#gagal menjadi manusia
Explore tagged Tumblr posts
janlikapop · 2 years ago
Text
Tendensi Bunuh Diri dari Novel Gagal Menjadi Manusia
Tumblr media
Novel Jepang memang jagonya dalam mendeskripsikan perasaan seperti gloomy, dark dan blue.
Mungkin, Gagal Menjadi Manusia atau Novel yang dalam terjemahan bahasa Inggris berjudul No Longer Human dari Osamu Dazai ini tidak cocok dibaca saat sedang depresi atau punya masalah hidup.
Atau bisa jadi karena saya terlalu menghayati karakter utama di buku ini dan merasakan suramnya kehidupan yang harus dilaluinya, saya selesaikan baca ini dalam lima hari.
Tokoh utama di novel ini sebenarnya adalah si penulis sendiri yang hidup dengan tendensi bunuh diri.
Sintas yang dialami oleh tokoh ini membuat bunuh diri tampaknya selalu menjadi pilihan.
Bunuh diri seolah bukan hal yang tabu bagi Osamu Dazai di tengah kesumpekan hidupnya. Bahkan, di novel ini diceritakan bahwa Dazai beberapa kali dengan sengaja menjemput kematian.
Sebenarnya bunuh diri bagi sastrawan atau penulis itu bukan hal yang aneh, tapi tidak ada yang begitu ambisius untuk mati seperti Dazai.
Tumblr media
Barangkali selain yang dituliskan di bukunya yang mana dengan sengaja menenggelamkan diri, gantung diri, overdosis dan mabuk-mabukan, ada banyak langkah bunuh diri yang dilakukan namun tidak dituliskan. 
Dazai selalu menyangkal hidup dengan terang-terangan lebih memilih mati.
Bunuh diri seolah bukalah hal yang menakutkan ketimbang hidup, bahkan dalam upayanya yang selalu gagal mati, Dazai menganggap bunuh diri adalah penyelamat dalam hidupnya.
Namun, meski berhasil mati usai menenggelamkan diri di sungai, karyanya tetap hidup hingga hari ini.
2 notes · View notes
kurniawangunadi · 5 months ago
Text
Kamu telah berupaya keras untuk mengenal dirimu sendiri selama ini meski ujung dari pencarianmu masih belum ada tanda-tandanya. Apa yang telah kamu alami bisa jadi memberikanmu petunjuk atau justru malah membuatmu semakin kebingungan menerjemahkannya.
Kamu telah atau mungkin sedang melewati masa-masa banyak sekali hal yang dipikirkan setiap kali sendirian. Setiap kali pintu kamar ditutup, kegelisahan itu datang seperti hujan. Menyelinap ke pembuluh darahmu, seolah-olah semua hal yang kamu takutkan itu akan menjadi kenyataan. Meski kenyataannya, itu bahkan belum terjadi sama sekali.
Barangkali kamu bersedia untuk sejenak melihat lagi apa yang telah dilewati. Apakah kamu pernah menyakiti orang lain? Apakah kamu pernah mengatakan sesuatu yang tidak sebenarnya tentang orang lain? Apakah selama ini kamu tak pernah merasa bahwa kamu adalah pihak yang sebenarnya bersalah? Apakah kamu tidak mau minta maaf untuk kesalahanmu? Sebab barangkali memang ada kesalahan yang pernah kita lakukan. Dan kita tidak sadar atau tidak mengakui kesalahan. Dan hal itu yang membuat kita terus berjalan di jalan yang tidak seharusnya.
Entah kesalahan kepada sesama manusia.
Entah kesalahan dalam mengambil keputusan.
Entah kesalahan dalam memetakan konsekuensi.
Entah kesalahan-kesalahan lainnya yang saking keras kepalanya diri atau merasa benar, kamu gagal mengambil pelajaran pentingnya sehingga harus mengulang-ulang kondisi yang sama bertahun-tahun. Untuk satu tujuan, mengubah dirimu : cara berpikirmu - cara bertuturmu - caramu mengambil keputusan - caramu menghadapi kehidupan.
(c)kurniawangunadi
324 notes · View notes
diksibising · 5 days ago
Text
Jalanmu takkan tersesat, selama dirimu masih tahu arah kiblat.
Gagal menjadi yang terbaik dimata manusia tak mengapa, asalkan jangan gagal menjadi hamba yang baik dimata sang maha pencipta.
55 notes · View notes
andromedanisa · 1 year ago
Text
Ujian itu bernama, keyakinan..
Jika Allaah sudah berkehendak, dibelahan bumi yang jauh sekalipun. Jika memang takdirnya bertemu dan bersatu, maka mereka akan bertemu dan bersatu dalam kebaikan.
Sebab jika memang jodoh, Allaah akan menggerakkan kedua hati seseorang, bukan hanya salah satu diantaranya.
Pagi ini berjalan-jalan santai dengan ibu, ketika perjalan menuju pulang kerumah. Kami berdua mampir disalah satu teman dekat ibu yang sudah sepuh. Tahun ini memasuki usia 79 tahun, Masya Allaah sepuh sekali. Namun ingatan dan cara bicara beliau ini masih Masya Allaah baik sekali.
Dalam pertemuan kami, banyak sekali hal yang dibicarakan, dan banyak sekali hikmah yang saya dapatkan. Perihal takdir dan kehendak Allaah kepada hamba-hambaNya.
"mohon doanya ya, Bu. Mb Nisa ini sudah empat tahun menikah namun belum Allaah karuniai keturunan. Dua kali keguguran, semoga Allaah beri ganti dengan yang lebih baik lagi." Ucap ibuku kepada teman ibu yang sepuh itu.
"Qadarullaah, ya mb Nisa. Nggak apa-apa, Insya Allaah, baik. Yang penting kita sebagai manusia harus yakin, bahwa Allaah memberikan yang terbaik untuk kita. Mungkin terlihat sedikit lama, tapi percayalah pasti ada kebaikan yang sudah Allaah siapkan nantinya. Karena jika Allaah sudah berkehendak, sekalipun jauh dan nggak mungkin untuk ukuran manusia, hal itu akan terwujud diwaktu yang tepat." Ucap teman ibu dengan mata yang begitu berbinar sambil menatapku.
"Anak perempuan saya yang keempat mbak, dia paling sukses diantara ketiga kakaknya yang laki-laki. Menikah diusia 33 tahun sempat membuat saya dan suami khawatir sebagai orangtua. Perempuan usia segitu sudah waktunya menikah.
Berkali-kali gagal proses ta'aruf sebab dinilai kurang cantik, tak menyurutkan keyakinannya, bahwa takdir Allaah tidak pernah salah. Kalau dihitung-hitung mungkin sekitar lima belas kali gagal saat proses nadzor, mbak.
Singkat cerita, waktu aku ke rumah Malang, saya itu sakit. Dan pergilah berobat ke dokter. Saat itu saya diantar suami dan yang berjaga dokter laki-laki. Ketika diperiksa kami banyak ngobrol tapi saya nggak pernah bilang kalau saya punya anak perempuan yang belum menikah. Intinya, saya diminta untuk kontrol lagi satu minggu jika dirasa masih ada keluhan.
Satu Minggu saya ndak kontrol, karena saya harus balik ke Surabaya esok harinya. Ternyata malam harinya waktu saya dan suami silaturahmi ke rumah kerabat yang lain. Dokter tersebut telpon kerumah saya yang di Malang, nah yang nerima telpon itu anak perempuan saya.
Sampai rumah, anak perempuan saya bilang, "Bu, tadi ada telepon dari dokter A temen ibu katanya. Minta tolong ibu telpon balik, ini nomernya." Anak saya ngasih nomer yang sudah dia catat tadi waktu tadi mereka ngobrol.
Lalu, cepat-cepat saya hubungi dokter tersebut dan bilang kalau mungkin saya nggak bisa balik kontrol pekan depannya. Ketika saya telepon, dokter tersebut malah minta izin mau datang kerumah mau nadzor anak perempuan saya katanya. Saya masih kaget, langsung mengiyakan saja tanpa sempat bertanya kepada suami. Dan benar, keesokan harinya dokter tersebut dateng kerumah mbak, dan bilang kalau dia ini seorang dokter, duda punya anak satu, istrinya sudah meninggal setahun yang lalu karena sakit. Dan kedatangannya disini mau nadzor anak perempuan ibu buat menjadi calon istrinya.
Ditemuin sama Bapak diajak ngobrol panjang lebar dari jam 8 sampai jam 4 sore. Setelah sholat Dzuhur, suami saya bertanya ke anak perempuan saya tentang dokter laki-laki ini dan tentang niat baiknya ini. Siapa yang menyangka mbak Nisa. Anak saya yang sebelumnya nggak pernah pacaran ini, selalu menjaga diri, nggak pernah saya tahu dekat dengan siapa, suka sama siapa, nggak panik dengan usianya yang belum menikah yang penting baginya adalah belajar tentang persiapan pernikahan. Allaah gerakkan hatinya mau untuk proses dengan dokter tersebut. Setelah mereka nadzor dan banyak berbincang. Mereka berdua sepakat untuk lanjut ketahap berikutnya. Dan akhirnya mereka menikah, dikaruniai tiga orang anak.
Anak perempuan saya ini mbak, Masya Allaah sekali. Dia mungkin memang tidak cantik seperti perempuan pada umumnya, tapi hatinya sungguh cantik. Terkadang saya sebagai orangtuanya sampai mikir, ya Allaah apa bisa anakku ini menikah meski parasnya tidak cantik. Namun Allaah menjawab keragu-raguan saya. Allaah datangkan seseorang yang tampan, berbudi baik, bertanggung jawab dan menerimanya apa adanya. Kadang suka nggak nyangka aja dengan kisah perjalanan anak perempuanku ini mbak, namun sekali lagi sayapun takjub dengan kuasa Allaah. Sekalipun mustahil untuk ukuran manusia, tidak ada yang mustahil untuk Allaah. Jika memang jodoh, akan ada jalannya. Jika memang sudah Allaah kehendaki, akan terwujud sebagaimana sukarnya dalam proses itu.
Anak perempuan saya, selalu bilang gini ke saya, "Bu, tidak ada yang sulit bagi Allaah jika Allaah sudah menghendaki. Yakin saja sama Allaah, sebab Allaah sudah menjamin semuanya dengan ukuran kita sebagai manusia. Insya Allaah, keyakinanmu pada Allaah nggak bergeser dengan apapun Bu. Sekalipun usiaku untuk menikah nanti mungkin sudah tidak muda lagi."
Saya selalu membesarkan hati orang-orang yang sedang menunggu apapun itu dengan kisah ini mbak, bahwasanya Allaah Maha Mendengar doa para hambanya yang berdoa dengan penuh keyakinan kepadaNya. Tidak akan tertolak sebuah doa, sebab Allaah mengabulkan semua pinta hambaNya. Saya dulu sampai hampir putus asa, saya sampai mikir bagaimana kalau saya meninggal sementara anak saya masih belum juga menikah. Namun keyakinan saya hanya satu, bahwasanya Allaah tak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan saya. Ketika saya diuji sebuah penantian tentang jodoh anak saya. Maka Allaah sudah menyiapkan balasan terbaik setelahnya.
Takjub sekali rasanya mendengar kisah yang penuh hikmah ini. Amalan apa yang dia lakukan sehingga kebaikan itu datang kepadanya dengan banyak kebaikan yang tak terduga-duga. Perihal keyakinan penuh kepada Allaah. Bahwa hanya karena sedikit terlambat, bukan berarti tidak pernah sampai. Semua penantian akan sampai diwaktu yang tepat menurut Allaah.
Before we question Allah timing, we must ask the more important question: am I ready to receive the answer to my prayer?
412 notes · View notes
ajinurafifah · 1 year ago
Text
Cukup Tidur
Seperti biasa, malam yang sunyi
Suara hati lebih terdengar jelas
Sesekali dia marah, banyak kali rasanya kudengar ia gelisah
Tak jelas apa yang dia risaukan
Kadang merasa tak begitu baik menjadi manusia
Kadang merasa tak begitu baik menjadi ibu
Kadang merasa banyak sekali salahnya sebagai istri
Berulang-ulang kali kepala menyuruh diam
Tapi hati terus bertanya,
"Apa aku cukup?"
Begitu terus sampai tertidur
Kadang juga malah terjaga
"Apa aku cukup?"
Cukup tidur maksudmu?
Ya tentu akan cukup kalau kamu berhenti menyalahkan diri sendiri.
Ada kala kamu salah
Ada kala kamu kurang
Yang kamu hitung selalu itu, kamu takpernah menghitung kapan kamu berhasil, kapan kamu berdampak, kapan kamu bahagia
Karena lebih banyak kan?
Kamu itu cukup, celahmu cukup untuk kau perbaiki esok hari.
Kalau gagal? Tak apa. Yang penting kita tidak gagal untuk terus berusaha menjadi lebih baik.
Kamu itu cukup.
Besok-besok kita lebih semangat lagi...
Ayo tidur.
165 notes · View notes
sepertibumi · 1 year ago
Text
"Kalau kamu pengen beli martabak tapi di tengah jalan ternyata pengen cilok, yaudah beli cilok aja. Artinya kamu ga bener-bener pengen martabak."
Manusia seringkali dihadapkan dengan banyak pilihan. Kemampuan untuk memutuskan satu yang terbaik tentu bukan hal mudah. Yang harus disadari betul, bahwa semua hal memiliki konsekuensi dan resiko. Tentukan satu, lalu hadapi semuanya dengan yakin.
Beberapa kali bertukar cerita dengan teman sejawat. Asyiknya menjadi seorang pendengar, kau bisa mendapat banyak sudut pandang baru tanpa harus menghakimi. Kau bisa melatih kemampuan berpikir tanpa harus berdebat dengan siapapun.
Banyak yang gundah karena takut apa yang ia perjuangkan selama ini ternyata salah. Padahal sejatinya rasa takut itu akan selalu hadir, dimanapun, kapanpun. Ia seperti bayangan yang tak bisa kau hindari.
Pilihannya dua; berdamai atau berperang. Yang kedua jelas melelahkan, karena kau akan menghabiskan hidup untuk menyangkal kenyataan.
Tenang kawan, kau cukup berakal untuk menimang dan mempertimbangan resiko dari setiap tindakan. Selanjutnya, kau hanya perlu cukup berani untuk menjatuhkan pilihan. Menyemai prasangka baik pada setiap hal yang sedang kau perjuangkan.
Kalau gagal, tentu wajar. Ini hidup pertamamu dan kau belum pernah mendapat kisi-kisi sebelumnya. Toh mereka yang hebat bukan mereka yang tak pernah gagal, tapi yang selalu bangkit setiap kali terjatuh.
Ini hidupmu, kendalinya ada di tanganmu. Perjuangkan apa yang kau mau, dan lepas apa yang menghambatmu bernafas.
Percaya padaku, kau mampu. Dan kau selalu mampu untuk itu! :)
— @sepertibumi
135 notes · View notes
nonaabuabu · 10 months ago
Text
Untuk Kau di Masa Depan
Tumblr media
Aku tidak tahu kau siapa dan jika pun kau adalah nama yang pernah aku simpan, tubuh yang pernah memelukku erat atau bibir yang pernah menjanjikan aku istana, aku tetap ingin meninggalkan ini untuk siapapun kau.
Jelas kau tahu tak ada yang sempurna dalam hidup ini. Dan aku adalah ketidaksempurnaan dari yang tak sempurna itu. Aku cacat sana-sini, aku rumpang, aku gagal, aku tersayat, terseok, atau apapun kau ingin membahasakan untuk sesuatu yang tak bisa kau lihat utuh.
Tapi itu tak akan pernah menjadi alasanku untuk sembarang menemukanmu di manapun. Aku tak akan membawa kau ke hidupku sebagai obat atau jenis penyembuh. Tidak akan pernah.
Aku tahu aku tak bisa menyembuhkan diriku sendiri, jika pun aku mampu menyembuhkan satu dua hal dalam hidupku akan ada luka baru, sebab waktu terus melaju dan aku manusia dengan perasaan yang mudah sekali dicambuk. Percayalah, jika kau lihat aku tak tergoyahkan, maka itu adalah buah dari latihan mengeraskan jiwa. Sebab aku belajar bagaimana beradaptasi dengan kerasnya kehidupan.
Maka sekalipun nanti kita bertemu, tak akan ada yang kubebankan padamu sebagai bukti yang kuinginkan bahwa kau layak. Aku sudah lama tak menggantungkan kebahagiaanku kepada manusia lainnya.
Mungkin kau akan bingung, untuk apa kau ada di hidupku. Percayalah aku juga mencari makna hadirmu bertahun lamanya, hingga aku pernah merasa tak ada titik krusial yang membuat kau harus ada di hidupku. Hanya saja aku ingin hidup memberikan bonus yang baik lewat hadirmu. Biar seisi dunia tak baik padaku, mungkin akan impas jika kau ada memeluk saat duniaku hancur lebur. Itu saja, rasanya sudah jauh dari kata cukup.
Aku sudah menyiapkan diri seandainya takdir tak membawamu padaku, meski begitu aku tidak ingin angkuh lagi dengan mengatakan bahwa aku tak ingin kau. Setiap darah yang dipompa jantungku kepada seluruh tubuh di pukul dua pagi, saat seisi bumi dalam hening, aku tahu aku menginginkanmu. Meski sisanya aku berjalan sebagaimana seluruh mahkluk bumi melanjutkan hidup.
Maka datanglah dengan gagah, dengan keberanian yang tak akan bisa kutolak. Dengan semua hitam, putih, abu-abu, dan segala warna yang pernah kulukis, aku tak lagi memanipulasi ingin.
Ini aku, yang tak akan membuaimu dengan janji paling manis, sebab manusia yang aku benci setelah pembohong adalah yang mengingkari. Aku tak punya banyak, selain daya hidup yang terus meredup lalu benderang sedetik kemudian. Aku tak akan menyembunyikan satu inci pun kekuranganku agar kau tak menyesal memilih.
Sebagai bentuk dari hadiah yang hidup berikan padaku, sudah banyak yang ingin kuberikan padamu dan kulakukan bersamamu. Namun biarlah kau yang melihat dan merasakan sendiri, dengan segalaku apa saja yang mampu kuberi dan kulakukan. Aku tak akan bertaruh kau akan bahagia, bukan karena aku ingin melempar tanggung jawab. Hanya saja aku tetap lah pemula untuk hubungan dua manusia yang kuinginkan selamanya.
112 notes · View notes
apriliakinasih · 25 days ago
Text
Perjalanan
Tiba-tiba saja aku terpikirkan, bahwa semua pengalaman kita ternyata merupakan jalan yang memang harus kita lewati agar kita bisa sampai ke tujuan. Kita tidak harus sampai ke tujuan hari ini juga, atau besok. Kita bisa sampai ke tujuan besok lusa, atau besoknya lagi, atau bahkan suatu saat nanti.
Jika kita melihat teman kita sudah sampai ke tujuannya terlebih dulu, tak perlu risau. Sebab rute yang harus dilewati masing-masing orang itu berbeda. Dan jalan kita tidak harus mulus, lurus, lancar tanpa hambatan apa pun.
Kadang-kadang jalan itu berbelok, terjal, menanjak, menurun curam, licin, becek, atau bahkan penuh dengan bebatuan. Selama berjalan, kita sering terpeleset, jatuh, terengah-engah, terluka di sana-sini, lelah dan pasti sakit sekali rasanya. Itu semua menunjukkan bahwa ternyata jatuh bangun, kegagalan, kesedihan, keterpurukan yang pernah kita alami adalah juga bagian dari jalan panjang ini. Dan kita—mau tidak mau—harus melewatinya.
Perjalanan ini memang sangat menguras tenaga. Kita dibuat lelah fisik, lelah mental. Lelah, selelah-lelahnya. Jalan yang kita lalui ini rasanya tidak berujung. Sementara itu, apa yang kita jadikan tujuan belum terlihat barang seujung kuku pun. Masih jauuuh sekali rasanya.
Di tengah perjalanan, kadang kita bertemu dengan orang yang senasib. Hal itu membuat kita kembali bersemangat. Kita dengan orang itu pun saling memberi semangat. Tapi ada juga orang yang akan memandang kita sebelah mata, tanpa tahu sedikit pun tentang bagaimana kita melalui jalan panjang ini. Mereka hanya tahu bahwa kita belum sampai ke tujuan. Mereka hanya menilai dari itu, tidak lebih.
Kalau bertemu dengan tipe orang yang kedua ini, abaikan saja. Sebab ada hal yang lebih penting untuk kita lakukan: melanjutkan perjalanan. Tak peduli selelah apa kita, tetap langkahkan kaki. Yakinkan dalam diri bahwa suatu saat nanti kita akan sampai pada apa yang menjadi tujuan, pada apa yang kita damba. Pada apa yang sekarang hanya menjadi cita-cita.
Maka wahai kawanku, jika saat ini kamu sedang terpuruk, merasa menjadi manusia gagal, jauh dari apa yang kamu cita-citakan, ingatlah selalu bahwa cerita hidupmu hari ini juga merupakan bagian dari perjalanan yang mau tidak mau harus kamu lewati. Memang seperti ini rute yg harus kamu lalui untuk sampai ke tujuan. Jadi, sabar dulu ya. Tetap berusaha melakukan yang terbaik. Mari kita sama-sama berdoa agar dijauhkan dari rasa putus asa dan prasangka buruk terhadap-Nya, selelah apa pun rasanya.
(14 Oktober 2024| 21:45WIB)
27 notes · View notes
juliarpratiwi · 10 months ago
Text
Tumblr media
"Kalau ta'aruf pasti gak akan sedih semisal gak jodoh dan tidak sampai pada pernikahan?"
Apakah iya? Hmm, untuk hal ini ternyata saya kurang setuju. Seterjaga apapun prosesnya, pasti ada sedih ketika memulai proses dan tidak sampai pada apa yang menjadi harapan. Karena itu tadi kita menyimpan harapan berapapun besaran porsinya.
Berani memulai proses pasti karena ada kecenderungan dan biasanya akan menyelipkan sebuah harapan. Harapan bahwa seseorang yang kita nilai baik ini akan menjadi teman perjalanan ibadah seumur hidup.
Jadi, sedih ketika tidak sampai pada apa yang menjadi harapan, adalah hal yang wajar. Hanya, memaknai sedihnya ini mungkin akan berbeda. Ketika menjaga proses, ada langkah pertama yang kita dahulukan; tawakal kepada Allah. Ada niat yang senantiasa diluruskan; bahwa ta'aruf ini adalah ikhtiar dalam rangka ibadah, bahwa ta'aruf ini adalah ikhtiar dalam rangka menjemput takdir pernikahan dari-Nya. Hasil sepenuhnya berada dalam kuasa Allah ta'ala. Sehingga kita akan mengembalikannya kepada pemilik segala rasa. Sedih yang ada adalah tanda kita ini manusia yang lemah, jadi harus terus dan selalu bergantung erat kepada-Nya. Karena Allah paling tahu (si)apapun yang terbaik untuk hamba-Nya.
Saya pernah menuliskan ini untuk seorang teman yang kala itu qadarullah 'gagal menuju pernikahan'.
Tidak perlu tergesa-gesa menerka-nerka apa hikmahnya. Nikmati saja dulu rasanya.
Siapa sangka qadarullah tahun 2023 saya diuji dengan tulisan saya sendiri dan dipaksa untuk mengaplikasikannya sendiri. Alhamdulillah 'ala kulli haal.
Hingga beberapa waktu kemarin saya masih menikmati rasanya. Saat ini, insyaAllah saya akan siap membuka ruas-ruas hikmah dibalik rahasia takdir-Nya.
Ketetapan Allah selalu baik dan pasti yang terbaik.
21.24 WIB
79 notes · View notes
jejaringbiru · 10 months ago
Text
Memulai
Tumblr media
@hardkryptoniteheart
Aku sendirilah yang memilih menapaki jalan ini sejak beberapa tahun lalu. Aku pun memulai sesuatu yang terasa asing dan baru ini dengan keberanian sampai kesempatan itu dihadirkan ke dalam hidupku. Meski aku memiliki ketakutan dan kekhawatiran, aku ingin mencoba menghadapinya. Bukankah aku tidak pernah dibiarkan untuk berjalan sendiri di dalam menjalani hidup ini?
@yustrialubna
Mari selesaikan apa yang semestinya diselesaikan.Terlalu banyak yang dipikirkan tak akan lantas membukakan jalan. Sudah cukup mencari alasan membuatnya terbengkalai, inilah saatnya untuk memulai.
@shofiyah-anisa
Mari kita awali tulisan ini dengan ayat Al-Qur’an 'Faidhaa Faroghta Fanshob', yang artinya “maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.)” (QS. Al-Insyiroh : 7). Di ayat tersebut ada perintah yang bisa menjadi motivasi untuk manusia supaya selalu produktif. Sedikit ataupun banyak agar selalu bergerak dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Selanjutnya mari kita kaitkan ayat ini dengan hadits Nabi “ ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhori no. 6412, dari Ibnu Abbas). Yap, sebuah motivasi yang sangat luar biasa bukan?
Memulai itu susah-susah gampang. Banyak yang pandai memulai, ngide, ataupun mempunyai banyak hal yang bisa di tulis dan dibicarakan. Namun tidak sedikit jua yang susah memulai. Mau nulis, bingung tema apa, bingung tentang apa, dll. Maka dari kedua hal diatas kita bisa membuat kesimpulan "udah mulai aja dulu, nanti pasti akan sampai." Oh iya saya ingat salah satu perkataan dari seorang teman "kita hanya butuh kebiasaan aja. Coba kamu nulis satu hari satu tulisan, nanti akan terbiasa, insyaaAllah ndak ada itu bingung dalam memulai menulis". Begitulah. Maka masalah 'memulai' adalah masalah saya masa silam. Seakan stagnan di proses "buka laptop atau memegang bolpen" tapi gak tau mau nulis apa.
Semoga dengan kedua potongan ayat al-Quran dan hadits Nabi diatas bisa memotivasi kita dan mendorong diri untuk menghadirkan niat terlebih dahulu. Sebelum akhirnya membuka laptop untuk mencoba menulis satu kata. Karena kebiasaan juga perlu dibangun bukan?
Mari lakukan.!
@rumelihisari
Tak apa jika baru memulai
Orang lain sudah mau wisuda dan memakai toga, sedang kamu baru memulai perjalanan menjadi mahasiswa ditengah kesibukan peran utama sebagai ibu muda
aku tahu kamu merasa tertinggal dari teman-temanmu. mereka terlihat seperti berlari begitu kencang mencapai berbagai impian, sedang dirimu masih ada di garis start dengan segala kekhawatiran yang mengintai.
Khawatir gagal, khawatir tak sampai pada tujuan, khawatir melalaikan kewajiban, khawatir menyerah di perjalanan, khawatir dengan cibiran orang-orang yang meremehkan.
Kamu tidak tertinggal, sayang. ini hanya perkara garis start yang berbeda dan tak perlu disamakan. Tidak apa jika baru kembali memulai disaat orang sudah dekat untuk mencapai tujuan.
Tidak ada yang terlambat. Kamu hanya perlu kembali menata diri, memulainya dengan niat yang benar, bahwa apa yang ingin kamu capai dan tengah kamu lakukan hanya untuk mencari dan mendapatkan rida' Allah saja. sehingga tak perlu membandingkan diri dengan pencapaian orang lain, cukup membandingkan diri hari ini dengan hari sebelumnya. mencatat juga mengevaluasi diri supaya hari-hari berjalan dengan baik dan sesuai dengan jalanNya.
@cicakuaci
Tahun dua ribu dua puluh empat diawali dengan memulai hal baru dan hal lama. Hal baru ini benar-benar baru— yang ternyata merupakan bagian dari doa yang selalu dirapal dan diyakini dalam hati. Alhamdulillah, sangat bersyukur atas itu. Sedangkan pada hal lama, aku ingin melakukan sesuatu yang sudah sejak lama terencana tapi belum sempat dilakukan dan memulai kembali beberapa hal yang pernah terhenti. Semoga selalu diluruskan niat dan segala prasangka di dalamnya, ya. Hwaiting!
@padangboelan
Seringkali kita takut untuk memulai sesuatu. Padahal jika kita tidak memberanikan diri untuk memulainya, bagaimana mungkin kita akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?
@gndrg
Badai telah usai Barangkali, puas sudah ia membantai Sore itu, suasana kota begitu ramai Dipenuhi orang-orang yang bersantai menikmati jalan kota yang menjajakan mimpi-mimpi yang terburai Diselai kelakar renyah seolah menertawai kenyataan yang tak berperi Isi kepalaku pun sama ramainya Namun ia justru sibuk merencanai berbagai andai Membenahi yang terbengkalai Mengutuhkan yang tercerai berai Memulai kembali sesuatu yang hampir usai
@yurikoprastiyo
Jika ditanya penyesalan terbesar saat ini ialah tak berani memulai apa yang menjadi ambisiku sejak dulu. Berpikir bahwa akan tak siap menerima segala konsekuensi yang harus diterima. Memilih jalan yang berbeda, mengarungi ketidakpastian dan merasakan ketidaknyamanan.
Padahal jika memulainya sejak dulu mungkin saja aku sudah ditahap yang sedikit lagi sampai ditujuan atau barangkali sudah merasakan gagal atas apa-apa yang diupayakan. Bukankah tak apa merasakan kegagalan, ia memberitahu kita bahwa tak semua harapan harus terwujudkan.
Tetapi tanpa memulai aku tak bergerak sama sekali, bahkan tidak tau akan gagal atau berhasil karna tak sedikitpun berani mencoba. Meski mimpi itu telah tertidur tapi ia tidak benar-benar mati, seringkali ia bangun untuk menghantui. Bahwa penyesalan terbesar itu bukan gagal tapi takut memulai melangkahkan satu kaki.
@semangaaaatt
Bagaimana caraku memulainya? Kapan aku akan memulainya? Dimana aku bisa memulainya? Mengapa aku harus memulainya? Apakah aku sanggup memulainya? Jika aku tidak memulainya, lantas siapa?
54 notes · View notes
mulyanah · 1 year ago
Text
Jangan merasa buruk pada dirimu sendiri. Pahamilah bahwa Allah menciptakanmu Sebab ada alasan. Kau tidak tahu bisa jadi alasan keberadaanmu adalah kebahagiaan dan ketenangan bagi yang lainnya.
Mulailah menerima segala kekurangan dalam diri kemudian Mulailah untuk percaya sama diri sendiri dan mulailah untuk mencintai segala takdirmu. Adanya dirimu bukan tanpa alasan. Untuk itu, Hilangkan semua perasaan yang akan menjatuhkan dirimu sendiri gantilah dengan perasaan positif yang akan membangun dan mengembangkan dirimu menjadi sosok yang lebih baik dan berarti. Perasaan gagal, tidak baik dalam segala aspek dan merasa tidak pantas untuk siapapun adalah perasaan yang akan membunuhmu perlahan-lahan.
Menghargai dan mencintai diri sendiri salah satu bentuk aplikasi dari rasa syukur kita kepada Allah. Bukankah Allah sebagai pencipta kita selalu memaafkan sebanyak dan sebesar apapun kesalahan bahkan jika kesalahan itu berulang kali kita lakukan selagi kita bertaubat dan mau berubah jadi manusia yg lebih baik Allah pasti memberi maaf dan memberi kesempatan,lalu kenapa memaafkan diri sendiri dan memberi diri kesempatan begitu sulit??
109 notes · View notes
kaktus-tajam · 11 months ago
Text
List Kegagalanku di Tahun 2023
Di luar arus umumnya, aku ingin berbagi kegagalan apa saja yang ditakdirkan di tahun 2023. Hehe. Panjang.
Januari
Tentunya skenario mengawali tahun baru dengan sakit.. tidak pernah ada dalam bayanganku.
Bukan. Bukan karena harus dirawat inap selama 6 hari dengan 3 dokter spesialis, sampai harus izin ganti jaga IGD karena masih berstatus dokter internsip. Bukan karena diagnosisnya cukup langka jadi ragam tes harus dilakukan. Bukan.
Agaknya aku lebih ingin menggarisbawahi bahwa 6 hari itu mengubah persepsiku tentang 24 tahun hidupku.
Dan kegagalan pertamaku adalah sempat menyalahkan diri, bahkan.. sempat mempertanyakan Allah: kenapa aku?
Sikap kontraproduktif.
Ternyata manusia memang tempatnya mengeluh, tempatnya ketidaktahuan ya.
Siapa sangka, sakitku itu justru membawa banyak keberkahan di kemudian hari. Membuka pintu-pintu unik yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Februari
Kegagalan keduaku adalah gagal mengkomunikasikan dengan baik terkait pekerjaanku sebagai asisten penelitian.
Akhirnya aku memutuskan resign dari pekerjaan sampinganku untuk fokus ke internsip dan pemulihan sakit. Di momen ini aku malu, karena rasanya gagal membina hubungan baik dengan dosen. Gagal pula manajemen diri dan waktu dengan baik. Sampai bertanya-tanya, kok bisa ya saat S1 dan koass kuat? Apa tidak pernah diuji sedemikian fisikku dan mentalku?
Tapi justru di titik ini aku belajar, suatu pelajaran penting. Ingatkah kisah tentang contoh mastatha’tum seorang syaikh, yang berlari sampai pingsan?
Di sini Allah sedang mengingatkan pertanyaanku ke seorang ustadz 2018 silam: bagaimana kita mengetahui batas kita dalam mastatha’tum ustadz?
Maret
Aku gagal menyelesaikan amanahku di komunitas yang kuikuti dengan baik. Adabku nampaknya perlu ditilik kembali.
Aku tidak bisa ikut rihlah dan menyelesaikan tugas akhirku di kelas tersebut. Pasalnya, setelah ke beberapa dokter di Indonesia, akhirnya orang tua membawaku ke Singapura untuk check up. Dan seperti cerita-cerita yang sering viral di sosial media, dokter di sana berbeda pendapat dengan dokter di Indonesia.
Aku dinyatakan berstatus “saat ini Anda sehat, tapi perlu pengawasan.” Suatu diagnosis abu-abu. Tidak dapat tegak, tapi juga tidak dapat dieksklusi. Menarik.
Siapa sangka, sebagai dokter aku justru jadi pelaku health tourism sebagai pasien? Ayah dan ibu berkata: kelak perjalanan ini pasti akan bermanfaat bagi kamu. Aamiin.
Oh ya di sisi lain, aku merasa gagal juga membuat orang tuaku bangga. Jadi sedih karena merepotkan. Terharu karena melihat sedemikian khawatirnya mereka.
April
Ternyata dalam bab ber-Qur’an pun, aku gagal mencapai target. Aku tertinggal jauh.
Kebanyakan alasan. Kebanyakan bermalas-malasan. Jaga lah, capek lah, badan sakit lah.
Tapi Allah kasih rezeki berupa Ramadhan. Dan Allah karuniakan rasa di hati: bagaimana kalau ini Ramadhan terakhirku? Itikaf terakhirku?
Rasa yang membuat bulan mulia itu begitu sulit dilepas. Alhamdulillah. Semoga kita tidak termasuk dari mereka yang mahjura terhadap Al-Qur’an.
Di kegagalan ini aku belajar tentang adab izin ke Allah: bahwa keikhlasan pun perlu diminta, keistiqomahan pun perlu diminta.. dan ternyata Qur’an memang jadi obat terbaik untuk sakitku.
Mungkin memang sebenarnya jiwaku ini yang banyak penyakitnya, ya.
Mei
Laju hidupku berubah ketika internsip periode rumah sakit selesai dan beralih ke puskesmas. Layaknya testimoni teman-teman, periode puskesmas akan lebih luang dan tidak melelahkan (dan membuat naik berat badan).
Tapi aku gagal menaikkan berat badan. Haha (naik sih, tapi turun lagi)
Memang tiga hari setelah pindah stase dari RS aku tidak nafsu makan. Aku hanya banyak menangis dan mencoba alihkan pikiran dengan game kucing. Haha.
Kenapa? Aku merasa gagal manajemen code blue dengan baik, di jaga malam terakhirku. Aku kehilangan seorang pasienku. Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Kepergiannya, kelak menjadi kebaikan bagiku (dan untuk almarhum lah, aku dedikasikan sertifikat ACLS-ku). Terima kasih Pak, semoga Allah lapangkan kuburmu. Al fatihah.
Juni
Lagi-lagi gagal untuk mengelola stress. Haha. Di bulan Juni aku mendaftar tes TOEFL iBT. Setelah memantapkan hati mendaftar LPDP. Tentunya belajarnya H-10 karena mepet. Akhirnya gejala sakit kemarin muncul lagi. Duh, Hab.
Sedih juga, karena gagal mendapat nilai yang kutargetkan, kurang 4 poin.
Tapi alhamdulillah, memenuhi syarat. Walau ujian sambil merasakan macam-macam gejala efek samping obat.
Juli
Gagal mengumpulkan berkas LPDP sebelum deadline.
Terbukti benar kata Ibu, perjalanan sakitku dari Januari membawa hikmah. Itulah yang menjadi kisah latar belakang di esai kontribusi, yang seakan Allah tunjukkan: ini nih my calling.
Tapi aku mengulur waktu, dan akhirnya baru mengumpulkan berkas di beberapa jam sebelum tenggat. Di mobil. Saat aku perjalanan dari Jakarta ke Jogja. Haha. Terbayang betapa tingginya adrenalin malam itu.
Agustus
Gagal juara 1 di lomba yang kuikuti.
Sakitku.. selain menghantarkanku untuk daftar S2 (ketimbang langsung PPDS/ kerja), juga menghantarkanku untuk mencoba banyak hal untuk menambah pengalaman di CV untuk persyaratan S2.
Termasuk ingin ikut berbagai mentorship dan lomba. Aku gagal daftar mentorship dan training Cochrane. Tapi aku akhirnya memberanikan diri mengikuti MIT Hacking Medicine di Bali.
Alhamdulillah, walau gagal juara 1, mendapat juara 3 dan mendapat pengalaman yang jauh lebih berharga dari piala itu sendiri. Oh ya dan mendapat teman-teman internasional juga.
September
Gagal rasanya ketika sempat ditegur konsulen karena scientific poster ku perlu berulang kali revisi.
Pengalaman pertama mengirimkan case report
Lalu kelelahan setelah lomba. Dan akhirnya September penuh dengan bolak-balik check up kembali.
Aku pun gagal manajemen emosi ketika harus sulit mengurus rujukan ke RS dan mengorbankan banyak hal.. lalu ketika di sana.. diperlakukan kurang sesuai ekspektasi oleh dokter.
Ternyata kekecewaan itu menjadi pengingat terbaik: oh ya, kalau jadi dokter, jangan seperti ini ke pasien.
Oktober
Gagal pakai software asli non-bajakan untuk mini project di Puskesmas. Huhu.
Ketika mini project, aku berkali-kali gagal menganalisis data. Bahkan beberapa jam menjelang presentasi, aku baru menyadari kesalahan krusial yang membuatku mengulang seluruh pekerjaanku haha. Panik.
Akhirnya aku refleksi dan istighfar, mungkin ini akibat SPSS bajakan. Jadi tidak berkah. Teringat peristiwa serupa saat skripsi, akhirnya menggunakan free trial (yang legal) baru berhasil.
November
Gagal menulis rutin di Tumblr. Gagal mengajar Quranic Arabic sampai tuntas.
Nampaknya bulan November merupakan bulan yang butuh ruhiyah yang lebih kuat. Segala persiapan S2, perpisahan, pindah kembali ke Jakarta setelah internsip, adaptasi hidup bersama orang tua lagi..
Dan aku rasa futur iman-ku, terbukti dari writer’s block yang cukup lama. Pun semangat mengajar juga redup. Meng-sedihkan diri ini.
Oh ya tapi ternyata tentang kegagalanku di Maret.. Allah masih menurunkan rahmat-Nya dan mengizinkan aku ikut kembali komunitas tersebut kembali. Menebus kesalahanku yang lalu. Ya Allah. Alhamdulillah. Semoga diridhai Allah dan guru-guru kami.
Desember
Dan kurasa kegagalan terbesarku adalah sempat merasa kehilangan arah. Kehilangan diri yang dulu.
Aku ingat ketika pertama kali dengar diagnosisku, duniaku seperti dalam kondisi pause. Aku takut bercita-cita. Aku takut menulis mimpiku lagi. Aku takut membuat rencana.
Di akhir tahun ini, akhirnya aku beranikan diri menulis kembali: cita-cita, rencana, dan mimpi. Dan yang utama, cita-cita bersama Al-Qur’an.
Guru kami berkata: untuk Al-Qur’an, jangan pernah takut bermimpi
Maka aku coba kembali, tertatih-tatih sekali pun. Dan ternyata dengan memberanikan diri merapikan rencana ziyadah, murajaah, tilawah, tadabbur.. menghidupkan kembali semangat diri untuk cita-cita yang lain.
Allahummarhamna bil Qur’an..
..Sepertinya masih banyak. Kegagalan-kegagalanku.
Tapi dengan segala kegagalan, aku bersyukur Ditipkan pelajaran bersamanya.
Dan bukankah itu kesuksesan? Ketika segala tinggi dan rendahmu, menghantar kepada syukur dan sabar ke Allah.
Semoga dimampukan ya, Hab.
Selamat mensyukuri “kegagalan”, semoga Allah takdirkan setelah dosa ada taubat, setelah kegagalan ada pelajaran.
-h.a.
Kalau kamu juga berbagi kegagalanmu, sertakan #perjalanankegagalan ya, siapa tau kita saling menemukan bahwa kita semua memang hanya manusia biasa
83 notes · View notes
kuumiw · 6 months ago
Text
AKU BELAJAR BANYAK
Kurang lebih, itu yang sempat ada dipikiran ku saat berhadapan dengan curhatan orang tua :). Mereka senang sekali bercerita tentang satu sama lain, anggap saja posisiku ditengah (dan memang begitu wkwk). Kadang menjadi sebuah tantangan saat dihadapkan dengan momen yang membuatku perlu obyektif dengan isi curhatannya, membuatku banyak mewajarkan bahwa merekapun manusia yang masih belajar untuk menjadi orang tua.
Tidak semua hal yang mereka ceritakan selalu yang menyenangkan, beberapa cerita kadang tentang keresahan hati satu sama lain, entah soal bagaimana merasa gagal menjadi orang tua, atau soal lelah menyikapi realita yang tak sejalan dengan perencanaan. Kisah perjuangan dibelakang layar tentang menjadi orang tua ternyata sangat tidak bisa dianggap sepele. Semakin banyak mereka terbuka, semakin sadar bahwa mereka tidak sempurna.
Sebagai anak pertama, yang kadang berada ditengah-tengah. Belajar menjadi pendengar yang baik ternyata juga tidak mudah. Banyak hal yang berakhir dengan upaya pelapangan dan pembukaan hati, lebih dari itu aku menjadi lebih mengerti bahwa kekalahan yang aku rasakan, kekecewaan, kebencian dan ketidak setujuanku untuk beberapa hal tentang mereka, tidak semuanya dapat dibenarkan. Yang menurutku sulit, justru bagi mereka lebih sulit. Maka tidak ada upaya orang tua yang sempurna, tapi mereka selalu berusaha.
Ayah dan Ibu, dua sosok yang saling mencintai tapi kadang lupa dengan bagaimana cara memberitahukan perihal cinta. Aku belajar banyak.
26 notes · View notes
senantiyasa · 5 months ago
Text
aku ingin menjadi rumah
aku ingin menjadi rumah. bagi diriku yang tidak sempurna (sebagaimana manusia lainnya) ini. aku ingin menjadi rumah, bagi baiknya diri yang sedang kuusahakan. aku ingin menjadi rumah, bagi buruknya diri yang sedang kuupayakan untuk tersisihkan. aku ingin menjadi rumah yang aman dan nyaman untuk diriku sendiri.
di rumahku, aku bisa memeluk segala yang ada pada diriku. berhasil-berhasilnya, juga gagal-gagalnya. di rumahku, aku bisa duduk dengan tenang dan tidak terburu-buru ke sana kemari. di rumahku, meskipun aku tahu tidak selalu aku punya waktu, aku bisa berbaring dengan ringan.
rumahku tidak akan besar. ukurannya kecil saja, perabotannya pun belum lengkap. pelan-pelan jumlahnya akan bertambah, tapi kalau hilang suatu saat nanti pun tidak masalah. ada tanaman-tanaman yang tanahnya rajin kusirami dengan air. ada sayur-sayuran yang butuh tenaga untuk merawatnya, tapi menjadi asupan harian yang sehat. tidak harus ada kucing karena aku tidak begitu suka hewan itu.
di rumahku, tenangnya menjelma hangat. di rumahku, riuhnya menjelma gembira. di rumahku, semua perasaan dirayakan. bahagia disambut dengan tangan terbuka, begitu pula sedih yang terkadang datang meminta secangkir teh tanpa gula. kecewa juga sesekali tiba, setelahnya giliran penerimaan yang berkeliling ruang keluarga.
aku ingin menjadi rumah.
suatu saat nanti, mungkin ada rumah lain yang bersedia kudatangi. makin lama, rumah itu mungkin berkenan kutambahi dekorasinya. pemilik rumah lain itu mungkin bersedia juga bila aku sering berkunjung dan memasakkannya sup makaroni jamur. sebaliknya, suatu saat nanti, mungkin rumahku bersedia didatangi pemilik rumah lain. makin lama, rumahku bertambah satu set alat makan dan alat mandinya. aku mungkin berkenan pula pemilik rumah itu sering bermain dan membaca di teras rumahku.
mungkin waktu itu akan tiba. tapi, selagi penghuni rumahku masih satu-satunya adalah aku, aku mau menikmati setiap inci rumahku. mengenali setiap sudutnya. menjaga dan merawat setiap permukaannya dengan hati.
aku ingin menjadi rumah untuk diriku sendiri. yang aman, nyaman, walau harus repot setiap saat kurawat dengan hati.
senantiyasa, 2024.
20 notes · View notes
sepertibumi · 2 years ago
Text
ADA SURGA DI RUMAH
Buk, setiap manusia tak bisa memilih untuk lahir dari rahim siapa. Tapi aku sangat bersyukur karena Allah titipkan aku pada rahimmu dulu.
Buk, ada banyak teori tentang parenting yang dibahas para cendekiawan. Tak peduli seberapa tepat caranya, menurutku caramu yang terbaik.
Buk, kawanku sering mendapat pujian dari orang tuanya. Namun kutau, kau tak ingin aku tumbuh menjadi anak lemah yang miskin validasi. Kau tempa agar aku kuat berdiri di atas kakiku sendiri.
Buk, saat dunia tidak berpihak kepadaku, aku tenang. Karena aku masih punya Ibuk dan sepaket doanya yang tak pernah tertolak.
Buk, ada banyak anak-anak hebat di luar sana. Tapi kau bilang bahwa kau selalu bersyukur punya aku. Dengan apa sebenarnya Tuhan menciptakan hatimu, Buk?
Buk, aku yang minim kata dan over gengsi seringkali gagal menunjukan bahasa cintaku. Tapi aku yakin, pada setiap gerakanku, kau paham betul kemana arahku kan, Buk?
Buk, suatu hari nanti saat aku harus menjadi seorang Ibu aku ingin menjadi yang terbaik, sama sepertimu saat ini. Aku ingin anakku tau bahwa neneknya adalah seseorang yang hebat.
Bagi mereka, mungkin Ibuk hanya wanita biasa. Namun bagiku, Ibuk adalah Surga.
Buk, masih banyak yang ingin kutulis, tapi kataku terbatas.
Buk, jangan bosan jadi ibuk nomor satu buat aku ya?
230 notes · View notes
andromedanisa · 2 years ago
Text
Tulisan: Sebelum Pernikahan.
Beberapa tahun lalu setiap kali Ramadhan datang, banyak hal yang dimintakan kepada Allaah. Paling kenceng mintanya untuk segera dipertemukan seorang suami. Banyak yang menyarankan untuk tidak terlalu ribet soal kriteria calon suami kala itu. Yang penting sholat, udah cukup katanya. Yang penting bekerja, udah cukup juga katanya. Atau yang penting agamanya baik, udah lebih dari cukup katanya.
Aku yang memahami bahwa menikah tidak pernah sesederhana itu. Meminta dengan sungguh-sungguh seseorang yang memang bisa menyamai perjalananku dan membimbing diri ini bertumbuh dalam manhaj salaf. Bagiku patokan manhaj menjadi penting agar hal-hal kecil tidak menjadi permasalahan baru nantinya.
Lalu beberapa hari ini membaca tulisan untuk tidak ribet memilih pasangan hidup. Nggak salah dengan tulisan itu, namun kurang sependapat saja. Bahwasanya nggak salah kok kalau diri kita menginginkan yang seperti ini dan itu dengan beberapa kriteria yang menurut kita wajar. Bukankah membawa semua hal yang kita inginkan dalam doa termasuk menceritakan kondisi betapa lemahnya kita dalam menentukan pilihan. Nah, setelah dibawa dalam doa. Urusan dikabulkannya doa kita sekarang, ataupun ditunda nanti sudah bukan termasuk dalam ranah kita sebagai manusia.
Membawa dalam doa serta diiringi perbaikan dalam diri setiap harinya. Jika menginginkan yang berkualitas, tentu diri kita juga harus berkualitas bukan? Ibaratnya kalau kita tahu suatu barang itu berkualitas apa tidak, tentu kita harus punya ilmunya. Sebab hanya yang berkualitas saja yang tahu standar kualitas baik itu seperti apa. Itulah dibutuhkan ilmu dalam pelaksanaannya.
Sebab rumah tangga itu tidak selalu sederhana seperti roman picisan yang kita lihat pada hari ini. Pun rumah tangga itu tidak selalu rumit seperti drama makjang yang juga sering kita lihat pada hari ini. Terkadang sesuatu yang kita kira ringan bisa jadi rumit bila tidak meminta pertolongan Allaah. Dan sesuatu kita kira rumitpun bisa jadi ringan juga karena pertolongan Allaah.
Tidak ada yang sederhana dalam memilih seseorang sebelum pernikahan. Kerepotan dalam memilih pasangan sebelum menikah itu lebih baik daripada kerepotan setelah menikah nanti. Jangan jadikan dalil 'dia bisa berubah setelah menikah'.
Enggak, enggaak ya. Menikah justru seharusnya saling menguatkan. Sebelum menikah nggak apa-apa repot memilih. Ketika proses ta'aruf nggak apa-apa banyak bertanya, banyak menyelidiki diam-diam, agar kita paham seperti apa pasangan kita ini. Ingat, pernikahan itu adalah ibadah terlama. Oleh karenanya sebab terlama jangan sampai salah memilih.
Berkali-kali gagal ta'aruf itu lebih baik daripada menyesal setelah menikah."
ahhh, mumpung bulan Ramadhan. Banyakin doa sama Allaah, kencengin doa di 10 hari terkahir Ramadhan. Minta ampun, minta semuanya agar dimudahkan. Jelaskan semuanya kepada Allaah, jelaskan. Tanpa sekat, dan katakan semua hajatmu kepada Allaaj dengan yakin, dengan sungguh-sungguh. Sebab pada akhirnya segala sesuatunya kita kembalikan kepada Allaah, dan takwa adalah sebaik-baik bekal.
16 Ramadhan 1444H
311 notes · View notes