nikah sama seorang muggle (Felix Heyerdahl). Setelah Paulina ngelahirin Ferdinand, ayah Halryannell, Kakek Heyerdahl ini disingkirkan sama keluarga Paulina. Ferdinand juga diasingkan dan ga boleh tinggal bareng keluarga Jose-Wellington karena dia halfie. Udah gitu, Paulina dijodohin lagi sama pureblood, Alistair Avarest. Mereka nikah dan punya anak 1, Celeste Jose-Wellington Avarest, ibu Halryannell. Celeste dan Ferdinand ga tau kalau mereka punya adik/kakak. Terus mereka ga sengaja ketemu, jatuh cinta, ditentang, kabur, balik-balik dah punya bocah, disuruh pulang, bocahnya diambil, mereka disiksa sampe mati.
Halryannell akhirnya diurus sama kakeknya, Alistair. Setelah Alistair meninggal, dia diurus kakak Paulina, Hester, yang dia kira neneknya. Hester dan semua keluarga Jose-Wellington tuh love-hate relationship sama Halryannell, tapi dia seringnya diperlakukan ngga menyenangkan. Halryannell ngga tau apa-apa tentang silsilahnya sampai dia umur 12 tahun.
Basic Traits
Ryan (sebenernya aku selalu manggil Halryannell dengan “Halryannell”, bukan “Ryan” wkwk, tapi mari kita panggil Ryan aja demi kemaslahatan umat manusia) …. Jadi, Ryan basically dibekali dengan personality sbb: sweet, kind, patient, tapi kadang curigaan dan agak pemalu. Tapi, mungkin karena ada andil dari feel-ku waktu terakhir main RP as Aracheilla (IH, Slyth, emo dan pemarah), jadi waktu aku nulis Surtama tuh si Ryan tiba-tiba jadi pemarah dan violent =)) But I didn’t dig deep into it, dan nerusin basic personalities dia yang di-bold itu.
Semuanya berjalan baik-baik saja sebelum masuk Hogwarts, dan karena aku awalnya beneran pengen reborn, aku juga udah nargetin dia buat masuk Hufflepuff. But something told me to try Slytherin, ga tau kenapa??? Di IH, aku emang punya masing-masing 1 chara di tiap asrama, tapi semuanya chara cowok, kecuali Slytherin. Aku jadi kepo aja sih, gimana rasanya mainin chara cowok Slytherin. Ya udah deh, banting setir.
Ternyata pas bersosialisasi, dikit-dikit kegali sifat stubborn-nya dia, terutama waktu main sama wife-to-be Cessiyvone Flanders di Diagon Alley. Dan karena I was no pro in sniffing any Slytherin trait except them being all moody/feisty/snarky/etc., aku kuatin sifat holier-than-thou-nya Halryannell, sampai bahkan waktu selesma juga aku nekenin “Slytherin trait”-nya di sana.
Kupikir Ryan ga bakal masuk Slytherin karena post selesma yang kesannya maksa, tapi akhirnya masuk juga. Kata-kata Topi Seleksi, hebatnya, jadi salah satu batu loncatan buat aku as PM ngembangin Halryannell. It was simple yet powerful enough to keep me going:
Bukan dia tidak tahu apa yang sering dilakukan oleh bocah ini. Pembangkang, eh? Arogan? Lihat apa yang akan terjadi padamu di sekolah ini. Perjalanan masih panjang dan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Inilah kehidupan, terkadang kau sendiri tidak tahu apa yang terbaik untuk dirimu. Meski sang topi keberatan, dia akhirnya mengatakan: "SLYTHERIN!"
Whoo. I was SHOOK. Pokoknya satu paragraf dari ToSek itu mewakili perkembangan Halryannell as a whole deh. Bye.
Sifat dasar Halryannell yang terpampang di Digest awalnya adalah:
Tertutup, hati-hati, tidak banyak bicara, dan sedikit dingin. Namun, pelajaran moral yang kakeknya berikan selama sepuluh tahun tidak hilang begitu saja. Di dalam, dia adalah seorang anak yang ramah, tulus, rendah hati, serta peduli, tetapi hanya menunjukkan kepribadian ini kepada orang-orang atau saat-saat tertentu saja.
Yeah, okay. *rolls eyes*
Ya ampun kenapa esai ini terasa begitu sinis
THE JOURNEY
Truth be told, aku sebagai PM waktu itu sangat-sangat struggling nulis Halryannell, dari awal sampai akhir =)) Perjalanan penulisan dia di awal tuh sangat sulit, karena aku sama sekali merasa incapable nulis chara Slytherin. Tapi berkat bimbingan para senpai di sana, I started to flourish (I guess). Waktu itu ada CF Akbar di … mana ya? =)) Yahoo atau mIRC gitu, lupa. Terus itu jadi ajang brainstorming perkembangan chara masing-masing. Seseorang floor ide chara playboy ke CF, dan aku pun tertarik. Tentu saja itu akan jadi challenge karena aku belum pernah bikin chara cowo Slytherin apalagi cowo pleboi. Maka aku berguru sama Kak Manda dan Kak Blek, minta petuah dan playlist asik buat gali feel wkwkwk.
Halryannell ngga ujug-ujug jadi womanizer, tapi. Pada tahun pertama, kerasa banget dia tuh masih meek as a lamb, dan serbatakut buat coba apa pun. Ini dia mirroring PM-nya sih wkwk. IRP, dia sering kali nge-cover kerendahdiriannya dengan amarah dan keangkuhan. Bertahun-tahun di-abuse sama keluarganya, dikata-katain bahwa dia ga lebih dari halfblood samvah, Halryannell memendam emosinya terus-terusan sampai numpuk. Jadinya dia mudah terpantik. Dia selalu nyari waktu atau situasi buat membuktikan diri, tapi di saat bersamaan juga takut buat ngambil tantangan itu.
Contohnya, waktu di tret “ospek” Opa Hamish Fuller (HM Slytherin). Halryannell dkk diperangkap di jaring Acromantula, dan Opa Hamish ngasih dagger penyelamat mereka ke dia. Di situ sebenernya pergolakan batinnya udah mulai kerasa. Dia ngerasa conflicted: antara pede banget dan insecure abis. Ngerasa, kenapa aku yang dipilih? Apa kelebihanku dibanding yang lain? Is this even a trick to fool me into thinking that I’m somewhat valuable? Terlebih di asramanya juga kan ada keluarga tersohor kayak Sutton. Pokoknya banyak banget yang dia pikirin, sebelum akhirnya memutuskan buat nyelamatin dirinya sendiri terlebih dahulu. Dia mentingin dirinya sendiri dulu, daripada nyelamatin teman-temannya yang masing tergantung-gantung di jaring. Little did I know, this self-centrist trait would carry on.
Terus, ketika ngetret privat sama Cessi dan Angelica Dawson, sifat lainnya ke-unlock: ketika udah capek ngeladenin orang, Halryannell bisa switch mode ke smooth-talking. Di sini aku nemuin start buat ngembangin dia buat jadi pleboi seperti wacana sebelumnya. Unexpectedly bisa latihan dulu sama Cessi dan Angel wkwk.
Di samping itu, dia tetap bertahan dengan sifat inosen kekanakannya dan keramahannya, yang nanti juga akan berkembang jadi lebih sinister #heh. Dia masih suka memperlakukan orang dengan baik, kayak waktu ngerayain ulang tahun Daisy Derington secara privat. He liked to see other people happy, because of him. Despite being unconsciously selfish, dan terlepas dari insiden jaring Acromantula, menurutnya dia harus mendahulukan orang lain daripada dirinya sendiri. Ini tuh ditanam sama keluarganya, bahwa Halryannell ga pernah dan ga boleh jadi prioritas. Makanya dia di luar seolah selalu ngutamain orang lain, treating mereka dengan sangat-sangat baik, padahal itu semua dilakukan buat dirinya sendiri juga, supaya dia meninggalkan impresi yang baik. Supaya, orang-orang itu merasa berutang budi sama dia. And once they think they owe him one, he’ll come back to claim it.
THE AWAKENING
Pada musim dingin 1796, something snapped. Karena tugas Sejarah Sihir-nya, Halryannell jadi tahu sejarah kelam keluarganya, nasib kedua orang tuanya, dan silsilahnya. He’d awaken the monster buried within. Dia merasa tak bertempat, merasa semua orang ngga lebih dari pengkhianat, pembunuh, dan pembohong. Dia berusaha lari dari kenyataan, tapi malah berubah violent: physically and verbally. Halryannell menemukan cara buat menyalurkan kemarahannya, yaitu dengan menghancurkan/membakar sesuatu, supaya dia ga usah deal with it himself. Dan ketika dia ketahuan lagi emosional, dia ngamuk.
Kemampuannya buat smooth-talking itu berubah jadi negatif, ketika dia dengan sadar menyakiti orang dengan kata-katanya, tanpa merasa bersalah sama sekali. He developed this satisfaction to see people (esp women, lol) crumble because of what he said. He loved seeing them get hurt, and would even use it as his method of destruction. He laid out these layers of violence to avoid being seen as weak or even being seen as having emotion at all.
Beriring waktu, sebenarnya Halryannell juga sadar kalau ada beberapa cewek yang suka sama dia, and he took it to his advantage. Dia suka dengan perhatian-perhatian yang mereka kasih, soalnya dari kecil emang kurang kasih sayang #sad. But then again, he never took any of them seriously. Dia suka sama perhatian mereka, maka dia juga memperlakukan mereka dengan sangat baik, to keep the attention coming. Dia merasa superior, seolah dengan ditaksir cewek-cewek begitu, dia bisa membuktikan sesuatu. He even deemed the girls unworthy, just because they had these innocent feelings for him, hingga akhirnya dia beneran jatuh cinta.
Dari sekian crushes yang ada, cinta pertamanya tuh Marie Saint-Claire. Waktu itu Marie udah tunangan sama seorang Maitland. Jelas Halryannell merasa kerdil dan susah buat ngebuktiin kalau dirinya jauh lebih baik daripada klan besar itu. Dia ga punya pilihan selain tetap jadi temannya Marie, sambil diem-diem nyinyir dan marah-marah sendiri. Tapi akhirnya, karena sering bareng, mereka jadi saling jatuh cinta juga.
It was the happiest year of his life, ever, when they finally got together. Bahkan memorinya bareng Marie jadi pemantik patronusnya kelak. Meskipun gitu, Halryannell tetep ga bisa nurunin pride dan egonya, apalagi ketika dia dipilih jadi Prefek Slytherin. Whoo~ His pride took off, meskipun tetep ada insecurity yang nyempil. Walaupun di satu sisi bagus sih, dia jadi lebih bisa menghargai dirinya sendiri karena at least now he meant something, di sisi lain egonya dikipasin terus karena seolah dia megang segala kuasa. He wouldn’t stop playing around, sama sekali ngga mengindahkan perasaan Marie yang waktu itu udah jadi pacarnya. He kept playing the single man, selalu menghindar kalau Marie atau siapa pun udah ngungkit-ngungkit tentang hubungan mereka.
Owing everything to his family, and basically letting them own him, bikin Halryannell melihat suatu hubungan sebagai rantai pengekang. Ngga cuma romantically, tapi socially. Waktu itu dia ngga pernah benar-benar menganggap teman-temannya teman, tapi cuma alat buat mencapai tujuannya buat dilihat, diakui. Soalnya dia berpikir kalau it’s a matter of owing someone something, by being in any relationship, dan dia ga mau begitu.
Sampai akhirnya, Halryannell terlalu terlena dengan perasaan superiornya; dia ga sadar bahwa “aset-asetnya” pada melepaskan diri satu persatu. He was left by the people who paid him attention and fed his ego, dan semuanya terjadi karena kesalahannya sendiri. Ketika sadar, dia jadi mikir bahwa dia beneran ga pantes buat merasa lebih baik, buat ada di spotlight. Dia mikir bahwa emang harusnya dia diem aja melungker di pojok, ga terkenali, ga berarti. It was his fault to take all the limelight, and let it consume him.
So, he thought, why not cut all the ropes at once? Sebelum orang-orang terdekatnya beneran ninggalin, dia semacam ngusir mereka duluan, dengan cara-cara yang jahat dan nyakitin (basically physical harassment, tbh). Setelah itu, dia bener-bener ngerasa kosong dan sendirian.
Pada tahun kelima, he finally lost himself and everything he believed in. Di sini Halryannell sempet losing grip beberapa lama (dan PM juga sempet kehilangan muse nulis, LOL), sampai akhirnya pelan-pelan dia mulai bangkit lagi. He took off his rose-coloured glasses and began to reconsider his surroundings. Dia jadi lebih menghargai orang lain, mulai melihat teman-temannya sebagai teman sungguhan, bahkan saudara. Dia mencoba nurunin pride dan berdamai dengan orang-orang yang pernah disakitinya, and even treated them as equals (kudos, Carmine Russet!), meskipun ada sebagian relasi yang udah telanjur terbakar dan ga bisa disulam ulang.
THE DEPARTURE
Setelah field practice, Halryannell mulai merancang masa depannya. Dia ngga mau menetap di kediaman keluarganya, apalagi waktu Hester udah ngegadang-gadang acara perjodohan, setelah sebelumnya “ngga sengaja” ngebunuh Paulina. Semenjak kejadian itu, Halryannell udah merasa sama sekali bukan bagian dari Jose-Wellington yang udah membesarkannya, dan dia pengin hengkang. He thought he’d made too many damages, there’s no other way than to run away, far away. He was so consumed with learning manipulation (and other spells and curses), karena dia emang berusaha buat benar-benar mengamalkannya kelak.
Akhirnya, setelah kelulusan, Halryannell turned full evil when he massively Obliviated his family. Ini tuh sebenernya super god-mode ga sih, meskipun IRP juga aku ngerunutin kalau dia sebenernya udah sering praktik =)) to keep it subtle, however, aku ngga secara jelas deskrip kalau mantra Halryannell berhasil. Pokoknya dia cuma ngemantrain aja, terus pergi =))
Karmanya datang berwujud Cessiyvone Flanders, cewek yang dari dulu head over heels sama dia. Dari awal, Halryannell udah bersumpah ga bakal suka sama Cessi, tapi takdir berkata lain. Di setiap kesempatan, Cessi selalu ada, dan ga pernah benar-benar meninggalkan. Ketika Halryannell sadar kalau dia mulai suka sama Cessi, dia marahnya ga ketulungan. Mati-matian dia nyangkal, bahkan sampai main tangan waktu Cessi confront dia soal ini. Denial-nya parah abis sampai kayak kerasukan =)) In this case, he still thought himself too superior to fall for his most inferior (maafkan aq, Cessi). Tapi akhirnya, mau segimanapun ngelak, dia kalah juga.
Dia ngaku kalah dan berserah sama perasaannya di malam kepergiannya. Niatnya datang cuma buat cari ketenangan, ngakuin perasaan, terus pamit pergi, tapi tentu saja itu tidak berjalan semudah kelihatannya. Cessi freaked out karena lagi-lagi Halryannell harus pergi, tapi kali ini jauh. Mereka berantem hebat, tapi Halryannell masih egois dan nuntut Cessi buat ngerti keadaannya. Ketika Cessi ga mau nurut, he actually did something unforgiven; he Stupefy-ed her. Halryannell berniat buat Obliviate Cessi, kayak apa yang dilakukannya ke keluarganya. His selfishness was overbearing that he couldn’t even spare his loved one(s). Untungnya Cessi ga jadi kena Stupefy, dan mereka pun pergi ke Swedia bareng-bareng. TOXIC BANGET KALIAN HEH. *kemplang Ryan+Cessi*
Kenapa Swedia? Karena deket Norwegia, tanah kelahiran kakek Heyerdahl-nya. Halryannell ga mau langsung ke Norwegia, menurutnya itu bakal kayak “crossing the line”.
Ryan dan Cessi menghabiskan 2 atau 3 tahun gitu di Swedia. Di sana, mereka hidup sebagai muggle. Cessi bercocok tanam di rumah, dan Ryan kerja jadi kaki tangan seorang pengusaha muggle, Bosse Månsson. Semuanya baik-baik aja sebelum egonya lagi-lagi kesentil waktu Ryan di-confront sama Månsson karena dia melakukan kesalahan fatal di kerjaannya, plus terus-terusan nolak buat dijodohin sama anak Månsson. Ryan selalu bilang kalau he’s promised to another girl (Cessi), tapi Månsson ga mau tau soalnya ga ada “collateral”. Månsson justru ngatain Cessi cewek ga bener karena mau-maunya tinggal berdua sama Ryan tanpa jaminan apa-apa.
Ryan flipped out. Dia mantrain Månsson, dan nyaris gagal melarikan diri dari hajaran anak buah-anak buah Månsson. Sampai di rumah, dia berantem hebat sama Cessi, sampai bahkan mereka nyaris memutuskan buat jalan masing-masing aja. This event transformed him so much more than he’d care to admit: gone was his pride, as he realized that he might never be good enough for Cessi. Halryannell bener-bener hancur waktu itu, ngerasa ga punya apa-apa (karena udah unemployed) dan ga punya siapa-siapa (karena Cessi bilang mau pulang sendiri aja).
Nyariiis … aja dia balik jahat lagi, nyaris beneran ngusir Cessi dengan kata-kata menyakitkannya (yang sebenernya cuma defense mechanism), tapi untungnya takdir berkata lain. They settled all of their problems in the Scandinavian Peninsula, dan akhirnya memutuskan buat balik dulu ke rumah, ke Inggris.
THE “NEW” LIFE
Setelah insiden Bosse Månsson dan keributannya sama Cessi di Swedia, Halryannell mulai mempertanyakan prinsip-prinsipnya soal hubungan dan kepemilikan. Karena udah di Inggris, dia jadi bisa ketemu sama teman-teman lamanya, kayak Elizabeth Blanchett, Alexander Pascoe, dan Albert Collier. Dia jadi sering konsultasi, terutama sama Elizabeth.
Akhirnya, tahun berapa aku lupa, Halryannell memutuskan buat ngelamar Cessi. It was a nice proposal, tapi tetep aja pride-nya masih ada, karena bahkan dia ga berlutut ngelamarnya =)) He stood tall, handing out the ring. Hadeuh. Segitunya ya u, Yan.
Fast forward, Ryan nego-negolah ama keluarganya Cessi (yang tentu saja menentang), tapi karena tekad Yan-Cess udah bulet pengen kawin, mereka memutuskan buat nikah di kapel pribadi aja, cuma berdua, tanpa ngundang siapa-siapa. Udah deh, that struggling and toxic couple FINALLY united.
Terus, akun Halryannell kehapus. WAKAKAKAK.
THE SPAWNS
Sesungguhnya waktu akun Halryannell kehapus, aku sama sekali ga sedih (…….). Soalnya aku udah merasa tutup buku, kayak dia udah mencapai kebahagian hqq bersama pasangannya, jadi ya udah ga usah diterusin lagi. Tapi ternyata Ryan dan Cessi memutuskan buat beranak, dan lahirlah Madeleine. Aku sebenernya masih sulit membayangkan Ryan sebagai seorang bapak. Dia ngurusin diri sendiri aja masih belum bener, apalagi ngurusin bocah? Tapi waktu Maddy lahir, something blossomed in him, and he fell in love with his little girl.
Mungkin fatherhood memang setransformatif itu, soalnya Halryannell beneran jadi selfless banget. Prioritasnya sekarang adalah keluarga kecilnya, bukan dirinya sendiri lagi. Dia mencoba membangun hidup dan kariernya lagi dari awal, mengesampingkan semua idealismenya cuma supaya keluarganya bisa bertahan. Halryannell yang dari dulu ga pernah suka jadi budak korporat, memutuskan buat jadi apprentice Obliviator sebelum akhirnya jadi Obliviator di Kementrian (ini sebenernya ngga ada bukti IRP, cuma dicantumin di Student Digest Maddy aja, LOL).
Awalnya Ryan-Cessi berencana cuma punya 1 anak aja, tapi kemudian lahirlah Solitaire, ketika Ryan-Cessi lagi mesra-mesranya. They fell madly in love with each other all over again, every day, kurang-lebih kayak bapak-ibu Willoughby di film The Willoughbys, lah. Kadang emang separah itu.
Kalau waktu sama Maddy, Ryan macem all-prepared buat jadi bapak, sama Solitaire dia kelabakan. Pasalnya, dia sama sekali ngga punya sosok father figure dalam hidupnya. Mungkin ada kakeknya, tapi mereka sama-sama cuma beberapa tahun, dan karena kakeknya adalah bagian dari masa lalunya, Ryan perlahan juga mulai lupa sama kenangan-kenangan mereka. Dia juga ngga punya banyak temen cowok buat dijadikan panutan atau konsultan (elah, waktu itu Angkatan 1795 yang aktif cuma berapa coba, wkwkwk). Dia langsung merasa inadequate ngurusin anak cowok. Dia takut anaknya bakal jadi kayak dia. Makanya yang ngurus Solitaire lebih banyak Cessi, karena Halryannell lebih sering insecure =))
Seiring kedua anaknya tumbuh, situasi keluarganya sebenernya baik-baik aja. Bahagia, justru, kek ga ada konflik-konfliknya. Tapi Halryannell jatuhnya jadi macem pilih kasih; dia lebih sering ngobrol dan akrab sama Maddy, sementara Solitaire dicuekin—justru dia kayak takut kalau mau involve lebih jauh sama anak laki-lakinya. He’d do anything to protect Maddy from the evil outside world, but he’d do anything to protect Solitaire from the evil within himself. Halryannell ngga takut buat cerita ini-itu ke Maddy tentang masa lalunya, tapi dia sama sekali ga berani buat ngobrol apa pun sama Solitaire. Idk, he sees the boy as a threat and as the judge for all of his sins, ngerasa semua kesalahannya di masa lalu bakal keekspos sepenuhnya kalau dia membuka diri ke anak laki-lakinya. In short, he’s terrified of his own little boy.
Maddy and Solitaire’s lives took off, mereka masuk Hogwarts taun 1818 dan 1820 (respectively), terus mereka pun punya konflik kehidupan masing-masing. Di sisi lain, Halryannell dan Cessi juga mulai ga kerasan sama kehidupan mereka di Inggris. Semenjak pulang dari Swedia, sebenernya, mereka udah mengasingkan diri sama dunia luar, seolah mereka tuh bukan pulang, tapi merantau. Halryannell mulai frustrasi sama pekerjaannya, dan lama-lama dia juga jadi sering melihat hantu-hantu masa lalu berkeliaran. He thought the land was cursed. Menurutnya dia ngga bakal bisa benar-benar bahagia kalau masih di Inggris, masih berbagi napas sama orang-orang yang seharusnya udah ditinggalkannya. Dia jadi mikir, kalau selama ini tuh dia ngga memulai hidup baru, tapi mencoba menghidupi ulang kehidupannya yang lama.
The thought messed with his head, sampai sifatnya yang kasar dan meledak-ledak itu datang lagi dan jadi teror di keluarganya sendiri. Selama nyaris 20 tahun “sober”, Halryannell ngamuk lagi waktu ribut sama Cessi, mecahin barang-barang pake sihir di depan anak-anaknya, and basically fucked up. Dia mangkir dari rumah.
Tapi balik lagi, sih. Dia akhirnya ngusulin ke Cessi supaya mereka sekeluarga bener-bener pindah ke Norwegia. Iya, Norway, bukan Swedia. Menurutnya dia harus bayar dosa ke sana, semacam ngebalikin nama keluarga Heyerdahl yang udah astray ke tempat asalnya. Dia kasih tahu semua unek-uneknya ke Cessi, minta maaf karena udah meledak, blablabla. Tentu saja Cessi yang berjiwa besar itu memaafkan dan setuju buat pindah. Maddy juga setuju dan justru seneng karena ortunya udah ga bakal ribut lagi kalau mereka pindah, tapi Solitaire nolak dalam diamnya.
Di sini sebenernya Halryannell tahu bahwa amukannya waktu itu beneran ngerusak kesempatannya buat nge-restart hubungannya sama Solitaire, dan akhirnya dia memberanikan diri buat benar-benar ngobrol heart-to-heart sama Solitaire. Tentu saja itu cuma permulaan, dan “makrab” yang sebenernya bisa dinilai basa-basi doang, karena Halryannell punya banyak PR kalau mau restart semuanya. Tapi dia pikir itu bisa dilakukan nanti; mereka bakal punya banyak waktu kalau udah pindah ke Norwegia.
DAH AH. BANYAK BENER.
CONCLUSION
*menghela napas panjang*
Yang kupelajari dari Halryannell adalah … abuse is the root to his character. Dalam kasus Halryannell, dia udah mengalami abuse dari kecil, dan sayangnya ga bisa melarikan diri dari bayang-bayang itu sehingga dia sendiri juga jadi abuser. This revelation just dawned on me, tbh, after all these years. Bertahun-tahun, kekerasan itu membuat dia merasa rendah diri, tapi ketika dia punya power buat memutar balik keadaan, he abused the power itself. Dia menjadikan kekerasan sebagai tamengnya buat berlindung ketika merasa terancam—paradoks banget ga sih?? Tapi wajar juga ya :-? Dia ngga mau disakitin orang, maka dia yang nyakitin duluan.
Bahkan ketika udah diberkahi kasih sayang yang seharusnya bisa bikin dia normal, he abused the love too -__- Hadeh. Pokoknya ngga pernah ada yang cukup buat dia, karena justru dia bakal mengubah apa pun jadi berlebihan. Gimana ya. Bingung. Ga tau aku juga. Udah sebelas halaman Ms. Word nih.
POSITIFNYA APA WOI. Apa ya. He’s a fighter, I guess?? Dia selalu berjuang dan bertahan, ngga pernah bener-bener membiarkan dirinya jatuh ditimpa keadaan. Dia menganggap hidup itu permainan menang-kalah, dan dia bakal terus berusaha buat jadi pemenang.
Ya udahlah, gitu aja. ((((gitu aja))))
Have you been tuning in this far? Wkwkwk. Thank you :*
0 notes
Text
You can do it.
Of course you can do it. You are Halryannell Heyerdahl. How can you not do it? :)
1 note
·
View note
Text
Isaac Crest: The Essence of Beings
ORIGIN
Registrasi
Isaac diregis pada term Halryannell lulus banget, tanpa ada jeda wkwk. Jadi aku emang udah punya goal buat bikin karakter baru setelah Halryannell lulus, cuma awalnya pengen jeda satu term aja jadi masih bisa nerusin Halryannell pra-kelulusan, mana plotnya juga sebenernya belum beres kan. Taunya, entah kenapa waktu itu opreg 1802 hype banget, and I couldn’t help but get hyped??? Aku yang asalnya tetep bersikeras buat regis term depan pun goyah, terlebih ketika SEMUA NAMAKU UDAH DIAMBIL.
Isaac Crest should’ve been Isaac Frost atau Isaac Foster, tapi udah ada TIGA KARAKTER yang embodied each name: Isaac Hughes, Hyperion Frost, dan Penelope Foster. Panas lah w. Tapi aku tetap teguh dengan pendirianku.
Hingga aku menemukan nama temenku di registered member—beneran nama RW temenku. Aku tau dia mau regis NIH setelah IH keburu tutup pas dia baru main, dan namanya juga ngga pasaran. Godaan itu pun datang. Aku buru-buru ngontak temenku dan tanya apa itu akunnya dia.
Ternyata dia udah bikin chara, dan itu akun adiknya IRL yang sengaja ngetroll pake namanya, tanpa berniat mainin.
I was like:
Larilah aku ke tret Penggantian Nama Karakter. Lahirlah Isaac Crest.
Penamaan
Namanya terdiri dari 4 kata: Isaac Solange Foster Crest.
- Isaac, karena aku pengen hijrah ke nama yang simpel-simpel (setelah nama macem Halryannell Heyerdahl yang sesungguhnya tak berarti apa-apa, I became wiser). Been eyeing the name, too, dari dulu-dulu, kesannya bagus aja gitu.
- Solange, diambil dari karakter numpang-regisku di IO, Solange Ciar (AKA Soul). IRP Solange tuh nama cewe pilihan ibunya, yang emang ngidam anak cewe tapi ga dapet-dapet.
- Foster, surname yang tak sampai. Tapi karena aku suka, jadi tetep dipake sebagai nama tengah.
- Crest, surname dadakan yang filosofinya juga cocoklogi. Crest berarti puncak, yang bisa dimaknai sebagai puncak kejayaan, puncak hierarki, atau puncak kebekuan. Kenapa kebekuan? Karena seharusnya karakter Isaac adalah a killing machine yang ga punya hati nurani, HAHAHA.
Killua Zoldyck and Other Characters Dump
Jadi sebenernya Isaac adalah Voldemort dari horcrux-horcruxnya yang berupa karakter fiksi lain. Dia dibuat dengan berbasis karakter-karakterku di forum-forum lain yang ngga pernah beres dimainin, ditambah unsur beberapa karakter manga yang jadi inspirasi juga.
Ada 5 karakterku yang jadi basic Isaac WAKAKAK: Chandler Louis (IO), Viorel Vercingetorix (IH), Daryl Peacakes (IS), Justice Charlton (IH), dan Halryannell Heyerdahl (NIH). Hadeh. Esensi karakter mereka aku ambil dan satuin di Isaac: kasar, easy going, optimis, bully, semena-mene, nyeleneh, suka meremehkan orang, seksis, ambisius, pinter, dll. Ya gitulah. Jadi kalau dibilang original, sebenernya dia ngga original banget.
On the other hand, Isaac awalnya juga mau dibuat kayak Killua Zoldyck (Hunter X Hunter) beserta seluruh keluarganya. But that ain’t working since the beginning, lol. Killua dan The Zoldycks masih terlalu dewa untuk aku proyeksikan sendiri orz
Tapi aku tetep ambil intinya dari The Zoldycks. Ortu Killua sama-sama powerful, dan ibunya lebih western-ish, centil-centil, plus kejam. Killua punya kakak cowo dan adik cowo (yang didandanin dan dianggap cewe); ga deket sama kakaknya, tapi saling sayang banget sama adiknya. Perbedaannya, Isaac deket banget sama kakak cowoknya, Cornelius. Dia justru benci-sayang sama adiknya, Alice, karena ngerasa ibunya paling sayang sama Alice, sementara Alice sendiri sayang banget sama Isaac dan Cornelius.
Selain Killua, ada juga Kajiwara Umi dari manga Nosatsu Junkie dan Yuzuriha Kanade dari manga/anime Fukumenkei Noise. Dari mereka aku ngambil tsundere, passion, dan gentleness-nya.
Jadi intinya Isaac Crest itu tempat sampah, guys ‘ ‘b
The end.
Bercanda.
THE JOURNEY
Karena Isaac diregis pada term yang sama kayak Halryannell, tentu saja tulisanku masih Halryannell banget. Jadi ngga heran kalau di term pertama Isaac lebih kalem dan suave. He could still handle things smoothly, tanpa heboh sana-sini like he’d become huehuehue.
Isaac mulai aktif di term kedua, dan dia juga mulai berbaur sama temen-temen seangkatannya. Sadly, he totally lost his Halryannell-side dan suaveness dan class dan coolness—INTINYA, out of my control, dia perlahan berubah agak, to quote some people, alay. Anak-anak S1802 bantu ngebangun sisi easy going, heboh, dan barbar Isaac. Selama di rumah, temennya cuma Cornelius, guys, wkwkwk. He acted all gentlemanly ke semua kolega orang tuanya, termasuk anak-anak mereka. Ga pernah Isaac nyeletuk sana-sini atau bahkan ngomong di luar apa yang ibunya suruh ngomong. When he met his Slytherin pals, he kinda found his breaker of chains. Dramatis kali kamu, Nak Saac. Temen-temennya di Slytherin bikin dia jadi sangat-sangat menghargai persahabatan, dan dia beneran nganggep mereka kayak keluarga. He valued the friendship more than anything.
Awalnya aku sama sekali ga berencana buat bikin karakter pinter, ha ha ha, kapan aku se-dedicated itu buat masuk kelas hah?!?!?!?! Tapi entah kenapa, waktu ngeliat temen-temennya (terutama Penelope dan Floute), dia jadi merasa iri sama kerajinan mereka. And as his father was a bright chemist, aku memutuskan buat ngikutin feel dan bikin dia jadi kompetitif abis dan rajin ngelas. Kudos for my one and only budak poin wakakak.
Isaac di tahun pertama sampai ketiga masih childish banget, ngambek cuma karena hal-hal remeh, suka ngajak ribut ga jelas, cerewet banget mulutnya minta dicimu dilakban. But he eventually found his gentle side—the true one, ketika mulai bergaul sama temen-temen ceweknya, the girls he had looked down on and shrugged off like they didn’t matter.
Boy, was he a sensitive ass, wkwkwk. Si bocah cablak, ga mau diem itu pun menjadi lebih kalem ketika dia sering ngobrol sama mereka, mulai membuka diri dan pikiran. It turned out GIRLS HAD MORE POWER THAN HE’D EXPECTED!!! Isaac was flipped.
Slytherin trait-nya dia juga pelan-pelan mulai keluar, terlebih ketika punya semacam “musuh” cewe yang ga sengaja mancing sisi gelapnya. Isaac yang dulu cuma bisa menyelesaikan masalah dengan marah-marah ga jelas, mulai lebih tactical. He’d do anything to achieve his ends. Pride-nya juga emang setinggi itu sampe ga mau kalah dalam hal apa pun sama cewe.
Sayangnya sensibilitas adalah kelemahan terbesarnya :( He couldn’t even stand on his two feet when he found out he’d fallen in love with a girl. Selain tsundere, dia denialnya cuma satu level di bawah Halryannell (and that’s superbad). Bedanya, Isaac kalau denial ngga violent, tapi justru lembek alay minta digeprek. Dulu dia tipikal anak-anak yang jijik kalau ngebayangin suka-sukaan sama lawan jenis, kayak ga mungkin banget dia bisa suka sama cewek, iyuhhh. Gitu. Taunya, sekalinya suka langsung ambyar.
Pokoknya dia tipe yang selalu menyangkal perasaan dengan akal sehat, tapi justru jatuhnya jadi overwhelmed sama perasaan atau emosi itu sendiri. It’d gotten so bad that he couldn’t even function socially at all, and that’s saying something for a kid like him. He failed classes because of it! BRUH.
THE CLIFFHANGER
Apalah cliffhanger. Intinya plot dia masih belum beres sampe sekarang huehuehue. Saya ikut overwhelmed sama kelemahan dia =))
Tapi, Isaac yang “terpuruk” akhirnya dipaksa bangkit karena tragedi keluarganya. Bapaknya meninggal karena kecelakaan di lab; kakaknya jatuh bangkrut dan hancur karena perceraian; ibunya nikah lagi ga lama setelah bapaknya meninggal, ngeboyong adiknya ke tempat baru.
Isaac yang dulu dimanja kemewahan mau ga mau harus keluar dari Hogwarts buat kerja ngebangun reputasi keluarganya lagi. Dia udah ga punya siapa-siapa buat diandalkan, justru kakak yang biasanya nimang-nimang dia lagi hancur begitu, harus gantian dibantu. Gone was the spoiled, rich brat he used to be, dan tahu-tahu di umur kelimabelas dia dipaksa buat jadi dewasa sebelum waktunya.
CONCLUSION
Alhamdulillah Isaac Crest sudah tumbuh dengan baik, meski tidak terselesaikan *menangis di pojokan* Bocah yang asalnya barbar dan alay itu sudah berkembang menjadi pemuda independen yang gentle dan lebih open-minded.
I think I’ve rambled enough, lol. Thanks for tuning in!
0 notes
Quote
"The more deeply engaged you are with your passion, the more attractive you are."
- @XTROLOGY on twitter. Keep that on mind, yes, Halryannell? :)
1 note
·
View note
Text
Behind the Name of Halryannell Heyerdahl
Jadi ini ketemu waktu saya mau cari nama buat chara di FSSH. Kesamaan nama(?) hanyalah kebetulan belaka, atau justru terkesan maksa disama-samain =)) Entah deh, yang jelas menurut saya nama-nama di bawah ini cukup membuat saya berekspresi:
Here they are...
I made the name was just out of absurdity, seriously. The first name, Halryannell, is taken from "Ryan", my first chara's nickname. I tried to make it a nickname too, so I listed some names like Adrian and some but I was still not comfortable with the names. Then after some unnecessary contemplation, I put "Hal" and "Nnell" to complete the "Ryan" form. Then Heyerdahl. I simply picked it from Phoebe's surname (Hey Arnold! original character), because I thought it would be good if the initial of the char's first name is the same as his surname. So the name is 100% meaningless.
But then, yeah, I found these, and they're surprisingly matched his personalities. So, let's begin.
Halryannell Heyerdahl and Four Archangels' Resemblances
I. Anagram:
Halaliel Harahel Hayliel Hadraniel
Becomes: Halryannell. The double 'n' is just a bonus.
Halaliel Hayliel Hadraniel Harahel
Becomes: Heyerdahl.
II. Personalities:
Hadraniel
Hadraniel (or Hadarniel,among other variant spellings), whose name means "majesty [or greatness] of God," is an angel in Jewish Angelology assigned as gatekeeper at the second gate in heaven. He is supposed to be more than sixty myriads of parasangs (approximately 2.1 million miles) tall and a daunting figure to face.
When Moses arrived in heaven to get the Torah from God, it was said that he was speechless with awe at the sight of Hadraniel. Hadraniel didn't think Moses should have the Torah, and made him weep in fear, which caused God to appear and reprimand Hadraniel for causing problems. Hadraniel quickly decided to behave and acted as a guide for Moses.
In Gnosticism Hadraniel is only one of seven subordinates to Jehuel, prince of fire (King,p. 15). In the Zohar (55b), Hadraniel speaks to Adam about Adam's possession of the Book of the Angel Raziel, which was said to contain secret information that not even the angels knew.
Meaning: Hadraniel didn't like Moses but when God was angry at him, he acted well and treated Moses kindly. I've decided to make Halryannell a poker face, too. He acts kind to people just to get a good feedback, but inside, he's as daunting as Hadraniel. And the last paragraph explains that Halryannell is a very accomplished secret keeper.
(source: here)
Halaliel
The angel Halaliel is on record as “the lord of karma.” That is because of a peculiar message it left through the late and famous psychic Edgar Cayce, through whom it once spoke to the world.
His reference to the law of karma was that Halaliel “has made the ways that have been made heavy – but as the means for understand.” Some have suggested that his work involves the governance of the laws of karma among humans.
The strange appearance of Halaliel through Cayce, and this being’s disappearance makes this mysterious angel one to ponder over. Is he really an angel? And who determined this?
Meaning: The determination of Halaliel as an angel is still doubted and so is the determination of Halryannell. I'll make efforts to make people confused whether he is really a kind Slytherin or not. Back to the first name meaning, Halryannell is a poker face, and this name makes him more mysterious and all. People can't tell that he's being fake or what because he intends to make mixed signals. Halaliel has made ways that have been made heavy but as the means for understand, but Halryannell make ways heavier not to make people understand but to make them confused. The more confused they get, the easier it is to make them curious about his true self, and that's what he really wants: people to get lost so he can drawn them deeper into his tricky tricks.
(source: here)
Harahel
Angel of Knowledge.
Distortions:
Mental opacity, incomprehension
Rebellious, disrespectful children
Fire, burns everything on its path
Enemy of the Light
Projects doomed to failure
Manipulation of the media for personal gains
Fraud
Meaning: They are Halryannell's real personality. Enough said.
(source: here)
Hayliel
A "great and powerful" angelic prince who is mentioned in the compilation of angelic lore assembled in the Third Book of ENOCH. It is written there that Hayliel is a prince "noble and terrible," capable of swallowing the entire world in just one gulp.
Meaning: "Noble and terrible" explain Halryannell's fake-self. He can be noble and terrible at the same time.
At first glance he's a pretty face, but you find that the more your glance lingers, you wonder if this man uses that pretty face to get everything he wants. The answer is... sometimes, yeah. Hayliel believes something is not worth doing, unless you are being fairly compensated. If he must resort to using his looks to get something in return, he will.
Meaning: He'll be the sweetest angel if he wants something you have. He will make you feel like you're his world, he will sacrifice anything for you, that's just if he thinks you will give him an equal or better feedback. He always does everything on purpose, so it's kind of impossible if he's truly "just" being kind to you. Except, when you truly mean something to him.
He has difficulty expressing many emotions, and so seems to live by tough love when it comes to the young angel, Miniel, that he was sent to Winchester with. He's learning, slowly, the more he's with the other angel, and it's apparent there's a small soft spot in Hayliel's heart for Miniel. Seduction is something he's been studying as of late, as he's learned it's another way to get something you want.
Meaning: It's not easy for Halryannell to express his feelings towards anything. He may be blunt to say his opinions and may talk as he wants, but when it comes to something that includes his feelings or something that he feels too sensitive or controversial to talk about, he sometimes can't say a word about it and just shares his thoughts to himself. One needs to gain his complete trust to make him open to them.
I don't know if I should say Miniel as Marie here, because the things between Marie and Halryannell is still unclear. So, I'll just leave it there and continue about the seducing. And yes, Halryannell will learn that seducing people is another way to get something he wants.
He wants you to know that he is not your friend, and probably won’t be. If you want something from him, you better have something he wants in return. He’s kind of a douche, really. He takes care of Miniel, but he believes in tough love.
Fourth Meaning: Maybe about him wanting everyone to know that he is not anyone's friend is kind of... false, because he wants to recruit many people to believe in him, so the more people believe, the more he gets the feedback. And yes, he's kind of douche if it comes to girls or... maybe his love life.
(source: 1, 2, 3)
After I thought about it, I absolutely, definitely, undoubtfully went:
1 note
·
View note
Text
Ironic, isn't it?
So, about some days ago, Marie told me about her putting the poem I gave her into her diary/journal/whatsoever. For those who don't know who she is, well, here's the explanation:
PM: She greeted me one day, referring to my status on YM ("Need someone to flirt with.") And the day after, or some days after, she put on a status, referring to my status about lips (I forgot) then we talked and talked and talked. Until now.
Chara: She's a girl in Slytherin. My age. Nice. Really nice. A good friend to spend time with.
Anyways, I decided to see it myself on her journal. And I felt quite happy first when I saw this:
but when I scrolled down... I found this:
i thought it must've been two entries or some below her entry about me but then...
it was right below her entry about me. ha. ironic.
And then i automatically thought and quoted myself:
You're an old man. I deserve her more than you do. Wait, you don't.
Yes. he doesn't deserve her. I do.
1 note
·
View note
Text
Celeste Jose-Wellington Avarest
Halryannell's Mother :)
1 note
·
View note
Text
..
..
Ini… bego banget.
Sebenernya gue sendiri ga ngerti kenapa bisa jadi gini. Maksudnya….
Gini deh, biar gua jelasin awalnya kek begimana. Jadi, taulah yang tentang gua galau RP dan semacamnya itu, aye? Nah terus, mulai dari sana gua jadi agak ngedark dan angsty gitu…. Dan tau tentang Angelica Dawson yang seharusnya adalah objek seducing gua? nah, dia sekarang yang jadi pemeran utama di curhatan ini.
Dan, men, believe it or not, karma does fucking exist. and i hate it.
gua awalnya emang cuma pengen seduce dia dan ga bakal suka sama dia kan? as ryan, maksud gue. tapi sekarang…, mungkin karena gua merindukan terlalu banyak orang…, jadi gini akhirnya. gua udah coba tsundereing ngeIM dia di YM, tapi gue dikacangin bok T_____T entah karena dia sengaja atau gimana…. tapi emang gua dikacangin. terus…, she’s not like she was before. gua jadi bertanya2, apa gua salah? apa salahnya? maksudnya, kali ini apalagi? padahal gua udah dari awal (semenjak galau banget itu, you know) buat ngejauhin beberapa orang; act like i dont care so they can miss me like i did. TAPI NYATANYAAAA T________________________T
KENAPA GUA MASIH GALAU DAN MEREKA MASIH GA KANGEN GUEEEEEE?????
dan seharusnya emang gua bisa hiatus dulu dari twitter. gua udah disable fme, udah on ym invis terus, tapi di twitter gua masih berkicau -_- masalahnya gua ga bisa sehari ga ngetweet, men T____T
BUT ANYWAY, it’s now her turn to be missed by me. i really miss her. and for the record, i don’t want to lose her. if i lost her, i’d get nothing to lose anymore.
……………………………………………….and man, that’s pathetic.
1 note
·
View note
Text
.
Sebenernya ini bukan apa-apa. Tadi gue cuma iseng ke fme aja, terus liat mass message si angel. Nanya, siapa char favorit lu di NIH. Terus gua susurin jawaban2nya, dan pas gua liat2, ga ada nama gua. Yah, bukannya gua sedih gegara ga distalk atau gegara ga dicantumin. Gua cuma sedih aja gegara, well…. Mereka nyebutin namanama itu karena menurut mereka bagus dan pantas buat distalk kan? Nah, karena gua ga ada di listnya…, entahlah, mungkin gua ngerasa ga bagus.
And it brought me down.
I was like, kenapa nama gua (as Ryan) ga disebutin? Emang sih disebut sama Jez, tapi di box komen, setelah siapa itu dan Dave. Maksudnya, mungkin dia masukin cuma sebagai formalitas, hu? Karena bukankah yang paling kita inget itu yang bakal kita tulis di pertama. Maksudnya, misalnya gua ngelist nama nih: A, B, C, D. Nah, gua taruh A di awal gegara sesuatu kan? Misalnya, list namanama yang menurut lo kere. Gua tulis A duluan gegara menurut gua si A paling kere, ya ga?
Gua cuma ngerasa… apakah tulisan gua ga sebagus itu buat di-stalk? Ga worth stalking? It’s not that I want to be stalked, it’s just… I want people to at least think about my writing. Plus, i got a big plot to handle in the future. And baru juga awal, gua ga… cukup bagus?
Emang sih, ini rp. ngga real. dan gua udah nangis dua kali karenanya. kadang gua malah tanya diri gua sendiri, apakah ini wajar? emang sih gua harusnya lebih mikirin UN, SNMPTN yadda yadda shits that more matter? tapi ngga…. gua malah lebih stres ke sini, dan gua pingin tanya sama orang. apakah ini baik? wajar? apa yang kaya gini ga berlebihan? karena gua sedih gegara tulisan yang ga worth stalking kan, sebenernya. gua cuma… gimana ya. kesannya kek tulisan gua ga memancing sebegitu cukup perhatian dengan. ggrrhshdhsjds gimana jelasinnya ya mama T______T tulisan gua kesannya ga… menarik mata atau minat. padahal… gua udah ngerasa… enakenak aja sama tulisan gua… tapi kenapa orang lain ga nilai begitu?
dulu padahal gua ga gitu mentingin ini lagi. udah pede pede aja sama tulisan gua, tapi pas ini… gua down lagi. gua cuma…. maybe kata opa buat marie bener, we should stop impressing ppl and start to write for ourselves. tapi… bukankah kita butuh penilaian orang lain?
entah kenapa yang bikin gua sedih itu banyak, bukan karena penilaian tentang tulisan aja. gua sedih karena mungkin tanpa mengundang banyak perhatian gua belum bisa ngewujudin plot si ryan yang onoh (you know what i mean lah). gua juga sedih karena… entahlah, mungkin ini agak aneh, tapi gua ngerasa bersalah aja sama greyson. gua ngerasa gagal pake dia as visu, makanya…. gua jadi pengen minta maaf kek berdosa gitu make greyson as visu ryan dan mainin charanya kek begonoh.
dan quote of the day buat gua sekarang cuma ini:
“He’s Ryan. He can’t be Brian Keith. He can’t be Aracheilla Gueschen. He’s just Ryan.”
di situ…, gua ngerasa ngebayangin seorang Halryannell Heyerdahl yang diem di ujung sendirian, dengan penerangan seadanya. nyender di tembok, nunduk menghadap kesunyian. gua ngerasanya… sedih banget. entah karena gua terlalu berlebihan dalam blending ke chara atau apa (dan gua butuh konsultasi soal ini, btw), tapi gua ngerasa beneran sedih karena udah gagal mainin dia. pengen berhenti sekalian, tapi ga bisa ninggalin dia. ga bisa leave him behind, unfinished and abandoned. not again. ryan v.01 udah gua “agak” begituin, dan gua ga mau ini kejadian untuk yang kedua kalinya. rasa sayang dan feel gua ke dia lebih kuat sih….
and all i need now is just a friend to talk to. mau ngepoke orang takutnya mereka sibuk, takut ganggu. tapi gua butuh orang buat diajak konsul, tapi gatau siapa, dan gua juga ga mau ngerepotin. gua cuma pingin tanya…
ini wajar apa ngga?
1 note
·
View note
Text
[TUGAS MUSIM DINGIN SEJARAH SIHIR]
Asal Keluarga Besar: Inggris
Kepala Keluarga Besar Saat Ini: Hester Jose-Wellington
Domisili: Nottinghamshire, Inggris
Mayoritas Pekerjaan: Pengusaha Tinta dan Pedagang Buku-Buku
Ciri Khusus Keluarga: Berambut merah kusam, berwajah tirus
I. ETIMOLOGI
Jose-Wellington (dibaca Jous Wellingten) adalah nama percampuran dua keluarga yakni Keluarga Jose dan Keluarga Wellington yang sama-sama berdomisili di Inggris. Nama [i]Jose[/i] dan [i]Wellington[/i] sendiri diperkirakan mengandung unsur Kristiani, dengan ‘Jose’ yang berasal dari nama ‘Joseph’ (ayah dari Jesus) dan Wellington yang saat itu merupakan nama sebuah gereja.
II. SEJARAH KELUARGA JOSE-WELLINGTON
A. PERCAMPURAN NAMA
Keluarga Jose dan Keluarga Wellington adalah dua keluarga religius yang kepala keluarganya sama-sama mengabdikan diri di gereja setempat sebagai pastor. Percampuran nama keluarga ini diyakini karena adanya pernikahan seorang anak gadis dari Keluarga Jose dan anak laki-laki Keluarga Wellington. Gadis dari keluarga Jose ini adalah gadis pertama yang dipinang alih-alih mengabdikan diri kepada Tuhan sebagai biarawati. Oleh karena itu, pihak keluarga sang gadis diperkirakan tidak ingin menghilangkan nama keluarga mereka di belakang nama sang gadis, sehingga akhirnya kedua belah pihak keluarga memutuskan untuk menggabungkan nama keluarga mereka menjadi satu.
Sejak saat itu, para anak gadis Jose-Wellington harus selalu menyisipkan nama belakang mereka di depan nama belakang para suami dan dilarang kelas untuk mengganti atau menghilangkannya sama sekali, dan karena anehnya kebanyakan keturunan Keluarga Jose-Wellington adalah perempuan, peraturan keluarga ini semakin ditegaskan.
B. PEKERJAAN MAYORITAS
Pada sekitar abad ke-12, Keluarga Jose-Wellington mulai tak sepenuhnya menomorsatukan kegiatan gereja. Cukup banyak anggota keluarga yang lebih memilih untuk bergelut di bidang produksi tekstil, pertambangan, perdagangan kitab serta pertanian. Hanya ada segelintir anggota keluarga yang masih menjabat menjadi pastor atau pun biarawati, hingga pada pertengahan abad ke-12.
Keluarga Jose-Wellington kemudian mulai memfokuskan diri pada bidang-bidang pekerjaan yang masih tersisa, yakni produksi tekstil, perdagangan kitab dan pertanian. Bisnis mereka terhitung sukses dan nama keluarga mereka pun cukup dikenal di kalangan masyarakat. Saingan perlahan-lahan saling menampakkan diri, menimbulkan satu-dua masalah yang cukup mempersulit keluarga. Hingga pada akhirnya, perekonomian Keluarga Jose-Wellington semakin buruk mana kala pembakaran penyihir yang dilakukan oleh para muggle menyebabkan cukup banyak anggota keluarga Jose-Wellington berguguran. Pertambangan yang dikelola seorang anak lelaki Jose-Wellington juga perlahan mulai kehabisan sumber daya, hingga pada akhirnya bangkrut sama sekali. Selain itu, ladang-ladang keluarga mereka dihancurkan oleh hama-hama yang diduga didatangkan oleh para saingan. Keluarga Jose-Wellington sekuat mungkin bertahan pada bidang produksi tekstil sampai abad ke-13, di mana perusahaan Jose-Wellington mengalami kebangkrutan dan membawa keluarga tersebut cukup jatuh dari kalangan menengah.
Charles Jose-Wellington, yang saat itu merupakan kepala keluarga tertua, memutuskan untuk mengakhiri keterpurukan keluarganya dengan memulai perdagangan tinta dan buku-bukuan yang terus berlanjut turun temurun hingga saat ini.
C. PERKEMBANGAN KELUARGA
Pada abad ke-17, Anja Jose-Wellington melahirkan lima anak perempuan yang diperolehnya dari Samuel Rudolf. Entah bagaimana, mulai dari sini, keturunan Jose-Wellington lain kerap kali mendapatkan anak-anak perempuan. Peraturan penamaan keluarga tentunya masih terus ditunaikan, namun tetua Jose-Wellington saat itu menilai tulisan takdir tersebut sebagai tanda kepunahan keluarga. Sang tetua, Bernhard Jose-Wellington, menyatakan bahwa jika ada lagi anggota keluarga Jose-Wellington yang melahirkan seorang anak perempuan, maka bayi tersebut akan langsung dimasukkan ke panti asuhan dan tidak ada yang boleh mengakuinya sebagai keluarga lagi. Namun usul ini ditentang keras oleh Geraldine Jose-Wellington, anak Bernhard sendiri, dan para Jose-Wellington lain yang berjenis kelamin perempuan.
Penentangan keras ini dinilai Bernhard sebagai sebuah bentuk pemberontakan. Tapi di hari Bernhard hendak mengasingkan anaknya sendiri dan beberapa anggota keluarga yang juga menentangnya, seseorang menyisipkan racun ke dalam piala minumannya, sehingga Bernhard ditemukan tak bernyawa keesokan harinya.
Kematian Bernhard menyebabkan Geraldine naik pangkat menjadi pemimpin keluarga besar setelah ayahnya dikebumikan dan sejak saat itu emansipasi wanita telah berkembang dalam keluarga Jose-Wellington. Seluruh ladang usaha yang dimiliki keluarga dikelola oleh perempuan. Tidak sedikit kaum lelaki di keluarga Jose-Wellington merasa terdiskriminasi dalam keluarga, melihat dari anggota keluarga yang kini didominasi perempuan. Namun Geraldine memberlakukan hukum cambuk kepada siapa pun yang memberontak atau menentangnya—lebih kejam dari tindakan yang dilakukan ayahnya yang hanya sebatas mengasingkan.
Geraldine sendiri dipersunting oleh Bayard Vada yang kemudian melahirkan seorang anak perempuan dan dua orang anak laki-laki.
----
2. The Heyerdahls (1499 – 1752)
Asal Keluarga Besar: Norwegia
Kepala Keluarga Besar Saat Ini: Tidak ada
Domisili: Tidak diketahui
Mayoritas Pekerjaan: Tidak diketahui
Ciri Khusus Keluarga:
Berambut gelap, memiliki banyak bintik-bintik di wajah, berkulit pucat
I. ETIMOLOGI
Heyerdahl (dibaca Heyer-dɔ:l) adalah sebuah nama keluarga muggle yang berasal dari Norwegia. Keturunan keluarga Heyerdahl umumnya adalah anak laki-laki sehingga nama keluarga ini terus-menerus diturunkan dari masa ke masa.
II. SEJARAH KELUARGA HEYERDAHL
A. PENCETUS NAMA
Nama Heyerdahl sendiri pertama kali dicetuskan oleh seorang janda keluarga Haldor, Heidi Haldor (1467 – 1499 M), yang saat itu diasingkan dari keluarganya karena mencetak aib pertama keluarga Haldor yaitu dengan melahirkan seorang anak lelaki tanpa ayah. Heidi Haldor kemudian memalsukan namanya menjadi Heyerdahl dan mengungsi ke wilayah padat penduduk di pinggiran Norwegia.
B. PEKERJAAN MAYORITAS
Seluruh anggota maupun keturunan Heyerdahl tetap menetap di Norwegia; menyebar ke pelosok-pelosok negeri, namun jarang sekali diketahui. Maka dari itu, tidak banyak yang diketahui tentang pekerjaan mayoritas Keluarga Heyerdahl. Ada sumber yang mengatakan bahwa Keluarga Heyerdahl bergerak di perusahaan roti dan kue-kuean, namun semenjak kematian keturunan Heyerdahl terakhir, tidak ada lagi yang meneruskan mata pencaharian keluarga ini.
C. PERKEMBANGAN KELUARGA
Anak dan cucu Heyerdahl diketahui hampir semuanya laki-laki. Jika seorang istri Heyerdahl melahirkan anak laki-laki, seluruh keluarga akan selalu merayakan kelahiran sang bayi dengan mengadakan pesta paling besar yang seluruh orang pinggiran pernah adakan. Namun jika yang dilahirkan adalah seorang anak perempuan, maka anak tersebut akan diasingkan bersama ibunya, sementara sang ayah diijinkan untuk menikahi wanita lain yang dapat memberinya keturunan yang dapat meneruskan silsilah keluarganya, tidak terkecuali keluarga mereka sendiri. Banyak sepupu-sepupu yang saling menikah untuk mempertahankan nama keluarga mereka dan karenanya, cukup banyak anak-anak hasil pernikahan tersebut yang menderita berbagai penyakit darah layaknya hemofilia, kurangnya kekebalan imun, abrnormalitas, dan penyakit kelainan darah lainnya. Kebanyakan anak-anak ini tidak dapat bertahan hidup lebih dari belasan tahun; menyebabkan berkurangnya anggota keluarga Heyerdahl dalam waktu yang cukup singkat.
---
3. Jose-Wellington, Heyerdahl, dan Avarest
I. PAULINA JOSE-WELLINGTON (1730 – present)
Pada tahun 1746, terdapat permasalahan pelik yang terjadi antara Sigmond Jose-Wellington serta anak perempuannya, Paulina. Sigmond yang saat itu menginginkan anak perempuannya untuk menikahi seorang bangsawan yang bergerak di bisnis produksi tekstil ditentang oleh keinginan Paulina yang ingin menempuh pendidikan tinggi dulu sebelum menikah. Paulina (yang saat itu baru berumur enam belas) memaksa baru akan menikah ketika umurnya sudah lebih dari dua puluh lima tahun, walaupun dia mengetahui dengan sangat baik bahwa tindakannya masuk ke dalam kategori pemberontakan dan segala bentuk pemberontakan akan diganjar dengan hukuman cambuk di bawah tanah manor. Sebelum tindakan pemberontakannya ditindak lanjut oleh sang ayah, Paulina memutuskan untuk meninggalkan rumahnya dan merantau jauh secara diam-diam (melarikan diri, lebih tepatnya) ke Norwegia dan memalsukan identitasnya. Kepergian Paulina menyebabkan ayahnya terkena serangan jantung, namun beliau masih dapat diselamatkan.
Di Norwegia, Paulina sempat hidup terluntang-lantung selama beberapa bulan hingga akhirnya dia memiliki pekerjaan tetap sebagai seorang pelayan di sebuah bar kecil di sana.
II. FELIX HEYERDAHL (1726 – 1752)
Felix Heyerdahl adalah Heyerdahl terakhir yang masih hidup saat itu dan meneruskan toko roti warisan keluarga besarnya. Hingga pada suatu saat, dia bertemu dengan seorang pengelana pria yang berasal dari Amerika, Hubert Lye, dan mereka serta merta berteman baik karena memiliki berbagai kesamaan. Suatu hari, Hubert mengajak Felix untuk pergi bersenang-senang dan keluar sebentar dari lingkup pekerjaan yang padat ke sebuah tempat minum di kota. Di sana, Hubert yang ternyata adalah seorang pemasok narkoba mencekokki Felix dengan berbagai obat-obatan hingga membuatnya teler di tempat. Setelah membiarkan Felix berkeliaran sendirian, Hubert tidak meninggalkannya begitu saja, namun membawanya kembali ke rumah dan menghabisi segala harta bendanya serta membabat toko rotinya. Ketika bangun, Felix menemukan rumah dan penampilannya berantakan, sementara teman baiknya tak dapat ditemukan.
III. FERDINAND HEYERDAHL (1748 – present)
Berbulan setelah kejadian buruk yang menimpanya, ketika Felix sudah mulai berusaha untuk membangun kembali toko rotinya yang sudah hancur, seorang wanita tak dikenal yang ternyata ditemuinya di tempat minum dulu datang menangis-nangis padanya dan mengaku bahwa dia tengah mengandung anaknya. Felix tidak percaya, sebab ingatannya tentang malam ketika dia teler sudah terhapus begitu saja. Setelah membuktikan dengan berbagai cara, akhirnya terbukti bahwa anak yang berada dalam kandungan wanita tersebut benar-benar anaknya. Felix terpaksa harus bertanggung jawab dengan menikahi wanita itu, walaupun dia nyaris hampir tidak punya apa-apa. Hingga pada bulan kesembilan, lahirlah seorang anak laki-laki yang diberinama Ferdinand Heyerdahl.
Felix menjalani hari-hari kaku nyaris tanpa cinta dengan istrinya selama tiga tahun. Namun, tak disangka, ternyata wanita bernama Paulina Jose-Wellington itu adalah seorang putri bangsawan Inggris yang melarikan diri. Felix belum tahu menahu tentang ini ketika tiba-tiba sekawanan polisi Inggris menerobos masuk rumahnya dan membawanya serta keluarganya pergi dari Norwegia menuju kediaman istrinya di Nottinghamshire. Setelah sampai, dengan serta merta keluarga Jose-Wellington menuduh Felix menculik Paulina secara paksa dan memperkosanya hingga melahirkan seorang anak. Walaupun sudah mati-matian membela dan melengkapi diri dengan bukti-bukti seadanya, Felix tidak terbebas dari hukuman jika Paulina belum angkat bicara. Namun, istri yang sudah berumah tangga dengannya selama tiga tahun itu diam di bawah tatapan mata ayahnya, hingga akhirnya Felix terpaksa dihukum gantung ketika Ferdinand tepat berusia empat tahun (tahun 1752). Hal ini menjadikan Ferdinand sebagai penerus generasi Heyerdahl terakhir.
Hester, kakak perempuan Paulina, mengusulkan bahwa sekalian saja adiknya digantung bersama suami mugglenya, namun hal ini ditentang oleh sang ayah. Alih-alih beliau mengusulkan untuk membuang anak hasil pernikahannya dengan muggle tersebut. Sempat terjadi percekcokan panas tentang akan dibawa kemana anak yang tidak diinginkan keberadaannya ini. Sigmond dan Hester tidak ingin mengakui keberadaan Ferdinand yang dinilai sebagai anak haram atau [i]bastard.[/i] Namun pembelaan keras dari Paulina dan ancaman tegasnya untuk meninggalkan Inggris untuk kedua kalinya dan tak akan pernah kembali membuat hati keras sang ayah perlahan luluh dan meski kakak perempuannya tetap tidak ingin mengakui, Ferdinand diijinkan tinggal di kediaman Jose-Wellington dengan sebuah syarat: keturunannya tidak akan diakui dan embel-embel Heyerdahl harus menetap di belakang namanya—Jose-Wellington dilarang keras terselip di namanya. Tempat tinggalnya dibuatkan khusus di pinggir hutan dekat kediaman Jose-Wellington—terpisah—namun masih diperhatikan (berkat permintaan Paulina).
IV. ALISTAIR AVAREST (1716 – 1794)
Alistair Avarest merupakan anak pertama pasangan Ignatius Avarest dan Alisa Gransen. Keluarga Avarest adalah seorang bangsawan dari keluarga Avarest yang sebagian besar menekuni bisnis yang bergerak di bidang kesenian, seperti jual-beli lukisan, patung-patung, hiasan rumah, dan sebagainya. Keluarga Avarest merupakan keluarga darah-murni yang cukup terpandang namun rendah hati. Umurnya sudah menginjak tiga puluh enam tahun ketika sang ayah, Ignatius, memperkenalkannya kepada Paulina Jose-Wellington, putri Sigmond Jose-Wellington yang merupakan teman bisnis lama ayahnya. Tidak ada yang memberitahu menahu perihal masa lalu Paulina dan almarhum suaminya, tidak ada yang berkata jujur bahwa Ferdinand tidak kehilangan ayahnya dalam kecelakaan maut. Maka setelah perundingan antar keluarga, kedua belah pihak memutuskan untuk mengadakan perjodohan yang langsung dilaksanakan seminggu setelah pertemuan keluarga (dua bulan setelah kematian Felix).
V. CELESTE JOSE-WELLINGTON AVAREST (1756 – present)
Tiga tahun setelah pernikahan, Paulina dan Alistair dikaruniai seorang putri cantik yang diberi nama Celeste Jose-Wellington Avarest; percampuran antara nama dua keluarganya. Awal-awalnya, Paulina masih sering memerhatikan dan menjaga anak perempuan dari suaminya yang kedua tersebut. Namun setelah Celeste menginjak usia dua tahun, sikap keibuannya perlahan-lahan mulai hilang. Hingga usianya yang keempat tahun, Paulina tak lagi memedulikan Celeste sama sekali. Entah karena depresi sebab kehilangan suaminya dengan cara yang mengenaskan atau apa, semenjak kematian Felix, Paulina tidak pernah berbicara banyak. Dia hanya bicara jika ditanya dan tidak pernah membuka percakapan atas kehendaknya sendiri.
Hal ini tidak lantas membuat niat tulus Alistair Avarest untuk mengurus keturunannya lenyap begitu saja, bagaimanapun juga. Pria yang sudah menginjak usia empat puluh tahun itu tetap membesarkan Celeste walau tanpa bantuan istrinya.
VI. CELESTE JOSE-WELLINGTON AVAREST DAN FERDINAND HEYERDAHL
Waktu demi waktu berlalu, Alistair yang mulai tahu tentang masa lalu Paulina mencoba untuk memberikan kasih sayang lebih banyak pada sang istri. Memanjakan anak-anaknya, baik itu Celeste maupun Ferdinand sendiri. Namun Paulina tidak pernah memberikan respon apa-apa, kecuali larangan untuk mengurus Ferdinand. Maka, Alistair terpaksa memisahkan anak kandung dan anak tirinya di rumah yang berbeda sehingga dia bisa mengurus keduanya (termasuk Ferdinand) tanpa sepengetahuan Paulina. Sementara itu, setelah tahun demi tahun berlalu, Celeste yang hanya berbeda empat tahun dari Ferdinand, tidak pernah tahu bahwa dia memiliki seorang saudara. Hingga pada suatu saat di tahun 1778, kedua saudara tiri itu bertemu di pesta yang keluarga mereka sendiri adakan. Kedua remaja itu menentang batasan dengan saling jatuh cinta. Namun, ketika Alistair memergoki mereka sedang berduaan di balkon paling atas, dia kaget bukan main. Kedua saudara seibu itu saling memperkenalkan diri masing-masing padanya, sebelum mereka sadar apa yang sedang terjadi.
Celeste tidak diperkenankan untuk bertemu dengan Ferdinand lagi dan begitu pula sebaliknya. Rahasia terlarang mereka hanya diketahui oleh Alistair seorang dan itu lebih dari cukup. Sementara Paulina semakin tenggelam ke dunianya yang tak terjangkau, cinta kedua saudara tiri itu semakin kuat. Bertahun-tahun mereka dipisahkan semenjak kejadian di pesta waktu itu, hingga pada suatu saat Ferdinand yang sudah tidak tahan lagi memutuskan untuk pergi ke kediaman Celeste pada malam hari. Berbekal uang yang tak sedikit, kedua pasangan muda itu memutuskan untuk kabur dari keluarga mereka dan tinggal di sebuah rumah besar yang sudah disiapkan Ferdinand dari jauh-jauh hari di Manchester, mengganti nama mereka sebagai Harry dan Mariana Carsn. Mereka memulai usaha perlahan-lahan; membuka sebuah toko roti dan sebuah butik
Sedikit demi sedikit, usaha mereka semakin berkembang hingga terdengar ke telinga Alistair tua. Dia segera mendatangi butik Mariana a.k.a Celeste dan kebetulan anak perempuannya sedang menemui klien di sana. Sang ayah tidak dapat berkata apa-apa selain memintanya beserta suami untuk kembali ke kediaman keluarga mereka. Awalnya Celeste tidak mau, karena dia takut akan dihukum habis-habisan oleh keluarga ibunya, namun ayahnya meyakinkan bahwa mereka akan baik-baik saja. Maka, Celeste dan Ferdinand akhirnya kembali ke kediaman Jose-Wellington Avarest.
VII. HALRYANNELL HEYERDAHL
Seperti yang sudah diperkirakan Celeste, keluarga ibunya tidak dapat diam saja dan tenang seperti keluarga ayahnya. Kakek dan bibinya, Sigmond dan Hester, menentang keluarga ayahnya untuk tidak menghukum dua pasangan saudara tiri itu dan mengusulkan bahwa seharusnya mereka dihukum cambuk sebanyak jumlah tahun yang mereka habiskan untuk melarikan diri. Sempat terjadi percekcokan yang sangat panas, hingga keputusan Jose-Wellington (mengacu pada peraturan keluarga yang sudah diberlakukan sejak masa nenek buyut Geraldine) pada akhirnya menang: Celeste dan Ferdinand harus mendekam di penjara tahanan dan menerima hukuman cambuk tiga kali seminggu sebanyak jumlah tahun yang mereka habiskan untuk melarikan diri. Mereka tidak dapat melakukan apa-apa selain patuh. Namun hukuman Celeste di-[i]pending[/i] terlebih dahulu karena ternyata dia sedang mengandung seorang anak. Setelah menunggu berbulan-bulan, akhirnya janin yang tumbuh di dalam perut seorang ibu yang tertekan itu lahir ke dunia. Mereka memberinya nama Halryannell Heyerdahl.
Setelah tiga bulan beristirahat, Celeste segera dimasukkan ke dalam penjara terpisah dengan suami sedarahnya, dan diam di sana sampai batas yang ditentukan, yaitu lima belas tahun. Tak rela anaknya diasuh oleh keluarga keras ibunya, Celeste mewanti-wanti ayahnya untuk menjaga Halryannell, dan langsung disetujui tanpa persyaratan apa pun.
Lain halnya keluarga Heyerdahl yang memberlakukan sistim pernikahan sedarah (antar saudara sepupu), keluarga Jose-Wellington mengharamkannya sama sekali. Mereka percaya bahwa untuk menjaga kemurnian darah bisa dilakukan dengan terhormat, bukan dengan cara seperti itu.
Sama seperti kasus ayahnya, Ferdinand, kelahiran Halryannell pun sempat menimbulkan perdebatan serupa. Pihak Jose-Wellington tentunya bersikap keras terhadap kelahiran sang anak lelaki; aib Jose-Wellington yang pertama, keturunan Heyerdahl paling akhir. Hal ini sempat juga membuat Sigmond Jose-Wellington begitu tertekan sehingga terkena serangan jantung untuk kedua kalinya. Pada mulanya, pria tua itu masih sempat terselamatkan, namun untuk yang kedua, Sigmond Jose-Wellington meninggal seminggu setelah Celeste dan Ferdinand dimasukkan ke dalam penjara.
Melihat hukum yang berlaku pada nama ayahnya, keluarga Jose-Wellington sempat tak ingin mengganti nama belakang Halryannell yang diteruskan dari kakek mugglenya. Namun, mengingat akan adanya pergunjingan lebih lanjut dari nama belakang tersebut, Hester mengusulkan untuk menghapus hukum yang berlaku sekaligus nama belakang cucu adiknya menjadi Jose-Wellington. Mengingat wejangan yang sudah diberikan Celeste agar menjaga anak semata wayangnya jauh-jauh dari campur tangan Jose-Wellington, Alistair menentang usulan Hester. Lagi-lagi terjadi percekcokan besar perihal nama belakang, hingga akhirnya Alistairlah yang menang.
Sampai sekarang namanya masih sama: Halryannell Heyerdahl; seorang Heyerdahl yang berdiri sendiri; anak dan cucu dari seorang Jose-Wellington, seorang Avarest, dan seorang Heyerdahl.
1 note
·
View note
Text
Halryannell's First Letter
Bocah sebelas tahun itu menghela napas berat, lalu terduduk dengan lemas di atas kursi malas dan meletakan biola di pangkuan. Dia merasa bodoh sekali saat itu dan bersumpah akan menggorok kepala hamster-hamster sialannya yang telah mempertemukannya dengan gadis tolol itu. Grandma Hester tidak berhenti mengoceh tentang ketidaksopanan Halryannel di karnaval tadi, nenek tua bau tanah itu. Dia heran mengapa nenek itu belum juga dijemput ajal, padahal usianya sudah hampir 78 tahun. Tapi toh jika Hester sudah mati, bocah hazel itu belum terbebas dari kekangan para bonsai idiot yang terpaksa disebutnya keluarga.
Karnaval itu bodoh. Seharusnya dia tak usah datang, apalagi menurut untuk membawa pasangan hamster kurang ajar miliknya yang pernah sekarat tahun lalu (sengaja dibiarkan sekarat, karena Halryannell ingin membuktikan teori ‘hamster kanibal’ yang diumbar teman sekolahnya. Namun mungkin, entah hamster-hamster itu terlalu bau dan tidak rela memakan daging masing-masing atau terlalu saling mencintai, mereka bertahan) atas dasar permintaan bodoh neneknya untuk ‘memperlihatkan mereka pada teman-temanmu’ (maksudnya: pamer hamster [i]immortal[/i] yang tidak kanibal). Sekarang, ia bahkan berani berharap mereka mati saja saat itu, jadi tidak ada saat-saat memalukan dan menyebalkan seperti satu jam yang lalu.
Halryannell tidak suka cara orang menatapnya; tidak suka cara para gadis dan wanita dewasa membungkukkan badan dan mengembangkan gaun mereka untuk memberi hormat; tidak suka sepatu berkilau barunya yang kesempitan. Terlebih, dia tidak suka gadis sipit yang berasal dari sesuatu tempat di Asia. Setolol-tololnya manusia, yang paling tolol adalah Hester Prudence Jose-Wellington. Hari seorang Halryannell Heyerdahl akan berjalan baik-baik saja jika wanita tua itu tidak mematahkan hak sepatu tingginya yang tak wajar, sehingga menyebabkannya terjatuh ke samping dan membuat Halryannell jatuh tengkurap lalu memecahkan akuarium berisi dua hamster miliknya. Itu bukan apa-apa, karena permasalahannya terletak pada siapa yang ditindih di bawahnya.
Halryannell tidak ingat dia pernah membawa seseorang jatuh bersamanya, namun fakta berkata lain: seorang gadis Asia dengan wajah bundar dan rambut coklat keriting menatapnya kaget lewat kedua mata gelapnya; membuat jantung bocah laki-laki itu berhenti sepersekian detik sebelum dia berlari tunggang langgang, meninggalkan nenek bodohnya yang sibuk mengeluh tentang sepatuh yang sama bodohnya dengan sang pemilik.
Suara biolanya pasti sudah sangat berisik, sehingga dia tidak mendengar suara jendela diketuk dan penampakan seekor burung hantu berwarna putih. Dia hanya butuh waktu beberapa menit untuk mengambil dan membaca surat yang dibawa sang burung, sebelum dia mendengar langkah-langkah sepatu berisik yang menghampiri kamarnya—serta sebuah teriakan cempreng yang membuat [i]mood[/i] bahagianya jatuh seketika.
“Halryannell Jose-Wellington! Apa yang sedang kau lakukan lagi?! Kau harus bilang pada Aunt Leslie dan Aunt Florence apa yang kau perbuat padaku pagi ini! Oh, jika kalian lihat betapa rapuhnya hak yang kupakai saat itu, aku pasti tak akan terjatuh!”
“Namaku Halryannell Heyerdahl, Grandma Hester, dan aku sedang tidak ada di kamar,” katanya datar, bagian dari dirinya yang tolol berharap tipuan menyedihkan itu berhasil. Namun langkah-langkah kaki itu semakin mendekat dan tahu-tahu pintu kamarnya menjeblak terbuka; memperlihatkan sesosok nenek tua berwajah tirus yang angkuh dengan dua wanita kembar cantik yang tersenyum hangat.
“Kau kira aku tolol, hah? Beraninya! Lihat apa yang telah Alistair lakukan pada anak ini; pria tua itu membebaskannya melakukan semua yang dia mau dan itu membuatnya berkelakuan kurang ajar! Tak heran, darah dua pemberontak telah bersatu di dalam tubuhnya, dan inilah dia sekarang! Bocah tidak tahu aturan! Aku heran mengapa Celeste bisa setolol itu dan—“
“Grandma, aku tidak sedang ingin bicara pada siapa pun. Pergilah.” Halryannell meletakan biolanya di atas kasur, menatap kedua bibinya yang baik dengan tatapan kosong.
Wanita tua itu melotot, “Beraninya kau! Beraninya!”
“Tenangkan dirimu, Nyonya Jose-Wellington. Sudah cukup energimu habis untuk memarahi bocah tidak tahu malu ini, biar kami yang mengurusnya,” Aunt Leslie menuntun Hester menjauhi Halryannell, namun wanita tua itu menepis tangannya.
“Tidak, Leslie. Anak ini harus dididik!”
“Kau berlebihan, Grandma. Aku baru mempermalukanmu sekali seumur hidupku,” Halryannell berkata dengan tidak setuju, menyipitkan kedua matanya, “Dan kau akan tahu bahwa aku telah membuatmu bangga ketika aku menyerahkan surat—“
“Mempermalukanku adalah dosa besar, Heyerdahl! Berhenti melontarkan kata-kata tidak pantas pada nenekmu! Jika aku tidak berbaik hati, kau sudah akan kukirim ke panti asuhan!” Hester berjalan mendekatinya dengan mata melotot.
“Aku masih punya orang tua.”
“Mereka hina! Aib dalam keluarga! Dan kau—apa kau mau mengikuti jalan mereka?!” Wajah wanita tua itu sudah berada di depannya; jelas penuh dengan kemurkaan dan kejijikkan yang kentara. Halryannell dapat bercermin dalam kedua mata hijau neneknya: seorang anak buangan yang dipelihara untuk memperbaiki nama keluarga yang sempat tercoreng akibat ulah nekat kedua orang tuanya. Dia tidak suka saat-saat ketika masalah orang tuanya dibahas untuk yang kesekian ratus juta kalinya, membuatnya merasa tidak berguna dan, [i]dare he say[/i], hina.
Ini benar-benar membuatnya muak.
Lemari pakaian yang berdiri tepat di sebelah Hester Jose-Wellington mendadak jatuh ke depan—hendak menerjangnya—sebelum Leslie dan Florence Avarest menariknya mundur dan membiarkan lemari tersebut jatuh membentur lantai yang langsung pecah. Berdiri di sana, tiga wanita yang terbelalak serta tak dapat berkata-kata dan seorang bocah yang menangis; menatap salah satu dari mereka dengan tatapan kebencian yang amat sangat. Ruangan diselimuti kesunyian, sebelum bocah tersebut menyambar biolanya dan berlari melewati ketiga wanita setelah melempar tatapan amat kotor, lalu menghilang dari pandangan.
^��...eh, it doesn't end like that. I changed it a little bit but I forgot. maybe i'll edit it later xD
1 note
·
View note
Text
Hello. This is Halryannell Heyerdahl Speaking
Selfish
Ignorant
Liar
He's not what he seems; kind of poker face. He acts kind, good, but he's just doing it on purpose. He's a good actor. He acts like an angel just to make people feel pleased so he'll get feedback. You know, he helps people just to make people cling on him. He'll even do anything at his best to make people like him.
Hates being down, being compared, being doubted, losing control.
Introvert.
(kind of) Phlegmatic.
Full of awareness.
Mean
...and that's just it =)) I don't know what should I add again but we'll just see soon ;)
1 note
·
View note