#ff7 otws
Explore tagged Tumblr posts
Text
he's fucking insane ur honour
#ff7#final fantasy 7#final fantasy vii#ffvii#ff7 on the way to a smile#on the way to a smile#otws#ff7 otws#vincent valentine#red xiii#nanaki#ff7 nanaki
179 notes
·
View notes
Text
FF7 Code Radiant Chapter 33
I am blazin' it through the political intrigue chapters lately, whew! Also, I think fans of the coliseum in Wall Market will like this one too. ;)
Anyway, I heard the recent attack on AO3 by a hacking group and I'm glad they got it sorted out. Seems like the main OTW site is back up too for now. "Well, that was weird. Oh, well."
I think I'm gonna get used to posting updates later than I used to. I' usually just get stuff posted by wednesday afternoon, but I'm aware most of my readers are signing on later than that anyway, so I hope it won't bother anyone to shift the posting hours by a few! I'll still be getting them in before 9pm EST at the latest, and will try to get them out by Wednesday. Thursday if I have to delay. I'd rather not push it later in the week or my life schedule will be out of whack.
1 note
·
View note
Text
Think about some of the old X/1999, Weiss Kruez, and Final Fantasy 7 archives that disappeared before AO3 and OTW formed. 😥
The Croft Codex is Moving to the AO3
The Croft Codex, a Tomb Raider fanfiction archive, is being imported to the AO3. Read more at https://otw.news/croft-codex-54698
বাংলা • català • dansk • Deutsch • English • español • français • italiano • magyar • Nederlands • polski • português brasileiro • português europeu • Русский • suomi • svenska • 中文
#sad#so much stuff gone#went looking for some of my old FF7 favorites recently#gone#so much is just gone#found scatterings of one fic on the wayback machine#various chapters#but couldn't get find the whole thing#otw#ao3
121 notes
·
View notes
Text
6 Mei 2020
Mulai nulis pukul 8.23, ditemani lagu Call You Mine - Jeff Bernat yang beberapa hari lalu direkomendasikan mas pacar. “Mendefinisikan perasaan aku buat kamu.” Kurang lebih gitu lah ya.
Sebenarnya lagi nunggu mas pacar yang lagi nuntasin nonton FF7, halah game terus. Tapi gapapa.
Aku mulai dari pukul setengah 3 tadi sore, aku ijin ke mas pacar buat ketemu sama temen. Awalnya aku bilang mau keluar tapi dengan keras mas pacar nolak karena tadi jam 10 aku udah keluar juga buat belanja dan beli keperluan. Tapi begitu aku jelasin maksudnya buat ketemu temen -yang detailnya udah aku jelasin tadi di telepon dan kemarin di chat- akhirnya mas pacar ngijinin dengan permintaan minta anterin cilor sama cilok. ya aku deal aja. Pengen ketemu juga, terakhir ketemu minggu. 3 hari yang lalu. hehe.
Abis ketemu temen, sebenernya paling bijak kalau aku putar balik buat pulang. ya gimana ya, jalanan ramai, mendung mengerikan. Lagian tempat ketemu temen lebih deket ke rumah daripada ketemu mas pacar, harus muter dulu. Tapi yaudah gapapa. Aku nikmatin mendung dan angin yang nggak ramah.
Aku ketemu mas pacar sekitar jam 5 kurang, aku kira kita mau kayak COD-an kayak yang udah-udah, di mana aku cuma nganterin makanan dan udah selesai, tapi ternyata nggak. Mas pacar bilang lagi antri di kasir, yaudah aku samperin. Eh taunya pas aku baru beberapa langakh di pintu masuk, mas pacar udah kelar, mau langsung ngeng ternyata keburu ujan. Akhirnya, kita nunggu di luar, neduh depan kfc.
Abis itu kita otw sekitar jam 5 lebih. Aku pikir, nyampe mas pacar ke mess, udah, aku pulang, tapi ternyata nggak. Di jalan, di sekitaran gedung pertemuan yang sering dipake perpisahan SMA aku, mas pacar bilang, “Ada banyak hal yang mau aku omongin sama kamu.”
Kayak yang udah-udah, pikiran aku langsung lari ke hal-hal negatif, yang berkaitan sama masa lalunya mas pacar. Tapi anehnya hati aku tenang, dan aku menanggapinya dengan santai juga. “Iya, gimana?”
Aku pikir, mas pacar mau belok di gapura, taunya lurus aja. “Apa mau putar arah aja?” katanya.
“Gausah, ayo lanjut jalan aja.”
Dan mas pacar mulai dengan segala ceritanya.
Kita berdua, menerobos jalanan aspal yang sepi, di sisi-sisinya ada lampu yang menyala tidak rata, kemudian melewati masjid dan gang sempit, hingga keluar di gapura, belok kanan menapaki jalanan dengan pohon-pohon rindang -yang tentu saja punya cerita di tanggal 21 akhir tahun lalu-. Belum habis pohon itu dilewati, hujan sudah menyerbu kami. Aku yang nggak pake helm, cepat menaikkan kupluk biar nyampir di kepala, eh mas pacar udah ambil ancang-ancang mau belok aja. Tak kira mau putar arah, nyatanya neduh depan emperan toko yang nggak buka.
Di sini, dia bercerita tentang banyak hal. Tentang prinsipnya, tentang apa yang akan kami hadapi di depan, dan apa yang ia rencanakan untuk kami.
Aku nggak mau menulis semua hal yang dia katakana di sini, hanya beberapa kalimat yang menurutku punya kesan yang mendalam.
Dia egois, dia mau aku ikut arus yang dia ciptakan. Tapi aku nggak keberatan. Karena aku percaya, mas pacar nggak akan mengecewakan.
“Aku nggak pernah minta apapun sama Tuhan buat hidup aku sendiri. Tapi, beberapa waktu yang lalu, malam itu, aku berdoa, doa aku Cuma satu, aku Cuma pengen, biar bisa hidup sama kamu.”
Ini dalem, banget.
“Aku ngerasa kalau kita itu udah lebih dari pacar, tapi aku nggak tau namanya apa.”
Lalu aku tertawa, terbahak, lama. Manis. Dan lucu.
Hampir pukul 6, memutuskn untuk pulang kala hujannya reda.
“Chemistry kita udah kuat banget.”
“Kita baru jalan sebentar, tapi udah sekuat ini.”
Di dekat masjid, ketika belok menuju jalan yang punya median, aku bilang, “Aku percaya sama mas Angga. Karena mas Angga selalu bisa aku percaya.”
Maju beberapa meter, dia bilang, “Kamu bisa pegang kata-kata aku.”
Aku tau, kok, dia orangnya nggak pernah main-main sama kata-kata.
Setelah melewati gerbang, dan pemeriksaan dengan thermometer, dia memegang tanganku. Selalu. Di tempat yang sama, di depan rumah megah yang entah milik siapa, dan baru akan melepaskannya ketika berhadapan dengan polisi tidur yang bentuknya bikin orang bangun.
Di tempat biasa kami berpisah, dia membuka botol aqua dan meminumnya. Setelah itu.. dia menyodorkan kelingkingnya padaku.
Janji jari kelingking!
Dengan antusias, aku menyambutnya, “Ini yang paling aku tunggu!”
Setelah dia menolak banyak, setelah beberapa waktu terlewat, setelah dai selalu bilang, “Aku gabisa janji-janji kayak gitu, takut nggak bsa nepatin.”
Lalu tadi, dia menjanjikan masa depan buat aku.
Aku tau, kok. Jauh sebelum hari ini, hidupku udah berubah. Tapi, tepat sejak hari ini, aku nggak boleh goyah.
Aku merasa terlalu muda untuk komitmen seserius ini, tapi … kita masih sama-sama berjuang. Jadi … aku percaya, menjadi satu adalah tujuan kita. Dan aku diwujudkan menjadi nyata.
Selesai ditulis pukul 9.42.
Aku harus bobo nich.
0 notes