Film Iqro dan Pendidikan Islam di Indonesia
Oleh: Ust. Harry Santosa
Pertengahan tahun 1980an, dunia Islam di Indonesia, demam konsep Ulil Albab (istilah ini diambil dari QS 3:190-191). Sampai ada pesantren yang diberinama Ulil Albab di Bogor yang didirikan oleh beberapa cendekiawan Muslim.
Kesadaran melahirkan sosok cendekiawan Muslim yang "berotak Jerman dan berhati Mekah" sedikit banyak dipicu oleh kebanggan atas munculnya sosok BJ Habibie tahun 1980an dengan program teknologi strategisnya dan ICMI.
Di luar negeri, tak kalah ramai, isu "Islamization knowledge" (Islamisasi Pengetahuan) juga menjadi tema yang dibahas di kalangan cendekiawan muslim. Walau sampai hari ini masih belum tuntas bagaimana bentuk Islamisasi Pengetahuan. Pakar yang banyak mendalami ini semisal Prof Dr Naquib Alattas, Prof Dr Ismail alFaruqi dsbnya.
Munculnya buku AlQuran, Bible dan Sains karya Maurice Bucaile seorang ahli bedah, Mualaf Perancis, semakin menguatkan konsep ini. Belum lagi diperolehnya hadiah Nobel oleh Prof Abdussalaam, seorang Profesor dari Pakistan yang mengimplementasikan konsep Tauhid pada hukum Fisika, dan ini juga terjadi pada kisaran tahun yang sama.
Keinginan besar Ummat Islam ketika itu untuk memunculkan tokoh tokoh Cendekiwan Muslim, berwujud pada model pendidikan yang didirikan. Di Indonesia, model pendidikan ini berslogan "Imtaq Iptek", memadukan iman taqwa dan ilmu pengetahuan teknologi.
Ini semua di atas, nampaknya menjadi tonggak kelahiran model pendidikan Islam Terpadu seperti Masjid Salman di Bandung tahun 80an dan kemudian diikuti oleh Nurul Fikri di Depok tahun 90an awal.
Nurul Fikri ini menjadi kiblat sekolah sekolah Islam terpadu pada hari ini. Sekolah Islam Terpadu (SIT) kini terafiliasi dalam Jaringan SIT. Terpadu yang dimaksud sesungguhnya memadukan alQuran dan Sains, yang sampai hari ini masih berwujud akumulasi akademis umum dan akademis Islam.
Masjid Salman Bandung dengan semangat Techno dan Islamnya para mahasiswa dan alumni ITB, telah menjadi lompatan pendidikan islam di Indonesia.
Bahkan, bang Lendo Novo, konseptor Sekolah Alam memulai perenungannya dari konsep yang sama dengan beberapa penyempurnaan pada tahun 90an akhir. Kini Sekolah Alam tergabung dalam Jaringan Sekolah Alam Nusantara.
Kini, tak terasa, sudah hampir dua dekade model pendidikan yang memadukan Islam dan Sains mendominasi jagad pendidikan Islam di Indonesia, terutama untuk kalangan menengah.
Beberapa model pendidikan Islam yang lama seperti Pendidikan ala Muhammadiyah dan NU tentu masih bertahan. Beberapa model pendidikan yang baru juga lahir, seperti Kuttab yang mengklaim digali dari Siroh maupun Sejarah Islam dan fokus pada alQuran dan Adab. Yang terakhir ini nampak kurang berminat atau tidak fokus pada Sains (ayat Kauniyah).
Tulisan ini tidak bermaksud mengkritisi, namun memandang konsep pendidikan Islam ala Salman dari persepektif pendidikan Peradaban atau pendidikan berbasis fitrah.
Film Iqro' dalam Tinjauan Pendidikan berbasis Fitrah
Film Iqro' yang diproduksi Salman, tahun 2017, semakin menunjukkan kekonsistensian model pendidikan Ulil Albab yang digagas Salman Bandung, yaitu memadukan Islam dan Sains atau Imtaq dan Iptek. Mengaji (AlQuran) dan Mengkaji (Sains) menjadi tema sentral di film ini.
Tokoh di dalam film ini, Aqila, berusia Sekolah Dasar, kisaran usia 7-10 tahun. Sejalan dengan film ini, bahwa gairah fitrah belajar dan bernalar mengalami puncaknya pada usia 7-10 tahun. Anak di usia ini sangat kritis dan umumnya merupakan pembelajar yang tangguh.
Namun sebagaimana kebanyakan keluarga Muslim maupun model pendidikan Muslim pada hari ini, mendorong gairah anak untuk fitrah belajar dan bernalarnya, tidak dibarengi mendorong gairah anak untuk fitrah keimanan dan fitrah lainnya. Meskipun ada pula yang sebaliknya, mendorong Fitrah Keimanan namun mengabaikan fitrah belajar dan bernalarnya.
Inilah barangkali yang ditangkap oleh sang Kakek, bahwa fitrah belajar dan bernalar Aqila yang menggebu gebu harus disertai tumbuhnya fitrah lainnya terutama fitrah keimanan.
Karenanya Aqila diminta mengaji atau mempelajari alQuran lebih dahulu untuk menyeimbangkan gairahnya pada ayat Kauniyah (Sains) dan gairahnya pada pembcaan ayat Qouliyah (AlQuran). Dengan perkataan lain menyelaraskan fitrah keimanan dengan fitrah belajar dan bernalar.
Usia 7-10 tahun adalah masa emas bagi fitrah belajar dan bernalar, karenanya secara fitrah keimanan, pendidikan fase usia 7-10 tahun (usia SD), adalah mendorong nalar (nazhor) memahami keteraturan hukum Allah di alam semesta agar Tauhid Mulkiyatullah, bahwa Allah sebagai Sang Pembuat Hukum (Hakiman) dan Allah sebagai Zat yang diberi Loyalitas Tunggal (Waliyan) bertemu dengan kemampuan belajar dan bernalar anak yang mulai memahami hukum gerak di alam semesta.
Karenanya interaksi terbaik bagi Fitrah Belajar dan Bernalar adalah dengan belajar dan bernalar bersama alam secara langsung sebagaimana Ulil Albab adalah orang yang senantiasa memikirkan ayat ayat Allah di alam semesta pada penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam.
Sebagai catatan bahwa dalam pandangan Siklus Peradaban, secara empiris, kehebatan Intelektual baru muncul setelah kebangkitan spiritual. Itulah mengapa fitrah keimanan ini baik secara personal maupun komunal sebaiknya tumbuh lebih dulu dan kemudian menjadi titik tumpu yang kelak mewarnai semuanya. Dalam prakteknya tentu semua aspek fitrah harus tumbuh bersamaan.
Ulil Albab hanyalah sebuah peran yang lahir karena tumbuhnya Fitrah Keimanan dan Fitrah Belajar Bernalar dengan hebat. Namun di masa kini muncul kesadaran bahwa peran Ulil Albab bukanlah segalanya, ada setidaknya 8 aspek fitrah internal manusia yang perlu ditumbuhkan dan 3 aspek fitrah eksternal yang perlu diinteraksikan.
Misalnya, apa jadinya jika "berotak Jerman dan berhati Mekkah" namun tidak jelas bakatnya atau tidak punya peran spesifik sesuai bakatnya dalam bidang kehidupan. Menjadi Ulil Albab adalah peran universal sebagai akibat dari fitrah belajar dan bernalar yang tumbuh hebat. Namun peran spesifik peradaban harus dimiliki anak anak kita.
Apapula jadinya jika fitrah individualitas dan sosialiasnya tidak tumbuh, tentu akan bermasalah dalam peran Imam dan Makmum dalam kerja berJamaah. Belum lagi jika fitrah seksualitasnya tidak tumbuh, maka kelak akan melalaikan peran keayahan atau keibuannya.
Pendidikan tidak cukup melahirkan Human Thinking dan Human Doing, namun sebaiknya menghasilkan Human Being, yaitu manusia seutuhnya yang semua aspek fitrahnya tumbuh paripurna.sehingga menjadi peran peran terbaik peradaban dengan adab mulia.
Salam Pendidikan Peradaban
8 notes
·
View notes
[Lanjutkan ke pekerjaan selanjutnya] • Hari itu begitu cerah, rintikan gerimis meneduhi jalan kota pelajar. Langit diselimuti awan dan mentari pagi cukup tuk menyinari. Pusat pembelajaan tempat tujuan saya bersama teman cukup ramai • Hari berganti hari, minggu, bulan, tahun. Entah apa yang sudah saya lakukan ialah buah dari pembelajaran dan semangat untuk ber(amal) • Keluarga baru @kopfi_id mengajarkan banyak hal dalam variasi menebar kebermanfaatan. Terimakasih juga @bulanterbelah film yang sukses membuat saya ikut langsung berjuang #dukungfilmbaik. Tak lupa juga @filigonadiguna dan tim HRM mewadahi saya untuk bermain bersama, ditunggu event selanjutnya jangan lupa ajak2 hehehe • Ini bukan sekedar event tahunan kampus atau senang-senangan belaka. Bagaimana menjadi cyber Hot Thread, Campaign media sosial, proses melobby, marketing, hingga konsolidasi kekeluargaan mutlak diperlukan. Hmm.. banyak juga pelajaran dapat diambil • Saya menyebut ini lebih dari kerjaan, yaitu bersenang-senang. hobi dielaborasikan dengan kerjaan menghasilkan semangat tak kunjung lelah • Prinsip saya akan tetep kekeh. Lakukan pekerjaan yang saya yakini kebenarannya dan kerahkan segala kemampuan, simple sih tapi.. berusaha totalitas mungkin perlu di evaluasi. Ok deh siap untuk kegiatan selanjutnya 😄😁😀 👕: Nemukarta • #bulanterbelahdilangitamerika2 #Kopfi #JCM #EventOrganizer #Ad-Dhuha #dukungfilmbaik (at Jogja City Mall)
1 note
·
View note
#JagaLayarKebaikan
Apa kata mereka tentang film Iqro': Petualangan Mengejar Bintang :
Makasih sdh memfasilitasi...film yg sangat baik, mendidik dan membumi serta kaya inspirasi...baru keluar dari gedung, anak saya yg kelas 4 sudah bilang pengin nonton lagi
-Ibu Setiawati-
Film terbaik yang pernah saya tonton..terimakasih kpd semua penyelenggara..mantabbb
-Doddy Prayoga-
Film iqro inspiratif sekali. Terima kasih sudah menjadi media pembuka dn pelurus jalan berfikir tentang "iqro (bacalah)" tentang al-quran dan semuanya sangat bermanfaat sekali.
-Dina Mustika-
Pekan ini bisa jadi pekan terakhir Film Iqro' di Bioskop tanah air, segera tergantikan film-film lainnya..
Mari kita ajak sahabat, kerabat, keluarga kita untuk menonton film ini sebelum turun layar..
Untuk wilayah Jogja masih tersedia di CGV Blitz Jwalk, Senin 6 Februari 2017. Show jam 12.00 & 14.00.
Film Iqro' ini masih sangat lama untuk hadir dalam bentuk DVD / tayang di layar kaca, kalau bukan sekarang, kapan lagi kita menontonnya...
Mari sebarkan pesan ini sebagai wujud dukungan untuk film-film Baik.
NARAHUBUNG: 085736817751
4 notes
·
View notes
[INFO FILM KOPFI]
Sinopsis
Aqila (9 tahun) adalah anak yang sangat gandrung pada sains namun kurang punya minat belajar Al Qur’an. Aqila memiliki seorang kakek yang berprofesi sebagai astronom dan tinggal di Pusat Peneropongan Bintang Boscha.
Aqila bermaksud membuat tugas sekolahnya yang berhubungan dengan astronomi, Kakeknya memberi izin pada Aqila untuk menggunakan teropong bintang di Boscha untuk menyelesaikan tugasnya, namun dengan satu syarat: Aqila harus bisa membaca Al Qur’an. Aqila menyanggupinya.
Saat di rumah kakeknya Aqila bertemu Ros, anak dari seorang pembantu di sana. Ros mengajaknya bermain di sebuah masjid. Di masjid inilah Aqila belajar membaca Al Qur’an dengan metode Iqro, yang fun, berirama dan dibawakan secara ringan
Pengalaman Aqila belajar Al Qur’an dan teladan dari kakeknya Inilah yang menggugah mata hatinya, tentang kebesaran Allah SWT yang menciptakan alam semesta
Cast : ADHITYA PUTRI, MIKE LUCOCK, NENO WARISMAN, COK SIMBARA, RAIHAN KHAN, AISHA NURRA DATAU
Film ini mulai tayang di bioskop tanggal 26 Januari 2017 looh, yuk diluangkan untuk menonton film ini bersama teman, sahabat, dan keluargamu :)
5 notes
·
View notes
[INFO FILM]
Sinopsis
Pertemuan dengan Arini membuat Meirose menjadi ragu dengan pilihan hidupnya selama ini. Arini begitu tulus menyayangi dirinya dan Akbar, dan berharap agar Meirose kembali pada Pras. Mereka sudah menjadi keluarga. Apalagi ketika sosok Pras muncul dihadapannya, Meirose tidak bisa mengingkari bahwa cintanya pada laki-laki bijak itu masih ada dalam hatinya. Bahkan Arini didukung Nadia, berusaha keras menarik Meirose kembali.
Meirose bingung, maju dengan kehidupannya yang baru, yang dia sendiri tidak tahu akan jadi seperti apa, ataukah mundur pada kehidupannya yang lama, yang ingin dia tinggalkan selama ini, tapi menjanjikan hal yang lebih pasti bagi masa depannya?
Ada apa dibalik motivasi Arini yang menggebu-gebu meminta Meirose kembali dalam kehidupan rumah tangganya yang sudah harmonis selama ini? Apa yang akan dilakukan Pras, akankah dia kembali menerima Meirose? Sementara, dia meragukan kemampuannya untuk bersikap adil sebagaimana yang diwajibkan Allah pada laki-laki yang memilih berpoligami? Siapa juga Dokter Syarief(Reza Rahardian) yang tiba-tiba hadir di tengah-tengah persoalan mereka?
Lalu mengapa surga itu tiba-tiba menjadi dirindukan sekarang?
Hayoooo, siapa yang udah ga sabar nunggu SYTD2 play di bioskooop :3
Yaps, film ini akan tayang di bioskop 9 Februari ini kok. Cant wait to watch yaah ^^
2 notes
·
View notes
Lewat kampanye #dukungfilmbaik, komunitas ini mengajak siapa saja untuk memilih dan memilih tontonan dengan konten positif., Apakah kami hanya berkutat di seputar perfilman? Tentu tidak... Kami juga tak menutup mata atas realitas yg terjadi di lingkungan kita, beberapa contoh yg kami lakukan ketika nobar pekan lalu, @kopfibali dan @kopfi_riau mengadakan nobar sekaligus penggalangan dana untuk Aleppo. Kami bermitra dengan lembaga2 kemanusiaan nasional untuk menyalurkan donasi. di Riau kami bermitra dengan #PKPU di Bali kami bermitra dengan #BSMI pekan ini di Surabaya insya Allah bermitra dengan #RumahZakat Sebelumnya kami juga pernah bermitra dengan #dpudt, #AksiCepatTanggap dll... Terimakasih kepada donatur yang menyisihkan sebagian rezekinya. Semoga ikhtiar yang kita lakukan, bermanfaat, dan di balas kebaikan berlimpah dari Sang Maha Pemberi. Foto: serah terima bantuan untuk Aleppo dari @kopfibali melalui #BSMIBali
1 note
·
View note