#filosofi pendidikan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Makna Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Dunia pendidikan memiliki semboyan ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Semboyan ini mestilah dipahami oleh setiap insan yang berkecimpung di dunia pendidikan dengan sebaik-baiknya. Tidak cukup dipahami saja, semboyan ini juga mesti diterapkan dengan sungguh-sungguh sehingga akan tercipta proses pendidikan yang ideal. Dengan demikian, akan lahirlah manusia-manusia…
0 notes
Text
Ruang Untuk Otak Bekerja Yang Mendorong Prilaku
Dari sisi mengelola perasaan dan pikiran, yang membawa dampak besar bagi reaksi., Banyak yang mengira bahwa “Sabar” mendefinisikan “Tunduk” atau “Pasrah” terhadap yang sedang berlaku dan yang telah terjadi.,Sebenarnya “Sabar” itu sebagai jeda waktu untuk “Strategi-strategi Baru”.Padahal sikap terburu-buru untuk bertindak tanpa memberi peran “Sabar” jutru lebih membuatmu hancur dari pada…

View On WordPress
0 notes
Text
Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Assalamu'alaikum, Wr.Wb
Saya Maulina, S.Pd Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kabupaten Bireuen . Pendidikan guru penggerak sudah banyak mengubah mindset saya sebagai guru, banyak hal yang sudah saya pelajari dan saya dapatkan. Selama menjadi CGP Angkatan 11 ini saya didampingi oleh Bapak Heri Susanto, S.T.,Gr selaku Fasilitator dan Ibu Rizayani, S.Pd.,Gr selaku pengajar praktik.
Mendidik tidak hanya menstrafer ilmu ke peserta didik namun juga mengajarkan nilai-nilai kebajikan, kita membantu anak-anak menjadi individu yang beradab dan bermoral. Pendidikan yang berfokus pada karakter menghasilkan manusia yang mulia dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Jadi, pendidikan tidak hanya tentang membuat anak-anak pintar, tetapi juga tentang membentuk mereka menjadi orang yang baik dan bertanggung jawab.
berikut adalah kesimpulan yang saya buat pada tahap koneksi antar materi di modul 3.1. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan panduan pertanyaan yang ada di LMS.
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Seorang pemimpin pembelajaran dapat menggunakan filosofi Ki Hadjar Dewantara (Ing Ngarso Sung Tuludo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani) sebagai landasan dalam membuat dan menjalankan berbagai keputusan. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran akan lebih efektif jika ia mampu memberikan teladan untuk dijadikan contoh bagi murid dan lingkungannya. Berikutnya, sebagai bagian dari komunitas ia turut serta menggerakkan komunitasnya untuk melaksanakan keputusan yang telah dibuat. Pada kesempatan lain pemimpin juga menempatkan dirinya sebagai motivator sehingga murid dan lingkungannya termotivasi untuk melaksanakan berbagai keputusan yang telah dibuat oleh pemimpinnya.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita akan muncul dalam bentuk karakter pribadi kita. Karakter seorang pemimpin merupakan akumulasi dari kepribadian, watak serta sifat yang dimiliki dan mengarahkannya pada kebiasaan maupun keyakinan pemimpin tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Pembentukan karakter dalam diri seseorang akan terjadi melalui proses pembelajaran sepanjang hidupnya. Karakter seorang bukanlah bawaan sejak ia lahir, akan tetapi terbentuk karena suatu proses pembelajaran dari lingkungan keluarga dan orang-orang sekitar. Seseorang pemimpin yang berkarakter baik akan mampu menghasilkan keputusan-keputusan yang baik pula. Dengan kata lain karakter seorang pemimpin akan berbanding lurus dengan prinsip-prinsip yang akan digunakannya dalam mengambil keputusan.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Seorang pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang baik dengan berpedoman pada 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan. Pendamping atau fasilitastor pada kegiatan coaching dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot dapat menggali potensi CGP dalam mendapatkan alternatif opsi lainnya pada langkah investigasi trilema sebagai opsi trilema dari kasus yang terjadi. Efektifitas dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat kembali atau merefleksikan proses pengambilan keputusan yang telah dilakukan sebelumnya. Refleksi ini nantinya dapat diambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Jika kita melihat kembali 9 langkah dalam menguji dan membuat keputusan maka pada setiap langkahnya kita menyadari betapa besarnya peran kompetensi sosial dan emosional disana. Mengenali berbagai emosi dan menerapkan kesadaran penuh adalah hal yang sangat penting agar kita tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Berempati terhadap orang lain serta kemampuan menjalin relasi sangat berguna ketika kita berupaya menemukan fakta-fakta yang relevan dengan kasus yang berhubungan dengan dilema etika tersebut. Lalu pada akhirnya tentu saja sesorang yang memiliki kompetensi sosial emosional akan mampu mengambil keputusan-keputusan yang bertanggung jawab bagi dirinya dan lingkungannya.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Nilai-nilai yang dianut seorang pendidik akan menuntunya dalam membuat keputusan yang baik. Jika seorang pendidik meyakini berbagai nilai-nilai kebajikan merupakan bagian dalam dirinya maka dipastikan itu akan menjadikan dirinya sebagai sosok yang memiliki integritas dan bertanggung jawab.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat tentu dapat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman karena semua pihak yang terlibat dalam kondisi tersebut tidak merasa dirugikan oleh keputusan yang dibuat pemimpinnya. Prosedur pengambilan keputusan yang mengakomodir banyak pertimbangan dan pandangan dari berbagai sisi tentu saja akan melahirkan sebuah keputusan yang baik. Keputusan yang baik tentu saja akan berimbas terhadap tumbuhnya kepercayaan dari semua pihak dan dengan kepercayaan itu lah lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman itu tercipta.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang paling berat adalah perbedaan pandangan dari lingkungan saya terhadap kasus-kasus yang berhubungan dengan dilema etika. Ada sebagian kelompok yang begitu kaku terhadap aturan dan disisi lain ada kelompok yang cukup permisif sehingga cenderung mengabaikan aturan dengan dalih berbasis pada hasil akhir. Apalagi jika berhubungan dengan kasus-kasus yang dianggap mencoreng nama baik sekolah, seringkali keputusan yang dibuat tidak berpihak kepada murid. Nah, mencari titik tengah dari 2 pandangan ini adalah tantangan tersendiri bagi kami.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah adanya diferensiasi dalam pembelajaran. Pembelajaran yang berdiferensiasi akan mampu mengakomodir kebutuhasn setiap murid sesuai dengan kodratnya masing-masing. Guru sebagai pemimpin pembelajaran memfasilitasi berbagai perbedaan potensi yang ada pada murid-muridnya dengan tujuan agar pembelajaran yang diberikannya dapat menuntun tumbuh kembangnya berbagai potensi tersebut. Murid-murid akan merasakan pembelajaran yang memerdekan dirinya. Ia akan merasa memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadap berkembangnya potensi yang dimilikinya
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan seorang pemimpin pembelajaran yang memposisikan dirinya sebagai pendidik yang menuntun segala kodrat muridnya tentu saja akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan mereka. Guru sebagai pemimpin pembelajaran akan menyadari betul dan melakukan berbagai upaya dalam menghadirkan pembelajaran yang berkualitas sesuai kebutuhan murid-muridnya di masa depan. Guru tak akan membuat keputusan-keputusan yang tidak berpihak kepada murid. Keputusan-keputusan dalam tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian pembelajaran sudah pasti tidak mempertimbangkan dirinya semata. Kehidupan dan masa depan muridnya lah yang akan jadi pertimbangan utamanya dalam mengambil keputusan.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari pembelajaran materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya bahwa pengambilan keputusan merupakan kompetensi harus dimiliki oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran. Keputusan pemimpin pembelajaran berlandaskan pada filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun murid sesuai kodratnya dan berpihak kepada murid karena setiap keputusan yang diambil nantinya akan mewarnai karakter murid di masa depan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang baik dengan mengedepankan nilai-nilai kebajikan yang telah menjadi kesepakatan kelas. Pembelajaran sosial emosional dan pembelajaran berdiferensiasi merupakan bentuk apresiasi guru terhadap keberagaman murid-muridnya. Selanjutnya pada tahap perencanaan dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin pembelajaran dapat menggunakan alur BAGJA untuk mewujudkan budaya positif sehingga dapat menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman (well being).
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Setelah mengikuti tahapan demi tahapan dalam mempelajari modul 3.1, saya merasa cukup memahami konsep-konsep yang dipelajari pada modul ini, seperti dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal yang diluar dugaan menurut saya adalah bahwa sebagai pemimpin pembelajaran kita tidak semata mengambil keputusan hanya merujuk aturan saja, namun diatas itu semua bahwa keputusan yang dibuat harus berpihak kepada murid.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah, saya menerapkan pengambilan keputusan dengan menggunakan 3 prinsip penyelesaian dilema. Langkah-langkah dalam mengambil keputusan pun sebagian digunakan meskipun langkah-langkah yang saya tempuh tidak dengan mempunyai prosedur baku seperti 9 langkah yang dipelajari pada modul ini. Beberapa langkah saya lakukan meskipun tidak persis berurutan, seperti menggali fakta dan menentukan pihak-pihak yang terlibat untuk selanjutnya meminta keterangan yang relevan dari pihak-pihak yang tersebut. Pengujian benar salah pun dilakukan dengan melihat apakah ada apakah ada aspek pelanggaran hukum dan peraturan dalam situasi tersebut. Perbedaan dengan apa yang saya pelajari pada modul ini adalah tidak adanya opsi trilema dan refleksi terhadap keputusan yang telah dibuat.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang paling signifikan bagi saya setelah mempelajari konsep ini adalah saya mampu mengenali dilema etika dan bujukan moral. Kemampuan ini nantinya tentu saja akan mendorong keterampilan saya dalam membuat berbagai keputusan yang tepat. Jika seorang pemimpin tidak mampu membedakan 2 hal ini maka dikhawatirkan keputusan yang dibuat menjadi tidak tepat. Oleh sebab itu saya merasa bahwa seorang pemimpin harus mampu mengidentifikasi antara dilema etika dengan bujukan moral. Setelah mengenali dilema etika dan bujukan moral saya bisa menerapkan 9 langkah dalam menguji dan mengambil sebuah keputusan.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting karena modul ini memberikan pemahaman yang komprehensif bagi saya dalam mengambil keputusan, baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Melalui modul ini saya memahami cara membuat keputusan yang baik dengan menerapkan 9 langkah dalam menguji dan mengambil sebuah keputusan. Dengan menggunakan langkah-langkah ini maka keputusan yang saya ambil akan jauh lebih baik dari kondisi saya sebelum mempelajari modul ini.

4 notes
·
View notes
Text
Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Assalamu’alaikum Wr. W
Perkenalkan saya Mutiana, S.Pd Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 11 Kabupaten Bireuen dari UPTD SMPN 1 Bireuen.Selama menjadi CGP Angkatan 11 ini saya didampingi oleh Heri Susanto, S.T.,Gr selaku Fasilitator dan Ibu Rizayani, S.Pd.,Gr selaku pengajar praktik saya
Sebelum saya menjelaskan rangkuman materi pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, marilah kita renungkan
Pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan kognitif. Tetapi pendidikan yang mengajarkan Pendidikan karakter seperti adab sopan santun (karakter), integritas, kejujuran, keadilan, empati, dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya. Pendidikan yang berkarakter akan menghasilkan produk dan sumber manusia yang mulia dan beradab.
Pada modul 3.1 ini kita belajar bagaimana mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Sebagai pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal sangat dibutuhkan oleh seorang guru atau kepala sekolah.
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pendidikan Indonesia. Filosofinya, yang dikenal dengan "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani," menekankan tiga prinsip utama:
Ing Ngarsa Sung Tuladha: Seorang pemimpin harus memberi contoh yang baik.
Ing Madya Mangun Karsa: Seorang pemimpin harus bisa memotivasi dan menginspirasi di tengah-tengah kelompoknya.
Tut Wuri Handayani: Seorang pemimpin harus memberikan dorongan dan dukungan dari belakang, mendorong dan membiarkan yang dipimpin berkembang secara mandiri.
Dalam konteks pengambilan keputusan, filosofi ini mengajarkan bahwa pemimpin harus memimpin dengan memberikan contoh yang baik, mendorong kreativitas dan partisipasi dari bawah, serta memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk memungkinkan anggota tim berkembang dan mengambil inisiatif sendiri.
Sedangkan Pratap Triloka merupakan pemikiran tentang keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan. Dalam konteks pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin, filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka dapat saling melengkapi:
Keseimbangan dan Harmoni: Pratap Triloka mengajarkan pentingnya keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan dan pemahaman mendalam. Seorang pemimpin yang mengintegrasikan prinsip ini akan mengambil keputusan yang mempertimbangkan berbagai dimensi dan dampak dari keputusan tersebut, serta keseimbangan antara kebutuhan individu dan kelompok.
Contoh dan Inspirasi: Filosofi Ki Hajar Dewantara menggarisbawahi pentingnya memberi contoh dan inspirasi. Pemimpin yang memahami filosofi ini akan tahu bahwa keputusan mereka harus mencerminkan nilai-nilai yang ingin mereka tanamkan dan bahwa keputusan tersebut harus menginspirasi orang lain untuk berperilaku dan bekerja dengan cara yang diharapkan.
Dukungan dan Dorongan: Seperti prinsip Tut Wuri Handayani, seorang pemimpin yang baik harus memberikan dukungan dan dorongan, memungkinkan orang lain untuk berkembang dan berkontribusi secara efektif. Filosofi Pratap Triloka mendukung ini dengan menekankan pentingnya harmoni dan integrasi dalam seluruh sistem, yang membantu dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan inovasi.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai bagi seorang guru penggerak adalah berpihak kepada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif. Nilai-nilai tersebut harus ada dalam proses pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut sebagai cerminan dari arah keputusan yang akan kita ambil. Seperti tujuan pengambilan harus berpihak pada murid, mandiri bagaimana kita sebagai guru merespon suatu konflik dan permasalahan yang ada, kemudian adanya kerja sama dan kolaborasi tim di dalam penyelesaian masalah, pengambilan keputusan yang selalu dievaluasi dan direfleksikan untuk perbaikan ke depannya, serta penanganan masalah dengan cara kreatif dan praktis. Selain itu, pengambilan keputusan ini juga harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang lain seperti keadilan dan bertanggung jawab.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching bertujuan untuk membantu individu atau kelompok dalam proses pengambilan keputusan dengan cara yang lebih terstruktur dan reflektif. Dalam sesi coaching, pendamping atau fasilitator akan:
Membantu Mengidentifikasi Tujuan: Mengarahkan klien untuk memahami tujuan mereka dengan lebih jelas, yang akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih terfokus.
Menyediakan Perspektif Baru: Mengajukan pertanyaan yang mendorong klien untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang, sehingga keputusan yang diambil lebih informatif.
Memfasilitasi Refleksi: Membantu klien untuk merefleksikan keputusan yang telah diambil, termasuk mengevaluasi hasil dan proses pengambilan keputusan tersebut.
Coaching dengan TIRTA dapat membantu guru dan pendidik untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, sehingga dapat membantu klien untuk menyelesaikan masalahnya dengan pertanyaan-pertanyaan berbobot. Model alur TIRTA sangat berkaitan dengan 9 langkah pengambilan keputusan. Secara keseluruhan, coaching memberikan kita dukungan dalam proses pengambilan keputusan dengan memfasilitasi refleksi, evaluasi, dan pengembangan keterampilan. Ini memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih efektif serta menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Pengelolaan dan kesadaran aspek sosial-emosional memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan, terutama ketika menghadapi dilema etika. Guru yang mampu mengelola emosi mereka (kesadaran diri), manajemen diri, kesadaran sosial dengan rasa empati yang tinggi terhadap orang lain, tetap menjaga hubungan komunikasi baik dengan orang yang terlibat dan tetap konsisten dengan nilai-nilai etika mereka, akan membuat keputusan yang bertanggung jawab, lebih adil, rasional, dan berdampak positif bagi lingkungan pendidikan.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada dilema etika danbujukan moral sangat bergantung pada nilai-nilai yang dianut pendidik. Sehingga pendidik atau guru harus memiliki nilai-nilai kebajikan universal, seperti: kebenaran, keadilan, kejujuran, integritas, tanggung jawab, empati, kemanusiaan dsb. Dengan merujuk pada nilai-nilai kebajikan universal dan profesional, pendidik dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya adil dan etis tetapi juga konsisten dengan prinsip-prinsip yang mereka anggap penting. Pendekatan berbasis nilai ini membantu dalam membuat keputusan yang lebih informatif, reflektif, dan bertanggung jawab, sambil memastikan bahwa keputusan tersebut mendukung kesejahteraan semua pihak yang terlibat.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Keputusan yang tepat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan memastikan keadilan, membangun kepercayaan, meningkatkan kesejahteraan, dan mendukung partisipasi serta keterlibatan, keputusan yang bijaksana dan etis dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas dan atmosfer lingkungan, baik di tempat kerja, sekolah, maupun dalam komunitas.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan dalam pengambilan keputusan terkait dilema etika sering kali terkait dengan konflik nilai, tekanan eksternal, keterbatasan informasi, kompleksitas situasi, perbedaan perspektif, dan kepatuhan terhadap regulasi. Empat paradigma dilema etika yang sering berkaitan dengan lingkungan sekolah adalah:
Individu lawan kelompok (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Menyadari dan mengatasi tantangan ini secara proaktif dapat membantu kita dan sekolah membuat keputusan yang lebih baik dan lebih etis dalam lingkungan yang terus berubah.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan dalam pengajaran mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemerdekaan murid dalam proses pembelajaran. Seorang guru atau pendidik harus memahami kebutuhan dan potensi murid, menetapkan tujuan pembelajaran yang relevan, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan pendekatan sosial emosional. Pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid. Memilih metode pengajaran yang tepat untuk berbagai potensi murid dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung pembelajaran. Dengan keputusan yang baik, pendidik dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang memberdayakan murid untuk mencapai potensi optimal mereka.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran mempengaruhi berbagai aspek pengalaman pendidikan murid. Keputusan yang bijaksana dan berorientasi pada kebutuhan murid dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, adil, dan berkualitas tinggi, yang pada gilirannya mempersiapkan murid untuk masa depan yang sukses. Dengan memprioritaskan perkembangan holistik, keterlibatan keluarga, dan perbaikan berkelanjutan, pemimpin pembelajaran dapat memberikan dampak positif yang mendalam pada kehidupan dan masa depan murid-murid mereka.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Secara keseluruhan, modul 3.1 ini menggarisbawahi hubungan erat antara pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan materi pada modul-modul sebelumnya. Prinsip dan paradigma dilema etika dalam pengambilan keputusan hendaknya harus berdasarkan dengan nilai-nilai kebajikan universal, bertanggung jawab dan berpihak kepada murid. Semua dasar pengambilan keputusan tersebut terdapat dalam modul sebelumnya, yaitu filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, dan budaya positif. Seorang guru harus memenuhi kebutuhan belajar muridnya dengan pembelajaran berdiferensiasi. Keterkaitan antara modul-modul ini menunjukkan bahwa keputusan yang bijaksana dan berbasis nilai-nilai kebajikan universal mempengaruhi kualitas pembelajaran dan hasil pendidikan murid secara menyeluruh. Integrasi aspek-aspek ini dalam praktik sehari-hari mendukung pembelajaran yang memberdayakan murid dan mempersiapkan mereka untuk masa depan dengan lebih baik.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
A. Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sementara itu, bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah.
B. Empat paradigma pengambilan keputusan
Individu lawan kelompok (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
C. Tiga prinsip pengambilan keputusan
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
D. Sembilan langkah pengambilan keputusan
Mengenali nilai yang bertentangan
Menentukan pihak yang terlibat
Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
Pengujian benar atau salah
Pengujian paradigma benar lawan benar
Melakukan prinsip resolusi
Investigasi opsi trilema
Buat keputusan
Lihat lagi keputusan dan refleksikan.
Hal-hal di luar dugaan saya adalah dalam mengambil keputusan sebagai guru atau pendidik kita diharuskan untuk memahami lebih dalam tentang masalah atau kasus dari perspektif yang berbeda. Karena dalam dilema etika terdapat nilai-nilai yang sama-sama benar tetapi saling bertentangan, dan dalam kasus bujukan moral terdapat nilai benar vs salah.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah, tetapi yang saya lakukan tidak selengkap dengan apa yang saya pelajari dari modul 3.1 ini. Sebelumnya, dalam pengambilan keputusan saya hanya berpikir satu dua kali secara matang dan dampak yang akan ditimbulkan setelah mengambil keputusan tersebut. Setelah mempelajari modul 3.1, sebelum pengambilan keputusan ternyata seorang pendidik harus mengetahui paradigma dan prinsip dilema etika, serta melalui tahapan pengujian pengambilan keputusan.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang saya dapatkan setelah mempelajari modul 3.1 ini adalah pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika dan bujukan moral lebih bijaksana dan reflektif, dengan pertimbangan yang mendalam tentang etika, prinsip, dan proses pengambilan keputusan. Adanya peningkatan kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi keputusan dengan cara yang lebih kritis dan sistematis. Kemudian dalam konteks kepemimpinan atau manajemen, pemahaman ini membantu saya dalam membuat keputusan yang lebih adil, bijaksana, efektif dan bertanggung jawab sehingga meminimalisir dampak negatif yang dapat merugikan orang lain akibat keputusan yang sudah saya buat.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Menurut saya modul 3.1 ini sangat penting karena memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang adil, bijaksana, etis, efektif, dan bertanggung jawab baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Sebagai individu, topik modul 3.1 ini membantu saya dalam membuat keputusan yang lebih bijaksana dan konsisten dengan nilai-nilai kebajikan universal yang saya yakini. Sebagai pemimpin, topik modul 3.1 ini meningkatkan kemampuan saya untuk memimpin dengan adil dan efektif, serta dapat meciptakan lingkungan kerja yang positif. Keterampilan dan pemahaman yang diperoleh dari modul ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengambilan keputusan tetapi juga memperkuat integritas dan kredibilitas saya sebagai pendidik.



5 notes
·
View notes
Text
Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa pendidikan merupakan sebuah cara untuk menuntun tumbuh kembang anak agar mereka dapat menjadi manusia dan masyarakat yang memiliki keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya.
Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan dan perkembangan dari masa ke masa,baik dari segi kurikulum yang diterapkan ataupun cara pendidikan disampaikan.
Sebelum saya mempelajari makna pendidikan menurut filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara,saya memiliki sudut pandang bahwa murid sudah seyogyanya diberi pembelajaran yang sesuai dengan teori atau buku teks yang di selenggarakan oleh pemerintah.Mereka harus bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan oleh masing-masing sekolah . Murid idaman bagi seorang guru menurut pemikiran saya adalah apabila ada anak yang rajin datang ke sekolah,mengerjakan tugas dengan rapi dan baik ,aktif bertanya dan selalu mendapat nilai diatas kriteria ketuntasan minimal.Menjadi seorang murid menurut saya juga lebihbaik mendengarkan guru menjelaskan daripada bertanya terlalu berlebih yang diluar konteks pembelajaran.
Ternyata,selama ini saya telah abai terhadap karakter anak yang harus dituntun sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman menurut Ki Hajar Dewantara.Bagaimana bisa seorang guru hanya menjadi guru yang mampu mencerdaskan murid tanpa memikirkan budi pekertinya atau tanpa mengetahui kebutuhannya?Saya merasa bersyukur mendapat pengetahuan baru sehingga saya berharap saya belum terlambat mempelajari bagaimana menjadi guru yang tidak hanya mampu mengajar namun juga mampu mendidik sesuai kodrat zaman dan kodrat alam.Kodrat alam sesuai dengan kondisi alam mereka tinggal,dan kodrat zaman sesuai dengan perkembangan anak agar mereka menjadi anggota masyarakat yang mampu berguna di masa depannya.
Beberapa hal yang bisa diterapkan didalam kelas pada saat proses pembelajaran yaitu dengan membuat iklim belajar yang lebih interakitf dan kondusif serta berpusat kepada siswa .Kondusif dalam artian tidak hening namun aktif dalam sebuah diskusi yang menyenangkan dan dapat memberi makna bagi murid.Mengajar sesuai dengan kodrat zaman anak-anak yaitu dengan selalu berinovasi terhadap perkembangan teknologi contohnya.Selain hal tersebut,sebagai seorang guru yang telah mempelajari makna pendidikan dan pengajaran menurut KHD,tentunya budi pekerti merupakan hal yang tidak , dapat dipisahkan dari pendidikan dan pengajaran.Tidak hanya kecapakan kognitifnya saja yang penting melainkan guru harus bisa mengajarkan budi pekerti yang baik seperti kejujuran,saling tolong menolong,toleransi,kerjasama dan lain sebagainya.Semoga,kelak kita bisa menjadi guru yang sesuai dengan yang murid butuhkan.
11 notes
·
View notes
Text
Peradaban Yunani Kuno: Jejak Kejayaan yang Menginspirasi Dunia
TOTONESIA Peradaban Yunani Kuno adalah salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Kejayaannya tidak hanya terlihat dalam bidang seni, arsitektur, dan sastra, tetapi juga dalam pemikiran filosofi, ilmu pengetahuan, dan politik yang masih memberi dampak pada dunia modern saat ini. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi berbagai aspek dari peradaban Yunani Kuno, termasuk sejarahnya, kontribusinya terhadap dunia, serta warisan yang mereka tinggalkan.

Sejarah Singkat Peradaban Yunani Kuno
Peradaban Yunani Kuno berkembang sekitar abad ke-8 SM dan berlangsung hingga penaklukan oleh Kekaisaran Romawi pada abad ke-2 SM. Wilayah Yunani kuno terbagi menjadi banyak kota-kota negara (polis), masing-masing dengan pemerintahannya sendiri, meskipun ada kesamaan dalam bahasa dan budaya. Kota-kota besar seperti Athena, Sparta, dan Korintus memainkan peran penting dalam perkembangan peradaban ini.
Yunani Kuno mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-5 SM, dikenal dengan "Zaman Keemasan" di bawah kepemimpinan negara kota Athena, yang menjadi pusat budaya dan intelektual dunia pada masa itu. Namun, peradaban Yunani juga mengalami periode konflik yang panjang, termasuk perang antara Sparta dan Athena yang dikenal dengan Perang Peloponnesos.
Kontribusi Yunani Kuno dalam Bidang Filosofi
Salah satu aspek paling menonjol dari peradaban Yunani Kuno adalah filosofi. Para pemikir Yunani berfokus pada pencarian kebenaran, pengetahuan, dan cara hidup yang lebih baik. Filosof-filosof besar seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles menjadi tokoh sentral yang membentuk dasar-dasar pemikiran Barat.
Socrates (469–399 SM) dikenal karena metodenya yang kritis dan tanya jawab yang mendalam, yang dikenal dengan nama "metode sokratik". Ia tidak menulis karya-karya filsafat, tetapi ajarannya diwariskan oleh murid-muridnya, terutama Plato. Socrates menekankan pentingnya mencari kebajikan dan pengetahuan sebagai tujuan hidup manusia.
Plato (428–348 SM), seorang murid Socrates, mendirikan Akademi di Athena, yang merupakan salah satu lembaga pendidikan pertama di dunia Barat. Karyanya, terutama "Republik", membahas konsep keadilan, pemerintahan ideal, dan teori bentuk (Form). Plato percaya bahwa dunia yang kita lihat hanyalah bayangan dari dunia yang lebih sempurna dan abadi.
Aristoteles (384–322 SM), murid Plato, memberikan kontribusi besar dalam hampir semua bidang ilmu, mulai dari logika, etika, politik, hingga ilmu alam. Karya-karyanya menjadi dasar dari banyak disiplin ilmu yang ada saat ini. Aristoteles mengajukan ide tentang pemerintahan yang berdasarkan konstitusi dan menekankan pentingnya kebajikan dalam kehidupan individu.
Politik dan Demokrasi Athena
Peradaban Yunani Kuno, khususnya Athena, juga dikenal dengan perkembangan sistem politik yang luar biasa. Athena dianggap sebagai tempat lahirnya demokrasi, meskipun demokrasi mereka berbeda dengan yang kita kenal sekarang.
Demokrasi Athena pada abad ke-5 SM memberikan kesempatan kepada warga negara laki-laki untuk ikut serta dalam keputusan politik, meskipun wanita, budak, dan orang asing tidak memiliki hak suara. Dewan Eksekutif yang disebut "Boule" dan Majelis Rakyat "Ekklesia" adalah lembaga utama dalam pemerintahan. Sistem ini menekankan pentingnya partisipasi aktif dari warga negara dalam menentukan kebijakan publik.
Namun, meskipun sistem ini dianggap sebagai cikal bakal demokrasi modern, pemerintahan Athena tidak sepenuhnya demokratis menurut standar saat ini, karena hanya sebagian kecil dari populasi yang dapat berpartisipasi dalam politik.
Seni, Arsitektur, dan Sastra
Peradaban Yunani Kuno juga dikenal dengan pencapaian luar biasa dalam seni, arsitektur, dan sastra. Pencapaian-pencapaian ini tidak hanya menunjukkan kemajuan teknik dan kreativitas mereka, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai sosial dan keagamaan mereka.
Arsitektur: Salah satu warisan paling menonjol dari Yunani Kuno adalah arsitektur mereka, terutama kuil-kuil yang megah yang dibangun untuk menghormati dewa-dewa mereka. Kuil Parthenon di Athena adalah contoh terbaik dari arsitektur Yunani Kuno yang sempurna, dengan desain Doric yang elegan. Selain itu, mereka juga mengembangkan teater terbuka yang digunakan untuk pertunjukan drama, seperti Teater Epidaurus yang terkenal.
Seni: Yunani Kuno menghasilkan banyak karya seni yang indah, termasuk patung-patung yang menggambarkan dewa-dewa dan tokoh mitologi dengan proporsi tubuh yang ideal. Salah satu contoh paling terkenal adalah patung Dewa Zeus di Olympia, yang dibuat oleh pematung Phidias.
Sastra: Sastra Yunani Kuno mencakup karya-karya epik, drama, dan puisi. Salah satu karya sastra paling terkenal adalah "Iliad" dan "Odyssey" karya Homer, yang menceritakan kisah perang Trojan dan petualangan pahlawan Odysseus. Selain itu, drama tragedi dan komedi yang diciptakan oleh penulis seperti Sophocles, Euripides, dan Aristophanes telah mempengaruhi perkembangan teater Barat hingga saat ini.
Ilmu Pengetahuan dan Matematika
Yunani Kuno juga berkontribusi besar dalam bidang ilmu pengetahuan dan matematika. Pemikir seperti Pythagoras, Euclid, dan Archimedes mengembangkan teori-teori yang masih relevan hingga kini.
Pythagoras dikenal dengan teorema yang menghubungkan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku, yang dikenal dengan nama Teorema Pythagoras.
Euclid, seorang matematikawan besar, menulis karya monumental "Elemen", yang merangkum pengetahuan matematika pada masanya dan menjadi dasar pembelajaran geometri.
Archimedes adalah ilmuwan terkenal yang menemukan banyak prinsip dalam fisika, termasuk hukum tuas dan prinsip Archimedes yang berhubungan dengan benda terapung.
Warisan Peradaban Yunani Kuno
Warisan dari peradaban Yunani Kuno masih sangat terasa dalam kehidupan modern kita. Filosofi Yunani menjadi dasar dari pemikiran rasional dan ilmiah. Demokrasi, meskipun berbeda dari yang kita miliki sekarang, memberikan inspirasi bagi sistem pemerintahan modern. Seni dan arsitektur Yunani juga memberikan pengaruh yang besar dalam desain bangunan-bangunan ikonik dan dalam dunia seni rupa.
Banyak dari konsep-konsep Yunani yang masih diterapkan hingga hari ini, baik dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, seni, maupun politik. Peradaban Yunani Kuno telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah umat manusia, dan pengaruhnya terus memberikan inspirasi hingga saat ini.
Kesimpulan
Peradaban Yunani Kuno adalah salah satu peradaban paling penting dalam sejarah dunia. Dengan kontribusi besar dalam filosofi, politik, seni, sastra, ilmu pengetahuan, dan matematika, Yunani Kuno telah membentuk banyak aspek dari peradaban modern. Warisan yang mereka tinggalkan terus menginspirasi dan mempengaruhi perkembangan dunia hingga hari ini.
#totonesia#ancient greece#link totonesia#yunani#situs totonesia#daftar totonesia#art#greece#statue#yunani kuno#city#ancient city
2 notes
·
View notes
Text
Kesimpulan & Refleksi Pengetahuan serta Pengalaman Mempelajari Materi Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Sofia Mega Seftriana • Filosofi Pendidikan Nasional • PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023

Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan merupakan proses memberikan tuntunan terhadap segala kodrat yang dimiliki seorang anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pengajaran merupakan bagian dari Pendidikan, dimana pengajaran adalah proses Pendidikan dalam memberikan ilmu sebagai bekal kecakapan hidup seorang anak secara lahir dan batin. Pendidikan dan pengajaran bertujuan untuk memerdekakan manusia. Melalui pendidikan, peserta didik dapat tumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain dan menjadi mandiri.
Arti kata menuntun adalah proses mengarahkan dan membimbing seorang anak agar dapat menemukan ataupun memperbaiki jati dirinya. Anak diberikan kebebasan dalam bertingkah laku maupun mengeksplor pengetahuannya. Namun dalam proses menuntun, seorang pendidik harus berperan penting dalam memberikan arahan dan tuntunan agar seorang anak tidak salah dalam bertindak, tidak kehilangan arah, serta tidak melakukan hal-hal yang membahayakan.
Banyak contoh hal-hal baik yang dapat diberikan dan dipelajari seorang anak melalui pendidikan sosio-kultural. Salah satunya melalui potensi budaya yang ada di Indonesia. Seperti mengenalkan tari tradisional yang dilakukan secara berkelompok kepada siswa, dan menjelaskan bahwasanya untuk mendapatkan hasil tarian serta pertunjukan yang baik dibutuhkan suatu adanya usaha dan kerjasama antarsesama anggota. Indonesia juga terdiri dari banyak suku dan etnis, sehingga dengan mengenalkan keberagaman tersebut kepada anak akan menumbuhkan sikap toleransi saling menghargai dan menghormati perbedaan.
Pendidikan anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat jaman. Kodrat alam berkaitan dengan kondisi sifat dan bentuk lingkungan sekitar tempat tinggal peserta didik, dimana seorang anak harus memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai, serta kebergaman budaya yang ada disekitarnya. Selain itu, anak juga harus mengetahui kondisi alam disekitarnya sehingga dapat menerima dan menghargai segala perbedaan terkait kondisi tersebut. Jika didasari pada kodrat jaman, berarti seorang anak harus belajar dan bersifat terbuka terhadap bentuk perubahan-perubahan yang terjadi. Semisal pada abad 21 ini, anak dituntut untuk melek terhadap penggunaan teknologi, namun sebagai seorang pendidik baiknya mengawasi dan memberikan arahan kepada peserta didik terkait dampak positif yang dapat diambil, serta dampak negatif yang harus diperhatikan peserta didik.
Lingkungan keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan karakter atau watak seorang anak. Keluarga menjadi wadah terbaik dalam memberikan pendidikan sosial dan pendidikan karakter, serta membantu anak dalam memperoleh teladan dan tuntunan dari orang tua. Budi pekerti seorang anak ditekankan pada interaksi sosial antarsesama, sehingga kemandirian anak dapat tumbuh melalui proses belajar bersama orang lain. Oleh sebab itu, budi pekerti melatih seorang anak untuk memiliki kesadaran diri dalam menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan memberikan kemerdekaan pada orang lain. Pemberian contoh tentang baik ataupun buruknya sesuatu tanpa harus mengambil hak murid agar mereka bisa tumbuh dan mengembangkan jadi dirinya (kemerdekaan dirinya) disebut dengan sistem Among. Sistem among didasari pada metode pendidikan yang diterapkan oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu:
Ing Ngarso Sung Tulodho (Di depan memberikan teladan), guru menjadi teladan dalam tingkah laku dan budi pekerti
Ing Madya Mangun Karso (Di tengah membangun kehendak), guru memberikan semangat dan berkreasi bersama murid melalui jalinan komunikasi serta menjadi penuntun dan narasumber.
Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan), guru memberikan motivasi, saran, dan masukan agar siswa dapat bereksplorasi dari segi pengetahuan dan keterampilan.
2. Penerapan Konteks Sosial Budaya dalam Pembelajaran

Penerapan konteks sosial budaya penting diterapkan dalam kegiatan pembelajaran agar peserta didik dapat menanamkan sikap saling menghargai, saling menghormati, dan toleransi terhadap keberagaman budaya yang ada didaerahnya. Hal yang dapat saya lakukan untuk mewujudkan pendidikan yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah saya yaitu seperti, dalam pembelajaran IPA mengaitkan beberapa materi dengan kebudayaan Burdah Keliling yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Keluraharan Gili Barat, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Burdah keliling dilakasanakan oleh warga desa tersebut bertujuan untuk menolak bala atau menolak segala hal-hal buruk, seperti wabah penyakit maupun bencana alam. Masyarakat di desa tersebut melantunkan sholawat sambil berkeliling desa dengan membawa obor. Kemudian warga yang tidak ikut berkeliling, memberikan makanan dan minuman kepada warga yang ikutserta dalam burdah keliling serta melakukan makan bersama. Dalam kegiatan tersebut, terdapat beberapa konsep IPA yang dapat dipelajari seperti:
Obor berkaitan dengan materi suhu serta zat dan perubahannya.
Berkeliling desa berkaitan dengan materi gerak dan perpindahan.
Makan makanan bersama berkaitan dengan materi sistem pencernaan, energi, dan zat aditif.
Selain dapat menghubungkan dengan pembelajaran IPA, peserta didik juga memperoleh makna bahwasanya budaya Burdah Keliling sangat berkaitan erat dengan konteks sosial. Dimana, jiwa gotong royong, kebersamaan, bekerjasama, dan saling menghargai dapat diteladani.
3. Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman
Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari topik ini?
Saya sebagai guru hanya bertugas memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perangkat pembelajaran.
Peserta didik dituntut untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, dan melengkapi catatan sehingga membuat murid merasa tertekan dan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Saya mengenal dan memahami kepintaran peserta didik melalui "Nilai" yang mereka punya, bukan melalui pengamatan dari segi keterampilan dan sikap sosial.
Peserta didik diwajibkan memahami semua materi yang diberikan dan mampu mencapai batas KKM yang ditentukan agar target kurikulum dapat terpenuhi.
Saya tidak terlalu memperhatikan minat dan bakat yang dimiliki peserta didik, saya menganggap semua memiliki kesamaan, karena samanya fokus materi dan tugas yang diberikan.
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda Setelah mempelajari topik ini?
Hal yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari topik ini yaitu, saya mempercayai bahwasanya setiap peserta didik memiliki kelebihan, bakat, dan minatnya masing-masing, serta mereka memiliki kecerdasan dan kepintaran dengan caranya sendiri. Sebagai seorang pendidik, memberikan kebebasan pada peserta didik dalam belajar merupakan hal yang penting agar peserta didik dapat mengeksplor pengetahuannya, mengembangkan keterampilan yang mereka punya, dan dapat menanamkan nilai-nilai sosial pada peserta didik melalui berbagai kegiatan kelompok seperti berdiskusi, bergotong royong, berkreativitas, bertanggung jawab, dan saling menghargai satu sama lain. Oleh sebab itu, pentingnya menerapkan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan menuntun mereka agar mereka memperoleh keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya bagi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, saya harus berperan penting dalam memberikan arahan, tuntunan, serta bimbingan kepada peserta didik. Sebagaimana semboyan pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu:
Ing Ngarso Sung Tulodho (Di depan memberikan teladan), guru menjadi teladan dalam tingkah laku dan budi pekerti
Ing Madya Mangun Karso (Di tengah membangun kehendak), guru memberikan semangat dan berkreasi bersama murid melalui jalinan komunikasi serta menjadi penuntun dan narasumber.
Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan), guru memberikan motivasi, saran, dan masukan agar siswa dapat bereksplorasi dari segi pengetahuan dan keterampilan.
3. Apa yang dapat segera anda terapkan lebih baik agar kelas anda merefleksikan pemikiran KHD?
Hal-hal yang akan segera saya terapkan dalam pembelajaran agar pembelajaran dikelas mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu:
Memahami karakteristik, gaya belajar, minat, dan bakat masing-masing peserta didik
Menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan memberikan peserta didik kebebasan dalam belajar mengembangkan keterampilan dan pengetahuan melalui beberapa model pembelajaran seperti PBL dan PJBL
Menanamkan sikap sosial kepada peserta didik melalui pendidikan sosio-kultural dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan kelompok seperti berdiskusi, bekerjasama, dan bertanggung jawab dalam tim, sehingga mereka dapat menghargai perbedaan anggota kelompoknya.
12 notes
·
View notes
Text
Koneksi Antarmateri Modul 3.1 : Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Mengambil Keputusan dengan Bijaksana: Filosofi, Nilai-Nilai, Coaching, dan Dampaknya dalam Pendidikan
Pendidikan bukan hanya tentang membagikan pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter, bahkan juga tentang kemampuan untuk mengambil keputusan yang bijaksana. Banyak hal yang harus dijadikan landasan untuk mengambil Keputusan yang berdampak positif dalam dunia Pendidikan. Misalnya perihal Filosofi Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai-nilai guru penggerak, coaching, dan kemampuan sosial emosional.
Kaitan Filosofi Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara dengan Pengambilan Keputusan
Filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, sebagai bapak pendidikan Indonesia, memberikan landasan yang kuat dalam pengambilan keputusan. Pratap Triloka, konsep tiga aspek penting, mengajarkan bahwa menjadi teladan, memberikan motivasi, dan memberikan dukungan adalah kunci utama dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan.
Ing Ngarso Sung Tuladha: Menjadi teladan dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan.
Ing Madya Mangunkarsa: Memberikan motivasi dan inspirasi dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid.
Tut Wuri Handayani: Memberikan dukungan dan dorongan dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Membentuk Guru Penggerak: Nilai, Coaching, dan Etika dalam Pengambilan Keputusan
Guru Penggerak bukan hanya penuntun di kelas, tetapi guru penggerak adalah pemegang peranan penting dalam pembentukan karakter dan lingkungan belajar yang menginspirasi. Guru penggerak harus mengerti cara mengadopsi nilai-nilai seperti kemandirian, refleksi, kolaborasi, inovasi, dan dukungan terhadap peserta didik, tidak hanya menjadi pijakan teoretis. Namun, nilai-nilai tersebut harus dijadikan penuntun dalam setiap langkah pengambilan keputusan.
Nilai-nilai tersebut bukan sekadar kata-kata hampa, tetapi nilai-nilai tersebut adalah katalisator langsung dalam proses pengambilan keputusan. Seorang Guru Penggerak yang menganut nilai-nilai kebajikan tidak hanya menjadikan integritas dan moralitas sebagai landasan untuk mengambil sebuah keputusan, tetapi juga menggambarkan keputusan yang penuh tanggung jawab dalam setiap tindakannya.
Proses menjadi Guru Penggerak yang profesional tidak terjadi begitu saja. Dalam perjalanan ini, fase coaching memegang peran penting dalam proses pendidikan guru penggerak. Lebih dari sekadar meningkatkan keterampilan pengajaran, coaching membentuk kesadaran diri yang mendalam. Guru Penggerak belajar dari pengalaman, merenung atas tindakan mereka, dan mengembangkan perspektif yang lebih kaya melalui diskusi dengan mentor atau rekan sejawat.
Selain pemahaman mengenai nilai-nilai guru penggerak dan proses coaching, kemampuan guru dalam mengelola dan memahami aspek sosial emosional memiliki dampak besar pada pengambilan keputusan. Kesadaran diri membantu guru memahami reaksi emosional mereka, sementara kemampuan mengelola emosi membantu mereka tetap tenang dan fokus dalam situasi sulit. Empati, keterampilan komunikasi, dan kolaborasi semuanya menjadi fondasi kuat untuk pengambilan keputusan yang seimbang.
Pembelajaran mengenai kasus dilema etika dan bujukan moral bukan hanya menjadi alat evaluasi formal. Pembelajaran tersebut adalah jendela yang membuka pandangan ke dunia nyata guru sebagai pemimpin pembelajaran. Guru Penggerak tidak hanya berhadapan dengan konsep teoretis di kelas. Guru penggerak dihadapkan pada dilema etika dan bujukan moral yang nyata. Studi kasus membuka ruang untuk refleksi kritis, pertimbangan perspektif yang beragam, dan memperkuat kemampuan membuat keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, pembahasan ini menyoroti nilai-nilai, coaching, kemampuan sosial emosional, dan studi kasus dapat bersinergi untuk membentuk seorang Guru Penggerak yang tidak hanya mahir dalam pengajaran tetapi juga bijaksana dalam pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika.
Menciptakan Lingkungan Positif melalui Pengambilan Keputusan yang Bijaksana
Pengambilan keputusan yang bijaksana oleh guru memiliki dampak besar pada lingkungan belajar. Membangun kepercayaan, meningkatkan motivasi murid, menciptakan rasa aman, dan meningkatkan kualitas pembelajaran semuanya dapat dicapai melalui keputusan yang bijaksana.
Tantangan Membentuk Masa Depan Pendidikan: Tantangan, Dampak, dan Peran Pemimpin Pembelajaran
Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan membawa tantangan kompleks yang memengaruhi pengambilan keputusan. Tantangan kompleks tersebut seperti keberagaman nilai, kurangnya pedoman, dilema etika baru, dan kapasitas yang kurang menjadi rintangan yang harus diatasi oleh pemimpin pendidikan. Meskipun kompleks, dengan keterampilan dan pengetahuan yang tepat, pemimpin pendidikan dapat menghadapi tantangan ini dengan bijaksana.
Pengambilan keputusan oleh guru tidak hanya memengaruhi keseharian di kelas, tetapi juga memberikan dampak besar pada proses pembelajaran. Keputusan yang bijaksana dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, kondusif, dan positif, dan mendukung perkembangan potensi murid yang beragam.
Pemimpin pembelajaran memegang peranan penting dalam menentukan masa depan pendidikan. Keputusan pemimpin pembelajaran terkait dengan karakter, kualitas pembelajaran, dan persiapan masa depan menjadi langkah yang harus dilaksanakan dalam membentuk generasi yang tangguh. Dengan demikian, tantangan pengambilan keputusan dalam perubahan paradigma tidak hanya menjadi ujian, tetapi juga kesempatan bagi pemimpin pembelajaran untuk menciptakan transformasi positif dalam pendidikan.
Membentuk Masa Depan Pendidikan: Pemahaman, Refleksi, dan Transformasi
Modul materi ini bukan sekadar panduan, tetapi kunci dalam memahami dan menerapkan pengambilan keputusan etis di dunia pendidikan. Guru Penggerak, melalui nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada peserta didik, menjadi agen perubahan yang memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dalam menghadapi perubahan paradigma, tantangan kompleks seperti keberagaman nilai, kurangnya pedoman, dilema etika baru, dan kurangnya kapasitas menjadi ujian nyata. Namun, dengan keterampilan dan pengetahuan yang tepat, pemimpin pendidikan dapat mengatasi tantangan ini dengan bijaksana.
Seiring pemahaman konsep yang kuat dan refleksi kritis, guru dapat menghadapi dilema etika, perubahan paradigma, dan tantangan pembelajaran dengan bijaksana. Modul ini memberikan landasan yang kokoh dalam pemahaman konsep-konsep penting seperti studi kasus dilemma etika, coaching, dan pembentukan lingkungan belajar positif. Melalui langkah-langkah sistematis, guru dapat menghadapi tantangan dengan bijaksana dan memilih solusi yang paling tepat. Dampak pembelajaran ini tidak hanya terbatas pada level individu, tetapi juga menciptakan perubahan positif dalam dinamika pembelajaran, menciptakan lingkungan yang aman, kondusif, dan positif, serta mendukung perkembangan potensi murid yang berbeda-beda.
Pentingnya pembelajaran ini tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi pemimpin. Dengan pemahaman dilema etika, paradigma pengambilan keputusan, dan langkah-langkah sistematis, pemimpin pendidikan dapat membentuk lingkungan belajar yang berkualitas dan menciptakan dampak positif pada generasi mendatang. Dengan tantangan dan peluang ke depan sebagai pendorong, pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh dari modul ini menjadi fondasi kokoh untuk terus berkembang sebagai pendidik yang bertindak sesuai dengan prinsip etika dan berdampak positif.
2 notes
·
View notes
Text






Topik 4 Filosofi Pendidikan Indonesia Koneksi Antar Materi - Pancasila dan Profil Pelajar Pancasila dari Perspektif lain
3 notes
·
View notes
Text

tetapi ada yang jadi tanggungan, sampe sampe begadang 🤣

sebab manusia selama hidup, diijinkan untuk memilih dan memiliki sesuatu yang nantinya juga akan dipertanggungjawabkan. huhuhu 😳
dan disini juga, menengok dalam maksud/ tujuan dari syariat yang dijadikan ajaran (maqosidus syariah)
Maqasid al-Shariah, atau tujuan hukum syariah, merujuk pada tujuan dan tujuan yang lebih tinggi yang mendasari prinsip-prinsip dan hukum syariah Islam. Tujuan ini diperoleh dari Al-Quran, Sunnah (ajaran dan praktik Nabi Muhammad), dan konsensus para ulama Islam. Maqasid al-Shariah memberikan kerangka kerja untuk memahami maksud dan filosofi keseluruhan hukum Islam. Mereka berfungsi sebagai panduan untuk penafsiran dan penerapan prinsip-prinsip Islam dalam berbagai konteks, memastikan bahwa hukum dan praktik sesuai dengan tujuan yang lebih luas dari syariah. Ada lima tujuan utama, atau maqasid, dari syariah yang disebutkan sebagai berikut: 1. Memelihara Agama (Hifz al-Din): Tujuan ini menekankan perlindungan dan pemeliharaan keyakinan Islam, termasuk kebebasan untuk beribadah dan menyebarkan agama. 2. Memelihara Kehidupan (Hifz al-Nafs): Pemeliharaan dan perlindungan kehidupan manusia merupakan hal yang sangat penting. Hukum Islam bertujuan untuk memastikan keselamatan, kesejahteraan, dan martabat individu. 3. Memelihara Garis Keturunan (Hifz al-Nasl): Tujuan ini berfokus pada menjaga struktur keluarga dan sosial, mempromosikan pernikahan, melindungi hak-hak anak, dan memelihara integritas garis keturunan. 4. Memelihara Akal (Hifz al-Aql): Tujuan pemeliharaan akal mencakup mempromosikan pendidikan, pengetahuan, dan kegiatan intelektual, sambil menghindari tindakan yang merusak kemampuan mental atau menghalangi berpikir rasional. 5. Memelihara Harta (Hifz al-Mal): Tujuan ini bertujuan untuk melindungi hak milik individu dan kolektif, mendorong aktivitas ekonomi, menghindari pencurian dan penipuan, serta mempromosikan keadilan sosial dalam hal distribusi kekayaan. Tujuan ini tidaklah lengkap dan dapat diperluas lagi berdasarkan konteks dan kebutuhan masyarakat. Mereka memberikan kerangka kerja komprehensif untuk memahami prinsip-prinsip mendasar hukum Islam dan menjadi dasar untuk mengatasi tantangan dan isu kontemporer.
Selain dari tujuan utama yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa tujuan lain yang juga dianggap sebagai bagian dari maqasid al-Shariah. Berikut adalah beberapa di antaranya: 1. Keadilan (Al-'Adl): Tujuan ini mencakup penegakan keadilan dalam segala aspek kehidupan, baik dalam sistem hukum, pemerintahan, maupun hubungan sosial. Hal ini termasuk perlakuan yang adil terhadap individu, keadilan dalam distribusi sumber daya, dan perlindungan terhadap hak-hak individu. 2. Kemashlahatan (Al-Maslahah): Tujuan ini berkaitan dengan mencapai kesejahteraan dan kebaikan umum. Prinsip ini mengharuskan untuk memperhatikan manfaat sosial, kesejahteraan masyarakat, dan mencapai keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan umum. 3. Pemeliharaan Lingkungan (Hifz al-Bi'ah): Tujuan ini menekankan perlindungan lingkungan alam, termasuk menjaga keberlanjutan alam, menjaga kelestarian sumber daya alam, dan bertanggung jawab terhadap bumi sebagai amanah dari Tuhan. 4. Kesetaraan (Al-Musawah): Tujuan ini mencakup prinsip kesetaraan antara individu tanpa memandang ras, etnis, atau status sosial. Hal ini juga mencakup perlindungan terhadap diskriminasi, penindasan, dan perlakuan yang tidak adil. 5. Keseimbangan (Al-Tawazun): Tujuan ini mengacu pada mencapai keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti keseimbangan antara hak individu dan tanggung jawab sosial, keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat. Tujuan tambahan ini memberikan dimensi lebih lanjut dalam pemahaman tentang prinsip-prinsip syariah dan memastikan bahwa hukum dan tindakan yang diambil mengarah pada keadilan, kesejahteraan, dan keseimbangan yang seimbang.
😶🌫️ byChatGPT
nah gitu loo 😅🤔😮💨🤕 (saya berwasit pada diri saya sendiri dan kepada sidang pembaca sekalian 🥲😂)
youtube
🥺
1 note
·
View note
Text
Identitas
Nama Lengkap: Aura Anindya Atmadja
Nama Panggilan: Aura, Anin
Tempat dan Tanggal Lahir: Jakarta, 24 Juni 1997
Agama : Islam
Golongan Darah: B
Kewarganegaraan: Indonesia
Program Pendidikan: Ilmu Komunikasi
Pekerjaan: Pemilik dan Pendiri LINGERINGYOU serta Éclat & Éclair by Anindya
Trivia tentang Aura Anindya dan Perjalanan Bisnisnya
1. Dibesarkan dalam Tradisi Bisnis – Aura Anindya lahir dari keluarga Atmadja yang memiliki sejarah panjang dalam dunia bisnis, khususnya di industri perhiasan. Warisan keluarga ini menjadi fondasi bagi kesuksesannya saat ini. 2. Toko Perhiasan yang Penuh Cerita – Setiap koleksi perhiasan yang dijual di tokonya bukan hanya sekadar benda mewah, tetapi memiliki kisah di balik desainnya. Banyak koleksi spesial yang terinspirasi dari pengalaman pribadi atau filosofi kecantikan yang ia yakini. 3. Éclat & Éclair by Anindya, Nama yang Bermakna – Nama toko kuenya, Éclat & Éclair, dipilih karena ia percaya bahwa kebahagiaan sering kali datang dari kejutan kecil dalam hidup—seperti rasa manis yang tiba-tiba menceriakan hari seseorang. 4. Perfeksionis dalam Detail – Aura dikenal sebagai pemilik bisnis yang sangat memperhatikan detail. Mulai dari pemilihan bahan untuk perhiasan, estetika kue, hingga desain lingerie, semuanya harus memenuhi standar elegan yang ia tetapkan. 5. LINGERINGYOU, Simbol Kepercayaan Diri – Butik lingerienya didirikan dengan filosofi bahwa kecantikan sejati dimulai dari bagaimana seseorang merasa terhadap dirinya sendiri. Ia ingin para wanita merasa percaya diri dan nyaman dengan tubuh mereka. 6. Multi-Talenta di Dunia Bisnis – Meskipun latar belakang keluarganya berakar di industri perhiasan, Aura berhasil membuktikan dirinya sebagai seorang entrepreneur sejati dengan mengembangkan bisnis di bidang kuliner dan fashion. 7. Selalu Memberikan Sentuhan Pribadi – Pelanggan setianya sering mengatakan bahwa mereka merasa ada ‘sentuhan Aura’ di setiap produknya. Baik itu ukiran khas pada perhiasan, dekorasi unik pada kue, maupun desain lingerie yang anggun. 8. Memegang Prinsip "Wanita Bisa Segalanya" – Aura adalah sosok yang percaya bahwa wanita bisa sukses di berbagai bidang tanpa harus kehilangan identitas dan keanggunannya. 9. Kesuksesan yang Tetap Membumi – Meski namanya sudah terkenal di kalangan pebisnis elite, Aura tetap rendah hati dan sering berbagi kisah perjuangannya kepada wanita muda yang ingin memulai bisnis. 10. Dukungan Tanpa Syarat dari Althofar Wiratama – Suaminya, Althofar, selalu menjadi pilar utama dalam setiap langkah bisnisnya. Meski mereka memiliki dunia usaha yang berbeda, Althofar adalah sosok yang selalu memberikan motivasi dan dukungan bagi Aura. Aura bukan hanya seorang pebisnis sukses, tetapi juga simbol dari kerja keras, keberanian, dan kecantikan yang datang dari dalam.
0 notes
Text
TURISIAN.com - Kebijakan pelarangan study tour oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi serta penghematan anggaran perjalanan dinas oleh Presiden Prabowo Subianto mengguncang industri pariwisata. Salah satu kekhawatiran datang dari Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA). Mereka mencermati dampaknya, yakni, bisnis perjalanan wisata berada di ujung tanduk. "Karena sebagian besar segmen pasar kami adalah perjalanan study tour ini," kata Ketua ASITA DPD Jawa Barat, Daniel Guna Nugraha dalam pernyataan persnya, Jumat 21 Februari 2025. Namun, di balik keputusan ini, Daniel mengalukui, ada otokritik yang tak bisa diabaikan. Standar layanan pariwisata harus ditingkatkan. "Termasuk, konsumen berhak mendapatkan pengalaman yang berkualitas sesuai biaya yang mereka keluarkan," ujarnya. Sementara itu, pendidikan di luar kelas memiliki nilai lebih dibanding sekadar rekreasi. Interaksi langsung dengan objek wisata mampu memperkaya pengalaman belajar siswa. "Tak hanya menumbuhkan kreativitas, metode ini juga mengembangkan keterampilan sosial. Meningkatkan kesadaran lingkungan, serta mempererat hubungan siswa dan guru," ujar Daniel.. Sedangkan, Gubernur Dedi Mulyadi mendorong wisata berbasis kearifan lokal. Mengapa harus jauh-jauh jika Jawa Barat memiliki destinasi unggulan? BACA JUGA: KAI Mohon Maaf, Siapkan Perbaikan Sistem Pemesanan Tiket dan Tambahan Layanan untuk Lebaran Dampak Ekonomi dan Strategi Adaptasi Sayangnya, banyak sekolah lebih memilih ke luar daerah, padahal objek wisata budaya dan alam di Jawa Barat tak kalah menarik. Kampung Naga di Tasikmalaya, misalnya, menawarkan pengalaman menganyam bambu dan bercocok tanam dengan cara tradisional. Di Kampung Trusmi, Cirebon, siswa dapat memahami filosofi batik dan teknik pembuatannya. Di Plered, Purwakarta, mereka bisa belajar membuat gerabah, sedangkan di Keraton Sumedang Larang, siswa dapat menyelami sejarah kerajaan Sunda. Menurut Daniel, efek kebijakan ini tak hanya dirasakan di Jawa Barat, tetapi juga di daerah lain seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali, yang selama ini bergantung pada kunjungan pelajar dari provinsi ini. "Jika dibiarkan, dampaknya bisa berujung pada boikot wisata ke Jawa Barat," tegas Daniel. Oleh sebab itu, sebagai langkah strategis, ASITA mengajak para pemangku kepentingan untuk melirik pasar inbound. Wisatawan dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan Thailand berpotensi besar. Destinasi unggulan seperti Kawah Putih, Tangkuban Perahu, perkebunan teh kuno, hingga Geopark Ciletuh memiliki daya tarik tersendiri. Wisata petualangan seperti Via Ferrata Gunung Parang dan arung jeram Sungai Citarik juga memiliki nilai jual tinggi. Disamping itu, ASITA juga mendorong workshop dan pelatihan bagi pelaku usaha pariwisata di berbagai daerah. Hal ini agar mereka tidak sekadar menjadi penonton, tetapi pemain utama dalam industri ini. Kemitraan dengan pemerintah menjadi kunci dalam menyusun regulasi yang melindungi warisan budaya dan ekosistem alam. Produk wisata berbasis ekoturisme dan keberlanjutan harus menjadi prioritas agar industri ini tetap lestari. Dengan langkah-langkah strategis ini, industri pariwisata Jawa Barat diharapkan tidak hanya bertahan. Namun, juga bangkit sebagai destinasi unggulan yang mampu menarik wisatawan dalam dan luar negeri. ***
0 notes
Text
Rahasia Sukses Belajar di Al Hikmah IIBS Batu: Kenapa Boleh Ulang Tugas?

Thumbnails Video Youtube Dengan judul "Pembelajaran di Al Hikmah Boarding School Batu: Kenapa Siswa Boleh Mengerjakan Ulang Tugasnya"
Sistem Pembelajaran di Al Hikmah Boarding School
Di Al Hikmah IIBS, siswa belajar melalui sistem e-learning. Platform ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan umpan balik langsung setelah menyelesaikan soal. Jika siswa merasa tidak puas dengan hasil tugas atau ujian, mereka dapat meminta untuk mengerjakan ulang.
Proses Belajar yang Berkelanjutan
Berikut adalah beberapa keuntungan dari sistem pengerjaan ulang:
Umpan Balik Real-Time: Setelah mengerjakan soal, siswa mendapatkan informasi tentang mana yang benar dan mana yang salah, yang memungkinkan mereka untuk memahami kesalahan mereka.
Kesempatan Meningkatkan Nilai: Misalnya, jika seorang siswa mulai dengan nilai 70, mereka masih memiliki peluang untuk memperbaikinya menjadi 100 dengan hasil usaha mereka.
Penguasaan Materi: Dengan diberi kesempatan untuk mencoba kembali, siswa diharapkan dapat benar-benar memahami topik yang sedang dipelajari.
Mengatasi Rasa Takut untuk Salah
Salah satu alasan mengapa siswa sering kali takut untuk mencoba adalah kekhawatiran mereka akan kegagalan. Dalam konteks pendidikan, ketakutan untuk salah bisa menghambat proses belajar. Di Al Hikmah IIBS. pendekatan pengajaran yang terbuka bertujuan untuk menghilangkan tekanan ini. Seperti yang dijelaskan dalam podcast, "Kamu harus bisa mencoba, walaupun jatuh lima kali, berdiri sepuluh kali."
Contoh dari Dunia Permainan
Ustaz memberikan contoh dari pengalaman pribadi bermain video game seperti Super Mario Bros. Ketika karakter dalam game tersebut gagal melewati suatu level, pemain tidak perlu khawatir karena bisa mengulang kembali tanpa kehilangan kemajuan.
Kolaborasi Lebih Penting daripada Kompetisi
Di Al Hikmah, pendekatan yang diambil adalah lebih berfokus pada kolaborasi daripada kompetisi. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh psikolog pendidikan, seperti Lev Vygotsky, dengan teorinya mengenai Zona Perkembangan Proksimal (ZPD).
Pengertian Zona Perkembangan Proksimal
Lingkaran Kecil: Keterampilan yang bisa dikuasai siswa secara mandiri.
Lingkaran Sedang: Keterampilan yang bisa dikuasai dengan bantuan orang lain.
Lingkaran Besar: Keterampilan yang tidak bisa dikuasai baik secara mandiri maupun dengan bantuan.
Dengan struktur ini, Vygotsky menekankan pentingnya dukungan sosial dalam proses pembelajaran. Melalui kolaborasi baik antara siswa sendiri maupun dengan guru, siswa dapat belajar secara lebih efektif.
Penelitian Mendasari Pendekatan Ini
Salah satu penelitian yang mencuri perhatian adalah eksperimen yang dilakukan oleh YouTuber terkenal Mark Rober. Dia ingin membuktikan bahwa belajar coding itu mudah dengan mengajukan tantangan kepada para pengikutnya. Terdapat dua kelompok peserta:
Kelompok Pertama: Diadakan pengurangan poin setiap kali mereka melakukan kesalahan.
Kelompok Kedua: Diberikan instruksi untuk "coba lagi" tanpa risiko pengurangan poin.
Hasilnya, kelompok kedua menunjukkan 65% berhasil menyelesaikan tantangan, sementara hanya 52% dari kelompok yang pertama berhasil. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika para peserta merasa lebih berisiko, motivasi mereka cenderung turun, menghambat kemajuan belajar mereka.
Mendorong Semangat Belajar
Di Al Hikmah IIBS, filosofi ini diemban agar siswa merasa terbebas dari takut salah. Dengan demikian, siswa didorong untuk terus belajar dan berinovasi. Konsep mengerjakan ulang bukan hanya tentang memperbaiki nilai, tetapi juga perkembangan diri yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Sistem pembelajaran di Al Hikmah IIBS mendorong siswa untuk mengerjakan ulang tugas dan ujian untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam, mengurangi tekanan, dan memperkuat semangat kolaborasi. Dengan memanfaatkan teori pendidikan seperti Zona Perkembangan Proksimal, sekolah ini menunjukkan bahwa pendidikan harus berfokus pada pengembangan diri setiap individu daripada sekadar penilaian nilai.
Dengan kebijakan yang mengedepankan kesempatan belajar ini, diharapkan siswa dapat mencapai potensi maksimal mereka dan merasa lebih percaya diri dalam menyelesaikan tantangan di masa depan.
0 notes
Text
WA 0857-183-22788, Pabrik Batik Muslimat NU 2025

WA 0857-183-22788,
Batik, dengan segala keindahannya, telah menjadi simbol kebanggaan bangsa Indonesia yang tak hanya mencerminkan warisan budaya tetapi juga identitas suatu organisasi. Pabrik Batik Muslimat NU 2025 hadir untuk memenuhi kebutuhan seragam yang tidak hanya menarik dari segi desain, tetapi juga penuh makna dan simbolisme. Dengan desain yang terus berkembang, Pabrik Batik Muslimat NU 2025 mempersembahkan karya batik terbaru yang eksklusif dan menggunakan bahan berkualitas tinggi, cocok untuk anggota Muslimat NU yang ingin tampil elegan dan modern.
Seragam batik dari Pabrik Batik Muslimat NU 2025 bukan sekadar pakaian. Ia adalah lambang persatuan, kekuatan, dan keberagaman, mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Muslimat NU. Dengan memadukan desain tradisional yang kaya dengan inovasi kontemporer, batik yang dihasilkan tidak hanya mempercantik penampilan, tetapi juga menjadi simbol semangat keagamaan dan sosial yang mendalam.
Desain Eksklusif dan Modern
Pabrik Batik Muslimat NU 2025 menawarkan desain terbaru untuk seragam Muslimat yang tidak hanya eksklusif tetapi juga sarat dengan makna. Desain-desain batik ini dibuat dengan penuh pertimbangan untuk mencerminkan karakteristik dan nilai-nilai dari organisasi Muslimat NU yang terus berkembang, namun tetap menjunjung tinggi adat dan budaya Indonesia.
Motif yang dihadirkan dalam seragam ini adalah kombinasi yang indah antara desain modern dan motif tradisional yang kaya akan filosofi. Setiap detail dari Pabrik Batik Muslimat NU 2025 mencerminkan keanggunan yang tidak lekang oleh waktu, namun tetap menonjolkan kesan kekinian yang elegan. Dari pola geometris yang dinamis hingga bunga-bunga yang melambangkan kemakmuran, setiap desain dipilih untuk memperlihatkan kekuatan dan semangat yang dimiliki oleh setiap anggota Muslimat NU.
Bahan Berkualitas untuk Kenyamanan
Batik yang dihasilkan oleh Pabrik Batik Muslimat NU 2025 tidak hanya mengutamakan keindahan desain, tetapi juga kenyamanan pemakainya. Dengan menggunakan bahan berkualitas tinggi, seragam batik ini dirancang untuk memberikan kenyamanan maksimal bagi penggunanya, baik saat menghadiri acara formal, kegiatan sosial, atau bahkan dalam keseharian. Bahan katun yang digunakan dikenal memiliki daya serap keringat yang sangat baik, memberikan rasa sejuk dan nyaman, serta mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Pewarna yang digunakan dalam produksi batik ini juga sangat berkualitas, menjamin warna yang dihasilkan tetap tajam dan tidak mudah luntur meskipun sering dicuci. Pabrik Batik Muslimat NU 2025 mengutamakan penggunaan bahan yang ramah lingkungan, sehingga setiap seragam batik yang dihasilkan tidak hanya indah, tetapi juga aman bagi pemakai dan lingkungan.
Memperkuat Identitas Muslimat NU
Desain batik yang dihadirkan oleh Pabrik Batik Muslimat NU 2025 tidak hanya untuk menciptakan kesan elegan, tetapi juga untuk memperkuat identitas organisasi Muslimat NU. Setiap motif dan warna dipilih dengan bijaksana, menggambarkan nilai-nilai luhur yang dijunjung oleh organisasi ini. Muslimat NU adalah bagian integral dari masyarakat Indonesia yang bergerak aktif dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan hingga sosial keagamaan. Melalui seragam batik ini, setiap anggota dapat tampil anggun, namun tetap menunjukkan rasa persatuan dan kebersamaan yang menjadi nilai utama organisasi.
Batik yang dihasilkan juga memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat umum. Dengan desain yang fresh dan penuh makna, batik Muslimat NU mampu menarik perhatian dan sekaligus menyebarkan nilai-nilai positif yang dimiliki oleh organisasi ini kepada masyarakat luas. Seragam batik ini menjadi lebih dari sekadar pakaian, tetapi juga alat untuk menyebarkan pesan persatuan, keberagaman, dan semangat kebangsaan.
Proses Pemesanan yang Mudah dan Terpercaya
Jika Anda mencari pabrik batik Muslimat NU 2025 untuk memenuhi kebutuhan seragam batik dengan desain terbaru dan bahan berkualitas tinggi, proses pemesanannya sangat mudah. Cukup hubungi nomor 0857-183-22788, dan tim dari Pabrik Batik Muslimat NU 2025 akan segera merespons permintaan Anda. Tidak hanya membantu memilih desain yang sesuai, mereka juga memberikan konsultasi terkait pilihan bahan dan ukuran, sehingga Anda mendapatkan seragam batik yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
Proses pemesanan sangat fleksibel, dan tim yang berpengalaman siap membantu Anda dalam setiap tahap, mulai dari konsultasi desain hingga pengiriman. Tidak perlu khawatir tentang kualitas atau waktu pengiriman, karena Pabrik Batik Muslimat NU 2025 selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang cepat, efisien, dan memuaskan.
Pengiriman Tepat Waktu dan Berkualitas
Setelah proses pemesanan selesai, Pabrik Batik Muslimat NU 2025 akan memastikan pengiriman tepat waktu sesuai dengan jadwal yang disepakati. Pengiriman dilakukan dengan cermat dan cepat, sehingga seragam batik yang dipesan sampai di tempat Anda tanpa hambatan. Kualitas produk yang diterima juga dijamin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, memastikan bahwa setiap seragam batik yang diterima tetap dalam kondisi prima.
Dengan pengiriman yang cepat dan tepat waktu, Pabrik Batik Muslimat NU 2025 menjadi pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan seragam batik untuk organisasi, acara formal, maupun kegiatan sosial lainnya.
Mengapa Memilih Pabrik Batik Muslimat NU 2025?
Ada banyak alasan mengapa Anda harus memilih Pabrik Batik Muslimat NU 2025 untuk memenuhi kebutuhan seragam batik Anda. Dengan desain eksklusif yang terus berkembang, bahan berkualitas tinggi, serta pelayanan yang profesional, pabrik ini dapat diandalkan untuk menciptakan seragam batik yang tidak hanya indah tetapi juga nyaman digunakan. Proses pemesanan yang mudah, pengiriman yang tepat waktu, dan kualitas yang terjamin membuat pabrik ini menjadi pilihan utama bagi banyak organisasi, termasuk Muslimat NU.
Seragam batik yang dihasilkan oleh Pabrik Batik Muslimat NU 2025 bukan hanya sekadar pakaian, tetapi sebuah karya seni yang membawa makna mendalam. Dengan desain terbaru dan bahan berkualitas, batik ini akan menjadi simbol persatuan, kekuatan, dan keanggunan bagi setiap anggota Muslimat NU.
Baca Juga: Pabrik Batik Muslimat NU Pekalongan

Kesimpulan
Untuk Anda yang mencari pabrik batik Muslimat NU 2025 dengan desain eksklusif dan bahan berkualitas tinggi, pabrik ini adalah pilihan yang sempurna. Temukan seragam batik yang nyaman, elegan, dan sarat dengan makna, serta memberikan kenyamanan dan kebanggaan saat dikenakan. Jangan ragu untuk menghubungi 0857-183-22788 dan temukan pilihan terbaik untuk seragam batik Muslimat NU Anda.

FAQ :
Apa yang membuat Pabrik Batik Muslimat NU 2025 berbeda dari pabrik batik lainnya? Pabrik Batik Muslimat NU 2025 menonjol karena desain batiknya yang eksklusif dan sarat dengan makna, khususnya bagi organisasi Muslimat NU. Batik yang dihasilkan menggabungkan desain modern dengan motif tradisional yang mencerminkan nilai-nilai luhur Muslimat NU. Selain itu, bahan berkualitas tinggi yang digunakan menjamin kenyamanan dan daya tahan batik tersebut.
Bagaimana cara memesan seragam batik Muslimat NU dari Pabrik Batik Muslimat NU 2025? Anda bisa memesan seragam batik dengan menghubungi nomor 0857-183-22788. Tim dari Pabrik Batik Muslimat NU 2025 akan memberikan bantuan dalam memilih desain, ukuran, dan bahan yang sesuai, serta memandu Anda melalui proses pemesanan yang mudah.
Apakah Pabrik Batik Muslimat NU 2025 hanya memproduksi batik untuk Muslimat NU? Meskipun Pabrik Batik Muslimat NU 2025 mengutamakan pembuatan seragam batik untuk Muslimat NU, pabrik ini juga menerima pesanan batik untuk berbagai organisasi atau individu yang menginginkan desain batik eksklusif dengan kualitas tinggi.
Apa jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan seragam batik Muslimat NU? Pabrik Batik Muslimat NU 2025 menggunakan bahan berkualitas tinggi, seperti katun yang nyaman dan memiliki daya serap keringat yang baik. Bahan ini tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga tahan lama dan mudah dirawat. Pewarna yang digunakan juga tahan lama dan ramah lingkungan.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memproses dan mengirimkan pesanan seragam batik? Proses pemesanan dan pengiriman seragam batik tergantung pada jumlah pesanan dan desain yang dipilih. Namun, Pabrik Batik Muslimat NU 2025 berkomitmen untuk memproses pesanan dengan cepat dan mengirimkannya tepat waktu. Pengiriman dilakukan dengan cermat agar seragam sampai dalam kondisi prima sesuai dengan jadwal yang disepakati.
Hubungi kami NO. WA: 0857-183-22788 Website: www.batikpekalongan.web.id (Andre - SMKN 1 Purwosari)
0 notes
Text
Biografi Jalaluddin Rumi:Pengaruhnya dalam Sastra dan Spiritualitas
Jalaluddin Rumi, atau yang lebih dikenal dengan nama Rumi, merupakan salah satu tokoh spiritual terbesar yang pernah ada dalam sejarah dunia. Lahir pada 30 September 1207 di Balkh, yang sekarang menjadi bagian dari Afghanistan, Rumi bukan hanya seorang penyair, namun juga seorang pemikir, guru spiritual, dan pendiri aliran sufi yang sangat berpengaruh, yaitu Tarekat MawlawiJalalive. Sebagai seorang tokoh yang memiliki pengaruh besar, terutama dalam dunia sastra dan spiritualitas, ajaran serta karya-karyanya masih dihormati hingga kini di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Awal Kehidupan Rumi
Jalaluddin Rumi lahir dalam sebuah keluarga terhormat. Ayahnya, Baha’ Walad, adalah seorang ulama dan ahli teologi yang sangat dihormati di wilayah Balkh. Dalam kondisi tersebut, Rumi tumbuh besar dengan pendidikan yang sangat baik. Sejak usia muda, ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, dengan keingintahuan yang besar tentang berbagai hal, terutama dalam bidang agama dan filsafat.
Namun, perjalanan hidup Rumi berubah drastis ketika keluarga Rumi harus mengungsi akibat serangan bangsa Mongol yang dipimpin oleh Jenghis Khan. Pada usia 12 tahun, Rumi bersama keluarganya pindah ke Konya, yang pada waktu itu merupakan bagian dari wilayah Kekaisaran Seljuk, yang kini terletak di Turki. Di sinilah Rumi menghabiskan sebagian besar hidupnya, dan di Konya pula Rumi mulai mengenal lebih dalam lagi tentang ajaran sufi yang kemudian menjadi landasan spiritualitasnya.
Rumi dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Sastra
Rumi dikenal dunia sebagai seorang penyair yang menghasilkan karya-karya sastra yang tak ternilai harganya. Karya-karyanya, seperti Divan-e Shams-e Tabrizi, Masnavi, dan Fihi Ma Fihi, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.
Karya Masnavi merupakan salah satu karya Rumi yang paling terkenal. Buku ini terdiri dari enam volume yang berisi ribuan bait puisi yang menceritakan tentang perjalanan spiritual dan pencarian cinta yang sejati. Banyak dari puisi-puisi ini mengandung makna yang dalam dan filosofi tentang kehidupan, kasih sayang, dan kedamaian batin. Rumi menggunakan simbolisme dan alegori yang kaya untuk menggambarkan perjalanan menuju Tuhan. Hal ini menjadikan Masnavi tidak hanya sebagai sebuah karya sastra, tetapi juga sebagai buku panduan spiritual bagi siapa saja yang mencarinya.
Namun, yang lebih menarik lagi adalah bagaimana puisi-puisi Rumi melampaui sekat-sekat agama, suku, dan negara. Walaupun Rumi hidup dalam konteks dunia Islam pada abad ke-13, ajarannya mencakup nilai-nilai universal yang dapat diterima oleh orang dari berbagai latar belakang. Ini yang membuat karya-karya Rumi sangat relevan hingga kini, bahkan sering menjadi bacaan populer di luar dunia Muslim.
Jalaluddin Rumi dan Ajaran Sufi
Rumi adalah seorang sufi yang memandang cinta sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Sufisme, yang merupakan mistisisme Islam, mengajarkan bahwa Allah atau Tuhan dapat ditemukan melalui pengalaman pribadi dan penghayatan spiritual. Bagi Rumi, cinta adalah medium utama yang menyatukan manusia dengan Tuhan, dan dia sering menggunakan metafora cinta dalam banyak puisi dan ajaran-ajarannya.
Salah satu aspek penting dalam ajaran Rumi adalah konsep “cinta yang tidak berkesudahan” (ishq-e-majazi), yang ia gambarkan sebagai cinta kepada Tuhan yang membawa kedamaian dan kebahagiaan sejati. Dalam banyak puisi dan ajarannya, Rumi berbicara tentang pentingnya mengenal diri sendiri untuk bisa menemukan kedamaian batin dan hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan.
Rumi juga dikenal dengan ajarannya yang mengedepankan toleransi, perdamaian, dan harmoni antar umat manusia. Ajarannya banyak menekankan pada cinta universal dan penerimaan terhadap semua agama dan keyakinan. Ia percaya bahwa meskipun cara untuk mencapai Tuhan bisa berbeda-beda, pada akhirnya semua umat manusia menuju tujuan yang sama.
part 2:
Transformasi Melalui Pertemuan dengan Shams Tabriz
Salah satu peristiwa penting dalam kehidupan Rumi adalah pertemuannya dengan seorang sufi misterius bernama Shams Tabriz. Shams, yang diyakini sebagai guru spiritual Rumi, mempengaruhi pemikiran dan perjalanan batin Rumi secara mendalam. Sebelum bertemu dengan Shams, Rumi adalah seorang ulama yang sangat dihormati di Konya, namun ia merasa ada kekosongan dalam hidupnya yang tidak dapat diisi oleh ilmu pengetahuan konvensional.
Pertemuan Rumi dengan Shams di suatu hari mengubah arah hidupnya. Shams tidak hanya mengajarkan Rumi tentang konsep-konsep keagamaan, tetapi juga menunjukkan cara hidup yang lebih intuitif, penuh perasaan, dan bersifat langsung dalam pencarian Tuhan. Shams dianggap sebagai guru spiritual yang membawa Rumi ke dalam pengalaman spiritual yang lebih dalam dan lebih jujur.
Kehadiran Shams dalam hidup Rumi memberikan pemahaman baru tentang cinta, bukan hanya sebagai perasaan antara dua manusia, tetapi sebagai hubungan langsung dengan Tuhan. Shams mengajarkan bahwa melalui cinta dan penyerahan total, seseorang bisa mencapai pemahaman sejati tentang Tuhan dan kehidupanJalalive. Akibat dari pertemuan ini, Rumi mulai menulis banyak puisi yang mengungkapkan kedalaman perasaan spiritualnya yang melampaui batasan-batasan konvensional.
Namun, setelah beberapa waktu, Shams menghilang secara misterius. Kehilangan ini sangat mengguncang Rumi, namun justru melalui perasaan kehilangan inilah Rumi menemukan jati dirinya yang sejati. Rumi kemudian menulis banyak puisi dan karya yang menggambarkan kerinduan dan cinta yang tak terpisahkan terhadap Shams, serta cinta yang lebih besar lagi terhadap Tuhan.
Rumi di Indonesia: Jejak Pengaruh Ajarannya
Rumi tidak hanya dikenal dan dihormati di Timur Tengah, tetapi ajarannya juga menyebar luas ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, di mana Islam menjadi agama mayoritas, ajaran-ajaran Rumi tentang cinta, kedamaian, dan toleransi telah menemukan tempat yang penting dalam banyak kalangan, baik dalam komunitas spiritual maupun dalam dunia sastra.
Karya-karya Rumi, terutama puisi-puisi dalam Divan-e Shams-e Tabrizi dan Masnavi, telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan banyak dibaca oleh mereka yang mencari kedamaian batin dan pemahaman spiritual. Banyak penyair dan penulis Indonesia yang mengutip Rumi dalam karya-karya mereka sebagai bentuk penghormatan terhadap keindahan ajarannya yang universal.
Ajaran Rumi tentang cinta yang menyatukan umat manusia dan toleransi antaragama juga sangat relevan dengan kondisi sosial di Indonesia, yang kaya akan keberagaman budaya dan agama. Banyak tokoh spiritual Indonesia yang menanggapi ajaran Rumi sebagai pencerahan dalam menghadapi tantangan hidup bersama yang penuh keragaman.
Selain itu, di Indonesia, konsep Tarekat Mawlawi yang merupakan tarekat sufi yang didirikan oleh pengikut Rumi juga memiliki pengikut setia. Tarekat ini mengajarkan ritual-ritual khusus dan cara-cara hidup yang lebih mendalam dalam menjalani hubungan dengan Tuhan. Salah satu praktik terkenal dari tarekat ini adalah sema, yaitu tarian berputar yang dilakukan oleh para pengikutnya sebagai simbol perputaran dunia dan pencarian spiritual.
Warisan dan Relevansi Ajaran Rumi di Masa Kini
Jalaluddin Rumi tetap relevan di zaman modern ini, di tengah tantangan globalisasi dan konflik yang melanda banyak negara. Ajaran-ajarannya tentang cinta tanpa syarat, kedamaian batin, dan penghormatan terhadap perbedaan merupakan pesan yang sangat dibutuhkan oleh dunia saat ini. Rumi mengajarkan bahwa hidup bukan hanya tentang mencari pengetahuan atau kekayaan, tetapi tentang menemukan kedamaian dalam hati dan menjalin hubungan dengan Tuhan serta sesama.
Puisi-puisi Rumi terus menginspirasi banyak orang, baik mereka yang mencari pencerahan spiritual maupun yang hanya ingin merasakan kedalaman rasa dalam kehidupan sehari-hari. Rumi mengajarkan kita bahwa cinta adalah kekuatan yang menyatukan segala perbedaan dan menjadikan hidup lebih bermakna.
Dengan keindahan puisi-puisinya dan kedalaman ajaran-ajarannya, Rumi tetap menjadi simbol universal cinta, kedamaian, dan spiritualitas. Di Indonesia, dan di banyak tempat lainnya, nama Rumi akan terus dikenang sebagai seorang guru besar yang mengajarkan tentang esensi hidup yang sejati.
Artikel ini memberikan gambaran tentang perjalanan hidup Jalaluddin Rumi, pengaruh besar yang dimilikinya dalam dunia sastra dan spiritualitas, serta bagaimana ajarannya terus menginspirasi banyak orang hingga hari ini. Rumi adalah bukti bahwa cinta dan kedamaian sejati adalah pencarian abadi yang tidak mengenal batas waktu atau tempat.
1 note
·
View note
Text
"Bagaimana Klub Sepak Bola Membangun Akademi untuk Menemukan Bakat Baru?"
Akademi sepak bola adalah fondasi penting bagi klub-klub profesional dalam menemukan dan mengembangkan bakat muda. Proses membangun akademi yang efektif membutuhkan perencanaan strategis, investasi, dan dedikasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan pemain secara fisik, mental, dan teknis. Berikut adalah langkah-langkah utama yang dilakukan klub sepak bola dalam membangun akademi:
1. Menentukan Visi dan Misi Akademi
Klub sepak bola harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk akademi mereka. Apakah tujuan utamanya adalah menghasilkan pemain untuk tim utama, atau menjadi pusat pengembangan bakat untuk dijual ke klub lain? Visi ini akan memengaruhi struktur, strategi pelatihan, dan budaya akademi.
2. Membangun Infrastruktur yang Memadai
Fasilitas yang berkualitas adalah kunci untuk mengembangkan bakat muda. Akademi biasanya dilengkapi dengan:
Lapangan latihan berstandar tinggi.
Fasilitas kebugaran dan rehabilitasi.
Asrama bagi pemain yang tinggal jauh dari rumah.
Ruang kelas untuk pendidikan formal dan pelajaran taktik.
3. Rekrutmen Pelatih dan Staf Profesional
Pelatih di akademi harus memiliki keahlian untuk bekerja dengan pemain muda. Mereka perlu memahami teknik pelatihan modern, psikologi olahraga, dan kemampuan menginspirasi pemain muda untuk berkembang. Selain itu, staf seperti ahli fisioterapi, nutrisionis, dan psikolog olahraga juga sangat penting.
4. Program Scouting untuk Menemukan Bakat
Proses scouting merupakan langkah awal dalam menemukan pemain muda berbakat. Klub sering mengirim pencari bakat ke turnamen lokal, sekolah, dan kompetisi usia dini untuk mengidentifikasi calon pemain potensial. Selain itu, banyak akademi yang mengadakan seleksi terbuka untuk memberikan kesempatan kepada semua pemain muda.
5. Menerapkan Kurikulum Pelatihan yang Terstruktur
Akademi yang sukses memiliki kurikulum pelatihan yang terstruktur sesuai dengan filosofi permainan klub. Kurikulum ini biasanya mencakup:
Teknik dasar sepak bola seperti dribbling, passing, dan shooting.
Pemahaman taktik permainan.
Pengembangan fisik dan kebugaran.
Pendidikan mental dan etika olahraga.
6. Fokus pada Pendidikan dan Pengembangan Karakter
Selain keterampilan sepak bola, akademi juga harus memperhatikan pendidikan formal para pemain. Banyak akademi bekerja sama dengan sekolah atau menyediakan program pendidikan internal untuk memastikan pemain memiliki jalur karier di luar sepak bola. Pengembangan karakter, seperti kerja sama tim, disiplin, dan ketangguhan mental, juga menjadi fokus utama.
7. Memberikan Kesempatan Bermain yang Kompetitif
Akademi harus memastikan para pemain memiliki kesempatan untuk bermain dalam kompetisi yang sesuai dengan level mereka. Kompetisi ini membantu pemain menerapkan pelajaran dari pelatihan, mengasah mental kompetitif, dan membangun pengalaman bermain.
8. Monitoring dan Evaluasi Berkala
Pemain muda perlu dievaluasi secara berkala untuk mengukur perkembangan mereka. Sistem evaluasi ini mencakup aspek teknis, taktis, fisik, dan mental. Pemain yang menunjukkan potensi besar biasanya diberikan kesempatan untuk berlatih dengan tim utama atau mengikuti program pengembangan lanjutan.
9. Kemitraan dengan Komunitas dan Klub Lokal
Banyak akademi membangun hubungan dengan sekolah, akademi lokal, dan klub amatir untuk memperluas jaringan pencarian bakat. Kemitraan ini membantu menciptakan ekosistem sepak bola yang saling mendukung.
10. Investasi Jangka Panjang
Membangun akademi adalah investasi jangka panjang yang memerlukan kesabaran. Klub seperti Barcelona dengan akademi La Masia atau Ajax dengan sistem pengembangan pemain mudanya telah membuktikan bahwa hasil dari akademi bisa sangat signifikan dalam mendukung prestasi klub di masa depan.
Kesimpulan
Akademi sepak bola adalah jantung pengembangan pemain muda dan masa depan klub. Dengan perencanaan yang matang, investasi yang tepat, dan komitmen pada pengembangan bakat, klub sepak bola dapat menciptakan generasi baru pemain berkualitas. Pendekatan holistik yang menggabungkan pelatihan teknis, pendidikan formal, dan pengembangan karakter akan memastikan pemain tidak hanya sukses di lapangan, tetapi juga di luar dunia sepak bola.
0 notes