#gerilya rimba
Explore tagged Tumblr posts
Text
TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Melakukan Penyerangan Terhadap Pos Militer Indonesia Di Distrik Sugapa
Siaran Pers Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB Per Kamis, 11 Juli 2024Silahkan ikuti laporan dibawa ini.!Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB Telah menerima laporan resmi pada hari Kamis, 11 Juli 2024 jam 21:00 malam dari Enos Tipagau Komandan Operasi Batalyon TPNPB Angin Bula bahwa; pasukannya bersama pasukan dari Batalyon Janogo dan Baituga telah melakukan penyerangan terhadap pos militer…
0 notes
Text
Pratu Hamdan, Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Yonif R 321/GT ditembak mati oleh TPNPB /OPM
Pratu Hamdan, Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Yonif R 321/GT ditembak mati oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua Barat pada Senin, 3 April 2023 sekitar pukul 09.20 pagi. Hamdan mengalami luka tembak pada bagian kepala dan tewas setelah melakukan kontak senjata dengan prajurit TPNPB dibawa pimpinan…
View On WordPress
0 notes
Text
Mutiara Aceh
Perang nan purna.
Sebutir mutiara,
gugur mulia.
(Abstrak)
Cut Meutia tengah berduka. Suaminya, Pang Nangroe, tewas ditembak tentara Belanda dalam peperangan yang terjadi pada 26 September 1910. Namun, kematian sang suami tidak menyurutkan nyali Cut Meutia untuk terus melawan dengan harapan bisa mengusir kaum penjajah dari bumi Aceh Darussalam. Memimpin pasukan yang ditinggalkan suami tercinta, Cut Meutia harus segera melupakan kesedihannya, mengangkat senjata untuk bersiap turun ke gelanggang. Strategi gerilya tetap menjadi tumpuan. Tidak semestinya menyerang terang-terangan jika tidak ingin mati konyol karena Belanda nyaris unggul segala-galanya. Terlebih lagi, kekuatan Cut Meutia tergerus lantaran tidak sedikit anak buahnya yang terpaksa menyerah sepeninggal Pang Nangroe. Dengan daya yang tersisa, Cut Meutia tetap melawan kendati dalam kondisi yang serba terbatas. Tanggal 24 Oktober 1910, tepat hari ini 108 tahun silam, atau hampir sebulan setelah kematian suaminya, Cut Meutia terkepung di pedalaman rimba Aceh sisi utara. Bersama sejumlah pengikut yang masih setia, ia berupaya bertahan dengan sepucuk rencong di tangan. Dalam situasi mencekam itu, tiba-tiba terdengar bunyi tembakan. Tiga kali suara letusan, tiga butir peluru pula menerjang raga Cut Meutia: dua terkena badan, satu menembus kepala. Tubuh wanita pemberani itu ambruk memeluk alam. Cut Meutia gugur di medan laga.
(Orientasi) Cut Nyak Meutia dilahirkan di Keureutoe, Pirak (Perlak), Aceh Utara, pada 1870 dari pasangan suami istri Teuku Ben Daud Pirak dengan Cut Jah. Belum diketahui waktu tepatnya ia membuka mata untuk pertama kali. Meutia lahir tiga tahun sebelum pecahnya perang Aceh-Belanda. Maka, sejak kecil Cut Meutia sudah amat akrab dengan nuansa pertempuran. Perang Aceh ternyata berkecamuk sangat lama, dimulai pada 1873 dan berlangsung hingga lebih dari tiga dekade kemudian. Sepanjang hidupnya, Cut Meutia telah menikah tiga kali. Ia berparas sangat cantik dan anggun. Namanya begitu menggambarkan dirinya yang bak Mutiara. Kata meutia sendiri dalam bahasa Aceh memang bermakna “mutiara”. Perkawinan pertama Cut Meutia terjadi pada 1870 saat ia berusia 20. Ia dijodohkan dengan seorang putra uleebalang bernama Teuku Syamsarif. Dikisahkan pernikahan agung itu dirayakan besar-besaran dalam adat Aceh. Namun, Cut Meutia kurang bahagia. Suaminya cenderung tunduk terhadap Belanda kendati sebelumnya juga sempat menentang bangsa asing itu. Berkali-kali Cut Meutia mengingatkan sang suami, namun tidak pernah digubris. Bahkan, Teuku Syamsarif kemudian diangkat oleh Belanda sebagai pejabat tinggi dengan gelar Teuku Chik Bintara yang membawahi wilayah Keureutoe. Hal ini membuat hati Cut Meutia terpukul karena suaminya tampak bersuka-cita menerima pengangkatan itu. Cut Meutia memilih pulang ke rumah orang tuanya hingga akhirnya perkawinan mereka dianggap usai lantaran Teuku Syamsarif tidak pernah menjenguk serta menafkahinya. Selepas perceraian itu, Cut Meutia ingin turut berjuang melawan Belanda. Namun, keinginan tersebut tidak begitu saja terkabul karena ia kini berstatus janda. Seorang perempuan yang belum atau tidak bersuami tidak boleh sembarangan berkeliaran. Maka, Cut Meutia-pun menikah lagi. Calon suaminya kali ini adalah seorang pejuang Aceh bernama Teuku Chik Muhammad yang dikenal pula dengan nama Teuku Chik Tunon. Dari sinilah, kisah perjuangan Cut Meutia yang heroik dan legendaris itu dimulai.
(Komplikasi) Awal abad ke-20 menjadi titik penting bagi Cut Meutia. Tahun 1901, Sultan Alauddin Muhammad Daud Syah menggelorakan semangat rakyat Aceh untuk melawan Belanda yang amat berambisi menguasai Serambi Mekah. Spirit para pejuang di tanah rencong, termasuk Cut Meutia, pun kian terlecut dengan keberanian pemimpin Kesultanan Aceh Darussalam itu. Sejak itulah Cut Meutia dengan setia mendampingi suaminya, Teuku Chik Tunong, berperang. Tidak hanya berperan sebagai pendukung di garis belakang, Cut Meutia seringkali ikut memberikan saran mengenai taktik yang akan digunakan untuk meladeni Belanda. Tercatat, sepanjang tahun 1901, 1902, hingga 1905, Belanda kewalahan menghadapi serangan-serangan sporadis yang diotaki oleh Cut Meutia dan suaminya. Cukup banyak unit senjata, amunisi, dan perlengkapan tempur lainnya yang dirampas dari Belanda. Namun, Teuku Chik Tunong tertangkap pada awal 1905 setelah terjadi insiden yang menewaskan petugas patroli Belanda. Tercatat, suami kedua Cut Meutia itu menjalani hukuman mati pada Maret 1905 di pesisir Lhokseumawe. Sebelum dieksekusi, Teuku Chik Tunong menitipkan pesan terakhir kepada sahabatnya, Pang Nanggroe, dengan mengucapkan kalimat wasiat: “sudah tiba masanya aku tidak terlepas lagi dari tuntutan hukuman. Pada saatnya hari perpisahan kita sudah dekat, oleh sebab itu, peliharalah anakku, aku izinkan istriku kawin dengan engkau, dan teruskanlah perjuangan.” Sesuai amanat almarhum, Pang Nanggroe lalu menikahi Cut Meutia. Pernikahan ini diperkirakan terlaksana pada 1907. Perjuangan pun dilanjutkan di bawah komando duet Pang Nanggroe dan Cut Meutia yang berkali-kali merepotkan Belanda.
Penyerangan yang dilakukan oleh Pang Nanggroe-Cut Meutia dimulai dari hulu Krueng Jambo Aye. Daerah ini dijadikan sebagai tempat pertahanan strategis karena merupakan daerah hutan liar. Pada tanggal 6 Mei 1907 pasukan Pang Nanggroe-Cut Meutia melakukan penyerbuan ke pos-pos Belanda yang mengawal para pekerja kereta api. Beberapa serdadu Belanda tewas dan luka-luka bersama itu pula dapat direbut 10 pucuk senapan dan 750 butir peluru serta amunisi.
Pada tanggal 15 Juni 1907 pasukan Pang Nanggroe-Cut Meutia kembali menggempur sebuah pos di Keude Bawang (Idi), pasukan Belanda mengalami kekalahan dengan tewasnya seorang anggota pasukan, 8 luka-luka dan kehilangan 1 pucuk senjata.
Pertengahan 1910 di rawa-rawa Jambo Aye, terjadi lagi pertempuran yang sengit, pasukan muslimin melakukan taktik serang dan mundur. Pasukan terus bepindah-pindah sampai ke daerah Peutoe, menyebabkan pasukan Belanda sulit melacak posisi pasukan muslimin. Penyerangan pasukan yang sedang penasaran terus dilakukan dan pada tanggal 30 Juli 1910 terjadi bentrokan senjata di daerah Bukit Hague dan Paya Surien.
Selanjutnya pada Agustus 1910 terjadi penyerbuan pasukan Belanda di Matang Raya. Dalam pertempuran ini, banyak teman setia Pang Nanggroe-Cut Meutia dan seorang ulama syahid. Beruntung Pang Nanggroe-Cut Meutia, anaknya Teuku Raja Sabi, dan beberapa pejuang muslimin selamat dari kepungan pasukan Belanda. Pada 26 September 1910 Cut Meutia kehilangan suami untuk ketiga kalinya. Dalam suatu pertempuran sengit di perbukitan Hague, Aceh Utara, Pang Nanggroe tewas di tangan tentara Belanda. Beruntung, Cut Meutia mampu lolos bersama putranya, Teuku Raja Sabi.
Walaupun Pang Nanggroe sekaligus pemimpin pasukan telah menghadap Ilahi, Cut Meutia tetap melanjutkan perjuangan dan mengangkat senjata. Kematian sang suami membuat beberapa teman Pang Nanggroe akhirnya menyerahkan diri.
Namun tidak bagi Cut Meutia. Meski dibujuk untuk menyerah, Cut Meutia tetap memilih untuk berperang. Di pedalaman rimba Pasai, Cut Meutia hidup berpindah-pindah bersama anaknya, Raja Sabi, yang masih berumur sebelas tahun. Pada tanggal 22 Oktober 1910, pasukan Belanda mengejar pasukan Cut Meutia di daerah Lhokreuhat. Besoknya (tanggal 23 Oktober 1910) pengejaran dilanjutkan, pasukan Belanda mengejar pasukan Cut Meutia yang berada di pengkolan Krueng Peutoe menuju arah Bukit Paya. Perjuangan Cut Meutia beserta pasukan muslim lainnya pun semakin sulit akibat kejaran pasukan Belanda. Basis perjuangan terus berpindah-pindah dari bukit ke bukit di tengah hutan belantara Aceh. Pasukan Belanda kian gencar mengejar Cut Meutia hingga akhirnya tempat persembunyiannya pun diketahui. Pada tanggal 24 Oktober 1910, Belanda melakukan pengepungan. Pada tanggal 25 Oktober 1910, pertempuran dahsyat pun tak terhindarkan. Pasukan Cut Meutia dengan semangat jihad fisabilillah maju melawan pasukan Belanda. Posisi Cut Meutia yang tampil di depan dengan rencong terhunus bertempur bagaikan kesatria. (Resolusi)
Meskipun pasukan Belanda bersenjata api lengkap, hal itu tidak membuat hatinya kecut. Hanya dengan sebilah rencong di tangan, Cut Meutia tetap di barisan terdepan melakukan perlawanan. Belanda terus mengejar Cut Meutia dan sisa-sisa pengikutnya yang masuk ke hutan belantara. Cut Meutia terkepung. Namun, ia tidak sudi menyerahkan diri kendati harus bertarung sampai titik darah terakhir. Perasaannya justru semakin menyala-nyala untuk tewas sebagai seorang syahid. Dengan mata yang liar dan rambut terurai di kepalanya, ia mengayunkan kelewangnya menyerbu Belanda. Terdengarlah suara tembakan senjata. Tiga butir timah panas dimuntahkan untuk memungkasi hidup sang srikandi Aceh penerus perjuangan Cut Nyak Dien ini. Cut Meutia gugur dalam kemuliaan sebagai kusuma bangsa.
8 notes
·
View notes
Text
teknik kimia 2012, untold
Perkenalkan kami, lebih dari satu, dua atau tiga, kadang memerlukan ada tambahan pikiran lain untuk sekedar mengurai dan menemukan lebih banyak solusi dari berbagai sudut pandang, pernah jadi kambing hitam lalu gelagapan mencari kata kata jitu sebagai alih jalan keluar, ada walau kadang tidak utuh
“something happen….”
“hah, is that so? Than what should we do?”
“how if we…would you mind ask him/her first for a lastest information”
kami kadang menciptakan batas berupa kaca ditengah kerumuman, hanya sekedar untuk mengamati bahwa semua akan baik baik saja, kami kadang bergurau atau sesekali serius membahas isu terkini tentang apa yang sedang terjadi dan berusaha menemukan solusi penyelesaian masalah secara sembunyi sembunyi, kadang kami berusaha mendapatkan info mencari yang orang kata “sisik melik”, atau info itu datang sendiri
kadang info yang kami dapat diliputi rasa kecewa, sedih, atau tak percaya, secara halus menyampaikannya pada semua orang, atau untuk menghindari kegelisahan dan keributan kami simpan rapat rapat
kadang kami jadi orang pertama yang tahu tentang siapa sedang mendekati siapa, atau tentang putusnya tali cinta kemudian menimbulkan ketegangan antara dua belah pihak yang kemudian tidak saling bicara dari semester tiga atau empat sampai semester delapan, hari ini bagaimana? Sudah follow follow-an Instagram belum? atau tentang masalah seseorang yang sangat rumit dan jika itu terjadi pada kami pun, entahlah kami akan setegar dia atau tidak
dari kami, aku belajar bahwa sekuat apapun kamu, kamu butuh orang lain, untuk sekedar bercerita mengurangi beban yang sebenarnya kamu tidak butuh solusi karena kamu tahu orang yang kamu jadikan tempat cerita tidak akan membantu banyak, kamu butuh didengarkan, atau sekedar tahu bahwa kamu tidak sendirian ditengah kerumunan
dari kami, aku belajar menerima bahwa akan selalu ada pendapat yang berlainan, tapi bukan perkara pendapat mana yang paling benar, tapi tentang bagaimana kita berjalan menggabungkan banyak pemikiran
dari kami, aku belajar bahwa bagaimana hati kadang harus bermain untuk melepas ego, bahwa bicara dari hati ke hati akan lebih memiliki pengaruh yang lebih besar
dari kami, aku belajar bahwa berdua, bertiga, atau bersama akan lebih mudah bergerak dari mulai estafet misi tersembunyi, yang satu gerilya yang satu mengamati, yang satu merangkai lalu yang satu bertindak, berusaha menciptakan gerak harmoni walau kadang tidak berhasil dan kami tertunduk sambil mengetuk bolpen di meja aspen, “ada rencana cara lain?”
kami, aku , harus tidak begitu mudah percaya dengan sebuah kabar, toh kadang apa yang orang lain lihat, tidak seperti yang sesungguhnya dirasakan kan? Kadang orang lain hanya sekilas melihat diluar seperti apa, tapi tidak begitu nyatanya dalamnya, oleh karenanya, bicaralah
kami pun begitu, sebenarnya, tidak seperti yang orang lain lihat, kadang dibalik semua ketegaran dan guyonan yang kami buat didepan orang orang, kami menyimpan cerita dan kami buka ketika semua orang sudah pulang dan sepi, di lantai kpft selepas rapat angkatan, di depan kopsen menjelang maghrib, di lobby ketika hampir pulang jam 9 malam, atau di meja besar lab otk pemisahan
pernah cerita tentang apa itu jatuh cinta, sakit hati, move on yang tak kunjung move on bertahun tahun, kegagalan, perjuangan, kerelaan, keikhlasan, kepanikan atau tangisan di laboratorium ketika semua orang sudah pulang, tidak apa menangis, sesekali
kami pernah melihat tawa dan kebahagiaan seseorang dan ketekunannya, dibalik itu sederhana sekali hidupnya, perjuangannya Allahu Akbar, andai banyak orang yang melihat, sungguh akan banyak pelajaran yang mereka petik tentang rasa syukur
kau tahu kawan? Kalau suatu saat nanti kau di surga, cari aku, yang kau ajak dhuha dan puasa sunah dan melakukan banyak kebaikan
kami pernah melihat ketidakadilan, kami pernah marah, lalu berusaha mencari solusi tapi buntu dan pasrahkan sepenuhnya biar dunia dan akhirat yang akan berkata, pernah
kami pernah membicarakan adek atau kakak angkatan dari mulai yang baik sekali sampai yang bikin jengkel, pernah kami, komti masing masing angkatan berembug membahas beberapa orang adek angkatan yang berulah, penasaran lalu kepo yang mana orangnya dan berhubung komti bawah sudah geram, ya ada sedikit surprise di panggung welcoming big project, hehe
pernah kami curhat ke kakak angkatan, karena merasa tidak terima karena anak anak dijelekkan dan ya sebut saja dikatakatain tidak pantas oleh salah seorang dari angkatannya, atau karena salah seorang dari angkatannya modus ke banyak orang perempuan angkatan kami dan menimbulkan huru hara
pernah kami dicurhatin adek angkatan karena angkatannya ada masalah, atau bermasalah dengan angkatan lain yang juga adek angkatan kami, maklum, kami angkatan tua
bicara soal angkatan memang tidak ada habisnya, apalagi kalau soal suporteran dan pertandingan yang bikin panas dan ada ada aja, kami pernah merasa tersudut karena di lokasi pertandingan ada spanduk bertuliskan yang jangan jangan itu menyindir kami dan angkatan kami, lalu kami curhat lagi dan minta maaf jikalau ada salah dari angkatan kami ke angkatan atas yang punya spanduk, eh lega, ternyata itu untuk angkatan lain, aman (padahal sindirannya kalau dirasa rasain ya nyerempet juga ke kami hehe)
satu lagi, sekali ada salah seorang yang bermasalah misal, jangan bawa bawa nama angkatan, kami tidak terima, kadang militan kan? haha
waktu itu jaman praktikum, kami memang tahu bahwa angkatan kami hiperaktif, tapi sopan, beberapa diantaranya mungkin karena sedang lelah dan sedang tidak mujur saja, harus inhall beberapa kali, wajar sepertinya, tapi ada seseorang kakak angkatan yang berkata “wah emang angkatan (nama angkatan kami) emang semuanya gak bener”, semuanya? wah ini kan tidak benar kan ya, masak digeneralisasi, awas jangan bawa bawa nama angkatan kami, atau kami akan maju, selangkah saja hehe
itu sedikit cerita tentang kami
dulu waktu ospek, percayalah jangan menangis atau mengeluh, kau tahu? Itu bahkan rasanya, kata anak delayota, belum apa apa dibanding ospek kami jaman masuk SMA, kau bisa bayangkan sendiri seperti apa
ungu, kenapa ungu jadi warna angkatan? Karena itu adalah warna aman, aman karena sepertinya 4 angkatan di atas tidak akan mempunyai warna itu (karena di waktu yang hanya sekian menit itu kita semua tidak ada yang tahu apa warna mereka kan hehe) dari pada satu angkatan akan terkena hukum rimba, entah kenapa hanya terpikir warna ungu dan merah jambu
Selusin, kalau sekarang melihat perkembangan zaman nama kita terlihat paling sederhana, entah dari mana ya mereka angakatan lain punya ide secermelang itu mempunyai nama yang bagus bagus dan berkarakter, dulu sepertinya kita hanya punya waktu sebentar untuk mencari nama, yang terlintas hanya kata Resonansi hasil pemikiran karena baper mata kuliah kimia organik, tanpa tau apa esensi nya dan hubungannya dengan angkatan dan kalau asal ambil nama nanti jawab apa di “presentasi angkatan” alias penggrebekan angkatan yang berakhir tragis itu pun masih sambil membuat peta rumah/kos seangkatan, se jogja, eh ada yang tau dimana sekarang letak peta 3D angkatan?
dulu, sadar atau tidak bahwa kita semua menjadi bagian dari perkembangan teknologi, hehe, semester awal kuliah di gedung utara, kelas mata kuliah berteman twitter mention-mentionan di tengah jam kelas, lalu berkembang dengan jadi anonym dan nunggu jawaban di ask fm, mulai dapat kelas di gedung selatan mata kuliah pengantar penelitian atau proses industri kimia sembari main 2046 atau 4098 dan cut the rope si katak, lalu mulai ribut ribut di line angkatan hari ini siapa yang jadi korban kejahilan teman di share di grup pose foto tidur di kelas atau jadi korban meme meme, sampai akhirnya Instagram jadi time to relax ngerjain tugas akhir
dulu yang dibicarakan tentang bagaimana cara dosen menilai cari info dosen mana yang murah nilainya dan berakibat portal kombat rebutan kelas A atau B sampai akhirnya bingung sendiri lupa ambil kelas apa,
berganti dengan bagaimana penelitian dan seminar selesai bolak balik di tengah jam kelas ke lab sambil bawa jas masker dan sarung tangan jangan sampai ovennya kebablasan atau minta tolong teman hasil penel disimulasikan di matlab biar tambah keren grafiknya, siap siap cari makanan yang enak buat seminar dan ngundang teman teman, sampai ada teman yang baik hati bikin poster seminar,
sampai akhirnya bagaimana cara tugas akhir terutama termin 4 reaktor menara distilasi yang dihindari dan teman temannya dengan berbagai kombinasi alat beres, masuk ke termin 6 dengan semangat ngantri sidang kecil di ruang pengembangan, sambil deg degan ketok pintu masuk dan dibilang besok saja karena yang nguji sudah lelah dan berakhir dengan kitab pendadaran dan sejuta cerita persiapan nya, dan entah mengapa rasanya lebih menggebrak selesai seminar penelitian karena lebih banyak tepuk tangan dan lebih banyak dapat bunga
hari ini bicara kenapa tidak ada perusahaan yang sesuai buka lowongan kerjaan, atau bingung mau lamar kerja apa karena pertimbangan banyak hal, terutama lokasi kerjaan, buat perempuan, lalu alih jalur dan menyadari bahwa perempuan teknik bisa dimana saja
atau bicara tentang, rasanya tidak adil, karena perusahaan idaman hanya buka khusus untuk laki laki, atau tidak khusus untuk laki laki tapi tetap saja yang lolos semuanya laki laki, lalu bicara mungkin memang takdir perempuan teknik ini jadi istri sholelah para laki laki yang kerja di perusahaan idaman, hehe
lalu bicara bagaimana cara mengisi waktu yang tepat dirumah sambil nunggu kerjaan datang karena semakin tertekan kalau masih bolak balik ke kampus ketemu dosen dan pasti ditanya sudah kerja dimana, padahal jelas dengan datang ke kampus mengindikasikan bahwa belum kerja
lalu satu persatu mulai mendapat kontrak kerja, mengepak barang barang di kosan atau rumahnya, merantau lagi dan jogja menjadi lebih sepi dari biasanya, beberapa sedang dalam tahap adaptasi karena masuk sistem shift di pabrik sebagai lelaki yang kuat ia harus tegar, jauh dari kota metropolitan disuatu daerah yang hanya ada cerobong menara reaktor tanah dan langit dan gersang, lalu rindu ingin pulang, beberapa diantaranya rela menempuh perjalanan ke kota demi bertemu dengan rekan rekan di ibukota yang lebih ramai dan sekarang menjadi basecamp kedua angkatan setelah jogja
setelah ini apa ya, berharap selusin pecah telor mungkin ada yang lagi nyiapin undangan nikahan, mau cerita apa lagi ya?
5 notes
·
View notes
Text
I am Egianus Kogeya
I am Egianus KogeyaI don’t walk aloneI walk with GodI was born hereI grew up hereI will not back down onceI remain in the square of the capitalSince I was young I am fighting until Papua MerdekaMy strength is my God
View On WordPress
0 notes
Text
2 Tentara Pembunuh dari Indonesia Ditembak Pukul 08:00 AM Waktu West Papua
2 Tentara Pembunuh dari Indonesia Ditembak Pukul 08:00 AM Waktu West Papua
Mathias Wenda, Chief Gen. WPRA, dari medan pertempuran di wilayah perbatasan antara West Papua (Negara Kolonial Republik Indonesia – NKRI) dengan Papua New Guinea telah melaporkan kepada crew PMNews bahwa telah terjadi baku tembak di wilayah perbatasan pada pukul 08:00 pagi Waktu West Papua di wilayah Wutung, daerah perbatasan NKRI – Papua New Guinea. Menurut Gen. Wenda operasi ini dilakukan atas…
View On WordPress
0 notes
Text
Keluarga : Mikael Merani tidak bersenjata saat ditembak
Jayapura, Jubi - Senin (27/3/2017) dini hari, sekitar pukul 01.00 waktu setempat, Mikael Merani, warga Kampung Kontinuai, Distrik Angkaisera, Kabupaten kepulauan Yapen tewas ditembak oleh aparat kepolisian Polres Yapen. Mikael tewas di rumah mertuanya. Kepala Bidang Humas (Kabid Humas) Kepolisian Daerah Papua, Kombes Pol Ahmad Kamal mengakui adanya penembakan itu. Mikael disebutkan oleh polisi sebagai […] from WordPress http://ift.tt/2mIs7YK via IFTTT
0 notes
Text
Legislator sebut Polda ijinkan keluarga temui terduga anggota OPM
Jayapura, Jubi - Legislator Papua, Laurenzus Kadepa menyatakan Kepolisian Daerah (Polda) Papua mengijinkan pihak keluarga menemui Jemmy Magai Yogi, Damianus Magai Yogi dan Aloisus Kayame, empat warga Paniai yang ditangkap bersama Jona Wenda beberapa pekan lalu oleh Tim Khusus Polda Papua. Keempat orang ini ditangkap lantaran diduga sebagai anggota OPM wilayah Paniai dan disebut-sebut polisi […] from WordPress http://ift.tt/2ePdI6i via IFTTT
0 notes
Text
Anggota TNI Terluka Diserang Kelompok OPM di Puncak Jaya, Papua
Minggu 23 Oct 2016, 11:02 WIB, Wilpret Siagian - detikNews Jayapura - TNI dari Satuan Taipur mengalami kontak tembak dengan kelompok TPN/OPM kelompok Philia, di Gurage, Puncak Jaya, Papua. Akibatnya, satu anggota TNI mengalami luka tembak di tangan dan kaki. Kontak tembak terjadi Sabtu (22/10/2016) sekitar pukul 15.00 WIT saat anggota TNI sedang melakukan penjalanan […] from WordPress http://ift.tt/2eH4RSq via IFTTT
0 notes
Text
OPM, TPN/OPM dan Penembakan di Tanah Papua Pasca ULMWP, Logis?
Ada tiga nama organisasi yang kita orang Papua harus rapihkan, sejalan dengan diterimanya ULMWP sebagai organisasi perjuangan politik dan diplomasi Papua Merdeka. Organisasi ini tidak hanya diakui oleh orang Papua di West Papua, tetapi juga orang Papua di seluruh pulau New Guinea dan orang Melanesia. Bukan orang Papua dan Melanesia saja, tetapi negara-negara Melanesia dan […] from WordPress http://ift.tt/2bhdFOQ via IFTTT
0 notes
Text
Tentara Revolusi West Papua Menuntut Penembakan di Lanny Jaya Segera Diusut Tuntas
Menanggapi berita terakhir yang diturunkan oleh media Online bersumber dari Cyber Army Indonesia, harianpapua.com, dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua (MPP TRWP), Lt. Gen. Amunggut Tabi atas nama MPP menyatakan Polisi Kolonial Indonesia segera usut tuntas dan hukum pelaku penembakan manusia sipil di Lanny Jaya 22 Agustus 2016. Menanggapi pemberitaan oleh Harian Papua, […] from WordPress http://ift.tt/2b9Hipw via IFTTT
0 notes
Text
Kronologi Kelompok Bersenjata Serbu Polsek Sinak Papua
Joko Panji Sasongko, CNN Indonesia Senin, 28/12/2015 12:16 WIB Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Kepolisian RI menyatakan penyerangan terhadap Polsek Sinak di Kabupaten Puncak, Papua, dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari belasan orang bersenjata. (Simak Fokus: SIAPA TEMBAK POLISI PAPUA?) Berikut kronologi penyerbuan yang terjadi sekitar pukul 20.45 WIT seperti dijelaskan oleh Kepala Bagian […] from WordPress http://ift.tt/22FvcVq via IFTTT
0 notes
Text
Kapolri: Penyerangan di Papua Akibat Kelalaian Polisi
Prima Gumilang, CNN Indonesia Selasa, 29/12/2015 18:00 WIB Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian RI Badrodin Haiti menilai kasus penyerangan di Markas Polsek Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, disebabkan karena kelalaian anggota kepolisian. Menurutnya, para gerilyawan selalu mencari kelengahan pihak lawan. "Namanya juga gerilya, cari kelengahan. Siapa yang lengah itu yang jadi sasaran mereka," kata Badrodin […] from WordPress http://ift.tt/1NO7COz via IFTTT
0 notes
Text
Kapolri Sebut Benny Wenda Dalang Penyerbuan Polsek di Papua
Abraham Utama, CNN Indonesia Selasa, 29/12/2015 11:25 WIB Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan kelompok Benny Wenda berada di balik penyerangan Polsek Sinak di Kabupaten Puncak, Papua, yang menewaskan tiga polisi. Kelompok itu pula, kata Badrodin, yang menembak pesawat rombongan Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw saat hendak mendarat di Sinak kemarin. Lihat […] from WordPress http://ift.tt/1PuJDXe via IFTTT
0 notes
Text
Lekhaka Telenggen Klaim Bertanggungjawab Atas Penyerangan Polsek Sinak
Admin Jubi Dec 29, 2015 Sinak, JUBI — Lekhaka Telenggen (Leka Telenggen) yang mengaku sebagai pimpinan Kelompok bersenjata di kabupaten Puncak membenarkan peristiwa penembakan yang terjadi di Polsek Sinak, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak Papua dilakukan oleh anggotanya. “Saya siap bertanggung jawab dalam peristiwa ini. Saya dan anggota sedang was-was di markas kami untuk mengatispasi serangan […] from WordPress http://ift.tt/1RPuIrX via IFTTT
0 notes
Text
Gen. TRWP Mathias Wenda: Sandera-Menyandera itu Drama Abad Lalu
Menanggapi berbagai polemik berujung kepada saling menuduh di antara para kelompok piaraan NKRI di wilayah perbatasan West Papua - Papua New Guinea, terkait dengan penyanderaan dua warga kolonial Indonesia beberapa hari lalu, dan kini telah ditemukan hidup, atau dikembalikan oleh para kriminal piaraan NKRI, maka PMNews berkomunikasi dengan Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua. […] from WordPress http://ift.tt/1Ym8Kic via IFTTT
0 notes